Anda di halaman 1dari 5

a.

LINKPlanner

Link Planner merupakan aplikasi wireless calculator yang dikhususkan untuk


perangkat-perangkat Wireless Cambium. Sehingga Access Point dan Subscriber
modul yang digunakan juga harus sama-sama menggunakan perangkat Cambium.
LINKPlanner memberikan kebebasan bagi pengguna untuk memodelkan skenario
yang berguna untuk meperbagus teknologi nirkabel. Aplikasi ini bekerja
menyesuaikan dengan geografi, jarak, tinggi antena, kuat atau tidaknya transmisi,
dan faktor lainnya yang berguna untuk mengoptimalkan keefektifan penyebaran
dan dana. Aplikasi ini gratis dan juga user-friendly yaitu dapat digunakan dengan
mudah oleh pengguna-pengguna baru.

b. Jaringan komputer

Jaringan komputer merupakan kumpulan interkoneksi antara 2 komputer atau


lebih yang terhubung dengan meda transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless).
Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar
data/informasi, berbagi resource yang dimiliki, seperti file. Printer, dan media
penyimpanan.

c. Jaringan wireless

Jaringan wireless merupakan jaringan yang menggunakan media selain kabel


sebagai penghubung, yaitu transmisi gelombang radio, microwave atau infrared.
(valen, 2009) Standar protokol jaringan wireless telah ditetapkan oleh organisasi
Institute of Electrical and Electronic Engineer (IEEE) grup 802.11. Meningkatnya
kebutuhan akan akses jaringan tanpa melihat kondisi fisik, membuat jaringan
wireless semakin berkembang. Jaringan wireless dapat memperluas jaringan yang
sudah ada.

Jaringan wireless merupakan suatu jaringan yang tidak menggunakan media kabel
tapi menggunakan pancaran gelombang radio untuk interaksi atau komunikasi
antar perangkat yang mendukung koneksi wireless[11]. Bekerja pada frekuensi
2,4 GHz (802.11 b/g/n/ac) atau 5 GHz (802.11 a/n/ac). Backbone jaringan
wireless biasanya menggunakan kabel, dengan satu atau lebih titik akses[11].
Jaringan wireless menggunakan electromagnetic airwavesuntuk bertukar data
ataupun informasi yang dibutuhkan. Gelombang radio biasa digunakan
sebagai pembawa karena dapat dengan mudah mengirimkan daya ke
penerima. Data ditransmisikan dengan cara ditumpangkan pada
gelombang pembawa sehingga bisa diekstrak pada ujung penerima.
Data ini umumnya digunakan sebagai pemodulasi dari pembawa oleh sinyal
informasi yang sedang ditransmisikan. Antena merupakan salah satu elemen
penting di dalam terselenggaranya hubungan komunikasi wireless antara dua user
atau lebih yang ingin berkomunikasi. Peranan antena sendiri tidak lepas dari
perkembangan teknologi informasi, karena kini penggunaan antena tidak hanya
terbatas pada komunikasi suara saja, tetapi sudah terintegrasi dengan komunikasi
data. Perkembangan komunikasi data beberapa tahun belakangan yang kian pesat
membutuhkan perkembangan perangkat fisik yang mampu menjadi jembatan
komunikasi antara satu perangkat komunikasi dengan yang lainnya. Media
wireless juga biasa digunakan oleh ISP sebagai penyedia jasa internet, untuk
menghubungkan antara customer nya dengan perusahaan ISP tersebut. Penyedia
Jasa Internet (Internet Service Provider: ISP) adalah perusahaan penyedia layanan
internet. Peran ISP yaitu menghubungkan komputer Anda dengan jaringan
internet international. (Wahana, 2010) Jika berlangganan internet untuk skala
perusahaan yang menggunakan jasa sebuah Internet service provider (ISP), maka
sebagai sebuah perusahaan ISP sebaiknya memberikan pelayanan yang maksimal
kepada konsumen, jangan sampai biaya mahal yang dikeluarkan oleh konsumen
menjadi masalah, karena koneksi yang jelek dan pelayanan yang tidak
memuaskan.

Teknologi nirkabel (wireless) memiliki fleksibilitas, mendukung mobilitas,


memiliki teknik frequency reuse, selular dan handover, menawarkan efisiensi
dalam waktu (penginstalan) dan biaya (pemeliharaan dan penginstalan ulang
di tempat lain), mengurangi pemakaian kabel dan penambahan jumlah
pengguna dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Apabila dalam membangun
sebuah jaringan komputer tidak menggunakan teknologi yang tepat, maka
akan timbul suatu permasalahan pada jaringan seperti sinyalnya terputus-
putus (intermittence) yang disebabkan oleh adanya benda antara pengirim dan
penerima sehingga sinyal terhalang dan tidak sampai pada penerima, bersifat
broadcast akibat pola radiasinya yang memancar ke segala arah, sehingga
semua terminal dapat menerima sinyal dari pengirim, sinyal pada media radio
sangat komplek untuk dipresentasikan kerena sinyalnya menggunakan bilangan
imajiner, mengalami gejala yang disebut multipath yaitu propagasi radio dari
pengirim ke penerima melalui banyak jalur yang LOS dan yang tidak
LOS/terpantul.

d. Point To Point

Point to point wireless adalah arsitektur jaringan yang paling sederhana untuk
menghubungkan dua lokasi dengan menggunakan link radio kabel. Point to point
link nirkabel dapat pergi dari link jarak pendek yang menghubungkan dua lokasi
hanya beberapa ratus meter terpisah untuk jarak jauh point to point link wireless
yang menghubungkan dua lokasi puluhan mil jauhnya dari satu sama lain. Dalam
titik to point nirkabel link jarak dipengaruhi oleh ketinggian masing-masing
perangkat radio ethernet, frekuensi yang digunakan, tingkat daya dan gangguan
lingkungan. Point to point link nirkabel sering digunakan untuk aplikasi
telekomunikasi, keamanan dan jaringan. Point to point link nirkabel biasanya
ditempatkan antara dua lokasi yang berada di garis yang jelas terlihat (LOS) satu
sama lain di lain untuk memaksimalkan kinerja link nirkabel. Teknologi point to
point umumnya digunakan untuk menghubungkan jaringan dengan menggunakan
dua perangkat wireless sedangkan teknologi multipoint menggunakan beberapa
perangkat wireless salah satu dari perangkat tersebut berfungsi sebagai access
point dan perangkat lain berperan sebagai wireless client. Selain kedua teknologi
tersebut muncullah sebuah teknologi yang lain yaitu teknologi bridge dan
repeater. Teknologi bridge berfungsi untuk menjembatani dua jaringan,
menguatkan sinyal yang ditransmisikannya, mampu menentukan tujuan dan dapat
membagi satu buah jaringan kedalam dua buah jaringan. Sedangkan repeater
adalah teknologi untuk memperkuat sinyal wireless yang lemah akibat jarak,
sehingga sinyal dapat ditransmisikan ke jarak yang lebih jauh, bekerja pada layer
fisik jaringan dan repeater tidak mampu menentukan tujuan. Untuk membangun
jaringan wireless juga dipengaruhi oleh frekuensi sinyal wireless, karena
kebanyakan alat elektronik yang mempunyai jaringan wireless lebih banyak yang
menggunakan frekuensi 2.4 GHz. Hal ini tidak bisa dipungkiri lagi karena
frekuensi tersebut mempunyai kelebihan toleransi pada pohon dan hambatan lebih
kecil, kompatibel dengan perangkat Wi-Fi standar dan tidak perlu lisensi .
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas maka
muncul gagasan untuk membuat analisis kinerja wireless point to point, point to
multipoint, client bridge dan repeater pada frekuensi 2.4 GHz.

e. Google Earth

Google Earth adalah sebuah virtual globe, peta dan program informasi geografis
yang awalnyadisebut dengan Earth Viewer dan dibuat olehKeyhole, Inc, yaitu
sebuah perusahaan yang diakuisisi oleh Google. Google Earth menampilkan
gambar satelit permukaan bumi dengan resolusi yang bervariasi, sehingga
memungkinkan penggunanya untuk memperoleh berbagai informasi secara
visual,seperti kota-kota,rumah, jalan, sungai, dan lain sebagainya. Tingkat
resolusiyang tersedia didasarkan pada interest and popularity points, tetapi
kebanyakan daerah (kecuali untukbeberapa pulau) dapat diperoleh pada resolusi
15 meter.Untuk kepentingan penelitian, Google Earth cukup memberikan
kemudahan bagi para peneliti dalam memperoleh data dan informasi kajian
penelitian. Beberapa penelitian dan publikasi internasional yang memanfaatkan
citra satelit(Google Earth Imagery) diantaranya:David C. Thomas, dkk (2008)
untuk mengidentifikasi The Archaeological Sites of Afghanistan dengan Google
Earth [2]. J.S Wilson dan Kelly C.M. (2010) yang memanfaatkan citra Google
Earth untuk quality measuring of urban green space[3].Jianhong Guo, dkk (2010)
melakuan penelitian dengan judul Removing shadows from Google Earth images
[4] dan Er.Harish Kundra, dkk (2010) dengan judul Extraction of Satellite Image
using Particle Swarm Optimizationmemanfaatkan citra Google Earth [5]. Birute
Ruzgiene, dkk (2011) yang melakukan rektifikasi citra satelit Google Earth [6].
Mohamed H. Almeer (2012) melakukan penelitian untuk Vegetation
Extractiondari citra Google Earth dengan menggunakan pendekatan Robust
BPNN pada HSV Space[7]. Ian Janssen (2012) yang meneliti tentang Measuring
sidewalk distances using Google Earth [8], dan masih banyak lagi. Dengan
melihat keberhasilan dan ragam pemanfaatan citra Google Earth dari penelitian-
penelitian tersebut, maka diajukanlah penelitian ini untuk mengelompokkan
sebaran lahan hijau di Provinsi Riau, khususnya Pekanbaruyangmemanfaatkan
citra Google Earth untuk dimanipulasi dengan teknik pengolahan citra (image
processing) dengan mengimplementasikan metode K-Means Clustering.

Anda mungkin juga menyukai