Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Syafruddin Side, S.Si., M.Si
Muh. Isbar Pratama, S.Si., M.Si.
Dibuat oleh:
Nama : Sitti Aulia Ramadhani (200101500001)
Aqil Fadhil MS (200101500007)
Nurlela (200101501029)
Nursyati (200101501037)
Kelas : A1/2020
Prodi : Pendidikan Matematika
Penulis,
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
Latar Belakang......................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................7
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................................7
A. Model..............................................................................................................................................7
B. Analisis Model................................................................................................................................8
1. Titik Tetap...................................................................................................................................8
2. Analisis Kestabilan......................................................................................................................9
3. Menentukan Bilangan Reproduksi Dasar...................................................................................10
C. Simulasi Numerik........................................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................................16
PENUTUP................................................................................................................................................16
Kesimpulan..........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern ini, Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) juga mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat
dalam hal teknologi internet. Kemajuan teknologi khususnya Internet, telah membuat batasan
jarak, waktu dan biaya tersedia. Ini karena Internet menghubungkan lebih banyak orang,
usahawan, dan bahkan organisasi, secara langsung dan tidak langsung mendorong perubahan
sistemik. Kehadiran perkembangan teknologi dalam berkomunikasi ini menyebabkan
pertumbuhan yang signifikan dalam pengguna internet. Hal ini didukung dengan mudahnya
mengakses internet dimana saja dan kapan saja karena banyak akses yang memungkinkan
untuk mendukung penggunaan internet.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia pada tahun 2020 untuk mengetahui jumlah penetrasi dan perilaku internet di
Indonesia menunjukkan jika pengguna internet di Indonesia sebesar 73,7% atau 196,71 juta
jiwa dari total populasi penduduk Indonesia yaitu 266,91 juta jiwa. Perkembangan teknologi
dan pertumbuhan pengguna internet yang cepat di Indonesia, menjadi salah satu penyebab
terciptanya tranformasi sistem pembayaran.
Banyak hal baru yang ditimbulkan dari perkembangan internet tersebut, salah satunya
adalah adanya toko online yang merupakan implementasi teknologi dalam hal meningkatkan
bisnis, penjualan, dan pembelian produk dengan menggunakan electronic commerce (e-
commerce). (Kotler dan Amstrong, 2012) menyatakan belanja online adalah suatu aktivitas
pembelian barang atau jasa yang dimana tidak ada pertemuan penjual dan pembeli secara
tatap muka langsung, tidak perlu datang ke toko atau pasar, namun hanya perlu melihat ke
layar monitor komputer melalu koneksi internet. Internet menawarkan peluang untuk
melakukan penjualan produk kebutuhan hidup sehari-hari secara langsung kepada pelanggan
yang berada pada pasar konsumsi (consumer market) atau konsumen pada pasar industri
(business-to-business market). Penjualan barang dan jasa secara langsung (direct selling)
melalui internet dinamakan dengan istilah E-Commerce (Morissan, 2010. Hlm 335-336). E-
commerce menurut McLeod Perason yaitu penggunaan internet untuk transaksi bisnis jual
beli. Menurut Selly Cashman, e-commerce artinya transaksi bisnis melalui internet dimana
siapapun dapat mengakses dan mempunyai kemampuan untuk membayar produk yang dibeli.
Saat ini bisnis berbasis internet telah berubah menjadi gaya belanja karena dengan
belanja online dapat mempermudah pembeli untuk mendapatkan produk diperlukan, pembeli
tidak perlu pergi ke toko dalam waktu yang lama dan dapat menjadi keputusan efektif bagi
pembeli karena belanja online lebih membantu daripada belanja offline yang terkait dengan
adanya kemacetan, tempat parkir terbatas, tempat ramai, dan waktu terbatas. Dengan adanya
keefektifan dan kenyamanan ini akan menyebabkan para pembeli suka melakukan transaksi
melalui internet untuk mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan, misalnya makanan,
pakaian, buku, sepatu, skin care, paket, laptop, hand phone, hijab, tas, dan lain-lain.
1
Riset yang dilakukan oleh firma konsultas bisnis IPSOS menyatakan bahwa 64%
generasi milenial yang saat ini menyukai belanja online. Survey ini dilakukan pada tahun
2018 dan responden sebanyak 400 orang diseluruh Indonesia dengan rentang umur 18-55
tahun dengan pola 64% generasi millennial lebih memilih berbelanja online, 43% generasi
millennial belanja online setiap sebulan sekali, 74% generasi millennial menggunakan
pembayaran debit, 72% generasi millennial memilih berbelanja di rumah, 60% generasi
millennial memilih menggunakan kupon gratis ongkos kirim dan generasi millennial lebih
memilih berbelanja online pada waktu 12.00 – 15.00. Mobilitas tinggi dan serba terkoneksi
dengan internet membuat dampak pada lifestyle dan kebiasaan generasi millennial yang
dikenal konsumtif dan tidak bisa dipisahkan dari kemudahan untuk berbelanja online.
2
serta tanggal jatuh tempo pembayaran serupa dengan kartu kredit pada umumnya.
Perusahaan yang memiliki fitur pinjaman online seperti PayLater harus memiliki modal dari
perusahaan fintech lending yang menyediakan jasa P2P lending.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (2020) per 28
Desember 2020 total penyelenggara fintech lending yang telah terdaftar dan berizin sebanyak
149 perusahaan. Saat ini pinjaman online sendiri telah memiliki dasar hukum yang
dikeluarkan oleh OJK yaitu POJK Nomor 77/POJK.01/2016 mengenai Layanan Pinjam
Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi. Pada bulan Januari 2020 saja tercatat bahwa
penggunaan kartu kredit menjadi yang paling tinggi yaitu sebesar 35% diikuti dengan
penggunaan bank transfer 24% (Hootsuite, 2020).
Penggunaan fitur PayLater hanya dapat digunakan sebagai alat pembayaran pada
aplikasi yang menyediakan fitur tersebut. Penyedia layanan PayLater salah satunya adalah
Shopee yang merupakan platform jual beli online yang dapat diakses melalui smartphone
pribadi. Perusahaan ini berada di bawah naungan SEA Grup yang didirikan pada tahun 2009
dan diluncurkan di Indonesia pertama kali ditahun 2015. Berdasarkan data yang dirilis oleh
Hootsuite (2020) aplikasi Shopee menduduki peringkat ke 8 (delapan) di Indonesia terkait
aplikasi yang paling sering digunakan.
3
commerce yang terjadi di Indonesia membuat konsumen menjadi lebih kritis dalam memilih
layanan e-commerce yang tersedia. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan e-commerce di
Indonesia berlomba-lomba menghadirkan fitur menarik serta melakukan kegiatan promosi
yang dapat memperkuat brand-nya agar dapat dijadikan pilihan bagi konsumennya.
Persaingan layanan e-commerce yang terjadi di Indonesia sendiri cukup sengit.
Berdasarkan web iprice.co.id, Peta e-commerce Indonesia mengurutkan perusahaan e-
commerce besar berdasarkan rata-rata pengunjung website di setiap kuartal, ranking aplikasi,
pengikut di media sosial dan jumlah karyawan. Urutan perusahaan e-commerce terbesar di
Indonesia berdasarkan situs ini adalah sebagai berikut :
4
Tabel: Perbandingan Layanan PayLater
Pembanding SPayLater GoPayLater PayLater
Pengguna terpilih
Syarat Pengguna terpilih dan upgrade akun Usia 21–70 tahun
Gojek
Hingga 15 juta Ditentukan oleh
Hingga 50 juta rupiah
Limit rupiah (berdasarkan penggunaan Gopay
(berdasarkan penggunaan)
penggunaan) & Paylater
Rp7.500 - 49.000
Biaya 2,95% per bulan 2,14% – 4.78% per bulan
per bulan
Denda
Keterlambata 5% total tagihan Rp2.000 per hari 5% total tagihan
n
Tenor 1, 3, 6 dan 12 bulan Di akhir bulan 1-12 bulan
Penggunaan Melalui marketplace Semua layanan Pembelian pada layanan di
Fasilitas Shopee aplikasi Gojek Traveloka
PT Lentera Dana
Penyelenggar
Nusantara dan PT Findaya Caturnusa Sejahtera Finance
a
Commerce Finance
Sumber: Shopee (2020), Gojek (2020), dan Traveloka (2020)
Dibandingkan dengan layanan PayLater lainnya diketahui jika SPayLater memiliki
limit pinjaman yang cukup besar, penggunaannya yang mudah melalui marketplace Shopee
yang menyediakan beragam kebutuhan sampai kebutuhan sehari-hari dan banyaknya promosi
yang diberikan. Namun adanya kemudahan untuk membeli sebuah produk dengan dukungan
dana yang cukup besar dan persyaratan pengajuan penggunaan yang mudah pada fitur
SPayLater dapat memberikan dampak perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif merupakan
perilaku yang dilakukan individu dengan membeli sebuah produk secara berlebihan tanpa
adanya dasar kebutuhan tetapi hanya berdasar pada kesenangan dan keinginan (Lina &
Rosyid, 1997). Umumnya perilaku konsumtif ini timbul sebab pemenuhan kebutuhan yang
tidak setimbang. Perilaku ini berfokus pada kesenangan dan kepuasan untuk mengkonsumsi
sesuatu secara berlebihan sehingga cenderung mengorbankan segala sesuatu untuk
memenuhi keinginannya tersebut.
Menurut American Association of Advertising Agency (Pamungkas, 2016)
komunikasi pemasaran yang mengkaji peran strategis masing-masing bentuk komunikasi
(Advertising, Sales Promotion, Relation, Direct Marketing, Personal Selling) dan
memadukannya untuk meraih kejelasan, konsistensi dan dampak komunikasi yang maksimal
melalui peintegrasian pesan. Menurut (Pamungkas, 2016:10) promosi penjualan ialah bentuk
persuasi langsung melalui penggunaan berbagai intensif untuk merangsang pembelian
dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Promosi penjualan
sendiri mempunyai alat-alat yang mendukung kegiatan promosi penjualan yaitu kupon,
diskon, sampel, harga khusus, hadiah, cashback (Kotler dan Amstrong, 2009).
5
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh IPSOS yang bertema e-commerce Outlook
2018 yaitu promosi yang paling diminati oleh masyarakat dari Indonesia yaitu gratis ongkos
kirim sebesar 56% sedangkan untuk promosi penjualan lainnya 21% untuk promosi
cashback, 16% untuk promosi diskon, 5% untuk voucher potongan harga dan 2% untuk
promosi Buy One Get One. Berdasarkan data di atas Shopee sendiri tepat dalam mengatur
strategi komunikasi pemasaran dan memilih promosi penjualan menggunakan kupon gratis
ongkos kirim Shopee.
6
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Model
Pemodelan SEAR Dampak Penggunaan Shopee Terhadap Perilaku Konsumtif
Masyarakat di Indonesia Dengan Penggunaan Model Matematika
S E A R
Asumsi Variabel
S Jumlah populasi yang menginstal Shopee
E Jumlah populasi yang sudah mengetahui penggunaan Shopee dan mulai membeli
1-2 barang dalam kurun waktu satu bulan
A Jumlah populasi yang kecanduan berbelanja di Shopee atau yang membeli minimal
5 barang dalam kurun waktu satu bulan
R Jumlah populasi yang dapat mengontrol diri untuk berbelanja secara berlebihan di
Shopee
Asumsi Parameter
φ Populasi yang menginstal Shopee
μ Populasi yang menghapus Shopee
α Populasi yang mulai membeli barang di Shopee karena ingin mencoba
β Populasi yang kecanduan membeli barang di Shopee karena adanya promo, diskon
dan gratis ongkir
δ Populasi yang bisa mengontrol perbelanja di Shoppe karena factor ekonomi
θ Populasi yang bisa mengontrol perbelanjaan di Shopee karena adanya kesadaran
diri
Model Matematika
dS
=φ−αS−μS
dt
dE
=αS −βE−μE−θE
dt
dA
= βE−(δ+θ) A−μA
dt
7
dR
=(δ+θ) A+θE−μR
dt
B. Analisis Model
1. Titik Tetap
a. Samakan semua persamaan dengan nol
φ−αS−μS = 0 .......... (1)
αS −βE−μE−θE=0 .......... (2)
βE−(δ +θ) A−μA=0 .......... (3)
(δ +θ) A+ θE−μR=0 .......... (4)
b. Menyajikan setiap persamaan dengan variabel yang sesuai
φ−αS −μS=0
φ−( α+ μ ) S=0
φ
S=
α +μ
αS −βE−μE−θE=0
αS −( β+ μ+ θ ) E=0
αS
E=
β + μ+θ
βE−( δ+θ ) A−μA=0
βE−( δ+θ + μ ) A=0
βE
A=
δ+θ+ μ
( δ +θ ) A +θE−μR=0
δA +θA +θE
R=
μ
c. Titik Kesetimbangan Bebas (A = 0)
φ αφ αφθ
S= , E= 2 , A=0 , R= 3
α +μ μ + αβ +αμ+ αθ+ μβ + μθ μ +αμβ + α μ2 +αθ + μ2 β + μ2 θ
d. Titik Kesetimbangan Endemik (I ≠ 0)
Dengan menggunakan maple, diperoleh:
8
2. Analisis Kestabilan
a. Menentukan Matriks Jacobian
[ ]
−α −μ 0 0 0
J= α −β−μ−θ 0 0
0 β −δ−μ−θ 0
0 θ δ+θ −μ
Dengan Maple:
|[ ] [ ]|
1 0 0 0 −α−μ 0 0 0
0 1 0 0 α −β−μ−θ 0 0
λ −
0 0 1 0 0 β −δ −μ−θ 0
0 0 0 1 0 θ δ +θ −μ
|[ ] [ ]|
λ 0 0 0 −α −μ 0 0 0
0 λ 0 0− α −β −μ−θ 0 0
0 0 λ 0 0 β −δ−μ−θ 0
0 0 0 λ 0 θ δ+θ −μ
|[ ]|
λ+α + μ 0 0 0
−α λ + β+ μ+ θ 0 0
0 −β λ+δ + μ +θ 0
0 −θ −δ −θ λ+ μ
9
Dengan maple, diperoleh:
10
Sehinga
C. Simulasi Numerik
Simulasi model dalam makalah ini bertujuan untuk melihat dampak
penggunaan shopee terhadap perilaku konsumtif masyarakat di Indonesia. Simulasi
dilakukan dengan bantuan maple 18 dengan mensubstitusikan nilai asumsi parameter
yang telah ditentukan pada model yang telah diperoleh.
R0 <1
Dengan menggunakan maple, diperoleh:
( 15
22
=0.681818181 ,
135
154
=0.8766233766 ,
27
154
=0.1753246753 ,
621
308
=2.0162337662 )
. Titik keseimbangan ini menjelaskan bahwa jumlah populasi masyarakat yang
menginstal shopee adalah 0.681818181, jumlah populasi masyarakat mencoba-
coba berbelanja di shopee adalah 0.8766233766, jumlah populasi masyarakat
yang kecanduan berbelanja di shopee adalah 0.1753246753, jumlah populasi
masyarakat yang mempunyai kesadaran diri untuk dapat mengontrol diri untuk
11
berbelanja di shopee adalah 2.0162337662 dari jumlah keseluruhan populasi
manusia yang diasumsikan.
Selain itu, juga diperoleh nilai eigen −0.2 ,−1.0 ,−0.7 ,−1.1. nilai eigen
yang diperoleh semuanya bernilai negatif. Artinya jenis kestabilan pada titik
kesetimbangan ini adalah stabil.
Grafik
12
Keterangan:
Populasi yang menginstal Shopee (S) = ―
Populasi yang mencoba berbelanja di shopee = ―
Populasi yang kecanduan berbelanja di shopee = ―
Populasi yang dapat mengontrol diri = ―
Gambar grafik di atas menunjukkan bahwa jumlah populasi yang kecanduan
berbelanja di Shopee atau yang membeli minimal 5 barang dalam kurun waktu 1
bulan mengalami kenaikan hingga hampir mencapai 0,2 sebelum akhirnya mulai
stabil ketika memasuki bulan kedelapan. Gambar di atas juga menunjukkan
bahwa jumlah populasi yang dapat mengontrol diri untuk berbelanja secara
berlebihan di Shopee mencapai titik tertinggi hingga menghampiri 2,0 sebelum
13
akhirnya mulai stabil di 2,0 pada bulan ketiga puluh. Selain itu, gambar di atas
juga menunjukkan bahwa jumlah populasi yang menginstal Shopee mengalami
sedikit kenaikan, yaitu mulai dari 0,6 hingga menghampiri 0,7 sebelum akhirnya
mulai stabil pada bulan keenam. Dan yang terakhir, gambar di atas juga juga
menunjukkan bahwa jumlah populasi yang sudah mengetahui penggunaan Shopee
dan mulai membeli 1 - 2 barang dalam kurun waktu 1 bulan cukup mengalami
kenaikan, yaitu sebesar 0,45 sebelum akhirnya menjadi stabil pada bulan
kedelapan.
R0 >1
Dengan menggunakan maple, diperoleh:
( 8
15
=0.533333 ,
28
125
=0.207407407,
14
135
7
)
=0.1037037 , =0.155555556 . Titik
45
keseimbangan ini menjelaskan bahwa jumlah populasi masyarakat yang
menginstal shopee adalah 0.533333, jumlah populasi masyarakat mencoba-coba
berbelanja di shopee adalah 0.207407407, jumlah populasi masyarakat yang
kecanduan berbelanja di shopee adalah 0.1037037, jumlah populasi masyarakat
yang mempunyai kesadaran diri untuk dapat mengontrol diri untuk berbelanja di
shopee adalah 0.1555555556 dari jumlah keseluruhan populasi manusia yang
diasumsikan.
Selain itu, juga diperoleh nilai eigen −0.8 ,−1.6 ,−1.5 ,−1.5. nilai eigen
yang diperoleh semuanya bernilai negatif. Artinya jenis kestabilan pada titik
kesetimbangan ini adalah stabil.
Dari maple diperoleh juga nilai R0 =3.6096, artinya setiap satu orang yang
kecanduan berbelanja di shopee akan mempengaruhi 3 hingga 4 orang untuk
berperilaku demikian.
Grafik
14
15
Keterangan:
Populasi yang menginstal Shopee (S) = ―
Populasi yang mencoba berbelanja di shopee = ―
Populasi yang kecanduan berbelanja di shopee = ―
Populasi yang dapat mengontrol diri = ―
Gambar grafik di atas menunjukkan bahwa jumlah populasi yang
kecanduan berbelanja di Shopee atau yang membeli minimal 5 barang dalam
kurun waktu 1 bulan mengalami kenaikan hingga hampir mencapai 0,2 sebelum
akhirnya menurun hingga 0,1 dan mulai stabil ketika memasuki bulan ketiga di
0,1. Gambar di atas juga menunjukkan bahwa jumlah populasi yang dapat
mengontrol diri untuk berbelanja secara berlebihan di Shopee mengalami
kenaikan hingga menghampiri 1,18 sebelum akhirnya mulai stabil di 1,18 pada
bulan kedua. Selain itu, gambar di atas juga menunjukkan bahwa jumlah populasi
yang menginstal Shopee mengalami penurunan, yaitu mulai dari 0,6 hingga
menghampiri 0,55 sebelum akhirnya mulai stabil di 0.55 pada bulan kedua. Dan
yang terakhir, gambar di atas juga juga menunjukkan bahwa jumlah populasi yang
16
sudah mengetahui penggunaan Shopee dan mulai membeli 1 - 2 barang dalam
kurun waktu 1 bulan cukup mengalami penurunan, yaitu mulai 0,4 hingga
menghampiri 0,2 sebelum akhirnya menjadi stabil di 0,2 pada bulan kedua.
17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh model matematika pada Dampak
Penggunaan Shopee Terhadap Perilaku Konsumtif Masyarakat di Indonesia Dengan
Penggunaan Model Matematika yaitu sebagai berikut:
Model Matematika
dS
=φ−αS−μS
dt
dE
=αS −βE−μE−θE
dt
dA
= βE−(δ+θ) A−μA
dt
dR
=(δ+θ) A+θE−μR
dt
Dimana:
Asumsi Variabel
S :Jumlah populasi yang menginstal Shopee
E ;Jumlah populasi yang sudah mengetahui penggunaan Shopee dan mulai membeli 1-2
barang dalam kurun waktu satu bulan
A :Jumlah populasi yang kecanduan berbelanja di Shopee atau yang membeli minimal 5
barang dalam kurun waktu satu bulan
R :Jumlah populasi yang dapat mengontrol diri untuk berbelanja secara berlebihan di
Shopee
Asumsi Parameter
φ :Populasi yang menginstal Shopee
μ :Populasi yang menghapus Shopee
α :Populasi yang mulai membeli barang di Shopee karena ingin mencoba
β :Populasi yang kecanduan membeli barang di Shopee karena adanya promo, diskon dan
gratis ongkir
δ :Populasi yang bisa mengontrol perbelanja di Shoppe karena factor ekonomi
θ :Populasi yang bisa mengontrol perbelanjaan di Shopee karena adanya kesadaran diri
18
Setelah dilakukan analisis matematika tentang model SEAR Dampak Penggunaan
Shopee Terhadap Perilaku Konsumtif Masyarakat di Indonesia Dengan Penggunaan Model
Matematika diperoleh dua titik yaitu:
1. Titik keseimbangan dengan R0 <1 adalah
( 15
22
=0.681818181 ,
135
154
=0.8766233766 ,
27
154
=0.1753246753 ,
621
308
=2.0162337662 )
2. Titik keseimbangan dengan R0 >1 adalah
( 8
15
=0.533333 ,
28
125
=0.207407407,
14
135
7
=0.1037037 , =0.155555556
45 )
Selain itu, juga diperoleh nilai eigen −0.2 ,−1.0 ,−0.7 ,−1.1. nilai eigen yang diperoleh
apabila R0 <1, semuanya bernilai negatif. Artinya jenis kestabilan pada titik kesetimbangan
ini adalah stabil. Kemudian diperoleh nilai eigen -0.8,-1.6,-1.5,-1.5 dimana nilai eigen yang
diperoleh apabila R0 >1 juga semuanya bernilai negatif. Artinya jenis kestabilan pada titik
kesetimbangan ini adalah stabil. Dari maple diperoleh juga nilai R0 =3.6096, artinya setiap
satu orang yang kecanduan berbelanja di shopee akan mempengaruhi 3 hingga 4 orang untuk
berperilaku demikian.
19
DAFTAR PUSTAKA
Lutfiana Syahida. (2021). Pengaruh Terpaan Iklan Promo Gratis Ongkos Kirim Shopee Terhadap
Perilaku Konsumtif Remaja. Jurnal Kehumasan. 4(1), Hal. 7-18.
Vita Hasna Izdi Amelia. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Fitur Spaylater
Pada Aplikasi Shopee dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Konsumtif. Skripsi “Tidak
diterbitkan”. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Lutfiana Syahida. (2020). Pengaruh Terpaan Iklan Promo Gratis Ongkos Kirim Shopee Terhadap
Perilaku Konsumtif Remaja. Skripsi “Tidak diterbitkan”. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Sonia Aftika. (2021). Pengaruh Penggunaan Sistem Pembayaran Shopee Paylater “Bayar Nanti”
Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung dalam Perspektif
Bisnis Syariah. Skripsi “Tidak diterbitkan”. Lampung: Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung.
Yanggi Rifomawati. (2020). Pengaruh Promosi Penjualan Menggunakan Kupon Gratis Ongkos
Kirim Shopee Terhadap Perilaku Konsumtif. Skripsi “Tidak diterbitkan”. Bandung:
Universitas Telkom.
Iin Ratih Ningcahya. (2020). Pengaruh Keputusan Pembelian Melalui Shopee Terhadap Perilaku
Konsumtif Mahasiswa Muslim. Skripsi “Tidak diterbitkan”. Surabaya: Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya
Mera Yuhana Syarastany. (2021). Pengaruh Kontrol Diri Dan Konformitas Terhadap Perilaku
Konsumtif Pada Mahasiswa Pengguna Shopee. Skripsi “Tidak diterbitkan”. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang.
20