SKRIPSI
MUHAMMAD RIZAL
NPM. 03081511004
SKRIPSI
MUHAMMAD RIZAL
NPM. 03081511004
Muhammad Rizal
03081511004
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
“Dibalik kesuksesan seorang anak, ada doa orang tua yang selalu
mengiringi langkah kakinya”.
(Muhammad rizal)
PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis ucapkan, atas berkat Rahmat dan Hidayah dari Allah
SWT. yang maha luas Ilmu-Nya, serta kesehatan dan kesempatan yang diberikan
ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi Strata 1 (S1)
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari adanya
bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun material. Sehingga secara
1. Bapak Prof. Dr. Husen Alting, S.H., M.H selaku Rektor Universitas Khairun.
2. Bapak Dr. Abdulrasyid Tolangara, S,Pd.,M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
3. Bapak Dr. Hasan Hamid, S.Pd.,M.Si selaku PD I yang telah memberikan izin
matematika.
5. Bapak Dr. Yahya Hairun,S.Pd.,M.Si. selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ariyanti
waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
6. Bapak Dr. Hasan Hamid,S.Pd.,M.Si. selaku penguji I, Bapak Dr. Karman La Nani,
S.Pd.,M.Si selaku penguji II, dan Bapak Ahmad Afandi,S.Pd.,M.Pd selaku penguji
III yang telah banyak memberikan masukan dalam pengujian dan penyusunan skripsi
ini.
mencurahkan waktu dan membekali ilmu serta pengalaman yang sangat berguna
kepada penulis selama di bangku perkuliahan. Bapak Dr. Hasan Hamid, M.Si., Dr.
Hi. In. Hi. Abdullah, M.Si., Dr. H. Idrus Alhaddad, M.Pd., Dr. Karman La Nani,
S.Pd.,M.Si., Drs. Hasan Samsi, Dr. Yahya Hairun, S.Pd.,M.Si., Dr. Hery Suharna,
Bani, S.Pd.,M.Pd., Ahmad Afandi, S.Pd.,M.Pd., Alm. Ibu Dra. Sitti Zaenab
S.Si.,M.Si., Ariyanti Jalal S.Pd.,M.Pd., Ibu Diah Parawita Sari S.Pd., M.Pd dan
8. Tata Usaha Program Studi Pendidikan Matematika Ibu Kartini,S.Pd yang telah
9. Seluruh staf dosen dan tata usaha di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu
kesabaran dan ketulusan tiada henti menjadi sumber motivasi dan semangat dalam
mengarungi kehidupan.
11. Keluarga besar gerakan pramuka gugus depan 01.001-01.002 SMP Negeri 2 Kota
Ternate.
12. Keluarga besar gerakan pramuka gugus depan 01.009-01.010 Iskandar Muhammad
Munandar Abas, Endang Sari Kharie, Nurjaya Ibrahim, Lilik Nurhayati, Ana
Umasugi, Siti Hajar yusuf, Siti Khotimah, dan teman-teman yang belum sempat
14. Kakak-kakak senior KESMMAT, Kak Bila, Kak Nursam, Kak Tina, dan kakak-
15. Teman-teman KUBERMAS, Muammar Jafril, kak Vita Fahrudin, Kak Sartila
Hasim, Rifal Agil, Ramdan Djunaidi A. Kahar, Lisda Hasan, Denia Roswita
Anisdhita, Lilis Hamadun, Denia Septiana Wonggo, Yuni Umar, dan Fajaria Diana
16. Teman-teman PPL, kak Noviyanti Rumata, kak Yanti Mirnawati Sero-Sero, Kak
Nurain Husain, Kak Ayu Landasari Rahayamtel, Mohamad bachtiar, Kak Arfiah,
Sarifudin Ismail, Kak Siti Dahlia Abdul Fatah, kak Novi yanti La Uku, Kak Sisilia
Taliawo, Kak Fahria Alim, dan kak Maryati Harun yang telah memberikan
18. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Kota Ternate khususnya siswa-siswi X-MIA 1, X-MIA
Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai
semagat penulis harapkan.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
Muhammad Rizal
03081511004
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT PENDIDIKAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3. Kualifikasi dan Persentase hasil pengerjaan soal aljabar linear ............41
Halaman
Halaman
Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa
matematika.
sikap serta keterampilan peserta didik. Matematika merupakan salah satu ilmu
yang penting untuk dipelajari, karena matematika merupakan pilar utama dari
mungkin, seorang dosen harus dapat memahami keadaan mahasiswa dalam arti
potensi yang ada dalam dirinya, baik potensi intelektual maupun bakat dan sifat
dasar yang dimilikinya. Salah satu cara untuk mengenal dan memahami
memilih metode yang tepat dalam kegiatan proses mengajar, sehingga potensi
salah satu fakultas yang menghasilkan tenaga kependidikan. Fakultas ini memiliki
fisika, kimia, dan biologi. Program studi pendidikan matematika mulai dibuka
pada tahun 1984 dan pada tahun 1992 mulai menerima mahasiswa program S1.
Beberapa mata kuliah dalam kelompok mata kuliah wajib merupakan mata
kuliah yang harus diikuti oleh semua mahasiswa calon guru matematika. Aljabar
linear merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa
program studi pendidikan matematika. Mata kuliah aljabar linear merupakan salah
satu mata kuliah wajib yang diberikan pada program Strata-1 (S1) jurusan
karena itu mata kuliah aljabar linear sangat penting untuk dikuasai mahasiswa
dalam rangka meningkatkan daya nalar kritis, dan mempertajam daya imajinasi.
mahasiswa bisa saja mendapatkan nilai yang baik pada mata kuliah kalkulus
namun pada mata kuliah trigonometri kurang baik, begitu pula sebaliknya.
ibarat mata rantai yang saling terhubung satu sama lain. Maka seorang mahasiswa
oleh mahasiswa matematika pada salah satu butir soal. Pada nomor dua dengan
aturan ekspansi baris pertama!”. Mahasiswa dengan hasil kerja diatas mengetahui
rumus yang harus digunakan tapi mahasiswa tidak menjawab sesuai dengan
rumus yang diketahui, mahasiswa tersebut hanya menuliskan rumus yang akan
digunakan.
teliti dalam memahami dan menyelesaikan soal, mahasiswa malu bertanya dan
sebelum perguruan tinggi, mahasiswa hanya menghafal konsep atau rumus tanpa
soal non rutin. Oleh karena itu, dosen perlu mengetahui faktor-faktor yang
22
Angkatan 2016 ”.
B. Identifikasi Masalah
diberikan.
mengaitkan atau menghubungkan satu fakta dengan fakta yang lain atau satu
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus dan mencapai hasil yang diinginkan,
maka masalah yang akan diteliti dibatasi yaitu peneliti hanya membatasi pada
23
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
A. Hakekat Matematika
Menurut Sri Anita dkk (Muhlisrarini & Hamzah, 2013: 47), pengertian
matematika tidak didefinisikan secara mudah dan tepat mengingat ada banyak
fungsi dan peranan matematika terhadap bidang studi lain. Kalau ada definisi
tentang matematika maka itu bersifat tentatif tergantung kepada orang yang
hubungannya.
24
6. Matematika adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasi mulai dari
matematika dapat ditinjau dari segala sudut, dan matematika itu sendiri bisa
memasuki seluruh segi kehidupan manusia, dari yang paling sederhana sampai
Menurut Ali hamzah & Muhlisrarini (2013: 49), adapun beberapa macam
Banyak dijumpai simbol yang satu berkaitan dengan simbol lainnya dalam
matematika, misalkan dalam konsep matriks di mana terdapat baris dan kolom,
keduanya dihubungkan satu sama lain. Materi diferensial dikenal adanya simbol
sebagai suatu struktur atau bentuk kelas dengan contoh di atas. Matematika
disusun atau dibentuk dari hasil pemikiran manusia seperti ide proses dan
bilangan tertentu. Hafalan itu merupakan bentuk atau susunan yang menurut
aturan dan disepakati bersama sebagai suatu kebenaran. Kalau tidak ada simbol-
simbol, maka akan terjadi kesulitan berkomunikasi matematika. Simbol-simbol itu
dibentuk dari ide, misalkan bilangan satu maka ide kata satu diberi simbol “1”.
simbol matematika yang dibentuk dari suatu hal yang abstrak. Pengembangan
produk berbentuk konsep baru melahirkan matematika, yaitu suatu ilmu yang
tersusun secara hierarkis, logis, dan sistematis dari konsep yang sederhana sampai
kepada konsep yang kompleks. Dalam prosesnya, ide yang menjadi simbol harus
b. Kumpulan Sistem
sistem linier yang menyatu dalam persamaan kuadrat tersebut. Persamaan linear
dan logika dasar sebagai akar pohon tersebut. Walaupun berurai menjadi beberapa
macam, matematika tetap bersifat konsisten dalam arti bebas dari kontradiksi
postulat dan aksioma serta sekumpulan teorema atau dalil. Ada hal-hal semacam
di atas sebagai tidak dapat didefinisikan, akan tetapi diterima sebagai suatu
kebenaran, konkretnya yakni tentang titik, garis, elemen atau unsur dalam
Kalau melihat matematika sebagai bahasa dalam arti bahasa simbol dan
sebagai alat yakni perangkat yang diperlukan dalam suatu aktivitas maka akan
dapat melayani ilmu-ilmu lain karena rumus, aksioma dan model pembuktian
yang dipunyainya dapat membantu ilmu-ilmu tersebut. Peran sebagai ratunya ilmu
ketika berbicara tentang fenomena alam tentang gerak benda meliputi gerak lurus,
gerak berubah beraturan dan gerak melingkar serta gerak jatuh maka dibuatkan
lebih auh dianalisis. Dalam hal ini matematika tidak campur tangan lagi.
Bell (Abidin Zainal, 2012: 188), membagi objek matematika dalam dua
kelompok, pertama objek langsung dan kedua objek tak langsung. Objek langsung
diklasifikasikan atas fakta, keterampilan, konsep dan prinsip. Sedangkan objek tak
a. Fakta
adalah suatu ide/gagasan apabila hanya ada satu eksemplar saja ditemukan disebut
fakta. Misalnya sin 90o = 1 dimana 90o dan 1 adalah dua bilangan yang bukan
merupakan anggota dua himpunan. Sedangkan Bell (Abidin Zainal, 2012: 188),
Setiap kali mengatakan “tujuh”, secara spontan akan tergambar simbol “7”
dalam pikiran setiap orang, dan fakta dalam matematika dapat dipelajari antara
lain melalui belajar hafalan, latihan dan permainan. Peserta didik dikatakan telah
memahami fakta jika dapat menuliskan fakta dengan benar dan dapat
b. Keterampilan
Sedangkan operasi itu sendiri adalah suatu aturan untuk mendapatkan elemen
tunggal dari satu atau lebih elemen yang diketahui, misalnya menjumlahkan
matriks ordo 2×2 dengan matriks berordo 2×2 lainnya, mengalikan matriks ordo
2×2 dengan suatu bilangan real merupakan contoh dari keterampilan. Hal ini
sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Hudojo (Zainal Abidin, 2012: 189),
demonstrasi dan berbagai bentuk latihan seperti kerja kelompok dan permainan.
Seseorang dikatakan telah menguasai suatu keterampilan apabila telah mampu
c. Konsep
190), adalah suatu ide/gagasan yang dibentuk dengan memandang sifat-sifat yang
dapat menemukan lebih dari satu eksemplar dari suatu ide/gagasan, maka dapat
dianggap sebagai suatu konsep. Contoh “x < y” merupakan konsep sebab peserta
didik dapat menyebutkan fakta misalkan 2 < 3. Sedangkan menurut Bell (Zainal
Abidin, 2012: 190), konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan
atau bukan contoh dari ide tersebut. Menurut Soedjadi (Zainal Abidin, 2012: 190),
konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau
konsep ataukah bukan. Perkalian dua buah matriks, determinan matriks, invers
matriks, sistem persamaan linear, eliminasi gauss, dan Operasi Baris Elementer
semua ini merupakan contoh dari konsep. Konsep dalam Matematika dapat
Bell (Zainal Abidin, 2012: 190), adalah hubungan antara konsep bersama dengan
Abidin, 2012: 190), prinsip adalah suatu ide/gagasan menghubungkan dua atau
lebih konsep, maka ide/gagasan disebut prinsip. Soedjadi (Zainal Abidin, 2012:
190), mengatakan bahwa prinsip dapat terdiri atas beberapa fakta, beberapa
konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun operasi. Secara sederhana dapat
Matematika, contohnya untuk menentukan invers matriks ordo 2×2, rumus yang
dapat digunakan yaitu A-1 = , ini merupakan prinsip yang terdiri dari
beberapa konsep yaitu konsep A-1 , det A dan Adj(A) . Untuk memahami prinsip
dan Adj(A).
mengaplikasikan prinsip tersebut pada situasi tertentu. Bell (Zainal Abidin, 2012:
atau lainnya berarti telah mengetahui fakta, seseorang yang dapat mensubstitusi
keterampilan.
C. Analisis Kesalahan
tidak tepat, yang menyimpang dari aturan, norma, atau suatu sistem yang sudah
ditentukan. Tindakan yang tidak tepat itu dapat mengakibatkan tujuan tidak
tercapai secara maksimal atau bahkan gagal, sehingga jika kesalahan itu
pemahaman yang tidak tepat atau tidak rasional dalam mempelajari suatu
masalah, sehingga banyak kesulitan yang dihadapi, bahkan masalah gagal atau
mahasiswa ketika mereka membuat kesalahan yang konsisten. Ini adalah proses
Kesalahan dalam matematika dapat berupa fakta, prosedural, atau konseptual, dan
Soedjadi (Kastiyah & Tri, 2018: 516) dapat diadaptasi dari objek-objek langsung
jika siswa tersebut tidak dapat memahami definisi dari maksud tersebut.
Operasi adalah aturan untuk memperoleh elemen tunggal dari satu atau
mahasiswa tersebut tidak dapat menyusun algoritma penyelesaian yang tepat serta
linear.
Menurut Roelien Herholdt & Ingrid Sapire (2014: 43), analisis kesalahan
juga disebut sebagai analisis pola kesalahan, adalah studi tentang kesalahan dalam
pekerjaan peserta didik dengan maksud untuk menemukan penjelasan untuk
kesalahan penalaran ini. Tidak semua kesalahan dapat dikaitkan dengan kesalahan
dapat dengan mudah diperbaiki jika proses yang salah ditunjukkan kepada pelajar.
Slip adalah kesalahan acak dalam pengetahuan deklaratif atau prosedural, yang
kesalahan matematika seperti itu terjadi ketika seseorang yang membuat jenis
kesalahan ini percaya bahwa apa yang telah dilakukan adalah benar sehingga
menunjukkan alasan yang salah. Kesalahan semacam itu bersifat sistematis dan
persisten dan terjadi di berbagai konteks. Kesalahan yang terjadi merupakan hasil
dari penggunaan algoritma yang mengarah pada jawaban yang salah atau
aljabar linear adalah suatu penentuan jenis masalah atau penentuan kelemahan
3. Penyimpangan algoritma.
6. Mengerjakan soal yang tidak selesai di jawab, atau jawaban tidak lengkap
perhitungan.
Menurut Subaidah (Widodo, 2013: 108), kesalahan dalam menyelesaikan
masalah matematika dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu kesalahan konsep,
konsep dapat terjadi pada mahasiswa di antaranya karena salah dalam memahami
makna soal dan salah dalam menggunakan konsep variabel yang akan digunakan.
Kesalahan prinsip adalah kesalahan yang berkaitan dengan hubungan antara dua
karena salah dalam menggunakan rumus dan salah dalam menerjemahkan soal.
operasi dapat terjadi karena tidak menggunakan aturan operasi atau perhitungan
dengan benar.
1. kesalahan fakta, yaitu kesalahan yang terkait dengan materi dan yang ada
dalam soal.
kesimpulan dari jawaban yang diperoleh. Ketika pada langkah tertentu tidak
mengerjakan soal.
E. Kesalahan Prinsip
kesalahan yang berkaitan dengan hubungan antara dua atau lebih objek-objek
Menurut Widodo (2013: 108), indikator dari kesalahan prinsip terdiri atas:
terdiri atas:
matematika.
kesimpulan.
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika ada dua segi yaitu
segi kognitif dan segi non kognitif. Segi kognitif meliputi hal-hal yang
materi matematika. Sedangkan segi non kogitif meliputi semua faktor diluar hal-
cara belajar, kesehatan jasmani, keadaan emosional, cara mengajar guru, fasilitas-
a. Faktor Internal
Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri baik yang
kelemahan fisik, sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan
pelajaran tertentu.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa itu
sendiri, berupa lingkungan, baik yang berupa lingkungan alam misalnya tempat
matriks sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana (ditemukan oleh Carl
matriks tersebut menjadi matriks yang Eselon-baris. Hal ini dapat digunakan
x + 2y + z = 6
x + 3y + 2z = 9
2x + y + 2z = 12
Jawab:
A=
A=
Baris ke 3 dibagi dengan 3 (Matriks menjadi Eselon-baris)
x + 2y + z = 6
y+z=3
z=3
y+z=3
y+3=3
y=0
x + 2y + z = 6
x+0+3=6
x=3
hasilnya lebih sederhana. Caranya adalah dengan meneruskan operasi baris dari
ini juga dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear
x + 2y + 3z = 3
2x + 3y + 2z = 3
2x + y + 2z = 5
Jawab:
Eselon-baris tereduksi)
mempunyai ordo yang sama dan setiap elemen yang seletak sama.
Jumlah dari k buah matriks A adalah suatu matriks yang berordo sama
dengan A dan besar tiap elemennya adalah k kali elemen A yang seletak.
diperoleh dari A dengan cara mengalikan setiap elemennya dengan k. Negatif dari
A atau -A adalah matriks yang diperoleh dari A dengan cara mengalikan semua
elemennya dengan -1. Untuk setiap A berlaku A + (-A) = 0. Hukum yang berlaku
a.) A + B = B + A
b.) A + ( B + C ) = ( A + B ) + C
c.) k ( A + B ) = kA + kB = ( A + B ) k , k = skalar
p x n dapat dituliskan sebagi matriks C = [ cij ] berordo m x n dimana cij = ai1 b1j +
sama dengan invers A ). Matriks B juga mempunyai invers yaitu A maka dapat
−1
dituliskan A = B . Jika tidak ditemukan matriks B, maka A dikatakan matriks
Contoh 1:
Matriks
A=[ ] dan B = [ ]
BA = [ ][ ]= [ ] = I (matriks identitas)
Contoh 2:
Matriks
A= [ ]dan B = [ ]
AB = [ ][ ]= [ ]
BA = [ ][ ]=[ ]
Matriks
A=[ ]
Jawab:
Contoh 4:
Matriks
A=[ ], B = [ ], AB = [ ]
, ,
Maka
bilangan real dengan suatu matriks bujursangkar. Sebagai contoh, kita ambil
matriks A2x2
A= tentukan determinan A!
det A = ad - bc
M11 = [ ] = det M = . –(
apakah kofaktor pada ij adalah + atau - maka kita bisa melihat matriks dibawah ini
Begitu juga dengan minor dari a32
M32 = = det(M) = -
det(A) = a11C11+a12C12+a13C13
A=
Contoh Soal:
det(A) = [ ] = 1[ ] - 2[ ]+3[ ]
Pada dasarnya ekspansi kolom hampir sama dengan ekspansi baris seperti
di atas. Tetapi ada satu hal yang membedakan keduanya yaitu faktor pengali. Pada
Sedangkan dengan ekspansi pada kolom pertama, kita mengalikan minor dengan
A=[ ]
Contoh Soal:
kolom pertama!
Jawab:
det(A) = =1 -4 +3
d. Metode Cramer
matriks B.
Contoh soal:
x1 + 2x3 = 6
A= B=
A1 = A2 = A3 =
Dengan metode sarrus kita dapat dengan mudah mencari determinan dari matrik-
A=
[ ] Tentukan determinan A!
teknik Think Out Louds. Teknik analisis data yang digunakan adalah
tahap kedua adalah kesalahan konsep 8,28% dan kesalahan prinsip 6,90%.
adalah mahasiswa tidak bisa menghafal lagi rumus yang akan digunakan,
kurang cermat dalam menjawab soal sehingga jadi salah, kurang teliti dalam
menjawab sehingga jadi salah, tidak ada persiapan menghadapi tes, tidak
ingat lagi cara penyelesaiannya soal bentuk tersebut, dan tidak cukup waktu
penelitian.
B. Metode Penelitian
dan Tailor (Ardiawan, 2015: 154), metode kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati. Pada penelitian ini, peneliti berusaha
karakteristik. Artinya penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu sasaran (satu
54
lokasi, atau satu subyek). Terpancang dalam artian sudah terarah pada batasan
C. Subjek Penelitian
benda, hal, atau orang tempat data untuk variabel penelitian.”Subjek dalam
penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Khairun Fakultas Keguruan dan Ilmu
D. Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah studi kasus. Sudjana (2011: 94), menyatakan
studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu yang
dipandang mengalami suatu kasus tertentu. Studi kasus atau case study adalah
bagian dari kualitatif yang hendak mendalami suatu kasus tertentu secara
2010: 49)
a. Tes
menyelesaikan soal tes aljabar linear, dilakukan pengumpulan data yakni dengan
memberikan tes tertulis kepada mahasiswa matematika. Soal tes yang di berikan
tertulis. Mahasiswa diberikan soal essay sebanyak 5 butir soal yang di kerjakan
selama 100 menit. Soal tes matematika tersebut merupakan soal standar yang
divalidasi oleh para dosen sehingga dipandang telah terukur kualitas validitas dan
reabilitasnya. Bentuk tes yang digunakan adalah tes essay berjumlah 5 butir soal
b. Non Tes
data pada tes tertulis serta menambah informasi terkait hasil pengerjaan dari
responden.
pertama yaitu menghitung presentase dari skor yang dicapai setiap mahasiswa
pedoman acuan patokan (PAP) skala 5 (Thoha, 2003: 89), yaitu sebagai berikut:
Presentase =
data yang di peroleh di analisis untuk mengetahui kesalahan apa yang dihadapi
b) Penyajian data yang telah disederhanakan dalam bentuk tabel dan berbagai
ukuran deskripsi;
A. Hasil Penelitian
Data hasil penelitian diperoleh dari hasil tes tertulis dan wawancara yang
angkatan 2016, soal tes yang digunakan terkait dengan menyelesaikan soal aljabar
sebagai berikut:
Elementer (OBE).
58
2. Soal nomor 2, terdapat 1 mahasiswa (4%) yang mengalami kesalahan
pada setiap butir soal tidak mempunyai kesalahan prinsip dalam menyelesaikan
responden per butir soal, untuk responden yang menjawab dengan hasil
memuaskan pada saat menyelesaikan soal tes tidak akan dianalisis kesalahan
prinsip jawabannya karena proses dan hasil yang tepat tidak terdapat kesalahan
a. Jika baris tidak terdiri seluruhnya dari nol, maka bilangan tak nol
b. Jika dalam sebarang dua baris yang berurutan yang seluruhnya tidak
terdiri dari nol,maka 1 utama dalam baris yang lebih rendah terdapat
Karena saya pikir OBE terlalu ribet makanya saya kerjakan yang
M03 :
lain saja dulu.
Kalau yang saya tahu itu disetiap baris ada yang menjadi nol, ada
M03 :
yang menjadi 1
P : Anda tahu cara dalam menentukan yang kamu maksud?
responden tahu arah dari penyelesaian Operasi Baris Elementer tetapi responden
elementer (OBE).
gambar 2.
M04 : Saya tahu, tapi sudah bingung jalan selanjutnya karena terlalu ribet.
yang diperbesar dari sistem persamaan linear pada soal nomor 1, kemudian
mengenolkan angka elemen dibawah satu utama, namun pada langkah selanjutnya
diperoleh hasil akhir dari pengerjaan soal nomor 1. Berdasarkan hasil wawancara
peneliti dengan responden M04, responden merasa jenuh karena pada setiap
langkah harus menggunakan rumus yang dalam menentukan satu utama pada
baris patokan dan mengenolkan elemen selain satu utama pada setiap baris
patokan. Responden tahu rumus yang akan digunakan tapi bingung cara
menggunakannya, hal ini bersesuaian dengan menurut Hidayatul Laeli (2017: 9),
mengetahui rumus atau aturan yang berlaku tetapi tidak menggunakan rumus atau
aturan tersebut dalam menjawab soal. Kesalahan prinsip ini dilakukan karena
dengan elemen yang kolomnya bersesuaian dengan satu utama dijadikan nol, dan
kolom terakhir menunjukkan nilai dari masing-masing variabel yang akan dicari.
(16%) telah menguasai prinsip dan menjawab dengan benar pada soal nomor
tersebut, dan 3 mahasiswa (12%) telah menguasai prinsip tetapi masih ada
kesalahan lain yang dilakukan sehingga jawaban yang diperoleh keliru. Berikut
ini adalah tabel mahasiswa yang melakukan kesalahan prinsip pada nomor 1.
OBE, mahasiswa dituntut terampil dan teliti dalam menghitung, karena kesalahan
berordo 3×3 dengan menggunakan cara Sarrus. Teorema yang harus diperhatikan
suatu matriks persegi, maka fungsi determinan dari A dinyatakan dengan det(A)
responden yang melakukan kesalahan prinsip pada soal nomor 2, hasil wawancara
Rumus yang kamu maksud itu untuk matriks berordo 2×2. Terus
P :
kenapa pada penyelesaiannya tiba-tiba dari matriks berordo 3×3
menjadi matriks 3×5?
berordo 3×5, dan pada proses perhitungannya memberikan hasil yang tepat.
Kesalahan yang dilakukan oleh responden M18 terletak pada membentuk matriks
yang akan dicari determinannya, dari informasi yang diketahui jelas bahwa
matriks yang akan dicari determinannya merupakan matriks berordo 3×3, tetapi
menggunakan cara Sarrus yaitu matriks yang diketahui adalah matriks persegi.
prinsip tetapi jawabannya masih kurang tepat karena masih ada kesalahan lain
yang dilakukan.
berordo 3×3 dengan menggunakan ekspansi baris pertama. Beberapa prinsip yang
mahasiswa (24%) mahasiswa yang tidak menjawab. Oleh karena itu peneliti
sebagai berikut.
M07 : Kalau seingat saya dari matriks ini, nanti ada yang dibagi-bagi
menjadi matriks berordo 2×2.
Tapi kamu ingat rumus yang digunakan jika menentukan determinan
P :
matriks dengan menggunakan ekspansi baris pertama?
mahasiswa (8%) hanya menuliskan rumus yang akan digunakan seperti pada
gambar 4.
mengetahui tahu rumus yang akan digunakan tapi bingung cara menggunakannya.
Hal ini sejalan dengan menurut Hidayatul Laeli (2017: 9), mahasiswa dikatakan
yang berlaku tetapi tidak menggunakan rumus atau aturan tersebut dalam
menjawab soal. Kesalahan prinsip ini dilakukan karena mahasiswa tidak mampu
mahasiswa (4%) mampu menentukan minor dari matriks yang diketahui tetapi
Setelah itu,apa yang akan anda lakukan dengan nilai-nilai minor dari
P :
ekspansi baris pertama sampai dengan ketiga yang anda peroleh?
Saya hanya ingat proses menentukan minornya saja tetapi saya tidak
M03 :
bisa menentukan bagaimana cara menggunakannya makanya saya
cari minor-minornya sampai ke penggunaan baris ketiga.
Responden M03 memulai pengerjaan soal nomor 3 dengan menggunakan
cara Sarrus, hal ini dilakukan untuk dijadikan pembanding ketika responden
proses menentukan minor-minor yang dibentuk dari ekspansi baris pertama dan
dibentuk oleh reponden sampai pada ekspansi baris ketiga dengan kata lain
mengalami kesalahan tersebut hanya mampu sampai pada menentukan minor dari
memilih salah satu mahasiswa untuk diwawancarai terkait hasil kerja yang
M19 : Saya pikir, yang namanya ekspansi baris pertama itu dimulai dari
baris pertama kolom pertama, kemudian barisnya yang berjalan.
Pengerjaan yang dilakukan oleh M19 mendapatkan jawaban akhir yang
tepat tetapi langkah yang dipilih adalah menggunakan ekspansi kolom pertama
minor dari matriks yang diketahui. Jawaban akhir yang diperoleh memang sudah
benar tetapi rumus yang digunakan keliru, karena tidak sesuai dengan instruksi
ekspansi baris pertama, hal ini bersesuaian dengan menurut Subaidah (Widodo,
2013: 108), Kesalahan prinsip dapat terjadi di antaranya karena salah dalam
menggunakan rumus dan salah dalam menerjemahkan soal. Kesalahan prinsip ini
dengan ekspansi kolom, yang seharusnya dilakukan adalah baris pertama akan
prinsip. Berikut ini adalah tabel mahasiswa yang mengalami kesalahan prinsip
pada nomor 3.
suatu matriks berordo 3×3. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
peneliti memilih salah satu dari 5 mahasiswa tersebut untuk diwawancarai, hasil
yang digunakan untuk menentukan invers matriks, kesalahan prinsip seperti ini
terjadi karena mahasiswa tidak memahami bagaimana aturan atau prinsip yang
tersebut.
juga benar, tetapi proses pengerjaan responden M01 terhenti pada bagian
menentukan adjoin matriks. Berdasarkan dari hasil wawancara, mahasiswa lupa
cara menentukan adjoin dari matriks berordo 3×3. Kesalahan prinsip ini
menentukan adjoin dri matriks dengan ordo 3×3, untuk menentukan adjoin dari
matriks ordo 3×3 harus dicari matriks kofaktor dari matriks yang diketahui
kemudian di transpos.
melakukan kesalahan ini tidak mengubah matriks yang diketahui menjadi matriks
adjoin sehingga matriks adjoin yang digunakan adalah matriks yang diketahui dari
Responden M04 pada tahap menentukan determinan dari matriks pada soal
nomor 4 tidak terdapat kesalahan yang dilakukan oleh responden sehingga pada
tahap tersebut nilai determinan yang diperoleh benar dan tepat, kemudian
matriks, tetapi pada bagian matriks adjoin responden tidak membuat matriks
yang digunakan adalah matriks yang diketahui pada soal. kesalahan prinsip yang
dilakukan adalah mahasiswa tidak paham cara untuk membentuk matriks adjoin
pada matriks berordo 3×3, aturan yang perlu diperhatikan adalah mahasiswa harus
prinsip, 3 mahasiswa (12%) telah menguasai prinsip pada soal nomor 4 sedangkan
6 mahasiswa (24%) telah menguasai prinsip namun masih ada kesalahan lain yang
menentukan nilai variabel yang termuat dalam sistem persamaan linear. Teorema
terkait aturan Cramer yang perlu diperhatikan adalah jika AX = B adalah sistem
persamaan linear yang terdiri dari n bilangan yang tidak diketahui dan n
persamaan linear, maka sistem tersebut mempunyai pemecahan yang unik yaitu:
pengerjaan yang sama dengan ekspansi baris. Kesalahan prinsip ini terjadi
dosen.
matriks yang akan digunakan untuk mencari nilai dari variabel-variabel yang
Tapi pada penyelesaian yang anda buat, matriks yang akan dicari
P :
determinannya keliru
Saat saya membuat matriks diperbesar, matriksnya bukan matriks
M04 :
persegi makanya saya bingung cara menentukan determinannya
determinan dari matriks yang telah di bentuk, tetapi terdapat kekeliruan dari
matriks yang dibentuk oleh responden yaitu jika diperhatikan dari teorema aturan
Cramer, elemen yang diberi kode merah merupakan elemen yang mempunyai
sistem persamaan linear, mahasiswa harus mengerti aturan yang berlaku dalam
determinan dari setiap matriks akan digunakan untuk menentukan nilai-nilai yang
mengganti elemen kolom yang memuat koefisien dengan matriks yang memuat
konstanta setiap persamaan linear. Berikut ini adalah tabel mahasiswa yang
pada nomor 5 dengan jawaban akhir yang tepat dan 6 mahasiswa (24%)
menguasai prinsip pada nomor 5 namun masih terdapat kesalahan lain yang
A. KESIMPULAN
angkatan 2016 dalam menyelesaikan soal aljabar linear dapat disimpulkan sebagai
berikut:
minor dari matriks yang diketahui tetapi tidak dapat menggunakan rumus
79
yang berkaitan dengan minor matriks, dan keliru dalam menggunakan
rumus.
invers matriks dari matriks yang berordo 3×3. Kesalahan prinsip yang
tetapi tidak tahu cara untuk menentukan adjoin matriks, dan keliru dalam
B. SARAN
1. Kepada dosen:
2. Kepada mahasiswa:
- Lebih giat dan tekun dalam mengikuti proses belajar mengajar serta
- Lebih teliti dan tenang dalam menyelesaikan soal terkait Operasi Baris
elementer (OBE).
baris.
Sarrus!
Rubrik Penilaian
Analisis Skor
No Butir Kunci Jawaban Skor
Jawaban maks
1 Matriks yang diperbesar Kesalahan 4 4
Prinsip
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
Jadi : x = -29/2
y =6
z = 25/2
nilai 2x + 3y + 2z
= 2 (-29/2) + 3 (6) + 2 (25/2)
= (-58/2) + 18 + (50/2)
= (-29) + 18 + 25
= -29 + 43
= 14
2 Kesalahan 4 4
Det (A) = | |
Prinsip
= (0 × 12 × 6) + (1 × 18 × 3) +
(2 × 6 × 2) – (3 × 12 × 2) – (2 ×
18 × 0) – (6 × 6 × 1)
= 0 + 54 + 24 – 72 – 0 – 36
= 78 – 108
= -30
Jadi det (A) = -30
3 Menghitung det (A) dengan Kesalahan 4 4
menggunakan ekspansi baris prinsip
pertama :
Det (A) = | |
= (1 x 1 x 1) + (4 x 2 x 4) + (2 x
2 x 2) – (4 x 1 x 2) – (2 x 2 x 1)
– (1 x 2 x 4)
= 1 + 32 + 8 – 8 – 4 – 8
= 33 – 12
= 21
Jadi det (A) = 21
Mencari kofaktor dari A
C11 = [ ] = -3
C12 = [ ]=6
C13 = [ ]=0
C21 = [ ]=0
C22 = [ ] = -7
C23 = [ ] = 14
C31 = [ ]=6
C32 = [ ]=2
C33 = [ ] = -7
[ ]
Adj (A) = [ ]
= [ ]
=[ ]
A-1= [ ]
A =[ ],
A1 =[ ],
A2 =[ ],
A3 =[ ]
Det (A) = | |
= (2 × 0 × 2) + (4 × 2 × (-3)) +
(0 × (-1) × 1) – (-3 × 0 × 0) – (1
× 2 × 2) – (2 × (-1) × 4)
= 0 + (-24) + 0 – 0 – 4 – (-8)
= -24 – 4 + 8
= -20
Det (A1) = | |
= (20 × 0 × 2) + (4 × 2 × 25) +
(0 × 15 × 1) – (25 × 0 × 0) – (1 ×
2 × 20) – (2 × 15 × 4)
= 0 + 200 + 0 – 0 – 40 – 120
= 200 - 160
= 40
Det (A2) | |
= (2 × 15 × 2) + (20 × 2 × (-3))
+ (0 × (-1) × 25) – (-3 × 15 × 0)
– (25 × 2 × 2) – (2 × (-1) × 20)
= 60 + (-120) + 0 – 0 – 100 – (-
40)
= 60 – 120 – 100 + 40
= 100 – 220
= -120
Det (A3) = | |
= (2 × 0 × 25) + (4 × 15 × (-3))
+ (20 × (-1) × 1) – (-3 × 0 × 20)
– (1 × 15 × 2) – (25 × (-1) × 4)
= 0 + (-180) + (-20) – 0 – 30 – (-
100)
= -180 – 20 – 30 + 100
= -230 + 100
= -130
Jadi,
x1 = = = -2
x2 = = =6
x3 = = = 6,5
Skor Total 20 20
LAMPIRAN 3
Pedoman Penskoran
Tidak menjawab 0
Memberikan
jawaban tetapi tidak 1
menggunakan rumus
Memberikan
jawaban dengan
2
menggunakan rumus
yang salah
Kesalahan dalam
memperhatikan Memberikan
prasyarat dalam jawaban
1 1,2,5
menggunakan rumus,
menggunakan rumus 3
teorema, atau definisi.
yang benar tetapi
hasilnya salah
Memberikan
jawaban
menggunakan rumus
dengan proses 4
perhitungan dan
hasilnya tepat dan
benar
Tidak menjawab 0
Kesalahan dalam Memberikan
mengaitkan beberapa jawaban tetapi tidak 1
2 objek dalam 3,4
menggunakan rumus
matematika.
Memberikan
2
jawaban dengan
menggunakan rumus
yang salah
Memberikan
jawaban
menggunakan rumus 3
yang benar tetapi
hasilnya salah
Memberikan
jawaban
menggunakan rumus
dengan proses 4
perhitungan dan
hasilnya tepat dan
benar
LAMPIRAN 4
Lembar Validasi
LAMPIRAN 5
Responden M04
Responden M18
Responden M23
LAMPIRAN 7
INSTRUMEN WAWANCARA
Pengumpulan data yang digunakan selain dari tes essay sebanyak 5 nomor
yang dituliskan responden pada saat menjawab soal tes. Pertanyaannya sebagai
berikut:
SOAL NOMOR 1
3. Anda tahu cara dalam menentukan yang kamu maksud? (Kepada M03)
(Kepada M04)
SOAL NOMOR 2
1. Anda tahu rumus dari determinan matriks yang berordo 3×3? (Kepada
M18)
2. Rumus yang kamu maksud itu untuk matriks berordo 2×2. Terus kenapa
SOAL NOMOR 3
1. Kenapa anda tidak menjawab soal nomor 3? (Kepada M07)
8. Setelah itu,apa yang akan anda lakukan dengan nilai-nilai minor dari
ekspansi baris pertama sampai dengan ketiga yang anda peroleh? (Kepada
M03)
10. Iya memang hasilnya benar, tetapi anda menggunakan rumus yang tidak
sesuai dengan instruksi soal, yang anda gunakan itu adalah ekspansi baris
SOAL NOMOR 4
(Kepada M01)
SOAL NOMOR 5
M19)
Dokumentasi
RIWAYAT PENDIDIKAN
pertama di SMP Negeri 2 Kota Ternate pada tahun 2010 dan lulus pada
hanya dalam kurun waktu 2 tahun sehingga lulus pada tahun 2015.