MAKALAH
HUBUNGAN AGAMA DAN PANCASILA
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pancasila
Dosen Pembimbing :
Benny Krestian Heriawanto, S.H.,M.Hum
Disusun Oleh :
1. Muhammad Hafiz Al Amin (22301073010)
2. Pandu Mishardian Saputra (22301073036)
3. Saptuge Adi Purnomo (22301073015)
4. Marchelino Alifia (22301073009)
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur atas rahmat dan ridho allah SWT. Karena
tanpa rahmat dan ridhonya kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
selesai tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak Beni Krestian Heriawanto
S.H.M.Hum, selaku dosen pengampuh matakuliah Pancasila yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini, kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman
kamiyang selalu setia membantu dalam hal memunculkan data-data dalam pembuatan
makalah ini, dalam makalah ini kami menjelaskan tentang Pancasila dalam lintasan sejarah.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui
maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen demi tercapainya
makalah yang sempurna. Walaupun begitu kami berharap semoga makalah kami ini tentang
Pancasila dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................4
D. Manfaat Penulisan...................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
ISLAM DAN PANCASILA.....................................................................................................5
1. PERDEBATAN SOEKARNO DAN MUHAMMAD NATSIR.........................................7
2. HUBUNGAN NEGARA DAN AGAMA DALAM PANCASILA DAN UUD 1945..........9
3. PANCASILA DAN AGAMA DALAM PANCASILA DAN UUD 1945..........................11
BAB III...............................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
KESIMPULAN..............................................................................................................................12
Daftar Pustaka...............................................................................................................................13
Biodata Penulis..............................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum agama ditinjau dari tiap korelasi hukum yang berlaku di dalam suatu Negeri
hingga Agama islam sendiri memiliki falsafah hidup, memiliki satu idiologi sebagaimana
Kristen memiliki falsafah hidup serta idiologi, semacam pula orang fasis ataupun komunis
memiliki falsafah hidup serta idiologinya sendiri pula. Bagaimanakah idiologi seseorang
muslim itu? Amat luas serta panjang keterangannya jika ingin direntang panjang
(Natsir,2001).
Secara garis besar Pancasila sudah muncul didalam ikatan antara agama serta Negeri serta
tetap memperkenalkan kenyamanan terhadap berbangsa serta bernegara bisa dimengerti pada
sila awal yang berbunyi “Ketuhanan yang maha esa” oleh karenanya Ikatan Agama serta
Negeri yang terdapat di Indonesia sudah diperjelas dalam sebagian pasal-pasal dalam UUD
ialah Pasal 28E UUD kalau tiap orang leluasa memeluk agama serta beribadat bagi
berdasarkan agamanya ” dan Pasal 29 ayat (1) UUD kalau negeri berdasar atas Ketuhanan
Yang Maha Esa” serta Pasal 29 ayat (2) UUD kalau negeri menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk buat memeluk agamanya masing-masing serta buat beribadat bagi berdasarkan
agamanya serta kepercayaannya itu.” Bersumber pada pada pasal 29 UUD 1945 beserta
tafsirnya tersebut, pemerintah harus buat mengendalikan kehidupan beragama di Indonesia.
Selaku penerapan pasal 29 (2) UUD 1945 pemerintah menghasilkan UU Nomor
1/PNPS/1965 tentang penangkalan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama yang
dikukuhkan oleh UU No.5 tahun 1969 tentang statment bebagai penetapan presiden selaku
undang - undang. Wujud terlibatnya pemerintah dalam perkara agama merupakan dengan
terdapatnya pengakuan terhadap sebagian agama di Indonesia. Pengakuan ini timbul dalam
wujud keluarnya Pesan Edaran Mentri Dalam Negara Nomor 477/74054/1978 yang antara
lain agama yang di akui pemerintah, ialah Islam, Kristen/Protestan,Hindu,Buddha.
UUD 1945 tidak memisahkan ikatan agama serta Negeri serta ini bisa kita amati pada Sila
awal Pancasila serta Bab XI UUD 1945 yang berjudulkan agama. Ikatan negeri serta agama
yang semacam dipaparkan di atas kerapkali jadi ”rumit”. Agama kerapkali dipergunakan buat
berlawanan dengan pemerintahan ataupun pemerintahan kerap dijadikan kekuatan buat
memencet agama. Dalam diskursus politik serta ketatanegaraan dan agama jalinan tersebut
masih diperdebatkan serta dikaji baik di negeri Barat ataupun di negeri Timur. Supaya ikatan
antar agama serta negeri senantiasa harmonis di tengah-tengah dinamika kehidupan politik,
ekonomi, serta budaya kita butuh mendiskusikannya terus menerus, sehingga kita hingga
pada uraian kalau agama serta negeri bagai 2 sisi mata duit di mana keduanya berbeda, tetapi
tidak dapat dipisahkan satu sama lain sebab keduanya bersama memerlukan (Saifuddin,
2009). Ketegangan ikatan antara agama serta negeri terjalin manakala di antara
keduanya tidak terjalin ikatan yang simbiosis-mutualistis serta (checks and balances). Dalam
ikatan semacam itu dimisalkan kala negeri tidak membagikan kemerdekaan kepada warganya
buat beribadat cocok dengan agamanya masing-masing, ataupun kebalikannya agama
menyangka negeri menutup diri terhadap nilai-nilai keagamaan sehingga tatanan kenegaraan
berjalan secara berlawanan dengan nilai-nilai keagamaan. Dalam suasana keadaan semacam
itu, terbuka kesempatan agama cenderung berupaya pengaruhi instrumen kenegaraan tanpa
mencermati asas-asas demokrasi ataupun negeri melaksanakan represi terhadap masyarakat
negaranya tanpa mencermati ajaran agama berkaitan dengan keadilan serta persamaan di
hadapan Tuhan. Perihal seperti itu yang terjalin di banyak negeri di dunia kala negeri
tidak sanggup mengakomodir nilai-nilai religus agama. James Meter Lutz serta Brenda J.
Lutz mengemukan ketegangan yang berkaitan dengan keagamaan dalam novel bertajuk
Global Terrorism. Novel itu mengupas gimana segala nilai-nilai agama, dari Yahudi, Kristen
sampai Islam, bisa disimpangkan jadi kekuatan teror yang menghancurkan tatanan bernegara
(Lutz, & Lutz, 2004). Apalagi konflik itu telah berlangsung ribuan tahun lamanya.
Permasalahan komunitas Yahudi di Provinsi Judea pada masa kerajaan Roma yang terjalin
pada Tahun 66 hingga 71 saat sebelum masehi. Komunitas tersebut berupaya melaksanakan
pembakangan bersumber pada agama terhadap kerajaan Roma (Lutz, & Lutz, 2004). Konflik
di India yang digerakan oleh komunitas agama Sikh pada tahun 1970 di India. Aum
Shinrikyo di Jepang, Islam di Aljazair (1950- 1960an), serta banyak agama yang lain di
dunia. Apalagi ketegangan antar negeri bisa ditimbulkan oleh agama serta jadi krisis yang
susah dihentikan sebagaimana terjalin antara Palestina serta Israel.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hubungan Pancasila dan agama
2. Untuk mengetahui tujuan dari agama
3. Untuk mengetahui konsep dari agama
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah bisa digunakan sebagai sumber informasi dan
bahan bacaan dalam memahami sejarah munculnya dan berkembangnya Pancasila sampai
masa reformasi saat ini
BAB II
PEMBAHASAN
Semacam ulasan terdahulu Negeri Indonesia yang luas ditempati oleh rakyat-yang
bermacam-macam terdiri atas berbagi suku bangsa, adat istiadat, bahasa wilayah serta lain-
lainnya. Agama yang di anut pula berbilang Indonesia benar-benar berbhineka, namun
tunggal ika di dasar konstitusi UUD 1945 yang pada pembukaan-nya tercantum pada
Pancasila. Bangsa Indonesia yang sangat berbagai macam itu secara politik membentuk serta
membina kesatuan hidup bersama bersumber pada UUD 1945. Naskah politik UUD 1945
ialah hasil kerjasama dari pemikiran pemikiran yang berbeda tentang bawah Negeri
Indonesia. Dengan pemikiran yang luas serta penafsiran yang mendalam, umat Islam
Indonesia menerima UUD 1945, spesialnya Pancasila yang tercantum pada perbukaan-nya
selaku kesatuan Republik Indonesia. Bagi Berdasarkan H. Alamsjah Ratu Prawira Negeri
penerimaan umat islam hendak Pancasila bagi berdasarkan rumusannya yang kompromistis
itu ialah “hadiah” umat islam Indonesia untuk persatuan bangsa serta kemerdekaan Indonesia
(Perwiranegara,1987). Keseruhan naskah UUD 1945 terdiri atas pembukaan, Batang Badan
serta Penjelas. Batang Badan muat 37 pasal, 4 pasal. Ketentuan Peralihan, serta 2 ayat
Ketentuan Bonus Pada masa Indonesia jadi Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949
hingga dengan 17 agustus 1950), UUD 1945 cuma berlaku di sebagian daerah Indonesia.
Dengan di tetapkanya Undang-Undang semantara (UUDS) 1950, UUD 1945 tidak berlaku
buat segala daerah Negeri RI, serta dengan dekrit presiden Soekarno bertepatan pada 5 juli
1959, UUD 1945 dinyatakan berlaku lagi di segala daerah RI. Pada konsideran dekrit tersebut
disebutkan,’ berkeyakinan kalau piagam Jakarta 22 juni 1945 menjiwai Undang-Undang
Bawah 1945 serta merupakan ialah sesuatu rangkian kesatuan dengan konstitusi
tersebut .“pertimbangan ini sepatutnya mempengaruhi terhadap perwujudan pancasila serta
UUD 1945 Sejarah serta proses pembuatan UUD 1945 membutikan kalau tokoh-tokoh
bangsa Indonesia yang merancang,meyusun serta mempraktikkan UUD 1945 sebagian besar
merupakan uamat islam. Terdapat yang di tahu sebagian ualama, terdapat yang di tahu selaku
nasionalis, serta terdapat yang di tahu selaku islam nasionalis. Konvensi mereka setuju
seluruh umat Islam serta segala bangsa Indonesia (Sukardja,2012).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jphi/article/download/5511/2966
Sukardja, A. (2012). Piagam Madinah & Undang- Undang Dasar NRI 1945 Kajian
Perbandingan Tentang Dasar Hidup Bersama Dalam Masyarakat yang Majemuk. Jakarta:
Sinar Grafika. Syamsudin, D. (2000). Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani.
Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu. Perwiranegara, Alamsjah R. (1987). Islam dan Pembangunan
Politik di Indonesia. Jakarta: CV.Haji Masaagung. Lutz, James M., & Lutz, Brenda J. (2004).
Global Terrorism. London: Routledge. Hamidi, Jazim., & Abadi, M Husnu. (2001) Intervensi
Negara Terhadap Agama. Yogyakarta: UII Press. Natsir, M. (2001). Agama dan Negara Dalam
Perspektif Islam. Jakarta: Media Dakwah. Mahfud MD, M. (2017). Politik Hukum di Indonesia.
Jakarta. Rajawali Press. Marzuki, S. (2014) Politik Hukum : Hak Asasi Manusia, Jakarta:
Penerbit Erlangga. Rosyada, D. (2000) Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi, HAM dan
Masyarakat Madani. Jakarta: IAIN Jakarta Pres
Biodata Penulis
Dyah Dhea Ningsih merupakan mahasiswa Ilmu Kesehatan IIK Bhakti Wiyata,Kediri
tahun 2014.
Safari Hasan,S.IP,MMRS memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) dari Jurusan Ilmu
Administrasi Negara FISIP Universitas Airlangga Surabaya lulus tahun 2007. Memperoleh
gelar Magister Manajemen Rumah Sakit (MMRS) dari Program Pasca Sarjana Magister
Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang,lulus tahun
2011.Saat ini menjadi Dosen di IIK Bhakti Wiyata Kediri.