HANDAYANI AMMASE
1911440008
Universitas Negeri Makassar, (Dibimbing oleh Prof. Dr. Usman Mulbar, M.Pd.
berpikir geometri menurut van Hiele terbagi menjadi lima yaitu: (1) Level 0
(visualisasi), (2) Level 1 (analisis), (3) Level 2 (deduksi informal), (4) Level 3
(deduksi), dan (5) Level 4 (pengurutan). Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti memilih empat siswa yang sebagai subjek
penelitian dari 24 siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 1 Rappang berdasarkan hasil
van Hiele Goemetry Test. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat dua
subjek pada level 0 mampu mengenal bentuk beserta visual dan menggambar.
Terdapat dua subjek pada level 1 mampu mengenal bentuk secara sifat-sifat dari
ii
ABSTRACT
Universitas Negeri Makassar, (Supervised by Prof. Dr. Usman Mulbar, M.Pd. and
This research aims to analyze the level of thinking of junior high school students
Hiele, the levels of geometric thinking are divided into five, namely: (1) Level 0
(visualization), (2) Level 1 (analysis), (3) Level 2 (informal deduction), (4) Level 3
subjects from 24 students in class VIII.2 of SMP Negeri 1 Rappang based on the
results of the van Hiele Geometry Test. The results of the research concluded that
there were two subjects at level 0 who were able to recognize shapes along with
visuals and draw. There are two subjects at level 1 who are able to recognize
shapes in terms of the properties of shapes. The highest level of thinking for junior
high school students in solving triangular problems based on van Hiele's theory is
at level 1 (analysis).
iii
KATA PENGANTAR
penyusunan skripsi ini yang berjudul “Analisis Tingkatan Berpikir Siswa SMP
Penulis menyadari bahwa tulisan ini bukanlah semata hasil usaha pribadi,
melainkan atas izin Allah-lah zat yang maha memberi petunjuk. Penulis
kepada semua pihak atas bantuan yang diberikan selama ini. Terimakasih yang tak
terhingga saya hanturkan kepada kedua orang tua saya, Bapak Ammase dan Ibu
Rasdiana atas segala doa dan dukungan kepada saya baik berupa dukungan moril
dan material. Ucapan terimakasih juga saya ucapkan kepada teman dan sahabat-
sahabat yang selalu ada dan menjadi keluarga saat merantau jauh dari rumah.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikannya dengan pahala yang berlipat
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam M.TP., IPU., ASEAN Eng., Rektor
iv
2. Bapak Prof. Drs. Suwardi Annas, M.Si., Ph.D., Dekan Fakultas Matematika
Pendidikan Matematika.
5. Bapak Prof. Dr. Usman Mulbar, M.Pd. dan Bapak Sabri, S.Pd., M.Sc., Ph.D.
Naufal, S.Pd., M.Ed., Ph.D. selaku penguji yang telah memberikan saran dan
7. Bapak Drs. Rusli, M.Si. dan Bapak Muhammad Ammar Naufal, S.Pd., M.Ed.,
8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu atas bimbingan, arahan, dan jasa-jasa beliau selama penulis
9. Bapak Drs. Syamsuddin, M.Pd. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Rappang yang
Negeri 1 Rappang.
v
10. Mahasiswa Jurusan Matematiksa angkatan 2019 (TR19ONOMETRI),
terkhusus Kelas C 19 (UNION) terima kasih sudah menjadi warna dan cerita
11. Teman-teman Tim KKN-T Kelurahan Lanrisang 2022 yang telah memberikan
12. Terima kasih kepada “DISPEK” yaitu Asriati Syaribulan, S.Pd, Dwi Citra
Kartini, dan Magfira Maulinda Kusnadi seperjuangan dari maba hingga saat
motivasi, mendengar segala keluh kesah selama perkuliahan, terima kasih atas
13. Terima kasih kepada “SOMBONGNYA ULA” yaitu Siti Ainun Mardiah S,
S.Pd, Riska Nurainun Fadhila, S.Mat, dan Muhammad Ula yang selalu
14. Terima kasih kepada teman-teman “PIKET 1” yaitu Dwi Citra Kartini,
vi
16. Sahabat terkasih Nursafitri, S.Pd., Hardianti Rizal, S.Pd., Viona Nurdianti, dan
Riska, S.Pd. yang selalu memberikan semangat tiada henti, serta selalu
17. Seluruh pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu yan turut andil
dan memberikan saran, kritik dan dukungan selama penyusunan skripsi ini,
lakukan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Penulis menyadari
bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Meski begitu penulis berharap
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK..............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................5
E. Batasan Istilah..............................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8
A. Kajian Teori.................................................................................................8
B. Penelitian Relevan......................................................................................24
C. Kerangka Konseptual.................................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................27
A. Jenis Penelitian...........................................................................................27
B. Waktu Dan Tempat Penelitian...................................................................27
C. Subjek Penelitian........................................................................................27
D. Prosedur Penelitian....................................................................................28
E. Instrumen Penelitian..................................................................................29
F. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................30
G. Pemeriksaan Keabsahan Data....................................................................31
H. Teknik Analisis Data..................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................62
viii
DAFTAR
Tabel 2.1 Indikator Level Berpikir Geometri van Hiele.......................................11
Tabel 4.1 Hasil van Hiele Geometri Tes...............................................................34
Tabel 4.2 Daftar Kode Nama Subjek Penelitian...................................................35
Tabel 4.3 Indikator Level 0 Geometri van Hiele pada S1.....................................36
Tabel 4.4 Indikator Level 1 Geometri van Hiele pada S1.....................................38
Tabel 4.5 Indikator Level 2 Geometri van Hiele pada S1.....................................39
Tabel 4.6 Indikator Level 3 Geometri van Hiele pada S1.....................................41
Tabel 4.7 Indikator Level 0 Geometri van Hiele pada S2.....................................42
Tabel 4.8 Indikator Level 1 Geometri van Hiele pada S2.....................................43
Tabel 4.9 Indikator Level 2 Geometri van Hiele pada S2.....................................45
Tabel 4.10 Indikator Level 3 Geometri van Hiele pada S2...................................46
Tabel 4.11 Indikator Level 0 Geometri van Hiele pada S3...................................47
Tabel 4.12 Indikator Level 1 Geometri van Hiele pada S3...................................48
Tabel 4.13 Indikator Level 2 Geometri van Hiele pada S3...................................50
Tabel 4.14 Indikator Level 3 Geometri van Hiele pada S3...................................51
Tabel 4.15 Indikator Level 0 Geometri van Hiele pada S4...................................52
Tabel 4.16 Indikator Level 1 Geometri van Hiele pada S4...................................53
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ilmu dan pengembangan pola pikir manusia (Indriani & Imanuel, 2018). Dengan
belajar matematika setidaknya ilmu dasar yang menopang ilmu lainnya sudah
dikuasai oleh siswa sehingga pada proses pembelajaran dapat berjalan dengan
pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk berpikir secara logis, kritis dan
kreatif. Oleh karena itu matematika menjadi salah satu mata pelajaran penting
perlu berpikir.
1
2
sistematis, kritis, dan kreatif, cermat dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan
Pendidikan Nasional No. 21, 2016). Widyastuti dkk. (2013) menyatakan dalam
masalah saja yang diperlukan oleh siswa, tetapi juga diperlukan proses berpikir
yang baik. Proses berpikir tersebut biasanya akan terjadi sampai siswa berhasil
Oleh karena itu, proses berpikir dalam matematika mempunyai peranan yang
tentunya akan membawa dampak yang baik pula pada prestasi belajar siswa.
dalam otak manusia. Proses berpikir dalam belajar matematika adalah kegiatan
mental yang ada dalam pikiran siswa, maka Herbert (dalam Herawati, 1994)
diamati melalui proses cara mengerjakan tes dan hasil yang ditulis secara terurut.
matematis.
menurut van Hiele. van Hiele menyatakan bahwa terdapat lima tingkatan berpikir
siswa dalam bidang geometri. Setiap tahap mengambarkan proses pemikiran yang
diterapkan dalam konteks geometri, yaitu; (1) level 0 (visualisasi), (2) level 1
(analisis), (3) level 2 (deduksi informal), (4) level 3 (deduksi), (5) level 4
peserta didik berpikir dan ide geometri apa yang peserta didik pikirkan,
kehidupan kita. Penting untuk mengeksplorasi bentuk, garism sudut, dan ruang
tujuan pembelajaran geometri di sekolah menengah antara lain adalah agar siswa
hubungan antara jenis-jenis bangun dimensi dua dan dimensi tiga dengan
sudut, panjang sisi, keliling, luas dan volume dari bangun yang sama. Ketiga,
membuat dan mengkritisi argumen induktif dan deduktif mengenai ide dan
beberapa materi geometri masih kurang dikuasai oleh sebagian besar siswa.
Berdasarkan penelitian Sutama dkk. (2014) menyatakan bahwa hasil tes geometri
masih kurang memuaskan (lebih rendah) dibandingkan dengan hasil tes materi
geometri, salah satunya yaitu dalam penyampaian materi dan tingkat kemampuan
(2019) menyatakan bahwa dari beberapa materi pelajaran matematika yang masih
sulit dikuasai oleh sebagian besar siswa salah satunya adalah materi bangun ruang
SMP Negeri 1 Rappang pada tanggal 8 Mei 2023, siswa mengaku kesulitan dalam
menyelesaikan soal geometri materi bangun ruang sisi datar segitiga. Padahal
segitiga, misalnya atap rumah, gantungan baju, penggaris segitiga, dan lain-lain.
masalah segitiga.
B. Rumusan Masalah
penelitian ini yaitu bagaimana tingkatan berpikir siswa SMP dalam pemecahan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoretis
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti
b. Bagi guru
mengajar di kelas.
c. Bagi siswa
dan menyelesaikan soal materi segitiga sehingga siswa dapat memacu diri dalam
meningkatkan kemampuannya.
segitiga.
7
E. Batasan Istilah
penjelasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun batasan istilah
1. Tingkatan Berpikir
berdasarkan teori van Hiele dalam pemecahan masalah segitiga yang meliputi
2. Pemecahan Masalah
jalan keluar berupa langkah yang spesifik untuk mengatasi suatu permasalahan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya ketika suatu jawaban atau solusi belum
tampak jelas.
3. Masalah Matematika
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Tingkatan Berpikir
terjadi proses berpikir, sebab seorang dikatakan berpikir bila orang itu melakukan
kegiatan mental dan orang yang belajar matematika pasti melakukan kegiatan
mental. Berpikir merupakan salah satu bentuk aktivitas belajar. Biasanya, proses
hubungan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain (Rohmah, 2018). Berpikir
merupakan proses yang “dialektis” artinya selama kita berpikir, pikiran kita dalam
keadaan tanya jawab, untuk dapat meletakkan hubungan pengetahuan kita. Dalam
berpikir kita memerlukan alat yaitu akal (Ahmadi & Widodo Supriyono, 2013).
alamiah atau terencana dan sistematis pada konteks ruang, waktu, dan media yang
mempengaruhinya.
8
9
pengertian, yaitu adalah hasil proses berpikir yang merupakan rangkuman sifat-
sifat pokok dari suatu barang atau kenyataan yang dinyatakan dalam suatu
buah pengertian atau lebih. dan (3) penarikan kesimpulan, yaitu sebagai hasil
geometri yaitu melalui tahap pengenalan, tahap analisis, tahap pengurutan, tahap
deduksi, dan tahap ketepatan (Lestariyani dkk. 2014). Setiap level berpikir
Level berpikir geometri menjelaskan bagaimana peserta didik berpikir dan ide
a. Level 0 (visualisasi)
Level visualisai merupakan level dasar pada tahapan belajar ini, dimana
siswa baru mengenal nama suatu bangun dan mengenal bentuknya secara
keseluruhan. Ciri pada level visual ini adalah siswa mampu memberi nama
1
b. Level 1 (analisis)
Pada level ini siswa dapat menyebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh suatu
Level ini disebut juga dengan level pengurutan. Pada level ini siswa dapat
memahami hubungan antara ciri satu dengan ciri yang lain pada suatu bangun.
Dan pada level ini siswa dapat mengambil kesimpulan sederhana tetapi belum
d. Level 3 (deduksi)
menyusun bukti-bukti secara formal. Pada level ini siswa sudah memahami proses
e. Level 4 (ketepatan)
Level 4 adalah level yang disebut juga tingkat matematis. Pada level ini
tahap ini siswa memahami bahwa dimungkinkan adanya lebih dari satu geometri.
1
2. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah bukanlah sekedar suatu keahlian untuk diajarkan dan
digunakan dalam matematika tetapi juga keahlian yang akan dibawa pada
tinggi.
suatu proses atau upaya individu untuk merespons atau mengatasi halangan atau
kendala ketika suatu jawaban atau metode jawaban belum tampak jelas.
adalah suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang ditemui untuk mencapai suatu
tujuan yang diinginkan. Jadi secara singkat pemecahan masalah adalah formulasi
jawaban baru, keluar dari aplikasi peraturan yang dipelajari sebelumnya untuk
dalam pembelajaran matematika, sehingga hal tersebut tidak boleh dilepaskan dari
pembelajaran matematika.
1
siswa di kelas VII SMP. Berikut penjelasan mengenai materi segitiga menurut
A. Segitiga
1) Pengertian Segitiga
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa segitiga adalah bangun datar
yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan mempunyai tiga buah titik sudut. Segitiga
Jadi, pada suatu segitiga setiap sisinya dapat dipandang sebagai alas,
dimana tinggi tegak lurus alas. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa alas
segitiga merupakan salah satu sisi dari suatu segitiga, sedangkan tingginya adalah
garis yang tegak lurus dengan sisi alas dan memiliki titik sudut yang berhadapan
2) Jenis-jenis Segitiga
a. Panjang sisi-sisinya;
b. Besar sudut-sudutnya;
i. Segitiga sebarang
panjang . pada gambar di atas segitiga sama kaki ABC dengan AB = BC.
1
panjang dan tiga buah sudut sama besar. Segitiga ABC pada gambar di atas
i. Segitiga lancip
lancip, sehingga sudut-sudut yang terdapat pada segitiga tersebut besarnya antara
0° dan 90°.
1
sudut siku-siku (besarnya 90°). Pada gambar di atas ∆ ABC siku-siku ada di titik
C.
1
panjang dan salah satu sudutnya merupakan sudut siku-siku (90°). Pada gambar di
panjang dan salah satu sudutnyamerupakan sudut tumpul. Sudut tumpul ∆ ABC
(istimewa). Dalam hal ini yang dimaksud segitiga istimewa adalah segitiga siku-
a. Segitiga siku-siku
dibentuk dari persegi panjang ABCD yang dipotong menurut diagonal AC. Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa besar salah satu sudut pada segitiga siku-
Impitkan kedua segitiga yang terbentuk tersebut pada salah satu sisi siku-
Tampak bahwa akan terbentuk segitiga sama kaki seperti ”Gambar 2.11”
(ii) dan (iii). Dengan demikian, dapat dikatakan segitiga sama kaki dapat dibentuk
dari dua buah segitiga siku-siku yang sama besar dan sebangun.
disimpulkan bahwa segitiga sama kaki mempunyai dua buah sisi yang sama
Lipatlah ∆ PQR menurut garis RS. Segitiga PRS dan segitiga QRS akan
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa RS merupakan sumbu simetri dari ∆ PQR.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa segitiga sama kaki mempunyai
Besar sudut suatu garis lurus sebesar 180°, sehingga penjumlahan sudut-
sudut pada segitiga sebesar 180°. Dari uraian tersebut dapa disimpulkan bahwa
1. Ketidaksamaan segitiga
Pada setiap segitiga selalu berlaku bahwa jumlah dua buah sisinya selalu
lebih panjang daripada sisi ketiga. Jika suatu segitiga memiliki sisi a,b, dan c
i. a+b>c
ii. a+c>b
iii. b+c>a
Pada setiap segitiga sudut terbesar terletak berhadapan dengan sisi terpanjang,
Besar sudut luar suatu segitiga sama dengan jumlah dua sudut dalam yang
1. Keliling segitiga
=c+a+b
=a+b+c
Suatu segitiga dengan panjang sisi a,sisi b, dan sisi c kelilingnya adalah
K = a + b + c.
2. Luas segitiga
= 1 × AD × CD + 1 × BD × CD
2 2
= 1 × CD × (AD + BD)
2
= 1 × CD × AB
2
Secara umum luas segitiga dengan panjang alas a dan tinggi t adalah
1
𝐿=
2 × 𝑎 × 𝑡.
B. Penelitian Relevan
berpikir siswa berdasarkan teori van Hiele. Penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Musa (2016) yang bertujuan untuk mendekripsikan level berpikir geometri
menurut van Hiele berdasarkan kemampuan geometri dan perbedaan gender pada
siswa kelas VII SMP SMPN 8 Parepare. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
dua subjek berada pada level 2 pra pengurutan (level 2 belum maksimal), subjek
subjek berada pada level 1 analisis, subjek dapat menentukan sifat-sifat suatu
bangun.
pemecahan masalah geometri berdasarkan tahapan berpikir van Hiele serta untuk
siswa pada proses pemecahan masalah geometri berdasarkan tahapan berpikir van
2
Hiele paling banyak adalah pada tahap 0 (visualisasi). Hal ini ditunjukkan dengan
96,87 %. Ketercapaian tahapan berpikir van Hiele yang paling baik dicapai
sebesar 3,13% pada tahap 1 (Analisis). Untuk tahap 2 (deduksi informal) dan
tahap 3 (deduksi) belum ada siswa yang mampu mencapai tahapan tersebut.
C. Kerangka Konseptual
terjadi dalam otak manusia. Proses berpikir adalah proses memecahkan masalah
dengan berbagai ide atau gagasan yang ada dalam ingatan seseorang.
Dalam proses berpikir terdapat tingkatan berpikir. Salah satu teori yang
mengungkap tingkatan berpikir adalah tingkatan berpikir menurut van Hiele. van
Hiele menyatakan bahwa terdapat lima tingkatan berpikir siswa dalam bidang
Visualisasi
Analisis
Deduksi informal
Deduksi
Ketepatan
GambarTingkatan
2. 18 Bagan Kerangka
berpikir Konseptual
siswa
dalam pemecahan masalah
segitiga berdasarkan teori
van Hiele.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
berusaha dalam memaparkan suatu keadaan secara sistematis sehingga lebih jelas
dan sesuai dengan faktanya. Peneliti menggunakan jenis penelitian ini untuk
Selatan. Sekolah ini sudah berakreditasi A, dengan jumlah siswa sebanyak 403
orang yang dibagi dalam beberapa kelas dan guru sebanyak 37 orang. Dari hasil
C. SUBJEK PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Rappang tahun ajaran 2023/2024. Peneliti memilih subjek kelas VIII SMP Negeri
27
2
yang ditetapkan tujuan penelitian. Subjek penelitian sebanyak 4 siswa yang dipilih
berdasarkan penggolongan tingkatan berpikir van Hiele dari hasil tes VHGT (van
Hiele Geometry Test). Selanjutnya, keempat subjek yang telah dipilih diberikan
D. PROSEDUR PENELITIAN
sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan soal van Hiele Geometry Test untuk memilih subjek yang
materi geometri.
d. Analisis data.
2
E. INSTRUMEN PENELITIAN
a. Instrumen Utama
sumber data. Peneliti harus bisa mengungkapkan fenomena yang nyata saat
b. Instrumen Pendukung
Dalam penelitian ini instrumen bantu yang digunakan adalah, tes berupa uraian
dan pedoman wawancara yang telah divalidasi oleh dua orang ahli yang
i. Soal tes
level berpikir van Hiele. VHGT ini merupakan soal pilihan ganda yang dialihkan
ke bahasa Indonesia yang terdiri dari 25 soal yang mencakup lima level berpikir
van Hiele.
3
dalam materi segitiga. Soal ini terdiri dari empat soal essay.
informasi dari siswa yang menjadi subjek penelitian berdasarkan jawaban yang
digunakan dalam sebuah penelitian, karena memiliki tujuan utama dari penelitian
yaitu untuk memperoleh data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
subjek penelitian serta untuk memperoleh data secara jelas tentang tingkatan
Data dalam penelitian kualitatif dapat dikatakan valid apabila tidak ada
perbedaan antara data yang dilaporkan peneliti dengan data yang sesungguhnya
adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data.
Tujuan dari member-check adalah agar informasi yang diperoleh dan akan
digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber
tentang fokus yang diteliti yakni agar memperoleh kebasahan data dalam
penelitian.
berlangsung. Hal ini diungkapkan oleh Miles dkk. (2014), yaitu kondensasi data,
a. Kondensasi data
b. Penyajian data
c. Verifikasi
adalah verifikasi. Sejak awal pengumpulan data, seorang peneliti kualitatif mulai
sampai pengumpulan data selesai, tergantung dari luas dan lengkapnya kumpulan-
Agustus 2023 penelitian ini diawali dengan meminta izin kepada kepala sekolah
melalui surat perizinan dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan terkait dengan kelas dan subjek
penelitian. Setelah konsultasi pada hari Kamis, 31 Agustus 2023 peneliti dapat
pemberian tes awal sebelum memilih subjek yang akan diteliti dengan jumlah
tingkatan berpikir siswa berdasarkan hasil van Hiele geometri tes. Berdasarkan
hasil tes tersebut, siswa dikelompokkan ke dalam tingkatan berpikir van Hiele.
33
3
Jumlah 24 orang
Selanjutnya tes kedua tes geometri segitiga dilakukan pada hari Senin, 4
September 2023 secara tatap muka pada jam pelajaran matematika, berdasarkan
data hasil van Hiele geometri tes dipilih dua siswa untuk setiap level, dari 24
siswa dipilih empat siswa sebagai subjek penelitian yang akan diberikan tes
berupa wawancara berbasis tugas. Tes tersebut dibuat oleh peneliti terdiri dari
empat soal. Keempat butir soal tersebut mengukur tingkatan berpikir siswa dalam
(visualisasi) sampai level 3 (deduksi). Setiap jawaban yang diberikan siswa pada
setiap nomor merupakan deskripsi dari tingkatan berpikir yang dimiliki siswa.
Melalui jawaban tersebut peneliti bisa menganalisis pada level mana tingkatan
Diberikan waktu selama 40 menit untuk mengerjakan tes kedua ini dan
tidak diperbolehkan membuka buku dan diamati langsung oleh peneliti. Setelah
3
itu, siswa mengerjakan soal dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Setelah pemberian tes tersebut, dilanjutkan
SML S1
1 Level 0 (visualisasi)
AQL S2
TAP S3
2 Level 1 (analisis)
GVP S4
Data penelitian ini dipaparkan melalui analisis jawaban tes tertulis subjek
dan petikan jawaban subjek. Setiap jawaban dan dialog pada saat wawancara
diberi kode tertentu. Untuk jawaban tes tertulis subjek diberikan kode “S”, pada
digit kedua menyatakan urutan subjek, pada digit ketiga menyatakan nomor soal,
pada yang terakhir menyatakan jenis pengumpulan data yaitu “T” atau tes tertulis.
Contoh pengkodean untuk subjek yaitu “S11-T” yang berarti jawaban tes tertulis
subjek pertama untuk soal nomor satu. Untuk petikan wawancara subjek diberi
kode “S”, kemudian pada digit kedua menyatakan urutan subjek, pada digit ketiga
3
menyatakan nomor soal, keempat menyatakan jenis pengumpulan data yaitu “W”
atau wawancara dan pada digit kelima dan keenam menyatakan urutan petikan
jawaban subjek. Contoh pengkodean untuk subjek yaitu “S11-W02” yang berarti
petikan wawancara subjek pertama untuk soal nomor 1 urutan wawancara ke-2.
Sedangkan untuk petikan wawancara peneliti diberi kode “P”, pada digit kedua
menyatakan nomor soal, ketiga menyatakan jenis pengumpulan data yaitu “W”
atau wawancara, dan digit keempat serta kelima menyatakan urutan petikan
berarti petikan wawancara peneliti untuk soal nomor satu urutan wawancara ke-2.
B. Data Penelitian
a. Level 0 (visualisasi)
indikator pada level 0. Adapun indikator yang terpenuhi pada level ini dapat
Keterangan
Level Indikator Tidak
Terpenuhi
terpenuhi
Mengidentifikasi bangun
berdasarkan bentuk yang dilihat 🗸
secara utuh.
0
Menentukan contoh dan yang bukan
contoh dari gambar bangun 🗸
geometri.
3
Dapat dilihat dari hasil wawancara berbasis tugas S1 pada soal nomor 1
sebagai berikut:
S11-T
berikut:
S11-W09:
P1-W10:
S11-W10:
Dari hasil wawancara berbasis tugas tersebut, pada S11-T dapat dilihat
dan yang bukan segitiga. Mampu mengenali bentuk-bentuk bangun yang sering
dijumpai. Namun, subjek belum mampu dalam mendefinisikan segitiga dan yang
b. Level 1 (analisis)
Keterangan
Level Indikator Tidak
Terpenuhi
terpenuhi
Mendeskripsikan suatu bangun
🗸
berdasarkan sifat-sifatnya.
Membandingkan bangun-bangun
🗸
1 berdasarkan sifat-sifatnya.
Melakukan pemecahan masalah yang
melibatkan sifat-sifat bangun yang 🗸
sudah dikenali.
Dapat dilihat dari hasil wawancara berbasis tugas S1 pada soal nomor 2
sebagai berikut:
S12-T
adalah:
S12-W03:
P2-W04:
3
S12-W06:
P2-W07:
S12-W07:
bahwa subjek hanya mengetahui 1 bentuk bangun segitiga. Subjek kurang mampu
Subjek hanya fokus pada panjang sisi yang sama. Pada saat ditanya terkait sudut,
subjek tidak mampu menjawab karena subjek belum mengetahui tentang sudut
Keterangan
Level Indikator Tidak
Terpenuhi
terpenuhi
Menyusun definisi suatu bangun
berdasarkan sifat-sifat antar bangun 🗸
geometri.
Memberikan penjelasan mengenai
2
hubungan yang terkait antara bangun
geometri meskipun belum pada 🗸
tataran formal berdasarkan informasi
yang berikan.
4
Dapat dilihat dari hasil wawancara berbasis tugas S1 pada soal nomor 3
sebagai berikut:
bahwa subjek tidak dapat menjawab pertanyaan nomor 3 karena tidak mengetahui
apa yang dimaksud dengan diagonal dan kongruen sehingga subjek kesulitan
dalam menjawab bangun apa yang terbentuk jika sebuah persegi panjang
d. Level 3 (deduksi)
Keterangan
Level Indikator Tidak
Terpenuhi
terpenuhi
Memahami beberapa pernyataan
matematika seperti aksioma, definisi, 🗸
3 teorema,dan bukti.
Menyusun pembuktian secara
🗸
deduktif.
Dapat dilihat dari hasil wawancara berbasis tugas S1 pada soal nomor 4
sebagai berikut:
Pythagoras dan tidak dapat mengetahui rumus luas segitiga sehingga subjek tidak
a. Level 0 (visualisasi)
Keterangan
Level Indikator Tidak
Terpenuhi
terpenuhi
Mengidentifikasi bangun
berdasarkan bentuk yang dilihat 🗸
secara utuh.
0
Menentukan contoh dan yang bukan
contoh dari gambar bangun 🗸
geometri.
Dapat dilihat dari hasil wawancara berbasis tugas S2 pada soal nomor 1
sebagai berikut:
S21-T
adalah:
S21-W04:
4
sudah mampu membedakan bentuk bangun segitiga dan yang bukan segitiga
dilihat dari gambar yang telah dibuat pada S21-T. Subjek juga telah mampu
segitiga. Namun subjek belum dapat menjelaskan definisi segitiga dan yang bukan
b. Level 1 (analisis)
level analisis dapat dilihat dari tidak terpenuhinya indikator-indikator pada level
Keterangan
Level Indikator Tidak
Terpenuhi
terpenuhi
Mendeskripsikan suatu bangun
🗸
berdasarkan sifat-sifatnya.
Membandingkan bangun-bangun
🗸
1 berdasarkan sifat-sifatnya.
Melakukan pemecahan masalah yang
melibatkan sifat-sifat bangun yang 🗸
sudah dikenali.
4
Dapat dilihat dari hasil wawancara berbasis tugas S2 pada soal nomor 2
sebagai berikut:
S22-T
adalah:
P2-W01: Oke lanjut ke soal nomor dua, silahkan dijawab. (Membaca soal.)
S22-W01: Mengerti ji? Coba jawab-i. (Menggambar segitiga.) Segitiga apa itu namanya? (Terdia
P2-W02: Kalau sudut sembilan puluh derajat itu disebut sudut apa? Tidak tau, Kak.
S22-W02: Coba apa perbedaan sifat antara segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga tumpul sam
P2-W03: (Terdiam.)
S22-W03:
P2-W04:
S22-W04:
P2-W05:
S22-W05:
subjek kurang mampu untuk menggambar bangun berdasarkan sifat-sifat yang ada
dengan baik. Subjek hanya menggambar segitiga sesuai dengan bentuk segitiga
yang diketahui bukan berdasarkan sifat-sifat yang ada. Subjek tidak mengetahui
nama sudut dilihat dari subjek tidak mengetahui nama sudut yang besarnya 90°.
Dari hasil wawancara diketahui bahwa subjek tidak mampu membandingkan antar
Dapat dilihat dari hasil wawancara berbasis tugas S2 pada soal nomor 3
sebagai berikut:
P3-W01
Berdasarkan: hasil
Oke wawancara
perhatikan soal
berbasis tugas terhadap S2 pada nomor 3
selanjutnya. S23-W01 : (Terdiam.)
P3-W02 : Kenapa tidak dijawab,
diketahuiDek?
bahwa subjek belumTidak
S23-W02:
mampu
tau
menyelesaikan soal tersebut karena subjek
gambarnya, Kak.
hanya mengetahui
P3-W03 :gambar persegipersegi
Kalau gambar panjang tidakditau-
panjang dengan diagonalnya. Subjek
ji? S23-W03 : Iye, Kak.
belum mengetahui
P3-W04 :apaApa
ituyang
diagonal
dimaksuddandengan
kongruen sehingga subjek tidak
diagonal? S23-W04 : Tidak tau, Kak.
P3-W05 : Kalau kongruen itu
4
mengetahui bangun apa yang akan terbentuk dan apa hubungan antar bangun
d. Level 3 (deduksi)
level deduksi dapat dilihat dari tidak terpenuhinya indikator-indikator pada level
Keterangan
Level Indikator Tidak
Terpenuhi
terpenuhi
Memahami beberapa pernyataan
matematika seperti aksioma, definisi, 🗸
3 teorema,dan bukti.
Menyusun pembuktian secara
🗸
deduktif.
Dapat dilihat dari hasil wawancara berbasis tugas S2 pada soal nomor 4
sebagai berikut:
diketahui bahwa subjek tidak dapat memahami pernyataan matematika dilihat dari
subjek tidak dapat menjawab soal karena tidak mengetaui apa yang diketahui dan
4
ditanyakan pada soal. Subjek juga tidak memahami teorema phytagoras dan tidak
a. Level 0 (visualisasi)
Keterangan
Level Indikator Tidak
Terpenuhi
terpenuhi
Mengidentifikasi bangun
berdasarkan bentuk yang dilihat 🗸
secara utuh.
0
Menentukan contoh dan yang bukan
contoh dari gambar bangun 🗸
geometri.
Dapat dilihat dari hasil wawancara berbasis tugas S3 pada soal nomor 1
sebagai berikut:
S31-T
adalah:
berada pada level 0 dilihat dari subjek mampu menggambar dan membedakan
bangun segitiga dan yang bukan segitiga dengan baik pada S31-T. Subjek juga
sudah mampu mendefinisikan suatu bangun segitiga maupun yang bukan segitiga
b. Level 1 (analisis)
walaupun ada 1 indikator yang tidak terpenuhi. Seperti yang terlihat pada tabel
berikut.
Keterangan
Level Indikator Tidak
Terpenuhi
terpenuhi
Mendeskripsikan suatu bangun
🗸
berdasarkan sifat-sifatnya.
Membandingkan bangun-bangun
🗸
1 berdasarkan sifat-sifatnya.
Melakukan pemecahan masalah yang
melibatkan sifat-sifat bangun yang 🗸
sudah dikenali.
4
Dapat dilihat dari hasil wawancara berbasis tugas S3 pada soal nomor 2
sebagai berikut:
S32-T
adalah:
S32-W08:
P2-W09:
S32-W09:
P2-W10:
S32-W10:
mampu menggambarkan bangun segitiga siku-siku sama kaki sesuai dengan ciri-
ciri yang ada pada soal dan mampu menunjukkan sudut siku-siku dan sisi yang
sama panjang pada gambar yang telah dibuat. Subjek juga sudah mampu
5
sifat-sifatnya.
Dapat dilihat dari hasil wawancara berbasis tugas S3 pada soal nomor 3
sebagai berikut:
mampu dalam menyelesaikan soal nomor tiga karena subjek tidak mengerti apa
itu diagonal dan kongruen sehingga tidak mampu menjelaskan hubungan antar
d. Level 3 (deduksi)
level deduksi dapat dilihat dari tidak terpenuhinya indikator-indikator pada level
Keterangan
Level Indikator Tidak
Terpenuhi
terpenuhi
Memahami beberapa pernyataan
matematika seperti aksioma, definisi, 🗸
3 teorema,dan bukti.
Menyusun pembuktian secara
🗸
deduktif.
Dapat dilihat dari hasil wawancara berbasis tugas S3 pada soal nomor 4
sebagai berikut:
mampu menjawab soal nomor empat. Ini dikarenakan subjek tidak memahami
maksud dari soal. Subjek tidak mengetahui mengenai teorema phytagoras dan
a. Level 0 (visualisasi)
Keterangan
Level Indikator Tidak
Terpenuhi
terpenuhi
Mengidentifikasi bangun
berdasarkan bentuk yang dilihat 🗸
secara utuh.
0
Menentukan contoh dan yang bukan
contoh dari gambar bangun 🗸
geometri.
Dapat dilihat dari hasil wawancara berbasis tugas S4 pada soal nomor 1
sebagai berikut:
S41-T
adalah:
5
mampu mengetahui dan membedakan bentuk bangun segitiga dan yang bukan
segitiga dari S41-T. Subjek mampu menjelaskan perbedaan setiap bangun yang
benda yang sering dijumpai sesuai dengan bentuk bangun segitiga dan persegi.
b. Level 1 (analisis)
berdasarkan sifat-sifatnya.
Melakukan pemecahan masalah yang
melibatkan sifta-sifat bangun yang 🗸
sudah dikenali.
Dapat dilihat dari hasil wawancara berbasis tugas S4 pada soal nomor 2
sebagai berikut:
S42-T
adalah:
S42-W06:
P2-W07:
S42-W07:
P2-W08:
S42-W08:
P2-W09:
S42-W09:
P2-W10:
bangun segitiga yang dimaksud sesuai dengan sifat-sifat yang telah disebutkan
5
pada soal dan mampu menunjukkan sudut siku-siku dan sisi yang sama panjang
pada gambarnya. Subjek juga sudah mampu membedakan antar bangun segitiga
berdasarkan sifat-sifatnya.
Keterangan
Level Indikator Tidak
Terpenuhi
terpenuhi
Menyusun definisi suatu bangun
berdasarkan sifat-sifat antar bangun 🗸
geometri.
Memberikan penjelasan mengenai
hubungan yang terkait antara bangun
2 geometri meskipun belum pada 🗸
tataran formal berdasarkan informasi
yang berikan.
Menyelesaikan masalah yang terkait
dengan sifat-sifat antar bangun 🗸
geometri.
Dapat dilihat dari hasil wawancara berbasis tugas S4 pada soal nomor 3
sebagai berikut:
mampu menyelesaikan soal nomor empat karena tidak mengetahui dan tidak
pernah mendapatkan soal seperti ini sebelumnya. Selain itu subjek juga tidak
mengetahui apa yang dimaksud dengan diagonal dan kongruen. Subjek tidak
d. Level 3 (deduksi)
level deduksi dapat dilihat dari tidak terpenuhinya indikator-indikator pada level
Keterangan
Level Indikator Tidak
Terpenuhi
terpenuhi
Memahami beberapa pernyataan
matematika seperti aksioma, definisi, 🗸
3 teorema,dan bukti.
Menyusun pembuktian secara
🗸
deduktif.
yang ada pada soal. Subjek juga tidak mengetahui teorema phytagoras dan rumus
luas segitiga.
C. Pembahasan
Penelitian ini memperoleh hasil bahwa level tertinggi yang mampu dicapai
oleh siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 1 Rappang adalah level 1 (analisis). Namun
hai ini tidak sejalan dengan van De Walle yang berpendapat bahwa kebanyakan
siswa Sekolah Menengah Pertama berada pada level 0 (visualisasi) sampai level 1
(analisis).
& Afriansyah, 2018) yang menyatakan bahwa berdasarkan hasil tes diperoleh 31
anak pada level 0 (visualisasi) dan satu anak pada level 1 (analisis). Siswa yang
bangun datar, pemahaman sebelumnya mengenai bangun datar masih kurang kuat,
belum naik level karena keliru pada penentuan konsep dan salah pada penentuan
mendekripsikan idenya. Siswa kesulitan dalam perhitungan dan masih salah pada
penentuan hipotesis pada kalimat implikasi. Siswa belum bias menarik konklusi
pemecahan masalah segitiga berdasarkan teori van Hiele adalah sebagai berikut:
1. Level 0 (visualisasi)
menunjukkan bahwa keempat subjek mampu mencapai level ini. Keempat subjek
yang berada pada level ini telah mengenal bangun segitiga dan yang bukan
bangun segitiga. Keempat subjek menggambar bangun segitiga dan yang bukan
segitiga yang sama. Keempat subjek juga mampu memberikan contoh benda
2. Level 1 (analisis)
mencapai level ini hanya ada 2 yaitu S3 dan S4. Kedua subjek yang mencapai
level 1 telah mampu mencapai indikator pada level 0. Kedua subjek mampu
yang diketahui. Kedua subjek juga mampu membandingkan antar bangun segitiga
berdasarkan sifat-sifatnya.
5
keempat subjek yang mampu mencapai level ini. Keempat subjek tersebut tidak
mampu mengetahui hubungan antar bangun persegi panjang dan segitiga karena
subjek tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan diagonal dan kongruen.
4. Level 3 (deduksi)
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB IV, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Level 0 (visualisasi)
level 0. Subjek-subjek pada level ini mampu mengenal gambar bangun segitiga
dan yang bukan segitiga serta mampu memberikan contoh sesuatu di sekitar kita
2. Level 1 (analisis)
Dari empat subjek hanya dua subjek yang mampu mencapai level ini
dengan memenuhi indikator-indikator yang ada yaitu S3 dan S4. Subjek pada
sifatnya.
Pada level ini tidak ada dari keempat subjek yang mampu memenuhi
60
61
4. Level 3 (deduksi)
penggunaan teorema.
B. Saran
dilakukan yaitu:
1. Untuk siswa agar lebih teliti dalam menyelesaikan soal dan selalu mengasah
sekedar menghafal.
Ahmadi, H. A., & Supriyono, W. (2013). Psikologi belajar (Edisi ke-3). Rineka
Cipta.
Gagne, R. M. (1970). The conditins of learning (Edisi ke-2). Holt, Rinehart and
Winston.
Lestariyani, S., Ratu, N., & Yunianta, T. N. H. (2014). Identifikasi tahap berpikir
geometri siswa SMP Negeri 2 Ambarawa berdasarkan teori van Hiele.
Satya Widya, 30(2), 96-103.
https://doi.org/10.24246/j.sw.2014.v30.i2.p96-103
Miles, M. B., & Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Qualitative data analysis
methods sourcebook (Edisi ke-3). United States: Arizona State University.
Musa, L. A. D. (2018). Level berpikir geometri menurut teori van Hiele berdasarkan
kemampuan geometri dan perbedaan gender siswa kelas VII SMPN 8 Pare-
62
6
Nuharini, D., & Wahyuni, T. (2008). Matematika konsep dan aplikasinya. Pusat
Perbukuan.
Sholihah, S. Z., & Afriansyah, E. A. (2017). Analisis kesulitan siswa dalam proses
pemecahan masalah geometri berdasarkan tahapan berpikir van Hiele.
Mosharafa. Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2), 287-298.
https://doi.org/10.31980/mosharafa.v6i2.317
Sucipto, H., Kusumawati, R., & Nayazik, A. (2019). Analisis kesulitan belajar
matematika siswa pada materi bangun ruang sisi datar ditinjau dari
kemampuan komunikasi matematis. Factor M, 1(2), 114–122.
https://doi.org/10.30762/f_m.v1i2.1440
6
Walle, J. A. V., Karp, K. S., & Williams, J. M. B. (2020). Elementary and middle
scholl mathematics: Teaching developmentally (Edisi ke-10). Pearson.
Widyastuti, R., Usodo, B., & Riyadi, R. (2013). Proses berpikir siswa SMP dalam
menyelesaikan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah polya
ditinjau dari adversity quotient. Jurnal Pembelajaran Matematika, 1(3),
239-249.
65
66
LAMPIRAN A
(Instrumen Penelitian)
67
A. K saja
B. L saja
C. M saja
D. L dan M saja
E. Semuanya benar
68
A. S saja
B. T saja
C. S dan T saja
D. S dan U saja
E. Semuanya persegi panjang
D. G dan I saja
E. Semuanya persegi
A. J saja
B. L saja
C. J dan M saja
D. Tidak ada satupun jajargenjang
E. Semuanya adalah jajargenjang
9. Segitiga sama kaki adalah segitiga yang memiliki dua sisi dengan panjang
10. Dua buah lingkaran dengan pusat P dan Q berpotongan di titik R dan S
13. Manakah dari bangun berikut yang dapat disebut persegi panjang?
A. Semua bisa
B. Q saja
C. R saja
D. P dan Q saja
E. Q dan R saja
15. Apa saja yang persegi panjang miliki tetapi tidak dimiliki oleh
jajargenjang?
A. Sisi yang berhadapan sama panjang
B. Diagonal sama panjang
C. Sisi yang berhadapan sejajar
73
16. Berikut merupakan segitiga sama sisi ACE, ABF, dan BCD yang telah
(1) Dua garis yang saling tegak lurus terhadap garis yang sama
adalah sejajar.
(2) Sebuah garis yang tegak lurus terhadap satu dari dua garis yang
sejajar ialah saling tegak lurus.
(3) Jika dua garis memiliki jarakyang sama, maka dua garis tersebut
sejajar.
Pada gambar berikut, diberikan garis m dan p yang tegak lurus dan garis n
dan p yang tegak lurus. Mana dari kalimat di atas yang dapat menjadi
alasan bahwa garis m sejajar garis n?
A. (1) saja
B. (2) saja
C. (3) saja
D. Salah satu dari (1) atau (2)
E. Salah satu dari (2) atau (3)
21. Pada geometri, dari empat titik dapat dibuat 6 garis berbeda. Setiap
garis terdiri dari tepatnya dua titik. Jika titik P,Q, R, dan S garisnya
adalah
{P,Q}, {P,R}, {P,S}, {Q,R}, {Q,S}, dan {R,S}
22. Sudut trisect berarti membagi sudut menjadi tiga bagian dengan besar
yang sama. Pada tahun 1847, P.L. Wantzel membuktikan bahwa, secara
umum, adalah mustahil untuk membuat sudut trisect hanya menggunkan
jangka dan penggaris tak bertanda.
Dari pembuktian ini, apa yang dapat kamu simpulkan?
A. Secara umum, adalah mustahil untuk membuat sudut bisect hanya
dengan menggunakan jangka dan penggaris tak bertanda.
B. Secara umum, adalah tidak mungkin untuk sudut trisect hanya
menggunakan sebuah jangka dan penggaris bertanda.
C. Secara umum, adalah mustahil untuk membuat sudut trisect
menggunakan alat menggambar
D. Masih ada kemungkinan di masa depan seseorang mungkin
akan menemukan cara umum untuk membuat sudut trisect
hanya menggunakan jangka dan penggaris tak bertanda
E. Tidak seorang pun akan dapat menemukan sebuah metode umum
untum mrmbuat sudut trisect hanya menggunakan sebuah jangka dan
penggaris tak bertanda.
24. Dua buku geometri mendefinisikan kata persegi panjang dalam cara
yang berbeda.
Mana yang benar?
A. Salah satu buku ada kekeliruan
B. Salah satu definisi salah. Tidak ada dua definisi untuk persegi panjang
C. Persegi panjang pada salah satu buku memiliki sifat yang berbeda
dari buku yang lain
D. Persegi panjang di salah satu buku memiliki sifat yang sama
dengan buku yang lain
E. Sifat persegi panjang dalam kedua buku mungkin berbeda
A. Jika p, maka s
B. Jika bukan p, maka bukan q
C. Jika p atau q, maka s
D. Jika s, maka bukan p
E. Jika bukan s, maka p
78
Kelas VIII
Kompetensi Inti:
Kompetensi Dasar:
Level Indikator
MATERI SEGITIGA
Selamat Bekerja!
Segitiga Persegi
𝑎𝑙𝑎𝑠 = 15𝑐𝑚
Jadi panjang AB adalah 15 𝑐𝑚.
A3 Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
A. Tujuan Wawancara
Pedoman wawancara ini dibuat sebagai acuan peneliti dalam
melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi yang jelas dari
subjek mengenai tingkatan berpikir dalam pemecahan masalah segitiga.
B. Jenis Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara semi-terstruktur artinya pertanyaan terbuka namun ada batasan
tema dan alur pembicaraan nantinya disesuaikan dengan tujuan penelitian
yang ingin dicapai.
LAMPIRAN B
(Lembar Validasi
Instrumen)
88
LAMPIRAN C
(Hasil Wawancara
Berbasis Tugas)
11
C2 Transkrip Wawancara
S22-W05:
P3-W01:
S23-W01:
12
P2-W05:
S32-W05:
12
gambar persegi.)
S41-W07 Karnaaa mempunyai empat sisi.
P1-W08 Benda apa yang sering dijumpai yang berbentuk
segitiga dan persegi?
S41-W08 Penggaris, Kak.
P1-W09 Kalau yang berbentuk persegi apa?
S41-W09 Hmm meja, Kak.
P1-W10 Okee.
P2-W01 : Lanjut ke soal nomor dua.
S42-W01 : (Membaca soal.)
P2-W02 : Silahkan dijawab, Dek.
S42-W02 : (Menggambar segitiga.)
P2-W03 : Segitiga apa itu namanya, Dek?
S42-W03 : Segitiga siku-siku sama kaki, Kak.
P2-W04 : Oke, kenapa disebut segitiga siku-siku sama
kaki? S42-W04: Karnaa sudut Sembilan puluh derajat.
P2-W05 : Mana sudutnya yang Sembilan puluh derajat?
S42-W05 : Yang ini, Kak. (Menunjuk sudut siku-siku.)
P2-W06 : Selain karna sudutnya Sembilan puluh derajat apalagi
alasannya kenapa disebut segitiga siku-siku sama kaki?
S42-W06 : Ada dua sisinya sama panjang.
P2-W07 : Mana sisinya yang sama panjang?
S42-W07 : Ini, Kak. (Menunjuk dua sisi yang sama panjang.)
P2-W08 : Coba apa perbedaan sifat antara segitiga sama sisi dan
segitiga sama kaki?
S42-W08 : Segitiga sama sisi berarti semua sisinya sama
panjang.. P2-W09 : Kalau segitiga sama kaki?
S42-W09 : Berarti dua ji sisinya yang sama panjang, Kak.
P2-W10 : Okee.
P3-W01 : Perhatikan soal selanjutnya.
S43-W01 : (Membaca soal kemudian terdiam.)
P3-W02 : Kenapa tidak dijawab, Dek?
S43-W02 : Tidak kutau caranya, Kak.
P3-W03 : Pernah dapat soal seperti ini
sebelumnya? S43-W03 : Tidak pernah, Kak.
P3-W04 : Okee tapi ditau-ji apa itu diagonal?
S43-W04 : Tidak, Kak.
P3-W05 : Kalau kongruen?
S43-W05 : Tidak tau, Kak.
P4-W01 : Lanjut ke soal nomor empat.
S44-W01 : (Membaca soal.)
P4-W02 : Mengerti-ji, Dek?
S44-W02 : Tidak, Kak.
P4-W03 : Kira-kira pake rumus apa ini, Dek?
S44-W03 : (Terdiam.)
P4-W04 : Tauki teorema pythagoras?
S44-W04 : Tidak, Kak.
P4-W05 : Bagaimana cara mencari luas segitiga, apa
rumusnya? S44-W05 : Tidak kutau, Kak.
12
LAMPIRAN D
(Persuratan)
12
LAMPIRAN E
(Dokumentasi)
13