Proposal Revisi Sempro Handayani Ammase
Proposal Revisi Sempro Handayani Ammase
HANDAYANI AMMASE
1911440008
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................6
E. Batasan Istilah..............................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................9
A. Kajian Teori.................................................................................................9
B. Penelitian Relevan......................................................................................25
C. Kerangka Konseptual.................................................................................26
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................28
A. Jenis Penelitian...........................................................................................28
B. Waktu Dan Tempat Penelitian...................................................................28
C. Subjek Penelitian........................................................................................28
D. Prosedur Penelitian....................................................................................29
E. Instrumen Penelitian..................................................................................30
F. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................31
G. Pemeriksaan Keabsahan Data....................................................................31
H. Teknik Analisis Data..................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
disiplin ilmu dan pengembangan pola pikir manusia (Indriani & Imanuel,
ilmu lainnya sudah dikuasai oleh siswa sehingga pada proses pembelajaran
berpikir secara logis, kritis dan kreatif. Oleh karena itu matematika menjadi
salah satu mata pelajaran penting yang wajib pada pendidikan formal.
1
2
sistematis, kritis, dan kreatif, cermat dan teliti, bertanggung jawab, responsif,
diperlukan proses berpikir yang baik. Proses berpikir tersebut biasanya akan
berpikir yang baik tentunya akan membawa dampak yang baik pula pada
terjadi dalam otak manusia. Proses berpikir dalam belajar matematika adalah
kegiatan mental yang ada dalam pikiran siswa, maka Herbert (dalam
berpikir siswa dapat diamati melalui proses cara mengerjakan tes dan hasil
3
yang ditulis secara terurut. Selain itu ditambah dengan wawancara mendalam
Perbedaan itu mungkin disebabkan oleh faktor pembawaan sejak lahir dan
(2009) sebagai suatu cara merespon terhadap atau memikirkan secara mental
menurut van Hiele. van Hiele menyatakan bahwa terdapat lima tingkatan
(visualisasi), (2) level 1 (analisis), (3) level 2 (deduksi informal), (4) level 3
(deduksi), (5) level 4 (ketepatan) (Walle dkk. 2001). Level berpikir geometri
4
menjelaskan bagaimana peserta didik berpikir dan ide geometri apa yang
of our lives. It is important to explore the shapes, lines, angles, and space that
are woven into our students’ daily lives as well as our own.
dan memahami hubungan antara jenis-jenis bangun dimensi dua dan dimensi
hubungan antara sudut, panjang sisi, keliling, luas dan volume dari bangun
yang sama. Ketiga, membuat dan mengkritisi argumen induktif dan deduktif
hubungan Pythagoras.
beberapa materi geometri masih kurang dikuasai oleh sebagian besar siswa.
siswa dalam geometri, salah satunya yaitu dalam penyampaian materi dan
masih sulit dikuasai oleh sebagian besar siswa salah satunya adalah materi
bangun ruang sisi datar, dikarenakan untuk memahami materi tersebut siswa
SMP Negeri 1 Rappang pada tanggal 8 Mei 2023, siswa mengaku kesulitan
dalam menyelesaikan soal geometri materi bangun ruang sisi datar segitiga.
dan lain-lain.
berpikir siswa kelas VIII dalam pemecahan masalah segitiga. Adapun subjek
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
sebagai berikut:
1. Secara Teoretis
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti
seorang pendidik.
b. Bagi guru
segitiga.
7
c. Bagi siswa
masalah segitiga.
E. Batasan Istilah
1. Proses Berpikir
masalah yang dilandasi dengan berbagai ide atau gagasan yang ada
2. Pemecahan Masalah
8
solusi atau jalan keluar berupa langkah yang spesifik untuk mengatasi
3. Masalah Matematika
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Proses Berpikir
terjadi proses berpikir, sebab seorang dikatakan berpikir bila orang itu melakukan
kegiatan mental dan orang yang belajar matematika pasti melakukan kegiatan
mental. Berpikir merupakan salah satu bentuk aktivitas belajar. Biasanya, proses
pikiran kita dalam keadaan tanya jawab, untuk dapat meletakkan hubungan
pengetahuan kita. Dalam berpikir kita memerlukan alat yaitu akal (Ahmadi &
Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah
atau terencana dan sistematis pada konteks ruang, waktu, dan media yang
9
10
mempengaruhinya.
pengertian, yaitu adalah hasil proses berpikir yang merupakan rangkuman sifat-
sifat pokok dari suatu barang atau kenyataan yang dinyatakan dalam suatu
buah pengertian atau lebih. dan (3) penarikan kesimpulan, yaitu sebagai hasil
geometri yaitu melalui tahap pengenalan, tahap analisis, tahap pengurutan, tahap
deduksi, dan tahap ketepatan (Lestariyani dkk. 2014). Setiap level berpikir
Level berpikir geometri menjelaskan bagaimana peserta didik berpikir dan ide
a. Level 0 (visualisasi)
bentuknya secara keseluruhan. Ciri pada level visual ini adalah siswa
b. Level 1 (analisis)
bangun.
Level ini disebut juga dengan level pengurutan. Pada level ini
siswa dapat memahami hubungan antara ciri satu dengan ciri yang lain
pada suatu bangun. Dan pada level ini siswa dapat mengambil
d. Level 3 (deduksi)
siswa mulai mampu menyusun bukti-bukti secara formal. Pada level ini
12
e. Level 4 (ketepatan)
2. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah bukanlah sekedar suatu keahlian untuk diajarkan dan
digunakan dalam matematika tetapi juga keahlian yang akan dibawa pada
Astuti dkk. (2014) mengungkapkan bahwa salah satu kompetensi yang harus
proses atau upaya individu untuk merespons atau mengatasi halangan atau
kendala ketika suatu jawaban atau metode jawaban belum tampak jelas.
adalah suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang ditemui untuk mencapai suatu
tujuan yang diinginkan. Jadi secara singkat pemecahan masalah adalah formulasi
jawaban baru, keluar dari aplikasi peraturan yang dipelajari sebelumnya untuk
pembelajaran matematika.
siswa di kelas VII SMP. Berikut penjelasan mengenai materi segitiga menurut
A. Segitiga
1) Pengertian Segitiga
Sisi yang membentuk segitiga ABC berturut-turut adalah AB, BC, dan
datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan mempunyai tiga buah titik
Jadi, pada suatu segitiga setiap sisinya dapat dipandang sebagai alas,
dimana tinggi tegak lurus alas. Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa alas segitiga merupakan salah satu sisi dari suatu segitiga,
sedangkan tingginya adalah garis yang tegak lurus dengan sisi alas dan
2) Jenis-jenis Segitiga
a. Panjang sisi-sisinya;
b. Besar sudut-sudutnya;
i. Segitiga sebarang
Segitiga sama kaki adalah segitiga yang memiliki tiga buah sisi
yang sama panjang . pada gambar di atas segitiga sama kaki ABC
dengan AB = BC.
17
Segitiga sama sisi adalah segitiga yang memiliki tiga buah sisi
sama panjang dan tiga buah sudut sama besar. Segitiga ABC pada
i. Segitiga lancip
AC.
khusus (istimewa). Dalam hal ini yang dimaksud segitiga istimewa adalah
a. Segitiga siku-siku
diagonal AC. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa besar salah satu
Impitkan kedua segitiga yang terbentuk tersebut pada salah satu sisi siku-
2.11 (ii) dan (iii). Dengan demikian, dapat dikatakan segitiga sama kaki
dapat dibentuk dari dua buah segitiga siku-siku yang sama besar dan
sebangun.
dapat disimpulkan bahwa segitiga sama kaki mempunyai dua buah sisi
yang sama panjang dan dua buah sudut yang sama besar.
Lipatlah ∆ PQR menurut garis RS. Segitiga PRS dan ∆ QRS akan
SQ. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa RS merupakan sumbu simetri
dari ∆ PQR. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa segitiga sama
Segitiga sama sisi mempunyai tiga buah sisi yang sama panjang,
tiga buah sudut yang sama besar dan mempunyai tiga sumbu simetri.
Besar sudut suatu garis lurus sebesar 180°, sehingga penjumlahan sudut-
sudut pada segitiga sebesar 180°. Dari uraian tersebut dapa disimpulkan bahwa
1. Ketidaksamaan segitiga
Pada setiap segitiga selalu berlaku bahwa jumlah dua buah sisinya selalu
lebih panjang daripada sisi ketiga. Jika suatu segitiga memiliki sisi a,b, dan c
i. a+b>c
ii. a+c>b
iii. b+c>a
Pada setiap segitiga sudut terbesar terletak berhadapan dengan sisi terpanjang,
Besar sudut luar suatu segitiga sama dengan jumlah dua sudut dalam yang
1. Keliling segitiga
Keliling ∆ ABC = AB + BC + AC
=c+a+b
=a+b+c
K = a + b + c.
2. Luas segitiga
1
Luas ∆ ADC = × luas persegi panjang ADCE dan
2
1
Luas ∆ BDC = × luas persegi panjang BDCF.
2
25
1 1
= × luas ADCE + × luas BDCF
2 2
1 1
= × AD × CD + × BD × CD
2 2
1
= × CD × (AD + BD)
2
1
= × CD × AB
2
Secara umum luas segitiga dengan panjang alas a dan tinggi t adalah
1
L= × a ×t .
2
B. Penelitian Relevan
berpikir siswa. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Musa (2016) yang
berada pada level 2 pra pengurutan (level 2 belum maksimal), subjek kurang
berada pada level 2 pra pengurutan (level 2 belum maksimal), subjek kurang
berada pada level 1 analisis, subjek dapat menentukan sifat-sifat suatu bangun
sedangkan (d) subjek PR berada pada level 1 analisis, subjek dapat menentukan
Penelitian lain yang dilakukan oleh Sholihah dan Afriansyah (2018) bertujuan
masalah geometri berdasarkan tahapan berpikir van Hiele serta untuk melihat
geometri van Hiele. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketercapaian siswa pada
paling banyak adalah pada tahap 0 (visualisasi). Hal ini ditunjukkan dengan
96,87 %. Ketercapaian tahapan berpikir van Hiele yang paling baik dicapai
sebesar 3,13% pada tahap 1 (Analisis). Untuk tahap 2 (deduksi informal) dan
tahap 3 (deduksi) belum ada siswa yang mampu mencapai tahapan tersebut.
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses berpikir siswa
C. Kerangka Konseptual
diperlukan proses berpikir. Proses berpikir adalah aktivitas yang terjadi dalam
Dalam proses berpikir terdapat tingkatan berpikir. Salah satu teori yang
27
mengungkap tingkatan berpikir adalah tingkatan berpikir menurut van Hiele. van
Hiele menyatakan bahwa terdapat lima tingkatan berpikir siswa dalam bidang
Hiele.
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
(apa itu kualitatif deskriptif teorinya sapa) karena hasil dari penelitian ini
memaparkan suatu keadaan secara sistematis sehingga lebih jelas dan sesuai
dan memberikan gambaran secara apa adanya mengenai proses berpikir siswa
403 orang yang dibagi dalam beberapa kelas dan guru sebanyak 37 orang.
C. SUBJEK PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII 1 SMP Negeri 1
Rappang tahun ajaran 2022/2023. Peneliti memilih subjek kelas VIII 1 SMP
28
29
penggolongan tingkatan berpikir van Hiele dari hasil tes VHGT (van Hiele
Geometry Test). Selanjutnya, kelima subjek yang telah dipilih diberikan soal
D. PROSEDUR PENELITIAN
sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
E. INSTRUMEN PENELITIAN
a. Instrumen Utama
b. Instrumen Pendukung
i. Soal tes
ada perbedaan antara data yang dilaporkan peneliti dengan data yang
kepada pemberi data. Tujuan dari member-check adalah agar informasi yang
diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa
tentang fokus yang diteliti yakni agar memperoleh kebasahan data dalam
penelitian.
berlangsung. Hal ini diungkapkan oleh Miles dkk. (2014), yaitu kondensasi
a. Kondensasi data
b. Penyajian data
c. Verifikasi
Ahmadi, H. A., & Supriyono, W. (2013). Psikologi belajar (Edisi ke-3). Rineka
Cipta.
Gagne, R. M. (1970). The conditins of learning (Edisi ke-2). Holt, Rinehart and
Winston.
Lestariyani, S., Ratu, N., & Yunianta, T. N. H. (2014). Identifikasi tahap berpikir
geometri siswa SMP Negeri 2 Ambarawa berdasarkan teori van Hiele.
Satya Widya, 30(2), 96-103.
https://doi.org/10.24246/j.sw.2014.v30.i2.p96-103
34
35
Musa, L. A. D. (2018). Level berpikir geometri menurut teori van Hiele berdasarkan
kemampuan geometri dan perbedaan gender siswa kelas VII SMPN 8 Pare-
Pare. Al-Khwarizmi: Jurnal Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam, 4(2), 103–116. https://doi.org/10.24256/jpmipa.v4i2.255
Nuharini, D., & Wahyuni, T. (2008). Matematika konsep dan aplikasinya. Pusat
Perbukuan.
Sholihah, S. Z., & Afriansyah, E. A. (2017). Analisis kesulitan siswa dalam proses
pemecahan masalah geometri berdasarkan tahapan berpikir van Hiele.
Mosharafa. Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2), 287-298.
https://doi.org/10.31980/mosharafa.v6i2.317
Sucipto, H., Kusumawati, R., & Nayazik, A. (2019). Analisis kesulitan belajar
matematika siswa pada materi bangun ruang sisi datar ditinjau dari
kemampuan komunikasi matematis. Factor M, 1(2), 114–122.
https://doi.org/10.30762/f_m.v1i2.1440
Walle, J. A. V., Karp, K. S., & Williams, J. M. B. (2020). Elementary and middle
scholl mathematics: Teaching developmentally (Edisi ke-10). Pearson.
Widyastuti, R., Usodo, B., & Riyadi, R. (2013). Proses berpikir siswa SMP dalam
menyelesaikan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah polya
ditinjau dari adversity quotient. Jurnal Pembelajaran Matematika, 1(3),
239-249.