Anda di halaman 1dari 154

ANALISIS KESALAHAN DALAM PENGERJAAN SOAL CERITA

MATEMATIKA MATERI PERSAMAAN KUADRAT BERDASARKAN


KRITERIA WATSON

SKRIPSI

OLEH

ANNISA FADIASTUTI

NPM 140401060018

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

2018
ANALISIS KESALAHAN DALAM PENGERJAAN SOAL CERITA
MATEMATIKA MATERI PERSAMAAN KUADRAT BERDASARKAN
KRITERIA WATSON

SKRIPSI

Diajukan kepada
Universitas Kanjuruhan Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Matematika

Oleh

Annisa Fadiastuti

NPM 140401060018

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

2018
MOTO DAN PERSEMBAHAN

Seseorang yang tidak pernah merasakan pahit maka dia tidak akan tahu
bagamana rasanya manis

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya


(Q.S. Al Baqarah: 286)

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (Q.S Al-Insyiroh: 5)

Bismillahirrohmaanirrohiim

Dengan mengucap syukur kepada Allah


SWT perjalanan untuk merampungkan
skripsi ini merupakan wujud kasih sayang
Allah.

Kupersembahkan goresan ini untuk Ayah dan


ibuku tercinta (Fadchul Choliq dan Sutiasih),
serta Mas Alwin dan seluruh keluarga yang
senantiasa mendoakan dan memberi
dukungan.

Api semangat dari para sahabat-sahabat


sholihahku Zainatul, Maulia yang selalu
memberikan motivasi dan saling
mengingatkan untuk tetap menjaga
kesehatan.

Semangat yang membara dari keluarga besar


Al-Farabi terlebih AF-14 yang telah
dukungan dan doa.
ABSTRAK

Fadiastuti, Annisa. 2018. Analisis Kesalahan Dalam Pengerjaan Soal Cerita


Matematika Materi Persamaan Kuadrat Berdasarkan Kriteria Watson.
Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Kanjuruhan Malang.

Pembimbing: (1) Nyamik Rahayu Sesanti, S.P, M.Pd, (2) Nur Farida, M.Pd

Kata Kunci : Kesalahan mengerjakan soal cerita, kriteria watson

Soal cerita matematika merupakan soal berupa narasi, soal matematika


digunakan untuk melatih berfikir deduktif, melihat kegunaan dalam kehidupan
sehari-hari serta memperkuat konsep. Kesulitan pesrta didik dalam menyelesaikan
soal cerita cenderung pada kesalahan konsep, langkah penyelesaian dan hitung
aljabar. Kriteria Watson menjadi indikator dalam menganalisis kesalahan
pengerjaan karena kriteria tersebut mengarah pada alur yang logis dalam
menyelesaikan soal dan teknis pengerjaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesalahan yang
dilakukan peserta didik dengan kriteria Watson. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Subjek penelitian ini adalah pesrta
didik kelas X TKR sebanyak 17 peserta didik. Data yang di analisis adalah data
hasil tes soal cerita dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan yakni
pengumpulan data, reduksi data penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji
keabsahan data dilakukan dengan peningkatan ketekunan, diskusi dengan teman
sejawat, dan triangulasi.
Hasil penelitian ini diperoleh tiga tingkat kesalahan pengerjaan yakni: 1)
kesalahan rendah dengan rentang skor 0 sampai 10 terdapat sebanyak 2 peserta
didik; 2) kesalahan sedang dengan rentang skor 11 sampai 21 terdapat sebanyak 7
peserta didik; 3) kesalahan tinggi dengan rentang skor 22 sampai 32 terdapat
sebanyak 8 peserta didik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah rata-rata tingkat
kesalahan pengerjaan soal cerita pada kategori kesalahan tinggi pada kriteria
watson ke-8 yakni peserta didik hanya menuliskan ulang soal. Saran bagi guru
sebaiknya sering memberikan latihan soal berupa soal cerita.

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan mengucap syukur Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi

Allah SWT atas nikmat iman, islam, pertolongan, rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Kesalahan

Dalam Pengerjaan Soal Cerita Matematika Materi Persamaan Kuadrat

Berdasarkan Kriteria Watson”. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada

Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabat. Peneliti menyadari

akan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, meskipun demikian peneliti

berusaha dengan sekuat daya dan upaya untuk menyusun skripsi ini dengan

sebaik-baiknya. Skripsi ini dapat tersusun dengan baik berkat do’a, bantuan dan

bimbingan banyak pihak. Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Dr. Pieter Sahertian, M.Si, selaku Rektor Universitas Kanjuruhan Malang.

2. Dr. I Ketut Suastika, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Kanjuruhan Malang.

3. Dr. Sri Hariyani, M.Pd, selaku Kaprodi Pendidikan Matematika

Universitas Kanjuruhan Malang.

4. Nyamik Rahayu Sesanti, S.Pd., M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah

memberikan arahan dan bimbingan serta motivasi dalam penyusunan

skripsi ini dengan penuh kesabaran.

vii
5. Nur Farida, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah membantu dan

membimbing dalam penyusunan skripsi ini dengan kesabaran.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Matematika yang telah

memberikan bekal kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

7. Ayah dan Ibu yang tiada hentinya mendoakan peneliti. Terimakasih atas

dukungan moril maupun materil yang diberikan. Mas Alwin yang telah

memberikan dukungan baik secara moril dan materil beserta seluruh

keluarga, terimakasih atas bantuan, motivasi, serta doa yang tak pernah

putus.

8. Seluruh keluarga besar SMK YP 17 Selorejo yang telah mengijinkan dan

membantu dalam penelitian ini, M. Bachtiar Arif, S.Pd selaku guru

matematika kelas X TKR yang membantu penelitian.

9. Siswa kelas X TKR atas kerjasamanya dalam penelitian ini.

10. Sahabat senasib seperjuangan (Mbak Za, Maulia, Heffy, Ambar, Ratna,

Dedi, Dedi Rohi) yang selalu mendoakan dan mau menjadi pendengar

setiap keluh kesah peneliti serta seluruh angkatan 2014 Pendidikan

Matematika yang senantiasa berbagi suka maupun duka dalam

mengerjakan skripsi.

11. Sahabat-sahabatku (Amel dan Puput) yang senantiasa mendoakan,

memberi semangat dan menjadi pendengar segala risau peneliti.

12. Keluarga besar LEDMA AL-Farabi yang selalu memberikan doa dan

motivasi dalam penulisan skripsi ini.

viii
13. Seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan sehingga skripsi ini terselesaikan dengan lancar.

Peneliti menyadari skripsi ini mempunyai kekurangan. Oleh karena itu,

saran dan kritik sangat diharapkan. Harapan peneliti, semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 10 Juli 2018

Peneliti

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... iv
MOTO DAN PRSEMBAHAN .............................................................................v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................x
DAFTAR TABEL..................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Konteks Penelitian ................................................................................1
B. Fokus Penelitian ....................................................................................5
C. Landasan Teori ......................................................................................5
1. Soal Cerita dalam Matematika .........................................................5
2. Kesalahan Mengerjakan Soal Matematika .......................................7
3. Teori Watson ...................................................................................9
4. Persamaan Kuadrat.........................................................................13
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................19
E. Kerangka Berpikir ................................................................................20
BAB II METODE PENELITIAN .......................................................................21
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..........................................................21
B. Kehadiran Peneliti ...............................................................................21
C. Lokasi Penelitian .................................................................................22
D. Sumber Data .......................................................................................22
E. Prosedur Pengumpulan Data ...............................................................22
F. Analisis Data .......................................................................................24
G. Pengecekan Keabsahan Data...............................................................26
H. Tahap-tahap Penelitian ........................................................................27
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ...........................30
A. Paparan Data .......................................................................................30
B. Temuan Penelitian ...............................................................................34
BAB IV PEMBAHASAN .....................................................................................92
A. Kesalahan Rendah ...............................................................................92
B. Kesalahhan Sedang .............................................................................93
C. Kesalahan Tinggi.................................................................................95
BAB V PENUTUP ................................................................................................98
A. Kesimpulan..........................................................................................98
B. Saran .................................................................................................101
DAFTAR RUJUKAN.........................................................................................102
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................106

x
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Indikator Kesalahan dalam Mengerjakan Soal oleh Watson .................. 12

3.1 Data Validator .......................................................................................... 31

3.2 Hasil Validasi Tes Soal Cerita Materi Persamaan Kuadrat ..................... 31

3.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara ....................................................... 32

3.4 Kode Soal ................................................................................................ 33

3.5 Kriteria Pengelompokan Hasil Tes Soal Cerita ...................................... 33

3.6 Pengelompokan Hasil Tes Soal Cerita Materi Persamaan Kuadrat ....... 33

3.7 Data Subjek Wawancara .......................................................................... 34

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Sketsa Karton Contoh Soal Cerita Persamaan Kuadrat ........................... 17

1.2 Kerangka Berpikir Berdasarkan Indikator Watson .................................. 20

2.1 Komponen Analisis Data Model Miles dan Huberman ........................... 24

3.1 Hasil tes terhadap S1 ......................................................................... 35

3.2 Hasil tes terhadap S1 ......................................................................... 35

3.3 Hasil tes terhadap S1 ......................................................................... 36

3.4 Hasil tes terhadap S1 ......................................................................... 37

3.5 Hasil tes terhadap S2 ......................................................................... 38

3.6 Hasil tes terhadap S2 ......................................................................... 39

3.7 Hasil tes terhadap S2 ......................................................................... 39

3.8 Hasil tes terhadap S2 ......................................................................... 40

3.9 Hasil tes terhadap S1 ........................................................................... 42

3.10 Hasil tes terhadap S1 ......................................................................... 43

3.11 Hasil tes terhadap S1 ......................................................................... 43

3.12 Hasil tes terhadap S1 ......................................................................... 44

3.13 Hasil tes terhadap S2 ......................................................................... 45

3.14 Hasil tes terhadap S2 ......................................................................... 46

3.15 Hasil tes terhadap S2 ......................................................................... 47

3.16 Hasil tes terhadap S2 ......................................................................... 47

3.17 Hasil tes terhadap S1 ......................................................................... 49

xii
3.18 Hasil tes terhadap S1 ......................................................................... 49

3.19 Hasil tes terhadap S1 ......................................................................... 50

3.20 Hasil tes terhadap S1 ......................................................................... 51

3.21 Hasil tes terhadap S2 ......................................................................... 52

3.22 Hasil tes terhadap S2 ......................................................................... 53

3.23 Hasil tes terhadap S2 ......................................................................... 53

3.24 Hasil tes terhadap S2 ......................................................................... 54

3.25 Hasil tes terhadap S1 ......................................................................... 55

3.26 Hasil tes terhadap S1 ......................................................................... 56

3.27 Hasil tes terhadap S1 ......................................................................... 57

3.28 Hasil tes terhadap S2 .......................................................................... 58

3.29 Hasil tes terhadap S2 .......................................................................... 59

3.30 Hasil tes terhadap S2 .......................................................................... 59

3.31 Hasil tes terhadap S2 .......................................................................... 60

3.32 Hasil tes terhadap S1 ....................................................................... 61

3.33 Hasil tes terhadap S1 ....................................................................... 62

3.34 Hasil tes terhadap S1 ....................................................................... 63

3.35 Hasil tes terhadap S2 ......................................................................... 65

3.36 Hasil tes terhadap S2 ......................................................................... 65

3.37 Hasil tes terhadap S2 ......................................................................... 66

3.38 Hasil tes terhadap S2 ......................................................................... 66

3.39 Hasil tes terhadap S1 ........................................................................... 68

3.40 Hasil tes terhadap S1 ........................................................................... 69

xiii
3.41 Hasil tes terhadap S1 ........................................................................... 69

3.42 Hasil tes terhadap S2 ........................................................................... 71

3.43 Hasil tes terhadap S2 ........................................................................... 71

3.44 Hasil tes terhadap S1 ........................................................................... 73

3.45 Hasil tes terhadap S1 ........................................................................... 74

3.46 Hasil tes terhadap S1 ........................................................................... 74

3.47 Hasil tes terhadap S1 ........................................................................... 75

3.48 Hasil tes terhadap S2 ........................................................................... 76

3.49 Hasil tes terhadap S2 ........................................................................... 77

3.50 Hasil tes terhadap S2 ........................................................................... 78

3.51 Hasil tes terhadap S1 ......................................................................... 80

3.52 Hasil tes terhadap S1 ......................................................................... 80

3.53 Hasil tes terhadap S1 ......................................................................... 81

3.54 Hasil tes terhadap S1 ......................................................................... 82

3.55 Hasil tes terhadap S2 ......................................................................... 83

3.56 Hasil tes terhadap S2 ......................................................................... 84

3.57 Hasil tes terhadap S1 ........................................................................ 86

3.58 Hasil tes terhadap S1 ........................................................................ 86

3.59 Hasil tes terhadap S1 ........................................................................ 86

3.60 Hasil tes terhadap S1 ........................................................................ 87

3.61 Hasil tes terhadap S2 ........................................................................ 88

3.62 Hasil tes terhadap S2 ........................................................................ 89

3.63 Hasil tes terhadap S2 ........................................................................ 89

xiv
3.64 Grafik Kesalahan Pengerjaan Soal Cerita ............................................... 91

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Tes Kesalahan Soal Cerita..........................................................106

2. Soal Tes Kesalahan Pengerjaan Soal Cerita..............................................107

3. Alternatif Jawaban ....................................................................................110

4. Rubrik Penskoran ......................................................................................115

5. Hasil Validasi Tes Soal Cerita ..................................................................117

6. Pedoman Wawancara ................................................................................121

7. Hasil Validasi Pedoman Wawancara .......................................................124

8. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ..............................................130

9 Hasil Wawancara Guru ..............................................................................131

10. Daftar Nama Siswa .................................................................................132

11. Skor Hasil Tes Tiap Indikator .................................................................133

12. Dokumentasi ...........................................................................................135

13. Riwayat Hidup .......................................................................................136

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan ide,

aturan-aturan yang disusun secara sistematis dan berkaitan dengan konsep-konsep

abstrak. Menurut Rohaeti dan Wihatma (dalam Anisa, 2014) berpendapat bahwa

rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa tergolong dalam kualifikasi

rendah, terutama dalam mengkomunikasikan ide-ide matematis. Masalah

matematika dapat diselesaikan oleh siswa dengan bantuan guru dalam memahami

masalah. Konteks masalah dapat terus berkembang dalam matematika yang

termuat dalam soal cerita, sehingga menyelesaikan soal cerita dianggap memiliki

tingkat kesulitan yang tinggi.

Soal cerita merupakan salah satu bentuk soal yang memuat aspek

kemampuan membaca, menalar, menganalisis, serta mencari solusi. Oleh karena

itu, peserta didik dituntut untuk menguasai kemampuan-kemampuan dalam

menyelesaikan soal matematika. Kemampuan peserta didik dalam membaca soal

sangat diperlukan untuk menerjemahkan masalah, sedangkan menalar untuk

mengetahui maksud permasalahan yang diberikan, dan kemampuan menganalisis

langkah-langkah penyelesaian serta menerapkan konsep matematika dalam

menyelesaikan permasalahan.

Keterampilan dalam menyelesaikan soal cerita memegang peranan

penting dalam jangka panjang, karena aplikasi matematika pada bidang lain

1
2

berkaitan dengan pembuatan model matematika. Selain itu, soal cerita matematika

dapat dipakai untuk melihat nalar peserta didik. Soal cerita sangat megedepankan

permasalahan-permasalahan real, namun banyak guru atau pendidik yang

mengeluh karena rendahnya kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal

cerita tersebut.

Menurut Marlina (2013) rendahnya kemampuan peserta didik dalam

mengerjakan soal cerita dapat dilihat dari banyaknya kesalahan peserta didik

dalam mengerjakan soal-soal cerita. Penyebab siswa tidak mampu mengerjakan

soal cerita yakni mereka belum memahami apa yang diketahui bahkan apa yang

ditanyakan dalam soal cerita tersebut. Kesulitan peserta didik untuk

menyelesaikan soal bukan diakibatkan karena peserta didik tidak menguasai

langkah-langkah dalam menyelesaikan soal, namun lebih cenderung peserta didik

tidak mampu memahami maksud soal cerita tersebut atau kata lainnya tidak tahu

apa yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk menyelesaikan soal cerita

tersebut. Kecenderungan peserta didik dalam memahami maksud soal cerita akan

berakibat pada langkah selanjutnya yakni menentukan konsep yang akan

digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut.

Berasarkan hasil diskusi dengan guru matematika dan observasi yang

dilakukan peneliti di SMK YP Selorejo, peserta didik mengalami kesulitan dalam

memecahkan soal cerita. Sehingga, berpengaruh pada data yang akan digunakan

untuk menyelesaikan soal tidak tepat maupun data yang akan digunakan untuk

menyelesaikan soal tidak dituliskan oleh peserta didik. Peserta didik cenderung

lebih mudah menyelesaikan soal matematika yang hanya menerapkan rumus


3

tanpa harus membaca soal cerita dan peserta didik merasa bingung untuk

menyelesaikan soal-soal cerita tersebut, terutama dalam memahami isi dari soal

cerita. Menurut Wahyuni (2011) bahwa salah satu kesulitan yang banyak dialami

peserta didik dalam pembelajaran adalah menyelesaikan soal cerita.

Menurut Cockroft (dalam Abdurahman, 2003) mengemukakan bahwa

matematika selalu digunakan dalam segi kehidupan, meningkatkan kemampuan

berfikir logis, ketelitian dan kesadaran ruang. Salah satu materi pokok yang

dipelajari di tingkat SMK/MK kelas X adalah persamaan kuadrat. Persamaan

kuadrat merupakan materi yang dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari

seperti kecepatan, volume, jarak, dan waktu. Selain itu persamaan kuadrat adalah

salah satu bagian matematika yang melibatkan pemahaman konsep, prosedur dan

komputasi. Sedangkan kemampuan peserta didik dalam pemahaman konsep,

prosedur dan komputasi sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Soal persamaan

kuadrat biasanya diberikan dalam bentuk soal rutin dan tidak berbentuk soal

cerita. Persamaan kuadrat dapat diselesaikan dengan tiga cara yaitu : 1)

Memfaktorkan, 2) Melengkapkan kuadrat sempurna, 3) Menggunakan rumus

kuadrat.

Watson (dalam Nahar, 2016) merupakan seorang behaviorisme murni,

dimana teori belajar behaviorisme merupakan teori perkembangan perilaku yang

dapat diukur, diamati, dihasilkan oleh respon terhadap rangsangan. Rangsangan

dalam konteks ini bukan hanya melihat ketepatan menjawab dari peserta didik

melainkan melihat struktur alamiah atau proses. Berdasarkan teori Watson

terdapat 8 kriteria yang menjelaskan tentang klasifikasi dalam proses mengerjakan


4

soal (dalam Susilawati, 2016). Salah satunya, data yang tidak tepat dimana peserta

didik kurang tepat atau salah dalam menentukan nilai dalam suatu variabel.

Kriteria Watson tepat digunakan untuk mendeskripsikan kesulitan soal, karena

kriteria yang dikemukakan oleh Watson mengarah pada alur yang logis dalam

menyelesaikan soal dan teknis pengerjaan. Selain itu kriteria Watson dapat

memudahkan peneliti dalam melakukan penelitiannya dalam mengidentifikasi

kesalahan peserta didik dari setiap langkah jawaban.

Penelitian mengenai masalah menyelesaikan soal cerita matematika

dilakukan oleh beberapa orang salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh

Fatimah (2015) dengan judul “Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan

Soal Cerita Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linier di Kelas X SMK

Prawira Marta Kartasura Tahun Ajaran 2014/2015” menyatakan bahwa

kesulitan yang sering dialami peserta didik seperti : 1) kesulitan dalam memahami

isi soal cerita, 2) Mengubah soal cerita ke dalam bentuk model matematika, 3)

kesulitan dalam menyelesaikan model matematikanya. Fatimah dalam melakukan

penelitan menggunakan indikator Newman untuk menganalisis hasil. Penelitian

yang lain juga dikemukakan oleh Puspita (2016) dengan judul “Deskripsi

Kesalahan Siswa Kelas IX SMP Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel Berdasarkan Klasifikasi Watson” melakukan penelitian terhadap

beberapa sekolah negeri dan swasta yang kemudian mengambil beberapa subjek

dari beberapa sekolah tersebut. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa

analisis yang dilakukan oleh peneliti 14 peserta didik melakukan kesalahan pada

konflik level respon, lalu 10 peserta didik melakukan kesalahan prosedur tidak
5

tepat. selanjutnya, 8 peserta didik melakukan kesalahan masalah hierarki

keterampilan, kesalahan kesimpulan hilang dilakukan oleh 6 peserta didik.

Kriteria kesalahan selain ketujuh jenis kriteria kesalahan dilakukan oleh 3 peserta

didik. Kriteria kesalahan data tidak tepat dan data hilang masing-masing

dilakukan oleh 1 peserta didik.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka peneliti merasa perlu adanya

pengidentifikasian kesalahan dalam mengerjakan soal cerita matematika, yang

akan dikaji dalam sebuah judul penelitian yaitu : “Analisis Kesalahan dalam

Pengerjaan Soal Cerita Matematika Materi Persamaan Kuadrat

Berdasarkan Kriteria Watson” peneliti menggunakan kriteria watson karena

beliau seorang ahli psikologi (S-R) stimulus respon, yang menemukan delapan

kriteria mengidentifikasi kesalahan siswa dalam mengerjakan soal. Delapan

kriteria ini dapat mempermudah peneliti dalam mengidentifikasi kesalahan siswa

dari tiap langkah jawaban.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, fokus penelitian ini adalah bagaimana

analisis kesalahan peserta didik yang sering terjadi dalam pengerjaan soal cerita

matematika materi persamaan kuadrat berdasarkan kriteria Watson?

C. Landasan Teori

1. Soal Cerita dalam Matematika

Kemampuan matematika peserta didik dapat dilihat dari kemampuannya

dalam menyelesaikan soal matematika baik dalam bentuk cerita ataupun bukan.
6

Soal cerita merupakan salah satu bentuk soal berupa narasi atau cerita yang

berkaitan dengan kegiatan sehari-hari. Menurut Lia (dalam Ayarsha, 2016) “Soal

cerita dalam matematika adalah soal yang disajikan dalam bentuk kalimat sehari-

hari dan umumnya merupakan aplikasi dari konsep matematika yang dipelajari”.

Pemberian soal cerita di sekolah dimaksudkan untuk memperkenalkan

kepada peserta didik mengenai kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari

dan melatih kemampuan mereka dalam memecahkan masalah. Soal cerita adalah

salah satu bentuk tes yang diberikan kepada peserta didik untuk mengukur

kemampuan peserta didik, biasanya tes ini memiliki jawaban berupa uraian.

Peserta didik yang menyelesaikan soal cerita dapat memperlancar daya pikir atau

nalar dengan menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

Seseorang dapat dikatakan memiliki kemampuan matematika apabila

terampil dalam menyelesaikan soal metematika (Wahyuddin, 2016). Soal cerita

matematika bertujuan agar peserta didik berlatih dan berfikir secara deduktif,

dapat melihat hubungan dan kegunaan metematika dalam kehidupan sehari-hari

serta memperkuat penguasaan konsep matematika. Soal cerita matematika

merupakan salah satu bentuk soal yang memuat aspek kemampuan untuk

membaca, menalar, menganalisis serta mencari solusi, untuk itu peserta didik

dituntut untuk menguasai kemampuan tersebut dalam menyelesaikan soal cerita

matematika.

Kemampuan peserta didik dalam membaca soal cerita digunakan untuk

menerjemahan masalah, sedangkan menalar digunakan untuk mengetahui

permasalahan yang diberikan. Kemampuan menganalisis peserta didik digunakan


7

untuk menguraikan langkah-langkah penyelesaian serta menerapkan konsep

matematika yang telah dipelajari dalam menyelesaikan permasalahan.

Pemecahan masalah dalam soal matematika suatu proses dengan

langkah-langkah yang benar dan logis untuk mendapatkan penyelesaian

(Jonassen, 2004). Soal cerita matematika diselesaikan bukan sekedar untuk

memperoleh hasil atau jawaban yang ditanyakan, tetapi yang lebih penting peserta

didik harus mengetahui dan memahami proses langkah-langkah untuk

mendapatkan jawaban tersebut.

2. Kesalahan Mengerjakan Soal Cerita

Kesalahan atau kekeliruan dapat dilakukan secara sengaja ataupu tidak,

pada mata pelajaran matematika kesalahan atau kekeliruan sering kali terjadi.

Kesalahan yang dialami oleh peserta didik banyak unsur-unsur yang

mempengaruhi, seperti peserta didik itu sendiri, pengajar, metode pembelajaran

ataupun lingkungan.

Kesulitan peserta didik dalam menyatakan model matematika dari soal

cerita yang ada dikarenakan penalaran peserta didik tergolong rendah. Wahyudin

(dalam Permana dan Sumarno, 2007) menyatakan bahwa hasil belajar matematika

peserta didik selama ini masih tergolong rendah khususnya dalam aspek

penaalaran, peserta didik kurang menggunakan kemampuan nalar yang logis

dalam menyelesaikan masalah matematika. Kesalahan menyelesaikan soal cerita

matematika terdiri dari kesalahan konsep, kesalahan pada langkah penyelesaian

atau kesalahan pada hitung aljabar (Khasanah, 2015). Kesalahan yang biasa
8

dilakukan oleh peserta didik adalah salah dalam menggunakan konsep, salah

melakukan operasi bilangan, ataupun tidak menuliskan kesimpulan akhir.

Kemampuan penalaran matematis peserta didik untuk menyelesaikan

soal latihan dalam bentuk soal cerita atau verbal masih terlihat rendah, sebagian

besar peserta didik hanya menunggu jawaban dari temannya atau menunggu

penjelasan dari guru sementara sebagian kecil lainnya mulai langsung

mengerjakan. Hal ini biasanya disebabkan berbagai faktor seperti kurangnya

kemampuan penalaran matematis, peserta didik yang mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal cerita ditandai dengan banyaknya kesalahan yang dilakukan

dalam menjawab soal.

Kesalahan yang sering terjadi pada peserta didik dalam proses

pembelajaran kurang memperhatikan guru saat menerangkan bahkan tidak

memperhatikan. Kesalahan yang dilakukan pengajar misalnya, jarang hadir dalam

kelas, hanya memberikan tugas pada peserta didik, sehingga peserta didik saat

diberikan soal belum bisa menyelesaikannya. Selain itu, metode pembelajaran

juga berpengaruh pada keaktifan peserta didik dalam proses belajar, agar pserta

didik tidak merasa jenuh saat proses pembelajaran berlangsung. Lingkungan yang

ada di sekolah ataupun di sekitar peserta didik baik keluarga dan masyarakat tentu

berpengaruh terhadap peserta didik. Maka dari itu dalam pemebelajaran, guru

perlu melakukan analisis terhadap kesalahan peserta didik, untuk mencari tahu

jenis dan penyebab kesalahan siswa terutama pada faktor internal.


9

3. Teori Watson

Watson merupakan seorang behavioris murni yang berorientasi pada

pengalaman empirik, yakni sejauh mana dapat diamati, dan diukur. Teori belajar

behavorisme merupakan teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati

dan dihasilkan oleh respon peserta didik terhadap rangsangan. Perubahan melalui

rangsangan (stimulus) seperti, lingkungan belajar anak baik internal atau eksternal

yang menimbulkan perilaku reaktif (respon). Jika ingin melihat respon pada

peserta didik, maka diperlukan butir-butir rangsangan. Butir rangsangan dalam

konteks ini tidak untuk melihat ketepatan dari jawaban saja melainkan melihat

dari struktur alamiah dan respon peserta didik.

Hal tersebut memiliki beberapa keterkaitan dengan teori watson sebagai

psikologi. Menurut Watson (dalam Susilawati, 2016) terdapat 8 kriteria atau

klasifikasi dalam mengerjakan soal yaitu :

(1) Data tidak tepat (innappropriate data) disingkat id, (2) Prosedur tidak

tepat (innappropriate procedure) disingkat ip, (3) Data hilang (omitted data)

disingkat od, (4) Kesimpulan hilang (omitted conclusion) disingkat oc, (5)

Konfik level respon (response level conflict) disingkat rlc, (6) Manipulasi

tidak langsung (undirected manipulation) disingkat um, (7) Masalah hierarki

keterampilan (skills hierarchy problem) disingkat shp, dan (8) Selain ke-7

kategori diatas (above other) disingkat ao.

Kriteria pertama yaitu data tidak tepat (innappropriate data), di mana

kesalahan peserta didik meliputi data yang kurang tepat atau salah dalam

memasukkan nilai ke variabel (Winarsih, 2015:2 ). Misalnya, menentukan suatu


10

suku ke-n pada suatu barisan geometri, yang seharusnya menggunakan rasio tetapi

peserta didik menggunakan beda.

Kriteria kedua yaitu prosedur tidak tepat (innappropriate procedure),

peserta didik dapat melakukan kesalahan prosedur yakni dalam menentukan

rumus yang akan digunakan (Winarsih, 2015:2). Misalnya, menentukan suatu

suku pada barisan geometri peserta didik menggunakan rumus jumlah suku

pertama atau yang sering disebut dengan , yang seharusnya menggunakan

( )
rumus menjadi . Selain itu peserta didik biasa

melakukan kesalahan dalam proses perhitungan.

Kriteria ketiga yaitu data hilang (omitted data), saat melakukan proses

pengerjaan peserta didik melupakan data yang seharusnya ada menjadi tidak ada

(Winarsih, 2015:2). Kriteria keempat yaitu kesimpulan hilang (omitted

conclusion) dalam menyelesaikan soal peserta didik belum sampai pada tahap

akhir yang diminta oleh soal (Winarsih, 2015:2). Misalnya, menentukan luas

suatu kolam, jika peserta didik menyelesaikan hanya pada tahap menemukan nilai

luasnya tanpa ada kesimpulan, maka kesimpulan hilang.

Kriteria kelima yaitu konflik level respon (response level conflict), pada

konflik respon ini peserta didik kadangkala kurang memahami bentuk soal,

sehingga yang dilakukan adalah mengoperasikan data yang ada dengan sederhana

kemudian dijadikan hasil akhir dengan cara yang tidak sesuai konsep, atau peserta

didik hanya langsung menuliskan jawabannya tanpa ada alasan atau cara yang

logis (Winarsih, 2015:2).


11

Kriteria keenam yaitu manipulasi tidak langsung (undirected

manipulation), dalam penyelesaian soal peserta didik merubah proses

penyelesaian dari tahap satu ke tahap berikutnya dengan tidak logis (Winarsih,

2015:2). Misalnya, operasi pada bilangan bulat ada perubahan

sehingga hasil dari operasi tersebut tidak tepat karena tidak logis.

Kriteria ketujuh yaitu masalah hierarki keterampilan (skills hierarchy

problem), masalah hierarki ini berkaitan dengan bagaimana peserta didik

merubah rumus dasar menjadi rumus yang diminta (Winarsih, 2015:2). Misalnya,

mencari kedalaman suatu kolam berbentuk balok, menggunakan rumus

menjadi dan kreatifitas siswa dalam merubah bentuk aljabar dan

lainnya yang membutuhkan keterampilan merubah susunan. Kriteria terakhir

yakni selain ketujuh kategori di atas (above other), salah satunya adalah peserta

didik tidak mengerjakan soal (Winarsih, 2015:2).

Kelebihan dari kriteria kesalahan yang dikemukakan oleh Watson

mengarahkan peserta didik untuk berfikir secara linier dan dengan memberikan

masalah peserta didik akan memiliki pengalaman yang berharga. Sedangkan

kekurangannya adalah tidak mampu menjelaskan alasan-alasan atau penyebab

terjadinya penyimpangan antara stimulus dan respon peserta didik. Selain itu,

Watson memandang bahwa belajar merupakan asosiasi belaka sehingga yang

dipentingkan dalam belajar yakni memperkuat assosiasi dengan latihan atau

ulangan secara terus menerus. Indikator kesalahan oleh Watson akan diuraikan

pada Tabel 1.1 berikut.


12

Tabel 1.1 Indikator Kesalahan dalam Mengerjakan Soal Oleh Watson

Kriteria Kesalahan Indikator

Data tidak tepat Tidak mampu menyebutkan data yang diberikan


(innappropriate data)
Kesalahan dalam memasukkan data ke variabel

Peosedur tidak tepat Menggunakan cara yang tidak tepat dalam


(innappropriate procedure) menyelesaikan soal

Tidak menuliskan langkah-langkah yang sesuai


dengan permasalahan

Tidak menuliskan langkah-langkah yang akan


digunakan dalam menyelesaikan masalah

Data hilang (omitted data) Prinsip atau rumus yang digunakan tidak benar

Kurang lengkap dalam memasukkan data

Kesimpulan hilang (omitted Tidak menggunakan data yang sudah diperoleh untuk
conclusion) membuat kesimpulan

Konflik level respon Kurang kesiapan yang maksimal dalam


(response level conflic) menyelesaikan permasalahan (kurang memahami
maksud soal)

Mengoperasikan data tidak sesuai konsep

Manipulasi tidak langsung Proses penyelesaian dari tiap tahap dilakukan dengan
(undirect manipulation) alasan yang tidak logis

Kurang teliti dalam menggunakan cara untuk


menyelesaikan soal

Masalah hierarki Melakukan kesalahan dalam perhitungan


keterampilan (skills
hierarchy problem) Melakukan kesalahan dalam mengubah bentuk aljabar

Kesalahan selain tujuh Menulis ulang soal


kategori di atas (above
other) Tidak menuliskan jawaban

Jawaban tidak sesuai dengan perintah soal


13

4. Persamaan Kuadrat

Bentuk umum persamaan kuadrat dinotasikan sebagai berikut :

dengan dan . disebut variabel, a merupakan

koefisien , b merupakan koefisien , dan c merupakan konstanta (buku

sekolah). Persamaan kuadrat tidak semua disajikan dalam bentuk umum, namun

dengan melakukan operasi aljabar kita dapat mengubahnya ke dalam bentuk

umum. Nilai x yang memenuhi suatu persamaan kuadrat disebut akar atau

penyelesaian dari persamaan itu. Jika dan adalah akar-akar dari

, maka dan memenuhi persamaan tersebut. Penyelesaian persamaan

kuadrat dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :

a. Menyelesaikan persamaan kuadrat dengan cara faktorisasi.

b. Menyelesaikan persamaan kuadrat dengan cara melengkapkan kuadrat

sempurna.

c. Menyelesaikan persamaan kuadrat dengan menggunakan rumus kuadrat,

yaitu :

Penjelasan :

a. Faktorisasi

Berdasarkan bentuk umum : dapat dinyatakan menjadi

( )( ) . Nilai dan disebut akar-akar atau penyelesaian

persamaan kuadrat.

Contoh : tentukan penyelesaian dari !


14

Jawab :

( )( )

Jadi, penyelesaian dari adalah 3 dan 1

b. Melengkapkan Kuadrat Sempurna

Berdasarkan bentuk umum : untuk melengkapkan

kuadrat pada bentuk tambahkan ( ) yaitu kuadrat setengah

koefisien x dapat diselesaikan dengan mengubahnya menjadi ( )

Contoh : Tentukan penyelesaian dari !

Jawab :

Cari angka yang akan ditambahkan terlebih dahulu dengan menggunakan

( ) , sehingga : ( )

Maka :

( )

( ) √
15

Jadi, penyelesaian dari adalah 1 dan -9

c. Rumus Kuadrat

Penggunaan rumus kuadrat biasanya digunakan saat mecari

penyelesaian yang tidak bisa menggunakan faktorisasai ataupun

melengkapkan kuadrat sempurna. Berdasarkan bentuk umum

, maka rumus kuadrat sebagai berikut :

Uraian Rumus :

yang akar-akarnya adalah dan .

Sama-sama dibagi dengan a, sehingga :

( )

( )

( )

( )
16

Sehingga dengan menggunakan cara melengkapkan kuadrat sempurna kita

peroleh :

Contoh : tentukan penyelesaian dari persamaan !

Jawab : kita peroleh

Subtitusikan pada rumus berikut

( ) √( ) ( )( )
( )


17

√ √

√ √
Jadi, hasil penyelesaian dari adalah dan

Berikut ini adalah contoh penyelesaian persamaan kuadrat dalam bentuk soal

cerita :

Selembar karton berbentuk persegi panjang akan dibuat kotak tanpa tutup dengan

cara membuang persegi seluas cm2 di masing-masing pojoknya. Pojoknya.

Panjang kotak 2 cm lebih dari lebarnya dan volume kotak itu adalah 105 cm 3.

Tentukan ukuran tiap rusuk pada kotak!

Langkah 1

Buat sketsa karton seperti gambar 1


3 cm

y cm
= bagian yang dibuang

3 cm

3 cm x cm 3 cm

Gambar 1.1 Sketsa Karton Contoh Soal Cerita Persamaan Kuadrat

Misal :

x = panjang kotak

y = lebar kotak
18

Langkah 2

Diketahui :

Tinggi kotak = 3 cm

panjang kotak lebih 2 cm dari lebar maka,

Volume kotak =

Di tanya : panjang masing-masing ruas kotak (balok)?

Jawab : Volume kotak = panjang × lebar × tinggi

( )

( )

( )( )

Karena panjang tidak mungkin negatif, maka memnuhi

Untuk

Dari uraian diatas diperoleh

Jadi, panjang masing-masing rusuk pada kotak tersebut adalah


19

Panjang kotak = 7 cm

Lebar kotak = 5 cm

Tinggi kotak = 3 cm

D. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui jenis kesalahan dan penyebab pada peserta

didik dalam menyelesaikan soal cerita menurut Watson serta menambah

wawasan peneliti dalam bidang pendidikan.

2. Bagi Peserta Didik

Peserta didik dapat mengetahui letak kesalahan yang dilakukan dalam

menyelesaikan soal. Selain itu, peserta didik lebih teliti dalam menyelesaikan

soal setelah mengetahui letak kesalahannya. Peserta didik dapat meminimalisir

penyebab terjadinya kesalahan dalam pengerjaan soal cerita.

3. Bagi Guru Matematika

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pendidik sehingga

bisa mengatasi kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan

soal cerita, sehingga dapat menentukan langkah pembelajaran yang tepat untuk

meminimalisir kesalahan serta mengevaluasi proses pembelajaran untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik.


20

E. Kerangka Berpikir

Permasalahan diberikan oleh


guru kepada peserta didik

Peserta didik diminta untu


membaca dan memahami
maksud soal atau permasalahan
yang diberikan oleh guru

Peserta didik menyebutkan data


yang diketahui dan ditanya dari
permasalahan

Peserta didik diminta untuk


menuliskan(menyebutkan)
rumus atau prinsip yang akan Peserta didik diarahkan untuk
digunakan untuk menyelesaikan mengubah bentuk aljabar sesuai
permasalahan dengan pertanyaan yang
diberikan

Peserta didik diminta Peserta didik dihimbau agar


menyelesaikan permasalahan lebih teliti dalam memasukkan
dengan langkah-langkah yang nilai data yang didapakan
tepat dan rinci

Peserta didik dihimbau agar


Peserta didik di ingatkan untuk lebih teliti dalam melakukan
menyimpulkan data yang telah proses perhitungan
diperoleh

Gambar 1.2 Kerangka Berpikir Berdasarkan Indikator Watson


BAB II

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2008:4), menjelaskan

bahwa pendekatan kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis

atau lisan dari perilaku yang diamati. Karakteristik dalam penelitian kualitatif

menurut Moleong (2008) antara lain : latar alamiah, manusia sebagai alat

(instrumen), metode kualitatif, analisis data secara induktif, deskriptif, dan lebih

memengtikan proses daripada hasil.

Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, pemilihan

jenis ini didasarkan pada tujuan peneliti yakni untuk menganalisis kesalahan

dalam mengerjakan soal cerita matematika oleh peserta didik kelas X SMK YP 17

Selorejo.

B. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lapangan sangat penting karena peneliti berperan

sebagai instrumen utama. Peran peneliti dalam penelitian kualitatif yakni sebagai

pengumpul data, instrumen aktif untuk mengumpulkan data yang ada di lapangan

dan menganalisis hasil data yang diperoleh bahkan membuat laporan hasil

penelitian ataupun kesimpulan.

21
22

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK YP 17 Selorejo yang bertempat di jl.

Raya No. 48 Selorejo, Blitar. Alasan pemilihan tempat penelitian ini karena sesuai

dengan pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menemukan

permasalahan yakni kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita

matematika. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui kesalahan yang

dialami oleh peserta didik dalam mengerjakan soal cerita matematika.

D. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah peserta didik kelas X TKR SMK

YP 17 Selorejo. Seluruh peserta didik tersebut merupakan subjek dalam

penelitian ini pada proses pengumpulan data berupa tes. Subjek dalam tahapan tes

dijadikan sebagai sumber data untuk mengkategorikan peserta didik didasarkan

pada rangking peserta didik dalam melakukan kesalahan dari hasil tes. Subjek

pada tahapan wawancara terhadap empat peserta didik pada tingkat kesalahan

tinggi, tiga peserta didik pada tingkat kesalahan sedang, dan dua peseta didik pada

tingkat kesalahan rendah, sehingga jumlah subjek yang diwawancarai secara

intensif ada 9 peserta didik.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data untuk mendapakan data penelitian adalah

sebagai berikut.
23

1. Metode Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan

(Arikunto, 2001). Prosedur tes kemampuan ini meliputi : (1) pembuatan kisi-kisi

soal persamaan kuadrat; (2) menyusun soal yang sesuai dengan kisi-kisi; (3)

menyusun alternatif jawaban dan pedoman penskoran; (4) memvalidasi soal

kepada dosen dan guru mata pelajaran matematika; dan (5) merevisi soal.

2. Wawancara

Penelitian menggunakan metode wawancara untuk mengumpulkan data

mengenai kesalahan peserta didik dalam mengerjakan soal cerita. Menurut

Esterberg (dalam Sugiono, 2017:317) wawancara adalah pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makana dalam topik tertentu. Esterberg (dalam Sugiono, 2017)

mengemukakan beberapa macam wawancara, yakni wawancara terstruktur,

wawancara semiterstruktur, dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara

terstruktur merupakan wawancara yang setiap responden diberikan pertanyaan

yang sama, dan peneliti harus menyiapkan instrumen penelitian sebagai pedoman

untuk wawancara yang berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Wawancara

semistruktur termasuk dalam kategori in-depth interview, yang pelaksanaannya

lebih bebas dibandingkan wawancara terstruktur (Sugiono, 2017). Sedangkan

wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas, dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun untuk pengumpulan

datanya.
24

Penelitian ini menggunakan wawancara secara terstuktur. Wawancara

akan dilakukan setelah subjek melakukan tes yang diberikan oleh peneliti.

Wawancara dilakukan terhadap empat peserta didik pada tingkat kesalahan tinggi,

tiga peserta didik pada tingkat kesalahan sedang, dan dua peseta didik pada

tingkat kesalahan rendah. Selain itu, wawancara juga akan dilakukan terhadap

guru matematika yang mengajar 9 peserta didik tersebut.

F. Analisis Data

Analisis data dilakukan peneliti secara mendalam pada peserta didik

tentang kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan soal cerita. Proses analisis

data yang akan dilakukan oleh peneliti yakni menggunakan model Miles dan

Huberman (dalam Sugiono, 2017), yang keduanya mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Langkah-langkah

analisis data selama di lapangan digambarkan sebagai berikut.

Data
Data Display
Collection

Conclusions :
Data Reduction drawing/ verifying

Gambar 2.1 Komponen analisis data model Miles dan Huberman

(Sumber: Sugiono, 2017)


25

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Proses reduksi data peneliti melakukan kegiatan merangkum, memilih

hal-hal pokok, memfokuskan pada hal yang penting, mencari pola atau temanya.

Sehingga data-data yang diperoleh lebih jelas dan dapat menunjang sumber data.

Tahap-tahap reduksi data dalam penelitian ini sebagai berikut.

1) Mengoreksi hasil pekerjaan peserta didik yang kemudian dirangking untuk

menentukan siswa yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian.

2) Hasil pekerjaan peserta didik yang menjadi subjek meruapakan data mentah

ditransformasikan pada catatan sebagai bahan untuk wawancara.

3) Hasil wawancara disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik dan rapi,

yang kemudian ditransformasikan dalam catatan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data merupakan proses menampilkan atau memaparkan data

secara sederhana dalam bentuk kalimat naratif, tabel, dan grafik dengan maksud

agar data yang diperoleh digunakan oleh peneliti sebagai dasar untuk mengambil

kesimpulan yang tepat. Penyajian data digunakan untuk meningkatkan

pemahaman kasus dan sebagai acuan mengambil tndakan berdasarkan

pemahaman dan analisis data. Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk

uraian atau kalimat naratif. Hasil penyajian akan dilakukan analisis menggunakan

kriteria kesalahan oleh Watson yang kemudian ditarik kesimpulan yang mampu

menjawab permasalahan dalam penelitian ini.


26

3. Conclusion Drawing / Verification (Penarikan Kesimpulan / Verifikasi)

Pada tahap ketiga dalam penelitian ini adalah menarik kesimpulan dan

verifikasi, seperti sebelumnya peneliti memiliki kesimpulan awal yang bersifat

sementara. Pada penelitian ini kesimpulan yang diharapkan dapat menemukan

temuan baru yang sebelumnya belum ada. Peneliti akan melakukan kesimpulan

letak dan penyebab kesalahan terhadap hasil pekerjaan peserta didik dan hasil

wawancara.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Data yang sudah dikumpulkan oleh peneliti perlu diperiksa keabsahannya

supaya dapat digunakan untuk menarik kesimpulan yang valid. Uji kredibilitas

atau kepercayaan yang akan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan tiga

teknik pemeriksaan yaitu, meningkatkan ketekunan, triangulasi, dan diskusi

dengan teman. Berikut penjabaran mengenai tiga teknik pemeriksaan tersebut.

1. Meningkatkan Ketekunan

Peneliti melakukan pengecekan terhadap data yang telah ditemukan

sehingga peneliti dapat mengetahui bahwa data yang diperoleh sudah benar atau

terdapat kesalahan. Peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan

sistematis tentang apa yang diamati. Membaca referensi buku maupuun hasil

penelitian atau dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti merupakan

salah satu bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan (Sugiono, 2017:371).

Diharapkan dengan membaca, peneliti memiliki wawasan yang luas dan tajam,

sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar atau

tidak.
27

2. Triangulasi

Menurut Wiersma (dalam Sugiono, 2017:372) triangulasi diartikan

sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai

waktu. Peneliti dalam melakukan penelitian hanya menggunakan triangulasi

sumber. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber untuk menguji kredibilitas data. Pencapaian

triangulasi sumber dapat dicapai dengan membandingkan hasil tes kesalahan

pengerjaan soal cerita dengan hasil wawancara peserta didik dan wawancara

terhadap guru.

3. Diskusi dengan Teman

Teknik ini dilakukan dengan cara menganalisis data yang diperoleh

dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat untuk memperoleh hasil

sementara ataupu hasil akhir. Diskusi dengan teman sejawat ini dilakukan dengan

harapan peneliti mendapat masukkan atau saran mengenai konteks penelitian yang

dilakukan sehingga data yang diperoleh benar-benar akurat.

H. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan

a. Peneliti membuat instrumen penelitian.

b. Peneliti melakukan pertemuan dengan kepala sekolah SMK YP 17

Selorejo. Pertemuan ini dimaksudkan untuk meminta izin melakukan

penelitian di sekolah tersebut.


28

c. Melakukan pertemuan dengan guru matematika kelas X SMK YP 17

Selorejo. Pertemuan ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

tentang kegiatan pembelajaran matematika.

d. Melakukan observasi pada kelas yang telah ditentukan sebagai subjek

penelitian.

e. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian dengan pertimbangan kepala

sekolah.

2. Pelaksanaan

a. Mengkondisikan kelas yang dijadikan penelitian.

b. Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang tes berdasarkan

kriteria watson pada materi perbandingan.

c. Membeikan soal tes dan meminta peserta didik untuk menyelesaikan

setiap butir dengan langkah-langkah yang tepat.

d. Meminta peserta didik untuk memeriksa kembali hasil pengerjaan mereka

sebelum dikumpulkan kepada peneliti.

e. Mengoreksi hasil tes peserta didik berdasarkan kriteria Watson.

f. Mengkategorikan hasil tes yang telah dilakukan sesuai tingkat kesalahan.

g. Melakukan wawancara terhadap dua peserta didik pada setiap tingkat

kesalahan pengerjaan soal cerita.

h. Mendokumentasikan pelaksanaan penelitian menggunakan kamera.


29

3. Tahap Akhir

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis data dari data yang telah

diperoleh secara langsung saat pelaksanaan. Pada tahapan ini diharapkan dapat

menjawab fokus penelitian sesuai dengan kemampuan subjek penelitian.


BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini akan diaparkan dan dianalisis hasil penelitian dari subjek

yang telah terpilih pada setiap tingkat kesalahan. Pemaparan hasil penelitian

dilakukan secara runtut mulai dari tingkat kesalahan rendah, sedang dan tinggi.

Data yang diperoleh akan diuraikan berdasarkan kriteria Watson yang terdiri dari :

1) data tidak tepat, 2) prosedur tidak tepat, 3) data hilang, 4) kesimpulan hilang, 5)

konflik level respon, 6) manipulasi tidak langsung, 7) masalah hierarki

keterampilan, 8) selain tujuh kategori diatas. Kemudian, diuraikan berdasarkan

cuplikan wawancara terhadap subjek penelitian.

A. Paparan Data

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti terlebih dahulu membuat janji dengan

kepala sekolah SMK YP 17 Selorejo dan diarahkan untuk melakukan koordinasi

dengan guru matematika kelas X. Setelah itu, peneliti mengurus kelengkapan

surat menyurat di Biro Administrasi Umum Universitas Kanjuruhan Malang

untuk diserahkan ke pihak sekolah. Tahap selanjutnya peneliti membuat

instrumen, instrumen yang divalidasi pada penelitian ini yaitu :

a. Soal Cerita Persamaan Kuadrat sebanyak 2 butir soal.

b. Kunci jawaban dan pedoman penskoran.

c. Rubrik penilaian.

d. Pedoman Wawancara.

30
31

Tiap-tiap instrumen yang sudah dibuat kemudian divalidasi oleh dua validator.

Berikut nama-nama validator instrumen penelitian pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Tabel Data Validator

No. Kode Pekerjaan


1 V01 Dosen Matematika Universitas Kanjuruhan Malang
2 V02 Guru Matematika SMK YP 17 Selorejo

Berdasarkan hasil validasi tes soal cerita materi persamaan kuadrat oleh

V01 menunjukkan bahwa instrumen dapat digunakan dengan revisi kecil. Adapun

instrumen yang direvisi adalah rubrik penilaian yang disesuaikan dengan indikator

dan waktu pengerjaan soal disesuaikan dengan banyaknya butir soal. Sedangkan

untuk hasil validasi oleh V02 yakni instrumen dapat digunakan dengan revisi

kecil. Adapun instrumen yang di revisi adalah kesalahan dalam menuliskan soal,

yakni soal yang sebenarnya adalah keramik namun yang tertulis pada soal adalah

tanah. Hasil validasi tes soal cerita materi persamaan kuadrat dengan kriteria

watson yang telah dinilai oleh V01 dan V02 akan di tampilkan pada Tabel 3.2

berikut.

Tabel 3.2 Hasil Validasi Tes Soal Cerita Materi Persamaan Kuadrat

Kode Jumlah Skor Jumlah Skor Kategori


No.
Validator Validasi Akhir
1 V01 27
24 Baik
2 V02 23

Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara oleh V01 menunjukkan

bahwa instrumen dapat digunakan dengan revisi kecil. Adapun instrumen yang

direvisi adalah kalimat wawancara harus menggunakan kaidah bahasa yang baku

dan kesalahan mengetik. Sedangkan untuk hasil validasi oleh V02 menunjukkan

hasil yang sama dengan V01 yakni instrumen dapat digunakan dengan revisi
32

kecil. Adapun yang harus di revisi adalah keaslahan mengetik pada pedoman

wawancara. Hasil validasi pedoman wawancara yang telah dinilai oleh V01 dan

V02 akan di tampilkan pada Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara

Kode Jumlah Skor Jumlah Skor Kategori


No.
Validator Validasi Akhir
1 V01 37
36 Baik
2 V02 35

Berdasarkan hasil validasi di atas, validator memberikan penilaian dengan

kategori baik secara umum dapat dikethui bahwa instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini valid untuk digunakan dengan revisi terlebih dahulu oleh

peneliti.

2. Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan ini, peneliti mengumpulkan data yang di peroleh dari

tes tertulis dan wawancara. Pada subbab ini akan diuraikan pada masing-masing

pengumpulan data yakni tes soal cerita materi persamaan kuadrat dan wawancara.

a. Tes soal cerita materi persamaan kuadrat

Penelitian dilaksanakan tanggal 22 Mei 2018 di kelas X TKR SMK YP 17

Selorejo dengan banyak peserta didik 20 anak, keseluruhan peserta didik adalah

laki-laki. Pada saat penelitian berlangsung tiga orang peserta didik tidak

mengikuti tes dikarenakan sakit sehingga total subjek menjadi 17 peserta didik.

Pelaksanaan tes dilakukan pada jam ke-2 dan ke-3, yaitu pukul 07.50 – 09.30

WIB. Pada tes ini terdapat 2 butir soal cerita berdasarkan kriteria watson. Setiap

soal akan diberikan kode sesuai dengan nomor soal yang akan ditampilkan pada

Tabel 3.4 berikut.


33

Tabel 3.4 Kode Soal

Soal Kode Soal


1. Sebidang keramik berbentuk persegi panjang. Keliling keramik tersebut
adalah 52 cm sedangkan luasnya 160 cm2. Tentukan panjang dan lebar S1
keramik tersebut!
2. Selembar seng berbentuk persegi panjang akan dibuat kotak tanpa tutup
dengan cara membuang persegi seluas di setiap pojoknya.
S2
Panjang kotak tersebut 4 cm lebih dari lebarnya dan volume kotak tersebut
90 cm2. Tentukan luas alas kotak tersebut.

Peneliti memberikan penjelasan mengenai petunjuk pengerjaan, kemudian

membagikan soal dan lembar jawaban tes kepada peserta didik. Hasil tes soal

cerita ini kemudian dikoreksi sehingga peneliti dapat mengkategorikan kesalahan

peserta didik. Kriteria yang digunakan dalam pengelompokan hasil tes soal cerita

adan disajikan pada Tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5 Kriteria Pengelompokan Hasil Tes Soal Cerita

Rentang Skor Kesalahan Kategori


Rendah
Sedang
Tinggi

Hasil tes soal cerita materi persamaan kuadrat dapat dilihat pada lampiran

5. Berdasarkan hasil tes soal cerita kelas X TKR peneliti mengelompokkan

berdasarkan kesalahan yang dilakukan. Pengelompokkan disajikan pada Tabel 3.6

berikut.

Tabel 3.6 Pengelompokan Hasil Tes Soal Cerita Materi Persamaan Kuadrat

Jumlah Pesrta
Kategori Kode Peserta didik
didik
Kesalahan Rendah 2 P8, P14
Kesalahan Sedang 7 P3, P4, P5, P6, P11, P12, P19
Kesalahan Tinggi 8 P1, P2, P9, P10, P16, P17, P18, P20

Berdasarkan Tabel 3.6 peneliti memilih subjek wawancara pada kategori

kesalahan rendah yakni P8 dan P14, Subjek wawancara pada kategori kesalahan
34

sedang yakni P3, P6 dan P12. Sedangkan kategori kesalahan tinggi yakni P2, P9,

P17 dan P20.

b. Wawancara

Pada tahap ini dilakukan pada tanggal 24 Mei 2018 dengan melakukan

wawancara pada subjek yang telah dipilih berdasarkan hasil tes soal cerita.

Berikut ini daftar subjek penelitian yang menjadi subjek wawancara.

Tabel 3.7 Data Subjek Wawancara

No. Kode Subjek Kategori


1 P8 Kesalahan Rendah
2 P14 Kesalahan Rendah
3 P3 Kesalahan Sedang
4 P6 Kesalahan Sedang
5 P12 Kesalahan Sedang
6 P2 Kesalahan Tinggi
7 P9 Kesalahan Tinggi
8 P17 Kesalahan Tinggi
9 P20 Kesalahan Tinggi

Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui secara lebih detail mengenai

kesalahan yang dilakukan peserta didik. Wawancara dilakukan satu persatu pada

setiap subjek dengan mengajukan pertanyaan yang tertera pada pedoman

wawancara agar fokus wawancara terjaga.

B. Temuan Penelitian

1. Paparan dan Analisis Terhadap P14

Berikut adalah paparan dan analisis data P14 terhadap S1:

a. Paparan hasil tes S1

Berdasarkan hasil pengerjaan tampak bahwa P14 telah mengerjakan sesuai

dengan tahapan yang sistematis serta mampu menuliskan data yang diketahui dan
35

ditanya dengan tepat dan lengkap. Berdasarkan kriteria data tidak tepat (id), P14

tidak melakukan kesalahan pada kriteria tersebut. Sehingga, peneliti menganggap

bahwa P14 dapat memahami maksud soal tersebut. Hasil pengerjaan P 14

berdasarkan kriteria data tidak tepat (id) dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1 Hasil tes P14 terhadap S1

Berdasarkan kriteria data hilang (od), peneliti melihat bahwa data awal

yang telah dituliskan oleh P14 telah diolah sehingga dapat menemukan data baru

yang dibutuhkan untuk proses pengerjaan. Selain itu, P 14 telah menuliskan rumus

bantuan yang akan digunakan dalam menyelesaikan doal tersebut. Seperti pada

Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Hasil tes P14 terhadap S1

Pada kriteria prosedur tidak tepat (ip), P14 dapat menyelesesaikannya

dengan tepat dan lengkap, meskipun P14 tidak menggunakan permisalan dalam

menyelesaikan soal tersebut. Pada konflik level respon (rlc), P14 tidak ada

halangan yang pasti bagi P14. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menganalisis
36

bahwa pada awal pengerjaan sampai menemukan hasil P 14 terlihat memahami

maksud soal yang diberikan.

Berdasarkan hasil pengerjaan P14 terdapat kesalahan manipulasi tidak

langsung (um) telah dilkukan oleh P14. Kesalahan yang dilakukan oleh P14 yakni

tidak menuliskan ulang rumus yang akan di subtitusikan oleh data awal. Gambar

3.3 menunjukkan kesalahan manipulasi yang telah dilakukan.

Gambar 3.3 Hasil tes P14 terhadap S1

Berdasarkan kriteria masalah hierarki keterampilan (shp), peneliti

melihat bahwa hasil pengerjaan P14 tidak terlihat ada kesalahan dalam melakukan

perhitungan maupun dalam mengubah bentuk aljabar. Berdasarkan kriteria

kesimpulan hilang (oc), P14 kurang lengkap dalam menuliskan kesimpulan dari

data yang telah diperoleh. P14 hanya menuliskan 1 kesimpulan seperti pada

Gambar 3.4 yakni panjang = 16 cm dan lebar = 10 cm kesimpulan yang tepat


37

yakni Jika panjang = 16 cm maka lebar = 10 cm, jika panjang = 10 cm maka

lebar = 16 cm.

Gambar 3.4 Hasil tes P14 terhadap S1

Berdasarkan hasil pengerjaan P14 dari awal pengerjaan hingga akhir tidak

ada kesalahan yang dilakukan selain ketujuh kategori di atas (ao). Karena, P14

telah mengerjakan dengan lengkap meskipun ada beberapa kesalahan yang

dilakukan. Hasil pengerjaan tersebut dapat terlihat bahwa P 14 melakukan

kesalahan manipulasi tidak langsung dan kesalahan pada kesimpulan.

b. Paparan hasil wawancara

Peneliti : “Coba jelaskan makna dari soal no. 1?”


P14 : “membahas tentang bangun datar, yang diketahui keliling dan
luasnya”
Peneliti : “sekarang jelaskan bagaimana kamu membuat langkah-langkah dalam
menyelesaikan soal tersebut?”
P14 : “awalnya saya tulis rumus yang diperlukan. Nah, waktu mengerjakan
itu saya menggunakan persamaan kuadrat.”
Peneliti : “setelah kamu bisa meuliskan langkah apa saja yang akan dilakukan.
Bagaimana cara agar kamu bisa menyelesaikan soal tersebut?”
P14 : “kan saya sudah menulis rumus di awal tadi, kemudian saya masukkan
nilai awal yang di ketahui kedalam rumus. Mengerjakannya
menggunakan persamaan kuadrat yang faktorisasi.”
Peneliti : “apakah kesimpulanmu sudah sesuai dengan yang ditanyakan?”
P14 : “Sudah bu, tapi cuma saya tulis salah satu saja kesimpulannya.”
Peneliti : “Wah berarti kamu sudah tau dimana letak kekurangan dari
pekerjaanmu. Mengapa kamu hanya menulis salah satu saja?”
P14 : “Saya kira sama saja. Ya, saya tulis satu saja.”
Peneliti : “terus bagaimana kamu bisa mendapatkan jawaban akhir dari soal
tersebut?”
P14 : “menghitung dengan teliti bu.”
Peneliti :”Yakin dengan teliti? Sekarang jelaskan bagaimana kamu mendapatkan
( ) padahal di atas tulisanmu hanya data
?”
38

P14 : “Dari rumus Keliling = 2(p+l). Tapi, saya tidak menuliskan ulang di
atasnya bu soalnya saya lupa bu”
[Dialog 1]

Berdasrakan dialog di atas P14 melakukan kesalahan pada kategori

manipulasi tidak langsung. P14 tidak menuliskan ulang rumus awal yang

digunakan untuk mencari data baru. Selain itu, P14 melakukan kesaahan pada

penarikan kesimpulan yang kurang lengkap. Karena, P14 kurang fokus dalam

menyelesaikan dan terlalu terburu-buru dalam menyelesaikan soal tersebut

Namun, P14 mengetahui letak kesalahan yang dilakukannya.

Berikut adalah paparan dan analisis data P14 terhadap S2:

a. Paparan hasil tes S2

Berdasarkan hasil pengerjaan terlihat P14 mampu menyelesaikan soal

tersebut dengan baik. Berdasarkan kriteria data tidak tepat (id), data awal yang

dituliskan oleh P14 terdapat sedikit kesalahan yakni dalam menulisakan luas yang

di ambil dari setiap pojok seng adalah cm2. Namun, P14 hanya menuliskan

luas = cm2 hal ini menyebabkan salah dalam menafsirkan maksud dari P 14.

Seperti Gambar 3.5 berikut.

Gambar 3.5 Hasil tes P14 terhadap S2

Pada kriteria data hilang (od), P14 mampu menuliskan rumus yang akan

digunakan dalam proses pengerjaan soal terdapat kekurangan dalam

menuliskannya. Rumus yang belum ditulis oleh P14 yakni rumus untuk menetukan

luas alas dan terdapat kesalahan penulisan dalam rumus yang seharusnya Volume
39

= Panjang × lebar × tinggi namun P8 menuliskan Volume = Panjang × luas ×

tinggi. Kesalahan yang dilakukan oleh P14 dapat dilihat pada Gambar 3.6 berikut.

Gambar 3.6 Hasil tes P14 terhadap S2

Pada tahapan prosedur ini, P14 melakukan kesalahan pada kriteria

prosedur tidak tepat (ip). P14 dapat menyelesesaikannya dengan tepat namun

ada satu tahapan yang belum lengkap yakni dapat dilihat pada Gambar 3.7. P 14

kurang meuliskan (l+9)=0  l=-9. Meskipun P14 tidak menggunakan permisalan

dalam menyelesaikan soal tersebut, namun P14 dapat menyelesaikan soal tersebut.

Gambar 3.7 Hasil tes P14 terhadap S2

Hasil jawaban P14 secara konflik level respon (rlc) tidak menunjukkan

adanya kesalahan. P14 mampu menyelesaikan dengan baik meskipun terdapat

beberapa kesalahan yang dilakukan. Peneliti melihat bahwa P14 memahami

maksud soal yang diberikan. Berdasarkan kriteria manipulasi tidak langsung


40

(um), P14 melakukan manipulasi atau penyelesaian tiap tahap secara logis dan

tidak ada kesalahan yang dilakukan oleh P14. Selain itu, pada kriteria masalah

keterampilan hierarki (shp) peneliti melihat bahwa P14 tidak melakukan dalam

perhitungan maupun dalam menyelesaikan bentuk aljabar.

Berdasarkan kriteria kesimpulan hilang (oc), P14 tidak menuliskan

kesimpulan pada kolom yang telah diberikan. P14 sudah menemukan jawaban

yang sesuai dengan apa yang ditanyakan pada soal tersebut, namun P 14

mengkosongkan kotak kesimpulan yang telah diberikan terlihat seperti pada

Gambar 3.8. Peneliti melihat bahwa tidak ada kesalahan yang dilakukan P 14 selain

tujuh kategori tersebut (ao). P14 mengerjakan sesuai apa yang ditanyakan pada

soal tersebut. Hasil dari pengerjaan P14 dari awal hingga akhir menunjukkan

bahwa P14 melakukan kesalahan pada kategori data tidak tepat, prosedur tidak

tepat dan data hilang, serta kesimpulan hilang.

Gambar 3.8 Hasil tes P14 terhadap S2

b. Paparan hasil wawancara

Peneliti : “Jelaskan maksud dari soal no. 2?”


P14 : “dari selembar seng akan dibuat bangun berbentuk balok.”
Peneliti : “Dapatkah kamu menyebutkan data apa saja yang diketahui pada
soal?”
P14 : “yaa, itu bu. Luas, selisih panjang dan lebar, dan volume.”
Peneliti : “coba cermati lagi apa saja yang diiketahui pada soal tersebut?
Apakah yang kamu sebutkan tadi sudah tepat?”
P14 : “luas pojoknya itu bu nanti akan jadi tinggi balok yang di inginkan.
Tapi saya menuliskan tingginya di kotak rumus-rumus itu bu.”
41

Peneliti : “Jika kamu menuliskan hanya luas saja tanpa ada keterangan lebih
lanjut kalau itu adalah luas seng yang dibuang pojoknya. Boleh
dimaknai kalau luas yang kamu tulis tadi adalah luas selembar seng?”
P14 : “Iya bu, memang saya kurang menulisnya. Terburu-buru bu.”
Peneliti : “karena kamu sudah tahu letak kesalahan. Jadi harus lebih teliti dan
jangan terburu-buru. Sekarang jelaskan bagaimana langkah-langkah
yang akan kamu tempuh untuk mengerjakan soal tersebut?”
P14 : “menulis data awal, menuliskan rumus, kemudian saya di bantu dengan
gambar untuk mendapatkan data selanjutnya.”
Peneliti : “setelah kamu menuliskan langkah-langkah. Bagaimana cara kamu
untuk menyelesaikan soal tersebut?”
P14 : “saya menggambar sketsa dari seng.dari situ bisa ditemui data baru
seperti luas pojok itu ternyata untuk tinggi kotak dan bisa menemukan
rumus baru yaitu . Nah, setelah itu bisa dikerjakan pakai
persamaan kuadrat.”
Peneliti : “berarti kamu sudah paham. Dari proses pengerjaanmu tadi kan sudah
menemukan hasil yang diinginkan. Mengapa kamu tidak menuliskan
kesimpulan?”
P14 : ”Oh iya bu. Lupa saya, terburu-buru menyelesaikan tadi bu. Soalnya
ada panggilan OSIS itu bu. Hehehe.”
Peneliti : “Sekarang, bagaimana kamu mendapatkan jawaban akhir dari soal
tersebut?”
P14 : “Saya kerjakan sebisa saya bu”
[Dialog 2]

Berdsarkan dialog di atas, menganalisi bahwa P14 mengetahui letak

kesalahan yang dilakukan olehnya dan P14 sering terburu-buru dalam

menyelesaikan soal yang diberikan. Pada soal ini P 14 mengalami kesalahan

prosedur dan data hilang serta kesimpulan yang belum ditulis.

Setelah peneliti melakukan peningkatan ketekunan dengan memeriksa

kembali kebenaran soal dan jawaban serta berdiskusi dengan teman sejawat

mengenai penilaian terhadap tes kesalahan soal cerita materi persamaan kuadrat.

Peneliti melakukan pengecekan data dengan teknik triangulasi. Peneliti

membandingkan analisis hasil tes dan hasil wawancara P14.

Berdasarkan analisis tes pada setiap soal dan indikator serat wawancara,

peneliti dapat menyimpulkan bahwa P14 sering melakukan kesalahan prosedur

(ip) dan kesimpulan. Berdasarkan jawaban P14 dari awal hingga akhir terlihat
42

terburu-buru untuk menyelesaikannya sehingga kurang teliti dalam proses

pengerjaannya.

2. Paparan dan Analisis terhadap P8

Berikut adalah paparan dan analisis data P8 terhadap S1:

a. Paparan hasil tes S1

Berdasarkan kriteria data tidak tepat, jawaban yang dituis oleh P8 tidak

ada kesalahan dalam menuliskan data yang diketahui dan ditanya seperti pada

Gambar 3.9. Peneliti beranggapan bahwa P8 dapat memahami maksud soal yang

diberikan.

Gambar 3.9 Hasil tes P8 terhadap S1

Berdasarkan kriteria data hilang (od), dapat dilihat bahwa P8 dapat

menuliskan rumus atau prinsip yang akan digunakan dalam proses pengerjaan

seperti pada Gambar 3.10. Namun, P8 melakukan kesalahan pada proses

menuliskan data baru yang didapatkan dari rumus yang akan digunakan seperti

pada Gambar 3.11. P8 belum menyempurnakan dari data yang didapat yakni

dibiarkan begitu saja, seharusnya di ubah dalam bentuk

atau untuk dapat mensubtitusikan dalam tahap selanjutnya.


43

Gambar 3.10 Hasil tes P8 terhadap S1

Berdasarkan kriteria prosedur tidak tepat (ip), hasil tes yang dikerjakan

oleh P8 peneliti melihat bahwa P8 belum menyelesaikan prosedur secara lengkap.

Dapat dilihat pada Gambar 3.11, jawaban yang dipaparkan oleh P 8 kurang yakni

pada ( ) . Namun, P8 hanya menuliskan salah satu dari akar-

akar persamaan kuadrat tersebut. Hal tersebut mempengaruhi dalam mencari

panjang dan lebar, sehingga P8 hanya dapat menemukan satu jawaban saja.

Gambar 3.11 Hasil tes P8 terhadap S1

Hasil pengerjaan P8 berdasarkan konflik level respon (rlc) tidak ada

kesalahan mengenai pengoprasian proses. P8 terlihat mampu mengoperasikan


44

sesuai konsep meskipun ada beberapa kekeliruan lain yang dituliskan. Pada

kriteria manipulasi tidak langsung (um) P8 melakukan kesalahan yang dapat

dilhat pada Gambar 3.11. P8 menuliskan sebuah pernyataan ( ) tanpa

ada penjelasan awal sebelumnya. Jawaban yang lebih tepatnya yakni

( ) kemudian di subtitusikan menjadi ( ).

Peneliti tidak menemukan kesalahan dalam masalah hierarki

keterampilan (shp). P8 mampu melakukan perhitungan dan mengubah bentuk

aljabar dengan baik. Berdasarkan kriteria kesimpulan hilang (oc) peneliti melihat

bahwa P8 tidak menuliskan kesimpulan sama sekali. Melainkan menuliskan

kalimat “Jadi, saya mengerjakan jika saya bisa” seperti Gambar 3.12. Peneliti

menganalisis bahwa P8 tidak memiliki keseriusan dalam mengerjakan soal

tersebut, meskipun P8 mampu menyelesaikan dengan baik.

Gambar 3.12 Hasil tes P8 terhadap S1

Hasil jawaban dari P8 tidak ada kesalahan selain ketujuh katrgori tersebut

(ao). P8 mampu mengerjakan sesuai yang di inginkan oleh soal. Kesalahan yang

dilakukan oleh P8 terhadap S1 yakni kesalahan pada kategori prosedur tidak tepat,

data hilang, manipulasi tidak langsung, dan kesimpulan hilang.

b. Paparan hasil wawancara

Peneliti : “jelaskan kembali makna dari soal tersebut?”


P8 : “soal tersebut membahas tentang ukuran keramik. Dengan mencari
panjang dan lebar keramiknya.”
45

Peneliti : “setelah kamu bisa menyebutnya makna soal tersebut. Langkah apa
yang akan kamu gunakan untuk menyelesaikan soal tersebut?”
P8 : “awalnya saya baca beberapa kali, saya tulis yang diketahui dan
ditanya, kemudian saya jawab sebisa saya.”
Peneliti : “Nah, sekarang jelaskan bagaimana cara untuk menyelesaikan soal
tersebut?”
P8 : “caranya saya tulis rumus yang akan saya gunakan, lalu saya kerjakan
dengan faktorisasi.”
Peneliti : “Coba lihat jawabanmu. Mengapa kamu tidak menuliskan kesimpulan?
Padahal kamu sudah menemukan data yang digunakan untuk
jawaban?”
P8 : “Kan yang atasnya ada bu. Sama saja. Saya capek bu, hehehe”
Peneliti : “lain kali di tulis untuk hasil akhirnya. Bagaimana cara untuk
mendapatkan jawaban akhir?”
P8 : “dengan mengoperasikan sesuai pertanyaannya.”
Peneliti : “bagaimana kamu bisa mendapatkan nilai 2(p+l)=52?”
P8 : “ dari rumus keliling persegi panjang.”
[Dialog 3]

Berdasarkan dialog di atas P8 mendapati kesalahan pada prosedur, masalah

manipulasi dan kesimpulan yang tidak dituliskan. P 8 menganggap bahwa

pengkoreksi memahami maksud dari setiap tulisan yang disajikan. Peneliti

menganalisis bahwa P8 tidak teliti dalam proses pengerjaan dan cenderung kurang

serius dalam mengerjakan soal yang diberikan.

Berikut adalah paparan dan analisis P8 terhadap S2:

a. Paparan hasil tes

Berdasarkan kriteria data tidak tepat (id), hasil pengerjaan oleh P8, tidak

ada kesalahan dalam menuliskan data awal. Peneliti menganalisis bahwa P8

mampu memahami maksud soal yang diberikan seperti pada Gambar 3.13.

Gambar 3.13 Hasil tes P8 terhadap S2


46

Berdasarkan kriteria data hilang (od), Peneliti melihat data baru yang

ditemukan untuk menyelesaikan soal tersebut sudah tepat. Namun, P8 tidak

menseketsakan seng yang akan dibuat seperti pada Gambar 3.14. Sketsa dibuat

bertujuan untuk mengetahui tinggi yang akan digunakan dalam perhitungan.

Gambar 3.14 Hasil tes P8 terhadap S2

Berdasarkan kriteria prosedur tidak tepat (ip), hasil pengerjaan P8 ,

sudah menuliskan langkah-langkah atau prosedur dengan benar. Pada kriteria

konflik level respon (rlc), P8 dapat melakukan pengoperasian sesuai prinsip.

Pada kriteria manipulasi tidak langsung (um), P8 tidak memberikan alasan

mengapa memilih dan mengapa tidak mensubtitusikan . Sedangkan,

hasil dari panjang lebar yang dicari menggunakan akar-akar persamaan kuadrat

terdapat dua jawaban. Tampak pada Gambar 3.15 berikut.


47

Gambar 3.15 Hasil tes P8 terhadap S2

Pada kriteria masalah hierarki keterampilan (shp), P8 melakukan

kesalahan perhitungan pada kategori hierarki keterampilan yakni pada tahapan

seperti Gambar 3.15. Perhitungan yang benar adalah dengan

menggunkana faktorisasi dtemukan ( )( ) sedangkan yang dituliskan

oleh P8 adalah ( )( ) . Sehingga, dari tahap ini dapat mempengaruhi

hasil akhir yang dicari. Jadi, hasil akhir dari P8 merupakan hasil yang salah.

Berdasarkan kriteria kesimpulan hilang (oc), hasil dari pengerjaan P8

sudah menuliskan kesimpulan dari data yang telah diperoleh. P 8 tidak

menghilangkan kesimpulan seperti pada Gambar 3.16. Pengerjaan P 8 tidak

terdapat kesalahan selain ketujuh kategori yang telah dianalisis. Karena, P 8 dapat

menyelesaikan dengan baik meskipun terdapat beberapa kesalahan lain.

Gambar 3.16 Hasil tes P8 terhadap S2


48

b. Paparan wawancara

Peneliti : “Coba jelaskan makna dari soal tersebut?”


P8 : “makna soal tersebut tentang merubah selembar seng menjadi sebuah
kotak. Kemudian diminta untuk mencari alas dari kotak tersebut.”
Peneliti : “setelah kamu memahami maksud soal. Sebutkan langkah-langkah
yang kamu lakukan untuk menyelesaikan soal tersebut?”
P8 : “membaca ulang-ulang soal. Kemudian menuliskan data yang
diketahui, menyelesaikan dengan rumus yang sudah saya tulis.”
Peneliti : ”Jelaskan bagaimana cara untuk menyelesaikan soal tersebut?”
P8 : “itu bu, menggunakan rumus Volume balok. Kan itu sudah diketahui
selisih sama tingginya. Nanti dihitung bisa ketemu luas alasnya.”
Peneliti : “jelaskan mengapa memilih l=9 bukan l=-5 dari jawaban tersebut?”
P8 : “karena, kalo panjang atau ukuran kan tidak mungkin negatif bu.
Makanya say milih yang 9 itu.”
Peneliti : “dari proses penyelesaian yang kamu kerjakan di tahap menentukan
akar kuadrat apakah ada kesalahan dalam menghitung?”
P8 : “ Tidak bu, sudah benar. Sudah saya hitung tadi.”
[Dialog 4]

Berdasarkan dialog di atas P8 melakukan kesalahan dengan sadar dan tidak

disadari yakni pada tahap pemilihan hasil dari sakar kuadrat P 8 mampu menjawab

dengan tegas alasan memilih salah satu dari akar persamaan tersebut. Sedangkan

dalam proses perhitungan yang dilakukan oleh P8 terdapat kesalahan. Peneliti

menganalisis bahwa P8 kurang teliti dalam menyelesaikan soal dan tidak

melakukan pengecekan ulang sebelum lembar jawaban dikumpulkan.

Setelah peneliti melakukan peningkatan ketekunan dengan memeriksa

kembali kebenaran soal dan jawaban serta berdiskusi dengan teman sejawat

mengenai penilaian terhadap tes kesalahan soal cerita materi persamaan kuadrat.

Peneliti melakukan pengecekan data dengan teknik triangulasi. Peneliti

membandingkan analisis hasil tes dan hasil wawancara P8.

Berdasarkan hasil analisis pada setiap soal dan indikator, disimpulkan

bahwa P8 sering melakukan kesalahan pada manipulasi tidak langsung. Namun,


49

pada hasil S1, didapati bahwa P8 tidak terlalu serius dalam mengerjakannya,

condong meremehkan apa yang dikerjakan.

3. Paparan dan Analisis terhadap P3

Berikut adalah paparan dan analisis data P3 terhadap S1

a. Paparan hasil tes S1

Berdasarkan kriteria data tidak tepat (id), peneliti melihat pada kategori

data tidak tepat, P3 tidak menuliskan kesalahan pada tahapan menyebutkan data

awal seperti pada Gambar 3.17. Hasil jawaban P3 pada kriteria data hilang (od)

proses menyebutkan rumus yang akan digunakan telah dituliskan. Namun, rumus

yang ditulis oleh P3 bukan rumus yang seharusnya digunakan seperti pada

Gambar 3.18. rumus yang seharusnnnya digunakan yakni rumus Luas persegi

panjang dan Keliling persegi panjang, dalam jawaban tersebut terlihat bahwa P 3

tidak menuliskan rumus-rumus tersebut dengan benar.

Gambar 3.17 Hasil tes P3 terhadap S1

Gambar 3.18 Hasil tes P3 terhadap S1


50

Berdasarkan kriteria prosedur tidak tepat (ip) jawaban, terlihat bahwa P3

menuliskan prosedur namun prosedur yang dituliskan tidak sesuai konsep atau

prinsip yang seharusnya digunakan. Pada tahap prosedur ini seharusnya

menggunakan rumus keliling dan dilanjutkan menggunakan cara faktorisasi

persamaan kuadrat. Sedangkan P3 menuliskan ( ) dan

( ) yang kemudian dilanjutkan dengan mensubtitusikan nilai data.

Kesalahan yang dilakukan oleh P3 masuk dalam kategori prosedur tidak tepat.

Tampak seperti pada Gambar 3.19.

Gambar 3.19 Hasil tes P3 terhadap S1

Berdasarkan kriteria konflik level respon (rlc), hasil jawaban P3

menunjukkan ketidak siapan dalam menyelesaikan soal tersebut. Hal tersebut

tampak pada kesalahan yang dilakukan dalam menuliskan rumus awal yang tidak

sesuai prinsip dan prosedur pengerjaan yang tidak sesuai dengan materi yang

diberikan. Selanjutnya, pada kriteria manipulasi tidak langsung (um) terdapat


51

kesalahan terhadap penggunaan rumus yang tidak logis yakni ( ) dan

( ) . Selain itu, hasil akhir yang ditemukan juga menunjukkan hasil

yang tidak logis karena P3 menemukan jawaban bahwa Panjang keramik tersebut

– 134 sedangkan lebarnya 160.

Peneliti tidak dapat menganalisis pada kriteria masalah hierarki

keterampilan (shp), karena tidak ada proses yang jelas dari hasil jawaban P 3.

Pada kriteria kesimpulan hilang (oc), penulisan kesimpulan oleh P3 tidak ada

kesimpulan yang hilang, namun kesimpulan yang dituliskan oleh P 3 adalah

kesimpulan yang hasil akhirnya tidak tepat seperti pada Gambar 3.20. Hal tersebut

disebabkan karena kesalahan dari awal pengerjaan yang tidak sesuai rumus atau

prinsip. Berdasarkan kriteria selain ketujuh kategori di atas (ao), peneliti

menganalisis bahwa P3 menyelesaikan soal sesuai perintah namun dengan tahapan

yang salah.

Gambar 3.20 Hasil tes P3 terhadap S1

b. Paparan hasil wawancara

Peneliti : “coba jelaskan maksud dari soal tersebut?”


P3 : “maksudnya adalah untuk mencari panjang dan lebar keramik
tersebut.”
Peneliti : “dapatkah kamu menjelaskan langkah-langkah untuk menyelesaikan
soal tersebut?”
P3 : “menulis rumus, Memasukkan apa yang diketahui dalam soal kemusian
menghitung.”
Peneliti : “dengan cara apa kamu dapat menyelesaikannya?”
P3 : “dengan rumus yang yang sudah dicari.”
52

Peneliti : “Rumus apa yang kamu gunakan?”


P3 : “rumus keliling bu kan rumus keliling k=2(p+l) dirubah menjadi
p=(k:2)-l dan l=(k:2)-p.”
Peneliti : “ Oke, jika kamu menggunakan rumus-rumus tersebut. Bagaimana
kamu mendapatkan hasil akhir tersebut?”
P3 : “tinggal memasukkan data awal ke rumus tadi itu bu.”
Peneliti : “Nah, jika cukup memsaukkan data awal. L yang kamu maksud pada
rumus adalah lebar? Benar?”
P3 : “Iya bu.”
Peneliti : “Sekarang niali yang kamu subtitusikan atau yang kamu masukkan ke l
itu nilai apa? Kan lebarnya masih akan dicari?”
P3 : “Ehh, bukan bu. L di rumus itu Luas buakan lebar.”
[Dialog 5]

Berasarkan dialog di atas terlihat bahwa P3 tidak memahami bagaimana

cara untuk menyelesaikan soal tersebut. P3 terlihat memaksakan menggunakan

rumus dan mensubtitusikan nilai agar mendapatkan hasil akhir. Hasil wawancara

tersebut, peneliti menganalisis bahwa P3 tidak siap dalam menyelesaikan soal.

Berikut adalah paparan dan analisis data P3 terhadap S2

a. Paparan hasil tes S2

Berdasarkan kriteria data tidak tepat (id), hasil pengerjaan P3 pada tahap

menyebutkan data terlihat bahwa P3 hanya menuliskan ulang kalimat pada soal

yang diberikan seperti pada Gambar 3.21. Pada kriteria data hilang (od) P3

menuliskan rumus yang tidak tepat. Sehingga, peneliti tidak memahami tahapan

yang akan dituliskan selanjutnya oleh P3. Kesalahan yang dituliskan oleh P3

termasuk pada kategori data hilang seperti pada Gambar 3.22 berikut.

Gambar 3.21 Hasil tes P3 terhadap S2


53

Gambar 3.22 Hasil tes P3 terhadap S2

Berdasarkan kategori prosedur tidak tepat (ip), jawaban tersebut terlihat

bahwa P3 menuliskan penyelesaian namun tidak sesuai prinsip yang seharusnya

digunakan dan langkah penyelesaian yang dilakukan oleh P 3 tidak jelas.

Berdasarkan jawaban tersebut peneliti tidak dapat melakukan analisiss terhadap

kategori masalah hierarki keterampilan (shp). Selain itu peneliti melihat

bahwa P3 tidak ada kesiapan yang baik dalam meyelesaikan soal yang diberikan.

Sehingga, peneliti mengkategorikan pengerjaan P 3 dalam konflik level respon

(rlc). Pada kriteria manipulasi tidak langsung (um), P3 menuliskan proses yang

tidak logis seperti ketidak jelasan asal rumus yang digunakan. Hasil penyelesaian

P3 dapat dilahat pada Gambar 3.23 berikut.

Gambar 3.23 Hasil tes P3 terhadap S2


54

Pada kriteria kesimpulan hilang (oc), oleh P3 tidak ada kesimpulan yang

hilang, namun kesimpulan yang dituliskan oleh P3 adalah kesimpulan yang hasil

akhirnya tidak tepat seperti pada Gambar 3.24. Hal tersebut disebabkan karena

kesalahan dari awal pengerjaan yang tidak sesuai rumus atau prinsip. Berdasarkan

kriteria selain ketujuh kategori di atas (ao), peneliti menganalisis bahwa P3

menyelesaikan soal sesuai perintah namun dengan tahapan yang salah.

Gambar 3.24 Hasil tes P3 terhadap S2

b. Paparan hasil wawancara

Peneliti : “coba jelaskan maksud dari soal tersebut?”


P3 : “Maksud dari soal tersebut merubah selembar seng menjadi bentuk
kotak dan diminta untuk mencari luas alas.”
Peneliti : “jelaskan langkah-langkah untuk menyelesaikan soal tersebut?”
P3 : “Ndak paham saya bu, saya tidak bisa. Saya mengerjakannya ngarang.
Soalnya saya lupa rumusnya. Sudah ya bu.”
[Dialog 5]

Berasarkan dialog di atas terlihat bahwa P3 tidak memahami bagaimana

cara untuk menyelesaikan soal tersebut. Sama halnya dengan pengerjaan pada S1,

P3 terlihat memaksakan menggunakan rumus dan mensubtitusikan nilai agar

mendapatkan hasil akhir. Hasil wawancara tersebut, peneliti menganalisis bahwa

P3 tidak siap dalam menyelesaikan soal.

Berdasarkan analisis tes pada setiap indikator dan wawancara, dapat

disimpulkan bahwa P6 tidak memiliki kesiapan dalam menyelesaikan soal-soal


55

tersebut. Sehingga, terjadi kesalahan yang fatal yakni pada ketgori koflik level

respon ataupun prosedur menyelesaikan soal.

4. Paparan dan Analisis terhadap P6

Berikut adalah paparan dan analisis data P6 terhadap S1:

a. Paparan hasil tes S1

Sesuai kriteria data tidak tepat (id), hasil pengerjaan P6 tidak ada

kesalahan yang dilakukan dalam menuliskan data yang diketahui dan ditanya pada

soal. Selanjutnya, pada kriteria data hilang (od) P6 telah menuliskan rumus-

rumus yang akan digunakan pada proses selanjutnya. Peneliti menganalisis bahwa

P6 mampu memaahami maksud soal tersebut. Seperti pada Gambar 3.25.

Gambar 3.25 Hasil tes P6 terhadap S1

Berdasarkan kriteria prosedur tidak tepat (ip), jawaban P6 dapat dilihat

bahwa P6 tidak menuliskan data baru yang akan digunakan untuk menyelesaikan

soal seperti pada Gambar 3.26. P6 hanya meuliskan ( ) tanpa ada

proses lebih lanjut. Jawaban yang lebih lanjut yakni

. Selain itu, hasil pengerjaan P6 masih terjadi kekurangan dalam

menuliskan prosedur yakni P6 tidak menuliskan perhitungan jika panjang keramik


56

10 cm maka . P6 hanya

menuliskan perhitungan jika panjang yang diambil 16 cm. Tampak seperti pada

Gambar 3.26.

Gambar 3.26 Hasil tes P6 terhadap S1

Berdasarkan kriteria konflik level respon (rlc), peneliti menemukan

kekurangan atau ketidaksiapan P6 dalam menyelesaikan soal yang telah diberikan

yakni terlihat dari keaslahan dalam menuliskan

. Kesalahan yang dilakukan tampak seperti Gambar 3.26.

Jawaban yang dituliskan terlihat bahwa P6 melakukan kesalahan pada

kategori manipulasi tidak langsung (um) yakni terdapat tahap yang tidak logis.

Tahapan tersebut yakni ( ) tidak ada rumus awal yang dituliskan.

Selain itu pada terjadi kesalahan yakni pada

baris awal nilai yang ditulis 24 sedangkan pada baris kedua 26 seperti pada

Gambar 3.26. Berdasarkan kriteria masalah hierarki keterampilan (shp), hasil

pengerjaan P6 tidak terlihat melakukan kesalahan pada tahap perhitungan maupun

mengubah bentuk aljabar. Pada kriteria kesimpulan hilang (oc), jawaban yang

ditulis oleh P6 terlihat bahwa tidak menuliskan kesimpulan. Melainkan P 6


57

menuliskan kalimat “ jadi saya mengerjakan jika saya bisa mengerjakan” tampak

pada Gambar 3.27. Kalimat yang ditulis oleh P6 tersebut dapat dilihat bahwa

tingkat keseriusan P6 rendah dalam menyelesaikan soal yang diberikan.

Gambar 3.27 Hasil tes P6 terhadap S1

Hasil pengerjaan P6 tidak terdapat kesalahan selain ketujuh kategori di

atas (ao). Karena, P6 dapat menyelesaikan dengan baik meskipun terdapat

beberapa kesalahan lain.

b. Paparan hasil wawancara

Peneliti : “Assalamu’alaikum. Ibu minta kamu jelaskan maksud dari soal


tersebut?”
P6 : “maksud dari soal tersebut adalah mencari panjang dan lebar dari
keramik. Nah, yang dikethui hanya keliling dan luas saja”
Peneliti : “sebutkan langkah-langkah untuk menyelesaikan soal tersebut?”
P6 : “saya menuliskan apa yang diketahui, ditanya, kemudian saya jawab
sebisa saya bu.”
Peneliti : “jelaskan bagaimana cara untuk menyelesaikan soal tersebut? Apakah
kamu dapat menemukan data baru untuk menemukan jawaban akhir?”
P6 : “caranya saya menggunakan rumus keliling, setelah itu dihitung dan
akhirnya ketemu jawabannya bu.”
Peneliti : “bagaimana cara kamu bisa mendapatkan hasil akhir tersebut?”
P6 : “dari menghitung persamaan kuadrat bu, di hitung terus ketemu
panjangnya 16 cm dan lebarnya 10 cm.”
Peneliti : “oke, sekarang saya mau tahu bagaimana kamu bisa menemukan
( ) kemudian pada proses ( )
bagaimana kamu bisa mengganti l dengan (26-p)?”
P6 : “untuk yang 2(p+l)=52 itu dari rumus yang di depan bu. Kalau yang
kedua itu dari yang diketahui bu.”
Peneliti : “dari proses jawaban yang kamu tulis, sebenarnya sudah menemukan
hasil akhir yang di inginkan. Mengapa kamu tidak menulis
kesimpulan?”
P6 : “Menurut saya tidak perlu bu, mungkin pengoreksi sudah memahami.”
[Dialog 7]
58

Berdasarkan dialog di atas, P6 tidak memahami maksud soal yang

diberikan. P6 lebih terlihat bahwa mengalami kesalahan pada konflik level respon

yakni P6 tidak siap untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Ketidaksiapan

tersebut terlihat saat P6 kebingungan menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan.

Berikut adalah paparan dan analisis data P6 terhadap S2:

a. Paparan hasil tes S2

Jawaban yang ditulis oleh P6, berdasarkan kriteria data tidak tepat (id)

terlihat terdapat beberapa kesalahan dalam memahami maksud soal seperti pada

Gambar 3.28. P6 menuliskan bahwa lebar dan volume adalah 90 cm 2

sesungguhnya yang diketahui volume 90 cm 2 sedangkan lebar dari kotak belum

diketahui.

Gambar 3.28 Hasil tes P6 terhadap S2

Hasil pengerjaan P6 berdasarkan kriteria data hilang (od), terlihat bahwa

data baru untuk menyelesaikan soal tidak ditulis, melainkan panjang × lebar = 2

tanpa ada kelanjutan dan darimana asal rumus tersebut ditulis oleh P 6. Kesalahan

tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.29.


59

Gambar 3.29 Hasil tes P6 terhadap S2

Jawaban P6 dilihat berdasarkan kriteria prosedur tidak tepat (ip) P6 tidak

menuliskan prosedur dengan jelas dan hanya menuliskan

seperti Gambar 3.30. Peneliti tidak memahami maksud dari P 6 menuliskan

hal tersebut. Sesungguhnya prosedur yang tepat yakni melalui tahapan yang

panjang. Namun, P6 menuliskan dengan sangat singkat dan tidak jelas.

Gambar 3.30 Hasil tes P6 terhadap S2

Berdasarkan kriteria konflik level respon (rlc), jawaban P6 terlihat tidak

siap dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Sehingga P 6 tidak mengerjakan

dan tidak dapat menemukan hasil akhir yang ditanya pada soal tersebut. Jawaban

P6, terdapat kesalahan manipulasi tidak langsung (um) yakni P6 menuliskan

panjang × lebar = 2 tanpa ada rumus yang berhubungan dengan apa yang
60

dibutuhkan dalam menyelesaikan soal tersebut seperti pada Gambar 2.29. Selain

itu, tidak ada proses lanjutan dalam menyeleaikan soal tersebut.

Jawaban P6, tidak terlihat kesalahan pada kategori masalah hierarki

keterampilan (shp). Tidak adanya kesalahan dikarenakan P6 tidak menuliskan

tahapan pengerjaan yang jelas untuk menyelesaikan soal yang diberikan.

Berdasarkan kriteria kesimpulan hilang (oc), P6 terlihat tidak menuliskan

kesimpulan seperti pada Gambar 3.31. Karena, P6 tidak mengerjakan sehingga P6

tidak dapat menemukan hasil akhir yang diinginkan. Berdasarkan jawaban P 6,

dapat terlihat bahwa P6 tidak menyelesaikan soal sesuai dengan perintah.

Kesalahan tersebut dikategorikan dalam kesalahan selain ketujuh kategori atau

biasa disebut above other (ao).

Gambar 3.31 Hasil tes P6 terhadap S2

b. Paparan hasil wawancara

Peneliti : “Jelaskan maksud dari soal no 2?”


P6 : “dari selembar seng disuruh mencari luas alasnya.”
Peneliti : “Bagaimana langkah yang kamu gunakan dalam menyelesaikan soal
tersebut?”
P6 : “yaa, dikerjakan sebisa saya bu.”
Peneliti : “Mengapa kamu tidak mengerjakan soal tersebut dan hanya
menuliskan yang diketahui?”
P6 : “Soal no.2 sulit bu. Saya tidak bisa. Saya tulis apa adanya saja.”
[Dialog 8]

Berdasarkan dialog diatas, P6 sama halnya tidak mengerjakan soal yang di

berikan karena P6 beranggapan bahwa soal yang tersebut merupakan soal yang
61

sulit. Setelah peneliti melakukan peningkatan ketekunan yakni dengan memeriksa

kembali kebenaran soal dan jawaban serta berdiskusi dengan teman sejawat

mengenai penilaian terhadap tes kesalahan soal cerita materi persamaan kuadrat.

Peneliti melakukan pengecekan data dengan teknik triangulasi. Peneliti

membandingkan analisis hasil tes dan hasil wawancara P6.

Berdasarkan analisis tes pada setiap indikator, dapat disimpulkan bahwa P 6

tidak memiliki kesiapan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Sehingga, terjadi

kesalahan yang fatal yakni pada ketgori memanipulasi data ataupun keterampilan

menyelesaikan soal.

5. Paparan dan Analisis terhadap P12

Berikut adalah paparan dan analisis P12 terhadap S1:

a. Paparan hasil tes S1

Berdasarkan kriteria data tidak tepat (id), jawaban yang ditulis oleh P12

tidak ditemukan kesalahan dalam menuliskan data awal untuk menyelesaikan soal

yang diberikan. Tampak seperti pada Gambar 3.32.

Gambar 3.32 Hasil tes P12 terhadap S1


62

Hasil jawaban P12 dilihat pada kriteria data hilang (od), telah menuliskan

rumus yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal yang telah diberikkan.

Selain itu, data baru yang didapat dari hasil mensubtitusi data awal ke rumus yang

digunakan sudah dituliskan oleh P12 secara lengkap dan tepat. Peneliti

menganalisis bahwa P12 dapat menyelesaikan soal tersebut dengan tahapan yang

sistematis.

Jawaban dari P12 berdasarkan kriteria prosedur tidak lengkap (ip) ada

prosedur yang belum lengkap yakni dalam mensubtitusikan nilai panjang yang

telah ditemukan dengan cara mencari akar kuadrat tampak pada Gambar 3.33. P12

hanya menuliskan jika panjang = 16 maka lebar = 26 – p namun P12 tidak

menuliskan jika panjang yang digunakan adalah bernilai 10.

Gambar 3.33 Hasil tes P12 terhadap S1


63

Berdasarkan hasil pengerjaan P12 pada kriteria konflik level respon (rlc)

tidak ada kesalahan mengenai pengoprasian proses. P 12 terlihat mampu

mengoperasikan sesuai konsep meskipun ada beberapa kekeliruan lain yang

dituliskan. Pada kriteria manipulasi tidak langsung (um) hasil jawaban P12,

dapat dilihat bahwa ada tahapan yang kurang jelas yakni pada bagian ( )

karena tidak ada rumus yang mengawali pernyataan tersebut seperti pada

Gambar 3.33. Hasil pengerjaan P12 berdasarkan kriteria masalah hierarki

keterampilan (shp) tidak terlihat ada kesalahan dalam melakukan perhitungan

maupun dalam mengubah bentuk aljabar. Peneliti menganalisis bahwa P 12 tidak

memiliki masalah dalam keterampilan hierarki nya.

Pada kriteria kesimpulan hilang (oc), kesimpulan yang dituliskan masih

terdapat kekurangan seperti pada Gambar 3.34. Seharusnya hasil dari soal tersebut

memiliki dua kemungkinan panjang ataupun lebar, namun P 12 hanya menuliskan

salah satu saja. Berdasarkan hasil pengerjaan P12 tidak ditemui kesalahan selain

tujuh kategori di atas (ao), karena P12 telah menyelesaikan soal dengan tahapan

yang baik meskipun terjadi beberapa kesalahan pada ketegori lain.

Gambar 3.34 Hasil tes P12 terhadap S1

b. Paparan hasil wawancara

Peneliti : “Jelaskan makna dari soal tersebut?”


P12 : “Pada soal tersebut diminta untuk menentuka panjang dan lebar
keramik.”
64

Peneliti : “sebutkan langkah-langkah yang diambil untuk menyelesaikan soall


tersebut?”
P12 : “awalnya membaca soal beberapa kali, meuliskan data yang ada pada
soal kemudian menyelesaikannya dengan rumus yang sudah dipilh.”
Peneliti : “setelah kamu bisa menentukan langkah apa saja yang di tempuh.
Bagaimana cara kamu untuk menyelesaikan soal tersebut?”
P12 : “mencari data selanjutnya untuk diselesaikan dengan proses
faktorisasi.”
Peneliti : “bagaimana kamu bisa mendapatkan jawaban akhir dari soal
tersebut?”
P12 : “dengan mengoperasikan sesuai rumus yang ditentukan.”
Peneliti : “Bagaimana caranya kamu bisa mendapatkan pernyataan ( )
?”
P12 : “saya mendapatkannya dari rumus yang sudah saya tulis di awal yaitu
( ) pada saat menjawab dibaliknya saya tidak menuliskannya
lagi, karena saya pikir pengoreksi sudah memahami.”
Peneliti : “pada kesimpulan yang kamu tulis apakah hanya ada satu
kemungkinan dalam menentukan panjang dan lebar keramik?”
P12 : “iya, kesimpulannya hany satu. Panjangnya 16 cm dan lebarnya 10
cm.”
[Dialog 9]

Berdasrkan dialog tersebut, P12 melakukan kesalahan pada prosedur yang

kurang lengkap selain itu P12 menganggap bahwa P12 tidak perlu menuliskan

ulang rumus yang digunakan untuk melakukan proses menemukan nilai akhir.

Berikut adalah paparan dan analisis P12 terhadap S2:

a. Paparan hasil tes S2

Berdasarkan data tidak tepat (id), jawaban P12 terdapat kesalahan yang

dilakukan yakni P12 memahami bahwa panjang seng tersebut 4 cm. Data yang

sebenarnya adalah selisih panjang dan lebar kotak tersebut 4 cm. Kesalahan

tampak seperti pada Gambar 3.35. Kesalahan yang dilakukan oleh P 12 termasuk

dalam kategori data tidak tepat.


65

Gambar 3.35 Hasil tes P12 terhadap S2

Berdasarkan jawaban P12 pada kriteria data hilang (od), terlihat bahwa

tidak menulisakan rumus yang akan digunakan maupun data baru untuk

menyelesaikan soal yang diberikan. Tampak seperti pada Gambar 3.36.

Gambar 3.36 Hasil tes P12 terhadap S2

Berdasarkan kriteria prosedur tidak tepat (ip), jawaban P12 terlihat tidak

ada prosedur yang tepat tampak pada Gambar 3.36. P12 hanya menuliskan

, P12 menuliskan tanpa ada bantuan rumus sebelumnya

dan tidak ada kelanjutan yang lebih jelas. Proses yang ditunjukkan oleh P 12, tidak

memperlihatkan bahwa P12 mengalami kesalahan pada kriteria konflik level

respon (rlc). Hal tersebut dikarenakan P12 tidak menyelesaikan soal yang

diberikan.
66

Gambar 3.37 Hasil tes P12 terhadap S2

Jawaban dari P12 pada kriteria manipulasi tidak langsung (um), terdapat

kesalahan yakni P6 menuliskan luas × panjang × volume → 2×2×4×90 tanpa

ada rumus yang berhubungan dengan apa yang dibutuhkan dalam menyelesaikan

soal tersebut. Selain itu, tidak ada proses lanjutan dalam menyeleaikan soal

tersebut. Kesalahan tersebut dapat dilhat pada Gambar 3.35. Jawaban P 12 pada

kriteria masalah hierarki keterampilan (shp) tidak tampak terjadi kesalahan

yang dilakukan, hal ini disebabkan karena P 12 tidak menuliskan tahapan

pengerjaan yang jelas untuk menemukan jawaban akhir. Pada kriteria kesimpulan

hilang (oc) peneliti melihat bahwa P12 tidak menuliskan kesimpulan seperti pada

Gambar 3.37 karena P12 tidak mampu untuk menyelesaikan soal dengan baik.

Gambar 3.38 Hasil tes P12 terhadap S2


67

Berdasarkan jawaban P12 dapat dilihat bahwa P12 tidak menyelesaikan soal

sesuai dengan apa yang tanyakan. P12 hanya menuliskan apa yang diketahui dan di

tanya pada soal tersebut. Sehingga peneliti menganggap bahwa P 12 sama halnya

dengan tidak mengerjakan soal tersebut. Kesalahan tersebut termasuk dalam

kategori kesalahan selain ketujuh kategori tersebut (above other).

b. Paparan hasil wawancara

Peneliti : “dapatkah kamu menjelaskan maksud dari soal tersebut?”


P12 : “maksud soal tersebut yaitu kita diminta untuk mencari luas alas
kotak.”
Peneliti : “sebutkan langkah-langkah untuk menyelesaikan soal tersebutt?”
P12 : “tidak bisa saya bu. Jawaban saya saja ngarang yang no. 2 ini.”
Peneliti : “oke, jadi kamu hanya menuliskan apa yang diketahui dan ditanya
pada soal tanpa mengetahui bagaimana mencari jawaban akhir?”
P12 : “Iya bu, saya cuma menuliskan diketahui dan di tanya saja.”
Peneliti : “mengapa kamu tidak menyelesaikan soal tersebut?”
P12 : “Soalnya sulit dan saya tidak mengerti.”
[Dialog 10]

Berdasarkan dialog di atas, P12 tidak mengerjakan soal tersebut

dikarenakan soal tersebut sulit menurut P12. Oleh karena itu, peneliti tidak banyak

mewawancarai P12 dalam proses pengerjaannya.

Peneliti telah melakukan peningkatan ketekunan dengan memeriksa

kembali kebenaran soal dan jawaban serta berdiskusi dengan teman sejawat

mengenai penilaian terhadap tes kesalahan soal cerita materi persamaan kuadrat.

Peneliti melakukan pengecekan data dengan teknik triangulasi. Peneliti

membandingkan analisis hasil tes dan hasil wawancara P12.

Berdasarkan analisis tes pada setiap indikator, dapat disimpulkan bahwa

P12 tidak memiliki kesiapan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Sehingga,

terjadi beberapa kesalahan yakni pada prosedur yang dilakukan, selain itu P 12

terlihat tidak siap dalam menyelesaikan soal S2.


68

6. Paparan dan Analisis terhadap P2

Berikut adalah paparan dan analisis P2 terhadap S1:

a. Paparan hasil tes S1

Berdasarkan data tidak tepat (id), jawaban P2 tidak ada kesalahan yang

dilakukan pada tahap menuliskan data yang diketahui maupun ditanya pada soal

tersebut seperti pada Gambar 3.38. Jawaban P2 pada kriteria data hilang (od)

dapat dilihat bahwa P2 melakukan kesalahan terhadap rumus yang akan

digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut seperti pada Gambar 3.38. Rumus

yang seharusnya ditulis yakni ( ) . Namun, P2

menulis rumus keliling dengan . Peneliti menganalisis bahwa P2 tidak

memahami konsep atau prinsip yang dibutuhkan.

Gambar 3.39 Hasil tes P2 terhadap S1

Berdasarkan kriteria prosedur tidak tepat (ip), jawaban P2 tidak terdapat

prosedur yang di tuliskan oleh P2. P2 hanya menuliskan kembali apa yang

diketahui pada kolom penyelesaian seperti pada Gambar 3.39. Berdasarkan


69

kriteria konflik level respon (rlc), peneliti tidak dapat menganalisis jawaban P2

berdasarkan kriteria ini karena tidak ada proses atau tahapan yang dikerjakan.

Gambar 3.40 Hasil tes P2 terhadap S1

Berdasarkan kriteria manipulasi tidak langsung (um), masalah hierarki

keterampilan (shp) dan kesimpulan hilang (oc), jawaban P2 tidak dapat

dianalisis berdasarkan kriteria ini karena P2 tidak menuliskan tahapan untuk

menyelesaikan soal tersebut. Kesalahan yang dilakukan leh P 2 pada tahap

kesimpulan dapat dilihat pada Gambar 3.40 berikut.

Gambar 3.41 Hasil tes P2 terhadap S1

Jawaban P2 berdasarkan kriteria selain ketujuh kategori di atas (ao),

dapat dilihat bahwa P2 tidak menyelesaikan soal sesuai dengan apa yang tanyakan.
70

Sehingga peneliti menganggap bahwa P2 sama halnya dengan tidak mengerjakan

soal tersebut.

b. Paparan hasil wawancara

Peneliti : “coba jelaskan makna dari soal tersebut?”


P2 : “makna dari soal itu kita harus mencari panjang dan lebar dari
keramik tersebut.”
Peneliti : “sebutkan langkah-langkah yang digunakan untuk menyelesaikan soal
tesebut?”
P2 : “ pertama kita tulis yang sudah diketahui lalu menulis rumus yang
digunakan setelah itu menjawab soal yang ditanya.”
Peneliti : “jelaskan bagaimana cara untuk menyelesaikan soal tersebut?”
P2 : “karena saya lupa rumus dan cara menghitungnya jadi saya tidak
menyelesaikan soal tersebut.”
[Dialog 11]

Berdasarkan dialog di atas, P2 terlihat tidak mampu menyelesaikan soal

dengan baik. P2 melakukan kesalahan selain ketujuh kategori karena berdasarkan

dialog di atas menjunjukkan bahwa P2 tidak menyelesaikan dan hanya menulis

ulang soal.

Berikut adalah paparan dan analisis P2 terhadap S2:

a. Paparan hasil tes S2

Berdasarkan data tidak tepat (id), jawaban P2 terlihat ada kesalahan

dalam menuliskan data yang diketahui seperti pada Gambar 3.41. Data yang

sebenarnya adalah selisih panjang dan lebar = 4 cm sedangkan P 2 menuliskan

panjang kotak = 4 cm. Peneliti menganalisis bahwa P2 belum memahami soal

tersebut dengan baik. Kesalahan yang dilakukan oleh P 2 yakni termasuk dalam

kategori data tidak tepat.


71

Gambar 3.42 Hasil tes P2 terhadap S2

Berdasarkan kriteria data hilang (od), jawaban P2 peneliti tidak dapat

menganalisis jawaban berdasarkan data baru yang akan digunakan untuk

menyelesaikan soal. Kesalahan tersebut termasuk dalam kategori data hilang

karena tidak ada proses atau tahapan yang dikerjakan oleh P 2. Peneliti juga tidak

dapat menganalisis berdasarkan beberapa kategori yakni konflik level respon

(rlc) dimana P2 terlihat tidak siap dalam menyelesaikan soal tersebut. Selain itu,

peneliti tidak bisa menganalisis berdasarkan manipulasi tidak langsung (um),

masalah hierarki keterampilan (shp), dan kesimpulan hilang (oc). Hal

tersebut tidak dapat dilakukan karena P2 tidak menuliskan tahapan untuk

menyelesaikan soal tersebut.


72

Gambar 3.43 Hasil tes P2 terhadap S2

Berdasarkan kriteria selain ketujuh kategori di atas (ao), peneliti melihat

jawaban P2 hanya menuliskan diketahui saja tanpa menyelesaikan soal dengan

baik. Sehingga peneliti menganggap bahwa P2 sama halnya dengan tidak

mengerjakan soal tersebut.

b. Paparan hasil wawancara

Peneliti : “Apakah kamu memahami maksud soal tersebut? Jika paham, coba
jelaskan”
P2 : “Paham bu. Soalnya itu meminta untuk mencari luas alas kotak. Nah
awalnya kan hanya seng terus mau dibuat kotak.”
Peneliti : “Lah, itu kamu paham. Mengapa kamu tidak mengerjakan soal
tersebut?”
P2 : “saya lupa rumusnya bu dan caranya. Makanya tidak saya jawab.
Sudah kan bu?”
Peneliti : “iya sudah. Terima kasih.”
[Dialog 12]
73

Berdasarkan dialog di atas P2 terlihat tidak siap dalam menyelesaikan soal

yang diberikan. Sehingga, P2 tidak menyelesaikan dengan baik dan hanya

menuliskan data yang diketahui saja.

Setelah dilakukan peningkatan ketekunan yakni dengan memeriksa

kembali kebenaran soal dan jawaban serta berdiskusi dengan teman sejawat

mengenai penilaian terhadap tes kesalahan soal cerita materi persamaan kuadrat.

Peneliti melakukan pengecekan data dengan teknik triangulasi. Peneliti

membandingkan analisis hasil tes dan hasil wawancara P2.

Berdasarkan analisis tes pada setiap indikator, dapat disimpulkan bahwa P 2

tidak memiliki kesiapan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Sehingga, terjadi

kesalahan yang fatal yakni tidak menyelesaikan soal baik S1 maupun S2.

7. Paparan dan Analisis terhadap P9

Berikut adalah paparan dan analisis P9 terhadap S1

a. Paparan hasil tes S1

Berdasarkan data tidak tepat (id), jawaban yang ditulis oleh P9 pada

tahapan menulisakan data tidak ada kesalahan yang dilakukan oleh P 9. Pengerjaan

data dapat dilihat pada Gambar 4.44 berikut.

Gambar 3.44 Hasil tes P9 terhadap S1

Hasil jawaban P9 berdasarkan data hilang (od) terlihat bahwa tertulis 4

rumus yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut tampak seperti
74

Gambar 4.45. Namun, 3 rumus yang dituliskan terdapat kekeliruan yakni

, . Peneliti menganalisis bahwa P17 tidak memahami

asal rumus tersebut dan tidak mengetahui penggunaan rumus tersebut pada proses

selanjutnya. Kesalahan yang terjadi termasuk dalam kategori data hilang.

Gambar 3.45 Hasil tes P9 terhadap S1

Pada kriteria prosedur tidak tepat (ip), proses pengerjaan P9 terlihat

menggunakan dua rumus dari ke-4 rumus yang telah dituliskan yakni

dan . Prosedur yang tepat untuk menyelesaikan soal tersebut adalah

dengan mencari akar-akar kuadrat. Seperti pada Gambar 3.46. Berdasarkan

kriteria konflik level respon (rlc), prosedur yang telah ditulis oleh P9 terlihat

bahwa terjadi ketidak siapan dalam menyelesaikan soal tersebut. Hal tersebut

tampak pada kesalahan dalam menuliskan rumus awal yang tidak sesuai prinsip

dan proses pengerjaan yang tidak sesuai dengan materi yang diberikan.

Gambar 3.46 Hasil tes P9 terhadap S1


75

Berdasarkan kriteria manipulasi tidak langsung (um), jawaban di atas

terdapat kesalahan dalam penggunaan rumus yang tidak logis yakni

seperti pada Gambar 3.46. Sedangkan pada penulisan rumus awal adalah

, dari hal tersebut terlihat bahwa P9 tidak memahami bagaimana cara untuk

menyelesaikan soal tersebut.

Berdasarkan jawaban P9 peneliti tidak dapat menganalisis berdasarkan

masalah hierarki keterampilan (shp). Hal tersebut dikarenakan ketidak jelasan

proses pengerjaan yang dilakukan oleh P9. Selain itu, pada kriteria kesimpulan

hilang (oc) terlihat bahwa P9 tidak menuliskan kesimpulan dari data yang telah

didapatkan pada proses pengerjaan tampak pada Gambar 3.47.

Gambar 3.47 Hasil tes P9 terhadap S1

Peneliti melihat bahwa P9 tidak menyelesaikan soal sesuai perintah.

Sehingga, P9 melakukan kesalahan sesuai dengan kategori kesalahan selain tujuh

kategori di atas (above other).

b. Paparan wawancara

Peneliti : “jelaskan makna dari soal tersebut?”


P9 : “menentukan panjang dan lebar keramik.”
Peneliti : “jelaskan langkah apa saja yang kamu gunakan untuk menyelesaikan
soal tersebut?”
P9 : “menuliskan rumus-rumus yang akan digunakan. Itu bu, sya menulis 4
rumus.”
Peneliti : “bagaimana cara kamu untuk menyelesaikannya?”
P9 : “Ya tinggal di masukkan nilai yang diketahui ke rumus tadi bu. Nanti
kan ketemu hasilnya.”
76

Peneliti : “Apakah kamu tidak menggunakan konsep atau cara lain untuk
mendapatkan hasil akhir tersebut?”
P9 : “Tidak bu. Saya hanya menggunakan rumus luas dan kelilling saja.”
Peneliti : “sekarang, coba lihat rumus-rumus yang akan kamu gunakan.
Bagaimana kamu bisa mendapatkan rumus-rumus tersebut?”
P9 : “mengotak atik rumus keliling itu to bu. Nanti ketemunya ya rumus
yang saya tulis itu.”
Peneliti : “Oh begitu ya. Mengapa kam tidak menuliskan proses untuk
menemukan rumus tersebut?”
P9 : “Saya kira cukup hasil akhirnya saya bu. Jadi, tidak saya tulis.”
Peneliti : “lalu kenapa kamu tidak menulis hasil akhir dalam kolom
kesimpulan?”
P9 : “Kan di atasnya sudah ada bu. Hasilnya kan sama.”
[Dialog 13]

Berdasarkan dialog di atas, menunjukkan bahwa P9 tidak memahami

maksud soal dan cenderung mengerjakan apa adanya. Kesalahan yang sangat

terlihat pada pengerjaan P9 yakni pada kaktegori manipulasi tidak langsung.

Berikut adalah paparan dan analisis P9 terhadap S2:

a. Paparan hasil tes S2

Berdasarkan kriteria data tidak tepat (id) jawaban tersebut dapat dilihat

bahwa P9 salah dalam menuliskan data yang diketahui. Data yang tepat yakni luas

yang dipotong berukuran cm2 dan selisih panjang dengan lebar kotak

tersebut 4 cm serta volume = 90 cm 2. Sedangkan, P9 tidak menyantumkan luas

yang akan dipotong dan menuliskan bahwa yang diketahui panjang kotak 4 cm

serta menuliskan bahwa lebar dan volume = 90 cm 2. Kesalahan dapat dilihat pada

Gambar 3.48.

Gambar 3.48 Hasil tes P9 terhadap S2


77

Hasil jawaban P9 pada kriteria data hilang (od) dapat menulisakan satu

rumus yang akan digunakan yakni rumus luas alas = l×p seperti pada Gambar

3.49. Selain itu, P9 tidak menulisakan data baru apapun untuk proses pengerjaan.

Peneliti tidak dapat menganalisis jawaban dari P17 berdasarkan beberapa kategori

seperti : 1) prosedur tidap tepat (ip), 2) konflik level respon (rlc), 3) manipulasi

tidak langsung (um), 4) masalah hierarki keterampilan (shp), dan 5) kesimpulan

hilang (oc). Peneliti tidak dapat menganalisis kategori tersebut dikarenakan P 17

tidak menyelesaikan soal tersebut dan hanya menuliskan apa yang diketahui pada

soal dan P9 terlihat tidak ada kesiapan dalam mengerjakan proses atau tahapan

soal tersebut. Hasil jawaban P9 terhadap S2 dapat dilahat pada Gambar 4.50

berikut.

Gambar 3.49 Hasil tes P9 terhadap S2


78

Gambar 3.50 Hasil tes P9 terhadap S2

Berdasarkan jawaban tersebut, terlihat bahwa P9 tidak menyelesaikan soal

tersebut hingga menemukan hasil akhir yang sesuai dengan soal. P 9 hanya

menuliskan data yang diketahui dan ditanya saja tanpa ada kelanjutan apapun.

Sehingga, P9 melakukan kesalahan yang masuk dalam kategori selain ketujuh

kategori di atas (above other).

b. Paparan wawancara

Peneliti : “jelaskan maksud dari soal tersebut?”


P9 : “meminta untuk mencari luas alas dari seng yang dirubah menjadi
kotak.”
Peneliti : “mengapa kamu tidak melanjutkan pengerjaanmu?”
P9 : “saya tidak bisa bu. Soalnya terlalu sulit.”

[Dialog 14]
79

Berdasarkan dialog di atas terlihat ketidak siapan P 9 dalam menyelesaikan

soal yang diberikan. P9 belum mengerti bagaimana tahapan yang digunakan untuk

menyelesaikan soal tersebut.

Setelah peneliti melakukan peningkatan ketekunan yakni dengan

memeriksa kembali kebenaran soal dan jawaban serta berdiskusi dengan teman

sejawat mengenai penilaian terhadap tes kesalahan soal cerita materi persamaan

kuadrat. Peneliti melakukan pengecekan data dengan teknik triangulasi. Peneliti

membandingkan analisis hasil tes dan hasil wawancara P9.

Berdasarkan analisis tes pada setiap indikator, dapat disimpulkan bahwa P 9

tidak memiliki kesiapan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Karena, P9

menganggap bahwa soal tersebut terlalu sulit untuk dikerjakan. Sehingga, P 9

hanya menuliskan apa yang diketahui dan rumus yang akan digunakan namun

tidak seluruhnya yang telah dituliskan oleh P 9 adalah hasil yang benar. Kesalahan

yang sering dilakukan oleh P9 pada S1 dan S2 yakni prosedur tidak tepat yang

berpengaruh kepada kategori lain.

8. Paparan dan Analisis terhadap P17

Berikut adalah paparan dan analisis P17 terhadap S1:

a. Paparan hasil tes S1

Berdasarkan data tidak tepat (id) jawaban P17 tidak ada kesalahan yang

dilakukan dalam menulisakan data yang diketahui dan ditanya pada soal tersebut

seperti pada Gambar 3.51. Hasil jawaban P17 berdasarkan data hilang (od)

terlihat bahwa tertulis 4 rumus yang akan digunakan seperti pada Gambar 3.52.

Namun dari ke-4 rumus tersebut terdapat kesalahan 3 diantaranya yakni


80

, . Peneliti menganalisis bahwa P17 tidak memahami

asal rumus tersebut dan tidak mengetahui penggunaan rumus tersebut pada proses

selanjutnya. Kesalahan yang dilakukan oleh P17 termasuk dalam kategori

kesalahan data hilang.

Gambar 3.51 Hasil tes P17 terhadap S1

Gambar 3.52 Hasil tes P17 terhadap S1

Berdasarkan kriteria prosedur tidak tepat (ip) hasil jawaban P17 terlihat

bahwa P17 meuliskan prosedur namun prosedur yang dituliskan tidak sesuai

konsep atau prinsip yang seharusnya digunakan seperti pada Gambar 3.53. Pada

tahap ini seharusnya menggunakan rumus keliling persegi panjang dan

faktorisassi persamaan kuadrat untuk memperoleh hasil akhir yang di inginkan.

Sedangkan P17 menuliskan dan dilanjutkan dengan mensubtitusikan

nilai yang ada.


81

Gambar 3.53 Hasil tes P17 terhadap S1

Berdasarkan kriteria konflik level respon (rlc), peneliti melihat ketidak

siapan P17 dalam meyelesaikan soal yang diberikan. Hal tersebut tampak pada

kesalahan dalam menuliskan rumus awal yang tidak sesuai prinsip dan proses

pengerjaan yang tidak sesuai dengan materi yang diberikan. Berdasarkan jawaban

P17 pada kriteria manipulasi tidak langsung (um) di atas terdapat kesalahan

dalam penggunaan rumus yang tidak logis yakni seperti pada Gambar

3.53. Sehingga, P17 terlihat bingung dalam menuliskan jawaban dikarenakan hasil

yang dituliskan terdapat dua jawaban yang berbeda yakni L=432.690 dan

L=8.372. Sedangkan, pertanyaan dari soal tersebut adalah mencari panjang dan

lebar keramik. Namun, P17 menuliskan L pada proses pengerjaan. L pada jawaban

P17 ini bermaksud lebar ataupun luas, peneliti belum mengetahui pasti.

Berdasarkan jawaban P17 pada kriteria masalah hierarki keterampilan

(shp), peneliti tidak dapat menganalisis berdasarkan kriteria ini. Hal tersebut
82

dikarenakan ketidak jelasan proses pengerjaan yang dilakukan oleh P 17. Selain itu,

pada kriteria kesimpulan hilang (oc) peneliti melihat bahwa P17 tidak menuliskan

kesimpulan dari data yang telah didapatkan pada proses pengerjaan tampak pada

Gambar 3.54.

Gambar 3.54 Hasil tes P17 terhadap S1

Peneliti melihat bahwa P17 tidak menyelesaikan soal sesuai perintah.

Sehingga, P17 melakukan kesalahan sesuai dengan kategori kesalahan selain

tujuh kategori di atas (above other).

b. Paparan hasil wawancara

Peneliti : “jelaskan makna dari soal tersebut?”


P17 : “soal tersebut minta mencari panjang dan lebar persegi panjang.”
Peneliti : “jelaskan langkah yang digunkan untuk meyelesaikan soal tersebut?”
P17 : “Pertama saya mengetahui rumusnya setelah itu dikerjakan.”
Peneliti : “bagaimana cara kamu mengerjakan soal tersebut?”
P17 : “meneliti rumus kemudian memasukkan data yang diketahui.”
Peneliti : “jelaskan bagaimana kamu mendapatkan ke-4 rumus yang kamu tulis
pada kolom rumus yang digunakan?”
P17 : “dari merubah rumus Luas persegi panjang bu. Kan rumus luas itu
kemudian dirubah jadi .”
Peneliti : “Nah, sekarang coba kamu lihat jawabanmu apakah sudah sesuai
dengan apa yang kamu sebutkan barusan bahwa sedangkan
yang kau tulis bagaimana kamu mendapatkan rumus
tersebut?”
P17 : “tidak tau bu, saya tadi tidak paham dan tidak bisa mnegerjakan. Jadi
saya tulis begitu.”
[Dialog 15]
83

Berdasarkan dialog di atas terlihat bahwa P17 tidak memahami maksud

soal dan tidak dapat menyelesaikan dengan baik. P17 mengalami kesalahan dalam

memanipulasi data dan telihat tidak siap dalam menyelesaikan soal tersebut.

Berikut adalah paparan dan analisis P17 terhadap S2:

a. Paparan hasil tes S2

Berdasarkan kriteria data tidak tepat (id), dapat dilihat bahwa P17 salah

dalam menuliskan data yang diketahui. Data yang tepat yakni luas yang dipotong

berukuran cm2 dan selisih panjang dengan lebar kotak tersebut 4 cm.

Sedangkan, P17 tidak menyantumkan luas yang akan dipotong dan menuliskan

bahwa yang diketahui panjang kotak 4 cm. Kesalahan dapat dilihat pada Gambar

3.55.

Gambar 3.55 Hasil tes P17 terhadap S2

Hasil jawaban P17 pada kriteria data hilang (od) tidak dapat dianalisis

karena tidak ada kesiapan dalam mengerjakan proses atau tahapan soal tersebut.

Selain itu, peneliti juga tidak dapat menganalisis jawaban dari P 17 berdasarkan

beberapa kategori seperti : 1) prosedur tidap tepat (ip), 2) konflik level respon

(rlc), 3) manipulasi tidak langsung (um), 4) masalah hierarki keterampilan (shp),

dan 5) kesimpulan hilang (oc). Peneliti tidak dapat menganalisis kategori tersebut

dikarenakan P17 tidak menyelesaikan soal tersebut dan hanya menuliskan apa
84

yang diketahui pada soal. Hasil jawaban P17 terhadap S2 dapat dilahat pada

Gambar 4.56 berikut.

Gambar 3.56 Hasil tes P17 terhadap S2

Berdasarkan jawaban tersebut, terlihat bahwa P17 tidak menyelesaikan soal

tersebut hingga menemukan hasil akhir yang sesuai dengan soal. P17 hanya

menuliskan data yang diketahui dan ditanya saja tanpa ada kelanjutan apapun.

Sehingga, P17 melakukan kesalahan yang masuk dalam kategori selain ketujuh

kategori di atas (above other).


85

b. Paparan hasil wawancara

Peneliti : “jelaskan makna dari soal tersebut?”


P17 : “soalnya minta untuk mencari luas alas bu.”
Peneliti : “mengapa kamu tidak melanjutkan pengerjaanmu?”
P17 : “saya tidak bisa bu, bingung pakai rumus yang mana. Soalnya sulit.”
[Dialog 16]

Berdasarkan dialog di atas terlihat ketidak siapan P17 untuk menyelesaikan

soal yang diberikan dan P17 belum memahami bagaimana langkah-langkah untuk

menyelesaikan soal tersebut.

Setelah dilakukan peningkatan ketekunan yakni dengan memeriksa

kembali kebenaran soal dan jawaban serta berdiskusi dengan teman sejawat

mengenai penilaian terhadap tes kesalahan soal cerita materi persamaan kuadrat.

Peneliti melakukan pengecekan data dengan teknik triangulasi. Peneliti

membandingkan analisis hasil tes dan hasil wawancara P17.

Berdasarkan analisis tes pada setiap indikator, dapat disimpulkan bahwa

P17 tidak memiliki kesiapan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Sehingga,

terjadi kesalahan yang fatal yakni tidak menyelesaikan soal baik S1 maupun S2

dengan baik.

9. Paparan dan analisis terhadap P20

Berikut adalah paparan dan analisis P20 terhadap S1

a. Paparan hasil tes S1

Berdasarkan kriteria data tidak tepat (id) jawaban P20 tidak ada kesalahan

yang dilakukan pada tahap menuliskan data yang diketahui maupun ditanya pada

soal tersebut seperti pada Gambar 3.57. Hasil jawaban P20 pada kriteria data

hilang (od), peneliti melihat bahwa P20 melakukan kesalahan terhadap rumus

yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut seperti pada Gambar
86

3.58. Rumus yang seharusnya ditulis yakni ( ).

Namun, P2 hanya menuliskan rumus . Kesalahan yang dilakukan

termasuk dalam kategori data hilang.

Gambar 3.57 Hasil tes P20 terhadap S1

Gambar 3.58 Hasil tes P20 terhadap S1

Berdasarkan jawaban P20 pada kriteria prosedur tidak tepat (ip), peneliti

melihat bahwa tidak terdapat prosedur yang di tuliskan oleh P 20. Melainkan P20

kembali menuliskan apa yang diketahui pada kolom penyelesaian seperti pada

Gambar 3.59. Berdasarkan kriteria konflik level respon (rlc) peneliti tidak dapat

menganalisis jawaban P20 karena tidak ada proses atau tahapan yang dikerjakan

oleh P20.

Gambar 3.59 Hasil tes P20 terhadap S1


87

Berdasarkan jawaban P20, peneliti tidak dapat menganalisis berdasarkan

manipulasi tidak langsung (um), masalah hierarki keterampilan (shp) maupun

berdasarkan kesimpulan hilang (oc). Hal tersebut terjadi karena P 20 tidak

menuliskan tahapan untuk menyelesaikan soal tersebut. Kesalahan yang dilakukan

leh P20 pada tahap kesimpulan dapat dilihat pada Gambar 3.60 berikut.

Gambar 3.60 Hasil tes P2 terhadap S1

Jawaban P20 dapat dilihat bahwa P20 tidak menyelesaikan soal sesuai

dengan apa yang tanyakan. Sehingga peneliti menganggap bahwa P 20 sama halnya

dengan tidak mengerjakan soal tersebut. Sehingga, kesalahan P 20 termasuk dalam

kriteria selain ketujuh kategori di atas (ao).

b. Paparan hasil wawancara

Peneliti : “coba jelaskan makna dari soal tersebut?”


P20 : “makna dari soal itu kita mencari panjang dan lebar dari keramik
tersebut.”
Peneliti : “sebutkan tahapan yang digunakan untuk menyelesaikan soal tesebut?”
P20 : “ pertama kita tulis rumus luas lalu cari panjang dan lebar.”
Peneliti : “mengapa kamu tidak menyelesaikan soal tersebut?”
P20 : “karena soalnya sulit dikerjakan dan saya kesulitan mencari
jawabannya.”
[Dialog 17]

Berdasarkan dialog di atas, P20 terlihat tidak mampu menyelesaikan soal

dengan baik. P20 melakukan kesalahan selain ketujuh kategori karena berdasarkan

dialog di atas menjunjukkan bahwa P20 tidak menyelesaikan soal dan hanya
88

menulis ulang soal. Alasan P20 tidak mengerjakan soal tersebut hingga

mendapatkan hasil akhir karena P20 berpendapat bahwa soal yang diberikan sulit.

Berikut adalah paparan dan analisis P20 terhadap S2

a. Paparan hasil tes S2

Berdasarkan jawaban tersebut pada kriteria data tidak tepat (id) dapat

dilihat bahwa P20 salah dalam menuliskan data yang diketahui. Data yang tepat

yakni selisih panjang dengan lebar kotak tersebut 4 cm. Sedangkan, P 20

menuliskan bahwa yang diketahui panjang kotak 4 cm. Kesalahan dapat dilihat

pada Gambar 3.61.

Gambar 3.61 Hasil tes P20 terhadap S2

Hasil jawaban P20, tidak dapat dianalisis berdasarkan beberapa kategori

seperti : 1) prosedur tidap tepat (ip), 2) data hilang (od), 3) konflik level respon

(rlc), 4) manipulasi tidak langsung (um), 5) masalah hierarki keterampilan (shp),

dan 6) kesimpulan hilang (oc). Peneliti tidak dapat menganalisis beberapa

kategori tersebut dikarenakan P20 tidak menyelesaikan soal tersebut hingga

mendapatkan hasil akhir yang di inginkan dan P20 hanya menuliskan apa yang

diketahui pada soal. Hasil jawaban P20 terhadap S2 dapat dilahat pada Gambar

4.62, dan Gambar 4.63 berikut.


89

Gambar 3.62 Hasil tes P20 terhadap S2

Gambar 3.63 Hasil tes P20 terhadap S2

Berdasarkan jawaban tersebut, terlihat bahwa P20 tidak menyelesaikan soal

tersebut hingga menemukan hasil akhir yang sesuai dengan soal. P20 hanya

menuliskan data yang diketahui dan ditanya saja tanpa ada kelanjutan apapun.

Sehingga, P20 melakukan kesalahan yang masuk dalam kategori selain ketujuh

kategori di atas (above other).

b. Paparan hasil wawancara

Peneliti : “Apakah kamu memahami maksud soal tersebut? Jika paham coba
jelaskan?”
P20 : “paham sedikit bu. Di soal nomor 2 menjelaskan tentang seng yang
akan dibuat kotak. Nah kita diminta untuk mencari luas alas kotak
tersebut.”
90

Peneliti : “Jika kamu memahami maksud soal tersebut. Mengapa kamu tidak
melanjutkan pengerjaanmu?”
P20 : “saya tidak tahu rumusnya bu. Jadi, tidak saya kerjakan”
[Dialog 18]

Berdasarkan dialog di atas terlihat ketidak siapan P 20 untuk menyelesaikan

soal yang diberikan dan P20 belum memahami bagaimana langkah-langkah untuk

menyelesaikan soal tersebut.

Setelah dilakukan peningkatan ketekunan yakni dengan memeriksa

kembali kebenaran soal dan jawaban serta berdiskusi dengan teman sejawat

mengenai penilaian terhadap tes kesalahan soal cerita materi persamaan kuadrat.

Peneliti melakukan pengecekan data dengan teknik triangulasi. Peneliti

membandingkan analisis hasil tes dan hasil wawancara P20.

Berdasarkan analisis tes pada setiap indikator, dapat disimpulkan bahwa

P20 tidak memiliki kesiapan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Sehingga,

terjadi kesalahan yang fatal yakni tidak menyelesaikan soal baik S1 maupun S2

dengan baik.

10. Grafik Kesalahan Pengerjaan Soal Cerita Pada Setiap Indikator

Berdasarkan analisis data subjek penelitian yang telah dilaporkan, berikut

ini disajikan Gambar 3.64 untuk mengetahui lebih jelas kesalahan-kesalahan

subjek penelitian dalam menyelesaikan soal cerita materi persamaan kuadrat.


91

Grafik Kesalahan Pengerjaan Soal Cerita


10
9
8
7
6
5 Soal 1
4 Soal 2
3
2
1
0
id ip od oc rlc um shp ao

Gambar 3.64 Grafik Kesalahan Pengerjaan Soal Cerita Materi Persamaan

Kuadrat

Setiap pekerjaan peserta didik dianalisis berdasarkan kategori kesalahan

Watson. Berdasarkan Gambar 3.64, kesalahan yang sering dilakukan peserta didik

adalah pada kategori prosedur tidak tepat (ip), dan data hilang (od). Dari tabel

tersebut peneliti menaksir rata-rata kesalahan sebagai berikut : 1) data tidak tepat

(ip) sebesar 38,89%; 2) prosedur tidak tepat (ip) sebesar 88,89%; 3) data hilang

(od) sebesar 88.89%; 4) kesimpulan hilang (oc) sebesar 83,33%; 5) konflik level

respon (rlc) sebesar 61,11%; 6) manipulasi tidak langsung (um) sebesar 83,33%;

7) masalah hierarki keterampilan (shp) sebesar 61,11%; 8) selain ketujuh kategori

tersebut (ao) sebesar 44,44%.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik sedikit

melakukan kesalahan pada S1, terutama pada kategori data tidak tepat semua

peserta didik menjawabnya dengan tepat. Namun, berbeda dengan S2 seluruh

subjek melakukan kesalahan, terutama pada kategori data hilang dan manipulasi

tidak langsung.
BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan pemaparan pada hasil penelitian, diperoleh bahwa kesalahan

menurut kriteria watson dilakukan oleh subjek dengan kriteria sebagai berikut: 1)

data tidak tepat, 2) prosedur tidak tepat, 3) data hilang, 4) kesimpulan hilang, 5)

konflik level respon, 6) manipulasi tidak langsung, 7) masalah hirarki

keterampilan, 8) selain tujuh kategori diatas. Berikut adalah pembahasan setiap

tingkat katgori kesalahan dalam pengerjaan soal cerita oleh peserta didik.

A. Kesalahan Rendah

Subjek dengan kategori kesalahan rendah denga rentang skor 0 sampai 10

terdapat sebanyak 2 peserta didik. subjek pada kategori ini melakukan kesalahan

pada beberapa kriteria antara lain:

1. Prosedur tidak tepat, prosedur tidak tepat yang dilakukan berupa kesalahan

subjek dalam mencari akar kuadrat hanya menuliskan satu akar kuadratnya

seharusnya terdapat dua akar kuadrat. Sejalan dengan Octaviano (2012)

menyatakan kesalahan menyelesaikan bentuk aljabar disebabkan karena

ketidakpahaman peserta didik mengenai prinsip yang berkaitan.

2. Data hilang, kesalahan yang dilakukan dalam menuliskan rumus yang akan

digunakan untuk menyelesaikan soal. Hal ini terjadi dikarenakan

ketidakpahaman subjek dalam menentukan prinsip. Sejalan dengan Aqillah

(2012) bahwa kesalahan data hilang yang dilakukan peserta didik disebabkan

oleh ketidakpahaman dalam memahami soal.

92
93

3. Kesimpulan hilang, kesimpulan hilang yang dilakukan subjek berupa

kesalahan dalam menuliskan kesimpulan yang seharusnya terdapat dua

kesimpulan namun hanya menuliskan salah satu diantaranya. Sejalan dengan

Puspita (2016) menyatakan bahwa peserta didik melakukan kesalahan dengan

tidak menuliskan kesimpulan ataupun menuliskan kesimpulan namun salah.

4. Manipulasi tidak langsung, manipulasi tidak langsung yang dilakukan subjek

berupa kesalahan dengan tidak menuliskan rumus sebelum disubtitusikan

oleh nilai data. Sejalan dengan Huljannah (2015) menyatakan bahwa peserta

didik menemukan jawaban akhir dengan cara yang tidak logis disebabkan

karena subjek terburu-buru.

B. Kesalahan Sedang

Subjek dengan kategori kesalahan sedang dengan rentang skor 11 sampai

21 terdapat sebanyak 3 peserta didik. subjek pada kategori ini melakukan

kesalahan pada beberapa kriteria antara lain:

1. Data tidak tepat, kesalahan pada data tidak tepat ditandai dengan subjek yang

kurang memahami soal sehingga tidak dapat menuliskan data atau informasi

pada soal. Sejalan dengan Huljannah (2015), bahwa peserta didik yang

mengalami kesalahan pada data tidak tepat atau data hilang mengakibatkan

penyelesaian soal tidak lengkap.

2. Prosedur tidak tepat, prosedur tidak tepat yang dilakukan berupa kesalahan

subjek dalam mensubtitusikan nilai yang ditemukan dari hasil akar kuadrat

kedalam tahap selanjutnya. Sejalan dengan Octaviano (2012) menyatakan


94

kesalahan menyelesaikan bentuk aljabar disebabkan karena ketidakpahaman

peserta didik mengenai prinsip yang berkaitan.

3. Data hilang, kesalahan yang dilakukan dalam menuliskan rumus yang akan

digunakan untuk menyelesaikan soal. Hal ini terjadi dikarenakan

ketidakpahaman subjek dalam menentukan prinsip. Sejalan dengan Aqillah

(2012) bahwa kesalahan data hilang yang dilakukan peserta didik disebabkan

oleh ketidakpahaman dalam memahami soal.

4. Kesimpulan hilang, kesimpulan hilang yang dilakukan subjek disebabkan

oleh kesalahan dalam menuliskan hasil akhir pada kesimpulan. Sejalan

dengan puspita (2016) menyatakan bahwa peserta didik melakukan kesalahan

dengan tidak menuliskan kesimpulan ataupun menuliskan kesimpulan namun

salah.

5. Konflik level respon, kesalahan subjek dalam proses pencarian akar kuadrat

yang didapati nilainya tertukar. Kesalahan yang terjadi disebabkan karena

kurangnya ketelitian subjek dalam menyelesaikan soal sehingga

menghasilkan nilai akhir yang salah. Sejalan dengan pernyataan Puspita

(2016) bahwa kesalahan dalam mengoperasikan bentuk aljabar dikarenakan

kurangnya pemahaman prinsip dan ketelitian

6. Manipulasi tidak langsung, manipulasi tidak langsung yang dilakukan subjek

berupa kesalahan dengan tidak menuliskan rumus sebelum disubtitusikan

oleh nilai data. Sejalan dengan Huljannah (2015) menyatakan bahwa peserta

didik menemukan jawaban akhir dengan cara yang tidak logis disebabkan

karena subjek terburu-buru.


95

C. Kesalahan Tinggi

Subjek dengan kategori kesalahan tinggi dengan rentang skor 22 sampai

32 terdapat sebanyak 4 peserta didik. subjek pada kategori ini melakukan

kesalahan pada beberapa kriteria antara lain:

1. Data tidak tepat, kesalahan pada data tidak tepat ditandai dengan subjek yang

kurang memahami soal sehingga tidak dapat menuliskan data atau informasi

pada soal. Sejalan dengan Huljannah (2015), bahwa peserta didik yang

mengalami kesalahan pada data tidak tepat atau data hilang mengakibatkan

penyelesaian soal tidak lengkap.

2. Prosedur tidak tepat, prosedur tidak tepat yang dilakukan berupa kesalahan

subjek dalam menuliskan proses pengerjaan tanpa menggunakan teori

persamaan kuadrat. Sejalan dengan Octaviano (2012) menyatakan kesalahan

menyelesaikan bentuk aljabar disebabkan karena ketidakpahaman peserta

didik mengenai prinsip yang berkaitan.

3. Data hilang, kesalahan yang dilakukan dalam menuliskan rumus yang akan

digunakan untuk menyelesaikan soal. Hal ini terjadi dikarenakan

ketidakpahaman subjek dalam menentukan prinsip. Sejalan dengan Aqillah

(2012) bahwa kesalahan data hilang yang dilakukan peserta didik disebabkan

oleh ketidakpahaman dalam memahami soal.

4. Kesimpulan hilang, kesalahan kesimpulan hilang karena tidak menuliskan

kesimpulan atau dengan kata lain kolom kesimpulan dibiarkan kosong oleh

subjek. Sejalan dengan Puspita (2016) menyatakan bahwa peserta didik


96

melakukan kesalahan dengan tidak menuliskan kesimpulan ataupun

menuliskan kesimpulan namun salah.

5. Konflik level respon, kesalahan subjek dalam proses pencarian akar kuadrat

yang didapati nilainya tertukar. Kesalahan yang terjadi disebabkan karena

kurangnya ketelitian subjek dalam menyelesaikan soal sehingga

menghasilkan nilai akhir yang salah. Sejalan dengan pernyataan Puspita

(2016) bahwa kesalahan dalam mengoperasikan bentuk aljabar dikarenakan

kurangnya pemahaman prinsip dan ketelitian

6. Manipulasi tidak langsung, manipulasi tidak langsung yang dilakukan subjek

berupa kesalahan dengan mengarang rumus atau prinsip yang digunakan

untuk menemukan hasil akhir dengan cara yang tidak logis. Sejalan dengan

Huljannah (2015) menyatakan bahwa peserta didik menemukan jawaban

akhir dengan cara yang tidak logis disebabkan karena subjek terburu-buru.

7. Masalah hirarki keterampilan, Kesalahan yang dilakukan subjek adalah

kesalahan dalam memadukan rumus keliling dengan rumus luas dengan kata

lain mensubtitusikan data. Hal tersebut dikarenakan subjek kebingungan

dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Sejalan dengan Puspita (2016)

menyatakan bahwa peserta didik sering melakukan kesalahan dalam

mensubtitusikan nilai karena peserta didik merasa kebingungan.

8. Selain ketujuh kategoro di atas, kesalahan yang dilakukan dapat dilihat

berdasarkan jawaban yang dituliskan hanya data atau informasi pada soal.

Penyebab terjadinya kesalahan pada kriteria ini adalah kemampuan

memahami maksud soal yang rendah. Sejalan dengan pernyataan Sahriah


97

(2012) menunjukkan bahwa kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal

matematika adalah tidak menjawab soal.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan oleh peneliti pada Bab III

dan IV, dapat disimpulkan kesalahan pengerjaan soal cerita materi persamaan

kuadrat ditinjau berdasarkan kriteria Watson sebagai berikut:

1. Kesalahan pada kriteria data tidak tepat dilakukan oleh 7 subjek pada soal

S2 dengan persentase 38,89%. Sedangkan pada pengerjaan S1 tidak

didapati kesalahan dari seluruh subjek yang diambil. Subjek pada tingkat

kesalahan rendah melakukan kesalahan pada kriteria ini sebanyak 1

subjek. Subjek pada tingkat kesalahan sedang melakukan kesalahan pada

kriteria ini sebanyak 3 subjek. Subjek pada tingkat kesalahan tinggi

melakukan kesalahan pada kriteria ini sebanyak 4 subjek.

2. Kesalahan pada kriteria prosedur tidak tepat dilakukan oleh 8 subjek pada

soal S1 dengan persentase 44,44%. Banyak subjek yang mengalami

kesalahan pada pengerjaan S2 didapati sebanyak 8 subjek atau sebesar

44,44%. Subjek pada tingkat kesalahan rendah melakukan kesalahan pada

kriteria ini sebanyak 2 subjek. Subjek pada tingkat kesalahan sedang

melakukan kesalahan pada kriteria ini sebanyak 3 subjek. Subjek pada

tingkat kesalahan tinggi melakukan kesalahan pada kriteria ini sebanyak 4

subjek.

98
99

3. Kesalahan pada kriteria data hilang dilakukan oleh 7 subjek pada soal S1

dengan persentase 38,89%. Banyak subjek yang mengalami kesalahan

pada pengerjaan S2 didapati sebanyak 9 subjek atau sebesar 50%. Subjek

pada tingkat kesalahan rendah melakukan kesalahan pada kriteria ini

sebanyak 2 subjek. Subjek pada tingkat kesalahan sedang melakukan

kesalahan pada kriteria ini sebanyak 2 subjek Subjek pada tingkat

kesalahan tinggi melakukan kesalahan pada kriteria ini sebanyak 4 subjek.

4. Kesalahan pada kriteria kesimpulan hilang dilakukan oleh 8 subjek pada

soal S1 dengan persentase 44,44%. Banyak subjek yang mengalami

kesalahan pada pengerjaan S2 didapati sebanyak 7 subjek atau sebesar

38,89%. Subjek pada tingkat kesalahan rendah melakukan kesalahan pada

kriteria ini sebanyak 1 subjek. Subjek pada tingkat kesalahan sedang

melakukan kesalahan pada kriteria ini sebanyak 2 subjek. Subjek pada

tingkat kesalahan tinggi melakukan kesalahan pada kriteria ini sebanyak 4

subjek.

5. Kesalahan pada kriteria konflik level respon dilakukan oleh 6 subjek pada

soal S1 dengan persentase 33,33%. Banyak subjek yang mengalami

kesalahan pada pengerjaan S2 didapati sebanyak 5 subjek atau sebesar

27,78%. Subjek pada tingkat kesalahan rendah tidak ada yang melakukan

kesalahan pada kriteria ini. Subjek pada tingkat kesalahan sedang

melakukan kesalahan pada kriteria ini sebanyak 3 subjek. Subjek pada

tingkat kesalahan tinggi melakukan kesalahan pada kriteria ini sebanyak 4

subjek.
100

6. Kesalahan pada kriteria manipulasi tidak langsung dilakukan oleh 9 subjek

pada soal S1 dengan persentase 50%. Banyak subjek yang mengalami

kesalahan pada pengerjaan S2 didapati sebanyak 6 subjek atau sebesar

33,33%. Subjek pada tingkat kesalahan rendah melakukan kesalahan pada

kriteria ini sebanyak 2 subjek. Subjek pada tingkat kesalahan sedang

melakukan kesalahan pada kriteria ini sebanyak 3 subjek. Subjek pada

tingkat kesalahan tinggi melakukan kesalahan pada kriteria ini sebanyak 4

subjek.

7. Kesalahan pada kriteria masalah hirarki keterampilan dilakukan oleh 5

subjek pada soal S1 dengan persentase 27,78%. Banyak subjek yang

mengalami kesalahan pada pengerjaan S2 didapati sebanyak 6 subjek atau

sebesar 33,33%. Subjek pada tingkat kesalahan rendah melakukan

kesalahan pada kriteria ini sebanyak 1 subjek. Subjek pada tingkat

kesalahan sedang melakukan kesalahan pada kriteria ini sebanyak 2

subjek. Subjek pada tingkat kesalahan tinggi melakukan kesalahan pada

kriteria ini sebanyak 4 subjek.

8. Kesalahan pada kriteria selain kriteria di atas dilakukan oleh 2 subjek pada

soal S1 dengan persentase 11,11%. Banyak subjek yang mengalami

kesalahan pada pengerjaan S2 didapati sebanyak 6 subjek atau sebesar

33,33%. Subjek pada tingkat kesalahan rendah tidak melakukan kesalahan

pada kriteria ini. Subjek pada tingkat kesalahan sedang tidak melakukan

kesalahan pada kriteria ini. Subjek pada tingkat kesalahan tinggi

melakukan kesalahan pada kriteria ini sebanyak 4 subjek.


101

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan kesimpulan di atas, maka

saran yang dapat peneliti kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Guru dapat menjadikan sebagai evaluasi khususnya untuk mengetahui

sejauh mana siswa sudah memahami materi dan juga kesalahan apa saja

yang sering dilakukan oleh siswa sehingga bisa diantisipasi untuk

melakukan kesalahan pada jenjang selanjutnya.

2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan wawancara secara

mendalam terhadap subjek penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

penyebab kesalahan yang dilakukan oleh subjek.


DAFTAR RUJUKAN

Annisa, Witri Nur. 2014. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematik Melalui Pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik
Untuk Siswa SMP Negeri di Kabupaten Garut. Jurnal Pendidikan dan
Keguruan, (Online), 1(1),
(http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jp3m/article/view/Wit11/107), diakses
23 Januari 2018

Aqilah. (2012). Analisis Kessalahan Peserta Didik dalam Menyelesaikan Soal


Pembuktian Identitas Trigonometri Kelas X 1 SMA Islam Sultan Agung 1
Semarang. (Online),
(http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain--aqiilah083-
7004-1-skripsi-h.pdf) diakses 11 Mei 2018

Ayarsha, Rifan. 2016. Analisis Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan Soal


Matematika Berdasarkan Kriteria Watson. (Online),
(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33681/1/SKRI
PSI%20LENGKAP.pdf) diakses 25 Oktober 2017

Ayu S, Endah & Febrian. 2016. Dual Mode Error Analysis : Penyelesaian
Permasalahan Luas Permukaan Serta Volume Prisma dan Limas Siswa
Kelas VIII SMP. Jurnal Online Pendidikan Matematika, (Online),
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=479413&val=9782
&title=DUAL%20MODE%20ERROR%20ANALYSIS:%20PENYELES
AIAN%20PERMASALAHAN%20LUAS%20PERMUKAAN%20SERT
A%20VOLUME%20PRISMA%20DAN%20LIMAS%20SISWA%20KE
LAS%20VIII%20SMP) diakses 12 Maret 2018

Buckly, Kerry W. 2006. Mechanical Man : John Broadus Watson and The
Beginnings of Behaviorsm. New York

Fatimah, Siti Nur. 2015. Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Cerita Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linier di Kelas X SMK
Prawira Marta Kartasura Tahun Ajaran 2014/2015. (Online),
(http://eprints.ums.ac.id/33190/22/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf)
diakses 15 Januari 2018

Huljannah, Miftha. 2015. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal


Persamaan dan Identitas Trigonometri Berdasarkan Kriteria Watson di

102
103

Kelas X SMA Al-Azhar Palu. Jurnal Pendidikan Matematika,


(online),(http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/AKSIOMA/article/vie
wFile/7754/6110) diakses 12 Mei 2018

Khasanah, Ummi & Sutama. 2015. Kesulitan menyelesaikan soal cerita


matematika pada siswa SMP. Artikel Publikasi Pendidikan Matematika,
(online),(http://eprints.ums.ac.id/32806/20/10.%20ARTIKEL%20PUBLI
KASI) diakses pada 23 Januari 2018

Mahendra, Rengga. dkk. 2016. Profil Penalaran Siswa Kelas X SMA dalam
Menyelesaikan Masalah Persamaan Kuadrat Ditinjau dari Kemampuan
Awal Siswa. (Online),
(https://www.researchgate.net/publication/318089530_PROFIL_PENAL
ARAN_SISWA_KELAS_X_SMA_DALAM_MENYELESAIKAN_MA
SALAH_PERSAMAAN_KUADRAT_DITINJAU_DARI_KEMAMPU
AN_AWAL_SISWA) diakses 23 Januari 2018

Marlina, Leni. 2013. Penerapan Langkah Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Keliling dan Luas Persegi Panjang. Jurnal Elektronik Pendidikan
Matematika Tadulako, (Online),
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=129924&val=5154)
diakses 23 Januari 2018

Moleong, Lexy. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja


Rosdakarya.

Nahar, Novi Irwan. 2016. Penerapan Teori Belajar Behavioristik dalam proses
pembelajaran. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial. Jurnal Ilmu Pengetahuan
Sosial, (Online), (http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article
/download/94/94) diakses pada 11 Maret 2018

Octaviano, Y. 2012. Upaya Perbaikan Kesalahan Siswa Menyederhanakan


Operasi Bentuk Aljabar dengan Pembelajaran Kontektual. (Online),
(http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA90DF8706F516869143C
286C86A3902B.pdf) diakses 11 Mei 2018

Permana, Yanto dan Utari Sumarno. 2007. Mengembangkan Kemampuan


Penalaran dan Koneksi Matematik Siswa SMA melalui Pembelajaran
Berbasis Masalah. Jurnal Educationist. (Online), 1(2),
(http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/EDUCATIONIST/Vol._I_No._2-
Juli_2007/6_Yanto_Permana_Layout2rev.pdf) diakses 27 Januari 2018
104

Puspita, Rosa Anindya. 2016. Deskripsi Kesalahan Siswa Kelas IX SMP pada
Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Berdasarkan Klasifikasi
Watson. (Online),
(http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9797/2/T1_202012013
_Full%20text.pdf) diakses 11 Maret 2018

Retna, M., Lailatul, M. & Suhartatik. 2013. Proses Berpikir Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Berdasarkan Kemampuan
Matematika (The Student Thinking Process in Solving Math Story
Problem). Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo.
(Online). 1(2): 71-81. (http://lppm.stkippgri-sidoarjo.ac.id/files/Proses-
Berpikir-Siswa-Dalam-Menyelesaikan-Soal-Cerita-Ditinjau--
Berdasarkan-Kemampuan-Matematika.pdf) Diakses 20 Desember 2017

Sahriah, S. 2012. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal


Matematika Materi Operasi Pecahan Bentuk Aljabar Kelas VIII SMP
Negeri 2 Malang. (Online), (http://jurnal-
online.um.ac.id/data/artikel/artikel9EEC8FEB3F87AC825C375098E45CB
689.pdf) diakses 12 Mei 2018

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bangdung : Alfabeta.

Susilawati dan Febrian. 2016. Analisis Kesalahan Siswa Kelas X MIA 3 SMA
Negeri 1 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2015/2016 dalam
Menyelesaikan Permasalahan Peluang dengan Menggunakan Kategori
Kesalahan Watson. (Online),
(https://media.neliti.com/media/publications/123082-ID-analisis-
kesalahan-siswa-kelas-x-mia-3-s.pdf) diakses 11 April 2018

Tarigan, Daitin. 2014. Taksonomi SOLO dalam Analisis Kesalahan


Menyelesaikan Soal Geometri Bagi Mahasiswa PGSD. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, (Online), 20(75),
(http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpkm/article/view/4807)
diakses 12 Maret 2018

Wahyuddin, 2016. Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika


Ditinjau dari Kemampuan Verbal. Jurnal Tadris Matematika (Online), 9
(2), (http://jurnalbeta.ac.id/index.php/betaJTM/article/download/9/10)
diakses 15 Januari 2018

Wahyuni, S. 2011. Langkah-langkah Penyelesaian Masalah Verbal/ Soal Cerita


pada Materi Aljabar. (Online).
105

(http://nyobianngadamelblog.blogspot.com/2011/07/langkah-langkah-
penyelesaian-masalah_20) diakses 23 Januari 2018

Wibowo, Asmita Ratih. 2013. Pengaruh Metode Role Play Terhadap Kemampuan
Menyelesaikan Soal Cerita, UIN Jakarta.

Winarsih, K.A., Titik Sugiarti, & Khutobah. 2015. Analisis Kesalahan Siswa
Berdasarkan kategori kesalahan menurut Watson dalam Menyelesaikan
Permasalahan Pengolahan Data Siswa Kelas VI SDN Baletbaru 02
Sukowono Jember Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan dan
Keguruan. (online). 1 (1): 2,
(http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/63621/KURNI
YA%20AYU%20WINARSIH.pdf?sequence=1) diakses 20 September
2017

Yuliana, Desi. 2016. Deskripsi Kesalahan Siswa Kelas VII SMP pada Materi
Operasi Hitung Pecahan Campuran Berdasarkan Kriteria Kesalahan
Watson. (Online),
(https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd
=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjxp-
OHjYfcAhULto8KHQUnClEQFggoMAA&url=http%3A%2F%2Freposi
tory.uksw.edu%2Fbitstream%2F123456789%2F9793%2F2%2FT1_2020
12008_Full%2520text.pdf&usg=AOvVaw24pAaRLGI7An0qi8lyVTG5)
diakses 11 Mei 2018
106

Lampiran 1. Kisi-Kisi Tes Kesalahan Soal Cerita

Satuan Pendidikan : SMK YP 17 Selorejo Kelas/Semester : X/Genap


Mata Pelajaran : Matematika Alokasi Waktu : 60 menit
Pokok Bahasan : Persamaan Kuadrat Jumlah Soal : 2 soal

Kompetensi Dasar Indikator No. Soal Bentuk Soal


1. Peserta didik dapat
3.2 Menentukan menyebutkan informasi-
Penyelesaian informasi yang diberikan
persamaan kuadrat dari pertanyaan yang
3.3 Menerapkan diajukan
persmaan kudrat 2. Peserta didik memiliki
rencana pemecahan masalah
yang digunakan serta alasan
penggunaanya.
3. Peserta didik dapat 1, 2 Uraian
memecahkan masalah yang
digunakan dengan hasil
yang benar
4. Peserta didik memeriksa
kembali langkah pemecahan
yang digunakan.
107

Lampiran 2. Soal Tes

SOAL TES KESALAHAN PENGERJAAN SOAL CERITA

KELAS / SEMESTER : X / II
NAMA : ...............................................
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
KELAS : ...............................................
MATERI : PERSAMAAN KUADRAT
NO : ...............................................
ALOKASI WAKTU : 40 MENIT

PETUNJUK PENGERJAAN

A. Tulislah Nama, No. Absen dan kelas pada lembar jawaban yang telah
diberikan.
B. Bacalah dengan teliti dan cermat setiap soal yang diberikan.
C. Tulislah jawaban sesuai prosedur dan serinci mungkin pada kolom yang
sudah di sediakan.
D. Kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu
E. Cek kembali hasil pengerjaan, kemudian serahkan kepada guru jika waktu
telah habis.

Kerjakan soal berikut dengan teliti, cermat dan tepat!

1. Sebuah keramik berbentuk persegi panjang. Keliling keramik tersebut


adalah 52 cm sedangkan luasnya 160 cm2. Tentukan panjang dan lebar
keramik tersebut!

Tuliskan apa yang kamu ketahui dan ditanya pada soal tersebut!
Diketahui :

Ditanya :

Tuliskan rumus - rumus dan permisalan yang akan digunakan!


108

Selesaikan soal tersebut dengan permisalan dan rumus-rumus yang akan


kamu gunakan

Kesimpulan

2. Selembar seng berbentuk persegi panjang akan dibuat kotak tanpa tutup
dengan cara membuang persegi seluas di setiap pojoknya.
Panjang kotak tersebut 4 cm lebih dari lebarnya dan volume kotak tersebut
90 cm2. Tentukan luas alas kotak tersebut.

Tuliskan apa yang kamu ketahui dan ditanya pada soal tersebut!
Diketahui :

Ditanya :
109

Tuliskan rumus - rumus dan permisalan yang akan digunakan!

Selesaikan soal tersebut dengan permisalan dan rumus-rumus yang akan


kamu gunakan

Kesimpulan
110

Lampiran 3. Alternatif Jawaban

ALTERNATIF JAWABAN

TES KESALAHAN PENGERJAAN SOAL CERITA

No.
Indikator Penyelesaian Skor
Soal
1 Data tidak tepat Diket : Keliling = 52 m 2
(peserta didik Luas = 160 m2
dapat melakukan Ditanya : panjang dan lebar persegi
kesalahan dalam
menentukan data
yang akan
digunakan)
Prosedur tidak ( ) 2
tepat ( )
(peserta didik
dapat melakukan
kesalahan dalam
menentukan rumus
yang akan ( )
digunakan dan
kesalahan dalam ................ (1)
proses ( )
perhitungan)
( )( )

Karena sama-sama positif, maka subtitusikan


keduanya
Jika

Jika

Masalah hirarki Misal : Panjang (p) = x m 2


keterampilan Lebar (l) = y m
(bagaimana peserta
didik merubah ( )
rumus dasar ( )
menjadi rumus
yang diminta dan
keterampilan
merubah bentuk
111

aljabar lainnya) ( )

................ (1)
( )

( )( )

Data hilang ( ) 2
(data yang ( )
harusnya ada dan
digunakan menjadi
tidak ada)
Konflik level 2
respon
(tahap pengerjaan ( )
yang hilang tanpa
ada) ......... (1)
Menyelesaikan pers 1 dengan metode faktorisasi

( )( )

Jika Jika

Jika

Manipulasi tidak 2
langsung
(memperoleh ( )
jawaban yang tidak
logis) ......... (1)
Menyelesaikan pers 1 dengan metode faktorisasi

( )( )

Jika Jika

Jika
112

Kesimpulan hilang Maka, jika panjang persegi 10 m maka lebar 16 m 2


Jika panjang 16 m maka lebar 10 m
2 Data tidak tepat Diketahui : 2
(peserta didik
dapat melakukan
kesalahan dalam
menentukan data
yang akan
digunakan)
Prosedur tidak 2
tepat
(peserta didik
dapat melakukan 2 cm
kesalahan dalam
menentukan rumus y cm
yang akan
2 cm
digunakan dan
kesalahan dalam 2 cm x cm 2 cm
proses
perhitungan)
Misal :

( )

(di bagi 2)

( )( )

Untuk , tidak mungkin karena bernilai


negatif
Untuk maka

Maka, p = 9 cm
l = 5 cm
113

Luas Alas = p.l


= 9.5
= 45

Masalah hirarki 2
keterampilan 2 cm
(bagaimana peserta
didik merubah y cm
rumus dasar
2 cm
menjadi rumus
yang diminta dan 2 cm x cm 2 cm
keterampilan
merubah bentuk
Misal :
aljabar lainnya)
Data hilang 2
(data yang
harusnya ada dan
digunakan menjadi
tidak ada)
Konflik level 2
respon
(tahap pengerjaan ( )
yang hilang tanpa
ada) (di bagi 2)

( )( )

Untuk , tidak mungkin karena bernilai


negatif
Untuk maka

Maka, p = 9 cm
l = 5 cm

Luas Alas = p.l


= 9.5
= 45
Manipulasi tidak 2
langsung
(memperoleh ( )
114

jawaban yang tidak


logis) (di bagi 2)

( )( )

Untuk , tidak mungkin karena bernilai


negatif
Untuk maka

Maka, p = 9 cm
l = 5 cm

Luas Alas = p.l


= 9.5
= 45
Kesimpulan hilang Sehingga, Luas Alas yang akan di jadikan kotak 2
adalah 45 cm2
TOTAL SKOR 32
115

Lampiran 4. Rubrik Penskoran

RUBRIK PENILAIAN TES KESALAHAN PENGERJAAN SOAL CERITA

Skor
Indikator
0 1 2
Data tidak tepat Tidak dapat Dapat menuliskan Dapat menuliskan
menuliskan apa apa yang diketahui apa yang diketahui
yang diketahui dan dan ditanyakan dan ditanyakan
ditanyakan namun tidak tepat secara tepat dan
lengkap
Prosedur tidak tepat Tidak dapat Dapat menentukan Dapat menentukan
menentukan rumus rumus yang akan rumus yang akan
yang akan digunakan atau salah digunakan dan tidk
digunakan dan dalam melakukan salah dalam
salah dalam perhitungan perhitungan
perhitungan
Masalah hirarki Tidak mampu Mampu merubah Mampu merubah
keterampilan
merubah bentuk bentuk rumus baku bentuk rumus baku
rumus baku ke ke bentuk rumus ke bentuk rumus
bentuk rumus yang yang diminta ataupun yang diminta
diminta ataupun merubah bentuk ataupun merubah
merubah bentuk aljabar lainnya bentuk aljabar
aljabar lainnya namun ada lainnya dengan
kekurangan tepat dan lengkap
Data hilang Tidak mampu Mampu menuliskan Mampu menuliskan
menuliskan data data yang harus data yang harus
yang harus digunakan dalam digunakan dalam
digunakan dalam pengerjaan namun pengerjaan dengan
pengerjaan ada kekurangan tepat dan lengkap
Konflik level Tidak mampu Mampu menuliskan Mampu menuliskan
respon
116

menuliskan tahapan tahapan pengerjaan tahapan pengerjaan


pengerjaan dengan namun masih ada dengan tepat
lengkap kekurangan
Manipulasi tidak Tidak memperoleh Memperoleh jawaban Memperoleh
langsung
jawaban dengan dengan tahapan yang jawaban dengan
tahapan yang logis logis namun ada tahapan yang logis
kekurangan dengan tepat
Kesimpulan hilang Tidak mampu Mampu menuliskan Mampu menuliskan
menuliskan kesimpulan dengan kesimpulan dengan
kesimpulan dengan tepat namun ada tepat
tepat kekurangan
Selain ketujuh
kategori diatas
117

Lampiran 5. Hasil Validasi Tes Soal Cerita

1. Validator Pertama
118
119

2. Validator Kedua
120
121

Lampiran 6. Pedoman Wawancara

1. Pedoman Wawancara Peserta Didik

PEDOMAN WAWANCARA

No Tahapan Indikator Wawancara


1 Data tidak tepat Tidak mampu Coba lihat soal nomor
menyebutkan data yang (menyebutkan nomor soal)!
diberikan Ceritkan kembali, apa makna
Kesalahan dalam yang dimaksud dalam soal
memasukkan data ke tersebut?
variabel
Prinsip atau rumus yang Mengapa kamu tidak
digunakan tidak benar menuliskan apa yang diketahui
dan ditanya pada soal?
2 Prosedur tidak Menggunakan cara yang Jelaskan, bagaimana membuat
tepat tidak tepat dalam langkah-langkah yang kamu
menyelesaikan soal buat dalam menyelesaikan soal
Tidak menuliskan tersebut?
langkah-langkah yang
sesuai dengan Mengapa kamu tidak
permasalahan menuliskan langkah-langkah
Tidak menuliskan dalam menyelesaikan
langkah-langkah yang permasalahan tersebut? (jika
akan digunakan dalam peserta didik tidak menuliskan
menyelesaikan masalah langkah-langkah hasil
pengerjaan)
3 Data hilang Kurang lengkap dalam Dari jawaban nomor
memasukkan data (menyebutkan nomor soal),
jelaskan bagaimana cara untuk
menyelesaikan soal tersebut?
4 Kesimpulan hilang Tidak menggunakan data Sebutkan apa yang ditanya
yang sudah diperoleh pada soal tersebut?
untuk membuat Lalu lihat jawabanmu,
kesimpulan mengapa kamu tidak
menuliskan jawaban akhirnya
sesuai yang ditanyakan?
5 Konflik level Kurang kesiapan yang Bagaimana cara anda
respon maksimal dalam mendapatkan jawaban
menyelesaikan akhirnya?
122

permasalahan (kurang
memahami maksud soal)
Mengoperasikan data
tidak sesuai konsep

6 Manipulasi tidak Proses penyelesaian dari Jelaskan bagian (yang ditunjuk


langsung tiap tahap dilakukan pada jawaban peserta didik)
dengan alasan yang tidak bisa mendapatkan nilai
logis tersebut? (jika terdapat
Kurang teliti dalam jawaban dengan cara yang
menggunakan cara untuk tidak logis)
menyelesaikan soal

7 Masalah hirarki Melakukan kesalahan Bagaimana cara kamu


keterampilan dalam perhitungan menyelesaikan masalah yang
Melakukan kesalahan diberikan?
dalam mengubah bentuk
aljabar
8 Selain ketujuh Menulis ulang soal Mengapa jawabanmu tidak
kategori diatas sesuai dengan apa yang
Tidak menuliskan ditanyakan pada soal?
jawaban Mengapa kamu tidak
Jawaban tidak sesuai menjawab soal nomor
dengan perintah soal (menyebutkan nomor soal)?

2. Pedoman Wawancara Guru

PEDOMAN WAWANCARA GURU

Kriteria
Indikator Wawancara
Kesalahan
Data tidak Tidak mampu menyebutkan Apakah pada saat proses
tepat data yang diberikan pembelajaran bapak/ibu
(innappropri Kesalahan dalam memasukkan mengarahkan peserta didik
ate data) data ke variabel untuk menuliskan apa yang
Prinsip atau rumus yang diketahui dan ditanya pada
digunakan tidak benar soal?

Apakah peseta didik pada saat


mengerjakan soal sering tidak
menuliskan apa yang diketahui
dan ditanya?
123

Peosedur Menggunakan cara yang tidak Bagaimana kemampuan peserta


tidak tepat tepat dalam menyelesaikan soal didik tersebut dalam
(innappropri Tidak menuliskan langkah- menuliskan langkah-langkah
ate langkah yang sesuai dengan penyelesaian soal?
procedure) permasalahan
Tidak menuliskan langkah-
langkah yang akan digunakan
dalam menyelesaikan masalah
Data hilang Kurang lengkap dalam Bagaimana kebiasaan peserta
(omitted memasukkan data didik dalam menyelesaikan soal
data) yang memerlukan beberapa data
untuk di subtitusikan?
Apakah ada beberapa data yang
tidak disubtitusikan?
Kesimpulan Tidak menggunakan data yang bagaimana kebiasaan peserta
hilang sudah diperoleh untuk didik dalam menuliskan
(omitted membuat kesimpulan kesimpulan?
conclusion) Apakah peserta didik sering
tidak menuliskan kesimpulan?
Konflik level Kurang kesiapan yang Apakah peserta didik sering
respon maksimal dalam menyelesaikan mengerjakan soal non rutin atau
(response permasalahan (kurang soal cerita sehingga dapat
level conflic) memahami maksud soal) menyelesaikan permasalahan
Mengoperasikan data tidak sesuai arahan soal?
sesuai konsep
Manipulasi Proses penyelesaian dari tiap Bagaimana pesrta didik
tidak tahap dilakukan dengan alasan menyelesaikan suatu soal?
langsung yang tidak logis Apakah sering melakukan
(undirect Kurang teliti dalam proses pengerjaan yang tidak
manipulation menggunakan cara untuk logis?
) menyelesaikan soal
Masalah Melakukan kesalahan dalam Apakah peserta didik dalam
hirarki perhitungan mengubah suatu rumus sering
keterampilan Melakukan kesalahan dalam meminta tuntunan terhadap
(skills mengubah bentuk aljabar guru?
hierarchy
problem)
Kesalahan Menulis ulang soal Apakah peserta didik sering
selain tujuh Tidak menuliskan jawaban tidak mengerjakan soal yang
kategori di diberikan oleh gur?
atas (above Jawaban tidak sesuai dengan Alasan apa yang diberikan oleh
other) perintah soal peserta didik jika tidak
mengerjakan soal tersebut?
124

Lampiran 7. Hasil Validasi Pedoman Wawancara

1. Validator Pertama
125
126
127

2. Validator Kedua
128
129
130

Lampiran 8. Surat Telah Melaksanakan Penelitian


131

Lampiran 9. Hasil Wawancara Guru

Peneliti : “Apakah pada saat proses pembelajaran aakah bapak


mengarahkan peserta didik untuk menuliskan informasi pada
soal?”
Guru : “dari awal sudah saya biasakan mbak. Untuk menuliskan terlebih
dahulu informasi yang ada pada soal.”
Peneliti : “Apakah peserta didik sering tidak menyebutkan informasi pada
soal?”
Guru : “Awalnya ada beberapa yang seperti itu. Tapi, karena sudah
saya biasakna jadi tidak ada lagi yang langsung menjawab.”
Peneliti : “bagaimana kemampuan peserta didik dalam menuliskan
langkah-langkah penyelesaian soal?”
Guru : “Kemampuan menyelesaikan untuk peserta didik di kelas TKR
50% anaknya sering tidak lengkap saat menyelesaikan soal-
soal.”
Peneliti : “Apakah peserta didik sering menyelesaikan soal cerita?”
Guru : “untuk soal cerita tidak begitu sering diberikan. Namun akhir-
akhir ini saya coba biasakan kepada anak-anak untuk
menyelesaikan soal cerita.”
Peneliti : “bagaimana dengan pengerjaan peserta didik dalam proses
menyelesaikan? Apakah sering ditemui ada tahapan yang tidak
logis?”
Guru : “prosesnya banyak anak yang tiba-tiba menuliskan nilai, tanpa
ada rumus awal yang digunakan itu seperti apa.”
Peneliti : “ Apakah peserta didik sering meminta bantuan saat mengubah
rumus dasar?”
Guru : “Untuk materi-materi yang tingkat kesulitannya tidak tinggi,
anak-anak itu bisa sendiri. Kalau seperti materi trigonometri
masih kesulitan. Kalau aljabar banyak yang sudah bisa.”
Peneliti : “jika, peserta didik telah menemukan hasil akhir jawaban
apakah sering menuliskan kesimpulan?”
Guru : “kebiasaan kelas TKR memang jarang sekali menuliskan
kesimpulan. Berbeda dengan anak-anak jurusan lain.”
132

Lampiran 10. Daftar Nama Peserta Didik

Kode
Jenis
No. Nama Peserta Didik Inisial Peserta Kategori
Kelamin
Didik
1 Achmad Romadhoni AR L P1 Tinggi
2 Agung Eko Wahyudi AEW L P2 Tinggi
3 Alfansyah Yudistira AY L P3 Sedang
4 Andya Saktiano AS L P4 Sedang
5 Bagas Arianto BA L P5 Sedang
6 Candra Adi Saputra CAS L P6 Sedang
7 Dayu Purnawan DP L P7
8 Deny Eka Ardianto DEA L P8 Rendah
9 Dhimas Setiawan DS L P9 Tinggi
10 Dwi Putra Apriliyan DPA L P10 Tinggi
11 Fajar Nur Andriansyah FNA L P11 Sedang
12 Febri Nur Cahyo FNC L P12 Sedang
13 Feri Setiawan FS L P13
14 Fernanda Erik Ardiansyah FEA L P14 Rendah
15 Khalid Ahmad Dwi Prastyo KADP L P15
16 Much. Nurhuda MN L P16 Tinggi
17 Nadja Desdiyanta Putra ND L P17 Tinggi
18 Rega Lito D RLD L P18 Tinggi
19 Sandi Hadi Saputro SHS L P19 Sedang
20 Widi Antoro WA L P20 Tinggi

Keterangan:

: Rendah : Sedang : Tinggi


133

Lampiran 11. Skor Hasil Tes Setiap Indikator

Soal No. 1 Soal No. 2 Skor


NO. NAMA SISWA id ip od oc rlc um shp ao id ip od oc rlc um shp ao ∑ Kesalahan Kategori
(32-(e))
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (h)
1 Achmad Romadhoni 2 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 6 26 Tinggi
2 Agung Eko Wahyudi 2 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 4 28 Tinggi
3 Alfansyah Yudistira 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11 21 Sedang
4 Andya Saktiano 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11 21 Sedang
5 Bagas Arianto 2 1 1 0 2 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 13 19 Sedang
6 Candra Adi Saputra 2 1 1 0 2 1 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 12 20 Sedang
7 Dayu Purnawan
8 Deny Eka Ardianto 2 1 2 0 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 23 9 Rendah
9 Dhimas Setiawan 2 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 7 25 Tinggi
10 Dwi Putra Apriliyan 2 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 5 27 Tinggi
11 Fajar Nur Andriansyah 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11 21 Sedang
12 Febri Nur Cahyo 2 1 2 1 2 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 15 17 Sedang
13 Feri Setiawan
Fernanda Erik 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 0 1 2 2 2 25 7
Rendah
14 Ardiansyah
Khalid Ahmad Dwi
15 Prastyo
16 Much. Nurhuda 2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 10 22 Tinggi
17 Nadja Desdiyanta Putra 2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 10 22 Tinggi
18 Rega Lito D 2 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 5 27 Tinggi
134

19 Sandi Hadi Saputro 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11 21 Sedang


20 Widi Antoro 2 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 4 28 Tinggi
135

Lampiran 12. Dokumentasi


136

Lampiran 13. Riwayat Hidup

RWAYAT HIDUP

Annisa Fadiastuti biasa disapa Annisa

dilahirkan di Malang pada tanggal 13 Juni

1996, anak ketiga dari tiga bersaudara,

pasangan Fadchul Choliq dan Sutiasih.

Pendidikan dasar ditempuh di SD Negeri

Sengguruh tamat pada tahun 2008. Menempuh

Pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri

1 Kepanjen tamat tahun 2011. Menempuh

pendidikan kejuruan di SMK Negeri 1 Kepanjen dengan jurusan Rekayasa

Perangkat Lunak tamat tahun 2014. Semasa kuliah mengikuti organisasi Lemaga

Dakwah Mahasiswa Al-Farabi menjabat sebagai sekretaris II selama dua periode

2015-2016 dan 2016-2017. Selain itu, juga mengikuti organisasi kemahasiswaan

di Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran sebagai anggota aktif.

Anda mungkin juga menyukai