Anda di halaman 1dari 10

Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No.

1, April 2020, 28−37

Received: 08-12-2019 Revised: 12-01-2020 Published: 20-04-2020


(Date-Month-Year) (Date-Month-Year) (Date-Month-Year)

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT


BERPIKIR TEORI VAN HIELE DAN GENDER

Marlinda Indah Eka Budiarti1, Faisal Eka Mahendra2


1,2
Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Sorong, Indonesia
1
indah.eka43@gmail.com
2
faisalekamahendra132@gmail.com

Abstrak: Sehubungan dengan kesulitan dalam belajar geometri maka guru sangat berperan
penting dan aktif untuk menciptakan peserta didik yang memiliki kemampuan pemecahan
masalah yang baik. Guru juga harus menguji tingkat berpikir geometri peserta didik
berdasarkan teori Van Hiele untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memahami materi
geometri sehingga guru dapat mengatasi kesulitan peserta didik dalam belajar geometri.
Penelitian ini dirancang untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan proses pemecahan
masalah geometri berdasarkan teori Van Hiele. Oleh karena itu jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini dibatasi pada peserta didik Universitas
Muhammadiyah Sorong yang mencapai tingkat visualisasi, analisis dan deduksi informal
dengan yang akan dianalisis berdasarkan gendernya. Data dan sumber data dalam penelitian ini
adalah: 1) tes geometri Van Hiele; 2) tes pemecahan masalah; 3) wawancara. Adapun hasil dari
penelitian ini adalah: 1) Pada tingkat berpikir visualisasi laki-laki hanya adalah dengan
mengidentifikasi masalah dan menentukan tujuan dengan menggunakan bahasa soal.
Sedangkan pada tingkat visualisasi perempuan, sampai pada tahap menentukan tujuan; 2)
tingkat berpikir analisis laki-laki mampu melalui kelima langkah pemecahan masalah
menggunakan bahasanya sendiri namun kurang sistematis. Sedangkan tingkat berfikir analisis
perempuan mampu melalui kelima langkah pemecahan masalah dengan sistematis; 3) tingkat
berfikir deduksi informal laki-laki adalah melalui kelima langkah pemecahan masalah dengan
sistematis dan menggunakan bahasanya sendiri. Sedangkan tingkat berfikir deduksi informal
perempuan adalah mampu melalui kelima langkah pemecahan masalah dengan sistematis serta
menjelaskan menggunakan bahasanya sendiri.
Kata Kunci: Pemecahan Masalah; Van Hiele; Gender

Abstract: Due to difficulties in learning geometry, the teacher plays an important and active
role in creating students who have good problem solving skills. The teacher also has to test the
level of geometrical thinking of students based on Van Hiele's theory to find out the students
understanding about geometry material, so the teacher can overcome the difficulties of students
in learning geometry. This research is designed to explore and describe the process of
geometry problem solving based on Van Hiele's theory. Therefore this research used
descriptive exploratory. It used qualitative approach. The subject of this research is limited to
University of Muhammadiyah Sorong students which obtained the level of visualization,
analysis, informal deductive and will be analyzed based on the gender. Data of this research is
1) Geometry Van Hiele Test; 2) Problem Solving Test; 3) Interview. The conclusion of this
research is: 1) At the level of male visualization thinking is to identify problem and determine
goal using language problem. While at the level of women visualization, it reached on
determining goal, ; 2) the level of male analysis thinking is able to pass five steps in problem
solving by using own language but are less systematic. While level of female analysis thinking
is able to pass five steps in problem solving systematically; 3) level of male deductive formal
thinking is to pass five steps problem solving systematically and using own language. While
level of female deductive formal thinking is able to pass five steps problem solving
systematically and explaining by using own language.
Keywords: Problem Solving; Van Hiele; Gender

Pi: Mathematics Education Journal


http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 28
Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No. 1, April 2020, 28−37

Pendahuluan menyelesaikan pemecahan masalah,


diantaranya adalah gender ( Zhu, 2007;
Salah satu hal terpenting ialah
Afrida dkk, 2019). Hal ini ditunjukkan
pemecahan masalah (Al-Migdady, 2014;
dengan adanya penelitian yang
Aydoğdu & Keşan, 2014; NCTM, 2010).
menunjukkan adanya perbedaan proses
Cara tepat dalam menyelesaikan masalah
berpikir dalam pemecahan masalah
matematika ialah kecakapan berpikir
berdasarkan gender dan tipe kepribadian
dalam memahami konsep-konsep
introvert dan ekstrovert (Hasanah. M,
matematika (Saragih & Habeahah, 2014;
2013).
Muhassanah, 2014). Fakta dilapangan
Berdasarkan latar belakang
mengemukakan banyak mahasiswa yang
tersebut untuk meningkatkan kemampuan
memiliki kesulitan dalam memecahkan
pemecahan masalah geometri maka guru
masalah geometri yang seharusnya tujuan
perlu melihat proses pemecahan masalah
dari belajar geometri ialah dapat
geometri untuk mengetahui sejauh mana
memecahkan masalah geometri yang baik
peserta didik memahami materi geometri.
(Muhassanah, 2014;Abu & Abidin, 2013;
Sehingga penulis tertarik untuk meneliti
Özerem, 2013).
proses pemecahan masalah geometri
Selain itu, data dari Balitbang
berdasarkan teori Van Hiele dan gender,
(2012) mengemukakan untuk kompetensi
pembeda penelitian ini dengan penelitian
geometri peserta didik SMP dan SMA
sebelumnya, yaitu pengambilan sampel
keserapan ujian nasional pada tahun 2012
pada Universitas.
berada pada tingkat terendah dari
kompetensi lainnya. Seharusnya guru
Metode Penelitian
dapat berperan aktif dalam menciptakan
Penelitian ini dirancang untuk
kemampuan dalam memecahkan masalah
mengeksplorasi dan mendeskripsikan
yang baik bagi mahasiswa. Sehingga
proses pemecahan masalah geometri
dapat mempermudah mengatasi kesulitan
berdasarkan teori Van Hiele. Oleh karena
dalam mempelajari geometri. Teori Van
itu jenis penelitian yang digunakan dalam
Hiele adalah salah satu sarana untuk
penelitian ini adalah deskriptif
mengetahui pemahaman materi geometri.
eksploratif. Pendekatan yang digunakan
Sehingga dengan menguji tingkat berpikir
dalam penelitian ini adalah pendekatan
geometri, guru dapat mengatasi kesulitan
kualitatif.
peserta didik dalam mempelajari
Subjek penelitian ini dibatasi pada
geometri.
peserta didik Universitas Muhammadiyah
Hasil penelitian dari beberapa
Sorong yang mencapai tingkat
penelitian terdahulu pada teori Van Hiele
visualisasi, analisis dan deduksi informal
menyatakan Pinar (2014) menunjukkan
dengan yang akan dianalisis berdasarkan
bahwa tingkat berpikir geometri peserta
gendernya, yaitu lai-laki dan perempuan.
didik kelas IV, V, VI, dan VII
Subjek tingkat deduksi formal dan rigor
berdasarkan teori Van Hiele masih
tidak bisa diungkap dikarenakan subjek
rendah. Khoiriyah, dkk (2014)
tidak ada yang mencapai tingkat tersebut.
mengemukakan bahwa tingkat berpikir
Cara pengambilan subjek penelitian
geometri peserta didik SMA berada pada
dalam penelitian ini yaitu Universitas
tingkat analisis. Alex & Mammen (2014)
Muhammadiyah Sorong dites mengenai
menyatakan bahwa mayoritas peserta
tingkat geometri berdasarkan teori Van
didik kelas X SMA berada pada tingkat
Hiele diperoleh tingkat visualisasi,
visualisasi.
analisis dan deduksi informal. Kemudian
Banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi seseoang dalam setelah tingkat Van Hiele yang

Pi: Mathematics Education Journal


http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 29
Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No. 1, April 2020, 28−37

diinginkan, Selanjutnya, setiap tingkat Tabel 1. Level urutan soal tes geometri
diambil dua peserta didik yang memiliki Van Hiele
Level Nomor Soal
skor relatif sama serta yang dapat 1 1, 6, 11, 16, 21
berkomunikasi dengan baik. Sehingga 2 2, 7, 12, 17, 22
seluruh subjek penelitian terdapat enam 3 3, 8, 13, 18, 23
peserta didik. 4 4, 9, 14, 19, 24
Data yang diperoleh dalam penelitian 5 5, 10, 15, 20, 25
ini berupa: 1) data hasil tes geometri Van
Hiele diperoleh dari tes geometri Van Konten tes soal geometri Van
Hiele yang berupa pilihan ganda yang Hielediambil dari topik-topik seperti
diberikan kepada peserta didik SMA; 2) konsep geometri dasar dan klasifikasi
data proses pemecahan masalah subjek serta sifat segitiga dan segi empat.
penelitian diperoleh dari tes tertulis dan Topik-topik tersebut membentuk
wawancara setelah subjek menyelesaikan dasar untuk ruang dan bentuk pada
masalah geometri. Data ini digunakan kelas X ke atas.
untuk menjawab masalah penelitian. 2. Tes soal
Adapun teknik pengumpulan data Tes soal digunakan untuk
yang digunakan dalam penelitian ini mengetahui proses dalam
adalah triangulasi sumber (Sugiyono, memecahkan masalah berdasarkan
2016). indikator. Tes soal terdiri dari dua
1. Tes soal geometri Van Hiele soal uraian tentang geometri yang
Tes soal geometri Van Hiele diambil dari soal olimpiade
digunakan untuk menilai tingkat matematika tingkat nasional yang
berpikir pada konsep yang berbeda. telah divalidasi oleh dua orang ahli
Instrumen penelitian tes soal matematika dan satu orang ahli
geometri Van Hiele merupakan bahasa Indonesia. Mencari data yang
lembar pertanyaan tes sebanyak 25 realiabrel diperlukan tes soal
soal pilihan ganda dengan lima minimal sebanyak dua kali dengan
pilihan berdasarkan tingkat geometri tingkat kesulitan yang sama.
Van Hiele. Tes soal geometri Van
Hiele merupakan tes soal yang
dikembangkan oleh Usiskin. Setiap
tingkat geometri Van Hiele terdiri
dari lima soal. Namun untuk nomor
urut soal dalam penelitian ini di acak
agar peserta didik mengerjakan soal
dengan tingkat yang bervariasi.
Apabila tingkat kesukaran soal Van
Hiele semakin naik maka
memungkinkan peserta didik tidak
membaca soal selanjutnya. Berikut,
ialah level urutan tes soal geometri
Van Hieleseperti pada Tabel 1.

Pi: Mathematics Education Journal


http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 30
Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No. 1, April 2020, 28−37

Tabel 2. Indikator Proses Pemecahan Masalah IDEAL Berdasarkan Teori Van Hiele
Tingkat
berpikir Van Karakteristik Indikator Tingkat Berpikir
Hiele
Tingkat 1 Obyek pemikiran siswa a. Peserta didik dapat menggambar bentuk geometri secara
(visualisasi) masih didominasi umum yang diketahui pada soal namun belum dapat
bentuk menggambarkan bentuk geometri dengan berdasarkan
dan seperti apa bentuk sifat-sifat yang dimilikinya.
itu b.Peserta didik memahami konservasi bentuk segitiga
terlihat secara visual. berbagai posisi dengan menyebutkan jenis masing-masing
gambar
c. Dapat menghubungkan informasi (objek fisik) yang
diberikan dan mengembangkannya dalam model geometri
(tanpa menggunakan skala)
d.Belum dapat menggunakan model geometri dalam
pemecahan masalah
Tingkat 2 Siswa mulai mengenali a. Peserta didik dapat mengkonstruk gambar sesuai dengan
(analisis) dan mengaplikasikan ciri-ciri dan dan sifat-sifat geometri
suatu ide b. Dapat memahami konservasi bentuk gambar segitiga
geometri, dalam berbagai posisi dengan menyebutkan jenis
mendeskripsikan masing-masing gambar
dengan benar berbagai c. Dapat menggunakan model geometri dalam pemecahan
sifat serta dapat masalah
mengidentifikasi d. Belum memahami langkah-langkah pembuktian
Gambar sebagai bagian matematika
dari Gambar yang lebih
besar
Tingkat 3 siswa dapat a.Peserta didik dapat menggambarkan/mendefinisikan suatu
(deduksi mengurutkan bangun segitiga berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki mulai
informal) dan mengaitkan dari banyaknya sisi, ukuran sisi, ukuran sudut, banyaknya
beberapa ide-ide sudut dan jumlah sudut dalam segitiga 180°.
geometri secara b. mampu mengkonstruk gambar sesuai dengan ciri-ciri dan
logis, memahami sifat-sifat yang diberikan seperti dua garis yang saling tegak
definisi, lurus dan menentukan suatu titik dalam sebuah garis.
dan menarik simpulan c. mampu membangun gambar segitiga lain yang berkaitan
dengan memberikan dengan gambar segitiga yang diberikan bahkan dapat
argumen secara membuat garis bantu untuk menyelesaikan masalah.
informal. d. Dapat menghubungkan informasi (objekfisik) yang
diberikan dan mengembangkan dalam model geometri
(dengan menggunakan skala), dapat menjelaskan sifat
geometri dari benda-benda fisik, dapat menggunakan model
geometri dalam pemecahan masalah, dan dapat
menggunakan konsep model matematika yang mewakili
hubungan antara objek.

Pi: Mathematics Education Journal


http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 31
Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No. 1, April 2020, 28−37

3. Wawancara mempermudah mengetahui


Wawancara berupa garis besar perbedaan proses pemecahan
pertanyaan proses pemecahan masalah IDEAL berdasarkan
masalah geometri yang disesuaikan tingkat geometri berdasarkan
dengan model soal tes yang teori Van Hiele.
digunakan. c. Penarikan simpulan
Teknik analisis data yang Dari data yang diperoleh
digunakan ialah data kualitatif yang dan disajikan maka dapat ditarik
mengutip konsep oleh Miles and simpulan proses pemecahan
Huberman. Aktivitas dalam analisis data masalah berdasarkan tingkat
yaitu: teori Van Hiele dan Gender.
1. Data tes berpikir geometri
berdasarkan Van Hiele Prosedur Penelitian
Aktivitas dalam analisis data Kegiatan penelitian dilakukan dalam
tes geometri Van Hiele diantaranya tiga tahapan kegiatan pokok, yaitu:
yaitu hasil tes geometri Van Hiele a. Tahap persiapan
dikoreksi kemudian dikelompokkan Aktivitas yang dilakukan
berdasarkan tingkatan Van Hiele. pada tahap persiapan yaitu: 1)
Dalam penelitian ini diperoleh subjek meminta ijin ke pihak kampus
penelitian yang mencapai tingkat untuk melakukan penelitian; 2)
visualisasi, analisis dan deduksi menanyakan ke pada pihak
informal. Setiap tingkat visualisasi, dosen mata kuliah geometri
analisis dan deduksi informal diambil tentang sejauh mana peserta
dua peserta didik yang kemudian didik SMA mempelajari
dijadikan subjek penelitian. geometri serta hal-hal lain yang
2. Data tes pemecahan masalah berkaitan dengan penelitian; 3)
geometri peneliti mengkaji teori geometri
a. Reduksi data Van Hiele dan pemecahan
Aktivitas ini mengarah masalah IDEAL; 4) menyiapkan
pada proses menyeleksi, instrumen geometri Van Hiele
meresume serta menitik beratkan dan soal pemecahan masalah
pada hal-hal yang penting. geometri, dan; 5) melakukan
Tahap reduksi data dalam administrasi penelitian
penelitian ini meliputi: b. Tahap pelaksanaan penelitian
a) Mengoreksi hasil soal tes Aktivitas yang dilakukan
subjek penelitian pada tahap pelaksanaan
b) Hasil tes soal penelitian yaitu: 1) tes geometri
dikelompokkan berdasarkan Van Hiele dilakukan melalui
tingkat geometri Van Hile. pemberian soal tes geometri Van
c) Data proses pemecahan Hiele; 2) tes pemecahan masalah
masalah pertama dan kedua yang dilakukan oleh subjek
dirangkum dan difokuskan penelitian; 3) menganalisis tes
pada hal-hal yang penting menggunakan indikator
b. Penyajian data pemecahan masalah berdasarkan
Data yang diperoleh tingkat berpikir geometri Van
disajikan dalam bentuk teks Hiele yang kemudian di perkuat
yang bersifat naratif serta dalam adanya wawancara dari
bentuk Gambar untuk responden.

Pi: Mathematics Education Journal


http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 32
Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No. 1, April 2020, 28−37

c. Tahap pelaporan dilanjutkan menyusun laporan


Tahap terakhir yaitu tahap penelitian.
pelaporan. Kegiatan yang
dilakukan pada tahap ini yaitu Hasil dan Pembahasan
mengolah dan menganalisis data Berdasarkan hasil penelitian yang
hasil penelitian yang kemudian telah dilakukan, maka disusun Tabel 3.

Tabel 3. Analisis Tingkat Van Hiele berdasarkan Penyelesaian Mahasiswa


Tingkat Tahap
1 2 3 4 5
Visualisasi Mampu Mampu Belum mampu Belum mampu Belum
laki-laki menidentifikasi menentukan mencari strategi dalam mampu
masalah tujuan dengan yang mungkin melaksanakan dalam
kata-kata sendiri strategi mengkaji
tapi tidak kembali dan
sistematis mengevalusi
pengaruhnya
Visualisasi Mampu Mampu Belum mampu Belum mampu Belum
perempuan menidentifikasi menentukan mencari strategi dalam mampu
masalah tujuan dengan yang mungkin melaksanakan dalam
kata-kata sendiri strategi mengkaji
serta sistematis kembali dan
mengevalusi
pengaruhnya
Analis laki- Mampu Mampu Mampu mencari Mampu dalam Belum
laki menidentifikasi menentukan strategi yang melaksanakan mampu
masalah tujuan dengan mungkin strategi dalam
kata-kata sendiri mengkaji
kembali dan
mengevalusi
pengaruhnya
Analisis Mampu Mampu Mampu mencari Mampu dalam Belum
perempuan menidentifikasi menentukan strategi yang melaksanakan mampu
masalah tujuan dengan mungkin strategi dalam
kata-kata sendiri mengkaji
kembali dan
mengevalusi
pengaruhnya
Deduksi Mampu Mampu Mampu mencari Mampu dalam Mampu dalam
informal menidentifikasi menentukan strategi yang melaksanakan mengkaji
laki-laki masalah tujuan dengan mungkin strategi kembali dan
kata-kata sendiri mengevalusi
pengaruhnya
Deduksi Mampu Mampu Mampu mencari Mampu dalam Mampu
informal menidentifikasi menentukan strategi yang melaksanakan dalam
perempuan masalah tujuan dengan mungkin strategi mengkaji
kata-kata sendiri kembali dan
mengevalusi
pengaruhnya

Berdasarkan Tabel 3 Analisis bahwa visualisasi laki-laki mampu hingga


Tingkat Van Hele berdasarkan tahap 2 dari pemecahan masalah. Hal ini
penyelesaian mahasiswa dalam diperkuat dari hasil wawancara bahwa
memecahan masalah dapat disimpulkan peserta didik belum mampu untuk

Pi: Mathematics Education Journal


http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 33
Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No. 1, April 2020, 28−37

mencari strategi yang mungkin karena daripada anak laki-laki dalam satu
kurangnya pengetahuan mengenai dalil, dimensi fleksibelitas.
postulat yang di pahami. Seangkan dari Subjek berada pada tahap tingkat
segi visualisasi perempuan, telah mampu analisis, pada tahapan pemecahan
sampai pada tahap ke 4 dari tahap masalah matetisnya sudah berada pada
pemecahan masalah. tahap kelima, yang mampu melewati
Hasil penelitian yang telah diuraikan tahapan-tahapan pemecahan masalah,
di atas menunjukkan bahwa proses akan tetapi masih kurang sistematis
pemecahan masalah geometri yang dalam penulisannya. Hal ini terlihat pada
dimiliki subjek berdasarkan tingkat pencapaian tahapan tingkat analisis
berpikir Van Hiele berbeda-beda. Subjek pemecahan masalah tetapi salah dalam
yang mencapai tingkat visualisasi hanya menuliskan sudut. Hal ini sejalan dengan
bisa menyelesaikan pada langkah penelitian Noriza,dkk (2015) menyatakan
mengidentifikasi masalah dengan peserta didik yang mampu mencapai
membuat bangun secara umum dan tahapan analisis, sehingga mampu
menentukan tujuan dengan menggunakan mengidentifikasi unsur-unsur yang
bahasa pada soal serta kesalahaan pada ditanya dan diketahui, serta
penulisan sudut. Hal ini sesuai dengan mengembangkan model matematika
Noriza, dkk (2015) yang menyatakan walau belum lengkap. Muhassanah, dkk
bahwa peserta didik pada tingkat (2014) mengungkapkan bahwa kekurang
visualisasi tidak dapat membuat model mampuan siswa dalam menyebutkan
matematika, hal ini terlihat dari rumus, menandakan bahwa keberadaan
kemampuan untuk membuat sketsa siswa pada tahap analisis.
berdasarkan unsur-unsur yang sudah Sedangkan subjek yang mencapai
dikenal. Peserta didik membuat bentuk tingkat deduksi informal dapat
geometri berdasarkan penampilan fisik menentukan kelima langkah pemechan
secara keseluruhan (Muhassanah, dkk, masalah dengan sistematis dan
2014). Selain itu peserta didik tidak menggunakan bahasanya sendiri akan
mampu merencanakan dengan baik dalam tetapi masih ada beberapa kekeliruan
memecahkan masalah hal ini dikarenakan dalam penulisan sudut. Sesuai dengan
peserta didik dalam mengidentifikasi hasil penelitian Noriza, dkk (2015)
bentuk geometri secara keseluruhan yang menyatakan bahwa peserta didik tingkat
mengakhibatkan tidak dapat menentukan deduksi informal dapat mengidentifikasi
strategi yang digunakan untuk unsur-unsur yang diketahui dan
memecahkan masalah. ditanyakan. Peserta didik mampu
Berdasarkan gendernya, visualisasi membangun sebuah model matematika
laki-laki lebih monoton dalam dengan benar, hal ini terlihat dari
menjelaskan dari pada visualisasi kemampuan peserta didik pada deduksi
perempuan. Hal ini terlihat pada saat informal untuk membuat sketsa geometri
peserta didik menjelaskan strategi, akan yang dilengkapi dengan unsur-unsur yang
tetapi tidak mampu untuk menuliskan diketahui. Langkah melaksanakan
secara detail. Hal ini sesuai dengan rencana tersebut, para peserta didik dapat
penelitian (Walia: 2012) yang menyelesaikan masalah karena dapat
mengemukakan bahwa secara umum, merancang pemecahan dengan benar.
jenis kelamin tidak mempengaruhi Peserta didik dapat menulis simpulan
pencapain dalam matematika dan akhir dari pemecahan masalah.
kreativitas matematika, namun ditemukan Berdasarkan gendernya pun
peserta didik perempuan lebih baik terlihat pada tingkat deduksi informal

Pi: Mathematics Education Journal


http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 34
Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No. 1, April 2020, 28−37

perempuan lebih rinci menuliskan didik; 4) Tahap orientasi bebas,


pengerjaan dalam proses pemecahan mengerjakan tugas-tugas yang lebih
masalah dari awal hingga selesai komplek yang memerlukan banyak
ketimbang tingkat deduksi informasi laki- langkah, tugas yang dilengkapi dengan
laki serta mampu mengeksplor jawaban banyak cara dan tugas-tugas open ended
yang diinginkan dengan baik. Hal ini yang dilakukan oleh siswa; 5) tahap
sesuai pada penelitian (Walia: 2012) integrasi, tinjauan kembali dan meringkas
bahwa peserta didik perempuan lebih oleh peserta didik. Serta diakhir kegiatan
unggul dalam memberikan ide-ide yang pembelajaran adanya pengisian survey
bervariasi yang akan dilakukan oleh guru.
Hasil pemaparan proses Adapun kualitas pengetahuan
pemecahan masalah berdasarkan tingkat yang di miliki oleh peserta didik bukan
Van Hiele menyatakan adnya perbedaan merupakan hasil dari terhubungnya
antara subjek dalam proses pemecahan pengetahuan pengetahuan yang
masalah. Hal ini berkaitan dengan dimilikinya, melainkan dari adanya
penelitian dari Muhassanah, dkk (2014) proses berpikir. Hal ini sejalan dengan
yang menyatakan adanya perbedaan penelitian Azimi dan Irawan (2012) yang
keterampilan yang dimiliki peserta didik menyatakan Peningkatan tahap berpikir
berdasarkan tingkat berpikir Van Hieleny siswa dari tahap visualisasi ke tahap
serta urutan tingkat berpikirnya. analisis oleh penerapan pembelajaran
Abdussakir (2010) menyatakan peserta geometri Van Hiele. Maka pembelajaran
didik menganggap kebencian dalam yang sesuai dengan tingkat berpikir
mempelajari geometri dikarenakan peserta didik maka peserta didik dapat
geometri merupakan pelajaran yang sulit memecahkan masalah dengan baik.
dipahami. Tujuan dalam mempelajari
geometri ialah agar peserta didik dapat Kesimpulan dan Saran
menyelesaikan pemecahan masalah Adapun simpulan yang diperoleh
dengan baik. Seperti yang diutarakan oleh adalah sebagai berikut:
Adolphus (2011) bahwa materi geometri 1. Pada tahap visualisasi, peserta didik
dianggap sulit ditakuti yang mampu mengidentifikasi masalah
menyebabkan tujuan penembangan dan tujuan menggunakan bahasa
kemampuan pemecahan masalah tidak soal, tetapi belum mampu dalam
tercapai. melaksanakan strategi maupun
Maka dari itu, perbaikan kualitas mengkaji kembali dan
pembelajaran geometri dilakukan mengevaluasinya serta mencari
menggunakan teori Van Hiele melalui strategi yang mungkin.
lima tahap pembelajaran:1) tahap 2. Tingkat berpikir Analisis, peserta
informasi, yang mana guru bertugas didik mampu menacapai tahap
menggali informasi sebnayak mungkin pertama yaitu mengidentifikasi
tentang kegiatan dan onjek-objek yang masalah dan tujuan menggunakan
dipelajari pada tahap berpikir peserta bahasa sendiri walaupun tidak
dengan tanya jawab sambil melakukan sistematis, tahap kedua yaitu mampu
observasi; 2) Tahap orientasi langsung, mencari strategi yang mungkin,
penggalian topik yang dipelajari melalui tahap ketiga yaitu melaksanakan
alat-alat yang cermat disiapkan guru oleh strategi, walaupun tidak formal,
pserta didik; 3) Tahap penjelasan, tahap ke empat yaitu mengkaji
mengemukakan pendapat mengenai kembali serta tahap kelima yaitu
struktur yang diobservasi oleh peserta mengevaluasi.

Pi: Mathematics Education Journal


http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 35
Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No. 1, April 2020, 28−37

3. Pada tingkat deduksi informal, Fakultas Tarbiyah UIN Maliki


tercapainya tahapan satu hingga Malang. [Online].Tersedia: http://
tahapan terakhir pemechan masalah abdussakir.wordpress.com. [20
dengan runtut dan sistematis. Juni 2015]
Hasil penelitian ini diharapkan Adolphus, T. (2011). Problems of
dapat memberikan sumbangan pemikiran teaching and learning of geometry
sebagai usaha meningkatkan kemampuan in secondary schools in Rivers
dalam bidang pendidikan, khususnya State, Nigeria. International
bidang matematika. Saran yang dapat Journal of Emerging
disampaikan penulis sehubungan dengan Sciences, 1(2), 143-152.
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Afrida, N., Hamam, P. A., & Akbar, P.
1. Berdasarkan hasil proses pemecahan (2019). Implementasi Pendekatan
masalah geometri yang rendah maka Problem Solving Dengan Model
guru perlu menerapkan pembelajaran Eliciting Activities Untuk
geometri berdasarkan Van Hiele Meningkatkan Kemampuan
sehingga dengan konsep geometri Berpikir Kritis Matematik Siswa
yang matang diharapkan peserta SMP. Journal on Education, 1(4),
didik dapat meningkatkan 616-624.
kemampuan dalam memecahkan Alex, J. K. & Mammen, J. (2012). A
masalah geometri. Survey of South African Grade 10
2. Berdasarkan keterbatasan dari Learners’ Geometric Thinking
penelitian ini yang hanya Levels in Terms of the Van Hiele
menganalisis proses pemecahan Theory. Anthropologist. Vol. 14.
masalah geometri pada tingkat No. 2
visualisasi, analisis, dan deduksi Al-Migdady, A. M. (2014). Skilled-
informal maka diharapkan penelitian Unskilled mathematical Problem
selanjutnya dilanjutkan untuk Solvers: Jordanian-Students'
menganalisis proses pemecahan Differences in Solving
masalah geometri pada tingkat Geometrical Problems. European
visualisasi, analisis, deduksi Scientific Journal. Vol. 10, No. 25
informal, deduksi formal dan rigor. Aydoğdu, M. Z & Keşan, C. (2014). A
Research On Geometry Problem
Daftar Rujukan Solving Strategies Used By
Elementary Mathematics Teacher
Abu, M. S. & Abidin, Z. Z. (2013). Candidates. Journal of
Improving the Levels of Educational and Instructional
Geometric Thinking of Secondary Studies. Vol. 4, No. 1
School Students Using Geometry Azimi, S.N. dan Irawan, E.B. (2012).
Learning Video based on Van Upaya Meningktakan Tahap
Hiele Theory. International Berpikir Siswa pada Materi Garis
Journal of Evaluation and Singgung Persekutuan Dua
Research in Education (IJERE). Lingkaran Melalui Pembelajaran
Vol. 2, No. 1 Geometri Van Hiele Kelas VIII di
Abdussakir (2010). Pembelajaran MTs NW Lepak. Jurnal
Geometri Sesuai Teori Van Hiele. Pendidikan Matematika
El-Hikmah: Jurnal Kependidikan Universitas Negeri Malang
dan Keagamaan . Vol VII Nomor [Online], Vol 1 (3). Tersedia:
2, Januari 2010. ISSN 1693-1499. http://jurnal-

Pi: Mathematics Education Journal


http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 36
Pi: Mathematics Education Journal Vol. 3, No. 1, April 2020, 28−37

online.um.ac.id/article/do/ detail- Mathematics Education


article/1/31/1001 [17 Desember Research, 4(2).
2015]. Özerem, A. (2012). Misconceptions In
Balitbang. (2012). Daya Serap Ujian Geometry And Suggested
Nasional Tahun 2012 Solutions For Seventh Grade
Hasanah, M. (2013). Penerapan Tahapan Students. International Journal of
Polya Berbasis Kooperatif untuk New Trends in Arts, Sport &
Meningkatkan Kemampuan Science Education. Vol. 1, No. 4
Pemecahan Masalah Matematika Pinar, A. (2014). Predictor Variables For
pada Materi Aljabar Kelas XI IPA Primary School Students Related
di SMAN 3 Malang. SKRIPSI To Van Hiele Geometric
Jurusan Matematika-Fakultas Thinking. Journal of Theory and
MIPA UM. Practice in Education. Vol. 10,
Khoiriyah, N, et al. (2013). Analisis No.1
Tingkat Berpikir Siswa Saragih, S & Habeahan, W. L. (2014).
Berdasarkan Teori Van Hiele The Improving of Problem
Pada Materi Dimensi Tiga Solving Ability and
Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field Students’Creativity Mathematical
Dependent dan Field Independent. by Using Problem Based Learning
Jurnal Pendidikan Matematika in SMP Negeri 2 Siantar. Journal
Solusi. Vol. 1, No. 1 of Education and Practice. Vol. 5,
Muhassanah, N, et al. (2014). Analisis No. 35
Keterampilan Geometri Siswa Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
dalam Memecahkan Masalah Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Geometri Berdasarkan Tingkat Bandung: PT Alfabet.
Berpikir Van Hiele. Journal Walia, Pooja. 2012. Achievement In
Elektronik Pembelajaran Relation to Mathematical Creativity
Matematika. Vol. 2, No. 1 of Eighth Grade Students. Indian
NCTM. (2010). A Research on Geometry Streams Research Journal Vol. 2,
Problem Solving Strategies Used Issue.II /March; 12 pp. 1-4.
by Elementary Mathematics [Online]. Tersedia:
Teacher Candidates http://www.isrj.net. [diakses pada 4
Noriza, M. D., Kartono, K., & Sugianto, Mei 2014].
S. (2015). Kemampuan Zhu, Z. 2007. Gender differences in
Pemecahan Masalah dan Disposisi matematical problem solving
Matematis Siswa Kelas X pada pattens: A review of literature.
Pembelajaran Berbasis Internasional Education Journal,
Masalah. Unnes Journal of 8(2), 187-203.

Pi: Mathematics Education Journal


http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/pmej 37

Anda mungkin juga menyukai