Anda di halaman 1dari 183

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

TIPE KEPRIBADIAN STEADINESS BERDASARKAN


GENDER DALAM MENYELESAIKAN SOAL
CERITA PADA MATERI SPLDV

SKRIPSI

OLEH
MIFTAHUL JANNAH
NIM A1C217021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
DESEMBER, 2022
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
TIPE KEPRIBADIAN STEADINESS BERDASARKAN
GENDER DALAM MENYELESAIKAN SOAL
CERITA PADA MATERI SPLDV

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Jambi


untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Matematika

OLEH
MIFTAHUL JANNAH
NIM A1C217021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
DESEMBER, 2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul Analisis Komunikasi Matematis Siswa Tipe Kepribadian


Steadiness Berdasarkan Gender dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi
SPLDV : Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika, yang disusun oleh
Miftahul Jannah, Nomor Induk Mahasiswa A1C217021 telah diperiksa dan
disetujui untuk diuji.

Jambi,
Pembimbing I

Drs. Wardi Syafmen, M.Si.


NIP. 196202071992031002

Jambi,
Pembimbing II

Dra. Dewi Iriani, M.Pd.


NIP. 196207151987032014
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Tipe


Kepribadian Steadiness Berdasarkan Gender dalam Menyelesaikan Soal Cerita
pada Materi SPLDV: Skripsi, Pendidikan Matematika, yang disusun oleh
Miftahul Jannah, Nomor Induk Mahasiswa A1C217021 telah dipertahankan di
depan tim penguji pada :

Tim Penguji
Ketua : Drs. Wardi Syafmen, M.Si.
Sekretaris : Dra. Dewi Iriani, M.Pd.
Anggota : 1. Yelli Ramalisa, S.Pd., M.Sc.
2. Dr. Mujahidawati, M.Si.
3. Dr. Ilham Falani, S.Pd., M.Si.

Ketua Tim Penguji Sekretaris Tim Penguji

Drs. Wardi Syafmen, M.Si. Dra. Dewi Iriani, M.Pd.


NIP.196202071992031002 NIP.196207151987032014

Ketua Program Studi


Pendidikan Matematika PMIPA FKIP
Universitas Jambi

Feri Tiona Pasaribu, S.Pd., M.Pd.


NIP.198602032012122002
MOTTO

“selama kamu tetap bersikap baik, berkata baik, berpikiran baik, dan memilih
menjadi orang baik, pada akhirnya akan dipertemukan dengan orang baik, tidak
peduli sebanyak apapun orang yang berniat jahat padamu”

Kupersembahkan skripsi ini untuk orang tuaku tercinta yang telah berjuang, selalu
mendoakan dan memberikan dukungan penuh selama ini. Terimakasih kepada
seluruh keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan
skripsi ini.
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Miftahul Jannah


NIM : A1C217021
Program Studi : Pendidikan Matematika
Jurusan : PMIPA

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar


karya sendiri dan bukan merupakan jiplakan dari hasil penelitian pihak lain,
apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini
merupakan jiplakan atau plagiat, saya bersedia menerima sanksi dicabut gelar dan
ditarik ijazah.

Demikianlah pernyatan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab

Jambi, 2022
Yang membuat pernyataan

Miftahul Jannah
NIM. A1C217021
ABSTRAK

Jannah, Miftahul. 2022. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Tipe


Kepribadian Steadiness Berdasarkan Gender dalam Menyelesaikan Soal
Cerita pada Materi SPLDV: Skripsi Program Studi Pendidikan
Matematika, FKIP Universitas Jambi. Pembimbing: (I) Drs. Wardi
Syafmen, M.Si. (II) Dra. Dewi Iriani, M.Pd.

Kata Kunci : Komunikasi, Kepribadian Steadiness, Gender, Soal Cerita, SPLDV

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan komunikasi matematis yang


rendah yang dialami oleh siswa dalam memperkuat penguasaan konsep matematis
yang menyebabkan siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal terutama soal
cerita. Berbagai studi menyebutkan bahwa komunikasi matematis dipengaruhi
oleh kepribadian dan gender salah satunya adalah tipe kepribadian steadiness.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan
komunikasi matematis serta faktor faktor yang mempengaruhi kemampuan
komunikasi matematis pada siswa dengan tipe kepribadian steadiness berdasarkan
gender dalam menyelesaikan soal cerita pada materi spldv.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan pendekatan


deskriptif. Penelitian ini dilakukan dikelas VIII A SMPN. 30 Muaro Jambi.
Subjek penelitian ini merupakan 6 orang siswa kelas VIIIA yang dipilih
berdasarkan test kepribadian DISC untuk mendapatkan siswa dengan tipe
kepribadian steadiness. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar soal cerita
materi SPLDV dan pendoman wawancara. Dalam pengumpulan data, peneliti
melakukan keabsahan data dengan triangulasi sumber, teknik dan thinkaloud.
Selanjutnya data yang diperoleh akan dianalisis dengan tahap yakni reduksi data,
pemaparan data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator Kemampuan menggambar,


meliputi kemampuan menyatakan situasi atau ide-ide matematik dalam bentuk
gambar, diagram, atau grafik dialami oleh SS-1 Lk, SS-2 Lk, SS-3 Lk, SS-1 Pr,
SS-3 Pr; indikator Kemampuan membuat ekspresi matematik, meliputi
kemampuan menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam
bahasa, symbol, ide atau model matematika tidak dialami oleh semua subjek; dan
indikator Kemampuan menuliskan jawaban dengan bahasa sendiri, meliputi
kemampuan : a. menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara tertulis; b.
mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph matematika dalam bahasa
sendiri; c. kemampuan menyusun argument atau mengungkapkan pendapat dan
memberikan penjelasan secara tertulis atas jawaban yang diberikan dialami oleh
SS-1 Lk, SS-2 Lk. Adapun temuan faktor yang dialami siswa dalam
menyelesaikan masalah matematis adalah faktor kemampuan membaca, diskusi
dan menulis serta faktor pemahaman matematika. Faktor kemampuan membaca,
diskusi dan menulis yang ditemukan pada penelitian ini adalah kemampuan
memahami masalah dari informasi yang ada baik dalam bentuk diagram dan
gambar serta faktor pemahaman matematika yang muncul dari kemampuan
prasyarat yang tidak dipahami.

i
KATA PENGANTAR

Bismillah, Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah


SWT karena berkat limpahan rahmat dan anugerah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Tipe Kepribadian Steadiness Berdasarkan Gender dalam
Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi SPLDV. ”.
Penulisan skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi. Selain itu, penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak akan
selesai tanpa bantuan, bimbingan serta dukungan, baik berupa moril maupun
materil. Tulisan ini penulis hadiahkan kepada kedua orang tua tercinta Bapak
Bambang Sahrul Thaher dan Ibu Zuraidah serta ketiga saudara/i tersayang M.
Rafli Anwar, Mutya Azzahra dan Nur Hafidzah yang selalu memberikan doa
terbaik dan dukungan serta kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat arahan dan
bimbingan, sehingga penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibu Feri Tiona Pasaribu, S.Pd., M.Pd. selaku ketua program studi
Pendidikan Matematika Univesitas Jambi, Bapak Drs. Wardi Syafmen, M.Si. dan
Ibu Dra. Dewi Iriani, M.Pd. selaku pembimbing yang telah memberikan saran,
arahan serta masukan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Ibu
Yelli Ramalisa, S.Pd., M.Sc., Ibu Dr. Dra. Mujahidawati, M.Si. dan Bapak Dr.
Ilham Falani, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang senantiasa memberikan
masukan dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi serta kepada
Bapak/Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Jambi yang
telah memberikan banyak ilmu kepada penulis.
Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Hermon Jaya, S.Pd dan Ibu Lidia Siswanti, S.Pd selaku Kepala
Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 30 Muaro Jambi serta kepada Ibu
Rusminah Beramat, S.Pd dan Ibu Kartalena, S.Pd selaku guru matematika SMP
Negeri 30 Muaro Jambi yang telah memberikan kesempatan dan membantu
penulis selama penelitian.

ii
Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada bang Ahmad Fauzan,
S.Pd yang telah membantu dalam banyak hal terutama dalam penyelesaian
skripsi, sahabat-sahabat saya yaitu Fatnisa Adelianti, Wahidin Amir Ma’ruf,
Adinda Setiamufti, Rosalia Febrianti Manalu, Cici Meiliana Sari yang telah sudi
mendengarkan keluh kesah penulis selama ini dan membantu penulis selama
perkuliahan dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini, teman-
teman seperjuangan mahasiswa Pendidikan Matematika angkatan 2017, terutama
kelas R-003 terimakasih atas kebersamaannya selama ini, untuk diri sendiri
karena tak pernah memutuskan untuk menyerah sesulit apapun proses perkuliahan
hingga sampai di titik ini, dan untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam
penulisan skripsi ini.
Penulis telah menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya, namun penulis
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan yang luput dari perhatian. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan skripsi ini. Semoga penelitian ini dapat
memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Jambi, 08 September 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN KARYA SENDIRI
HALAMAN MOTTO
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORITIK
2.1 Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ........................... 9
2.2 Kerangka Berpikir ......................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................. 32
3.2 Subjek Penelitian .......................................................................... 33
3.3 Prosedur Penelitian ....................................................................... 36
3.4 Instrumen Penelitian ..................................................................... 39
3.5 Data Penelitian ............................................................................... 42
3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 42
3.7 Uji Kredibilitas Data ..................................................................... 46
3.8 Teknik Analisis Data .................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ............................................................. 50
4.2 Deskripsi Temuan Hasil Penelitian ............................................. 50
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 104
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan ................................................................................... 108
5.2 Implikasi .................................................................................... 109
5.3 Saran ......................................................................................... 110
DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 111
LAMPIRAN ..................................................................................................... 113
RIWAYAT HIDUP

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis ............................................11
3.1 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Komunikasi Matematis ................................. 39
4.1 Perolehan Hasil Tes Profil Dics Dalam Bentuk Persentase ........................ 52
4.2 Subjek Penelitian ...........................................................................................52
4.3 Hasil Analisis Jawaban Soal Dan Wawancara Ss-1 Lk ................................60
4.4 Hasil Analisis Jawaban Soal Dan Wawancara Ss-2 Lk ................................67
4.5 Hasil Analisis Jawaban Soal Dan Wawancara Ss-3 Lk ............................... 74
4.6 Hasil Analisis Jawaban Soal Dan Wawancara Ss-1 Pr ................................ 80
4.7 Hasil Analisis Jawaban Soal Dan Wawancara Ss-2 Pr ............................... 86
4.8 Hasil Analisis Jawaban Soal Dan Wawancara Ss-3 Pr ............................... 93
4.9 Data Kemampuan Komunikasi Siswa Yang Belum Memenuhi Indikator
Komunikasi Pada Siswa Tipe ........................................................................ 94

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
3.1 Analisis Data Penelitian ................................................................................37
3.2 Diagram Alur Penyusunan Instrumen ...........................................................40
3.3 Diagram Prosedur Pengumpulan Data ..........................................................44
4.1 Jawaban SS-1 Lk Nomor 1 ...........................................................................54
4.2 Jawaban SS-1 Lk Nomor 2 ...........................................................................55
4.3 Jawaban SS-1 Lk Nomor 3 ......................................................................... 57
4.4 Jawaban SS-2 Lk Nomor 1 ......................................................................... 61
4.5 Jawaban SS-2 Lk Nomor 2 .......................................................................... 62
4.6 Jawaban SS-2 Lk Nomor 3 .......................................................................... 64
4.7 Jawaban SS-3 Lk Nomor 1 ......................................................................... 68
4.8 Jawaban SS-3 Lk Nomor 2 ........................................................................... 69
4.9 Jawaban SS-3 Lk Nomor 3 ......................................................................... 71
4.10 Jawaban SS-1 Pr Nomor 1 ........................................................................ 75
4.11 Jawaban SS-1 Pr Nomor 2 ......................................................................... 76
4.12 Jawaban SS-1 Pr Nomor 3 ........................................................................ 78
4.13 Jawaban SS-2 Pr Nomor 1 ........................................................................ 81
4.14 Jawaban SS-2 Pr Nomor 2 ........................................................................ 82
4.15 Jawaban SS-2 Pr Nomor 3 ........................................................................ 84
4.16 Jawaban SS-3 Pr Nomor 1 ......................................................................... 87
4.17 Jawaban SS-3 Pr Nomor 2 ........................................................................ 88
4.18 Jawaban SS-3 Pr Nomor 3 ......................................................................... 90

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Angket Tipe Kepribadian ............................................................................ 115
2. Hasil Tes Profile Disc ................................................................................. 124
3. Kisi-Kisi Soal Kemampuan Komunikasi Matematis .................................... 125
4. Lembar Soal Dan Alternatif Jawaban ........................................................ 127
5. Validasi Instrumen Soal Kemampuan Komunikasi Matematis .................... 131
6. Lembar Jawaban Subjek ............................................................................. 137
7. Kisi-Kisi Wawancara ................................................................................... 150
8. Pedoman Wawancara ................................................................................... 151
9. Validasi Pedoman Wawancara ...................................................................... 155
10. Transkip Wawancara ................................................................................... 159
11. Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 168
12. Surat Izin Penelitian .................................................................................... 169
13. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...................................... 170

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika di sekolah merupakan salah satu mata pelajaran yang

memiliki peranan penting dalam kehidupan. Banyak permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan dengan matematika. Siswa sebagai

bagian dari masyarakat harus mempunyai bekal agar dapat mengaplikasikan

matematika dalam kehidupan. Siswa harus dapat memahami materi yang

dipelajari dengan baik. Dengan demikian siswa mampu mengkomunikasikan

matematika ke dalam gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah matematika.

Lima standar kemampuan matematik yang harus dimiliki oleh siswa,

menurut NCTM (National Council of Teacher Mathematics) adalah kemampuan

pemecahan masalah (problem solving), kemampuan komunikasi (communication),

kemampuan koneksi (connection), kemampuan penalaran (reasoning), dan

kemampuan representasi (representation).

Salah satu kemampuan yang diukur adalah kemampuan komunikasi

matematis, kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan siswa dalam

menyampaikan ide matematika baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan

komunikasi matematis peserta didik dapat dikembangkan melalui proses

pembelajaran di sekolah, yang terjadi dalam proses pembelajatan matematika.

Kemampuan komunikasi matematis membantu siswa dalam membangun makna

dan menyatakan ide. Oleh karena itu, kemampuan komunikasi matematis penting

untuk dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran matematika sehingga mereka tidak

1
2

akan kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran matematika (Triana, 2020).

Hal ini terjadi karena salah satu unsur dari matematika adalah ilmu logika yang

mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa.

Kurangnya kemampuan siswa untuk menuliskan simbol dan rumus

matematika membuat siswa enggan untuk membahas lebih lanjut tentang konsep

matematika hal ini yang menyebabkan komunikasi matematis siswa lemah

(Khashefi , Ismail, & Yusof, 2012).

Berdasarkan hasil observasi dan diskusi bersama guru mata pelajaran di

SMP N 30 Muaro Jambi, diketahui bahwa selama proses pembelajaran daring dan

luring ada beberapa siswa yang memiliki kemampuan komunikasi yang kurang.

Salah satu kemampuan komunikasi yang kurang tersebut yaitu siswa sulit dalam

menjelaskan ide dan konsep matematis secara lisan dan tulisan sehingga bisa

dikatakan keaktifan siswa kurang.

Kemampuan setiap siswa berbeda, bergantung pada beberapa faktor, salah

satunya yaitu kepribadian. Kepribadian merupakan kualitas perilaku individu yang

tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik

(Makmun dalam Yusuf, 2014:127). Demi suksesnya usaha pendidikan,

kepribadian siswa harus dikenal oleh pendidik. Pendidik perlu mengenal

bagaimana struktur kepribadian anak didiknya, bagaimana dinamikanya dan

bagaimana kepribadian yang demikian itu terbentuk (Suryabrata, 2015:6).

Kemampuan komunikasi matematis siswa berbeda-beda dengan kepribadian yang

dimilikinya.

Tipe kepribadian menurut Dr. William Moulton Marston (Shin, 2013: 19)

adalah D.I.S.C, meliputi : Dominance, Influence, Steadiness, dan Compliance.


3

Salah satu diantaranya adalah steadiness. Menurut Syafmen (2013: 49)

Kepribadian steadiness adalah kepribadian yang cenderung introvert, reserve dan

quite. Siswa yang memiliki tipe ini cenderung menolak perubahan secara radikal

sehingga membutuhkan penyesuaian dalam menciptakan inovasi yang radikal,

cenderung kaku dan mempertahankan diri dalam situasi yang tidak disukainya

dengan cara pasif. Namun dalam kerja sama tim, siswa ini cenderung mampu

membangun kerja sama yang baik dan berpikir secara bertahap dan sistematis.

Tipe kepribadian itu sedikit banyaknya akan berpengaruh pada

kemampuan komunikasi matematis siswa, Seperti yang dikatakan oleh Dewiyani

(2012) dalam Mardiyana, “every personality types had different thinking process

profil in problem solving was also different between male and female.” Siswa

dengan tipe kepribadian yang berbeda akan berbeda pula proses berpikirnya dan

juga berbeda pula antara pria dan wanita (gender). Menurut Amir (2013:15)

banyak faktor yang harus diperhatikan dalam mempelajari matematika, antara lain

yaitu kemauan, kemampuan, dan kecerdasan tertentu, kesiapan guru, kesiapan

siswa, kurikulum, dan metode penyajiannya, faktor yang tak kalah pentingnya

adalah gender.

Remiswal (2013:12) menyatakan bahwa gender diartikan sebagai

pengetahuan dan kesadaran, bahwa seorang tergolong dalam suatu jenis kelamin

tertentu, yang menyangkut perbedaan psikologis, sosial dan budaya antara laki-

laki dan perempuan. Perbedaan gender tentu menyebabkan perbedaan fisiologi

dan mempengaruhi perbedaan psikologi tak terkecuali dalam belajar. Sehingga

siswa laki-laki dan perempuan tentu memiliki banyak perbedaan dalam

mempelajari matematika. Jika dihubungkan dengan tipe kepribadian steadiness


4

akan terlihat berapa perbandingan laki-laki dan perempuan yang memiliki tipe

kepribadian steadiness tersebut.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cindy, dkk. (2016) menunjukkan

kecenderungan siswa tipe kepribadian ini di temukan pada perempuan sekitar

48,43% yang menunjukkan terdapat dominansi gender perempuan pada tipe

kepribadian ini, Oleh karena itu aspek gender perlu menjadi perhatian khusus

dalam pembelajaran matematika. Sedangkan kemampuan komunikasi sangat

dibutuhkan dalam pembelajaran matematika terutama pada penyelesaian soal

cerita. Perbedaan jenis kelamin siswa (gender) dapat mengakibatkan perbedaan

psikiologi belajar siswa. Sehingga siswa laki-laki dan perempuan tentu memiliki

banyak perbedaan dalam mempelajari matematika. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Tonnie Hari Nugraha dan Heni Puji Astuti (2019) Hasil tes

kemampuan komunikasi matematis yang dilakukan kepada 30 siswa laki-laki dan

30 siswa perempuan, berdasarkan indikator kemampuan komunikasi matematis

dan perbedaan gender diperoleh bahwa aspek menggambar (drawing) untuk siswa

perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa laki-laki, terlihat dari nilai

rata-rata aspek menggambar (drawing) yaitu 51,7 atau 60,4% untuk siswa

perempuan sedangkan untuk siswa laki-laki nilai rata-ratanya 33,9 atau 39,4%

dengan perbedaan sebesar 17,8 atau 20,8%. Hal ini menggambarkan siswa

perempuan yang memiliki dominansi kemampuan komunikasi matematis, hal ini

menjadi permasalahan sehingga perlu dianalisis apa saja faktor yang

mempengaruhi permasalahan tersebut sehingga gender laki-laki memiliki

kemampuan komunikasi yang rendah dalam menyelesaikan permasalahan

matematis terutama pada soal cerita.


5

Soal cerita matematika sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari siswa,

karena soal tersebut mengedepankan permasalahan-permasalahan real yang sesuai

dengan kehidupan sehari-hari. Soal cerita sebagai bentuk evaluasi kemampuan

siswa terhadap konsep dasar matematika yang telah dipelajari yang berupa soal

penerapan rumus. Seseorang dapat dikatakan memiliki kemampuan matematika

apabila terampil dengan benar menyelesaikan soal matematika (Retna, dkk. 2013:

75). Dilanjutkan oleh Dewi, dkk (2014) soal cerita matematika bertujuan agar

siswa berlatih dan berpikir secara deduktif, dapat melihat hubungan dan kegunaan

matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat menguasai keterampilan

matematika serta memperkuat penguasaan konsep matematika.

Di dalam pembelajaran matematika ada banyak materi yang diajarkan

kepada siswa, salah satu materi pelajaran kelas VIII adalah Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel (SPLDV). Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

merupakan salah satu materi matematika yang menyajikan masalah sesuai situasi

yang ada, yaitu permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Melalui soal cerita yang mengangkat permasalahan sehari-hari ini, siswa dituntut

untuk mengkomunikasikan bahasa sehari-hari ke dalam bahasa matematika dan

menafsirkan hasil perhitungan yang dilakukan sesuai permasalahan yang diberi

untuk memperoleh suatu pemecahan (Achir dkk, 2017:79). Lebih lanjut menurut

Nurbaiti, dkk (2017:10) pada materi SPLDV siswa kesulitan dalam menemukan

konsep berhitung sehingga apabila bentuk soal diubah siswa tidak mampu

menyelesaikan soal yang diberikan. Alur berpikir dan cara berpikir siswa juga

bergantung pada ketenangan dan kestabilan emosi siswa, yang dalam hal ini

dilihat dari gender siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Tonnie dan
6

Heni (2019) menunjukkan kemampuan komunikasi siswa perempuan lebih tinggi

dibandingkan siswa laki-laki. Perbedaan inilah yang menjadi alasan mengapa

rendahnya kemampuan komunikasi pada siswa laki-laki leih rendah dan faktor

apa saja yang mempengaruhinya.

Pentingnya penelitian ini dilakukan agar kemampuan komunikasi

matematis pada siswa dengan tipe kepribadian steadiness yang memiliki

karakteristik sulit dalam kemampuan komunikasi yang harus dianalisis agar dapat

diminimalisir kesulitan kemampuan komunikasi yang akan dilihat dalam

menyelesaikan soal yang akan dibedakan berdasarkan gender. Berdasarkan pada

paparan diatas tipe kepribadian ini yang cenderung kaku dan mempertahankan

diri, memiliki kemampuan komunikasi yang cenderung kurang dalam memahami

masalah matematis sehingga perlu untuk dianalisis terjadinya untuk

meminimalisir kesulitan yang terjadi dengan melihat dari sudut gender dari

masing-masing tipe ini sehingga faktor-faktor penyebabnya dapat dihindari

nantinya dalam proses pembelajaran sehingga judul penelitian ini sangat menarik

untuk diteliti dan dikembangkan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Tipe

Kepribadian Steadiness Berdasarkan Gender dalam Menyelesaikan Soal

Cerita pada Materi SPLDV”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa tipe kepribadian


7

steadiness berdasarkan gender dalam menyelesaikan soal cerita pada

materi SPLDV dikelas VIII SMPN. 30 Muaro Jambi?

2. Apa faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis siswa

dengan tipe kepribadian steadiness berdasarkan gender dalam

menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV dikelas VIII SMPN. 30

Muaro Jambi?

1.3 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan komunikasi matematis

siswa tipe kepribadian steadiness berdasarkan gender dalam

menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV dikelas VIII SMPN. 30

Muaro Jambi.

2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi

matematis siswa tipe kepribadian steadiness berdasarkan gender dalam

menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV dikelas VIII SMPN. 30

Muaro Jambi

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan pemahaman pendidik mengenai kemampuan komunikasi

matematis siswa tipe kepribadian steadiness berdasarkan genderdalam

menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV, sehingga dapat menjadi

bahan pertimbangan dalam merancang pembelajaran yang sesuai.


8

2. Bagi siswa, terutama siswa dengan tipe kepribadian steadiness

berdasarkan gender dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV

sehingga dapat memaksimalkan kemampuan komunikasi matematis.

3. Bagi pembaca, yaitu memberikan informasi mengenai kemampuan

komunikasi matematis siswa tipe kepribadian steadiness berdasarkan

gender dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV.

4. Bagi peneliti lain, sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan

penelitian yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematis

siswa tipe kepribadian steadiness berdasarkan gender dalam

menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV.


BAB II
KAJIAN TEORITIK

2.1 Kajian Teori dan Penelitian Relavan

A. Pengertian Analisis

Menurut Yaumi dan Damapolli (2014:131) analisis data merupakan pokok

dari suatu metode untuk menggambarkan fakta, mendeteksi pola,

mengembangkan penjelasan, dan menguji hipotesis. Menurut Rouse (dalam

Yaumi dan Damapolli, 2014:131) analisis data dipandang sebagai ilmu untuk

menguji data mentah dengan tujuan menggambarkan kesimpulan tentang

informasi.

Bogdan dan Biklen (dalam Yaumi dan Damapolli, 2014:132) menyatakan

bahwa analisis data adalah proses pencarian dan penyusunan secara sistematis

terhadap transkip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan yang telah

dikumpulkan dan memungkinkan peneliti menghadirkan temuan.

Menurut Gunawan (2015:210) menyatakan bahwa analisis data adalah

pencarian atau pelacakan pola-pola. Analisis data kualitatif adalah pengujian

sistematik dari sesuatu untuk menetapkan bagian-bagiannya, hubungan antar

kajian, dan hubungannya terhadap keseluruhannya. Artinya semua analisis data

kualitatif akan mencakup penelusuran data, melalui catatan-catatan (pengamatan

lapangan) untuk menemukan pola-pola budaya yang dikaji oleh peneliti.

Dari konsep-konsep tersebut dapat dipahami bahwa analisis data adalah

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan

data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

8
9

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis merupakan suatu proses

mencari dan menyusun secara sistematis dalam mengurai suatu masalah, untuk

memperoleh pengertian dan pemahaman yang tepat.

1. Kemampuan Komunikasi Matematis

a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

Menurut Susanto (2016:213) komunikasi matematis dapat diartikan

sebagai suatu peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan

kelas, dimana terjadi pengalihan pesan, dan pesan dialihkan berisikan tentang

materi matematika yang dipelajari siswa, misalnya konsep, rumus, atau strategi

penyelesaian suatu masalah.

Menurut Hock (dalam Kodariyati dan Astuti, 2016:3) menyatakan bahwa:


“Communication is an essential part of the mathematical classroom.
Student may use verbal language to communicate their thought, extend
thinking, and understand mathematical concept. They may also use written
language to explain, reason, and process their thinking of mathematical
ideas.”

Pernyataan tersebut kurang lebih memberikan makna bahwa komunikasi

merupakan bagian penting dari kelas matematika. Siswa dapat menggunakan

bahasa verbal untuk mengkomunikasikan pikiran mereka, menyampaikan pikiran

dan memahami konsep-konsep matematika. Siswa juga dapat menggunakan

bahasa tertulis untuk menjelaskan alasan yang logis, dan proses pemikiran tentang

ide-ide matematika.

Menurut NCTM, komunikasi matematis adalah kemampuan untuk

berkomunikasi dalam bentuk: (1) mencerminkan benda konkret, gambar, atau ide-
10

ide matematika; (2) menciptakan situasional modus lisan, tertulis,

menggunakanbenda konkrit, grafik dan aljabar; (3) mengunakan kemampuan

membaca, menulis, menganalisis, menafsirkan dan menilai ide-ide matematika,

simbol, istilah, dan informasi; dan (4) menanggapi masalah menggunakan

argumen suara. Menurut Tarigan, dkk (dalam Ahmad, 2009:208) komunikasi

matematika adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh praktisi

matematika dan penguna selama proses belajar-mengajar dan menilai matematika.

Menurut Ansari (2009:11) komunikasi matematis terdiri atas, komunikasi lisan

(talking) dan komunikasi tulisan (writing). Talking seperti membaca (reading),

mendengar (listening), diskusi (discussing), menjelaskan (explaining) dan

sharing. Sedangkan writing seperti mengungkapkan ide-ide matematika dalam

fenomena dunia nyata melalui grafik/ gambar, tabel, persamaan aljabar, ataupun

dengan bahasa sehari-hari (writtenwords).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

komunikasi matematis adalah kemampuan yang berperan penting pada proses

pemecahan masalah matematika melalui komunikasi pikiran atau ide atau

gagasan-gagasan mereka menggunakan simbol-simbol, gambar, grafik, notasi,

lambang-lambang serta bahasa matematis secara lisan maupun tulisan.

b. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

Hendriana dan Soemarmo (2014:30) mengidentifikasi indikator

kemampuan komunikasi matematis yang meliputi kemampuan: Melukiskan atau

merepresentasikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam bentuk ide dan atau

symbol matematika; Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik, secara lisan

dan tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, grafik dan ekspresi
11

aljabar; Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika

atau menyusun model matematika suatu peristiwa; Mendengar, mendiskusi, dan

menulis tentang matematika; Membaca dengan pemahaman suatu presentasi

matematika; Menyusun konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi dan

generalisasi.

Menurut NCTM (dalam Susanto, 2016:214-215) beberapa kriteria yang

dipakai dalam melihat seberapa besar kemampuan siswa dalam memiliki

kemampuan matematis dalam pembelajaran matematika, yakni:

1. Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematika melalui lisan, tulisan dan

mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual;

2. Kemampuan memahami, menginterprestasikan, dan mengevaluasi ide-ide

matematika baik secara lisan maupun dalam bentuk visual lainnya;

3. Kemampuan menggunakan istilah, notasi matematika dan struktur-strukturnya

untuk menyajikan ide, menggambarkan hubungan dan model situasi.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang tertera di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa indikator kemampuan komunikasi matematis itu meliputi:

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis


Indikator Kode Indikator
Kemampuan menggambar, meliputi kemampuan menyatakan
1
situasi atau ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, Kom1
atau grafik.
Kemampuan membuat ekspresi matematik, meliputi
2 kemampuan menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda Kom2
nyata ke dalam bahasa, symbol, ide atau model matematika.
Menuliskan jawaban dengan bahasa sendiri, meliputi
kemampuan:
Kom3(a)
a. Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara
tertulis;
3
b. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph
Kom3(b)
matematika dalam bahasa sendiri;
c. Kemampuan menyusun argument atau mengungkapkan
pendapat dan memberikan penjelasan secara tertulis Kom3(c)
atas jawaban yang diberikan.
12

c. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Komunikasi Matematis

Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi

matematik, antara lain: (Satriawati, 2010 : 111)

a. Pengetahuan prasyarat (Prior Knowledge)

Pengetahuan prasyarat merupakan pengetahuan yang telah dimiliki siswa

sebagai akibat proses belajar sebelumnya. Hasil belajar siswa tentu saja bervariasi

sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri. Jenis kemampuan yang dimiliki

siswa sangat menentukan hasil pembelajaran selanjutnya. Namun dalam

komunikasi matematika kemampuan awal terkadang tidak dpat dijadikan standar

untuk mengukur kemampuan komunikasi. Karena, ada siswa yang kurang mampu

dalam komunikasi tulisan tapi lancar dalam komunikasi lisan, dan sebaliknya ada

yang kurang lancar dalam komunikasi lisan tapi mampu mengkomunikasikan

dalam bentuk tulisan.

b. Kemampuan membaca, diskusi dan menulis

Dalam komunikasi matematik, kemampuan membaca, diskusi, dan

menulis dapat membantu siswa memperjelas pemikiran dan dapat mempertajam

pemahaman.

Membaca merupakan proses melakukan elaborasi (pengembangan)

terhadap apa yang telah dibaca. Ini berarti memikirkan gagasan, contoh-contoh,

gambaran mental, dan konsep-konsep lain yang berhubungan. Siswa juga akan

mengorganisasi informasi baru itu. Oleh karena elaborasi dan informasi

memperlancar belajar dan menghafal (recall and retention), maka rasional bila

kehadiran kedua bentuk ini ditingkatkan dalam belajar mengajar melalui proses

membaca.
13

Diskusi dapat berpengaruh dalam menumbuhkembangkan keterampilan

siswa dalam berkomunikasi lisan. Kemampuan berkomunikasi lisan dapat

ditingkatkan dengan melakukan latihan komunikasi secara teratur.

Selain membaca dan berdiskusi, kemampuan lain yang berkontribusi

terhadap kemampuan komunikasi matematika adalah menulis. Menulis adalah

proses bermakna karena siswa secara aktif membangun hubungan antara yang

telah dipelajari dengan yang diketahui. Menulis dapat membantu siswa

membentuk pengetahuan implisit dan berfikir lebih eksplisit sehingga dapat

melihat dan merefleksikan pengetahuan dan fikirannya.

c. Pemahaman matematika

Pemahaman matematika adalah level pengetahuan siswa tentang konsep,

prinsip, algoritma dan kemahiran siswa menggunakan strategi penyelesaian

terhadap soal atau masalah yang disajikan. Pemahaman matematika adalah salah

satu aspek yang dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi matematika.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan

komunikasi matematika sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.Selain itu,

penggunaan metode dan pendekatan pembelajaran juga dapat menjadi faktor yang

mempengaruhi kemampuan komunikasi matematika siswa. Metode dan

pendekatan pembelajaran yang tidak sesuai berpengaruh terhadap kemampuan

komunikasi siswa.

2. Tipe Kepribadian

a. Tipe Steadiness

Tipe kepribadian steadiness merupakan salah satu dari empat tipe

kepribadian DISC yang dikemukakan oleh William Moulton Marston (1893-


14

1947). Adapun ciri-ciri orang dengan tipe kepribadian steadiness seperti yang

dijelaskan Shin (2013:28-29) antara lain:

a. Dia secara natural tidak suka mengatur orang laindan tidak suka memaksakan

kehendaknya, menjauhi konflik dan bahkan cenderung mengikuti kehendak

orang lain.

b. Dekat dengan tipe ini sangat nyaman sekali kecuali dalam sisi tugas, dia

mungkin akan membutuhkan lebih banyak waktu menyelesaikan suatu hal

karena cara berpikirnya yang step by step (selangkah demi selangkah) dan

logis, tidak suka lompat-lompat, kadang malah menjadi kurang efisien.

c. Tipe ini mudah diprediksi, dia suka melakukan sesuatu secara berulang-

ulang/rutin dan tidak suka mengubah tatanan yang sudah ada.

d. Orangnya lambat untuk berubah dan menyukai status quo.

e. Banyak berpikir sebelum berbicara namun seringnya akhirnya tidak

mengungkapkan isi hatinya dan berharap orang lain akan mengerti apa yang

dia inginkan/pikirkan.

f. Tidak banyak menunjukan ekspersi diwajah, susah untuk ditebak apakah dia

sedang marah, senang atau sedih.

Menurut Shin (2014:55), karakter umum tipe steadiness berdasarkan sifat-

sifatnya secara umum adalah ramah, bersahabat, pendengar yang baik, sabar,

santai, tulus, seimbang atau tidak meledak-ledak, stabil dan terprediksi, team

player yang baik sekali, dan pengertian.

Lebih lanjut, Shin (2013:55) mengungkapkan nilai tambah atau kelebihan

tipe steadiness untuk kelompoknya adalah:

a. Rekan tim yang bias diandalkan


15

b. Bekerja untuk seorang pemimpin dan sebuah tujuan

c. Sabar dan penuh dengan empati (karena menghindari konflik)

d. Pemikir yang logis dan selangkah demi selangkah

e. Berorientasi kepada pelayan, suka melayani orang lain

Berdasarkan paparan di atas, tipe steadiness tidak hanya memiliki nilai

tambah (kelebihan) seperti yang disebutkan di atas, Shin (2013:56) juga

mengemukakan kekurangan atau kecenderungan tipe steadiness ketika di bawah

tekanan, antara lain:

a. Menjadi non-demonstratif, tidak menunjukkan perubahan raut wajah. Kita

tidak akan tahu apakah dia senang atau marah.

b. Menjadi cuek dan dan tidak perhatian sama sekali

c. Menjadi ragu-ragu dalam bertindak ataupun berbicara

d. Menjadi tidak fleksibel bahkan untuk hal kecil sekalipun

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa orang dengan tipe

kepribadian steadiness memiliki sisi positif dan negatif, hal tersebut tidak terlepas

dari bagaimana tipe tersebut dapat berinteraksi dengan lingkungannya, namun

tidak semua orang yang memiliki tipe steadiness akan memiliki seluruh

karakteristik diatas, hal tersebut didasarkan pada tingkat tipe steadiness yang

dimiliki oleh seseorang, apakah individu tersebut memiliki tingkat steadiness

sangat tinggi, tinggi, rata-rata, rendah, atau sangat rendah.

Sifat yang dimiliki oleh tipe steadiness tinggi tentu akan berbeda dengan

tipe steadiness rendah, hal tersebut dapat dilihat dari segi emosi tipe tersebut. Shin

(2014:56-57) mengemukakan emosi tipe steadiness (S) tinggi sebagai berikut:

a. Non-emosional, tidak menunjukkan emosi. Orang cenderung tidak bisa


16

menebak apa yang terjadi dalam pikiran orang S Tinggi karena dia tidak

menunjukkannya walaupun sudah dikuasai oleh amarah yang sedemikian

rupa, tetap saja terlihat tenang dan terkendali.

b. Berusaha untuk menghambat suatu perubahan (tipe S tinggi) menyukai

sesuatu yang rutin dan berulang, tidak menyukai perubahan karena identik

dengan konflik dan membutuhkan energi tambahan untuk tahap penyesuaian,

S tinggi cuek dan tidak ingin pusing, dia ingin apa yang sudah ada tidak

berubah.

c. Ingin segalanya berjalan dengan tenang, cenderung lambat. Semakin tinggi S

seseorang, semakin orang tersebut lambat, dia tidak suka untuk diburu-buru

dan merasa untuk apa buru-buru. Sehingga S tinggi tidak menyukai kecepatan

tinggi.

Di samping itu, emosi tipe steadiness (S) rendah adalah sebagai berikut :

a. Emosional, mudah menunjukkan emosi. Semakin rendah S seseorang,

semakin orang tersebut mudah terbaca dari wajahnya. Kalau tidak senang

akan ditunjukkan oleh raut wajah dan kalau suka juga akan terbaca dari

wajahnya.

b. Aktif membuat perubahan. Semakin rendah S seseorang, biasanya tidak suka

untuk duduk diam atau melakukan sesuatu yang sama secara berulang- ulang

untuk satu jangka waktu yang panjang, dia pasti berusaha untuk “celingak-

celinguk‟, menoleh kekanan dan kekiri, mencoba sesuatu yang baru.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa tipe

kepribadian steadiness merupakan siswa yang natural, tidak suka mengatur orang

lain, tidak suka memaksakan kehendak, menjauhi konflik dan bahkan cenderung
17

mengikuti kehendak orang lain. Dekat dengan tipe ini sangat nyaman sekali

kecuali dalam sisi tugas, dia mungkin akan membutuhkan lebih banyak waktu

menyelesaikan suatu hal karena cara berfikirnya selangkah demi selangkah dan

logis, cenderung lebih tertutup dan umumnya memiliki keahlian mendengarkan

yang baik. Tipe ini tidak suka merubah tatanan yang ada, suka berkelompok.

Orang dengan tipe steadiness cenderung bersifat introvert. Kurang bersemangat,

kurang bisa memotivasi diri, lebih suka berdiam dan menunggu perintah,

berbicara dengan suara yang halus serta menjauhi konflik, senang membantu

orang lain dan berkerja sama, kurang bertanggung jawab dan terkesan malas,

dalam proses pembelajaran tipe ini malu bertanya hal yang belum dimengerti.

Siswa tipe steadiness adalah siswa yang selalu mencari solusi yang paling

sederhana dari setiap masalah yang dihadapi. Orang steadiness adalah tipe

penonton, kurang aktif dan kurang berinisiatif. Orang steadiness kadang kala

kurang bersemangat, kurang motivasi. Mereka lebih suka diam dan menunggu

perintah untuk mengerjakan sesuatu.

b. Hubungan Antara Komunikasi Matematis dan Tipe Kepribadian

Steadiness

Hubungan antara Komunikasi Matematis dan Tipe Kepribadian

Steadiness Menurut Shin (2013:28) tipe kepribadian steadiness adalah tipe yang

mudah diprediksi, dia suka melakukan sesuatu secara berulang-ulang/rutin dan

tidak suka mengubah tatanan yang sudah ada, namun dalam sisi tugas dia

membutuhkan lebih banyak waktu menyelesaikan suatu hal karena cara

berfikirnya yang step by step (selangkah demi selangkah) dan logis, tidak lompat

lompat, kadang malah menjadi kurang efisien. Penelitian ini akan menganalisis
18

dan memaparkan kemampuan komunikasi matematis siswa tipe kepribadian

steadiness.

c. Hubungan Antara Gender dengan Tipe Kepribadian Steadiness

Berdasarkan tingkah emosional, wanita lebih emosional dan penuh

perasaan sedangkan laki-laki lebih rasional dan menggunkan logika (Shields,

dalam Santrock, 2003). Hal ini juga didukung oleh pendapat Kahn (dalam

Hasanat, 1994) yang menyatakan bahwa wanita mempunyai kehangatan

emosionalitas, sikap hati-hati dan sensitif daripada pria. Lebih lanjut Young

(2009) mengatakan bahwa perbedaan hormonal maupun kondisi psikologi antara

pria dan wanita menyebabkan adanya perbedaan karakteristik emosi diantara

keduanya. Karakteristik tersebut akan berpengaruh kepada tipe kepribadian

masing-masing yang juga akan terlihat pada tipe kepribadian steadiness. Ciri-ciri

tersebut juga akan tergambar secara berbeda pada tipe steadiness laki-laki dan tipe

steadiness perempuan.

3. Gender

Donnel (1988) dan Eviota (1993) memberikan definisi gender sebagai

perbedaan-perbedaan (dikotomi) sifat wanita dan pria yang tidak hanya

berdasarkan biologis semata tetapi lebih pada hubungan-hubungan sosial-budaya

antara wanita dan pria yang dipengaruhi oleh masyarakatnya yang lebih luas,

masyarakat dan negara (Hasan, dkk, 2011:2). Santrock (2007:194) menyatakan

bahwa gender adalah dimensi psikologis dan sosiokultural yang dimiliki karena

seseorang itu laki-laki atau perempuan. Peran gender adalah set ekspektasi yang

menggambarkan bagaimana seharusnya laki-laki atau perempuan berpikir,


19

bertindak, dan merasa.

Perbedaan gender tidak hanya berkaitan dengan masalah biologis saja,

tetapi berkembang menjadi perbedaan kemampuan antara laki-laki dan

perempuan. Krutetski (1976) menjelaskan perbedaan antara laki-laki dan

perempuan dalam belajar matematika adalah sebagai berikut:

1. Laki-laki lebih ungggul dalam penalaran, perempuan lebih unggul dalam

kecepatan, ketelitian, kecermatan, dan keseksamaan berpikir.

2. Laki-laki memiliki kemampuan matematika dan mekanika yang lebih baik

daripada perempuan, perbedaan ini tidak nyata pada tingkat sekolah dasar

tetapi menjadi tampak lebih jelas pada tingkat yang lebih tinggi.

Sementara Maccoby dan Jacklyn (1974:351-352) mengatakan laki-laki dan

perempuan mempunyai perbedaan kemampuan antara lain sebagai berikut:

1. Perempuan mempunyai kemampuan verbal lebih tinggi daripada laki-laki.

2. Laki-laki lebih unggul dalam kemampuan visual spasial (penglihatan

keruangan) daripada perempuan.

3. Laki-laki lebih unggul dalam kemampuan matematika.

Di beberapa negara ada perbedaan yang signifikan yang menunjukkan

bahwa anak laki-laki memiliki prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi

perempuan dalam bidang matematika. Di beberapa negara tidak menunjukkan

adanya perbedaan gender pada pencapaian prestasi belajar siswa dalam bidang

matematika, sehingga di beberapa negara, perbedaan gender itu diabaikan

(Puspendik, 2012:48).

Uraian di atas menunjukkan bahwa adanya keberagaman pendapat

mengenai peran gender dalam pembelajaran matematika, namun pada sisi lain
20

terdapat pendapat yang mengungkapkan bahwa gender tidak berpengaruh dalam

pembelajaran matematika. Dari pernyataan beberapa ahli diatas, dapat diartikan

bahwa gender merupakan pembeda peran dan tanggung jawab antara perempuan

dan laki-laki yang merupakan hasil kontruksi sosiokultural, yang mana peran

gender tersebut menggambarkan bagaimana seharusnya laki-laki atau perempuan

berpikir, bertindak, dan merasa.

a. Hubungan Kemampuan Komunikasi Matematis dengan Gender

Perbedaan jenis kelamin siswa (gender) dapat mengakibatkan perbedaan

psikiologi belajar siswa. Sehingga siswa laki-laki dan perempuan tentu memiliki

banyak perbedaan dalam mempelajari matematika. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Tonnie Hari Nugraha dan Heni Puji Astuti (2019) Hasil tes

kemampuan komunikasi matematis yang dilakukan kepada 30 siswa laki-laki dan

30 siswa perempuan, berdasarkan indikator kemampuan komunikasi matematis

dan perbedaan gender diperoleh bahwa aspek menggambar (drawing) untuk siswa

perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa laki-laki, terlihat dari nilai

rata-rata aspek menggambar (drawing) yaitu 51,7 atau 60,4% untuk siswa

perempuan sedangkan untuk siswa laki-laki nilai rata-ratanya 33,9 atau 39,4%

dengan perbedaan sebesar 17,8 atau 20,8%.

Ada dua komponen indikator pada aspek ini, yaitu menyatakan suatu

situasi atau ide matematis ke dalam bentuk gambar dan menyelesaikannya. Untuk

siswa perempuan, komponen indikator menyelesaikan lebih tinggi nilainya dari

pada menyatakan suatu situasi atau ide matematis ke dalam bentuk gambar. Ini

terlihat dari hasil jawaban siswa perempuan yang cenderung lebih mengutamakan

menyelesaikan melalui caranya sendiri dengan mengabaikan komponen dalam


21

menyatakan suatu situasi atau ide matematis ke dalam bentuk gambar. Sebaliknya

untuk siswa laki-laki lebih tinggi dalam indikator menyatakan suatu situasi atau

ide matematis kedalam bentuk gambar dari pada menyelesaikannya, terlihat dari

hasil jawaban siswa yang lebih mengutamakan komponen dalam menyatakan

suatu situasi atau ide matematis dalam bentuk gambar tetapi kurang tepat dalam

menyelesaikannya. Ini berarti, siswa perempuan lebih menguasai dalam

penyelesaiannya, sedangkan siswa laki-laki lebih menguasai dalam indikator

menyatakan suatu situasi atau ide matematis dalam bentuk gambar.

4. Penyelesaian Soal

Krulik dan Rudick (Solaikah dkk, 2013:99) menyatakan penyelesaian soal

adalah suatu cara yang dilakukan seseorang dengan menggunakan pengetahuan

keterampilan, dan pemahaman untuk memenuhi tuntutan dari siswa yang

tidakrutin. Secara linguistik penyelesaian soal dapat dikategorikan sebagai peme

cahan masalah. Pemecahan masalah adalah suatu proses pencarian jawaban

(solusi) atas masalah yang diberikan dengan menggunakan pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki.

Soal matematika merupakan salah satu alat untuk penilaian hasil belajar

matematika.Bentuk soal matematika yang dijadikan alat penilaian dapat berupa

soal pilihan ganda maupun soal uraian. Dari berbagai bentuk soal tersebut masing-

masing mempunyai kelebihan dan kelemahan serta mempunyai bentuk dan

macam tes lainnya.

Penyelesaian soal matematika dapat dilakukan dengan membentuk siswa

agar mampu memahami soal, tertarik untuk menyelesaikan soal, mampu

menggunakan semua pengetahuannya untuk merumuskan strategi penyelesaian


22

soal dan melak sanakan strategi tersebut.

a. Soal Cerita

Soal cerita merupakan soal berbentuk cerita tentang sesuatu hal yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Untuk menyelesaikan masalah yang

terkandung dalam soal cerita matematika, siswa harus memahami materi yang

telah dipelajari sebelumnya, misalnya tentang konsep perkalian. Siswa juga harus

menguasai materi prasyarat, memahami langkah-langkah sistematik.

Mahmudah menyatakan bahwa kemampuan meneyelesaikan soal cerita

matematika adalah kegiatan untuk menyelesaikan soal-soal matematika yang

menggambarkan peristiwa, pengalaman, atau permasalahan nyata dalam

kehidupan sehari-hari, dimana dalam penyelesaiannya menggunakan konsep-

konsep dan teorema matematika. Penyelesaian soal cerita matematika dapat

diperoleh dan pemahaman terhadap konsep matematika dan menggunakan

aritmatika yang sesuai, misalnya menjumlah, mengurang, mengalikan, membagi,

atau mengkombinasikan (Mahmudah, 2015: 169).

Julius Hambali (Mahmudah, 2015: 167) mengemukakan bahwa dalam

menyelesaikan soal cerita siswa harus :

a. Mengerti soalnya dan mengetahui dengan jelas apa yang ditanyakan.

Dapat menuliskan kalimat matematikanya dalam bentuk kalimat bilang

dengan salah satu peubah (biasanya dengan huruf n).

b. Mencari bilangan yang membuat kalimat itu menjadi benar (berapakah n?).

c. Menjawab pertanyaan dalam soal cerita itu menggunakan bilangan yang

diperoleh.
23

b. Langkah – Langkah Penyelesaian Soal Cerita

Menurut Polya (Mahmudah, 2015: 167) memberikan empat langkah

pokok dalam pemecahan masalah, yaitu: (1) memahami masalahnya, (2)

menyusun rencana penyelesaiaan, (3) melaksanakan rencana penyelesaian itu, dan

(4) memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan. Marjono

(Mahmudah, 2015: 167) merinci langkah-langkah penyelesaian masalah soal

cerita sebagai berikut:

a. Memahami soal/masalah. Masalah biasanya disajikan secara tertulis. Untuk

dapat memahami masalah/soal harus dibaca berulangkali sehingga dapat

diketahui: informasi yang diberikan, apa yang harus dicari, arti kata-kata atau

istilah yang ada, soal sejenis yang pernah dikerjakan.

b. Menentukan hubungan yang ada dengan soal yang pernah diselesaikan dan

pengertian-pengertian yang pernah dimiliki.

c. Menentukan strategi dengan mengidentifikai struktur soal (fakta-fakta, syarat

syarat, dan variabel-variabel yang ada) mencari-mencari metode-metode

pembuktian yang sesuai,induktif atau deduktif, langsung atau tidak langsung.

Kemudian menentukan model penyelesaiannya, apakah berupa persamaan,

pertidaksamaan, graft, diagram, alur dan sebagainya.

d. Menggunakan model yang telah ditentukan untuk memperoleh jawaban,

melakukan perhitungan, pembuktian dan menentukan himpunan penyelesaian.

Model yang dimaksudkan dapat berupa persamaan-persamaan yang di

dalamnya memuat operasi bilangan sesuai dengan soal yang ada.

e. Menafsirkan hasil yang diperoleh. Hasil itu kemudian dicoba pada situasi lain

beberapa kemungkinan perlu diselidiki, misalnya apakah soal dapat


24

diselesaikan untuk semua variabel ataukah untuk variabel terbatas.

f. Menganalisis metode penyelesaian, yaitu menuliskan langkah-langkah dalam

urutan yang logis, menunjukan informasi yang didapat dan penalaran yang

digunakan.

c. Hubungan Antara Soal Cerita dengan Kemampuan Komunikasi

Matematis, Tipe Kepribadian Steadiness dan Gender

Salah satu masalah matematika yang menuntut siswanya untuk memiliki

kemampuan komunikasi matematis adalah SPLDV. Pada materi SPLDV siswa

dituntut untuk mempunyai kemampuan dalam mengkomunikasikan solusi

pemecahan masalah secara matematis, di dalam materi ini siswa diharuskan

memberikan jawaban dengan membuat suatu model matematika dari

permasalahan yang ada lalu mengaplikasikannya ke dalam sebuah jawaban yang

matematis, prosedural dan mempunyai alasan sesuai dengan indikator kemampuan

komunikasi matematis. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa siswa

tipe kepribadian Steadiness dengan kemampuan komunikasi matematis dalam

menyelesaikan masalah matematika materi SPLDV satu sama lain saling

berkesinambungan atau mempunyai keterkaitan.

5. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Tipe Kepribadian Steadines

Keterkaitan hubungan antara kemampuan komunikasi matematis,

kepribadian steadiness dan gender akan merujuk pada faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi kemampuan komunikasi pada siswa steadiness tersebut. Adapun

faktor-faktor yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematis antara


25

lain: (Satriawati, 2010 : 111)

a. Pengetahuan prasyarat (Prior Knowledge)

Pengetahuan prasyarat merupakan pengetahuan yang telah dimiliki siswa

sebagai akibat proses belajar sebelumnya. Hasil belajar siswa tentu saja bervariasi

sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri. Jenis kemampuan yang dimiliki

siswa sangat menentukan hasil pembelajaran selanjutnya. Namun dalam

komunikasi matematika kemampuan awal terkadang tidak dapat dijadikan standar

untuk mengukur kemampuan komunikasiKemampuan membaca, diskusi dan

menulis.

b. Kemampuan membaca, diskusi dan menulis

Dalam komunikasi matematik, kemampuan membaca, diskusi, dan

menulis dapat membantu siswa memperjelas pemikiran dan dapat mempertajam

pemahaman.

c. Pemahaman matematika

Pemahaman matematika adalah level pengetahuan siswa tentang konsep,

prinsip, algoritma dan kemahiran siswa menggunakan strategi penyelesaian

terhadap soal atau masalah yang disajikan. Pemahaman matematika adalah salah

satu aspek yang dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi matematika.

6. Tinjauan Materi SPLDV

Sistem persamaan linear merupakan salah satu materi mata pelajaran

matematika di semester genap yang dipelajari siswa kelas VIII SMP. Sistem

persamaan linear dua variabel (SPLDV) adalah suatu sistem persamaan linear

dengan dua variabel. Permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang sering

dijumpai siswa sering dijadikan atau digunakan dalam aplikasi materi sistem
26

persamaan linear dua variabel pada umumnya dalam bentuk soal cerita.

Dalam aplikasi pengajuan masalah atau pemberian soal pada materi sistem

persamaan linear dua variabel terdapat dua jenis soal yaitu soal yang secara

langsung diberikan persamaan dan diminta untuk mencari atau menentukan

himpunan penyelesaian dan soal yang berbentuk permasalahan atau soal cerita

yang terkait permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dituntut siswa

menentukan model matematika atau persamaan-persamaan dari soal cerita yang

diberikan sekaligus menentukan himpunan penyelesaian dari permasalahan

tersebut.

Dalam pemecahan masalah sistem persamaan linear dua variable (SPLDV)

siswa diminta untuk menentukan himpunan penyelesaiaan atau menentukan nilai

kedua variabel yang memenuhi diperlukan suatu kemampuan dan tahapan dalam

proses berpikir dalam membuat (merumuskan) dan menyelesaikan model

matematika yang ada pada soal dan menafsirkan solusi dari masalah tersebut.

Menurut Nugroho & Meisaroh (2009) Dalam penyelesaian atau

menentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel

dapat digunakan metode-metode yaitu diantaranya:

1. Metode Grafik

Grafik persamaan linear dua variabel berbentuk garis lurus. Sistem persamaan

linear dua variabel terdiri dari dua persamaan garis-garis linear sehingga sistem

persamaan linear dua variabel digambarkan berupa dua buah garis lurus dalam

bidang cartesius. Penyelesaian dari SPLDV ditentukan dari titik perpotongan

kedua garis persamaan linear tersebut. Jika dua garis tersebut tidak memiliki titik

perpotongan disatu titik tertentu maka himpunan penyelesaiannya adalah


27

himpunan kosong.

2. Metode Eliminasi

Pada metode ini ide yang digunakan ialah menghilangkan salah satu

variable untuk menentukan variabel yang lain. Dengan demikian, koefisien salah

satu variabel yang akan dihilangkan harus sama atau dibuat sama. Untuk

menentukan nilai dari variabel x maka variabel yang harus dieliminasi adalah

variabel y dan demikian sebaliknya.

3. Metode Substitusi

Cara lain untuk menentukan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua

variabel adalah dengan menggunakan metode substitusi. Substitusi mempunyai

arti mengganti yaitu mengganti variabel yang dipilih pada persamaan pertama dan

selanjutnya digunakan untuk mengganti variabel yang sejenis pada persamaan

yang kedua.

4. Metode Gabungan

Metode ini merupakan perpaduan dari 2 metode, yaitu metode substitusi

dan metode eliminasi. Misalkan ketika akan menentukan nilai dari variabel x

metode yang digunakan adalah metode eliminasi dan untuk menentukan nilai

variabel y menggunakan metode substitusi atau sebaliknya.

7. Penelitian Relevan

Untuk menghindari duplikasi dengan penelitian-penelitian yang telah

dilakukan terdahulu yang ada kaitannya dengan masalah penelitian yang akan

dilakukan, maka peneliti mencoba menelusuri beberapa penelitian yang sudah

dilaksanakan oleh mahasiswa di beberapa perguruan tinggi. Dari hasil

penelusuran tersebut ditemukan hasil penelitian, yakni:


28

1. Hasil Penelitian Eva Octaviani dan Indrie Noor Aini (2021) yang berjudul

“Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Sisa SMA”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui aspek kemampuan komunikasi matematis siswa

SMA, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan

instrumen penelitian berupa soal tes kemampuan komunikasi matematis dan

diperoleh hasil penelitian bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa

termasuk dalam kategori cukup dengan persentase 50%.

2. Hasil Penelitian Anita Kurniawati dan Sutirna (2019) yang berjudul “Analisis

Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP pada Materi Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)”. Penelitian ini bertujuan untuk

menggambarkan serta menganalisis aspek kemampuan komunikasi siswa

SMP pada materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV), masing-

masing siswa tersebut memiliki kemampuan komunikasi matematis tinggi,

sedang atau rendah.

3. Hasil Penelitian Wardi Syafmen (2013) yang berjudul “Profil Berfikir Kritis

Siswa Kepribadian Steadiness Style dalam Memecahkan Masalah

Matematika”. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses berpikir

kritis siswa tipe steadiness style dalam memecahan masalah matematika.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara berdasarkan

lembar tugas pemecahan masalah. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa

SMA yang memiliki kepribadian steadiness style pada semester genap tahun

akademik 2011/2012.

4. Hasil Penelitian Cindy, dkk (2016) yang berjudul “Gambaran Kepribadian


29

Berdasarkan Tes Disc Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam

Ratulangi Manado Semester 1 tahun 2016” Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui gambaran kepribadian berdasarkan tes DISC mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi semester 1 tahun 2016.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode cross sectional

study. Pada penelitian yang dilakukan ini menunjukkan bahwa subjek

penelitian yang memiliki tipe kepribadian steadiness lebih dominan pada

gender perempuan dibandingkan laki-laki.


30

2.2 Kerangka Berpikir


Tes Tipe DISC

Subjek SS 1 Laki - laki(Steadiness Style 1 Lk)


Subjek SS 1 Perempuan (Steadiness Style 1 Pr)
Subjek SS 2 Laki - laki (Steadiness Style 2 Lk)
Subjek SS 2 Perempuan (Steadiness Style 2 Pr)
Subjek SS 3 Laki - laki (Steadiness Style 3 Lk)
Subjek SS 3 Perempuan (Steadiness Style 3 Pr)

Langkah Penyelesaian Karakteristik Steadiness Style Indikator Komunikasi Matematis


Soal Cerita

1. Memahami 1. Introvert, reserve dan 1. Kemampuanmenggambar,m


masalahnya. quiet. eliputikemampuan
2. Menyukai keteraturan dan menyatakan situasi atau ide-
2. Menyusun ide matematik dalam bentuk
melakukan sesuatu
rencana dengan sistematis dan gambar, diagram, atau grafik.
penyelesaiaan. prosedural. 2. Kemampuan membuat
3. Konsisten dengan ekspresi matematik, meliputi
3. Melaksanakan kemampuan
lingkungan kerja yang
rencana stabil dan harmonis
menyatakansituasi, gambar,
penyelesaian itu, diagram, atau benda nyata ke
4. Orang sabar.
dalam bahasa, symbol, ide
dan 5. Memiliki loyalitas yang atau model matematika
cukup tinggi. 3. Kemampuan menuliskan
4. Memeriksa
6. Akan berprestasi secara jawaban dengan bahasa
kembali optimal jika ia bekerja sendiri, meliputi kemampuan
penyelesaian dalam situasi dan kondisi :
yang telah yang aman. a. Menjelaskan ide, situasi dan
7. Tidak banyak pergolakan relasi matematik secara
dilaksanakan. dan perubahan. tertulis
8. Jika ia dihadapkan b. Mengungkapkan kembali
dengan pergolakan dan suatu uraian atau
perubahan secara cepat, paragraph matematika
maka ia menimbulkan dalam bahasa sendiri
perasaan tidak nyaman c. Kemampuan menyusun
pada yang bersangkutan. argument atau
9. Jenis pekerjaan : Staf, mengungkapkan pendapat
dan memberikan
Administrasi.
penjelasan secara tertulis
10. Tipe orang yang
atas jawaban yang
memilih pekerjaan diberikan
dengan posisi aman dan
tidak

Deskripsi dan analisis kemampuan komunikasi matematis siswa tipe kepribadian steadiness berdasarkan
gender dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV

Kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian yang diharapkan dari penelitian yang

dilakukan maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. John W.

Creswell (2013:4-5) Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk

mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau

sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses

penelitian ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-

pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para

partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke

tema-tema umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian

ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalam

bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya

induktif, berfokus pada makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas suatu

persoalan.

Menurut Prastowo (2011:24) penelitian kualitatif adalah metode penelitian

yang sistematis, digunakan untuk mengkaji suatu objek pada latar ilmiah tanpa

manipulasi di dalamnya dan tanpa pengujian hipotesis, serta menggunakan

metode-metode yang alamiah. Sehingga laporan atau hasil dari penilitian ini

berdasarkan kondisi sesungguhnya yang terjadi di lapangan atau lokasi dimana

penelitian ini dilakukan.

Adapun pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang banyak

31
32

digunakan dalam dunia pendidikan terutama dalam bidang penelitian psikologi

pendidikan. Menurut Satori dkk (2014:28) Penelitian kualitatif bersifat deskriptif

artinya data, fakta yang dihimpun berbentuk kata atau gambar, mendeskripsikan

sesuatu berarti menggambarkan apa, mengapa dan bagaimana suatu kejadian

terjadi. Menurut Arikunto (2010:3) istilah ’deskriptif’ berasal dari bahasa inggris

to describe yang berarti memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya

keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain.

Hal yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah bagaimana

kemampuan komunikasi matematis siswa tipe kepribadian steadiness style dalam

penyelesaian soal cerita pada materi SPLDV. Pendeskripsian ini ditelusuri melalui

pengamatan langsung terhadap proses pengerjaan dalam memecahkan masalah

matematika dalam bentuk soal cerita yang dilakukan oleh subjek penelitian

maupun dari hasil wawancara yang dilakukan. Wawancara dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui secara mendalam gambaran perbedaan kemampuan

komunikasi matematis siswa tipe kepribadian steadiness style dalam penyelesaian

soal cerita.

3.2 Subjek Penelitian

Menurut Nasution (Prastowo, 2011:44) penelitian kualitatif tidak

menggunakan populasi dan sampel yang banyak. Sementara Prastowo (2011:195)

mengatakan, sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden

namun sebagai narasumber atau partisipan, informan, teman dan guru dalam

penelitian yang disebut subjek penelitian. Hal ini selaras dengan yang dinyatakan

oleh Santori dan Komariah (2011:45) bahwa populasi dan sampel pada penelitian

kualitatif disebut sebagai subjek penelitian atau unit analisis.


33

Subjek atau responden penelitian merupakan orang yang diminta untuk

memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Menurut Lofland

(Moleong, 2014:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-

kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-

lain. Dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball or chain yang mengambil

data penelitian dari subjek yang mengetahui atau kaya akan informasi yang

diperlukan. Jadi, subjek penelitian itu merupakan sumber informasi yang digali

untuk mengungkap fakta-fakta di lapangan.

Berdasarkan definisi tersebut maka yang menjadi sumber data dalam

penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMPN 30 Muaro Jambi yang menjadi

populasi penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa tipe kepribadian

Steadiness yang pemilihan subjek dilakukan berdasarkan hasil tes DISC

(Dominance, Influence, Steadiness, Compliance) dan dicocokan dengan ciri-ciri

siswa secara teoritis. Subjek yang dipilih adalah subjek yang memiliki skor DISC

yang menenuhi tipe kepribadian steadiness yang dipisahkan berdasarkan gender.

Banyak subjek dalam penelitian ini sebanyak 6 subjek yang akan diambil

berdasarkan tes DISC untuk memilih siswa tipe kepribadian Steadiness serta

dicocokan karakteristiknya secara teoritis. Hal ini cukup mewakili subjek

penelitian sesuai dengan tujuan penelitian yang akan mendeskripsikan dan

menganalisis karakteristik dari subjek serta perbedaan dari subjek dalam

menyelesaikan soal.

Adapun pengkodingan subjek sebagai berikut:

SS-1 Lk : Steadiness Style 1 Laki – laki

SS-2 Lk : Steadiness Style 2 Laki – laki


34

SS-3 Lk : Steadiness Style 3 Laki - laki

SS-1 Pr : Steadiness Style 1 Perempuan

SS-2 Pr : Steadiness Style 2 Perempuan

SS-3 Pr : Steadiness Style 3 Perempuan

3.2.1 Instrumen Tes Pemilihan Subjek

Instrument ini merupakan instrumen pendukung yang digunakan untuk

memilih subjek berdasarkan karakteristik yang diinginkan. Adapun instrumen

pendukung yang digunakan adalah DISC (Dominance, Influence, Steadiness,

Compliance) untuk memilih siswa bertipe kepribadian Steadiness Style.

3.2.1.1 DISC (Dominance, Influence, Steadiness, Compliance)

Untuk menentukan subjek penelitian terlebih dahulu dilakukan pemberian

angket kepribadian yang berisi pernyataan-pernyataan tentang karakteristik siswa

Steadiness itu sendiri. Pernyataaan dalam angket ini diadopsi dari buku DISC

(Dominance, Influence, Steadiness, Compliance) karangan Zaman dan Abdillah.

Tes pemilihan subjek yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan

menggunakan angket DISC (Dominance, Influence, Steadiness, Compliance)

yang diambil berdasarkan bagaimana siswa menarik kesimpulan dan keputusan.

Tes kepribadian ini terdiri dari 25 soal objektif yang terdapat dua alternatif

jawabanya itu a dan b. Pertanyaan yang terdapat pada soal tersebut berkaitan

dengan ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh siswa tipe kepribadian

Steadiness. Apabila subjek memiliki jawaban a lebih banyak dari jawaban b maka

subjek dikatakan memiliki tipe kepribadian Steadiness, sedangkan jika jawaban b


35

lebih banyak dari jawaban a maka subjek dikatakan memiliki tipe kepribadian

feeling.

Siswa yang memenuhi setiap indikator kepribadian thinking atau siswa

yang mendapatkan nilai yang lebih tinggi terhadap indikator kepribadian thinking.

Selanjutnya akan dipisah berdasarkan gender yang nantinya akan dijadikan subjek

dalam penelitian.

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini mengacu pada

tahap atau prosedur penelitian menurut Bogdan yang dimodifikasi oleh Moleong

(2014:127). Tahap penelitian tersebut meliputi: (1) tahap pra-lapangan; (2) tahap

pekerjaan lapangan; dan (3) tahap analisis data.

3.3.1 Tahap Pra-Lapangan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

1. Persiapan pembuatan proposal.

2. Pengajuan proposal penelitian kepada dosen pembimbing.

3. Permintaan izin untuk melakukan penelitian di SMP N 30 Muaro Jambi

4. Penyusunan instrumen penelitian, yaitu: soal materi sistem persamaan

linear dua variabel dalam bentuk cerita serta pedoman wawancara.

Kemudian instrumen penelitian tersebut divalidasi oleh dua orang dosen

ahli matematika dan satu orang guru matematika. Tujuan dari validasi

tersebut agar soal tes yang diberikan benar-benar layak diujikan.

Instrumen yang divalidasi adalah soal tes dan pedoman wawancara.

Sedangkan untuk DISC tidak melewati proses validasi.

5. Permintaan izin penelitian sekaligus menyerahkan surat izin penelitian.


36

3.3.2 Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap ini, kegiatanyang akan dilaksanakan adalah :

1. Melakukan tes pemilihan subjek dengan memberikan tes kepribadian

kepada siswa SMP Negeri 30 Muaro Jambi sehingga diperoleh siswa

siswa-siswa yang memiliki tipe kepribadian steadiness.

2. Melakukan tes dengan memberikan lembar soal materi SPLDV yang telah

divalidasi oleh dosen ahli.

3. Setelah mendapatkan data hasil tes lembar soal matematika maka

selanjutnya yaitu peneliti akan melakukan wawancara siswa yang menjadi

subjek penelitian. Peneliti akan melakukan triangulasi jika merasa data

yang diperoleh belum lengkap ataupun untuk menyesuaikan data yang

telah diperolehnya. Triangulasi dimulai dari pemberian lembar soal dan

proses wawancara dengan subjek yangsama.

4. Melakukan analisis terhadap seluruh data yang berhasil dikumpulkan.

5. Menguji kredibilitas data dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

3.3.2 Tahap Analisis Data

Dalam penelitian ini data dianalisis secara deskriptif. Penelitian secara

deskriptif analisis dimaksudkan untuk mendiskripsikan data penelitian sesuai

dengan fokus-fokus yang diteliti, tanpa melakukan pengujian hubungan antar

variabel melalui pengujian hipotesis. Disamping melakukan analisis hasil

penelitian diterjemahkan dan diuraikan secara kualitatif sehingga diperoleh

gambaran mengenai situasi-situasi atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di

lapangan. Terkait dengan kebutuhan analisis data penelitian digunakan teknik

analisis data Model Spriral yang dipopulerkan oleh Creswell (2013:263).


37

Sebagaimana tampak pada gambar 3.1 berikut ini :

Menginterprestasi makna Deskripsi

Saling menghubungkan deskripsi

Deskripsi

Validasi Akurasi Informasi


Memberi kode data

Membaca seluruh data

Menyusun dan mempersiapkan data

Data mentah

Gambar 3.1 Analisis Data Penelitian

Penggunaan teknik analisis data mode creswell dalam melakukan teknik

analisis data seperti gambar 3.1 dapat dijelaskan dalam beberapa tahapan yang

dilakukan. Pada tahapan awal dilakukan pengumpulan data mentah baik data

primer maupun data sekunder maupun data yang dalam bentuk teks dan gambar.

Pada tahapan kedua, menyusun data dan mempersiapkan data dengan cara

mengelompokkan berdasarkan konteks dan kategori. Pada tahapan ketiga

membaca seluruh data yang akan dianalisis. Pada tahapan keempat, membuat

catatan-catatan dan memberi kode data. Pada tahapan kelima, mendeskripsikan

data yang diperlukan untuk dianalisis. Pada tahapan keenam, menghubungkan

deskripsi data yang telah dibuat dengan melakukan representasi dan visualisasi.

Dan pada tahapan yang terakhir, menginterprestasikan data yang telah

dideskripsikan.
38

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:178) instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan mengukur fenomena-fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti itu

sendiri. Sebagai instrumen utama, peneliti berperan sebagai perencana, pelaksana,

pengumpul data, penganalisis data, penafsir data dan akhirnya menjadi pelapor

hasil penelitiannya.

Instrumen lainnya adalah tes profil kepribadian untuk pemilihan subjek

penelitian, lembar tes komunikasi matematis untuk mengungkapkan kemampuan

komunikasi matematis siswa, dan pedoman wawancara untuk mengungkapkan

kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal pada materi

SPLDV. Jadi, dapat disimpulkan bahwa instrumen utama dalam penelitian ini

adalah peneliti sendiri, karena peneliti merupakan pengumpul data melalui

pengamatan dan wawancara mendalam. Sedangkan instrumen pendukung dalam

penelitian ini meliputi tes profil DISC, tes penyelesaian soal matematika, dan

pedoman wawancara.

3.4.1 Lembar Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Instrumen lembar soal matematika dalam penelitian ini adalah lembar

tugas penyelesaian soal matematika materi SPLDV. Lembar tes tersebut berupa

penyelesaian soal matematika materi SPLDV secara essay/uraian. Alasan soal

yang diberikan dalam bentuk essay/uraian adalah karena soal essay/uraian

menuntut penyelesaian yang rinci sehingga peneliti dapat melihat kemampuan

siswa dalam menyelesaikan soal komunikasi matematis serta sebagai sarana

melaksanakan wawancara untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis


39

siswa tipe kepribadian Steadiness. Soal-soal yang dibuat peneliti diharapkan akan

dapat menunjukkan kemampuan komunikasi matematis siswa tipe kepribadian

Steadiness dalam menyelesaikan soal pada materi SPLDV. Lembar tugas tersebut

disusun berdasarkan indikator dari kemampuan komunikasi matematis.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Kemampuan Komunikasi Matematis


Kompetensi Indikator Butir
Indikator Soal Skor
Dasar Ketercapaian Soal
4.5 Menyelesaikan 4.5.1 Siswa mampu 1. Diberikan soal cerita dan
masalah yang menyelesaikan table kegiatan kelompok
berkaitan permasalahan masyarakat pesisir (anak
dengan sistem matematis dengan dan orang tua) dalam
persamaan menggunakan menanam kembali bibit
linear dua konsep sistem 1 (a) 20
pohon bakau. Siswa dapat:
variable persamaan linear
a. Menyatakan situasi
dua variable yang diberikan secara
dengan eliminasi
tertulis kedalam model
dan substitusi matematika yang dibuat
(Soal 1 dan 2) dan menjelaskannya
4.5.2 Siswa mampu
b. Menjelaskan ide atau
menyelesaikan
situasi matematik
permasalahan
secara tertulis;
matematis dengan 1 (b) 20
memberikan penjelasan
menggunakan
secara tertulis atas
konsep sistem
jawaban yang
persamaan linear
diberikan.
dua variable
dengan metode 2. Diberikan soal cerita yang
grafik (Soal 3) berkaitan penjualan rumput
laut dengan dua tingkat
kekeringan pada suatu
tempat oleh seorang petani 2 (a) 20
rumput laut. Siswa dapat:
a. Menyatakan situasi
yang diberikan kedalam
bentuk model
matematika.
b. Menyelesaikan model
dan menuliskan
jawabannya dengan
bahasa sendiri serta 2 (b) 20
memberikan penjelasan
secara tertulis atas
jawaban yang
diberikan.
3. Diberikan model
matematika SPLDV. Siswa
dapat :Menggambarkan 3 20
grafik persamaan yang
menyusun SPLDV pada
sebuah diagram Cartesius
40

3.4.2 Pedoman Wawancara


Esterberg (Sugiyono, 2014:384) mendefinisikan bahwa wawancara adalah

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Pedoman wawancara

dimaksud untuk membimbing peneliti dalam mengungkap kemampuan siswa tipe

kepribadian Steadiness dalam menyelesaikan tes kemampuan komunikasi

matematis pada materi SPLDV. Pedoman wawancara ini digunakan untuk

menggali informasi lebih dalam mengenai jawaban tes kemampuan komunikasi

matematis siswa sehingga peneliti dapat menelusuri kemampuan komunikasi

matematis siswa secara lebih mendalam. Lembar wawancara berupa pedoman

wawancara akan divalidasi oleh dua orang ahli.

Adapun gambar penyusunan intrumen penelitian dapat dilihat pada diagram 3.2.

Penyusunan
Instrumen Keterangan:
: urutan kegiatan
: siklus jika diperlukan
Draf
Instrumen : hasil yang diperoleh
: kegiatan yang dilakukan
Dikonsultasikan : pilihan/pertanyaan
dengan Validator

Revisi
Layak
Digunakan
n

Instrumen Yang
Layak
Digunakan
Gambar 3.2 Diagram Alur Penyusunan Instrumen
41

3.5 Data Penelitian

Data dalam penelitian ini berupa hasil tes kepribadian siswa, hasil tes

tertulis siswa tipe kepribadian steadiness pada materi SPLDV, dan hasil

wawancara yang diolah sedemikian rupa sehingga akan dapat diketahui

kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi SPLDV. Oleh karena itu,

data yang terkumpul berupa:

1. Jawaban tertulis siswa dari hasil tes DISC.

2. Jawaban tertulis dari siswa dalam bentuk penyelesaian soal-soal materi

SPLDV

3. Pernyataan siswa dalam bentuk lisan melalui hasil wawancara.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan

dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Pada penelitian ini

bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data menggunakan sumber

primer dan sumber sekunder, sedangkan bila dilihat dari segi cara peneliti

menggunakan cara wawancara (Sugiyono, 2014:375-376).

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes profil

DISC guna untuk mendapatkan subjek penelitian. Setelah itu, subyek diberi

lembar tes penyelesaian soal materi SPLDV. Setelah itu, subyek diwawancara

untuk melihat kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi SPLDV.

Wawancara direkam secara audio visual dengan menggunakan handphone. Hasil


42

pekerjaan tertulis dan hasil rekaman wawancara dengan handphone itulah yang

merupakan sumber data dalam menganalisis kemampuan komunikasi matematis

dalam penelitian ini.

Langkah-langkah dalam melakukan wawancara sebagai berikut:

1. Siswa diminta untuk membaca kembali soal yang diberikan.

2. Siswa diwawancarai berdasarkan jawaban yang sudah dikerjakan pada

tes tertulis.

3. Pada saat wawancara, peneliti membuat catatan-catatan untuk

mendapatkan data tentang kemampuan komunikasi matematis siswa

tersebut.

Adapun prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sesuai

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Peneliti memberikan tes profil DISC pada siswa di SMP Negeri 30

Muaro Jambi untuk mengetahui kepribadian siswa.

2. Siswa dengan tipe kepribadian steadiness akan dipisahkan berdasarkan

gender.

3. Setelah itu, Peneliti mengecek dan memeriksa jawaban tes profil DISC

yang telah diselesaikan oleh siswa untuk mendapatkan siswa yang

bertipe kepribadian steadiness guna dijadikan subjek penelitian.

4. Pada hari yang berbeda, peneliti memberikan tes tertulis berisi soal

matematika materi SPLDV yang dibuat untuk mengukur kemampuan

komunikasi matematis siswa.

5. Siswa mengerjakan test tertulis yang diberikan dengan teknik

thingaloud dengan meminta siswa menjelaskan secara lisan test yang


43

dikerjakan sehingga data yang dihasilkan berupa video pengerjaan test

tertulis yang diberikan.

6. Setelah itu, peneliti memeriksa jawaban untuk kriteria jawaban

berdasarkan indikator komunikasi matematis meliputi kefasihan

menuntut siswa untuk menghasilkan jawaban dengan tafsiran yang

komunikatif menggunakan notasi matematika yang benar.

7. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara untuk mengungkap

kemampuan komunikasi matematis siswa dalam penyelesaian soal

matematika kepada subjek yang berkepribadian steadiness tersebut.

Wawancara dilakukan untuk setiap nomor soal untuk setiap subjek

penelitian.

8. Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengecekan keabsahan

data dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi

sumber yaitu mencari kesesuaian data yang diperoleh dengan teknik

dan waktu yang sama tetapi sumber data berbeda. Sedangkan

triangulasi teknik ialah mencari kesesuaian data yang diperoleh dengan

sumber dan waktu yang sama tetapi dalam teknik yang berbeda. Pada

sumber yang sama dilakukan dua teknik yang berbeda yaitu tes tertulis

soal matematika dan melakukan wawancara. Selanjutnya dapat

dilakukan analisis kemampuan komunikasi matematis siswa dalam

menyelesaikan soal. Dalam penelitian ini dari masing masing subjek

steadiness di ambil 3 sumber laki-laki dan 3 sumber perempuan yng

dijadikan sumber penelitian. Sedangkan teknik yg digunakan adalah

teknik tertulis dan wawancara yg diambil dari jawaban tertulis siswa


44

dan hasil wawancara. Serta untuk melihat thinkaloud digunakan

sebagai pengecekan berdasarkan ekspresi untuk melihat karakteristik

subjek.

Secara lengkap prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dijelaskan

dengan menggunakan diagram seperti pada gambar 3.3 berikut :

Pemberian Tes Profil DISC

Subjek dengan tipe Kepribadian steadiness

Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3


Laki - laki Laki - laki Laki - laki Perempuan Perempuan Perempuan

Pengumpulan data

Subjek diberi soal matematika Thingaloud Wawancara subjek

Data Jawaban Tertulis Video Pengerjaan Soal Data Hasil Wawancara

Data

Cocok

Data yang valid dan


reliabel

Data untuk dianalisis

Gambar 3.3 Diagram Prosedur Pengumpulan Data


45

3.7 Uji Kredibilitas Data

Menurut Sugiyono (2014:435), cara meningkatkan kredibilitas data

(kepercayaan) terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dengan

perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, menggunakan

bahan referensi, analisis kasus negatif dan member check. Triangulasi dalam

pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara dan waktu. Dengan demikian, terdapat triangulasi sumber,

triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

Untuk mempertanggungjawabkan kredibilitas dalam penelitian ini, peneliti

melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melakukan triangulasi teknik dan sumber. Menurut Satori dan Komariah

(2014:170-171), triangulasi sumber adalah menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber, sedangkan triangulasi teknik adalah menguji kredibilitas

data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda dan waktu yang sama. Tujuan dilakukan

triangulasi teknik adalah untuk mencari kesesuaian data yang telah

dikumpulkan. Hasil tes dan wawancara dikaji berdasarkan indikator

kemampuan komunikasi matematis siswa. Sedangkan tujuan dilakukan

triangulasi sumber adalah mencari jenis kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal pada siswa tipe kepribadian steadiness. Dengan cara

tersebut diharapkan keseluruhan data saling menguatkan dan memberikan

pemahaman yang lebih mendalam.

2. Membuat catatan setiap tahapan penelitian dan dokumentasi yang lengkap.


46

3. Melakukan pentranskripan segera setelah melakukan pengambilan data. Hal

ini dilakukan agar unsur-unsur subjektifitas peneliti tidak ikut

mengintervensi data penelitian.

4. Melakukan pengecekan ulang terhadap lembar jawaban transkrip

wawancara agar diperoleh hasil yang sahih.

3.8 Teknik Analisis Data

Menurut Bodgan dalam Sugiyono (2014:401) analisis data kualitatif

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga mudah

dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Proses analisis

data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber.

Menurut Susan Stainback (dalam Sugiyono, 2010:244) mengemukakan

bahwa analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif.

Analisis data penelitian kualitatif memiliki tujuan untuk menganalisis proses

berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran secara

tuntas terhadap proses tersebut.

Hasil penyelesaian soal pemecahan masalah secara tertulis maupun

wawancara akan dianalisis guna melihat kemampuan komunikasi matematis dan

kepribadian siswa steadiness dalam menghadapi soal-soal SPLDV mengacu pada

indikator kemampuan komunikasi matematis dan siswa kepribadian steadiness.

Sementara itu, analisis data dalam penelitian ini dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis yang mengacu pada pendapat Miles dan Huberman

(Satori dan Komariah, 2013:218) yang meliputi: 1) reduksi data, 2) penyajian

data, dan 3) penarikan kesimpulan.


47

3.8.1 Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar di lapangan. Reduksi

data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengacu pada proses pemilihan

dan pengidentifikasian data yang memiliki makna jika dikaitkan dengan

pertanyaan penelitian dan selanjutnya membuat koding pada setiap satuan,

sehingga diketahui berasal dari sumber mana. Dalam penelitian ini, petunjuk

pengkodingan yang digunakan dalam mendeskripsikan hasil penelitian yang

berbentuk deskripsi kemampuan komunkasi siswa tipe kepribadian steadiness

dalam menyelesaikan soal matematika yaitu:

SS1 : siswa 1 tipe steadiness yang menjadi subjek penelitian

SS2 : siswa 2 tipe steadiness yang menjadi subjek penelitian

SS ke-n : siswa ke-n tipe steadiness yang menjadi subjek penelitian

3.8.2 Penyajian Data

Penyajian data meliputi pengklasifikasikan dan identitas data yaitu

menuliskan kumpulan data yang terorganisasi dan terkategori sehingga

memungkinkan untuk menarik kesimpulan dari data tersebut. Kategori

dimaksudkan untuk, antara lain (1) mengelompokkan bagian-bagian data yang

berkaitan; (2) merumuskan aturan yang menguraikan kawasan kategori dan

akhirnya dapat digunakan untuk menetapkan inklusi kategori dan juga sebagai

dasar pemeriksaan keabsahan data; dan (3) menjaga agar setiap kategori yang

telah disusun satu dengan yang lainnya mengikuti prinsip langkah yang

ditentukan.
48

3.8.3 Penarikan Kesimpulan

Setelah data yang diperlukan terkumpul selanjutnya data tersebut

dianalisis. Dari hasil analisis terhadap data tersebut, kemudian dilakukan

penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan dari kemampuan

komunikasi siswa, kemudian dapat dihasilkan kesimpulan berupa deskripsi

kemampuan komunikasi matematis siswa tipe kepribadian steadinesss dalam

menyelesaikan soal matematika.


BAB IV
HASIL, PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian

Penelitian dilakukan selama sebulan yaitu pada tanggal 01 November – 01

Desember 2021. Lokasi pelaksanaan penelitian berada di SMP Negeri 30 Muaro

Jambi pada siswa kelas VIII yang sudah mempelajari materi SPLDV. Peneliti

melakukan penelitian pada 16 orang siswa. Penelitian ini dilakukan pada jam

belajar disekolah dengan situasi dan kondisi subjek.

4.2 Deskripsi Temuan Hasil Penelitian

Data hasil penelitian diambil setelah peneliti melakukan penelitian. Agar

penelitian berjalan dengan baik, maka peneliti mengambil tiga data yaitu: (1) Tes

profil DISC untuk melihat tipe kepribadian steadiness siswa; (2) jawaban tertulis

siswa pada lembar soal cerita matematika materi SPLDV untuk mengetahui

kemampuan komunikasi yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal

matematika; (3) hasil wawancara peneliti dengan siswa untuk mengetahui secara

mendalam kemampuan komunikasi siswa tipe kepribadian steadiness dalam

menyelesaikan soal pada materi SPLDV.

4.2.1 Deskripsi Data Hasil Validasi Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah instrumen test

profil DISC untuk mengetahui kepribadian siswa, lembar soal cerita matematika

pada materi SPLDV untuk mengetahui kemampuan komunikasi yang dilakukan

siswa dalam menyelesaikan soal matematika tersebut, serta instrument pedoman

wawancara berupa serangkaian pertanyaan untuk mengetahui kemampuan

komunikasi matematis siswa tipe kepribadian Steadiness dalam menyelesaikan

49
50

soal cerita matematika pada materi SPLDV. Tes profil DISC diadopsi dari buku

The DISC Codes (Shin,2013). Instrumen Tes profil DISC ini tidak dilakukan

proses validasi lagi karena sudah mengalami sejumlah pengujian.

Instrumen lembar soal cerita matematika disusun dalam bentuk soal

materi SPLDV yang terdiri dari tiga buah soal. Untuk mengukur kesahihan dan

kevalidan instrument soal maka peneliti melakukan validasi terhadap instrument

soal tersebut. Dimana masing-masing kriteria terdiri atas sub-sub kriteria, dan

untuk setiap subkriteria penilaian ini diberi skala penilaian yang dituangkan

dalam bentuk penilaian gutman berupa pernyataan setuju (S), kurang setuju (KS)

dan tidak setuju (TS). Lembar soal cerita matematika telah divalidasi oleh kedua

dosen pendidikan matematika.

Hasil penilaian dari kedua dosen pendidikan matematika terhadap validasi

instrument soal cerita matematika pada materi SPLDV adalah bahwa instrument

tersebut layak digunakan sebagai instrument penelitian tanpa perbaikan.

Instrumen yang digunakan selanjutnya adalah pedoman wawancara.

Pedoman wawancara disusun dalam bentuk butir-butir pertanyaan yang mengacu

untuk menelusuri kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal secara lebih

mendalam. Untuk mengukur kesahihan dan kevalidan pedoman wawancara,

penulis melakukan validasi terhadap instrument tersebut. Terdapat tiga kriteria

yang dinilai oleh validator pada lembar validasi, yakni penilaian terhadap

konstrusi pedoman wawancara. Setiap kriteria terdiri atas beberapa subkriteria,

dan tiap subkriteria ini diberi skala penilaian berupa pernyataan setuju (S), kurang

setuju (KS) dan tidak setuju (TS).

Pedoman wawancara telah divalidasi oleh kedua dosen pendidikan


51

matematika. Hasil penilaian dari kedua dosen pendidikan matematika terhadap

validasi instrument pedoman wawancara adalah bahwa instrument tersebut layak

digunakan sebagai instrument penelitian dengan beberapa perbaikan yaitu

pertanyaan yang diberikan harus jelas dan menggunakan bahasa sesuai EYD.

4.2.2 Deskripsi Data Hasil Penentuan Subjek

Dalam menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa tipe

kepribadian steadiness berdasarkan gender dalam menyelesaikan soal cerita pada

materi SPLDV maka terlebih dahulu dilaksanakan tes profil DISC untuk memilih

siswa sebagai subjek penelitian kepada siswa kelas VIII A SMP N 30 Muaro

Jambi pada tanggal 03 November 2021 yang berjumlah 16 siswa. Tes Profil

DISC yang terdiri dari empat kelompok karakteristik yang paling mewakili sifat

siswa tersebut. Untuk menentukan tipe kepribadian siswa tersebut maka masing-

masing siswa akan melingkari “M” yang artinya kelompok kata yang paling

menggambarkan diri (M=MOST) dan melingkari “L” yang artinya kelompok kata

yang paling tidak mewakili sifat (L=LEAST). Tes profil DISC ini memiliki 24

pertanyaan yang mengarahkan pada tipe kepribadian masing-masing siswa. Dari

keempat karakter kepribadian siswa tersebut dilihat berdasarkan grafik “M” yang

dominan dari masing-masing subjek maka akan dipilih subjek dengan tipe

kepribadian steadiness yang akan menjadi subjek penelitian yang akan dipisahkan

berdasarkan gender.

Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siswa kelas VIII A SMP N 30

Muaro Jambi maka didapat hasil tes profil DISC sebagai berikut :
52

Tabel 4.1 Perolehan hasil tes profil DISC dalam bentuk persentase
Tipe Kepribadian Frekuensi Persentase
(1) (2) (3)

Dominance 5 25%
Influence 4 25%
Steadiness 6 43,75%
Compliance 1 6,25%
Total 16 100,00 %

Dari 16 orang siswa berdasarkan hasil tes profil DISC maka diperoleh 6

subjek penelitian yang memiliki tipe kepribadian steadiness, selanjutnya 6 subjek

tersebut dipisahkan berdasarkan gender yang sesuai dengan kriteria yang

diinginkan dalam penelitian ini.

Tabel 4.2 Subjek Penelitian


Tipe Kepribadian
No Nama Keterangan
Most Least
1 CS 1 S I SS-1 Lk
2 CS 2 S D SS-2 Lk
3 CS 3 I S
4 CS 4 D I
5 CS 5 S D SS-3 Lk
6 CS 6 I C
7 CS 7 I S
8 CS 8 D C
9 CS 9 D I
10 CS 10 S I SS-1 Pr
11 CS 11 I S
12 CS 12 S D SS-2 Pr
13 CS 13 D C
14 CS 14 S D SS-3 Pr
15 CS 15 D C
16 CS 16 C I

Sehingga berdasarkan hasil tes maka didapatlah 6 subjek penelitian yang

dipisahkan berdasarkan gender:

1. SS-1 Lk = Steadiness 1 Laki-laki

2. SS-2 Lk = Steadiness 2 Laki-laki

3. SS-3 Lk = Steadiness 3 Laki-laki

4. SS-1 Pr = Steadiness 1 Perempuan


53

5. SS-2 Pr = Steadiness 2 Perempuan

6. SS-3 Pr = Steadiness 3 Perempuan

4.2.3 Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Materi SPLDV

Setelah didapat 6 siswa sebagai subjek penelitian, selanjutnya subjek

tersebut diberikan lembar soal cerita matematika berupa masalah pada materi

SPLDV pada tanggal 07 November 2021 yang terdiri dari 3 soal yang telah

divalidasi oleh dua dosen pendidikan matematika dan telah dinyatakan valid. Tes

tersebut dilakukan saat jam pelajaran dan bertempat di ruang kelas VIII A SMP N

30 Muaro Jambi yang dilakukan pada tiga hari. Yang diberikan soal hanya 6

subjek yang memiliki tipe kepribadian steadiness saja, tes tersebut diberikan

dengan teknik thingaloud dengan meminta siswa menjelaskan secara lisan tes

yang dikerjakan sehingga data yang dihasilkan berupa video pengerjaan tes

tertulis yang diberikan.

Dalam menyelesaikan lembar soal matematika, rata-rata subjek tampak

serius dalam menyelesaikan soal. Dalam hal ini yang dilihat ialah kemampuan

komunikasi yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal tersebut. Untuk lebih

jelasnya, berikut ini analisis kemampuan komunikasi siswa dalam menyelesaikan

soal cerita matematika pada materi SPLDV yang dilakukan oleh keenam subjek

tipe kepribadian steadiness yang akan dibahas pada tiap tahap penyelesaian

masalah yakni tahap memahami masalah, membuat rencana pemecahan masalah,

melaksanakan rencana pemecahan masalah, dan memeriksa kembali jawaban.


54

1. Hasil Tes Pemecahan Masalah pada Subjek SS-1 Lk

a. Soal Nomor 1

Gambar 4.1 Jawaban SS-1 Lk Nomor 1

Pada tahap memahami masalah terlihat subjek sudah dapat membuat

model matematika dari masalah yang dipaparkan, hal ini menggambarkan bahwa

subjek mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan

situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide, atau

model matematika dan mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik

secara tertulis sehingga dapat dikatakan bahwa subjek tidak mengalami kesulitan

dalam kemampuan komunikasi matematis.

Pada tahap membuat rencana pemecahan masalah terlihat subjek sudah


55

dapat memilih tahapan penyelesaian dengan memilih metode eliminasi dan

substitusi untuk menyelesaikan soal, hal ini menggambarkan bahwa subjek

mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tertulis sehingga

dapat dikatakan bahwa subjek tidak mengalami kesulitan dalam kemampuan

komunikasi matematis.

Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah terlihat subjek

sudah dapat melaksanakan rencana dengan menyelesaikan soal berdasarkan

prinsip aljabar matematis secara tepat, hal ini menggambakan bahwa subjek

mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tertulis sehingga

dapat dikatakan bahwa subjek tidak mengalami kesulitan dalam kemampuan

komunikasi matematis.

Pada tahap memeriksa kembali terlihat subjek sudah dapat menuliskan

kesimpulan dengan benar, hal ini menggambarkan bahwa subjek mampu

menyusun argument atau mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan

secara tertulis atas jawaban yang diberikan sehingga dapat dikatakan bahwa

subjek tidak mengalami kesulitan dalam kemampuan komunikasi matematis.

Berdasarkan analisis thinkaloud subjek menunjukkan karakteristik tipe

kepribadian steadiness terlihat pada jawaban siswa menuliskan jawaban dengan

sistematis dan logis sehingga jawaban siswa tersebut runtun dan benar, hal ini

sesuai dengan teori kelebihan dari tipe kepribadian steadiness yang memiliki

karakteristik pemikiran yang logis dan selangkah demi selangkah, tidak suka

melompat-lompat. Ditunjukkan dari ekspresi siswa yang terlihat lebih tenang

dalam menjawab soal.

b. Soal Nomor 2
56

Gambar 4.2 Jawaban SS-1 Lk Nomor 2

Pada tahap memahami masalah terlihat subjek sudah dapat membuat

model matematika dari masalah yang dipaparkan, hal ini menggambarkan bahwa

subjek mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan

situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide, atau

model matematika sehingga dapat dikatakan bahwa subjek tidak mengalami

kesulitan dalam kemampuan komunikasi matematis.

Pada tahap membuat rencana pemecahan masalah terlihat subjek sudah

dapat memilih tahapan penyelesaian dengan memilih metode eliminasi dan

substitusi untuk menyelesaikan soal, hal ini menggambarkan bahwa subjek

mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan situasi,

gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide, atau model

matematika dan mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara

tertulis sehingga dapat dikatakan bahwa subjek tidak mengalami kesulitan dalam

kemampuan komunikasi matematis.

Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah terlihat subjek

sudah dapat melaksanakan rencana dengan menyelesaikan soal berdasarkan

prinsip aljabar matematis secara tepat, hal ini menggambakan bahwa subjek

mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tertulis sehingga

dapat dikatakan bahwa subjek tidak mengalami kesulitan dalam kemampuan


57

komunikasi matematis.

Pada tahap memeriksa kembali terlihat subjek belum dapat menuliskan

kesimpulan, hal ini menggambarkan bahwa subjek belum mampu menyusun

argument atau mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan secara

tertulis atas jawaban yang diberikan sehingga dapat dikatakan bahwa subjek

mengalami kesulitan dalam kemampuan komunikasi matematis.

Berdasarkan analisis thinkaloud subjek menunjukkan karakteristik tipe

kepribadian steadiness terlihat pada jawaban siswa belum mampu menuliskan

jawaban dengan sistematis dan logis sehingga jawaban siswa tersebut tidak runtun

dan belum benar, hal ini sesuai dengan teori kekurangan dari tipe kepribadian

steadiness yang memiliki karakteristik yaitu ragu ragu dalam menjawab.

Ditunjukkan dari ekspresi siswa yang agak kebingungan dan tidak fleksibel (ragu-

ragu terlihat pada jawaban siswa belum mampu membuat kesimpulan.

c. Soal Nomor 3

Gambar 4.3 Jawaban SS-1 Lk Nomor 3

Pada tahap memahami masalah dan membuat rencana pemecahan masalah

terlihat subjek sudah dapat membuat model matematika dari masalah yang

dipaparkan dan subjek juga sudah dapat memilih tahapan penyelesaian dengan
58

memilih metode memisalkan untuk menyelesaikan soal, hal ini menggambarkan

bahwa subjek mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan

menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol,

ide, atau model matematika dan mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi

matematik secara tertulis sehingga dapat dikatakan bahwa subjek tidak mengalami

kesulitan dalam kemampuan komunikasi matematis.

Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah dan memeriksa

kembali terlihat subjek belum dapat melaksanakan rencana dengan menyelesaikan

soal berdasarkan prinsip aljabar matematis secara tepat dan subjek juga belum

dapat menggambarkan kesimpulan dengan benar, hal ini menggambarkan bahwa

subjek belum mampu menggambar, meliputi kemampuan menyatakan situasi atau

ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik sehingga dapat

dikatakan bahwa subjek mengalami kesulitan dalam kemampuan komunikasi

matematis.

Berdasarkan analisis thinkaloud subjek menunjukkan karakteristik tipe

kepribadian steadiness terlihat pada jawaban siswa belum mampu menuliskan

jawaban dengan sistematis dan logis sehingga jawaban siswa tersebut tidak runtun

dan belum benar, hal ini sesuai dengan teori kekurangan dari tipe kepribadian

steadiness yang memiliki karakteristik yaitu ragu ragu dalam menjawab.

Ditunjukkan dari ekspresi siswa yang agak kebingungan dan tidak fleksibel (ragu-

ragu terlihat pada jawaban siswa belum mampu membuat grafik dan kesimpulan.

Hal ini sebagaimana diperkuat dengan petikan wawancara dengan Subjek

SS-1 Lk berikut :
59

Peneliti : Coba kamu lihat dan baca ulang apa yang diketahui dan ditanya dari soal
nomor 2
Subjek SS-1 Lk : *subjek membaca ulang jawaban*
Peneliti : Apakah kamu merasa kesulitan untuk menemukan dan menuliskan
informasi yang diketahui dan ditanyakan pada soal?
Subjek SS-1 Lk : Idak bu
Peneliti : apakah kamu merasa kesulitan untuk membuat gambar yang relevan
dengan soal?
Subjek : iyo bu, kami dak punyo penggaris untuk buat gambarnyo
Peneliti : coba jelaskan makna istilah-istilah dan simbol-simbol yang kamu tulis
dilembar jawaban?
Subjek : maksud nyo bu?
Peneliti : dari yang kamu buat itukan ada x dan y, x dan y yg kamu maksud itu apa?
Subjek : variabel bu
Peneliti : Apakah kamu merasa kesulitan menuliskan istilah-istilah dan simbol-
simbol matematika dalam mengerjakan soal?
Subjek SS-1 Lk : idak bu
Peneliti : setelah mengerjakan soal, apa yang dapat kamu simpulkan?
Subjek : hasilnyo 420. 000

Berdasarkan petikan wawancara diatas dan hasil analisis, dapat diketahui

bahwa subjek SS-1 Lk sebagai berikut :

1. Subjek belum mampu menggambar, meliputi kemampuan menyatakan situasi

atau ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik pada soal

nomor 3, yaitu pada tahapan melaksanakan rencana pemecahan masalah dan

memeriksa kembali terlihat subjek belum dapat melaksanakan rencana dengan

menyelesaikan soal berdasarkan prinsip aljabar matematis secara tepat dan

subjek juga belum dapat menggambarkan kesimpulan dengan benar.

2. Subjek sudah mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan

menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa,

symbol, ide atau model matematika pada semua nomor soal.

3. Subjek belum mampu menuliskan jawaban dengan bahasa sendiri, meliputi

kemampuan: Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara tertulis;

Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph matematika dalam


60

bahasa sendiri; Kemampuan menyusun argument atau mengungkapkan

pendapat dan memberikan penjelasan secara tertulis atas jawaban yang

diberikan pada soal nomor 2, yaitu pada tahapan memeriksa kembali terlihat

subjek belum dapat menuliskan kesimpulan pada soal tersebut.

Tabel 4.3 Hasil Analisis Jawaban Soal dan Wawancara SS-1 Lk

Nomor Soal 1 2 3
Indikator
Kemampuan menggambar, meliputi kemampuan
Kom 1

menyatakan situasi atau ide-ide matematik dalam
bentuk gambar, diagram, atau grafik.

Kemampuan membuat ekspresi matematik, meliputi


kemampuan menyatakansituasi, gambar, diagram,
Kom 2
atau benda nyata ke dalam bahasa, symbol, ide atau
model matematika
Kemampuan menuliskan jawaban dengan bahasa
sendiri, meliputi kemampuan : Kom 3(a)
a. Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik
secara tertulis
b. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau
Kom 3(b)
paragraph matematika dalam bahasa sendiri
c. Kemampuan menyusun argument atau
mengungkapkan pendapat dan memberikan
Kom 3(c)

penjelasan secara tertulis atas jawaban yang
diberikan
61

2.Hasil Tes Pemecahan Masalah pada Subjek SS-2 Lk

a. Soal Nomor 1

Gambar 4.4 Jawaban SS-2 Lk Nomor 1

Pada tahap memahami masalah terlihat subjek sudah dapat membuat

model matematika dari masalah yang dipaparkan, hal ini menggambarkan bahwa

subjek mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan

situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide, atau

model matematika dan mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik

secara tertulis sehingga dapat dikatakan bahwa subjek tidak mengalami kesulitan

dalam kemampuan komunikasi matematis.

Pada tahap membuat rencana pemecahan masalah terlihat subjek sudah

dapat memilih tahapan penyelesaian dengan memilih metode eliminasi dan

substitusi untuk menyelesaikan soal, hal ini menggambarkan bahwa subjek


62

mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tertulis.

Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah terlihat subjek

sudah dapat melaksanakan rencana dengan menyelesaikan soal berdasarkan

prinsip aljabar matematis secara tepat, hal ini menggambakan bahwa subjek

mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tertulis.

Pada tahap memeriksa kembali terlihat subjek belum dapat menuliskan

kesimpulan, hal ini menggambarkan bahwa subjek belum mampu menyusun

argument atau mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan secara

tertulis atas jawaban yang diberikan.

Berdasarkan analisis thinkaloud subjek menunjukkan karakteristik tipe

kepribadian steadiness terlihat pada jawaban siswa belum mampu menuliskan

jawaban dengan sistematis dan logis sehingga jawaban siswa tersebut tidak runtun

dan belum benar, hal ini sesuai dengan teori kekurangan dari tipe kepribadian

steadiness yang memiliki karakteristik yaitu ragu ragu dalam menjawab.

Ditunjukkan dari ekspresi siswa yang agak kebingungan dan tidak fleksibel (ragu-

ragu terlihat pada jawaban siswa belum mampu membuat kesimpulan.

b. Soal Nomor 2

Gambar 4.5 Jawaban SS-2 Lk Nomor 2


63

Pada tahap memahami masalah terlihat subjek sudah dapat membuat

model matematika dari masalah yang dipaparkan, hal ini menggambarkan bahwa

subjek mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan

situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide, atau

model matematika sehingga dapat dikatakan bahwa subjek tidak mengalami

kesulitan dalam kemampuan komunikasi matematis.

Pada tahap membuat rencana pemecahan masalah terlihat subjek sudah

dapat memilih tahapan penyelesaian dengan memilih metode eliminasi dan

substitusi untuk menyelesaikan soal, hal ini menggambarkan bahwa subjek

mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan situasi,

gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide, atau model

matematika dan mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara

tertulis.

Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah terlihat subjek

sudah dapat melaksanakan rencana dengan menyelesaikan soal berdasarkan

prinsip aljabar matematis secara tepat, hal ini menggambakan bahwa subjek

mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tertulis.

Pada tahap memeriksa kembali terlihat subjek belum dapat menuliskan

kesimpulan, hal ini menggambarkan bahwa subjek belum mampu menyusun

argument atau mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan secara

tertulis atas jawaban yang diberikan.

Berdasarkan analisis thinkaloud subjek menunjukkan karakteristik tipe

kepribadian steadiness terlihat pada jawaban siswa belum mampu menuliskan

jawaban dengan sistematis dan logis sehingga jawaban siswa tersebut tidak runtun
64

dan belum benar, hal ini sesuai dengan teori kekurangan dari tipe kepribadian

steadiness yang memiliki karakteristik yaitu ragu ragu dalam menjawab.

Ditunjukkan dari ekspresi siswa yang agak kebingungan dan tidak fleksibel (ragu-

ragu terlihat pada jawaban siswa belum mampu membuat kesimpulan.

c. Soal Nomor 3

Gambar 4.6 Jawaban SS-2 Lk Nomor 3

Pada tahap memahami masalah dan membuat rencana pemecahan masalah

terlihat subjek belum dapat membuat model matematika dari masalah yang

dipaparkan dan subjek juga belum dapat memilih tahapan penyelesaian dengan

memilih metode memisalkan untuk menyelesaikan soal, hal ini menggambarkan

bahwa subjek belum mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan

menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol,

ide, atau model matematika dan mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi

matematik secara tertulis.

Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah dan memeriksa

kembali terlihat subjek belum dapat melaksanakan rencana dengan menyelesaikan

soal berdasarkan prinsip aljabar matematis secara tepat dan subjek juga belum

dapat menuliskan kesimpulan dengan benar, hal ini menggambarkan bahwa


65

subjek belum mampu menggambar, meliputi kemampuan menyatakan situasi atau

ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik.

Berdasarkan analisis thinkaloud subjek menunjukkan karakteristik tipe

kepribadian steadiness terlihat pada jawaban siswa belum mampu menuliskan

jawaban dengan teratur dan rinci, hal ini menunjukkan salah satu karakteristik

yaitu menjadi ragu-ragu sama sekali dalam hal memecahkan masalah pada soal

dan menggambarkan grafik dengan benar. Subjek juga menunjukkan ciri-ciri dari

kelemahan tipe kepribadian steadiness dimana tipe ini membutuhkan lebih banyak

waktu dalam menyelesaikan suatu hal karena berpikirnya yang step by step karena

ada salah satu step yang tidak dipahami sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan

soal secara keseluruhan. Ditunjukkan dari ekspresi subjek yang agak kebingungan

dalam menjawab soal tersebut.

Hal ini sebagaimana diperkuat dengan petikan wawancara dengan Subjek

SS-2 Lk berikut :
Peneliti : Coba kamu lihat dan baca ulang apa yang diketahui dan ditanya dari soal
nomor 2
Subjek SS-2 Lk : *subjek membaca ulang jawaban*
Peneliti : Apakah kamu merasa kesulitan untuk menemukan dan menuliskan
informasi yang diketahui dan ditanyakan pada soal?
Subjek SS-2 Lk : dak bu
Peneliti : coba jelaskan makna istilah-istilah dan simbol-simbol yang kamu tulis
dilembar jawaban?
Subjek : dak ngerti bu
Peneliti : dari yang kamu buat itukan ada x dan y, x dan y yg kamu maksud itu apa?
Subjek : persamaan bu
Peneliti : setelah mengerjakan soal 1, 2 dan 3, apa yang dapat kamu simpulkan dari
masing-masing soal?
Subjek : nomor 1 didapat x = 5 dan y = 6, nomor 2 didapat hasilnyo 996. 000 dan
nomor 3 tu dak tau bu
Peneliti : coba jelaskan gambar dari jawaban no 3 yang kamu buat?
Subjek : *subjek menunjuk gambar* ini tarik garis dari titik 0 bu, yang ini dari titik
16 ke titik 8
Peneliti : dapat titik 0, 16 dan 8 darimana?
Subjek : dak tau bu, kami nengok punyo hafidz.
66

Berdasarkan petikan wawancara diatas dan hasil analisis, dapat diketahui

bahwa subjek SS-2 Lk sebagai berikut :

1. Subjek belum mampu menggambar, meliputi kemampuan menyatakan situasi

atau ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik pada soal

nomor 3, yaitu terlihat subjek belum mampu memahami masalah, membuat

rencana, melaksanakan rencana pemecahan masalah dan memeriksa kembali

sehingga subjek tidak dapat menyelesaikan soal tersebut.

2. Subjek sudah mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan

menyatakansituasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa,

symbol, ide atau model matematika pada semua nomor soal.

3. Subjek belum mampu menuliskan jawaban dengan bahasa sendiri, meliputi

kemampuan: Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara tertulis;

Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph matematika dalam

bahasa sendiri; Kemampuan menyusun argument atau mengungkapkan

pendapat dan memberikan penjelasan secara tertulis atas jawaban yang

diberikan pada soal nomor 1 dan 2, yaitu pada tahapan memeriksa kembali

terlihat subjek belum dapat menuliskan kesimpulan pada soal tersebut.


67

Tabel 4.4 Hasil Analisis Jawaban Soal dan Wawancara SS-2 Lk

Nomor Soal 1 2 3
Indikator
Kemampuan menggambar, meliputi kemampuan
Kom 1

menyatakan situasi atau ide-ide matematik dalam
bentuk gambar, diagram, atau grafik.

Kemampuan membuat ekspresi matematik, meliputi


kemampuan menyatakansituasi, gambar, diagram,
Kom 2
atau benda nyata ke dalam bahasa, symbol, ide atau
model matematika

Kemampuan menuliskan jawaban dengan bahasa


Kom 3(a)
sendiri, meliputi kemampuan :
a. Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik
secara tertulis
b. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau Kom 3(b)
paragraph matematika dalam bahasa sendiri
c. Kemampuan menyusun argument atau
mengungkapkan pendapat dan memberikan
Kom 3(c)
 
penjelasan secara tertulis atas jawaban yang
diberikan

3. Hasil Tes Pemecahan Masalah pada Subjek SS-3 Lk

a. Soal Nomor 1

Gambar 4.7 Jawaban SS-3 Lk Nomor 1


68

Pada tahap memahami masalah terlihat subjek sudah dapat membuat

model matematika dari masalah yang dipaparkan, hal ini menggambarkan bahwa

subjek mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan

situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide, atau

model matematika dan mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik

secara tertulis sehingga dapat dikatakan bahwa subjek tidak mengalami kesulitan

dalam kemampuan komunikasi matematis.

Pada tahap membuat rencana pemecahan masalah terlihat subjek sudah

dapat memilih tahapan penyelesaian dengan memilih metode eliminasi dan

substitusi untuk menyelesaikan soal, hal ini menggambarkan bahwa subjek

mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tertulis.

Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah terlihat subjek

sudah dapat melaksanakan rencana dengan menyelesaikan soal berdasarkan

prinsip aljabar matematis secara tepat, hal ini menggambakan bahwa subjek

mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tertulis.

Pada tahap memeriksa kembali terlihat subjek sudah dapat menuliskan

kesimpulan, hal ini menggambarkan bahwa subjek sudah mampu menyusun

argument atau mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan secara

tertulis atas jawaban yang diberikan.

Berdasarkan analisis thinkaloud subjek menunjukkan karakteristik tipe

kepribadian steadiness terlihat pada jawaban siswa menuliskan jawaban dengan

sistematis dan logis sehingga jawaban siswa tersebut runtun dan benar, hal ini

sesuai dengan teori kelebihan dari tipe kepribadian steadiness yang memiliki

karakteristik pemikiran yang logis dan selangkah demi selangkah, tidak suka
69

melompat-lompat. Ditunjukkan dari ekspresi siswa yang terlihat lebih tenang

dalam menjawab soal.

b. Soal Nomor 2

Gambar 4.8 Jawaban SS-3 Lk Nomor 2

Pada tahap memahami masalah terlihat subjek sudah dapat membuat

model matematika dari masalah yang dipaparkan, hal ini menggambarkan bahwa

subjek mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan

situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide, atau

model matematika sehingga dapat dikatakan bahwa subjek tidak mengalami

kesulitan dalam kemampuan komunikasi matematis.

Pada tahap membuat rencana pemecahan masalah terlihat subjek sudah

dapat memilih tahapan penyelesaian dengan memilih metode eliminasi dan

substitusi untuk menyelesaikan soal, hal ini menggambarkan bahwa subjek

mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan situasi,

gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide, atau model
70

matematika dan mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara

tertulis.

Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah terlihat subjek

sudah dapat melaksanakan rencana dengan menyelesaikan soal berdasarkan

prinsip aljabar matematis secara tepat, hal ini menggambakan bahwa subjek

mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tertulis.

Pada tahap memeriksa kembali terlihat subjek sudah dapat menuliskan

kesimpulan, hal ini menggambarkan bahwa subjek sudah mampu menyusun

argument atau mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan secara

tertulis atas jawaban yang diberikan.

Berdasarkan analisis thinkaloud subjek menunjukkan karakteristik tipe

kepribadian steadiness terlihat pada jawaban siswa menuliskan jawaban dengan

sistematis dan logis sehingga jawaban siswa tersebut runtun dan benar, hal ini

sesuai dengan teori kelebihan dari tipe kepribadian steadiness yang memiliki

karakteristik pemikiran yang logis dan selangkah demi selangkah, tidak suka

melompat-lompat. Ditunjukkan dari ekspresi siswa yang terlihat lebih tenang

dalam menjawab soal.

c. Soal Nomor 3

Gambar 4.9 Jawaban SS-3 Lk Nomor 3

Pada tahap memahami masalah dan membuat rencana pemecahan masalah

terlihat subjek belum dapat membuat model matematika dari masalah yang
71

dipaparkan dan subjek juga belum dapat memilih tahapan penyelesaian dengan

memilih metode memisalkan untuk menyelesaikan soal, hal ini menggambarkan

bahwa subjek belum mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan

menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol,

ide, atau model matematika dan mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi

matematik secara tertulis.

Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah dan memeriksa

kembali terlihat subjek belum dapat melaksanakan rencana dengan menyelesaikan

soal berdasarkan prinsip aljabar matematis secara tepat dan subjek juga belum

dapat menuliskan kesimpulan dengan benar, hal ini menggambarkan bahwa

subjek belum mampu menggambar, meliputi kemampuan menyatakan situasi atau

ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik.

Berdasarkan analisis thinkaloud subjek menunjukkan karakteristik tipe

kepribadian steadiness terlihat pada jawaban siswa belum mampu menuliskan

jawaban dengan teratur dan rinci, hal ini menunjukkan salah satu karakteristik

yaitu menjadi ragu-ragu dalam hal memecahkan masalah pada soal dan

menggambarkan grafik dengan benar.Subjek juga menunjukkan ciri-ciri

kelemahan dari tipe kepribadian steadiness dimana tipe ini membutuhkan lebih

banyak waktu dalam menyelesaikan suatu hal karena berpikirnya yang step by

step karena ada salah satu step yang tidak dipahami sehingga siswa tidak dapat

menyelesaikan soal secara keseluruhan.Ditunjukkan dari ekspresi siswa yang

terlihat ragu dan bingung dalam menjawab setiap pertanyaan.

Hal ini sebagaimana diperkuat dengan petikan wawancara dengan Subjek

SS-3 Lk berikut :
72

Peneliti : Coba kamu lihat dan baca ulang apa yang diketahui dan ditanya dari soal
nomor 3
Subjek SS-1 Lk : *subjek membaca ulang jawaban*
Peneliti : apa saja informasi yang kamu ketahui dari soal tersebut?
Subjek : ada 2 garis yaitu 2x + y = 6 dan y = 2x
Peneliti : apa saja yang ditanyakan dari soal tersebut?
Subjek : gambarlah kedua garis yang menyusun spldv tersebut pada diagram
cartesius
Peneliti : Apakah kamu merasa kesulitan untuk menemukan dan menuliskan
informasi yang diketahui dan ditanyakan pada soal?
Subjek SS-1 Lk : idak bu
Peneliti : berdasarkan apa yang diketahui dan ditanyakan, lalu kenapa kamu tidak
menjawab soal tersebut?
Subjek : dak sempat bu, waktunyo dak cukup.
Peneliti : kenapa bisa ga cukup?
Subjek : kami kelamaan di soal nomor 1 bu karno ado yang salah, jd kami ulang
lagi

Berdasarkan petikan wawancara diatas dan hasil analisis, dapat diketahui

bahwa subjek SS-3 Lk sebagai berikut :

1. Subjek belum mampu menggambar, meliputi kemampuan menyatakan situasi

atau ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik pada soal

nomor 3, yaitu terlihat subjek belum mampu memahami masalah, membuat

rencana, melaksanakan rencana pemecahan masalah dan memeriksa kembali

sehingga subjek tidak dapat menyelesaikan soal tersebut.

2. Subjek sudah mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan

menyatakansituasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa,

symbol, ide atau model matematika pada semua nomor soal.

3. Subjek sudah mampu menuliskan jawaban dengan bahasa sendiri, meliputi

kemampuan: Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara tertulis;

Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph matematika dalam


73

bahasa sendiri; Kemampuan menyusun argument atau mengungkapkan

pendapat dan memberikan penjelasan secara tertulis atas jawaban yang

diberikan pada semua nomor soal.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Jawaban Soal dan Wawancara SS-3 Lk

Nomor Soal 1 2 3
Indikator

Kemampuan menggambar, meliputi kemampuan

menyatakan situasi atau ide-ide matematik dalam Kom 1 


bentuk gambar, diagram, atau grafik.

Kemampuan membuat ekspresi matematik, meliputi

kemampuan menyatakansituasi, gambar, diagram,


Kom 2
atau benda nyata ke dalam bahasa, symbol, ide atau

model matematika.

Kemampuan menuliskan jawaban dengan bahasa

sendiri, meliputi kemampuan : Kom 3(a)

a. Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik

secara tertulis
Kom 3(b)
b. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau

paragraph matematika dalam bahasa sendiri

c. Kemampuan menyusun argument atau

mengungkapkan pendapat dan memberikan


Kom 3(c)
penjelasan secara tertulis atas jawaban yang

diberikan

4. Hasil Tes Pemecahan Masalah pada Subjek SS-1 Pr

a. Soal Nomor 1
74

Gambar 4.10 Jawaban SS-1 Pr Nomor 1

Pada tahap memahami masalah terlihat subjek sudah dapat membuat

model matematika dari masalah yang dipaparkan, hal ini menggambarkan bahwa

subjek mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan

situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide, atau

model matematika dan mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik

secara tertulis sehingga dapat dikatakan bahwa subjek tidak mengalami kesulitan

dalam kemampuan komunikasi matematis.

Pada tahap membuat rencana pemecahan masalah terlihat subjek sudah

dapat memilih tahapan penyelesaian dengan memilih metode eliminasi dan

substitusi untuk menyelesaikan soal, hal ini menggambarkan bahwa subjek

mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tertulis.

Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah terlihat subjek

sudah dapat melaksanakan rencana dengan menyelesaikan soal berdasarkan

prinsip aljabar matematis secara tepat, hal ini menggambakan bahwa subjek

mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tertulis.

Pada tahap memeriksa kembali terlihat subjek sudah dapat menuliskan


75

kesimpulan dengan benar, hal ini menggambarkan bahwa subjek mampu

menyusun argument atau mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan

secara tertulis atas jawaban yang diberikan.

Berdasarkan analisis thinkaloud subjek menunjukkan karakteristik tipe

kepribadian steadiness terlihat pada jawaban siswa menuliskan jawaban dengan

sistematis dan logis sehingga jawaban siswa tersebut runtun dan benar, hal ini

sesuai dengan teori kelebihan dari tipe kepribadian steadiness yang memiliki

karakteristik pemikiran yang logis dan selangkah demi selangkah, tidak suka

melompat-lompat. Ditunjukkan dari ekspresi siswa yang terlihat lebih tenang

dalam menjawab soal.

b. Soal Nomor 2

Gambar 4.11 Jawaban SS-1 Pr Nomor 2

Pada tahap memahami masalah terlihat subjek sudah dapat membuat

model matematika dari masalah yang dipaparkan, hal ini menggambarkan bahwa

subjek mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan

situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide, atau

model matematika sehingga dapat dikatakan bahwa subjek tidak mengalami


76

kesulitan dalam kemampuan komunikasi matematis.

Pada tahap membuat rencana pemecahan masalah terlihat subjek sudah

dapat memilih tahapan penyelesaian dengan memilih metode eliminasi dan

substitusi untuk menyelesaikan soal, hal ini menggambarkan bahwa subjek

mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan situasi,

gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide, atau model

matematika dan mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara

tertulis.

Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah terlihat subjek

sudah dapat melaksanakan rencana dengan menyelesaikan soal berdasarkan

prinsip aljabar matematis secara tepat, hal ini menggambakan bahwa subjek

mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tertulis.

Pada tahap memeriksa kembali terlihat subjek sudah dapat menuliskan

kesimpulan, hal ini menggambarkan bahwa subjek sudah mampu menyusun

argument atau mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan secara

tertulis atas jawaban yang diberikan.

Berdasarkan analisis thinkaloud subjek menunjukkan karakteristik tipe

kepribadian steadiness terlihat pada jawaban siswa menuliskan jawaban dengan

sistematis dan logis sehingga jawaban siswa tersebut runtun dan benar, hal ini

sesuai dengan teori kelebihan dari tipe kepribadian steadiness yang memiliki

karakteristik pemikiran yang logis dan selangkah demi selangkah, tidak suka

melompat-lompat. Ditunjukkan dari ekspresi siswa yang terlihat lebih tenang

dalam menjawab soal.

c. Soal Nomor 3
77

Gambar 4.12 Jawaban SS-1 Pr Nomor 3

Pada tahap memahami masalah dan membuat rencana pemecahan masalah

terlihat subjek belum dapat membuat model matematika dari masalah yang

dipaparkan dan subjek juga belum dapat memilih tahapan penyelesaian dengan

memilih metode memisalkan untuk menyelesaikan soal, hal ini menggambarkan

bahwa subjek belum mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan

menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol,

ide, atau model matematika dan mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi

matematik secara tertulis.

Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah dan memeriksa

kembali terlihat subjek belum dapat melaksanakan rencana dengan menyelesaikan

soal berdasarkan prinsip aljabar matematis secara tepat dan subjek juga belum

dapat menuliskan kesimpulan dengan benar, hal ini menggambarkan bahwa

subjek belum mampu menggambar, meliputi kemampuan menyatakan situasi atau

ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik.

Berdasarkan analisis thinkaloud subjek menunjukkan karakteristik tipe

kepribadian steadiness terlihat pada jawaban siswa belum mampu menuliskan

jawaban dengan teratur dan rinci, hal ini menunjukkan salah satu karakteristik
78

yaitu menjadi tidak perhatian, ragu dan tidak fleksibel sama sekali dalam hal

memecahkan masalah pada soal dan menggambarkan grafik dengan benar. Subjek

juga menunjukkan ciri-ciri dari tipe kepribadian steadiness dimana tipe ini

membutuhkan lebih banyak waktu dalam menyelesaikan suatu hal karena

berpikirnya yang step by step karena ada salah satu step yang tidak dipahami

sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan soal secara keseluruhan. Ditunjukkan

pada ekspresi subjek yang terlihat kebingungan dalam menjawab pertanyaan.

Hal ini sebagaimana diperkuat dengan petikan wawancara dengan Subjek

SS-1 Pr berikut :

Peneliti : Coba kamu lihat dan baca jawaban nomor 3


Subjek SS-1 Pr : *subjek membaca ulang jawaban*
Peneliti : Apakah kamu merasa kesulitan untuk menemukan dan menuliskan
informasi yang diketahui dan ditanyakan pada soal?
Subjek SS-1 Pr : Idak bu
Peneliti : Apakah kamu merasa kesulitan menuliskan istilah-istilah dan simbol-
simbol matematika dalam mengerjakan soal?
Subjek SS-1 Pr : Idak bu
Peneliti : berdasarkan apa yang diketahui dan ditanyakan, bagaimana cara kamu
menjawab soal?
Subjek : kami bingung bu nentuin titiknyo
Peneliti : terus kenapa kamu bisa buat gambar itu?
Subjek : nanya ke teman bu

Berdasarkan petikan wawancara diatas dan hasil analisis, dapat diketahui

bahwa subjek SS-1 Pr sebagai berikut :

1. Subjek belum mampu menggambar, meliputi kemampuan menyatakan situasi

atau ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik pada soal

nomor 3, yaitu terlihat subjek belum mampu memahami masalah, membuat

rencana, melaksanakan rencana pemecahan masalah dan memeriksa kembali


79

sehingga subjek tidak dapat menyelesaikan soal tersebut.

2. Subjek sudah mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan

menyatakansituasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa,

symbol, ide atau model matematika pada semua nomor soal.

3. Subjek mampu menuliskan jawaban dengan bahasa sendiri, meliputi

kemampuan: Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara tertulis;

Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph matematika dalam

bahasa sendiri; Kemampuan menyusun argument atau mengungkapkan

pendapat dan memberikan penjelasan secara tertulis atas jawaban yang

diberikan pada semua nomor soal

Tabel 4.6 Hasil Analisis Jawaban Soal dan Wawancara SS-1 Pr

Nomor Soal 1 2 3
Indikator
Kemampuan menggambar, meliputi kemampuan
menyatakan situasi atau ide-ide matematik dalam Kom 1 
bentuk gambar, diagram, atau grafik.
Kemampuan membuat ekspresi matematik, meliputi
kemampuan menyatakansituasi, gambar, diagram,
Kom 2
atau benda nyata ke dalam bahasa, symbol, ide atau
model matematika

Kemampuan menuliskan jawaban dengan bahasa


Kom 3(a)
sendiri, meliputi kemampuan :
a. Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik
secara tertulis
b. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau Kom 3(b)
paragraph matematika dalam bahasa sendiri
c. Kemampuan menyusun argument atau
mengungkapkan pendapat dan memberikan
penjelasan secara tertulis atas jawaban yang Kom 3(c)
diberikan

5. Hasil Tes Pemecahan Masalah pada Subjek SS-2 Pr

a. Soal Nomor 1
80

Gambar 4.13 Jawaban SS-2 Pr Nomor 1

Pada tahap memahami masalah terlihat subjek sudah dapat membuat

model matematika dari masalah yang dipaparkan, hal ini menggambarkan bahwa

subjek mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan

situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide, atau

model matematika dan mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik

secara tertulis sehingga dapat dikatakan bahwa subjek tidak mengalami kesulitan

dalam kemampuan komunikasi matematis.

Pada tahap membuat rencana pemecahan masalah terlihat subjek sudah

dapat memilih tahapan penyelesaian dengan memilih metode eliminasi dan

substitusi untuk menyelesaikan soal, hal ini menggambarkan bahwa subjek

mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tertulis.

Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah terlihat subjek

sudah dapat melaksanakan rencana dengan menyelesaikan soal berdasarkan

prinsip aljabar matematis secara tepat, hal ini menggambakan bahwa subjek

mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tertulis.


81

Pada tahap memeriksa kembali terlihat subjek sudah dapat menuliskan

kesimpulan dengan benar, hal ini menggambarkan bahwa subjek mampu

menyusun argument atau mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan

secara tertulis atas jawaban yang diberikan.

Berdasarkan analisis thinkaloud subjek menunjukkan karakteristik tipe

kepribadian steadiness terlihat pada jawaban siswa menuliskan jawaban dengan

sistematis dan logis sehingga jawaban siswa tersebut runtun dan benar, hal ini

sesuai dengan teori kelebihan dari tipe kepribadian steadiness yang memiliki

karakteristik pemikiran yang logis dan selangkah demi selangkah, tidak suka

melompat-lompat. Ditunjukkan dari ekspresi siswa yang terlihat lebih tenang

dalam menjawab soal.

b. Soal Nomor 2

Gambar 4.14 Jawaban SS-2 Pr Nomor 2

Pada tahap memahami masalah terlihat subjek sudah dapat membuat

model matematika dari masalah yang dipaparkan, hal ini menggambarkan bahwa

subjek mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan

situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide, atau

model matematika sehingga dapat dikatakan bahwa subjek tidak mengalami


82

kesulitan dalam kemampuan komunikasi matematis.

Pada tahap membuat rencana pemecahan masalah terlihat subjek sudah

dapat memilih tahapan penyelesaian dengan memilih metode eliminasi dan

substitusi untuk menyelesaikan soal, hal ini menggambarkan bahwa subjek

mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan situasi,

gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide, atau model

matematika dan mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara

tertulis.

Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah terlihat subjek

sudah dapat melaksanakan rencana dengan menyelesaikan soal berdasarkan

prinsip aljabar matematis secara tepat, hal ini menggambakan bahwa subjek

mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tertulis.

Pada tahap memeriksa kembali terlihat subjek belum dapat menuliskan

kesimpulan, hal ini menggambarkan bahwa subjek belum mampu menyusun

argument atau mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan secara

tertulis atas jawaban yang diberikan.

Berdasarkan analisis thinkaloud subjek menunjukkan karakteristik tipe

kepribadian steadiness terlihat pada jawaban siswa menuliskan jawaban dengan

sistematis dan logis sehingga jawaban siswa tersebut runtun dan benar, hal ini

sesuai dengan teori kelebihan dari tipe kepribadian steadiness yang memiliki

karakteristik pemikiran yang logis dan selangkah demi selangkah, tidak suka

melompat-lompat. Subjek juga menunjukkan salah satu karakteristik yaitu

menjadi ragu atau tidak fleksibel terlihat pada jawaban siswa belum mampu

membuat kesimpulan. Ditunjukkan pada ekspresi subjek yang terlihat sedikit ragu
83

dalam menjawab pertanyaan.

c. Soal Nomor 3

Gambar 4.15 Jawaban SS-2 Pr Nomor 3

Pada tahap memahami masalah dan membuat rencana pemecahan masalah

terlihat subjek sudah dapat membuat model matematika dari masalah yang

dipaparkan dan subjek juga sudah dapat memilih tahapan penyelesaian dengan

memilih metode eliminasi dan substitusi untuk menyelesaikan soal, hal ini

menggambarkan bahwa subjek mampu membuat ekspresi matematik, meliputi

kemampuan menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam

bahasa, simbol, ide, atau model matematika dan mampu menjelaskan ide, situasi,

dan relasi matematik secara tertulis.

Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah dan memeriksa

kembali terlihat subjek sudah dapat melaksanakan rencana dengan menyelesaikan

soal berdasarkan prinsip aljabar matematis secara tepat dan subjek juga dapat

menuliskan kesimpulan dengan benar, hal ini menggambarkan bahwa subjek

mampu menggambar, meliputi kemampuan menyatakan situasi atau ide-ide

matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik.

Berdasarkan analisis thinkaloud subjek menunjukkan karakteristik tipe


84

kepribadian steadiness terlihat pada jawaban siswa menuliskan jawaban dengan

sistematis dan logis sehingga jawaban siswa tersebut runtun dan benar, hal ini

sesuai dengan teori kelebihan dari tipe kepribadian steadiness yang memiliki

karakteristik pemikiran yang logis dan selangkah demi selangkah, tidak suka

melompat-lompat. Ditunjukkan dari ekspresi siswa yang terlihat lebih tenang

dalam menjawab soal.

Hal ini sebagaimana diperkuat dengan petikan wawancara dengan Subjek

SS-2 Pr berikut :
Peneliti : Coba kamu lihat dan baca ulang jawaban soal no 2
Subjek SS-2 Pr : *subjek membaca ulang jawaban*
Peneliti : Apa kamu merasa kesulitan untuk menemukan dan menuliskan
informasi yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal?
Subjek SS-2 Pr : Lumayan bu, karena soalnya panjang jadi agak sulit
Peneliti : coba jelaskan makna istilah-istilah dan simbol-simbol yang kamu tulis
dilembar jawaban?
Subjek : maksud nyo bu?
Peneliti : dari yang kamu buat itukan ada x dan y, x dan y yg kamu maksud itu apa?
Subjek : variabel bu
Peneliti : Apakah kamu merasa kesulitan menuliskan istilah-istilah dan
simbol-simbol matematika dalam mengerjakan soal?
Subjek SS-2 Pr : Idak bu
Peneliti : Kenapa kamu tidak membuat kesimpulan pada soal nomor 2?
Subjek SS-2 Pr : wah iyo lupo bu, buru-buru kami

Berdasarkan petikan wawancara diatas dan hasil analisis, dapat diketahui

bahwa subjek SS-2 Pr sebagai berikut :

1. Subjek sudah mampu menggambar, meliputi kemampuan menyatakan situasi

atau ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik pada

semua nomor soal.

2. Subjek sudah mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan

menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa,


85

symbol, ide atau model matematika pada semua nomor soal.

3. Subjek belum mampu menuliskan jawaban dengan bahasa sendiri, meliputi

kemampuan: Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara tertulis;

Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph matematika dalam

bahasa sendiri; Kemampuan menyusun argument atau mengungkapkan

pendapat dan memberikan penjelasan secara tertulis atas jawaban yang

diberikan pada soal nomor 2, yaitu pada tahapan memeriksa kembali terlihat

subjek belum dapat menuliskan kesimpulan pada soal tersebut.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Jawaban Soal dan Wawancara SS-2 Pr

Nomor Soal 1 2 3
Indikator
Kemampuan menggambar, meliputi kemampuan
menyatakan situasi atau ide-ide matematik dalam Kom 1
bentuk gambar, diagram, atau grafik.

Kemampuan membuat ekspresi matematik, meliputi


kemampuan menyatakansituasi, gambar, diagram,
Kom 2
atau benda nyata ke dalam bahasa, symbol, ide atau
model matematika
Kemampuan menuliskan jawaban dengan bahasa
sendiri, meliputi kemampuan : Kom 3(a)
a. Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik
secara tertulis
b. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau Kom 3(b)
paragraph matematika dalam bahasa sendiri
c. Kemampuan menyusun argument atau
mengungkapkan pendapat dan memberikan
penjelasan secara tertulis atas jawaban yang Kom 3(c) 
diberikan

6. Hasil Tes Pemecahan Masalah pada Subjek SS-3 Pr

a. Soal Nomor 1
86

Gambar 4.16 Jawaban SS-3 Pr Nomor 1

Pada tahap memahami masalah terlihat subjek sudah dapat membuat

model matematika dari masalah yang dipaparkan, hal ini menggambarkan bahwa

subjek mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan

situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide, atau

model matematika dan mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik

secara tertulis sehingga dapat dikatakan bahwa subjek tidak mengalami kesulitan

dalam kemampuan komunikasi matematis.

Pada tahap membuat rencana pemecahan masalah terlihat subjek sudah

dapat memilih tahapan penyelesaian dengan memilih metode eliminasi dan

substitusi untuk menyelesaikan soal, hal ini menggambarkan bahwa subjek

mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tertulis.

Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah terlihat subjek

sudah dapat melaksanakan rencana dengan menyelesaikan soal berdasarkan

prinsip aljabar matematis secara tepat, hal ini menggambakan bahwa subjek
87

mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tertulis.

Pada tahap memeriksa kembali terlihat subjek sudah dapat menuliskan

kesimpulan dengan benar, hal ini menggambarkan bahwa subjek mampu

menyusun argument atau mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan

secara tertulis atas jawaban yang diberikan.

Berdasarkan analisis thinkaloud subjek menunjukkan karakteristik tipe

kepribadian steadiness terlihat pada jawaban siswa menuliskan jawaban dengan

sistematis dan logis sehingga jawaban siswa tersebut runtun dan benar, hal ini

sesuai dengan teori kelebihan dari tipe kepribadian steadiness yang memiliki

karakteristik pemikiran yang logis dan selangkah demi selangkah, tidak suka

melompat-lompat. Ditunjukkan dari ekspresi siswa yang terlihat lebih tenang

dalam menjawab soal.

b. Soal Nomor 2

Gambar 4.17 Jawaban SS-3 Pr Nomor 2

Pada tahap memahami masalah terlihat subjek sudah dapat membuat


88

model matematika dari masalah yang dipaparkan, hal ini menggambarkan bahwa

subjek mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan

situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide, atau

model matematika sehingga dapat dikatakan bahwa subjek tidak mengalami

kesulitan dalam kemampuan komunikasi matematis.

Pada tahap membuat rencana pemecahan masalah terlihat subjek sudah

dapat memilih tahapan penyelesaian dengan memilih metode eliminasi dan

substitusi untuk menyelesaikan soal, hal ini menggambarkan bahwa subjek

mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan situasi,

gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide, atau model

matematika dan mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara

tertulis.

Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah terlihat subjek

sudah dapat melaksanakan rencana dengan menyelesaikan soal berdasarkan

prinsip aljabar matematis secara tepat, hal ini menggambakan bahwa subjek

mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tertulis.

Pada tahap memeriksa kembali terlihat subjek sudah dapat menuliskan

kesimpulan, hal ini menggambarkan bahwa subjek sudah mampu menyusun

argument atau mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan secara

tertulis atas jawaban yang diberikan.

Berdasarkan analisis thinkaloud subjek menunjukkan karakteristik tipe

kepribadian steadiness terlihat pada jawaban siswa menuliskan jawaban dengan

sistematis dan logis sehingga jawaban siswa tersebut runtun dan benar, hal ini

sesuai dengan teori kelebihan dari tipe kepribadian steadiness yang memiliki
89

karakteristik pemikiran yang logis dan selangkah demi selangkah, tidak suka

melompat-lompat. Ditunjukkan dari ekspresi siswa yang terlihat lebih tenang

dalam menjawab soal.

c. Soal Nomor 3

Gambar 4.18 Jawaban SS-3 Pr Nomor 3

Pada tahap memahami masalah dan membuat rencana pemecahan masalah

terlihat subjek belum dapat membuat model matematika dari masalah yang

dipaparkan dan subjek juga belum dapat memilih tahapan penyelesaian dengan

memilih metode memisalkan untuk menyelesaikan soal, hal ini menggambarkan

bahwa subjek belum mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan

menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol,

ide, atau model matematika dan mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi

matematik secara tertulis.

Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah dan memeriksa

kembali terlihat subjek belum dapat melaksanakan rencana dengan menyelesaikan

soal berdasarkan prinsip aljabar matematis secara tepat dan subjek juga belum
90

dapat menuliskan kesimpulan dengan benar, hal ini menggambarkan bahwa

subjek belum mampu menggambar, meliputi kemampuan menyatakan situasi atau

ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik.

Berdasarkan analisis thinkaloud subjek menunjukkan karakteristik tipe

kepribadian steadiness terlihat pada jawaban siswa belum mampu menuliskan

jawaban dengan teratur dan rinci, hal ini menunjukkan salah satu karakteristik

yaitu menjadi tidak perhatian, ragu dan tidak fleksibel sama sekali dalam hal

memecahkan masalah pada soal dan menggambarkan grafik dengan benar. Subjek

juga menunjukkan ciri-ciri dari tipe kepribadian steadiness dimana tipe ini

membutuhkan lebih banyak waktu dalam menyelesaikan suatu hal karena

berpikirnya yang step by step karena ada salah satu step yang tidak dipahami

sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan soal secara keseluruhan. Ditunjukkan

pada ekspresi subjek yang kebingungan dalam menjawab pertanyaan.

Hal ini sebagaimana diperkuat dengan petikan wawancara dengan Subjek

SS-3 Pr berikut :

Peneliti : Coba kamu lihat dan baca ulang apa yang diketahui dan ditanya dari soal
nomor 3
Subjek : *subjek membaca ulang jawaban*
Peneliti : apa saja informasi yang kamu ketahui dari soal tersebut?
Subjek : ada 2 garis yaitu 2x + y = 6 dan y = 2x
Peneliti : apa saja yang ditanyakan dari soal tersebut?
Subjek : gambarlah kedua garis yang menyusun spldv tersebut pada diagram
cartesius
Peneliti : Apakah kamu merasa kesulitan untuk menemukan dan menuliskan
informasi yang diketahui dan ditanyakan pada soal?
Subjek : idak bu
Peneliti : berdasarkan apa yang diketahui dan ditanyakan, lalu kenapa kamu tidak
menjawab soal tersebut?
Subjek : dak sempat bu, waktunyo dak cukup.
Peneliti : kenapa bisa ga cukup?
Subjek : kami kelamaan di soal nomor 1 bu karno ado yang salah, jd kami ulang
lagi
91

Berdasarkan petikan wawancara diatas dan hasil analisis, dapat diketahui

bahwa subjek SS-3 Pr sebagai berikut :

1. Subjek belum mampu menggambar, meliputi kemampuan menyatakan situasi

atau ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik pada soal

nomor 3, yaitu terlihat subjek belum mampu memahami masalah, membuat

rencana, melaksanakan rencana pemecahan masalah dan memeriksa kembali

sehingga subjek tidak dapat menyelesaikan soal tersebut.

2. Subjek sudah mampu membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan

menyatakansituasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa,

symbol, ide atau model matematika pada semua nomor soal.

3. Subjek sudah mampu menuliskan jawaban dengan bahasa sendiri, meliputi

kemampuan: Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara tertulis;

Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph matematika dalam

bahasa sendiri; Kemampuan menyusun argument atau mengungkapkan

pendapat dan memberikan penjelasan secara tertulis atas jawaban yang

diberikan pada semua nomor soal


92

Tabel 4.8 Hasil Analisis Jawaban Soal dan Wawancara SS-3 Pr

Nomor Soal 1 2 3
Indikator
Kemampuan menggambar, meliputi kemampuan
menyatakan situasi atau ide-ide matematik dalam Kom 1 
bentuk gambar, diagram, atau grafik.
Kemampuan membuat ekspresi matematik, meliputi
kemampuan menyatakansituasi, gambar, diagram,
Kom 2
atau benda nyata ke dalam bahasa, symbol, ide atau
model matematika
Kemampuan menuliskan jawaban dengan bahasa
Kom 3(a)
sendiri, meliputi kemampuan :
a. Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik
secara tertulis Kom 3(b)
b. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau
paragraph matematika dalam bahasa sendiri
c. Kemampuan menyusun argument atau
mengungkapkan pendapat dan memberikan Kom 3(c)
penjelasan secara tertulis atas jawaban yang
diberikan
93

Tabel 4.9 Data kemampuan komunikasi siswa yang belum memenuhi indikator komunikasi
pada siswa tipe kepribadian steadiness
Indikator Kemampuan Subjek
Komunikasi Matematis SS-1 Lk SS-2 Lk SS-3 Lk SS-1 Pr SS-2 Pr SS-3 Pr
Kemampuan menggambar,
meliputi kemampuan
menyatakan situasi atau
ide-ide matematik dalam - - - -  -
bentuk gambar, diagram,
atau grafik.
Kemampuan membuat
ekspresi matematik,
meliputi kemampuan
menyatakansituasi,
gambar, diagram, atau      
benda nyata ke dalam
bahasa, symbol, ide atau
model matematika.
Kemampuan menuliskan
jawaban dengan bahasa
sendiri, meliputi
kemampuan :

a. Menjelaskan ide,
situasi dan relasi
matematik secara
tertulis

b. Mengungkapkan
kembali suatu uraian - - -
atau paragraph Kom Kom   Kom 
matematika dalam 3(c) 3(c) 3(c)
bahasa sendiri

c. Kemampuan
menyusun argument
atau mengungkapkan
pendapat dan
memberikan
penjelasan secara
tertulis atas jawaban
yang diberikan

Keterangan :

 : Terpenuhi

- : Tidak Terpenuhi

4.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa Tipe Kepribadian Steadiness

Untuk lebih jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan


94

komunikasi matematis siswa tipe kepribadian steadiness, berikut ini adalah

deskripsi gambaran faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi

matematis siswa dari masing-masing subjek dalam menyelesaikan soal cerita pada

materi SPLDV yang telah peneliti berikan kepada subjek:

1. Subjek SS-1 Lk

Dari hasil jawaban tertulis dan wawancara, subjek SS-1 Lk belum

memenuhi indikator Kemampuan menggambar, meliputi kemampuan menyatakan

situasi atau ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik pada

soal nomor 3, subjek SS-1 Lk sudah memenuhi Kemampuan membuat ekspresi

matematik, meliputi kemampuan menyatakan situasi, gambar, diagram, atau

benda nyata ke dalam bahasa, symbol, ide atau model matematika pada semua

soal, subjek SS-1 Lk belum memenuhi kemampuan menuliskan jawaban dengan

bahasa sendiri, meliputi kemampuan: a. Menjelaskan ide, situasi dan relasi

matematik secara tertulis; b. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph

matematika dalam bahasa sendiri; c. Kemampuan menyusun argument atau

mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan secara tertulis atas jawaban

yang diberikan pada soal nomor 2. Berikut petikan wawancara peneliti dengan

SS-1 Lk terkait faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis.

Peneliti : Apakah materi ini sudah dipelajari?


Subjek SS-1 Lk : Sudah bu
Peneliti : Mampukah kamu memahami simbol yang dari soal dan jawaban yang
kamu kerjakan?
Subjek SS-1 Lk : mampu bu
Peneliti : Dapatkah kamu memahami soal secara keseluruhan?
Subjek SS-1 Lk : iya bu
Peneliti : Apakah kamu merasa jawaban kamu sudah benar?
Subjek SS-1 Lk : sudah bu, tapi yg nomor 3 tu kami dak punyo penggaris makonyo
gambarnyo miring
95

Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek SS-1 Lk mengalami kesulitan

dan faktor penyebabnya berdasarkan petikan wawancara adalah :

1. Faktor pengetahuan prasyarat

Berdasarkan petikan wawancara diketahui bahwa materi sudah dipelajari

sebelumnya sehingga faktor ini tidak berpengaruh pada subjek SS-1 Lk.

2. Faktor kemampuan membaca, diskusi dan menulis

Berdasarkan petikan wawancara diketahui bahwa subjek SS-1 Lk sudah

mampu membaca dan memahami simbol yang ada pada soal sehingga faktor ini

tidak berpengaruh pada subjek SS-1 Lk.

3. Faktor Pemahaman Matematika

Berdasarkan petikan wawancara diketahui bahwa subjek SS-1 Lk sudah

mampu memahami informasi soal secara keseluruhan tetapi belum dapat

menyelesaikan dengan baik karena terkendala perlengkapan alat tulis yang tidak

lengkap sehingga faktor ini tidak berpengaruh pada subjek SS-1 Lk.

2. Subjek SS-2 Lk

Dari hasil jawaban tertulis dan wawancara, subjek SS-2 Lk belum

memenuhi indikator Kemampuan menggambar, meliputi kemampuan menyatakan

situasi atau ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik pada

soal nomor 3, subjek SS-2 Lk sudah memenuhi Kemampuan membuat ekspresi

matematik, meliputi kemampuan menyatakan situasi, gambar, diagram, atau

benda nyata ke dalam bahasa, symbol, ide atau model matematika pada soal

semua soal, subjek SS-2 Lk belum memenuhi kemampuan menuliskan jawaban

dengan bahasa sendiri, meliputi kemampuan: a. Menjelaskan ide, situasi dan relasi

matematik secara tertulis; b. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph


96

matematika dalam bahasa sendiri; c. Kemampuan menyusun argument atau

mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan secara tertulis atas jawaban

yang diberikan pada soal nomor 1 dan 2. Berikut petikan wawancara peneliti

dengan SS-2 Lk terkait faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi

matematis.

Peneliti : Apakah materi ini sudah dipelajari?

Subjek SS-2 Lk : Sudah bu

Peneliti : Mampukah kamu memahami simbol yang dari soal dan jawaban yang

kamu kerjakan?

Subjek SS-2 Lk : iya bu

Peneliti : Dapatkah kamu memahami soal secara keseluruhan?

Subjek SS-2 Lk : dapat bu, Cuma pada soal nomor 3 tu kami dak tau bu cara nyo

Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek SS-2 Lk mengalami kesulitan

dan faktor penyebabnya berdasarkan petikan wawancara adalah :

1. Faktor pengetahuan prasyarat

Berdasarkan petikan wawancara diketahui bahwa materi sudah dipelajari

sebelumnya sehingga faktor ini tidak berpengaruh pada subjek SS-2 Lk.

2. Faktor kemampuan membaca, diskusi dan menulis

Berdasarkan petikan wawancara diketahui bahwa subjek SS-2 Lk sudah

mampu membaca dan memahami simbol yang ada pada soal sehingga faktor ini

tidak berpengaruh pada subjek SS-2 Lk.


;
3. Faktor Pemahaman Matematika

Berdasarkan petikan wawancara diketahui bahwa subjek SS-2 Lk belum

mampu memahami informasi soal secara keseluruhan sehingga faktor ini

berpengaruh pada subjek SS-2 Lk.


97

3. Subjek SS-3 Lk

Dari hasil jawaban tertulis dan wawancara, subjek SS-3 Lk belum

memenuhi indikator Kemampuan menggambar, meliputi kemampuan menyatakan

situasi atau ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik pada

soal nomor 3, subjek SS-3 Lk sudah memenuhi Kemampuan membuat ekspresi

matematik, meliputi kemampuan menyatakan situasi, gambar, diagram, atau

benda nyata ke dalam bahasa, symbol, ide atau model matematika pada soal

semua soal, subjek SS-3 Lk sudah memenuhi kemampuan menuliskan jawaban

dengan bahasa sendiri, meliputi kemampuan: a. Menjelaskan ide, situasi dan relasi

matematik secara tertulis; b. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph

matematika dalam bahasa sendiri; c. Kemampuan menyusun argument atau

mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan secara tertulis atas jawaban

yang diberikan pada soal. Berikut petikan wawancara peneliti dengan SS-3 Lk

terkait faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis.

Peneliti : Apakah materi ini sudah dipelajari?

Subjek SS-3 Lk : Sudah bu

Peneliti : Mampukah kamu memahami simbol yang dari soal dan jawaban yang

kamu kerjakan?

Subjek SS-3 Lk : mampu bu

Peneliti : Dapatkah kamu memahami soal secara keseluruhan?

Subjek SS-3 Lk : dapat bu

Peneliti :Tapi kenapa soal nomor 3 tidak kamu jawab?

Subjek SS-3 Lk : nomor 3 tu kami kehabisan waktu makanya gak dijawab.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek SS-3 Lk mengalami kesulitan

dan faktor penyebabnya berdasarkan petikan wawancara adalah :


98

1. Faktor pengetahuan prasyarat

Berdasarkan petikan wawancara diketahui bahwa materi sudah dipelajari

sebelumnya sehingga faktor ini tidak berpengaruh pada subjek SS-3 Lk.

2. Faktor kemampuan membaca, diskusi dan menulis

Berdasarkan petikan wawancara diketahui bahwa subjek SS-3 Lk sudah

mampu membaca dan memahami simbol yang ada pada soal sehingga faktor ini

tidak berpengaruh pada subjek SS-3 Lk.

3. Faktor Pemahaman Matematika

Berdasarkan petikan wawancara diketahui bahwa subjek SS-3 Lk sudah

mampu memahami informasi soal secara keseluruhan tetapi belum dapat

menyelesaikan dengan baik karena terkendala waktu sehingga faktor ini tidak

berpengaruh pada subjek SS-3 Lk.

4. Subjek SS-1 Pr

Dari hasil jawaban tertulis dan wawancara, subjek SS-1 Pr belum

memenuhi indikator Kemampuan menggambar, meliputi kemampuan menyatakan

situasi atau ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik pada

soal nomor 3, subjek SS-1 Pr sudah memenuhi Kemampuan membuat ekspresi

matematik, meliputi kemampuan menyatakan situasi, gambar, diagram, atau

benda nyata ke dalam bahasa, symbol, ide atau model matematika pada semua

soal, subjek SS-1 Lk sudah memenuhi kemampuan menuliskan jawaban dengan

bahasa sendiri, meliputi kemampuan: a. Menjelaskan ide, situasi dan relasi

matematik secara tertulis; b. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph

matematika dalam bahasa sendiri; c. Kemampuan menyusun argument atau

mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan secara tertulis atas jawaban


99

yang diberikan pada soal. Berikut petikan wawancara peneliti dengan SS-1 Pr

terkait faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis.

Peneliti : Apakah materi ini sudah dipelajari?

Subjek SS-1 Pr : Sudah bu

Peneliti : Mampukah kamu memahami simbol yang dari soal dan jawaban yang

kamu kerjakan?

Subjek SS-1 Pr : idak bu, soal nomor 3 tu kami bingung

Peneliti : Dapatkah kamu memahami soal secara keseluruhan?

Subjek SS-1 Pr : idak bu

Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek SS-1 Pr mengalami kesulitan

dan faktor penyebabnya berdasarkan petikan wawancara adalah :

1. Faktor pengetahuan prasyarat

Berdasarkan petikan wawancara diketahui bahwa materi sudah dipelajari

sebelumnya sehingga faktor ini tidak berpengaruh pada subjek SS-1 Pr.

2. Faktor kemampuan membaca, diskusi dan menulis

Berdasarkan petikan wawancara diketahui bahwa subjek SS-1 Pr belum

mampu membaca dan memahami simbol yang ada pada soal sehingga faktor ini

;
berpengaruh pada subjek SS-1 Pr

3. Faktor Pemahaman Matematika

Berdasarkan petikan wawancara diketahui bahwa subjek SS-1 Pr belum

mampu memahami informasi soal secara keseluruhan karena subjek lupa cara

penyelesaian soal sehingga faktor ini berpengaruh pada subjek SS-1 Pr

5. Subjek SS-2 Pr

Dari hasil jawaban tertulis dan wawancara, subjek SS-2 Pr belum

memenuhi indikator Kemampuan menggambar, meliputi kemampuan menyatakan


100

situasi atau ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik pada

soal, subjek SS-2 Pr sudah memenuhi Kemampuan membuat ekspresi matematik,

meliputi kemampuan menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke

dalam bahasa, symbol, ide atau model matematika pada soal semua soal, subjek

SS-2 Pr belum memenuhi kemampuan menuliskan jawaban dengan bahasa

sendiri, meliputi kemampuan: a. Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik

secara tertulis; b. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph

matematika dalam bahasa sendiri; c. Kemampuan menyusun argument atau

mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan secara tertulis atas jawaban

yang diberikan pada soal nomor 2.Berikut petikan wawancara peneliti dengan SS-

2 Pr terkait faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis.


Peneliti : Apakah materi ini sudah dipelajari?

Subjek SS-2 Pr : Sudah bu

Peneliti : Mampukah kamu memahami simbol yang dari soal dan jawaban yang

kamu kerjakan?

Subjek SS-2 Pr : iya bu

Peneliti : Dapatkah kamu memahami soal secara keseluruhan?

Subjek SS-2 Pr : sudah bu

Peneliti : tetapi coba kamu liat jawaban pada soal nomor 2, kenapa kamu tidak

membuat kesimpulan?

Subjek SS-2 Pr : wah iyo bu, belum buat buru-buru tadi

Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek SS-2 Pr mengalami kesulitan

dan faktor penyebabnya berdasarkan petikan wawancara adalah :

1. Faktor pengetahuan prasyarat

Berdasarkan petikan wawancara diketahui bahwa materi sudah dipelajari

sebelumnya sehingga faktor ini tidak berpengaruh pada subjek SS-2 Pr.
101

2. Faktor kemampuan membaca, diskusi dan menulis

Berdasarkan petikan wawancara diketahui bahwa subjek SS-2 Pr belum

mampu membaca dan memahami simbol yang ada pada soal karena subjek

terburu-buru dalam membaca soal sehingga faktor ini berpengaruh pada subjek

SS-2 Pr

3. Faktor Pemahaman Matematika

Berdasarkan petikan wawancara diketahui bahwa subjek SS-2 Pr sudah

mampu memahami informasi soal secara keseluruhan sehingga faktor ini tidak

berpengaruh pada subjek SS-2 Pr.

6. Subjek SS-3 Pr

Dari hasil jawaban tertulis dan wawancara, subjek SS-3 Pr belum

memenuhi indikator Kemampuan menggambar, meliputi kemampuan menyatakan

situasi atau ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik pada

soal nomor 3, subjek SS-3 Pr sudah memenuhi Kemampuan membuat ekspresi

matematik, meliputi kemampuan menyatakan situasi, gambar, diagram, atau

benda nyata ke dalam bahasa, symbol, ide atau model matematika pada soal

semua soal, subjek SS-3 Pr sudah memenuhi kemampuan menuliskan jawaban

dengan bahasa sendiri, meliputi kemampuan: a. Menjelaskan ide, situasi dan relasi

matematik secara tertulis; b. Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph

matematika dalam bahasa sendiri; c. Kemampuan menyusun argument atau

mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan secara tertulis atas jawaban

yang diberikan pada soal.

Berikut petikan wawancara peneliti dengan SS-3 Pr terkait faktor yang

mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis.


102

Peneliti : Apakah materi ini sudah dipelajari?

Subjek SS-3 Pr : Sudah bu

Peneliti : Mampukah kamu memahami simbol yang dari soal dan jawaban yang

kamu kerjakan?

Subjek SS-3 Pr : mampu bu

Peneliti : Dapatkah kamu memahami soal secara keseluruhan?

Subjek SS-3 Pr : yang nomor 3 tu kami agak ragu bu

Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek SS-3 Pr mengalami kesulitan

dan faktor penyebabnya berdasarkan petikan wawancara adalah :

1. Faktor pengetahuan prasyarat

Berdasarkan petikan wawancara diketahui bahwa materi sudah dipelajari

sebelumnya sehingga faktor ini tidak berpengaruh pada subjek SS-3 Pr.

2. Faktor kemampuan membaca, diskusi dan menulis

Berdasarkan petikan wawancara diketahui bahwa subjek SS-3 Pr belum

mampu membaca dan memahami simbol yang ada pada soal karena subjek

terlihat ragu dalam menjawab soal sehingga faktor ini berpengaruh pada subjek
;
SS-3 Pr

3. Faktor Pemahaman Matematika

Berdasarkan petikan wawancara diketahui bahwa subjek SS-3 Pr sudah

mampu memahami informasi soal secara keseluruhan sehingga faktor ini tidak

berpengaruh pada subjek SS-3 Pr.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Kemampuan Komunikasi siswa tipe kepribadian steadiness dalam

menyelesaikan soal cerita


103

Penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 30 Muaro Jambi kelas VIII A ini

bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis serta mengetahui faktor yang

mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis siswa tipe kepribadian

steadiness berdasarkan gender dalam menyelesaikan soal cerita pada materi

SPLDV. Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dianalisis untuk

memperoleh deskripsi terkait kemampuan komunikasi yang dialami siswa dalam

menyelesaikan soal pemecahan masalah. Data hasil penelitian tersebut meliputi

hasil tes diagnostik berbentuk soal cerita dan pernyataan dari wawancara. hasil tes

tertulis dan wawancara dibandingkan dengan triangulasi teknik kemudian dikaji

berdasarkan indikator kemampuan komunikasi. Untuk mencari capaian

kemampuan komunikasi dalam hasil tes tertulis digunakan triangulasi waktu agar

data yang diperoleh valid. Analisis data pada penelitian ini meliputi reduksi data,

penyajian data dan pengecekkan data melalui triangulasi waktu dan teknik, baru

diperoleh kesimpulan berupa kemampuan komunikasi yang dialami siswa tipe

kepribadian steadiness berdasarkan gender.

Berdasarkan hasil analisis data tes tertulis dan wawancara, terdapat

beberapa kemampuan komunikasi yang belum terpenuhioleh siswa kelas VIII A

SMPN 30 Muaro Jambi dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV.

1. Kemampuan menggambar, meliputi kemampuan menyatakan situasi atau ide-

ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik (Kom 1)

Pada penelitian ini seorang siswa dikatakan memenuhi indikator

kemampuan menggambar, meliputi kemampuan menyatakan situasi atau ide-ide

matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik apabila siswa mampu

melukiskan/merepresentasikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam bentuk


104

ide atau simbol matematis. Kemampuan komunikasi yang terjadi pada indikator

ini ditemukan pada subjek SS-1 Lk, SS-2 Lk, SS-3 Lk, SS-1 Pr, SS-3 Pr.Pada

subjek SS-1 Lk dimana subjek belum menggambarkan dengan tepat karena

memiliki keterbatasan alat untuk menggambarkan grafik, pada subjek SS-2 Lk

dan SS-1 Pr dimana subjek belum mampu menggambarkan dengan tepat karena

subjek bingung menggambarkannya sehingga subjek menggambarkan dengan

asal-asalan, pada subjek SS-3 Lk dan SS-3 Pr dimana subjek belum mampu

memenuhi indikator ini karena subjek kehabisan waktu dalam pengerjaan. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eva dan Indrie(2021) yang

menyebutkan bahwa dalam menyelesaikan perhitungan sebagian siswa yang

kurang cermat serta ceroboh hingga menyebabkan siswa mengalami kesalahan

pada hasil akhir.

Hal ini juga menggambarkan bahwa karakteristik dari tipe kepribadian

steadiness style menjadi non-demonstratif, tidak menunjukkan perubahan raut

wajah; menjadi ragu-ragu dalam bertindak ataupun berbicara; menjadi tidak

fleksibel bahkan untuk hal kecil sekalipun.

2. Kemampuan membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan

situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, symbol, ide atau

model matematika (Kom 2)

Pada penelitian ini seorang siswa dikatakan memenuhi indikator

kemampuan membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan

situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, symbol, ide atau

model matematika apabila siswa mampu Menjelaskan ide, situasi dan relasi

matematik, secara lisan dan tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar,
105

grafik dan ekspresi aljabar. Kemampuan komunikasi pada indikator ini telah

dipehuni oleh semua subjek. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Wardi Syafmen (2013) yang menyebutkan bahwa siswa steadiness style

mampu menyelesaikan pemecahan masalah berdasarkan langkah-langkah polya.

Hal ini menggambarkan bahwa karakteristik dari tipe kepribadian

steadiness style menjadi sabar dan penuh dengan empati; pemikir yang logis dan

selangkah demi selangkah.

3. Kemampuan menuliskan jawaban dengan bahasa sendiri, meliputi

kemampuan : a. menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara tertulis;

b. mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph matematika dalam

bahasa sendiri; c. kemampuan menyusun argument atau mengungkapkan

pendapat dan memberikan penjelasan secara tertulis atas jawaban yang

diberikan (Kom 3)

Pada penelitian ini seorang siswa dikatakan memenuhi indikator

kemampuan menuliskan jawaban dengan bahasa sendiri, meliputi kemampuan : a.

menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara tertulis; b. mengungkapkan

kembali suatu uraian atau paragraph matematika dalam bahasa sendiri; c.

kemampuan menyusun argument atau mengungkapkan pendapat dan memberikan

penjelasan secara tertulis atas jawaban yang diberikan apabila siswa mampu

menyatakan peristiwa seharihari dalam bahasa atau simbol matematika; mampu

mendengar, mendiskusi dan membaca dengan pemahaman suatu presentasi

matematika; mampu menyusun konjektur, menyusun argumen, merumuskan

definisi dan generalisasi. Kemampuan komunikasi yang terjadi pada indikator ini

ditemukan pada subjek SS-1 Lk, SS-2 Lk, SS-2 Pr dimana subjek belum dapat
106

menyimpulkan dengan tepat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Eva dan Indrie (2021) yang menyebutkan bahwa dalam menyelesaikan

perhitungan sebagian siswa yang kurang cermat serta ceroboh hingga

menyebabkan siswa mengalami kesalahan pada hasil akhir.

Hal ini juga menggambarkan bahwa karakteristik dari tipe kepribadian

steadiness style menjadi non-demonstratif, tidak menunjukkan perubahan raut

wajah; menjadi ragu-ragu dalam bertindak ataupun berbicara; menjadi tidak

fleksibel bahkan untuk hal kecil sekalipun.

4.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa Tipe Kepribadian Steadiness berdasarkan Gender

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi

matematis siswa tipe kepribadian steadiness berdasarkan gender adalah sebagai

berikut:

a. Pengetahuan prasyarat (Prior Knowledge)

Pengetahuan prasyarat merupakan pengetahuan yang telah dimiliki siswa

sebagai akibat proses belajar sebelumnya. Hasil belajar siswa tentu saja bervariasi

sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri.Jenis kemampuan yang dimiliki siswa

sangat menentukan hasil pembelajaran selanjutnya.Namun dalam komunikasi

matematika kemampuan awal terkadang tidak dpat dijadikan standar untuk

mengukur kemampuan komunikasi.

Berdasarkan hasil analisis diatas faktor pengetahuan prasyarat tidak

berpengaruh terhadap semua subjek karena materi ini telah dipelajari sebelumnya

dan materi prasyarat pun sudah dipelajari sebelumnya.

b. Kemampuan membaca, diskusi dan menulis


107

Dalam komunikasi matematik, kemampuan membaca, diskusi, dan

menulis dapat membantu siswa memperjelas pemikiran dan dapat mempertajam

pemahaman.

Berdasarkan hasil analisis diatas faktor kemampuan membaca, diskusi dan

menulis terlihat bahwa faktor ini dialami oleh subjek SS-1 Pr, SS-2 Pr, SS-3 Pr

sehingga faktor ini berpengaruh terhadap subjek SS-1 Pr, SS-2 Pr dan SS-3 Pr.

c. Pemahaman matematika

Pemahaman matematika adalah level pengetahuan siswa tentang konsep,

prinsip, algoritma dan kemahiran siswa menggunakan strategi penyelesaian

terhadap soal atau masalah yang disajikan. Pemahaman matematika adalah salah

satu aspek yang dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi matematika.

Berdasarkan hasil analisis diatas faktor pemahaman matematika terlihat

bawah faktor ini dialami oleh subjek SS-2 Lk dan SS-1 Pr sehingga faktor ini

berpengaruh terhadap subjek SS-2 Lk dan SS-1 Pr.


BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

1.1 Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab IV mengenai kemampuan

komunikasi matematis pada siswa tipe kepribadian steadiness berdasarkan gender

dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah pada materi SPLDV disimpulkan

bahwa:

1. Pada penelitian ini secara keseluruhan gambaran kemampuan komunikasi

matematis pada siswa tipe kepribadian steadiness berdasarkan gender dalam

menyelesaikan soal pemecahan masalah pada materi SPLDV yaitu :

a. Kemampuan menggambar, meliputi kemampuan menyatakan situasi atau

ide-ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik SS-1 Lk

belum mampu menggambarkan dengan tepat karena memiliki keterbatasan

alat untuk menggambarkan grafik, SS-2 Lk dan SS-1 Pr belum mampu

menggambarkan dengan tepat karena subjek bingung menggambarkannya

sehingga subjek menggambarkan dengan asal-asalan, SS-3 Lk dan SS-3 Pr

belum mampu memenuhi indikator ini karena subjek kehabisan waktu

dalam pengerjaan. Pada indikator ini, subjek laki-laki lebih memiliki

kesulitan untuk memenuhi indikator ini.

b. Kemampuan membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan

menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa,

symbol, ide atau model matematika sudah mampu dipehuni oleh semua

subjek. Tidak ada perbedaan pemenuhan indikator ini pada kedua gender.

108
109

c. Kemampuan menuliskan jawaban dengan bahasa sendiri, meliputi

kemampuan : a. menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara

tertulis; b. mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph

matematika dalam bahasa sendiri; c. kemampuan menyusun argument atau

mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan secara tertulis atas

jawaban yang diberikan SS-1 Lk, SS-2 Lk, SS-2 Pr belum dapat

menyimpulkan dengan tepat. Pada indikator ini, siswa laki-laki lebih

dominan mengalami kesulitan untuk memenuhi indikator ini.

2. Pada penelitian ini faktor penyebab kemampuan komunikasi matematis siswa

tipe kepribadian steadiness berdasarkan gender dalam menyelesaikan soal

cerita pada materi SPLDV yaitu :

a. Pengetahuan Prasyarat (Prior Knewledge Tidak berpengaruh pada semua

subjek. Pada faktor ini, semua subjek mengalami baik gender lajki-laki

maupun perempuan.

b. Kemampuan membaca, diskusi dan menulis berpengaruh pada subjek SS-

1 Pr, SS-2 Pr dan SS-3 Pr. Pada faktor ini, subjek gender perempuan

lebih dominan mengalami.

c. Pemahaman matematika berpengaruh pada subjek SS-2 Lk dan SS-1 Pr.

Pada faktor ini tidak ada perbedaan dari kedua gender.

1.2 Implikasi

Secara teoritis penelitian ini menggambarkan kemampuan komunikasi

matematis pada siswa tipe kepribadian steadiness berdasarkan gender dalam

menyelesaikan soal pemecahan masalah yang juga akan menggambarkan


110

kareakteristik siswa dalam pembelajaran dikelas sehingga implikasi dari

penelitian ini adalah ;

1. Untuk dapat meminimalisir rendahnya kemampuan komunikasi didalam kelas

dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab terjadinya

kemampuan komunikasi matematis siswa terutama pengetahuan prasyarat,

kemampuan membaca, diskusi dan menulis, serta kemampuan pemahaman

matematis.

1.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka terdapat beberapa saran yang

diajukan peneliti diantaranya sebagai berikut:

1. Kepada guru mata pelajaran matematika, hendaknya dapat memahami

karakteristik siswa tipe kepribadian steadiness dalam proses pembelajaran agar

proses pembelajaran lebih efektif dan tepat baik dalam penggunaan media atau

perangkat pembelajaran yang sesuai.

2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang komunikasi matematis yang

terjadi pada siswa tipe kepribadian steadiness dalam menyelesaikan soal

kemampuan komunikasi matematis dengan inovasi pembelajaran penerapan

langsung di dalam kelas sehingga ada tindakan secara langsung dari

permasalahan yang muncul yang ditemukan didalam penelitian secara

langsung.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan informasi dan

pandangan untuk membuat penelitian yang lebih luas tentang kemampuan

komunikasi matematis yang terjadi pada siswa tipe kepribadian steadiness

berdasarkan gender dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV.


DAFTAR RUJUKAN

Achir, Yaumil Sitta. 2016. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa


Dalam Pemecahan Masalah Matematika Pada Materi Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel. Surakarta: Skripsi Tidak Diterbitkan.

Andi Prastowo. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan


Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Ansari, Bansu. 2009. Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi. Banda Aceh
:Yayasan PeNA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta

Creswell W. John. 2013. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan


Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dewi, Sari K., Md Suarjana, dan Md Sumantri. 2014. “Penerapan Polya untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dalam Memecahkan Soal Cerita Matematika
Siswa Kelas V”.Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesa
1(2).

Gunawan, Imam. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta:
Bumi Aksara.

Hendriana, H & Soemarno, U. 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika.


Bandung: Refika Aditama.

John W. Santrock (2007). Perkembangan Anak. Jilid 1 Edisi kesebelas.Jakarta :


PT. Erlangga.

Khashefi, H., Ismail, Z., & Yusof, Y. M. (2012).The impact of blended learning
on communication skills and teamwork of engineering students in
multivariable calculus.ProcediaSocial and Behavioral Sciences, 56(2012),
341-347.

Kodariyati, L. dan Astuti, B. 2016.Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan


Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V SD.
Jurnal Prima Edukasia, 4(1):93-106.

Maccoby, E.E & Jacklin, C.N. 1974.The Psychology of Sex Differences.Stanford :


Stanford University.

Mahmudah, Siti. 2015. “Peningkatan Keterampilan Menyelesaikan Soal Cerita


Matematika Menggunakan Media Kartu Kerja pada Siswa Kelas II SDN
Purworejo Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri.” Jurnal Pinus 1 (2).
Diakses pada 13 Maret 2017 (http://ojs.unpkediri.ac.id)

111
112

Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja


Rosdakarya.

Nugroho, Heru dan Lisda Meisaroh. 2009. Matematika untuk SMP Kelas VIII.
Jakarta: Pelita Ilmu.

Octaviani, E. & Noor Aini, I. 2021. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis


Siswa SMA. Jawa Barat: Universitas Singaperbangsa Karawang.

Remiswal. 2013. Menggugah Partisipasi Gender di Lingkungan Komunitas.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Retna, Milda, Lailatul, Mubarokah, dan Suhartatik. 2013. “Proses Berpikir Siswa
dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Berdasarkan Kemampuan
Matematika (The Student Thinking Process in Solving Math Story
Problem)”. Jurnal Pendidikann Matematika STKIP PGRI Sidoarjo 1(2):
71-82

Shin, Edysen. 2013. The DISC Codes. Bogor: CV. Monda

Solaikah. Dian, S. N. A., & Suroto. 2013 . Identifikasi Kemampuan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Aritmatika Sosial Ditinjau dari Perbedaan
Kemampuan Matematika.Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI
Sidoarjo, 1(1), 97- 106.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, S.2015. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Susanto, A. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta.


Prenada Media Group.

Syafmen, W. (2013). Profil Berfikir Kritis Siswa Kepribadian Steadiness Style


dalam Memecahkan Masalah Matematika. Edumatica : Jurnal Pendidikan
Matematika, 3(02).https://doi.org/10.22437/edumatica.v3i02.1580

Yaumi, Muhammad. & Damopolii, Muljono. 2014. Action Research: Teori,


Model, dan Aplikasi. Jakarta : Kencana.

Yusuf, S. 2014. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakary.


113

Lampiran 1 : Angket Tipe Kepribadian

Test Profile DISC

Nama :

Jenis Kelamin :

Instruksi
Pilih salah satu dari empat kelompok kata dibawah ini yang paling mewakili
sifat anda. Lingkari “M” (Most) yang artinya paling menggambarkan diri anda.
Dan lingkari “L” (Least) untuk yang paling tidak menggambarkan diri anda.

Contoh:
M L Saya baik, berhati lembut, dan manis 0
M L Saya pintar mempengaruhi orang lain, dan meyakinkan
M L Saya tidak suka berasumsi, tenang, dan bisa mengendalikan
diri
M L Saya tidak bergantung kepada orang lain, banyak akal, dan
berani

M L Saya baik, berhati lembut, dan manis 1


M L Saya pintar mempengaruhi orang lain dan meyakinkan
M L Saya tidak suka berasumsi, tenang, dan bisa mengendalikan
diri
M L Saya tidak bergantung kepada orang lain, banyak akal,
berani

M L Saya disukai banyak orang, menarik banyak orang, dan 2


menyenangkan
Saya orangnya fair, cengli, dan adil
M L
M L Saya bertekad baja, kokoh, dan pembuat keputusan

M L Saya suka mendukung/menolong, menyenangkan, dan hangat


114

M L Saya senang/cepat untuk mengamati dan tidak ceroboh 3


Saya berani, tidak takut, dan menyukai tantangan
M L
M L Saya setia, tabah, dan teguh

M L Saya senang menarik orang-orang, menyegarkan, dan penuh


dengan semangat/energy
Saya obyektif, seimbang/mendengarkan dari semua sisi, dan
M L 4
berpikiran terbuka
M L Saya bersedia membantu, pengertian, dan bijaksana
Saya bertekad baja, tidak mudah dibengkokkan, dan keras
M L
Kepala
M L Saya ceria, tidak kekhawatiran, dan optimis

M L Saya penuh dengan humor dan lucu 5


M L Saya spesifik, cepat, dan akurat

M L Saya menunjukkan keberanian, nekad, dan berani mengambil


Resiko
M L Saya santai, tidak khawatir, merasa cukup/bahagia, dan tidak
mudah antusias

Saya agresif, mengendalikan, dan ingin selalu menang


M L 6
M L Saya memenuhi kebutuhan dan mempertimbangkan orang
lain, serta peduli
Saya mudah untuk antusias dan mencari hal-hal yang
M L
Menyenangkan
Saya mengikuti peraturan dan mau bekerjasama
M L

M L Saya memastikan hal-hal detil dan sangat berhati-hati dalam 7


Memilih
Saya setia dan memberikan yang terbaik dalam menjalankan
M L
Tugas
M L Saya kuat menghadapi kenyataan, tidak mudah digoncang,
dan bertekad baja
M L Saya penuh dengan semangat dan kehidupan, asyik dan
senang melucu

M L Saya percaya diri, berani, dan tidak takut 8


M L Saya senang menginspirasi, mempengaruhi, antusias
115

M L Saya tidak menentang dan mudah untuk tunduk

M L Saya tidak mau menjadi pusat perhatian dan bermain aman

M L Saya terbuka, percaya diri dan mudah berteman 9


M L Saya sabar, toleran, menunjukkan belas kasihan, dan stabil

M L Saya tidak membutuhkan bantuan orang lain dalam mencapai


tujuan
M L Saya senang dengan privasi, lebih suka berpikir, dan harus
yang sewajarnya

M L Saya suka mengambil risiko, mecari yang membuat adrenalin 10


mengalir, dan nekad
M L Saya mudah/mau diajar dan bersedia untuk diyakinkan
Saya senang bersosialisasi, berjiwa besar, dan bersikap
M L
menyenangkan
M L Saya orangnya asyik-asyik saja, mudah mengalir, dan tidak
seriusan

M L Saya ekspresif dan senang berbicara 11


Saya moderat/sedang/tidak ekstrim dan mudah diombang-
M L
Ambingkan
M L Saya mengikuti rutinitas dan mengambil keputusan dengan
hati-hati
M L Saya percaya diri, mudah dan cepat dalam mengambil
keputusan

M L Saya persuasif, tidak ada gesekan, dan mudah bergaul dengan 12


orang lain
Saya suka mencoba hal baru dan tidak takut menghadapi
M L
kesukaran
M L Saya sopan, menjaga tingkah laku, dan memperhatikan sikap
jaim
M L Saya bahagia, merasa puas, dan mudah untuk disenangkan
116

Saya menikmati persaingan, gigih, dan berjiwa pengusaha


M L 13
M L Saya dapat menggairahkan sebuah pesta, menghibur, dan
menarik perhatian
Saya rentan, mudah percaya kalau diyakinkan, dan mudah
M L
dipengaruhi
M L Saya mudah khawatir, takut sesuatu yang buruk akan terjadi,
dan tidak yakin

M L Saya senang mengamati, berhati-hati, menghindari masalah, 14


dan mengukur risiko
M L Saya ambisius, cepat mengambil keputusan, dan mengambil
tanggung jawab
Saya meyakinkan orang lain dengan sepenuh hati dan
M L
mempengaruhi orang
M L Saya membuat orang lain merasa nyaman, baik hati,
bersahabat, dan sabar

M L Saya siap untuk membantu, mudah menyesuaikan diri, dan 15


mudah percaya
M L Saya mudah antusias dan mudah kecewa

M L Saya mengikuti peraturan atau ketentuan

M L Saya bersemangat tinggi, menunjukkan inisiatif, dan penuh


dengan energy

M L Saya percaya dengan kemampuan diri sendiri, positif, dan 16


optimis
M L Saya baik hati, main perasaan, reaksi cepat dan positif
terhadap orang
M L Saya mengevaluasi, menguji dan mengajukan pertanyaan

M L Saya blak-blakan, pemaksa, dan cepat tanggap terhadap


situasi darurat

M L Saya memiliki disiplin pribadi kuat, terkendali, dan 17


melakukan sesuai prosedur
M L Saya tidak egois dan peduli terhadap orang lain

M L Saya menunjukkan keluar perasaan dan emosi


Saya berkomitmen dan tidak mudah dikalahkan atau hilang
M L
semangat
117

Saya senang dipuji dan menginginkan penghargaan


M L 18
M L Saya berusaha menyenangkan orang lain, berbagi dan murah
hati
M L Saya selektif dan berhati-hati dalam memilih

M L Saya tegas, ngotot, dan menuntut

M L Saya senang dengan sesuatu yang resmi, bertingkah sopan, 19


dan jaim (jaga image)
Saya inovatif, pelopor, dan senang mencoba hal-hal baru
M L
M L Saya bahagia dan mengharapkan hal-hal baik terjadi

M L Saya harmonis, senang melayani, dan senang membantu orang


lain

M L Saya berani konfrontasi dengan orang lain dan menantang 20


orang lain
M L Saya bisa disesuaikan dan mempunyai kemampuan untuk
berubah
M L Saya tenang/cuek, tidak ambil pusing, dan santai

M L Saya ceria, tidak ada kekhawatiran, dan senang bermain-


main/bersenang-senang

M L Saya percaya kepada orang lain, terbuka, dan mudah percaya 21


Saya cenderung senang damai, mudah merasa puas, dan
M L
bahagia
M L Saya mempunyai percaya diri yang sangat kuat dan sangat
yakin
M L Saya tidak mudah marah, tenang, dan tidak suka terburu-buru

M L Saya mudah bergaul dan menikmati hubungan dengan orang- 22


orang popular
M L Saya memiliki banyak informasi, elegan, dan sensitif/cepat
mengerti
M L Saya dinamis/suka perubahan, berkuasa, dan penuh dengan
energy
Saya toleran, penuh empati/belas kasihan, dan belas kasih
M L
118

M L Orang lain senang bersama saya dan jago bersosialisasi 23


M L Saya melakukan pekerjaan dengan tepat, akurat, dan sesuai
fakta
Saya berbicara langsung pada pembicaraan, bicara terus
M L
terang
M L Saya berbicara dengan suara kecil dan halus serta tidak terlalu
ekspresif

M L Saya tidak bisa diam, bergerak terus, dan jago bersosialisasi 24


Saya menghindari konflik, menolong orang lain, dan ramah
M L
M L Saya disenangi, suka melakukan sesuatu yang mendadak, dan
mempesona
Saya sistematis, rapi, dan perhatian kepada hal-hal kecil
M L
119

Tabel DISC M (Most) dan L (Least)

S S D D
1 I I 13 I I
C C S S
D D C C
I I C C
2 C C 14 D D
D D I I
S S S S
C C S S
3 D D 15 I I
S S C C
I I D D
C C I I
4 S S 16 S S
D D C C
I I D D
I I C C
5 C C 17 S S
D D I I
S S D D
D D I I
6 S S 18 S S
I I C C
C C D D
C C C C
7 S S 19 D D
D D I I
I I S S
D D D D
8 I I 20 C C
S S S S
C C I I
I I I I
9 S S 21 S S
D D D D
C C C C
D D I I
10 C C 22 C C
I I D D
S S S S
120

I I I I
11 S S 23 C C
C C D D
D D S S
I I D D
12 D D 24 S S
C C I I
S S C C
121

Table Grafik I adapted style dan Grafik II natural style


KOTAK NILAI
RESPON KOLOM “M”
D I S C TOTAL

RESPON KOLOM “L”


D I S C TOTAL

D I S C Total D I S C Total
MOST =24 LEAST =24
24 24 24 24 0 0 0 0
21 19 22 21
Sanga 19 17 19 19 Sanga 1 1 1
t 16 15 17 17 t 1
tinggi 14 13 15 15 tinggi
13 11 13 13 2 2
10 12 12 2
12 9 11 11 3 2
11 8 10 10 3
Tinggi 10 Tinggi 4 3
7 9 9 3
S S
9 4
6 8 8 5 4
E E

G 7 5 7 7 G 6 4 5
5
M Rata 6 4 6 6 M Rata 7 5 6
- rata - rata
E E
5 5 8 6
N 3 5 N 9 6 7 7

4 10 7 8
4 4 8
Rendah 3 2 Rendah 11 8 9 9
3 3 12 9
13 10 10
14 10
2 2 2 15 11 11 11
1 16 12 12 12
Sanga 1 Sanga 17 13 13 13
t 1 0 0 1 t 15
render renda 18 16 14 14
0 0 h 19 19 17 17
24 24 24 24
122

Lampiran 2 : Hasil Test Profile DISC

TABEL PENILAIAN HASIL TEST PROFILE DISC


Tipe Kepribadian
No Nama Keterangan
Most Least
1 CS 1 S I SS-1 Lk
2 CS 2 S D SS-2 Lk
3 CS 3 I S
4 CS 4 D I
5 CS 5 S D SS-3 Lk
6 CS 6 I C
7 CS 7 I S
8 CS 8 D C
9 CS 9 D I
10 CS 10 S I SS-1 Pr
11 CS 11 I S
12 CS 12 S D SS-2 Pr
13 CS 13 D C
14 CS 14 S D SS-3 Pr
15 CS 15 D C
16 CS 16 C I
123

Lampiran 3 : Kisi-Kisi Soal Kemampuan Komunikasi Matematis

Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Jenjang /Mata Pelajaran : SMP/Matematika


Pokok Bahasa : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Kelas/Semester : VIII/ Genap
Jumlah Soal/Alokasi Waktu : 3 Soal/ 45Menit

Kompetensi Dasar :
4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua
variable

Indikator Ketercapaian :
4.5.1 Siswa mampu menyelesaikan permasalahan matematis dengan
menggunakan konsep sistem persamaan linear dua variable dengan eliminasi
dan substitusi (Soal 1 dan 2)
4.5.2 Siswa mampu menyelesaikan permasalahan matematis dengan
menggunakan konsep sistem persamaan linear dua variable dengan metode
grafik (Soal 3)

No.
Indikator yang Diukur Indikator
Soal
1. Diberikan soal cerita dan table kegiatan kelompok masyarakat
pesisir (anak dan orang tua) dalam menanam kembali bibit
pohon bakau. Siswa dapat:
a. Menyatakan situasi yang diberikan secara tertulis kedalam Kom2 dan
model matematika yang dibuat dan menjelaskannya Kom3(a)
b. Menjelaskan ide atau situasi matematik secara tertulis; Kom3(a)
memberikan penjelasan secara tertulis atas jawaban yang dan
diberikan. Kom3(c)

2. Diberikan soal cerita yang berkaitan penjualan rumput laut


dengan dua tingkat kekeringan pada suatu tempat oleh
seorang petani rumput laut. Siswa dapat:
a. Menyatakan situasi yang diberikan kedalam bentuk model Kom2
matematika.
124

b. Menyelesaikan model dan menuliskan jawabannya


Kom2,
dengan bahasa sendiri serta memberikan penjelasan
Kom3(a), dan
secara tertulis atas jawaban yang diberikan.
Kom3(c)

3. Diberikan model matematika SPLDV. Siswa dapat:


a. Menggambarkan grafik persamaan yang menyusun SPLDV Kom1
pada sebuah diagram Cartesius

Indikator Kemampuan Komunikasi Matematik (Kom)


Kemampuan yang tergolong pada komunikasi matematik adalah:
1. Kemampuan menggambar, meliputi kemampuan menyatakan situasi atau ide-
ide matematik dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik(Kom1);
2. Kemampuan membuat ekspresi matematik, meliputi kemampuan menyatakan
situasi, gambar, diagram, atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide, atau
model matematika (Kom2); dan
3. Kemampuan menuliskan jawaban dengan bahasa sendiri, meliputi
kemampuan: (a) menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara
tertulis; (b) mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph matematika
dalam bahasa sendiri; dan (c) kemampuan menyusun argument atau
mengungkapkan pendapat dan memberikan penjelasan secara tertulis atas
jawaban yang diberikan (Kom3)
125

Lampiran 4 : Lembar Soal dan Alternatif Penyelesaian


Lembar Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Jenjang/Mata Pelajaran : SMP/Matematika


Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear DuaVariabel
(SPLDV)
Kelas/Waktu : VIII/45 menit
Petunjuk:
1. Tulislah nama dan kelas mu pada lembar jawaban.
2. Kerjakan semua soal berikut ini pada lembar jawaban yang
telah disediakan, mulailah dengan soal yang kamu anggap
paling mudah.
3. Lembar soal tidak boleh dicoret-coret.
4. Kerjakan semua soal dengan teliti, cepat, dan tepat.
5. Setelah waktu selesai, lembar soal dan lembar jawaban disetor
kepada pengawas.

Soal
1. Gambar di samping memperlihatkan
kegiatan penanaman bibit pohon
mangrove pada sebuah area pantai oleh
beberapa kelompok anak dan orang tua.
Banyak anggota setiap kelompok dan
banyak bibit pohon mangrove yang dapat
ditanam disajikan pada tabel berikut.
Banyak Anak Banyak Orang Banyak bibit pohon
Kelompo
pada Tiap Dewasa pada mangrove yang ditanam
k
Kelompok Tiap Kelompok tiap 20 menit
I 3 2 27

II 4 1 26

. . . .
Misalkan ada sebuah kelompok terdiri dari 4 orang anak dan 2 orang
dewasa. Dapatkah mereka menyelesaikan penanaman 100 pohon bibit
mangrove jika waktu yang mereka miliki hanya 1 jam? Jelaskan
jawabanmu!
126

2. Rumput laut yang dijemur La Udi hanya


kering 40 % dan 60 %. Misalkan La Udi
menjual rumput laut miliknya pada
tempat pembelian rumput laut yang
menetapkan harga sebagai berikut:
a. Total harga 1 kg rumput laut kering
40 % dan 1 kg rumput laut kering 60
% adalah Rp. 31.200,00.
b. Total harga 2 kg rumput laut kering
40 % dan 3 kg rumput laut kering 60
% adalah Rp.84.000,00.
Bagaimanakah model matematika SPLDV dari harga rumput laut di atas?
Dapatkah La Udi memperoleh harga rumput laut sebesar Rp. 1.000.000,00
jika rumput laut yang dimilikinya sebanyak 10 kg yang kering 40 % dan 15
kg yang kering 60 %? Jelaskan jawabanmu?

3. Misalnya diketahui SPLDV:


2x + y = 16
y = 2x.
Gambarlah kedua garis yang menyusun SPLDV tersebut pada satu diagram
Cartesius!

======= selamat bekerja ========


127

Alternatif Penyelesaian dan Skor


Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Jenjang / Mata Pelajaran : SMP / Matematika


Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear DuaVariabel
Kelas/Waktu : VIII / 45menit

Indikator
No Jawab Kemampuan Skor
Matematis
1. Misalnya
Banyak bibit mangrove yang ditanam anak tiap 20 menit adalah x
Banyak bibit mangrove yang ditanam anak tiap 20 menit adalah y 20
Maka, model matematika yang bersesuaian dengan soal adalah
3x + 2y = 27 (1) Kom2 dan
4x + y = 26 (2) Kom3(a)
Jika persamaan (2) dikalikan dengan 2, maka diperoleh SPLDV:
8x + 2y = 52 (3)
3x + 2y = 27 – (1)
5x = 25 atau x = 5.
Substitusi x = 5 kepersamaan (2) menghasilkan
y = 26 – 4(5) =6.
Jadi, dalam 20 menit, tiap anak dapat menanam 5 pohon dan Kom3(a) 20
orang dewasa dapat menanam 6 pohon. Dan
Dengan demikian, dalam 20 menit, banyak bibit mangrove Kom3(c)
yang dapat ditanam oleh 4 anak dan 2 orang dewasa adalah
4(5) + 2(6) = 32 pohon dan dalam satu jam, mereka dapat
menanam = 3 (32) = 96 pohon.
Jadi, mereka tidak dapat menanam 100 pohon dalam satu jam.

2. Misalnya harga 1 kg rumput laut kering 40 % = x


harga 1 kg rumput laut kering 60 % = y.
20
Maka, SPLDV yang terbentuk adalah Kom2
x + y = 31.200 (1)
2x + 3y = 84.000 (2)
Jika persamaan (1) dikali 3, maka diperoleh SPLDV:
3x + 3y = 93.600
2x + 3y = 84.000–
x = 9.600.
Substitusi x = 9.600 kepersamaan (1) menghasilkan Kom2, 20
9.600 + y = 31.200 atau y = 21.600. Kom3(a),
Jadi, harga 1 kg rumput laut kering 40 % adalah Rp. 9.600,00 Dan
Dan harga 1 kg rumput laut kering 60 % adalah Rp. 21.600,00 Kom3(c)
Dengan demikian, harga rumput laut yang dimiliki La Udi
adalah 10 (9.600) + 15 (21.600) = Rp. 420.000,-
128

Jadi, harga rumput laut La Udi kurang dari Rp. 1.000.000,00.

Indikator
No. Jawab Kemampuan Skor
Matematis
3. Mencari titik x dan y pada persamaan 2x + y = 16 dan y = 2x
 2x + y = 16
x = 0  2 (0) + y = 16
y = 16
(0 , 16)
x = 1  2 (1) + y = 16
y = 16 – 2 = 14
(1 , 14)
x = 2  2 (2) +y = 16
y = 16 – 4 = 12 Kom1
(2 , 12)
x = 3  2 (3) + y = 16
y = 16 – 6 = 10
(3 , 10)

20
 y = 2x
x = 0  y = 2 (0)
y=0
(0 , 0)
x = 1  y = 2 (1)
y=2
(1 , 2)
x = 2  y = 2 (2)
y=4
(2 , 4)
x = 3  y = 2 (3)
y=6
(3 , 6)
129

Lampiran 5 : Validasi Instrumen Soal Kemampuan Komunikasi Matematis


130
131
132
133
134
135

Lampiran 6 : Lembar Jawaban Subjek

1. Subjek SS-1 Lk
136
137

2. Subjek SS-2 Lk
138
139

3. Subjek SS-3 Lk
140
141

4. Subjek SS-1 Pr
142
143

5. Subjek SS-2 Pr
144
145

6. Subjek SS-3 Pr
146
147
148

Lampiran 7 : Kisi-Kisi Wawancara

KISI-KISI WAWANCARA

Sekolah : SMP Negeri 30 Muaro Jambi

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/2

No. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Butir

Kemampuan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan sesuai


1. 1, 2, 3
permasalahan.

2. Kemampuan menuliskan jawaban sesuai dengan maksud soal. 4

3. Kemampuan menuliskan alasan-alasan dalam menjawab soal. 5

4. Kemampuan membuat gambar yang relevan dengan soal. 6, 7

5. Kemampuan menuliskan istilah-istilah dan simbol-simbol matematika. 8, 9

6. Kemampuan membuat kesimpulan secara tertulis menggunakan bahasa sendiri. 10, 11

Indikator Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Komunikasi


No.
Matematis

7. Pengatahuan Prasyarat 12

8. Kemampuan membaca, diskusi dan menulis 13, 14

9. Pemahaman matematika 15
149

Lampiran 8 : Pedoman Wawancara

DESKRIPSI INSTRUMEN PEDOMAN WAWANCARA

Masalah yang dikaji : Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa Tipe Kepribadian Steadiness Berdasarkan

Gender dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada

Materi SPLDV

Materi Wawancara : Kemampuan komunikasi matematis siswa tipe

kepribadian steadiness berdasarkan gender dalam

menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV

Karakteristik subjek : Siswa dengan kategori steadiness

Waktu : Setelah subjek menyelesaikan soal

Tempat : Tergantung subjek dan situasi tempat penelitian

Tujuan : Mengetahui kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa Tipe Kepribadian steadiness Berdasarkan

Gender dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada

Materi SPLDV
150

PEDOMAN WAWANCARA

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tak terstruktur

untuk mendalami kemampuan komunikasi matematis subjek penelitian.

Wawancara dilakukan setelah diketahui hasil tes komunikasi matematis peserta

didik.

Wawancara tidak terstruktur adalahwawancara yang bebas dimana peneliti

tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis

dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2013: 320). Oleh sebab itu,

pedoman yang digunakan dalam penelitian ini hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan.

Petunjuk Melakukan Wawancara :

1. Pertanyaan wawancara yang diajukan disesuaikan dengan kemampuan

komunikasi matematis subjek penelitian yang ditunjukkan pada hasil tes

komunikasi matematis.

2. Pertanyaan yang diberikan tidak harus sama, tetapi memuat pokok soal yang

sama.

3. Apabila subjek penelitian mengalami kesulitan dengan pertanyaan tertentu,

siswa akan diberikan pertanyaan yang lebih sederhana tanpa menghilangkan

inti persoalan.

Pelaksanaan Wawancara :

Subjek penelitian mendapatkan pengalaman belajar, dan di pertemuan akhir

subjek penelitian diberi tes untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis.

Soal dikerjakan dalamwaktu 45menit. Setelah beberapa waktu, subjek penelitian

diwawancara berkaitan pengerjaan soal tersebut dengan pertanyaan sebagai


151

berikut :

1. Apa saja informasi yang diketahui dari soal tersebut?

2. Apa saja yang ditanyakan dari soal tersebut?

3. Apakah kamu merasa kesulitan untuk menemukan dan menuliskan informasi

yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal? Jelaskan.

4. Berdasarkan apa yang diketahui dan yang ditanyakan, bagaimana cara kamu

menjawab soal?

5. Ketika mengerjakan soal, apakah kamu selalu memberi alasan pada setiap

langkah yang kamu buat? Jelaskan.

6. Coba jelaskan gambar yang kamu buat!

7. Apakah kamu merasa kesulitan untuk membuat gambar yang relevan dengan

soal? Jika iya, mengapa? Jika tidak, bagaimana cara kamu untuk membuat

gambar yang relevan dengan soal?

8. Coba jelaskan makna istilah-istilah dan simbol-simbol yang kamu tulis dalam

lembar jawabmu!

9. Apakah kamu merasa kesulitan untuk menuliskan istilah-istilah dan symbol-

symbol matematika dalam mengerjakan soal?

10. Setelah mengerjakan soal, apa yang dapat kamu simpulkan?

11. Apakah setelah mengerjakan soal, kamu selalu membuat kesimpulan dengan

bahasamu sendiri? Jika tidak, mengapa? Jika iya, bagaimana cara kamu

membuat kesimpulan dengan bahasamu sendiri?

12. Apakah pengetahuan matematis yang telah kamu pelajari sebelumnya dapat

membantu kamu menyelesaikan soal?


152

13. Adakah kesulitan kamu dalam menuliskan dan membaca simbol-simbol

matematis?

14. Jika kamu ragu, apakah bertanya dengan orang lain akan membantumu?

15. Apakah pengetahuan matematis yang kamu ketahui membantu kamu dalam

menyelesaikan soal tersebut?


153

Lampiran 9 : Validasi Pedoman Wawancara


154
155
156
157

Lampiran 10 : Transkip Wawancara


Subjek SS-1 Lk
Peneliti : Coba kamu lihat dan baca ulang apa yang diketahui dan ditanya dari soal
nomor 2
Subjek : *subjek membaca ulang jawaban*
Peneliti : apa saja informasi yang kamu ketahui dari soal tersebut?
Subjek : rumput laut yang dijemur la udi hanya kering 40% dan 60%
Peneliti : terus?
Subjek : total harga 1kg rumput laut kering 40% dan 1kg rumput laut kering 60%
adalah 31.200 sedangkan total harga 2kg rumput laut kering 40% dan 3kg
rumput laut kering 60% adalah 84. 000
Peneliti : apa saja yang ditanyakan dari soal tersebut?
Subjek : model matematika spldv dari harga rumput laut dan dapatkah la udi
memperoleh harga rumput laut sebesar rp. 1. 000. 000 jika rumput laut yang
dimilikinya sebanyak 10 kg yang kering 40% dan 15 kg yang kering 60%
Peneliti : Apakah kamu merasa kesulitan untuk menemukan dan menuliskan informasi
yang diketahui dan ditanyakan pada soal?
Subjek : Idak bu
Peneliti : berdasarkan apa yang diketahui dan ditanyakan, bagaimana cara kamu
menjawab soal?
Subjek : buat dulu model matematika nyo terus dikurangin dapatlah nilai x nyo bu, udah
tu cari lagi nilai y nyo. Kalau udah dapat nilai x tadi dikali 10 dan nilai y tadi
dikali 15. Terus dijumlahin dapatlah nilai nyo 420. 000
Peneliti : 420. 000 atau 420. 000. 000
Subjek : 420. 000 bu, salah tulis kami hehe
Peneliti : ketika mengerjakan soal, apakah kamu selalu memberikan alasan pada setiap
langkah yang kamu buat?
Subjek : idak bu, kami dak tau kekmano buatnyo.
Peneliti : coba jelaskan gambar yang kamu buat?
Subjek : *subjek menunjuk gambar* kalau yang garis ini persamaan 2x + y = 16 dan
kalau yang ini y = 2x
Peneliti : terus?
Subjek : udah bu, dapatlah gambarnyo kek gini
Peneliti : apakah kamu merasa kesulitan untuk membuat gambar yang relevan dengan
soal?
Subjek : iyo bu, kami dak punyo penggaris untuk buat gambarnyo
Peneliti : coba jelaskan makna istilah-istilah dan simbol-simbol yang kamu tulis
dilembar jawaban?
Subjek : maksud nyo bu?
Peneliti : dari yang kamu buat itukan ada x dan y, x dan y yg kamu maksud itu apa?
Subjek : variabel bu
Peneliti : Apakah kamu merasa kesulitan menuliskan istilah-istilah dan simbol-simbol
matematika dalam mengerjakan soal?
Subjek : idak bu
Peneliti : setelah mengerjakan soal, apa yang dapat kamu simpulkan?
Subjek : hasilnyo 420. 000
Peneliti : Apakah pengetahuan matematis yang telah kamu pelajari sebelumnya dapat
membantu kamu menyelesaikan soal?
Subjek : iya bu
Peneliti : adakah kesulitan kamu dalam menuliskan dan membaca simbol-simbol
matematis?
Subjek : idak bu
Peneliti : jika kamu bingung, apakah bertanya dengan orang lain akan membantumu?
Subjek : iya bu
158

Peneliti : apakah materi ini sudah dipelajari?


Subjek : sudah bu
Peneliti : mampukah kamu memahami simbol dari soal dan jawaban yang kamu
kerjakan?
Subjek : mampu bu
Peneliti : dapatkah kamu memahami soal secara keseluruhan?
Subjek : iyo bu
159

Subjek SS-2 Lk
Peneliti : Coba kamu lihat dan baca ulang apa yang diketahui dan ditanya dari soal
nomor 2
Subjek : *subjek membaca ulang jawaban*
Peneliti : apa saja informasi yang kamu ketahui dari soal tersebut?
Subjek : La udi menjual rumput laut dengan harga 1kg rumput laut kering 40% dan 1kg
rumput laut kering 60% adalah 31.200 sedangkan total harga 2kg rumput laut
kering 40% dan 3kg rumput laut kering 60% adalah 84. 000
Peneliti : apa saja yang ditanyakan dari soal tersebut?
Subjek : bagaimana model matematika spldv dan dapatkah la udi memperoleh harga
rumput laut sebesar Rp. 1. 000. 000 jika rumput laut yang dimilikinya sebanyak
10 kg yang kering 40% dan 15 kg yang kering 60%
Peneliti : Apakah kamu merasa kesulitan untuk menemukan dan menuliskan informasi
yang diketahui dan ditanyakan pada soal?
Subjek : dak bu
Peneliti : berdasarkan apa yang diketahui dan ditanyakan, bagaimana cara kamu
menjawab soal?
Subjek : kami buat model matematika nyo trus kami cari x sm y nyo baru kami kalikan
dengan yg ditanyakan tu, x kali 10 dan y kali 15 trus hasilnyo kami jumlahin
Peneliti : berapa hasil yang kamu dapatkan?
Subjek : 996. 000
Peneliti : ketika mengerjakan soal, apakah kamu selalu memberikan alasan pada setiap
langkah yang kamu buat?
Subjek : idak bu
Peneliti : kenapa?
Subjek : dak ngerti bu
Peneliti : coba jelaskan gambar yang kamu buat?
Subjek : *subjek menunjuk gambar* ini tarik garis dari titik 0 bu, yang ini dari titik 16
ke titik 8
Peneliti : dapat titik 0, 16 dan 8 darimana?
Subjek : dak tau bu, kami nengok punyo hafidz.
Peneliti : coba jelaskan makna istilah-istilah dan simbol-simbol yang kamu tulis
dilembar jawaban?
Subjek : dak ngerti bu
Peneliti : dari yang kamu buat itukan ada x dan y, x dan y yg kamu maksud itu apa?
Subjek : persamaan bu
Peneliti : Apakah kamu merasa kesulitan menuliskan istilah-istilah dan simbol-simbol
matematika dalam mengerjakan soal?
Subjek : iyo bu
Peneliti : setelah mengerjakan soal 1, 2 dan 3, apa yang dapat kamu simpulkan dari
masing-masing soal?
Subjek : nomor 1 didapat x = 5 dan y = 6, nomor 2 didapat hasilnyo 996. 000 dan
nomor 3 tu dak tau bu
Peneliti : Apakah pengetahuan matematis yang telah kamu pelajari sebelumnya dapat
membantu kamu menyelesaikan soal?
Subjek : iya bu, Cuma kami ado yang lupo
Peneliti : adakah kesulitan kamu dalam menuliskan dan membaca simbol-simbol
matematis?
Subjek : ado bu, tebalik-balik baconyo
Peneliti : jika kamu bingung, apakah bertanya dengan orang lain akan membantumu?
Subjek : iya bu
160

Peneliti : apakah materi ini sudah dipelajari?


Subjek : sudah bu
Peneliti : mampukah kamu memahami simbol dari soal dan jawaban yang kamu
kerjakan?
Subjek : mampu bu
Peneliti : dapatkah kamu memahami soal secara keseluruhan?
Subjek : idak bu, yang nomor 3 tu kami dak ngerti
161

Subjek SS-3 Lk

Peneliti : Coba kamu lihat dan baca ulang apa yang diketahui dan ditanya dari
soal nomor 3
Subjek : *subjek membaca ulang jawaban*
Peneliti : apa saja informasi yang kamu ketahui dari soal tersebut?
Subjek : ada 2 garis yaitu 2x + y = 6 dan y = 2x
Peneliti : apa saja yang ditanyakan dari soal tersebut?
Subjek : gambarlah kedua garis yang menyusun spldv tersebut pada diagram
cartesius
Peneliti : Apakah kamu merasa kesulitan untuk menemukan dan menuliskan
informasi yang diketahui dan ditanyakan pada soal?
Subjek : idak bu
Peneliti : berdasarkan apa yang diketahui dan ditanyakan, lalu kenapa kamu
tidak menjawab soal tersebut?
Subjek : dak sempat bu, waktunyo dak cukup.
Peneliti : kenapa bisa ga cukup?
Subjek : kami kelamaan di soal nomor 1 bu karno ado yang salah, jd kami
ulang lagi

Peneliti : apakah materi ini sudah dipelajari?


Subjek : sudah bu
Peneliti : mampukah kamu memahami simbol dari soal dan jawaban yang kamu
kerjakan?
Subjek : iya bu
Peneliti : dapatkah kamu memahami soal secara keseluruhan?
Subjek : dapat bu tapi yang nomor 3 tu waktunyo dak cukup mau ngerjain.
162

Subjek SS-1 Pr

Peneliti : Coba kamu lihat dan baca ulang apa yang diketahui dan ditanya dari
soal nomor 3
Subjek : *subjek membaca ulang jawaban*
Peneliti : apa saja informasi yang kamu ketahui dari soal tersebut?
Subjek : diketahui SPLDV 2x + y = 6 dan y = 2x
Peneliti : apa saja yang ditanyakan dari soal tersebut?
Subjek : buat diagram cartesius
Peneliti : Apakah kamu merasa kesulitan untuk menemukan dan menuliskan
informasi yang diketahui dan ditanyakan pada soal?
Subjek : idak bu
Peneliti : berdasarkan apa yang diketahui dan ditanyakan, bagaimana cara kamu
menjawab soal?
Subjek : kami bingung bu nentuin titiknyo
Peneliti : terus kenapa kamu bisa buat gambar itu?
Subjek : nanya ke teman bu
Peneliti : ketika mengerjakan soal, apakah kamu selalu memberikan alasan pada
setiap langkah yang kamu buat?
Subjek : idak bu
Peneliti : Apakah pengetahuan matematis yang telah kamu pelajari sebelumnya
dapat membantu kamu menyelesaikan soal?
Subjek : iya bu, tapi disoal nomor 3 kami kurang paham
Peneliti : jika kamu bingung, apakah bertanya dengan orang lain akan
membantumu?
Subjek : iyo bu

Peneliti : apakah materi ini sudah dipelajari?


Subjek : sudah bu
Peneliti : mampukah kamu memahami simbol dari soal dan jawaban yang kamu
kerjakan?
Subjek : mampu bu
Peneliti : dapatkah kamu memahami soal secara keseluruhan?
Subjek : idak bu, soal no 3 yang kurang paham.
163

Subjek SS-2 Pr

Peneliti : Coba kamu lihat dan baca ulang apa yang diketahui dan ditanya dari soal
nomor 2
Subjek : *subjek membaca ulang jawaban*
Peneliti : apa saja informasi yang kamu ketahui dari soal tersebut?
Subjek : rumput laut yang dijemur la udi hanya kering 40% dan 60%
Peneliti : terus?
Subjek : total harga 1kg rumput laut kering 40% dan 1kg rumput laut kering 60%
adalah 31.200 sedangkan total harga 2kg rumput laut kering 40% dan 3kg
rumput laut kering 60% adalah 84. 000
Peneliti : apa saja yang ditanyakan dari soal tersebut?
Subjek : model matematika spldv dari harga rumput laut dan dapatkah la udi
memperoleh harga rumput laut sebesar rp. 1. 000. 000 jika rumput laut yang
dimilikinya sebanyak 10 kg yang kering 40% dan 15 kg yang kering 60%
Peneliti : Apakah kamu merasa kesulitan untuk menemukan dan menuliskan informasi
yang diketahui dan ditanyakan pada soal?
Subjek : Lumayan bu, karena soalnya panjang jadi agak sulit
Peneliti : berdasarkan apa yang diketahui dan ditanyakan, bagaimana cara kamu
menjawab soal?
Subjek : buat dulu model matematika nyo terus dikurangin dapatlah nilai x nyo bu,
udah tu cari lagi nilai y nyo. Kalau udah dapat nilai x tadi dikali 10 dan nilai y
tadi dikali 15. Terus dijumlahin dapatlah nilai nyo 420. 000
Peneliti : 420. 000 atau 420. 000. 000
Subjek : 420. 000 bu, salah tulis kami hehe
Peneliti : ketika mengerjakan soal, apakah kamu selalu memberikan alasan pada setiap
langkah yang kamu buat?
Subjek : idak bu, kami dak tau kekmano buatnyo.
Peneliti : coba jelaskan gambar yang kamu buat?
Subjek : *subjek menunjuk gambar* kalau yang garis ini persamaan 2x + y = 16 dan
kalau yang ini y = 2x
Peneliti : terus?
Subjek : udah bu, dapatlah gambarnyo kek gini
Peneliti : apakah kamu merasa kesulitan untuk membuat gambar yang relevan dengan
soal?
Subjek : iyo bu, kami dak punyo penggaris untuk buat gambarnyo
Peneliti : coba jelaskan makna istilah-istilah dan simbol-simbol yang kamu tulis
dilembar jawaban?
Subjek : maksud nyo bu?
Peneliti : dari yang kamu buat itukan ada x dan y, x dan y yg kamu maksud itu apa?
Subjek : variabel bu
Peneliti : Apakah kamu merasa kesulitan menuliskan istilah-istilah dan simbol-simbol
matematika dalam mengerjakan soal?
Subjek : idak bu
Peneliti : Kenapa kamu tidak membuat kesimpulan pada soal nomor 2?
Subjek : wah iyo lupo bu, buru-buru kami
Peneliti : Apakah pengetahuan matematis yang telah kamu pelajari sebelumnya dapat
membantu kamu menyelesaikan soal?
Subjek : iya bu
Peneliti : adakah kesulitan kamu dalam menuliskan dan membaca simbol-simbol
matematis?
Subjek : idak bu
Peneliti : jika kamu bingung, apakah bertanya dengan orang lain akan membantumu?
Subjek : iya bu
164

Peneliti : apakah materi ini sudah dipelajari?


Subjek : sudah bu
Peneliti : mampukah kamu memahami simbol dari soal dan jawaban yang kamu
kerjakan?
Subjek : mampu bu
Peneliti : dapatkah kamu memahami soal secara keseluruhan?
Subjek : iyo bu
165

Subjek SS-3 Pr

Peneliti : Coba kamu lihat dan baca ulang apa yang diketahui dan ditanya dari soal
nomor 3
Subjek : *subjek membaca ulang jawaban*
Peneliti : apa saja informasi yang kamu ketahui dari soal tersebut?
Subjek : diketahui SPLDV 2x + y = 6 dan y = 2x
Peneliti : apa saja yang ditanyakan dari soal tersebut?
Subjek : buat diagram cartesius
Peneliti : Apakah kamu merasa kesulitan untuk menemukan dan menuliskan informasi
yang diketahui dan ditanyakan pada soal?
Subjek : idak bu
Peneliti : berdasarkan apa yang diketahui dan ditanyakan, bagaimana cara kamu
menjawab soal?
Subjek : kami bingung bu nentuin titiknyo
Peneliti : terus kenapa kamu bisa buat gambar itu?
Subjek : nanya ke teman bu
Peneliti : ketika mengerjakan soal, apakah kamu selalu memberikan alasan pada setiap
langkah yang kamu buat?
Subjek : idak bu
Peneliti : Apakah pengetahuan matematis yang telah kamu pelajari sebelumnya dapat
membantu kamu menyelesaikan soal?
Subjek : iya bu, tapi disoal nomor 3 kami kurang paham
Peneliti : jika kamu bingung, apakah bertanya dengan orang lain akan membantumu?
Subjek : iyo bu

Peneliti : Apakah materi ini sudah dipelajari?


Subjek SS-3 Pr : Sudah bu
Peneliti : Mampukah kamu memahami simbol yang dari soal dan jawaban
yang kamu kerjakan?
Subjek SS-3 Pr : mampu bu
Peneliti : Dapatkah kamu memahami soal secara keseluruhan?
Subjek SS-3 Pr : yang nomor 3 tu kami agak ragu bu
166

Lampiran 11 : Dokumentasi Penelitian


167

Lampiran 12 : Surat Izin Penelitian


168

Lampiran 13 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian


RIWAYAT HIDUP

Miftahul Jannah, lahir pada tanggal 18 Februari 2000 di

Provinsi Jambi, lebih tepatnya di kecamatan Marene. Penulis

merupakan anak pertama dari empat bersaudara yang

dilahirkan oleh pasangan Bapak Bambang Sahrul Thaher dan

Ibu Zuraidah.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 3/V Kuala

Tungkal pada tahun 2011, lalu melanjutkan ke pendidikan sekolah menengah

pertama di SMP Negeri 1 Kuala Tungkal hingga tahun 2014, Pada tahun 2017

penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1

Tanjung Jabung Barat dan pada tahun yang sama penulis lolos SBMPTN dan

diterima sebagai mahasiswi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Jambi.

Selama menjalani aktivitas akademik di program studi Pendidikan

Matematika, penulis aktif dalam mengikuti organisasi yang ada dikampus seperti

mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh program studi pendidikan matematika,

menjadi panitia dalam kegiatan Gebyar Unja yang dilaksanakan oleh BEM KBM

Universitas Jambi hingga bergabung menjadi anggota di BEM KBM Universitas

Jambi pada tahun 2018-2019. Selain itu, penulis juga menyelesaikan praktik

Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) pada tahun 2020 di SMP Negeri 30

Muaro Jambi. Semua ini tidak terlepas dari rasa syukur penulis kepada Allah

untuk berproses menjadi insan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai