LINKPlanner
b. Jaringan komputer
c. Jaringan wireless
Jaringan wireless merupakan suatu jaringan yang tidak menggunakan media kabel
tapi menggunakan pancaran gelombang radio untuk interaksi atau komunikasi
antar perangkat yang mendukung koneksi wireless[11]. Bekerja pada frekuensi
2,4 GHz (802.11 b/g/n/ac) atau 5 GHz (802.11 a/n/ac). Backbone jaringan
wireless biasanya menggunakan kabel, dengan satu atau lebih titik akses[11].
Jaringan wireless menggunakan electromagnetic airwavesuntuk bertukar data
ataupun informasi yang dibutuhkan. Gelombang radio biasa digunakan
sebagai pembawa karena dapat dengan mudah mengirimkan daya ke
penerima. Data ditransmisikan dengan cara ditumpangkan pada
gelombang pembawa sehingga bisa diekstrak pada ujung penerima.
Data ini umumnya digunakan sebagai pemodulasi dari pembawa oleh sinyal
informasi yang sedang ditransmisikan. Antena merupakan salah satu elemen
penting di dalam terselenggaranya hubungan komunikasi wireless antara dua user
atau lebih yang ingin berkomunikasi. Peranan antena sendiri tidak lepas dari
perkembangan teknologi informasi, karena kini penggunaan antena tidak hanya
terbatas pada komunikasi suara saja, tetapi sudah terintegrasi dengan komunikasi
data. Perkembangan komunikasi data beberapa tahun belakangan yang kian pesat
membutuhkan perkembangan perangkat fisik yang mampu menjadi jembatan
komunikasi antara satu perangkat komunikasi dengan yang lainnya. Media
wireless juga biasa digunakan oleh ISP sebagai penyedia jasa internet, untuk
menghubungkan antara customer nya dengan perusahaan ISP tersebut. Penyedia
Jasa Internet (Internet Service Provider: ISP) adalah perusahaan penyedia layanan
internet. Peran ISP yaitu menghubungkan komputer Anda dengan jaringan
internet international. (Wahana, 2010) Jika berlangganan internet untuk skala
perusahaan yang menggunakan jasa sebuah Internet service provider (ISP), maka
sebagai sebuah perusahaan ISP sebaiknya memberikan pelayanan yang maksimal
kepada konsumen, jangan sampai biaya mahal yang dikeluarkan oleh konsumen
menjadi masalah, karena koneksi yang jelek dan pelayanan yang tidak
memuaskan.
d. Point To Point
Point to point wireless adalah arsitektur jaringan yang paling sederhana untuk
menghubungkan dua lokasi dengan menggunakan link radio kabel. Point to point
link nirkabel dapat pergi dari link jarak pendek yang menghubungkan dua lokasi
hanya beberapa ratus meter terpisah untuk jarak jauh point to point link wireless
yang menghubungkan dua lokasi puluhan mil jauhnya dari satu sama lain. Dalam
titik to point nirkabel link jarak dipengaruhi oleh ketinggian masing-masing
perangkat radio ethernet, frekuensi yang digunakan, tingkat daya dan gangguan
lingkungan. Point to point link nirkabel sering digunakan untuk aplikasi
telekomunikasi, keamanan dan jaringan. Point to point link nirkabel biasanya
ditempatkan antara dua lokasi yang berada di garis yang jelas terlihat (LOS) satu
sama lain di lain untuk memaksimalkan kinerja link nirkabel. Teknologi point to
point umumnya digunakan untuk menghubungkan jaringan dengan menggunakan
dua perangkat wireless sedangkan teknologi multipoint menggunakan beberapa
perangkat wireless salah satu dari perangkat tersebut berfungsi sebagai access
point dan perangkat lain berperan sebagai wireless client. Selain kedua teknologi
tersebut muncullah sebuah teknologi yang lain yaitu teknologi bridge dan
repeater. Teknologi bridge berfungsi untuk menjembatani dua jaringan,
menguatkan sinyal yang ditransmisikannya, mampu menentukan tujuan dan dapat
membagi satu buah jaringan kedalam dua buah jaringan. Sedangkan repeater
adalah teknologi untuk memperkuat sinyal wireless yang lemah akibat jarak,
sehingga sinyal dapat ditransmisikan ke jarak yang lebih jauh, bekerja pada layer
fisik jaringan dan repeater tidak mampu menentukan tujuan. Untuk membangun
jaringan wireless juga dipengaruhi oleh frekuensi sinyal wireless, karena
kebanyakan alat elektronik yang mempunyai jaringan wireless lebih banyak yang
menggunakan frekuensi 2.4 GHz. Hal ini tidak bisa dipungkiri lagi karena
frekuensi tersebut mempunyai kelebihan toleransi pada pohon dan hambatan lebih
kecil, kompatibel dengan perangkat Wi-Fi standar dan tidak perlu lisensi .
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas maka
muncul gagasan untuk membuat analisis kinerja wireless point to point, point to
multipoint, client bridge dan repeater pada frekuensi 2.4 GHz.
e. Google Earth
Google Earth adalah sebuah virtual globe, peta dan program informasi geografis
yang awalnyadisebut dengan Earth Viewer dan dibuat olehKeyhole, Inc, yaitu
sebuah perusahaan yang diakuisisi oleh Google. Google Earth menampilkan
gambar satelit permukaan bumi dengan resolusi yang bervariasi, sehingga
memungkinkan penggunanya untuk memperoleh berbagai informasi secara
visual,seperti kota-kota,rumah, jalan, sungai, dan lain sebagainya. Tingkat
resolusiyang tersedia didasarkan pada interest and popularity points, tetapi
kebanyakan daerah (kecuali untukbeberapa pulau) dapat diperoleh pada resolusi
15 meter.Untuk kepentingan penelitian, Google Earth cukup memberikan
kemudahan bagi para peneliti dalam memperoleh data dan informasi kajian
penelitian. Beberapa penelitian dan publikasi internasional yang memanfaatkan
citra satelit(Google Earth Imagery) diantaranya:David C. Thomas, dkk (2008)
untuk mengidentifikasi The Archaeological Sites of Afghanistan dengan Google
Earth [2]. J.S Wilson dan Kelly C.M. (2010) yang memanfaatkan citra Google
Earth untuk quality measuring of urban green space[3].Jianhong Guo, dkk (2010)
melakuan penelitian dengan judul Removing shadows from Google Earth images
[4] dan Er.Harish Kundra, dkk (2010) dengan judul Extraction of Satellite Image
using Particle Swarm Optimizationmemanfaatkan citra Google Earth [5]. Birute
Ruzgiene, dkk (2011) yang melakukan rektifikasi citra satelit Google Earth [6].
Mohamed H. Almeer (2012) melakukan penelitian untuk Vegetation
Extractiondari citra Google Earth dengan menggunakan pendekatan Robust
BPNN pada HSV Space[7]. Ian Janssen (2012) yang meneliti tentang Measuring
sidewalk distances using Google Earth [8], dan masih banyak lagi. Dengan
melihat keberhasilan dan ragam pemanfaatan citra Google Earth dari penelitian-
penelitian tersebut, maka diajukanlah penelitian ini untuk mengelompokkan
sebaran lahan hijau di Provinsi Riau, khususnya Pekanbaruyangmemanfaatkan
citra Google Earth untuk dimanipulasi dengan teknik pengolahan citra (image
processing) dengan mengimplementasikan metode K-Means Clustering.