Anda di halaman 1dari 30

UJIAN TENGAH SEMESTER

Komunikasi Lintas Agama


Dosen Pengampu: Dr. Casram, M.Ag.

Disusun oleh:
Rahul Achmad F
1201020065

FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023
Kata Pengantar
Puji dan syukur marilah jita ucapkan kehadirat ilahi Robbi yang mana telat
memberikan kenikmatan yang tiada henti sehingga kita menyelsaikan segala urusan
dengan mudah selanjutnya sholawat diiringkan dengan salm tak lupa kita curah
limpakan kehadirat nabi kita yakni nabi Muhammad SAW yang mana kelak akan
memberikan syafaat kepada kita Amminn Ya Alloh Ya Robbal Alamin.

Alhamdullilah, saya ucapkan karena dalam Ujian Tengah Semester ini


berkesempatan untuk membuat tulisan yang mana dalam mata kuliah komunikasi
lintas agama mewahdahi hal tersebut karenanya dalam penulisan ini saya
mendapatkan pembelajaran tersendiri mengenai hal-hal yang menyangkut tentang
cara berkomunikasi terhadap kepercayaan yang dianut agama lain.

Akhir kata penulis ucapkan beribu terimakasih banyak kepada pihak dosen,
kami menyadari akan masih banyaknya kesalahan dan kekurangan dalam tugas ini,
dengan kerendahan hati kami sangat terbuka dengan segala saran dan masukan
untuk perbaikan di kedepannya. Semoga tugas ini bermanfaat dalam proses
pembelajaran akademik ataupun kegiatan di luar akademik. Aamiin

Bandung, 30 April 2023

I
Daftar Isi
Kata Pengantar ..................................................................................................................... I
Daftar Isi ............................................................................................................................... II
A. Pandang Komunikasi Lintas Agama ....................................................................... 3
B. Komunikasi Lintas Agama Perkuliahan lintas agama ............................................. 6
• Agama Dan Fenomena Agama ............................................................................ 7
• Jalan Keselamatan Setiap Agama ........................................................................ 7
• Dalam sistem agama teistik ................................................................................. 8
• Keberhasilan Penyelamatan ................................................................................. 8
• Ritual Dan Praktek Keagamaan ........................................................................... 9
• Jalan Keselamatan Setiap Agama ...................................................................... 10
• Fenomenologi Agama Dalam Komunikasi Lintas Agama ................................ 10
• Pendekatan fenomenomologi agama ................................................................. 11
C. Pegantar komunikasi lintas agama......................................................................... 11
• Komunikasi ........................................................................................................ 11
• Komunikasi Lintas Agama ................................................................................ 14
D. Kelompok Agama-Agama Timur dan Agama-Agama Barat ................................ 15
❖ Agama Barat ...................................................................................................... 16
❖ Agama Timur ..................................................................................................... 16
❖ Karakter Realitas Tertinggi................................................................................ 16
❖ Konsep Penderitaan dan Kejahatan ................................................................... 16
❖ Keselamatan....................................................................................................... 17
❖ Cara Mencapai Keamanan/Kesuksesan. ............................................................ 17
❖ Ritual dan Praktek Keagamaan.......................................................................... 17
❖ Waktu dan Penciptaan ....................................................................................... 17
❖ Teisme dan Monoteisme .................................................................................... 17
E. Pengalaman agama ................................................................................................ 18
F. Teori teori agama ................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 29

II
A. Pandang Komunikasi Lintas Agama

Komunikasi antar umat beragama adalah sebuah mata kuliah yang sangat
penting bagi mahasiswa karena ketika mahasiswa selesai dalam mata kuliah ini
akan memahami semua agama dalam hal ini mata kuliah ini juga adalah sebuah
wadah yang mana akan membekali mahasiswa di kalangan masyarakat untuk
memahami semua kalangan agama yang mana akan memahami semua prilaku
orang yang beragama dalam hal ini juga kita dapat memahami hal hal yang ada di
kalangan masyarakat terkhusunya di indonesia dalam hal ini mata kuliah
komunikasi lintas agama mewadahi para mahasiswannya untuk bisa menjadi insan
yang toleransi, ketika mahasiswa bisa memhami hal ini maka akan tampak lah para
mahasiswa ini bisa menanamkan sikap toleransi Komunikasi atau dialog
antaragama telah lama eksis diberbagai negara di dunia. Namun sifat, tujuan serta
prosesnya tidaklah sama antara praktek di satu negara dengan negara lain, bahkan
antar wilayah atau komunitas dalam satu kota pun bisa berbeda.dengan Melbourne
Australia dengan tiga pertanyaan, pertama, bagaimana menghubungkan agama
lebih dekat dengan budaya, sehingga menempatkan hubungan antaragama dalam
konteks kesadaran antar budaya; kedua, bagaimana mengembangkan inisiatif
regional yang cocok dengan kegiatan antaragama dan antar budaya yang sudah ada
sebelumnya dan ketiga, bagaimana menerjemahkan prinsip-prinsip umum dialog
ke dalam lingkungan operasional komunitas lokal.Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa agama merupakan komponen penting dari interkulturalisme. Kurangnya
pengetahuan dan pemahaman tentang perbedaan agama dan budaya menghambat
kerja sama, dan memicu rasa takut, ketidakpercayaan, kecurigaan, dan bahkan
permusuhan langsung. Namun, pengetahuan dan pemahaman yang lebih besar
tentang perbedaan agama dan budaya, dan terutama yang akrab dengan praktik
keagamaan yang berbeda dan adat istiadat berbasis budaya, dapat meningkatkan
rasa saling menghormati, empati dan kohesi sosial.

Berbicara tentang komunikasi lintas agama adalah berbicara tentang Homo


Sapiens. Secara historis, komunikasi lintas agama sama tuanya dengan sejarah umat
manusia. Sejarah komunikasi lintas agama telah ada sejak manusia mulai mengenali
agama yang berbeda dari agama yang mereka yakini.Istilah komunikasi lintas
agama pada dasarnya memiliki makna yang luas. Namun demikian, istilah
komunikasi lintas agama sering kali digunakan untuk menjelaskan berbagai
keterlibatan antara tradisi agama yang berbeda, dari mulai interaksi sehari-hari,
debat para ahli, diskusi formal atau kasual para pemimpin spiritual atau
institusional, hingga aktivisme sosial antar agama. hari demi hari kemudian, orang
semakin menyadari pentingnya komunikasi lintas agama. Komunikasi lintas agama
menjadi semakin penting karena manusia semakin memahami bahwa agama yang
diimani oleh manusia sangat heterogen.

3
agama (FKUB) atau Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) yang bertujuan
membangun dialog antar agama melalui perwakilan kelompok agama-agama. Di
satu sisi, manusia semakin sadar bahwa komunikasi lintas agama adalah bagian
penting dari upaya untuk mencapai perdamaian dunia. Di sisi lain, agama juga
sering tertuduh sebagai salah satu penyebab konflik dalam sejarah manusia. Kita
tidak dapat mengatakan bahwa agama adalah satu-satunya sumber konflik dan jika
tidak ada agama, itu berarti bahwa tidak ada konflik, tidak sama sekali. Seringnya,
konflik tidak benar-benar hanya dipicu oleh agama. Justru, agama secara sadar
acapkali digunakan oleh elit sebagai instrumen untuk menciptakan konflik.
Disinilah komunikasi lintas agama menjadi penting, karena untuk menghindari
penggunaan agama sebagai instrument penyebab konflik atau kekerasan atas nama
agama.
Upaya untuk mencapai perdamaian bersama melalui komunikasi lintas agama telah,
sedang, dan kemungkinan akan terus berlanjut. Ada banyak pemikiran yang
disumbangkan oleh para ahli untuk mencapai misi tersebut. Secara praktis, terdapat
kondisi-kondisi yang menjadi prasyarat untuk mempraktikkan komunikasi lintas
agama, yaitu: ada kerendahan hati (humility), komitmen (commitment),
interkoneksi (interconnection), empati (empathy), dan keramahan (hospitality).
Kelima prasyarat epistemologis itu harus menjadi kesadaran individu dan kolektif
dalam mengembangkan komunikasi lintas agama, serta umumnya kehidupan
keberagamaan di Indonesia yang majemuk. Komunikasi lintas agama tidak boleh
dibatasi hanya milik dan melibatkan elit agama, elit negara, dan elit masyarakat
semata saja. Sebaliknya, semua masyarakat dan umat akar rumput harus terlibat
secara aktif dan merata di setiap kelompok keagamaan mendorong dialog antar
agama.
Dalam agama Islam sendiri, menurut Hisyam, Al Qur’an telah memerintahkan
umatnya untuk menyebarkan Islam melalui Al-Qur’an Surah Yusuf ayar 108.
Namun penyebaran tersebut juga harus dilakukan dengan kebijaksanaan dan
dakwah yang baik. Sebab ada larangan juga untuk memaksa non-muslim untuk
memeluk Islam. Dalam situasi non-muslim yang tidak bersedia masuk Islam, umat
Islam harus menganggapnya sebagai rekan berinteraksi. Pandangannya juga jangan
ditolak mentah-mentah dan jangan diremehkan.
Islam juga menganjurkan penggunaan kata-kata yang baik dalam penyebaran
dakwahnya. Seperti dalam hadist, “Sebarkanlah walau hanya satu ayat” yang
mengisyaratkan kepada umat Islam untuk menyampaikan perkara agama walaupun
itu kecil. Namun dalam berdakwah, tidak dianjurkan untuk menggunakan kata-kata
kasar untuk menghina kepercayaan non-muslim. Melalui dialog antar agama itulah,
antar penganut agama bisa saling memahami dan menghormati ajaran dan
keyakinan agama lain. Dialog antar agama dilakukan oleh orang-orang dari agama
yang berbeda yang bekerjasama dan berinteraksi untuk dapat menciptakan
pemahaman yang sama dan saling menghormati. Dialog ini diadakan dalam konteks
individual, kelompok dan institusional. Dilakukan antar tetangga, di sekolah dan di

4
tempat kerja. Bisa dilakukan formal maupun informal. Dan dialog antar agama ini
menjadi konsep yang bagus untuk menciptakan perdamaian.
Namun demikian, Dialog antar agama harus dipersiapkan secara matang dan
harus dijelaskan dengan baik dengan peserta. Peserta dialog harus menghormati
pendapat peserta lain. Mereka harus bertoleransi dan membela hak yang lain.
Mereka juga harus menyambut baik kebaikan yang disampaikan oleh agama lain.
Yang paling menantang dari dialog antar agama ini yaitu jika pendekatannya tidak
bijak, peserta dapat terbagi menjadi beberapa kelompok. Untuk alasan ini, hal ini
lebih baik untuk melakukan dialog dengan topik yang umum dibicarakan untuk
segala agama.
Dialog antar agama bukanlah hal untuk mengubah agama yang lain menjadi
agama kita. Hal ini juga bukan tempat untuk berdebat, menyerang, menyanggah
agama yang lain. Setiap kelompok agama meyakini keyakinannya masing-masing
sekaligus menghormati hak-hak agama lain untuk mempraktekkan keyakinannnya
secara bebas. Hal ini merupakan sebuah usaha untuk mengatasi atau mencegah
ketegangan diantara kelompok kelompok agama, maka tercipta perdamaian
diantara kelompok agama yang berbeda.
Selayang pandang adanya komunikasi lintas agama di Ushuluddin khususnya
di Jurusan Studi Agama-Agama ialah sangat penting karena ketika manusia
beragama berinteraksi akan menunjukkan suatu gagasan-gagasan baru. Jadi secara
akademis, ketika agama tidak diajarkan di dunia akademis atau ketika komunikasi
antar umat beragama tidak diajarkan caranya, kontennya, tujuannya serta
kegunaannya, maka ketika mahasiswa studi Agama selesai dan kampus itu seolah-
olah kosong Karena tidak menemukan bagaimana Agama bisa berhubungan. Dalam
hal ini yang dimaksud dengan agama adalah bukan dalam arti teks. Agama di sini
artinya orang yang beragama di agama yang dipahami yang dipegangi dari
praktekkan oleh seluruh umat beragama. Jadi pentingnya mata kuliah komunikasi
lintas agama ini agar para mahasiswa ketika selesai dari studi Agama dia
berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai macam agama. Tentu saja ketika
berkomunikasi banyak hal-hal yang baru dalam arti banyak hal-hal yang tidak atau
seringkali tidak ditemukan di bangku perkuliahan.

Sekali lagi bahwa mata kuliah komunikasi lintas agama ini berguna untuk para
mahasiswa studi Agama khususnya karena mahasiswa studi Agama itu dijejali
teori-teori tentang agama-agama maka dengan sendirinya ketika dia bergaul di
masyarakat setelah mahasiswa itu selesai maka harus tahu situasi keagamaan umat
beragama khususnya di Indonesia umumnya di seluruh dunia. Jadi ketika
mahasiswa sarjana studi agama bergaul dengan beragam agama, kalau tidak
dimiliki tentang ilmunya bagaimana cara bergaul, bergaul itu berarti cara
komunikasi juga itu nanti tidak akan tercipta hubungan yang harmonis. Kita sebagai
makhluk makhluk sosial juga sekaligus makhluk religius tidak akan bisa lepas dari
bergaul dengan beda-beda agama. jadi pentingnya komunikasi mata kuliah ini agar
para sarjana studi Agama bisa bergaul dengan toleran dengan bijak. Ketika
mahasiswa itu tidak punya pemahaman ilmu tentang komunikasi lintas agama,

5
seolah-olah mereka sesuai dengan keinginannya, sesuai dengan perasaannya, dan
sesuai dengan pengalamannya, jadi ketika bergaul dengan antar agama mereka
terkesan malu atau terkesan munculnya kecurigaan karena ketika bergaul beda
agama di situ terasa bahwa agama itu sebagai hal-hal yang paling vital artinya
agama itu menjadi alat terukur total yang paling Hakiki dari kehidupan manusia.
Beda dengan hubungan ekonomi, hubungan politik, hubungan budaya dan
hubungan lainnya karena agama ini sebagai sumber munculnya hubungan-
hubungan lainnya atau dengan kata lain semua hubungan aspek-aspek kehidupan
manusia, ekonomi, budaya, sosial tetap berlandaskan agama karena agama
memberikan satu tawaran kesuksesan yang rohani. Jadi ketika manusia
berhubungan tanpa dengan agama maka tidak akan ada nilainya jadi seolah-olah
hubungan itu adalah kosong.

B. Komunikasi Lintas Agama Perkuliahan lintas agama

Dalam mata kuliah ini kita kerapkali mendengar kata toleransi sebabnya hal ini
perlu kita ketahui mengenai toleransi yang mana komunikasi sendiri mempunyai
sebuah kelebihan sehingga dalam keterampilan berkomunikasi kita bisa memahami
cara berkomunikasi dari dalam maupun dunia luar hal ini disebabkan oleh cara
perfikir dan cara memahami antar umat lainnya sehingga ilmu ini dianggap penting
oleh mahasiswa khusunyan bagi aktifik toleransi antar umat beragama adapun cara
untuk bergaul dengan agama lain yang mana mereka mempunyai seperti teks suci
berdasarkan agama yang di peluk umat beragama selalu menjauhkan diri untuk
beragaul di masyarakat seperti berbagai agama, berbagai suku di Indonesia sendiri
itu berdasarkan filosofi umat beragama dan ilmu pengetahuan antar agama
komunikasi lintas agama ini sangat penting bagi mahasiswa studi agama agama
agar tau bagaimana situasi keberadaan agama di Indonesia.
Komunikasi lintas agama itu bisa menambah toleransi antar umat beragama
agama itu bisa menjadi alat tempur yang paling utama bagi manusia semua aspek
aspek kehidupan manusia di dunia ini mengandung nilai - nilai yang bermakna
dalam kehidupan manusia.Komunikasi Lintas Agama itu bisa meyakinkan adanya
tuhan sesuai dengan kepercayaannya masing - masing dan kebudayaan yang masih
dianut sebagian masyarakat pendalaman yang masih turun terumurun dari leluhur
dan nenek moyang.Fungsi dari komunikasi lintas agama yaitu sebagai adanya
forum komunikasi antar umat beragama dengan tujuan menghindari anarkisme
dengan atas nama agama tertentu. Agama juga merupakan hak asasi manusia yang
memang tidak bisa dikurangi walaupun dalam keadaan tertentu. Setiap manusia
memang memiliki hak tertentu menurut agama dan kepercayaan masing - masing.

Dalam komunikasi lintas agama bisa digunakan sebagai alat pemersatu antar
umat beragama baik itu di Indonesia maupun dunia dengan selalu berdialog antar
umat beragama saling memahami keadaan antar agama agar tidak terjadi
perselisihan antar beragama contoh nya dalam agama Kristen mereka mempercayai

6
bahwa tuhan yesus adalah tuhan mereka dari zaman peradaban berbicara maslah
toleransi dalam umat beragama juga diajarkan untuk saling menghargai setiap
agama setiap agama pasti mengajarkan kebaikan kepada umatnya serta menyetujui
pemahaman setiap agama untuk memperoleh berkat dalam agama Kristen dalam
agama mereka bahwa mereka harus berbaur dengan perbedaan agama.

• Agama Dan Fenomena Agama


Fenomena agama itu termasuk bagaimana pemahaman terhadap agama dan
gejala yang harus di selidiki ketika manusia menjalankan ke wajiban dalam
beragama fenomenalogi agama itu melibatkan sejarah dan aktifitas manusia dalam
beragama yang dilakukan oleh manusia.Agama dan fenomenologi agama itu
berdasarkan alat ukurnya terhadap umat manusia pemahaman arkeologi itu muncul
sesuatu yang berperan dikarenakan ada alat ukurnya serta ditemukan agama yang
dulunya tidak dianggap sesuatu yang perperan dikarena kan sejarah yang telah
ditemukan dan al qur’an di temukan disalah satu universitas ternama di inggris.
Kelompok agama barat dan agama timur dalam agama – agama barat itu
terpisah dengan makhluknya berbeda dengan agama - agama timur tuhan itu
menyatu dengan makhluknya manusia juga menjadi tempat bagi tuhan karena
adanya transcenden, konsep - konsep yang ada didalam agama timur jelas ada
perbedaanya agama konghuchu juga memandang thian itu juga bisa masuk kedalam
jiwa manusia.
Konsep ultimality dalam agama hindu adalah brahma atau atman, ultimality
dalam agama budha sama seperti halnya yang dilakukan dalam agama hindu dalam
setiap agama ajaran - ajaran tuhan itu ada dalam kitab suci dan jangan di langgar
apabila di langgar itu sudah dianggap berbuat dosa konsekuensinya manusia
melakukan dosa manusia akan menderita dalam ajaran agama Ibrahim atau agama
yang nonteistik jadi itu akibat dari kehendak aturan yang melanggar agama
sedangkan dalam agama timur penderitaan cukup berbeda dengan cara pandangnya
dari segi tife akal dan teotismenya juga berbeda. Bagaimana pandangan agama
timur ini memandang dalam kejahatan manusia menurut kelompok agama - agama
timur itu penderitaaan karena adanya kebodohan dan halunisasi manusia atau lemah
nya manusia dan tidak punya ilmunya atau kata lain penderitaan dalam agama -
agama non teistik dikarenakan adanya keinginan sesuatu penderitaan dalam agama
- agama nonteistik atau dalam agama - agama timur itu akibat adanya hawa nafsu
keinginan manusia mengenai sesuatu yang ada didunia.

• Jalan Keselamatan Setiap Agama


Konsep keselamatan manusia dalam beragama itu bisa menyelamatkan dari
kehidupan beragama dalam sistem agama teistik dalam ini secara pelekatannya
adalah pelepasan dari penderitaan ada dosa maka diperlukannya penyelamatan jadi
penyelamatan itu merupakan pelepasan penyelamatan dari penderitaan dosa dan
manusia ingin dilepaskan dari dosa di karenakan ingin adanya jalan selamat supaya
dosanya tidak ada, dosa nya dihapus baik penyelamatan dalam agama - agama
teisme dan agama - agama Abraham pada dasarnya. Kosep penyelamatan dalam
agama - agama abrahamdan agama - agama teistik penyebab dosa dan penderitaan

7
itu kedua kelompok agama tersebut tidak mensetujui jalan keselamatan sebetulnya
dengan sendirinya tuhan yang memmberijalan keselamatan, penyelamatan ini ada
dari penyelamatan dosa semua agama living , agama barat, agama timur setuju
bahwapendertaan dan dosa itu ada pada manusia tapi kelompok agama tersebut
berbeda ketika mencari penyebab dosa dan penderitaan tersebut dan yang membuat
perbedaan antara kelompok agama Abraham dan kelompok agama timur dan juga
mereka itu tidak menyetujui adanya jalan keselamatan karena manusia
menganggapnya remeh terhadap tuhannnya.

• Dalam sistem agama teistik


Dosa adalah kegagalan dalam mematuhi kehedak dan hukum tuhan yang ada
dalam kitab suci oleh karenanya jalan keselamatan harus melibatkan kembalai
memuji tuhan serta mengetahui hukum dan etika yang di ajarkan dalam kitab suci
dalam agama teistik juga berbeda pendapat dalam unsur pertaman dengan proses
penyelamatan sumber agama dosa dalam agama teistik itu adalah dalam dirim
manusia itu sendiri.
Yang tidak ada upaya individu yang sesuai dengan hukum sistem agama - agama
teistik menggabungkan antara rahamat dan kasih saying tuhan dengan upaya
manusia itu sendiri, sedangkan sistem dalam agama - agama non teistik sumber
penderitaan dan kejahatan adalah kebodohan dan kegagalan manusia untuk melihat
kenyataan dari upaya manusia. Jalan keselamatan itu melibatkan kepandaian
manusia atau kebijaksanaan manusia, kebijaksaan ini bukan hanya datang dari
segala sumber literature tapi juga itu berasal dari intuisi serta adanya pemikiran
mengolah budi juga melatih pikiran yang baik.

Kenyataan yang benar dalam monotoiseme yaitu penggabungan antara


kekuatan jiwa manusia dan kekuatan alam semesta dan juga ultimat reality dalam
individu itu adanya jeu nana kekuatan jiwa yang bersatu dengan tuhan dalam agama
hindu, sedang dalam agama budha kekuatan yang bersatu dengan tuhan itu
namanya prazna itu tentang penyelamatan dan kejahatan.

• Keberhasilan Penyelamatan
Baik agama teistik maupun agama non teistik mengaggap surge akan diperoleh
setelah kematian di surge tidak ada dosa dan penderitaan tempat nya konsep neraka
dan surge berbeda dalam penilaiannya bagaimana dengan agama - agama barat ada
keberhasilan final bahwa ada suatu tempat yang abadi yaitu surge untuk mencapai
surga manusia harus bekerja keras untuk pencapaiannya serta harus pada aturan
yang ada dalam kitab suci setiap agama yang dianut sedangkan dalam kelompok
agama timur surge dan neraka itu merupakan hanya pemberentian sementara
sebelum muncul untuk kembali dunia lagi melalui inkarnasi, inkarnasi itu
merupakan persatuan tuhan dengan jiwa manusia atau kelahiran kembali .Dalam
agama hindu keberhasilan akhir adalah moksa atau bukti untuk pencapaian
Sedangkan dalam agama budha keberhasilan akhir itu disebut sebagai pencapaian
nirfana pencapaian akhir nirfana diperlukan dengan melepaskan dari seluruh
keinginan fisik akan membuat penderitaanya itu lepas sendiri.

8
• Ritual Dan Praktek Keagamaan
Perbedaan antara sistem agama - agama teistik dan non teistik juga mengarah
pada elemen ritual bagi teistik elemen tertinggi adalah oran - orang yang telah
mampu menekan dan memisahkan antara manusia dengan tuhannya ritual semacam
ini seperti sembahyang dan berkat suci tujuannya ritual Adalah untuk mendekatkan
diri seorang hamba dengan tuhannya da selalu tidak terpisah dimanapun, kapanpun
hamba dengan tuhannya. Dalam agama - agama nonteisktik penekanan, penekanan
ada dalam ritual dan menjalin rasa puncak diluar dari kesadaran diri manusia ritual
seperti itu diperoleh dengan tindakan seperti pengulangan dalam pensuaraan dalam
berbagai mantra dengan meditasi yang dalam cara praktek keagamaannya itu
cendrung membuat individu menyatu dengan yang absolute dan bertujuan untuk
memperkuat jiwa manusia dengan kekuatan absolute yang bersifat fantaistik ritual
dalam agama teistik dan agama Abraham itu berbeda dalam agama Abraham ritu
itu bertujuan untuk menyucikan diri dan untuk saling mendekatkan diri pada tuhan
tapi dalam agama timur itu bertujuan untuk mencari kekuatan dalam diri manusia
dengan tuhan atau disebut dengan inkarnasi.

• Agama Dan Fenomena Agama


Fenomena agama itu termasuk bagaimana pemahaman terhadap agama dan
gejala yang harus di selidiki ketika manusia menjalankan ke wajiban dalam
beragama fenomenalogi agama itu melibatkan sejarah dan aktifitas manusia dalam
beragama yang dilakukan oleh manusia.Agama dan fenomenologi agama itu
berdasarkan alat ukurnya terhadap umat manusia pemahaman arkeologi itu muncul
sesuatu yang berperan dikarenakan ada alat ukurnya serta ditemukan agama yang
dulunya tidak dianggap sesuatu yang perperan dikarena kan sejarah yang telah
ditemukan dan al –qur’an di temukan disalah satu universitas ternama di inggris.
Kelompok agama barat dan agama timur dalam agama – agama barat itu
terpisah dengan makhluknya berbeda dengan agama - agama timur tuhan itu
menyatu dengan makhluknya manusia juga menjadi tempat bagi tuhan karena
adanya transcenden, konsep - konsep yang ada didalam agama timur jelas ada
perbedaanya agama konghuchu juga memandang thian itu juga bisa masuk kedalam
jiwa manusia.
Konsep ultimality dalam agama hindu adalah brahma atau atman, ultimality
dalam agama budha sama seperti halnya yang dilakukan dalam agama hindu dalam
setiap agama ajaran - ajaran tuhan itu ada dalam kitab suci dan jangan di langgar
apabila di langgar itu sudah dianggap berbuat dosa konsekuensinya manusia
melakukan dosa manusia akan menderita dalam ajaran agama Ibrahim atau agama
yang nonteistik jadi itu akibat dari kehendak aturan yang melanggar agama
sedangkan dalam agama timur penderitaan cukup berbeda dengan cara pandangnya
dari segi tife akal dan teotismenya juga berbeda. Bagaimana pandangan agama
timur ini memandang dalam kejahatan manusia menurut kelompok agama - agama
timur itu penderitaaan karena adanya kebodohan dan halunisasi manusia atau lemah
nya manusia dan tidak punya ilmunya atau kata lain penderitaan dalam agama -
agama non teistik dikarenakan adanya keinginan sesuatu penderitaan dalam agama

9
- agama nonteistik atau dalam agama - agama timur itu akibat adanya hawa nafsu
keinginan manusia mengenai sesuatu yang ada didunia.

• Jalan Keselamatan Setiap Agama


Konsep keselamatan manusia dalam beragama itu bisa menyelamatkan dari
kehidupan beragama dalam sistem agama teistik dalam ini secara pelekatannya
adalah pelepasan dari penderitaan ada dosa maka diperlukannya penyelamatan jadi
penyelamatan itu merupakan pelepasan penyelamatan dari penderitaan dosa dan
manusia ingin dilepaskan dari dosa di karenakan ingin adanya jalan selamat supaya
dosanya tidak ada, dosa nya dihapus baik penyelamatan dalam agama - agama
teisme dan agama - agama Abraham pada dasarnya.

• Fenomenologi Agama Dalam Komunikasi Lintas Agama


Fenomenomologi agama bereperan atas dalam sesuatu yang supranatural
contoh ketika salib itu berkembang ketika arkelog itu merasakan setelah adanya
sains dan teknologi maka perkembangan sejarah agama itu diketahui atau dilacak
tentu saja pelacakan sains ini tidak 100% tapi mendekati 99% hal itu wajar karena
manusia itu secara kebenaran fiqih nya itu adalah tuhan kita juga harus mengetahui
bahwa umat beragama itu bisa berperan ketika umat manusia diartikan sebagai
sesuatu yang bermakna dan di inti midasi oleh para arkeolog sehingga menurut para
arekolog agama itu memiliki pengalaman yang bisa memperngaruh manusia dalam
beragama agama apa arti dari agama itu memiliki peran yang membangun dan juga
memuka peradaban merubah peradaban manusia dari nol menjadi ada dari yang
tidak mugkin terjadi menjadi mungkin itu namanya indukstif dan sedang dedukstif
adalah agama diperankan umat agama memanfaatkan bahwa agama bukan dari
semata - mata bahwa agama juga ada membangun kelompok - kelompok juga
sebagai sesuatu hal yang bisa merusak antar umat beragama.
Pemanfaatan agama sebagai sesuatu yang deduktif ketika masa keerajaan
abbasyah pada masa itu kerajaan abbasyah itu adalah kerajaan yang memiliki ilmu
pengetahuan yang sangat maju peradaban abbsayah adalah kerajaan islam dan
dimana puncaknya di zaman sekarang agama semata - mata bukan karena hanya
ibadah tetapi agama juga bisa untuk mencari ilmu pengetahuan dan juga
membangaun sarana - sarana public yang menguntung bagi umat manusia pada
zaman bani abbasyah dulu islam itu digunakan sebagai motivasi untuk manusia
sehinggga bisa membangun aspek - aspek kehidupan seperti aspek - aspek
kehidupan ekonomi, sosial dan buadaya juga di bangkitkan dan dibangun oleh
peradaban zaman bani abbasyah yang di ambil dari inspirasi kitab suci umat
beragama pada saat itu yang bisa dimanfaatkan oleh manusia.

• Peran agama dapat digunakan manusia begitu yang digunakan oleh agama
lain.
Tindakan dari pembelaan agama bahkan orang - orang beragama yang
membela agamanya mereka dianggap remeh pahlawan pembelaan agama seperti
islam yang memiliki kelompok alirannya agar terhindar dari terorisme yang akan
menyerang agama.Kelompok teroris dalam agama adalah kelompok yang

10
mendomplain atas nama agama,seharus bukan agama yang berperan memberikan
gerakan teroris itu kelompok teroris yang mengatas namakan agama sehingga tidak
bisa terpisahkan dengan misi dasar yang dianut oleh setiap gerakan keagamaan
bertentangan atau tidak dengan agama apabila beretentangan dengan agama berarti
gerakan terorisme tersebut itu bukan berasal dari tuhan akan tetapi orang - orang
yang menciptakan gerakan terorisme tersebut.
Apabila didialogkan banyak sekali gerakan - gerakan yang bisa
menghubungkan gerakan humanism, gerakan similiarisme juga gerakan
komunikasi gerakan - gerakan itu suatu amunisi dari pemahaman berkat tujuan dan
kekuatan maka suatu gerakan itu dianggap suatu gerakan yang benar, di karenakan
disetiap gerakan memiliki inspirasinya dua hal yang negative didalam agama islam
walaupun ada tidak disengaja untuk membangun terorisme dan di benarkan. Ketika
agama di peran oleh manusia itu tadi memberikan keuntungan juga memiliki
kerugian keuntungan dlam beragama itu bisa dimanfaatkan dalam kehidupan dan
untuk mencari ilmu memotivasi mencari ilmu pengetahuan tetapi ketika agama
dianggap sebagai sumber pembelaan. Agama itu sesuatu pemahaman yang perlu
diketahui dan ayat - ayat suci agama itu juga sesuai dengan keinginan kelompoknya
dan juga pada objektifitas kepentingan tuhan itu biasanya bisa menimbulkan adanya
konflik - konflik.
Dari pemahaman agama dan fenomenologi agama ini sehingga agama bisa
menjadi fenomena sebagai bukti bahwa agama itu untuk manusia yang
didefinisikan sangat sulit agama sebagai diatas fenomena itu membuktikan selalu
adanya perubahan dengan kepentingan kelompok dan juga besarnya ilmuan
sehingga sulit mendefinisikan suatu agama yang sangat global berbeda dengan ilmu
pengetahuan alam.

• Pendekatan fenomenomologi agama


Fenomenomologi agama adalah perilaku keagmaan dimana perilaku
keagamaan ini memunculkan penagalaman keagamaan, pengalaman keagamaan ini
berpengaruh terhadap sikap manusia yang subjektif pendekatan dalam
pengalamaan keagamaan ini termasuk perilaku fenomenomologi agama juga
termasuk manifestasi terhadap pemahaman kitab sucinya kebenarannya
pengalaman keagamaan bisa disebut melalui sosiologi, metodelogi keagamaan
karena pendekatan fenomenologi itu merupakan subjek yang netral yang dilihat
dalam fenomenomologi agama itu secara ilmu teologi itu sangat bertentangan
dengan ajaran - ajaran

C. Pegantar komunikasi lintas agama

• Komunikasi
Komunikasi adalah sebuah cara yang mana untuk memahami suatu perkataan orang
lain atau sebuah informasi yang mengungkapkan suatu hal ke orang lain dalam mata
kuliah ini komunikasi lintas agama yang mana komunikasi sendiri sanggatlah

11
pengting melihat dari urgensinya komunikasi membuat suatu pemahaman sendiri
yang mana akan membuat dan manjadikan sebuah pemahaman yang sangat
mendasar oleh karna itu komunikasi sendiri terdapat banyak cara salah satunya dari
mulut ke mulut akan tetapi hal tersebut mempunyai perbedaan cara berkomunikasi
atau penyampaian nya sendiri adapun cara untuk berkomunikasi kita bisa lihat dari
hal hal yang sangat mendasar baik dari gestur tubuh atau pembicaraan dan masih
banyak yang lainnya. Menurut David K Berto Ada 4 Segi Yang Harus Di
Perhatikan Pada Saat Ketika Terjadi Komukasi Yaitu Sumber, Pemberitahuan,
Saluran / Media, Dan Terakhir Penerimanya;

Sumber
Sumber Adalah Orang Pertama / Konukator Yang Menyampaikan Komunikasi
Atau Yang Mencetus / Memprakasai Munculnya Komukasi Untuk Sang Penerima
, Sehingga Sebgai Komunikator Tersebut Memprakasai Atau Mewakilkan
Penerima Untuk Menerima Isi Komnikasi Dari Komunikator. Sumber Itu Syarat
Nya Harus Kiat Cakap Yaitu Pinter / Cerdas Bisa Berbicara, Dan Harus Bisa
Berkomunikasi. Dan Juga Yang Terpenting Sikap Karna Kalou Sikap Sang
Komunikator Nya Kurang Bagus Maka Yang Penerima Itu Tidak Mau. Dan
Terakhir Harus Ada System Sosial Yaitu Kebiasaan Yang Di Bentuk Oleh
Masyarakat. Jadi Sumber Tersebut Harus Memenuhi Syarat Yaitu Kepandaian
Bicara, Kepandaian Komnukasi, Sikap , Dan Terakhir System Sosial.
Pemberitahuan
Pemberitahuan Ini Adalah Konten Atau Tema Yang Di Sampaikan Yang Isinya
Adalah Narasi Unsur – Unsur Yang Di Sampaikan Bentuk Bentuk Nya Berupa
Berita Yang Positif Atau Negative. Setelah Itu Ada Corak, Corak Nya Adalah Segi
Mengundang Gerak Segera Atau Santai,Nah Itu Adalah Corak Daripada Sesuatu
Yang Di Beritakan. Ada Juga Kode, Kodenya Melalui Symbol Atau Dengan Cara
Siaran. Setelah Itu Adalah Isi, Isi Konten Nya Harus Bener Bener Di Pertanggung
Jawab Kan Agar Komunikator Itu Memberikan Pesan Kepada Penerima Betul
Betul Tersampaikan Pesan Nya Jadi Kalua Isi Nya Tidak Bagus Atau Tidak Sesuai
Maka Yang Penerima Juga Akan Tidak Menerima, Dan Itu Sering Dikatakan
Dengan Hoax, Yang Terakhir Yaitu Cara Pengolahan, Yaitu Harus Di Olah Konten
Tersebut Supaya Sumber Yang Memberikan Informasi Bisa Di Terima Oleh Sang
Penerima Nya.

Saluran / Media
Media Merupakan Sebuah Kata Yang Berasal Dari Bahasa Latin Sekaligus
Memiliki Bentuk Jamak Atau Sering Disebut Dengan Medium. Sementara Itu, Kata
Media Secara Harfiah Memiliki Arti Perantara. Dalam Hal Ini, Perantara Yang
Dimaksud Adalah Adanya Perantara Antara Sumber Informasi Atau Pesan (A
Source) Dan Adanya Penerima Pesan Atau Informasi (A Receiver). Maka Dari Itu,
Sering Sekali Kita Melihat Media Yang Ada Di Kehidupan Sehari-Hari, Seperti
Koran, Artikel Online, Film, Televisi, Dan Masih Banyak Lagi. Media Ini
Berfungsi Untuk Melihat, Mendegar Menyentuh, Membawa Dan Mencicip Apakah

12
Orang Yang Memberikan Informasi Tersebut Melihat, Maka Jika Tidak Melihat Itu
Bisa Di Katakana Hoax.
Penerima
Penerima Adalah Pihak Yang Memperoleh Pesan Atau Stimulus Yang
Dikirimkan Oleh Sumber. Stimulus Yang Diterima Tersebut Dapat Terdiri Dari
Beraneka Ragam Bentuk, Seperti Kata-Kata, Tulisan, Gerak-Gerik, Mimik Muka,
Ekspresi Wajah, Sentuhan, Aroma, Serta Perbuatan Atau Tingkah Laku Lawan
Bicara. Selanjutnya, Peran Penerima Adalah Mencerna Dan Menanggapi Stimulus
Tersebut Dengan Mendengar, Melihat, Membau, Atau Merasakan. Secara Garis
Besar, Penerima Dapat Terbagi Menjadi Penerima Aktif Dan Penerima Pasif.
Penerima Pasif Adalah Orang Yang Hanya Menerima Stimulus Yang Datang
Kepadanya, Tanpa Memberikan Tanggapan Serta Umpan Balik (Feedback).
Sedangkan, Penerima Aktif Adalah Orang Yang Tidak Saja Menerima Stimulus
Yang Datang Kepadanya, Tetapi Juga Memberikan Tanggapan Atau Feedback
Secara Aktif (Berkelanjutan) Kepada Pengirim. Walaupun Ada Komunikator
,Pemberitahuannya Ada Tapi Tidak Ada Penerima Nya Maka Itu Tidak Di
Katakana Komnikasi.
Adapun pendapat yang mengatakan hal tersebut terjabagi menjadi 4 bagian
seperti halnya Menurut Bernado Attias Ada 4 Model Komukasi Yaitu Retorikal,
Transmisi, Dan Ritual dan lintas agama
Retorikal
Mode Retorikal Ini Adalah Mode Permukaan Yaitu Retoris Memberikan
Keyakinan Memberikan Berita Agar Penerima Informasi Menurut Mengikuti Apa
Yang Diberitakan Nya Itu. Cara Ini Tujuan Nya Untuk Menekan Kan Membuat
Orang Mengikuti Apa Yang Di Ucapkan Nya.
Tranmisi
Transmisi Itu Pemindahan Yang Tujuan Nya Untuk Menamakan Mengalihkan
Gagasan Atau Berita Jadi Ketika Komunikator / Narasumber Memberitahukan
Tentang Sesuatu Maka Dia Harus Membidik Berbagai Aspek Agar Gagasan Nya
Itu Tidak Di Anggap Layu Atau Tidak Membosenkan
Ritual
Ritual Itu Mengajak Harus Mengambil. Model Ritual Itu Tidak Semuah Orang
Bisa Dan Berbeda Dengan Retorikal. Jadi Model Ritual Iu Mengajak Yang Berarti
Ada Kekuatan Dari Orang Tersebut Dari Kekuatan Pengalaman, Ilmu, Maupun
Kekuatan Sang Pencipta Nya.Model Ritual Itu Sangat Kuat Sekali Punya Dampak
Teruji Orang Tersebut Punya Daampak Kepada Orang Lain Untuk Mengikuti Apa
Yang Di Ungkapkan.
Lintas Agama
Lintas Agama Terbagi Dari Dua Kata Yaitu Lintas Dan Agama. Lintas Adalah
Bentuk Terikat Dalam Suatu Lingkungan Atau Hubungan Yang Satu Dengan Yang
Lainnya, Sedangkan Agama Adalah Suatu Sistem Yang Mengatur Kepercayaan
Serta Peribadatan Kepada Tuhan (Atau Sejenisnya) Serta Tata Kaidah Yang

13
Berhubungan Dengan Adat Istiadat, Dan Pandangan Dunia Yang Menghubungkan
Manusia Dengan Tatanan Kehidupan, Pelaksanaan Agama Bisa Dipengaruhi Oleh
Adat Istiadat Daerah Setempat.
Di Indonesia Sendiagama Terdiri Atas Berbagai Macam Agama Yaitu Di
Antaranya, Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, Dan Agama
Lainnya. Ideologi Indonesia Adalah Pancasila, Pada Sila Pertama Berbunyi,
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Ideologi Ini Adalah Kompromi Antara Gagasan
Negara Islam Dan Negara Sekuler. Awalnya Diusulkan "Kewajiban Sya'riat Islam
Bagi Pemeluk-Pemeluknya" Di Dalam Undang-Undang, Tetapi Akhirnya Hal Itu
Dihapus Dengan Tujuan Untuk Mengayomi Semua Masyarakat Indonesia.
Undang-Undang Dasar 1945 Menyatakan Bahwa "Negara Menjamin Kemerdekaan
Tiap-Tiap Penduduk Untuk Memeluk Agamanya Masing-Masing Dan Untuk
Beribadat Menurut Agamanya Dan Kepercayaannya Itu".Dalam Penetapan
Presiden Nomor 1 Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan Dan/Atau
Penodaan Agama, Negara Secara Resmi Hanya Mengakui Enam Agama, Yakni
Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Dan Konghucu. Belakangan, Aliran
Kepercayaan Agama Asli Nusantara Juga Telah Diakui Melalui Putusan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Tanggal 7 November 2017.
Keberagaman Agama Ini Menjadi Kelebihan Tersendiri Bagi Indonesia Yang
Tidak Dimiliki Oleh Negara-Negara Lain Karena Keberagaman Membuat
Indonesia Dapat Mempelajari Apa Arti Toleransi Kepada Sesama Umat Manusia
Terutama Kepada Yang Memiliki Perbedaan Keyakinan Serta Menjaga
Kebersatuan. Akan Tetapi, Keberagaman Terutama Keberagaman Agama
Seringkali Menjadi Penyebab Utama Terjadinya Berbagai Konflik Yang Terkadang
Membuat Toleransi Beragama Di Indonesia Menjadi Retak. Salah Satu Contoh
Konflik Antar Agama Yang Saat Ini Sering Terjadi Adalah Konflik Antara
Kelompok Muslim Radikal Dengan Kelompok Agama Minoritas Seperti Kristen
Dan Agama Minoritas Lainnya. Konflik Ini Biasanya Dilatar Belakangi Karena
Adanya Perbedaan Pemahaman, Doktrin, Dan Persepsi Dalam Agama Tertentu
Yang Menjadikan Para Penganut Agama Tersebut Memiliki Pemikiran Dan
Anggapan Bahwa Agamanya Adalah Yang Paling Benar Diantara Agama Yang
Lain Atau Dalam Artian Sudah Mengarah Ke Paham Radikalisme. Upaya
Melakukan Perdamaian Di Dunia Indonesia Maupun Internasional Terus
Dilakukan Sampai Sekarang. Salah Satu Jalan Yang Ditempuh Adalah Dengan
Dilakukan Sebuah Komunikasi Antar Lintas Umat Beragama Di Indonesia Ini .
Atau Bisa Di Sebut Komunikasi Lintas Agama.

• Komunikasi Lintas Agama


Komunikasi Lintas Agama Itu Berbeda Dengan Komunikasi Antar Agama
Lintas Agama Itu Ada Hubungan Agama Antar Dua / Kelompok Dalam Negara
Atau Bangsa Yang Berbeda. Sedangkan Antar Agama Adalah Hubungan Antar 2 /
Kelompok Dalam Satu Negara Tapi Dengan Berbeda Wilayah.
Tujuan Komunikasi Agama Adalah Untuk Membangun Relationship
Hubungan Baik, Saling Pengertian, Dan Untuk Kerja Sama Agar Saling
Menguntungkan,

14
-Hubungan Baik Di Jalin Terlebih Dahulu Setelah Terjalin Maka Saling
Mengahargai Saling Toleransi Kekuatan Dan Kelemahan Nya Harus Di Akui
Bersama.
-Jika Sudah Terjalin Hubungan Yang Baik Dengan Saling Menghargai Dan Saling
Toleransi, Maka Akan Terjadi Juga Sikap Saling Pengertian.

-Dan Setelah Itu Akan Terbentuk Kerjasama Yang Saling Mengungkan Antar
2/Kelompok.
Komunikasi Agama Juga Terjadi Karna Ada Nya Pesan Dan Anggota, Dan
Pesan Dan Anggota Tersebut Harus Memiliki Satu Ide Dan Harus Ada Niat Yang
Baik Karna Kalua Tidak Terjadi Hubungan Yang Baik Tidak Terjadi Karna Kita
Tau Bahwa Agama Itu Adalah Masalah Masalah Fest Interest Masalah Peminatan
Beda Dengan Masalah Dalam Hubungan Seperti Ekonomi Dan Budaya, Karna
Kalua Agama Itu Menyangkut Masalah Hati Jadi Ketika Kita Berhubungan Dengan
Orang Lain Yang Berbeda Agama Dan Apalagi Beda Bangsa Maka Kita Harus Tau
Dulu Karakter Bangsa Dan Agama Mereka Itu Suapa Terjalin Hubungan Baik Dan
Nanti Muncullah Toleransi Saling Pengertian Dan Di Situlah Di Ambil Untuk Salin
Menguntungkan , Karna Hubungan Lintas Agama Itu Hubungan Yang Saling
Menguntungkan , Tidak Boleh Merugi, Atau Satu Untung Dan Satu Rugi.
Dalam Komukasi Lintas Agama Hal Hal Yang Harus Di Perhatikan Diantara Nya
Yaitu Persepsi, Kognisi, Sosialisaisi Dan Kepribadian.

Persepsi : Kita Harus Memahami Karakter Dari Orang Beragama Dan Bangsa Yang
Berbada Itu Adalah Kea Rah Perpepsinya Mau Kemana Atau Cara Pandang Nya.
Ketika Perpepsi Nya Berbeda Maka Akan Berbeda Juga Kejadian Nya Dan Akan
Membuat Hubungan Lintas Agama Tidak Terjalin Dengan Baik.
Kognisi : Jika Kita Berhubungan Itu Tantu Harus Ada Nalar, Harus Ada
Otak,Misalnya Seperti Ketika Tidak Bisa Bicara Dengan Rasional Atau Logis
Maka Itu Sulit Di Pahami.
Sosialisasi : Harus Ada Sosialisasi Nya Jangan Diam Aja Agar Terdukung
Komunikasinya , Sosialisasi Ini Menambah Subpower Hubungan Itu Bisa Terjadi.
Kepribadian : Jadi Kita Sebagai Manusia Harus Ada Kepribadian Karakter, Etika
, Jadi Kita Harus Memahami Etika Dari Bangsa Bangsa Dan Agama Lain Jangan
Sampai Kita Tidak Suka.

D. Kelompok Agama-Agama Timur dan Agama-Agama Barat

Agama-agama Timur dan Barat atau disebut sebagai living religion, atau agama
yang masih hidup sampai saat ini. Dasar agama meruppakan keyakinan manusia,
keyakinan ini lah yang menjadi dasar dari agama,yang merupakan ajaran suci yang

15
termaktub dalam teks teks suci, sehingga dapat terlihat perubahan perubahan pada
setiap orang yang menjalankannya sesuai dengan seberapa jauh seseorang itu
mendalami ajaran nya. Dalam agama terdapat hal yang transenden, ultimate reality,
atau kekuatan absolut yang disebut dengan Tuhan, dan menguasa mikro dan
makrokosmos. Makrokosmos adalah alam semesta dan makrokosmos adalah
orang-orang yang menjadi bagian dari makrokosmos. Realitas absolut memberikan
ilham atau tuntunan kepada keberagaman umat dalam kitab suci, yang merupakan
gagasan tertinggi yang tertinggi. Ilham ini mengungkapkan agama manusia,
kemudian untuk menggambarkan adanya sesuatu yang mutlak, Tuhan memberikan
landasan bagi kitab suci ini, yang dijadikan dasar penemuan yang berkaitan dengan
sesuatu yang mutlak. Ada dua pembagian agama berdasarkan keyakinan orang yang
memahaminya.Yaitu agama Barat dan agama Timur:

• Agama Barat
Agama Barat atau Agama Abrahamik yang ditulis oleh ilmuan Barat yaitu
Yahudi, Kristen dan Islam. Ketiga agama ini bersatu karena nenek moyang agama
tersebut adalah keturunannya sendiri, Nabi Ibrahim, yang pertama kali
mengembangkan Yudaisme menjadi Kristen dan kemudian kembali ke Islam.

• Agama Timur
Agama yang ada di wilayah Timur seperti India, Hrapang, dan China. Agama-
agama ini termasuk Hindu, Budha, Baha'i, Konghucu, Taoisme, Laos, dan
Xindong. Penyebutan agama-agama Timur disebabkan karena pemeluk agama-
agama Timur selain berasal dari wilayah Timur juga tidak mayoritas di wilayah
Barat. Perbedaan internal dalam kelompok tidak mengubah perbedaan pokok,
sehingga mereka tetap satu keluarga. Secara filosofis, perbedaan-perbedaan ini
terbagi dalam tujuh kategori kunci, antara lain

• Karakter Realitas Tertinggi


Sesuatu yang Absolut atau Realitas Tinggi. Disebut Sesuatu yang Supranatural
atau Tuhan Setiap agama pasti memiliki perbedaan, namun perbedaan antara kedua
kelompok agama tersebut sangatlah parah karena konsep ketuhanan sangat berbeda
antara agama Barat dan Timur. Dimana agama barat percaya pada satu tuhan
(monoteisme) sedangkan agama timur percaya pada banyak tuhan atau disebut
tuhan (politeisme). Agama Ibrahim memahami Tuhan sebagai yang terbaik, paling
kreatif, paling penuh kasih, paling penyayang. Ada interaksi dengan Tuhan yang
disebut interaksi mikrokosmos, yang diatikan sebagai komunikasi antara Tuhan
dengan manusia. Sedangkan dalam Agama Timur Tuhan diartikan sebagai proses,
merupakan kenyataan tunggal dan memiliki wujud, juga digambarkan memiliki dua
sisi yaitu transeden dan juga bersifat imanen, imanen ini terjadi jika dibutuhkan
manusia secara langsung, menyatu dengan manusia dan menjadi sesuatu yang
biasa. Agama Barat (Theistik:tunggal), Agama Timur (Monisme:menyatu dengan
manusia).

• Konsep Penderitaan dan Kejahatan


Dalam Agama Barat, penderitaan ada dikarenakan dosa yang telahdiperbuat,
sehingga jika berdosa maka harus menerima penderitaan,dosa ini mengganggu akan

16
doktrin, hukum dan ajaran suci yang diberikan tuhan karena membangkang akan
hukum yang ditentukantuhan. Sedangkan dalam Agama Timur penderitaan ada
karena kebodohan dan kelemahan manusia,sehingga dipikir juga orang yang cerdas
tidak akan menderita, juga dikarenakan adanya keinginanatau hawa nafsu terhadap
sesuatu yang ada di dunia yang dapat menghadirkan perilaku perilaku tercela lain,
seperti serakah.

• Keselamatan
Inilah daya tawar yang membuat orang mau menjalankan agamanya. Cara
keselamatan ini adalah salah satu agama Barat karena semua agama menawarkan
doktrin atau jaminan keselamatan. Bebas dari Penderitaan dan Dosa Semua agama
sepakat pada jalan keselamatan. Satu-satunya perbedaan adalah penyebab dosa,
tetapi keselamatan itu sendiri benar-benar diserahkan kepada ketaatan.

• Cara Mencapai Keamanan/Kesuksesan.


Semua agama Barat dan Timur memahami bahwa setelah kematian seseorang
mencapai surga tanpa dosa dan penderitaan, dan neraka adalah tempat penderitaan.
Menurut agama-agama Barat, Surga adalah puncak keselamatan, sedangkan
agama-agama Timur percaya bahwa Surga dan Neraka hanya disebut sebagai
penghentian atau nirwana seseorang sampai kematian.

• Ritual dan Praktek Keagamaan.


Menurut agama-agama Barat, puncak ritual adalah mereka yang telah berhasil
menekan sekat antara Tuhan dan umat-Nya, dan tujuan dari ritual-ritual keagamaan
Barat ini adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam agama Timur, ritual yang
dilakukan bertujuan untuk mendapatkan kekuatan untuk bersatu dengan Tuhan.

• Waktu dan Penciptaan


Dalam agama-agama Barat waktu adalah sejarah yang terjalin secara sistematis
dan teratur, yang didefinisikan oleh konsep penciptaan memiliki awal dan akhir,
sedangkan dalam agama-agama Timur Waktu didefinisikan sebagai:

• Teisme dan Monoteisme


Ajaran tentang Tuhan Agama-agama Barat mendefinisikan Tuhan sebagai
teistik dan individualistis, dan hanya digambarkan berdiri sendiri, tidak sama
dengan manusia. Mutlak, tidak menyatu dengan ciptaannya, transendental.
Sebaliknya, dalam agama-agama Timur, Tuhan bersifat monistik, direpresentasikan
sebagai penjelmaan, memiliki wujud, dan menyatu dengan jiwa manusia, sehingga
manusia memiliki jiwa yang mutlak.
Dalam agama-agama teistik, tindakan Tuhan digambarkan sebagai pribadi,
sedangkan dalam agama non-teistik, Tuhan dapat dipersatukan dengan manusia.
Menurut agama-agama teistik, manusia terpisah dan terpisah dari Tuhan.
Sebaliknya, dalam agama-agama non-teistik, manusia diidentikkan dengan sesuatu
yang transenden.
Dalam kesesatan, kejahatan dan penderitaan disebabkan oleh dosa yang
dilakukan sebagai akibat dari pelanggaran hukum, doktrin dan ajaran yang

17
diberikan oleh Tuhan. Dalam agama non-teistik, kejahatan disebabkan oleh
ketidaktahuan manusia dan ketidaktahuan akan dunia.Dalam agama-agama teistik,
keselamatan bergantung pada manusia itu sendiri, tetapi dalam agama-agama non-
teistik, keselamatan bergantung pada Tuhan.

E. Pengalaman agama

pengalaman agama adalah suatu pengalaman yang individu yang akan


melibatkan suatu keagamaan dan juga spiritual di dalam kita ini dan pengalaman
agama itu juga adalah suatu Pengalaman keagamaan atau disebut pengalaman
spiritual, pengalaman suci, atau pengalaman mistis jadi semua itu berada dalam diri
kita dalam beragama
Pengalaman agama juga adalah pengalaman yang dialami oleh individu
dalam konteks kehidupan spiritual dan keagamaan. Pengalaman ini bisa beragam
dan sangat subjektif, karena setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam
menjalani keyakinan agama mereka. Berikut adalah beberapa contoh pengalaman
agama yang umum:
Pengalaman Transenden: Ini adalah pengalaman di mana seseorang merasa
terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri, seperti Tuhan, alam
semesta, atau kekuatan spiritual yang lain. Orang yang mengalami pengalaman ini
mungkin merasa adanya kehadiran yang kuat, rasa damai, kesatuan, atau terpana
oleh keindahan alam atau ritual keagamaan. Doa dan Meditasi: Aktivitas seperti
berdoa dan meditasi dapat memberikan pengalaman agama yang mendalam. Dalam
momen-momen ini, individu dapat merasakan kehadiran Tuhan atau kesadaran
spiritual yang dalam. Mereka dapat merasa nyaman, tenang, dan terhubung dengan
kekuatan yang lebih besar.
Ritus dan Upacara Keagamaan: Melalui partisipasi dalam upacara
keagamaan seperti misa, puja, atau ritual lainnya, seseorang dapat mengalami
kehadiran dan kedekatan dengan Tuhan serta komunitas keagamaan. Momen-
momen ini dapat memberikan rasa hormat, keagungan, dan pengabdian yang
mendalam kepada yang dianggap sebagai entitas ilahi.Pengalaman Mistik:
Pengalaman mistik adalah pengalaman di mana individu merasakan hubungan
langsung atau persatuan yang mendalam dengan Tuhan atau aspek spiritual tertentu.
Pengalaman mistik dapat melibatkan penglihatan, pendengaran, atau persepsi yang
intens dan luar biasa.
Konversi dan Pencerahan: Beberapa orang mengalami momen transformasi
dalam hidup mereka, yang sering disebut sebagai konversi atau pencerahan. Ini
terjadi ketika seseorang mengalami perubahan mendalam dalam keyakinan dan
pemahaman mereka tentang agama. Pengalaman ini sering kali diikuti oleh
perasaan kedamaian, pemahaman yang lebih dalam, dan dedikasi yang lebih besar
terhadap praktik agama. Penting untuk diingat bahwa pengalaman agama sangat

18
subjektif dan dapat berbeda bagi setiap individu. Tidak semua orang mengalami
pengalaman yang sama atau pengalaman yang signifikan dalam konteks agama.
Setiap pengalaman agama individu unik dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti latar belakang budaya, keyakinan pribadi, dan konteks spiritual yang
berbeda.pengalaman beragama itu terdiri dari yang kita ketahui dan sering juga kita
gunakan yaitu penglihatan, ketuhanan, konversi, dan pengalaman mistik mungkin
itu 4 bentuk pengalaman agama
Pengalaman agama dapat sangat bervariasi dari individu ke individu dan
bergantung pada keyakinan, praktik, dan tradisi agama yang mereka anut. Namun,
beberapa contoh umum dari pengalaman agama dapat meliputi:

• Doa dan meditasi: Banyak agama memiliki praktik doa atau meditasi yang
ditujukan untuk menghubungkan individu dengan Tuhan atau kekuatan
spiritual lainnya.
• Perayaan agama: Pada hari-hari raya atau perayaan agama, individu dapat
merasakan perasaan kebersamaan, sukacita, dan makna yang mendalam
dari keyakinan mereka.
• Pengalaman mistis: Beberapa individu melaporkan pengalaman mistis
seperti penglihatan,pengalaman keluar dari tubuh, atau komunikasi
langsung dengan Tuhan atau kekuatan spiritual lainnya.
• Pendidikan agama: Menghadiri sekolah atau seminar agama dapat
memberikan pengalaman yang mendalam tentang keyakinan dan praktik
agama.
• Pelayanan sosial: Banyak agama mengajarkan nilai-nilai pelayanan sosial
dan kemanusiaan, dan melibatkan diri dalam pelayanan ini dapat
memberikan pengalaman yang penuh makna bagi banyak orang.
Namun, perlu diingat bahwa pengalaman agama bersifat sangat personal dan
dapat sangat bervariasi dari individu ke individu, bahkan dalam konteks yang sama.
Salah satu contoh umum tentang pengalaman agama adalah ketika seseorang
mengalami momen keagungan atau keajaiban yang mereka percaya sebagai tanda
atau intervensi dari entitas ilahi atau kekuatan agung yang mereka sembah.
Pengalaman ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk, seperti pengalaman spiritual
yang mendalam, perasaan kedekatan dengan Tuhan, pengalaman penyembuhan
yang tidak dapat dijelaskan secara medis, atau pengalaman yang mengubah hidup
secara mendalam.Misalnya, seseorang dapat mengalami perasaan yang kuat dan tak
tergantikan ketika mereka berdoa di tempat ibadah mereka. Mereka mungkin
merasa dipenuhi oleh kehadiran ilahi, dan mengalami kedamaian dan ketenangan
yang melampaui pengalaman sehari-hari mereka. Pengalaman seperti ini dapat
memperkuat keyakinan mereka dalam agama dan menginspirasi mereka untuk
hidup dengan lebih dekat kepada nilai-nilai agama mereka.
Selain itu, seseorang juga bisa mengalami perubahan hidup yang signifikan
melalui agama. Mereka mungkin merasa terdorong untuk mengubah kebiasaan
buruk mereka, meningkatkan hubungan dengan sesama manusia, atau mengabdikan
diri mereka pada tindakan kemanusiaan yang lebih baik. Pengalaman ini dapat

19
memotivasi individu untuk hidup dengan penuh kasih, kepedulian, dan moralitas
yang sesuai dengan ajaran agama mereka.
Pengalaman agama juga dapat melibatkan momen kritis dalam hidup seseorang
di mana mereka merasa bimbingan dan dukungan ilahi. Sebagai contoh, seseorang
yang mengalami kesulitan atau tragedi besar dalam hidup mereka mungkin merasa
adanya kekuatan yang membantu mereka melalui masa sulit tersebut. Mereka
mungkin merasakan kehadiran ilahi yang memberi mereka ketabahan, harapan, atau
pemahaman yang lebih dalam tentang arti dan tujuan hidup.
Pengalaman agama sangat subjektif dan dapat berbeda-beda bagi setiap
individu. Beberapa orang mungkin mengalami pengalaman agama yang dramatis,
sementara yang lain mungkin mengalami perasaan yang lebih dalam dan bertahap
dalam praktik agama mereka. Penting untuk diingat bahwa pengalaman agama
sangat pribadi dan dipengaruhi oleh latar belakang budaya, keyakinan, dan
pengalaman hidup masing-masing individu
Pengalaman keagamaan setiap orang dapat berbeda karena beberapa
faktor.Pertama, keyakinan dan praktik agama setiap orang bisa berbeda-beda.
Agama-agama yang berbeda memiliki doktrin, keyakinan, dan praktik yang unik,
yang memungkinkan individu memiliki pengalaman agama yang berbeda-beda.
Bahkan di dalam agama yang sama, individu dapat memiliki interpretasi yang
berbeda tentang keyakinan dan praktik agama, yang memengaruhi pengalaman
mereka.
Kedua, pengalaman agama juga dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis,
seperti personalitas, emosi, dan pengalaman masa lalu. Seseorang yang mengalami
trauma mungkin memiliki pengalaman keagamaan yang berbeda dengan seseorang
yang tidak pernah mengalami hal tersebut.
Ketiga, pengalaman keagamaan juga dapat dipengaruhi oleh faktor sosial dan
budaya. Adat dan kebiasaan masyarakat tempat seseorang tinggal dapat
memengaruhi cara mereka mempraktikkan agama mereka, dan dengan demikian,
dapat memengaruhi pengalaman keagamaan mereka.
Keempat, faktor lingkungan fisik, seperti tempat ibadah atau lingkungan alam,
dapat memengaruhi pengalaman keagamaan seseorang. Misalnya, seseorang yang
beribadah di hutan dapat memiliki pengalaman keagamaan yang berbeda dengan
seseorang yang beribadah di dalam gedung gereja. Oleh karena itu, pengalaman
keagamaan setiap orang sangatlah personal dan dapat bervariasi karena berbagai
faktor yang memengaruhi mereka
Manusia membutuhkan agama dalam kehidupannya karena agama dapat
memberikan berbagai manfaat yang penting bagi kesejahteraan spiritual,
emosional, dan sosial mereka. Ini adalah beberapa alasan mengapa manusia
membutuhkan agama:

• Memberikan pandangan hidup.

20
• Menawarkan penghiburan dan harapan
• Menjalin hubungan dengan Tuhan
• Memberikan panduan etis
• Menyediakan komunitas
• Menumbuhkan rasa syukur dan penghargaan
Secara keseluruhan, agama dapat memberikan manfaat penting bagi kehidupan
manusia dan memainkan peran yang penting dalam membentuk identitas, nilai, dan
sikap mereka terhadap dunia dan kehidupan.
Sui Generesis dan pengetahuan ilmiah umum adalah dua konsep yang berbeda
dalam memahami dunia dan realitasnya. Secara umum, perbedaan antara sui
generis dan pengetahuan ilmiah umum terletak pada sumber pengetahuan,
kredibilitas, objektivitas, universalitas, dan tujuan dari kedua konsep tersebut
Pendekatan sui generis dalam pengalaman beragama mengacu pada pandangan
bahwa pengalaman spiritual atau keagamaan adalah pengalaman yang sangat
pribadi dan tidak dapat dipahami secara objektif atau dijelaskan sepenuhnya dengan
kata-kata atau konsep yang diterima secara umum. Pendekatan ini berpendapat
bahwa pengalaman keagamaan adalah pengalaman yang sangat pribadi dan unik
bagi setiap individu dan tidak dapat dipahami atau dinilai oleh orang lain
Sui generis" adalah istilah Latin yang berarti "dalam kelasnya sendiri" atau
"unik." Dalam konteks yang lebih luas, sui generis digunakan untuk merujuk pada
sesuatu yang tidak dapat diklasifikasikan atau dibandingkan dengan kelompok atau
kategori lainnya karena memiliki karakteristik yang unik atau istimewa. Dalam
banyak kasus, sesuatu yang dianggap sui generis tidak dapat digeneralisasi atau
dibandingkan dengan contoh yang serupa karena perbedaan signifikan yang
dimiliki.Contoh penggunaan istilah sui generis adalah ketika merujuk pada karya
seni yang memiliki gaya yang sangat unik dan tidak dapat dikaitkan dengan gaya
atau aliran seni yang sudah ada sebelumnya. Hal yang sama juga dapat diterapkan
pada konsep hukum, kebijakan, atau situasi sosial yang memiliki karakteristik yang
luar biasa dan tidak dapat dianggap sebagai bagian dari kerangka atau pola yang
sudah ada sebelumnya.
Pengetahuan umum merujuk pada informasi dan fakta dasar yang dimiliki oleh
individu tentang berbagai topik yang luas dan tidak terbatas pada bidang spesifik.
Ini mencakup pengetahuan tentang sejarah, geografi, sains, budaya, seni, politik,
dan berbagai aspek kehidupan lainnya yang dianggap penting dalam masyarakat.
Pengetahuan umum melibatkan pemahaman dasar tentang fakta-fakta dan
konsep-konsep yang dianggap penting dalam kehidupan sehari-hari. Ini mencakup
pengetahuan tentang peristiwa sejarah yang signifikan, geografi dunia, prinsip-
prinsip sains, konsep-konsep matematika dasar, sistem politik, karya seni terkenal,
dan sebagainya.
Pengetahuan umum penting karena memberikan dasar pengetahuan yang luas
kepada individu dan membantu mereka dalam memahami dunia di sekitar mereka.

21
Ini juga memungkinkan komunikasi yang lebih baik antara orang-orang dari latar
belakang yang berbeda, serta memberikan landasan yang kuat untuk pembelajaran
lebih lanjut dalam bidang khusus

• universal : pengalaman keagamaan yang terjadi di lapisan masyarakat baik


itu masyarakat
• modern, sekuler, ateis maupun tradisional.
• unik : karena agama mengajarkan konsep yang sama,tetapi ketika di
praktekan berbeda karena mengalami prilaku atau situasi yang berbeda²
• penting
Pengalaman agama dapat memiliki dampak yang signifikan pada individu,
masyarakat, dan budaya secara keseluruhan. Namun, dampak dari pengalaman
agama tidak selalu positif dan dapat memicu konflik dan perpecahan antara
kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Selain itu, pengalaman agama yang
ekstrem atau fanatik juga dapat mengarah pada tindakan kekerasan dan intoleransi
terhadap kelompok atau individu yang berbeda. Oleh karena itu, perlu ada
kesadaran dan pengertian yang baik tentang agama dan pengalaman agama untuk
meminimalkan dampak negatif dan memperkuat dampak positifnya
Pengalaman agama bersifat subyektif karena pengalaman tersebut terjadi dalam
pikiran dan perasaan individu yang mengalaminya. Pengalaman agama melibatkan
pengalaman batiniah, seperti kepercayaan, keyakinan, pengalaman spiritual, dan
perasaan yang mendalam, yang sulit untuk dipahami secara objektif atau diukur
dengan cara ilmiah yang baku

Keharusan untuk mengikuti kegiatan keagamaan merupakan suatu hal yang


sangat subjektif dan tergantung pada keyakinan, kepercayaan, dan pandangan
masing-masing individu. Ada beberapa orang yang merasa penting untuk mengikuti
kegiatan keagamaan karena mereka merasa bahwa kegiatan tersebut dapat
membantu mereka memperdalam pengalaman agama mereka, meningkatkan
koneksi spiritual, dan menguatkan hubungan mereka dengan sesuatu yang lebih
besar. Selain itu, kegiatan keagamaan juga dapat membantu dalam membangun
hubungan sosial dengan komunitas keagamaan yang sama.
Rudolf Otto (1869-1937) adalah seorang teolog dan sejarawan agama Jerman
yang dikenal karena karyanya dalam bidang fenomenologi agama. Ia adalah salah
satu tokoh utama dalam studi agama dan mempengaruhi perkembangan ilmu agama
modern.
Karyanya yang paling terkenal adalah buku berjudul "The Idea of the Holy"
(1917) atau "Das Heilige" dalam bahasa aslinya. Buku ini menggambarkan konsep
"numinositas" yang diperkenalkan oleh Otto. Menurut Otto, numinositas adalah
pengalaman religius yang mendasar dan transenden yang melampaui pemahaman
dan deskripsi rasional.
Otto menggambarkan numinositas sebagai perasaan kagum dan takjub yang
melibatkan kombinasi rasa takut, rasa hormat, dan rasa keagungan dalam hadirat

22
yang dianggap sebagai kekuatan yang suci atau ilahi. Menurutnya, pengalaman
numinositas merupakan inti dari pengalaman religius yang universal dan terdapat
dalam berbagai tradisi agama.
Selain "The Idea of the Holy," Otto juga menulis buku lain seperti "Mysticism
East and West" (1926) dan "The Kingdom of God and the Son of Man" (1934).
Karya-karyanya memperluas pemahaman tentang fenomena religius dan
mendukung pentingnya mempelajari agama dari sudut pandang fenomenologis,
yaitu dengan memperhatikan pengalaman dan persepsi subjektif individu dalam
konteks keagamaan.
Rudolf Otto berkontribusi besar dalam memperluas wawasan dan pemahaman
tentang pengalaman religius dan memberikan landasan bagi studi agama modern.
Karya-karyanya terus menjadi referensi penting bagi para peneliti dan akademisi
dalam bidang agama.
Terdapat beberapa jenis pengalaman keagamaan yang dapat dialami oleh individu.
Berikut adalah empat jenis pengalaman keagamaan yang umum dikenal:

1) Pengalaman mistik: Pengalaman mistik adalah pengalaman spiritual yang


dalam dan intens, yang melampaui pengalaman keseharian dan rasional.
Pengalaman ini sering dikaitkan dengan perasaan bersatu dengan Tuhan,
alam semesta, atau kekuatan rohaniah yang lebih besar. Contohnya, seperti
pengalaman samadhi dalam agama Hindu, atau pengalaman nirvana dalam
agama Buddha.
2) Pengalaman rahasia: Pengalaman rahasia adalah pengalaman spiritual yang
sering dianggap sebagai suatu rahasia yang hanya dapat diungkapkan oleh
orang-orang tertentu. Pengalaman ini biasanya melibatkan suatu
pengetahuan atau pemahaman yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata,
dan sering kali berkaitan dengan pengalaman misterius dan suci.
Contohnya, seperti pengalaman kesadaran yang diungkapkan oleh beberapa
tradisi kepercayaan, atau pengalaman rahasia dalam agama-agama
kepercayaan asli.
3) Pengalaman berdoa: Pengalaman berdoa adalah pengalaman keagamaan
yang melibatkan doa dan komunikasi dengan Tuhan atau kekuatan rohaniah
yang lebih besar. Pengalaman ini dapat melibatkan perasaan kedekatan dan
keintiman dengan Tuhan, serta pengalaman merasa didengar dan dijawab
oleh Tuhan. Contohnya, seperti pengalaman doa dalam agama Kristen,
Islam, atau Yahudi.
4) Pengalaman transformasional: Pengalaman transformasional adalah
pengalaman keagamaan yang membawa perubahan yang signifikan dalam
pandangan hidup, nilai-nilai, dan perilaku individu. Pengalaman ini dapat
melibatkan perasaan terhubung dengan sesuatu yang lebih besar, kesadaran
baru tentang tujuan hidup, atau perubahan dalam sikap dan perilaku yang
lebih positif. Contohnya, seperti pengalaman konversi dalam agama
Kristen, atau pengalaman "satori" dalam agama Zen

23
Inti dari pengalaman agama sangat tergantung pada pandangan dan keyakinan
individu dalam agama tersebut. Namun, secara umum, pengalaman agama dapat
dianggap sebagai upaya individu untuk mencari dan menemukan arti dan tujuan
hidup melalui dimensi spiritual dan rohani. Pengalaman agama juga dapat
membantu individu untuk merasa terhubung dengan kekuatan rohaniah yang lebih
besar, baik itu Tuhan, alam semesta, atau kekuatan spiritual lainnya Pengalaman
agama adalah pengalaman subjektif individu yang melibatkan persepsi spiritual,
transendental, atau keberadaan yang lebih tinggi. Inti dari pengalaman agama
bervariasi tergantung pada keyakinan dan praktik agama yang diikuti oleh individu.
Namun, ada beberapa elemen umum yang sering ditemukan dalam pengalaman
agama, seperti:
1. Keterhubungan dengan yang Ilahi: Banyak orang melaporkan pengalaman
yang membuat mereka merasa terhubung dengan kekuatan yang lebih besar,
seperti Tuhan, keberadaan yang transenden, atau kekuatan kosmis. Mereka
mungkin merasakan hadirat yang kuat atau rasa keterhubungan yang
mendalam.
2. Perasaan Transendensi: Pengalaman agama sering kali melampaui
keterbatasan dunia fisik dan membawa individu ke tingkat kesadaran yang
lebih tinggi. Ini dapat mencakup perasaan keheningan yang mendalam,
pengalaman ekstase, atau perasaan kehilangan diri dalam kesatuan yang
lebih besar.
3. Transformasi Pribadi: Pengalaman agama sering kali memiliki dampak
transformasional pada individu. Mereka dapat mengalami perubahan dalam
pemahaman mereka tentang diri, dunia, dan tujuan hidup. Pengalaman ini
dapat membawa kedamaian batin, rasa hormat terhadap kehidupan,
pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai moral, dan dorongan untuk
berbuat baik.
4. Makna dan Tujuan Hidup: Pengalaman agama sering kali memberikan
individu pemahaman yang lebih dalam tentang makna dan tujuan hidup
mereka. Mereka dapat merasa bahwa ada tujuan yang lebih tinggi di balik
kehidupan mereka, dan pengalaman ini dapat memberikan pandangan yang
lebih luas tentang eksistensi manusia dan hubungannya dengan dunia.
5. Keajaiban dan Keajaiban: Pengalaman agama sering kali dikaitkan dengan
perasaan keajaiban dan keajaiban. Individu mungkin melaporkan
pengalaman yang tidak dapat dijelaskan secara rasional, seperti
penyembuhan yang tak terduga, pengalaman mistis, atau synchronicity
(hubungan kebetulan yang berarti). Pengalaman ini dapat memperkuat
keyakinan agama dan memberikan rasa terpanggil untuk mencari kebenaran
yang lebih dalam.
Penting untuk diingat bahwa pengalaman agama adalah subjektif dan berbeda
bagi setiap individu. Meskipun ada beberapa tema umum, setiap orang mungkin
memiliki pengalaman agama yang unik sesuai dengan keyakinan, praktik, dan
konteks budaya mereka.

24
Meditasi adalah suatu praktik atau teknik yang digunakan untuk mencapai
kedamaian dan keheningan dalam diri seseorang. Dalam konteks pengalaman
keagamaan, meditasi seringkali dijadikan sebagai sarana untuk memperdalam
hubungan dengan Tuhan atau kekuatan ilahi yang dianut oleh agama
tersebut.Dalam meditasi, seseorang biasanya duduk dengan posisi yang nyaman
dan memusatkan perhatian pada suatu objek atau fokus tertentu, seperti pernapasan,
kata-kata mantra, atau gambaran mental. Tujuannya adalah untuk meredakan
pikiran yang kacau dan mengalihkan fokus ke dalam diri sendiri. Dalam
pengalaman keagamaan, meditasi seringkali dianggap sebagai sarana untuk
mencapai pengalaman mistik atau pengalaman transendental. Pengalaman ini dapat
meliputi perasaan keterhubungan dengan Tuhan atau kekuatan ilahi, pengalaman
kesatuan dengan alam semesta, atau pengalaman perubahan dalam pandangan
hidup seseorang. Namun, penting untuk diingat bahwa meditasi dalam konteks
keagamaan tidak selalu harus dilakukan secara formal atau dengan tujuan untuk
mencapai pengalaman mistik. Meditasi juga dapat menjadi sarana untuk
memperdalam pemahaman dan refleksi dalam ajaran agama yang sangat terpegaruh

F. Teori teori agama


Teori Sosiologi dan Antropologi, yang merupakan pendekatan yang bisa
dijadikann satu karena saling berkaitan satu sama lain. Dimana dalam sosiologi
membahas mengenai interaksi umat manusia. Sedangkan Antropologi membahas
tentang manusia sebaga mahluk yang berbudaya. oleh karenanya pendekatan
Antropologi dapat menjadi Inspirasi munculnya Agama.
Dalam Struktur sosiologi dan Antropologi dibagi menjadi 3 Teori yaitu:
1. Teori Struktur Fungsional
• Teori ini merupakan sebuah fenomena yang saling berkaitan satu sama lain
dalam satu system dan saling mempunyai pengaruh dalam satu system dan
saling mempunyai pengaruh dalam system itu. Oleh karena itu kalua ada
perubahan akan berpengaruh kepada hal yang lain.
• Selain itu juga Teorri ini memandang Agama sebagai Organ atau wadah
dimasyarakat.
• Teori ini di cetuskan oleh Emile Durkheim Berasal dari France / Perancis.
• Teori ini juga menentang Teori Psikologi. Teori ini, Agama sebagai Glue (
Pengikat Masyarakat ).
• Dan yang terakhir Agama sebagai Rubrikan (menyediakan legimitas dan
kekuasaan di tatanan sosial).

2. Teori Struktural
• Dalam teori ini agama dianggap sebagai sesuatu yang melibatkan atau
membangun fenomena berdasarkan Faunanya dalam hal profan daan
Scural.
• Teori ini peranan dalam bentuk karaktrer fikiran manusia dalam kajiannya.
Kajian ini bersifat empiric. Karena faktanya dapat ditemui dalam bentuk

25
murni. Dan agama masuk ke dalam fikiran manusia dan tidak percaya pada
individu-individu.
• Teori ini dicetuskan oleh Redolf Brown.
• Teori ini merupakan perkembbangan dari Teori Malinovski.

3. Teori Antropologi
• Menurut para Antropolog, Agama Muncul karena Muncul sebuah perassaan
takut kepada alam.
• Teori ini dicetuskan oleh Malinovski
• Adanya penyembahan terhadap Roh,Ritual dan sebagainya disebabkan oleh
ketakutan manusia terrhadap Alam.

4. Teori pendekatan Psikoloogi


Pada pendekatan tersebut Agama dipandang sebagai sebuah konven sasi Ketika
manusia kecewa,gelisah,sakit hati, dan lain lain. (Sigmund Freud). Oleh karena itu
adanya agama yang menjadi jalan tengah untuk problemtika tersebut.
Dari semua pemaparan diatas mengenai teori-teori agama dari mulai teori
sosiologi,antropologi yang keduanya saling berkaitanh dan mempunyai peranan
sangat penting di dalam dunia bermasyarakat, juga teorri yang lainnya. Saya sangat
setuju akan hal itu semua mengingat teori yang dipaparkan diatas dalam zaman
sekarang teori yang bernuansa humanisme ini harus di terapkan dengan sangat baik.
Karena apabila tidak dilakukan akan menimbulkan hal-hal yang tidak di inginkan
oleh kita.Dibaliuk hal itu ada salah satu pendapat yang saya kurang setuju yaitu
perihal pandangan dari salah satu tokoh yaitu Sigmund Freud, Yang mengatakan
bahwa “Agama hanyalah sebuah kompetisi dari orang-orang yang mengalami
penderitaan” dari Tanggapan itu saya merassa kurang setuju karena di dalam agama
itu tidak ada saling membenci seseorang yang menderita. Bahkan kita dengan
mempunyai agama akan mendapatkan ketenangan dalam jiwa yang akan
memberikan petunjuk baik itu dari Kitab nya maupun dari yang lainnya. Jalan yang
benar Ketika seseorang merasa menderita. Dan di zaman sekarang juga agama in
hadir di lingkungan. Negara juga masyarakat meruakan sebuah kebutuhan yang
paling utama untuk mendapatkan ketenangan juwa dan raga.

5. Teori Korespondensi
Teori kebenaran korespondensi, Correspondence Theory of Truth yang
kadang disebut dengan accordance theory of truth, adalah teori yang
berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika
berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau
objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau keadaan benar itu apabila
ada kesuaian (correspondence) antara rti yang dimaksud oleh suatu pernyataan atau
pendapat dengan objek yang dituju oleh pernyaan atau pendapat tersebut.

26
Teori korespondensi ini pada umumnya dianut oleh para pengikut realisme.
Di antara pelopor teori ini adalah Plato, Aristoteles, Moore, dan Ramsey. Teori
ini banyak dikembangkan oleh Bertrand Russell (1972-1970). Teori ini sering
diasosiasikan dengan teori-teori empiris pengetahuan. Kesimpulan dari teori
korespondensi adalah adanya dua realitas yang berada dihadapan manusia,
pernyataan dan kenyataan. Menurut teori ini, kebenaran adalah kesesuaian antra
pernyataan tentan sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri. Misal, Semarang
ibu kota Jawa Tengah. Pernyataan ini disebut benar apabila pada kenyataannya
Semarang memang ibukota propinsi Jawa Tengah. Kebenarannya terletak pada
pernyataan dan kenyataan.

6. Teori Koherensi (Coherence Theory of Truth)


Teori kebenaran koherensi atau konsistensi adalah teori kebenaran
yang didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Suatu pernyataan
disebut benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari pernyataan-
pernyataan yang berhubungan secara logis. Menurut teori ini kebenaran tidak
dibentuk atas hubungan antara putusan dengan sesuatu yang lain, yaitu fakta dan
realitas, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri. Teori ini
berpendapat bahwa kebenaran ialah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan
pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui, diterima dan
diakui sebagai benar.
Berbeda dengan teori korespondensi yang dianut oleh penganut realism dan
matrealisme, teori koherensi atau konsistensi ini berkembang pada abad ke-19
dibawah pengaruh hegel dan diikuti oleh pengikut madzhab idealism. Dia
antaranya seorang filsuf Britania F. M Bradley (1864-1924).Idealisme
epistemologi berpandangan bahwa obyek pengetahuan, atau kualitas yang kita
serap dengan indera kita itu tidaklah berwujud terlepas dari kesadaran tentang
objek tersebut. Karenanya, teori ini lebih sering disebut dengan istilah
subjektivisme.
Pemegang teori ini, atau kaum idealism berpegang, kebenaran itu tergantung
pada orang yang menentukan sendiri kebenaran pengetahuannya tanpa memandang
keadaan real peristiwa-peristiwa. Manusia adalah ukuran segala-galanya,
dengan cara demikianlah interpretasi tentang kebenaran telah dirumuskan kaum
idealisme.
7. Teori Pramagtisme
Pramagtisme berasal dari bahawa Yunan pragmai, artinya yang dikerjakan,
yang dilakukan, perbuatan, tindakan, sebutan bagi filsafat yang dikembangkan
oleh William James di Amerika Serikat. Teori kebenaran pragmatis adalah teori
yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi
ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori tergantung
kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk

27
kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam
kehidupan praktis.
Pragmatisme memang benar untuk menegaskan karakter praktisdari
kebenaran, pengetahuan, dan kapasitas kognitif manusia. Tapi bukan berarti teori
ini merupakan teori yang terbaik dari keseluruhan teori. Kriteria pragmatisme juga
diergunakan oleh ilmuan dalam menentukan kebenaran ilmiah dalam prespektif
waktu. Secara historis pernyataan ilmiah yang sekarang dianggap benar suatu waktu
mungkin tidak lagi demikian. Dihadapkan dengan masalah seperti ini maka
ilmuan bersifat pragmatis selama pernyataan itu fungsional dan mempunyai
kegunaan maka pernyataan itu dianggap benar, sekiranya pernyataan itu tidak lagi
bersifat demikian, disebabkan perkembangan ilmu itu sendiri yang menghasilkan
pernyataan baru, maka pernyataan itu ditinggalkan, demikian seterusnya.
8. Teori Performatif.
Teori ini berasal dari John Langshaw Austin (1911-1960) dan dianut oleh
filsuf lain seperti Frank Ramsey, dan Peter Strawson. Filsuf-filsuf ini mau
menentang teori klasik bahwa “benar” dan “salah” adalah ungkapan yang
hanya menyatakan sesuatu (deskriptif). Proposisi yang benar berarti proposisi
itu menyatakan sesuatu yang memang dianggap benar. Demikian sebaliknya.
Namun justeru inilah yang ingin ditolak oleh para filsuf ini.
Teori performatif menjelaskan, suatu pernyataan dianggap benar jika ia
menciptakan realitas. Jadi pernyataan yang benar bukanlah pernyataan yang
mengungkapkan realitas, tetapi justru dengan pernyataan itu tercipta realitas
sebagaimana yang diungkapkan dalam pernyataan itu. Teori ini disebut juga
“tindak bahasa” mengaitkan kebenaran satu tindakan yang dihubungkan
dengan satu pernyataan. Misalnya, “Dengan ini saya mengangkat anda sebagai
manager perusahaan “Species S3”. Dengan pernyataan itu tercipta sebuah
realitas baru yaitu anda sebagai manager perusahaan “Species S3”, tentunya
setelah SKnya turun. Di sini ada perbuatan yang dilakukan bersamaan dengan
pengucapan kata-kata itu. Dengan pernyataan itu suatu penampilan atau
perbuatan (performance) dilakukan. Teori ini dapat diimplementasikan secara
positif, tetapi di pihak lain dapat pula negatif. Secara positif, dengan pernyataan
tertentu, orang berusaha mewujudkan apa yang dinyatakannya.

28
DAFTAR PUSTAKA
Moch. Suyatno dan Isroq Huda. "Pendidikan Agama untuk Toleransi dan
Kerukunan Antar Umat Beragama".
Muhtadi, Asep S. "Komunikasi Lintas Agama: Mencari Solusi Konflik Agama."
Conference Proceeding ICONIMAD. Vol. 275. 2019.

Hasanuddin AF. "Dialog Lintas Agama: Upaya Membangun Kemanusiaan yang


Bermartabat".
M. Edi Prayitno. "Komunikasi Lintas Agama dalam Pembangunan Masyarakat
Multikultural".
Sri Rochyadi. "Komunikasi Lintas Agama dalam Menyikapi Perbedaan:
Perspektif Amien Rais. Sosiologi".
Amien Rais. "Agama dan Komunikasi: Pendekatan Lintas Agama".
Arifuddin Anshory. "Komunikasi Lintas Agama dalam Menjaga Kerukunan Umat
Beragama di Indonesia".
Agus Salim. "Kemajemukan dan Dialog Antaragama". Ihsan Ali-Fauzi. "Agama-
agama di Indonesia: Dialog Lintas Iman".
Ahmad Fawaid. "Dialog Antar Agama: Tantangan dan Prospeknya di Indonesia".
Munawar Cholil. "Penguatan Hubungan Antar Umat Beragama di Indonesia
Melalui Pendidikan Multikultural"
Sri Astuti Kurniawati dan Dadan Rusmana. "Komunikasi Lintas Agama dalam
Perspektif Islam: Studi atas Pendidikan Islam di Indonesia".
Abdul Wahid dan Abdul Majid. "Komunikasi Lintas Agama dalam Masyarakat
Pluralis: Kasus di Yogyakarta".

29

Anda mungkin juga menyukai