Anda di halaman 1dari 8

e-Journal AMJ (Aesculapius Medical Journal)

Vol. 3 No.3 | Oktober | 2023 | Hal. 329 - 336

E ISSN: 2808-6848
ISSN: 2829-0712

Terbit: 31/10/2023

Hubungan Aktivitas Fisik dengan Keluhan Dismenore Primer


pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Warmadewa
Ni Made Ayu Pratiwi Wedantari1, Komang Trisna Sumadewi2, I Gusti Ngurah
Suryantha3
1
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
2,3
Dosen, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
Email2 : ayupratiwiwedantari@gmail.com
Abstrak

Dismenore merupakan keluhan kesehatan ginekologi dengan angka kejadian pada perempuan sebanyak
1.769.425 jiwa. Prevalensi dismenore tertinggi dialami oleh mahasiswi dengan persentase pada 34,2%
termasuk nyeri berat; 36,6% nyeri sedang; dan 29,2% nyeri ringan. Penelitian sebelumnya, mahasiswi
kedokteran mayoritas melakukan aktivitas fisik rendah dikarenakan jadwal perkuliahan yang sangat padat.
Aktivitas fisik diketahui memiliki peran dalam menghasilkan hormon endorfin yang merupakan penghilang
rasa sakit alami tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan aktivitas fisik
dengan dismenore primer pada mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa.
Pengambilan sampel dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa, Kota
Denpasar, Provinsi Bali. Waktu penelitian adalah Oktober 2022. Penelitian ini menggunakan metode analitik
dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan simple random sampling
yang berjumlah 100 responden. Pengumpulan data menggunakan International Physical Activity
Questionnaire (IPAQ) dan kuisioner dismenore. Analisis data yang digunakan uji Chi Square. Hasil penelitian
menunjukkan prevalensi aktivitas fisik rendah sebesar 43% dan keluhan dismenore primer sebanyak 75%.
Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p sebesar < 0.01 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara aktivitas fisik dengan keluhan dismenore primer pada mahasiswi Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa.

Kata Kunci: Dismenore Primer, Aktivitas Fisik, Mahasiswi, Fakultas Kedokteran

Abstract

[The Relationship between Physical Activity and Primary Dysmenorrhea Complaints in Female Students of the
Faculty of Medicine and Health Sciences, University of Warmadewa]
Dysmenorrhea is a gynecological health complaint. The incidence of dysmenorrhea was 1,769,425
people, 90% of women. The highest prevalence of dysmenorrhea was experienced by female students with a
percentage of 34.2% including severe pain; 36.6% had moderate pain; and 29.2% had mild pain. In previous
studies, the majority of medical students had lack of physical activity due to tight lecture schedules. Physical
activity is known to have a role in producing endorphins which are the body's natural painkillers. This study
aims to determine whether there is a relationship between physical activity and primary dysmenorrhea in
female students of the Faculty of Medicine and Health Sciences, Warmadewa University. Sampling was
carried out at the Faculty of Medicine and Health Sciences, Warmadewa University, Denpasar City, Bali
Province. The time for the research is on October 2022. This research used analytic method with cross
sectional design. The sampling technique for this study used simple random sampling amounted 100
respondents. Data collection used the International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) and dysmenorrhea
questionnaire. Data analysis used the Chi Square test. The results showed that the prevalence of low physical
activity was 43% and primary dysmenorrhea was 75%. The results of the Chi Square test obtained p-value =
0.000 so that it can be concluded that there is a significant relationship between physical activity and
complaints of primary dysmenorrhea in female students of the Faculty of Medicine and Health Sciences,
Warmadewa University.

Keywords: Primary Dysmenorrhea, Physical Activity, Female students, Faculty of Medicine

Aesculapius Medical Journal | Vol. 3 No. 3 | Oktober | 2023 Hal. 329


Hubungan Aktivitas Fisik dengan Keluhan Dismenore Primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Warmadewa

PENDAHULUAN mendapatkan hasil terdapat hubungan


Dismenore merupakan keluhan dalam antara aktivitas fisik dengan dismenore
kesehatan ginekologi. Data WHO tahun primer (p=0,002)(1), sedangkan menurut
2017, jumlah keluhan dari dismenore yaitu Yanti dan Marlina tahun 2018, hasil
sekitar 1.769.425 jiwa. Prevalensi penelitian menunjukkan bahwa aktivitas
mayoritas dari dismenore yaitu mahasiswi fisik tidak berpengaruh signifikan terhadap
dengan intensits nyeri berat sebanyak kejadian dismenore pada remaja puteri
34,2%; intensitas nyeri sedang sebanyak Kabupaten Karawang Tahun 2018.(11)
36,6%; dan intensitas nyeri ringan pada Peneliti melakukan survei pendahuluan
29,2% mahasiswi.(1) Dismenore terjadi terhadap 10 mahasiswi di FKIK
pada perut bawah yang menyebabkan Universitas Warmadewa menemukan
kontraksi dinding rahim sehingga terjadi bahwa 8 mahasiswi mengalami nyeri saat
peningkatan hormon prostaglandin.(2) menstruasi sehingga peneliti tertarik untuk
Dismenore menurut jenisnya dibagi melakukan penelitian mengenai
menjadi dismenore primer dan dismenore “Hubungan Aktivitas Fisik dengan
sekunder. Data Kementerian Kesehatan Keluhan Dismenore Primer pada
Republik Indonesia tahun 2016, prevalensi Mahasiswi FKIK Universitas Warmadewa”
nyeri menstruasi dengan jumlah 64,25%
dengan jumlah dismenore primer 54,89% METODE
sedangkan 9,36% mengalami dismenore Jenis Penelitian Cross Sectional yang
sekunder. dirancang sebagai penelitian analitik.
Dismenore primer penting untuk Penelitian menggunakan sampel
dilakukan penanganan karena berdasarkan mahasiswi FKIK Universitas Warmadewa
bukti ilmiah bahwa remaja perempuan sebanyak 304 responden. Responden yang
mengeluhkan dismenore primer yang memenuhi kriteria sebanyak 219
berdampak negatif pada kondisi fisik responden. Kriteria inklusi meliputi sudah
maupun psikis.(3) Dismenore primer mengalami menstruasi dan menyetujui
dikaitkan dengan penurunan kualitas hidup surat persetujuan penelitian, sedangkan
yang signifikan sebesar 16%-29% kriteria eksklusi antara lain kuisioner tidak
perempuan, serta 12% dari kegiatan lengkap, pernah terdiagnosis mengalami
sekolah dan kerja hilang akibat mengalami penyakit kandungan, riwayat nyeri perut
dismenore.(4) bawah di luar menstruasi, mengalami
Berdasarkan penelitian yang perdarahan di luar menstruasi dan
dilakukan sebelumnya, banyak faktor risiko perdarahan menstruasi yang banyak,
yang dapat memengaruhi salah satunya riwayat menjalani pengobatan rutin, cedera
aktivitas fisik.(5)(6)(7) Aktivitas fisik perut, operasi perut, penyakit tertentu,
menyebabkan terjadinya peningkatan dari merokok dan riwayat mengkonsumsi
hormon endorfin yang berfungsi alkohol. Penelitian ini menggunakan 100
mengurangi tingkat keparahan nyeri yang responden yang didapatkan dengan simple
dialami.(8) Penurunan aktivitas fisik terjadi random sampling. Data yang digunakan
pada masa awal remaja terutama pada anak adalah data primer yaitu dengan
perempuan.(9) Dalam studi tahun 2018 oleh instrument penelitian terdiri dari kuisioner
Riskawati, aktivitas fisik mahasiswa singkat terkait aktivitas fisik, yaitu
kedokteran tergolong rendah dengan International Physical Activity
presentase 60%.(10) Questonnaire Short-Form (IPAQ-SF) dan
Beberapa penelitian yang sama telah kuisioner dismenore primer. Data dari
dilakukan sebelumnya namun dengan hasil kuisioner kemudian dilakukan analisis dan
yang masih bertentangan. Studi yang disusun menggunakan microsoft excel dan
dilakukan pada mahasiswi Kedokteran SPSS secara univariat dan bivariat.
Universitas Pembangunan Nasional

Aesculapius Medical Journal | Vol. 3 No. 3 | Oktober | 2023 Hal. 330


Hubungan Aktivitas Fisik dengan Keluhan Dismenore Primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Warmadewa

HASIL Tabel 4. Distribusi Frekuensi Lama Menstruasi


Penelitian dilakukan bulan Oktober
Lama (n) (%)
2022 pada yang bertempat di FKIK Menstruasi
Universitas Warmadewa. (hari)
Hasil Analisis Univariat <3 13 13,0
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia 3-7 81 81,0
7-14 6 6,0
Usia(tahun) (n) (%) Total 100 100,0
17 2 2,0
18 30 30,0 Menurut data tabel 4 menunjukan
19 19 19,0 mayoritas responden mengalami
20 23 23,0 mengalami lama menstruasi yaitu 3 – 7
21 24 24,0 hari dengan jumlah 81 responden (81%).
22 2 2,0
Total 100 100,0 Tabel 5. Distribusi Frekuensi Status Gizi
Status Gizi (n) (%)
Menurut data tabel 1 menunjukkan
responden berusia antara 17 sampai 22 <18,5 20 20,0
tahun dengan mayoritas responden 18,5 – 24,9 61 61,0
mengalami berusia 18 tahun. 25,0 – 26,9 11 11,0
≥27,0 8 8,0
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Usia Menarche Total 100 100,0
Usia (n) (%) Menurut data tabel 5 menunjukan
Menarche
(tahun) mayoritas responden mengalami
<12 4 4,0 mengalami status gizi normal yaitu dalam
≥ 12 96 96,0
rentang 18,5 – 24,9 sebanyak 61
responden (61%).
Total 100 100,0
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Riwayat Keluarga
Mengalami Dismenore
Menurut data tabel 2 menunjukan
mayoritas responden mengalami Riwayat (n) (%)
mengalami usia menarche ≥ 12 tahun
Iya 59 59,0
sebanyak 96 responden (96%).
Tidak 19 19,0
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Siklus Menstruasi Tidak tahu 22 22,0
Siklus (n) (%) Total 100 100,0
Menstruasi
(hari)
<21 11 11,0 Menurut data tabel 6 menunjukan
21-35 83 83,0 mayoritas responden mempunyai keluarga
>35 6 6,0 dengan dismenore primer yaitu 59
Total 100 100,0 responden (59%).
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tingkat Aktivitas
Menurut data tabel 3 menunjukan Fisik
mayoritas responden mengalami
Aktivitas (n) (%)
mengalami siklus menstruasi normal yaitu Fisik
21-35 hari dengan jumlah 83 responden
(83%). Rendah 43 43,0
Sedang 35 35,0
Tinggi 22 22,0
Total 100 100,0

Aesculapius Medical Journal | Vol. 3 No. 3 | Oktober | 2023 Hal. 331


Hubungan Aktivitas Fisik dengan Keluhan Dismenore Primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Warmadewa

Menurut data tabel 7 menunjukkan Tabel 9. Distribusi Frekuensi Tingkat Keparahan


mayoritas responden mengalami tingkat Nyeri
aktivitas fisik rendah sebanyak 43 Tingkat (n) (%)
responden (43%). Keparahan
Nyeri
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Dismenore Primer Tidak Nyeri 25 25,0
Dismenore (n) (%) Ringan 10 10,0
Iya 75 75,0 Sedang 47 47,0
Tidak 25 25,0 Berat 18 18,0
Total 100 100,0 Total 100 100,0

Menurut data tabel 8 menunjukkan Menurut data tabel 9 menunjukan


mayoritas responden mengalami dismenore mayoritas responden mengalami
primer sebanyak 75 responden (75%). mengalami nyeri sedang sebanyak 47
responden (47%).

Hasil Analisis Bivariat


Tabel 10. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Dismenore Primer

Dismenore Primer Total


Variabel

Ya Tidak p-
Tingkat Aktivitas Value
Fisik
Rendah 40 40,0 3 3,0 43 43,0
Sedang 33 33,0 2 2,0 35 35,0 0,000
Tinggi 2 2,0 20 20,0 22 22,0
Total 75 75,0 25 25,0 100 100,0

Dari tabel 10 terlihat bahwa hasil dengan dismenore primer p<0,001. Hal ini
tabulasi silang didapatkan hasil 43 menunjukkan H0 ditolak dan Ha
responden (43%) dengan tingkat aktivitas diterima sehingga terdapat hubungan
fisik rendah sebanyak 40 responden (40%) antara aktivitas fisik dengan keluhan
mengalami dismenore primer dan 3 dismenore primer pada mahasiswi FKIK
responden (3%) tidak mengalami Universitas Warmadewa.
dismenore primer. Diperoleh 35 responden
(35%) dengan tingkat aktivitas fisik sedang PEMBAHASAN
dengan 33 responden (33%) mengalami Karakteristik Responden
dismenore primer dan 2 responden tidak Menurut data hasil penelitian bahwa
mengalami dismenore primer. Sementara mayoritas berusia 18 tahun sebanyak 30
itu 22 responden (22%) dengan tingkat responden (30%), usia menarche pada usia
aktivitas fisik tinggi sebanyak 2 responden ≥12 tahun sebanyak 96 responden (96%),
(2%) mengalami dismenore primer dan siklus menstruasi selama 21-35 hari
(20%) tidak mengalami dismenore primer. sebanyak 83 responden (83%), lama
Hasil uji independesi chi-square menstruasi 3-7 hari sebanyak 81 responden
menunjukan bahwa terdapat hubungan (81%), responden dengan status gizi
yang bermakna antara aktivitas fisik normal sebanyak 61 responden (61%), dan

Aesculapius Medical Journal | Vol. 3 No. 3 | Oktober | 2023 Hal. 332


Hubungan Aktivitas Fisik dengan Keluhan Dismenore Primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Warmadewa

59 responden (59%) memiliki riwayat disebabkan akibat dari adanya


keluarga mengalami dismenore. vasokonstriksi dan kontraksi uterus yang
disebabkan oleh pengeluaran prostaglandin
Aktivitas Fisik dan leukotrin yang disebabkan oleh adanya
Berbagai jenis gerakan fisik yang penurunan progesteron. Penurunan
menyebabkan terjadi keluarnya energi progesteron menyebabkan terjadinya
dalam tubuh disebut aktivitas fisik. pembentukan asam arachidonat yng
Beberapa contoh yang termasuk aktivitas kemudian menghasilkan enzim
fisik misalnya mengerjakan pekerjaan cyclooxygenase atau 5-lopoxygenasi yang
rumag tangga, bekerja, dan aktivitas pada akhirnya menghasilkan dari
lainnya.(12) Aktivitas fisik menghasilkan prostaglandin, dan leukotriene.(16)
hormon endorfin. Tubuh memproduksi Berdasarkan analisis univariat
hormon endorfin yang merupakan didapatkan sebanyak 75 responden (75%)
neuropeptide yang berfungsi sebagai obat dari total 100 responden mengalami
penenang. Empat sampai lima kali kadar β- dismenore primer, sedangkan tidak
endorfin mengalami peningkatan dalam mengalami sebanyak 25 responden (25%).
darah saat melakukan aktivitas fisik.(13) Didukung oleh penelitian yang dilakukan
Penelitian ini mendapatkan hasil pada FK Universitas Islam Al Azhar
mayoritas memiliki tingkat aktivitas fisik Mataram, mendapatkan hasil 105 orang
ringan sebanyak 43 responden (43%) (78,9%) pernah mengalami dismenore
sedangkan intensitas sedang sebanyak 35 primer sementara 28 responden (21,1%)
responden (35%) dan intensitas tinggi tidak pernah mengalami dismenore primer
(17),
sebanyak 22 responden (22%). Sejalan serta penelitian pada mahasiswi
dengan penelitian sebelumnya yang kebidanan FK Universitas Brawijaya
memperoleh 60% mahasiswa kedokteran mendapatkan 88% mengalami dismenore.
(2)
melakukan tingkat aktivitas fisik rendah
dan 35,56% intensitas sedang dan 4,44% Ditinjau dari tingkat keparahannya,
memiliki aktivitas fisik tinggi.(10) Penelitian sebagian besar mahasiswi FKIK
lain mendapatkan hasil yang sejalan yaitu Universitas Warmadewa mengalami nyeri
tingkat aktivitas rendah, sedang, tinggi sedang sebanyak 47 responden (47%)
yang masing-masing berjumlah 52 orang sedangkan nyeri dengan intensitas berat
(72%), 18 orang (25%), 2 orang (28%).(14) sebanyak 18 responden (18%) dan nyeri
Berdasarkan data WHO tahun 2019 ringan sebanyak 10 responden (10%).
menyebutkan remaja di dunia tidak Didukung oleg penelitian yang dilakukan
melakukan aktivitas fisik secara cukup pada FK UPN “Veteran” Jakarta dan FK
disebabkan karena kesibukan remaja serta Universitas Islam Bandung mayoritas
wawasan yang kurang mengenai manfaat mengalami dismenore sedang dengan
melakukan aktivitas fisik. Hasil penelitian presentase masing-masing 55,7% dan
pada mahasiswa tahun kedua FK 52%.(1)(18) Penelitian lain menyatakan
Universitas Tanjungpura didapatkan hasil prevalensi dismenore tertinggi dialami
tingkat aktivitas fisik mayoritas oleh mahasiswi dengan persentase
mahasiswa dengan intensitas rendah yaitu sebagian besar mengalami nyeri sedang
sebanyak 61,3%.(15) sebanyak 36,6%.(1) Penelitian yang
dilakukan oleh Tsamara et al., tahun 2020
Dismenore Primer diperoleh mayoritas responden
Dismenore primer adalah salah satu mengalami tingkat nyeri sedang dengan
masalah kesehatan ginekologi yang presentase 38,2%.(19) Tingkat nyeri
dialami perempuan saat menstruasi. menstruasi setiap orang bersifat subjektif
Beberapa teori mencoba mengidentifikasi hal ini dipengaruhi oleh faktor lain yang
penyebab dismenore primer, timbulnya memengaruhi persepsi orang terhadap
rasa nyeri dari dismenore primer nyeri dan respon terhadap nyeri yang

Aesculapius Medical Journal | Vol. 3 No. 3 | Oktober | 2023 Hal. 333


Hubungan Aktivitas Fisik dengan Keluhan Dismenore Primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Warmadewa

dialami.(20) Menurut penelitian sebelumnya fisik yang kurang mengakibatkan


disebutkan dari total sepuluh mahasiswi penurunan aliran darah dan oksigen
sebanyak delapan diantaranya mengalami sehingga terjadi penurunan aliran darah
keluhan dismenore primer, dan sejumlah dari uterus serta penurunan sirkulasi
enam dari delapan mahasiswi tersebut oksigen dan kemudian menimbulkan nyeri.
(24)
merasakan beberapa efek dari keluhan ini Penelitian lain menyebutkan aktivitas
yang memengaruhi aktivitas belajar dan fisik meningkatkan produksi endorfin yang
bahkan menyebabkan turunnya dari indeks merupakan bermanfaat mengurangi tingkat
prestasi kumulatif. Berdasarkan teori dan keparahan nyeri.(8) Aktivitas fisik yang
penelitian sebelumnya, hasil penelitian ini kurang mengakibatkan dari sirkulasi darah
selaras karena mayoritas responden dan oksigen mengalami penurunan
mengalami dismenore primer dengan sehingga menimbulkan rasa nyeri.(24)
intensitas nyeri sedang.(21) Tingkat aktivitas fisik sedang dapat
memengaruhi dismenore primer karena
Hubungan Aktivitas Fisik dengan terjadi peningkatan endorfin yang
Keluhan Dismenore Primer merupakan penghilang nyeri alami,
Nilai p-value penelitian ini yaitu memperlancar aliran darah dan membantu
<0,05 yang berarti aktivitas fisik memiliki menurunkan ketegangan otot-otot pada
hubungan dengan keluhan dismenore perut sehingga dapat menurunnya rasa
primer. Sesuai penelitian mahasiswi FK nyeri menstruasi saat menstruasi.(25)
Universitas Pembangunan Nasional Jakarta
yang mendapatkan bahwa responden yang Keterbatasan Penelitian
melakukan aktivitas fisik rendah Keterbatasan penelitian ini meliputi
cenderung lebih berisiko mengalami penggunaan kuisioner IPAQ
keluhan dismenore primer yang lebih (International Physical Activity
berat.(1) Sejalan dengan penelitian Quitioner) keterbatasan dalam
mahasiswi di Bogor mendapatkan nilai penggunaan instrumen ini adalah data
odd rasio yaitu 12,10 yang artinya yang didapat bergantung pada ingatan
mahasiswi yang melakukan aktivitas fisik responden mengenai aktivitas fisik selama
yang kurang berkemungkinan 12,10 kali satu minggu terakhir; penelitian ini hanya
mengalami dismenore primer menelusuri adanya variabel perancu, faktor
dibandingkan dengan mahasiswi yang predisposisi lain yang memengaruhi
memiliki aktivitas fisik cukup.(22) dismenore primer tidak ditelusuri seperti
Penelitian lainnya mendapatkan terdapat kualitas tidur, dan stress.
hubungan negatif yang menunjukkan
semakin berat intensitas nyeri yang SIMPULAN
dirasakan, semakin rendah tingkat aktivitas Berdasarkan hasil penelitian terhadap
fisik yang dilakukan. (2) 100 orang mahasiswi FKIK Universitas
Terdapat beberapa teori yang Warmadewa, dapat ditarik kesimpulan
menghubungkan aktivitas fisik dengan aktivitas fisik memiliki hubungan yang
keluhan dismenore primer. Pada penelitian dengan keluhan dismenore primer. 75%
sebelumnya disebutkan faktor paling responden mengalami dismenore primer
dominan yang menyebabkan dismenore dengan mayoritas mengalami tingkat nyeri
primer adalah aktivitas fisik, 8,8 kali sedang 47%. Mayoritas responden
responden dengan aktivitas fisik rendah memiliki intensitas aktivitas fisik ringan
memiliki risiko mengalami keluhan yaitu sebanyak 43% responden.
dismenore dibandingkan yang melakukan Bagi peneliti berikutnya, perlunya
aktivitas fisik sedang maupun tinggi.(23) dilakukan penyempurnaan dalam
Perempuan yang konsisten dalam pengukuran aktivitas fisik untuk
melakukan aktivitas fisik dapat menekan meningkatkan keakuratan data serta
angka dari prevalensi dismenore, aktivitas melakukan penelitian faktor-faktor yang

Aesculapius Medical Journal | Vol. 3 No. 3 | Oktober | 2023 Hal. 334


Hubungan Aktivitas Fisik dengan Keluhan Dismenore Primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Warmadewa

predisposisi lain yang dapat memengaruhi Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran


dismenore primer salah satunya Universitas Lampung. Majority.
konsentrasi belajar. 2018;7(2):164–70.
7. Hikma YA, Yunus M, Hapsari A.
UCAPAN TERIMA KASIH Hubungan Siklus Menstruasi,
Peneliti mengucapkan terimakasih Kualitas Tidur, dan Status Gizi,
pada semua pihak yang memberikan Terhadap Dismenore Primer pada
bantuan selama penelitian sehingga dapat Remaja Putri. Sport Sci Heal. 2021;3
berjalan baik (8):630–41.
8. Motahari-Tabari N, Shirvani MA,
DAFTAR PUSTAKA Alipour A. Comparison of the effect
1. Lestari DR, Citrawati M, Hardini N. of stretching exercises and
Hubungan Aktivitas Fisik dan mefenamic acid on the reduction of
Kualitas Tidur dengan Dismenorea pain and menstruation characteristics
pada Mahasiswi FK UPN “Veteran” in primary dysmenorrhea: A
Jakarta. Maj Kedokt Andalas. randomized clinical trial. Oman Med
2018;41(2):48. J. 2017;32(1):47–53.
2. Wati LR, Prastiwi F, Arifiandi MD. 9. Taufiq R. Aktivitas fisik. Psikol
Hubungan Aktifitas Fisik dengan Perkemb. 2019;(October 2013):1–
Derajat Dysmenorrhea Primer pada 224.
Remaja. J issues midwifery 10. Riskawati YK, Prabowo ED, Rasyid
[Internet]. 2017;1-. Tersedia pada: H Al. Tingkat Aktivitas Fisik
http://www.diabetes.dk/diabetes-2/ Mahasiswa Program Studi
fakta-om-diabetes-2/om-diabetes-2/ Pendidikan Dokter Tahun Kedua,
aarsager.aspx Ketiga, Keempat. 2018;5(1):26–32.
3. Nining Tunggal Sri Sunarti, 11. Yanti I, Marlina R. Pengaruh Stres,
Winarsih. Webinar tentang Status Gizi Dan Aktivitas Fisik
Peningkatan Pengetahuan Remaja Terhadap Kejadian Dismenore
Putri Dalam Mengatasi Dismenore di Primer Pada Remaja Puteri. 2018;3
Masa Pandemi COVID-19. (2):72–80. Tersedia pada: https://
JAbdimas Community Heal. 2021;2 journal.unsika.ac.id/index.php/HSG/
(2):43–9. article/view/1563
4. Afriany A. Gender dan Tingkat 12. Bakhri K, Wijayanti T. Literature
Nyeri Dismenore: Apakah Review : Hubungan Aktivitas Fisik
Dukungan Sosial dan Kecemasan dengan Siklus Menstruasi pada
Ikut Berpengaruh? J Stud Gend dan Mahasiswi. 2021;3:405–13.
Anak [Internet]. 2019;12(2):664–71. 13. Monica R, Nasution N. Pengaruh
Tersedia pada: https:// Latihan Fisik Intensitas Ringan dan
www.jurnal.iain-bone.ac.id/ Sedang terhadap Perubahan Kadar
index.php/annisa/article/view/664 Hormon Beta – Endorphin Mencit
5. Larasati N, Simanungkalit SF, (Mus Musculus L .) Hamil. Biomed
Puspareni NLD. Faktor-Faktor Yang J Indones. 2017;3(2):91–8.
Berhubungan Dengan Kejadian 14. Komang N, Hastiko S, Suryanditha
Menarche Dini Pada Siswi Smp PA. Hubungan Tingkat Aktivitas
Setia Negara Depok Tahun 2018. Fisik dan Indeks Massa Tubuh
Med Respati J Ilm Kesehat. 2019;14 Terhadap Daya Tahan
(2):143. Kardiorespirasi pada Mahasiswa
6. Simbolon P, Sukohar A, Ariwibowo Fakultas Kedokteran dan Ilmu
C, Susianti. Hubungan Indeks Massa Kesehatan Universitas Warmadewa.
Tubuh Dengan Lama Siklus 2022;2(3):143–9.
Menstruasi Pada Mahasiswi 15. Amana DR, Wilson W, Hermawati

Aesculapius Medical Journal | Vol. 3 No. 3 | Oktober | 2023 Hal. 335


Hubungan Aktivitas Fisik dengan Keluhan Dismenore Primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Warmadewa

E. Hubungan tingkat aktivitas fisik Tanjungpura. J Nas Ilmu Kesehat.


dengan tingkat depresi pada 2020;2(3):130–40.
mahasiswa tahun kedua Program 20. Suri SI, Nofitri MD. Pengaruh
Studi Kedokteran Fakultas Minuman Kunyit Terhadap
Kedokteran Universitas Penurunan Tingkat Nyeri Menstruasi
Tanjungpura. J Cerebellum. 2021;6 Pada Remaja Putri Kelas 1 Di
(4):94. Pondok Pesantren Nurul Yaqin
16. Bustamam N, Fauziah C, Bahar M. Pakandangan Kecamatan 6
PENGARUH MADU TERHADAP Lingkung Kabupaten Padang
TINGKAT NYERI DISMENORE Pariaman Tahun 2014. J Pengabdi
DAN KUALITAS HIDUP Kpd Masy [Internet]. 2018;23
MAHASISWI FAKULTAS (4):415. Tersedia pada: http://
KEDOKTERAN UNIVERSITAS ejournal.stikesyarsi.ac.id/index.php/
PEMBANGUNAN NASIONAL JAV1N1/article/view/44%5Cnhttp://
VETERAN JAKARTA The. ejournal.stikesyarsi.ac.id/index.php/
2021;12(1):39–50. Tersedia pada: JAV1N1/article/download/44/135%
https:// 0Ahttps://jurnal.unimed.ac.id/2012/
ejournal2.litbang.kemkes.go.id/ index.php/jpkm/article/view/8938
index.php/kespro/article/ 21. Putra MEP, Pramitaresthi IGA,
view/3914/2400 Yanti NPED. Hubungan Dismenore
17. Fasya A, Arjita IPD, Pratiwi MRA, Primer Dengan Prestasi Belajar
... Hubungan Aktivitas Fisik dan Mahasiswi Program Studi Ilmu
Tingkat Stres dengan Kejadian Komunikasi Fisip Unud. Coping
Dismenorea Primer pada Mahasiswi Community Publ Nurs. 2020;8
Fakultas Kedokteran. J Ilm Permas (3):224.
… [Internet]. 2022;12:511–26. 22. Aprilia TA, Prastia TN, Nasution
Tersedia pada: http:// AS. Hubungan Aktivitas Fisik ,
journal2.stikeskendal.ac.id/ Status Gizi Dan Tingkat Stres
index.php/PSKM/article/view/367% Dengan Kejadian Dismenore Pada
0Ahttps:// Mahasiswa di Kota Bogor. J Mhs
journal2.stikeskendal.ac.id/ Kesehat Masy. 2022;5(3):296–309.
index.php/PSKM/article/ 23. Resmiati R. Aktivitas Fisik,
download/367/268 Magnesium, Status Gizi, Dan
18. Yusuf RD, Irasanti SN, Ferri AFM, Riwayat Alergi Sebagai Faktor
Ibnusantosa RG, Sukarya WS. Determinan Dismenore. J Endur.
Hubungan Kualitas Tidur dengan 2020;5(1):79.
Kejadian Dismenore Primer pada 24. Wibawati FH. Hubungan Aktivitas
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Fisik dengan Kejadian Dismenore
Universitas Islam Bandung Relation Pada Siswi di SMK Kesehatan Pelita
Between Sleep Quality and Primarry Kabupaten Bogor. J Ilm Wijaya
Dysmenorrhea on Medical Students [Internet]. 2021;13(2):1–10.
of Bandung Islamic University. J Tersedia pada:
Integr Kesehat Sains. 2019;1 www.jurnalwijaya.com
(20):134–8. 25. Eliska Br Gurusinga S, Bertilova
19. Tsamara G, Raharjo W, Putri EA. Carmelita A, Rahman Jabal A,
Hubungan Gaya Hidup Dengan Mutiasari D, Frethernety A.
Kejadian Dismenore Primer Pada Literature Review : Hubungan
Mahasiswi Program Studi Aktivitas Fisik Dengan Dismenore
Pendidikan Dokter Fakultas Primer Pada Remaja. J Kedokt Univ
Kedokteran Universitas Palangka Raya. 2021;9(1):1266–74.

Aesculapius Medical Journal | Vol. 3 No. 3 | Oktober | 2023 Hal. 336

Anda mungkin juga menyukai