PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terakhir, kontrol dan komputer berdampak penting pada struktur sistem kontrol.
Dalam sistem kontrol tradisional, koneksi antara sensor, pengontrol, dan aktuator
fleksibilitas yang rendah. Kelemahan seperti itu muncul di banyak sistem otomasi
dapat mengukur jarak jauh dengan beberapa perangkat tanpa menggunakan kabel,
sistem pengukuran suatu objek dapat diukur dengan menempatkan penyajian data
berdaya rendah dan mampu mengirimkan data dalam jarak jauh. LoRa
penggunaan daya yang rendah seperti bluetooth, maka dari itu implementasinya
sangat cocok bagi perangkat sensor yang digunakan untuk beberapa tahun
kedepan pada cangkupan area yang luas menggunakan sumber daya baterai
(Yanziah dkk., 2020). Selain itu LoRa juga dapat diterapkan pada daerah yang
tidak terdapat akses internet. Seperti pada penerapan penggunaan PDAM digital di
daerah pedesaan.
merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang memberikan jasa pelayanan
sehat yang memenuhi kebutuhan warga setempat, yang juga merupakan bentuk
pelayanan yang diberikan pemerintah kepada warga. Namun, sistem PDAM yang
ada saat ini kebanyakan menggunakan sistem pencatatan manual yang rawan
PDAM yang manual atau konvensional. Pengelolaan air bersih untuk warga desa
Moncongloe dikelola oleh BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). BUMDes di
dari itu potensi penerapan teknologi smart PDAM dalam infrastruktur ini dengan
program PDAM digital telah terintegrasi sistem pengukuran penggunaan debit air
secara digital dan sistem pemantauan dan kontrol jarak jauh secara wireless.
penggunaan air dari jarak jauh. Ketersediaan sistem untuk memantau data hasil
teknologi telemetri seperti LoRa. Jenis telemetri yang digunakan yaitu LoRa
SX1262. LoRa SX1262 ini dirancang untuk masa pakai baterai yang lama dengan
4,2 mA aktif menerima data saat ini. LoRa SX1262 dapat mentransmisikan
hingga +22 dBm dengan amplifier daya terintegrasi dengan sangat efisien.
berfungsi sebagai access point dan perangkat lain berperan sebagai wireless client
(Bhakti dkk., 2017). Analisis komunikasi ini penting dilakukan karena dalam
jaringan komunikasi multipoint, ketika data yang dikirim oleh beberapa wireless
client atau access point meminta data pada saat bersamaan ke wireless client maka
belum tentu sistem dapat malayani pengiriman dan permintaan data tersebut. Hal
ini menjadi kendala saat pertukaran data berlangsung pada jaringan komunikasi
tersebut.
Analisis pertukaran data tentu bukan hal baru lagi untuk di riset. Telah
banyak penelitian sebelumnya yang telah melakukan riset tentang kualitas layanan
penelitian tentang telemetri suhu yang lebih fokus menganalisis data rate dan
hasil pengukuran.
mengevaluasi parameter QoS yang terdiri dari throughput, delay, jitter dan packet
los untuk setiap layanan (suara, data, video) dalam jaringan WiMAX. Yanziah
dkk, (2020) juga melakukan penelitian tentang analisis agar mengetahui efek jarak
transmisi pada persentase paket tidak diterima (packet loss) dan nilai RSSI yang
dkk., (2019) telah menganalisis performa dari modul LoRa dengan hasil dari
parameter delay, RSSI, throughput dan nilai SNR dihasilkan saat transmisi data
berjalan.
diharapkan hasil akhir bertujuan untuk menganalisis kualitas pertukaran data pada
penelitian ini adalah komunikasi multipoint yang terdiri dari beberapa perangkat
satu perangkat sebagai access point dan yang lainnya sebagai wireless client yang
di pasang pada setiap meteran digital. Pengujian dilakukan pada ruangan terbuka
dengan jarak yang ditentukan bervariasi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini
akan digunakan sebagai data dasar untuk membangun sistem smart PDAM
B. Rumusan Masalah
belakang maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu :
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
untuk dapat berfikir secara analisis dan dinamis dimasa yang akan mendatang.
b. Bagi Masyarakat
c. Bagi Pemerintah
pertukaran data PDAM digital pada sistem pemantauan dan kontrol jarak jauh
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Data Sensor
a. Data
things known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau
dianggap. Diketahui artinya yang sudah terjadi merupakan fakta atau bukti.
suatu kejadian, yang merupakan perlambangan yang mewakili objek atau konsep
dalam dunia nyata. Hal ini dilengkapi dengan nilai tertentu. Data juga
didefinisikan sebagai fakta atau apa yang dikatakan sebagai hasil dari suatu
kejadian atau fakta dari fenomena di alam nyata, data bisa berupa tulisan atau
dibedakan menjadi dua jenis yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
1) Data kualitatif merupakan data yang berbentuk selain angka. Data kualitatif
Soeratno dan Arsyad (1993), sekalipun data kualitatif tidak berbentuk angka
namun bukan berarti data itu tidak dapat digunakan pada analisis statistik.
2) Data Kuantitatif merupakan data yang berwujud angka atau bilangan. Data
yang bersifat statistik. Data ini umumnya diolah memakai teknik perhitungan
matematika.
yaitu:
1) Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber datanya. Jadi untuk
2) Data sekunder adalah data yang didapatkan dari studi-studi sebelumnya. Data
sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti jurnal, laporan, buku,
dan sebagainya.
yaitu :
1) Data primer adalah data yang didapat dan dikumpulkan langsung dari objek
yang diteliti oleh orang atau organisasi yang melakukan penelitian secara
langsung dari objek yang diteliti untuk kepentingan studi yang bersangkutan
telah ada. Jadi penulis tidak mengumpulkan data langsung dari objek yang
dan data diterima dalam bentuk jadi, seperti diagram, grafik, tabel.
1) Data berkala (Time Series) merupakan data yang dikumpulkan secara berkala
dari waktu ke waktu. Pengambilan data ini biasanya digunakan untuk melihat
2) Data cross section merupakan data yang diperoleh pada waktu yang telah
ditentukan untuk mendapatkan gambaran keadaan atau kegiatan pada saat itu
juga.
b. Sensor
untuk mengubah besaran mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi
tegangan dan arus listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat
kali menerima kesan atau sensasi dari besaran yang diukur atau dideteksi.
bekerja membaca kecepatan putaran rotor yang disebabkan oleh kecepatan aliran
air. Water flow sensor merupakan sensor yang digunakan untuk mengukur debit
air yang mengalir pada pipa pelanggan (Suharjono, dkk., 2015). Selanjutnya
Suharjono, dkk., (2015) menjelaskan bahwa sensor ini terdiri dari bagian
katup plastik (valve body), rotor air dan sebuah sensor hall effect. Ketika air
mengalir melalui rotor maka rotor akan berputar dan kecepatan dari rotor akan
sesuai dengan aliran air yang masuk melewati rotor (Suharjono, dkk., 2015). Pulsa
sinyal dari rotor akan diterima oleh sensor hall effect untuk selanjutnya diproses di
Standar Nasional Indonesia (2015) debit air adalah volume air yang mengalir per
satuan waktu melalui suatu penampang. Jadi perputaran dari katup plastik memicu
terjadinya pulsa listrik yang dapat dideteksi oleh sistem mikrokontroler sebagai
penanda satu putaran telah dilalui. Berdasarkan jumlah putaran dan kecepatan
putaran dari sensor maka debit air atau volume air dalam satuan waktu dapat
2) Solenoid
yang dapat digerakkan oleh arus AC maupun DC, solenoid juga mempunyai
masuk atau supply (service unit), sedangkan lubang keluaran bekerja sebagai
terjebak saat plunger bergerak atau pindah posisi. Dalam penelitian ini solenoid
3) Pressure Sensor
Pressure Sensor atau sensor tekanan merupakan sensor yang digunakan
untuk mengukur tekanan gas atau cairan. Adapun cara kerja dari sensor ini adalah
dengan meningkatnya tekanan udara dalam kompresor maka udara akan menekan
bagian penampang bawah dari sensor sehingga menempel pada penampang atas
dari sensor (Edwin & Kristiadjie, 2016). Dengan menempelnya kedua penampang
tersebut membuat switch menjadi short. Sensor ini dapat diatur untuk tekanan
menghasilkan data yang berupa data digital. Fungsi sensor tekanan dalam
penelitian ini ialah sebagai switch otomatis yang mendeteksi besaran tekanan air
yang mengalir pada meteran digital. Pada setiap meteran digital menggunakan
c. Mikrokontroler
dari suatu perangkat atau produk yang mampu berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya.
dapat dikatakan sebagai komputer mini yang dapat bekerja secara inovatif sesuai
tidak terlalu kompleks dan tidak memerlukan kemampuan komputasi yang tinggi.
ESP 8266 merupakan chip Wi-Fi berbiaya rendah dengan kemampuan mengatur
TCP/IP dan MCU (unit mikrokontroler) yang diproduksi oleh produsen China
disediakan oleh ESP 8266 dengan kemampuan konsumsi daya rendah karena
firmware dan didukung oleh USB (Kodali & Mahesh, 2019). Sebagai modul
aplikasi IoT (Internet of Things) yang dapat digunakan di otomatisasi rumah,
2. Telemetri
kondisi alam) yang hasil pengukurannya dikirim ke tempat lain melalui kabel
yang lebih efisien dan tingkat mobilitas yang tinggi. Akan tetapi penggunaan
radio misalnya terhalang, terpantul, dan banyak sumber interferensi. Cuaca buruk
juga memiliki dampak gangguan terhadap proses transmisi menggunakan media
gelombang radio.
Penerapan teknologi LoRa telah diterapkan oleh Fuazan, dkk., (2021) pada
menggunakan sinyal radio yang menerapkan teknologi LoRa dan ESP8266 agar
dapat berkomunikasi dalam keadaan darurat untuk para pendaki gunung. Hal
teknologi LoRa diadopsi juga untuk permasalahan pada penelitian ini. Telemetri
yang digunakan adalah telemetri jenis LoRa SX1262 dengan frekuensi kerja 868
MHz. LoRa SX1262 dirancang untuk masa pakai baterai yang lama dengan 4,2
mA aktif menerima data saat ini. LoRa SX1262 dapat mentransmisikan hingga
3. Baud Rate
Agar data yang terkirim dapat tersinkronisasi dengan baik oleh perangkat
transmitter ke perangkat receiver, maka dari itu baudrate perlu diperhatikan saat
melakukan transmisi data. Baud rate merupakan jumlah pulsa dalam setiap detik
Contohnya saat melakukan transmisi data digunakan baud rate 1200, artinya
dalam setiap detik 1200 baud (karakter) dapat ditransmisikan. Satuan baud rate
yaitu bps (baud per second). Adapun beberapa besaran pada baud rate
diantaranya adalah 1200, 2400, 4800, 9600, 19200, 38400, 57600, dan 115600.
Pada komunikasi data telemetri LoRa, jarak jangkauan adalah salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengiriman data dari perangkat pengirim
jangkauan pengiriman data sangat erat kaitannya dengan intensitas atau daya
pancar. Semakin besar jangkauan transmisi data, maka daya pancar yang sampai
pada jangkauan tersebut akan semakin berkurang. Kondisi tersebut sesuai dengan
hukum square yang dipaparkan oleh Nurjannah, dkk., (2016) bahwa suatu
P
I= 2 ……………………….(1)
4πr
adalah jari-jari.
a. Best-effort service
sangat sederhana, dimana aplikasi mengirim data dapat dikirimkan setiap waktu
dan tanpa meminta izin atau memberitahukan terlebih dahulu kepada jaringan.
Untuk layanan best effort service mengirimkan data tanpa jaminan reliabilitas
b. Integrated service
Integrated service adalah layanan beberapa model yang dapat
traffic profile dan meminta jenis layanan tertentu yang dapat mencakup
bandwidth dan delay requirement. Aplikasi ini diharapkan untuk mengirim data
c. Differentiated service
memenuhi persyaratan QoS yang berbeda. Namun, tidak seperti dalam model
Begitupun halnya dengan LoRa, jika akan membangun sistem transmisi data yang
a. Packet Loss
Packet loss atau paket hilang adalah salah satu parameter yang
menunjukkan suatu kondisi yang menampilkan jumlah total paket yang hilang.
Hal tersebut dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan dan hal
ini sangat berpengaruh pada semua penerima data karena transmisi maka
buffer untuk menampung data yang diterima. Jika kongesti terjadi cukup lama,
maka buffer akan penuh, dan data baru tidak akan diterima (Malik dkk., 2017).
yaitu kecepatan prosesor yang rendah namun ketika kecepatan prosesor dapat
ditingkatkan maka kongesti dapat diatasi, jumlah penyimpanan data yang sedikit,
dan kongesti disebabkan oleh kapasistas router yang rendah. Menurut Malik,
yaitu :
(2)
Sangat bagus 0%
Bagus 3%
Cukup 15%
Buruk 25%
b. Delay
Delay adalah lamanya waktu yang dibutuhkan oleh data atau informasi
untuk sampai ke tempat tujuan data atau informasi tersebut dikirim. Delay
pada suatu jaringan akan menentukan langkah apa yang akan kita ambil ketika
kita memanajemen suatu jaringan. Ketika delay besar, dapat diketahui jaringan
tersebut sedang sibuk atau kemungkinan yang lain adalah kapasitas jaringan
tersebut yang kecil sehingga bisa melakukan tindakan pencegahan agar tidak
c. Bandwidth
yang lebih tinggi memberikan kecepatan data yang lebih tinggi (sehingga waktu
lebih pendek pada proses transmisi), namun sensitivitasnya lebih rendah (karena
juga membutuhkan lebih banyak kristal yang akurat dikarenakan kurangnya ppm.
Data dikirim pada tingkat chip sama dengan bandwidth, misalnya bandwidth yang
sesuai 125 kHz sesuai dengan kecepatan chip 125 kcps. Meskipun bandwidth bisa
dipilih dalam kisaran 7,8 kHz hingga 500 kHz, biasanya sebuah LoRa beroperasi
pada 500 kHz, 250 kHz atau 125 kHz (Bor & Roedig, 2018).
d. Throughput
Throughput merupakan ukuran dari transfer bit pada media dalam jangka
dipengaruhi dalam implementasi lapisan fisik seperti ethernet. Banyak faktor yang
mempengaruhi throughput, diantaranya jumlah lalu lintas, jenis lalu lintas, dan
jumlah perangkat jaringan yang dijumpai pada jaringan yang diukur. Dalam
dari link paling lambat path dari sumber ke tujuan. Bahkan jika semua atau
sebagian besar segmen mempunyai bandwidth yang tinggi, itu hanya akan
mengambil satu segmen pada jalur dengan throughput yang rendah. Perhitungan
kekuatan sinyal yang diterima oleh penerima, RSSI merupakan nilai rata-rata
sinyal yang diterima melalui berbagai jalur (efek multi-jalur) dan memiliki varians
temporal (Chapre, dkk. 2013). Menurut Yanziah, dkk., (2020) RSSI adalah salah
satu parameter yang menunjukkan daya terima dari seluruh sinyal pada band
kondisi free space, dan n adalah path loss exponent (Tabel 2.4) yang disesuaikan
dinyatakan dalam dBm dan merupakan nilai negatif, nilai minimum RSSI adalah
–120 dBm. Nilai dari RSSI bisa dibagi menjadi beberapa level seperti yang
lokasi pusat (Bhakti dkk., 2017). Dalam jaringan ethernet nirkabel point to
multipoint, semua lokasi berada jauh tidak berkomunikasi secara langsung satu
sama lain, tetapi memiliki koneksi ke hub Jaringan bintang di mana satu atau lebih
Lokasi terpencil di tepi jaringan sering disebut sebagai lokasi "klien" dan
lokasi pusat disebut "jalur akses" atau "base station". Penelitian tentang jaringan
nirkabel point to multipoint selama tahun 1990-an dan awal 2000-an, dan dibahas
lokasi adapun perangkat nirkabel klien berada dalam garis pandang yang jelas
(LOS) dengan perangkat yang bertindak sebagai base station (Bhakti dkk., 2017).
8. Smart PDAM
didirikan berdasarkan undang undang ini yang seluruh atau sebagian modalnya
minum yang dikelola oleh pemerintah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
kualitas air menjadi salah satu perhatian utama untuk menjaga keberlangsungan
dan pembayaran.
pada Smart Meter System untuk melakukan monitoring penggunaan air secara
real time di rumah tangga agar penggunaan air yang lebih efisien. Komunikasi
data MQTT pada sistem tersebut dimulai dari Water Flow Sensor mengirimkan
data (publish) yang didapatkan berupa debit air ke MQTT Broker melalui WeMos
untuk ditampilkan pada web. Untuk media penyimpanan pada sistem informasi
yang akan menyimpan status, waktu, debit beserta volume dari setiap sensor yang
ada. Namun kelemahan pada penelitian tersebut membutuhkan lokasi yang dapat
mengakses internet dan membutuhkan biaya tambahan agar alat dapat
multipoint yang tidak lagi membutuhkan akses internet karena pengiriman data
meteran air hanya menggunakan media transmisi data berbasis gelombang radio.
berjudul “Analisis Jangkauan Dan Baud Rate Transmisi Data Pada Sistem
berkurang kevalidannya. Selain itu baud rate juga berpengaruh terhadap hasil
transmisi atau oleh perangkat transmitter terhadap perangkat receiver, hal ini
data baud rate perangkat receiver sebaiknya besar sama dengan baud rate
perangkat transmitter.
2. Asma Yanziah, Sopian Soim, dan Martinus Mujur Rose (2020) dalam
Dan Packet Loss Pada Area Urban” hasil penelitian ini memaparkan bahwa
jarak sangat mempengaruhi RSSI maupun Packet Loss pada telemetri. Model
terhadap penambahan jarak. Namun jika dilihat dari sebaran nilai RSSI pada
setiap titik pengujian, nilai RSSI LoRa dapat dikategorikan stabil. Semakin
dekat end-node dengan gateway, maka semakin bagus sinyal pada proses
transmisi. Hal tersebut ditunjukkan dengan besarnya nilai RSSI dan tidak
terjadinya Packet Loss pada jarak terdekat pengujian. Peningkatan jarak antara
data dan kinerja yang buruk. Jarak jangkauan maksimum LoRa pada area urban
yang didapatkan dari penelitian ini adalah 2 km. Hal ini selaras dengan
jangkauan LoRa pada datasheet untuk area urban (perkotaan) yaitu berkisar 1-
pemodelan atau metode lain untuk memperoleh data yang lebih akurat.
jarak jangkauan LoRa juga perlu diteliti agar sesuai dengan spesifikasi LoRa.
3. Ayub Repa Batong, Prihadi Murdiyat, Abdul Hamid Kurniawan (2020) dalam
titik uji dapat disimpulkan bahwa dengan memperhatikan hasil ukur parameter
RSSI, SNR, dan PL, teknologi LoRa baik menggunakan frekuensi 433MHz
umum, nilai RSSI dan PL yang dihasilkan oleh LoRa pada frekuensi 433 MHz
lebih baik dibanding pada frekuensi 915 MHz. Dan nilai SNR yang dihasilkan
pada frekuensi 433 MHZ lebih tinggi dibanding frekuensi 915 MHz jika
digunakan antena Yagi-Uda, namun sebaliknya, SNR pada frekuensi 915 MHz
lebih tinggi dibanding pada frekuensi 433 MHz jika digunakan antena rubber
duck.
Client Bridge Dan Repeater Pada Frekuensi 2.4 Ghz” penelitian ini melakukan
wireless belum tentu didapatkan nilai real secara pasti hal ini dikarenakan,
Sistem monitoring PDAM yang ada sekarang ini sebagian besar masih
yang rawan terjadi kecurangan dan tidak konsisten dalam pengukuran penggunaan
jenis LoRa SX1262 pada jaringan komunikasi multipoint yang telah terintegrasi
sistem pengukuran penggunaan debit air secara digital dan sistem pemantauan dan
kontrol jarak jauh secara wireless. Dengan adanya fitur yang dapat dikembangkan
uji coba pertukaran data dengan memvariasikan jarak antara transmitter dengan
komunikasi multipoint.
Kerangka pikir penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
C. Variabel Penelitian
Variabel yang teliti dalam penelitian ini adalah pertukaran data pada
layanan pada jaringan komunikasi multipoint jika jarak antara transmitter dengan
Pertukaran data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertukaran data dari
dengan cara melihat hasil uji coba pengujian transmisi data pada msing-masing
parameter QoS yang terdiri dari packet loss, delay, bandwith, troughput, dan RSSI.
penelitian maka yang dijadikan teknik pengumpulan data pada penelitian ini
1. Observasi (Pengamatan)
seberapa jauh jangkauan telemetri LoRa SX1262 dan kualitas layanan pada
2. Dokumentasi
dalam mengumpulkan data agar penelitian lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
No. Dokumentasi
satuan desibel-milliwatt -
6. RSSI
(dBm)
Tabel 3.2 digunakan sebagai acuan dalam pengumpulan data dengan
throughput.
loss.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kesimpulan pada penelitian ini berdasarkan pada Tabel 3.2, Tabel 3.3, Tabel 3.4,
dan Tabel 3.4 pada penggunaan telemetri dengan frekuensi 868 MHz untuk
pengiriman data PDAM digital dikatakan efektif jika memenuhi parameter pada
jarak berapa data masih dapat terkirim tanpa ada data yang hilang. Adapun rumus
Untuk mengetahui kategori data dari variable packet loss maka Tabel 2.1
sebagai acuan dalam menganalisis data untuk pengamatan variabel packet loss.
(2)
Untuk mengetahui bahwa throughput sangat baik atau tidak maka tabel 2.3
4. Delay
Untuk menghitung rata-rata delay digunakan rumus:
Total Delay
Delay rata−rata= ………………………(4)
Total Paket yang diterima
Agar mengetahui kategori data dari variable delay maka Tabel 2.2 sebagai
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini mengkaji terkait dengan QoS dari sistem komunikasi
data meteran air digital. Sistem ini terbagi menjadi dua yaitu stasiun monitoring
dan meteran air digital. Stasiun monitoring sebagai kontrol dan pencacatan data
penggunaan meteran air digital. Dalam penelitian ini dibatasi pada pengujian
SX1262. QoS yang dikaji seperti jangkauan transmisi data, trougput, pcket loss,
delay.
air digital pada beberapa titik tertentu. Sebelum melakukan uji jarak perlu
diketahui terlebih dahulu daftar perintah yang digunakan pada sistem komunikasi
stasiun monitoring meteran air digital. Tabel 4.1 merupakan keterangan perintah
yang akan dikirim ke meteran digital. Jika id meteran air digital sama dengan
perintah yang diterima maka meteran air digital akan merespon perintah tersebut
Pada Table 4.1 baris satu kolom dua terdapat perintah X;2 dimana X
merupakan id meteran air digital dan angka dua merupakan perintah untuk
mematikan meteran X. Panjang data perintah X;2 yaitu tiga byte yang terdiri dari
X, tanda titik koma (;), dan angka 2 dengan jenis data string. Baris dua kolom dua
terdapat perintah X;3 dimana X merupakan id meteran air digital dan angka tiga
merupakan perintah untuk menyalakan meteran X. Adapun panjang data X;3 yaitu
tiga byte yang terdiri dari X, tanda titik koma (;), dan angka dua dengan jenis data
string. Baris tiga kolom dua merupakan perintah X;1;1 untuk meminta debit air
perjam. Angka satu setelah kode X pada perintah tersebut merupakan kode untuk
melakukan request pada meteran air digital, sedangkan untuk angka satu terakhir
pada perintah tersebut merupakan kode untuk meminta debit perjam. Baris
keempat kolom dua merupakan perintah X;1;2 yang artinya angka satu setelah
kode X pada perintah tersebut merupakan kode untuk melakukan request pada
meteran air digital, sedangkan untuk angka dua terakhir pada perintah tersebut
merupakan kode untuk meminta debit perbulan. Baris kelima kolom dua
merupakan perintah X;1;3 artinya angka satu setelah kode X pada perintah
tersebut merupakan kode untuk melakukan request pada meteran air digital,
sedangkan untuk angka satu terakhir pada perintah tersebut merupakan kode
menunjukkan jarak jangkauan transmisi data untuk beberapa jumlah data yang
1. 3 3 998,66 500
2. 5 5 998,66 500
3. 6 6 998,66 500
4. 28 28 100 125
5. 29 29 100 250
6. 30 30 300 500
7. 66 66 998,66 500
8. 79 79 918.21 250
9. 121 121 200 500
digital. Pada baris satu kolom dua jumlah data yang dikirim dari stasiun
monitoring ke meteran digital yaitu tiga byte dan diterima dengan baik oleh
meteran air digital yang ditunjukkan oleh baris satu kolom tiga dengan jarak
terjauh yang telah diuji coba yaitu 998,66 meter dengan bandwidth 500 kHz.
Sama halnya dengan baris ke dua kolom dua, stasiun monitoring mengirimkan
kode perintah ke meteran air digital dan diterima dengan baik oleh meteran air
digital, hal tersebut tunjukkan pada baris dua kolom tiga pada jarak terjauh yang
telah diuji yaitu 998,66 meter dengan nilai bandwidth 500 kHz.
Baris tiga kolom dua jumlah data yang dikirim dari meteran air digital ke
stasiun monitoring sebagai feedback yaitu enam byte dan diterima dengan baik
oleh stasiun monitoring yang ditunjukkan oleh baris tiga kolom tiga dengan jarak
terjauh yang telah diuji coba yaitu 998,66 meter dengan bandwidth 500 kHz.
Selanjutnya pada baris empat kolom dua menunjukkan bahwa jumlah data yang
dikirim dari meteran air digital ke stasiun monitoring yaitu dua puluh delapan
byte dan diterima dengan baik oleh stasiun monitoring yang ditunjukkan oleh
baris empat kolom tiga dengan jarak 100 meter dengan bandwidth 125 kHz.
Kemudian baris lima kolom dua menunjukkan bahwa jumlah data yang
dikirim dari meteran air digital ke stasiun monitoring yaitu dua puluh sembilan
byte dan diterima dengan baik oleh stasiun monitoring yang ditunjukkan oleh
baris lima kolom tiga dengan jarak 100 meter dengan bandwidth 250 kHz. Lalu
baris enam kolom dua menunjukkan bahwa jumlah data yang dikirim dari meteran
air digital ke stasiun monitoring yaitu tiga puluh byte dan diterima dengan baik
oleh stasiun monitoring yang ditunjukkan oleh baris enam kolom tiga dengan
Selanjutnya baris tujuh kolom dua menunjukkan bahwa jumlah data yang
dikirim dari meteran air digital ke stasiun monitoring yaitu enam puluh enam byte
dan diterima dengan baik oleh stasiun monitoring yang ditunjukkan oleh baris
enam kolom tiga dengan jarak 998,66 meter dengan bandwidth 500 kHz.
Kemudian baris delapan kolom dua menunjukkan bahwa jumlah data yang
dikirim dari meteran air digital ke stasiun monitoring yaitu tujuh puluh sembilan
byte dan diterima dengan baik oleh stasiun monitoring yang ditunjukkan oleh
baris delapan kolom tiga dengan jarak 918,21 meter dengan bandwidth 250 kHz.
Dan yang terakhir baris sembilan kolom dua menunjukkan bahwa jumlah data
yang dikirim dari meteran air digital ke stasiun monitoring yaitu seratus duapuluh
satu byte dan diterima dengan baik oleh stasiun monitoring yang ditunjukkan oleh
baris sembilan kolom tiga dengan jarak 200 meter dengan bandwidth 500 kHz.
hubungan jarak jangkauan transmisi data panjang byte data yang dikirim apakah
Bandwidth
No. Jarak Jumlah Data
(kHz) Keterangan
(1) (meter) (byte)
pada komunikasi sistem stasiun monitoring meteran air digital memiliki hubungan
dengan panjang data yang dikirim. Pada baris satu, dua dan tiga menunjukkan
bahwa dengan nilai bandwidth 500 kHz, data yang dikirim pada jarak 998,16
meter dengan syarat panjang data yang dikirim yaitu tiga, lima dan enam byte
dapat diterima dengan baik. Lalu pada baris empat menunjukkan bahwa dengan
nilai bandwidth 125 kHz data yang dikirim pada jarak 100 meter dengan panjang
data yang dikirim yaitu dua puluh delapan byte dapat diterima dengan baik.
250 kHz data yang dikirim pada jarak 100 meter dengan syarat panjang data yang
dikirim yaitu dua puluh sembilan byte dapat diterima dengan baik. Lalu pada baris
enam menunjukkan bahwa dengan nilai bandwidth 500 kHz data yang dikirim
pada jarak 998,16 meter dengan panjang data yang dikirim yaitu enam puluh
250 kHz data yang dikirim pada jarak 918.21 meter dengan panjang data yang
dikirim yaitu tujuh puluh sembilan byte dapat diterima dengan baik. Selanjutnya
pada baris delapan menunjukkan bahwa dengan nilai bandwidth 500 kHz data
yang dikirim pada jarak 200 meter syarat panjang data yang dikirim yaitu seratus
Lalu pada baris sembilan menunjukkan bahwa dengan nilai bandwidth 250
kHz data yang dikirim pada jarak 200 meter dengan panjang data yang dikirim
yaitu seratuh tiga puluh empat byte tidak dapat diterima oleh stasiun monitoring.
Selanjutnya pada baris sepuluh menunjukkan bahwa dengan nilai bandwidth 500
kHz data yang dikirim pada jarak 300 meter dengan panjang data yang dikirim
yaitu seratuh empat puluh satu byte tidak dapat diterima oleh stasiun monitoring.
Kemudian pada baris sebelas menunjukkan bahwa dengan nilai bandwidth
250 kHz data yang dikirim pada jarak 300 meter dengan panjang data yang
dikirim yaitu seratuh delapan puluh byte tidak dapat diterima oleh stasiun
monitoring. Dan pada baris duabelas menunjukkan bahwa dengan nilai bandwidth
125 kHz data yang dikirim pada jarak 300 meter dengan panjang data yang
dikirim yaitu seratuh sembilan puluh byte tidak dapat diterima oleh stasiun
monitoring.
Dari Tabel 4.3 dapat ditarik kesimpulan bahwa panjang data diatas serratus
dua puluh satu tidak dapat diterima oleh stasiun monitoring dari jarak 200 meter.
Namun dengan panjang data enam puluh enam dan nilai bandwidth 500 kHz
penerima dapat menerima data yang dikirim dari jarak 998,66 meter dengan
kondisi LOSS.
terjauh pada nilai bandwidth yang digunkan yakni 125 kHz, 250 kHz, dan 500
kHz. Berikut tabel hasil pengukuran jarak terjauh pada masing-masing bandwidth.
Tabel 4.4 merupakan hasil pengukuran jarak terjauh pengiriman data yang
bahwa dengan nilai bandwidth 125 kHz jarak terjauh pengiriman data dan data
tersebut diterima dengan baik yaitu 218,95 meter menghasilkan nilai RSSI -104
dB dengan panjang data yang dikirim enam puluh enam byte. Baris dua
menunjukkan bahwa dengan nilai bandwidth 200 kHz jarak terjauh pengiriman
data dan data tersebut diterima dengan baik yaitu 918.21 meter menghasilkan nilai
RSSI -94 dB dengan panjang data yang dikirim tujuh puluh sembilan. Dan pada
baris tiga menunjukkan bahwa dengan nilai bandwidth 500 kHz jarak terjauh
pengiriman data dan data tersebut diterima dengan baik yaitu 998,66 meter
menghasilkan nilai RSSI -103 dBm dengan panjang data yang dikirim yaitu enam
Berikut dibawah ini merupakan tabel nilai RSSI dari hasil pengukuran
dengan nilai bandwidth 125 kHz pada jarak 100 meter sampai 300 meter.
Tabel 4.5 Nilai RSSI dari Hasil Pengukuran Bandwidth 125 kHz
No. Keterangan Kode Nilai Panjang Panjang Ket. Jarak
(5) (6)
Diterima
Meminta
1 1;1;1 -87 5 5 dengan 100
Debit Perjam
baik
Diterima
Meminta
2 1;1;2 -81 5 5 dengan
Debit Perhari
baik
Meminta Diterima
Perbulan baik
Meminta Diterima
Dimatikan baik
Meminta Diterima
Nyalakan baik
Diterima 200
Meminta
6 1;1;1 -89 5 5 dengan
Debit Perjam
baik
Meminta Diterima
Perbulan baik
Meminta Diterima
Dimatikan baik
Meminta Diterima
Nyalakan baik
Diterima
Meminta
11 1;1;1 -101 5 5 dengan
Debit Perjam
baik
Diterima
Meminta
12 1;1;2 -99 5 5 dengan
Debit Perhari
baik
Perbulan baik
Meminta Diterima
Dimatikan baik
15 1;3 -98 3 3
Meminta Diterima
Meteran 1 dengan
Nyalakan baik
Tabel 4.5 merupakan hasil pengukuran dengan bandwidth 125 kHz kode
perintah yang dikirimkan dari serial monitor ke meteran air dgital dengan tiga
jenis jarak yaitu 100 meter, 200 meter dan 300 meter. Berikut pada Tabel 4.6
meupakan hasil respon dari kode perintah yang dikirimkan ke meteran air digital.
Tabel 4.6 Respon Meteran Dari Hasil Pengukuran Pada Bandwidth 125 Khz
Nilai Panjang Panjang
Diterim
Data Debit a
1 -80 52 52
Perjam dengan
baik
Diterim
Data Debit a
2 -74 66 66
Perhari dengan 100
baik
Diterim
Data Debit a
3 -73 28 28
Perbulan dengan
baik
4 -78 6 6
Meteran 1 Diterim
a
dimatikan dengan
baik
Diterim
Meteran 1 a
5 -74 6 6
dinyalakan dengan
baik
Diterim 200
Data Debit a
6 -89 121 121
Perjam dengan
baik
Diterim
Data Debit a
7 -89 68 68
Perhari dengan
baik
Diterim
Data Debit a
8 -86 30 30
Perbulan dengan
baik
dimatikan a
dengan
baik
Diterim
Meteran 1 a
10 -91 6 6
dinyalakan dengan
baik
Tidak
Data Debit
11 - 190 0 Diterim
Perjam
a
Tidak
Data Debit
12 - 70 0 Diterim
Perhari
a
Diterim
Data Debit a
13 -91 30 30 300
Perbulan dengan
baik
Tidak
Meteran 1
14 - 6 0 Diterim
dimatikan
a
Tidak
Meteran 1
15 - 6 0 Diterim
dinyalakan
a
Tabel 4.6 merupakan respon meteran dari hasil pengukuran pada bandwidth
125 khz dengan tiga jenis jarak pengukuran yakni 100 meter, 200 meter dan 300
meter. Terlihat pada kolom enam baris sebelas, dua belas, empat belas dan lima
belas respon yang dikirim oleh meteran air digital tidak diterima oleh stasiun
Berikut dibawah ini merupakan tabel nilai RSSI dari hasil pengukuran
dengan nilai bandwidth 250 kHz pada jarak 100 meter sampai 300 meter.
Tabel 4.7 Nilai RSSI dari Hasil Pengukuran Bandwidth 250 kHz
Panjang Panjang
Nilai
Kode Data Data
Keterangan RSSI Jarak
No. Perinta Dikirim Diterima Ket.
Perintah SM (meter)
(1) h SM Meteran (8)
(2) (dBm) (9)
(3) (byte) (byte)
(4)
(6) (7)
Meminta Diterima
Perjam baik
Meminta Diterima
Perhari baik
Perbulan baik
Meminta Diterima
Dimatikan baik
5 1;3 -79 3 3
Meminta Diterima
Meteran 1 dengan
Nyalakan baik
Meminta Diterima
Perjam baik
Meminta Diterima
Perhari baik
Meminta Diterima
Perbulan baik
Meminta Diterima
Dimatikan baik
Meminta Diterima
Nyalakan baik
Perjam baik
Debit dengan
Perhari baik
Meminta Diterima
Perbulan baik
Meminta Diterima
Dimatikan baik
Meminta Diterima
Nyalakan baik
Tabel 4.7 merupakan hasil pengukuran dengan bandwidth 250 kHz kode
perintah yang dikirimkan dari serial monitor ke meteran air dgital dengan tiga
jenis jarak yaitu 100 meter, 200 meter dan 300 meter. Berikut pada Tabel 4.8
meupakan hasil respon dari kode perintah yang dikirimkan ke meteran air digital.
Tabel 4.8 Respon Meteran Dari Hasil Pengukuran Pada Bandwidth 250 Khz
Panjang Panjang
(4) (5)
Diterima
Data Debit
1 -79 70 70 dengan
Perjam
baik
Diterima
Data Debit
2 -77 67 67 dengan
Perhari
baik
Diterima
Data Debit
3 -71 29 29 dengan
100
Perbulan
baik
Diterima
Meteran 1
4 -71 6 6 dengan
dimatikan
baik
Diterima
Meteran 1
5 -83 6 6 dengan
dinyalakan
baik
6 - 134 -
Data Debit Tidak 200
Perjam Diterima
Diterima
Data Debit
8 -82 30 30 dengan
Perbulan
baik
Meteran 1 Tidak
9 - 6 -
dimatikan Diterima
Diterima
Meteran 1
10 -85 6 6 dengan
dinyalakan
baik
Meteran 1 Tidak
14 - 6 -
dimatikan Diterima
Meteran 1
Diterima
15 -86 6 6
dinyalakan
dengan
baik
Tabel 4.8 merupakan respon meteran dari hasil pengukuran pada bandwidth
250 kHz dengan tiga jenis jarak pengukuran yakni 100 meter, 200 meter dan 300
meter.
Berikut dibawah ini merupakan tabel nilai RSSI dari hasil pengukuran
dengan nilai bandwidth 500 kHz pada jarak 100 meter sampai 300 meter
Tabel 4.9 Nilai RSSI dari Hasil Pengukuran Bandwidth 500 kHz
Panjang
Nilai Panjan
Data
Kode RSSI g Data Jarak
Keteranga Diterim
No. Perinta SM Dikirim Ket. (meter
n Perintah a
(1) h (dBm SM (8) )
(2) Meteran
(3) ) (byte) (9)
(byte)
(4) (6)
(7)
Diterim 100
Meminta
a
1 Debit 1;1;1 -74 5 5
dengan
Perjam
baik
Debit a
Perhari dengan
baik
Diterim
Meminta
a
3 Debit 1;1;3 -72 5 5
dengan
Perbulan
baik
Diterim
Meminta
a
4 Meteran 1 1;2 -74 3 3
dengan
Dimatikan
baik
Diterim
Meminta
a
5 Meteran 1 1;3 -72 3 3
dengan
Nyalakan
baik
Diterim 200
Meminta
a
6 Debit 1;1;1 -89 5 5
dengan
Perjam
baik
Diterim
Meminta
a
7 Debit 1;1;2 -89 5 5
dengan
Perhari
baik
Debit a
dengan
Perbulan
baik
Diterim
Meminta
a
9 Meteran 1 1;2 -86 3 3
dengan
Dimatikan
baik
Diterim
Meminta
a
10 Meteran 1 1;3 -85 3 3
dengan
Nyalakan
baik
Diterim
Meminta
a
11 Debit 1;1;1 -94 5 5
dengan
Perjam
baik
Diterim
Meminta
a
12 Debit 1;1;2 -91 5 5
dengan 300
Perhari
baik
Diterim
Meminta
a
13 Debit 1;1;3 -89 5 5
dengan
Perbulan
baik
14 1;2 -88 3 3
Meminta Diterim
a
Meteran 1
dengan
Dimatikan
baik
Diterim
Meminta
a
15 Meteran 1 1;3 -89 3 3
dengan
Nyalakan
baik
Tabel 4.9 merupakan hasil pengukuran dengan bandwidth 500 kHz kode
perintah yang dikirimkan dari serial monitor ke meteran air dgital dengan tiga
jenis jarak yaitu 100 meter, 200 meter dan 300 meter. Berikut pada Tabel 4.10
meupakan hasil respon dari kode perintah yang dikirimkan ke meteran air digital.
Tabel 4.10 Respon Meteran Dari Hasil Pengukuran Pada Bandwidth 500 kHz
Panjang Panjang
Nilai
Data Data
Keterangan Respon RSSI Jarak
No. Dikirim Diterima Ket.
Meteran Meteran (meter)
(1) Meteran SM (6)
(2) (dBm) (7)
(byte) (byte)
(3)
(4) (5)
Diterima
baik
Diterima
baik
Diterima
baik
Diterima
Meteran 1
5 -74 6 6 dengan
dinyalakan
baik
Tidak
6 Data Debit Perjam - 72 -
Diterima
Tidak
7 Data Debit Perhari - 69 -
Diterima
Diterima
Diterima
baik
Meteran 1
Diterima
10 -85 6 6
dinyalakan
dengan
baik
Tidak
11 Data Debit Perjam - 141 -
Diterima
Tidak
12 Data Debit Perhari - 71 -
Diterima
Diterima
baik 300
Diterima
baik
Diterima
Meteran 1
15 -85 6 6 dengan
dinyalakan
baik
Tabel 4.10 merupakan respon meteran dari hasil pengukuran pada bandwidth
250 kHz dengan tiga jenis jarak pengukuran yakni 100 meter, 200 meter dan 300
meter.
Dari Tabel 4.5, Tabel 4.6, Tabel 4.7, Tabel 4.8, Tabel 4.9, dan Tabel 4.10
dapat disimpulkan bahwa nilai RSSI berhubungan dengan jarak transmisi data
saat melakukan pengiriman data antara sistem monitoring dengan meteran digital.
gedung yaitu 50,28 meter, dalam hal ini meteran digital diletakkan di dalam
Gedung dan stasiun monitoring diletakkan diluar gedung. Berikut tabel hasil
pengukuran yang dilakukan jika meteran air digital diletakkan didalam gedung.
Jumlah
Nilai Jumlah Data
Data
No. Keterangan Data RSSI Terkirim Ket.
Diterima
(1) Yang dikirim (dB) (byte) (5)
(byte)
(2) (3)
(4)
Diterima
Meminta Debit
-97 5 5 dengan
Perjam
baik
Diterima
Meminta Debit
1 -95 5 5 dengan
Perhari
baik
Diterima
Meminta Debit
2 -95 5 5 dengan
Perbulan
baik
Diterima
Meminta Meteran 1
3 -94 3 3 dengan
Dimatikan
baik
Monitorint baik
Monitorint baik
Monitorint baik
Monitorint baik
Meteran 1
Diterima
dinyalakan dikirim
9 -94 6 6 dengan
ke Stasiun
baik
Monitorint
dan packet loss dari hasil pengukuran dengan nilai bandwidth 125 kHz pada jarak
100 meter sampai 300 meter. Pada kolom empat diisi berdasarkan waktu
Data Data
Keterangan Delay Througput Packet Jarak
No. Dikirim Diterima
Perintah (ms) (bps) Loss (meter)
(1) Meteran SM
(2) (5) (6) (7) (8)
(byte) (byte)
(3) (4)
Meminta
Perjam
Meminta
Perhari
Meminta
Perbulan
Meminta
Dimatikan
Meminta
Nyalakan
Perjam
Meminta
Perhari
Meminta
Perbulan
Meminta
Dimatikan
Meminta
Nyalakan
Meminta 300
Perjam
Meminta
Perhari
Debit
Perbulan
Meminta
Dimatikan
Meminta
Nyalakan
Tabel 4.12 merupakan tabel delay, trougput, dan packet loss dari hasil
pengukuran dengan bandwidth 125 kHz kode perintah yang dikirimkan dari serial
monitor ke meteran air dgital dengan tiga jenis jarak yaitu 100 meter, 200 meter
dan 300 meter. Berikut pada Tabel 4.13 meupakan delay, trougput, dan packet
(3) (4)
Data Debit
1 52 52 442 117,6 0%
Perjam
Data Debit
2 66 66 612 107,8 0%
Perhari
Data Debit
3 28 28 546 51,3 0% 100
Perbulan
Meteran 1
4 6 6 553 10,8 0%
dimatikan
Meteran 1
5 6 6 473 12,7 0%
dinyalakan
Data Debit
7 68 68 593 114,7 0%
Perhari
Meteran 1
9 6 6 516 11,6 0%
dimatikan
Meteran 1
10 6 6 502 12,0 0%
dinyalakan
Data Debit
11 190 0 - - 100%
Perjam
Data Debit
12 70 0 - - 100%
Perhari
Data Debit
13 30 30 441 68,0 0% 300
Perbulan
Meteran 1
14 6 0 - - 100%
dimatikan
Meteran 1
15 6 0 - - 100%
dinyalakan
Tabel 4.13 merupakan nilai delay, trougput, dan paket loss dari respon
meteran dari hasil pengukuran pada bandwidth 125 kHz dengan tiga jenis jarak
dan packet loss dari hasil pengukuran dengan nilai bandwidth 250 kHz pada jarak
100 meter sampai 300 meter. Pada kolom empat diisi berdasarkan waktu
Tabel 4.13. Delay, Trougput, dan Packet Loss dari Hasil Pengukuran Bandwidth
250 kHz
Panjang Panjang
Data Data
Keterangan Delay Througput Packet Jarak
No. Dikirim Diterima
Perintah (ms) (bps) Loss (meter)
(1) Meteran SM
(2) (5) (6) (7) (8)
(byte) (byte)
(3) (4)
Meminta 100
Perjam
Meminta
Perhari
Meminta
Perbulan
Meteran 1
Dimatikan
Meminta
Nyalakan
Meminta
Perjam
Meminta
Perhari
Meminta
Perbulan
Meminta
Dimatikan
Meminta
Nyalakan
Meminta
12 5 5 414 12,1 0%
Meminta
Debit
Perhari
Meminta
Perbulan
Meminta
Dimatikan
Meminta
Nyalakan
Tabel 4.13 merupakan tabel delay, trougput, dan packet loss dari hasil
pengukuran dengan bandwidth 250 kHz kode perintah yang dikirimkan dari serial
monitor ke meteran air dgital dengan tiga jenis jarak yaitu 100 meter, 200 meter
dan 300 meter. Berikut pada Tabel 4.14 meupakan delay, trougput, dan packet
(3) (4)
Data Debit
1 70 70 583 120,1 0%
Perjam
Data Debit
2 67 67 578 115,9 0%
Perhari
Data Debit
3 29 29 513 56,5 0% 100
Perbulan
Meteran 1
4 6 6 463 13,0 0%
dimatikan
Meteran 1
5 6 6 484 12,4 0%
dinyalakan
Data Debit
7 69 0 - 0,0 100%
Perhari
Meteran 1
9 6 0 - 0,0 100%
dimatikan
Meteran 1
10 6 6 478 12,6 0%
dinyalakan
Data Debit
11 180 0 - 0,0 100%
Perjam
Data Debit
12 71 0 - 0,0 100%
Perhari
Data Debit
13 30 0 - 0,0 100% 300
Perbulan
Meteran 1
14 6 0 - 0,0 100%
dimatikan
Meteran 1
15 6 6 507 11,8 0%
dinyalakan
Tabel 4.14 merupakan nilai delay, trougput, dan paket loss dari respon
meteran dari hasil pengukuran pada bandwidth 125 kHz dengan tiga jenis jarak
dan packet loss dari hasil pengukuran dengan nilai bandwidth 500 kHz pada jarak
100 meter sampai 300 meter. Pada kolom empat diisi berdasarkan waktu
Tabel 4.15. Delay, Trougput, dan Packet Loss dari Hasil Pengukuran Bandwidth
500 kHz
Panjang Panjang
Data Data
Keterangan Delay Througput Packet Jarak
No. Dikirim Diterima
Perintah (ms) (bps) Loss (meter)
(1) Meteran SM
(2) (5) (6) (7) (8)
(byte) (byte)
(3) (4)
Meminta
Perjam
Meminta
Meminta
Perbulan
4 3 3 474 6,3 0%
Meminta
Meteran 1
Dimatikan
Meminta
Nyalakan
Meminta
Perjam
Meminta
Perhari
Meminta
Perbulan
Meminta
Dimatikan
Meminta
Nyalakan
Debit
Perjam
Meminta
Perhari
Meminta
Perbulan
Meminta
Dimatikan
Meminta
Nyalakan
Tabel 4.15 merupakan tabel delay, trougput, dan packet loss dari hasil
pengukuran dengan bandwidth 500 kHz kode perintah yang dikirimkan dari serial
monitor ke meteran air dgital dengan tiga jenis jarak yaitu 100 meter, 200 meter
dan 300 meter. Berikut pada Tabel 4.16 meupakan delay, trougput, dan packet
(3) (4)
Data Debit
1 79 70 558 141,6 0%
Perjam
Data Debit
2 67 67 513 130,6 0%
Perhari
Data Debit
3 29 29 498 58,2 0% 100
Perbulan
Meteran 1
4 6 6 462 13,0 0%
dimatikan
Meteran 1
5 6 6 492 12,2 0%
dinyalakan
Data Debit
7 69 0 - - 0%
Perhari
Meteran 1
9 6 0 480 12,5 0%
dimatikan
Meteran 1
10 6 6 478 12,6 0%
dinyalakan
Data Debit
11 141 0 - - 100%
Perjam
Data Debit
12 71 0 - - 100%
Perhari
Data Debit
13 30 0 476 63,0 0% 300
Perbulan
Meteran 1
14 6 0 458 13,1 0%
dimatikan
Meteran 1
15 6 6 469 12,8 0%
dinyalakan
Tabel 4.16 merupakan nilai delay, trougput, dan paket loss dari respon
meteran dari hasil pengukuran pada bandwidth 125 kHz dengan tiga jenis jarak
Telemetri Lora SX1262 dengan studi kasus dalam perancangan Smart PDAM
LoRa SX1262 yaitu melakukan pengujian dengan tiga nilai bandwith yang
terlebih dahulu. Adapun kode perintah yang digunakan yaitu X;1;1, X;1;2, X;1;3,
X;2, dan X;3 yang memiliki dua jenis panjang data yang berbeda yaitu 5 byte dan
3 byte. Tipe data perintah tersebut yaitu tipe data string. X merupakan kode id
meteran air digital. Dan angka 1 setelah X merupakan kode meminta data meteran
air digital, dan angka setelah angka 1 yaitu ada angka 1, 2, dan 3 merupakan kode
data yang diminta. Angka 1 merupakan kode untuk meminta data debit perjam,
angka 2 untuk meminta data debit perhari, dan angka 3 merupakan kode untuk
meminta data debit perbulan. Adapun kode X;2 yang panjang datanya yaitu 3 byte
digunakan sebagai kode untuk mematikan meteran air digital. Sedangkan kode
jarak jangkauan transmisi data dengan nilai bandwidth yang digunakan. Dan hasil
dari pengujian dan analisis didapatkan bahwa terdapat hubungan antara jarak
jangkauan transmisi data dengan bandwidth, karena hasil yang didapatkan bahwa
besarnya nilai bandwidth dapat mengubah jauhnya jarak jangkauan transmisi data
hal tersebut dapat terdapat pada Tabel 4.2. Begitupun dengan panjang data yang
menampilkan jika jumlah byte atau panjang data yang dikirim sama denga 3 atau
5 byte maka jarak 998,66 meter pada pengiriman data dapat berhasil dengan baik
dengan nilai bandwidth 500 kHz namun jika jumlah byte atau panjang data yang
dikirim sama dengan seratus duapuluh satu maka jarak terjauh yang dapat
diterima oleh stasiun monitoring yaitu 200 meter dengan nilai bandwidth yang
delay pada setiap bandwidth masuk dalam kategori sedang yaitu kisaran 300
sampai 450 milisecond. Adapun nilai rata-rata troughput pada setiap bandwidth
masuk dalam kategori bagus dari tiga jenis jarak yang berbeda. Dan untuk
pengiriman dari stasiun monitoring ke meteran air digital parameter packet loss
masuk dalam kategori degradasi sangat bagus namun jika respon meteran air
digital pada jarak tertentu kategori degradasinya termasuk sangat buruk. Sama
halnya dengan nilai RSSI pada trasmisi data stasiun monitoring meteran air digital
berpengaruh dengan jarak jangkauan. Maka dari itu berdasarkan pada Tabel 2.5
Level Sinyal RSSI nilai rata-rata RSSI pada pengujian ini yaitu baik, namun
A. KESIMPULAN
bahwa parameter packet loss kategori degradasi sangat bagus namun jika
respon meteran air digital pada jarak tertentu kategori degradasinya termasuk
sangat buruk, troughput kategori bagus dari tiga jenis jarak yang berbeda,
delay kategori sedang, nilai RSII kategori baik, namun terdapat beberapa data