Anda di halaman 1dari 284

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

BERBASIS REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION


DENGAN KONTEKS KEMARITIMAN UNTUK MELATIH
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
PESERTA DIDIK SMA KELAS XI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana


Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

MAIMUNAH
NIM 150384202014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2019
ii
iii
iv
MOTTO

“Hai, orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan

sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

(Q.S Al-Baqarah:153)

“Berdoalah (mintalah) kepada-Ku niscaya Aku kabulkan untukmu”

(Q.S Al-Mukmin:60)

“Allah SWT tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya”

(Q.S Al-Baqarah:286)

“Jujur, Benar, Rendah Diri”

(Ibunda Hj. Bastiah)

v
PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan rahmat, taufik, dan karunia-

Nya kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Dengan

penuh rasa syukur Alhamdulillah, karya ilmiah ini dipersembahkan untuk:

 Kedua orang tua tercinta, Ibunda Hj. Bastiah dan Ayahanda H. Helmi yang

telah melantunkan doa tiada henti untuk anaknya dan pengorbanan untuk bisa

mencapai kesuksesan ini. Perjuangan orang tua sebagai seorang pedagang

biasa dilakukan dengan penuh semangat agar anak bungsunya dapat

menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana. Terima kasih untuk ibu dan ayah

karena telah menjadi orang tua terhebat yang pernah ada.

 Abang dan kakak yang tersayang, M. Sopian Atssauri, M. Khaidir, Diana, dan

Mariani yang selalu mendoakan dan memotivasi adiknya.

 Almamater tercinta:

1. SDN 072/V Kuala Tungkal

2. SMPN 2 Kuala Tungkal

3. SMAN 1 Kuala Tungkal

4. Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Maritim Raja Ali Haji.

vi
KATA PENGANTAR

Peneliti mengucapkan puji syukur kepada Allah Swt. yang telah

memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada peneliti sehingga peneliti

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta

Didik Berbasis Realistic Mathematics Education dengan Konteks Kemaritiman

untuk Melatih Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik SMA

Kelas XI”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai

derajat Sarjana Pendidikan (S. Pd.), Jurusan Pendidikan Matematika.

Peneliti dalam menyusun skripsi ini menemui hambatan dan halangan.

Berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, hambatan dan halangan yang

ditemui dalam penelitian skripsi ini dapat teratasi. Dalam kesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Syafsir Akhlus, M.Sc., selaku Rektor Universitas Maritim Raja

Ali Haji;

2. Drs. H. Abdul Malik, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji;

3. Febrian, S.Pd., M.Sc., selaku ketua jurusan Pendidikan Matematika

Universitas Maritim Raja Ali Haji;

4. Dr. Nur Izzati, S.Pd., M.Si, selaku Dosen pembimbing I yang telah banyak

meluangkan waktu dan memberikan masukan guna menyempurnakan

skripsi ini;

vii
5. Alona Dwinata, S.Si., M.Si, selaku Dosen pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktu dan membimbing peneliti;

6. Mirta Fera, S.Pd., M.Sc, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan

ilmu, komentar, saran dan kritikan yang membangun dalam skripsi ini;

7. Dra. Linda Rosmery T, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan ilmu, komentar, saran dan kritikan yang membangun dalam

skripsi ini;

8. Puji Astuti, S. Pd., M.Sc dan Rindi Antika, S.Pd., M.Pd yang telah bersedia

meluangkan waktu dan memberikan masukan terhadap produk penelitian

yang dikembangkan;

9. Rezky Ramadhona, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus

validator dalam penyusunan instrumen penelitian;

10. Seluruh Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Maritim Raja Ali Haji yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti

selama mengikuti proses perkuliahan;

11. Kedua orang tua, Ibunda Hj. Bastiah dan Ayahanda H. Helmi yang

senantiasa mendoakan dan memberikan motivasi kepada peneliti;

12. Kepala SMAN 4 Tanjungpinang, yang telah memberikan izin penelitian;

13. Deri Etika Sari, S.Pd., selaku Guru Matematika Kelas XI yang telah

memberikan masukan guna menyempurnakan produk penelitian yang

dikembangkan;

14. Peserta Didik kelas XI IPA 2 SMAN 4 Tanjungpinang, selaku subjek uji

coba penelitian;

viii
15. Teman-teman terbaik yaitu Novi Dwi Lestari, Renny Fauzila, Rosmidar

dan Nur Isnaini Fatimah yang telah memberikan semangat dalam

penyusunan skripsi ini;

16. Nina Linda Sari yang telah bersedia untuk membantu selama proses

penelitian;

17. Teman seperjuangan dalam menyusun skripsi yaitu Novia Sakina Putri,

Friska Ruth Dina S, Nielda Junika, Zainudin Ahmad Yani, Syarfina Witri,

dkk;

18. Teman-teman kelas 05 B Angkatan 2015, yang telah memberi dukungan

dan berjuang bersama dibangku perkuliahan;

19. Teman-teman seperjuangan selama PPL di SMAN 1 Tanjungpinang, yang

telah memberikan semangat dan motivasi kepada peneliti.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih belum sempurna.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati peneliti menerima saran dan kritik dari

pembaca. Semoga skripsi ini berguna bagi peneliti maupun bagi pihak yang

memerlukan khususnya bagi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Program Studi di Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Tanjungpinang, Juni 2019

Peneliti

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ............................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT .................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
ABSTRAK ........................................................................................................... xvi
ABSTRACT ....................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Batasan Masalah ....................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ........................................................ 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8
G. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian ......................................................... 9
H. Definisi Operasional ............................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 13
A. Landasan Teori ........................................................................................ 13
1. Kemampuan Pemecahan Masalah ...................................................... 13
2. Realistic Mathematics Education dengan Konteks Kemaritiman ...... 16
3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ................................................ 21
4. Model Penelitian Pengembangan ....................................................... 24
5. Pengembangan LKPD Berbasis RME dengan Konteks Kemaritiman 26

x
B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 29
C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 34
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 34
B. Model Penelitian dan Pengembangan ..................................................... 34
C. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ................................................. 35
D. Uji Coba Produk ..................................................................................... 40
1. Desain Uji Coba ................................................................................ 41
2. Subjek Uji Coba ................................................................................ 43
E. Jenis Data ................................................................................................ 43
F. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 45
G. Teknik Analisis Data............................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 56
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 56
B. Pembahasan ........................................................................................... 100
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 104
A. Simpulan .................................................................................................. 104
B. Implikasi .................................................................................................. 105
C. Saran ........................................................................................................ 106
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 107
LAMPIRAN........................................................................................................ 111
JADWAL PENELITIAN ................................................................................. 238
DOKUMENTASI ............................................................................................... 239

xi
DAFTAR TABEL

3.1 Aspek Penilaian Validitas ......................................................................... 38


3.2 Aspek Penilaian Kepraktisan LKPD ......................................................... 40
3.3 Pedoman Skor Penilaian Angket Praktikalitas .......................................... 48
3.4 Kriteria Ketuntasan Klasikal ..................................................................... 55
4.1 Kompetensi Dasar, Indikator dan Tujuan Pembelajaran .......................... 57
4.2 Sub Materi pada Barisan dan Deret .......................................................... 58
4.3 Penyisipan Karakteristik RME pada LKPD .............................................. 63
4.4 Output Validitas Butir Soal ....................................................................... 76
4.5 Output Reliabilitas Peserta Didik dan Butir Soal ..................................... 76
4.6 Output Tables Item Measure ..................................................................... 77
4.7 Tingkat Abilitas Individu melalui Pemodelan Rasch ............................... 78
4.8 Perbaikan LKPD pada Aspek Materi ....................................................... 81
4.9 Perbaikan LKPD dari Aspek Bahasa ....................................................... 85
4.10 Waktu Pelaksanaan Uji coba LKPD ......................................................... 87
4.11 Tingkat Kepraktisan LKPD dengan Person Item Map ............................. 95
4.12 Hasil Tes Peserta Didik Kelas XI IPA 2 SMAN 4 Tanjungpinang .......... 96
4.13 Kategori Peserta Didik kelas XI IPA 2 ..................................................... 98

xii
DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 33


3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan LKPD Berbasis RME dengan Konteks
Kemaritiman ............................................................................................. 42
4.1 Desain Spesifikasi Produk LKPD ............................................................. 61
4.2 Halaman Sampul Depan LKPD ................................................................ 66
4.3 Kata Pengantar .......................................................................................... 67
4.4 Daftar Isi LKPD ........................................................................................ 68
4.5 Tokoh Matematika .................................................................................... 69
4.6 Pemetaan KD, IPK, dan Tujuan Pembelajaran ......................................... 69
4.7 Petunjuk Belajar ........................................................................................ 70
4.8 Pembatas Materi ........................................................................................ 71
4.9 Materi Pembelajaran ................................................................................. 71
4.10 Kolom Pertanyaan dalam LKPD ............................................................... 72
4.11 Latihan Soal .............................................................................................. 72
4.12 Rangkuman ............................................................................................... 73
4.13 Daftar Pustaka ........................................................................................... 74
4.14 Sampul Belakang LKPD ........................................................................... 74
4.15 Modelling Peserta Didik ........................................................................... 91
4.16 Kontribusi Peserta Didik dalam Diskusi Kelompok .................................. 91
4.17 Kegiatan Interaktif .................................................................................... 92
4.18 Jawaban Peserta Didik dari Aspek Keterkaitan Antar Topik ................... 93
4.19 Nilai Separation Angket Respom Peserta Didik ...................................... 94
4.20 Output Person Item Map ........................................................................... 95
4.21 Nilai Separation Person Kelas XI IPA 2 .................................................. 98
4.22 Person Map Kelas XI IPA 2 ...................................................................... 99

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

A1. Lembar Validasi Ahli Materi ................................................................... 113


A2. Lembar Validasi Ahli Bahasa .................................................................. 130
A3. Lembar Validasi Ahli Media .................................................................... 140
A4. Lembar Validasi Kualitas Instrumen Post Tes ......................................... 147
A5. Lembar Validasi Kualitas Instrumen Angket Respon Pendidik .............. 151
A6. Lembar Validasi Kualitas Instrumen Pedoman Wawancara .................... 153
A7. Lembar Validasi RPP ............................................................................... 155
A8. Pedoman Wawancara Pendidik Matematika Wajib .................................. 157
A9. Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Terbatas .................................... 158
A10. Angket Respon Peserta Didik .................................................................. 159
A11. Angket Respon Pendidik .......................................................................... 162
A12. Kisi – kisi Soal Post Tes .......................................................................... 165
A13. Soal Post Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ................... 168
A14. Kunci Jawaban Post Tes .......................................................................... 173
A15. Pedoman Wawancara Peserta Didik yang Tidak Tuntas ......................... 182
A16. RPP .......................................................................................................... 184
A17. Rubrik Penilaian ....................................................................................... 203
B1. Analisis Kurikulum SMAN 4 Tanjungpinang ......................................... 205
B2. Hasil Wawancara Pendidik Matematika Wajib ........................................ 207
B3. Angket Terbuka Uji Coba Terbatas ......................................................... 208
B4. Hasil Post Tes Peserta Didik Kelas XII IPA 1 ......................................... 213
B5. Validitas Empiris ..................................................................................... 215
B6. Rekapitulasi Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Lapangan ............. 217
B7. Hasil Penilaian Angket Respon Pendidik ................................................ 219
B8. Hasil Post Tes Peserta Didik Kelas XI IPA 2 .......................................... 220
B9. Transkip Wawancara Peserta Didik yang Tidak Tuntas .......................... 221
C1. Produk Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis RME dengan Konteks
Kemaritiman untuk Peserta Didik SMA Kelas XI ................................... 229
D1. Surat Izin Penelitian dari FKIP UMRAH ................................................ 231

xiv
D2. Surat Rekomendasi Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan PTSP . 234
D3. Surat Rekomendasi Penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan
Riau .......................................................................................................... 236
D4. Surat Keterangan dari SMAN 4 Tanjungpinang ...................................... 237

xv
ABSTRAK

Maimunah. 2019. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Realistic


Mathematics Education dengan Konteks Kemaritiman untuk Melatih
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik SMA Kelas XI.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I: Dr.
Nur Izzati, S.Pd., M.Si. Pembimbing II: Alona Dwinata, S.Si., M.Si.

Kata Kunci: LKPD, RME, Konteks Kemaritiman, Kemampuan Pemecahan


Masalah Matematis.

Kurangnya penggunaan bahan ajar yang mampu menstimulasi peserta


didik untuk melatih kemampuan pemecahan masalah matematis dapat
menyebabkan kemampuan matematis peserta didik ini belum berkembang secara
optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan lembar kerja peserta didik
berbasis realistic mathematics education dengan konteks kemaritiman yang valid,
praktis dan efektif untuk melatih kemampuan pemecahan masalah matematis
peserta didik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Research and Development
(R&D). Data dalam penelitian dikumpulkan dengan metode tes, angket,
wawancara. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar validasi ahli,
lembar angket respon peserta didik dan pendidik, lembar tes dan pedoman
wawancara. Data dianalisis dengan analisis deskriptif untuk mengukur kevalidan
LKPD, pemodelan Rasch untuk mengukur kepraktisan LKPD, dan Kriteia
ketuntasan minimal individu maupun klasikal untuk mengukur keefektifan LKPD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKPD berbasis RME dengan konteks
kemaritiman memenuhi kriteria valid dengan dominansi penilaian berada pada
kategori baik, kriteria sangat praktis dengan dominan respon peserta didik pada
kategori praktis, serta sangat efektif dengan persentase sebesar 87% dan 67.7%
peserta didik berada pada kategori tinggi kemampuan pemecahan masalah
matematisnya.

xvi
ABSTRACT

Maimunah. 2019. Development of Student’s Worksheet Based on Realistic


Mathematics Education with Maritime Context to Train Mathematical
Problem Solving Ability of Eleventh Grade Students. Thesis. Department of
Mathematics Education. Faculty of Teacher Training and Education.
University of Maritim Raja Ali Haji. The First Advisor: Dr. Nur Izzati,
S.Pd., M.Si. The Second Advisor: Alona Dwinata, S.Si., M.Si.

Keywords: LKPD, The RME, Maritime Context, mathematical problem solving


abilities.

The lack of use of teaching materials that are able to stimulate students to
practice mathematical problem solving ability can caused by the students'
mathematical abilities does not develop optimally. This study aims to develop
student’s worksheet based on realistic mathematics education with a maritime
context which are valid, practical and effective to train students' mathematical
problem solving ability. This research is a type of Research and Development (R
& D) research. Data in the study were collected by test, questionnaires, interviews.
The instruments’s research used expert validation sheets, response sheets for
students and teachers, test sheets and interview guidelines. Data were analyzed by
descriptive analysis to measure the validity of LKPD, Rasch modeling to measure
the practicality of LKPD, and minimum individual and classical completeness
criteria to measure the effectiveness of LKPD. The results showed that RME-
based LKPD with maritime context is valid criteria with the dominance of
assessment in the good category, practical criteria with dominant responses of
students in the practical category, and very effective with a percentage of 87%,
also 67.7% of students are in the high category of mathematical problem solving
abilities.

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat

menerima atau mentransformasikan pengetahuan yang dimilikinya untuk

menumbuhkembangkan mutu kehidupan seperti yang diharapkan. Hal ini

merupakan salah satu wujud pencapaian tujuan negara sebagaimana termuat dalam

Pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui

penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

Dalam upaya mewujudkan pendidikan yang bermutu, Pemerintah telah

melakukan perubahan dalam berbagai aspek, salah satunya melalui pembaharuan

kurikulum. Pembaharuan kurikulum dilakukan untuk memenuhi tuntutan zaman

agar kualitas pendidikan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Saat ini, kurikulum

yang berlaku adalah kurikulum 2013 revisi 2017, yang mana didalamnya

matematika merupakan komponen penting yang diajarkan pada setiap jenjang

pendidikan.

Berdasarkan Permendikbud No. 58 Tahun 2016 tentang pedoman mata

pelajaran matematika disebutkan bahwa pembelajaran matematika dilakukan

untuk mencapai tujuan yang lebih ideal yakni penguasaan kecakapan matematika

yang diperlukan untuk memahami dunia disekitarnya. Namun pada faktanya,


2

masih banyak peserta didik yang merasa kesulitan dengan berbagai persoalan

matematika yang mereka dapatkan dalam materi pembelajaran. Hal ini terjadi

karena minimnya pengetahuan peserta didik terhadap berbagai manfaat ilmu

matematika yang erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pada

akhirnya, matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang abstrak, sulit dan

membingungkan. Hal ini sebagaimana diungkapkan Ruseffendi (1984) bahwa

matematika (ilmu pasti) bagi anak pada umumnya merupakan mata pelajaran yang

tidak disenangi, kalau bukan sebagai mata pelajaran yang dibenci (dalam Maulana

(2009:3). Sugesti ini terus turun temurun dan membuat matematika sebagai

pelajaran yang hanya berkutat dengan perhitungan.

Dalam rangka meminimalisir sugesti tersebut, maka pendidik dituntut

untuk dapat menerapkan pembelajaran yang bermakna. Maksud dari pembelajaran

yang bermakna adalah pendidik bisa mengarahkan peserta didik dalam

menghubungkan pengetahuan yang diperoleh dengan kehidupan sehari-hari.

Sehingga peserta didik lebih mudah memahami dan menyelesaikan masalah

matematika yang mereka temukan.

NCTM atau The National Council of Teachers of Mathematics dalam

Principles for Standard for School Mathematics menyatakan bahwa proses

pembelajaran matematika hendaknya memfasilitasi kemampuan pemecahan

masalah (problem solving), kemampuan penalaran (reasoning), kemampuan

komunikasi (communication), kemampuan koneksi (connection) dan kemampuan

representasi (representation) dalam Rahmawati (2015:5). Dari kelima jenis

kemampuan matematis tersebut, kemampuan pemecahan masalah matematis


3

merupakan salah satu permasalahan yang dialami oleh peserta didik dalam

menguasainya. Berdasarkan hasil survei oleh International Association for the

Evaluation of Educational Achievement (IEA) tahun (2015:13) dalam evaluasi

TIMSS yang menunjukkan bahwa prestasi peserta didik Indonesia bidang

matematika mendapat peringkat 46 dari 51 negara dengan skor 397. Hal ini

menunjukkan bahwa penguasaan kemampuan pemecahan masalah bagi peserta

didik di Indonesia masih rendah karena soal-soal yang bermodel TIMSS pada

umumnya mengukur tentang kemampuan pemecahan masalah matematis.

Berdasarkan hasil wawancara bersama pendidik mata pelajaran

matematika wajib yang menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah

matematis peserta didik tergantung dengan kemampuan intelektualnya dalam

bidang matematika. Jadi, peserta didik yang sebagian besar lemah dalam

pembelajaran matematika akan sulit memecahkan permasalahan begitu pula

sebaliknya. Oleh karena itu, tingkat kemampuan pemecahan masalah peserta didik

masih dikategorikan rendah.

Menurut hemat peneliti, rendahnya kemampuan pemecahan masalah

matematis peserta didik dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Misalnya,

pembelajaran yang masih berorientasi pada pendidik, lemahnya kemampuan dan

minat peserta didik terhadap pembelajaran matematika, serta minimnya

penggunaan soal-soal berbasis masalah untuk dipecahkan oleh peserta didik.

Sumber belajar yang digunakan juga kurang mampu menstimulasi peserta didik

untuk terbiasa menyelesaikan soal-soal berbasis masalah.


4

Pada umumnya, sumber belajar yang digunakan oleh pendidik berupa

buku Kemendikbud revisi 2017 dan LKS Tuntas. Namun, perangkat pembelajaran

yang dikembangkan sendiri oleh pendidik agar sesuai dengan kebutuhan peserta

didik masih kurang memfasilitasi untuk mampu melatih memecahkan masalah

karena masih berorientasi pada kemampuan berhitung. Hal ini sejalan dengan

penelitian Nuraini, Tindangen, dan Maasawet (2016:5) bahwa penggunaan

perangkat pembelajaran pada proses pembelajaran belum dilakukan secara

maksimal. Sehingga seorang pendidik wajib memiliki kesadaran terhadap bahan

ajar yang digunakan agar tepat penggunaannya dan tidak monoton dalam

pelaksanaannya.

Salah satu bahan ajar yang dapat memfasilitasi pembelajaran adalah

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). LKPD di pilih karena pendidik bisa

mendesain sendiri bahan ajar sesuai dengan kondisi peserta didiknya. LKPD dapat

disusun sedemikian rupa dengan salah satu tujuannya untuk membangun

pengetahuan peserta didik itu sendiri. Pengembangan LKPD diharapkan dapat

menjadi solusi dalam memfasilitasi serta menjadi sarana latihan bagi peserta didik

untuk mampu memecahkan masalah matematika melalui penyisipan permasalahan

yang berasal dari masalah nyata (Realistic). Penggunaan karakteristik Realistic

Mathematics Education (RME) dalam desain bahan ajar LKPD bertujuan agar

peserta didik dapat menggunakan pengalamannya, mengkonstruksi sendiri melalui

pengetahuan sebelumnya yang ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari

dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna khususnya pada pembelajaran

matematika (Mathematics Education), (Hadi, 2017:8).


5

Selain menggunakan pendekatan RME, LKPD juga dapat dikembangkan

dengan memuat konteks lingkungan alam sekitar, seperti konteks kemaritiman.

Hal tersebut dapat dilakukan karena kondisi geografis wilayah Kepulauan Riau

sebagian besar terdiri atas pulau-pulau besar dan kecil yang letak satu dengan yang

lainnya dihubungkan oleh perairan/laut (Akhirman, 2017:39), sehingga konteks

kemaritiman dapat dijadikan alternatif dalam mendukung pembelajaran yang

terhubung langsung dengan kehidupan nyata. Penelitian Amelia dan Erlina

(2017:11) menyimpulkan bahwa literasi kemaritiman guru biologi SMP Negeri di

Kabupaten Bintan dalam pembelajaran IPA khususnya biologi masih tergolong

rendah dengan persentase skor 46.6%. Salah satu penyebabnya adalah pendidik

kurang memahami secara menyeluruh tentang wawasan kemaritiman dan

keterkaitannya dengan pembelajaran. Oleh karena itu, kondisi tersebut perlu

perbaikan melalui peningkatkan kesadaran akan lingkungan sekitar dengan

mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran.

Sehubungan dengan hal tersebut, menurut penelitian Sari, Amir, dan

Risnawati (2017:73) bahwa LKPD yang dikembangkan dinyatakan valid, praktis

serta efektif dalam memfasilitasi kemampuan representasi matematis peserta didik.

Selanjutnya, penelitian Andari dan Komsiatun (2018:159) dalam penelitiannya

menyimpulkan bahwa LKPD berbasis Realistic Mathematics Education (RME)

dinyatakan layak digunakan karena telah memenuhi kriteria valid, praktis, dan

efektif serta mampu meningkatkan kemampuan matematis peserta didik.

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Realistic


6

Mathematics Education (RME) dengan konteks kemaritiman dalam pembelajaran

matematika yang dituangkan dalam judul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta

Didik Berbasis Realistic Mathematics Education dengan Konteks Kemaritiman

untuk Melatih Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik SMA

Kelas XI”.

B. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka

permasalahan akan dibatasi sebagai berikut:

1. Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah materi barisan dan deret aritmatika.

Kompetensi dasar pada silabus yang memuat materi pokok ini adalah

kompetensi dasar 3.6 dan 4.6 yang mengacu pada kurikulum 2013 revisi 2017.

2. Pokok bahasan materi dalam LKPD didesain berdasarkan karakteristik RME

yang dikemukakan oleh De Lange (1995) dalam Hadi (2017:37) dengan

konteks kemaritiman Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.

3. Soal-soal yang diberikan merupakan soal yang dapat mengukur kemampuan

pemecahan masalah matematis melalui indikatornya yaitu dari

mengidentifikasi kecukupan data sampai tahap memeriksa kebenaran solusi ke

masalah asal.
7

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas, maka rumusan

masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagaimana pengembangan lembar kerja peserta didik berbasis realistic

mathematics education dengan konteks kemaritiman yang valid, praktis serta

efektif untuk melatih kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengembangkan lembar kerja peserta didik berbasis

realistic mathematics education dengan konteks kemaritiman yang valid, praktis

serta efektif untuk melatih kemampuan pemecahan masalah matematis peserta

didik.

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang diharapkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) sebagai inovasi bahan ajar yang dapat digunakan oleh

peserta didik dalam pembelajaran. LKPD ini dibuat berdasarkan karakteristik

RME dengan konteks kemaritiman didalamnya yang dideskripsikan sebagai

berikut:

1. Bagian depan merupakan sampul LKPD yang terdiri dari judul LKPD berbasis

RME dengan konteks kemaritiman pada materi barisan dan deret aritmatika
8

kelas XI SMA. Selain itu, pada bagian ini juga memuat kata pengantar, daftar

isi serta deskripsi tokoh matematika.

2. Bagian isi LKPD terdiri dari kompetensi dasar sesuai kurikulum 2013 revisi

2017, indikator, tujuan pembelajaran, petunjuk belajar, materi pembelajaran

yang berorientasi pada masalah riil dalam kehidupan sehari-hari, latihan soal,

dan rangkuman.

3. Bagian penutup terdiri atas daftar pustaka dan biografi penulis sekaligus

sampul belakang LKPD

F. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran matematika terutama

sebagai bahan ajar yang dapat melatih kemampuan pemecahan masalah

matematis peserta didik.

2. Manfaat Praktis

Dilihat dari segi praktis, penelitian ini memberikan manfaat antara lain:

2.1 Bagi peserta didik diharapkan melalui pengembangan LKPD berbasis

RME dengan konteks kemaritiman dapat memfasilitasi dan melatih

kemampuan pemecahan masalah peserta didik.


9

2.2 Bagi pendidik diharapkan melalui pengembangan LKPD berbasis RME

dengan konteks kemaritiman dapat dijadikan salah satu alternatif bahan

ajar yang memiliki kesesuaian dan keterhubungan langsung dengan dunia

nyata.

2.3 Bagi peneliti diharapkan sebagai acuan terhadap situasi

pembelajaran yang nantinya akan dihadapi.

G. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian

Asumsi dalam penelitian ini adalah produk LKPD berbasis RME yang

dapat menjadi sarana pembelajaran sekaligus melatih kemampuan pemecahan

masalah matematis yang dimiliki oleh peserta didik. Produk LKPD yang

dikembangkan juga memiliki keterbatasan dalam implementasi produk secara luas.

Hal ini dikarenakan pelaksanaan tahap implementasi memerlukan proses dan

waktu yang lama. Serta uji coba bahan ajar harus disesuaikan dengan materi

pembelajaran yang sedang berlangsung di sekolah.

Menurut Mulyatiningsih (2014:195) menyebutkan bahwa proses

pengembangan memerlukan beberapa kali pengujian dan revisi sehingga meskipun

prosedur pengembangan dipersingkat namun didalamnya sudah mencakup proses

pengujian dan revisi maka produk yang dikembangkan mampu memenuhi ktiteria

baik, teruji secara empiris dan tidak ada kesalahan lagi. Oleh karena itu, penelitian

yang akan dilakukan hanya sampai pada tahap pengembangan.


10

H. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan persepsi antara peneliti dan pembaca, perlu

ditegaskan definisi yang berhubungan dengan penelitian ini. Definisi operasional

penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengembangan

Pengembangan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu menghasilkan dan

mengembangkan produk baru berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

sebagai bentuk tambahan inovasi dalam bahan ajar yang dapat digunakan oleh

peserta didik dengan berbasis RME dan memuat konteks kemaritiman

sehingga LKPD yang dikembangkan berbeda dari bentuk yang sudah ada.

2. LKPD

LKPD merupakan singkatan dari lembar kerja peserta didik yaitu bahan cetak

yang berisi kompetensi dasar dan indikator, tujuan pembelajaran, petunjuk

belajar, materi pembelajaran yang berorientasi pada masalah riil dalam

kehidupan sehari-hari, latihan soal, serta rangkuman. LKPD yang

dikembangkan pada penelitian ini didesain dengan beberapa komponen

penyusunannya dan mengacu pada karakteristik RME dengan konteks

kemaritiman didalamnya.

3. RME dengan Konteks Kemaritiman

Realistic Mathematics Education (RME) dengan konteks kemaritiman adalah

suatu pendekatan pembelajaran khusus untuk pembelajaran matematika yang

membawa masalah riil dalam persoalan, misalnya dengan membawa konteks


11

kemaritiman. Dalam pendesainan produk LKPD terdapat beberapa

karakteristik dari RME yaitu,

1) Memulai pembelajaran dengan penggunaan konteks. Maksudnya adalah

materi yang termuat dalam LKPD diawali dengan sebuah permasalahan

dengan konteks kemaritiman.

2) Menghubungkan dengan instrumen, dimana peserta didik mampu

membuat model matematika yang dikembangkan sendiri oleh peserta

didik berdasarkan permasalahan yang diberikan

3) Menggunakan kontribusi peserta didik. Produk LKPD memuat

serangkaian prosedur yang harus diisi oleh peserta didik untuk

menemukan suatu konsep dalam matematika, sehingga peserta didik dapat

mengkonstruksi pengetahuannya sendiri yang dapat disampaikan dalam

diskusi kelompok.

4) Pengajaran berlangsung secara interaktif. Dalam hal ini, peserta didik

diberikan kesempatan untuk mengkomunikasikan ide-idenya yang

didiskusikan dalam kelompok.

5) Terintegrasi dengan topik lain. Pada bagian ini, peserta didik mampu

untuk mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan pokok bahasan

yang lain.

Semua komponen materi yang termuat dalam LKPD dinuansakan dengan

konteks kemaritiman yang mencakup wilayah Pulau Bintan, Provinsi

Kepulauan Riau. Kemaritiman yang dimaksud adalah segala sesuatu yang


12

berkenaan dengan laut meliputi aspek manusia, lingkungan alam, dan biotanya

yang ada di Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.

4. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Pada penelitian ini, kemampuan pemecahan masalah matematis dituangkan

dalam soal latihan yang terdapat pada LKPD. Maksud dari kemampuan

pemecahan masalah matematis adalah kemampuan peserta didik dalam

1) Mengidentifikasi kecukupan data dalam memecahkan masalah;

2) Membuat model matematika dari suatu masalah;

3) Memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah

matematika;

4) Memeriksa kebenaran solusi ke masalah asal;

5) Menginterpretasikan hasil yang diperoleh.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kemampuan Pemecahan Masalah

Salah satu aspek penting dalam matematika adalah kemampuan

pemecahan masalah (problem solving). Peserta didik pada tiap jenjang pendidikan

tertentu, dituntut untuk memiliki kualitas pemecahan masalah yang baik

khususnya pada bidang ilmu matematika. Pemecahan masalah merupakan

kompetensi strategi yang ditunjukkan peserta didik dalam memahami, memilih

pendekatan dan strategi pemecahan, dan menyelesaikan model untuk

menyelesaikan masalah (Gustia Suprika, 2014:13). Abdurahman dalam penelitian

Gustia Suprika (2014:13) mendefinisikan pemecahan masalah sebagai aplikasi dari

konsep dan keterampilan. Sementara Adjie dan Maulana (2006) mengemukakan

bahwa pemecahan masalah merupakan proses penerimaan tantangan dan kerja

keras untuk menyelesaikan masalah. Jadi, aspek penting dalam masalah adalah

penyelesaian yang diperoleh tidak dapat dikerjakan dengan prosedur rutin, tetapi

harus dilaksanakan dengan berpikir keras untuk mendapatkan cara penyelesaian

suatu masalah (dalam Septiani, 2017:7).

13
14

Hendriana dan Sumarmo (2017:22) menyatakan bahwa suatu tugas

matematika digolongkan sebagai masalah matematika apabila tidak dapat segera

diperoleh cara menyelesaikannya namun harus melalui beberapa kegiatan lainnya

yang relevan. Ditinjau dari banyaknya solusi dan atau cara penyelesaiannya,

masalah matematika dapat bersifat tertutup dan terbuka. Tertutup dalam artian

bahwa masalah yang memiliki solusi dan cara penyelesaian tertentu sedangkan

terbuka adalah masalah yang mempunyai lebih dari satu atau beragam solusi dan

atau cara penyelesaian.

Pada intinya, pemecahan masalah harus dilakukan untuk mendapatkan

penyelesaian dari masalah yang ditemui dalam pembelajaran matematika.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, jelas bahwa pemecahan masalah merupakan

kemampuan yang membutuhkan penyelesaian dari masalah yang ditemukan

dengan menggunakan beberapa strategi dalam memahami masalah sehingga

individu dapat memecahkan masalah terutama yang berkaitan dengan konsep

matematis.

Menurut Yarmayani (2016:15), pemecahan masalah dalam matematika

adalah proses menemukan jawaban dari suatu pertanyaan yang terdapat dalam

suatu cerita, teks, tugas-tugas dan situasi-situasi dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga, tes kemampuan pemecahan masalah dirancang melalui soal cerita

singkat yang bernuansa kemaritiman dimana penyelesaiannya tidak diketahui

secara langsung dan peserta didik perlu menganalisis pemecahan masalahnya

terlebih dahulu.
15

Dalam kurikulum nasional, kemampuan pemecahan masalah termuat

pada kemampuan standar menurut Depdiknas. Menurut Polya dalam Hendriana

dan Sumarmo (2017:23) merinci langkah-langkah kegiatan memecahkan masalah

sebagai berikut:

1) Kegiatan memahami masalah

2) Kegiatan merencanakan atau merancang strategi pemecahan masalah

3) Kegiatan melaksanakan perhitungan

4) Kegiatan memeriksa kembali kebenaran hasil atau solusi.

Sementara itu, indikator kemampuan pemecahan masalah menurut Sumarmo

(2012:13) adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kecukupan data dalam memecahkan masalah.


2. Membuat model matematika dari suatu masalah dan menyelesaikannya.
3. Memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah
matematika,
4. Menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal, serta memeriksa
kebenaran hasil atau jawaban.

Selanjutnya, menurut Hendriana dan Sumarmo (2017:77) bahwa

indikator pemecahan masalah matematika adalah pertama, mengidentifikasi data

diketahui, data ditanyakan, kecukupan data untuk pemecahan masalah. Kedua,

mengidentifikasi strategi yang dapat ditempuh. Ketiga, menyelesaikan model

matematika disertai alasan. Keempat, memeriksa kebenaran solusi yang diperoleh.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, indikator kemampuan pemecahan

masalah matematis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi data yang diketahui, ditanyakan, kecukupan data untuk

pemecahan masalah
16

2. Menyusun model matematika dari suatu masalah dalam bentuk gambar dan

atau ekspresi matematika

3. Memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika

berdasarkan gambar dan atau ekspresi matematika yang telah disusun

4. Memeriksa kebenaran solusi yang diperoleh

5. Menginterpretasikan solusi yang diperoleh

Jadi, kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu aspek

penting yang menjadi perhatian peneliti. Indikator pemecahan masalah matematis

digunakan peneliti dalam menganalisis hasil tes tertulis peserta didik dalam

mengukur keefektifan penggunaan bahan ajar LKPD untuk melatih kemampuan

pemecahan masalah peserta didik.

2. Realistic Mathematics Education dengan Konteks Kemaritiman

Realistic Mathematics Education (RME) merupakan suatu pendekatan

yang menjanjikan dalam pembelajaran matematika. Berbagai kajian menyebutkan

bahwa RME berpotensi meningkatkan pemahaman matematika peserta didik. Hadi

(2017:8) mengatakan bahwa RME menggabungkan pandangan tentang apa itu

matematika, bagaimana peserta didik belajar matematika, dan bagaimana

matematika harus diajarkan. Sementara menurut Gravemeijer (1997),

pembelajaran matematika realistik adalah suatu pendekatan pembelajaran dari

pendidikan matematika realistik (PMR) yang berasal dari kata Realistic

Mathematis Education (RME), didasari dari pandangan bahwa matematika sebagai

aktivitas manusia (Athar, 2012:336).


17

Pada PMR, pendidik harus mengembangkan pengajaran yang interaktif

dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara aktif berpartisipasi

dalam proses belajar mereka sendiri. Menurut Freudenthal, peserta didik tidak

boleh dipandang sebagai passive receivers of ready-made mathematics (penerima

pasif matematika yang sudah jadi atau diolah). Menurutnya pendidikan harus

mengarahkan peserta didik kepada penggunaan berbagai situasi dan kesempatan

untuk menemukan kembali matematika dengan cara mereka sendiri (Hadi 2017:8).

Secara garis besar, definisi RME sebagai salah satu pendekatan pembelajaran

menekankan pada masalah yang real (nyata) dimana terhubung langsung dengan

kehidupan sehari-hari peserta didik.

Berdasarkan teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa RME

merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang membawa masalah real sesuai

dengan kehidupan nyata dan dialami oleh peserta didik agar dapat bergerak aktif,

berkolaborasi dan memperoleh pengalaman pembelajaran khususnya pada mata

pelajaran matematika.

Salah satu masalah real dalam RME adalah konteks kemaritiman.

Kemaritiman adalah konteks lingkungan yang secara geografis terdiri atas lautan

yang kaya akan sumber daya alamnya. Kemaritiman secara umum menyangkut

semua yang berhubungan dengan laut. Menurut KBBI, maritim diartikan sebagai

berkenaan dengan laut dan berhubungan dengan pelayaran serta perdagangan di

laut. Sedangkan kemaritiman adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

masalah maritim. Menurut Wiradnyana (2016:28), kemaritiman menyangkut aspek

manusia, lingkungan alam dan biotanya. Jadi, secara umum kemaritiman dapat
18

diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan laut meliputi aspek

manusia, lingkungan alam dan biotanya.

Seperti yang diketahui bahwa Provinsi Kepulauan Riau sebagai wilayah

kepulauan maritim yang ada di Indonesia memiliki komposisi sebesar 4% luas

daratan dan 96% luas lautan (Chaidir Mirza dkk., 2017:64). Dalam desain produk

LKPD dengan konteks kemaritiman yang dimuat mencakup wilayah Pulau Bintan,

Provinsi Kepulauan Riau. Sehingga, masalah nyata dalam RME adalah yang

bernuansa kemaritiman. Untuk penelitian ini, aspek kemaritiman yang digunakan

adalah aspek manusia, lingkungan alam, dan biotanya. Aspek manusia bisa

meliputi aspek mata pencaharian dan budaya maritim yang ada di Pulau Bintan.

Aspek lingkungan alam meliputi kondisi geografis wilayah Provinsi Kepulauan

Riau, dan biotanya berupa sumber daya yang ada di laut.

Karakteristik RME dengan konteks kemaritiman yang termuat dalam

LKPD sebagaimana diungkapkan oleh Gravemeijer (1997) adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan masalah yang kontekstual. Proses pembelajaran diawali dengan

masalah kontekstual. Salah satu masalah dalam kehidupan sehari-hari yaitu

konteks kemaritiman.

2. Menghubungkan dengan instrumen (bridging by vertical instrument) yang bisa

berupa model, skema, diagram ataupun simbol sebagai jembatan antara level

pemahaman yang satu ke level pemahaman yang lain.

3. Kontribusi peserta didik (student contribution) yaitu penggunaan kontribusi

peserta didik dalam konstruksi dan produksi peserta didik sendiri yang

mengarahkan mereka dari metode informal ke arah yang lebih formal.


19

4. Kegiatan interaktif (interactivity) dimana setelah berkontribusi peserta didik

mengkomunikasikan hasil konstruksi pemikirannya melalui diskusi kelompok

sehingga pengajaran berlangsung secara interaktif.

5. Terintegrasi dengan topik lain (interwining) yaitu terdapat keterkaitan di antara

berbagai bagian dari materi pembelajaran berupa struktur dan konsep

matematika (Athar, 2012:338).

Penelitian ini dibatasi pada cakupan materi barisan dan deret aritmatika.

Materi ini dipilih karena bisa diterapkan pendekatan RME yang membawa

masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan silabus SMA kurikulum

2013 revisi 2017 yang mengacu pada kompetensi dasar 3.6 dan 4.6. Deskripsi

materi barisan aritmatika adalah sebagai berikut

2.1 Barisan Aritmatika

Barisan aritmatika adalah barisan bilangan yang beda setiap dua suku

yang berurutan adalah sama. Beda dua suku yang berurutan pada barisan

aritmatika dinotasikan dan dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

bilangan asli

Suku ke-

suku ke-
20

Jika , merupakan suku-suku barisan aritmatika. Rumus

suku ke- barisan tersebut dinyatakan sebagai berikut:

Keterangan:

suku pertama barisan aritmatika

beda barisan aritmatika

banyak suku barisan aritmatika

2.2 Deret Aritmatika

Deret aritmatika adalah penjumlahan berurut suku-suku suatu barisan

aritmatika. Deret aritmatika disebut juga deret hitung karena perbedaan antar

sukunya dihitung berdasarkan operasi penjumlahan. Rumus jumlah suku

pertama deret aritmatika adalah:

atau

Dimana:

Suku pertama

Banyak suku

Suku ke- barisan aritmatika juga dapat dihitung dengan rumus:


21

Jumlah suku pertama

Jumlah suku pertama

Jadi, materi barisan dan deret aritmatika merupakan materi yang dipilih

untuk dimuat dalam produk LKPD. Pengembangan LKPD disesuaikan dengan

pemaparan yang ada pada materi ini berdasarkan kompetensi dasar yang telah

disebutkan sebelumnya yang mana pendesainannya menggunakan karakteristik

RME dengan konteks kemaritiman. Selain itu, kajian ini berusaha

menumbuhkembangkan kesadaran akan pentingnya pengetahuan tentang geografis

wilayah Kepri yang sebagian besar terdiri atas laut terutama yang bisa dikaitkan ke

dalam pembelajaran.

3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran-lembaran berisi

tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik (Depdiknas, 2008:13). Lembar

kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu

tugas. Prastowo (2015:204) mengatakan bahwa LKPD merupakan suatu bahan ajar

cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan

petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang mesti dikerjakan oleh

peserta didik yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai.

Definisi LKPD menurut Depdiknas lebih memfokuskan pada kumpulan

lembaran tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Sementara Prastowo
22

mengatakan bahwa LKPD tidak hanya sekedar berisi lembaran tugas akan tetapi

LKPD adalah bahan ajar yang didalamnya menyangkut materi serta bahan yang

akan disampaikan kepada peserta didik. Sehingga dari kedua pernyataan diatas

disimpulkan bahwa LKPD adalah lembar kegiatan peserta didik yang disusun

dalam bentuk lembaran yang berisi tentang materi, ringkasan, petunjuk, dan

serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.

Dalam menyiapkan lembar kerja peserta didik ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan seperti unsur-unsur LKPD, macam-macam bentuk LKPD dan

langkah-langkah pembuatan LKPD menurut Prastowo (2015:207-215) sebagai

berikut:

1. Unsur-unsur LKPD

Dilihat dari strukturnya, bahan ajar LKPD terdiri dari 6 unsur utama yang

meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok,

informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian. Sedangkan dari

sisi formatnya, LKPD memuat 8 unsur yaitu judul, kompetensi dasar yang

akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus

dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan. Jadi, penelitian ini memuat

semua unsur yang dilihat dari struktur maupun format dari LKPD.

2. Langkah-langkah Penyusunan LKPD

Langkah pembuatan LKPD seperti berikut ini:

1) Analisis kurikulum. Pada tahap ini dilakukan penentuan materi-materi

mana saja yang memerlukan bahan ajar LKPD.


23

2) Menyusun peta kebutuhan LKPD. Langkah ini bertujuan untuk mengetahui

jumlah LKPD yang harus ditulis kemudian juga bisa melihat sekuensi atau

urutan LKPD-nya.

3) Menentukan judul LKPD. Judul LKPD ditentukan atas dasar kompetensi

dasar, materi pokok atau pengalaman belajar yang terdapat dalam

kurikulum.

4) Penulisan LKPD. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

pertama, merumuskan kompetensi dasar. Kedua, menentukan alat

penilaian. Ketiga, menyusun materi. Keempat, memperhatikan struktur

LKPD.

Penelitian yang akan dilakukan disesuaikan dengan LKPD yang

membantu peserta didik dalam menemukan suatu konsep. Hal ini dikarenakan

jenis LKPD ini sangat sesuai dengan prinsip konstruktivisme yang relevan dengan

kurikulum 2013 dalam membangun pengetahuan peserta didik itu sendiri. Ciri-ciri

dari LKPD ini adalah menunjukkan terlebih dahulu suatu fenomena yang bersifat

konkret, sederhana, dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari.

LKPD jenis ini memuat apa yang harus dilakukan peserta didik, misalkan

saja melakukan, mengamati, dan menganalisis. Oleh karena itu, perlu dirumuskan

langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik dan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengamati fenomena hasil kegiatan. Selanjutnya,

diberikan pertanyaan analisis yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk

mengkaitkan fenomena hasil kegiatan dengan konsep baru yang dipelajari.


24

Sehingga terbentuklah suatu pengetahuan baru yang dikonstruksi sendiri oleh

peserta didik.

Berdasarkan pemaparan diatas, LKPD merupakan komponen utama yang

akan dikembangkan oleh peneliti dalam penelitian ini. Kajian teori ini memberikan

kontribusi yang sangat penting sebelum melakukan penelitian. Peneliti bisa

menggunakan kajian ini sebagai acuan yang dapat mengarahkan peneliti untuk

mendesain LKPD sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan.

4. Model Penelitian Pengembangan

Model dalam psikologi kognitif berarti sebuah penjelasan melalui sebuah

proses. Model mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan mulai dari awal sampai

akhir. Model dalam bidang pendidikan yang dipaparkan disini adalah model yang

berasal dari hasil pemikiran, masih bersifat konseptual dan pelaksanaannya

terorganisir mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada evaluasi hasilnya

(Mulyatiningsih, 2014:162).

Dalam model penelitian pengembangan terdapat proses pengembangan

suatu produk hingga proses akhirnya yaitu tahap penyebarluasan. Model ini juga

bisa menjadi pertimbangan peneliti dalam mengembangkan produknya melalui

beberapa tahapan. Sehingga dapat diartikan bahwa model penelitian

pengembangan merupakan seluruh proses yang dilalui berdasarkan beberapa

tahapan dalam menghasilkan suatu produk tertentu. Model yang dikembangkan

dapat berupa model pembelajaran, model pelatihan, model pelayanan, model


25

pengujian dan sebagainya. Dalam penelitian ini, akan dikembangkan suatu produk

berupa lembar kerja peserta didik (LKPD).

Pengembangan yang berkaitan dengan sistem pembelajaran dipaparkan

menjadi dua model penelitian dan pengembangan dalam Mulyatiningsih

(2014:194) yaitu model 4D dan model ADDIE. Model 4D merupakan singkatan

dari Define, Design, Development and Dissemination yang dikembangkan oleh

Thiagarajan (1974) dalam Mulyatiningsih (2014:195). Model ADDIE merupakan

singkatan dari Analysis, Design, Development or Production, Implementation or

Delivery and Evaluations yang dikembangkan oleh Dick and Carry (1996). Pada

penelitian ini disepakati untuk menggunakan model pengembangan Dick dan

Carey. Alasan peneliti menggunakan model ini karena lebih mudah dipahami

dalam setiap langkah-langkah pembentukan produknya.

Model ADDIE terdiri pada beberapa tahapan yaitu:

1) Analisis (Analysis). Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah analisis

kurikulum, analisis kondisi peserta didik dan analisis materi yang akan dimuat

dalam LKPD sebelum produk ini dirancang.

2) Desain (Design). Selanjutnya adalah perancangan produk berupa LKPD yang

meliputi beberapa unsur seperti yang termuat dalam Prastowo (2015:208)

yang mendukung terbentuknya sebuah lembar kerja peserta didik.

3) Pengembangan (Development). Pada bagian ini, produk yang sudah dirancang

akan dikembangkan, kemudian divalidasi oleh beberapa pakar/ahli dalam

bidang ini yang meliputi ahli bahasa, materi dan media. Setelah dinyatakan

valid, maka produk LKPD dilakukan ujicoba pada subjek penelitian untuk
26

mengetahui kepraktisan dan keefektifan produk dalam melatih kemampuan

pemecahan masalah peserta didik.

4) Penerapan (Implementation). Pada tahap ini, produk yang sudah dikembangkan

dan telah melalui tahapan revisi setelah dikembangkan bisa diterapkan untuk

beberapa sekolah atau dalam skala yang lebih luas.

5) Evaluasi (Evaluation). Kegiatan terakhir yang dilakukan adalah mengukur

ketercapaian tujuan pengembangan produk, mengukur dan menilai hasil

belajar peserta didik, serta mengukur apa yang telah mampu dicapai oleh

sasaran.

5. Pengembangan LKPD Berbasis RME dengan Konteks Kemaritiman

Pengembangan lembar kerja peserta didik berbasis realistic mathematics

education dengan konteks kemaritiman dikembangkan melalui tahapan analisis,

desain produk, dan pengembangan (ADD). Deskripsi pengembangan produk

sebagai berikut:

1. Tahap Analisis

Pada tahap ini, dilakukan analisis terlebih dahulu yaitu analisis kurikulum,

analisis materi dan kondisi peserta didik.

2. Tahap Desain

Pada tahap ini, dilakukan perancangan produk LKPD berbasis RME dengan

konteks kemaritiman. Rancangan yang dibuat masih bersifat konseptual

mengenai spesifikasi produk LKPD yang akan dikembangkan. Dalam hal ini
27

juga mencakup tata urutan LKPD berdasarkan sistematika komponen LKPD

yang akan disusun.

3. Tahap Pengembangan

Kegiatan pertama yang dilakukan pada tahap pengembangan adalah membuat

LKPD yang sudah dirancang, dengan berpedoman pada karakteristik

pendekatan RME yang dideskripsikan sebagai berikut: 1) Penggunaan konteks

dengan diawali permasalahan, 2) Menghubungkan dengan instrumen, 3)

Menggunakan kontribusi peserta didik, 4) Interaktivitas, dan 5) Terintegrasi

dengan topik lain.

Struktur LKPD pada kriteria pertama disajikan dengan pemberian

masalah singkat dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan unsur-unsur hasil

perikanan. Pada bagian ini merupakan langkah pengunaan konteks dengan

melibatkan karakteristik RME kemaritiman yaitu membawa masalah nyata yang

sesuai dengan kondisi geografis wilayah Pulau Bintan.

Selanjutnya menurut kriteria kedua, peserta didik akan berdiskusi

bersama temannya dalam kelompok untuk bertukar informasi. Bagian ini, peserta

didik menciptakan model matematika dari permasalahan yang diberikan dalam

LKPD. Langkah kedua ini merupakan langkah menghubungkan dengan instrumen

yaitu mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan sendiri konstruksi

pengetahuannya. Langkah ketiga, peserta didik berkontribusi besar dalam proses

pembelajaran. Pada kegiatan, peserta didik menjawab pertanyaan yang termuat

sehingga peserta didik mengkonstruksi pemikirannya sendiri.


28

Pada langkah keempat, peserta didik mengkomunikasikan hasil

diskusinya kemudian mengintegrasikan atau menghubungkan berbagai struktur

dan konsep matematika yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan.

Berdasarkan langkah-langkah karakteristik RME dengan konteks kemaritiman,

peserta didik akan digiring membentuk pengetahuannya sendiri terhadap masalah

nyata yang termuat dalam LKPD dan melibatkannya aktif dalam proses

pembelajaran. Selain itu, bahan ajar ini juga sebagai salah satu sarana untuk

melatih kemampuan pemecahan masalah matematis yang dimiliki oleh peserta

didik.

Pada bagian akhir LKPD, terdapat beberapa soal latihan kompetensi

berupa tes kemampuan pemecahan masalah yang dapat menjadi sarana latihan

bagi peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-

hari. Setelah draft LKPD telah disiapkan, maka draft tersebut divalidasi oleh pakar

untuk mengetahui validitas produk. Apabila ditemukan kelemahan, maka produk

akan diperbaiki agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Setelah produk

dinyatakan valid, maka kegiatan berikutnya adalah uji coba pada kelompok

terbatas untuk mengetahui tingkat keterbacaan, konstruksi materi dan bahasa yang

di uji coba pada sekelompok peserta didik. Setelah menemui kekurangan,

dilakukan revisi terhadap rancangan produk. Lalu, pada akhirnya diujicobakan

pada kelompok besar untuk mengetahui praktikalitas produk dan efektifitasnya

untuk melatih kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.


29

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sari, Amir, dan Risnawati (2017) dengan judul,

“PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS

PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK

MEMFASILITASI KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS

PESERTA DIDIK SMP”.

Relevansi studi ini dengan studi yang akan dilakukan adalah jenis

penelitian yang digunakan yaitu Research and Development (R & D) dan

menguji suatu produk berupa lembar kerja peserta didik. Selain itu, studi

terdahulu berbasis RME yang sama dengan penelitian yang akan peneliti

lakukan dan produk yang dikembangkan sekaligus menjadi salah satu wadah

untuk mengukur kemampuan matematis peserta didik. Hasil penelitian

terdahulu yaitu menghasilkan suatu produk LKPD yang memenuhi kriteria

valid dan praktis.

Perbedaan dengan studi yang akan dilakukan terletak pada model

penelitian dan pengembangan yang digunakan dimana studi terdahulu

menggunakan model 4D, sedangkan studi yang akan diteliti menggunakan

model ADDIE, serta studi yang akan dilakukan juga memuat karakteristik

RME kemaritiman yang berbeda dengan studi terdahulu.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Andari dan Komsiatun (2018) yang berjudul

“PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN REALISTIC

MATHEMATICS EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MATEMATIS PESERTA DIDIK”.


30

Relevansi studi ini dengan studi yang dilakukan terletak pada jenis

penelitian yang sama-sama menggunakan jenis penelitian pengembangan dan

berbasis RME yang juga sama dengan peneliti lakukan. Hasil penelitian ini

juga menghasilkan suatu produk berupa LKPD. Perbedaan dengan studi yang

akan dilakukan yaitu terletak pada model penelitian dan pengembangan yang

digunakan dimana studi terdahulu menggunakan model 4D, sedangkan studi

yang akan dilakukan menggunakan model ADDIE. Selain itu, materi yang

termuat dalam produk LKPD dan studi yang akan dilakukan juga memuat

karakteristik RME kemaritiman yang tidak ada di studi sebelumnya.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari, Afri, dan Richardo (2016) dengan judul

“PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS

PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI PLSV

KELAS VII SMP”.

Relevansi penelitian ini dengan penelitian selanjutnya sama seperti

sebelumnya terletak pada hasil penelitian yang menghasilkan suatu produk

berupa LKPD, jenis penelitian pengembangan dan menggunakan pendekatan

pembelajaran realistik atau RME. Perbedaannya terletak pada model penelitian

pengembangan yang menggunakan model 4D, materi dalam LKPD, serta

tingkat satuan pendidikan serta penelitian yang akan dilakukan memuat

karakteristik RME kemaritiman.

Berdasarkan deskripsi penelitian relevan diatas dapat disimpulkan

bahwa penelitian yang relevan dengan penelitian selanjutnya terletak pada

jenis penelitian yang menghasilkan produk LKPD, pendekatan penelitian


31

pengembangan dan produk LKPD yang didesain menggunakan pendekatan

RME. Perbedaan mencolok terletak pada model penelitian pengembangan

yang digunakan dan materi yang termuat dalam LKPD yang berbeda satu sama

lain.

Mengkaji studi relevan ini sangat diperlukan sebelum melakukan

penelitian. Hal ini dilakukan agar tidak mengulangi topik penelitian yang sama,

menghasilkan sesuatu yang baru, dan menghindari pelanggaran etika ilmiah atau

plagiarism.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran matematika yang diselenggarakan disekolah mempunyai

tujuan salah satunya agar peserta didik mampu mengkonstruksi pengetahuannya

sendiri terutama yang berkenaan dengan kemampuan pemecahan masalah. Namun

dilihat dari hasil laporan TIMSS, peserta didik Indonesia menduduki peringkat

bawah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis

peserta didik masih rendah, karena soal yang diujikan dalam TIMSS pada

umumnya mengukur tentang kemampuan pemecahan masalah. Menurut hemat

peneliti, penggunaan soal-soal berbasis masalah juga jarang digunakan ketika

belajar, sehingga peserta didik belum terbiasa dengan soal-soal berbasis masalah.

Oleh karena itu, diperlukan salah satu sarana yang dapat melatih kemampuan

pemecahan masalah peserta didik yaitu melalui bahan ajar Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD).
32

Namun, LKPD yang digunakan pada umumnya masih berorientasi pada

kemampuan berhitung dan belum bisa menjadi salah satu wadah untuk melatih

kemampuan matematis peserta didik. Sehingga pada akhirnya, penggunaan LKPD

masih belum optimal. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengembangkan

bahan ajar LKPD yang bertujuan untuk menemukan suatu konsep sekaligus

menjadi sarana untuk melatih kemampuan matematis seperti pemecahan masalah.

LKPD yang dikembangkan oleh peneliti juga berbasis Realistic Mathematics

Education (RME) yang merupakan suatu pendekatan pembelajaran khusus untuk

bidang matematika. Salah satu karakteristik RME adalah memuat masalah nyata

yang ada di lingkungan alam sekitar. Dalam hal ini, peneliti menggunakan konteks

kemaritiman karena kondisi geografis Provinsi Kepulauan Riau merupakan

wilayah kemaritiman.

Produk yang sudah dikembangkan akan divalidasi oleh beberapa

pakar/ahli dalam bidang ini untuk mengukur kevalidan bahan ajar. Setelah itu,

produk yang sudah dinyatakan valid akan diujicobakan terbatas untuk mengetahui

kelayakan produk yang digunakan oleh peserta didik. Apabila ditemukan

kelemahan, produk diperbaiki dan di uji coba kepada subjek penelitian. Tahap

tersebut dilakukan untuk mengetahui kepraktisan dan keefektifan LKPD untuk

melatih kemampuan pemecahan masalah peserta didik melalui tes pemecahan

masalah. Pada akhirnya, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu

produk berupa LKPD yang valid, praktis dan efektif untuk melatih kemampuan

pemecahan masalah peserta didik. Kerangka berpikir yang disajikan diatas dapat

dilihat pada Gambar 2.1.


33

Kondisi Awal

1. Kemampuan pemecahan masalah peserta didik belum


berkembang secara optimal sehingga tingkat kemampuan
matematis ini masih rendah pencapaiannya.
2. Minimnya penggunaan bahan ajar yang mampu menstimulasi
peserta didik untuk melatih kemampuan pemecahan masalah.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat melatih peserta didik


dalam memecahkan masalah adalah pendekatan RME. Dalam hal ini,
masalah RME yang digunakan adalah konteks kemaritiman.

Pengembangan bahan ajar LKPD berbasis RME dengan konteks


kemaritiman

Tahap Analisis Tahap Desain Tahap Pengembangan

Analisis kurikulum, Desain produk Pengembangan desain


materi dan kondisi berbasis RME dengan produk melalui tahapan
konteks kemaritiman validasi oleh beberapa
peserta didik
ahli

Uji Coba Produk

Uji Kepraktisan dan


Keefektifan

Hasilnya adalah produk LKPD Berbasis RME


dengan Konteks Kemaritiman untuk Melatih
Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development (R &

D) atau dikenal dengan penelitian pengembangan. Tujuan dilakukan penelitian ini

adalah untuk mengembangkan produk berupa bahan ajar Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) berbasis RME dengan konteks kemaritiman. Penelitian ini

diujicobakan untuk mengetahui kevalidan, kepraktisan serta efektifitasnya untuk

melatih kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.

B. Model Penelitian dan Pengembangan

Model pengembangan yang digunakan untuk penelitian adalah model

pengembangan yang merujuk pada model pengembangan Dick and Carry (1996),

namun peneliti hanya menerapkan sebagian dari model tersebut yang terdiri atas

tahapan Analysis, Design, Development (ADD). Model pengembangan ini

termasuk dalam model pengembangan konseptual yang bersifat analitis dan

memberikan komponen produk yang akan dikembangkan serta memiliki

keterkaitan antar komponen.

34
35

C. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Prosedur penelitian pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

berbasis RME dengan konteks kemaritiman menggunakan model ADD yang

terdiri atas tahapan Analysis, Desain, Development (ADD) dideskripsikan sebagai

berikut:

a. Tahap Analisis (Analysis)

Pada tahap analisis dilakukan analisis kurikulum, analisis materi, dan

analisis kondisi peserta didik. Pertama, analisis kurikulum dilakukan untuk

menetapkan pada kompetensi yang mana bahan ajar tersebut dikembangkan.

Analisis kurikulum diperlukan karena ada kemungkinan tidak semua kompetensi

yang ada dalam kurikulum dapat disediakan bahan ajarnya. Berdasarkan observasi

peneliti sebelum melakukan penelitian, diketahui bahwa kurikulum yang

digunakan oleh SMAN 4 Tanjungpinang adalah kurikulum 2013 revisi 2017.

Kedua, analisis materi yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

materi utama yang perlu diajarkan, mengumpulkan dan memilih materi yang

relevan, dan menyusunnya kembali secara sistematis. Subjek penelitian ini

menggunakan buku Kemendikbud edisi revisi 2017 dan LKS Tuntas yang

didalamnya memuat 4 bab yaitu barisan, limit fungsi, turunan dan integral tak

tentu. Peneliti memilih materi dengan cara mengidentifikasi materi yang relevan

dengan landasan pengembangan LKPD yaitu pendekatan RME. Oleh karena itu,

materi yang dipilih peneliti untuk dimuat dalam LKPD adalah materi barisan dan

deret aritmatika karena materi ini bisa disesuaikan dengan masalah realistik dan

dapat disediakan bahan ajar berupa LKPD.


36

Ketiga, analisis kondisi peserta didik yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan awal matematika peserta didik terhadap pembelajaran matematika.

Peneliti beranggapan bahwa kemampuan awal matematika peserta didik kelas XI

SMAN 4 Tanjungpinang tergantung pada kemampuan dan minatnya terhadap

pembelajaran matematika. Hal ini peneliti ketahui berdasarkan wawancara dengan

pendidik mata pelajaran matematika wajib yang mengatakan bahwa kemampuan

matematis peserta didik bervariasi dan tergantung juga pada minatnya dalam

belajar matematika. Sebagian peserta didik kelas XI memiliki minat belajar

matematika yang baik dan ada juga sebagian kelompok peserta didik menganggap

bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit dipahami terutama yang

berkaitan dengan proses pemecahan masalah matematis. Oleh karena itu, peneliti

ingin mengembangkan bahan ajar LKPD sebagai tambahan inovasi bahan ajar

yang sekaligus menjadi wadah bagi peserta didik untuk melatih kemampuan

pemecahan masalah matematisnya.

b. Tahap Desain (Design)

Tahap perancangan atau desain dilakukan untuk merancang produk

LKPD sesudah melakukan tahap analisis. Tahap perencanaan yang dilakukan

dengan merancang spesifikasi produk LKPD yang akan dikembangkan,

merancang soal dan kunci jawaban. Kegiatan yang dilakukan pada perancangan

spesifikasi produk LKPD yaitu melakukan pengorganisasian sistematika LKPD

mulai dari cover LKPD, urutan komponen isi LKPD hingga bagian penutupnya

yang akan dikembangkan dengan menggunakan software Microsoft Ofiice Word

2010.
37

c. Tahap Pengembangan (Development)

Tahap ini dilakukan pembuatan produk LKPD yang telah dirancang

tampilan dan isinya menggunakan software yang telah ditentukan. Deskripsi

langkah-langkah pembuatan produk LKPD seperti yang dikemukakan oleh

Prastowo (2015:212) adalah sebagai berikut:

a) Analisis Kurikulum. Berdasarkan kurikulum 2013 revisi 2017, materi yang

dipilih dalam LKPD adalah barisan dan deret aritmatika, untuk SMA kelas XI

semester genap, tahun pelajaran 2018/2019.

b) Menyusun peta kebutuhan LKPD sebagai berikut: 1) Desain LKPD. 2)

Penyusunan jumlah LKPD dengan memperhatikan materi yang dipilih. 3)

Penyisipan karakteristik RME dengan konteks kemaritiman ke dalam bahan

ajar LKPD.

c) Menentukan judul LKPD. Judul LKPD disesuaikan dengan materi yang dipilih

setelah melakukan analisis kurikulum yaitu Barisan dan Deret Aritmatika.

d) Penyusunan struktur LKPD sebagai berikut: 1) Bagian depan yang terdiri atas

halaman sampul, kata pengantar, daftar isi dan tokoh matematika. 2) Bagian isi

terdiri atas pemetaan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran,

petunjuk belajar, materi pembelajaran yang berorientasi pada masalah riil

dalam kehidupan sehari-hari, latihan soal dan rangkuman. 3) Bagian penutup

terdiri atas daftar pustaka dan biografi penulis sekaligus sampul belakang

LKPD.

Setelah pembuatan produk LKPD selesai dan telah melalui tahapan

bimbingan dengan dosen pembimbing, maka produk yang dihasilkan diuji


38

validitasnya oleh ahli media, ahli materi dan ahli bahasa untuk menentukan

kelayakan sebelum dilakukan uji coba pada peserta didik. Tahap ini bertujuan

untuk menghasilkan produk yang sudah valid. LKPD yang sudah dirancang

divalidasi oleh dosen pendidikan matematika dengan aspek atau kriteria penilaian

merujuk pada Roliza (2017:43) seperti Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Aspek penilaian validitas


Instrumen Aspek yang dinilai Kriteria penilaian
Lembar ahli materi Kesesuaian dengan  Kompetensi dasar
KI-KD  Indikator Pencapaian
Kompetensi
Kebenaran  Kelengkapan materi
substansi materi  Kedalaman materi
pembelajaran  Penggunaan contoh
soal
 Kesesuaian gambar
Kesesuaian dengan  Penggunaan konteks
karakteristik RME  Pemodelan matematika
 Kontribusi peserta
didik
 Interaktifitas
 Keterkaitan antar topik
Konteks  Aspek profesi kelautan
kemaritiman  Aspek lingkungan
alam sekitar
 Aspek biota laut
 Keproposionalan aspek
kemaritiman
Kemutakhiran  Kesesuaian dengan
materi perkembangan ilmu
Kesesuaian dengan  Indikator kemampuan
indikator pemecahan masalah
pemecahan masalah matematis
matematis pada
soal tes
Manfaat penyajian  Manfaat LKPD dari
materi segi penyajian materi
Kejelasan Tujuan  Tujuan pembelajaran
Penyajian materi  Urutan penyajian
materi
39

Instrumen Aspek yang dinilai Kriteria penilaian


 Keterlibatan peserta
didik
Pemberian motivasi  Daya tarik pada
gambar
Lembar ahli media Penggunaan font,  Ukuran kertas
jenis dan ukuran  Ukuran gambar
 Ukuran tulisan
 Jenis dan kombinasi
huruf
Tata letak  Penetapan unsur tata
letak
 Tata letak sampul
depan dan sampul
belakang
 Tata letak warna
 Penyusunan teks
 Penggunaan spasi
Ilustrasi, gambar  Penekanan gambar
dan foto  Keserasian ilustrasi
Desain tampilan  Penampilan pusat
pandang LKPD
 Desain gambar
 Tampilan warna
Lembar ahli bahasa Keterbacaan  Keterbacaan pada
gambar
 Keterbacaan pada
petunjuk pembelajaran
 Keterbacaan pada
tujuan pembelajaran
 Keterbacaan materi
 Keterbacaan pada soal
tes
Kejelasan informasi  Kejelasan kalimat
Kesesuaian dengan  Ketepatan kalimat
kaidah Bahasa  Tata kalimat
Indonesia  Kebakuan kalimat
 Ketetapan ejaan
Penggunaan bahasa  Kesederhanaan bahasa
 Konsisten

Konteks  Koherensi bahasa pada


kemaritiman aspek kemaritiman
 Keproposionalan aspek
40

D. Uji Coba Produk

Uji coba produk merupakan tahap pengujian kelayakan dari produk yang

dikembangkan. Uji coba yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji coba

terbatas dengan mengoperasionalkan LKPD yang telah divalidasi oleh dosen

pendidikan matematika. Setelah dinyatakan valid oleh ahli materi, bahasa dan

media maka LKPD diujicobakan kepada peserta didik kelas XI IPA 2 SMAN 4

Tanjungpinang.

Uji coba terbatas dilakukan untuk mengetahui kelayakan produk sebelum

diujicobakan secara klasikal pada subjek penelitian. Uji coba terbatas ini ditujukan

kepada sekelompok peserta didik kelas XI yang bukan subjek penelitian. Setelah

itu, produk direvisi apabila ditemukan kelemahannya. Di akhir kegiatan

pembelajaran, peserta didik diberikan lembar angket respon peserta didik. Hal ini

dilakukan untuk memperoleh data kepraktisan produk yang dikembangkan. Selain

itu, peserta didik juga diberikan lembar tes untuk memperoleh data keefektifan

LKPD untuk melatih kemampuan pemecahan masalah. Kriteria penilaian lembar

angket dalam Ramadhona dan Izzati (2018:24) dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Aspek Penilaian Kepraktisan LKPD


Instrumen Indikator Kepraktisan
Lembar angket respon peserta  Daya tarik
didik  Penggunaan
 Waktu

Tahap akhir dalam penelitian adalah evaluasi. Setelah, LKPD diujicobakan kepada

peserta didik akan diperoleh data kepraktisan dan keefektifan. Berbagai kelemahan
41

yang ditemui setelah uji coba diperbaiki sehingga terbentuklah LKPD yang valid,

praktis serta efektif untuk melatih kemampuan pemecahan masalah matematis.

1. Desain Uji Coba

Desain uji coba pada penelitian ini berdasarkan model yang dikembangkan

Dick dan Carey (ADD) dapat divisualisasikan sebagai berikut:


42

Analisis
Analisis Kurikulum

Tahap
Analisis Kondisi Peserta Didik
Analisis Materi

Desain
Tahap
Perancangan Spesifikasi Produk LKPD meliputi tampilan dan
sistematika urutan komponen LKPD

Penyusunan LKPD dan Instrumen Penelitian

Draft LKPD

Validasi melalui ahli materi, bahasa dan media

Ahli Materi Ahli Bahasa Ahli Media


Revisi Revisi Revisi
Ahli I V Ahli II Ahli I Ahli II Ahli I

Tahap Pengembangan
Ahli III Ahli II
Revisi Revisi
Revisi Revisi

Penilaian terakhir dari masing-masing ahli

Tidak
Revisi Valid
yYa
Uji Coba Terbatas Peserta Didik Kelas XI SMAN 4 Tanjungpinang

Tidak
Revisi Dapat
Dipahami

yYa

Uji Coba LKPD pada Subjek Penelitian

Tidak Tidak
Revisi Praktis Efektif Revisi
yYa yYa
LKPD teruji Valid, Praktis, dan Efektif

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan LKPD Berbasis RME


dengan Konteks Kemaritiman
43

2. Subjek Uji Coba

Subjek pada penelitian ini adalah 33 peserta didik kelas XI IPA 2 SMAN

4 Tanjungpinang. Subjek penelitian ini dipilih karena berdasarkan pertimbangan

dari guru matematika yang mengarahkan pada kelas tersebut. Hasil dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui kevalidan, kepraktisan dan keefektifan LKPD untuk

melatih kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.

E. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data kualitatif

dan kuantitatif.

a. Data kualitatif berupa komentar, saran dan kesimpulan dari ahli media, ahli

materi dan ahli bahasa dalam lembar validasi untuk mengukur kualitas LKPD

berbasis RME dengan konteks kemaritiman yang dikembangkan. Selain itu,

data kualitatif juga didapatkan dari hasil pengisian angket oleh peserta didik

saat uji coba terbatas, wawancara pendidik dan wawancara peserta didik yang

tidak mencapai ketuntasan minimal (KKM).

b. Data kuantitatif berupa skor yang diperoleh dari penilaian validator, subjek uji

coba dalam angket praktikalitas dan hasil posttest untuk penilaian efektifitas

produk dalam melatih kemampuan pemecahan masalah peserta didik.

Berdasarkan sumber data, penelitian ini menggunakan data primer yaitu

data yang diperoleh langsung dengan menggunakan lembar validasi LKPD, angket
44

respon peserta didik dan pendidik untuk praktikalitas LKPD, dan tes kemampuan

pemecahan masalah serta wawancara untuk mengukur keefektifan LKPD. Adapun

data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara:

a. Metode Tes

Tes dapat diartikan sebagai sejumlah pernyataan yang harus diberikan

tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau

mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes (Widoyoko, 2017:45).

Pada penelitian ini, tes berbentuk uraian akan diberikan pada akhir pembelajaran

(posttest). Tes tersebut telah dibuat dengan indikator kemampuan pemecahan

masalah sehingga berbentuk tes kemampuan pemecahan masalah. Metode ini

dilakukan dalam rangka mengetahui efektifitas produk LKPD untuk melatih

kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.

b. Metode Angket

Angket adalah alat untuk mengumpulkan data yang berupa pertanyaan

atau pernyataan yang disampaikan kepada responden yang dijawab secara tertulis

(Hamzah, 2014:159). Angket terbagi menjadi dua yaitu angket terbuka dan

tertutup. Angket respon peserta didik dan pendidik menggunakan jenis angket

tertutup, yaitu dengan menyajikan pernyataan dan menyediakan pilihan jawaban

untuk dipilih oleh subjek penelitian. Sedangkan, angket respon peserta didik saat

uji coba terbatas menggunakan pertanyaan tertutup untuk memperoleh data

tanggapan, saran dan komentar peserta didik.


45

c. Metode Wawancara

Wawancara dilakukan untuk melakukan analisis kurikulum dan kondisi

peserta didik untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2011:194). Dalam penelitian ini,

wawancara merupakan metode yang dipilih peneliti pada tahapan analisis sebelum

melakukan penelitian. Selanjutnya, metode ini juga digunakan untuk mengetahui

beberapa hal yang bisa menjadi penyebab peserta belum mampu mencapai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) pada saat post tes.

F. Instrumen Pengumpulan Data

1. Instrumen untuk Mengumpul Data Kevalidan LKPD

Lembar validasi untuk mengukur kevalidan LKPD adalah sebagai

berikut:

a. Lembar Validasi oleh Ahli Materi

Lembar validasi ahli materi diberikan kepada dosen pendidikan

matematika dan guru matematika untuk mendapatkan penilaian dan masukkan

terhadap pengembangan bahan ajar.

b. Lembar Validasi oleh Ahli Bahasa

Lembar validasi oleh ahli bahasa diberikan juga kepada dosen

pendidikan matematika untuk menilai lembar kerja peserta didik yang dilihat

dari aspek kebahasaan yang digunakan dalam pengembangan LKPD.


46

c. Lembar Validasi oleh Ahli Media

Lembar validasi oleh ahli media diberikan kepada dosen pendidikan

matematika dan guru matematika untuk mengumpulkan data kevalidan dari

segi kegrafikannya bahan ajar LKPD yang dikembangkan.

2. Instrumen untuk Mengumpul Data Kepraktisan LKPD

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kepraktisan lembar kerja

peserta didik adalah lembar angket respon peserta didik dan lembar angket respon

pendidik. Lembar angket dibuat menurut skala Likert (Sukardi, 2015) yaitu skala

dimana terdiri atas kategori jawaban yang telah diatur oleh peneliti yaitu sangat

setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Dalam

Widoyoko (2017:115), skala Likert digunakan skala dengan lima angka, dengan

pilihan respons yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju

(TS), dan sangat tidak setuju (STS). Tingkat kepraktisan akan dilihat dan diukur

melalui instrumen lembar angker respon peserta didik terhadap penggunaan bahan

ajar LKPD dalam pembelajaran. Jadi, penelitian ini akan menggunakan skala likert

dengan lima tingkatan pilihan jawaban.

3. Instrumen untuk Mengumpul Data Keefektifan LKPD

Instrumen yang digunakan adalah lembar soal tes yang diberikan diakhir

pembelajaran dan pedoman wawancara untuk peserta didik yang tidak mencapai

ketuntasan. Tes yang diberikan sudah disesuaikan dengan indikator pemecahan

masalah sehingga data yang diperoleh bisa mengukur keefektifan produk untuk

melatih kemampuan pemecahan masalah peserta didik.


47

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Hasil Validasi Lembar Kerja Peserta Didik

Data hasil validasi yang diperoleh dari ahli materi, ahli bahasa, dan ahli

media dianalisis dengan teknik statistika deskriptif. Statistika deskriptif adalah

statistika yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi

(Sugiyono, 2016:254). Pada penelitian ini, hasil validasi yang diperoleh

dideskripsikan setiap aspeknya dengan memaparkan penilaian yang diberikan oleh

masing – masing ahli.

Penilaian LKPD dari aspek materi (konten) diberikan oleh 3 orang ahli

yang terdiri dari 2 orang dosen pendidikan matematika UMRAH dan 1 orang guru

matematika. Penilaian dari aspek bahasa diberikan oleh 2 orang dosen pendidikan

matematika UMRAH. Serta, penilaian dari aspek media diberikan oleh 1 orang

dosen pendidikan matematika UMRAH dan 1 orang guru matematika. Produk

LKPD divalidasi secara berurutan oleh ahli dengan setiap urutan ada tindakan

revisi produk sesuai dengan saran perbaikan yang diberikan oleh ahli. Produk

LKPD dikatakan valid atau layak untuk diuji coba lapangan apabila penilaian

terakhir yang diberikan oleh masing-masing ahli pada setiap aspek minimal pada

kriteria baik.

2. Analisis Data Kepraktisan Lembar Kerja Peserta Didik

Data praktikalitas produk LKPD yang menggunakan lembar angket

respon pendidik dianalisis dengan cara perhitungan angka indeks apabila hasil
48

penilaian pendidik menghasilkan data yang tidak beragam. Namun, jika data yang

dihasilkan beragam (politomi) maka bisa dianalisis dengan menggunakan

pemodelan rasch. Pedoman skor penilaian angket praktikalitas dalam Widoyoko

(2017:115) ditunjukkan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Pedoman Skor Penilaian Angket Praktikalitas


Kategori Skor

Sangat Setuju (SS) 5


Setuju (S) 4
Ragu-ragu (R) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Langkah-langkah analisis data dengan pemodelan rasch menggunakan

menu person item map. Menu tersebut dapat menunjukkan tingkat kepraktisan

LKPD melalui nilai separation pada menu summary statistics. Langkah-langkah

analisisnya berpedoman pada penelitian Oktarin, Auliandari, dan Wijayanti

(2018:108) sebagai berikut:

a. Input data angket pada Microsoft excel. Kolom pertama menyatakan identitas

responden. Kolom kedua menyatakan jenis kelamin responden dan kolom

ketiga dan keempat menyatakan nomor urut responden, dalam hal ini adalah

nomor absen. Kolom kelima dan seterusnya merupakan data angket yang akan

diolah.

b. Setelah menginput data angket, blok seluruh kolom kemudian klik kanan dan

ubah column width menjadi 1


49

c. Simpan file dalam bentuk *.xlsx dan bentuk *.prn pada desktop dengan

memilih menu other formats, kemudian jenis filenya adalah Formatted text

(space delimited).

d. Menarik icon file formatted text yang telah tersimpan pada desktop ke icon

winstep.

e. Klik data setup dan mulailah pengisian data pada pemodelan rasch

f. Menginput keterangan pada kolom person dan kolom item.

g. Refresh data display bertujuan untuk memperlihatkan hasil input dari kolom

person dan item.

h. Melakukan scan data for codes yang akan melakukan pemeriksaan jenis data

seperti apa yang akan diolah.

i. Menentukan keterangan label item untuk setiap pernyataan.

j. Klik ministep dan pilih Save Control Data With Data File and Exit to Ministep

Analysis.

k. Setelah data terinput pada pemodelan rasch, klik enter dua kali maka akan

muncul pengolahan data yang dikehendaki

l. Klik output tables, pilih menu item map.

m. Rasch akan menampilkan urutan person sesuai kecenderungan respon yang

diberikan.

n. Pengelompokkan responden dapat ditentukan melalui rumus pemisahan strata

(Sumintono dan Widhiarso, 2015:85):


50

Keterangan:

= Pemisahan strata

Nilai pemisah atau nilai yang berfungsi untuk memberi

kategori pada responden (separation person)

o. Lakukan analisis dengan menghitung jumlah responden pada kategori tertentu

berdasarkan hasil yang diperoleh dari person item map.

Tingkat kepraktisan produk yang dikembangkan dapat dilihat

berdasarkan kecenderungan respon yang diberikan oleh responden melalui menu

person item map. Selanjutnya, data pada angket respon pendidik dianalisis dengan

perhitungan angka indeks. Dalam statistika sosial, angka indeks merupakan angka

yang dipakai sebagai perbandingan dua atau lebih kegiatan yang sama untuk kurun

waktu yang berbeda. Namun secara luas indeks analisis dapat juga digunakan

untuk mengukut pendapat, opini, persepsi masyarakat terhadap suatu kegiatan

(Suranto, 2014:49).

Adapun langkah-langkah perhitungan angka indeks angket respon

pendidik yang diadaptasi dari Suranto (2014:49) adalah sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah skor jawaban yang diperoleh dari angket respon pendidik.

b. Menghitung frekuensi dari masing-masing kategori yang dinilai

c. Menghitung jumlah skor kategori dengan cara mengalikan setiap skor yang

ditetapkan dengan frekuensi dari masing-masing kategori

d. Menghitung nilai indeks dengan rumus:

e. Menghitung indeks rata-rata


51

f. Menghitung interval kategori dengan rumus:

Dalam penelitian ini menggunakan lima kategori penilaian, maka nilai interval

kategorinya adalah

g. Menentukan interval dari masing-masing kategori.

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Ragu – ragu

Setuju

Sangat Setuju (Suranto, 2014:51)

Produk dikatakan praktis apabila mencapai lebih dari atau sama dengan

kriteria Setuju dengan pernyataan.

3. Analisis Data Keefektifan Lembar Kerja Peserta Didik

Untuk melihat tingkat keefektifan LKPD dalam melatih kemampuan

pemecahan masalah matematis peserta didik menggunakan pendekatan kuantitatif.

Metode yang digunakan adalah metode tes tertulis dan wawancara. Hasil tes

tertulis dianalisis apakah dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal dan klasikal

dimana nilai KKM untuk materi barisan dan deret aritmatika adalah 72. Hasil

wawancara akan memberikan data mengenai kemampuan pemecahan masalah

peserta didik yang belum mampu mencapai KKM.

Tes yang diberikan diuji secara empiris pada kelas XII IPA 1. Pengujian

tersebut menggunakan pemodelan rasch yang melihat unsur validitas, reliabilitas,

daya pembeda dan tingkat kesukaran. Adapun deskripsinya sebagai berikut:


52

a. Validitas

Kelayakan dari butir soal yang digunakan dengan pemodelan rasch

disebut juga dengan tingkat kesesuaian butir soal (item fit). Item fit

menjelaskan apakah butir soal berfungsi normal melakukan pengukuran atau

tidak (Sumintono and Widhiarso, 2015:71). Jika terdapat suatu soal tidak fit,

hal itu merupakan indikasi bahwa terjadi miskonsepsi pada peserta didik

terhadap butir soal tersebut. Menurut Boone et al. (2014) dalam Sumintono

dan Widhiarso (2015:72), kriteria yang digunakan untuk memeriksa

kesesuaian butir soal yang tidak sesuai (Outliers atau misfits) adalah:

- Nilai Outfit mean square (MNSQ) yang diterima:

- Nilai Outfit Z-standard (ZSTD) yang diterima:

- Nilai Point Measure Correlation (Pt Mean Corr):

Butir soal dapat digunakan apabila setidaknya memenuhi dua kriteria di atas.

b. Reliabilitas

Reliabilitas instrumen dengan pemodelan Rasch dipilih dengan

menggunakan menu Tabel Summary Statistics. Summary Statistics tersebut

memberikan informasi secara keseluruhan, kualitas instrumen yang digunakan,

maupun interaksi antara person dan butir soal (Sumintono dan Widhiarso,

2015:85). Adapun kriteria dalam menentukan nilai Person Reliability dan Item

Reliability adalah sebagai berikut:

a. lemah

b. cukup
53

c. Bagus

d. Bagus sekali

e. Istimewa

c. Tingkat Kesukaran

Program Ministeps pada pemodelan Rasch juga dapat memberikan

informasi mengenai tingkat kesulitan butir soal. Menu yang memberikan

informasi ini adalah Output Tables Item Measure yang dapat merinci informasi

logit dari tiap butir soal (Sumintono dan Widhiarso, 2015:69). Tingkat

kesulitan butir soal dapat dikelompokkan menjadi empat kategori berdasarkan

nilai measure yang diperoleh. Adapun kategori tingkat kesulitan butir soal

adalah

a. Nilai measure sangat mudah

b. Nilai measure s.d. mudah

c. Nilai measure s.d. sulit

d. Nilai measure sangat sulit

d. Daya Pembeda

Daya pembeda melalui pemodelan Rasch ditujukan untuk

membedakan peserta didik mana yang telah menguasai materi dana peserta

didik mana yang belum menguasai materi. Analisis daya pembeda bertujuan

untuk membedakan peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi dan

peserta didik yang memiliki kemampuan rendah dilihat dari tingkat abilitas

individu. Untuk mengetahui abilitas peserta didik, maka dalam program

winsteps digunakan menu person measure. Selain itu, untuk mengetahui


54

apakah butir memiliki kualitas daya pembeda yang baik, maka dapat

menggunakan nilai separation dengan rumus pemisahan strata (Sumintono dan

Widhiarso, 2015:85) sebagai berikut:

Keterangan:

= Pemisahan strata

Nilai pemisah atau nilai yang berfungsi untuk memberi

kategori pada item/butir soal (separation item)

Selanjutnya, apabila tes yang diberikan memenuhi empat kriteria di atas,

maka tes dapat digunakan. Berikut pedoman penskoran dan penilaian tes hasil

belajar peserta didik.

1) Soal tes terdiri dari 4 soal, setiap soal memiliki bobot penilaian dengan

indikator kemampuan pemecahan masalah yang dapat dilihat pada Lampiran

A17.

2) Dari jumlah skor yang diperoleh, selanjutnya data dihitung dengan rumus

3) Nilai tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik dihitung rata-ratanya


dengan cara ̅ , dimana ∑ adalah jumlah nilai yang diperoleh sedangkan

adalah banyaknya jumlah peserta didik.

4) Hasil tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik dibandingkan dengan

ketuntasan belajar yang dikenal di SMAN 4 Tanjungpinang adalah kriteria

ketuntasan minimal (KKM). Adapun KKM yang ditetapkan sekolah adalah 72.
55

5) Ketuntasan tes kemampuan pemecahan masalah secara klasikal dihitung

dengan cara:

Ketuntasan (

Kriteria ketuntasan menurut Widoyoko (2017:242) ditunjukkan dalam Tabel

3.4.

Tabel 3.4 Kriteria Ketuntasan Klasikal


Persentase (%) Kriteria
Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Kurang Efektif
Tidak Efektif

LKPD yang dikembangkan dinyatakan efektif apabila minimal

tingkat ketuntasan tes hasil belajar yang dicapai adalah kriteria efektif.

Selanjutnya, hasil post tes peserta didik dilihat nilai separation person untuk

menghitung nilai pemisahan strata. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

keefektifan produk dalam melatih kemampuan pemecahan masalah matematis

peserta didik melalui pengembangan LKPD berbasis RME dengan konteks

kemaritiman. Kategori peserta didik yang diperoleh berdasarkan hasil

perhitungan rumus pemisahan strata (Sumintono dan Widhiarso, 2015:85).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Hasil utama penelitian ini adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

yang berbasis RME dengan konteks kemaritiman. Proses pengembangan produk

diadaptasi oleh model penelitian pengembangan ADDIE yang dikembangkan oleh

Dick and Carry (1996) yang terdiri atas tahapan Analysis (Analisis), Design

(Desain), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi) dan

Evaluation (Evaluasi). Peneliti hanya menerapkan sebagian dari tahapan tersebut

yaitu pada tahapan Analysis (Analisis), Design (Desain), dan Development

(Pengembangan). Adapun deskripsi tahapan pengembangan produk adalah sebagai

berikut:

1. Analysis (Analisis)

Tahap analisis yang dilakukan peneliti meliputi analisis kurikulum,

analisis materi dan analisis kondisi peserta didik.

a. Analisis Kurikulum

Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 revisi 2017.

Analisis kurikulum dilakukan untuk menetapkan pada kompetensi yang mana

bahan ajar tersebut akan dikembangkan. Hal ini dilakukan karena ada

kemungkinan tidak semua kompetensi yang ada dalam kurikulum dapat

disediakan bahan ajarnya. Analisis kurikulum dapat meliputi pemetaan

56
57

kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, dan tujuan pembelajaran.

Adapun hasil analisis kurikulum 2013 revisi 2017 dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran


Kompetensi Dasar 3.6 Menggeneralisasi pola bilangan dan
jumlah pada barisan Aritmetika dan
Geometri
4.6 Menggunakan pola barisan aritmetika
atau geometri untuk menyajikan dan
menyelesaikan masalah
Indikator Pencapaian 3.6.1 Mendefinisikan barisan dan deret
Kompetensi 3.6.2 Menyatakan pola
3.6.3 Menemukan rumus suku ke- suatu
barisan dan deret aritmatika
4.6.1 Menyajikan model matematika dari
suatu masalah nyata yang berkaitan
dengan barisan dan deret aritmatika.
Tujuan Pembelajaran Melalui model Problem Based
Learning, berpendekatan RME dengan
metode diskusi peserta didik diharapkan
dapat mampu menumbuhkan sikap
religius, mandiri, disiplin, kerja sama,
responsif dan pro-aktif dan mampu
menggeneralisasi pola bilangan dan
jumlah pada barisan aritmatika serta
mampu menggunakan pola barisan
aritmatika untuk menyajikan dan
menyelesaikan masalah kontekstual.

Pemaparan analisis kurikulum secara rinci dapat dilihat pada Lampiran B1.

b. Analisis Materi

Analisis materi dilakukan dengan cara mengidentifikasi materi utama

yang perlu diajarkan, mengumpulkan dan memilih materi yang relevan, dan

menyusunnya kembali secara sistematis. Materi yang dipelajari peserta didik

kelas XI IPA semester genap adalah barisan, limit fungsi, turunan dan integral

tak tentu. Analisis materi dilakukan untuk mengetahui sub topik pada materi

yang akan dimuat dalam LKPD. Setelah dianalisis, topik barisan dipilih
58

peneliti untuk dimuat dalam LKPD karena topik ini bisa direlevansikan dengan

pendekatan RME yang bernuansa konteks kemaritiman. Deskripsi bagian

materi dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Sub Materi pada Barisan dan Deret


Kompetensi Dasar Sub Materi Barisan
3.6 Menggeneralisasi pola bilangan dan Barisan dan Deret
jumlah pada barisan Aritmetika dan Aritmatika
Geometri Barisan dan Deret
Geometri
4.6 Menggunakan pola barisan aritmetika atau Aplikasi Barisan dan
geometri untuk menyajikan dan Deret
menyelesaikan masalah kontekstual
(termasuk pertumbuhan, peluruhan,
bunga majemuk, dan anuitas

Setelah dianalisis materi pada bab barisan, maka sub materi barisan dan deret

aritmatika digunakan peneliti untuk dimuat pada produk LKPD yang

dikembangkan.

c. Analisis Kondisi Peserta Didik

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas XI,

dapat diperoleh analisis peserta didik SMAN 4 Tanjungpinang Kelas XI IPA

sebagai berikut:

1) Menurut guru yang mengajar matematika wajib bahwa kemampuan

matematis peserta didik bervariasi setiap kelasnya. Ada yang baik, sedang

dan kurang terkait kemampuan matematisnya. Oleh karena itu, tingkat

kemampuan matematis peserta didik khususnya berkenaan dengan

kemampuan pemecahan masalah matematis sangat bergantung pada

kemampuan peserta didik itu sendiri atau yang disebut dengan Intelligence

Quotient (IQ) dalam bidang matematika.


59

2) Minat belajar matematika peserta didik juga bervariasi. Minat tersebut

tergantung pada tingkat mudah atau sukarnya materi yang disampaikan.

3) Kesulitan-kesulitan yang sebagian besar dialami oleh peserta didik adalah

kurang teliti dalam menghitung, kurang terlatih berfikir kritis dan sulit

untuk menafsirkan persoalan matematika.

4) Bahan ajar yang digunakan adalah buku dari Kemendikbud revisi 2017 dan

LKS Tuntas.

5) Kemampuan memecahkan masalah yang terdapat pada permasalahan

dalam kehidupan sehari-hari sebagian dapat dicerna oleh peserta didik dan

ada juga yang tidak bisa mencerna dengan baik.

Dari hasil analisis kondisi peserta didik tersebut, maka diperlukan

suatu pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara aktif untuk

menemukan suatu konsep dalam matematika. Oleh karena itu, peneliti

mengembangkan bahan ajar yang dapat memfasilitasi sekaligus melatih

kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik dengan

menggunakan LKPD berbasis RME dengan konteks kemaritiman. Melalui

penggunaan bahan ajar ini, diharapkan dapat menumbuhkan minat dan

pemahaman peserta didik dalam pembelajaran matematika di kelas.

2. Design (Desain)

Tahap selanjutnya dilakukan setelah tahap analisis adalah tahap

perancangan spesifikasi produk Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Spesifikasi


60

produk LKPD terdiri atas tiga bagian utama yaitu bagian depan, bagian isi dan

bagian penutup.

a) Bagian depan LKPD

Bagian depan terdiri atas komponen halaman sampul depan, kata

pengantar, daftar isi dan tokoh matematika. Halaman sampul depan LKPD

didesain dengan memuat unsur judul LKPD, kolom identitas peserta didik, tujuan

pengguna LKPD, nama penulis, penampilan ikon kurikulum 2013 dan gambar

wilayah Tanjungpinang, Pulau Bintan sebagai salah satu wilayah kemaritiman dari

segi aspek geografis serta gambar lainnya yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari. Selanjutnya, kata pengantar, daftar isi, dan tokoh matematika yang

didesain menggunakan kolom tersendiri.

b) Bagian Isi LKPD

Bagian isi LKPD terdiri atas pemetaan kompetensi dasar dan indikator

pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, petunjuk belajar, materi

pembelajaran, latihan soal dan rangkuman. Bagian isi memiliki dua pembatas

yang memisahkan antara bagian satu dengan bagian lainnya. Hal ini dilakukan

agar peserta didik dapat membedakan materi yang sedang dipelajari pada

pertemuan pertama dan kedua. Setiap materi yang disajikan memuat karakteristik

RME dengan konteks kemaritiman.

c) Bagian Penutup LKPD

Bagian penutup terdiri atas bagian daftar pustaka dan biografi penulis

sekaligus sebagai sampul belakang LKPD. Daftar pustaka disusun berdasarkan

referensi yang digunakan penulis selama menyusun materi dalam LKPD.


61

Selanjutnya, biodata penulis yang dipaparkan berdasarkan jenjang pendidikan

yang telah ditempuh oleh peneliti sekaligus menjadi halaman sampul belakang

LKPD.

Sebagian besar spesifikasi produk LKPD dirancang dengan

menggunakan warna biru karena menunjukkan adanya keterkaitan dengan konteks

kemaritiman yang digunakan. Adapun tahap desain spesifikasi produk LKPD

dapat dilihat pada Gambar 4.1.

1) halaman sampul depan, 2)


Bagian Depan Kata pengantar, 3) Daftar Isi,
4) Tokoh Matematika

5) Pemetaan KD, IPK, dan


Spesifikasi tujuan pembelajaran, 6)
Bagian Isi Petunjuk belajar, 7) Materi
Produk LKPD pembelajaran, 8) Latihan soal,
dan 9 Rangkuman

Bagian 10) Daftar Pustaka, 11)


Biodata penulis dan halaman
Penutup sampul belakang LKPD

Gambar 4.1 Desain Spesifikasi Produk LKPD

3. Development (Pengembangan)

Setelah melalui tahap desain atau rancangan, selanjutnya peneliti

meneruskan pada tahap pengembangan. Pada tahap pengembangan, peneliti

melakukan langkah – langkah sebagai berikut:


62

a. Pembuatan LKPD

Peneliti melakukan langkah-langkah pembuatan draft LKPD berdasarkan

langkah-langkah Prastowo (2015:212) adalah sebagai berikut:

a) Analisis kurikulum seperti yang telah dideskripsikan sebelumnya

b) Menyusun peta kebutuhan LKPD:

1) Desain LKPD yang menggunakan aplikasi Microsoft Office Word 2010

2) Penyusunan jumlah LKPD yang terdiri atas dua aktivitas yaitu aktivitas

1.2 dan aktivitas 1.2. Masing-masing keduanya memuat konteks barisan

dan deret aritmatika.

3) Penyisipan karakteristik RME dengan konteks kemaritiman. Karakteristik

RME yang disisipkan pada kegiatan LKPD meliputi masalah kontekstual,

model matematika, kontribusi peserta didik dengan berdiskusi kelompok,

pengajaran interaktif yaitu menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dan

keterkaitan antar topik. Penyisipan karakteristik RME dengan konteks

kemaritiman dapat dilihat pada Tabel 4.3.


63

Tabel 4.3 Penyisipan Karakteristik RME pada LKPD

Karakteristik RME Penyisipan pada LKPD

1) Penggunaan
Konteks

2) Model Matematika

(Informal ke formal)
64

Karakteristik RME Penyisipan pada LKPD

3) Kontribusi Peserta
Didik
65

Karakteristik RME Penyisipan pada LKPD

4) Pengajaran
Interaktif

5) Keterkaitan antar
Topik
66

Karakteristik RME di atas menggunakan aspek kemaritiman yaitu aspek

manusia yang berkaitan dengan profesi kelautan dan aspek biota laut

berupa ikan tongkol yang diolah menjadi ikan asin.

c) Menentukan judul LKPD. Judul LKPD adalah Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) Barisan dan Deret Aritmatika

d) Menyusun struktur LKPD sebagai berikut:

1) Halaman sampul depan LKPD terdiri atas judul LKPD, kolom identitas

peserta didik, nama penulis, ikon kurikulum 2013, dan gambar –

gambar yang berkenaan dengan konteks kemaritiman. Warna dasar

yang digunakan adalah warna biru tua dan biru muda yang mencirikan

konteks kemaritiman yang dinuansakan pada materi LKPD.

Gambar 4.2 Halaman Sampul Depan LKPD

2) Kata Pengantar berisi tentang ucapan syukur atas terselesaikannya

LKPD Berbasis RME dengan Konteks Kemaritiman dengan baik. Kata


67

pengantar dibuat dengan menggunakan jenis huruf Times New Roman

dengan ukuran 18 dan kata – kata didalamnya dengan ukuran huruf 12.

Gambar 4.3 Kata Pengantar

3) Daftar Isi berisi daftar halaman yang dapat mempermudah peserta didik

dalam menemukan aktivitas atau isi materi yang diinginkan. Warna

latar daftar bagian isi LKPD menggunakan warna Red Accent 2 dengan

garis berwarna biru. Tulisan judul utama pada bagian LKPD

menggunakan jenis huruf Agency FB dan jenis huruf sub bagiannya

menggunakan jenis Times New Roman dengan ukuran masing –

masing 11.
68

Gambar 4.4 Daftar Isi LKPD

4) Tokoh matematika memuat deskripsi singkat mengenai sosok Leonardo

Da Pisa atau yang dikenal dengan Fibonacci. Tokoh tersebut

merupakan penemu deret bilangan Fibonacci. Tokoh matematika juga

disajikan dalam LKPD dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan

awal kepada peserta didik sebelum mempelajari tentang barisan dan

deret aritmatika.
69

Gambar 4.5 Tokoh Matematika

5) Pemetaan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran

ditujukan agar peserta didik mampu memahami kompetensi apa yang

harus dicapai setelah melalui pembelajaran yang secara deskriptif

dituangkan dalam kolom tujuan pembelajaran.

Gambar 4.6 Pemetaan KD, IPK, dan Tujuan Pembelajaran


70

6) Petunjuk belajar berisi tentang petunjuk dalam menggunakan LKPD

setiap pertemuan. Petunjuk belajar bertujuan agar peserta didik mampu

memahami maksud dan tujuan dari penggunaan LKPD.

Gambar 4.7 Petunjuk Belajar

7) Pembatas Materi adalah bagian dari LKPD yang dapat membedakan

materi yang satu dengan materi lainnya. Hal ini dimaksudkan agar

peserta didik bisa mengetahui dan membedakan antara satu materi

dengan materi lainnya. Pada pembatas juga dimasukkan kompetensi

dasar, indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran untuk

masing-masing materi yang akan dipelajari.


71

Gambar 4.8 Pembatas Materi

8) Materi pembelajaran terdiri atas dua aktivitas yaitu aktivitas 1.1 dan

aktivitas 1.2. Aktivitas itu menunjukkan kegiatan apa saja yang harus

dikerjakan oleh peserta didik. Setiap materi pembelajaran

menggunakan karakteristik RME dengan konteks kemaritiman. Peserta

didik diarahkan untuk menemukan sendiri konsep barisan dan deret

aritmatika melalui serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh

peserta didik.

Gambar 4.9 Materi Pembelajaran


72

Gambar 4.10 Kolom Pertanyaan dalam LKPD

9) Latihan soal berisi tentang permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Latihan soal disajikan pada setiap aktivitas dalam LKPD. Tujuan

adanya latihan soal adalah agar peserta didik mampu mengasah

pemahamannya setelah menemukan sendiri konsep barisan dan deret

aritmatika. Latihan soal juga menjadi salah satu sarana agar peserta

didik terbiasa untuk memecahkan persoalan matematika.

Gambar 4.11 Latihan Soal


73

10) Rangkuman disajikan agar peserta didik mampu memberikan

rangkuman terkait materi yang sudah dipelajarinya. Peserta didik bebas

menyampaikan pendapatnya mengenai definisi barisan dan deret

aritmatika dengan kata-katanya sendiri.

Gambar 4.12 Rangkuman

11) Daftar Pustaka berisi tentang berbagai referensi yang bisa menjadi

rujukan peserta didik untuk mengetahui sumber lebih lanjut mengenai

materi yang telah disajikan dalam LKPD. Daftar pustaka juga berfungsi

untuk mengeksplor rasa ingin tahu peserta didik lebih lanjut.


74

Gambar 4.13 Daftar Pustaka

12) Biodata Penulis dan Sampul Belakang LKPD

Gambar 4.14 Sampul Belakang LKPD


75

b. Penyusunan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan sebagai pengukur kualitas produk yang

dikembangkan. Pengukuran dapat dilihat dari segi validitas, praktikalitas dan

efektifitas produk. Pengukuran validitas digunakan lembar validasi ahli yang

terdiri atas ahli materi, ahli media dan ahli bahasa. Instrumen ini disusun dengan

kriteria tertentu sesuai dengan landasan pengembangan LKPD dan telah melalui

tahapan bimbingan dengan dosen pembimbing. Instrumen lembar validasi ini

dapat dilihat pada Lampiran A1 – A3.

Pengukuran praktikalitas produk menggunakan lembar angket respon

peserta didik dan pendidik. Instrumen ini disusun melalui tahapan bimbingan

dengan dosen pembimbing dan diuji kualitasnya dengan melakukan validitas muka

dan isi oleh validator. Instrumen lembar angket respon peserta didik dan pendidik

dapat dilihat pada Lampiran A10 – A11.

Selanjutnya, pengukuran keefektifan produk menggunakan lembar soal

post tes. Soal post tes disusun oleh peneliti terdiri atas 4 soal tes kemampuan

pemecahan masalah matematis. Soal tersebut terbagi menjadi 2 soal barisan

aritmatika dan 2 soal deret aritmatika yang telah dirancang oleh peneliti

berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis. Hal ini

dilakukan agar peserta didik terbiasa dan terlatih untuk menyelesaikan soal – soal

pemecahan masalah. Soal post tes dan kunci jawaban dapat dilihat pada Lampiran

A14.
76

Instrumen post tes yang telah disusun diuji kualitasnya melalui validitas

muka dan isi oleh validator dan uji kelayakan instrumen melalui validitas empiris

yang terdiri dari unsur validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

Hasil analisis kelayakan instrumen post tes secara empiris adalah sebagai

berikut:

1. Validitas

Hasil uji coba kualitas butir soal yang diujikan pada kelas XII IPA 1

dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Output Validitas Butir Soal


Outfit PT-
Measure Item Kategori
MNSQ ZSTD Corr.
1.31 1.3 A .59 E3 Valid
1.28 1.0 B .67 E1 Valid
.68 -1.0 b .84 E4 Valid
.67 -1.5 a .72 E2 Valid

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa semua soal masuk dalam

kriteria valid karena semua butir soal memenuhi tiga kriteria item fit order. Hal

ini berarti bahwa semua soal dapat dilakukan penilaian.

2. Reliabilitas

Hasil analisis dari segi reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.5 di

bawah ini.

Tabel 4.5 Output Reliabilitas Peserta Didik dan Butir Soal


Alpha Measured Reliability Kategori
Cronbach
Person Cukup
(Cukup) Reliability
Item Istimewa
Reliability
77

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa interaksi antara peserta didik

dan butir-butir soal secara keseluruhan termasuk dalam kategori cukup (Nilai

Alpha Cronbach). Konsistensi jawaban dari peserta didik dalam kategori

cukup, namun kualitas butir-butir soal dalam instrumen aspek reliabilitasnya

tergolong istimewa.

3. Tingkat Kesukaran

Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada Tabel

4.6:

Tabel 4.6 Output Tables Item Measure


Entry Total Total Measure Kategori
Number Score Count
41 Sangat Sulit
41 Sulit
41 Sulit
41 Sangat Mudah

Berdasarkan pada kolom measure, maka kategori soal nomor 1 sangat sulit,

soal nomor 2 dan 3 tergolong sulit, dan soal nomor 4 tergolong sangat mudah.

Jadi, instrumen tes yang diberikan dominan tergolong sulit.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda peserta didik dapat diketahui melalui nilai separation

item (butir). Nilai separation butir sebesar 4.84 maka

dibulatkan menjadi 7 yang bermakna bahwa butir soal dapat mengidentifikasi

7 kelompok butir. Dengan demikian, butir soal memiliki daya pembeda yang

baik sebagaimana yang diungkapkan Sumintono dan Widhiarso (2015:85)

bahwa makin besar nilai separation, maka kualitas instrumen dalam hal
78

keseluruhan responden dan butir makin bagus, karena bisa mengidentifikasi

kelompok responden dan kelompok butir.

Selain melihat daya pembeda peserta didik, instrumen post tes juga

dapat mengetahui abilitas peserta didik dalam program winsteps dengan menu

person measure. Adapun hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Tingkat Abilitas Individu Melalui Pemodelan Rasch


Kode Peserta Didik Total Total Measure
Score Count
SL32 31 4 1.76
DP08 29 4 1.07
WP36 29 4 1.07
AL02 28 4 .82
KP17 28 4 .82
ML22 28 4 .82
EP09 27 4 .58
FP13 26 4 .35
SP30 26 4 .35
SP31 26 4 .35
SP33 26 4 .35
EP10 25 4 .13
IP16 25 4 .13
ML20 25 4 .13
PL27 25 4 .13
AP04 24 4 -.12
LP19 24 4 -.12
ML23 24 4 -.12
ML25 24 4 -.12
ML26 24 4 -.12
BL05 23 4 -.38
CL06 23 4 -.38
KL18 23 4 -.38
MP21 23 4 -.38
SP34 23 4 -.38
FP11 22 4 -.66
PP28 22 4 -.66
RP29 22 4 -.66
SL35 22 4 -.66
YL39 22 4 -.66
HL15 21 4 -.95
79

Kode Peserta Didik Total Total Measure


Score Count
YP40 21 4 -.95
ZL41 20 4 -1.23
YL37 19 4 -1.52
YL38 19 4 -1.52
AL01 18 4 -1.82
FL12 18 4 -1.82
AP03 16 4 -2.56
HL14 16 4 -2.56
ML24 15 4 -3.03
DP07 14 4 -3.60
Rata-rata 23.1 4.0 -.45
SD 3.9 .0 1.13

Skor maksimum untuk soal post tes adalah 36 dan skor minimumnya adalah 9.

Jika dilihat dari Tabel 4.7 total score paling tinggi diperoleh peserta didik

SL32 sedangkan total score paling rendah diperoleh peserta didik DP07. Pada

kolom total count menyatakan bahwa seluruh peserta didik mengerjakan

semua soal yang diberikan yaitu berjumlah 4 soal.

Kolom measure pada tabel menunjukkan tingkat abilitas peserta didik.

Abilitas paling tinggi dimiliki oleh peserta didik SL 32 (measure = 1.76) dan

abilitas paling rendah dimiliki oleh peserta didik DP07 (measure = -3.60).

c. Pengujian Validitas Produk oleh Ahli

Pengujian validitas produk LKPD dilakukan dengan menggunakan

lembar validasi kualitas produk LKPD oleh beberapa ahli yaitu ahli materi, ahli

media, dan ahli bahasa. Ahli materi menilai dari aspek konten pada LKPD. Ahli

bahasa menilai dari aspek kebahasaan sedangkan ahli media menilai dari aspek

kegrafikan.
80

Adapun hasil penilaian ahli terhadap produk dideskripsikan sebagai

berikut:

1) Ahli Materi

Ahli materi yang memberikan penilaian terdiri atas 2 orang dosen

pendidikan matematika dan 1 orang guru matematika kelas XI di sekolah. Adapun

urutan ahli yang menilai dari aspek materi (konten) yaitu:

i. Rindi Antika, S.Pd., M.Pd = Dosen Pendidikan Matematika UMRAH

ii. Puji Astuti, S.Pd., M.Sc = Dosen Pendidikan Matematika UMRAH

iii. Deri Etikasari = Guru Matematika SMAN 4 Tanjungpinang

Menurut ahli I, LKPD yang dikembangkan sudah baik dan dapat

digunakan tanpa revisi. Penilaian yang diberikan ahli I berorientasi pada kategori

baik dan sangat baik pada tiap komponen penilaian. Jadi, LKPD tidak terdapat

revisi dari aspek materi berdasarkan penilaian yang diberikan oleh ahli I.

Menurut ahli II, LKPD yang dikembangkan masih memiliki kekurangan

sehingga perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penilaian dari ahli II dilakukan

sebanyak dua kali. Penilaian pertama yang diberikan oleh ahli II sangat beragam

yang terdiri dari kategori kurang, cukup dan baik. Dominan penilaian yang

diberikan berada pada kategori cukup. Produk dikatan valid apabila minimal

penilaian yang diperoleh adalah kategori baik. Oleh karena itu, produk LKPD

direvisi sesuai saran dan masukan ahli yang dapat dilihat pada pada Tabel 4.8.
81

Tabel 4.8 Perbaikan LKPD pada Aspek Materi


No. Sebelum Revisi Sesudah Revisi
1

Permasalahan sudah baik namun Permasalahan yang diberikan


perlu perbaikan redaksi diperbaiki sesuai saran ahli.
penyusunan kalimat. Selain itu,
saran yang diberikan adalah
peserta didik harus mengeksplor
sendiri terlebih dahulu dalam
memahami masalah kontekstual
yang diberikan.
2
82

No. Sebelum Revisi Sesudah Revisi


Pengarahan dalam menuju Produk LKPD diperbaiki sesuai saran
modelling masih banyak ahli.
kekurangan. Ahli memberikan
saran berupa langkah-langkah
penyusunan yang baik

Sebaiknya masalah kontekstual Masalah kontekstual pada aktivitas 1.2


pada aktivitas 1.2 berkaitan disesuaikan dengan masalah
dengan masalah kontekstual pada kontekstual pada aktivitas 1.1 sesuai
aktivitas 1.1. Berikan pertanyaan saran yang diberikan ahli.
mengenai jumlah ikan asin yang
dapat dihasilkan dalam sekali
penjemuran
83

No. Sebelum Revisi Sesudah Revisi


4 Produk LKPD diperbaiki sesuai saran
ahli untuk menghilangkan bagian
tertentu pada LKPD yang kurang
mendukung karakteristik RME.

Bagian ini kurang mendukung


langkah – langkah yang sesuai
dengan karakteristik RME. Oleh
karena itu, sebaiknya bagian ini
dihapus atau dihilangkan.

Setelah produk direvisi, maka peneliti melakukan penilaian kedua dengan

ahli II guna mengetahui kelayakan produk dari penilaian ahli II. Hasil penilaian

yang diperoleh menunjukkan bahwa penilaian ahli dalam kategori baik dan

dominan dalam kategori sangat baik.

Selanjutnya, menurut ahli III produk LKPD yang dikembangkan sudah

baik dan hanya ada revisi kecil berupa penambahan sub cover pada LKPD sebagai

pembatas antara tiap – tiap penyajian aktivitas dalam LKPD. Sub cover yang

ditambah sebagai salah satu komponen pada LKPD dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Penilaian yang diberikan oleh ahli ini dominan pada kategori baik, sehingga
84

produk LKPD dapat dikatakan valid dari aspek materi untuk diuji coba pada

subjek penelitian.

2) Ahli Bahasa

Ahli bahasa yang memberikan penilaian terdiri atas 2 orang dosen

pendidikan matematika UMRAH. Adapun ahli yang menilai dari aspek bahasa

secara berurutan yaitu:

i. Rindi Antika, S.Pd., M.Pd = Dosen Pendidikan Matematika UMRAH

ii. Puji Astuti, S.Pd., M.Sc = Dosen Pendidikan Matematika UMRAH

Menurut ahli I, kekurangan dari aspek bahasa cenderung redaksi

penyusunan kalimat yang belum baik. Saran yang diberikan berupa perbaikan

susunan kalimat pada masalah kontekstual. Penilaian yang diberikan oleh ahli I

dari aspek bahasa adalah dominan pada kategori baik dan LKPD dapat digunakan

dengan sedikit revisi. Setelah produk diperbaiki sesuai saran yang diberikan maka

produk LKPD dinilai oleh ahli II.

Menurut ahli II, LKPD yang dikembangkan masih perlu perbaikan yang

cukup signifikan dari aspek bahasa, diantaranya berupa redaksi bahan ajar dan soal

masih perlu direvisi. Penilaian yang diberikan oleh ahli II dominan dalam kategori

cukup, sehingga LKPD belum memenuhi kriteria valid. Produk LKPD diperbaiki

sesuai saran ahli. Adapun saran perbaikan dari ahli dapat dilihat pada Tabel 4.9.
85

Tabel 4.9 Perbaikan LKPD dari Aspek Bahasa


No. Sebelum Revisi Sesudah Revisi
1

Terdapat beberapa redaksi yang Redaksi kalimat diperbaiki sesuai saran


kurang diperjelas sehingga ahli
sedikit sulit dipahami
2

ahli memberikan masukan pada Kalimat diperbaiki menjadi “…bidang


redaksi tertentu agar lebih baik matematika?”
susunan kalimatnya. Seperti pada
kalimat “….bidang pendidikan?”
86

No. Sebelum Revisi Sesudah Revisi


3

Soal latihan yang diberikan masih Produk LKPD diperbaiki sesuai redaksi
terdapat kesalahan dalam penyusunan kalimat yang disarankan
penyusunan redaksi kalimat

Setelah produk direvisi, maka peneliti melakukan penilaian kedua dengan

ahli II guna mengetahui kelayakan produk setelah direvisi. Penilaian terakhir yang

diberikan ahli II dominan dalam kategori sangat baik sehingga produk LKPD

sudah dalam kriteria valid.

3) Ahli Media

Ahli media yang memberikan penilaian terdiri atas 1 orang dosen

pendidikan matematika dan 1 orang guru matematika kelas XI. Adapun ahli yang

menilai dari aspek bahasa yaitu:

i. Rindi Antika, S.Pd., M.Pd = Dosen Pendidikan Matematika UMRAH

ii. Deri Etikasari, S.Pd = Guru Matematika SMAN 4 Tanjungpinang

Penilaian ahli terhadap LKPD dari segi kegrafikan memberikan

tanggapan yang positif. Perbaikan LKPD pada aspek ini tidak terlalu signifikan.

Beberapa saran yang diberikan adalah penyesuaian salah satu pertanyaan dalam
87

LKPD dengan masalah kontekstual dan penambahan beberapa ikon gambar yang

bisa memberikan daya tarik bagi peserta didik. Oleh karena itu, secara umum

LKPD yang dikembangkan sudah baik dari aspek media atau kegrafikan. Penilaian

ahli I dominan pada kategori sangat baik dan penilaian ahli II dominan pada

kategori baik. Jadi, LKPD sudah masuk dalam kriteria valid dari aspek media.

Secara keseluruhan, penilaian kualitas produk LKPD berbasis RME

dengan konteks kemaritiman dari aspek materi, aspek bahasa dan aspek media

berada pada kriteria valid atau layak diujicobakan pada subjek penelitian.

Beberapa saran perbaikan dari para ahli diterima oleh peneliti untuk memperbaiki

produk LKPD agar menjadi lebih baik.

d. Uji Coba Produk

Uji coba produk LKPD dilaksanakan di SMAN 4 Tanjungpinang dengan

2 kali uji coba, yaitu uji coba terbatas dan uji coba lapangan. Waktu pelaksanaan

uji coba dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Waktu Pelaksanaan Uji Coba LKPD


No. Waktu Pelaksanaan Keterangan
1 Jumat, 11 Januari 2019 Uji coba terbatas di kelas XI IPA 1
Uji coba lapangan pertemuan
2 Senin, 14 Januari 2019
pertama di kelas XI IPA 2
3 Selasa, 15 Januari 2019 Uji coba lapangan pertemuan ke-2
4 Senin, 21 Januari 2019 Post Tes

Uji coba terbatas dilakukan pada kelompok kecil peserta didik yang bukan

termasuk dari subjek uji coba. Uji coba terbatas ini dilakukan untuk mengetahui

penilaian dari beberapa peserta didik sebelum digunakan pada uji coba lapangan.

Uji coba terbatas dilakukan setelah pulang sekolah di hari Jumat. Subjek uji coba
88

terbatas adalah sekelompok peserta didik kelas XI IPA 1. Penilaian dari peserta

didik melalui pengisian angket yang berisi daftar pertanyaan. Angket ini

digunakan untuk mengetahui respon peserta didik mengenai produk LKPD dari

segi pemahaman materi, bahasa yang digunakan serta kelayakan produk bagi

peserta didik yang menggunakan. Angket ini dianalisis secara deskriptif oleh

peneliti. Angket respon peserta didik ini dapat dilihat pada Lampiran B3. Hasil

pengisian angket dengan subjek uji coba terbatas adalah sebagai berikut:

1. Semua peserta didik mengatakan mampu memahami setiap masalah

kontekstual yang disajikan dalam LKPD. Beberapa peserta didik menyatakan

mudah memahami dan menyelesaikan permasalahan kontekstual yang

diberikan.

2. Pertanyaan yang diberikan dalam LKPD menurut peserta didik justru lebih

mudah untuk membantu menyelesaikan permasalahan.

3. Sebagian besar peserta didik mengatakan bahwa bahasa yang digunakan

sederhana dan mudah dipahami.

4. Beberapa tanggapan peserta didik mengenai kelayakan LKPD adalah sebagai

berikut:

P1 : Apa tanggapanmu mengenai kelayakan LKPD tersebut untuk

digunakan?

N1 : Menurut saya, LKPD sangat layak untuk membantu proses belajar

N2 : Menurut saya dengan adanya LKPD membuat penyelesaian

masalah menjadi mudah

N3 : Ini sangat membantu agar lebih mudah dalam belajar


89

N4 : Sangat layak, saya harap bisa dibukukan untuk referensi menjawab

soal

N5 : Tanggapan saya LKPD tersebut memudahkan saya untuk

mengingat kembali tentang materi yang telah diajarkan

Kesimpulannya adalah hasil uji coba terbatas menunjukkan bahwa

produk LKPD layak untuk diujicobakan di lapangan karena tanggapan peserta

didik yang menggunakan LKPD mampu untuk memahami dan menyelesaikan

permasalahan, bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dimengerti, serta

tanggapan semua peserta didik bahwa LKPD layak untuk digunakan. Berdasarkan

hasil tanggapan peserta didik tersebut, LKPD dapat diujicobakan pada subjek

penelitian tanpa revisi karena tanggapan peserta didik positif dan tidak menemui

kendala dalam menyelesaikan permasalahan dalam LKPD.

Uji coba lapangan dilakukan di kelas XI IPA 2 SMAN 4 Tanjungpinang

dengan jumlah peserta didik sebanyak 33 peserta didik. Kegiatan pertama saat uji

coba lapangan adalah peneliti mengucapkan salam dan memperkenalkan diri yang

dibimbing oleh guru mata pelajaran. Selanjutnya, peneliti melakukan ice breaking

melalui pola berhitung kelipatan tiga dengan peserta didik. Setelah itu, peneliti

mengajak peserta didik untuk memahami keterkaitan antara ice breaking yang

dilakukan dengan materi yang akan dipelajari. Kemudian, beberapa peserta didik

memberikan responnya dan peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai.
90

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui sintaks model pembelajaran

berbasis masalah (PBL) dan pendekatan RME. Adapun pendekatan RME yang

digunakan selama proses pembelajaran adalah:

1. Penggunaan konteks

Pada tahapan ini, peserta didik diberikan LKPD berbasis RME dengan konteks

kemaritiman. Masing-masing peserta didik diminta untuk membaca dan

memahami masalah kontekstual yang ada pada LKPD. Selanjutnya, peserta

didik dibagi menjadi beberapa kelompok melalui teknik number head together

(hitung satu-satu). Peserta didik diskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan

masalah kontekstual yang terdapat dalam LKPD.

2. Menghubungkan dengan instrumen

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peserta didik dibebaskan untuk

mengekspresikan instrumen dalam menyelesaikan masalah kontekstual.

Instrumen yang digunakan peserta didik dalam bentuk yang beragam. Ada

yang melalui diagram, skema, gambar maupun model matematika. Salah satu

jawaban peserta didik dapat dilihat pada Gambar 4.15.


91

Gambar 4.15 Modelling Peserta Didik

3. Kontribusi peserta didik

Peserta didik dibimbing oleh peneliti untuk menyelesaikan masalah

kontekstual melalui modelling matematika. Dari kegiatan ini, peserta didik

diarahkan untuk menemukan konsep barisan dan deret aritmatika dari masalah

kontekstual yang diberikan. Peserta didik saling berkontribusi bersama teman

masing-masing kelompok melalui kegiatan modeling dan menjawab

serangkaian pertanyaan yang ada pada LKPD.

Gambar 4.16 Kontribusi Peserta Didik dalam Diskusi Kelompok


92

4. Kegiatan interaktif

Kegiatan interaktif adalah kegiatan dimana peserta didik menyampaikan hasil

diskusinya didepan kelas. Peneliti mengarahkan peserta didik pada kelompok

lain untuk memperhatikan dan memberikan tambahan argumen apabila

pendapat yang diberikan kurang tepat. Pada akhirnya, peneliti bersama-sama

dengan peserta didik menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah

dilakukan.

Gambar 4.17 Kegiatan Interaktif

5. Keterkaitan antar topik matematika

Keterkaitan antar topik matematika adalah salah satu karakteristik dari

pendekatan pembelajaran RME. Karakterisitik ini mengarahkan peserta didik

untuk dapat mengetahui kaitan antara topik matematika yang sedang dipelajari

dengan topik matematika lainnya. Peserta didik dapat menunjukkan

keterkaitannya dengan menuliskan di kolom yang telah disediakan pada

LKPD.
93

Gambar 4.18 Jawaban Peserta Didik dari Aspek Keterkaitan Antar


Topik

Diakhir uji coba lapangan, peserta didik diberikan angket respon peserta didik

dan pendidik diberikan angket respon pendidik. Instrumen ini diberikan untuk

mengetahui tingkat kepraktisan dari segi penggunaa, daya tarik dan waktu

dari produk LKPD yang dikembangkan.

e. Hasil Uji Kepraktisan LKPD

Hasil uji kepraktisan LKPD berbasis RME dengan konteks kemaritiman

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana manfaat dan kemudahan penggunaan

LKPD oleh pendidik maupun peserta didik. Tingkat kepraktisan LKPD dilihat dari

segi penggunaan, daya tarik dan waktu. Data kepraktisan diperoleh melalui lembar

angket respon peserta didik dan pendidik. Data ini dianalisis dengan menggunakan

aplikasi winstep. Adapun hasil yang ditunjukkan melalui pemodelan rasch dapat

dilihat pada Gambar 4.19.


94

Gambar 4.19 Nilai Separation Angket Respon Peserta Didik

Hasil indeks Separation Person yang didapatkan berdasarkan Gambar 4.19 ialah

sebesar 2.42. Dengan indeks separation 2.42, maka strata responden dalam

penelitian ini dapat dilihat dengan menggunakan rumus pemisahan strata

(Sumintono dan Widhiarso, 2015:85):

Berdasarkan rumus pemisahan strata, maka . Angka 3.56

dibulatkan menjadi 4, yang bermakna bahwa responden dibagi menjadi 4

kelompok praktikalitas LKPD yaitu tidak praktis, kurang praktis, praktis dan

sangat praktis. Untuk melihat frekuensi dari masing-masing kelompok dapat

menggunakan menu Person Item Map.


95

Gambar 4.20 Output Person Item Map

Pengelompokkan tingkat praktikalitas LKPD dan frekuensi dari masing-masing

kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Tingkat Praktikalitas LKPD dengan Person Item Map


Tingkat Praktikalitas Interval Nilai Logit Frekuensi
Tidak Praktis 0
Kurang Praktis 8
Praktis 15
Sangat Praktis 10
Keterangan: Person / Peserta Didik

Berdasarkan Tabel 4.11 tingkat praktikalitas produk LKPD termasuk kategori

praktis karena peserta didik dominan memberikan tanggapan kepraktisan LKPD

dalam kategori praktis.


96

Selanjutnya, hasil angket respon pendidik dianalisis menggunakan

perhitungan angka indeks. Data ini tidak dapat dianalisis dengan pemodelan rasch

karena penilaian yang diberikan oleh pendidik hanya terdiri dari dua jenis

penilaian yaitu kategori ragu-ragu (3) dan setuju (4). Rasch akan mengartikan data

tersebut sebagai data politomi namun teknik analisisnya seperti data dikotomi

(terdiri atas dua kemungkinan). Oleh karena itu, analisis data angket respon

pendidik menggunakan perhitungan angka indeks.

Adapun hasil praktikalitas angket respon pendidik adalah praktis yang

memiliki rerata indeks sebesar 3.61. Rekapitulasi penilaian angket respon peserta

didik dan pendidik dapat dilihat pada Lampiran B6 – B7.

f. Hasil Uji Keefektifan LKPD

Pada pertemua ketiga, peserta didik diberikan tes kemampuan pemecahan

masalah matematis. Tes digunakan untuk mengetahui keefektifan LKPD dalam

melatih kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik. Tes diberikan

dalam bentuk soal uraian sebanyak 4 soal. Jumlah peserta didik yang mengikuti tes

sebanyak 31 dari 33 peserta didik. Adapun hasil tes peserta didik pada materi

barisan dan deret aritmatika dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Hasil Tes Peserta Didik Kelas XI IPA 2 SMAN 4 Tanjungpinang
Jumlah Simpangan
Rata-rata
Ketuntasan Peserta Persentase Baku
Nilai
Didik
Tuntas 27 87%
81.4 9.20
Tidak Tuntas 4 13%

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa terdapat 4 dari 31 peserta

didik yang tidak tuntas. Ini berarti bahwa terdapat 87% peserta didik yang tuntas
97

dan 13% peserta didik tidak tuntas ketika melaksanakan tes kemampuan

pemecahan masalah matematis. Rekapitulasi data hasil Post Tes dapat dilihat pada

Lampiran B8.

Ketuntasan yang diberikan pada peserta didik berpedoman pada kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SMAN 4 Tanjungpinang untuk

mata pelajaran matematika wajib sebesar 72. Secara klasikal, ketuntasan yang

diperoleh adalah 87% yang mana menurut Widoyoko (2017:242) termasuk dalam

kriteria sangat efektif. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan LKPD berbasis RME dengan konteks kemaritiman yang

dikembangkan sangat efektif.

Adanya peserta didik yang tidak mencapai ketuntasan minimal bisa

disebabkan oleh beberapa hal. Oleh karena itu, peneliti melakukan wawancara

untuk mengetahui penyebab beberapa peserta didik belum mencapai ketuntasan

minimal. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa secara umum penyebab

peserta didik tidak mencapai ketuntasan adalah peserta didik kurang memahami

maksud dan cara penyelesaian soal yang diberikan. Beberapa diantaranya

mengatakan bahwa memang merasa kurang pandai dalam mata pelajaran

matematika sehingga merasa kesulitan untuk menyelesaikan soal dengan benar.

Selain itu, kurang teliti juga menjadi penyebab nilai yang dicapai peserta didik

tidak mencapai KKM. Oleh karena itu, peserta didik yang tidak mencapai

ketuntasan hanya dapat memenuhi sebagian kecil dari indikator kemampuan

pemecahan masalah matematis. Narasi wawancara dengan peserta didik dapat

dilihat pada Lampiran B9.


98

Selanjutnya data lembar jawaban peserta didik dikelompokkan menjadi

beberapa bagian berdasarkan tingkat jenis jawaban yang diberikan. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui keefektifan LKPD berbasis RME dengan konteks

kemaritiman untuk melatih kemampuan pemecahan masalah matematis peserta

didik.

Berdasarkan nilai separation person pada hasil post tes peserta didik

kelas XI IPA 2, diperoleh nilai separation sebesar 2.07 maka

dibulatkan menjadi 3, yang artinya terdapat tiga kelompok peserta didik

yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah.

Gambar 4.21 Nilai Separation Person Kelas XI IPA 2

Kategori kelompok peserta didik tinggi, sedang dan rendah berpedoman seperti

pada penelitian Ahmad dan Nasution (2018:87). Adapun jumlah peserta didik

yang masuk dalam kategori tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Kategori Peserta Didik Kelas XI IPA 2


Kategori Frekuensi
Tinggi
Sedang
Rendah

Dari Tabel 4.13 tersebut dapat dilihat bahwa tingkat kemampuan pemecahan

masalah matematis peserta didik melalui pengembangan LKPD berbasis RME


99

dengan konteks kemaritiman pada kategori tinggi yaitu 21 peserta didik atau

sebesar 67.7%, pada kategori sedang terdapat 7 peserta didik atau 22.6% dan pada

kategori rendah terdapat 3 peserta didik atau sebesar 9.7%.

Jika dilihat dari sebaran peserta didik kelas XI IPA 1, kategori soal post

tes tergolong mudah karena sebaran peserta didik pada person maps menunjukkan

bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis dalam kategori tinggi.

Sementara itu, soal post tes yang digunakan adalah soal yang tergolong sulit dari

hasil uji coba instrumen post tes pada kelas XII IPA 1. Hal ini berarti bahwa

pengembangan LKPD berbasis RME dengan konteks kemaritiman efektif untuk

melatih kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik. Adapun sebaran

peserta didik dan butir soal dilihat pada Gambar 4.22.

Gambar 4.22. Person Map Kelas XI IPA 2


100

B. Pembahasan

Penelitian pengembangan ini menghasilkan bahan ajar berupa LKPD

berbasis RME dengan konteks kemaritiman pada materi barisan dan deret

aritmatika kelas XI SMA. LKPD yang dikembangkan mengacu pada model

penelitian pengembangan ADDIE yang dibatasi sampai pada tahap development

(pengembangan). Penilaian kualitas LKPD berbasis RME dengan konteks

kemaritiman yang dikembangkan dilihat dari aspek validitas, praktikalitas dan

efektifitas. Dari ketiga aspek penilaian kualitas LKPD diperoleh bahwa LKPD

berbasis RME dengan konteks kemaritiman termasuk kategori valid, praktis dan

efektif.

Validitas LKPD berbasis RME dengan konteks kemaritiman diukur

melalui instrumen lembar validasi ahli materi, ahli bahasa dan ahli media. Data

yang diperoleh dianalisis dengan teknik statistika deskriptif. Berdasarkan hasil

yang diperoleh menunjukkan bahwa LKPD yang dikembangkan terkategori valid

dan layak untuk diuji coba di lapangan.

Hal ini dipandang wajar karena LKPD yang dikembangkan dapat

memenuhi kriteria penilaian yang ditetapkan. Dilihat dari aspek materi, LKPD

sesuai dengan kondisi peserta didik karena sudah melalui tahapan analisis

kurikulum. Sajian materi dalam LKPD dikemas dalam bentuk yang menarik.

Konteks kemaritiman yang disajikan juga masalah nyata dalam kehidupan sehari-

hari yang mudah dipahami oleh peserta didik. Dilihat dari aspek konstruksi bahasa

juga pendukung kelayakan LKPD untuk digunakan. Tingkat keterbacaan dan

kalimat-kalimat yang disajikan telah disesuaikan dengan kaidah Bahasa Indonesia.


101

Lebih jauh lagi, bahasa yang digunakan juga sederhana dan mudah dipahami oleh

pembaca.

Terakhir, aspek media juga turut memberikan kontribusi dari segi desain

tampilan, penggunaan gambar, dan desain tata letak yang dapat memberikan daya

tarik bagi peserta didik untuk belajar. Warna yang digunakan pada LKPD juga

bervariasi dan memiliki kesesuaian satu sama lain. Sehingga, LKPD berbasis RME

dengan konteks kemaritiman layak terkategori valid.

Selanjutnya, praktikalitas LKPD berbasis RME dengan konteks

kemaritiman diukur melalui instrumen angket respon peserta didik dan pendidik.

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan pemodelan rasch dan LKPD

yang dikembangkan masuk dalam kategori praktis karena dominan respon yang

diberikan peserta didik terdapat pada interval praktis. Respon pendidik terhadap

LKPD yang dikembangkan juga masuk dalam kategori praktis dengan rerata

indeks sebesar 3.61. Secara keseluruhan baik respon peserta didik maupun

pendidik terhadap LKPD yang dikembangkan memenuhi kriteria praktis dari segi

penggunaan, daya tarik dan waktu.

Beberapa hal yang mendukung LKPD sangat praktis adalah pertama, segi

daya tarik yang mana LKPD berbasis RME dengan konteks kemaritiman didesain

dengan tampilan cover dan isi yang menarik. Desain tersebut menggunakan

beberapa layout yang berbeda disetiap bagiannya. Selain itu, LKPD juga

menggunakan gambar dan ikon-ikon yang dapat menarik minat peserta didik untuk

menggunakannya.
102

Kedua, segi penggunaan yang mana LKPD dapat memudahkan peserta

didik dalam menemukan konsep barisan dan deret aritmatika. LKPD disusun

dengan daftar pertanyaan yang dapat mengarahkan peserta didik dalam

mengkonstruksi pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu, LKPD juga membantu

peserta didik berkontribusi melalui kelompok dalam menyelesaikan permasalahan.

Ketiga dari segi waktu yang digunakan dimana LKPD yang diuji coba setiap

pertemuan sesuai dengan alokasi waktu yang diberikan. Oleh karena itu, LKPD

berbasis RME dengan konteks kemaritiman wajar diberikan respon yang positif

oleh peserta didik sehingga termasuk dalam kategori praktis.

Pengukuran efektifitas produk yang dikembangkan dapat dilihat melalui

post tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal yang diperoleh sebesar 87% dan

termasuk dalam kriteria sangat efektif.

Kriteria tersebut dapat diperoleh karena LKPD telah dirancang dengan soal

latihan yang telah disesuaikan terhadap indikator kemampuan pemecahan masalah

matematis. Selain itu, soal latihan juga berkonteks kemaritiman yang dekat dengan

kehidupan sehari-hari. Serta, pembelajaran yang dilaksanakan selama dua kali

pertemuan telah menyesuaikan dengan rancangan pembelajaran yang

berkarakteristik RME, sehingga dapat memberikan efek positif bagi peserta didik.

Hasil post tes juga dapat mengidentifikasi tiga kelompok peserta didik

yaitu tinggi, sedang dan rendah. Peserta didik kelas XI IPA 2 lebih dominan

terkategori tinggi kemampuan pemecahan masalah matematisnya melalui

pembelajaran dengan menggunakan LKPD. Pembelajaran yang dilakukan selama


103

2 kali pertemuan menunjukkan hasil yang signifikan. Peserta didik dapat

menerima pembelajaran dengan baik dan dapat memahami materi yang

disampaikan dalam LKPD. Selain itu, pemaparan langkah-langkah aktivitas dalam

LKPD juga merangsang peserta didik secara tidak langsung untuk memecahkan

masalah matematika. Jadi, LKPD yang dikembangkan dapat melatih kemampuan

pemecahan masalah matematis peserta didik sehingga tingkat kemampuan peserta

didik tergolong tinggi dari hasil pembelajaran.

Secara keseluruhan, LKPD berbasis RME dengan kontek kemaritiman

untuk melatih kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik SMA

Kelas XI yang dikembangkan dapat memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif.

Hal ini selaras dengan penelitian Sari, Amir, dan Risnawati (2017:73)

menunjukkan bahwa hasil pengembangan LKS berbasis pendekatan RME untuk

memfasilitasi kemampuan representasi matematis dinyatakan valid, praktis dan

efektif. Andari dan Komsiatun (2018:159) juga menunjukkan lembar kerja siswa

(LKS) berbasis RME yang dikembangkan valid, praktis dan efektif untuk

meningkatkan kemampuan matematis siswa.

Selain itu, Lestari, Afri, dan Richardo (2016:8) yang menyatakan lembar

kegiatan siswa berbasis PMR pada materi PLSV memenuhi kriteria sangat valid

dan praktis. Dalam hal ini jelas bahwa LKPD yang dikembangkan berbasis RME

dengan konteks kemaritiman dapat layak digunakan oleh peserta didik, praktis

penggunaannya, serta bisa menjadi sarana untuk melatih kemampuan pemecahan

masalah matematis karena LKPD didesain untuk peserta didik agar terbiasa

berlatih memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari pengembangan lembar

kerja peserta didik berbasis realistic mathematics education dengan konteks

kemaritiman, dapat disimpulkan:

1. Dari segi kevalidan, pengembangan LKPD berbasis RME dengan konteks

kemaritiman yang dikembangkan memenuhi kriteria valid dari setiap aspek

yaitu aspek materi dengan kategori baik, aspek bahasa dengan kategori sangat

baik, dan aspek media dengan kategori baik.

2. Dari segi kepraktisan, pengembangan LKPD berbasis RME dengan konteks

kemaritiman yang dikembangkan memenuhi kriteria praktis. Hal ini

ditunjukkan oleh hasil analisis data angket respon peserta didik melalui

pemodelan rasch di mana pada menu person item map dominansi respon

peserta didik dalam kategori praktis. Serta rerata indeks respon pendidik

sebesar 3.61 yang juga dalam kategori praktis.

3. Dari segi efektifitas, pengembangan LKPD berbasis RME dengan konteks

kemaritiman yang dikembangkan memenuhi kriteria sangat efektif. Ketuntasan

yang dicapai peserta didik sebesar 87% di mana 27 dari 31 peserta didik tuntas

dalam post tes.

104
105

4. Kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik kelas XI IPA 2

SMAN 4 Tanjungpinang melalui pengembangan LKPD berbasis RME dengan

konteks kemaritiman dominan dalam kategori tinggi dengan persentase 67.7%,

dimana hasil uji coba soal post tes yang diberikan dalam kategori sulit

sehingga LKPD berbasis RME dengan konteks kemaritiman efektif untuk

melatih kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang di atas, implikasi dari penelitian ini

adalah:

1. LKPD berbasis RME dengan konteks kemaritiman ini dapat meningkatkan

proses dan hasil belajar peserta didik.

2. LKPD juga dapat mendorong peserta didik terlibat aktif dalam proses

pembelajaran serta menarik perhatian dan minat belajar peserta didik.

Sehingga, LKPD dapat dijadikan pendidik sebagai salah satu bahan ajar yang

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

3. LKPD berbasis RME dengan konteks kemaritiman ini dapat membantu

pembelajaran lebih praktis dan efektif. Penggunaan LKPD dalam proses

pembelajaran dapat mewujudkan pembelajaran yang terorientasi kepada

peserta didik sebagai pembelajar. Hal ini sesuai dengan pembelajaran

sebagaimana yang diarahkan dalam kurikulum 2013 revisi 2017.


106

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian pengembanngan yang telah dilakukan,

berikut beberapa saran yang dapat diberikan:

1. LKPD berbasis RME dengan konteks kemaritiman dapat digunakan oleh

pendidik sebagai salah satu bahan ajar untuk melatih peserta didik dalam

memecahkan masalah matematika.

2. LKPD berbasis RME dengan konteks kemaritiman dapat dikembangkan lebih

luas untuk materi lainnya dalam satu bab pembahasan

3. Dalam penelitian lanjutan, LKPD berbasis RME dengan konteks kemaritiman

dapat dikembangkan lebih baik melalui penggunaan media elektronik.

4. Konteks kemaritiman yang digunakan dapat dieksplorasi lebih jauh melalui

penelitian lanjutan terhadap konsep matematis sebenarnya yang ada pada

lingkungan masyarakat Kepulauan Riau sebagai wilayah kemaritiman.


107

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M., & Nasution, D. P. (2018). Analisis kualitatif kemampuan komunikasi


matematis siswa yang diberi pembelajaran matematika realistik. Jurnal
Gantang, 3(2), 83–95. doi:https://doi.org/10.31629/jg.v3i2.471

Akhirman. (2017). Buku ajar kewirausahaan berbasis kearifan lokal.


Tanjungpinang: UMRAH Press

Amelia, T., & Erlina, E. (2017). Profil literasi kemaritiman guru biologi dalam
pembelajaran ipa smp negeri di kabupaten bintan. Jurnal Kiprah, 5(1), 7–
13. http://ojs.umrah.ac.id/index.php/kiprah/article/view/229/210

Andari, T., & Komsiatun, E. (2018). Pengembangan lks berbasis pendekatan


realistic mathematics education untuk meningkatkan kemampuan
matematis siswa. Aksioma, 7(1), 155–160. http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/

Athar, G. A. (2012). Pengembangan pembelajaran matematika dengan


pendekatan pendidikan matematika realistik (PMR) berbasis budaya cerita
rakyat melayu Riau. UNY, 12. http://eprints.uny.ac.id/7570/

Depdiknas. (2008). Panduan pengembangan bahan pelajaran.

Gustia, S. (2014). Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif co-op co-


op dengan strategi belajar aktif index card match (icm) terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa smp negeri 23
pekanbaru (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Riau).
Diakses dari http://repository.uin-suska.ac.id/4230/

Hadi, S. (2017). Pendidikan matematika realistik (1st ed). Depok: PT Rajagrafindo


Persada

Hamzah, A. (2014). Evaluasi pembelajaran matematika (1st ed). Depok:


Rajagrafindo Persada

Hendriana, H., & Sumarmo, U. (2017). Penilaian pembelajaran matematika (2nd


ed). Bandung: PT Refika Aditama

Komariyah, S., Deswita, H., & Arcat. (2016). Pengembangan lembar kerja siswa
(lks) matematika berbasis masalah untuk kelas vii smp pada materi
himpunan. Universitas Pasir Pengaraian, 1–8. http://e-
journal.upp.ac.id/index.php/mtkfkip/article/view/675
108

Lestari, N. I., Afri, L. E., & Richardo, R. (2016). Pengembangan lembar kerja
siswa berbasis pendidikan matematika realistik pada materi plsv kelas vii
smp. Universitas Pasir Pengaraian, 1–8. http://e-
journal.upp.ac.id/index.php/mtkfkip/article/view/771

Maulana. (2009). Pembelajaran matematika yang konstruktif di sekolah dasar.


https://anzdoc.com/queue/pembelajaran-matematika-yang-konstruktif-di-
sekolah-dasar-1-.html, accessed October 24, 2018.

Mirza, A. C., Anggraini, R., & Soetijono, I. R. (2017). Implementasi pengelolaan


sumber daya laut nasional terhadap kebijakan pemerintah provinsi
kepulauan riau. Lentera Hukum, 4(2), 79–94. doi:
https://doi.org/10.19184/ejlh.v4i2.4758

Mulyatiningsih, E. (2014). Metode penelitian terapan bidang pendidikan (3rd ed).


Bandung: Alfabeta

Nuraini, Tindangen, M., & Maasawet, E. T. (2016). Analisis permasalahan guru


terkait perangkat pembelajaran berbasis inquiry dan permasalahan siswa
terkait kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran biologi di
sma. Jurnal of Biology Education, 5(3), 271–278.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe

Oktarin, S., Auliandari, L., & Wijayanti, T. F. (2018). Analisis kemandirian


belajar siswa pada mata pelajaran biologi kelas x sma ykpp pendopo.
Bioeduscience, 2(2), 104–115. doi:https://doi.org/10.29405/j.bes/22104-
1152493

Prastowo, A. (2015). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif (7th ed).
Yogyakarta: Diva Press.

Rahmawati, D. (2015). Efektivitas pembelajaran matematika dengan strategi react


berbasis etnomatematika dalam meningkatkan kemampuan komunikasi
matematis dan cinta budaya lokal siswa smp kelas vii (Skripsi, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta). Diakses dari http://digilib.uin-suka.ac.id/17935/

Ramadhona, R., & Izzati, N. (2018). Pengembangan lembar kerja mahasiswa


berbasis inkuiri mata kuliah matematika umum untuk mahasiswa
pendidikan kimia. Jurnal Kiprah, 6(2), 21–24.
https://ojs.umrah.ac.id/index.php/kiprah/article/view/780

Riduwan. (2015). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian (11st ed). Jawa


Barat: Alfabeta.
109

Roliza, E. (2017). Pengembangan lembar kerja siswa (lks) berbasis inquiry pada
materi statistika untuk siswa kelas x sekolah menengah kejuruan negeri 2
tanjungpinang tahun ajaran 2016/2017 (Skripsi tidak diterbitkan).
Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang

Sari, R. M., Amir, Z., & Risnawati. (2017). Pengembangan lembar kerja siswa
(lks) berbasis pendekatan realistic mathematic education (rme) untuk
memfasilitasi kemampuan representasi matematis siswa smp. Jurnal
Formatif, 7(11), 66–74.
http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article/view/1108

Septiani, R. (2014). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika


siswa kelas viii f melalui model pembelajaran the power of two di smp
negeri 5 purwokerto (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto,
Purwokerto). Diakses dari http://repository.ump.ac.id/1208/

Sugiyono. (2011). Metode penelitian pendidikan (12th ed). Bandung: CV


Alfabeta.

Sukardi. (2015). Metodologi penelitian pendidikan (15th ed). Jakarta: PT Bumi


Aksara.

Sumarmo, U. (2012). Pendidikan karakter serta pengembangan berfikir dan


disposisi matematik dalam pembelajaran matematika. Makalah Seminar
Pendidikan Matematika, NTT

Sumarmo, U. (2016). Pedoman pemberian skor pada beragam tes kemampuan


matematik. http://utari-
sumarmo.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/05/Pedoman-Pemberian-
Skor-Tes-Kemampuan-Berpikir-Matematik-dan-MPP-2016-1.pdf

Sumintono, B., & Widhiarso, W. (2015). aplikasi pemodelan rasch pada


assesment pendidikan. Cimahi: Trim Komunikata

Suranto. (2014). Buku ajar statistika sosial. Yogyakarta: UMY

Widoyoko, E. P. (2017). Evaluasi program pembelajaran (9th ed). Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

Wiradnyana, K. (2016). Aspek-aspek kemaritiman di dataran rendah dan dataran


tinggi dari masa mesolitik hingga tradisi megalitik. Berkala Arkeologi
Sangkhakala, 19(1), 28–42.
http://sangkhakala.kemdikbud.go.id/index.php/SBA/article/view/21
110

Yarmayani, A. (2016). Analisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa


kelas xi mipa sma negeri 1 kota jambi. Jurnal Ilmiah Didakya, 6(2), 8 12–
19. http://dikdaya.unbari.ac.id/index.php/dikdaya/article/view/9
111

LAMPIRAN
112

LAMPIRAN A

(Instrumen Penelitian)

A1. Lembar Validasi Ahli Materi

A2. Lembar Validasi Ahli Bahasa

A3. Lembar Validasi Ahli Media

A4. Lembar Validasi Kualitas Instrumen Post Tes

A5. Lembar Validasi Kualitas Instrumen Angket Respon Pendidik

A6. Lembar Validasi Kualitas Instrumen Pedoman Wawancara

A7. Lembar Validasi RPP

A8. Pedoman Wawancara Pendidik Matematika Wajib

A9. Angket Terbuka Uji Coba Terbatas

A10. Angket Respon Peserta Didik

A11. Angket Respon Pendidik

A12 Kisi-kisi Soal Post Tes

A13. Soal Post Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

A14. Kunci Jawaban Post Tes

A15. Pedoman Wawancara Peserta Didik yang Tidak Tuntas

A16. RPP

A17. Rubrik Penilaian


113

Lampiran A1. Lembar Validasi Ahli Materi


114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130

Lampiran A2. Lembar Validasi Ahli Bahasa


131
132
133
134
135
136
137
138
139
140

Lampiran A3. Lembar Validasi Ahli Media


141
142
143
144
145
146
147

Lampiran A4. Lembar Validasi Kualitas Instrumen Post Tes


148
149
150
151

Lampiran A5. Lembar Validasi Kualitas Instrumen Angket Respon Pendidik


152
153

Lampiran A6. Lembar Validasi Kualitas Instrumen Pedoman Wawancara


154
155

Lampiran A7. Lembar Validasi RPP


156
157

Lampiran A8. Pedoman Wawancara Pendidik Matematika Wajib

PEDOMAN WAWANCARA PENDIDIK

A. Tujuan Wawancara
Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk menggali informasi mengenai
kurikulum sekolah yang digunakan, bahan ajar pendidik dan kondisi peserta
didik kelas XI IPA terutama yang berkenaan dengan kemampuan
matematisnya.

B. Jenis Wawancara
Jenis wawancara yang dilakukan adalah terencana dan semi terstruktur yaitu
wawancara dilakukan berdasarkan pedoman yang telah dibuat dan pertanyaan
dapat berkembang sesuai kondisi di lapangan.

C. Pelaksanaan Wawancara
Wawancara dilakukan kepada pendidik mata pelajaran matematika wajib kelas
XI SMAN 4 Tanjungpinang

D. Rumusan Pertanyaan
1. Apakah jenis kurikulum yang sedang digunakan sekolah saat ini?
2. Bahan ajar apakah yang ibu gunakan dalam proses pembelajaran dan
apakah bahan ajar tersebut sudah mampu memfasilitasi pembelajaran?
3. Menurut ibu, bagaimana kondisi peserta didik kelas XI MIPA terkait
kemampuan matematisnya?
4. Apa saja kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam pembelajaran
matematika?
5. Apakah kemampuan memecahkan masalah yang terdapat pada
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (soal cerita) sudah mampu
dicerna dan diselesaikan oleh peserta didik?
158

Lampiran A9. Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Terbatas

ANGKET RESPON PESERTA DIDIK


UJI COBA TERBATAS LKPD BERBASIS RME DENGAN KONTEKS
KEMARITIMAN

Nama :
Kelas :
Sekolah :

No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah kamu memahami
maksud dari masalah
kontekstual yang disajikan
dalam LKPD
2 Apakah setiap pertanyaan
dalam LKPD membantumu
untuk menyelesaikan
permasalahan?

3 Apakah bahasa yang


digunakan sederhana dan
mudah dipahami?

4 Berikan tanggapanmu
mengenai kelayakan LKPD
tersebut untuk digunakan!

Tanjungpinang, Januari 2019


Peserta Didik

(……………………………..…)
159

Lampiran A10. Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Lapangan

ANGKET RESPON PESERTA DIDIK

Mata Pelajaran : Matematika Wajib

Nama :

Hari/Tanggal :

Berilah pendapatmu terhadap proses pembelajaran matematika dengan


menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis RME dengan konteks
kemaritiman pada materi Barisan dan Deret Aritmatika untuk peserta didik SMA
Kelas XI yang telah dilaksanakan. Jawaban yang diberikan tidak akan berpengaruh
terhadap nilai matematika kalian.

Petunjuk Pengisian Angket


1. Tulislah terlebih dahulu identitasmu pada tempat yang sudah disediakan.
2. Angket ini memuat 21 pernyataan. Pahamilah baik-baik setiap pernyataan
yang berkaitan dengan LKPD Barisan dan Deret Aritmatika.
3. Berilah tanda checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu
untuk setiap pernyataan yang diberikan, dengan keterangan pilihan
jawaban, sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
R : Ragu-ragu
4. Jika ada yang kurang mengerti bertanyalah pada guru atau peneliti
160

Pernyataan Tentang LKPD Berbasis RME Pilihan Jawaban


Indikator No
dengan Konteks Kemaritiman SS S R TS STS
1. Tampilan cover menarik
2. Ilustrasi maupun gambar membuat saya lebih
mudah memahami materi
3. Pemilihan jenis huruf, ukuran, serta spasi yang
digunakan sesuai dan menarik
4. Petunjuk kegiatan jelas sehingga mempermudah
Daya Tarik saya mempelajarinya
5. LKPD membuat saya termotivasi untuk belajar
matematika
6. LKPD dapat membuat belajar matematika tidak
membosankan

7. Materi yang disajikan dalam LKPD ini mudah


saya pahami
8. Penyampaian materi berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari
9. LKPD bisa menengarahkan saya untuk berdiskusi
bersama teman dengan baik
10. Kegiatan diskusi mendorong saya untuk
menemukan konsep barisan dan deret aritmatika
11. Saya bisa memberikan kesimpulan berdasarkan
kegiatan yang ada pada LKPD
12. Saya lebih mudah mempelajari materi barisan
dan deret aritmatika dalam LKPD karena ada
keterkaitan antara satu materi dengan materi yang
lain.
13. Konteks kemaritiman pada permasalahan sesuai
dengan kehidupan nyata sehari-hari
Penggunaan
14. Permasalahan yang bernuansa kemaritiman dapat
membuat saya memahami penerapan matematika
dalam kehidupan nyata
15. Saya bisa mengidentifikasi data/informasi yang
ada pada masalah melalui LKPD ini
16. LKPD mengarahkan saya untuk merumuskan
model matematika berdasarkan masalah yang
diberikan
17. Saya bisa menerapkan strategi pemecahan
masalah setelah melakukan kegiatan dalam
LKPD
18. Saya bisa menginterpretasikan hasil yang
diperoleh setelah menggunakan LKPD ini
161

19. Kegiatan dalam LKPD mendorong saya untuk


aktif mengemukakan pendapat
20. Kalimat yang digunakan dalam LKPD jelas dan
mudah dipahami
Waktu 21. Alokasi waktu pengerjaan kegiatan dalam LKPD
cukup untuk setiap pertemuan

Tanjungpinang, Januari 2019


Peserta Didik

(…………………………….)
162

Lampiran A11. Angket Respon Pendidik

ANGKET RESPON PENDIDIK

Mata Pelajaran : Matematika Wajib

Nama :

Hari/Tanggal :

Bapak/Ibu yang terhormat,


Saya memohon bantuan Bapak/Ibu untuk menilai kepraktisan LKPD
Berbasis RME dengan Konteks Kemaritiman ini. Penilaian angket ini dilihat dari
aspek daya tarik, aspek penggunaan, dan aspek waktu. Penilaian dan saran dari
Bapak/Ibu sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ini. Atas perhatian dan kesediaannya, saya
mengucapkan terima kasih.

Petunjuk Pengisian Angket


1. Tulislah terlebih dahulu identitas Bapak/Ibu pada tempat yang sudah
disediakan.
2. Berilah tanda checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan pendapa
Bapak/Ibu untuk setiap pernyataan yang diberikan, dengan keterangan
pilihan jawaban, sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
R : Ragu-ragu
3. Berikan saran perbaikan menurut Bapak/Ibu untuk perbaikan Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis RME dengan Konteks Kemaritiman
untuk peserta didik SMA Kelas XI.
163

Pernyataan Tentang LKPD Berbasis RME Pilihan Jawaban


Indikator No
dengan Konteks Kemaritiman SS S R TS STS
1. Tampilan cover menarik
2. Ilustrasi maupun gambar membuat peserta didik
lebih mudah memahami materi
3. Pemilihan jenis huruf, ukuran serta spasi yang
Daya Tarik digunakan sesuai dan menarik
4. Petunjuk kegiatan jelas sehingga mempermudah
peserta didik mempelajarinya
5. LKPD yang dikembangkan dapat meningkatkan
minat dan daya tarik peserta didik untuk
menggunakannya
6. LKPD memberikan kemudahan sebagai
penunjang pembelajaran khususnya pada materi
barisan dan deret aritmatika
7. Kegiatan yang terdapat dalam LKPD dapat
melatih kemampuan pemecahan masalah
matematis peserta didik

8. LKPD dapat membantu peserta didik memahami


Penggunaan
konsep matematika yang sedang dipelajari
9. Konteks kemaritiman pada permasalahan sesuai
dengan kehidupan nyata sehari-hari
10. Permasalahan yang bernuansa kemaritiman dapat
membuat peserta didik memahami penerapan
matematika dalam kehidupan nyata
11. Kegiatan dalam LKPD mendorong peserta didik
untuk aktif mengemukakan pendapat
Waktu 12. Alokasi waktu pengerjaan kegiatan dalam LKPD
cukup untuk setiap pertemuan
164

Saran Perbaikan:
...................................................................................................................................

...................................................................................................................................

...................................................................................................................................

...................................................................................................................................

...................................................................................................................................

...................................................................................................................................

...................................................................................................................................

Tanjungpinang, Januari 2019


Pendidik

(……………………………..)
165

Lampiran A12. Kisi-kisi Soal Post Tes

KISI-KISI SOAL
PENILAIAN POST TES

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 4 Tanjungpinang Alokasi Waktu : 90 menit


Kelas : XI (Sebelas) IPA Jumlah Soal : 4 butir
Mata Pelajaran : Matematika Wajib Bentuk Soal : Uraian

Bentuk Nomor
No Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Indikator Soal
Soal Soal
1 2 3 4 5 6 7
1. KI 3 : Memahami, 3.6 Menggeneralisasi 3.6.1 Mendefinisikan Disajikan diagram batang yang Uraian 1
menerapkan, dan pola bilangan dan barisan dan deret menunjukkan banyaknya jumlah
menganalisis jumlah pada 3.6.2 Menyatakan pola tim yang mengikuti dragon boat
pengetahuan barisan Aritmetika 3.6.3 Menemukan race setiap tahun. Peserta didik
faktual, konseptual, dan Geometri rumus suku ke- diminta untuk menentukan rumus
prosedural, dan 4.6 Menggunakan pola suatu barisan dan suku ke yang dapat dibentuk
metakognitif barisan aritmetika deret aritmatika dari diagram batang yang
berdasarkan rasa atau geometri 4.6.1 Menyajikan model diberikan
ingin tahunya untuk menyajikan matematika dari
tentang ilmu dan suatu masalah
pengetahuan, menyelesaikan nyata yang Disajikan deskripsi mengenai Uraian 2
teknologi, seni, masalah berkaitan dengan siput gonggong yang dapat
budaya, dan barisan dan deret dihasilkan di daerah Desa
humaniora dengan aritmatika. Pengudang. Peserta didik dapat
wawasan menggunakan metode eliminasi
166

Bentuk Nomor
No Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Indikator Soal
Soal Soal
1 2 3 4 5 6 7
kemanusiaan, dan substitusi dari suatu model
kebangsaan, matematis yang bisa dibentuk
kenegaraan, dan dari soal. Peserta didik diminta
peradaban terkait untuk menentukan suku ke-7
penyebab (tempat ketujuh dari
fenomena dan penangkapan gonggong) serta
kejadian, serta menginterpretasi jawaban yang
menerapkan diperoleh
pengetahuan
prosedural pada
bidang kajian yang Soal yang diberikan memiliki Uraian 3
spesifik sesuai informasi tentang lima jenis
dengan bakat dan kelong. Kelong tersebut
minatnya untuk digunakan nelayan untuk
memecahkan menjaring sumber daya laut yang
masalah. ada di Pantai Trikora. Kelong-
KI 4 :Mengolah, menalar, kelong tersebut mempunyai
dan menyaji dalam jaring yang jumlah masing-
ranah konkret dan masingnya membentuk suatu
ranah abstrak barisan aritmatika. Peserta didik
terkait dengan diminta untuk menentukan
pengembangan dari banyaknya jaring yang digunakan
yang dipelajarinya pada seluruh kelong.
di sekolah secara
mandiri, bertindak
167

Bentuk Nomor
No Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Indikator Soal
Soal Soal
1 2 3 4 5 6 7
secara efektif dan Ditunjukkan suatu jumlah otak- Uraian 4
kreatif, serta otak yang telah dijual selama
mampu event sepak bola di Kijang.
menggunakan Peserta didik diminta untuk
metode sesuai menentukan banyaknya otak-otak
kaidah keilmuan yang dipesan pada hari pertama.
Pada soal diketahui total pesanan
otak-otak selama event sepak
bola dan pesanan otak-otak pada
hari terakhir event tersebut.
168

Lampiran A13. Soal Post Tes

POST TES
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

Mata Pelajaran : Matematika Wajib


Materi : Barisan dan Deret Aritmatika
Kelas / Semester : XI / II
Waktu : 90 Menit

Nama : ______________________________________________________________________

Kelas : ______________________________________________________________________

Petunjuk Pengerjaan Soal:

1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal-soal yang diberikan


2. Tulislah identitasmu pada kolom yang telah disediakan
3. Kerjakan dahulu soal yang menurut kalian mudah
4. Kerjakan dengan teliti dan tulislah jawabanmu dengan tulisan yang jelas dan
mudah dibaca
5. Jawablah pertanyaan yang diberikan dengan tepat sesuai dengan indikator
pemecahan masalah sebagai berikut:
a. Tulislah terlebih dahulu unsur yang diketahui dan ditanyakan pada soal
b. Mulailah membuat suatu model matematika berdasarkan unsur yang
diketahui sebelumnya
c. Lanjutkan dengan menyelesaikan permasalahan dengan berbagai cara
yang kamu ketahui
d. Periksa kembali solusi yang kamu peroleh sesuai permasalahan
e. Interpretasikan hasil yang kamu peroleh dengan menjelaskan kembali
dengan kata-katamu sendiri hasil tersebut.
169

Post Tes

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar!

1. Setiap tahun, Kota Tanjungpinang selalu mengadakan Event International


Dragon Boat Race yang dilaksanakan di Sungai Carang, Kota Tanjungpinang.
Event ini diikuti oleh masyarakat lokal maupun luar negeri. Dari data diketahui
bahwa tahun 2011 – 2018 (lihat grafik) jumlah tim peserta Lomba
International Dragon Boat Race mengalami peningkatan yang konstan setiap
tahunnya.

Banyak Tim

Tahun

Tentukan rumus suku ke-𝑛 dari data di atas!


Jawab:
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
170

Post Tes

2. Desa Pengudang, Kabupaten Bintan merupakan salah satu daerah penghasil


siput gonggong. Siput gonggong merupakan makanan khas yang terkenal di
Provinsi Kepulauan Riau. Suatu studi menunjukkan bahwa tingkat keasaman
air mempengaruhi jumlah pertumbuhan gonggong di tempat tersebut. Perairan
di Desa Pengudang memiliki 10 tempat penangkapan gonggong dan memiliki
perbedaan keasaman yang bertingkat dari rendah ke tinggi. Tingkat keasaman
tinggi berada pada tempat pertama yang selalu berurutan hingga tingkat
keasaman rendah berada pada tempat yang kesepuluh. Jika Dandi mampu
menangkap siput gonggong pada tempat ke-3 dan tempat ke-5 sebanyak 250
ekor, kemudian pada tempat ke-9 dan tempat ke-10, Dandi mampu menangkap
siput gonggong sebanyak 525 ekor. Maka tentukanlah banyaknya siput
gonggong yang dapat ditangkap oleh Dandi pada tempat ketujuh dan
berikanlah interpretasi mengenai gonggong yang dihasilkan berdasarkan
tingkat keasaman diperairan Desa Pengudang!

Sumber: Google.co.id
Jawab:
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
171

Post Tes

3. Pak Usman adalah seorang nelayan yang bekerja dikawasan perairan Pantai
Trikora. Pak Usman mempunyai 5 jenis kelong yang berfungsi untuk
memperoleh sumber daya laut berupa ikan, udang, dsb dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Kelong merupakan bangunan dari kayu yang digunakan
untuk memasang jaring di tengah laut. Kelong jenis I yang dimiliki Pak Usman
terdiri atas 4 jaring. Kelong jenis III mempunyai jaring sebanyak dua kali lebih
banyak dari kelong jenis I ditambah 2 jaring. Jika banyaknya jaring yang ada
pada setiap kelong membentuk suatu barisan aritmatika, berapakah banyaknya
jaring yang digunakan pada seluruh kelong?

Sumber: Google.co.id

Jawab:
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
172

Post Tes

4. Sebuah warung di kawasan Sei. Nam, Kijang menjual makanan khas Provinsi
Kepulauan Riau yaitu otak-otak. Otak-otak merupakan produk hasil olahan
laut berupa ikan tenggiri, lele maupun cumi-cumi yang dibungkus dengan
daun pisang kemudian dibakar atau dipanggang. Warung tersebut menerima
pesanan yang meningkat dalam kurun waktu 5 hari berturut-turut karena ada
event sepak bola yang diselenggarakan dekat kawasan tersebut. Jika pesanan
otak-otak pada hari kelima adalah 350 otak-otak dan total pesanan otak-otak
yang diterima warung selama event sepak bola adalah 1500 otak-otak, maka
tentukan pesanan otak-otak yang diterima warung pada hari pertama event
sepak bola berlangsung!
Jawab:
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
173

Lampiran A14. Kunci Jawaban Post Tes

KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

Indikator Kemampuan
No. Soal Kunci Jawaban Pemecahan Masalah Skor
Matematis
1 Setiap tahun, Kota Tanjungpinang selalu Diketahui: Mengidentifikasi data 2
mengadakan Event International Dragon Boat Race - Jumlah tim peserta Dragon Boat Race pada yang diketahui,
yang dilaksanakan di Sungai Carang, Kota tahun 2011 adalah 20 tim ditanyakan, kecukupan
- Jumlah tim peserta Dragon Boat Race pada data untuk pemecahan
Tanjungpinang. Event ini diikuti oleh masyarakat
tahun 2016 adalah 35 tim masalah
lokal maupun luar negeri. Dari data diketahui - Jumlah tahun event International Dragon Boat
bahwa tahun 2011 – 2018 (lihat grafik) jumlah tim Race adalah 8 tahun
peserta Lomba International Dragon Boat Race
mengalami peningkatan yang konstan setiap Ditanya :
tahunnya. - Rumus suku ke- data jumlah tim peserta
International Dragon Boat Race
Model matematika: Menyusun model 2
Misalkan: tahun 2011 matematika dari suatu
masalah dalam bentuk
gambar dan atau ekspresi
tahun 2016 matematika
…. (1)

Penyelesaian: Memilih dan menerapkan 2


Substitusikan ke persamaan (1) strategi untuk
174

Indikator Kemampuan
No. Soal Kunci Jawaban Pemecahan Masalah Skor
Matematis
Tentukan rumus suku ke- dari data di atas! menyelesaikan masalah
matematika berdasarkan
gambar dan atau ekspresi
matematika yang telah
disusun

Rumus suku ke- dari data adalah

Uji coba ke rumus suku ke- Memeriksa kebenaran 1


solusi yang diperoleh

(Terbukti benar)

Menginterpretasikan hasil: Menginterpretasikan 2


Jadi, rumus suku ke- dari data jumlah tim peserta solusi yang diperoleh
International Dragon Boat Race adalah

2 Desa Pengudang, Kabupaten Bintan merupakan Diketahui: Mengidentifikasi data 2


- Jumlah tempat penangkapan siput gonggong yang diketahui,
175

Indikator Kemampuan
No. Soal Kunci Jawaban Pemecahan Masalah Skor
Matematis
salah satu daerah penghasil siput gonggong. Siput sebanyak 10 tempat ditanyakan, kecukupan
gonggong merupakan makanan khas yang terkenal - Jumlah gonggong pada tempat ke-3 dan ke-5 data untuk pemecahan
di Provinsi Kepulauan Riau. Suatu studi adalah 250 ekor masalah
- Jumlah gonggong pada tempat ke-9 dan ke-10
menunjukkan bahwa tingkat keasaman air
adalah 525 ekor
mempengaruhi jumlah pertumbuhan gonggong di
tempat tersebut. Perairan di Desa Pengudang Ditanya:
memiliki 10 tempat penangkapan gonggong dan - Banyaknya siput gonggong pada tempat ke-7
memiliki perbedaan keasaman yang bertingkat dari
rendah ke tinggi. Tingkat keasaman tinggi berada
pada tempat pertama yang selalu berurutan hingga
Model matematika: Menyusun model 2
tingkat keasaman rendah berada pada tempat yang
matematika dari suatu
kesepuluh. Jika Dandi mampu menangkap siput …… (1) masalah dalam bentuk
gonggong pada tempat ke-3 dan tempat ke-5 gambar dan atau ekspresi
sebanyak 250 ekor, kemudian pada tempat ke-9 dan …… (2) matematika
tempat ke-10, Dandi mampu menangkap siput …. (3)
gonggong sebanyak 525 ekor. Maka tentukanlah
banyaknya siput gonggong yang dapat ditangkap Penyelesaian: Memilih dan menerapkan 2
oleh Dandi pada tempat ketujuh dan berikanlah Eliminasi pers (1) dan pers (2) strategi untuk
menyelesaikan masalah
interpretasi mengenai gonggong yang dihasilkan
- matematika berdasarkan
berdasarkan tingkat keasaman diperairan Desa gambar dan atau ekspresi
Pengudang! matematika yang telah
disusun
176

Indikator Kemampuan
No. Soal Kunci Jawaban Pemecahan Masalah Skor
Matematis
Substitusi nilai ke persamaan (1) diperoleh:

Substitusi dan ke persamaan (3)


diperoleh:

Sumber: Google.co.id ekor siput gonggong

Uji coba salah satu persamaan Memeriksa kebenaran 1


solusi yang diperoleh

(Terbukti)

atau

(Terbukti benar)
177

Indikator Kemampuan
No. Soal Kunci Jawaban Pemecahan Masalah Skor
Matematis
Menginterpretasikan hasil: Menginterpretasikan 2
Jadi, banyaknya siput gonggong pada tempat ke-7 solusi yang diperoleh
adalah 200 ekor. Banyaknya gonggong yang dihasilkan
berdasarkan tingkat keasaman ditempat tersebut.
Semakin tinggi tingkat keasaman suatu tempat maka
semakin sedikit gonggong yang dihasilkan begitu pula
sebaliknya semakin rendah tingkat keasamannya
semakin tinggi atau banyak pula gonggong yang
dihasilkan.
3 Pak Usman adalah seorang nelayan yang bekerja Diketahui: Mengidentifikasi data 2
dikawasan perairan Pantai Trikora. Pak Usman - Terdapat 5 jenis kelong yaitu kelong I, kelong II, yang diketahui,
mempunyai 5 jenis kelong yang berfungsi untuk kelong III, kelong IV, dan kelong V ditanyakan, kecukupan
- Kelong I memiliki 4 jaring data untuk pemecahan
memperoleh sumber daya laut berupa ikan, udang,
- Kelong III memiliki jaring sebanyak dua kali masalah
dsb dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. jumlahnya pada kelong I ditambah dua jaring
Kelong merupakan bangunan dari kayu yang
digunakan untuk memasang jaring di tengah laut. Ditanya: Banyaknya jaring yang digunakan pada
Kelong jenis I yang dimiliki Pak Usman terdiri atas seluruh kelong
4 jaring. Kelong jenis III mempunyai jaring Model Matematika: Menyusun model 2
sebanyak dua kali lebih banyak dari kelong jenis I Misalkan: banyaknya jaring pada kelong jenis I matematika dari suatu
jaring masalah dalam bentuk
ditambah 2 jaring. Jika banyaknya jaring yang ada
banyaknya jaring pada kelong jenis III gambar dan atau ekspresi
pada setiap kelong membentuk suatu deret
…. (1) matematika
aritmatika, berapakah banyaknya jaring yang …. (2)
178

Indikator Kemampuan
No. Soal Kunci Jawaban Pemecahan Masalah Skor
Matematis
digunakan pada seluruh kelong? Penyelesaian: Memilih dan menerapkan 2
Substitusi ke persamaan (1) strategi untuk
menyelesaikan masalah
matematika berdasarkan
gambar dan atau ekspresi
matematika yang telah
…. (3) disusun

Substitusi ke persamaan (3)

Sumber: Google.co.id

Menentukan

jaring
179

Indikator Kemampuan
No. Soal Kunci Jawaban Pemecahan Masalah Skor
Matematis
Uji coba Memeriksa kebenaran 1
solusi yang diperoleh

jaring (Terbukti benar)


Menginterpretasikan hasil: Menginterpretasikan 2
Jadi, banyaknya jaring yang digunakan pada seluruh solusi yang diperoleh
kelong adalah 50 jaring
4 Sebuah warung di kawasan Sei. Nam, Kijang Diketahui: Mengidentifikasi data 2
menjual makanan khas Provinsi Kepulauan Riau - Jumlah pesanan otak-otak (dalam hari) adalah 5 yang diketahui,
yaitu otak-otak. Otak-otak merupakan produk hasil hari ditanyakan, kecukupan
- Pesanan otak-otak pada hari kelima adalah 350 data untuk pemecahan
olahan laut berupa ikan tenggiri, lele maupun cumi-
otak-otak masalah
cumi yang dibungkus dengan daun pisang - Total pesanan otak-otak selama event sepak bola
kemudian dibakar atau dipanggang. Warung adalah 1500 otak-otak
tersebut menerima pesanan yang meningkat dalam
kurun waktu 5 hari berturut-turut karena ada event Ditanya :
sepak bola yang diselenggarakan dekat kawasan Banyaknya otak-otak yang dipesan pada hari pertama
tersebut. Jika pesanan otak-otak pada hari kelima event sepak bola …?
180

Indikator Kemampuan
No. Soal Kunci Jawaban Pemecahan Masalah Skor
Matematis
adalah 350 otak-otak dan total pesanan otak-otak Model matematika: Menyusun model 2
yang diterima warung selama event sepak bola matematika dari suatu
adalah 1500 otak-otak, maka tentukan pesanan …. (1) masalah dalam bentuk
gambar dan atau ekspresi
otak-otak yang diterima warung pada hari pertama
matematika
event sepak bola berlangsung!

…. (2)

Penyelesaian: Memilih dan menerapkan 2


Eliminasi persamaan (1) dan (2) strategi untuk
menyelesaikan masalah
| | – matematika berdasarkan
gambar dan atau ekspresi
matematika yang telah
disusun
Substitusi ke persamaan (1)

Uji coba Memeriksa kebenaran 1


solusi yang diperoleh
181

Indikator Kemampuan
No. Soal Kunci Jawaban Pemecahan Masalah Skor
Matematis

(Terbukti benar)

(Terbukti benar)

Menginterpretasikan hasil: Menginterpretasikan 2


Jadi, pesanan otak-otak yang diterima warung pada hari solusi yang diperoleh
pertama event sepak bola adalah 250 otak-otak
182

Lampiran A15. Pedoman Wawancara Peserta Didik yang Tidak Tuntas

PEDOMAN WAWANCARA

A. Tujuan Wawancara
Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk:
1. Mengetahui alasan atau penyebab peserta didik tidak mencapai ketuntasan
KKM yang ditetapkan pada soal post tes
2. Menggali informasi mengenai kemampuan pemecahan masalah matematis
peserta didik yang tidak tuntas pada materi barisan dan deret aritmatika.

B. Jenis Wawancara
Jenis wawancara yang dilakukan adalah terencana dan semi terstruktur yaitu
wawancara dilakukan berdasarkan pedoman yang telah dibuat.

C. Pelaksanaan Wawancara
1. Wawancara dilakukan kepada peserta didik yang tidak mencapai
ketuntasan KKM
2. Pertanyaan wawancara berkaitan dengan hasil tes yang telah diselesaikan
oleh peserta didik.

D. Rumusan Pertanyaan
1. Perhatikan kembali hasil jawabanmu, apakah yang menyebabkan kamu
tidak bisa menyelesaikan soal dengan benar?
2. Apakah kamu bisa memahami maksud dari soal yang diberikan?
3. Bagian mana dari soal yang tidak dapat kamu selesaikan?
4. Dapatkah kamu mengidentifikasi unsur yang diketahui dan ditanyakan
pada soal tes?
5. Dapatkah kamu merumuskan model matematika dari soal yang diberikan?
6. Strategi apakah yang kamu pilih dalam menyelesaikan soal? Kendala apa
saja yang kamu temukan dalam menyelesaikannya?
183

7. Apakah kamu memeriksa kembali jawaban yang sudah diperoleh?


8. Menurutmu, apakah interpretasi yang telah kamu buat sudah benar?
184

Lampiran A16. RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

A. IDENTITAS
Sekolah : SMA Negeri 4 Tanjungpinang
Mata Pelajaran : Matematika Wajib
Kelas, Semester : XI IPA, 2 (dua)
Materi Pokok : Barisan dan Deret
Alokasi Waktu : 4 45 menit (2 Pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2018/2019

B. KOMPETENSI INTI
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui Problem Based Learning,
metode diskusi serta ceramah terbimbing berpendekatan Realistic Mathematics
Education (RME), dengan tahapan pembelajaran diawali dengan
permasalahan, menghubungkan dengan instrumen, kontribusi peserta didik,
pembelajaran interaktif dan keterkaitan antar topik matematika, peserta didik
dapat: menjelaskan pengertian barisan dan deret aritmatika, menjelaskan
dengan kata-kata dan menyatakan masalah dalam sehari-hariyang berkaitan
dengan barisan dan deret aritmatika, menunjukkan pola barisan dan deret
aritmatika, menyajikan model matematika berdasarkan masalah nyata
berkaitan dengan barisan dan deret aritmatika melalui penerapan perilaku
responsif dan proaktif serta menghargai perbedaan sebagai anugrah Tuhan
Yang Maha Esa.
185

D. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar (KD)
Pengetahuan (IPKP)
3.6 Menggeneralisasi pola bilangan Pertemuan 1 dan 2
dan jumlah pada barisan 3.6.1 Mendefinisikan barisan dan deret
Aritmetika dan Geometri 3.6.2 Menyatakan pola
4.6 Menggunakan pola barisan 3.6.3 Menemukan rumus suku ke- suatu
aritmetika atau geometri untuk barisan dan deret aritmatika
menyajikan dan menyelesaikan 4.6.1 Menyajikan model matematika dari
masalah suatu masalah nyata yang berkaitan
dengan barisan dan deret aritmatika.

E. MATERI PEMBELAJARAN
Barisan dan Deret
Pertemuan 1
A. Barisan Aritmatika
Fakta  Pola bilangan

Ilustrasi:
Pak Budi adalah seorang pedagang buah. Suatu
hari, ia menerima pemasukan buah untuk dijual dan
disusun dalam bentuk seperti pada gambar di atas.
Apabila susunan buah paling atas berjumlah 3 dan
terdiri atas 8 susunan ke bawah. Maka tentukanlah
banyaknya buah jeruk pada susunan ke-8 apabila
setiap susunan selalu bertambah 2 jeruk.
Konsep/Prinsip  Definisi barisan aritmatika
Barisan aritmatika adalah barisan bilangan yang
beda setiap dua suku yang berurutan adalah sama.
Beda dua suku yang berurutan pada barisan
aritmatika dinotasikan dan dirumuskan sebagai
berikut:

Jika merupakan suku-suku


barisan aritmatika. Rumus suku ke- barisan
tersebut dinyatakan sebagai berikut.
186

A. Barisan Aritmatika
suku pertama barisan aritmatika
beda barisan aritmatika
banyak suku barisan aritmatika
Prosedural  Langkah-langkah menemukan pola barisan
aritmatika
 Langkah-langkah menemukan rumus mencari suku
ke- dari suatu barisan aritmatika
 Penerapan barisan aritmatika untuk menyelesaikan
masalah yang berkenaan dengan barisan aritmatika
Metakognitif Penerapan barisan aritmatika dalam kehidupan
sehari-hari dapat terlihat dalam berbagai aspek.
Misalnya saja, melalui susunan buah atau barang
yang dilakukan oleh pedagang dapat membentuk
suatu pola bilangan dengan jumlah tertentu. Apabila
setiap beda susunan barang adalah konstan maka
dapat dikatakan susunannya membentuk barisan
aritmatika. Dari kegiatan tersebut, diharapkan peserta
didik mampu membuat model matematika dan
menganalisisnya dari suatu permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari serta menyelesaikannya yang
berkaitan dengan barisan aritmatika

Pertemuan 2
B. Deret Aritmatika
Fakta  Pola bilangan deret aritmatika
Ilustrasi:
Sama pada kasus sebelumnya, pada susunan buah
jeruk Pak Budi. Tentukanlah banyaknya buah
jeruk yang dimiliki Pak Budi dari susunan paling
atas ke susunan paling bawah.
Konsep  Pengertian deret aritmatika
Deret aritmatika adalah penjumlahan berurut
suku-suku suatu barisan aritmatika. Deret
aritmatika disebut juga deret hitung karena
perbedaan antar sukunya dihitung berdasarkan
operasi penjumlahan.
Rumus jumlah suku pertama deret aritmatika:
atau

suku pertama
banyaknya suku
Prosedural  Langkah-langkah menemukan pola deret
aritmatika
187

B. Deret Aritmatika
 Langkah-langkah menemukan rumus mencari
jumlah suku ke- dari suatu deret aritmatika
 Penerapan deret aritmatika untuk menyelesaikan
masalah yang berkenaan dengan deret aritmatika
Metakognitif Penerapan barisan aritmatika dalam kehidupan
sehari-hari dapat terlihat dalam berbagai aspek.
Misalnya saja, melalui susunan buah atau barang
yang dilakukan oleh pedagang dapat membentuk
suatu pola bilangan dengan jumlah tertentu. Apabila
setiap beda susunan barang adalah konstan maka
dapat dikatakan susunannya membentuk barisan
aritmatika. Dari kegiatan tersebut, diharapkan
peserta didik mampu membuat model matematika
dan menganalisisnya dari suatu permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari serta
menyelesaikannya yang berkaitan dengan barisan
aritmatika

F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan : Realistic Mathematics Education (RME)
2. Model : Problem Based Learning
3. Metode : Ceramah Plus, Diskusi terbimbing, Presentasi, Latihan (drill),

G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR


1. Alat dan Bahan:
 Worksheet atau lembar kerja peserta didik (LKPD)
 Lembar penilaian
 Spidol, papan tulis, penghapus
Cetak: buku.
Bahan : Spidol / kapur berwarna

2. Sumber Belajar:
a. Pegangan Peserta didik
 Aksin, Nur dkk.. 2017. Matematika Mata Pelajaran Wajib. Klaten:
PT Intan Pariwara
b. Pegangan Guru
 Aksin, Nur dkk.. 2017. Matematika Mata Pelajaran Wajib. Klaten:
PT Intan Pariwara
 Manullang, Sudianto. dkk.. 2017. Buku Guru Matematika Kelas XI
Edisi Revisi 2017. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
188

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (2 45 menit)
Langkah Sintak Model Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan 1. Peserta didik mengucapkan salam dan 10
Pendahuluan mensyukuri anugerah Tuhan dan saling
mendoakan
2. Pendidik memeriksa kehadiran peserta
didik (pendidik menanamkan sikap
disiplin)
3. Pendidik memberikan apersepsi dengan
mengajak peserta didik bermain ice
breaking berhitung kelipatan tiga yang
bertujuan untuk merangsang
pengetahuan peserta didik mengenai
materi yang akan dipelajari
4. Memotivasi peserta didik dengan
mengajukan pertanyaan.
Ilustrasi:
“Siapa yang tahu pola tepuk tangan
dari berhitung tadi?
5. Pendidik menyampaikan tujuan
pembelajaran
Ilustrasi:
Baiklah anak-anak, adapun tujuan
pembelajaran kita pada hari ini adalah:
- Menjelaskan pengertian barisan
aritmatika
- Menjelaskan dengan kata-kata dan
menyatakan masalah dalam sehari-
hari yang berkaitan dengan barisan
aritmatika
- Menunjukkan pola barisan
aritmatika
- Menyajikan model matematika
berdasarkan masalah nyata
berkaitan dengan barisan aritmatika
dan menyelesaikannya

Kegiatan Inti 1. Peserta didik diberikan LKPD 70


Berbasis RME dengan konteks
kemaritiman
189

Langkah Sintak Model Alokasi


Deskripsi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Fase I: Pendidik Penggunaan Konteks
mengorientasi 2. Pendidik meminta peserta didik untuk
peserta didik membaca terlebih dahulu masalah
kontekstual 1 yang terdapat dalam
pada masalah
LKPD
3. Peserta didik diminta untuk
menuliskan informasi dari
permasalahan yang terdapat dalam
LKPD di depan kelas
Ilustrasi:
Siapa yang bisa menuliskan informasi
apa yang terdapat dalam masalah
tersebut?
Fase II : 4. Peserta didik dibagi menjadi beberapa
Mengorganisasi kelompok oleh pendidik.
peserta didik Ilustrasi:
untuk belajar Baiklah anak-anak, selanjutnya kalian
ibu minta duduk dengan kelompoknya
masing-masing

Menghubungkan dengan Instrumen


5. Peserta didik diarahkan untuk
membuat instrumen baik itu gambar,
model, skema, maupun diagram terkait
informasi yang dituliskan oleh salah
satu peserta didik di depan kelas yang
berkaitan dengan permasalahan
Ilustrasi:
Berdasarkan informasi yang dituliskan
oleh teman kalian, apakah ada yang
bisa membuat suatu ilustrasi susunan
ikan tongkol yang dijemur oleh Pak
Andi?
6. Pendidik membantu menyetarakan
argumen peserta didik terkait
instrumen yang telah dibuat

Kontribusi Peserta Didik


Fase III : 7. Setelah terdapat kesamaan pandangan,
Membimbing maka peserta didik diminta untuk
penyelidikan berpikir kritis dalam menyelesaikan
individual permasalahan melalui diskusi
maupun kelompok.
190

Langkah Sintak Model Alokasi


Deskripsi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
kelompok 8. Peserta didik dibimbing oleh pendidik
dalam menyelesaikan permasalahan.
9. Dalam LKPD telah diberikan beberapa
pertanyaan yang harus dijawab oleh
peserta didik melalui diskusi
kelompok
10. Pendidik membimbing peserta didik
dalam menyelesaikan masalah. Peserta
didik diberi kesempatan bertanya
kepada pendidik apabila ditemui
kendala dalam memahami
permasalahan yang ada pada LKPD
11. Peserta didik diperbolehkan untuk
melakukan literasi dalam
menggunakan referensi lain untuk
membantu menyelesaikan persoalan
yang diberikan
Ilustrasi:
Untuk membantu kalian dalam
menyelesaikan permasalahan, kalian
boleh mempergunakan sumber lain
seperti buku atau LKPD yang telah
kalian kerjakan pada pertemuan
sebelumnya

Fase IV : Kegiatan Interaktif


Mengembangkan 12. Salah satu kelompok peserta didik
dan menyajikan diminta untuk memaparkan hasil
hasil karya diskusi kelompok didepan kelas.
13. Peserta didik mengasosiasi dan
menginterpretasi hasil kerja kelompok
masing-masing
14. Pendidik mengajak kelompok lain
memperhatikan kelompok yang
sedang memaparkan hasil kerja
kelompok mereka dan meminta saran
apabila ada perbedaan dari hasil kerja
masing-masing kelompok.
Ilustrasi:
Anak-anak, perhatikan hasil kerja
kelompok kalian masing-masing.
Bandingkan dengan hasil kerja yang
teman kalian paparkan di depan kelas
191

Langkah Sintak Model Alokasi


Deskripsi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Fase V : 15. Hasil kerja peserta didik dianalisis
Menganalisis oleh pendidik
dan 16. Pendidik mengajak peserta didik untuk
mengevaluasi bersama-sama menarik kesimpulan
proses dari pembelajaran yang dilakukan
pemecahan Ilustrasi:
masalah Baiklah, siapa yang bisa
menyimpulkan apa saja yang sudah
kita pelajari hari ini?

Keterkaitan Antar Topik


17. Selanjutnya, peserta didik diminta
untuk menuliskan topik matematika
apa saja yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan
Ilustrasi:
Anak-anak, coba perhatikan poin
keterkaitan antar topik, tulislah topik
matematika apa saja yang kalian
gunakan untuk menyelesaikan
permasalahan!.
Kegiatan 1. Pendidik meminta peserta didik 10
Penutup mengerjakan soal pemecahan masalah
yang terdapat pada LKPD
2. Pendidik mengevaluasi hasil latihan
peserta didik
3. Pendidik memberikan informasi kepada
peserta didik untuk mempelajari materi
selanjutnya yang ada pada LKPD
dirumah
4. Pendidik mengakhiri dan menutup
pembelajaran.

Pertemuan ke-2 (2 45 menit)


Langkah Sintak Model Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan 1. Peserta didik mengucapkan salam dan 10
Pendahuluan mensyukuri anugerah Tuhan dan saling
mendoakan
2. Pendidik memeriksa kehadiran peserta
didik (pendidik menanamkan sikap
disiplin)
3. Pendidik memberikan apersepsi dengan
192

Langkah Sintak Model Alokasi


Deskripsi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
melalui pertanyaan mengenai barisan
aritmatika yang telah dipelajari
sebelumnya.
4. Memotivasi peserta didik dengan
memberikan soal cerita.
Ilustrasi:
“Suatu hari, Andi ingin mengadakan
pesta ulang tahun dan mengundang
seluruh teman kelasnya. Jika tamu
pertama yang datang terdiri atas dina
dan vira. Kelompok kedua yang
datang adalah cindy, didi, erna dan
luthfi. Kelompok ketiga berjumlah 6
orang, dan seterusnya sehingga
berakhir pada kelompok ke-10.
Dapatkah kamu menentukan jumlah
keseluruhan tamu undangan Andi?
5. Pendidik menyampaikan tujuan
pembelajaran
Ilustrasi:
Baiklah anak-anak, adapun tujuan
pembelajaran kita pada hari ini, adalah:
- Menjelaskan pengertian deret
aritmatika
- Menjelaskan dengan kata-kata dan
menyatakan masalah dalam sehari-
hari yang berkaitan dengan deret
aritmatika
- Menunjukkan pola deret aritmatika
- Menyajikan model matematika
berdasarkan masalah nyata
berkaitan dengan deret aritmatika
Kegiatan Inti 1. Peserta didik melanjutkan tugas dalam 70
LKPD Berbasis RME dengan konteks
kemaritiman yang telah dibagikan
pada pertemuan sebelumnya.

Penggunaan Konteks
Fase I: Pendidik
2. Peserta didik diminta untuk membaca
mengorientasi kembali masalah kontekstual 2 yang
peserta didik terdapat pada LKPD
pada masalah 3. Peserta didik diminta untuk
menuliskan informasi dari
permasalahan yang terdapat dalam
193

Langkah Sintak Model Alokasi


Deskripsi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
LKPD di depan kelas
Fase II : 4. Peserta didik dibagi menjadi beberapa
Mengorganisasi kelompok oleh pendidik.
peserta didik Ilustrasi:
untuk belajar Baiklah anak-anak, selanjutnya kalian
ibu minta duduk dengan kelompoknya
masing-masing seperti pada pertemuan
sebelumnya.

Menghubungkan dengan Instrumen


5. Peserta didik diarahkan untuk
membuat instrumen seperti pada
pertemuan sebelumnya terkait
informasi yang dituliskan oleh salah
satu peserta didik di depan kelas
Ilustrasi:
Berdasarkan informasi yang dituliskan
oleh teman kalian, apakah ada yang
bisa membuat suatu skema pola
permasalahan yang diberikan?
6. Pendidik membantu menyetarakan
argumen peserta didik terkait model
matematika yang telah dibuat

Kontribusi Peserta Didik


Fase III : 7. Setelah terdapat kesamaan pandangan,
Membimbing maka peserta didik diminta untuk
penyelidikan berpikir kritis dalam menyelesaikan
individual permasalahan melalui diskusi
maupun kelompok.
kelompok 8. Peserta didik dibimbing oleh pendidik
dalam menyelesaikan permasalahan.
9. Dalam LKPD telah diberikan beberapa
pertanyaan yang harus dijawab oleh
peserta didik melalui diskusi
kelompok
10. Pendidik membimbing peserta didik
dalam menyelesaikan masalah. Peserta
didik diberi kesempatan bertanya
kepada pendidik apabila ditemui
kendala dalam memahami
permasalahan yang ada pada LKPD
11. Peserta didik diperbolehkan untuk
melakukan literasi dalam
194

Langkah Sintak Model Alokasi


Deskripsi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
menggunakan referensi lain untuk
membantu menyelesaikan persoalan
yang diberikan
Ilustrasi:
Untuk membantu kalian dalam
menyelesaikan permasalahan, kalian
boleh mempergunakan sumber lain
seperti buku atau LKPD yang telah
kalian kerjakan pada pertemuan
sebelumnya

Kegiatan Interaktif
Fase IV : 12. Salah satu kelompok peserta didik
Mengembangkan diminta untuk memaparkan hasil
dan menyajikan diskusi kelompok didepan kelas.
hasil karya 13. Peserta didik mengasosiasi dan
menginterpretasi hasil kerja kelompok
masing-masing
14. Pendidik mengajak kelompok lain
memperhatikan kelompok yang
sedang memaparkan hasil kerja
kelompok mereka dan meminta saran
apabila ada perbedaan dari hasil kerja
masing-masing kelompok.
Ilustrasi:
Anak-anak, perhatikan hasil kerja
kelompok kalian masing-masing.
Bandingkan dengan hasil kerja yang
teman kalian paparkan di depan kelas
Fase V : 15. Hasil kerja peserta didik dianalisis
Menganalisis oleh pendidik
dan 16. Pendidik mengajak peserta didik untuk
mengevaluasi bersama-sama menarik kesimpulan
proses dari pembelajaran yang dilakukan
pemecahan Ilustrasi:
masalah Baiklah, siapa yang bisa
menyimpulkan apa saja yang sudah
kita pelajari hari ini?

Keterkaitan Antar Topik Matematika


17. Peserta didik diminta menuliskan
kembali topik matematika lain yang
digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan
195

Langkah Sintak Model Alokasi


Deskripsi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan 1. Pendidik meminta peserta didik 10
Penutup mengerjakan soal latihan yang ada pada
LKPD
2. Pendidik bersama-sama dengan peserta
didik membahas kembali mengenai
materi yang telah dipelajari
3. Pendidik memberikan angket respon
peserta didik
4. Pendidik mengakhiri dan menutup
pembelajaran.

Pertemuan 3 (Post Tes)

I. Penilaian
1. Penilaian Sikap (Format terlampir)
a. Jurnal
b. Observasi sikap

2. Penilaian Pengetahuan:
a. Teknik
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan tes uraian individu. Peserta didik
diminta untuk menyelesaikan 4 soal yang berbasis pemecahan masalah.
b. Instrumen Penilaian:
Soal Uraian.
Kerjakan soal berikut dengan benar!
Dengan menggunakan konsep barisan aritmatika, selesaikanlah
permasalahan berikut:
196

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar!


1. Setiap tahun, Kota Tanjungpinang selalu mengadakan Event
International Dragon Boat Race yang dilaksanakan di Sungai Carang,
Kota Tanjungpinang. Event ini diikuti oleh masyarakat lokal maupun
luar negeri. Dari data diketahui bahwa tahun 2011 – 2018 (lihat grafik)
jumlah tim peserta Lomba International Dragon Boat Race mengalami
peningkatan yang konstan setiap tahunnya.

Jumlah Tim Peserta Dragon Boat Race


dalam Tahun
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Tentukan rumus suku ke- dari data di atas!


2. Desa Pengudang, Kabupaten Bintan merupakan salah satu daerah
penghasil siput gonggong. Siput gonggong merupakan makanan khas
yang terkenal di Provinsi Kepulauan Riau. Suatu studi menunjukkan
bahwa tingkat keasaman air mempengaruhi jumlah pertumbuhan
gonggong di tempat tersebut. Perairan di Desa Pengudang memiliki 10
tempat penangkapan gonggong dan memiliki perbedaan keasaman
yang bertingkat dari rendah ke tinggi. Tingkat keasaman tinggi berada
pada tempat pertama yang selalu berurutan hingga tingkat keasaman
rendah berada pada tempat yang kesepuluh. Jika Dandi mampu
menangkap siput gonggong pada tempat ke-3 dan tempat ke-5
sebanyak 250 ekor, kemudian pada tempat ke-9 dan tempat ke-10,
Dandi mampu menangkap siput gonggong sebanyak 525 ekor. Maka
tentukanlah banyaknya siput gonggong yang dapat ditangkap oleh
Dandi pada tempat ketujuh dan berikanlah interpretasi mengenai
gonggong yang dihasilkan berdasarkan tingkat keasaman diperairan
Desa Pengudang!
197

Sumber: Google.co.id

3. Pak Usman adalah seorang nelayan yang bekerja dikawasan perairan


Pantai Trikora. Pak Usman mempunyai 5 jenis kelong yang berfungsi
untuk memperoleh sumber daya laut berupa ikan, udang, dsb dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kelong merupakan bangunan dari
kayu yang digunakan untuk memasang jaring di tengah laut. Kelong
jenis I yang dimiliki Pak Usman terdiri atas 4 jaring. Kelong jenis III
mempunyai jaring sebanyak dua kali lebih banyak dari kelong jenis I
ditambah 2 jaring. Jika banyaknya jaring yang ada pada setiap kelong
membentuk suatu deret aritmatika, berapakah banyaknya jaring yang
digunakan pada seluruh kelong?

Sumber: Google.co.id
4. Sebuah warung di kawasan Sei. Nam, Kijang menjual makanan khas
Provinsi Kepulauan Riau yaitu otak-otak. Otak-otak merupakan produk
hasil olahan laut berupa ikan tenggiri, lele maupun cumi-cumi yang
dibungkus dengan daun pisang kemudian dibakar atau dipanggang.
Warung tersebut menerima pesanan yang meningkat dalam kurun
waktu 5 hari berturut-turut karena ada event sepak bola yang
diselenggarakan dekat kawasan tersebut. Jika pesanan otak-otak pada
hari kelima adalah 350 otak-otak dan total pesanan otak-otak yang
diterima warung selama event sepak bola adalah 1500 otak-otak, maka
tentukan pesanan otak-otak yang diterima warung pada hari pertama
event sepak bola berlangsung!
198

No. Kunci Jawaban Skor


1 Diketahui: 2
- Jumlah tim peserta Dragon Boat Race pada tahun
2011 adalah 20 tim
- Jumlah tim peserta Dragon Boat Race pada tahun
2016 adalah 35 tim
- Jumlah tahun event International Dragon Boat
Race adalah 8 tahun

Ditanya :
- Rumus suku ke- data jumlah tim peserta
International Dragon Boat Race
Model matematika: 2
Misalkan: tahun 2011

tahun 2016
…. (1)
Penyelesaian: 2
Substitusikan ke persamaan (1)

Rumus suku ke- dari data adalah

Uji coba ke rumus suku ke- 1

(Terbukti benar)
Menginterpretasikan hasil: 2
Jadi, rumus suku ke- dari data jumlah tim peserta
International Dragon Boat Race adalah
2 Diketahui: 2
- Jumlah tempat penangkapan siput gonggong
sebanyak 10 tempat
- Jumlah gonggong pada tempat ke-3 dan ke-5
adalah 250 ekor
199

No. Kunci Jawaban Skor


- Jumlah gonggong pada tempat ke-9 dan ke-10
adalah 525 ekor

Ditanya:
- Banyaknya siput gonggong pada tempat ke-7
Model matematika: 2

…… (1)

…… (2)
…. (3)
Penyelesaian: 2
Eliminasi pers (1) dan pers (2)

Substitusi nilai ke persamaan (1) diperoleh:

Substitusi dan ke persamaan (3) diperoleh:

ekor siput gonggong


Uji coba salah satu persamaan 1

(Terbukti)
atau

(Terbukti benar)
Menginterpretasikan hasil: 2
Jadi, banyaknya siput gonggong pada tempat ke-7 adalah
200 ekor. Banyaknya gonggong yang dihasilkan
berdasarkan tingkat keasaman ditempat tersebut. Semakin
tinggi tingkat keasaman suatu tempat maka semakin
sedikit gonggong yang dihasilkan begitu pula sebaliknya
200

No. Kunci Jawaban Skor


semakin rendah tingkat keasamannya semakin tinggi atau
banyak pula gonggong yang dihasilkan.
3 Diketahui: 2
- Terdapat 5 jenis kelong yaitu kelong I, kelong II,
kelong III, kelong IV, dan kelong V
- Kelong I memiliki 4 jaring
- Kelong III memiliki jaring sebanyak dua kali
jumlahnya pada kelong I ditambah dua jaring

Ditanya: Banyaknya jaring yang digunakan pada seluruh


kelong
Model Matematika: 2
Misalkan: banyaknya jaring pada kelong jenis I
jaring
banyaknya jaring pada kelong jenis III
…. (1)
…. (2)
Penyelesaian: 2
Substitusi ke persamaan (1)

…. (3)

Substitusi ke persamaan (3)

Menentukan

jaring
Uji coba 1
201

No. Kunci Jawaban Skor

jaring (Terbukti benar)


Menginterpretasikan hasil: 2
Jadi, banyaknya jaring yang digunakan pada seluruh
kelong adalah 50 jaring
4 Diketahui: 2
- Jumlah pesanan otak-otak (dalam hari) adalah 5 hari

- Pesanan otak-otak pada hari kelima adalah 350 otak-


otak
- Total pesanan otak-otak selama event sepak bola
adalah 1500 otak-otak

Ditanya :
Banyaknya otak-otak yang dipesan pada hari pertama
event sepak bola …?
Model matematika: 2

…. (1)

…. (2)
Penyelesaian: 2
Eliminasi persamaan (1) dan (2)

| | –

Substitusi ke persamaan (1)

Uji coba 1
202

No. Kunci Jawaban Skor

(Terbukti benar)

(Terbukti benar)
Menginterpretasikan hasil: 2
Jadi, pesanan otak-otak yang diterima warung pada hari
pertama event sepak bola adalah 250 otak-otak

c. Penskoran
Untuk soal tes uraian individu skor tertinggi adalah 100 dan skor terendah
adalah 0

3. Penilaian Keterampilan (Format terlampir)


a. Penilaian diskusi
b. Penilaian Presentasi
203

Lampiran A17. Rubrik Penilaian

RUBRIK PENILAIAN POST TES

Respon peserta didik terhadap soal atau


No. Indikator yang dinilai Skor
masalah
1 Mengidentifikasi data 0 Tidak ada respon atau jawaban kosong
yang diketahui, 1 Dapat mengidentifikasi data yang diketahui,
ditanyakan, kecukupan ditanyakan untuk pemecahan masalah tetapi tidak
data untuk pemecahan lengkap dan atau tidak tepat
masalah 2 Dapat mengidentifikasi data yang diketahui,
ditanyakan untuk pemecahan masalah dengan
lengkap dan tepat
2 Menyusun model 0 Tidak ada respon atau jawaban kosong
matematika dari suatu 1 Rumusan model matematis kurang sesuai dengan
masalah dalam bentuk konteks permasalahan
gambar dan atau 2 Rumusan model matematis sesuai dengan konteks
ekspresi matematika permasalahan
3 Memilih dan 0 Tidak menuliskan penyelesaian
menerapkan strategi 1 Ada penyelesaian masalah dengan strategi tertentu
untuk menyelesaikan tetapi terdapat sedikit kekeliruan dalam
masalah matematika penyelesaian
berdasarkan gambar 2 Ada penyelesaian masalah dengan strategi tertentu
dan atau ekspresi dan solusi yang diberikan lengkap dan benar
matematika yang telah
disusun
4 Memeriksa kebenaran 0 Tidak memeriksa kembali kebenaran solusi yang
solusi yang diperoleh diperoleh
1 Memeriksa kembali langkah pemecahan masalah
dengan benar
5 Menginterpretasikan 0 Tidak menginterpretasikan hasil yang diperoleh
solusi yang diperoleh 1 Menginterpretasikan hasil yang diperoleh namun
kurang tepat
2 Menginterpretasikan hasil yang diperoleh dengan
tepat
204

LAMPIRAN B

(Hasil Penelitian)

B1. Analisis Kurikulum SMAN 4 Tanjungpinang

B2. Hasil Wawancara Pendidik Matematika Wajib

B3. Angket Terbuka Uji Coba Terbatas

B4. Hasil Post Tes Uji Coba Instrumen Kelas XII IPA 1

B5. Validitas Empiris

B6. Rekapitulasi Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Lapangan

B7. Hasil Penilaian Angket Respon Pendidik

B8. Hasil Post Tes Peserta Didik Kelas XI IPA 2

B9. Transkip Wawancara Peserta Didik yang Tidak Tuntas


205

Lampiran B1. Analisis Kurikulum SMAN 4 Tanjungpinang

ANALISIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017

Sekolah : SMA Negeri 4 Tanjungpinang


Mata Pelajaran : Matematika Wajib
Kelas, Peminatan : XI, MIPA
Alokasi Waktu : 4 45 menit (2 Pertemuan)

Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung
jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI MATERI TUJUAN INDIKATOR ALOKASI SUMBER


MATERI
DASAR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PENCAPAIAN WAKTU BELAJAR
3.6Menggeneralisa Barisan dan Deret Melalui model Problem 3.6.1 Mendefinisikan 1. Barisan Aritmatika 1 4 JP  Buku
si pola bilangan  Barisan dan Deret Based Learning, barisan dan deret Barisan aritmatika Pelajaran
dan jumlah pada Aritmatika berpendekatan RME 3.6.2 Menyatakan pola adalah barisan bilangan Matematika
barisan dengan metode diskusi 3.6.3 Menemukan rumus SMA Kelas
yang beda setiap dua
Aritmetika dan peserta didik suku ke- suatu XI
206

KOMPETENSI MATERI TUJUAN INDIKATOR ALOKASI SUMBER


MATERI
DASAR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PENCAPAIAN WAKTU BELAJAR
Geometri diharapkan dapat barisan dan deret suku yang berurutan  Buku
mampu menumbuhkan aritmatika adalah sama. Penunjang
sikap religius, mandiri, Lainnya
4.6 Menggunakan disiplin, kerja sama, 4.6.1 Menyajikan model  Media cetak
pola barisan responsif dan pro-aktif matematika dari suatu 2. Deret Aritmatika dan
aritmetika atau dan mampu masalah nyata yang elektronik
Deret aritmatika adalah  Internet
geometri untuk menggeneralisasi pola berkaitan dengan penjumlahan berurut
menyajikan dan bilangan dan jumlah barisan dan deret
menyelesaikan pada barisan aritmatika aritmatika. suku-suku suatu barisan
masalah serta mampu aritmatika. Deret
menggunakan pola aritmatika disebut juga
barisan aritmatika deret hitung karena
untuk menyajikan dan perbedaan antar
menyelesaikan masalah sukunya dihitung
kontekstual.
berdasarkan operasi
penjumlahan.
207

Lampiran B2. Hasil Wawancara Pendidik Matematika Wajib


208

Lampiran B3. Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Terbatas


209
210
211
212
213

Lampiran B4. Hasil Post Tes Peserta Didik Kelas XII IPA 1

HASIL POST TES PESERTA DIDIK SMA KELAS XII


MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA

Nomor Soal Kategori


No Nama Peserta Didik Total Nilai Ketuntasan Kelompok
1 2 3 4
PD
1 Aga Pradana 3 5 4 6 18 50 Tidak Tuntas Rendah
2 Ahmad Hanafi Akri 5 8 7 8 28 78 Tuntas Sedang
3 Aprilisa Pratiwi 3 4 5 4 16 44 Tidak Tuntas Rendah
4 Aricha Sharaswati 7 5 5 7 24 67 Tidak Tuntas Sedang
5 Bagus Bakti Bijaksono 5 5 5 8 23 64 Tidak Tuntas Rendah
6 Chandra Surya Pratama 5 6 4 8 23 64 Tidak Tuntas Rendah
7 Deby Ayu Wiyang Sari 3 4 4 3 14 39 Tidak Tuntas Rendah
8 Dina Muharmi 5 8 8 8 29 81 Tuntas Tinggi
9 Eka Maulina Wahyuningtiyas 7 7 5 8 27 75 Tuntas Sedang
10 Erika Amanda Rheta 4 5 8 8 25 69 Tidak Tuntas Sedang
11 Febby Ayu Mentari 3 6 5 8 22 61 Tidak Tuntas Rendah
12 Ferry Adrian 4 4 5 5 18 50 Tidak Tuntas Rendah
13 Fitri Mardhiah 5 8 5 8 26 72 Tuntas Sedang
14 Hanafi Yusuf Zulkarnain 4 4 4 4 16 44 Tidak Tuntas Rendah
15 Hendra Mulya Harahap 5 3 5 8 21 58 Tidak Tuntas Rendah
16 Indah Senja Ayu Lestari 3 6 8 8 25 69 Tidak Tuntas Sedang
17 Karin Febriana Prasetyo 7 6 8 7 28 78 Tuntas Sedang
18 Khofi Fadholy 5 6 4 8 23 64 Tidak Tuntas Rendah
19 Laura Eka Wheska 5 6 5 8 24 67 Tidak Tuntas Sedang
20 Maulana Al Habib Tanjung 5 7 5 8 25 69 Tidak Tuntas Sedang
21 Melsa Sabriana 5 6 5 7 23 64 Tidak Tuntas Rendah
22 Muhammad Dedi Kuncoro 5 8 7 8 28 78 Tuntas Sedang
23 Muhammad Noviardi 5 6 5 8 24 67 Tidak Tuntas Sedang
24 Muhammad Raihan Assidiqi 3 5 3 4 15 42 Tidak Tuntas Rendah
25 Muhammad Rikyan Hidayat 7 6 4 7 24 67 Tidak Tuntas Sedang
26 Muhammad Toha 6 5 5 8 24 67 Tidak Tuntas Sedang
27 Permana Aji Syahputra 4 5 8 8 25 69 Tidak Tuntas Sedang
28 Putri Ulandari 3 6 5 8 22 61 Tidak Tuntas Rendah
29 Ragitha Septhi Pratiwi 5 5 5 7 22 61 Tidak Tuntas Rendah
30 Saputri Anggraini 5 5 8 8 26 72 Tuntas Sedang
31 Sarah Salsabila 5 8 5 8 26 72 Tuntas Sedang
214

32 Satria Tu Bagus 9 8 5 9 31 86 Tuntas Tinggi


33 Sevia Renita 5 5 8 8 26 72 Tuntas Sedang
34 Shakira Qodima Destanis 5 5 5 8 23 64 Tidak Tuntas Rendah
35 Sherina Apriani Tidak Hadir
36 Shigit Novriyanto 5 5 5 7 22 61 Tidak Tuntas Rendah
37 Windi Aprilia Sari 7 7 8 7 29 81 Tuntas Tinggi
38 Yoga Andhika Pratama 5 5 5 4 19 53 Tidak Tuntas Rendah
39 Yoseph Francois Niko S 3 5 6 5 19 53 Tidak Tuntas Rendah
40 Yudistira 5 5 5 7 22 61 Tidak Tuntas Rendah
41 Yuliana Putri 3 6 4 6 19 53 Tidak Tuntas Rendah
42 Zaenal Mustaufa 3 5 5 7 20 56 Tidak Tuntas Rendah
215

Lampiran B5. Validitas Empiris Post Tes

1. Validitas

2. Reliabilitas
216

3. Tingkat Kesukaran

4. Daya Pembeda
217

Lampiran B6. Rekapitulasi Angket Respon Peserta Didik Uji Coba Lapangan

HASIL ANGKET RESPON PESERTA DIDIK


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS RME DENGAN KONTEKS KEMARITIMAN
UNTUK PESERTA DIDIK SMA KELAS XI
Indikator Pernyataan Angket
No Responden Daya Tarik Penggunaan Waktu Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Abdul Hakim 4 5 4 4 3 5 5 4 5 5 3 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 90
2 Agustian 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 105
3 Alma Dwi Damayanti 3 4 5 5 4 4 4 5 3 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 91
4 Andes Rokan Dani 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 101
5 Annisa Wahyu Nur Nasywa 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 94
6 Aulia Putri 4 3 5 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 5 84
7 Delviyanti 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85
8 Dias Pratama Putra 5 4 5 5 4 3 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 94
9 Elviansyah 5 4 5 5 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 90
10 Fani Widya 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 97
11 Ghaza Fadillah 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
12 Heldy Devitra 5 4 4 5 4 5 4 3 5 4 4 5 3 4 5 4 5 5 4 5 87
13 Helti 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 91
14 Muhammad Elmi 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 90
15 Muhammad Fazly 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 94
16 M. Iqbal Al Hafiz 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 98
218

17 Nilam Cahya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
18 Puput Vitria Ningsih 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 96
19 Putri Yanti 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
20 Rangga Difa Oktavia 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 97
21 Reyzeta Nabila Oriza Putri 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 3 4 5 4 5 5 5 5 94
22 Ricky Agustiansyah 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 93
23 Ridho Al Hafis 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 97
24 Rina Sherliyanti 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 87
25 Rizki Heruszalli 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89
26 Said Sulaiman 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 87
27 Sambang Prayogo 4 4 5 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 85
28 Selly Saisar Emelia 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88
29 Silpa Yani 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 100
30 Siti Mayawi Vanesa 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
31 Suci Kirani Aprilia Putri 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 79
32 Tri Wahyudi 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 101
33 Zuldi Amrik S 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85
219

Lampiran B7. Pengolahan Data Angket Respon Pendidik

Hasil Respon Pendidik Terhadap Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis RME
dengan Konteks Kemaritiman pada Materi Barisan dan Deret Aritmatika
untuk Peserta Didik SMA Kelas XI

Kategori Skor Indikator Kesimpulan:


No.
Penilaian Kategori K1 K2 K3 No. Kategori Penilaian Interval Sebaran Indikator
1 Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0 1 Sangat Tidak Setuju 1.00 - 1.80
2 Tidak Setuju 2 0 0 0 2 Tidak Setuju 1.81 - 2.60
3 Ragu-ragu 3 0 1 1 3 Ragu-ragu 2.61 - 3.40 K3
4 Setuju 4 5 5 0 4 Setuju 3.41 - 4.20 K1, K2, Rerata Indeks
5 Sangat Setuju 5 0 0 0 5 Sangat Setuju 4.21 - 5
Frekuensi 5 6 1
Jumlah Skor Kategori 20 23 3
Nilai Indeks 4 3.833 3
Rerata Indeks 3.611111111
Kriteria Rerata Indeks Setuju
220

Lampiran B8. Hasil Post Tes Peserta Didik Kelas XI IPA 2

HASIL POST TES PESERTA DIDIK SMA KELAS XI


MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA

Nomor Soal Kategori


No Nama Peserta Didik Total Nilai Ketuntasan Kelompok
1 2 3 4
PD
1 Abdul Hakim 5 7 7 5 24 67 Tidak Tuntas Sedang
2 Agustian 8 7 9 8 32 89 Tuntas Tinggi
3 Alma Dwi D 9 9 9 9 36 100 Tuntas Tinggi
4 Andes Rokan Dani 5 5 8 5 23 64 Tidak Tuntas Rendah
5 Annisa Wahyu N 7 8 9 7 31 86 Tuntas Tinggi
6 Aulia Putri 8 8 9 8 33 92 Tuntas Tinggi
7 Delviyanti 8 7 9 8 32 89 Tuntas Tinggi
8 Dias Pratama Putra 8 7 9 7 31 86 Tuntas Tinggi
9 Elviansyah 0 0 Tidak Hadir
10 Fani Widya 5 7 8 8 28 78 Tuntas Sedang
11 Ghaza Fadillah 5 5 8 5 23 64 Tidak Tuntas Rendah
12 Heldy Devitra 8 5 6 7 26 72 Tuntas Sedang
13 Helti 7 7 8 8 30 83 Tuntas Tinggi
14 Muhammad Elmi 8 7 8 8 31 86 Tuntas Tinggi
15 Muhammad Fazly 5 7 8 8 28 78 Tuntas Sedang
16 M. Iqbal Al Hafiz 7 7 7 8 29 81 Tuntas Tinggi
17 Nilam Cahya 7 7 8 8 30 83 Tuntas Tinggi
18 Puput Vitria Ningsih 8 7 9 8 32 89 Tuntas Tinggi
19 Putri Yanti 7 7 8 8 30 83 Tuntas Tinggi
20 Rangga Difa 7 6 9 8 30 83 Tuntas Tinggi
21 Reyzeta Nabila 7 6 7 7 27 75 Tuntas Sedang
22 Ricky Agustiansyah 0 0 Tidak Hadir
23 Ridho Al Hafis 5 6 7 8 26 72 Tuntas Sedang
24 Rina Sherliyanti 8 7 7 8 30 83 Tuntas Tinggi
25 Rizki Heruszalli 5 7 8 8 28 78 Tuntas Sedang
26 Said Sulaiman 7 7 8 8 30 83 Tuntas Tinggi
27 Sambang Prayogo 5 5 7 3 20 56 Tidak Tuntas Rendah
28 Selly Saisar Emelia 8 7 8 8 31 86 Tuntas Tinggi
29 Silpa Yani 7 7 8 8 30 83 Tuntas Tinggi
30 Siti Mayawi Vanesa 8 6 9 8 31 86 Tuntas Tinggi
31 Suci Kirani Aprilia 8 7 9 8 32 89 Tuntas Tinggi
32 Tri Wahyudi 7 7 9 8 31 86 Tuntas Tinggi
33 Zuldi Amrik S 7 7 8 8 30 83 Tuntas Tinggi
221

Lampiran B9. Transkip Wawancara Peserta Didik yang Tidak Tuntas

HASIL WAWANCARA SUBJEK 1

Transkipsi wawancara ini ditulis untuk mewakili data yang diperoleh


peneliti pada Rabu, 6 Maret 2019 yang terekam. Transkip yang dimaksud peneliti
adalah hasil pengambilan data penelitian terhadap N1 yang tidak mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) saat post tes.
Nama Peserta Didik : Sambang Prayogo
Kode Subjek : N1
Peran : Salah satu peserta didik yang terdapat pada subjek uji coba
lapangan

Rumusan Pertanyaan:
P1 : Coba dilihat kembali hasil jawabannya, kira-kira apakah yang
menyebabkanmu tidak bisa menjawab soal dengan benar, terutama soal
nomor 4?
N1 : Soalnya itu begitu rumit untuk dipahami.
P1 : Dimana letak rumitnya? Misalnya mengidentifikasi data yang diketahui
dan ditanyakan bisa ga?
N1 : Tergantung pemahamannya bu. Kalau misalnya, guru lebih ngasih
pemahaman yang lebih dalam kepada muridnya. Insya Allah bisa paham
bu.
P1 : Selanjutnya, apakah kamu memahami maksud dari soal yang diberikan?
N1 : Ya, kalau dijelaskan sedetail-detailnya, bisa paham bu. Tapi, kalau
dijelasin sekilas gitu aja, itu mungkin belum bisa paham juga sih bu.
P1 : Intinya, apakah soal nomor 4 ini bisa kamu pahami?
N1 : Belum sih bu.
P1 : Jadi penyebabnya, karena kurang paham ya?
N1 : Iya bu, kurang paham.
P1 : Selanjutnya, untuk soal nomor 1 sampai 4 dalam mengidentifikasi data
yang diketahui dan ditanyakan bisa atau tidak untuk Sambang sendiri?
222

N1 : Bisa bu. Kalau itu bisa.


P1 : Untuk merumuskan model matematika, bisa atau tidak sambang
merumuskannya?
N1 : Kalau dijelasin terlebih dahulu, bisa bu.
P1 : Dari soal nomor 1-4, mana yang paling mudah dan yang paling susah?
N1 : Yang paling mudah soal nomor 1 dan yang paling susah nomor 4 bu.
P1 : Sebenarnya dalam menyelesaikan soal ini, ada tahapan memeriksa
kembali jawaban. Misalnya, soal momor 1 nih. Sambang menjawab
dengan benar. Nah, kalau misalnya sudah dapat jawabannya diperiksa
kembali atau tidak jawaban tersebut?
N1 : Enggak sih bu. Memang sudah pasti itu jawabannya bu.
P1 : Oke, pertanyaan terakhir. Dari 4 soal, apakah kamu membuat interpretasi
dari jawaban yang diberikan? Interpretasikan itu seperti menyimpulkan
kembali hasil yang diperoleh.
N1 : Nomor 1 dibuat. Nomor 2 tidak dibuat karena bingung bu.
P1 : Baiklah. Terima kasih Sambang atas waktunya.
223

HASIL WAWANCARA SUBJEK 2

Transkipsi wawancara ini ditulis untuk mewakili data yang diperoleh


peneliti pada Rabu, 6 Maret 2019 yang terekam. Transkip yang dimaksud peneliti
adalah hasil pengambilan data penelitian terhadap N2 yang tidak mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) saat post tes.
Nama Peserta Didik : Abdul Hakim
Kode Subjek : N2
Peran : Salah satu peserta didik yang terdapat pada subjek uji coba
lapangan

Rumusan Pertanyaan:
P1 : Coba dilihat kembali jawaban yang diberikan. Kira-kira dari 4 soal yang
diberikan, apakah yang menyebabkanmu tidak bisa menyelesaikan soal
dengan benar, terutama soal nomor 4?
N2 : Saya tidak tau rumus-rumusnya bu. Terus saya juga kurang pandai
menyelesaikan soal seperti ini bu.
P1 : Dari soal yang diberikan, apakah kamu mengerti maksud dari soal yang
diberikan?
N2 : Yang saya mengerti hanya nomor 1 bu.
P1 : Lalu, nomor 2,3 dan 4 kurang mengerti?
N2 : Iya bu.
P1 : Tapi, apakah ada yang kamu pahami sedikit dari soal tersebut?
N2 : Iya bu. Yang paling saya pahami soal nomor 1 namun yang kurang saya
pahami soal yang lainnya bu.
P1 : Soal nomor 1-4 untuk mengidentifikasi data yang diketahui dan
ditanyakan bisa atau tidak Abdul Hakim?
N2 : Bisa bu.
P1 : Selanjutnya untuk model matematika seperti simbol, pola atau diagram,
bisakah Abdul Hakim merumuskannya?
N2 : Tidak bu.
P1 : Kenapa tidak bisa? Apa yang sulit? Takut salah atau bagaimana?
224

N2 : Iya bu. Saya takut salah. Tapi, ada keinginan untuk merumuskannya bu.
P1 : Dalam menyelesaikan permasalahan, apakah kendala yang ditemukan
oleh Abdul Hakim?
N2 : Saya sudah tidak tahu lagi mau menulis apa bu. Saya hanya tahu sampai
disini saja.
P1 : Lalu, salah satu indikator pemecahan masalah adalah memeriksa kembali
jawaban yang diberikan. Nah, untuk Abdul Hakim sendiri, diperiksa lagi
atau tidak jawaban yang diberikan?
N2 : Tidak bu. Saya kira sudah betul bu jawabannya. Jadi, saya tidak periksa
lagi.
P1 : Selanjutnya, buat interpretasi mudah atau tidak dilakukan oleh Abdul
Hakim?
N2 : Cukup sulit bu.
P1 : Kenapa cukup sulit?
N2 : Karena saya kurang pandai bu.
P1 : Baiklah itu saja, terima kasih atas waktunya.
225

HASIL WAWANCARA SUBJEK 3

Transkipsi wawancara ini ditulis untuk mewakili data yang diperoleh


peneliti pada Rabu, 6 Maret 2019 yang terekam. Transkip yang dimaksud peneliti
adalah hasil pengambilan data penelitian terhadap N3 yang tidak mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) saat post tes.
Nama Peserta Didik : Andes Rokan Dani
Kode Subjek : N3
Peran : Salah satu peserta didik yang terdapat pada subjek uji coba
lapangan

Rumusan Pertanyaan:
P1 : Coba lihat kembali jawaban yang diberikan, kemudian kira-kira apakah
yang menyebabkan Andes tidak bisa menjawab soal dengan benar,
terutama soal nomor 4?
N3 : Saya tidak bisa menyelesaikan ini dikarenakan saya kurang paham bu.
P1 : Coba lihat kembali soal nomor 2, sepertinya kamu bisa menyelesaikan
soal tetapi jawabannya salah. Kenapa bisa salah?
N3 : Saya salah hitung bu.
P1 : Apakah Andes bisa mengerti maksud dari soal yang diberikan?
N3 : Sebenarnya saya kurang paham bu, tetapi ada yang bisa saya pahami
sedikit bu.
P1 : Paling mudah dipahami soal nomor berapa?
N3 : Nomor 1 bu.
P1 : Paling sulit dipahami soal nomor berapa?
N3 : Nomor 4 bu.
P1 : Baiklah. Selanjutnya, untuk indikator mengidentifikasi data yang
diketahui dan ditanyakan, bisakah kamu mengidentifikasinya dari soal
yang diberikan?
N3 : Saya kurang bisa bu.
P1 : Kenapa tidak bisa? Apakah karena kurang mengerti atau memang lemah
dalam mata pelajaran matematika?
226

N3 : Saya memang lemah bu dalam pelajaran matematika.


P1 : Kendala apa saja yang Andes temukan dalam menyelesaikan soal yang
diberikan?
N3 : Dikarenakan saya kurang mengerti dan kurang teliti.
P1 : Lalu, jika sudah dapat jawabannya, diperiksa kembali atau tidak soal
tersebut?
N3 : Tidak bu.
P1 : Kenapa tidak diperiksa kembali?
N3 : Ya, karena saya kira sudah benar bu.
P1 : Selanjutnya, mengenai interpretasi atau memberikan kesimpulan
terhadap hasil yang diperoleh. Kenapa Andes tidak memberikan
interpretasi?
N3 : Oh, karena saya kurang tau bu.
P1 : Baiklah itu saja dari ibu. Terima kasih atas waktunya ya.
227

HASIL WAWANCARA SUBJEK 4

Transkipsi wawancara ini ditulis untuk mewakili data yang diperoleh


peneliti pada Rabu, 6 Maret 2019 yang terekam. Transkip yang dimaksud peneliti
adalah hasil pengambilan data penelitian terhadap N4 yang tidak mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) saat post tes.
Nama Peserta Didik : Ghaza Fadilah
Kode Subjek : N4
Peran : Salah satu peserta didik yang terdapat pada subjek uji coba
lapangan

Rumusan Pertanyaan:
P1 : Lihatlah kembali lembar jawabanmu, kira-kira apakah yang
menyebabkanmu tidak bisa menjawab soal dengan benar, terutama soal
nomor 4?
N4 : karena saya tidak tau caranya bu.
P1 : Apa yang menyebabkanmu tidak tau caranya?
N4 : Saya kurang paham cara menyelesaikannya bu.
P1 : Dari soal nomor 1-4, manakah soal yang paling kamu pahami?
N4 : Soal nomor 3 bu.
P1 : Manakah soal yang paling sulit kamu pahami?
N4 : Soal nomor 4 bu.
P1 : Coba lihat kembali soal nomor 2, Ghaza dapat menyelesaikan soal
namun jawabannya kurang tepat. Apa kendala yang Ghaza temukan?
N4 : Saya kurang mengerti bu dan sepertinya saya salah hitung.
P1 : Selanjutnya untuk mengidentifikasi data yang diketahui dan ditanyakan
pada soal, apakah Ghaza bisa mengidentifikasinya?
N4 : Oh, bisa bu.
P1 : Dalam menyelesaikan soal, kendala apa saja yang Ghaza temukan?
N4 : Tidak ada kendala sih bu. Hanya saja, saya lupa caranya.
P1 : Jika Ghaza sudah dapat jawabannya, diperiksa kembali atau tidak
jawaban tersebut?
228

N4 : Tidak bu.
P1 : Kenapa?
N4 : Tergantung sih bu jika cukup waktunya.
P1 : Jadi, sewaktu diadakan tes, apakah waktunya tidak cukup?
N4 : tidak tahu bu.
P1 : Pertanyaan terakhir nih, misalkan Ghaza sudah menemukan solusi dari
soal yang diberikan, apakah selanjutnya Ghaza bisa membuat interpretasi
atau menyimpulkan kembali hasil yang diperoleh?
N4 : Bisa bu. Tapi, saya tidak tau bu karena kurang menyimak arahan
sebelum tes bu.
P1 : Baiklah itu saja dari ibu. Terima kasih atas waktunya.
229

LAMPIRAN C

“LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS REALISTIC MATHEMATICS

EDUCATION DENGAN KONTEKS KEMARITIMAN UNTUK MELATIH

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PESERTA DIDIK

SMA KELAS XI”


Untuk SMA/MA
Berbasis RME Kelas XI Matematika
Konteks Kemaritiman Wajib Semester II

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Nama :
Kelas :
Sekolah :
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
BARISAN DAN DERET ARITMATIKA
Berbasis RME dengan Konteks Kemaritiman
Kurikulum 2013 revisi 2017

Untuk Peserta Didik SMA Kelas XI


Kelompok Matematika Wajib
Semester II

Penulis : Maimunah
Pembimbing : Dr. Nur Izzati, S.Pd., M.Si
Sukma Adi Perdana, S.Si., M.Sc
Validator : Puji Astuti, S. Pd., M. Sc
Rindi Antika, S. Pd., M. Pd

LKPD ini disusun dan dirancang oleh penulis


Dengan menggunakan Microsoft Office Word 2010

Barisan dan Deret Aritmatika Page ii


KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah Swt. yang telah


memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis
dapat menghasilkan bahan ajar yang berjudul “Lembar Kerja Peseta Didik Barisan
dan Deret Aritmatika” dengan baik.
Bahan ajar ini dihasilkan dengan tujuan untuk memfasilitasi sekaligus
melatih kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik dalam belajar
terutama pada topik barisan dan deret aritmatika sehingga pada akhirnya dapat
menciptakan peserta didik yang mampu mengembangkan diri secara aktif dan
maksimal. Adapun LKPD ini disusun dengan berbasis RME dan menyisipkan
konteks kemaritiman Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Karakteristik dari
RME menjadi acuan dalam penyusunan LKPD agar peserta didik mampu
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dengan sintaks sebagai berikut: 1)
Memulai pembelajaran dengan penggunaan konteks, 2) Menghubungkan dengan
instrumen, 3) Menggunakan kontribusi peserta didik, 4) Pengajarang berlangsung
secara interaktif, dan 5) Terintegrasi dengan topik lain.
Penulis menyadari bahwa bahan ajar ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharap kritik dan saran demi perbaikan pengembangan bahan ajar
berikutnya dan dapat memberikan manfaat bagi peserta didik dan pendidik yang
terlibat langsung dalam pembelajaran. Semoga bahan ajar LKPD ini dapat
digunakan sebaik-baiknya.
Tanjungpinang, Oktober 2018
Penulis

Maimunah

Barisan dan Deret Aritmatika Page iii


DAFTAR ISI

BAGIAN I BARISAN ARITMATIKA

Masalah Kontekstual ...................... 3

Model Matematika .......................... 4

Diskusi ............................................ 5

Kesimpulan ..................................... 6

Keterkaitan dengan Topik Lain ....... 6

BAGIAN II DERET ARITMATIKA

Masalah Kontekstual ....................... 8

Model Matematika .......................... 9

Diskusi ............................................ 10

Kesimpulan ..................................... 12

Keterkaitan dengan Topik Lain ........ 12


BAGIAN III EVALUASI

Rangkuman .....................................14

Daftar Pustaka .................................15

Riwayat Penulis ................................16

Soal Post Tes

Barisan dan Deret Aritmatika Page iv


TOKOH MATEMATIKA

Leonardo Da Pisa

Barisan dan deret merupakan sub topik matematika yang erat kaitannya dengan
bilangan. Bilangan yang teurut dan memiliki pola tertentu dapat ditentukan bentuk
barisan dan deretnya. Salah satu tokoh matematika yang terkenal dalam bidang barisan
bilangan adalah Leonardo Da Pisa.
Leonardo da Pisa atau Leonardo Pisano (1175 - 1250), dikenal juga sebagai
Fibonacci, adalah seorang matematikawan Italia yang dikenal sebagai penemu bilangan
Fibonacci. Salah satu hasil penemuannya adalah deret bilangan Fibonacci seperti
berikut ini:
Deret bilangan tersebut merupakan deretan bilangan yang ditentukan oleh
penjumlahan dua suku berurutan sebelumnya. Deret ini berasal dari pemikiran
Fibonacci tentang banyaknya pasangan kelinci yang bisa beranak dalam satu tahun.
Penerapan barisan Fibonacci yang lain dalam kehidupan sehari-hari adalah pilinan biji
bunga matahari yang membentuk spiral, jumlah kelopak mahkota bunga, dsb.
Awal mula pembentukan bilangan nol dalam barisan Fibonacci adalah untuk
membedakan hasil perdagangan masyarakat yang mendapat kerugian maupun
keuntungan. Sehingga, Fibonacci memperkenalkan bilangan nol sebagai pembatas
dalam sektor perekonomian masyarakat.
Lalu, apa hubungannya dengan materi barisan dan deret aritmatika yang akan
kalian pelajari? Apa hubungannya barisan aritmatika dengan deret aritmatika? Kamu
akan mengetahui jawabannya setelah menyelesaikan tugas pada LKPD berikut untuk
memperluas pemahamanmu mengenai barisan dan deret aritmatika.

“Barangsiapa tidak tahan pahitnya


belajar, maka akan menanggung perihnya
kebodohan”. (Imam Syafi’i)

Barisan dan Deret Aritmatika Page v


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Barisan dan Deret Aritmatika

Kompetensi Dasar dan Indikator


Ketercapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar:
3.6 Menggeneralisasi pola bilangan dan jumlah pada barisan Aritmetika dan
Geometri
4.6 Menggunakan pola barisan aritmetika atau geometri untuk menyajikan dan
menyelesaikan masalah

Indikator Ketercapaian Kompetensi:


3.6.1 Mendefiniskan barisan dan deret
3.6.2 Menyatakan pola
3.6.3 Menemukan rumus suku ke-𝑛 suatu barisan dan deret aritmatika
4.6.1 Menyajikan model matematika dari suatu masalah nyata yang berkaitan
dengan barisan dan deret aritmatika.

Tujuan Pembelajaran

Melalui model Problem Based Learning, berpendekatan RME dengan


metode diskusi peserta didik diharapkan dapat mampu menumbuhkan sikap
religius, mandiri, disiplin, kerja sama, responsif dan pro-aktif dan mampu
menggeneralisasi pola bilangan dan jumlah pada barisan aritmatika serta mampu
menggunakan pola barisan aritmatika untuk menyajikan dan menyelesaikan
masalah kontekstual.

Barisan dan Deret Aritmatika Page 1


Petunjuk Belajar

Dalam penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik ini, ikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
 Bacalah LKPD ini dengan seksama. Kemudian mulailah mengerjakan tugas
yang diberikan bersama teman sekelompokmu
 Pahamilah konsep yang terkandung dalam masalah yang diberikan. Jika ada
beberapa istilah yang tidak dimengerti, mintalah penjelasan dari guru.
 Selesaikan masalah yang terdapat dalam LKPD dan dipresentasikan.
 Kegiatan belajar diakhiri dengan mengerjakan soal latihan.

Pengantar

Gambar 1.1 Nelayan Kepri

Provinsi Kepulauan Riau merupakan wilayah strategis yang identik dengan wilayah
maritimnya. Terdiri dari banyak pulau menjadikan hasil olahan sumber daya lautnya
turut memajukan sektor perekonomian. Lalu, bagaimana keterkaitannya pada bidang
matematika?. Kita akan melihat bagaimana konsep matematis dapat dinuansakan
dengan kemaritiman. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hal tersebut, lakukanlah
serangkaian kegiatan pada LKPD ini.

Barisan dan Deret Aritmatika Page 2


Barisan Aritmatika

Kompetensi Dasar:
3.6 Menggeneralisasi pola bilangan dan jumlah pada barisan Aritmetika dan
Geometri
4.6 Menggunakan pola barisan aritmetika atau geometri untuk menyajikan
dan menyelesaikan masalah

Indikator Ketercapaian Kompetensi:


3.6.1 Mendefiniskan barisan aritmatika
3.6.2 Menyatakan pola
3.6.3 Menemukan rumus suku ke-𝑛 suatu barisan aritmatika
4.6.1 Menyajikan model matematika dari suatu masalah nyata yang berkaitan
dengan barisan aritmatika.

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang


dianutnya. Melalui model Problem Based Learning, berpendekatan RME dengan
metode diskusi peserta didik diharapkan dapat mampu menumbuhkan sikap
religius, mandiri, disiplin, kerja sama, responsif dan pro-aktif dan mampu
menggeneralisasi pola bilangan dan jumlah pada barisan aritmatika serta
mampu menggunakan pola barisan aritmatika untuk menyajikan dan
menyelesaikan masalah kontekstual.

Waktu Penyelesaian

Tugas – tugas yang terdapat dalam LKPD Berbasis RME dengan Konteks
Kemaritiman dikerjakan selama :
2 JP (1 Jam 40 Menit).

Barisan dan Deret Aritmatika Page 3


Aktivitas 1.1

Baca dan pahamilah deskripsi dibawah ini, kemudian jawablah pertanyaan yang diberikan.

Masalah Kontekstual 1

Pak Andi adalah seorang pengusaha ikan asin di Desa Malang Rapat, Pantai Trikora. Salah
satu jenis ikan yang digunakan Pak Andi untuk membuat ikan asin adalah ikan tongkol.
Serangkaian proses pengolahan dilakukan Pak Andi termasuk proses penjemuran. Jika
tempat penjemuran ikan yang dimiliki Pak Andi membentuk bidang trapesium sama kaki,
dimana pada susunan pertama terdiri atas 3 ikan tongkol, susunan kedua terdiri atas 5 ikan
tongkol, dan susunan ketiga 7 ikan tongkol. Berapakah banyaknya ikan tongkol yang disusun
Pak Andi pada susunan ke-10?

Jawablah pertanyaan berikut untuk membantumu menyelesaikan permasalahan di atas!

1. Bagaimana susunan pola ikan tongkol yang dijemur pada bidang trapesium?
Deskripsikan jawabanmu disini!

Barisan dan Deret Aritmatika Page 4


2. Pada konsep barisan, terdapat beberapa notasi yang digunakan untuk menyatakan
permasalahan dalam bahasa matematika.

No Notasi Definisi
menyatakan suku pertama
1. menyatakan suku kedua
menyatakan suku ke-𝑛
𝑎 Suku perama dari suatu barisan, dimana
2.
𝑎
3. 𝑏 Selisih dua suku berurutan
4. 𝑛 Banyaknya suku

3. Model Matematika

Selesaikanlah permasalahan diatas dengan membuat model matematika terlebih dahulu!


Misalkan, Susunan Pertama 𝑎
Susunan Kedua 𝑎
Susunan Ketiga 𝑎
Susunan Keempat
Susunan Kelima
Susunan Keenam
Susunan Ketujuh
Susunan Kedelapan
Susunan Kesembilan
Susunan Kesepuluh
Jadi, banyaknya ikan tongkol pada susunan ke-10 adalah

Selanjutnya, bagaimana susunan bilangan yang dapat kamu lihat dari hingga ke- ?

Jawab:

𝑎𝑎

Barisan dan Deret Aritmatika Page 5


4. Tentukanlah manakah 𝑎 dan 𝑏 dari masalah kontekstual 1!

Jawab:

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

5. Bagaimana banyaknya ikan tongkol pada susunan ke-100, berdasarkan pada masalah
kontekstual 1?

Jawab:

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

Barisan dan Deret Aritmatika Page 6


6. Jika ditanya banyaknya ikan pada susunan ke-𝑛, bagaimanakah rumus
matematikanya?

Jawab:

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

7. Periksalah kembali kebenaran rumus matematika susunan ke-𝑛 yang telah kamu
temukan!

Jawab:

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

Kesimpulan

Barisan Aritmatika adalah _____________________________________________________

__________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________

__________________________________________________________________________

Barisan dan Deret Aritmatika Page 7


Keterkaitan dengan
Topik Lain

Tulislah berbagai topik matematika yang digunakan untuk menyelesaikan masalah diatas!
1. Operasi Bilangan Bulat
2. ________________________________________________________________________
3. ________________________________________________________________________

dst

Latihan!

Pak Ardi mengembangkan usahanya untuk menambah produksi ikan tongkol menjadi ikan
asin. Berikut aturan yang dibuat oleh Pak Ardi dalam proses penjemuran ikan tongkol:
Susunan ke-2 + susunan ke-3 = 16, dan susunan ke-4 + susunan ke-5 =24. Tentukanlah
banyaknya ikan tongkol pada susunan pertama!

Jawab:

_______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

Barisan dan Deret Aritmatika Page 8


Deret Aritmatika

Kompetensi Dasar:
3.6 Menggeneralisasi pola bilangan dan jumlah pada barisan Aritmetika dan
Geometri
4.6 Menggunakan pola barisan aritmetika atau geometri untuk menyajikan
dan menyelesaikan masalah

Indikator Ketercapaian Kompetensi:


3.6.1 Mendefiniskan deret aritmatika
3.6.2 Menyatakan pola
3.6.3 Menemukan rumus suku ke-𝑛 suatu deret aritmatika
4.6.1 Menyajikan model matematika dari suatu masalah nyata yang berkaitan
dengan deret aritmatika.

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang


dianutnya. Melalui model Problem Based Learning, berpendekatan RME
dengan metode diskusi peserta didik diharapkan dapat mampu menumbuhkan
sikap religius, mandiri, disiplin, kerja sama, responsif dan pro-aktif dan
mampu menggeneralisasi pola bilangan dan jumlah pada barisan aritmatika
serta mampu menggunakan pola barisan aritmatika untuk menyajikan dan
menyelesaikan masalah kontekstual.

Waktu Penyelesaian

Tugas – tugas yang terdapat dalam LKPD Berbasis RME dengan Konteks
Kemaritiman dikerjakan selama :
2 JP (1 Jam 40 Menit).

Barisan dan Deret Aritmatika Page 9


Aktivitas 1.2

Baca dan pahamilah deskripsi dibawah ini, kemudian jawablah pertanyaan yang
diberikan!

Masalah Kontekstual 2

Didi adalah salah satu karyawan yang bekerja di tempat Pengolahan Ikan Asin milik Pak
Andi. Setiap hari, ia bekerja pada bagian penjemuran ikan tongkol menjadi ikan asin. Didi
menjemur ikan-ikan tersebut pada tempat yang berbenttuk bidang trapesium dengan susunan
pertama adalah 21 ikan tongkol, susunan kedua 19 ikan tongkol, dan susunan ketiga memuat
17 ikan tongkol. Jika tempat penjemuran tersebut mampu memuat 10 susunan ikan, maka
berapa banyak ikan yang dapat dihasilkan dalam sekali penjemuran?

Jawablah pertanyaan berikut untuk membantumu menyelesaikan permasalahan di atas!

1. Bagaimana susunan pola ikan tongkol yang dijemur pada bidang trapesium?
Deskripsikan jawabanmu disini!

Barisan dan Deret Aritmatika Page 10


2. Tentukan suku pertama, beda barisan dan banyaknya suku pada masalah diatas!

3. Model Matematika

Selesaikanlah permasalahan diatas dengan membuat model matematika terlebih dahulu!


Misalkan, Susunan Pertama 𝑎
Susunan Kedua 𝑎 𝑏
Susunan Ketiga 𝑎 𝑏
Susunan Keempat
Susunan Kelima
Susunan Keenam
Susunan Ketujuh
Susunan Kedelapan
Susunan Kesembilan ( . .. . )= . . . .
Susunan Kesepuluh
Penyelesaian:

Banyaknya ikan yang dihasilkan

Barisan dan Deret Aritmatika Page 11


4. Bagaimana deret bilangan yang dapat kamu lihat dari hingga ke- ?

.
.
.

𝑎 𝑎 𝑏 𝑎 𝑏
𝑎

5. Bagaimana menentukan deret 20 susunan ikan tongkol apabila susunan pertama ikan
tongkol adalah 50?

Jawab:

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

Barisan dan Deret Aritmatika Page 12


6. Tentukan jumlah ikan tongkol keseluruhan untuk 𝑛 suku pertama?

Jawab:

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

7. Periksalah kembali kebenaran hasil jumlah ikan tongkol untuk 𝑛 suku pertama!

Jawab:

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

Barisan dan Deret Aritmatika Page 13


7. Contoh soal

Sebuah Kedai di Desa Teluk Bakau, Jalan Pantai Trikora menyediakan kuliner khas
Kepulauan Riau yaitu kerang bulu. Pada awal tahun 2019, pendapatan kedai
mengalami peningkatan yang signifikan, karena banyak wisatawan yang menyukai
kuliner ini. Jika total pendapatan kedai selama tiga hari beruturut-turut adalah Rp
3.150.000,00 dan pendapatan kedai pada 3 Januari 2019 adalah Rp1.200.000,00,
tentukanlah pendapatan yang diperoleh kedai tersebut pada hari pertama apabila
pendapatan yang diperoleh membentuk suatu barisan aritmatika!

Sumber: Google.co.id
_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

Barisan dan Deret Aritmatika Page 14


Kesimpulan

Deret Aritmatika adalah ____________________________________________________

_______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

Keterkaitan dengan
Topik Lain

Tulislah berbagai topik matematika yang digunakan untuk menyelesaikan masalah diatas!
1. Operasi Bilangan Bulat
2. _____________________________________________________________________
3. _____________________________________________________________________

dst

Jalan-jalan ke Pulau Bintan


Jangan lupa membawa sanak saudara
Jika ingin menggapai kesuksesan
Perbanyaklah doa dan juga usaha 

Barisan dan Deret Aritmatika Page 15


Latihan!

“Pada tahun 2019, PT. Pelabuhan Indonesia Sri Bintan Pura melakukan survei mengenai
jumlah penumpang transportasi laut tujuan Tanjungpinang-Batam. Hasil survei menunjukan
bahwa tiga jenis kapal ferry yaitu MV. Oceana, Marina, dan Baruna Jaya memiliki jumlah
penumpang yang berbeda secara signifikan. Kapal Marina memiliki jumlah penumpang
paling sedikit yaitu sebanyak 1500 penumpang. Sedangkan kapal MV. Oceana memiliki
jumlah penumpang paling banyak sebesar tiga kali lipat dari kapal marina. Jika pihak
manajemen PT Pelabuhan Indonesia mengurutkan jumlah penumpang dari yang terkecil
dan urutan tersebut membentuk suatu barisan aritmatika, maka tentukanlah jumlah seluruh
penumpang kapal tujuan Tanjungpinang-Batam!”

Sumber: Google.co.id

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

Barisan dan Deret Aritmatika Page 16


RANGKUMAN

Setelah mengerjakan serangkaian tugas dalam LKPD ini, maka buatlah


rangkuman mengenai barisan dan deret aritmatika di bawah ini.

Barisan Aritmatika adalah __________________________________________________

_______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

Deret Aritmatika adalah ___________________________________________________

_______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

If u want to make your


dreams come true, the
first thing u have to do is
wake up 

Barisan dan Deret Aritmatika Page 17


Daftar Pustaka

Aksin, Nur dkk.. 2017. Matematika Mata Pelajaran Wajib. Klaten: PT


Intan Pariwara

Azuwan. 2017. “Habitat dan Pola Pemanfaatan Siput Gonggong


(Strombus sp.) di Perairan Desa Pengudang Kabupaten Bintan”.
Artikel Journal FIKP UMRAH

https://id.wikipedia.org/wiki/Leonardo_da_Pisa, diakses pada 19 Oktober


2018, 21.24 WIB

https://kumparan.com/@kumparantravel/dragon-boat-race-2018-naikkan-
jumlah-wisman-ke-tanjungpinang-1540026632166491284, diakses
pada 21 Oktober 2018, 21.56 WIB

https://maths.id/asal-usul-barisan-fibonacci.php, diakses pada 5 Januari


2019, 00.48 WIB

https://www.haluankepri.com/news/cetak/9321/, diakses pada 2 November


2018, 23.30 WIB

Barisan dan Deret Aritmatika Page 18


Biodata Penulis

Maimunah, lahir pada tahun 1997, di Kuala Tungkal, Jambi, Indonesia.

Pada tahun 2009, menyelesaikan pendidikan di SDN 72/V Kuala


Tungkal. Pada tahun 2012, menyelesaikan pendidikan di SMPN 2 Kuala
Tungkal. Dan, pada tahun 2015, menyelesaikan pendidikan di SMAN 1
Kuala Tungkal. Pada tahun 2015, penulis melanjutkan pendidikan
dengan program studi Pendidikan Matematika.
Penulis menyusun Lembar Kerja Peserta Didik berbasis RME
dengan konteks Kemaritiman sesuai kompetensi dasar materi barisan
dan deret aritmatika pada kurikulum 2013 revisi 2017. LKPD ini
bertujuan untuk melatih kemampuan pemecahan masalah matematis
peserta didik dari permasalahan yang bernuansa kemaritiman.
Semoga bahan ajar ini bermanfaat bagi peserta didik dan pendidik
mata pelajaran matematika. Good luck. 
230

LAMPIRAN D

D1. Surat Izin Penelitian dari FKIP UMRAH

D2. Surat Rekomendasi Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan


PTSP

D3. Surat Rekomendasi Penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi


Kepulauan Riau

D4. Surat Keterangan dari SMAN 4 Tanjungpinang


231

Lampiran D1. Surat Izin Penelitian dari FKIP UMRAH


232

Lampiran D1. Surat Izin Penelitian dari FKIP UMRAH


233

Lampiran D1. Surat Izin Penelitian dari FKIP UMRAH


234

Lampiran D2. Surat Rekomendasi Penelitian dari Dinas Penanaman Modal


dan PTSP
235
236

Lampiran D3. Surat Rekomendasi Penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi


Kepulauan Riau
237

Lampiran D4. Surat Keterangan dari SMAN 4 Tanjungpinang


238

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Bulan
September -
Kegiatan Agustus November Desember Januari Februari Maret April - Juni Juli
Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
Judul
Bimbingan
Judul Penelitian
Menyusun
Proposal
Penelitian
Seminar
Proposal
Revisi
Proposal
Permohonan
Izin Penelitian
Validasi Produk
dan instrumen
Penelitian Ke
Sekolah
Analisis Data

Wawancara
Peserta Didik
Penyusunan
Skripsi
Pengajuan
Sidang Skripsi
Sidang Skripsi
239

DOKUMENTASI PENELITIAN

Kegiatan Uji Coba Terbatas LKPD pada Sekelompok Peserta Didik Kelas XI IPA 1
240

Uji Coba Soal pada Kelas XII IPA 1

Uji Coba LKPD Pertemuan I di kelas XI IPA 2


241

Uji Coba LKPD pada Pertemuan II


242

Post Tes pada Pertemuan III

Wawancara dengan Peserta Didik Kelas XI IPA 2


243

BIODATA PENULIS

Maimunah lahir pada tanggal 10 September

1997 di Kuala Tungkal. Anak bungsu dari lima

bersaudara dari pasangan bapak H. Helmi dan ibu

Hj. Bastah. Pendidikan dimulai dari TK Asy-

Syuhada, SDN 72/V Kuala Tungkal, SMPN 2

Kuala Tungkal, SMAN 1 Kuala Tungkal, dan

melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas

Maritim Raja Ali Haji pada tahun 2015.

Pada hari Selasa tanggal 02 Juli 2019 berdasarkan Berita Acara Presensi

Sidang Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan dengan judul skripsi “Pengembangan Lembar Kerja Peserta

Didik Berbasis Realistic Mathematics Education dengan Konteks Kemaritiman

untuk Melatih Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik SMA

Kelas XI” dinyatakan LULUS.

Anda mungkin juga menyukai