Anda di halaman 1dari 11

• Konsep dasar jaringan wireless

• Topologi jaringan wireless

• Media transmisi wireless

• Standarisasi frekuensi wireless

• Perangkat jaringan wireless

Jaringan wireless adalah jaringan yang mengkoneksi dua komputer atau lebih menggunakan sinyal
radio, cocok untuk berbagai-pakai file, printer, atau akses internet. Teknologi wireless LAN
menjadi sangat popular di banyak aplikasi. Setelah evaluasi terhadap teknologi tersebut dilakukan,
menjadikan para pengguna merasa puas dan meyakini realibility teknologi ini sudah siap untuk
digunakan dalam skala luas dan kmplek pada jaringan tanpa kabel.

Wireless LAN bekerja dengan menggunakan gelombang radio. Sinyal radio menjalar dari pengirim
ke penerima melalui free space, pantulan-pantulan, difraksi, line of sight dan obstructed tiap sinyal
(pada jalur yang berbeda-beda) memiliki level kekuatan, delay dan fasa yang berbeda-beda.

Awalnya teknologi ini didesain untuk aplikasi perkantoran dalam ruangan, namun sekarang wireless
LAN dapat digunakan pada jaringan peer to peer dalam ruangan dan juga point to point diluar
ruangan maupun point to multipoint pada aplikasi bridge wireless LAN didesain sangat modular
dan fleksibel. Jaringan ini juga bisa di optimalkan pada lingkungan yang berbeda. Dapat mengatasi
kendala geografis dan rumitnya instalasi kabel.

Mirip dengan jaringan Ethernet kabel, sebuah wireless LAN mengirim data dalam bentuk paket.
Setiap adapter memiliki no ID yang permanen dan unik yang berfungsi sebagai sebuah alamat dan
tiap paket selain berisi data juga menyertakan alamat penerima dan pengirim paket tersebut. Sama
dengan sebuah adapter Ethernet, sebuat kartu, wireless LAN akan memeriksa kondisi jaringan
sebelum mengirim paket ke dalamnya. Bila jaringan dalam keadaan kosong, maka paket lansung
dikirimkan. Bila kartu mendeteksi adanya data lain yang sedang menggunakan frekuensi radio,
maka ia menunggu sesaat kemudian memeriksanya kembali
Teknologi yang digunakan oleh jaringan WLAN dan LAN juga berbeda, jika pada WLAN
menggunakan teknologi wireless (IEEE 802.11) sedangkan jaringan LAN menggunakan teknologi
ethernet (IEEE 802.3). Menurut standar IEEE untuk WLAN ada dua model topologi utama, yaitu:

1. AdHoc
2. Infrastruktur

Berikut adalah jenis jenis topologi yang digunakan pada jaringan wireless

1. Independent Basic Service Set (IBBS)

AdHoc sering disebut Independent Basic Service Set (IBBS). Jaringan AdHoc terbentuk bila antara
client wireless yang dilengkapi dengan wireless LAN Card saling terhubung satu sama lain secara
langsung. Pada jaringan ini tidak memerlukan perantara seperti access point atau perangkat lainnya.
Topologi Adhoc ini memiliki beberapa kelemahan. Jika client yang terhubung semakin banyak,
maka proses transmisi data akan semakin lambat.

Kelemahan lainnya, karena tidak adanya access point yang dijadikan consentrator pada topologi ini,
menyebabkan tidak adanya perangkat yang bisa mengatur wireless client yang tekoneksi. Collusion
atau tabrakan pun sangat mungkin terjadi.

Jenis IBSS ini dikenal juga dengan nama ad-hoc network, biasanya digunakan di perkantoran, ruang di
dalam hotel, lapangan terbang, dan sebagainya. Biasanya IBSS menghubungkan jaringan dalam ruang yang
terbatas dan tidak disambungkan ke jaringan komputer atau jaringan Internet yang lebih besar.
2. Basic Service Set (BSS)

Koneksi antar wireless client pada topologi ini diperantarai oleh sebuah perangkat access point.
Setiap wireless client yang ingin terhubng dengan client lainnya harus terhububung dulu dengan
access point yang digunakan.

3. Extended Service Set (ESS)


Pada topologi ESS terdapat lebih dari satu access point yang digunakan. Tujuannya adalah untuk
menjangkau area yang lebih jauh lagi. Jadi, bisa dikatakan topologi ESS ini merupakan gabungan
atau kumpulan dari topologi BSS.

Pada topologi BSS atau ESS, kita bisa memadukannya dengan jaringan kabel. Koneksi ini biasa
disebut infrastruktur, dimana wireless client dapat terhubng dan berkomunikasi dengan client lain
pada jaringan kabel.

Media Transmisi Wireless


Media transmisi wireless merupakan suatu media transmisi data yang tidak memerlukan kabel
dalam proses transmisinya, media unguided/wireless ini memanfaatkan sebuah antena untuk
transmisi di udara, ruang hampa udara, atau air.Untuk transmisi, Antena menyebarkan energy
elektromagnetik ke dalam media (biasanya udara), sedangkan untuk penerimaan sinyal, antena
menangkap gelombanvg elektromagnetikdari media.

Pada dasarnya terdapat dua jenis konfigurasi untuk transmisi wireless, :

1. Searah
Untuk konfigurasi searah, antena pentransmisi mengeluarkan sinyal elektromagnetik yang terpusat;
antenna pentransmisi dan antenna penerima harus disejajarka dengan hati-hati. Umumnya, semakin
tinggi frekuensi sinyal, semakin mungkin menfokuskannya kedalam sinar searah.

2. Segala Arah
Untuk konfigurasi segala arah, sinyal yang ditransmisikan menyebar luas ke seagala penjuru dan
diterima oleh banyak antena.

B. Jenis-Jenis Media Transmisi Wireless


1. Microwave Radio
Microwave Radio adalah salah satu system transmisi yang menggunakan frekuensi ultra tinggi
(dalam orde GHz – GigaHertz).
Sistem yang sering digunakan adalah Point – to -Point, seperti gambar berikut :

Sinyal frekuensi yang tinggi berakibat terhadap redaman, yang biasa muncul antara lain disebabkan
oleh cuaca. Untuk memperoleh performansi yang baik, maka daerah antara 2 antena harus bebas
penghalang (LOS = Line Off Site). Kapasitas radio microwave bermacam-macam, antara lain : 2
Mbps, 8 Mbps, 34 Mbps, 140 Mbps. Untuk jarak yang jauh, antara terminal biasanya dipasang
repeater.

2. Sistem Satelit
Satelit adalah alat elektronik yang mengorbit bumi yang mampu bertahan sendiri. Bisa diartikan
sebagai repeater yang berfungsi untuk menerima signal gelombang microwave dari stasiun bumi,
ditranslasikan frequensinya, kemudian diperkuat untuk dipancarkan kembali ke arah bumi sesuai
dengan coveragenya yang merupakan lokasi stasiun bumi tujuan atau penerima.

Kelebihan satelit :

1. Tidak perlu LOS ( Line of Sigth ) dan tidak ada masalah dengan jarak dan koneksi dapat
dilakukan dimana saja.
2. Jarak jangkauan yang sangat luas.
3. Komunikasi dapat dilakukan baik titik ke titik maupun dari satu titik ke banyak
4. Titik secara broadcasting ataupun multicasting.
5. Kecepatan bit akses tinggi dan memiliki bandwidth lebar.
Kekurangan Media Satelite :

1. Distance insensitive: Biaya komunikasi untuk jarak pendek maupun jauh relatif sama.
2. Hanya ekonomis jika jumlah User besar dan kapasitas digunakan secara intensif.
3. Delay propagasi besar.
4. Rentan terhadap pengaruh atmosfir.

Gambar Satelit

3. Sinar Infra Merah


Sinar Infra merah generasi pertama dari teknologi koneksi nirkabel yang digunakan untuk
perangkat mobile. InfraRed sendiri, merupakan sebuah radiasi gelombang elektromagnetis dengan
panjang gelombang lebih panjang dari gelombang merah, namun lebih pendek dari gelombang
radio, yakni 0,7 mikro m sampai dengan 1 milimeter.

Kelebihan inframerah dalam pengiriman data

1. Pengiriman data dengan infra merah dapat dilakukan kapan saja, karena pengiriman dengan
inframerah tidak membutuhkan sinyal.
2. Pengiriman data dengan infra merah dapat dikatakan mudah karena termasuk alat yang
sederhana.
3. Pengiriman data dari ponsel tidak memakan biaya (gratis)
Kelemahan inframerah dalam pengiriman data

1. Pada pengiriman data dengan inframerah, kedua lubang infra merah harus berhadapan satu
sama lain. Hal ini agak menyulitkan kita dalam mentransfer data karena caranya yang
merepotkan.
2. Inframerah sangat berbahaya bagi mata, sehingga jangan sekalipun sorotan infra merah
mengenai mata
3. Pengiriman data dengan inframerah dapat dikatakan lebih lambat dibandingkan dengan
rekannya Bluetooth.

Gambar Infra Merah

4. Bluetooth
Bluetooth adalah teknologi yang memungkinkan dua perangkat yang kompatibel, seperti telepon
dan PC untuk berkomunikasi tanpa kabel dan tidak memerlukan koneksi saluran yang terlihat.
Teknologi ini memberikan perubahan yang signifikan terhadap peralatan elektronik yang kita
gunakan.

Gambar Bluetooth

Kelebihan Bluetooth :

 Bluetooth dapat menembus dinding, kotak, dan berbagai rintangan lain walaupun jarak
transmisinya hanya sekitar 30 kaki atau 10 meter
 Bluetooth tidak memerlukan kabel ataupun kawat
 Bluetooth dapat mensinkronisasi basis data dari telepon genggam ke komputer
 Dapat digunakan sebagai perantara modem

Kekurangan Bluetooth :

 Penyaluran Gelombang dan keterbatasan operasional yang tidak konsisten di seluruh dunia.
 Konsumsi Power yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan beberapa standar lainnya,
membuat masa pakai baterai berkurang dan panas.
 Jaringan WiFi memiliki rentang yang terbatas. Sebuah router WiFi rumah mungkin
memiliki kisaran 45m (150ft) indoor dan 90 juta (300ft) di luar rumah.
 WiFi menggunakan spektrum 2.4GHz tanpa izin, dimana yang sering bertabrakan dengan
perangkat lain seperti Bluetooth, oven microwave, telepon tanpa kabel, atau perangkat
pengirim video, banyak lainnya. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kinerja.
 Jalur akses dapat digunakan untuk mencuri informasi pribadi dan rahasia ditransmisikan dari
konsumen WiFi.
 Intervensi pada jalur akses tertutup atau dienkripsi dengan jalur akses terbuka yang lainnya
pada saluran yang sama atau dekat dapat mencegah akses ke jalur akses yang terbuka oleh
orang lain di daerah tersebut. Ini menimbulkan masalah tinggi di daerah kepadatan tinggi
seperti blok apartemen besar di mana banyak penduduk beroperasi poin akses WiFi.
 Jalur akses gratis dapat digunakan oleh orang tak dikenal dan berbahaya untuk melakukan
serangan yang akan sangat sulit untuk melacak di luar jalur akses pemilik.

Standar Protokol Jaringan Wireless (WiFi) IEEE 802.11

(IEEE) Institute of Electrical and Electronics Engineers adalah Group dari Organisasi Insinyur yang
mengatur standarisasi dalam bidang teknologi informasi. Setiap standarisasi yang diciptakan
memiliki kode tersendiri. Salah satunya standarisasi di jaringan wireless yang memiliki kode
802.11. Dengan adanya standar ini dimaksudkan agar setiap perangkat wireless yang berbeda tetap
dapat berkomunikasi meski berbeda vendor.
Sampai saat ini sudah terdapat enam standar yang sudah digunakan yaitu :

1. 802.11
Pada Tahun 1997, IEEE menciptakan standar wireless yang pertama bekerja pada frekuensi
2,4 GHz yang dinamakan 802.11. Namun standar ini hanya mendukung bandwidth jaringan
maksimal 2 Mbps, telalu kecil untuk komunikasi jaringan pada saat ini. Oleh karena itu
perangkat wireless dengan standar ini tidak diproduksi lagi.
2. 802.11b
IEE menciptakan standar lanjutan yang dinamakan 802.11b pada tahun 1999 mendukung
bandwidth mencapai 11 Mbps. Masih bekerja pada frekuensi 2,4 GHz. Vendor perangkat
elektronik pada umumnya lebih memilih menggunakan frekuensi ini dikarenakan dapat
menekan biaya produksi. Seperti yang diketahui, frekuensi 2,4 GHz merupakan frekuensi
radio yang tidak diatur sehingga dapat menimbulkan gangguan dari perangkat elektronik
lainnya seperti microwave, televisi dan perangkat lainnya yang menggunakan frekuensi 2,4
GHz. Namun hal tersebut dapat dihindari dengan mengatur jarak antar perangkat elektronik
sehingga tidak menimbulkan gangguan atau interferensi.
Router yang hanya menggunakan standar 802.11b ini juga sudah tidak diproduksi lagi. Namun
beberapa router baru masih mendukung standar ini. Standar ini, secara teoritis mendukung
bandwidth data mencapai 11 Mbps dan jangkauan sinyal mencapai sekitar 150 kaki (+-45
Meter).
3. 802.11a
Saat standar 802.11b sedang dikembangkan, IEEE membuat ekstensi untuk standar 802.11
yang dinamakan 802.11a. Standar ini diciptakan pada saat yang bersamaan dengan standar
802.11b. Standar ini sudah mendukung bandwidth data mencapai 54 Mbps dan menggunakan
frekuensi 5 GHz (semakin tinggi frekuensi maka semakin pendek jangkauan sinyal).
Dikarenakan berjalan pada frekuensi yang bebeda dengan standar 802.11b, kedua teknologi ini
tidak kompatible satu sama lain. Beberapa vendor menawarkan perangkat
jaringan hybrid 802.11a/b. Namun perangkat tersebut hanya dapat menjalankan satu standar
pada satu waktu
4. 802.11g
Standar ini diciptakan pada tahun 2002 dengan menggabungkan kelebihan masing masing
standar 802.11a dan 802.11b. Standar ini mendukung bandwidth 54 Mbps dan menggunakan
frekuensi 2,4 GHz yang berarti memiliki jangkauan sinyal yang luas. Perangkat dengan
network adapter yang mengadopsi standar ini juga kompatibel dengan standar 802.11b begitu
juga sebaliknya.
5. 802.11n
Standar 802.11n sering dikenal dengan sebutan Wireless-N diciptakan untuk memperbaiki
standar 802.11g dalam hal jumlah bandwidth yang didukung dengan memanfaatkan beberapa
sinyal wireless dan antena (disebut dengan teknologi MIMO, Multiple in Multiple out). IEEE
meresmikan standar ini pada tahun 2009 dengan spesifikasi menyediakan bandwidth sampai
300 Mbps. Standar ini juga menawarkan jangkauan sinyal yang lebih baik dibandingkan
standar wireless sebelumnya serta memiliki kompabilitas dengan perangkat yang memiliki
standar 802.11b/g. Standar wireless ini beroperasi 2 frekuensi yaitu 2,4 GHz dan 5GHz
6. 802.11ac
Generasi terbaru dari standar Wifi yang populer digunakan. Memanfaatkan teknologi wireless
dual band mendukung koneksi secara bersamaan pada frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz.
Menawarkan kompabilitas dengan standar 802.11b/g/n serta mendukung bandwidth mencapai
1300Mbps pada frekuensi 5 GHz ditambah 450Mbps pada frekuensi 2,4 GHz
Berikut adalah Alat-alat Yang Dibutuhkan untuk Membuat Jaringa Wireless :
1. Access Point

Fungsi Access Point ibaratnya sebagai Hub/Switch di jaringan lokal, yang bertindak untuk
menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel para client/tetangga anda, di
access point inilah koneksi internet dari tempat anda dipancarkan atau dikirim melalui gelombang
radio, ukuran kekuatan sinyal juga mempengaruhi area coverage yang akan dijangkau, semakin
tinggi kekuatan sinyal (ukurannya dalam satuan dBm atau mW) semakin luas jangkauannya.
2. Antena Omni

Antena Omni digunakan untuk memperluas coverage area hingga beberapa Kilometer, anda
memerlukan antena omni eksternal, meski ketika anda membeli access point sudah dilengkapi
antena omni, namun belumlah cukup karena hanya berkekuatan sekitar 3-5dB, untuk memperluas
area jangkauannya, anda memerlukan antena Omni eksternal, yang rata-rata berkekuatan 15dB.
Antena Omni ini memiliki pancaran atau radiasi 360 derajat, jadi cocok bisa menjangkau client dari
arah mana saja.
3. Kabel Pigtail/Kabel Jumper

Kabel Pigtail atau kabel jumper diperlukan untuk menghubungkan antara antena omni dengan
dengan access point, perhatikan panjang maksimal yang diperlukan hanya 1 meter, selebih dari itu
anda akan mengalami degradasi sinyal(loss dB) Pada kedua ujung kabel terdapat konektor dimana
type konektor disesuaikan dengan konektor yang melekat pada access point anda.
4. POE (Power Over Ethernet)

Agar kabel listrik tidak dinaikkan ke atas untuk “menghidupkan” access point maka anda
memerlukan alat “POE” ini yang fungsinya mengalirkan listrik melalui kabel ethernet atau kabel
UTP/STP, dengan alat ini maka anda tidak perlu repot-repot lagi mengulur kabel listrik ke atas
tower, lebih praktis dan hemat.
5. Kabel UTP/STP

Meski namanya perangkat wireless, namun peranan kabel juga diperlukan, kabel UTP/STP ini
diperlukan untuk menghubungkan antara access point dengan jaringan kabel pada LAN lokal anda,
jadi di bawah dia bisa ditancapkan ke komputer Gateway/Router atau ke Hub/Switch, pilihlah kabel
UTP/STP yang berkualitas baik guna meningkatkan kualitas arus listrik yang dilewatkan melalui
POE.
6. Penangkal Petir (Lightning Arrester)
Sebagai pengaman dari petir maka anda memerlukan alat ini yang berfungsi menyalurkan kelebihan
beban listrik saat petir menyambar ke kabel pembumian(grounding), komponen ini dipasang pada
kabel jumper antara perangkat access point dengan antena eksternal. Grounding untuk penangkal
petir umumnya ditanam dengan batang tembaga hingga kedalaman beberapa meter sampai
mencapai sumber air. Ingat grounding yang kurang baik akan menyebabkan perangkat wireless
tetap rentan terhadap serangan petir.
7. Tower

Guna mendapatkan jangkauan area coverage yang maksimal, anda perlu menaikkan antena omni
eksternal ke tempat yang tinggi agar client WLAN anda bisa menangkap sinyal radio anda dengan
baik.

PERANGKAT CLIENT WLAN :


1. Pada sisi client, untuk menangkap sinyal dari “antena omni” anda maka perangkat client sbb
: Untuk Client yang jaraknya dari tempat pemancar kurang dari 1 KM, lebih ekonomis jika
menggunakan wajan bolic, dimana pada perangkat tersebut biasanya sudah dilengkapi dengan USB
Wifi, yang disambungkan dengan kabel UTP plus kabel extended USB, jadi langsung anda bisa
menancapkannya ke komputer.
2. Apabila jarak client lebih dari 1 KM, anda membutuhkan 2 perangkat, pertama, access point
dan kedua antena eksternal pengarah atau type grid untuk menangkap sinyal dari pemancar anda.
Berikut rekomendasinya :
• Jarak 0-1 KM, pakailah wajan bolic lebih ekonomis
• Jarak 1-2 KM, Akses poin merk Edimax/Minitar/Linksys, antenanya anda bisa pakai Yagi
atau Backfire
• Jarak 2-3 KM, Akses poin merk Edimax/Minitar/Linksys, antena Grid 24db
• Jarak 3-10 KM. Akses poin merk Senao SL2611/Mikrotik, antena Grid 24db
• Jarak 10 KM lebih, Akses poin merk Senao ECCB3220/Mikrotik, antena Grid 24db

Anda mungkin juga menyukai