Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PANCASILA

“HUBUNGAN ANTARA INDONESIA DENGAN PALESTINA


SERTA KAITAN NYA DENGAN PANCASILA”
Dosen Pengampu : Bapak Syarif Firmansyah, M.Pd

Disusun Oleh :
Agrinna Nazwa Pramesti 2391178
Hamida 2391190
Nunung Pratiwi 2391204
Rizky Meyra Aulia 2391210

AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK


KELAS 1 C
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Pancasila
yang membahas tentang Hubungan Indonesia dengan Palestina serta
kaitannya dengan Pancasila

Adapun tujuan penulisan proposal makalah ini adalah untuk memenuhi


tugas Pancasila yang diberikan oleh Bapak Syarif Firmansyah, M.Pd.
Selain itu makalah ini juga bertujuan menambah wawasan tentang
Hubungan Indonesia dengan Palestina serta kaitannya dengan Pancasila
bagi para pembaca dan juga bagi kami penulis.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 11 Desember 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB 1....................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................7
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................7
BAB 2....................................................................................................................8
PEMBAHASAN....................................................................................................8
2.1 Hubungan Palestina dengan Indonesia........................................................8
2.2 Hubungan Palestina dengan Indonesia dan kaitannya dengan Pancasila..10
2.3 Perjanjian Kerjasama Indonesia dengan Palestina....................................13
2.4 Apa peran Indonesia dalam Palestina........................................................14
2.5 Apa alasan Palestina Mendukung Kemerdekaan Indonesia......................18
BAB 3..................................................................................................................23
PENUTUP..........................................................................................................23
3.1 Kesimpulan................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak lahirnya Negara Indonesia pada 17 Agustus 1945, dalam melakukan


interaksi atau hubungan dengan Negara-negara lain, Indonesia berpegang
teguh pada prinsip sistem politik luar Negeri yang bebas dan aktif, yaitu
politik Negara yang mengandung kemerdekaan dan kedaulatan Negara serta
berdasarkan pada kepentingan rakyat dan bertujuan untuk perdamaian dunia.

Dalam prakteknya, salah satu bentuk hubungan Indonesia dengan Negara


lain adalah hubungan bilateral Indonesia dengan Negara-negara di kawasan
Timur-Tengah, seperti hubungan bilateral Indonesia dengan Mesir yang pada

tahun 1947 terkait kesepakatan pembuatan perjanjian persahabatan diantara


kedua Negara tersebut, hingga hubungan bilateral Indonesia dengan
Palestina yang sampai sekarang masih marak untuk diperbincangkan.

Palestina adalah bangsa yang sampai sekarang berusaha untuk mendapatkan


kedaulatan di dunia Internasional, konflik agama dan politik yang terjadi
selama bertahun-tahun antara Israel dengan warga Palestina telah
menjadikan Palestina terpecah menjadi dua wilayah kekuasaan, yaitu:
wilayah Tepi Barat (West Bank) yang dikuasai oleh partai Fatah dan wilayah
Jalur Gaza (Gaza Strip) yang dikuasai oleh partai Hamas. Pada 27 Desember
2008, konflik antara Israel dengan warga Palestina kembali terjadi di Jalur
Gaza, ini merupakan titik puncak dari gencatan senjata yang telah terjadi
selama 6 bulan sebelumnya, setelah Israel memutus suplay gas dan listrik
bagi warga Palestina di jalur Gaza. Dalam agresi kali ini, Israel melakukan
serangan udara atau Operation Cast Lead sebagai balasan dari serangan
roket Hamas. Dari agresi yang berlangsung selama 22 hari (gencatan sepihak
oleh Israel pada 17 Januari 2009 yang menandai akhir konflik) lebih dari
6.800 warga Palestina menjadi korban.

Indonesia, yang merupakan Negara Dunia Ketiga berpenduduk mayoritas


muslim mempunyai kesamaan pandangan dalam Agama dengan Palestina
yaitu Islam, selain hal itu, hubungan yang cukup baik antara Indonesia
dengan Palestina juga terjalin pada ranah politik. Berdasarkan sifat politik
internasional Indonesia yang bebas dan aktif yang bertujuan untuk
perdamaian dunia dan kesamaan beberapa hal tersebut, mendorong
Indonesia untuk melakukan langkah inisiatif guna berperan dalam membantu
penanganan korban agresi dan proses pencapaian perdamaian antara
Palestina dengan Israel. Berbagai upaya telah dilakukan, seperti pengiriman
bantuan obat-obatan dan tim dokter Indonesia untuk merawat korban agresi
hingga upaya diplomasi Indonesia di Organisasi Internasional PBB untuk
membela warga Palestina seperti dengan mendesak PBB agar membuat
suatu pernyataan yang mengecam dan segera membuat resolusi terkait agresi
Israel tersebut.

Berdasarkan sejarah, hubungan bilateral Indonesia dengan Palestina sudah


lama terjalin, yaitu sejak masa peralihan Indonesia menuju kemerdekaan,
Palestina merupakan bangsa pertama di kawasan Timur-Tengah yang
menyiarkan kemerdekaan Indonesia di Radio Internasional melalui Mufti
Palestina yang bernama Amin Al Husaini. Berkat jasa dari Amin inilah,
kemerdekaan Indonesia mendapatkan gemanya pada masyarakat
Internasional. Hubungan bilateral Indonesia dengan Palestina semakin baik
setelah ditempatkannya Duta Besar Palestina untuk Indonesia pada 13
September 1993.

Dalam agresi Israel ke Jalur Gaza pada tanggal 27 Desember 2008,


sesungguhnya Indonesia bisa lebih berperan secara aktif lagi untuk
membantu penyelesaian konflik di Jalur Gaza, akan tetapi peran Amerika
dalam agresi tersebut menjadikan pertimbangkan dalam menentukan
kebijakan pemerintah SBY. Hal ini terbukti dengan kuatnya lobi Yahudi
melalui salah satu Organisasi lobi Yahudi yang bernama AIPAC (American
Israel Public Affairs Committe) pada pemerintahan Amerika Serikat
sehingga karena kuatnya lobi Yahudi tersebut mengakibatkan kebijakan
pemerintah Amerika harus melalui persetujuan Yahudi. Oleh karena itu,
Barrack Obama pada masa kampanye Presiden tanggal 4 Juni 2008 pernah
mengatakan bahwa “mereka yang mengancam Israel berarti mengancam
kita. Israel selalu saja menghadapi ancaman ini pertama kali, dan saya akan
membawa komitmen keamanan Israel ke Gedung Putih. Awalnya adalah
memastikan kualitas militer Israel. Saya akan memastikan Israel dapat
mempertahankan diri dari ancaman yang datang dari Gaza hingga Teheran.
Kerjasama pertahanan antara Israel dan Amerika adalah modal kesuksesan
dan harus diperdalam. Sebagai Presiden, saya akan menyediakan US $30
Miliar untuk mengawal Israel pada dekade berikutnya, penanaman modal
bagi keamanan Israel tidak terikat oleh bangsa lain”.

Hal diatas perlu dipertimbangkan karena pada kenyataannya, Indonesia


mempunyai keterikatan hubungan dengan Amerika, seperti keterikatan
ekonomi berupa peminjaman modal melalui IMF guna penanganan krisis di
Tanah Air yang lambat laun sekarang merupakan bentuk ketergantungan
Indonesia terhadap Amerika.

Agresi Israel ke Jalur Gaza juga mendatangkan berbagai reaksi di Tanah Air,
seperti aksi yang dihadiri lebih dari 30 Ribu massa Hizbut Tahrir di Jakarta
yang menuntut diantaranya agar pemerintahan SBY tidak hanya mengecam
tindakan brutal Israel, tetapi membantu warga Palestina di Jalur Gaza dengan
mengirimkan pasukan TNI untuk berperang melawan tentara Israel. Di
Bandung, aksi aktivis Islam juga menuntut agar pemerintahan SBY segera
memutus hubungan diplomatik dengan Amerika jika Presiden Obama masih
berstandar ganda dalam menangani konflik Palestina-Israel.

Adanya tekanan dari dalam Negeri agar pemerintah segera bersikap dan
mengambil kebijakan terkait agresi Israel serta pentingnya menjaga
hubungan pemerintahan Indonesia dengan Amerika adalah dua hal yang
menjadi acuan dalam pengambilan keputusan pemerintah, disatu sisi
pemerintah harus merealisasikan tuntutan masyarakat agar stabilitas nasional
tetap terjaga dan citra pemerintah tidak dinilai lamban dalam penanganan
suatu masalah, di sisi lain pemerintah harus mengambil kebijakan yang tidak
bertentangan dengan Amerika, sehingga tidak mempengaruhi hubungan
bilateral Indonesia dengan Amerika.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan Palestina dengan Indonesia?


2. Apa kaitan hubungan antara Indonesia dengan Palestina serta
kaitannya dengan pancasila?
3. Apa bentuk perjanjian Indonesia dengan Palestina?
4. Apa peran Indonesia dalam Palestina?
5. Apa alasan Palestina mendukung kemerdekaan Indonesia?

1.3 Tujuan Masalah

1. Menjelaskan hubungan Palestina dengan Indonesia


2. Menjelaskan kaitan hubungan antara Indonesia dengan Palestina serta
kaitannya dengan Pancasila
3. Menjelaskan bentuk Perjanjian Indonesia dengan Palestina
4. Menjelaskan peran Indonesia dalam Palestina
5. Menjelaskan alasan Palestina mendukung kemerdekaan Indonesia
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Palestina dengan Indonesia

Hubungan baik Indonesia dan Palestina terjadi karena sejumlah faktor, antara
lain adalah faktor teologis. Palestina menjadi salah satu tempat bersejarah yang
sangat dicintai oleh umat muslim dunia, khususnya Masjid Al-Aqsha. Ikatan
historis-relijius inilah yang telah memperkuat ikatan antara bangsa Indonesia
dan Palestina. Masjid Al-Aqsa adalah salah satu masjid suci umat Islam, selain
Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah. Masjid Al-Aqsa
sebagai tempat pijakan Nabi Muhammad dalam perjalanan Isra Mikraj.

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam
dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya esehata dari tanda-tanda
(kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui. (QS. Al-Isra :1). Kemudian, Masjid Al-Aqsa juga merupakan
kiblat pertama kaum muslimin sebelum dihapus dan dialihkan ke ka’bah. “Kami
shalat bersama Nabi menghadap Bait Maqdis selama 17 bulan. Kemudian Nabi
berpindah arah kiblat (ka’bah). (HR. Bukhari dan Muslim).

Selain faktor teologis, Indonesia dengan Palestina juga memiliki historis yang
sangat kuat, setidaknya pada tanggal 6 September tahun 1944 menjadi momen
yang penting bagi Palestina dan Indonesia. Saat itu, Palestina secara de fakto
mengakui Indonesia sebagai negara merdeka. Dalam catatan sejarah bahwa
Palestina merupakan bangsa terdepan yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Saat itu Indonesia tengah dalam kondisi yang membutuhkan dukungan negara
internasional untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Palestina kemudian menjadi salah satu negara yang mengakui Kemerdekaan
Indonesia. Termasuk seorang Mufti Palestina yang Muhammad Amin Al
Husaini salah satu tokoh yang disegani di Palestina ikut andil dalam pengakuan
kemerdekaan Republik Indonesia dan rela bersafari ke sejumlah negara untuk
pengakuan Negara Indonesia. Saat Indonesia menyatakan kemerdekaan pada
1945, di sana rakyat Palestina bersukacita dan bergembira melihat bangsa
Indonesia sebagai saudaranya meraih kemerdekaan. Begitu dekat batin
masyarakat Palestina dan begitu kuat rasa persaudaraan rakyat Palestina kepada
bangsa Indonesia.

Tidak hanya faktor teologis dan historis, faktor kemanusian menjadi alasan
mengapa Indonesia hubungannya erat dengan Palestina. Bahkan sering
membantu rakyat Palestina dengan berbagai bentuk. Sebab, tidak ada ajaran
agama maupun konstitusi Negara yang mengajarkan penjajahan, penganiayaan
dan pembunuhan terhadap warga sipil. Maka dari itu, mari kita bantu
masyarakat Palestina dengan mendoakan untuk kemerdekaan dan kesejahteraan
Palestina, memberikan donasi melalui esehat resmi yang diakui pemerintah
serta mendukung esehat-langkah diplomasi pemerintah Indonesia dalam
mewujudkan perdamaian dunia.

Indonesia termasuk negara pertama yang mengakui kemerdekaan Palestina


setelah dideklarasikannya Negara Palestina di Aljazair, 15 November 1988.
Sejak itu, melalui berbagai forum, termasuk PBB, OKI, dan GNB,
Indonesia secara konsisten menyuarakan dukungan terhadap perjuangan
bangsa Palestina untuk memperoleh kemerdekaan dan kedaulatannya
secara penuh.

Dalam kaitan ini, Indonesia termasuk negara-negara yang telah


memberikan suara dukungan sehingga Palestina dapat menjadi anggota ke-
195 UNESCO pada 31 Oktober 2011, dan memperoleh status “negara”
(non-member observer state), dari sebelumnya hanya berstatus “entitas”
(non-member observer entity), dalam keputusan Sidang Majelis Umum
PBB 29 November 2012.

Selain itu, Indonesia dan Palestina memiliki kerja sama bilateral di bidang
pendidikan, yang telah menghasilkan peningkatan jumlah WN Palestina
serta WN Yordania keturunan Palestina yang menempuh studi di
perguruan-perguruan tinggi di Indonesia, baik melalui beasiswa maupun
pembiayaan pribadi.

Kemudian, Indonesia dan Palestina memiliki kerja sama kota kembar, yaitu
antara ibukota negara, Jakarta dan Al-Quds Al-Shareef. MoU tersebut
ditandatangani pada tanggal 22 Oktober 2007 yang meliputi kerja sama
antara lain di bidang pengendalian bencana dan krisis, pendidikan dan
pelatihan, sosial dan budaya.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa ke-5 Organisasi Kerja Sama
Islam (OKI) pada tahun 2016 di Jakarta merupakan bentuk nyata dari
dukungan penuh dan solidaritas Indonesia dan OKI terhadap isu Palestina
dan Al-Quds Al-Sharif.

Bagi Indonesia, dukungan terhadap Palestina merupakan bagian yang tidak


terpisahkan dari amanat UUD 1945 untuk menghapuskan penjajahan dan
melaksanakan ketertiban umum berdasarkan pada kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

2.2 Hubungan Palestina dengan Indonesia dan kaitannya dengan Pancasila

Nilai dasar, juga dikenal sebagai nilai ideal Pancasila, adalah nilai-nilai yang
tetap (tidak berubah) yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 dan
berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila. Nilai-nilai ini bersifat universal
dan mencakup nilai-nilai yang baik dan benar. Berikut ini adalah ringkasan
singkat tentang bagaimana Pancasila berhubungan dengan hak asasi manusia.
(Syarbaini,2003:32).

1. Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak setiap orang untuk menganut
agama mereka sendiri, melakukan ibadah, dan menghormati perbedaan
agama.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menempatkan setiap warga negara
pada kedudukan yang sama dalam hukum dan memiliki hak dan
kewajiban yang sama untuk mendapatkan perlindungan hukum.
3. Persatuan Indonesia menunjukkan bahwa ada unsur yang menyatukan
warga negara dengan semangat rela berkorban dan menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kelompok.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan
dan perwakilan terlihat dalam kehidupan pemerintahan, negara, dan
masyarakat demokratis.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Mengakui hak milik dan
jaminan sosial yang dilindungi oleh pemerintah, serta hak untuk
pekerjaan dan perlindungan sosial. (Astuti,2015; Cesara, 2018)

Indonesia memiliki beberapa komponen penting dalam menjalankan politik


internasionalnya, salah satunya adalah diplomasi kemanusiaan. Ini harus
dilaksanakan dan dikembangkan dengan mengutamakan nilai tambahan
(Suratiningsih et al., 2020), yaitu:

1. prinsip perlindungan HAM bagi masyarakat yang terkena krisis;


2. prinsip inklusivitas dan non-diskriminasi dalam pemberian bantuan;
3. prinsip bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan dan memberdayakan
masyarakat terkena dampak; serta
4. penghormatan terhadap integritas nasional dan kedaulatan negara yang
menghadapi krisis. Melalui pendekatan prinsip-prinsip tersebut,
diharapkan terbangun ‘trust’ dari negara dan masyarakat penerima
bantuan dari Indonesia. Selanjutnya diharapkan dengan adanya bantuan
kemanusiaan Indonesia dapat berkontribusi terhadap upaya pembangunan
berkelanjutan di negara yang terkena dampak krisis dan bencana (Kemlu,
2019).

Cita-cita bangasa Indoensia, “Ikut melaksanakan ketertiban dunia”, tertuang


dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (UUD 1945). Pernyataan tersebut menunjukan bahwa salah satu tujuan
negara Indonesia adalah berkontribusi pada ketertiban dan perdamaian dunia.
Pada pertama pembukaan UUD 1945, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu
ialah hak segala bangsa dan oleh sebab tu, maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”,
Indonesia menolak adanya penjajahan kolonialisme. Bentuk penolakan tersebut
diwujudkan dengan misi perdamaian dan upaya diplomasi internasional untuk
menyelesaikan konflik-konflik internasional.
Pancasila sebagai dasar negara adalah cerminan dari sikap Indonesia untuk ikut
serta menjaga perdamaian dunia. Pada konflik Israel-Palestina, Indonesia secara
konsisten memberikan bantuan material kepada masyarakat sipil korban
konflik. Selain itu, Indonesia juga secara continue menyuarakan hak asasi
manusia dan hak kemerdekaan Palestina di meja runding internasional. Bantuan
yang diberikan mampu mengurangi dampak buruk dan beban penderitaan
masyarakat dari konflik. Diplomasi perdamaian yang terus digalakan untuk
kemerdekaan Palestina diharapkan mampu menarik simpatisan negara-negara
lain sehingga dapat bersama-sama menyelesaikan konflik pelik ini. Dukungan
yang diberikan tidak terlepas pada sikap rasa kemanusian yang tercermin pada
sila kedua Pancasila.

Bantuan-bantuan yang diberikan Indonesia tidak hanya bersumber dari


pemerintah, tetapi juga dari masyarakat Indonesia. Sesuai dengan sila ketiga
Pancasila, sikap gotong royong, persatuan, dan toleransi menjadi semangat
masyarakat Indonesia untuk menolong rakyat Palestina yang terdampak konflik.
Banyak badan amal yang membuka donasi umum ntuk masyarakat Palestina.
Bantuan yang diberikan tidak terbatas pada barang tetapi juga banyak relawan
yang menyumbangkan tenaganya untuk membantu masyarakat Palestina
menghadapi krisis.

Diplomasi Indonesia di forum internasional selaras dengan Pancasila sila


keempat, yaitu menyelesaikan konflik dengan mengutamakan musyawarah atau
negosiasi perang dan kekerasan. Indonesia secara konsisten terus menyuarakan
hak kemerdekaan Palestina dan mengingatkan tentang peliknya pelanggaran hak
asasi manusia di berbagai forum. Upaya juga terus digalakkan melalui
organisasi internasional seperti PBB, ASEAN, dan KTT. Meskipun
membutuhkan waktu yang tidak singkat, hal ini tidak menciutkan suara
Indonesia untuk memediasi konflik Israel-Palestina.

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia merupakan landasan atas Indonesia


untuk mendukung perdamaian dunia. Salah satunya, Indonesia aktif menjadi
mediator untuk konflik Israel-Palestina. Konflik pelik ini terus di singgung dan
disuarakan di rapat-rapat internasional terutama membahas masalah
pelanggaran hak asasi manusia.

2.3 Perjanjian Kerjasama Indonesia dengan Palestina

Presiden Republik Indonesia telah menandatangani Peraturan Presiden Republik


Indonesia Nomor 34 Tahun 2018 Tentang Pengesahan Memorandum Saling
Pengertian Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara
Palestina Tentang Fasilitasi Perdagangan Untuk Produk Tertentu Yang Berasal
Dari Wilayah Palestina (Memorandum of Understanding Between the
Government of the Republic of Indonesia and The Government of The State of
Palestine on Trade Facilitation For Certain Products Originating from
Palestinian Territories). Perpres ini telah dipublikasikan melalui website resmi
Kementerian Sekretariat Negara www.setneg.go.id oleh Bidang Distribusi,
Publikasi dan Dokumentasi, Asisten Deputi Bidang Hukum, Deputi Bidang
Hukum dan Perundang-undangan dan Biro Informasi dan Teknologi, tanggal 25
April 2018.

Perjanjian Internasional Indonesia Palestina yang tertuang dalam Peraturan


Presiden Nomor 34 Tahun 2018 ini bertujuan antara lain dalam rangka
meningkatkan hubungan persahabatan dan persaudaraan antara Republik
Indonesia dan Negara Palestina, perlu memperkuat kerja sama perdagangan
kedua belah Pihak. Selain itu bahwa Pemerintah Republik Indonesia
mendukung peningkatan kehidupan sosial dan kemandirian ekonomi Palestina
melalui penghapusan tarif bea masuk produk tertentu asal Palestina.

Sebelumnya, Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Palestina


telah menandatangani Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah
Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Palestina tentang Fasilitasi
Perdagangan untuk Produk Tertentu yang Berasal dari Wilayah Palestina
(Memorandum of Understanding between the Government of the Republic of
Indonesia and the Government of the State of Palestine on Trade Facilitation
for Certain Products Originating from Palestinian Territories) pada tanggal 12
Desember 2017 di Buenos Aires, Argentina. Peristiwa penandatanganan
dimaksud menjadi dasar pertimbangan pembentukan Peraturan Pemerintah ini.

2.4 Apa peran Indonesia dalam Palestina


Indonesia konsisten menyuarakan hak-hak rakyat Palestina, termasuk
mendorong berdirinya negara Palestina yang merdeka, demokratis, sejahtera,
dan hidup berdampingan secara damai dengan Israel dibawah prinsip “two-state
solution“, terlebih dalam setiap kesempatan Indonesia menjadi Anggota Tidak
Tetap DK PBB.
Indonesia juga selalu mendorong agar DK PBB mengeluarkan keputusan yang
produktif bagi penyelesaian masalah Palestina sebagai cerminan tanggung
jawab DK PBB sebagai organ utama PBB yang mengurusi pemeliharaan
perdamaian dan keamanan internasional.
Berbagai diplomasi konkrit Indonesia bagi perwujudan kemerdekaan dan
pembentukan negara Palestina, diantaranya sebagai berikut:

Penyelenggaraan Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada


bulan April 2015 yang menyepakati Declaration on Palestine yang pada intinya
mengarisbawahi dukungan negara-negara Asia dan Afrika terhadap perjuangan
bangsa Palestina dalam rangka memperoleh kemerdekaannya dan upaya
menciptakan two-state solution. Peringatan 60 Tahun KAA juga menghasilkan
Deklarasi Penguatan New Asia Africa Strategic Partnership yang diantaranya
menegaskan kembali dukungan negara-negara Asia dan Afrika bagi penguatan
bantuan kapasitas kepada Palestina.

Menjadi tuan rumah International Conference on the Question of


Jerusalem pada tanggal 14-16 Desember 2015 bekerja sama dengan Organisasi
Kerjasama Islam dan United nations Committee on the Inalienable Rights of the
Palestinian People. Pertemuan secara khusus membahas isu Jerusalem yang
merupakan salah satu dari 6 outstanding core issues dari penyelesaian konflik
Palestina dan Israel (isu pengungsi, pemukiman esehat Israel, perbatasan,
keamanan, dan air).
Atas permintaan Presiden Palestina, menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa (LB)
OKI ke-5 tentang Palestina dan Al-Quds Al-Sharif pada tanggal 6-7 Maret 206.
Pertemuan dilatarbelakangi proses perdamaian Palestina dan Israel yang tidak
mengalami kemajuan berarti, serta siklus baru kekerasan di Jerusalem, termasuk
pembatasan akses beribadah ke Masjid Al-Aqsa pada akhir tahun 2015. KTT
LB OKI menghasilkan 2 outcome documents, yaitu sebuah resolusi yang
menegaskan posisi prinsip dan komitmen OKI untuk mendukung Palestina dan
Al-Quds Al-Sharif, dan Jakarta Declaration gagasan Indonesia yang memuat
esehat-langkah konkrit untuk dilakukan oleh para pemimpin dunia Islam guna
memajukan penyelesaian masalah Palestina dan Al-Quds Al-Sharif.

Selain dukungan di tingkat multilateral, Indonesia juga membantu Palestina,


antara lain:

 Bantuan “in kind” berupa pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi


1.257 warga Palestina.
 Komitmen pemberian pelatihan di bidang infrastruktur, teknologi,
informasi, pariwisata, light manufacturing, dan pertanian
senilai USD 1,5 juta bagi warga Palestina dibawah kerangka the
Conference on Cooperation among East Asian Countries for
Palestinian Development (CEAPAD).
 Bantuan sebesar Rp 20 miliar untuk pembangunan Indonesian
Cardiac Center di RS As-Shifa di Gaza.
 Kontribusi kepada UNRWA sejak tahun 2009-2014 sebesar USD
360.000.
 Saat ini tengah dijajaki kemungkinan menghidupkan kembali
kontribusi rutin Indonesia kepada UNRWA yang telah dinon-aktifkan
sejak 2014, yakni diharapkan sebesar USD 200.000 per tahunnya.
Ke depannya seiring dengan masuknya Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap
DK PBB mulai tanggal 1 Januari 2019, Indonesia akan memanfaatkan
keanggotaan di DK PBB tersebut untuk memperjuangkan kemerdekaan
Palestina dan upaya konkrit bagi terwujudnya perdamaian antara Palestina-
Israel. Hal itu akan menjadi salah satu isu utama yang akan diusung Indonesia
selama di DK PBB. Masa keanggotaan Indonesia di DK PBB berlangsung
hingga 31 Desember 2020. Secara mendasar, posisi umum Indonesia terkait isu
Palestina, sebagai berikut:

 Mendukung langkah Palestina dalam mewujudkan kemerdekaan.


 Mengembalikan sentralitas isu Palestina di dunia internasional di
tengah konflik yang terjadi di negara Timur Tengah saat ini.
 Mendorong pengakuan kedaulatan Palestina oleh negara anggota PBB
dan organisasi internasional.
 Mendukung inisiatif negara-negara dan PBB guna menghidupkan
kembali perundingan damai Palestina-Israel berdasarkan “solusi dua
negara” (two state solutions).
 Menggalang negara-negara OKI menemukan solusi damai
penyelesaian masalah Palestina – Israel.
 Terus mengupayakan agar Palestina, terutama kompleks Al Aqsa,
ditempatkan dalam Perlindungan Internasional (International
Protection).

secara finansial bantuanya sebagai berikut, Menlu Indonesia Retno Marsudi


mengadakan pertemuan dengan menlu Palestine Riad Al Malki. Ia mengatakan
bahwa Indonesia akan berkomitmen memberikan bantuan finansial kepada
palestina sebesar $ 7.000.000. Bantuan ini tidak hanya berasal dari pemerintah
Indonesia sesuai dengan perkataan beliau “Ini kontribusi konkret dari satu
kesatuan Indonesia, baik dari masyarakat maupun pemerintah palestina”.
Uang jutaan dollar tersebut akan disalur dalam beberapa program salah satunya
UNRWA dan untuk pengungsi salah satu bentuknya adalah Klinik mata
(ophthalmology clinic) dan Klinik telinga hidung dan tenggorokan (ENT clinic).
Klinik ini diserah terimakan pada 21 april 2019 kepada MAP yordania (medical
aid for Palestinian clinic). Klinik bertujuan untuk bantuan pada pengungsi
palestina di yordania. Selain itu, BAZNAS juga menyerahkan bantuan dana
150.000 USD yang diserahkan kepada Dubes RI Amman pada tanggal 7 januari
2019. Ini adalah tahap awal hasil kerja sama BAZNAS dengan JHCO selain
dari sisi kebijakan secara finansial Indonesia juga membantu dengan
penyerahan bantuan sebesar 845.000 USD khususnya di daerah Gaza. Indonesia
akan meningkatkan kontribusi pada unrwa menjadi usd 2 juta pada tahun 2019-
2020 yang sebelumnya sebesar usd 200 ribu. Selain itu, disisi kemanusiaan
Indonesia membantu dengan melatih 90 aparat dan sipil warga palestina
dibidang pemberdayaan perempuan, good goverrance, dan budidaya buah-buah
tropis, pelatihan penerbangan yg disertai sertifikat commercial pilot
license serta bidang pengawsan obat, pada tahun 2019. Selain disisi
kemanusiaan Indonesia juga membantu dibidang Pendidikan; menandatangani
MoU antara BAZNAS dan UNRWA, mengenai nota kesepahaman beasiswa
bagi warga palestina yang mau melanjutkan Pendidikan di PTN. Indonesia juga
membantu Palestina melalui kebijakan kebijakan pemerintah Indonesia
diantaranya adalah pembebasan tarif bea masuk produk asal Palestina yakni
minyak zaitun dan kurma hal ini ditujukan untuk membantu perekonomian
palestina dikutip dari Menteri Enggar mengatakan “Yang Namanya teman, yang
Namanya bersaudara tidak ada untumg rugi. Saya bahkan di WTO juga
menujukkan sikap kita menjadi full member untuk palestina”

2.5 Apa alasan Palestina Mendukung Kemerdekaan Indonesia


Palestina adalah salah satu negara yang mendukung kemerdekaan Indonesia di
akhir era Perang Dunia II. Dukungan Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia
disampaikan oleh tokoh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini. Berkat dukungan
tersebut, Indonesia memperoleh cukup pengakuan dari internasional untuk bisa
berdiri menjadi negara yang berdaulat. Palestina merupakan negara yang
terletak di Asia Barat Daya (disebut Timur Tengah). Negara ini terdiri dari
wilayah Gaza dan Tepi Barat saling terpisah jauh dan dibatasi otoritas Israel.
Palestina saat ini masih berurusan dengan penjajahan dan perebutan lahan
secara paksa. Padahal, negara tersebut sudah mendeklarasikan kemerdekaannya
sejak 15 November 1988. Kondisi itu membuat Indonesia yang menganut
prinsip bahwa “kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa” berdiri di belakang
Palestina. Hubungan Indonesia dan Palestina tidak hanya dipengaruhi oleh
prinsip dan situasi kemanusiaan, tetapi juga sejarah. Hubungan akrab Indonesia
dan Palestina sudah berlangsung sebelum proklamasi kemerdekaan. Hubungan
ini terjalin berkat rakyat Palestina memberikan dukungan kepada Indonesia
untuk memperoleh kemerdekaan pada 1944 silam. Hal yang sama dilakukan
Indonesia yang lantang menyuarakan kemerdekaan Palestina.
Mengutip situs DPR RI, Bung Karno pernah mengungkapkan pembelaannya
terhadap Palestina pada 1962. Bung Karno juga tegas menyebut bahwa Israel
adalah penjajah karena merebut wilayah Palestina. Indonesia juga membantu
para warga Palestina yang berkonflik dengan Israel. Salah satu bentuk bantuan
Indonesia kepada Palestina adalah pendirian Rumah Sakit Indonesia di Gaza
Utara yang digunakan sebagai fasilitas Kesehatan.

2.6 Pancasila dan Diplomasi Bela Palestina

Dengan eskalasi konflik Israel-Palestina, pihak lain harus hadir untuk


membantu proses perdamaian. Untuk melibatkan Pemerintah Indonesia dalam
konflik Israel-Palestina, kedua belah pihak harus berkolaborasi. Ikatan
kepercayaan adalah hubungan yang harus ada antara Indonesia dan Israel, serta
antara Indonesia dan Palestina. Jika hubungan kepercayaan ada antara Israel dan
Palestina, proses perdamaian dan penyelesaian konflik akan lebih mudah.
Namun, kedua negara tidak memiliki hubungan kepercayaan satu sama lain.
Oleh karena itu, untuk memulai proses perdamaian dan terlibat di dalamnya,
pemerintah Indonesia harus memiliki hubungan kepercayaan dengan semua
pihak. (Sumertha et al., 2017)

Selama bertahun-tahun, Indonesia dan Palestina telah menjalin kepercayaan


satu sama lain, seperti yang ditunjukkan oleh hubungan diplomatik dan kerja
sama di berbagai bidang. Selain itu, pemerintah Indonesia selalu memberikan
dukungan politik dan moral kepada rakyat Palestina dalam berbagai kesempatan
untuk mendukung kemerdekaan dan perjuangan mereka. Ini adalah bukti
kepercayaan yang sudah ada antara keduanya. Bantuan dari pemerintah
Indonesia dapat dikirim secara langsung. Data yang dikumpulkan menunjukkan
bahwa bantuan kemanusiaan, politik, dan penguatan kapasitas diberikan kepada
Palestina secara langsung dan hampir tanpa hambatan. Bantuan kemanusiaan
dapat dengan mudah didistribusikan dan dikomunikasikan sebagai reaksi cepat
terhadap berbagai bentuk kekerasan yang terjadi di Palestina. Selain itu, melalui
kerangka CEAPAD, NASSP, dan KSST, negara lain seperti Jepang terus
mengundang bantuan untuk meningkatkan kapasitas untuk persiapan
kemerdekaan Palestina. (Sumertha et al., 2017)

Pemerintah Indonesia juga sering mendukung Palestina melalui organisasi


internasional dan gerakan. Pemerintah Indonesia terus mengajak negara-negara
anggota PBB, OKI, GNB, dan ASEAN melalui jalur diplomasi untuk terus
mengingat dan memperhatikan apa yang terjadi di Palestina. Pemerintah
Indonesia tidak hanya
memberikan perhatian, tetapi juga sering mendorong negara lain untuk
melakukan hal-hal nyata untuk membantu mengakhiri penjajahan di Palestina.
Tujuan pemerintah Indonesia, yang tercantum dalam alinea pertama dan
keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, adalah untuk menghapus
penjajahan global dan menjaga ketertiban global. (Sumertha et al., 2017)

Pemerintah Indonesia juga sering mendukung Palestina melalui organisasi


internasional dan gerakan. Pemerintah Indonesia terus mengajak negara-negara
anggota PBB, OKI, GNB, dan ASEAN melalui jalur diplomasi untuk terus
mengingat dan memperhatikan apa yang terjadi di Palestina. Pemerintah
Indonesia tidak hanya memberikan perhatian, tetapi juga sering mendorong
negara lain untuk melakukan hal-hal nyata untuk membantu mengakhiri
penjajahan di Palestina. Tujuan pemerintah Indonesia, yang tercantum dalam
alinea pertama dan keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, adalah
untuk menghapus penjajahan global dan menjaga ketertiban global. (Sumertha
et al., 2017)

Penguatan dukungan Indonesia untuk kapasitas Palestina melalui peringatan 60


tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) adalah salah satu contoh nyata dukungan
Indonesia untuk Palestina. Sebagai kolaborasi antara Komite Organisasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-Hak Inalien Orang Palestina dan
Komite Organisasi Perserikatan Bangsa- Bangsa, Indonesia juga menjadi tuan
rumah Pertemuan Luar Biasa OKI ke-5 pada 6-7 Maret 2016. Pertemuan ini
bertujuan untuk mencapai penyelesaian konflik Israel-Palestina yang belum
selesai. (Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia 2019a).

Pemerintah Indonesia juga memberikan bantuan, termasuk pelatihan dan


pengembangan kapasitas bagi 1.257 warga Palestina, pelatihan di bidang
infrastruktur, teknologi, informasi, pariwisata, pembuatan lampu, dan pertanian
senilai 1,5 juta dolar, dan bantuan untuk pembangunan Pusat Jantung Indonesia
di rumah sakit As-Shifa di Gaza. Antara tahun 2009 dan 2014, Indonesia juga
aktif memberikan bantuan kepada Badan Bantuan dan Kerja Internasional untuk
Pengungsi Palestina. (Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia 2019).
Indonesia, disampaikan oleh menteri luar negeri, menyampaikan bagaimana
posisi Indonesia dalam menghadapi dan menyelesaikan konflik yang terjadi
antara Israel dan Palestina (Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia t.t.),
yaitu:

1. Mendukung solusi dua negara (Israel dan Palestina), yang didasarkan


pada hukum internasional dan HAM, dan yang melibatkan kedua belah
pihak parameter yang telah ditetapkan dalam beberapa resolusi PBB.
2. Menekankan bahwa masyarakat internasional harus memiliki sikap
berimbang (imparsial) dalam membantu penyelesaian masalah Palestina
dan mendorong proses perdamaian.
3. Mendukung pentingnya menjaga keberlangsungan kerja UNRWA
(United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the
Near East) untuk memberikan pelayanan kepada para pengungsi
Palestina, serta ikut menyerukan perlunya keterlibatan masyarakat
internasional dalam membantu para pengungsi Palestina, terutama dalam
menjamin masa depan anak anak.
4. Indonesia secara konsisten menyampaikan komitmennya untuk
membantu penyelesaian konflik yang berkepanjangan antara Palestina
dan Israel.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan makalah kami, kami dapat menyimpulkan bahwa Konflik Israel-


Palestina adalah konflik panjang yang memiliki akar sejarah, agama, politik,
dan sosial yang kompleks, dan telah menyebabkan ketegangan dan kekerasan
yang berkepanjangan di Timur Tengah. Konflik ini telah berdampak besar pada
warga sipil, termasuk pengungsi Palestina dan korban konflik. Masalah
kemanusiaan, seperti akses terhadap air, makanan, dan layanan kesehatan,
adalah perhatian serius dalam konflik Israel- Palestina. Konflik ini telah
mempraktekkan banyak pelanggaran hak asasi manusia. Fenomena tersebut
sangat bertolak belakang dengan nilai Pancasila terutama Pancasila sila kedua
yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab”.

Indonesia dengan ideologi Pancasila menolak adanya penjajahan dan


ketidakadilan. Dalam praktiknya, Indonesia banyak memberikan bantuan
material dan nonmaterial kepada masyarakat Palestina yang terdampak. Selain
itu, Indonesia juga aktif pada diplomasi perdamaian di forum-forum
internasional. Sistem politik bebas aktif dan Gerakan Non-Blok sangat
mendukung Indonesia sebagai negara netral yang mampu menjadi mediator di
konflik regional dan internasiona.
Pancasila, dengan prinsip-prinsipnya yang mendorong persatuan, kemanusiaan,
keadilan, dan solidaritas, memberikan dasar yang kuat dalam mendukung
perdamaian dunia. Indonesia, sebagai negara yang menjunjung tinggi Pancasila,
memiliki peran penting dalam mempromosikan nilai-nilai ini di tingkat
internasional dan berkontribusi pada usaha bersama untuk mencapai dunia yang
lebih damai, adil, dan beradab. Pancasila bukan hanya ideologi Indonesia, tetapi
juga pesan perdamaian global yang sangat relevan.
DAFTAR PUSTAKA

https://m.mediaindonesia.com/opini/330440/pancasila-dan-
diplomasi-bela-palestina
https://jurnalprodi.idu.ac.id/index.php/DP/article/download/
14503/pdf
https://tirto.id/alasan-palestina-mendukung-kemerdekaan-
indonesia-dan-sejarahnya-gSgc
https://salam.ui.ac.id/peran-indonesia-untuk-palestina/

Anda mungkin juga menyukai