Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TENTANG KONFLIK DAN TOLERANSI DALAM PANCASILA

Nama Dosen: Dr.M.F. Pesireron.S.Ag.M.Si

Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila

Disusun oleh:

Nama: Yoldri Samuel Selanno

Nim: 1322194018

Kelas:A

Semester:II

Prodi: Teknologi Rekayasa Sistem Kelistrikan Migas

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa
karena berkatnya dan hikmat nya sehinga penulis dapat menyusun makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul” KONFLIK DAN TOLERANSI
DALAM PANCASILA” ini membahas tentang Konflik yang masih terjadi dalam
lingkungan umat beragama dikarenakan berbeda keyakinan. Dalam penulisan
makalah ini, penulis mengalami tantangan dan hambatan akan tetapi dengan
bantuan berbagai pihak tantangan dan hambatan dapat teratasi.

Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam Penyusunan
Makalah ini,semoga bantuanya dapat diberkati oleh Tuhan. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari
Penyusunan,Penulisan kata dan Materinya. Kritik dan saran dari pembaca
sangat diharapkan untuk menyempurnakan tantangan dan mengalami
hambatan Makalah ini. Akhir kata Penulis Ucapkan Terima Kasih Tuhan
Memberkati.

Penulis

Jumat,31 maret 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

Abstrak

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang .............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................... 2

BAB II Kajian teori/Pustaka

A. Pengertian .................................................................................... 3
B. Pandangan dari 5 sila dalam pancasila terkaait Toleransi ....... 3
C. Ada Beberapa Penyebab Konflik Antar Umat Beragama:
D. Setiap Konflik di Masyarakat akan Membawa Dampak Bagi Sekitarnya
Antara lain: ................................................................................... 4
E. Mengapa terjadi konfliktoleransi ? .................................................. 4

F. Toleransi. ...................................................................................... 5
G. Pentingnya Toleransi ..................................................................... 6
H. Konflik .......................................................................................... 6
I. Konflik dan toleransi dalam sejarah Indonesia ................................. 6
J. peran pendidikan dalam konflik dan toleransi dalam
Pancasila ...................................................................................... 7
K. Landasan hukum dan konstitusional dalam konflik dan toleransi dalam
Pancasila ....................................................................................... 8

BAB III IMPLIKASI PENGATAHUAN

A. Konflik Agama Di Indonesia ........................................................... 9


B. Faktor – Faktor Penyebab Konflik Antar Umat Beragama .................. 9
C. Pancasila Sebagai Manajemen Konflik ........................................... 10
D. Upaya Yang Harus Dilakukan Untuk Mengatasi Konflik Agama Antara
Lain: ........................................................................................... 11

E. Peran Pancasila Dalam Mengatasi Konflik Toleransi ....................... 12

BAB IV KESIMPULAN

A. Saran .......................................................................................... 13
B. Penutup ..................................................................................... 13

Daftar Pustaka
Abstrak

Indonesia adalah negara yang terdiri dari beragam suku, ras, budaya
dan agama, dalam kehidupan bermasyarakat tentunya banyak kita temui
berbagai macam perbedaan. Oleh karena itu masyarakat Indonesia perlu
menumbuhkan dan menjaga sikap toleran antar sesama dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara demi menjaga kerukunan dalam bermasyarakat.
Dewasa ini kita banyak dihadapkan dengan konflik yang terjadi, khususnya
antar umat beragama, tidak lain hal ini disebabkan oleh intoleran yang
dilakukan dari suatu golongan tertentu sebagai contoh kasus kerusuhan di
Poso kasus pembakaran masjid di Tolikara Papua dan dalam dekat ini kasus
penistaan agama yang dilakukan oleh gubernur Jakarta. Hal ini tidak lain
adalah rendahnya sikap toleran antar sesama dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara di kalangan masyarakat Indonesia kaitannya antar umat
beragama dan bagaimana Indonesia bisa maju dan berkembang jika pada
masyarakatnya masih sering terjadi konflik didalamnya. Penelitian ini
merupakan telaah pustaka yang menganalisi data yang ada lapangan dengan
analisis deskriptif sosiologis dengan membawa Pancasila. Pancasila sebagai
landasan dan dasar ideologi bangsa sebenarnya telah mengajarkan sikap
berbangsa dan bernegara yang baik. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam
Pancasila mengajarkan sikap saling menghormati, menghargai, toleransi,
serta terjalinnya kerjasama antara pemeluk-pemeluk agama dan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga dapat tercipta dan selalu
terbinanya kerukunan hidup di antara sesama umat beragama.
BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Masyarakat Indonesia sangatlah beragam dan multikultural baik dalam


hal budaya maupun dalam sistem kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya keanekaragaman dalam kebudayaan, ras, suku bangsa, bahasa,
dan agama. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat di Indonesia,
tersebar di seluruh pulau yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.
Masyarakat yang heterogen akan mengalami hal-hal yang berbeda-beda
dalam kehidupan sehari-hari, seperti, bertutur kata, cara berbusana, tata cara
peribadatan antar agama satu dengan agama yang lain Seperti yang kita
ketahui bahwa setelah proses reformasi tahun 1998 negara Indonesia tidak
henti-hentinya mengalami berbagai macam koflik khususnya konflik antar
umat beragaman yang berujung pada kerusuhan, pertikaian dan bahkan
perang antar golongan, hal demikian sangat tidak di benarkan mengingat
Indonesia adalah negara yang di bangun dengan landasan dasar dan ideologi
pancasila dan bhinneka tunggal ika (berbedabeda akan tetapi tetap satu).
Konflik di Indonesia bukan datang dengan tiba-tiba. Kurangnya rasa toleransi
adalah pemicu utama terjadinya konfik yang sering muncul dikalangan
masyarakat beragama. Hal ini dirasa sangat merugikan, dengan munculnya
konflik pada suatu wilayah atau masyarakat tertentu akan menyulut konflik
masyarakat lainnya yang ikut terprovokasi untuk membuat konflik baru
dengan dalih-dalih balas dendam atas perbuatan terhadap saudaranya
disana. Sebetulnya dalam landasan ideologi Pancasila telah di jelaskan makna
perbedaan yang ada dan menyatukan keberagaman yang ada dengan satu
tujuan yaitu kesatuan untuk kemajuan bersama.
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian toleransi?
2) Apa yang menyebabkan konflik antar umat beragama di Indonesia dan
bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi konfik?
3) Bagaimana konsep gerakan pemahaman Pancasila sebagai manajemen
konflik antar umat beragama?
4) Apa saja kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya Pancasila dalam menangani toleransi.

C. Tujuan
1. Menjelaskan Apa pengertian dari toleransi
2. Menjelaskan Apa yang menyebabkan konflik antar umat beragama di
Indonesia dan bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi
konfik tersebu
3. Menjelaskan Bagaimana konsep gerakan pemahaman Pancasila sebagai
manajemen konflik antar umat beragama
4. Mengetahui Apa saja kebijakan pemerintah dalam meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya Pancasila daalam menangani
toleransi
BAB II

Kajian teori/Pustaka

A. Pengertian

PANCASILA Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia


yang secara resimi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik
120 Indonesia tahun II No. 7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD
1945. Dalam Perjalanan sejarah eksistensinya Pancasila sebagai dasar filsafat
negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan
manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan
tegaknya kekuasaan yang berlindung dibalik legitimasi ideologi negara
Pancasila. Dengan lain perkataan dalam kedudukan yang seperti ini Pancasila
tidak lagi diletakkan sebagai dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan
negara Indonesia melainkan direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi
kepentingan politik penguasa pada saat itu.

B. Pandangan dari 5 sila dalam pancasila terkaait Toleransi

Gambaran pembentukan manusia Indonesia seutuhnya itu, dapat


diilustrasikan pada sila pertama tersirat bagaimana manusia Indonesia
berhubungan dengan Tuhannya atau kepercayaannya. Pada sila kedua
tergambar bagaimana manusia Indonesia harus bersikap hidup dengan orang
lain sebagaimana layaknya manusia yang punya pikiran dan ahklak hingga
dia bisa bersikap sebagai mahkluk yang tertinggi dibandingkan dengan
mahkluk lainnya yaitu binatang. Sila ketiga menerangkan bagaiama
manusia Indonesia menciptakan suatu pandangan betapa pentingnya arti
persatuan dan kesatuan bangsa dari pada bercerai berai seperti pada
pepatah bersatu kita teguh dan bercerai kita runtuh. Sila keempat telah
menegaskan bagaimana manusia Indonesia mengimplementasikan cara
bersikap dan berpendapat serta memutuskan sesuatu menyangkut
kepentingan umum secara bijak demi kelangsungan kehidupan berdemokrasi
yang terlindungi antara menyuarakan hak dan kewajibannya berimbang
dalam mengimplementasikannya. Pada sila kelima dijabarkan bagaimana
manusia Indonesia mewujudkan suatu keadilan dan kemakmuran bagi
seluruh masyarakat Indonesia itu sendiri. Dari penjabaran kelima sila tersebut
di atas, maka sudah sepantasnya bahwa Pancasila beserta.

C. Ada Beberapa Penyebab Konflik Antar Umat Beragama:


1. Mereka masih belum memahami ajaran agamanya atau menyimpang
dari aturan/ajaran agama masing-masing.
2. Masyarakat masih mementingkan diri sendiri atau menganggap
agamanya yang paling benar.
3. Masyarakat masih bertindak semaunya tanpa mengikuti kaedah yang
ada.

Sementara itu yang menyebabkan terjadinya konflik antar umat


beragama bukan berasal dari factor agama melainkan dari factor
ekonomi/keuangan, politik dan social yang kemudian diagamakan. Banyak
tokoh agama atau masyarakat yang masih memiliki kurangnya kesadaran
sebagai tokoh dan umat beragama, masih adanya kesalahpahaman mengenai
informasi diantara pemeluk agama, penistaan terhadap agama, dan adanya
paham radikal di antara masyarakat dan disebagian kecil kelompok agama.

D. Setiap Konflik di Masyarakat akan Membawa Dampak Bagi


Sekitarnya Antara lain:
1. Menimbulkan kerusakan atau keretakan di masyarakat antara individu
dengan individu, kelompok dengan kelompok maupun individu dengan
kelompok.
2. Dapat menyebabkan perubahan pada kepribadian seseorang misalnya
munculnya rasa curiga satu dengan yang lainnya, rasa benci terhadap
lainnya dan akhirnya dapat menimbulkan seseorang itu untuk
melakukan tindakan kekerasan.
3. Timbulnya korban jiwa jika sampai terjadi kekerasan.
4. Bertambah banyaknya kemiskinan yang ada di masyarakat akibat dari
tidak adanya keamanan.
5. Limpuhnya roda perekonomian jika suatu konflik dalam masyarakat
tetap berlanjut menjadi tindakan kekerasan.
6. Menjadi terhambatnya masalah pendidikan formal dan non formal
karena akibat dari rusaknya sarana dan prasarana pendidikan.
E. Mengapa terjadi konflik toleransi ?

➢ Anggapan hanya satu agama yang paling benar banyak orang


beranggapan bahwa hanya ada satu Tuhan dan mereka menganggap
agama mereka yang paling benar.
➢ Agama dianggap memberikan kebenaran absolut banyak
masyarakat yang masih menganggap bahwa agama itu diberikan oleh
Tuhan sang pencipta, ajaran dan doktrin mereka haruslah mutlak dan
sempurna. Hasil yang tak terelakkan ini adalah bahwa anda melihat
diri anda sebagai lawan terhadap lawan terhadap orang-orang yang
menganut agama lain.
➢ Berfikir hitam putihbanyak masyarakat yang mendefinisikan agama
dalam bentuk hitam putih. Yang artinya mereka berfikir bahwa agama
yang dianutnya adalah kebenaran yang lengkap, sementara agama
yang lainnya adalah salah.
➢ Para pemimpin agama seolah mewakili Tuhanbanyak
masyarakat di Indonesia yang percaya bahwa para pemimpin di
Indonesia ini mereka seolah berbicara mewakili Tuhan dan oleh karena
itu tidak boleh dibantah oleh siapapun.

F. Toleransi.
Menurut Hardjana (1995:144), toleransi berasal dari kata latin
tolerare yang berarti menanggung, membiarkan, dan menderita. Sikap
toleransi adalah sikap lunak, membiarkan, dan memberi keleluasaan kepada
para penganut agama lain. Menurut Hasan (2010:9), toleransi adalah sikap
dan tindakan menghargai perbedaan agama, suku, etnis pendapat, sikap dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Toleransi merupakan sikap dan
tindakan untuk menghargai dan memberi keleluasan atas perbedaan agama,
suku, etnis pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya. Sikap toleransi perlu dijaga oleh setiap penganut agama agar saling
menghargai dalam mengungkapkan isi iman, ajaran dan cara mengamalkan
dalam ibadah masing-masing. Sikap toleransi yang baik dan dijaga oleh
setiap penganut agama lain maka tidak akan terjadi konflik.
G. Pentingnya Toleransi

Toleransi merupakan sikap menghargai perbedaan dan keberagaman


dalam masyarakat. Pentingnya toleransi dapat dijelaskan sebagai berikut:

• Menjaga perdamaian: Toleransi dapat membantu menjaga perdamaian


dan menghindari terjadinya konflik. Ketika masyarakat memiliki sikap
toleransi, mereka akan lebih mudah untuk berdamai dengan orang lain
yang memiliki pandangan atau kepercayaan yang berbeda.
• Menjaga harmoni sosial: Toleransi dapat membantu menjaga harmoni
sosial di masyarakat. Ketika masyarakat memiliki sikap toleransi, mereka
akan lebih mudah untuk hidup berdampingan dan bekerja sama dengan
orang-orang yang memiliki latar belakang dan kepercayaan yang berbeda.
• Meningkatkan kualitas hidup: Toleransi dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat. Ketika masyarakat memiliki sikap toleransi, mereka akan
lebih terbuka untuk memahami dan menghargai perbedaan, sehingga
dapat tercipta lingkungan yang lebih inklusif dan ramah terhadap
keberagaman.
H. Konflik
Merupakan perjuangan yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk
memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status, kekuasaan, otoritas,
dan lain sebagainya, dimana tujuan dari mereka bertikai itu tidak hanya
untuk memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya
dengan kekerasan atau ancaman.Menurut Fisher, konflik adalah hubungan
antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki, atau
yang merasa memiliki, sasaran-sasaran yang tidak sejalan. Konflik adalah
suatu kenyataan hidup, tidak terhindarkan dan sering bersifat kreatif. Konflik
terjadi ketika tujuan masyarakat tidak sejalan. Konflik timbul karena
ketidakseimbangan antarahubungan-hubungan sosial, seperti kesenjangan status
sosial, kurang meratanya kemakmuran dan akses yang tidak seimbang yang
kemudian menimbulkan masalah-masalah diskriminasi.
I. Konflik dan toleransi dalam sejarah indonesia

Indonesia, sebagai negara yang terdiri dari beragam suku, agama,


dan budaya, telah mengalami berbagai konflik dan tantangan dalam
sejarahnya. Namun, di sisi lain, Indonesia juga dikenal sebagai salah satu
negara yang memiliki tradisi toleransi yang kuat. Berikut adalah beberapa
contoh konflik dan toleransi dalam sejarah Indonesia:

1. Konflik: Perang Diponegoro (1825-1830)


Perang Diponegoro merupakan salah satu konflik besar yang terjadi di
Indonesia pada masa kolonialisme Belanda. Diponegoro, seorang
pemimpin Jawa, menentang kebijakan Belanda yang merampas tanah
dan kekuasaan tradisional orang Jawa. Perang ini berlangsung selama
lima tahun dan menelan banyak korban. Namun, di sisi lain, perang ini
juga menjadi awal munculnya kesadaran nasionalisme Indonesia.
2. Toleransi: Kebudayaan Majapahit
Majapahit adalah salah satu kerajaan besar di Indonesia pada abad
ke-14. Kerajaan ini terkenal karena kebudayaannya yang majemuk
dan toleran terhadap keberagaman agama dan budaya. Majapahit
memberi ruang untuk perkembangan agama Hindu, Buddha, Islam,
dan animisme. Bahkan, pada saat itu, para pemuka agama dari agama
yang berbeda diundang untuk berdiskusi dan berdebat di istana.
J. peran pendidikan dalam konflik dan toleransi dalam pancasila

Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam mengatasi


konflik dan meningkatkan toleransi dalam Pancasila. Berikut adalah peran
pendidikan dalam konflik dan toleransi dalam Pancasila:

➢ Pembentukan sikap toleransi: Pendidikan dapat membentuk sikap


toleransi sejak dini dengan mengajarkan nilai-nilai Pancasila yang
menghargai perbedaan dan keberagaman.
➢ Mendorong dialog: Pendidikan dapat mendorong dialog antar siswa yang
memiliki perbedaan dalam hal agama, suku, budaya, dan pandangan
politik, sehingga dapat tercipta lingkungan yang inklusif.
➢ Penguatan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila: Pendidikan dapat
memperkuat pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila, sehingga siswa
dapat memahami dan menghargai perbedaan dalam masyarakat.
K. Landasan hukum dan konstitusional dalam konflik dan
toleransi dalam pancasila

Landasan hukum dan konstitusional dalam konflik dan toleransi


dalam Pancasila terdapat dalam beberapa pasal dalam konstitusi Indonesia,
yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD 1945). Berikut
adalah beberapa pasal UUD 1945 yang berkaitan dengan konflik dan toleransi
dalam Pancasila:

➢ Pasal 28E ayat (1) menyatakan bahwa setiap orang berhak atas
kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
➢ Pasal 28I ayat (2) menyatakan bahwa setiap orang berhak atas
kebebasan beragama dan beribadah.
➢ Pasal 29 ayat (1) menyatakan bahwa negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
➢ Pasal 30 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara.
➢ Pasal 32 ayat (1) menyatakan bahwa negara mengakui dan menghormati
kesatuan dan persatuan bangsa serta kesatuan NKRI yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945, dengan tetap memajukan masyarakat adil dan
makmur bagi seluruh rakyat Indonesia.
BAB III

IMPLIKASI PENGATAHUAN

A. Konflik Agama Di Indonesia

Konflik antar umat beragama telah terjadi sejak adanya umat


beragama itu sendiri. Kejadian - kejadian tersebut dapat diketahui melalui
berbagai sarana informasi yang ada. Sebut saja konflik yang terjadi cukup
panjang antara umat muslim dengan Kristen Eropa yang kita kenal dengan
perang Salib. Konflik tersebut merupakan konflik terparah dan terlama yang
Konflik-konflik yang terjadi di Indonesia banyak diantaranya yang merupakan
konflik yang berbasis agama. Walaupun sesungguhnya realitas yang ada
menunjukkan bahwa ketegangan yang terjadi di antara umat beragama
justru berkaitan erat dengan faktorfaktor ang berada di luar lingkup agama
itu sendiri.10 Karena agama merupakan hal yang sangat sensitif, sehingga
orang banyak yang menyandarkan kepada agama dalam melakukan konflik
tersebut. Itulah mungkin problem yang cukup sulit dihadapi oleh berbagai
agama yang ada. Adapun beberapa kasus konflik agama yang terjadi di
Indonesia beberapa tahun yang lalu maupun dewasa ini adalah:

➢ Konflik Agama di Poso


Konflik Poso adalah bagian dari konflik individu yang kemudian
merembes lebih luas sampai menyetuh ke level agama.
➢ Kasus Pembakaran Masjid di Tolikara, Papua
Kasus ini bermula ketika umat muslim tolikora hendak melaksanakan
shalat Idul Fitri. Tiba – tiba datanglah sekelompok massa yang
berteriak untuk menghentikan aktivitas ibadah umat muslim tersebut.

B. Faktor – Faktor Penyebab Konflik Antar Umat Beragama

Perbedaan dalam agama melahirkan konsep maupun pandangan


yang berbeda pula di dalamnya. Namun, hal ini tidak lantas menjadikan
perbedaan konsep tersebut semata–mata menjadi penyebab konflik
beragama dapat terjadi. Begitu juga ketegangan yang sering muncul antara
kelompok–kelompok internal umat beragama, tidak bisa dipandang hanya
karena adanya perbedaan persepsi di antara mereka. Justru konflik yang
paling sering terjadi baik intern ataupun antar umat beragama bermula dari
faktor –faktor yang bersifat non- agamis. Seperti ekonomi, jabatan/
kekuasaan, maupun faktor politik yang ada di dalamnya. Adapun beberapa
faktor penyebab konflik antar umat beragama dapat dijelaskan sebagai
berikut:

➢ Klaim Kebenaran (Truth Claim)


Umat beragama memiliki kecenderungan dalam membenarkan ajaran
agamanya masing – masing, meskipun terkadang ada yang belum
paham betul terhadap nilai – nilai luhur yang terkandung dalam agama
yang sedang dibela tersebut. Bahkan akibat pemahaman yang kurang
menyeluruh tersebut, mengakibatkan adanya sifat merendahkan orang
lain yang tidak sepaham dengannya meskipun berasal dari agamanya
sendiri.
➢ Doktrin Jihad
Kasus yang mungkin akan terus teringat di benak kita yaitu kasus bom
bali yang menewaskan banyak orang, pengakuan pelaku bahwa hal
tersebut merupakan perjuangan di jalan agama dengan nama jihad.
Jihad memang merupakan aspek agama yang paling sering ditafsirkan
secara dangkal akibat setengah-setengah pemahaman terhadap
agama. Sehingga jihad dianggap identik dengan aksi – aksi fisik
seperti perang mengangkat pedang, senapan, atau meledakkan bom.
➢ Ekonomi
Konflik antar umat beragama tidak hanya didominasi oleh faktor
keyakinan atau kepercayaan semata, konflik antar umat beragama
juga terjadi oleh faktor ekonomi. Sebagaimana yang terjadi dalam
konflik yang terjadi di Kalimantan antara etnis Dayak dan Madura yang
mayoritas etnis Dayak beragam Kristen dan nenek moyang sementara
Madura adalah Islam, konflik ini bukan semata-mata masalah etnis
dan agama saja akan tetapi ada faktor ekonomi yang mana orang
Madura sebagai warga pendatang dan menguasai sebagian besar roda
ekonomi yang ada di bumi Borneo sementara etnis Dayak merupakan
suku pribumi sehingga konflik bisa pecah sebegitu dahsyatnya.
➢ Pendirian Rumah Ibadah
Konflik antar umat beragam sering terjadi akibat adanya komunikasi
yang buruk antar masyarakat dengan pemerintah sebagai pemberi
izin, sehingga tidak sedikit muncul perselisihan ketika suatu kelompok
masyarakat yang bermaksud membangun rumah ibadah dan sudah
mengantongi suatu izin dari pemerintah tetapi belum dari masyarakat
sekita lokasi pendirian.

C. Pancasila Sebagai Manajemen Konflik

Indonesia saat ini sering dihadapkan dengan konflik berkepanjangan


yang muncul dan disebabkan oleh rendahnya rasa toleransi pada suatu
golongan terhadap golongan lain terutama pada masalah agama. Hal ini
menunjukkan kemunduran bangsa Indonesia ke arah kehidupan beragama
yang tidak berperikemanusiaan. Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai
fundamental bagi umat beragama di Indonesia, dengan pancasila maka pada
dasarnya masyarakat Indonesia di arahkan ke arah terciptanya kehidupan
bersama yang penuh toleransi, Manajemen konflik sendiri sangatlah penting
diterapkan untuk mengatasi masalahmasalah tersebut. Manajemen sendiri
adalah seni untuk menyelesaikan suatu maslaah dengan menggunakan orang
lain. Maka dari itu, pimpinan suatu organisasi dalam hal manajer bertugas
mengatur organisasinya untuk mencapai tujuannya. Maka disini pimpinan
sebagai manajer suatu masyarakat dapat mengedukasi masyarakatnya agar
dapat menghindari perselisihan salah satunya konflik antar umat beragama.
Karena jika konflik antar umat beragama tidak di selesaikan secepatnya dan
tidak ada jalan keluarnya maka sangat merugikan Indonesia kaitannya
dengan perkembangan politik, ekonomi dan aspek lainnya karena kemajuan
bangsa Indonesia sangat perlu didukung oleh masyarakat itu sendiri apabila
masyarakat belum berada dalam satu tujuan yang sama sulit pastinya
Indonesia dalam mengembangkan hal-hal lain kaitannya untuk kemajuan
Indonesia. Dalam hal ini masyarakat harus disadarkan akan pentingnya
persatuan dan difahamkan kembali bagaimana tujuan awal kemerdekaan
Indonesia dan arah landasan dasar negara Indonesia guna menciptakan rasa
toleransi yang lebih besar satu sama lain.
D. Upaya Yang Harus Dilakukan Untuk Mengatasi Konflik Agama
Antara Lain:

Dalam memantapkan kerukunan hidup umat beragama perlu


dilakukan suatu upaya-upaya yang mendorong terjadinya kerukunan hidup
umat beragama secara mantap dalam bentuk:

1. Memperkuat dasar-dasar kerukunan internal dan antar umat


beragama, serta antar umat beragama dengan pemerintah.
2. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk
upaya mendorong dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk
hidup rukun dalam bingkai teologi dan implementasi dalam
menciptakan kebersamaan dan sikap toleransi.
3. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif dalam
rangka memantapkan pendalaman dan penghayatan agama serta
pengamalan agama yang mendukung bagi pembinaan kerukunan
hidup intern dan antar umat beragama.
4. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi
kemanusiaan yang mengarahkan kepada nilai-nilai Ketuhanan, agar
tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan nilai-nilai sosial
kemasyarakatan maupun sosial keagamaan.
5. Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan
bermasyarakat, oleh sebab itu hendaknya hal ini dijadikan mozaik
yang dapat memperindah fenomena kehidupan beragama.

E. Peran Pancasila Dalam Mengatasi Konflik Toleransi

Peran Pancasila dalam keberagaman bangsa adalah mewujudkan


Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu.Pancasila
sebagai dasar negara memberikan pedoman bagi masyarakat yang beragam
untuk berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Pancasila merupakan pandangan hidup yang jelas bagi
masyarakat tidak peduli apapun agama, ras, budaya, maupun status
sosialnya. Pancasila dengan nilai-nilai luhurnya merupakan pedoman dasar
hidup dalam berperilaku terutama pada jaman modern ini saat ilmu
pengetahuan berkembang pesat. Pancasila memberikan rambu-rambu pada
masyarakat dalam berperilaku serta mengambil keputusan disaat budaya luar
negeri masuk ke Indonesia. Dengan adanya pedoman dan rambu-rambu
tersebut, masyarakat Indonesia dapat menyikapi kemajuan jaman dengan
baik dan mempertahankan kesatuan serta persatuan bangsa. Adanya
Pancasila membuat kita dapat mengambil pengaruh baik dari globalisasi dan
menghindari pengaruh buruknya. Sehingga Indonesia siap menghadapi
kemajuan jaman tanpa adanya perpecahbelahan masyarakat.Pancasila
mempersatukan keberagaman di Indonesia dengan memberikan pandangan
hidup, nilai-nilai luhur, pedoman hidup, norma, hukum, aturan dalam
berperilaku yang sama. Sehingga keberagaman tersebut bukanlah perbedaan
yang membatasi kita, melainkan hal yang saling melengkapi dalam
persatuan, kesatuan, dan kemajuan bangsa Indonesia.
BAB IV

KESIMPULAN

A. Saran

Dari kesimpulan di atas, maka terdapat beberapa saran yang dapat


menyangkut penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kita perlu memperkuat pendidikan mengenai konflik dan toleransi di


seluruh lapisan masyarakat, agar masyarakat dapat memahami
pentingnya sikap toleransi dalam mengatasi konflik.
2. sebagai warga negara Indonesia, kita harus selalu mengutamakan
persatuan dan kesatuan, serta menghargai perbedaan sebagai
kekayaan bangsa.
3. Dalam menghadapi konflik, marilah kita mengedepankan musyawarah
dan mufakat sebagai cara yang lebih baik untuk mencapai keputusan
yang baik bagi semua pihak. Perlu adanya upaya bersama untuk
meningkatkan
B. Penutup

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia menekankan pentingnya


konflik yang sehat dan toleransi yang baik antar sesama warga negara
Indonesia. Konflik dapat timbul dalam berbagai hal, mulai dari perbedaan
pendapat hingga perbedaan agama, namun harus dihadapi dengan sikap
yang dewasa dan menghargai pandangan orang lain. Toleransi menjadi
sangat penting dalam mengatasi konflik, dengan cara saling memahami dan
menghargai perbedaan, serta menjaga hubungan yang harmonis di antara
sesama warga negara Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa konflik dan
toleransi merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dan harus dihadapi
dengan sikap yang bijak dan dewasa, sehingga hubungan antar sesama
warga negara Indonesia tetap terjaga dan tercipta harmoni di tengah-tengah
perbedaan yang ada.
Pustaka

Abu Hapsin, Komarudin, M. Arja Imroni, “Urgensi Regulasi


Penyelesaian Konflik Umat Beragama: Perspektif Tokoh Lintas Agama”, Jurnal
Walisongo, Volume 22, Nomor 2, (November 2014), pp. 353.

Muhammad Japar, Irawaty Irawaty,Dini Nur Fadhillah.PERAN


PELATIHAN PENGUATAN TOLERANSI SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA.Home > Vol 29, No 2 (2019): JURNAL PENDIDIKAN
ILMU SOSIAL.

al-Mawarid: ISSN 2656-1654Jurnal Syari`ah & HukumJSYH,Pancasila


sebagai Manajemen Konflik antar Umat Beragama di Indonesia. Vol. 1 No. 2
(2019)

Anissa Wika Alzanaa, Yuni Harmawati, Pendidikan Pancasila sebagai


pendidikan multikultural. Vol 9, No 1 (2021).

Amarin Erningtyas,Ahmad Arif Widianto,Toleransi antarumat


beragama dan relasinya terhadap pemeliharaan kebudayaan masyarakat
Desa Pancasila, Sukoreno, Umbulsari, Jember. Vol. 1 No. 2 (2021).

Anda mungkin juga menyukai