Anda di halaman 1dari 116

ANALISIS KESALAHAN PRINSIP DALAM MENYELESAIKAN SOAL

ALJABAR LINEAR PADA STUDI KASUS MAHASISWA MATEMATIKA


SEMESTER IV ANGKATAN 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan Matematika

MUHAMMAD RIZAL
NPM. 03081511004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2019
ANALISIS KESALAHAN PRINSIP DALAM MENYELESAIKAN SOAL
ALJABAR LINEAR PADA STUDI KASUS MAHASISWA MATEMATIKA
SEMESTER IV ANGKATAN 2016

SKRIPSI

MUHAMMAD RIZAL
NPM. 03081511004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2019
ABSTRAK
Muhammad Rizal. 2019. Analisis Kesalahan Prinsip dalam Menyelesaikan Soal
Aljabar Linear pada Studi Kasus Mahasiswa Matematika Semester IV Angkatan
2016 di bawah bimbingan Dr. Yahya Hairun,S.Pd.,M.Si dan Ariyanti
jalal,S.Pd.,M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk kesalahan prinsip
mahasiswa matematika dalam menyelesaikan soal aljabar linear. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif tipe studi kasus, subjek penelitian ini adalah
mahasiswa program studi pendidikan matematika semester IV angkatan 2016.
Pengumpulan data penelitian ini mengunakan instrumen tes soal aljabar linear
berbentuk essay sebanyak 5 nomor serta telah divalidasi oleh 2 penguji dan
instrumen non tes wawancara tak terstruktur. Data dianalisis menggunakan
statistik deskriptif mengacu pada Pedoman Acuan Patokan (PAP) Skala 5.
Hasil analisis data menunjukkan: 1) Soal nomor 1, terdapat 19 mahasiswa
(76%) yang mengalami kesalahan prinsip dalam menyelesaikan soal aljabar linear
terkait Operasi Baris Elementer (OBE); 2) Soal nomor 2, terdapat 1 mahasiswa
(4%) yang mengalami kesalahan prinsip dalam menyelesaikan soal aljabar linear
terkait menentukan determinan matriks dengan menggunakan cara Sarrus; 3) Soal
nomor 3, terdapat 17 mahasiswa (68%) yang mengalami kesalahan prinsip dalam
menyelesaikan soal aljabar linear terkait menentukan determinan matriks dengan
menggunakan ekspansi baris pertama; 4) Soal nomor 4, terdapat 16 mahasiswa
(64%) yang mengalami kesalahan prinsip dalam menyelesaikan soal aljabar linear
terkait menentukan invers matriks dari matriks yang berordo 3×3; 5) Soal nomor
5, terdapat 12 mahasiswa (48%) mahasiswa yang mengalami kesalahan prinsip
dalam menyelesaikan soal aljabar linear terkait menentukan nilai dari beberapa
variabel dalam suatu sistem persamaan linear menggunakan aturan Cramer.
Kata Kunci : Kesalahan Prinsip,Analisis Kesalahan prinsip dan aljabar linear
ABSTRACT
Muhammad Rizal. 2019. Error Analysis of the Principles in Resolving Linear Algebra
Questions in case study 2016 mathematics student Semester under the guidance of
Dr. Yahya Hairun, S.Pd., M.Sc and Ariyanti jalal, S.Pd., M.Pd.

This research aims to know the form of errors in the principle of


mathematical students in solving linear algebra problems. This research is a case
study qualitative research, the subject of this study were students of the fourth
semester of 2016 mathematics departement. The data collection of this study used
5 numbers of linear algebra test instruments and validated by 2 testers and non test
interview instruments structured. The data were analyzed using descriptive
statistics and the Standard 5 (PAP) Guideline.
The results of data analysis showed: 1) Question number 1, there were 19
students (76%) who experienced a principle error in solving linear algebra
problems using OBE; 2) Question number 2, there was a student (4%) who
experiences a principle error in solving the related linear algebra problem to
determine the determinant of the matrix using the Sarrus method; 3) Question
number 3, there were 17 students (68%) who experienced a principle error in
solving the related linear algebraic problem determining the matrix determinant
by using the first line expansion; 4) Problem number 4, there are 16 students
(64%) who experience a principle error in solving the related linear algebra
problem to determine the matrix inverse of the matrix with the order of 3 × 3; 5)
Problem number 5, there were 12 students (48%) students who experienced a
principle error in solving linear algebra related problems to determine the value of
several variables in a system of linear equations using the Cramer rule.
Keywords:Principles Error, Error Analysis Principles, and linear algebra
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tanggan dibawah ini :


Nama Mahasiswa : Muhammad Rizal
Nomor Pokok Mahasiswa : 03081511004
Program Studi : Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Khairun
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang disusun
seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu
dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan
hasil karya saya sendiri dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima
sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lainnya
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Ternate, 25 Januari 2019


Yang membuat pernyataan

Muhammad Rizal
03081511004
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

“Dibalik kesuksesan seorang anak, ada doa orang tua yang selalu
mengiringi langkah kakinya”.
(Muhammad rizal)

“Perjalanan ribuan mil dimulai dari satu langkah kecil”


(Lao Tzu)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi ini sebagai tanda bukti dan baktiku


kepada:

 Dengan segenap kerendahan hati ku, ku persembahkan skripsi ini


Kepada kedua orang tuaku yang tercinta ayahanda (Alm.
Zainudin) dan Ibunda (Dwi Widiawaty) sebagai tanda baktiku
karena dengan segala kesabaran, curahan kasih sayang,
mendidikku, menyayangiku, mencintaiku, berjuang demi cita-
citaku serta iringan do’a yang selalu menyertai setiap gerak
langkahku dan pengharapan yang tulus sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi ini dengan baik.

 Kedua pamanku tersayang (Wiwit Subekti dan Irwan Triatmono)


serta kedua bibiku tersayang (Rukmin Udati dan Nurjanah
Nurdin) yang telah membantu meringankan beban ibuku untuk
membiayai pendidikanku.

 Kedua Pembimbing Bapak Dr. Yahya Hairun,S.Pd.,M.Si dan Ibu


Ariyanti Jalal,S.Pd.,M.Pd yang telah bersedia meluangkan
waktu,tenaga dan pikirannya, untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan kepada penulis.

 Buat Almamaterku tercinta Universitas Khairun Ternate,


tempatku menimbah ilmu.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan, atas berkat Rahmat dan Hidayah dari Allah

SWT. yang maha luas Ilmu-Nya, serta kesehatan dan kesempatan yang diberikan

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penulisan skripsi

ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi Strata 1 (S1)

untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Matematika

Universitas Khairun. Skripsi ini berjudul “Analisis Kesalahan Prinsip dalam

Menyelesaikan Soal Aljabar Linear pada Studi Kasus Mahasiswa Matematika

Semester IV Angkatan 2016”.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari adanya

kerjasama dan bantuan dapat terselesaikan karena dukungan, motivasi serata

bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun material. Sehingga secara

pribadi penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Husen Alting, S.H., M.H selaku Rektor Universitas Khairun.

2. Bapak Dr. Abdulrasyid Tolangara, S,Pd.,M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Khairun.

3. Bapak Dr. Hasan Hamid, S.Pd.,M.Si selaku PD I yang telah memberikan izin

penelitian dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Karman La Nani,S.Pd.,M.Si selaku ketua program studi pendidikan

matematika.
5. Bapak Dr. Yahya Hairun,S.Pd.,M.Si. selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ariyanti

Jalal,S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan

waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Hasan Hamid,S.Pd.,M.Si. selaku penguji I, Bapak Dr. Karman La Nani,

S.Pd.,M.Si selaku penguji II, dan Bapak Ahmad Afandi,S.Pd.,M.Pd selaku penguji

III yang telah banyak memberikan masukan dalam pengujian dan penyusunan skripsi

ini.

7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah

mencurahkan waktu dan membekali ilmu serta pengalaman yang sangat berguna

kepada penulis selama di bangku perkuliahan. Bapak Dr. Hasan Hamid, M.Si., Dr.

Hi. In. Hi. Abdullah, M.Si., Dr. H. Idrus Alhaddad, M.Pd., Dr. Karman La Nani,

S.Pd.,M.Si., Drs. Hasan Samsi, Dr. Yahya Hairun, S.Pd.,M.Si., Dr. Hery Suharna,

S.Pd., M.Sc., M.Pd., Dr. Joko Suratno, S.Pd.,M.Pd.Si., Mustafa A. H. Ruhama,

S.Pd.,M.Sc., Dr. Soleman Saidi, S.Pd.,M.Si., Ikram Hamid, S.Pd.,M.Sc., Asmar

Bani, S.Pd.,M.Pd., Ahmad Afandi, S.Pd.,M.Pd., Alm. Ibu Dra. Sitti Zaenab

Nursyam, M.Pd., Nurma Angkotasan, S.Pd.,M.Pd., Ida Kurnia Waliyanti,

S.Si.,M.Sc., Ardiana, S.Si,M.Si., Dr. Marwia Tamrin, S.Pd.,M.Pd., Hasriani Ishak,

S.Si.,M.Si., Ariyanti Jalal S.Pd.,M.Pd., Ibu Diah Parawita Sari S.Pd., M.Pd dan

Wilda Syam Tonra, S.Pd.,M.Pd.

8. Tata Usaha Program Studi Pendidikan Matematika Ibu Kartini,S.Pd yang telah

membantu penulis dalam penyelesaian administrasi selama di bangku perkuliahan.

9. Seluruh staf dosen dan tata usaha di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Khairun.


10. Kedua orang tua tercinta, Alm. Ayahanda Zainudin Modal dan Ibunda Dwi

Widiawaty,S.Pd yang selalu mencurahkan kasih sayang, nasehat, doa, pengorbanan,

kesabaran dan ketulusan tiada henti menjadi sumber motivasi dan semangat dalam

mengarungi kehidupan.

11. Keluarga besar gerakan pramuka gugus depan 01.001-01.002 SMP Negeri 2 Kota

Ternate.

12. Keluarga besar gerakan pramuka gugus depan 01.009-01.010 Iskandar Muhammad

Djabir Sjah SMA Negeri 4 Kota Ternate.

13. Sahabat-sahabat KESMMAT 2015, Silsentia Manyila, Merlin Megawe, Haris

Munandar Abas, Endang Sari Kharie, Nurjaya Ibrahim, Lilik Nurhayati, Ana

Pertiwi, Ernawati, Dewi Borengo, Waode Adenia, Masdar Soleman, Suwanti

Umasugi, Siti Hajar yusuf, Siti Khotimah, dan teman-teman yang belum sempat

disebutkan namanya satu persatu.

14. Kakak-kakak senior KESMMAT, Kak Bila, Kak Nursam, Kak Tina, dan kakak-

kakak yang belum sempat disebutkan namanya satu persatu.

15. Teman-teman KUBERMAS, Muammar Jafril, kak Vita Fahrudin, Kak Sartila

Hasim, Rifal Agil, Ramdan Djunaidi A. Kahar, Lisda Hasan, Denia Roswita

Anisdhita, Lilis Hamadun, Denia Septiana Wonggo, Yuni Umar, dan Fajaria Diana

Hasan yang telah memberikan pengalaman berharga selama melakukan pengabdian

kepada masyarakat di Kelurahan Ome, Tidore Kepulauan.

16. Teman-teman PPL, kak Noviyanti Rumata, kak Yanti Mirnawati Sero-Sero, Kak

Nurain Husain, Kak Ayu Landasari Rahayamtel, Mohamad bachtiar, Kak Arfiah,

Sarifudin Ismail, Kak Siti Dahlia Abdul Fatah, kak Novi yanti La Uku, Kak Sisilia

Taliawo, Kak Fahria Alim, dan kak Maryati Harun yang telah memberikan

pengalaman berharga selama PPL di SMA Negeri 1 Kota Ternate.


17. Guru pamong PPL ibu Guslita Lamadirse,S.Pd yang telah banyak memberikan ilmu

kepada penulis untuk menjadi guru yang profesional.

18. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Kota Ternate khususnya siswa-siswi X-MIA 1, X-MIA

2, dan X-MIA 6 yang telah memberikan penulis pengalaman berharga sebagai

seorang guru matematika.

19. Almamater tercinta tempat penulis menuntut ilmu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai

kesempurnaan, demi kesempurnaan skripsi ini saran yang bersifat membangun

semagat penulis harapkan.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembaca pada umumnya. Amin.

Ternate, 25 Januari 2019

Muhammad Rizal
03081511004
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i

ABSTRAK .........................................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................iv

PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN ...........................................................................vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Hakikat Matematika ................................................................................ 7
B. Kajian Objek Matematika ....................................................................... 11
C. Analisis Kesalahan .................................................................................. 15
D. Kesalahan dalam Mengerjakan Soal ....................................................... 17
E. Kesalahan Prinsip .................................................................................... 20
F. Faktor-Faktor yang Menimbulkan Kesalahan Mahasiswa dalam
Menyelesaikan Soal Matematika ............................................................ 21
G. Materi Aljabar Linear .............................................................................. 22
H. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 35

BAB III METODE PENELITIAN


A. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................ 37
B. Metode Penelitian.................................................................................... 37
C. Subjek Penelitian..................................................................................... 38
D. Tipe Penelitian ........................................................................................ 38
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 38
F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 41
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ............................................................................................. 62
B. Saran ........................................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT PENDIDIKAN
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Waktu Penelitian ...................................................................................37

Tabel 2. PAP Skala 5 ..........................................................................................40

Tabel 3. Kualifikasi dan Persentase hasil pengerjaan soal aljabar linear ............41

Tabel 4. Kesalahan prinsip mahasiswa pada nomor 1 ........................................46

Tabel 5. Kesalahan Prinsip pada Soal Nomor 3 ..................................................53

Tabel 6. Kesalahan Prinsip pada Soal Nomor 4 ..................................................57

Tabel 7. Kesalahan Prinsip pada Soal Nomor 5 ..................................................60


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.Hasil Observasi mahasiswa yang mengalami kesalahan ....................3

Gambar 2. Kesalahan prinsip pada nomor 1 responden M04 .............................44

Gambar 3. Kesalahan prinsip nomor 2 responden M18 ......................................46

Gambar 4. Kesalahan prinsip nomor 3 responden M23 ......................................49

Gambar 5. Kesalahan prinsip nomor 3 responden M03......................................50

Gambar 6. Kesalahan prinsip nomor 3 responden M19 ......................................52

Gambar 7. Kesalahan prinsip nomor 4 responden M01 ......................................55

Gambar 8. Kesalahan prinsip nomor 4 responden M04 ......................................56

Gambar 9. Kesalahan prinsip nomor 5 responden M04 ......................................59


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kisi-kisi Soal dan Instrumen Tes....................................................66

Lampiran 2. Rubrik Penilaian .............................................................................67

Lampiran 3. Pedoman Penskoran ........................................................................75

Lampiran 4. Lembar Validasi .............................................................................77

Lampiran 5. Skor Pencapaian Mahasiswa ..........................................................83

Lampiran 6. Hasil Kerja Mahasiswa ...................................................................84

Lampiran 7. Instrumen Wawancara ....................................................................92

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian........................................................................94

Lampiran 9. Dokumentasi ...................................................................................95


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu komponen paling penting dalam

kehidupan, pendidikan menjadi cerminan seberapa baik kualitas SDM di suatu

negara. Pendidikan adalah suatu proses membantu peserta didik dalam

mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dengan

melahirkan inovasi-inovasi kreatif tanpa perlu menghilangkan identitas dirinya.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa

secara aktif mengembangkan potensi untuk memiliki kekuatan spritual-

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara dalam

usaha mengembangkan potensi tersebut salah satunya melalui pembelajaran

matematika.

Lembaga pendidikan formal yang selalu didatangi peserta didik

diharapkan memberikan dampak positif dan berarti bagi perkembangan intelektual

sikap serta keterampilan peserta didik. Matematika merupakan salah satu ilmu

yang penting untuk dipelajari, karena matematika merupakan pilar utama dari

ilmu pengetahuan. Matematika melatih pola berpikir secara logis, terstruktur

dengan konsep yang ada.


19

Kemampuan intelektual mahasiswa dapat ditingkatkan seoptimal

mungkin, seorang dosen harus dapat memahami keadaan mahasiswa dalam arti

potensi yang ada dalam dirinya, baik potensi intelektual maupun bakat dan sifat

dasar yang dimilikinya. Salah satu cara untuk mengenal dan memahami

mahasiswa adalah dengan mengetahui kesalahan atau kesulitannya. Dosen yang

mengetahui kesalahan-kesalahan atau kesulitan-kesulitan mahasiswa dapat

memilih metode yang tepat dalam kegiatan proses mengajar, sehingga potensi

yang ada pada mahasiswa dapat digali seoptimal mungkin.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Khairun merupakan

salah satu fakultas yang menghasilkan tenaga kependidikan. Fakultas ini memiliki

beberapa jurusan, baik jurusan pendidikan MIPA maupun jurusan keguruan

lainnya. Pada jurusan pendidikan MIPA terdapat program studi matematika,

fisika, kimia, dan biologi. Program studi pendidikan matematika mulai dibuka

pada tahun 1984 dan pada tahun 1992 mulai menerima mahasiswa program S1.

Kurikulum FKIP, khususnya program studi pendidikan matematika, terdiri dari

kelompok mata kuliah wajib dan kelompok mata kuliah pilihan.

Beberapa mata kuliah dalam kelompok mata kuliah wajib merupakan mata

kuliah yang harus diikuti oleh semua mahasiswa calon guru matematika. Aljabar

linear merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa

program studi pendidikan matematika. Mata kuliah aljabar linear merupakan salah

satu mata kuliah wajib yang diberikan pada program Strata-1 (S1) jurusan

pendidikan matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Khairun. Pemberian mata kuliah tersebut dimaksudkan agar mahasiswa dapat


20

meningkatkan nalar kritis, mempertajam daya imajinasi berpikir mahasiswa, serta

memiliki kemampuan menggunakan matriks untuk menyelesaikan masalah, oleh

karena itu mata kuliah aljabar linear sangat penting untuk dikuasai mahasiswa

dalam rangka meningkatkan daya nalar kritis, dan mempertajam daya imajinasi.

Mahasiswa pendidikan matematika dipersiapkan untuk menjadi guru pada

bidang studi matematika sehingga sudah menjadi keharusan seorang mahasiswa

pendidikan matematika untuk menguasai bidang ilmu matematika. Pada faktanya

tidak semua mahasiswa pendidikan matematika mampu menyelesaikan

permasalahan matematis yang disajikan di perguruan tinggi, ada saja kesalahan

pada aspek-aspek tertentu yang mengakibatkan mahasiswa tidak mampu

menyelesaikan permasalahan matematis.

Nilai yang diperoleh mahasiswa kadang tidak belum menunjukkan

kemampuan matematis mahasiswa pada suatu pokok bahasan, misalnya seorang

mahasiswa bisa saja mendapatkan nilai yang baik pada mata kuliah kalkulus

namun pada mata kuliah trigonometri kurang baik, begitu pula sebaliknya.

Padahal dalam penguasan matematika, semua materi mempunyai keterkaitan

ibarat mata rantai yang saling terhubung satu sama lain. Maka seorang mahasiswa

harus mampu menguasai fakta, prinsip, konsep dan skill matematika.

Gambar 1. Hasil Observasi mahasiswa yang mengalami kesalahan


21

Berdasarkan dari hasil observasi peneliti pada mahasiswa pendidikan

matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Khairun

Semester IV Angkatan 2016, ditemukan bahwa adanya kesalahan yang dilakukan

oleh mahasiswa matematika pada salah satu butir soal. Pada nomor dua dengan

bunyi soal “Tentukan determinan matriks A = [ ] dengan menggunakan

aturan ekspansi baris pertama!”. Mahasiswa dengan hasil kerja diatas mengetahui

rumus yang harus digunakan tapi mahasiswa tidak menjawab sesuai dengan

rumus yang diketahui, mahasiswa tersebut hanya menuliskan rumus yang akan

digunakan.

Analisis kesalahan akan diperoleh bentuk dan penyebab kesalahan

mahasiswa. Kesalahan yang dilakukan perlu dianalisis lebih lanjut untuk

mendapatkan gambaran jelas terkait kesalahan-kesalahan mahasiswa dalam

menyelesaikan soal aljabar linear.

Menurut Amir (Patricia, 2017: 45), bahwa faktor-faktor penyebab

kesalahan adalah mahasiswa kurang memahami materi prasyarat, mahasiswa tidak

teliti dalam memahami dan menyelesaikan soal, mahasiswa malu bertanya dan

mengungkapkan pendapatnya kepada dosen saat berinteraksi di kelas, mahasiswa

lebih percaya diri bertanya dan mengungkapkan pendapatnya kepada teman

sejawatnya, mahasiswa tidak menyukai matematika pada jenjang pendidikan

sebelum perguruan tinggi, mahasiswa hanya menghafal konsep atau rumus tanpa

memahaminya secara bermakna, mahasiswa tidak terbiasa menyelesaikan soal-

soal non rutin. Oleh karena itu, dosen perlu mengetahui faktor-faktor yang
22

menyebabkan mahasiswanya melakukan kesalahan dalam menyelesaikan

permasalahan sehingga ada tindak lanjut dari dosen untuk mengatasinya.

Berdasarkan dari uraian diatas maka penulis terdorong untuk meneliti

lebih jauh tentang “Analisis Kesalahan Prinsip dalam Menyelesaikan Soal

Aljabar Linear pada Studi Kasus Mahasiswa Matematika Semester IV

Angkatan 2016 ”.

B. Identifikasi Masalah

1. Masih ditemukan adanya masalah dalam menyelesaikan soal aljabar linear

yang mengakibatkan adanya kesalahan dalam menyelesaikan soal yang

diberikan.

2. Seharusnya mahasiswa matematika mampu mengerjakan soal aljabar linear

yang diberikan, namun kenyataannya masih ada kesalahan yang dilakukan

oleh mahasiswa dalam mengerjakan soal aljabar linear.

3. Kemampuan prinsip matematis seharusnya tinggi sehingga mampu

mengaitkan atau menghubungkan satu fakta dengan fakta yang lain atau satu

konsep dengan konsep yang lain namun pada kenyataannya kemampuan

prinsip matematis tergolong rendah.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus dan mencapai hasil yang diinginkan,

maka masalah yang akan diteliti dibatasi yaitu peneliti hanya membatasi pada
23

identifikasi masalah nomor 3 yaitu hanya pada kemampuan prinsip matematis

pada materi aljabar linear yang sudah diajarkan.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimana bentuk kesalahan

prinsip mahasiswa matematika dalam menyelesaikan soal aljabar linear?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk: Mengetahui bentuk kesalahan

prinsip mahasiswa matematika dalam menyelesaikan soal aljabar linear.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Sebagai masukan kepada mahasiswa dalam menyelesaikan soal aljabar linear

dan untuk mengetahui letak kesalahan prinsip yang dialami guna

meningkatkan kemampuan dalam penyelesaian soal aljabar linear.

2. Sebagai masukan kepada dosen untuk meningkatkan skill dalam proses

belajar mengajar maupun kegiatan lainnya yang berorientasi pada

peningkatan mutu dosen.

3. Sebagai masukan kepada peneliti dalam mengembangkan pengetahuan dan

menganalisa kemampuan mahasiswa melalui penelitian-penelitian yang

berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas mahasiswa.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat Matematika

Menurut Sri Anita dkk (Muhlisrarini & Hamzah, 2013: 47), pengertian

matematika tidak didefinisikan secara mudah dan tepat mengingat ada banyak

fungsi dan peranan matematika terhadap bidang studi lain. Kalau ada definisi

tentang matematika maka itu bersifat tentatif tergantung kepada orang yang

mendefinisikannya. Jika seseorang tertarik dengan bilangan maka orang tersebut

akan mendefinisikan matematika adalah kumpulan bilangan yang dapat digunakan

untuk menyelesaikan persoalan hitungan dalam perdagangan. Beberapa orang

mendefinisikan matematika berdasarkan struktur matematika, pola pikir

matematika, pemanfaatannya bagi bidang lain, dan sebagainya. Berdasarkan

pertimbangan itu maka ada beberapa definisi tentang matematika.

1. Matematika adalah cabang pengetahuan eksak dan terorganisasi.

2. Matematika adalah ilmu tentang keluasan atau pengukuran dan letak.

3. Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan dan hubungan-

hubungannya.

4. Matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur, dan hubungannya

yang diatur menurut urutan yang logis.

5. Matematika adalah ilmu dedukatif yang tidak menerima generalisasi yang

didasarkan pada observasi (induktif) tetapi diterima generalisasi yang

didasarkan kepada pembuktian secara deduktif.

24
6. Matematika adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasi mulai dari

unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma

atau postulat akhirnya ke dalil atau teorema.

7. Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan besaran,

dan konsep-konsep hubungan lainnya yang jumlahnya banyak dan terbagi

ke dalam 3 bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri.

Berdasarkan definisi di atas, terdapat sedikit gambaran pengertian tentang

matematika dengan menggabungkan pengertian dan dapat diterima, karena

matematika dapat ditinjau dari segala sudut, dan matematika itu sendiri bisa

memasuki seluruh segi kehidupan manusia, dari yang paling sederhana sampai

kepada yang paling kompleks.

Menurut Ali hamzah & Muhlisrarini (2013: 49), adapun beberapa macam

fungsi matematika yaitu:

a. Sebagai suatu struktur.

Banyak dijumpai simbol yang satu berkaitan dengan simbol lainnya dalam

matematika, misalkan dalam konsep matriks di mana terdapat baris dan kolom,

keduanya dihubungkan satu sama lain. Materi diferensial dikenal adanya simbol

variabel y dan x, keduanya saling berkaitan membentuk turunan. Matematika

sebagai suatu struktur atau bentuk kelas dengan contoh di atas. Matematika

disusun atau dibentuk dari hasil pemikiran manusia seperti ide proses dan

penalaran. Sering terdengar seorang anak menghafal perkalian dengan bilangan-

bilangan tertentu. Hafalan itu merupakan bentuk atau susunan yang menurut

aturan dan disepakati bersama sebagai suatu kebenaran. Kalau tidak ada simbol-
simbol, maka akan terjadi kesulitan berkomunikasi matematika. Simbol-simbol itu

dibentuk dari ide, misalkan bilangan satu maka ide kata satu diberi simbol “1”.

Komunikasi secara efektif dan efisien dapat dilakukan dengan adanya

simbol matematika yang dibentuk dari suatu hal yang abstrak. Pengembangan

produk berbentuk konsep baru melahirkan matematika, yaitu suatu ilmu yang

tersusun secara hierarkis, logis, dan sistematis dari konsep yang sederhana sampai

kepada konsep yang kompleks. Dalam prosesnya, ide yang menjadi simbol harus

dipahami lebih dahulu sebelum ide tersebut disimbolkan, sehingga pengguna

simbol tidak mengalami kekeliruan. Kekeliruan penggunaan simbol dalam

matematika sangat berbahaya karena akan mengalami kekeliruan dalam

memanipulasi aturan-aturan atau rumus-rumus pada tahap berikutnya.

b. Kumpulan Sistem

Matematika sebagai kumpulan sistem mengandung arti bahwa dalam satu

formula matematika terdapat beberapa sistem di dalamnya. Misalkan pembicaraan

sistem persamaan kuadrat maka ada di dalamnya variabel-variabel, faktor-faktor,

sistem linier yang menyatu dalam persamaan kuadrat tersebut. Persamaan linear

merupakan bagian dari sistem kuadrat.

Di samping sebagai sistem, matematika dibagi menjadi lima cabang yaitu

aritmatika, geometri, aljabar, analisis, dan dasar matematika. Aritmatika

membahas teori bilangan, dasar matematika membicarakan tentang logika dasar.

Matematika dapat digambarkan sebagai pohon dengan semua cabang-cabangnya

dan logika dasar sebagai akar pohon tersebut. Walaupun berurai menjadi beberapa
macam, matematika tetap bersifat konsisten dalam arti bebas dari kontradiksi

yang di dalamnya mempunyai sistem deduktif.

c. Sebagai Sistem Deduktif

Banyak pengertian pangkal atau primitif pada bidang matematika.

Definisi-definisi dasar ini memuat beberapa definisi, sekumpulan asumsi, banyak

postulat dan aksioma serta sekumpulan teorema atau dalil. Ada hal-hal semacam

di atas sebagai tidak dapat didefinisikan, akan tetapi diterima sebagai suatu

kebenaran, konkretnya yakni tentang titik, garis, elemen atau unsur dalam

matematika tidak didefinisikan, akan menjadi konsep yang bersifat deduktif.

d. Ratunya Ilmu dan Pelayan Ilmu

Kalau melihat matematika sebagai bahasa dalam arti bahasa simbol dan

sebagai alat yakni perangkat yang diperlukan dalam suatu aktivitas maka akan

banyak yang menggunakannya terutama bidang sains dan sosial. Matematika

dapat melayani ilmu-ilmu lain karena rumus, aksioma dan model pembuktian

yang dipunyainya dapat membantu ilmu-ilmu tersebut. Peran sebagai ratunya ilmu

tergantung pada bagaimana seseorang dapat menggunakannya.

Matematika sebagai alat untuk menyelesakan masalah dengan

menerjemahkan masalah-masalah ke dalam simbol-simbol matematika. Misalkan,

ketika berbicara tentang fenomena alam tentang gerak benda meliputi gerak lurus,

gerak berubah beraturan dan gerak melingkar serta gerak jatuh maka dibuatkan

simbol-simbol gerak itu sedemikian rupa sehingga perhitungan yang berhubungan

dengannya dapat diselesaikan dengan mudah.


Selain itu, penerjemahan ke dalam matematika berbentuk model yang

dikatakan model matematika. Masalah yang sudah diterjemahkan dalam model

matematika kemudian dianalisis, disintesis, dan dihitung dalam ruang matematika

sampai selesai. Hasil yang diperoleh dikembalikan lagi ke dalam bidang

permasalahan semula, bidang keilmuan yang memerlukan matematika itu untuk

lebih auh dianalisis. Dalam hal ini matematika tidak campur tangan lagi.

B. Kajian Objek Matematika

Salah satu ciri atau karakteristik matematika adalah objek matematika.

Bell (Abidin Zainal, 2012: 188), membagi objek matematika dalam dua

kelompok, pertama objek langsung dan kedua objek tak langsung. Objek langsung

diklasifikasikan atas fakta, keterampilan, konsep dan prinsip. Sedangkan objek tak

langsung diklasifikasikan atas transfer belajar, kemampuan inkuiri, kemampuan

memecahkan masalah dan apresiasi untuk struktur matematika. Adapun

pengertian serta contoh dari masing-masing klasifikasi objek langsung tersebut

adalah sebagai berikut.

a. Fakta

Fakta dalam matematika Menurut Hudojo (Abidin Zainal, 2012: 188),

adalah suatu ide/gagasan apabila hanya ada satu eksemplar saja ditemukan disebut

fakta. Misalnya sin 90o = 1 dimana 90o dan 1 adalah dua bilangan yang bukan

merupakan anggota dua himpunan. Sedangkan Bell (Abidin Zainal, 2012: 188),

mengemukakan bahwa fakta merupakan kesepakatan atau ketentuan dalam

matematika misalnya simbol-simbol dalam matematika. Simbol “2” merupakan


simbol yang dihubungkan dengan perkataan “dua”, “x” adalah simbol yang

dihubungkan dengan operasi perkalian, “+” adalah simbol yang dihubungkan

dengan operasi penjumlahan, “>” adalah simbol yang dihubungkan dengan

perkataan lebih dari, dan sebagainya.

Setiap kali mengatakan “tujuh”, secara spontan akan tergambar simbol “7”

dalam pikiran setiap orang, dan fakta dalam matematika dapat dipelajari antara

lain melalui belajar hafalan, latihan dan permainan. Peserta didik dikatakan telah

memahami fakta jika dapat menuliskan fakta dengan benar dan dapat

menggunakan dengan tepat dalam situasi yang berbeda.

b. Keterampilan

Bell (Zainal Abidin, 2012: 189), mengemukakan bahwa keterampilan

dalam matematika merupakan operasi dan prosedur dimana matematisi

diharapkan dapat menyelesaikan persoalan dengan cepat dan tepat. Berbagai

keterampilan berwujud urutan prosedur tertentu yang disebut dengan algoritma.

Sedangkan operasi itu sendiri adalah suatu aturan untuk mendapatkan elemen

tunggal dari satu atau lebih elemen yang diketahui, misalnya menjumlahkan

matriks ordo 2×2 dengan matriks berordo 2×2 lainnya, mengalikan matriks ordo

2×2 dengan suatu bilangan real merupakan contoh dari keterampilan. Hal ini

sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Hudojo (Zainal Abidin, 2012: 189),

bahwa keterampilan dimaksudkan agar peserta didik mampu menjalankan

prosedur dan operasi dalam matematika secara tepat dan benar.

Keterampilan dalam matematika dapat dipelajari antara lain melalui

demonstrasi dan berbagai bentuk latihan seperti kerja kelompok dan permainan.
Seseorang dikatakan telah menguasai suatu keterampilan apabila telah mampu

mendemonstrasikan dengan benar keterampilan tersebut dengan menyelesaikan

berbagai bentuk masalah yang memerlukan keterampilan itu, atau dapat

menerapkannya dalam berbagai macam situasi.

c. Konsep

Konsep dalam matematika menurut Hudojo (Zainal Abidin, 2012: 189-

190), adalah suatu ide/gagasan yang dibentuk dengan memandang sifat-sifat yang

sama dari sekumpulan eksemplar yang cocok. Dengan mengambil adanya

sekumpulan eksemplar sebagai kriteria untuk mengidentifikasi konsep. Apabila

dapat menemukan lebih dari satu eksemplar dari suatu ide/gagasan, maka dapat

dianggap sebagai suatu konsep. Contoh “x < y” merupakan konsep sebab peserta

didik dapat menyebutkan fakta misalkan 2 < 3. Sedangkan menurut Bell (Zainal

Abidin, 2012: 190), konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan

seseorang untuk mengklasifikasikan objek-objek atau kejadian-kejadian dan

menentukan apakah objek-objek atau kejadian-kejadian itu merupakan contoh

atau bukan contoh dari ide tersebut. Menurut Soedjadi (Zainal Abidin, 2012: 190),

konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau

mengklasifikasikan sekumpulan objek. Apakah objek tertentu merupakan contoh

konsep ataukah bukan. Perkalian dua buah matriks, determinan matriks, invers

matriks, sistem persamaan linear, eliminasi gauss, dan Operasi Baris Elementer

semua ini merupakan contoh dari konsep. Konsep dalam Matematika dapat

dipelajari melalui definisi atau observasi langsung.


d. Prinsip

Prinsip adalah objek matematika yang paling kompleks. Prinsip menurut

Bell (Zainal Abidin, 2012: 190), adalah hubungan antara konsep bersama dengan

relasi di antara konsep-konsep. Hal senada dikemukakan oleh Hudojo(Zainal

Abidin, 2012: 190), prinsip adalah suatu ide/gagasan menghubungkan dua atau

lebih konsep, maka ide/gagasan disebut prinsip. Soedjadi (Zainal Abidin, 2012:

190), mengatakan bahwa prinsip dapat terdiri atas beberapa fakta, beberapa

konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun operasi. Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa prinsip adalah hubungan antara berbagai objek dasar

Matematika, contohnya untuk menentukan invers matriks ordo 2×2, rumus yang

dapat digunakan yaitu A-1 = , ini merupakan prinsip yang terdiri dari

beberapa konsep yaitu konsep A-1 , det A dan Adj(A) . Untuk memahami prinsip

A-1 = , seseorang terlebih dahulu harus memahami konsep A-1 , det A

dan Adj(A).

Prinsip dapat dipelajari melalui proses inkuiri ilmiah, penemuan, diskusi

kelompok, menggunakan strategi pemecahan masalah, dan demonstrasi.

Seseorang dikatakan telah mempelajari suatu prinsip apabila dapat

mengidentifikasi konsep-konsep yang termuat dalam prinsip tersebut, dan

mengaplikasikan prinsip tersebut pada situasi tertentu. Bell (Zainal Abidin, 2012:

190), mengemukakan bahwa seseorang yang hanya menghafalkan rumus kuadrat

atau lainnya berarti telah mengetahui fakta, seseorang yang dapat mensubstitusi

bilangan ke dalam rumus dan menemukan jawaban berarti telah mempelajari

keterampilan.
C. Analisis Kesalahan

Kesalahan secara umum dapat dipandang sebagai hasil tindakan yang

tidak tepat, yang menyimpang dari aturan, norma, atau suatu sistem yang sudah

ditentukan. Tindakan yang tidak tepat itu dapat mengakibatkan tujuan tidak

tercapai secara maksimal atau bahkan gagal, sehingga jika kesalahan itu

dihubungkan dengan objek dasar matematika, kesalahan dapat diartikan sebagai

pemahaman yang tidak tepat atau tidak rasional dalam mempelajari suatu

masalah, sehingga banyak kesulitan yang dihadapi, bahkan masalah gagal atau

tidak dapat diselesaikan (Kastiyah & Tri, 2018: 516).

Adapun menurut Cheng-Fei Lai (2012: 1), analisis kesalahan adalah

metode yang biasa digunakan untuk mengidentifikasi penyebab kesalahan

mahasiswa ketika mereka membuat kesalahan yang konsisten. Ini adalah proses

meninjau pekerjaan mahasiswa dan kemudian mencari pola kesalahpahaman.

Kesalahan dalam matematika dapat berupa fakta, prosedural, atau konseptual, dan

dapat terjadi karena sejumlah alasan.

Jenis kesalahan mahasiswa dalam mengerjakan soal aljabar linear menurut

Soedjadi (Kastiyah & Tri, 2018: 516) dapat diadaptasi dari objek-objek langsung

dalam pelajaran matematika sehingga bentuk kesalahan yang terjadi meliputi

kesalahan dalam memahami fakta-fakta, konsep-konsep, operasi-operasi (skills),

dan prinsip-prinsip. Bentuk kesalahan tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Kesalahan dalam memahami fakta-fakta

Fakta matematika merupakan suatu kesepakatan dalam matematika yang

ditandai dengan simbol matematika. Mahasiswa dikatakan salah dalam


memahami fakta-fakta tersebut ketika mahasiswa tidak dapat mengetahui maksud

dari simbol tersebut.

2. Kesalahan dalam memahami konsep-konsep

Suatu konsep dalam matematika adalah suatu ide abstrak yang

memungkinkan orang dapat mengklasifikasi objek-objek atau kejadian-kejadian

dan memungkinkan orang dapat mengetahuinya sebagai contoh atau bukan

contoh. Mahasiswa dikatakan salah dalam memahami konsep determinan matriks

jika siswa tersebut tidak dapat memahami definisi dari maksud tersebut.

3. Kesalahan dalam memahami operasi-operasi (skills)

Operasi adalah aturan untuk memperoleh elemen tunggal dari satu atau

lebih elemen yang diketahui. Contohnya adalah penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian. Mahasiswa dikatakan salah dalam operasi-operasi jika

mahasiswa tersebut tidak dapat menyusun algoritma penyelesaian yang tepat serta

menggunakan operasi bilangan dalam memecahkan masalah sistem persamaan

linear.

4. Kesalahan dalam memahami prinsip-prinsip

Prinsip dalam matematika adalah hubungan antara berbagai objek dasar

matematika. Prinsip dapat berupa aksioma, teorema, sifat dan sebagainya.

Mahaiswa dikatakan salah dalam memahami prinsip-prinsip jika mahasiswa

tersebut tidak dapat menggunakan sifat-sifat operasi matriks dalam memecahkan

masalah menggunakan Operasi Baris Elementer (OBE).

Menurut Roelien Herholdt & Ingrid Sapire (2014: 43), analisis kesalahan

juga disebut sebagai analisis pola kesalahan, adalah studi tentang kesalahan dalam
pekerjaan peserta didik dengan maksud untuk menemukan penjelasan untuk

kesalahan penalaran ini. Tidak semua kesalahan dapat dikaitkan dengan kesalahan

penalaran, beberapa hanya kesalahan ceroboh diidentifikasi sebagai "Slip", yang

dapat dengan mudah diperbaiki jika proses yang salah ditunjukkan kepada pelajar.

Slip adalah kesalahan acak dalam pengetahuan deklaratif atau prosedural, yang

tidak menunjukkan kesalahpahaman sistematis atau masalah konseptual. Analisis

kesalahan berkaitan dengan kesalahan perfasif yang dibuat mahasiswa,

berdasarkan kurangnya pemahaman konseptual atau prosedural. Jelas bahwa

kesalahan matematika seperti itu terjadi ketika seseorang yang membuat jenis

kesalahan ini percaya bahwa apa yang telah dilakukan adalah benar sehingga

menunjukkan alasan yang salah. Kesalahan semacam itu bersifat sistematis dan

persisten dan terjadi di berbagai konteks. Kesalahan yang terjadi merupakan hasil

dari penggunaan algoritma yang mengarah pada jawaban yang salah atau

penggunaan prosedur yang belum sepenuhnya dipahami.

Dapat disimpulkan bahwa analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal

aljabar linear adalah suatu penentuan jenis masalah atau penentuan kelemahan

(ketidakmampuan mahasiswa) dalam menyelesaikan soal aljabar linear.

D. Kesalahan dalam Mengerjakan Soal

Menurut (Rosmaiyadi, 2018: 63), kesalahan-kesalahan yang dilakukan

mahasiswa dalam menjawab soal sebagai berikut:

1. Kesalahan konsep, yaitu kesalahan mahasiswa berkaitan dengan konsep

dasar yang dimilikinya tentang aljabar.


2. Kesalahan dalam menghitung.

3. Penyimpangan algoritma.

4. Kesalahan tanda, yang seharusnya negatif menjadi positif atau sebaliknya.

5. Jawaban yang sembarang.

6. Mengerjakan soal yang tidak selesai di jawab, atau jawaban tidak lengkap

karena ada langkah-langkah yang dilewati.

Adapun menurut Suci Yuniati (2014: 77), jenis-jenis kesalahan yang

dilakukan dalam menyelesaikan soal matematika adalah:

1. Kesalahan dalam menerima informasi.

2. Kesalahan yang berhubungan dengan konsep.

3. Kesalahan dalam menghitung.

4. Kesalahan yang berhubungan dengan materi prasyarat.

Menurut Arya dan Masriyah (Nurkhabibah, 2016: 9), jenis kesalahan

merupakan kesalahan yang berkaitan dengan objek matematika yaitu konsep,

operasi, dan prinsip.

1. Kesalahan konsep yaitu kesalahan yang dibuat siswa dalam menggunakan

konsep-konsep yang terkait dengan materi.

2. Kesalahan prinsip yaitu kesalahan dalam menggunakan aturan-aturan,

rumus-rumus matematika, atau salah dalam menggunakan prinsip-prinsip

yang terkait dengan materi.

3. Kesalahan operasi yaitu kesalahan dalam melakukan operasi atau

perhitungan.
Menurut Subaidah (Widodo, 2013: 108), kesalahan dalam menyelesaikan

masalah matematika dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu kesalahan konsep,

kesalahan prinsip dan kesalahan operasi. Kesalahan konsep adalah kesalahan

dalam menggunakan konsep-konsep yang terkait dengan materi. Kesalahan

konsep dapat terjadi pada mahasiswa di antaranya karena salah dalam memahami

makna soal dan salah dalam menggunakan konsep variabel yang akan digunakan.

Kesalahan prinsip adalah kesalahan yang berkaitan dengan hubungan antara dua

atau lebih objek-objek matematika. Kesalahan prinsip dapat terjadi di antaranya

karena salah dalam menggunakan rumus dan salah dalam menerjemahkan soal.

Kesalahan operasi adalah kesalahan dalam melakukan perhitungan. Kesalahan

operasi dapat terjadi karena tidak menggunakan aturan operasi atau perhitungan

dengan benar.

Menurut Hidayat (Widodo, 2013: 109), kesalahan yang dilakukan dapat

dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:

1. kesalahan fakta, yaitu kesalahan yang terkait dengan materi dan yang ada

dalam soal.

2. kesalahan konsep, yaitu kesalahan pemahaman terhadap konsep-konsep

terkait dengan materi.

3. kesalahan operasi, yaitu kesalahan dalam melakukan perhitungan;

4. kesalahan prinsip, yaitu kesalahan karena salah memahami prinsip atau

menerapkan prinsip dalam soal.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, kesalahan dalam mengerjakan soal

matematika lebih cenderung kepada bagaimana cara mahasiswa mengaitkan setiap


langkah yang diambil sehingga pada akhir dari jawaban atau penarikan

kesimpulan dari jawaban yang diperoleh. Ketika pada langkah tertentu tidak

memiliki kaitan dengan langkah sebelumnya maka ditemukan kesalahan dalam

mengerjakan soal.

E. Kesalahan Prinsip

Menurut Subaidah (Widodo, 2013: 108), kesalahan prinsip adalah

kesalahan yang berkaitan dengan hubungan antara dua atau lebih objek-objek

matematika. Kesalahan prinsip dapat terjadi di antaranya karena salah dalam

menggunakan rumus dan salah dalam menerjemahkan soal.

Menurut Widodo (2013: 108), indikator dari kesalahan prinsip terdiri atas:

a. mahasiswa salah dalam menerjemahkan soal

b. mahasiswa tidak memperhatikan prasyarat dalam menggunakan

rumus, teorema, atau definisi.

Adapun menurut mulyadi (2018: 82), indikator dari kesalahan prinsip

terdiri atas:

a. Salah dalam menggunakan rumus

b. Salah dalam mengaitkan hubungan antara beberapa konsep

matematika.

c. Tidak menuliskan jawaban / kesimpulan akhir jawaban

Sedangkan menurut Febrianti (2014: 59), Kesalahan prinsip adalah

kesalahan dalam menggunakan aturan-aturan atau rumus-rumus matematika atau


salah dalam menggunakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan materi. Indikator

kesalahan prinsip meliputi:

a. Salah dalam menyelesaikan jawaban.

b. Salah dalam menentukan jawaban akhir soal dan dalam penarikan

kesimpulan.

Berdasarkan beberapa indikator diatas, maka indikator kesalahan prinsip

mahasiswa matematika dalam menyelesaikan soal aljabar linear meliputi:

a. Kesalahan memperhatikan prasyarat dalam menggunakan rumus,

teorema, atau definisi.

b. Kesalahan dalam mengaitkan beberapa objek dalam matematika.

F. Faktor-Faktor yang Menimbulkan Kesalahan Mahasiswa dalam

Menyelesaikan Soal Matematika

Menurut Rosyidi (Nurkhabibah, 2016: 10), faktor yang menyebabkan

peserta didik mengalami kesulitan belajar sehingga menyebabkan siswa tersebut

melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika ada dua segi yaitu

segi kognitif dan segi non kognitif. Segi kognitif meliputi hal-hal yang

berhubungan dengan kemampuan intelektual dan cara memproses atau mencerna

materi matematika. Sedangkan segi non kogitif meliputi semua faktor diluar hal-

hal yang berhubungan dengan kemampuan intelektual seperti sikap, kepribadian,

cara belajar, kesehatan jasmani, keadaan emosional, cara mengajar guru, fasilitas-

fasilitas belajar, serta suasana rumah.


Menurut ishak dan warji (Nurianti dkk, 2015: 3), faktor-faktor yang dapat

menimbulkan kesalahan siswa dalam matematika, yaitu :

a. Faktor Internal

Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri baik yang

bersifat biologis maupun yang bersifat psikologis misalnya kecerdasan,

kelemahan fisik, sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan

pelajaran tertentu.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa itu

sendiri, berupa lingkungan, baik yang berupa lingkungan alam misalnya tempat

belajar, suasana, cuaca, penerangan, dan sebagainya, maupun yang berupa

lingkungan sosial yaitu yang berhubungan dengan pergaulan manusia.

Berdasarkan faktor-faktor diatas, peneliti mencoba untuk memberikan

solusi faktor-faktor internal mahasiswa.

G. Materi Aljabar Linear

1. Operasi Eliminasi Gauss

Eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di dalam

matriks sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana (ditemukan oleh Carl

Friedrich Gauss). Caranya adalah dengan melakukan operasi baris sehingga

matriks tersebut menjadi matriks yang Eselon-baris. Hal ini dapat digunakan

sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear dengan menggunakan

matriks. Caranya dengan mengubah persamaan linear tersebut ke dalam matriks


teraugumentasi dan mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks Eselon-baris,

lakukan substitusi balik untuk mendapatkan nilai dari variabel-variabel tersebut.

Contoh: Diketahui persamaan linear

x + 2y + z = 6

x + 3y + 2z = 9

2x + y + 2z = 12

Tentukan Nilai x, y dan z!

Jawab:

Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks:

A=

Operasikan Matriks tersebut dikerjakan menurut cara eliminasi Gauss Jordan

A= Baris ke 2 dikurangi baris ke 1

A= Baris ke 3 dikurangi 2 kali baris ke 1

Baris ke 3 ditambah 3 kali baris ke 2


A=

A=
Baris ke 3 dibagi dengan 3 (Matriks menjadi Eselon-baris)

Maka mendapatkan 3 persamaan linear baru yaitu

x + 2y + z = 6

y+z=3

z=3

Kemudian lakukan substitusi balik maka didapatkan:

y+z=3

y+3=3

y=0

x + 2y + z = 6

x+0+3=6

x=3

Jadi nilai dari x = 3 , y = 0 ,dan z = 3

2. Operasi Eliminasi Gauss-Jordan

Eliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang

hasilnya lebih sederhana. Caranya adalah dengan meneruskan operasi baris dari

eliminasi Gauss sehingga menghasilkan matriks yang Eselon-baris tereduksi. Hal

ini juga dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear

dengan menggunakan matriks. Caranya dengan mengubah persamaan linear

tersebut ke dalam matriks teraugmentasi dan mengoperasikannya. Setelah menjadi


matriks Eselon-baris tereduksi, maka langsung dapat ditentukan nilai dari

variabel-variabelnya tanpa substitusi balik.

Contoh: Diketahui persamaan linear

x + 2y + 3z = 3

2x + 3y + 2z = 3

2x + y + 2z = 5

Tentukan Nilai x, y dan z!

Jawab:

Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks:

Operasikan Matriks tersebut

Baris ke 2 dikurangi 2 kali baris ke 1

Baris ke 3 dikurangi 2 kali baris ke 1


Baris ke 3 dikurangi 3 kali baris ke 2

Baris ke 3 dibagi 8 dan baris ke 2 dibagi -1

Baris ke 2 dikurangi 4 kali baris ke 3

Baris ke 1 dikurangi 3 kali baris ke 3

Baris ke 1 dikurangi 2 kali baris ke 2 (Matriks menjadi

Eselon-baris tereduksi)

Maka didapatkan nilai dari x = 2 , y = − 1 ,dan z = 1

3. Operasi Dalam Matriks

Dua buah matriks dikatakan sama apabila matriks-matriks tersebut

mempunyai ordo yang sama dan setiap elemen yang seletak sama.

Jika A dan B adalah matriks yang mempunyai ordo sama, maka

penjumlahan dari A + B adalah matriks hasil dari penjumlahan elemen A dan B


yang seletak. Begitu pula dengan hasil selisihnya. Matriks yang mempunyai ordo

berbeda tidak dapat dijumlahkan atau dikurangkan.

Jumlah dari k buah matriks A adalah suatu matriks yang berordo sama

dengan A dan besar tiap elemennya adalah k kali elemen A yang seletak.

Didefinisikan: Jika k sebarang skalar maka kA = A k adalah matriks yang

diperoleh dari A dengan cara mengalikan setiap elemennya dengan k. Negatif dari

A atau -A adalah matriks yang diperoleh dari A dengan cara mengalikan semua

elemennya dengan -1. Untuk setiap A berlaku A + (-A) = 0. Hukum yang berlaku

dalam penjumlahan dan pengurangan matriks :

a.) A + B = B + A

b.) A + ( B + C ) = ( A + B ) + C

c.) k ( A + B ) = kA + kB = ( A + B ) k , k = skalar

Hasil kali matriks A yang ber-ordo m x p dengan matriks B yang berordo

p x n dapat dituliskan sebagi matriks C = [ cij ] berordo m x n dimana cij = ai1 b1j +

ai2 b2j + ... + aip bpj

4. Matriks Balikan (Invers)

JIka A dan B matriks bujur sangkar sedemikian rupa sehingga A B = B A

= I , maka B disebut balikan atau invers dari A dan dapat dituliskan B = A − 1 ( B

sama dengan invers A ). Matriks B juga mempunyai invers yaitu A maka dapat
−1
dituliskan A = B . Jika tidak ditemukan matriks B, maka A dikatakan matriks

tunggal (singular). Jika matriks B dan C adalah invers dari A maka B = C.


Matriks A = [ ] dapat di-invers apabila ad - bc ≠ 0 dengan Rumus:

Apabila A dan B adalah matriks seordo dan memiliki balikan maka AB

dapat di-invers dan (AB) − 1 = B − 1A – 1

Contoh 1:

Matriks

A=[ ] dan B = [ ]

AB =[ ][ ]=[ ]= I (matriks identitas)

BA = [ ][ ]= [ ] = I (matriks identitas)

Maka dapat dituliskan bahwa B = A − 1 , B Merupakan invers dari A

Contoh 2:

Matriks

A= [ ]dan B = [ ]

AB = [ ][ ]= [ ]

BA = [ ][ ]=[ ]

Karena AB ≠ BA ≠ I maka matriks A dan matriks B disebut matriks tunggal.


Contoh 3:

Matriks

A=[ ]

Tentukan Nilai dari A-1!

Jawab:

Contoh 4:

Matriks

A=[ ], B = [ ], AB = [ ]

Dengan menggunakan rumus, maka didapatkan

, ,

Maka

Ini membuktikan bahwa (AB) − 1 = B − 1A – 1


5. Determinan

Determinan adalah suatu fungsi tertentu yang menghubungkan suatu

bilangan real dengan suatu matriks bujursangkar. Sebagai contoh, kita ambil

matriks A2x2

A= tentukan determinan A!

untuk mencari determinan matriks A maka,

det A = ad - bc

a. Determinan dengan Minor dan kofaktor

A=[ ] tentukan determinan A

Pertama buat minor dari a11

M11 = [ ] = det M = . –(

Kemudian kofaktor dari M11 adalah

C11 = (-1)1+1M11 = (-1)1+1 . –(

kofaktor dan minor hanya berbeda tanda Cij=±Mij untuk membedakan

apakah kofaktor pada ij adalah + atau - maka kita bisa melihat matriks dibawah ini
Begitu juga dengan minor dari a32

M32 = = det(M) = -

Maka kofaktor dari a32 adalah

c32 = (-1)3+2M32 = (-1)3+2 × -

Secara keseluruhan, definisi determinan ordo 3x3 adalah

det(A) = a11C11+a12C12+a13C13

b. Determinan dengan Ekspansi Kofaktor Pada Baris Pertama

Misalkan ada sebuah matriks A3x3

A=

maka determinan dari matriks tersebut dengan ekspansi kofaktor adalah,

det(A) = a11 [ ] - a12 [ ] + a13 [ ]

= a11(a22a33 - a23a32) - a12(a21a33 - a23a31) + a13(a21a32 - a22a31)

= a11a22a33 + a12a23a31 + a13a21a32 - a13a22a31 - a12a21a33 - a11a23a32

Contoh Soal:

A = [ ] , Tentukan determinan A dengan metode ekspansi

kofaktor baris pertama!


Jawab:

det(A) = [ ] = 1[ ] - 2[ ]+3[ ]

= 1(-3) - 2(-8) + 3(-7) = -8

c. Determinan dengan Ekspansi Kofaktor Pada Kolom Pertama

Pada dasarnya ekspansi kolom hampir sama dengan ekspansi baris seperti

di atas. Tetapi ada satu hal yang membedakan keduanya yaitu faktor pengali. Pada

ekspansi baris, kita mengalikan minor dengan komponen baris pertama.

Sedangkan dengan ekspansi pada kolom pertama, kita mengalikan minor dengan

kompone kolom pertama.

Misalkan ada sebuah matriks A3x3

A=[ ]

maka determinan dari matriks tersebut dengan ekspansi kofaktor adalah,

det(A) = a11 [ ]- a21[ ] + a31[ ]

= a11(a22a33 - a23a32) - a21(a21a33 - a23a31) + a31(a21a32 - a22a31)

= a11a22a33 + a21a23a31 + a31a21a32 - a22(a31)2 - (a21)2a33 - a11a23a32

Contoh Soal:

A =[ ]tentukan determinan A dengan metode ekspansi kofaktor

kolom pertama!
Jawab:

det(A) = =1 -4 +3

= 1(-3) - 4(-8) + 3(-7) = 8

d. Metode Cramer

Jika Ax = b adalah sebuah sistem linear n yang tidak di ketahui dan

det(A)≠ 0 maka persamaan tersebut mempunyai penyelesaian yang unik.

Dimana A j adalah matriks yang didapat dengan mengganti kolom j dengan

matriks B.

Contoh soal:

Gunakan metode cramer untuk menyelesaikan persoalan di bawah ini

x1 + 2x3 = 6

-3x1 + 4x2 + 6x3 = 30

-x1 - 2x2 + 3x3 = 8


Jawab:

Bentuk matriks A dan B

A= B=

Kemudian ganti kolom j dengan matriks B

A1 = A2 = A3 =

Dengan metode sarrus kita dapat dengan mudah mencari determinan dari matrik-

matrik di atas maka,

e. Mencari determinan dengan cara Sarrus

A=

[ ] Tentukan determinan A!

Untuk mencari determinan matriks A maka,

det A = (aei + bfg + cdh) - (bdi + afh + ceg)


Metode Sarrus hanya untuk matriks berdimensi 3x3

H. Hasil Penelitian yang Relevan

Dibawah ini adalah beberapa hasil penelitian sebelumnya yang relevan

dengan masalah yang diteliti:

1. Sri Adi Widodo dengan judul penelitian “Analisis Kesalahan dalam

Pemecahan Masalah Divergensi Tipe Membuktikan pada Mahasiswa

Matematika”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif,

dengan subjek penelitian sebanyak 145 mahasiswa yang diambil

berdasarkan purposive sampling. Prosedur pengumpulan data digunakan

teknik Think Out Louds. Teknik analisis data yang digunakan adalah

a. menelaah semua data yang terkumpul

b. menelaah hasil pekerjaan mahasiswa dalam

c. menyelesaikan masalah matematika,

d. melakukan verifikasi data. Pengecekan keabsahan data.

Menggunakan derajat keterpercayaan dengan menggunakan teknik

triangulasi. Kesalahan tahap pertama adalah kesalahan kebiasaan 4,14%,

kesalahan intepretasi bahasa 0,69%, dan kesalahan fakta 4,14%. Kesalahan

tahap kedua adalah kesalahan konsep 8,28% dan kesalahan prinsip 6,90%.

Kesalahan tahap ketiga adalah kesalahan prinsip 4,14%, dan kesalahan

prosedur 14,48%, serta seluruh mahasiswa melakukan kesalahan prinsip

pada tahap keempat.

2. Zainal Abidin dengan judul penelitian “Analisis Kesalahan Mahasiswa

Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah Iain Ar-Raniry Dalam


Mata Kuliah Trigonometri Dan Kalkulus 1”. persentase kesalahan yang

dilakukan mahasiswa jurusan/prodi Pendidikan Matematika dalam

menyelesaikan soal-soal trigonometri yang menjadi prasyarat Kalkulus I

adalah kesalahan prinsip 34,70%, diikuti kesalahan konsep 25,26%, dan

kesalahan keterampilan 14,84%. dapat disimpulkan bahwa mahasiswa

melakukan 3 kategori kesalahan, kesalahan keterampilan, kesalahan konsep,

dan kesalahan prinsip. Kecenderungan kesalahan yang dilakukan mahasiswa

adalah kesalahan prinsip. Hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa

menunjukkan bahwa penyebab terjadinya kesalahan mahasiswa dalam

menyelesaikan soal-soal trigonometri yang menjadi prasyarat Kalkulus I

adalah mahasiswa tidak bisa menghafal lagi rumus yang akan digunakan,

kurang cermat dalam menjawab soal sehingga jadi salah, kurang teliti dalam

menjawab sehingga jadi salah, tidak ada persiapan menghadapi tes, tidak

ingat lagi cara penyelesaiannya soal bentuk tersebut, dan tidak cukup waktu

dalam mengikuti tes.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Khairun Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika, berikut adalah waktu

penelitian.

Tabel 1. Waktu Penelitian


Kegiatan Waktu
Observasi 19 Juni 2018
Penyusunan Proposal 25 November-20 Desember 2018
Ujian Proposal 21 Desember 2018
Validasi Instrumen 09 Januari 2019
Pengumpulan Data 15 Januari 2019
Pengolahan data 15-21 Januari 2019
Penyusunan laporan hasil penelitian 22 januari 2019

B. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Bodgen

dan Tailor (Ardiawan, 2015: 154), metode kualitatif adalah prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati. Pada penelitian ini, peneliti berusaha

memecahkan masalah yang diselidiki mengenai kesalahan prinsip mahasiswa

matematika dalam menyelesaikan soal-soal aljabar linear dengan cara

menganalisis jawaban-jawaban mahasiswa. Strategi penelitian yang digunakan

adalah strategi tunggal terpancang. Menurut Sutopo (Ardiawan, 2015: 154),

tunggal terpancang adalah penelitian terarah pada sasaran dengan satu

karakteristik. Artinya penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu sasaran (satu

54
lokasi, atau satu subyek). Terpancang dalam artian sudah terarah pada batasan

atau fokus tertentu yang dijadikan sasaran dalam penelitian.

C. Subjek Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 116) , “Subjek penelitian adalah

benda, hal, atau orang tempat data untuk variabel penelitian.”Subjek dalam

penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Khairun Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Program Studi semester IV angkatan 2016 yang berjumlah 26 orang.

D. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah studi kasus. Sudjana (2011: 94), menyatakan

studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu yang

dipandang mengalami suatu kasus tertentu. Studi kasus atau case study adalah

bagian dari kualitatif yang hendak mendalami suatu kasus tertentu secara

mendalam dengan melibatkan pengumpulan beraneka sumber informasi (Raco,

2010: 49)

E. Teknik Pengumpulan Data

a. Tes

Sebagai upaya mengetahui kesalahan prinsip mahasiswa dalam

menyelesaikan soal tes aljabar linear, dilakukan pengumpulan data yakni dengan

memberikan tes tertulis kepada mahasiswa matematika. Soal tes yang di berikan

adalah soal tes aljabar linear.


Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

tertulis. Mahasiswa diberikan soal essay sebanyak 5 butir soal yang di kerjakan

selama 100 menit. Soal tes matematika tersebut merupakan soal standar yang

divalidasi oleh para dosen sehingga dipandang telah terukur kualitas validitas dan

reabilitasnya. Bentuk tes yang digunakan adalah tes essay berjumlah 5 butir soal

yang mewakili materi aljabar linear.

b. Non Tes

Tambahan informasi yang akurat dalam menganalisis kesalahan prinsip

mahasiswa dalam menyelesaikan soal aljabar linear, peneliti memilih teknik

pengumpulan data non tes wawancara. Wawancara yang digunakan adalah

wawancara tidak terstruktur, wawancara ini dilakukan untuk melihat kecocokan

data pada tes tertulis serta menambah informasi terkait hasil pengerjaan dari

responden.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2015: 254), statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Langkah

pertama yaitu menghitung presentase dari skor yang dicapai setiap mahasiswa

dalam menyelesaikan soal aljabar linear secara keseluruhan dengan rumus:

Keterangan SP = Skor Pencapaian


Selanjutnya data tersebut akan dikualifikasikan dengan mengunakan

pedoman acuan patokan (PAP) skala 5 (Thoha, 2003: 89), yaitu sebagai berikut:

Tabel 2. PAP Skala 5


Interval Kualifikasi
91 – 100 Memuaskan
81 – 90 Baik
71 - 80 Cukup
61 - 70 Kurang
≤60 Gagal

Mengetahui presentase mahasiswa yang mengalami kesalahan dapat

menggunakan rumus sebagai berikut:

Presentase =

Berdasarkan tabel Pedoman Acuan Patokan (PAP) di atas dapat di uraikan

bahwa mahasiswa yang memperoleh kualifikasi memuaskan, baik, dan cukup di

asumsikan mampu menyelesaikan soal. Sementara mahasiswa yang memperoleh

kualifikasi kurang dan gagal di asumsikan terdapat kesalahan. Selanjutnya data –

data yang di peroleh di analisis untuk mengetahui kesalahan apa yang dihadapi

mahasiswa matematika dalam menyelesaikan soal aljabar linear. Kegiatan analisis

data menggunakan tahap – tahap sebagai berikut (Hasan, 2001: 11).

a) Klasifikasi, penyelesaian, pengolahan, dan penataan data dengan

menggunakan tabel dan berbagai ukuran tabel;

b) Penyajian data yang telah disederhanakan dalam bentuk tabel dan berbagai

ukuran deskripsi;

c) Interprestasi hasil dan menarik konklusi serta mengambil keputusan


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian diperoleh dari hasil tes tertulis dan wawancara yang

dilakukan pada mahasiswa program studi pendidikan matematika semester IV

angkatan 2016, soal tes yang digunakan terkait dengan menyelesaikan soal aljabar

linear. Setelah mahasiswa menyelesaikan soal tes, maka pemberian nilai

mahasiswa disesuaikan dengan bobot pada masing-masing soal tes.

Subyek dalam penelitian ini adalah 26 mahasiswa, namun yang hadir

sebanyak 25 mahasiswa sehingga dapat diteliti. Berdasarkan hasil tes 25

mahasiswa program studi pendidikan matematika semester IV angkatan 2016,

dengan menggunakan Pedoman Atokan Pacuan (PAP) yang dikonversikan ke

skala 5 diperoleh pada tabel 2.

Tabel 3. Kualifikasi dan Persentase hasil pengerjaan soal aljabar linear


NO Interval Kualifikasi Frekuensi Persentase
1 91-100 Memuaskan 1 4%
2 81-90 Baik 4 16%
3 71-80 Cukup 1 4%
4 61-70 Kurang 2 8%
5 ≤ 60 Gagal 17 68%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa sebagian besar mahasiswa gagal

sebanyak 17 mahasiswa (68%) mengalami kesalahan prinsip dalam

menyelesaikan seluruh soal aljabar linear. Penjelasan untuk masing-masing soal

sebagai berikut:

1. Soal nomor 1, terdapat 19 mahasiswa (76%) yang mengalami kesalahan

prinsip dalam menyelesaikan soal aljabar linear terkait Operasi Baris

Elementer (OBE).

58
2. Soal nomor 2, terdapat 1 mahasiswa (4%) yang mengalami kesalahan

prinsip dalam menyelesaikan soal aljabar linear terkait menentukan

determinan matriks dengan menggunakan cara Sarrus.

3. Soal nomor 3, terdapat 17 mahasiswa (68%) yang mengalami kesalahan

prinsip dalam menyelesaikan soal aljabar linear terkait menentukan

determinan matriks dengan menggunakan ekspansi baris pertama.

4. Soal nomor 4, terdapat 16 mahasiswa (64%) yang mengalami kesalahan

prinsip dalam menyelesaikan soal aljabar linear terkait menentukan

invers matriks dari matriks yang berordo 3×3.

5. Soal nomor 5, terdapat 12 mahasiswa (48%) mahasiswa yang mengalami

kesalahan prinsip dalam menyelesaikan soal aljabar linear terkait

menentukan nilai dari beberapa variabel dalam suatu sistem persamaan

linear menggunakan aturan Cramer.

Berdasarkan uraian diatas, mahasiswa yang memperoleh nilai memuaskan

pada setiap butir soal tidak mempunyai kesalahan prinsip dalam menyelesaikan

soal aljabar linear.

B. Pembahasan Hasil penelitian

Peneliti akan menjelaskan kesalahan prinsip yang dilakukan oleh

responden per butir soal, untuk responden yang menjawab dengan hasil

memuaskan pada saat menyelesaikan soal tes tidak akan dianalisis kesalahan

prinsip jawabannya karena proses dan hasil yang tepat tidak terdapat kesalahan

prinsip didalamnya. Setiap kesalahan prinsip pada masing-masing soal akan


diambil hasil beberapa responden sebagai keterwakilan kesalahan prinsip yang

dilakukan oleh responden lainnya.

1. Kesalahan Prinsip Soal Nomor 1

Soal nomor 1 mahasiswa diharuskan menentukan nilai-nilai variabel dari

suatu sistem persamaan linear menggunakan Operasi Baris Elementer (OBE).

Prinsip yang perlu diperhatikan dalam menentukan nilai-nilai variabel

menggunakan OBE adalah:

a. Jika baris tidak terdiri seluruhnya dari nol, maka bilangan tak nol

pertama dalam baris tersebut adalah 1.

b. Jika dalam sebarang dua baris yang berurutan yang seluruhnya tidak

terdiri dari nol,maka 1 utama dalam baris yang lebih rendah terdapat

jauh ke kanan dari 1 utama dalam baris yang lebih tinggi.

c. Masing-masing kolom yang mengandung 1 utama mempunyai nol di

bawah atau diatas dari 1 utama.

19 mahasiswa (76%) yang mengalami kesalahan prinsip, 5 mahasiswa

(20%) tidak menjawab sehingga peneliti mewawancarai salah satu dari 5

mahasiswa yang tidak menjawab, hasil dari wawancara sebagai berikut:

P : Kenapa anda tidak menjawab soal nomor 1?

Karena saya pikir OBE terlalu ribet makanya saya kerjakan yang
M03 :
lain saja dulu.

Tapi anda paham aturan dalam menyelesaikan suatu sistem


P :
persamaan linear menggunakan OBE?

Kalau yang saya tahu itu disetiap baris ada yang menjadi nol, ada
M03 :
yang menjadi 1
P : Anda tahu cara dalam menentukan yang kamu maksud?

M03 : Saya masih bingung rumus di setiap langkahnya.

Berdasarkan pernyataan responden M03 jelas bahwa responden

kebingungan dalam mengambil langkah dalam menyelesaikan soal nomor 1,

responden tahu arah dari penyelesaian Operasi Baris Elementer tetapi responden

bingung dalam menyelesaikannya. Kesalahan prinsip ini diakibatkan oleh

mahasiswa tidak tahu syarat/aturan yang berlaku dalam menyelesaikan Operasi

Baris Elementer (OBE), kurangnya pemahaman tentang arah dalam

menyelesaikan suatu persamaan linear dengan menggunakan Operasi Baris

elementer (OBE).

Selain itu, dari 19 mahasiswa (76%) yang mengalami kesalahan prinsip

terdapat 14 mahasiswa (56%) menjawab tetapi belum maksimal seperti pada

gambar 2.

Gambar 2. Kesalahan prinsip nomor 1 responden M04

Peneliti mewawancarai 1 dari 14 mahasiswa yang telah menjawab tetapi

belum maksimal, hasil dari wawancara peneliti sebagai berikut.

P : Mengapa anda menjawab tapi tidak selesai?


M04 : Saya sudah berusaha sebisa saya.

Anda tahu rumus yang akan digunakan untuk ke langkah


P :
selanjutnya?

M04 : Saya tahu, tapi sudah bingung jalan selanjutnya karena terlalu ribet.

Responden M04 memulai proses penyelesaian dengan membuat matriks

yang diperbesar dari sistem persamaan linear pada soal nomor 1, kemudian

responden melanjutkan dengan menentukan rumsu yang akan digunakan untuk

mengenolkan angka elemen dibawah satu utama, namun pada langkah selanjutnya

responden menghentikan proses pengerjaan yang dilakukan sehingga tidak

diperoleh hasil akhir dari pengerjaan soal nomor 1. Berdasarkan hasil wawancara

peneliti dengan responden M04, responden merasa jenuh karena pada setiap

langkah harus menggunakan rumus yang dalam menentukan satu utama pada

baris patokan dan mengenolkan elemen selain satu utama pada setiap baris

patokan. Responden tahu rumus yang akan digunakan tapi bingung cara

menggunakannya, hal ini bersesuaian dengan menurut Hidayatul Laeli (2017: 9),

mahasiswa dikatakan melakukan kesalahan prinsip apabila mahasiswa

mengetahui rumus atau aturan yang berlaku tetapi tidak menggunakan rumus atau

aturan tersebut dalam menjawab soal. Kesalahan prinsip ini dilakukan karena

pada setiap fase dalam menyelesaikan Operasi Baris Elementer, mahasiswa

dituntut untuk menentukan rumus untuk mengambil langkah selanjutnya sampai

dengan elemen yang kolomnya bersesuaian dengan satu utama dijadikan nol, dan

kolom terakhir menunjukkan nilai dari masing-masing variabel yang akan dicari.

Selain dari 19 mahasiswa yang melakukan kesalahan prinsip, 4 mahasiswa

(16%) telah menguasai prinsip dan menjawab dengan benar pada soal nomor
tersebut, dan 3 mahasiswa (12%) telah menguasai prinsip tetapi masih ada

kesalahan lain yang dilakukan sehingga jawaban yang diperoleh keliru. Berikut

ini adalah tabel mahasiswa yang melakukan kesalahan prinsip pada nomor 1.

Tabel 4. Kesalahan prinsip mahasiswa pada nomor 1


Kesalahan prinsip yang dilakukan Responden
Tidak menjawab soal M03, M11, M15, M18
Mengetahui rumus tetapi tidak M01, M02, M04, M06,
menggunakan rumus dalam M07, M09, M10, M12,
menyelesaikan soal M13, M14, M19, M20,
M21, M23, M24
Selain dari beberapa prinsip yang harus diperhatikan pada penyelesaian

OBE, mahasiswa dituntut terampil dan teliti dalam menghitung, karena kesalahan

yang ditimbulkan akan merubah keseluruhan nilai pada proses penyelesaiannya.

2. Kesalahan Prinsip Soal Nomor 2

Soal nomor 2, mahasiswa diminta menentukan determinan dari matriks

berordo 3×3 dengan menggunakan cara Sarrus. Teorema yang harus diperhatikan

dalam menentukan determinan matriks menggunakan cara Sarrus adalah jika A

suatu matriks persegi, maka fungsi determinan dari A dinyatakan dengan det(A)

yang didefinisikan sebagai jumlah hasil kali elementer diagonal dari A.

Terdapat 1 mahasiswa (4%) yang melakukan kesalahan prinsip dalam

menyelesaikan nomor 2 seperti pada gambar 3.

Gambar 3. Kesalahan prinsip pada nomor 2 responden M18


Berdasarkan kesalahan prinsip yang dilakukan, peneliti mewawancarai

responden yang melakukan kesalahan prinsip pada soal nomor 2, hasil wawancara

peneliti sebagai berikut.

P : Anda tahu rumus dari determinan matriks yang berordo 3×3?

M18 : Iya kak, ad-bc

Rumus yang kamu maksud itu untuk matriks berordo 2×2. Terus
P :
kenapa pada penyelesaiannya tiba-tiba dari matriks berordo 3×3
menjadi matriks 3×5?

M18 : Maaf kak, itu saya menyontek punya teman.

Kamu tahu aturan dalam menentukan determinan dari suatu matriks


P :
dengan menggunakan cara Sarrus?

M18 : Tidak tahu kak.

Responden M18 memulai pengerjaannya dengan menuliskan informasi

yang diketahui dari soal nomor 2, kemudian responden membentuk matriks

berordo 3×5, dan pada proses perhitungannya memberikan hasil yang tepat.

Kesalahan yang dilakukan oleh responden M18 terletak pada membentuk matriks

yang akan dicari determinannya, dari informasi yang diketahui jelas bahwa

matriks yang akan dicari determinannya merupakan matriks berordo 3×3, tetapi

responden membentuk matriksnya menjadi matriks berordo 3×5. Berdasarkan

pernyataan responden M18, jelas bahwa mahasiswa tersebut menyontek tetapi

tidak memperhatikan prasyarat dalam menentukan determinan matriks dengan

menggunakan cara Sarrus yaitu matriks yang diketahui adalah matriks persegi.

Kesalahan prinsip ini dilakukan karena mahasiswa tersebut tidak mengetahui

adanya syarat dalam menentukan determinan matriks dengan cara Sarrus,


kesalahan prinsip ini termasuk kesalahan prinsip yang fatal karena terjadi

perubahan dari matriks berordo 3×3 menjadi matriks berordo 3×5.

Soal nomor 2, terdapat 14 mahasiswa (56%) telah menguasai prinsip

dengan jawaban yang tepat sedangkan 10 mahasiswa (40%) telah menguasai

prinsip tetapi jawabannya masih kurang tepat karena masih ada kesalahan lain

yang dilakukan.

3. Kesalahan Prinsip Soal Nomor 3

Soal nomor 3, mahasiswa diminta untuk menentukan determinan matriks

berordo 3×3 dengan menggunakan ekspansi baris pertama. Beberapa prinsip yang

perlu diperhatikan dalam menentukan determinan matriks berordo 3×3 dengan

menggunakan ekspansi baris pertama adalah:

a. Prinsip minor matriks.

b. Prinsip Determinan matriks.

c. Prinsip matriks kofaktor

Terdapat 17 mahasiswa (68%) yang mengalami kesalahan prinsip. 6

mahasiswa (24%) mahasiswa yang tidak menjawab. Oleh karena itu peneliti

mewawancarai 1 dari 6 mahasiswa tersebut. Hasil wawancara bersama responden

sebagai berikut.

P : Kenapa anda tidak menjawab soal nomor 3?

Saya lupa bagaimana cara menyelesaikan determinan matriks


M07 :
dengan ekspansi baris.

Tapi apakah anda mengingat sedikit tentang menentukan determinan


P :
matriks dengan menggunakan ekspansi baris pertama?

M07 : Kalau seingat saya dari matriks ini, nanti ada yang dibagi-bagi
menjadi matriks berordo 2×2.
Tapi kamu ingat rumus yang digunakan jika menentukan determinan
P :
matriks dengan menggunakan ekspansi baris pertama?

M07 : Saya tidak hafal kak.

Berdasarkan hasil wawancara diatas, mahasiswa telah lupa cara

menentukan determinan matriks berordo 3×3 dengan menggunakan ekspansi

baris, yang diingat dalam penyelesaiannya terdapat minor-minor yang dibentuk

dari matriks yang diketahui. Kesalahan prinsip diakibatkan karena mahasiswa

lebih memilih untuk menghafal rumus dibandingkan memahami prinsipnya.

Sedangkan dari 17 mahasiswa (68%) yang mengalami kesalahan prinsip, 2

mahasiswa (8%) hanya menuliskan rumus yang akan digunakan seperti pada

gambar 4.

Gambar 4. Kesalahan prinsip nomor 3 responden M23

Berdasarkan dari gambar 4, peneliti mewawancarai 1 dari 2 mahasiswa

yang melakukan kesalahan prinsip tersebut, hasil wawancara peneliti bersama

mahasiswa sebagai berikut.

P : Kenapa anda hanya menuliskan rumusnya saja?

M23 : Saya bingung untuk menentukan minor-minor matriksnya.

Anda mampu menentukan rumusnya,tapi kenapa bingung cara


P :
menggunakannya?
M23 : Saya bingung yang mana baris atau kolom yang akan berjalan.

P : Hanya itu kendala anda?

M23 : Iya kak.

Responden M23 memulai pengerjaan soal dengan menuliskan kembali

pertanyaan pada nomor 2, kemudian responden menuliskan rumus yang akan

digunakan, tetapi responden tidak mengerjakannya dengan menggunakan rumus

yang responden ketahui. Berdasarkan pernyataan responden, responden

mengetahui tahu rumus yang akan digunakan tapi bingung cara menggunakannya.

Hal ini sejalan dengan menurut Hidayatul Laeli (2017: 9), mahasiswa dikatakan

melakukan kesalahan prinsip apabila mahasiswa mengetahui rumus atau aturan

yang berlaku tetapi tidak menggunakan rumus atau aturan tersebut dalam

menjawab soal. Kesalahan prinsip ini dilakukan karena mahasiswa tidak mampu

untuk menentukan minor dari setiap sub matriks yang dibentuk.

Adapun dari 17 mahasiswa (68%) yang mengalami kesalahan prinsip, 1

mahasiswa (4%) mampu menentukan minor dari matriks yang diketahui tetapi

tidak menyelesaikan soal kelangkah selanjutnya yaitu menentukan kofaktor

menggunakan minor matriks yang telah dibentuk. Seperti pada gambar 5.

Gambar 5. Kesalahan prinsip nomor 3 responden M03


Selanjutnya, peneliti mewawancarai responden yang mengalami kesalahan

prinsip tersebut. Hasil wawancara peneliti dengan responden sebagai berikut.

Kenapa anda menuliskan minor-minor dari matriks yang diperoleh


P :
sampai pada ekspansi baris ketiga ?

Saya bingung untuk langkah selanjutnya setelah mendapatkan


M03 :
determinan dari setiap minor-minor yang terbentuk.

Setelah itu,apa yang akan anda lakukan dengan nilai-nilai minor dari
P :
ekspansi baris pertama sampai dengan ketiga yang anda peroleh?

Saya hanya ingat proses menentukan minornya saja tetapi saya tidak
M03 :
bisa menentukan bagaimana cara menggunakannya makanya saya
cari minor-minornya sampai ke penggunaan baris ketiga.
Responden M03 memulai pengerjaan soal nomor 3 dengan menggunakan

cara Sarrus, hal ini dilakukan untuk dijadikan pembanding ketika responden

mencoba menentukan determinan matriks menggunakan ekspansi baris pertama

sesuai dengan instruksi pada soal nomor 3, responden kemudian menuliskan

proses menentukan minor-minor yang dibentuk dari ekspansi baris pertama dan

menentukan determinan dari minor-minor yang dibentuk, tetapi minor-minor yang

dibentuk oleh reponden sampai pada ekspansi baris ketiga dengan kata lain

responden tidak menyelesaikan soal sesuai dengan instruksi pada soal.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden M03, mahasiswa yang

mengalami kesalahan tersebut hanya mampu sampai pada menentukan minor dari

matriks yang diketahui, tetapi responden kewalahan untuk kelangkah selanjutnya

yaitu menentukan kofaktor dengan menggunakan minor yang sudah diperoleh.

Adapun dari 17 mahasiswa (68%) yang mengalami kesalahan prinsip, 8

mahasiswa (32%) melakukan kesalahan dalam menentukan minor dari matriks

yang diketahui. Pada soal nomor 3, mahasiswa diminta untuk menentukan


determinan dengan menggunakan ekspansi baris pertama, tetapi yang dilakukan

adalah mahasiswa menggunakan ekspansi kolom pertama seperti pada gambar 6.

Gambar 6. Kesalahan prinsip nomor 3 responden M19

Berdasarkan 8 mahasiswa yang melakukan kesalahan tersebut, peneliti

memilih salah satu mahasiswa untuk diwawancarai terkait hasil kerja yang

diperoleh. Hasil wawancara yang diperoleh sebagai berikut:

Kenapa anda menyelesaikan soal dengan menggunakan ekspansi


P :
kolom pertama?

Setahu saya ini ekspansi baris pertama, saya sudah mencocokkan


M19 :
jawaban saya dengan teman yang lain dan ternyata hasil akhirnya
sama.

Iya memang hasilnya benar, tetapi anda menggunakan rumus yang


P :
tidak sesuai dengan instruksi soal, yang anda gunakan itu adalah
ekspansi baris pertama.

M19 : Saya pikir, yang namanya ekspansi baris pertama itu dimulai dari
baris pertama kolom pertama, kemudian barisnya yang berjalan.
Pengerjaan yang dilakukan oleh M19 mendapatkan jawaban akhir yang

tepat tetapi langkah yang dipilih adalah menggunakan ekspansi kolom pertama

sedangkan yang instruksikan soal adalah menggunakan ekspansi baris pertama.

Berdasarkan hasil wawancara, mahasiswa mengalami kesalahan prinsip dalam


menentukan baris atau kolom yang dijadikan patokan dalam menentukan minor-

minor dari matriks yang diketahui. Jawaban akhir yang diperoleh memang sudah

benar tetapi rumus yang digunakan keliru, karena tidak sesuai dengan instruksi

dari soal dan mahasiswa menganggap yang dikerjakannya adalah menggunakan

ekspansi baris pertama, hal ini bersesuaian dengan menurut Subaidah (Widodo,

2013: 108), Kesalahan prinsip dapat terjadi di antaranya karena salah dalam

menggunakan rumus dan salah dalam menerjemahkan soal. Kesalahan prinsip ini

dilakukan karena mahasiswa tidak mampu membedakan antara ekspansi baris

dengan ekspansi kolom, yang seharusnya dilakukan adalah baris pertama akan

dijadikan patokan untuk membentuk minor-minor kemudian pada saat

menentukan kofaktor mahasiswa mengalikan antara elemen pada baris pertama

dengan minor matriks yang diperoleh. Mahasiswa yang mengalami kesalahan

prinsip. Berikut ini adalah tabel mahasiswa yang mengalami kesalahan prinsip

pada nomor 3.

Tabel 5. Kesalahan Prinsip pada Soal Nomor 3


Kesalahan prinsip yang dilakukan Responden
M07, M09, M12, M14,
Tidak menjawab soal
M17, M21
Mengetahui rumus tetapi tidak
menggunakan rumus dalam M01, M23
menyelesaikan soal
Mampu menentukan minor dari
matriks yang diketahui tetapi
tidak dapat menggunakan rumus M03
yang berkaitan dengan minor
matriks
Keliru dalam menggunakan rumus
M04, M05, M10, M13,
M18, M19, M06, M02
Selain dari 17 mahasiswa (68%) yang melakukan kesalahan prinsip, 8

mahasiswa (32%) mampu menguasai prinsip dan menjawab dengan tepat

menggunakan ekspansi baris pertama.

4. Kesalahan Prinsip pada Soal Nomor 4

Soal nomor 4, mahasiswa diminta untuk menentukan invers matriks dari

suatu matriks berordo 3×3. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam

menentukan invers matriks dari suatu matriks berordo 3×3 adalah:

a. Prinsip determinan matriks.

b. Prinsip matriks kofaktor.

c. Prinsip matriks transpos.

Terdapat 16 mahasiswa (64%) yang mengalami kesalahan prinsip. Pada

soal nomor 4, terdapat 5 mahasiswa (20%) yang tidak menjawab sehingga

peneliti memilih salah satu dari 5 mahasiswa tersebut untuk diwawancarai, hasil

dari wawancara sebagai berikut.

P : Kenapa anda tidak menjawab soal nomor 4?

M05 : Saya sudah lupa rumus dari invers matriks

P : Kalau , anda tahu itu rumus apa?

M05 : Tidak tahu.

Berdasarkan hasil wawancara diatas, responden tidak mengingat rumus

yang digunakan untuk menentukan invers matriks, kesalahan prinsip seperti ini

terjadi karena mahasiswa tidak memahami bagaimana aturan atau prinsip yang

digunakan untuk menentukan invers matriks.


Adapun dari 16 mahasiswa (64%) yang melakukan kesalahan prinsip,

terdapat 5 mahasiswa (20%) yang hanya mampu menyelesaikan sampai pada

menentukan determinan matriksnya saja tetapi tidak mampu menentukan adjoin

matriks seperti pada gambar 7.

Gambar 7. Kesalahan prinsip nomor 4 responden M01

Berdasarkan dari hasil kerja mahasiswa pada nomor 4 diatas. Peneliti

kemudian mencoba mewawancarai 1 dari 5 mahasiswa yang melakukan kesalahan

tersebut.

P : Mengapa anda hanya menyelesaikannya sampai pada menentukan


determinannya?
M01 : Saya lupa cara menentukan adjoin dari matriks ini.

P : Apakah kendalanya hanya pada menentukan adjoin dari matriks ini?

Iya, kendala saya hanya pada menentukan adjoin matriksnya jadi


M01 :
saya selesaikan soal hanya sampai sebatas ini.

Responden M01 pada tahap menentukan determinan matriks sudah

menggunakan prinsip yang tepat sehingga hasil dari perhitungan determinannya

juga benar, tetapi proses pengerjaan responden M01 terhenti pada bagian
menentukan adjoin matriks. Berdasarkan dari hasil wawancara, mahasiswa lupa

cara menentukan adjoin dari matriks berordo 3×3. Kesalahan prinsip ini

dikarenakan mahasiswa tidak mengetahui rumus yang digunakan untuk

menentukan adjoin dri matriks dengan ordo 3×3, untuk menentukan adjoin dari

matriks ordo 3×3 harus dicari matriks kofaktor dari matriks yang diketahui

kemudian di transpos.

Adapun dari 16 mahasiswa (64%) yang melakukan kesalahan prinsip, 6

mahasiswa (24%) salah dalam menentukan matriks adjoin. Mahasiswa yang

melakukan kesalahan ini tidak mengubah matriks yang diketahui menjadi matriks

adjoin sehingga matriks adjoin yang digunakan adalah matriks yang diketahui dari

soal tanpa mengubahnya, seperti pada gambar 8.

Gambar 8. Kesalahan prinsip nomor 4 responden M04

Berdasarkan dari 6 mahasiswa yang melakukan kesalahan prinsip diatas,

peneliti mewawancarai 1 dari 6 mahasiswa yang melakukan kesalahan tersebut.

Hasil wawancara sebagai berikut.

P : Bagaimana proses untuk mendapatkan matriks adjoin ini?

M04 : Saya langsung menggunakan matriks yang diketahui


P : Anda tidak mengubahnya dulu ke bentuk matriks kofaktor?

M04 : Iya kak.

Responden M04 pada tahap menentukan determinan dari matriks pada soal

nomor 4 tidak terdapat kesalahan yang dilakukan oleh responden sehingga pada

tahap tersebut nilai determinan yang diperoleh benar dan tepat, kemudian

responden menuliskan rumus yang akan digunakan untuk menentukan invers

matriks, tetapi pada bagian matriks adjoin responden tidak membuat matriks

adjoin sesuai dengan aturannya sehingga responden menuliskan matriks adjoin

yang digunakan adalah matriks yang diketahui pada soal. kesalahan prinsip yang

dilakukan adalah mahasiswa tidak paham cara untuk membentuk matriks adjoin

pada matriks berordo 3×3, aturan yang perlu diperhatikan adalah mahasiswa harus

menjadikan matriks yang diketahui ke bentuk matriks kofaktor kemudian

ditransposkan . Berikut ini adalah tabel mahasiswa yang mengalami kesalahan

prinsip pada nomor 4.

Tabel 6. Kesalahan Prinsip pada Soal Nomor 4


Kesalahan prinsip yang dilakukan Responden
M03, M04, M12,
Tidak menjawab soal
M14, M17
Mampu menentukan determinan
M01, M06, M10,
matriks tetapi tidak tahu cara untuk
M19, M24
menentukan adjoin matriks
Keliru dalam membentuk adjoin M02, M09, M15,
matriks M16, M21,M23
Selain dari 16 mahasiswa (64%) mahasiswa yang melakukan kesalahan

prinsip, 3 mahasiswa (12%) telah menguasai prinsip pada soal nomor 4 sedangkan

6 mahasiswa (24%) telah menguasai prinsip namun masih ada kesalahan lain yang

dilakukan sehingga jawaban akhir yang diperoleh keliru.


5. Kesalahan Prinsip pada Soal Nomor 5

Soal nomor 5, mahasiswa diminta menggunakan aturan Cramer untuk

menentukan nilai variabel yang termuat dalam sistem persamaan linear. Teorema

terkait aturan Cramer yang perlu diperhatikan adalah jika AX = B adalah sistem

persamaan linear yang terdiri dari n bilangan yang tidak diketahui dan n

persamaan linear, maka sistem tersebut mempunyai pemecahan yang unik yaitu:

Dimana adalah matriks yang diperoleh dengan mengganti komponen-

komponen dalam kolom ke-j dari matriks A dengan matriks B.

Terdapat 12 mahasiswa (48%) mahasiswa yang mengalami kesalahan

prinsip. 3 mahasiswa (12%) diantaranya tidak menjawab sehingga peneliti

mewawancarai 1 dari 3 mahasiswa terkait alasan tidak menjawab soal nomor 5.

Hasil wawancara sebagai berikut.

P : Mengapa anda tidak menjawab soal nomor 5?

Tidak sempat menjawab soalnya waktu pengerjaan soal sudah


M19 :
selesai.

Misalkan kalau anda diberi waktu tambahan, apakah anda bisa


P :
menjawabnya?

M19 : Sedikit saja.

Apakah anda tahu bagaimana cara menentukan nilai dari variabel-


P :
variabel pada sistem persamaan linear menggunakan aturan Cramer?

M19 : Aturannya mirip ekspansi baris

P : Tidak, aturannya berbeda dengan ekspansi baris

M19 : Saya pikir pengerjaannya sama, saya tidak tahu kak


Berdasarkan jawaban responden, penguasaan aturan Cramer masih rendah,

karena mahasiswa menganggap bahwa aturan Cramer mempunyai proses

pengerjaan yang sama dengan ekspansi baris. Kesalahan prinsip ini terjadi

dikarenakan mahasiswa tidak memaknai setiap pembelajaran yang diberikan oleh

dosen.

Adapun dari 12 mahasiswa (48%) yang melakukan kesalahan prinsip,

terdapat 9 mahasiswa (36%) melakukan kesalahan dalam menentukan determinan

matriks yang akan digunakan untuk mencari nilai dari variabel-variabel yang

ditanyakan seperti pada gambar 9.

Gambar 9. Kesalahan prinsip nomor 5 responden M04

Wawancara dilakukan kepada 1 dari 12 mahasiswa yang melakukan

kesalahan tersebut, hasil wawancara sebagai berikut.

Apakah anda tahu cara menyelesaikan sistem persamaan linear


P :
dengan menggunakan aturan Cramer?

Saya tahu sedikit-sedikit, misalnya pada aturan Cramer nanti ada


M04 :
penggunaan nilai determinan

P : Determinan seperti apa yang anda maksud?

M04 : Determinan matriks berordo 3×3

Tapi pada penyelesaian yang anda buat, matriks yang akan dicari
P :
determinannya keliru
Saat saya membuat matriks diperbesar, matriksnya bukan matriks
M04 :
persegi makanya saya bingung cara menentukan determinannya

P : Tapi kamu sudah berusaha menentukan determinannya

M04 : Disitu saya isi sebisa saya saja kak.

Responden M04 mencoba untuk membentuk matriks berdasarkan dari

informasi yang tertera dalam soal, kemudian responden mencoba menentukan

determinan dari matriks yang telah di bentuk, tetapi terdapat kekeliruan dari

matriks yang dibentuk oleh responden yaitu jika diperhatikan dari teorema aturan

Cramer, elemen yang diberi kode merah merupakan elemen yang mempunyai

matriks secara terpisah. Berdasarkan pernyataan responden diatas, responden

melakukan kesalahan dalam menentukan determinan matriks yang akan

digunakan dalam menentukan variabel-variabel yang dicari nilainya.

Soal nomor 5 untuk menentukan nilai dari variabel-variabel pada suatu

sistem persamaan linear, mahasiswa harus mengerti aturan yang berlaku dalam

membentuk matriks-matriks dan menentukan determinannya. Hal ini dikarenakan

determinan dari setiap matriks akan digunakan untuk menentukan nilai-nilai yang

dicari, contohnya dalam mencari nilai dari variabel , mahasiswa harus

mengganti elemen kolom yang memuat koefisien dengan matriks yang memuat

konstanta setiap persamaan linear. Berikut ini adalah tabel mahasiswa yang

mengalami kesalahan prinsip pada nomor 5.

Tabel 7. Kesalahan Prinsip pada Soal Nomor 5


Kesalahan prinsip yang dilakukan Responden
Tidak menjawab soal M18, M19, M22
Tidak menentukan determinan M02, M04, M06,
matriks yang akan digunakan M07, M10, M11,
dengan benar M13, M23, M24
Selain dari 12 mahasiswa (48%), 7 mahasiswa (28%) menguasai prinsip

pada nomor 5 dengan jawaban akhir yang tepat dan 6 mahasiswa (24%)

menguasai prinsip pada nomor 5 namun masih terdapat kesalahan lain yang

dilakukan sehingga hasil akhir yang diperoleh masih keliru.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap kesalahan prinsip

yang dialami mahasiswa program studi pendidikan matematika semester IV

angkatan 2016 dalam menyelesaikan soal aljabar linear dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Soal nomor 1, terdapat 19 mahasiswa (76%) yang mengalami kesalahan

prinsip dalam menyelesaikan soal aljabar linear terkait Operasi Baris

Elementer (OBE). Kesalahan prinsip yang dilakukan mahasiswa adalah

mengetahui rumus yang akan digunakan tetapi tidak menggunakannya

untuk menyelesaikan langkah-langkah OBE.

2. Soal nomor 2, terdapat 1 mahasiswa (4%) yang mengalami kesalahan

prinsip dalam menyelesaikan soal aljabar linear terkait menentukan

determinan matriks dengan menggunakan cara Sarrus. Kesalahan prinsip

yang dilakukan mahasiswa adalah tidak memperhatikan syarat matriks

yang digunakan dalam menentukan determinan matriks.

3. Soal nomor 3, terdapat 17 mahasiswa (68%) yang mengalami kesalahan

prinsip dalam menyelesaikan soal aljabar linear terkait menentukan

determinan matriks dengan menggunakan ekspansi baris pertama.

Kesalahan prinsip yang dilakukan mahasiswa adalah mengetahui rumus

yang digunakan tetapi tidak menggunakannya, mampu menentukan

minor dari matriks yang diketahui tetapi tidak dapat menggunakan rumus

79
yang berkaitan dengan minor matriks, dan keliru dalam menggunakan

rumus.

4. Soal nomor 4, terdapat 16 mahasiswa (64%) yang mengalami kesalahan

prinsip dalam menyelesaikan soal aljabar linear terkait menentukan

invers matriks dari matriks yang berordo 3×3. Kesalahan prinsip yang

dilakukan mahasiswa adalah mampu menentukan determinan matriks

tetapi tidak tahu cara untuk menentukan adjoin matriks, dan keliru dalam

menentukan adjoin matriks.

5. Soal nomor 5, terdapat 12 mahasiswa (48%) mahasiswa yang mengalami

kesalahan prinsip dalam menyelesaikan soal aljabar linear terkait

menentukan nilai dari beberapa variabel dalam suatu sistem persamaan

linear menggunakan aturan Cramer. Kesalahan prinsip yang dilakukan

mahasiswa adalah tidak menentukan determinan matriks yang akan

digunakan dengan benar.

B. SARAN

Berdasarkan uraian dan kesimpulan sebelumnya maka diharapkan:

1. Kepada dosen:

- pengajar mata kuliah aljabar linear diharapkan agar lebih

memperbanyak soal latihan agar dapat mengatasi kesalahan prinsip

dalam menyelesaikan soal aljabar linear.

- Materi Operasi baris Elementer (OBE), lebih ditekankan pada tahapan

menentukan satu utama dan mengenolkan elemen selain satu utama .


- Materi menentukan determinan menggunakan ekspansi baris maupun

ekspansi kolom perlu penjelasan lebih terkait menentukan minor-

minor maupun kofaktor.

- Materi menentukan invers matriks, dosen harus memberikan

penjelasan yang lebih terkait matriks adjoin agar mahasiswa dapat

mempermantap pemahamannya tentang matriks adjoin.

- Materi penggunaan aturan Cramer, dosen harus memberikan

menjelaskan secara detail bagaimana menentukan determinan yang

akan digunakan untuk menentukan nilai dari variabel yang ditanyakan.

2. Kepada mahasiswa:

- Lebih giat dan tekun dalam mengikuti proses belajar mengajar serta

melatih kemampuannya dalam menyelesaikan soal aljabar linear.

- Lebih teliti dan tenang dalam menyelesaikan soal terkait Operasi Baris

elementer (OBE).

- Memperhatikan prasyarat dalam menentukan determinan matriks

dengan menggunakan cara Sarrus.

- Lebih memperhatikan materi yang disampaikan oleh dosen agar tidak

terjadi kesalahan dalam menentukan langkah penyelesaian ekspansi

baris.

- Mempelajari lebih dalam lagi terkait menentukan adjoin matriks untuk

matriks berordo 3×3.

- Mampu membedakan determinan yang akan digunakan untuk

menentukan nilai dari variabel-variabel pada soal.


3. Kepada peneliti:

- Diharapkan dengan adanya penelitian ini, perlu ditingkatkan lagi

dalam mengeksplorasi kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam

menyelesaikan soal aljabar linear.


DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2012. Analisis Kesalahan Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika


Fakultas Tarbiyah IAIN AR-RANIRY dalam Mata Kuliah Trigonometri
dan Kalkulus I. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, Vol (13), 183-196.
Ardiawan, Y. 2015. Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal
Induksi Matematika di IKIP PGRI Pontianak. Jurnal Pendidikan Informatika
dan Sains. Vol (4), 147-163.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT Rineka Cipta.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2005, tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Febrianti, R. 2014. Identifikasi Kesalahan Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah
Terpadu dalam menyelesaikan soal-soal persamaan dan pertidaksamaan
linear satu variabel. Skripsi, Universitas Bengkulu, Bengkulu.
Hamzah, H.M.A. & Mulisrarini. 2013. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika. Jakarta: Rajawali Pers.
Hasan, Iqbal. 2001. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferentif). Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Herholdt, R. & Sapire, I. 2014. An Error Analysis in the early grades mahematics
– A learning opportunity. South Africa Journal of Childhood Education.
Vol (4), 42-60.
Kastiyah., Arigiyati, T. A. 2018. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan
Persoalan Matematika Materi SPLDV. Prosiding Seminar Nasional
Etnomatnesia, 515-519.
Laeli, Hidayatul. 2017. Deskripsi Kesalahan Siswa Kelas Vii Smp N 3 Kebasen
Dalam Menyelesaikan Soal Operasi Hitung Bilangan Bulat. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Purwokerto.
Lai, C. 2012. Error Analysis in Mathematics. Eugene: Behavioral Research and
teaching.
Miftah, Thoha. 2003. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya.
Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada.

Mulyadi, S. 2018. Analisis Kesalahan Siswa Kelas Dalam Menyelesaikan Soal


Cerita Ditinjau Dari Perbedaan Gender. Jurnal Program Studi
Pendidikan Matematika, Vol (4), 80-86.
Nawawi, Hadari. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Nuryanti, E.dkk. 2015. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Materi Pecahan Bentuk Aljabar di Kelas VIII SMP. Program
Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan, Pontianak.
Nurkhabibah, R. 2016. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Operasi Bentuk Aljabar berdasarkan Newman Error Analysis (NEA)
Kelas VIII SMP Muhammadiyah Majenang. Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Purwokerto, Purwokerto.
Patricia, A,F. 2017. Analisis Kesalahan Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Matematika IKIP Budi Utomo Malang Berdasarkan Gender dalam
Menyelesaikan Himpunan. Jurnal Program Studi Pendidikan
Matematika, Vol (3), 45-52.
Raco, J,R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan
Keunggulannya. Jakarta: Grasindo.
Rosmaiyadi. 2018. Analisis Kesalahan Penyelesaian Soal Aljabar pada
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Singkawang.
Jurnal Pendidikan Matematika, Vol (12), 59-70.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta

Widodo, S, A. 2013. Analisis Kesalahan Dalam Pemecahan Masalah Divergensi


Tipe Membuktikan pada Mahasiswa Matematika. Diakses pada tanggal
27 November 2018 dari
https://www.researchgate.net/publication/311645939
Yunianti,S. 2014. Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam menyelesaikan
Pembuktian Matakuliah Struktur Aljabar. Jurnal Beta, Vol (7), 72-81.
LAMPIRAN 1

Kisi-Kisi Soal dan Instrumen Tes


A. Kisi-kisi Soal
1. Menyelesaikan sistem persamaan dengan operasi baris elementer (OBE).
2. Menyelesaikan determinan matriks dengan cara Sarrus.
3. Menyelesaikan determinan matriks dengan menggunakan ekspansi baris
pertama.
4. Menentukan invers matriks dari matriks berordo 3x3.
5. Menyelesaikan bentuk matriks dengan menggunakan kaidah Cramer.
B. Instrumen
1. Diberikan Sistem Persamaan :
+2 + = 10
2 + +2 =2
–3 +3 =5
dari sistem persamaan di atas, carilah nilai 2 + 3 + 2 dengan
menggunakan cara Operasi Baris Elementer (OBE)!

2. Hitunglah Determinan A = [ ] dengan menggunakan cara

Sarrus!

3. Misalkan matriks A dengan elemen-elemennya [ ]. Hitunglah Det

(A) dengan menggunakan Ekspansi Baris Pertama !

4. Carilah A-1 dari matriks A = [ ] !.

5. Gunakanlah aturan Cramer untuk mencari nilai 1 , 2, 3 dari persamaan


berikut!
2 1 +4 2 = 20
- 1 +2 3 = 15
- 1 + 2 +2 3= 25
LAMPIRAN 2

Rubrik Penilaian

Analisis Skor
No Butir Kunci Jawaban Skor
Jawaban maks
1 Matriks yang diperbesar Kesalahan 4 4
Prinsip
[ ]

Kalikan -2 dengan baris pertama


dan jumlahkan dengan baris
kedua untuk mendapatkan :
-2 × 1 + 2 = -2 + 2 = 0
-2 × 2 + 1 = -4 + 1 = -3
-2 × 1 + 2 = -2 + 2= 0
-2 × 10 + 2 = -20 + 2 = -18

[ ]

Kalikan -1 dengan baris pertama


dan jumlahkan dengan baris
ketiga untuk mendapatkan :
-1 × 1 + 1 = -1 + 1 = 0
-1 × 2 + (-3) = -2 + (-3) = -5
-1 × 1 + 3 = -1 + 3 = 2
-1 × 10 + 5 = -10 + 5 = -5

[ ]

Kalikan baris kedua dengan -1/3


untuk mendapatkan :
0 × (-1/3) = 0
-3 × (-1/3) = 1
0 × (-1/3) = 0
-18 × (-1/3) = 6

[ ]

Kalikan 5 dengan baris kedua


dan jumlahkan dengan baris
ketiga untuk mendapatkan :
5×0+0=0
5 × 1 + (-5) = 5 – 5 = 0
5×0+2=2
5 × 6 + (-5) = 30 – 5 = 25

[ ]

Kalikan baris ketiga dengan ½


untuk mendapatkan :
0×½=0
0×½=0
2×½=1
25 × ½ = 25/2

[ ]

Kalikan -2 dengan baris kedua


dan jumlahkan dengan baris
pertama untuk mendapatkan:
-2 × 0 + 1 = 0 + 1 = 1
-2 × 1 + 2 = -2 + 2 = 0
-2 × 0 + 1 = 0 + 1 = 1
-2 × 6 + 10 = -12 + 10 = -2

[ ]

Kalikan -1 dengan baris ketiga


dan jumlahkan dengan baris
pertama untuk mendapatkan :
-1 × 0 + 1 = 0 + 1 = 1
-1 × 0 + 0 = 0 + 0 = 0
-1 × 1 + 1 = -1 + 1 = 0
-1 × (25/2) + (-2) = -29/2

[ ]

Jadi : x = -29/2
y =6
z = 25/2
nilai 2x + 3y + 2z
= 2 (-29/2) + 3 (6) + 2 (25/2)
= (-58/2) + 18 + (50/2)
= (-29) + 18 + 25
= -29 + 43
= 14

2 Kesalahan 4 4
Det (A) = | |
Prinsip

= (0 × 12 × 6) + (1 × 18 × 3) +
(2 × 6 × 2) – (3 × 12 × 2) – (2 ×
18 × 0) – (6 × 6 × 1)
= 0 + 54 + 24 – 72 – 0 – 36
= 78 – 108
= -30
Jadi det (A) = -30
3 Menghitung det (A) dengan Kesalahan 4 4
menggunakan ekspansi baris prinsip
pertama :
Det (A) = | |

=2| |-6| |+8| |

= 2 (-5) – 6 (-17) + 8 (1)


= -10 – (-102) + 8
= -10 + 102 + 8
= -10 + 110
= 100
Jadi det (A) = 100
4  Mencari nilai A-1 Kesalahan 4 4
Prinsip
Det (A) = | |

= (1 x 1 x 1) + (4 x 2 x 4) + (2 x
2 x 2) – (4 x 1 x 2) – (2 x 2 x 1)
– (1 x 2 x 4)
= 1 + 32 + 8 – 8 – 4 – 8
= 33 – 12
= 21
Jadi det (A) = 21
 Mencari kofaktor dari A

C11 = [ ] = -3

C12 = [ ]=6

C13 = [ ]=0

C21 = [ ]=0

C22 = [ ] = -7

C23 = [ ] = 14
C31 = [ ]=6

C32 = [ ]=2

C33 = [ ] = -7

Jadi kofaktor dari A adalah :

[ ]

Dan Adjoin dari A adalah

Adj (A) = [ ]

A-1 = adj (A)

= [ ]

=[ ]

A-1= [ ]

5 Mencari nilai x1 , x2 dan x3 Kesalahan 4 4


dengan kaidah Cramer : Prinsip

A =[ ],

A1 =[ ],

A2 =[ ],

A3 =[ ]
Det (A) = | |

= (2 × 0 × 2) + (4 × 2 × (-3)) +
(0 × (-1) × 1) – (-3 × 0 × 0) – (1
× 2 × 2) – (2 × (-1) × 4)
= 0 + (-24) + 0 – 0 – 4 – (-8)
= -24 – 4 + 8
= -20

Det (A1) = | |

= (20 × 0 × 2) + (4 × 2 × 25) +
(0 × 15 × 1) – (25 × 0 × 0) – (1 ×
2 × 20) – (2 × 15 × 4)
= 0 + 200 + 0 – 0 – 40 – 120
= 200 - 160
= 40

Det (A2) | |

= (2 × 15 × 2) + (20 × 2 × (-3))
+ (0 × (-1) × 25) – (-3 × 15 × 0)
– (25 × 2 × 2) – (2 × (-1) × 20)
= 60 + (-120) + 0 – 0 – 100 – (-
40)
= 60 – 120 – 100 + 40
= 100 – 220
= -120

Det (A3) = | |

= (2 × 0 × 25) + (4 × 15 × (-3))
+ (20 × (-1) × 1) – (-3 × 0 × 20)
– (1 × 15 × 2) – (25 × (-1) × 4)
= 0 + (-180) + (-20) – 0 – 30 – (-
100)
= -180 – 20 – 30 + 100
= -230 + 100
= -130
Jadi,

x1 = = = -2

x2 = = =6

x3 = = = 6,5

Skor Total 20 20
LAMPIRAN 3

Pedoman Penskoran

NO Indikator No. Butir Deskripsi Jawaban Skor

Tidak menjawab 0

Memberikan
jawaban tetapi tidak 1
menggunakan rumus
Memberikan
jawaban dengan
2
menggunakan rumus
yang salah
Kesalahan dalam
memperhatikan Memberikan
prasyarat dalam jawaban
1 1,2,5
menggunakan rumus,
menggunakan rumus 3
teorema, atau definisi.
yang benar tetapi
hasilnya salah
Memberikan
jawaban
menggunakan rumus
dengan proses 4
perhitungan dan
hasilnya tepat dan
benar
Tidak menjawab 0
Kesalahan dalam Memberikan
mengaitkan beberapa jawaban tetapi tidak 1
2 objek dalam 3,4
menggunakan rumus
matematika.
Memberikan
2
jawaban dengan
menggunakan rumus
yang salah
Memberikan
jawaban
menggunakan rumus 3
yang benar tetapi
hasilnya salah
Memberikan
jawaban
menggunakan rumus
dengan proses 4
perhitungan dan
hasilnya tepat dan
benar
LAMPIRAN 4

Lembar Validasi
LAMPIRAN 5

Skor Pencapaian Mahasiswa

Kode Skor Per Butir Skor


NO Nilai Kualifikasi
Responden 1 2 3 4 5 Total
1 M01 2 3 1 1 4 11 55 Gagal
2 M02 2 4 2 2 2 12 60 Gagal
3 M03 0 4 2 0 3 9 45 Gagal
4 M04 1 4 2 0 2 9 45 Gagal
5 M05 4 4 2 3 4 17 85 Baik
6 M06 2 3 2 1 2 10 50 Gagal
7 M07 1 3 0 4 2 10 50 Gagal
8 M08 3 4 4 4 3 18 90 Baik
9 M09 1 3 0 2 4 10 50 Gagal
10 M10 2 3 2 1 2 10 50 Gagal
11 M11 0 4 4 3 2 13 65 Kurang
12 M12 1 4 0 0 3 8 40 Gagal
13 M13 2 3 2 3 2 12 55 Gagal
14 M14 1 4 0 0 3 8 40 Gagal
15 M15 0 4 4 2 4 14 70 Kurang
16 M16 3 4 4 2 4 17 85 Baik
17 M17 4 3 0 0 4 11 55 Gagal
18 M18 0 1 2 3 0 6 30 Gagal
19 M19 1 3 2 1 0 7 35 Gagal
20 M20 2 4 4 4 3 17 85 Baik
21 M21 2 3 0 2 3 10 50 Gagal
22 M22 4 4 4 3 0 15 75 Cukup
23 M23 1 3 1 2 2 9 40 gagal
24 M24 1 4 4 1 2 12 60 Gagal
25 M25 4 4 4 3 4 19 95 Memuaskan
LAMPIRAN 6
Hasil Kerja Mahasiswa

Responden M04
Responden M18
Responden M23
LAMPIRAN 7

INSTRUMEN WAWANCARA
Pengumpulan data yang digunakan selain dari tes essay sebanyak 5 nomor

adalah wawancara. Wawancara yang digunakan adalah wawancara tak terstruktur

yakni pertanyaan yang ditanyakan kepada responden disesuaikan dengan jawaban

yang dituliskan responden pada saat menjawab soal tes. Pertanyaannya sebagai

berikut:

SOAL NOMOR 1

1. Kenapa anda tidak menjawab soal nomor 1? (Kepada M03)

2. Tapi anda paham aturan dalam menyelesaikan suatu sistem persamaan

linear menggunakan OBE? (Kepada M03)

3. Anda tahu cara dalam menentukan yang kamu maksud? (Kepada M03)

4. Mengapa anda menjawab tapi tidak selesai? (Kepada M04)

5. Anda tahu rumus yang akan digunakan untuk ke langkah selanjutnya?

(Kepada M04)

SOAL NOMOR 2

1. Anda tahu rumus dari determinan matriks yang berordo 3×3? (Kepada

M18)

2. Rumus yang kamu maksud itu untuk matriks berordo 2×2. Terus kenapa

pada penyelesaiannya tiba-tiba dari matriks berordo 3×3 menjadi matriks

3×5? (Kepada M18)

3. Kamu tahu aturan dalam menentukan determinan dari suatu matriks

dengan menggunakan cara Sarrus? (Kepada M18)

SOAL NOMOR 3
1. Kenapa anda tidak menjawab soal nomor 3? (Kepada M07)

2. Tapi apakah anda mengingat sedikit tentang menentukan determinan

matriks dengan menggunakan ekspansi baris pertama? (Kepada M07)

3. Tapi kamu ingat rumus yang digunakan jika menentukan determinan

matriks dengan menggunakan ekspansi baris pertama? (Kepada M07)

4. Kenapa anda hanya menuliskan rumusnya saja? (Kepada M23)

5. Anda mampu menentukan rumusnya,tapi kenapa bingung cara

menggunakannya? (Kepada M23)

6. Hanya itu kendala anda? (Kepada M23)

7. Kenapa anda menuliskan minor-minor dari matriks yang diperoleh sampai

pada ekspansi baris ketiga ? (Kepada M03)

8. Setelah itu,apa yang akan anda lakukan dengan nilai-nilai minor dari

ekspansi baris pertama sampai dengan ketiga yang anda peroleh? (Kepada

M03)

9. Kenapa anda menyelesaikan soal dengan menggunakan ekspansi kolom

pertama? (Kepada M19)

10. Iya memang hasilnya benar, tetapi anda menggunakan rumus yang tidak

sesuai dengan instruksi soal, yang anda gunakan itu adalah ekspansi baris

pertama? (Kepada M19)

SOAL NOMOR 4

1. Kenapa anda tidak menjawab soal nomor 4? (Kepada M05)

2. Kalau , anda tahu itu rumus apa?


3. Mengapa anda hanya menyelesaikannya sampai pada menentukan

determinannya? (Kepada M01)

4. Apakah kendalanya hanya pada menentukan adjoin dari matriks ini?

(Kepada M01)

5. Bagaimana proses untuk mendapatkan matriks adjoin ini? (Kepada M04)

6. Anda tidak mengubahnya dulu ke bentuk matriks kofaktor? (Kepada M04)

SOAL NOMOR 5

1. Mengapa anda tidak menjawab soal nomor 5? (Kepada M19)

2. Misalkan kalau anda diberi waktu tambahan, apakah anda bisa

menjawabnya? (Kepada M19)

3. Apakah anda tahu bagaimana cara menentukan nilai dari variabel-variabel

pada sistem persamaan linear menggunakan aturan Cramer? (Kepada

M19)

4. Apakah anda tahu cara menyelesaikan sistem persamaan linear dengan

menggunakan aturan Cramer? (Kepada M04)

5. Determinan seperti apa yang anda maksud? (Kepada M04)


LAMPIRAN 8

Surat Izin Penelitian


LAMPIRAN 9

Dokumentasi
RIWAYAT PENDIDIKAN

Muhammad Rizal atau yang biasa di panggil ical

lahir di Ternate pada tanggal 14 Januari 2000, anak

tunggal dari Almarhum Ayahanda zainudin dan

Ibunda Dwi Widiawaty.

Penulis memulai pendidikan dasar di SD Negeri

Salero 3 Kota Ternate pada tahun 2004 dan lulus pada

tahun 2010, kemudian melanjutkan sekolah menengah

pertama di SMP Negeri 2 Kota Ternate pada tahun 2010 dan lulus pada

tahun 2013. Kemudian penulis melanjutkan sekolah menegah atas di SMA

Negeri 4 Kota Ternate pada tahun 2013, dikarenakan penulis terpilih

pada program kelas akselerasi maka waktu pendidikan penulis di SMA

hanya dalam kurun waktu 2 tahun sehingga lulus pada tahun 2015.

Kemudian melanjutkan pendidikan S1 di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA, program Studi Pendidikan

Matematika Universtitas Khairun.

Pada bulan Januari penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Kesalahan Konsep dalam Menyelesaikan Soal Aljabar Linear pada Studi

Kasus Mahasiswa Matematika Semester IV Angkatan 2016” dibawah

bimbingan Bapak Dr. Yahya Hairun,S.Pd.,M.Si dan Ibu Ariyanti

Jalal,S.Pd.,M.Pd. Hasil penelitian ini dituliskan dalam skripsi ini sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) di

Universitas Khairun Ternate Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan,

Jurusan pendidikan MIPA, program studi pendidikan matematika.

Anda mungkin juga menyukai