Email: rsemanuelklampok@gmail.com
Web: rsemanuel.com
PEDOMAN PELAYANAN
INSTALASI RADIOLOGI
Rumah Sakit Emanuel
LEMBAR PENGESAHAN
NO DOKUMEN : 0200A/RSE.SK/MJM/XII/17
TANDA TANGAN
PENANGGUNG JAWAB NAMA LENGKAP
DOKUMEN
PENGELOLA DOKUMEN
Tatap Lasmaria A.Sitoroes
AKREDITASI
WAKIL DIREKTUR
Dra. Yasinta MSE, Apt, M.M
PENUNJANG MEDIS
DIREKTUR
dr. Samuel Zacharias, Sp.B, MM
RS EMANUEL
SURAT PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karean atas kasih-
Nya maka Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi ini dapat diselesaikan sesuai dengan
kebutuhan Pelayanan di Rumah Sakit Emanuel.
Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi ini disusun sebagai upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Emanuel dan sebagai acuan
pelayanan di unit kerja minimal dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sekali.
Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan maka diperlukan suatu pedoman yang
dapat dijadikan acuan bagi unit kerja yang bersangkutan dan semua sumber daya manusia
(pemberi layanan) yang tekait dalam melaksanakan pelayanan di Rumah Sakit Emanuel
sesuai dengan gugus tugas, fungsi dan standar pelayanan yang benar.
Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi disusun dan dibuat dengan mengacu
kepada standar pembuatan Pedoman Pelayanan yang telah ditetapkan oleh Manajemen
Rumah Sakit Emanuel.
Pedoman ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila
ditemukan hal-hal yang tidak sesuai lagi dengan kondisi Rumah Sakit Emanuel
Pedoman ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila
ditemukan hal-hal yang tidak sesuai lagi dengan kondisi Rumah Sakit Emanuel.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada tim yang dengan segala upayanya telah berhasil menyusun Pedoman Pelayanan
Instalasi Radiologi yang merupakan hasil kerja sama yang baik dari semua pihak yang
telah terlibat di dalamnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RS EMANUEL ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
SURAT PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vi
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II STANDAR KETENAGAAN 7
BAB III STANDAR FASILITAS 15
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN 19
BAB V LOGISTIK 27
BAB VI KESELAMATAN PASIEN 31
BAB VII KESELAMATAN KERJA 34
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU 39
BAB IX DAFTAR WAKTU PEMERIKSAAN RADIOLOGI 43
BAB X PENUTUP 46
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan radiologi sebagai bagian yang terintergrasi dari pelayanan
kesehatan secara menyeluruh merupakan bagian dari amanat UUD 1945 dimana
kesehatan adalah hak fundamental setiap rakyat dan amanat UU No 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan. Bertolak dari hal tersebut serta makin meningkatnya kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, maka pelayanan radiologi sudah
selayaknya memberikan pelayanan yang berkualitas.
Penyelenggaraan pelayanan radiologi umumnya dan radiologi diagnostik
khususnya telah dilaksanakan di berbagai sarana pelayanan kesehatan, mulai dari
sarana pelayanan kesehatan sederhana, seperti puskesmas dan klinik-klinik swasta,
maupun sarana pelayanan kesehatan yang berskala besar seperti rumah sakit kelas A.
Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi dewasa
ini telah memungkinkan berbagai penyakit dapat dideteksi dengan menggunakan
fasilitas radiologi diagnostik yaitu pelayanan yang menggunakan radiasi pengion
dan non pengion. Dengan berkembangnya waktu, radiologi diagnostik juga telah
mengalami kemajuan yang cukup pesat, baik dari peralatan maupun metodanya.
B. Tujuan
Tujuan umum : mewujudkan pemerataan pelayanan radiologi yang prima, bermutu,
dan aman
Tujuan khusus:
1. Tercapainya kebutuhan standar minimal tenaga profesional di bidang radiologi
2. Terpenuhinya sarana dan prasarana pelayanan radiologi sesuai standar yang
berlaku
3. Tercapainya penyelenggaraan pelayanan radiologi yang sesuai dengan standar
akreditasi
Seperti ijin operasional alat dan masalah penanganan proteksi radiasi
D. Batasan Operasional
1. Radiologi
Radiologi adalah merupakan cabang dari ilmu kedokteran yang menggunakan
energi radiasi pengion dan bentuk energi lainnya (non pengion) dalam bidang
diagnostik imajing, yang meliputi energi pengion yang dihasilkan oleh generator
seperti sinar-X serta energi lain (non pengion) seperti Ultrasonografi.
2. Radiodiagnostik Imaging
Radiodiagnostik imaging adalah cabang dari Ilmu Radiologi dalam bidang
diagnostik yang menggunakan alat-alat yang memancarkan energi radiasi pengion
maupun non pengion yang dihasilkan oleh generator yang menghasilkan citra
(image) dari morfologi tubuh manusia dan faal tubuh manusia untuk diagnosis
medis
3. Pelayanan Radiologi Sederhana (konvensional)
Adalah pelayanan penunjang untuk diagnostik dengan menggunakan peralatan
radiologi sederhana yang meliputi pemeriksaan radiologi dasar /non kontras
(Thorak, ekstremitas, abdomen dll)
4. Standar Pelayanan Radiologi
Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat atau kelas rumah sakit dan
sarana pelayanan kesehatan lainnya yang menyelenggarakan pelayanan radiologi
5. Pesawat X-ray sederhana
Adalah peralatan radiodiagnostik sederhana yang meliputi radiografi dan
flouroskopi
17. Kaset
Adalah Alat yang digunakan untuk menyimpan data hasil penyinaran x ray
terhadap organ tubuh yang nantinya diolah oleh komputer dijadikan sebuah
gambar organ
18. Computer Radiografi (CR)
Adalah alat untuk prosesing data yang tersimpan pada kaset untuk dijadikan
gambar organ tubuh yang diperiksa dengan bantuan komputer dan software
19. Pemeriksaan khusus dengan media kontras
Adalah pemeriksaan baik rontgen maupun CT Scan yang menggunakan media
kontras antara lain IVP, Colon In Loop, Cystografi, uretrografi, CT abdomen, CT
Thorak dll
20. Proyeksi
Adalah Bagian dari tehnik pemeriksaan yang memerlukan penempatan posisi dan
arah sinar tertentu untuk mendapatkan gambar obyek yang baik antara lain AP
(Antero posterior), Lateral, Oblique , LLD dll.
21. Instruksi kerja
Adalah pedoman langkah-langkah kerja teknis di radiologi
E. Landasan Hukum
1. Keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang standar pelayanan radiologi
diagnostik di sarana pelayanan kesehatan.
Menimbang :
a. Bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran
telah banyak memberikan manfaat dalam membantu pengobatan yaitu salah
satunya melalui penggunaan radiologi diagnostik yang dapat mendeteksi
berbagai jenis penyakit.
b. bahwa penggunaan radiologi diagnostik yang tidak sesuai dengan prinsip
dasar keselamatan radiasi dapat membahayakan kesehatan pasien, tenaga
kesehatan, maupun masyarakat di sekitarnya.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Kebutuhan Ketenagaan
Rata-rata kunjungan pasien radiologi 30 orang perhari dan 5 fasilitas peralatan
radiologi serta distribusi pasien shift pagi 40% shift sore 40% shift malam 20%, dapat
dihitung kebutuhan tenaga sebagai berikut :
STANDAR
KUALIFIKASI SDM SEKARANG KEKURANGAN
KEBUTUHAN
C. Distribusi Ketenagaan
Dengan jumlah tenaga 1 orang Dokter Radiologi, 4 orang Radiografer dan 3
orang tenaga Administrasi , untuk meningkatkan efisiensi tenaga maka dilakukan
distribusi tenaga sebagai berikut :
NO NAMA PENDIDIKAN DISTRIBUSI JABATAN
1 Dr. Markus B.R, Spesialis Radiologi Dokter pelaksana part time
2 Dr. Yoan Budiman Spesialis Radiologi Kepala Instalasi
Dokter pelaksana full time
3 Sakino DIV Teknik Pelaksana CT dan RO
Radiologi PJ CT Scan dan IT
D. Pengaturan Jaga
NO SHIFT JAGA PETUGAS WAKTU
1 Pagi 1 radiografer 07.00-13.00
1 administrasi 07.00-14.00
2 Sore 1 radiografer 13.00-19.00
1 administrasi 13.00-20.00
3 Infal 1 radiografer Saat jam sibuk
Menyesuaikan sisa
jam kerja
4 Malam 1 radiografer 19.00-07.00
Keterangan :
Dokter Markus BR, SpRad, sebagai dokter part time, hanya melayani pembacaan
radiograf/ekspertisi yang dikirim melalui online.
Ada petugas infal yang masuk pada saat jam sibuk dengan lama jam kerja
menyesuaikan sisa jam kerja.
E. Pembinaan
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
1,0 m 2,65 m 2,5 m 4,0 m
RUANG KONTROL
DAN RUANG
2,3 m
CR
RUANG USG 5,3 m
H
WC RUANG
X-RAY I A
5,5 m L RUANG
PENDAFTARAN
L 4,5 m
RADIOLOGI
KM
2,5 m GANTI RUANG TUNGGU
2,6 m
RADIOLOGI
1,6 m KAMAR
KAMAR
GANTI GANTI
1,0 m
RUANG X-RAY RUANG
RUANG KAMAR KONTROL
2,0 m KONTROL I GELAP RUANG CT SCAN CT
6,70 m
1,6 m 2,7 m
4,0 m
RUANG 1,0 m
U KEPALA RUANG
RAPAT
3,5 m INSTALASI
RADIOLOGI KAMAR
WC JAGA 2,25 m
RUANG X-RAY
II
Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi 15
Rumah Sakit Emanuel
KM
Rumah Sakit Emanuel
B. Fasilitas Ruangan
NO RUANGAN JUMLAH
1. Ruang Radiologi Konvensional 2
2. Ruang CT Scan 1
3. Ruang Ekspertisi dan Ultrasonografi 1
4. Ruang Pendaftaran dan Arsip 1
5. Ruang CR 1
6. Ruang Kepala Instalasi 1
7. Ruang Tunggu 1
8. Ruang Ganti Pasien 3
9. Ruang Jaga 1
10. Ruang Rapat 1
11. Kamar mandi petugas 1
12. Kamar mandi pasien 1
13. Gudang 1
C. Fasilitas Peralatan
NO ALAT JUMLAH
1 USG Logic P7 1
2 CT Scan GE® Brightspeed 8 1
3 Rontgen Toshiba® Winmind 1
®
4 Rontgen Hitachi 1
5 Rontgen Belmont® 1
CR (Computer Radiografi)
6 1
Kodak®
7 Dry View Kodak® 2
8 Work Station Kodak® 2
F. Peralatan Kantor
NO PERALATAN KANTOR JUMLAH
1 Meja kerja 4
2 Kursi 8
3 Kursi tunggu 2 set
4 Lemari 3 laci 1
5 Lemari kaca 2
6 Filling cabinet 1
7 Telpon 2
8 AC 9
10 Jam Dinding 2
11 Komputer 3 set
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Tata cara penerimaan pasien yang akan berobat ke poliklinik ataupun yang akan
dirawat adalah sebagian dari sistem prosedur pelayanan RS Emanuel. Dapat dikatakan
bahwa disinilah pelayanan pertama kali yang diterima oleh seorang pasien saat tiba di
rumah sakit, maka tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa di dalam tata cara
penerimaan inilah seorang pasien mendapatkan kesan baik ataupun tidak baik dari
pelayanan rumah sakit. Tata cara melayani pasien dapat dinilai baik bilamana
dilaksanakan oleh petugas dengan sikap yang ramah, sopan, tertib dan penuh tanggung
jawab.
Dilihat dari segi pelayanan di rumah sakit, pasien yang datang dapat dibedakan menjadi :
1. Pasien baru : adalah pasien yang baru pertama kali datang ke RS untuk keperluan
berobat.
2. Pasien lama : adalah pasien yang pernah datang sebelumnya ke RS untuk keperluan
berobat.
Kedatangan pasien ke RS dapat terjadi karena :
1. Dikirim oleh dokter praktek di luar RS
2. Dikirim oleh Rumah Sakit lain, Puskesmas, atau jenis pelayanan kesehatan lainnya.
3. Datang atas kemauan sendiri.
A. Pendaftaran
1. Pasien datang dari Rawat jalan, Rawat inap dan IGD
2. Perawat / petugas pendaftaran menyerahkan surat permintaan pemeriksaan
radiologi beserta kartu periksa / kartu opname pasien kepada petugas radiologi.
3. Petugas administrasi melakukan registrasi ke dalam buku register
B. Jenis Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Rutin ( Non Kontras )
1 Kepala 7 Gigi 13 Vert. Thorakal
2 SPN 8 Abdomen 14 Vert. Lumbal
3 Mastoid 9 Thorak 15 Coxygeus
4 Mandibulla 10 Pelvis 16 Extremitas atas
5 Maxilla 11 Vert. Cervikal 17 Thorak
6 BNO 12 Babygram 18 CT Scan polos
C. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Radiologi rutin ( Tanpa kontras )
a. Petugas radiologi membaca formulir pemeriksaan untuk kros cek identitas
dan jenis pemeriksaan
b. Pasien ganti baju dan melepas benda logam pada tempat yang akan
diperiksa.
c. Mempersiapkan peralatan radiologi.
d. Menejelaskan prosedur pemeriksaan dengan singkat kepada pasien.
e. Penunggu disuruh keluar ruang pemeriksaan, jika diperlukan untuk
membantu harus memakai apron.
b. Jika dalam kondisi Cyto (segera) / libur lebih dari 1 hari untuk ekspertisi CT
Scan, dilakukan dengan mengantar dalam bentuk CD, dan ekspertisi dikirim
melalui online.
c. Untuk pelayanan USG pada kasus cyto dapat di delegasikan pada dokter yang
berkompeten dalam tindakan Ultrasonografi.
3. Dokumen ekspertisi disediakan rangkap 3 yaitu untuk arsip radiologi,arsip rekam
medis dan untuk pasien dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Rontgen : lembar warna putih untuk rekam medis, warna merah untuk
pasien dan warna kuning untuk arsip radiologi
b. USG : 2 lembar warna putih untuk rekam medis dan untuk pasien, warna
hijau untuk arsip radiologi
c. CT Scan : lembar warna putih untuk rekam medis, warna merah untuk
pasien dan warna biru untuk arsip radiologi
2. Rawat Inap
a. Hasil radiograf, USG dan bacaan akan diambil oleh petugas rawat inap setelah
di baca dokter radiologi.
BAB V
LOGISTIK
PJ PELAYANAN
PELAKSANA FARMASI
/KA. PELAKSANA
9 Spuit 1 cc 20
10 Jarum no 19 20
11 Jarum no 22 10
12 Abbocath no 14 4
13 Abbocath no 20 4
14 DC no 18 1
15 DC no 20 1
16 Alkohol 70 % dan 96 % @1 ltr
17 Aquades 25 cc 10
18 Leukomed 30
19 Surflow no 18 dan no 20 @4
20 Hanscun Disposible 4
21 Hanschun steril ( M ) 5
22 Plester besar 4
23 Masker 4
24 Film CR kecil 1
25 Film CR besar 1
26 Film CT Scan 1
27 Film Dental 2
28 USG Jelly 1
29 USG papper 2
30 Hypavic 5x5 2
31 Nasal O2 Dewasa dan anak @3
PELAKSANA PJ PELAYANAN
LOGISTIK
/KA. PELAKSANA
C. Perencanaan
Perencanaan kebutuhan dilakukan tiap tahun dengan dasar pengajuannya adalah
jumlah pemakaian tahun ini ditambah 10%
D. Permintaan
Permintaan dilakukan secara periodik / sesuai kebutuhan ke bagian farmasi atau
bagian logistic ( sesuai barang yang diminta ). Apabila ada kebutuhan mendesak dan
stock barang kosong, permintaan dapat dilakukan sewaktu-waktu pada jam kerja.
E. Penyimpanan
Penyimpanan barang diletakkan pada tempat yang sudah ditentukan baik di almari
kaca maupun di gudang.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Saat ini isu penting dan global dalam Pelayanan Kesehatan adalah Keselamatan
Pasien (Patient Safety). Keselamatan pasien adalah suatu disiplin baru dalam pelayanan
kesehatan yang mengutamakan pelaporan, analisis, dan pencegahan medical error yang
sering menimbulkan Kejadian Tak Diharapkan (KTD) dalam pelayanan kesehatan.
Keselamatan Pasien sebagai Isu Hukum, diatur dalam:
1. Pasal 53 (3) UU No.36/2009 “Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus mendahulukan
keselamatan nyawa pasien.”
2. Pasal 32 UU No.44/2009 “Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan
dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit.
3. Pasal 58 UU No.36/2009
a. “Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan,
dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan
atau kelalaian dalam Pelkes yang diterimanya.”
b. “…..tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan
nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.”
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat digolongkan
pada tiga kelompok, yaitu :
1. Kondisi dan lingkungan kerja
2. Kesadaran dan kualitas pekerja, dan
3. Peranan dan kualitas manajemen
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dapat terjadi bila :
1. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus;
2. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi;
3. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas
atau terlalu dingin.
4. Tidak tersedia alat-alat pengaman.
5. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dll.
2. Pengoperasian alat
a. Alat yang menggunakan listrik dipasang grounding
b. Disediakan panduan operasional alat (prosedur manual)
5. Pengawasan
a. Evaluasi SDM berdasarkan hasil kerja
b. Evaluasi pelaksanaan pemeriksaan melalui SPO
c. Evaluasi program pemeliharaan alat
C. Proteksi Radiasi
Dalam proses Pelayanan di Instalasi Radiologi banyak memanfaatkan sumber
radiasi (radiasi pengion) yang mempunyai efek / resiko bahaya radiasi baik terhadap
petugas, pasien maupun lingkungan. Untuk meminimalkan bahaya yang ditimbulkan
karena radiasi diperlukan tindakan pengamanan yang sesuai dengan kaidah proteksi
radiasi yaitu :
1. Bangunan / ruangan
Ruangan X-Ray dan CT Scan didesain dengan menggunakan lapisan timbal (Pb)
sesuai dengan persyaratan Depkes RI untuk menghindari paparan radiasi.
2. Proteksi bagi petugas
a. Menggunakan alat pelindung radiasi pada saat melakukan pemeriksaan yang
berhubungan langsung dengan radiasi.
b. Berlindung dibalik tabir / sekat pelindung radiasi pada saat melakukan eksposi.
c. Menggunakan alat deteksi radiasi / TLD untuk monitoring radiasi
3. Proteksi bagi pasien
a. Mengatur luas kolimasi sesuai obyek yang diperiksa saja.
b. Menggunakan faktor eksposi sesuai kebutuhan
c. Menggunakan pelindung radiasi ( wanita hamil )
d. Tidak melakukan pengulangan foto
4. Proteksi terhadap lingkungan
a. Dipasang tanda bahaya radiasi pada setiap ruangan X-Ray (gambar dan lampu
merah).
b. Pengunjung / keluarga tidak diperkenankan masuk ke dalam ruang pemeriksaan
X-Ray.
c. Jika sangat diperlukan pendampingan harus menggunakan alat pelindung proteksi
radiasi (APRON)
5. Pemeliharaan dan Kalibrasi X-Ray
Peralatan X-Ray dilakukan perawatan dan kalibrasi secara periodik untuk
memastikan kesesuaian keluaran radiasi pada pesawat radiologi.sehingga aman dan
layak untuk dimanfaatkan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pengertian
Merupakan upaya yang dilakukan untuk dapat mengendalikan mutu pelayanan
berdasarkan atas indikator dan standart mutu pelayanan yang telah ditetapkan.
c. Penolakan Ekspertise
1. Judul indikator Penolakan ekspertise
2. Dasar pemikiran Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Kepmenkes
129/ Menkes/SK/II/2008
3. Dimensi mutu Kompetensi Klinis, Kesinambungan Pelayanan,
Efektifitas dan Efisiensi
4. Tujuan Tergambarnya pelayanan ekspertise oleh Radiolog
5. Definisi operasional Ekspertise adalah hasil baca pemeriksaan radiologi
(radiografi, ultrasonografi dan ct scan ) yang dilakukan
oleh dokter yang mempunyai kompetensi, yaitu dokter
spesialis radiologi.
Penolakan ekspertise dimaksud karena adanya
penolakan dari dokter pengirim yang disebabkan
ketidakjelasan dari hasil ekspertise.
6. Jenis indikator Proses dan Outcome
7. Numerator Jumlah ekspertise yang ditolak dalam 1 bulan.
8. Denominator Jumlah seluruh ekspertise radiologi dalam 1 bulan
9. Target pencapaian ≤2%
10. Kriteria
Inklusi Semua Pasien Radiologi
BAB IX
A. PEMERIKSAAN KONVENSIONAL
LAMA
NO KEGIATAN KEGIATAN
(Menit )
1 RO MANUS 10
2 RO WRIST JOINT 10
3 RO ANTEBRACHI 12
4 RO ELBOW JOINT 14
5 RO HUMERUS 15
6 RO CLAVIKULA 15
7 RO TARSALIA 18
8 RO ANKLE JOINT 14
9 RO CRURIS 15
10 RO KNEE JOINT 15
11 RO FEMUR 17
12 RO PELVIS 15
13 RO VERTEBRA CERVICAL 20
14 RO VERTEBRA THORACAL 20
16 RO VERTEBRA LUMBAL 20
17 RO VERTEBRALUMBO SACRAL 18
18 RO THORAX 15
19 RO POLOS ABDOMEN 18
20 RO CRANIUM 20
21 RO MASTOID 20
22 RO MANDIBULA 20
23 RO NASAL 20
25 RO SINUSPARANASAL 20
26 RO GIGI GELIGI 10
2 RO URETHRO CYSTOGRAFI 30
3 RO URETHROGRAFI 30
4 RO OESOPHAGUS 25
6 RO COLON IN LOOP 45
7 RO APENDIKOGRAFI 25
8 RO HSG 30
5 CT-SCAN VERTEBRA 35
6 CT-SCAN EXTREMITAS 30
BAB X
PENUTUP