Anda di halaman 1dari 83

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN KECAMATAN


TANJUNG MORAWA

LAPORAN
OLEH:

AFTIKA DEWI PARDEDB 17822T024


TARMIZI PAKPAHAN 178220A28
WII\DI ARISKA SEPTIAWAN 178220038
TEGUII HARDIYAI\TO CANDRA WIJAYA I7822OI3O

ffi
I

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

F'AKULTAS PERTANIAN

UNTYERSITAS MEDAN AREA

TAIIUN AJARAN
2020

UNIVERSITAS MEDAN AREA


E[! ITAR PF,I{GESAI IA}J
L
LAPtlltAl\,I IIR;tKTtrK KilR,L{ I,APAI{GAN
BA [,A I P[i NYU I- {-I I iAIt,I Ptri R:I'AN I AI\ KECA T,TATAN
TAI{JTJNG h,IORAWA

otr.E[{ :

A} T'TKA DE\{.TI PA RT}ED}I 17t1220$21


.I'A
fi Ff T7"I T}A KT}A II,{ Ni i ?tt22{i{i28

}YINDT ARISKA SEPT'IAWAN 1 7822CI$3$

TEGTTH I{ARDTYANTO CANDR,{ WXJAY A 178220130


i-aporan ini -*ehagai salah satu syarat untuk rnelengkapi krrrnponen niiai praktek
ker;a iaprrngari Fakultas Feitaniiin Universitas lt4edan Area ({.JMA)

ffign',,gtlriri1:
Ikls*rl Peurbiruhing Dekan f-akuitas Pertanian

{,lniversitas Medan Area

Mitra musiks lubis,SP.M.Si Br.Ir.Syahbirdiu,M.Si

Pembimbing Lapangan fl*W


@zzzz
r*#gutabalian.SP.s,I.Si
f$ffi
, liau.SP"ilt.Si

PROGTLAM STUDI AGRIBISNIS


FrA *{ U f,Trt S E} E RT'Afr* I Af{
lili $,/ERSITA S [I ED,{lri AREA
MriIlAlt{
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2(}2{.}
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkah dan rahmatNya sehingga Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat kami
selesaikan. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan PKL (Praktek Kerja Lapangan) bagi para mahasiswa dari Fakultas
Pertanian Universitas Medan Area. Dikesernpatan ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang terkait PKL yang telah memberi dukungan moral
dan juga bimbingannya pada kami. Ucapan terima kasih ini kami tujukan kepada :
l. Bapak Lomo Hutambalian SP M.Si selaku Koordinator BPP
2- Ibu Mitra Musica Lubis SP M.Si sekaku dosen pernbimbing Praktek Kerja
Lapangan

3. Para karyawan staf kantor BPP yang tclah bersedia mclakukan bimbingan
kelapangan selama PKL berlangsung
Susunan Laporan PKL ini penulis buat dengan sebaik-baiknya, namun tentu
masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu jika ada kritik dan saaran unutk
membangun bagi penulis, dengan senarlg hati penulis terima

Medan, 15 Septernber 2A2A

Penulis

UNIVERSITAS MEDAN AREA


DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN......... ..................... i
KATA PENGANTAR............ ........ii
DAFTAR TABEL.... .......,............... i
DAFTAR GAMBAR ....,..........,..,...ii
DAFTAR LAMPIRAN............... ....................iii
r. PENDAHULUAN ....................... l
1.1 Latar Belakang... ........................ I
1.2 Tujuan. ..................... 2
1.3 Manfaat................. .....................2
TT.SEJARAH PERKEBUNAN (PERUSAHAAN)..... ......................4
2.1 Sejarah Balai Penyuluhan Peftanian di Indonesia................ ............ 4
2.2 Sejaruh dan Kondisi Balai Penyuluhan Pertanian di Tanjung Morawa........... l5
rrr.uRAIAN KEGIATAN......... .................... t6
3.1 Kegiatan Tatalaksana Perusahaan............ .................... 16
3.1.1 AspekOrganisasidan ManejemenPerusaan... ....................l6
3.1.2 Aspek Sosial Budaya...... ................. 18
3.1.3 Aspek Lingkungan Balai Penyuluhan Pertanian Tanjung Morawa ...... l8
3.1.4 Aspek Teknis Balai Penyuluhan Pertanian di Tanjung Morawa........... l9
3 . 1 5 Aspek Keuangan Balai Penyuluhan Pertanian Tanjun g Morawa. .........23
.

3.2 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan.. ...........26


3.2.lWaktu dan Lokasi ...........26
3.2.2 Kegiatan PKL.... ............26
IV. PEMBAHASAN. ....................27
4.1 Deskripsi Kegiatan ...................27
4.2 Observasi Lapangan Pada Kelompok Tani Padi.. ........28
4.3 Obesrvasi Lapangan Pada Kelompok Tani Tanaman Hias...... ....."31
4.4 Observasi Lapangan Pada Kelompok Tani Ubi... ........31
4.5 Orientasi Kegiatan Di Kantor BPP........... ................... 32
v. KESTMPULAN.... ....................32
5.1Kesimpulan........... ....................32
5.2Saran.... ....................32
DAFTAR PUSTAKA ...................33
LAMPIRA]\ FOTO.FOTO KEGIATAN PKL....., ......35

UNIVERSITAS MEDAN AREA


DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

l. Daftar Nama Penyuluhan yang sudah PNS - -- - . . 17

2. DaftarNamaPenyuluhanTHl TBPP ttl1

3. Daftar Nama Penyuluhan Swadaya .. _"_"-" ....-"""".17

1. Jumlah Desa dan Luas Wilayah Binaan Kecamatan Tanjung moraw,a.___ 19

5. JurnlalrDesadanluas Wilayah Binaan Kecamatan "." . . .. 20

UNIVERSITAS MEDAN AREA


DAFTAR GAMBAR

Nomor JuduI Halaman

1. Bagan Struktur Organisasi B.P.P di Tanjung Morawa.... ........16

UNIVERSITAS MEDAN AREA


DAF'TAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Surat Keterangan PKLdari Fakultas.... ..............10

2. Surat Keterangan Selesai PKL dari B.P.P......... ...................41

3. Form Penilaiandari B.P.P di Tanjung Morawa.... ................12

4. Peta B.P.P di Tanjung Morawa.... ......................43

5. Bagan Struktur Organisasi B.P.P di Tanjung Morawa...........................44

6. Foto-Foto Kegiatan PKL.......... ........48

UNIVERSITAS MEDAN AREA


BAB I
PENDAHULUAN
l.l Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan adalah kegiatan mahasiswa yang dilakukan
dimasyarakat maupun diperusahaan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
dan melihat relevansinya didunia kerja serta mendapatkan umpan balik dari
perkembangan iln-ru pengetahuan dari masyarakat maupun melalui jalur
pengembangan diri dengan mendalami bidang ilmu tertentu dan aplikasinya.Oleh

karena itu Praktek Keqja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang wajib
ditempuh dalam penyelesaian studi pada program Strata (S1) di Fakutas Pertanian
Universitas Medan Area.
Bagi mahasiswa yang telah memiliki kualifikasi tertenfu diwajibkan
rnelakukan kegiatan PKL secara rnandiri dibawah bimbingan dosen pembirnbing

dan pembimbing lapangan ( Pimpinan Perusahaan / Instansi Pemerintah / Bdan


Usaha) selama rvaktu tertentu untuk rnelengkapi keterarnpilan dan pengetahuan
teksin mahasiswayang bersangkutan. Permasalahan yang terjadi dalam dunia kerja
berbeda dengan permasalahan saat perkuliahan.Dengan situasi tersebut,

mahasiswa dituntr,rt untuk mengikuti dan beradaptasi dengan lingkungan


pekerjaan sehingga setelah memasuki dunia kerja telah merniliki bekal yang
cukup dan siap menghadapi pekerjaan.
Agar dapat memahami dan memecahkan setiap permasalahan yang
muncul didunia kerja, maka mahasiswa perlu melakukan kegiatan pelatihan kerja
secara langsung diinstansi I Lembaga yang relevan dengan program pendidikan
yang didikuti. Mahasiswa bisa memanfaatkan ilmu dan pengelaman yang telah
diperoleh selama masa pendidikan dan masa pelatihan kerja untuk melanjutkan
didunia kerja yang sebenarnya. Masyarakat tidak hanya membutuhkan pendidikan
fonnal yang tinggi dengan perolehan nilai yang memuaskan, namuil diperlukan
juga keterampilan (skill) dan pengalaman , Oleh karena itu mahasiswa perlu
urelakukan penelitian yang rinci serta terjun langsung untuk memahami setiap
permasalahan yang muncul didunia kerja.

Penyuluhan
UNIVERSITAS peftanian sebagai bagian dari system pernbangunan pertanian
MEDAN AREA
mempllnyai kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan
peftanian.Penyuluharl pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk mengubah
perilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai
kemauan sefta Inampu t-tremecalrkan masalahnya sendiri dalam usaha atau
kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat
kehidupannya.Kegiatan penyuluhan pertanian adalah suatu kegiatan
penyampaian informasi kepada orang lai dengan harapan orang tersebut dapat
berubah perilakunya dan mau melaksanakan inlonnasi yang disampaikan.
Seseorang berubah perilakunya dapat disebabkan setelah berinteraksi dengan
orang lain. Bila kita ingin berinteraksi dengan orang lain, maka komunikasi amat
diperlukan sehingga informasi apa yang ingin kita sampaikan dapat diterima oleh
mereka. Berbicara penyuluhan, penyuluhan adalah proses pendidikan nonfonnal
yang intinya ingin mengubah perilaku dari sasaran penyuluhan itu. Perubahan
perilaku terjadi apabila ada interaksi penyuluh yang akan menyampaikan
informasi baru dengan sasaran dengan melakukan komunikasi dengan baik.
1.2 Tujuan
Adapun Tuj uan dari Praktek Ke{ alapan gandapatdi urai kan sebagai beri kut:

l. Untukmenerapkanteori yang telah di peroleh di bangku kuliah ke dunia kerja


yang sesungguhnya.
2. Meningkatkan disiplin dan tanggung jawab dalam rnelaksanakan tugas dan

kewajiban.
3. Untuk menjembatani kesenjangan antara Teori dan Praktek.
4. Sebagai bekal dan sekaligus pengalaman untuk terjun ke dunia kerja yang
sesungguhnya.

1.3 Manfaat
AdapunMan faatdariP raktekKerj aL apangan ( PKL) adalah s ebagai b eri kut :

l. Mahasiswa dapat mengenal dan beradaptasi dalam dunia kerja pada Instansi /
Perusahaan tempat Praktek Kerja Lapangan.

2. Mahasiswa dapat men)rusun dan membut laporan yang berhubungan dengan


tata cara dan penulisan yang benar.

3. Mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan dan pengalaman kerja kepada


hrstansi / Perusahaan tempat Praktek Kerja Lapangan.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-1. Mahasiswa dapat mengembangkan dan memberikan bantuan kerja kepada

instansi / Perusahaan tempat Praktek Kerja Lapangan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


BAB II.
SEJARAH BALAT PENYULUHAN PERTANIAN (B.P.P)
2.1 Sejarah Balai Penyuluhan Pertanian di Indonesia.

Sejarah mencatat bahwa kegiatan penyuluhan pertanian di Indonesia ada

sejak zaman penjajahan hingga sekarang.Di rnulai dari zaman penjajahan Belanda,

zaman penjajahan Jepang sampai dengan zaman kemerdekaan.

t. Perkembangan Penyuluhan Pertanian parla Zaman Belanda (1905-


1942)
Penyuluhanpertanian di lndonesia telah dimulai sejak tanggal l7-5-
1817. ketika Dr. CGL Reinwardt, mendirikan Kebun Raya Bogor dan

memperkenalkan 50 jenis tanaman baru, antara lain: kelapa sawit, ketela


pohon, dll. Pada tahun 1831, dilaksanakan Sistem Tanam

Paksa (cultuurstelsel) yang memaksa pribumi rnenanarn nila/tarum, kopi, gula

dan tembakau. Selanjutnya Direktur ke III Kebun Raya Bogor, Dr. R.H.C.C.
Scheffer, tahun 1876, rrendirikan Kebun Tanaman Dagang (Cultuurtuin)
seluas 75 ha (bagian Kebun Raya Bogor) di Desa Cikeumeuh, dan

menyebarkan ke seluruh pelosok Indonesia tanaman perkebunan dan tanaman


makanan, seperti karet, serat (roselia, rami, dll), berbagai jenis padi, kacang
tanah, kedelai, jagung, ubijalar dan ketela pohon.
Tahun 1877, Scheffer mendirikan Sekolah Pertanian di Kebun Raya.
Tahun 1884 Sekolah Pertanian di Kebun Raya ditutup, karena kekurangan
dana, kurang perhatian dan kurang dukungan politis. Tahun 1903, Direktur ke

V Kebun Raya Bogor, Dr. Melchior Treub, mendirikan Sckolah Perlanian,


yang selanjutnya berkembang menjadi Sekolah Pertanian Menengah Atas
(SPMA), lulusatrnya banyak rnenjadi penyuluh pefianian, pegawai kehutanan
dan sinder perkebunan.

Tanggal 1 Januari 1905 Pemerintah Kolonial Belanda n"rendirikan


Departemen Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Landbouw Nijverheid
en Handel) atas usul Melchior Treub. Tugasnya antara lain melakukan
penyuluhan yang dilaksanakan melalui Pangreh Prqa, dan mendasarkan
k egi atannya atas peri ntah-perintah kepada petani.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
Tahun 1908, diangkat lirna orang penasehat
pertanian (Landbouw Adviseur) dan beberapa pembantunya (Asisten
Landbowr Adviseur') sebagai pegawai Departemen Pertanian, yang
diperbantukan kepada Pangreh Praja setempat. Tugasnya memberi nasehat
pertanian dan rnenyelenggarakan pendidikan pertanian kepada petani.

Tahun 1910, didirikan Dinas Penyuluhan Pertanian (Landbouw


Voor[ichtings Diensl - LDL)dalam Departemen Pertanian. Petugas-petugas
penasehat pertanian bisa berhubungan langsung dengan petani atas dasar
pendidikan dan kesukarelaan.
Tahun l92l,LDV dijadikan Dinas Daerah Provinsi, karena hasil nyata
yang dicapainya.Sejak itu petugas-petugas Dinas Penyrluhan berdiri sendiri
dan bertanggung jawab kepada Departemen Pertanian, disamping tetap

berlindak sebagai penasehat Pangreh Praja.LDV menangani penyuluhan


tanaman pangan dan perkebunan, dan ikut dalam bidang perkreditan.

Pada periode 1921-1942, Dinas Penyuluhan terus berkembang sarnpai

datang tentera Jepang.

Hasil penyuluhan yang menonjol selama masa penjajahan Belanda


berupa:

o Modernisasi usahatani berdasarkan hasil per-relitian, terutalra pengolahan


tanah, pengairan, pemupukan (hijau, kompos dan an-organik), pemakaian
varietas,/benih unggul,dan pemberantasan hama penyakit. Adanya Panca

Usaha padi, palawija, sayuran dan buah-buahan.


o Hama sundep dan beluk dapat dikendalikan di Karawang sampai
Pekalongan (berdasarkan hasil penelitian Dr.P.Van der Goot dan kawan-
kawannya).
o Pupuk hijau mulai meluas digunakan di persawahan dan di perkebunan.
Jenis Crotalaria, Centrosema, Lamtoro dan lain-lain mulai banyak
diusahakan. sementara kompos mulai dikenal.
r Penyetnpurnaan alat-alat peftaniatr dengan introduksi dari hasil penelitian,
seperti bajak Muara dan Kerorejo, garu Madura. penyiang Muara,
UNIVERSITAS MEDAN
penyiang AREA(tunggal dan ganda), parut rotasi untuk bikin tapioka, dll.
Landak
. Perbaikan pekarangan dengan menanam sa)rur, buah, bunga dan tanaman

obat, menjadi lebih cantik, bersih, berfaedah dan menguntungkan.


e Pendirian 200 buah Balai Bcnih dan Kebun Bibit di seluruh kepulauan
untuk menangkar benih/bibit unggul padi, palawija, sayuran, bunga, buah,
tanaman keras (karet, cengkeh, randu, kopi, teh, tembakau, kelapa, dll).

o Pengembangan pendidikan pertanian melalui pendidikan formal dan non


formal. Pendidikan pemuda (kelas masyarakat Sekolah Desa 5 tahun) yang
dirintis tahun l9l0 dikembangkan menjadi 6 tahun, kelas pertanian untuk
daerah pedesaan, kelas perdagangan/ perkantoran untuk daerah kota, dan
kelas kerajinan/pertukangan untuk daerah yang banyak industrinya.
o Tahun 1939 ada 139 kelas pertanian. Pendidikan pertanian yang
dilaksanakan dalam bentuk sekolah adalah MLS Bogor, CS di Sukabumi
dan Malang (di Malang namanya Landbowy School/LS setara SMP).

o Tahun 1927 dibuka Kursus Tani Desa (KTD) bagi wargatani di Jawa Barat,
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kemudian dibentuk kelompok tani, yang
disebut Rukun Tani (Jawa Barat), Kring Tani (Jawa Timur) dan nama
setempat lainnya. Diadakan pula kursus bagi wanita tani dan anak
tani/pemuda tani.
b. Perkembangan Penyuluhan Pertanian pada Zaman Jepang (1942-
I 945)

SetelahJepangmenguasai furdonesia, penyuluhan pertanian malah


itu, Jepang memaksa petani untuk memproduksi bahan
menghilang.Selain
rnakanan dan bahan strategis lainnya.Sor Sidoing (Mantri Pertanian
Kecamatan) dan Nogyo Kumiai (Koperasi Pertanian di setiap kecamatan)
ditugaskan memperlancar usaha produksi dan mengumpulkan hasilnya bagi
keperluan angkatan perang Jepang.Tentunya hal ini sangat menrgikan pihak
Indonesia, khususnya para petani.

c. Perkembangan Penyuluhan Pertanian pada Masa


Kemerdekaan (1 945-1 995)
1) Periode Liberal (1945 - 1959)

UNIVERSITAS MEDAN
PadaAREA
periode 1945 1950, pengembangan pertanian dimulai dengan
Rencana Kasimo, yaitu rencana produksi pertanian 3 tahun (1948-
1950).Pada periode 1950-1959, pemerintah memulai usaha pembangunan

pertanian lebih sistematis, rencana Kasimo yang belum terlaksana


sepenuhnya digabung dengan Rencana Wisaksono menjadi Rencana
Kesejahteraan Istimewa (RKI) tahap ke-l tahun 1950-1955 dan tahap ke-2
tahun 1955 1960.
Untuk menunjang program tersebut dilaksanakan:
o Perbanyakan benih unggul padi dan palarvija dengan memperluas dan

menambah jumlah Balai Benih dan Kebun Bibit.

r Perbaikan dan perluasan pengairan pedesaan.


. Peningkatan penggunaan pupuk untuk segala jenis tanaman, terutama
pupuk phospat dan nitrogen pada padi.
o Peningkatan pemberantasan hama penyakit tanaman serta

memperlancar penyaluran pestisida dan peralatannya.


o Peningkatan pengendalian bahaya erosi.
o Peningkatan pendidikan masyarakat pedesaan dengan rnendirikan Balai
Pendidikan Masyarakat Desa (BPMD) di tiap kecamatan.
o Intensifikasi pemakaian tanah kering, diawali pembangunan beberapa
Kebun Percobaan Perusahaan Tanah Kering (PPTK) di kabupaten.
Pada periode ini, pendekatan dan metode penyuluhan mirip
sebelum perang. Masalah dan tantangan pertanian makin luas dan
kompleks, aparatur dan cara kerjanya belum sistematis dan komprehensif.
Tahun 1958 intensifikasi padi dimulai pada sentra yang luasnya *
1.000 ha.Petani diberi kredit natura (bibit dan pupuk) serta uairg.Program
itu disebut Padi Sentra.Padi Sentra ini, dijadikan bagian dari Badan
Pemsahaan Produksi Bahan Makanan dan Pembukaan Tanah Kering
(BMPT).BMPT gagal dan dihentikan tahun 1963. karena banyak
penyelewengan, dan kurangnya keahlian para manager dalarn menyuluh,
pelayanan dan pemasaran.
2. Periode Terpimpin (1959 - 1963)
Terbitlah Dekrit Presiden untuk kembali ke UUD l945.Sejak itu
UNIVERSITAS MEDAN
mulailah AREAterpimpin, dcmokrasi tcrpimpin dan ekonomi terpimpin.
periode
Penyuluhan ilengalami banyak perubahan. Filsafat "alon-alon asal
kelakon" menjadi "segalanya harus cepat dan tepat". Kegiatan-kegiatan
berdasarkan menggerakkan massa, pendekatan dan metoda penyuluhan
harus sesuai. Kesemuanya di bawah pimpinan tertentu, sesuai dengan
prinsip ekonomi terpimpin.
RKI diganti dengan Pola Pembangunan Nasional Semesta

Berencana (PNSB) Tahap I, yang meluas dan menyeluruh.Pelaksanaannya


merupakan gerakan dinamis. Gerakan intensifikasi produksi padi Swa-
Sembada Beras (SSB), berlangsung dari tingkat nasional sampai ke desa,
dengan pimpinan Komando Operasi Gerakan Makmur (KOGM) pada
setiap tingkat operasi.

Tahun 1970 KOGM meluas menjadi Gerakan Swa-Sembada

Bahan Makanan (SSBM), tetapi tidak berhasil mencapai tujuannya.


Karena penyuluhan sistem "komando", membuat petani menjauhi
penyuluh.

3. Periode Konsolidasi (1963 - 1974)


Pada masa ini berbagai usaha tetah dilakukan oleh Departemen
Pertanian dengan berbagai pihak, seperti penyuluhan dijalankan oleh
Jawatan Pertanian Rakyat, Direktorat Pertanian Rakyat (Dirtara), Fakultas
Pertanian, dan organisasi massa tani.
Kemudian Fakultas Pertanian UI (lnstitut Pertanian Bogor)
bekerjasama dengan Lembaga Koordinasi Pengabdian Masyarakat
Dcpartemen PTIP (Pendidikan Tinggi Ilmu Pengetahuan) mengadakan
pilot proyek penyuluhan yang efektif (196311964) dengan penerapan
Panca Usaha Lengkap di Kabupaten Kararvang. Petani dibimbing intensif
dan disediakan saprodi secukupnya.Hasilnya, produksi padi meningkat
dua kali lipat.
Demonstrasi Massal (DEMAS) dilanjutkan pada MT 196411965,

dan diperluas lagi MT 196511966. Proyek ini diubah meryadi Birnbingan


Massal AABM dan akhirnya menjadi sistem Bimas, yang mengalami
perbaikan
UNIVERSITAS AREA Bimas Berdikari, Bimas Biasa, Birnas Baru, Bimas
MEDANrnenjadi
Gotong Royong, dan Bimas yang disempumakan. Bimas meliputi
masllkan (input) yang harus dilakukan, ditetapkan dengan Inpres No.
411973 tentang Unit Desa, terdiri dari: (l) penyediaan kredit oleh BRI, (2)
pelayanan penyuluhan oleh PPL dinas pertanian, (3) sarana produksi yang

murah dan mudah oleh penyalur, kios dan KUD, serta (4) pengolahan dan
pemasaran hasil oleh KUD, Kelompok Tani dan swasta perorangan.

Petani yang telah menjalani Bimas atas bantuan kredit dari


Pernerintah pada akhirnya akan mampu berdiri sendiri. Mereka diberi
kesempatan membeli sarana produksi secara tunai.Kemudian terjadi
perubahan kemasyarakatan dan politik. Pola dan cara penyuluhan dalam

menyongsong Era pembangunan, diprogramkan oleh Orde Baru dalam


program Pembangunan Lima Tahun (PELITA) I. Bimas diartikan sebagai
kegiatan penyuluhan massal, untuk meningkatkan produksi pertanian
dengan cara intensifikasi klrusus padir/beras.

Pada Pelita I, penyuluhan harus nyata menunjang pembangunan


pertanian berprioritas tinggi nrencapai swa*sernbada beras. Pengaturan dan
pelayanan penyuluhan di lapangan disempumakan, Keppres No. 95/1969

membentuk Badan Pengendali Bimas yang diketuai Menteri Pertanian,


dan Sekretaris BP Bimas, yang sejajar dengan Dirjen lingkup Departemen
Pefianian.
Pada tahun l97l diselenggarakan PENAS (Pekan Nasional)
peftama di Cihea, Jawa Barat atas inisiatif Oyon Tachyan (KTNA Jawa
Barat), dan PENAS II tahun 19]3 di Jember, Jawa Timur.Memantapkan
penyclcnggaraan penyrluhan pertanian dengan merekrut 2001 orang PPL

dan I l3 orang PPS pada tahun 1971.


4. Periode Pemantapan I (197 4-1983)
Keppres No.44 dan 4511974 membentuk Badan Pendidikan,
Latihan dan Penyuluhan Pertanian (Badan Diklatluh) di tingkat nasional.
Di daerah dilakukan oleh berbagai dinas sesuai dengan UU No. 511974
'rentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah.

SK Mentan No. 66411975 membentuk Forum Koordinasi


Penyuluhan
UNIVERSITAS Pertanian
MEDAN AREA di tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan Balai
Penyuluhan Peftanian (BPP).Perafuran ini merupakan landasan
menggalang kerj asama dal am penyuluhan.
Mulai tahun 1976 diterapkan sistem kerja Latihan dan Kunjungan
(LAKU).Penyuluh sejak 1979 ditata menurut sistem Peny,uluhan Pertanian
Lapangan (PPL) di tingkat Wilayah Unit Desa (wilud 600-1.000 ha sawah
atau setaranya), dan dibina oleh Penyuluh Pertanian Madya (PPM)
kernudian berubah nrenjadi Penyuluh Pertanian Urusan Progranr
(PPUP).PPM/PPUP berkedudukan di BPP (pengembangan dari Balai
Pendidikan Masyarakat DesaiBPMD tahun 1948).

Sistem LAKU tahun 1976 dilaksanakan di 9 provinsi. tahun 1977


diperluas ke 14 provinsi dan tahun 1980 ke seluruh Indonesia untuk
seluruh subsektor pertanian. Pada masa penyuluhan itu pelayanan
kebijaksanaan, diberikan kepada swasta dan masyarakat tani
sendiri.Penyediaan dan penyaluran sarana prodr-rksi seperti pupuk,
pestisida, alat-alat peftanian, benih dan bibit, diusahakan oleh perusahaan
swasta, BUMN, KUD, Kelompok tani sendiri.

Pada tahun 1979 dimulailah INSUS (Intensifikasi Khusus) dan


dilanjutkan dengan OPSUS (Operasi Khusus) pada daerah terkebelakang
intensifikasinya, OPSUS Tekad Makmur (1980) di Provinsi NTB dan
Opsus Lapo Ase di Sulawesi Selatan (1981 ) dan seterusnya di lain daerah.

Tahun 1980, formasi penyuluhan diperbesar menjadi20.626 orang


(PPL/PPUP t9513 orang, PPS 1.113 orang).Pada tahun itu Penas IIt
dilaksanakan di Bali dan Penas IV di Kalimantan Selatan tahun l981.Pada
rembug KTNA di Bali disepakati peningkatan metode penyuluhan berupa
Mirnbar Sarasehan, Ternu Wicara dan Ternu Karya.
5. Periode Pemantapan II (1983-1993)
Keppres No.24i1983, mernbentuk Direktorat Penyuluhan pada
semua Direktorat Jenderal lingkup pertanian dan Pusat Penyuluhan pada
Badan Diklatluh.Di Dinas tingkat I dan Illcabang Dinas pertanian,
dibentuk subdinas dan seksi penyuluhan.
1993, Penyuluh ditingkatkan jurnlahnya menjadi 39.108
PadaAREA
UNIVERSITAS MEDAN
orang (PPL/PPUP 36.830 orang dan PPS 2.278 orang).Pemantapan
penyuluhan dengan adanya kesatuan aparat penyuluhan dan kesatuan
pengertian penyuluhan.
Pada MT 1987 dikembangkan pola Supra Insus.Keberfiasilan
Supra Insus terletak pada kerjasama antat Kelompoktani dalam
intensifikasi di satu WKPP, menerapkan pola tanarn yang menjamin
terwujudnya keserempakan panen dan keragaan varietas dalam hamparan
areal usahatani se WKPP.

Sesuai perkembangan zaman, metode massal relatif berkurang dan

lebih banyak penerapan metode kelompok dan perorangan karena

berkembangnya tingkat pengetahuan petani-nelayan.


Penas V diselenggarakan di desa Purbolinggo Lampung Tengah
tahun 1983, Penas VI di desa Pematang Krasan Simalungun Sumatera
Utara, tahun 1986 dihadiri 2.500 orang peserta dari27 provinsi dengan 20
jenis kegiatan.
Bimas yang didukung penyuluhan membawa Indonesia sukses

mencapai swasembada beras tahun 1984 yang diakui FAO. Pada Hari
Ulang Tahun FAO ke-40 tanggal 14 Nopember 1985, Presiden Suharto
dan masyarakat pertanian lndonesia secara simbolis menyerahkan
sumbangan 100.150 ton gabah kering giling (senilai Rp.15,6 milyar)
kepada penduduk Afrika yang menderita kelaparan melalui Dirjen
FAO.Atas jasa mencapai swasembada beras, Direktur Jendral FAO
memberi penghargaan medali emas kepada Presiden Suharto, yang
bertuliskan PRESIDEN SUHARTO - INDONESIA dan FROM RICE
IMPORTED TO SELF SUFFICTENCY - FAO-ROME.
Tahun 1986 ditetapkan jabatan fungsional penyuluh. Kualifikasi
tenaga penyuluh ditingkatkan pendidikannya melalui Akademi
Penyuluhan Pertanian (APP) rnulai tahun 1987 dan Pendidikan Tinggi
Pertanian LapanganlPTPl (pendidikan jarak jauh, kerjasama Departemen
Pertanian dengan Universitas Terbuka/UT) rnulai tahun 1991. Penyuluh
Sl, secara bertahap dan terbatas ditingkatkan menjadi 52 atau 53, baik di

dalam
UNIVERSITAS maupun
MEDAN luar rregeri.
AREA
Kernudian penyululi mampu membentuk Pusat Pelatihan Peftaniait
& Pedesaan Swadaya (P4S).Petani Indonesia menerima petani magang
dari Afrika/GNB.

Sejak tahun 1990, jumlah dan mutu kegiatan di Penas makin


ditingkatkan.Penas diselenggarakan 4 kali dalam periode Pemantapan II.
Penas V di Lampung tahun 1983 Penas Vl di Sumatera Utara tahun 1986,
Penas VII di Sularnesi Selatarl tahun 1988 dan Penas VIII di Magclang
tahun 1991 .
Untuk menyiapkan generasi muda peftanian, dijalin hubungan
antara taruna tani dan siswa SPP melalui kegiatan Temu Siswa dan Taruna

Tani Nasional (TESISTANAS) dan dibentuknya Kelornpok Siswa dar"r

Taruna Tani (KOSISTA).

Upaya percepatan alih teknologi dilakukan melalui kerjasama


antara Badan Diklat Pertanian dan Badan Litbang Pertanian dalam bentuk
Temu Aplikasi Teknologi dan Gelar Teknologi.
Melalui SK Mentan Nomor: 789iKptsloT.21011294, fungsi BIP
ditingkatkan dan diubah mcnjadi Balai Pcngkajian Teknologi Pertanian
(BPTP). Tugas BPTP adalah melaksanakan kegiatan penelitian komoditas,
pengujian dan perakitan teknologi tepat guna spesifik lokasi,
menyampaikan paket teknologi hasil pengkajian dan perakitan untuk
bahan penyusunan materi penyuluhan pertanian, pelayanan teknik kegiatan

penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian, Pelaksanaan tata


usaha dan rumah tangga Balai.

Sejak tahun 1993 penyuluh non sarjana dan BPP diserahkan/


diperbantukan kepada daerah tingkat II, beserta anggarannya.Penyuluh
berpendidikan sarjana tetap sebagai pegawai pusat yang dipekerjakan di
wiIayah, administrasinya dikelola oleh Kanra,il Deptan.
Tahun 1989, sistem LAKU dievaluasi oleh Pusat Pengembangan
Agribisnis/ PPA dan proyek NAEP III.Hasil evaluasi menunjukkan,
LAKU tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena kebudayaan.

MEDAN300
Sebanyak
UNIVERSITAS kelompok etnis dengan 200 dialek dan tinggal
AREA di 13.667
pulau, menuntut ketangguhan cara kerja penyuluhan. Kemudian titik berat
LAKU diubah dari komoditi ke kornunitas (masyarakat) sebagai pemeran

utama pembangunan pertanian.Modifikasi sistem LAKU dengan metode


sensus masalah, dapat rnembawa penyuluhan peftanian kepada pendekatan

yang menyeluruh (holistik).


Keppres no.411990, Badan Diklatluh Peftanian diubah rnenjadi
Badan Pendidikan dan Latihan (Diklat) Pertanian, Pusat Penyuluhan
Pertanian diubah rrenjadi Pusat Pendidikan dan Latihan Penyuluhan
Pertanian (Pusdiklatluhtan).

SK Mentan No. 5S/Kpts/LP.l20l2l9l, mengubah koordinasi


penyuluhan.Di tingkat provinsi dipegang oleh Kepala Kanwil Deptan, di
Kabupaten/Kotarnadya oleh Kepala Dinas Lingkup Pertanian/Ketua

Pelaksana Harian Bimas.Koordinasi di tingkat BPP dan desa tidak


diatur.Kedudukan dan tugas BPP tidak lagi sebagai unit pelaksana

penyuluhan, melainkan hanya sebagai instalasi penyuluhan.


Keppres No. 83/1993, menghapus Direktorat Penltiluhan pada
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan &. Holtikultura, Perkebunan,

Pctcrnakan, dan Perikanan.

SK Mentan No. 96/Kpts/OT.2101211994, membentuk Pusat


Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan), yang bertanggung jawab pada Menteri
Pertanian.Secara administratif dibina oleh Sekjen dan secara teknis dibina

oleh Dirjen sesuai dengan bidang tugas masing-rnasing.


6. Periode Agribisnis-Agroindustri (1993-1997)
Kebijakan Menteri Pertanian pada awal kebangkitan nasional II
(PJP II), memantapkan penyelenggaraan penyuluhan di Indonesia. Dalam
PELITA VI, penyelenggaraan penyuluhan rnenghadapi berbagai tantangan
berupa lingkungan sosial ekonomi nasional maupun global yang dinamis.
Orientasi pembangunan pertanian ke arah penerapan pendekatan
agribisnis.Adanya peningkatan peranan dan peran-serta masyarakat, dalam
hal ini petani dan anggota masyarakat pedesaan lainnya.Dan pelaksanaan
desentralisasi mengarah kepada pelaksanaan otonomi daerah tingkat II
yang
UNIVERSITAS MEDAN luas dan lebih bertanggung jawab.Perubahan kebijakan dari
lebih AREA
petani-nelayan yang hanya terampil berproduksi menjadi kebijakan yang
dapat rnenciptakan iklirn motivasi petani-nelayan untuk lebih rasional dan
efisien dalam mengembangkan usaha berdasarkan kemampuan wilayah
informasi dan mengenali potensi pasar.
Pada PELITA VI, penyelenggaraan penyuluhan diarahkan untuk :

o Memberi dorongan bagi berkembangnya kelembagaan tani-nelayan


agar mampu mengambil keputusan secara mandiri melalui
perencanaan w-ilayah yang partisipatif perlu dikembangkan secara
bertahap, mengambil manfaat sebesar-besamya dari keberadaan BPP
n-relalui kunjungan para petani dan nelayan secara berkala ke BPP,
memperkuat BPP dengan personil, sarana, prasarana dan pembiayaan
yang memadai dalarn rnenghadapi arah perkernbangan perilaku
petanilnelayan sebagai sistem pengguna aktif berbagai informasi dan
kcsempatan berusaha.

o Membangun dan mengembangkan jaringan kelembagaan penyuh"rh


yang mampu mendukung pengembangan kelembagaan petani-nelayan
serta mampu menciptakan iklim kepemimpinan demokratis dalam
mengembangkan agribisnis.
o Mengorientasikan para petugas lingkup pertanian (penyuluh dan aparat
pembinanya) agat memiliki satu kesatuan tindak dalarn
penyelengg araan penyu luhan.

Penyclenggaraan penyuluhan diletakkan pada Dacrah Tingkat II


dengan materi yang sesuai dengan mandat, misi, tujuan penyuluhan, dan
kondisi/potensi riil daerah serta berkaitan dengan berbagai program
prioritas pembangunan pertanian. Penyuluhan di tingkat provinsi maupun
nasional, diarahkan untuk mampu mendukung penyelenggaraan dan
pelaksanaan kegiatan penyuluhan di kab.ikota dan BPP.

Pendekatan dan metode pcnyuluhan disesuaikan dengan


perkembangan atau tingkat kemajuan sosial ekonomi wilayah dan tujuan
yang hendak dicapai dalam wilayah
bersangkutan.Pendekatan "partisipatory and cost sharing" dalam

UNIVERSITAS MEDAN AREA penyuluhan cocok diterapkan guna mengembangkan


penyelenggaraafl
peran-serta dan kemandirian petanilnelayan dalam pembangunan pertanian.
Untuk rnemberikan dukungan nyata pada penyelenggaraail

penyuluhan, tahun 1994 dibentuk lembaga pengkajian teknologi pertanian


di tiap provinsi.Pada April 1995, unit kerja itu mulai dioperasikan dengan
status organisasi BPTP, LPTP dan IPPTP.

2.2 Sejarahdan Kondisi Balai Penyuluhan Pertanian di TanjungNlorawa.


l. Balai Penyuluh Pertanian ( BPP ) Tanjung Morawa yang beralamat di
Jalan Industri No.61 Desa Tanjung Morawa B, Kecamatan Tanjung
Morawa berasal dari dana Pusat melalui Departement Pertanian Republik
Indonesia Dirj en Petemakan.
2. Sesuai dengan perkembangan kebijakan melalui regulasi Departemen
Pertanian Republik Indonesia melalui Surat Keputusan (SK) bersama
Kementerian Dalam Negeri dan Kmenterian Pertanian pada tahun 1996,
pengelolaan Balai Penluluh Peftanian (BPP) dan sumber
pembangunannya di serahkan kepada BP S DM Departemen Pertani an.

3. Pada Tahun 2001 sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan Otonomi

daerah, Balai Penyuluh Pertanian ( BPP ) Tanjung Morawa diserahkan


kepada Pemerintahan Daerah.

4, Pada tahun 2013, Balai Penyuluh Pertanian ( BPP ) tanjung Morawa


pemah memperoleh predikat balai Penyuluh Pertanian ( BPP ) terbaik
kedua (2) SePropinsi Sumatera Utara oleh Badan Koordinasi Penyuluh
Pertanian Sumatera Utara.

5. Sampai dengan saat ini Balai Penyuluh Pertanian ( BPP ) Tanjung Morawa
memiliki luas lahan + 2,0 Ha, menjadi Pengelolaan Pemcrintah Daerah

Kabupaten Deli Serdang, dengan gedung peffnanen terdiri dari : Ruang

Aula, Ruang Koordinator BPP, Ruang KJF, Ruang Mushola, Kebun


Percobaan dan 3 rumah petugas BPP Tanjung Morawa.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


BAB tII
I]RAIAN KEGIATAIY
3.1 Kegiatan Tatalaksana Balai Penyuluhan Pertanian
3.1.1 Aspek Organisasi dan Manejemen Balai Penyuluhan Pertanian
Struktur Organisasi ( Termasuk Nama Pemangku Jabatan )
Balai penyuluh Pertanian ( BPP ) Tanjung Morawa memiliki peran
strategis dalarn menentukan keberhasilan pembangunan pertanian
sekaligus merupakan cermin keberhasilan pembangunan pertanian di
Wilayah Kecamatan tanjung Morawa dan Kecamatan paturnbak.
Dalam pengorganisasian BPP Tanjung Morawa sebagai Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluh Kabupatcn/Kota harus didukung
dengan:
a. Pimpinan Balai atau disebut juga dengan Koordinator BPP
b. Urusan Ketatausahaan
c. Kelompok Jabratan Fungsional (KJF) terdiri dari : penluluh yang
menangan Programa, penpluh yang menangani urusan Sumber Daya

dan pcnyuluh yang rncnangani Supcrvisi.

Bagan Struktur Organisasi BPP Tanjung Morawa

Koordinator

I xlr Sumber Daya I @t

KPP PPL

Garnbar. I Bagan Organisasi Balai Penyuluhan Pertanian(BPP) Kecamatan


UNIVERSITAS MEDAN AREA
Tanjung Morawa.
JumlahPenyuluhPertanian (PNS, THL TBPP, Penyuluh Pertanian Swadaya
dan Penuluh Swasta
luh PNS
\C) Nama Pangkat NIP Jabatan
l. Lomo Hutabalian, SP.MSi rvb Koordinator Penyuluh
l Nursiah, SPt fV'a KJF Sumber Dava
_1 . Frisna.J.Sianturi.SP IIIb KJF Supervisi
PPL Uiuns Serdans
+-
1
Lucy ftrdriani, SP IIIa PPL Tanjung Morawa A

Suloiati batu Bara" SST IIIa KJF Sumber Daya


PPL Sieara Gara dan
PPL Marendal l
Tabel.l Daftar Nama Penyuluh yang sudah PNS

luh THL TBPP


\o Nama THL Jabatan
TBPPPusat/Propinsi
1 Wanda.E.Damanik, SP THL-TBPP Pusaf PPL Dalu X B
Ir. Irawadi THL-TBPP Pusat PPL
Perdamean/Wonosari
l Normalina THL-TBPP Pusat PPL Punden Reio
+. Juli Sutoyo THL-TBPP Pusat PPL Lengau Seprang
Aeustina Sirinso Rinso THL-TBPP Pusat PPL Dalu X A
6. lrma Ariani Sireear. STP THL-TBPP Propinsi PPLNaea Timbul
7. Reni Rhys, STP THL-TBPP Propinsi PPL Taniung Morawa B
8. Dewi Agustina Tondang, SP THL-TBPP Prooinsi PPL Bansun Sari
9. Eka Sriwahyuni Binventy, SP THL-TBPP Propinsi PPL Pafumbak Kampung
dan
I
PPL Marendal II
Tabel.2 Daftar Nama Penyuluhan THL TBPP

Penwluh Swadaya
No Nama Kelompok Tani Alamat
I Morlan Sirait Harapan Jaya II Perdamean
2. Lukman Paniaitan Bintang Perdamean
J. Tugiman Sri Wansi Wonosari
4. Sudarlius Lubis Maiu Bersama Dalu X A
5. Amran Effendi Sri Kencana Taniung Morawa B
6. Nuah Barus Sadar Patumbak Kampung
7. Abdul Manan Hasibuan Tunas Baru Nasa Timbul
8. Syamsul Sinaga P4S Kuala Namu Telaga sari
UNIVERSITAS MEDAN AREA
9. Raiuli Efendi P4S Kuala Namu Telaga Sari
10. Sunardi Banten Family Patumbak I
Tabel.3Daftar Nama Penyuluhan Swadaya
3.1.2 Aspek Sosial Budaya
Aspek sosial budaya antar lain mencakup kaitan pasar dan orientasi
ekonomi, jenis teknologi, mutu tenaga kerja, sumber energi yang digunakan,
sumber modal,manajemen, spirit usaha yang menggerakkan, bentuk
keorganisasian usaha,pelayanan usaha dan sebagainya. Dalam perspektif
pembangunan berkelanjutan,sangat penting mengedepankan aspek partisipasi,
keadilan sosial, perneliharaan daya dukung ekosistem setempat (Pranaji dan
Hastuti, 2A0q. Beberapa aspek sosial - budaya yang berpengaruh terhadap
program penyuluhan di lahan marjinal yang dibahas di sini meliputi, pengambilan

keputusan dalam usahatani, aksesibillitas terhadap lembaga permodalan,


kegotongroyongalr, sikap berusahatani, penilaian terhadap aset, dan sikap terhadap
penyuluhan.

3.1.3 Aspek Lingkungan Balai Penyuluhan Pertanian Tanjung Morawa .


Diskripsi Umum
Monografi Wilayah
a. BPP Tanjung Morawa membawahi 2 (dua) Kecamatan yakni
.1. Kecamatan Tanjung Morawa
t Kecamatan Patumbak.
b. Batas-Batas Wilal,ah :

* Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Lubuk Pakam dan

Pagar Merbau

* Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Deli Tua dan


STill Hilir.
* Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis dan
Percut Sei Tuan
Dan Kotamadya Medan
* Sebelah Timur berbatasan dcngan Kecamatan Pagar Merbau.

c. Wilayah membujur dari Barat ke Timur dengan :

+ Pcrscntase kerniringan berkisar A - 20%


.i. Ketinggian diatas permukaan laut 20 - 50 meter.
* Topografi mendatar 60out, bergelornbang 35?f, dan'oerbukit 5%.
UNIVERSITAS
d. MEDAN AREA
Jenis Tanah latosol, andosol dan podsolik.
e. Kandungan unsure hara N, P, K dan pH Tanah :
* Unsur N : rendah 60olo, sedang 40Yo, tinggi A"/o, sangat
tinggi 0%
+ Unsur P : rendah 40?t,, sedang3}Yo, tinggi 30%.
i. Unsur K : rendah 30o2, sedan g 60%o, tinggi 10%.

t pH Tanah : sangat masam 07o, masam 5Yu, agak asam 80t%,


netral 10% agak basah 5oh dan alkalin 0%.

3.1.4 Aspek Teknis Balai Penyuluhan Pertanian (B.P.P) Tanjung N{orarva.


JumlahDesadanluas Wilayah Binaan
KecamatanTanjungMorawaterdiridari :

\o. WKPP Desa Sawah (Ha) Nama Penyuluh


Irigasi Tadah
Huian
I Wonosari Wonosari 633"50 50.00 Ir. Irawadi
l. Perdamean Perdarnean 382.84 0 Ir. Irarvadi
Penara Kebun 0 0
I
1 Dalu X A Dalu X A 89,12 0 Agustina Siringo
Rinso
Taniuns Baru 12"42 0
Dasans Kelambir 10"20 0
I
+. Dalu X B Dalu X B 141,63 91,00 Wanda.E.Damanik,
SP
I Punden Reio Punden Reio 81.81 0 Normalina
Taniung Mulia 100,35 0
6 Bangun Sari Bangun Sari 51,27 81,00 Dewi .A
Tondane.SP
Bangun Sari Baru 0 22,96
I
Telaga Sari 0 5,95
I
Buntu Bedimbar 0 0
Tanjung Tanjung Morawa A 18,02 0 Lucy Indriani, SP
Morawa A dan
Limau Manis 0 11,49
I Bansun Reio 0 0
Bandar Labuhan 0 0
8 Tanjung Tanjung Morawa B 0 123,93 Reni Rhys, STP
I
Morawa B
Dagang Kerawan 0 0
Taniune Morawa Pk 0 0
Aek Pancur 0 0
g. Ujung Serdang Ujung Serdang 19,46 47,17 Frisna.J.Sianturi,
SP
UNIVERSITAS MEDAN AREAMedan Senembah 0 28,3t
10. Naga Timbul Naga Timbul 169,22 0 Irma Ariani
Sireear, STP
I t. Lengau Lengau Seprang 217,80 0 Juli Sutoyo, SP
Seprans
Sei Merah 14.29
Jumlah 1927.64 475"99
. -rbel.4 Jumlah Desa dan Luas Wilayah BinaanKecamatan Tanjung Morawa

iicuamatan Paturnbak terdiri dari :

\o. WKPP Desa Sawah (Ha) Nama


Irigasi Tadah Penyuluh
Huian
t
Sigara-Gara Sigara-Gara 0 95,64 Sulpiati Batu Bara,
SST
Marendal I 0 12.00
Lantasan Baru Lantasan Baru 0 30,00 Sulpiati Batu Bara,
SST
Patumbak I 0 30.06
PatumbakKp PatumbakKp 0 17.2e Eka.S.Binvent_v,SP
Marendal II 0 37.00
Lantasan Lama Lantasan Lama 0 9.94 Eka.S.Binventy,SP
Patumbak II 0 13.00

Jumlah 0 2s3.46
Tabel.5 JumlahDesadanluas Wilayah BinaanKecamatanPatumbak.

a. Pekarangan :2.357,30Ha
b. LahanSawah
Kecamatan Tanjung Morawan
* Teknis 0,00 Ha
{. f/, Teknis 1927,61Ha
.i. Tdh Huian 475,99 Ha
..?. Jumlah 2.443,63 Ha
Kecamatan Patumbak
* Teknis 0,00 Ha
* % Teknis 0,00 Ha
{. Tadah Hujan 253.00 Ha
* Jumlah 253.00 Ha
c. Tanah Tegalan Darat
{. PerkebunanRakyat
UNIVERSITAS MEDAN AREA 410,00 Ha
* Eks PTP.N-[I 1.500,00 Ha
* Lahan Petemakan 60,90 Ha
* Pembibitan 53,50 Ha
+ Lahan Palawija & Horti 625,00 FIa
* Lain-Lain 191,50 Ha

d. Populasi Tenrak
* Sapi 3.750 ekor
+ Kanrbing 16.417 ckor

* Unggas 1.095.284 ekor


* Babi 1.875 ekor

* Kelinci 435 ekor


e. Luas Jenis Usaha tani diluar Padi sawah
* Tanaman Jagung ; 912,00 Ha
* Ubi Kayu : 501.00 Ha

* Sayuran : 65.00 Ha
n Semangkarlvielon : 55,00 Ha
* Kelapa Sawit :239.60Ha
* Kakao : 164,00 Ha
* Kelapa : 25,00 Ha
+ Karet : 20,00 Ha
n Tanaman Hias : 30,00 Ha
1. Kelembagaan Petani/Penyuluh
a. Kelompok Tani Kecamatan Tanjung Morawa
* Tanaman Pangan 98 Kelornpok
* Perkebunan 7 Kelompok

* Peternakan l1 Kelompok
* Tanaman Hias 9 Kelompok
* Taruna Tani i Kelompok
* Jumlah 126 Kelompok

b. Kelompok Tani Kecamatan Patumbak


* Tanaman Pangan 29 Kelompok
+ Peternakan
UNIVERSITAS MEDAN AREA 4 Kelornpok
n'. Perkebunan l Kelompok
t Jumlah : 34 Kelompok
c. Kelas Kelompok Tani

'1. Belum Dikukuhkan : 0 Kelompok


* Pemula : 57 Kelompok

t' Lanjut : 60 Kelompok


.i. Madya : 12 Kelompok

{. Utarna ; 2 Keiotrpok
n Gapoktan : l8 Gapoktan
* Posluhtan : 27 Unit
* LKM-A : l3 Unit
2. Data Catur Sarana

a. Kios Saprodi 34 Kios


b. Kilang padi 2i Unit
c. Bank 7 Unit

d. Koperasi 9 Unit
3. l)ata Sarana dan Prasarana
a. Transportasi, baik 709'o, sedang25Ya, buruk 5%

b. Komunikasi, baik 75Yo, sedang25oh, buruk 0%


c. Pemasaran hasil, baik 607o, sedang 40%

Data Alsintan
a. Handtraktor 118 Unit

b. Power tresser 87 Unit


c. Pompanisasr 34 Unit
d. Handsprayer 2.367 Unit
e. Appo/Pab.Kompos 5 Unit
f . Lumbung pangan 2 Unit
5. Personil/Aparat Penyuluh
a. Koordinator BPP I Orang
b. KJF I Orang
c. PPL/KJF 2 Orang
WKPP
d. PPL AREA
UNIVERSITAS MEDAN l0 Orang
e. Petugas IB 1 Orang
f. POPT-PHP I Orang
g Ka,UPTD I Orang
h. KaSubag TU I Orang
i. StAf BPP 1 Orang

Jumlah 19 Orang

6. Data Sarana dan Prasarana Penyuluhan


d. Sepeda Motor 8 Unit
b. Komputer PC 2Unit
c. Laptop 2Unit
d. Infokus 1 Unit
e. Penguat Suara I unit
7. Harga Komoditi di Tingkat Petani
a. Padi 4.600 s/d 4.800/Kg

b. Jagung 1.800/Kg
c. Kacang tanah 8.00O/Kg
d. Kelapa Sawit 1.2001Kg

e. Kakao l8.000iKg
f. Karetllateks 7.000/K
g. Ayarn Buras 37.000iKg
h. Ayam ras 28.000/Kg
i. Daging Sapi :110.000/Kg
j. Daging Kambing : 75.000/Kg

k. Telur :900/Kg
l. Cabai :25.000/Kg
-r. 1.5 AspekKeuanganBalaiPenyuluhanPertanian (B.P.P ) TanjungMoravra

UU 16 tahun 2006 secarakhusus membahas aspek pembiayaan pada Bab

l\. Dalam Pasal 32 terbaca bahwa untuk penyelenggaraan penyuluhan yang


.'tektif dan efisien diperlukan pembiayaan yang memadai, dimana sumber
irl.rnbiayaan disediakan melalui APBN dan APBD, jrga bahkan secara sektoral
:raupun lintas sektoral, maupun sumbersumber lain yang sah dan tidak
UNIVERSITAS MEDANmenanggung
:nengikat.APBN AREA pernbiayaan penyuluhan yang berkaitan dengan
:unjangan jabatan fungsional dan profesi, biaya operasional penluluh PNS serta
' j..li.la dan APBD bertanggung jawab untuk
prasarana.sedangkan
''a\YELENGGARAAN PENYULUHAN di provinsi, kabr_rpaten/kota,
.;'.amatan, dan desa.Pernerintah jrga harus membantu penyuluhan yang
r:ielsngr...kan oleh penyuluh swasta dan penyuluh swadaya.
Lebih detail hal ini diatur dalam permentan No 43 tahun z00g
,':tang Pembiayaan, Pembinaan, dan pengawasan penyuluhan pertanian,
?rrikanan, Dan Kehutanan. Pennentan ini sebagai amanat dari pasal 33 dan 34
', L SP3.Pada Pasal 3 Permentan ini terbaca bahwa Menteri, Gubernur, atau
3LrpatiAValikota mengalokasikan anggaran pembiayaan penyuluhan berdasarkan
:-rsas dan kewenangannya sesuai kemampuan keuangan masing-
"ilasing.Pembiayaan penyelenggaraan penytluhan meliputi:
biaya operasional
.'.'lembagaan penyuluhan, biaya operasional penyuluh pNS, biaya pengadaan
dan
:enrelilraraan sarana dan prasarana; dan biaya tunjangan profesi penyuluh. Biaya
-rperasional mesti mencakup biaya operasional (Pasal 5) untuk kelembagaan
:r'nyuluhan dari pusat sampai desa yang meliputi badan penyuluhan, badan
< oordinasipenlruluhan, badanpel ak s an apen yuluh an, balaipenyuluhan,
irnpospenyuluhan.
Permasalahan yang Dihadapi,Secaraumum, biaya yang disediakanuntuk
p.--nyuluhan kecil dan tidak memadai. Secara tidak langsung hal ini
:rengakibatkan melemahnya semangat kerja penyuluh pertanian, dan efektivitas
penyuluhan' BOP penyuluhan yang kurang disebabkan karena keterbatasan
resaran dana terutama di daerah yang relatif terpencil dan kerumitan birokrasi
pL-rnerintah dacrah. Minimnya alokasi anggaran sangat terasa pada rnasa
menunggu lahirnya Pelpres Kelembagaan yakni perpres No 154 tahun
:0l4.KOMITMEN PIMPINAN DAERAH terhadap pengembangan kualitas dan
\rrantitas penyuluh kurang.Penyebab secara tidak langsung misalnya adalah
rrsrell& kelembagaan penluluh yang di beberapa wilayah belum terpisah dan
sendiri dalam Bapeluh.Selain itu, adalah karena kekeliruan memaknai kegiatan
pertanian sebagai "urusan pilihan" yang boleh dinomorduakan.

Demikian pula untuk penyuluh THL TBpp, dimana ada daerah yang
UNIVERSITAS MEDAN
bahkan tidak AREA tambahan honor 2balan,karena yang disediakan pusat
menyediakan
hanya 10 bulan. Besat BOP untuk penyuluh juga sangat variatif, demikian pula
pembiayaan untuk pembangunan dan operasional kantor Balai Penyuluhal.
Lemahnya anggaran penyuluhan secara nasional disebabkan belum adanya
penyamaan persepsi tentang pemberdayaan dan pendayaguflaan tenaga penyuluh

di tingkat BPPSDMP dan lingkup Kementerian.


Upaya Perbaikan Ke Depan
Karena kecilnya alokasi anggaran, maka diingatkan tentang
keseriusan komitmen dalam politik anggarar) di APBD. untuk itu, perlu
dilakukan pendekatan khusus kepada direktorat penyusunan PBD di Kemendagri,
sehingga alokasi anggaran untuk penyuluhan dapat lebih terjamin.Kesulitan
pembiayaan yang disebabkan oleh birokrasi perlu diatasi dengan kejelasan
kelembagaan penyuluhan sebagai bagian yang harus dibiayai dari APBD daerah,

sebagaimana tercantum jelas dalarn Perpres No 154 tahun 2014 tentang


Kelernbagaan.Kebijakan anggaran penyuluhan ke depan dapat
mempertimbangkan insentif dan disinsentif dalam kine{a dan prestasi
kelembagaan penyuluhan. Hal ini tentu perlu diawali oleh sikap Pernda untuk
memprioritaskan sektor pertanian dan pangan.Prioritas pembiayaan yang pokok
adalah untuk keberfungsian sarana prasarana dan pelayanan pcnyuluhan. Karena
dana dari pihak luar dimungkinkan, maka KPPN menyarankan agar didorong pula

peningkatan kemampuan untuk memanfaatkan (networking) sumber daya lain


yang tersedia misalnya dari program CSR dari perusahaan-perusahaan di wilayah
masing-rnasing.

Selain ini semua, perlu digarisbawahi bahwa secara konseptual


penyuluhan pertanian adalah kegiatan PENDIDIKANI NONFORMAL terhadap
sasaran penyuluhan yakni petani dan keluarganya.Dengan dasar ini, maka menjadi
relevan mernaknai kegiatan penyuluhan sebagai bagian dari tanggung jawab
sektor pendidikan nasional. Jika hal ini disepakati, maka kegiatan penyuluhan
akan mendapat dukungan pendanaan yang sangat kuat, karena sektor pendidikan
nasional mendapat minimal jatah anggaran yang sangat besar yakni 20 persen dari
APBN.Kebijakan anggaran penyuluhan perlu mempertimbangkan hal-hal berikut,
yakni bempa skema insentif dan disinsentif sesuai prestasi dan pelayanan
penyuluhan, sefta memprioritaskan pada pertanian, pangan, dan keberfungsian
UNIVERSITAS MEDAN AREA
sarana prasarana dan pelayanan penyuluhan.
Pada kantor BBP Kecamatan Tanjung Moralva, dalam pelaksanaan
kegiatan menggunakan dana yang berasal dari pemerintah pusat. Pada umumnya
PPL yang melaksanakan prograrn dari pemerintah, rnaka untuk mendorong proses

berjalannya program tersebut, maka ada sejumlah uang yang telah diperhitungkan
Lrntk proses berlangsungnya acara tersebut. Hal ini menjelaskan bahwa tidak ada

dana keluar dan dana masuk sebagai penghasilan untuk kantor BBP. Para
karyawan kcbanyakan menjalankan program yang tclah dirancang olch
pemerintah pusat, menjadikan PPL yang berada di setiap Wilayah Kerja Penprluh

Perlanian (WKPP) sebagai pelaksana program pemerintah. Program-program

1'ang telah disusun memiliki anggaran biaya disetiap pelaksanaan.

3.2 KegiatanPraktekKerj aLapan gan.


3.2.lWaktu dan Lokasi
Waktu pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan(PKl) pada tanggal 10

.\gustus 2020 * 1 I September 2020


Lokasi pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai
Penyuluhan Pertanian (B.P.P) Tanjung Morawa ,J1. Industri NO.6l Desa Tanjung
Morawa B, Kecamatan Tanjung Moraw'a.

3.2.2 Kegiatan PKL


Pelaksarraan Kegiatan PKL Mahasiswa yang berlangsung di Balai
Penyuluhan Pertaniaan (BPP) Tanjung Morawa antara lain meliputi :

a. Obseruasi /Survey Lapangan

Kegiatan survey di lapangan secara langsung terhadap kondisi petani


sclanra kegiatan PKL,dilakukan antara laifl inclakukan Kunjungan dan
melihat langsung lahan yang dimiliki petani.
b. Wawancara
Kegiatan wawamcara secara Langsung terhadap beberapa pihak yang
terkait baik dari penyuluhan Balai Penyuluhan Pertanian Tanjung i\.Ioraw'a
atau Pihak Pembimbing lapangan dan Petani.

c. Dokuinentasi
Kegiatan Pengambilan Gambar sesuai dengan kegiatan yang di lakukan
selama kegiata PKL berlangsung .

UNIVERSITAS MEDAN AREA


BAB IV.
PEMBAHASAN
-1.1 Deskripsi Kegiatan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan di Kantor Balai
Penyuluhan Peftaniann (BPP) Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang yang dilakukan semala kurang lebih satu bulan, yang dimulai pada
tanggal 10 Agustus 2020 san-rpai 12 September 2A?A. PKL dilakukan selama 6
hari dalam satu minggu. Kegiatan utama dalam proses PKL ini yaitu kunjungan
lapangan ke desa-desa yang ada di Kecamatan Tanjung Morawa. l$amun tidak
hanya kunjungan ke lapangan yang dilakukan oleh peserta PKL, melainkan ada
kegiatan rutin mingguan, yaitu Rapat posko kecamatan setiap hari rabu.

Dalam kegiatan utama, yaitu kunjungan ke lapangan atau ke setiap desa,

1'ang dilakukan oleh para peserta PKL adalah wawancara dan bersiskusi oleli
ketua kelompok tani yang didampingi oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
Dalam hal ini, tujuan dari diskusi dan wawancara kepada kelompok tani yaitu
Lrntuk mengetahui kendala dan hambatan yang dialarni oleh para petani yang
berbudidaya tanaman. Petani yang ditcmui dilapaangan pada umumnya
berbudidaya tanamana padi, selaain pada, ada beberapa tempat yang berbudidaya
tanaman hias dan ubi. Namun komoditi unggulan yang ada pada Kecaamatan
Tanjung Morawa yaitu padi. Dari hasil wawancara yang dilakukan, ada banyak
perbedaan dari sistern budidaya tanarnan padi antara desa. Faktor ini disebabkan

ada perdebaan antara suku yang ada didesaa. Perbedaan ini juga menjadi
rnasaalah oleh para PPL nya.

Pada Desa Punden Rejo, para petani padi sangat memperhatikan prinsip
Pengendalian Harna Terpadu (PHT), sehingga biaya produksi petani untuk
berbudidayaa tanaman padi sangat kecil, hal ini berbaanding terbalik pada desa
Perdamaian, dimana para petani padi sangat bergantung pada pengguflaan
Pestisida yang berlebihan dalarn penanggulangan hama, namun tidak
uremperhatikan arnbang batas. Hal ini yang monyebabkan pennasalahan dalam
pertanian, dimana hama kebal terhadap pestisida dan matinya musuh alaami.
Pennasalahan
UNIVERSITAS ini yang
MEDAN AREArnenjadi tanggung jawab para PPL dalarn penanganan
hama serta kebijakan yang dapat menguntungkan para petani.
Harnpir keseluruhan wilayah pertanian padi di Kecamatan Tanjung Morarva
rnengalami permasalahan hama. Namun beberapa wilayah berhasil dalam
rnenjalakan program PHT dalam budidaya tanaman padi. Selain lrama, ada
beberapa Desa yang terkendala kurangnya irigasi perairan untuk persawahan.
Desa yang mengalami pennasalalian ini antara lain, Desa Tanjung Morawaa B,
Lengau Seprang, dan Desa Bangun Sari.

-1.2 Observasi Lapangan Pada Kelompok Tani Padi


Dari hasil wawancara yang dilakukan, penulis mengetahui tentang alur
proses pcngolahan lahan sampai dengan hasil pemanenan. Dimana untuk proses
pengolahan lahan, dimulai dari pengolahan tanah, besamya biaya dari semua desa

adalah sama, yairu Rp 60.000 per Rantai untuk biaya tenaga kerja pengolahan
tanah. Setelah selesai pengolahan tanah, maka masukla proses penyemaian. Untuk

penggunaan vaarietas bibit ada beberapa rnaacam bibit yaiig digunakan oleh para
para petani, antara lain yaitu desa Wonosari menggunakaan varietas Sherang,
Invari 32, untuk desa Tanjung Morawa A, pada ufiiurnny? kelompok tani
menggunakan varietas gogo, invari 42.

Setelah proses penycmaian, proses selanjutnyaa yaitu pencabutan bibit dan


penanaman. Pada peroses ini, upah tenaga kerja yang dikeluakan untuk
pencabutan bibit dan penanalnan diperlukan biaya sebesar Rp 45.000 untuk per

Rantainya. Biaya ini besanya sama untuk semua desa yang ada di Kecamatan
Tanjung Morawa. Untuk tahap selanjutnya yaitu pemupukan. Dalarn sekali
musim tanam, pada umumnya pemupukan dilakukan sebanyak dua kali. Pupuk

.rang digunakan zA, urea, KZL, SP 36. Pupuk ini tidak digunakan semua sekali
dalam satu lahan. Contohnya desa Bangun Sari hanya menggunakan Pupuk Urea,
ZA dan SP 36.
Setelah pemupukan, maka selanjutnya yaitu proses penngendalian hama.
Pada proses inilal"r yang menentukan keberhasilan dalain budidaya tananian padi.
Pada proses ini banyak permasalahan yang timbul dipetani. Salah satu contohnya
r aitu antara desa Pundetr Rejo dan Perdamaian. Dimana pada desa Punden Rejo,
para petani melakukan penyemprotan hama paling banyak 3 kali dalam satu
i-nusit-tr tanam. Sedangkan pada desa Perdanraian, petani melakukan penyemprotan
UNIVERSITAS MEDAN AREA
.ampai dengan 9 kali dalam safu musim tanam. Perbedaan ini terjadi karena pada
desa Punden Rejo melakukan sistem PHT dalam pengendalian hama, dimana para

petani melihat ambang batas populasi hama yang ada pada tanaman. Sehingga
penyemprotan hama dapat di minirnalisir ketika hama melebihi ambang batas
pada padi. Sistem ini juga rnenjada populasi musuh alami yang ada pada padi,

sehingga pengendalian llanra lebih efektif. Sedangkan pada desa Perdamaian,


penyemprotan dilakukan ketika hama muncul di tanaman, dan penyemprotan
tidak rnernperhatikan ambang batas. Hal ini rirenitrbulkan sulitriya pengendalian
hama, dimana untuk petani yang kekurangan modal dalam budidaya sehinga
hama berpindah ke lahan sawah yang melakukan penyemptoran sedikit, sistem ini
juga menciptakan kekebalan hama pada pestisida. Hama yang sering menyerang
yaaitu Wereng Batang Coklat (WBC). Dimana hama ini sanagat kuat dalarn
beradaptasi dengan lingkungan ekstrim

Selain itu pada saat padi sudah keluar, pennasalahan yang sering tirnbul
yaitu ketika musim penghujan, maka padi sering tumbang. Tumbangnya padi akan
rnemberikan biaya tambahan, yaitu biaya pengikatan padi. Jika padi turnbang dan
tidak diikat, maka akan menimbulkan pembusukan pada padi itu sendiri.
Pennasalahan padi tumbang ini juga yang scring nienycbabkan petani merugi,
luasnya lahan yang tumbang menimbulkan biaya yang besar utuk biaya tenaga

kerja. Besarnya biaya tenaga kerja perrgikatan padi pada unlurnnya Rp 100.000
per hari.

Setelah padi menguning, masuklah tahap pemarlenan padi. Pada Kecamatan

Tanjung Morawa, ada dua sistem pemanenan. yaitu menggunakan terser dan
odong-odong (mesin besar). Harga jual dan biaya tenaga kerja berbeda dari kedua
srstem ini. Berikut penjelasan dari sistem panen terser dan odong-odong:
a. Treser
Pada sistem panen treser, biaya yang di keluarkan yaitu Rp 130.000

untuk satu rantai sawah. Harga jual dari sisteiri panen menggunakan
treser yaitu berkisar Rp 4.500ikg
b. Odong-odong
Sistem panen padi menggunakan odong-odong atau mesin besar

MEDAN AREAbiaya Rp 120.000 untuk satu rantai sawah. Harga jual


UNIVERSITASmengeluarkan
dari hasil panen sistem odong-odong lebih mahal dari sistern treser,
yaitu berkisar Rp 4.800ikg.

J.3 Obesrvasi Lapangan Pada Kelompok Tani Tanaman Hias


Di desa Bangun Sari mempunyai usaha budidaya tanaman hias. Dan pemilik
.' ang kami wawancarai ini bernama ibu r.vanda. Yang berusia 45 tahun.Tanaman
irras yang di budidayakan oleh ibu wanda cukup bervariasi dan cukup lengkap.
Untuk saat ini yang lagi banyak di cari pernbeli yaitu anglonerlla dan tanaman
:aman atau yang di kenal dengan bonsai. Dalam sistem pemasaran budidaya
illlalnan hias ibu wanda tnetnasarkan produknya melalui marketplace.Luas lahan
r ang dimiliki oleh ibu rvanda sekitar
4 rante.Untuk modal pertama ibu wanda
iltcmbangun usaha ini 10jt, dan pada saat itu masih pada satu tanaman saja
rougenville.Biaya perawatan dari budidaya tanaman hias, untuk tenaga kerjanya

"ida ,4 orang dengan gaji Tlrblhari.Peralatannya cukup dengan handsprayer,


:trnting bunga, gergaji dan cangkul.Penjualannya sudah sampai ke luar kota mulai
Jari sabang san-rpai dengan lampung. Dan untuk pengirimannya biasanya ibu
it anda menngunakan bus umum di kerenakan lebih terjangkau, dan untuk ongkos
iirir-r-urya di tanggung oleh pembeli.

1.4 Observasi Lapangan Pada Kelompok Tani Ubi


Di desa Ujung Serdang mempunyai kelompok tani yang bemama setia dan

rerua kelompok tani yang bernama bapak Tuqiran.Yarrg berusia 68 tahun dan
sudah menjabat selama 13 tahun sampai saat ini.Komoditi yang di budidayakan di

"elompok tani setia adalah ubi dan


jagung.Dan yang menjadi komoditi andalan
petani setia adalah tanaman ubi.Dalam sistem pemasaran kelompok tani setia
nrelalui agen pengempul.Luas lahan yang dimiliki oleh kelompok tani lestari
,iu-kitar Ha. Yang mcrniliki hasil panen l0 ton.Bantuan yang di dapat kclompok
:ani setia benih komoditi yang akan di tanam.Biaya perawatan dari budidaya
ianaman ubi 45.000 rante untuk pengolal'ran lahan menggunakan traktor, biaya
pemupukan untuk keseluruhan 1.920.000, pada biaya penyemprotan 300.000
Jengan 4X penyemprotan total keseluruhan 1.200.000 dan pada biaya tenaga kerja

pada saat penyemprotan 100.000/ hari selama 2 sampai 3 hari.Untuk kendala yang

Ji hadapi petani
UNIVERSITAS MEDAN setia yaitu dalam budidaya tanaman ubi ini jamur, tikus. Untuk
AREA
kornoditi ubi serangan haina masih tergolong rendah, dan lahan yang masih jauh
dari pemukiman warga rawan akan di curi orang.

Untuk menunjang produktifitas dari para petani ubi kayu yang ada di desa

Ujung Serdang yaitu diharapkannya bantuan dari pemerintah bempa alat


pcmbajak tanah. Hal ini disampaikan olch ketua Kelompok tani. Alasan yang
kuat dari penyajuan alat tersebut yaitu besamya biaya pada proses pengolahan
tanah. Alat penggembut tahah ini sangat mendukung untuk meningkatkan hasil
panen dari para petani.

{.5 Orientasi Kegiatan Di Kantor BPP


Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan, selain
kunjungan kelapangan kepada kelonpok tani, yaitu mengikuti kegiatan Rapat
Posko Kecamatan. Pada kegiatan ini, setiap PPL melaporkan seluruh kegiata,
kujadian dan hasil dari perencafiaafi kepada koordinator. Dalam rapat Posko ini,
semua permasalahan yang ada di pertanian dituangkan dan dibahas. Tujuan dari
kegiatan rapat ini yaitu untuk mcmecahkan perinaasalahan yang sedang dihadapi

oleh para kelompok tani. Dalam hal ini jika permasalahan tidak dapat
diselesaikan, maka akan dilanjutkan pada rapat tingkat Kabupaten. Lapotan PPL
vang disampaikan dalam rapat ini sangat berpengaruh terhadap kemajaun untuk
pertanian. Hal ini dikarenakan jembatar.r petani kepada pernerintah adalah
ditangan PPL. Selain itu pada rapat ini juga menyusun rencana untuk kemajuan
dari petani. Salah satunya yaitu rapat pola tanam untuk budidaya padi agar
serentak dalam melakukan penanaman. Tujuan dari rapai pola tanam yaitu agar
rnudah dalarn pcnangallan harra dan penyakit yang ada pada padi. Selain itu,
dalam rapat ini juga membahas program pemerintah yang akan di sosialisasikan
PPL oleh petani.

Dalam rapat posko yang dilaksanakan, selain membahas tentang laporan


rnengenai pertanian para mahasiswa yang melakukan PKL dituntut untuk
melakukan persentasi mengenai inovasi pertanian yang telah dipelajari pada masa
kuliah. Dalarn lial ini bertujuan untuk meningkatkan ir-awasan dari mahasiswa itu
sendiri dan melatih mental sefta mengasaa kemampuan dalam melakukan
UNIVERSITAS
penyuluhanMEDAN AREA
untuk pertanian.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan

Dari hasil Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan di kanror Bpp Tanjung
\lorawa, kami nrelaksanakan kunjungan kelapangan dengan kelompok tani yang
,ida di setiap desa pada kecamatan Tanjung Morawa. Kecamatan Tanjung Morawa

nrayoritas petani padi sawah. Selain padi sawah, ada juga petani yang ber-burlidaya

-rbi kayu, yaitu pada desa Ujung Serdang. Hal ini dikarenakan lahan yang berbukit
Jan daratan yang tidak memungkinlcan untuk menanam patli.

Banayk permasalahan yang dihadapi oleh petanni dalam berbudidaya padi.


Salah satunya yaitu penanganan wereng Batang coklat (wBC), padi tumbang,
Jan yang lainnya. Setiap permasalahan ini akan dibahas pada saat rapat Posko
Kecatnatan yang dilakukan setiap minggunya. Dalam rapat ini sernua laporan
.ejadian yang ada di pertanian akan dituangkan dan dibahas pada rapat ini.
5.2 Saran

Dari kesimpulan yang diambil berkaitan dengan penelitian ini, maka kami
-rrc-nlamp?ikan saran yang kiranya dapat dilakukan dan bemranfaat bagi kcmajuan

lenyuluh pertanian dan pesefta PKL :

1. Kepada para pesefia PKL agar msmpersiapkan diri dengan menguasai


pelajaran yang akan diterapkan dalam industri, agar memudahkan dalam
inelakukan praktek kerja lapangan di perusahaan.
2. Kepada Penyuluh pertanian agar dapat meningkatkan intensifitas penyuluh
karena banyak rremberikan manfaat bagi anggota kerompok tani.

3. Kepada penyuluh pertanian agar lebih meningkaatkan lagi metode da


rnedia dalam menyampaikan penyuluhan, agar anggota kclompok tani
dapat secara jelas memahami materi penyuluhan yang diberikan oleh
penyuluh pertarrian.
4. Kepada Penyuluhan pertanian agar lebih peka terhadap kebutuhan dan
masalah yang sedang dihadapi anggota kelornpok tani dalam rnelakukan
usaha dibidang pertanian.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
DAFTAR PUSTAKA

Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2A15. PanduanTeknologi


Budidaya Padi Salibu. lakarta: Kementerian Peftanian.

Tanaman Pangan] Direktorat Jenderal Tanarnan Pangan. 2017.


PedomanPelaksanaan Kegi atan Padi 20 1 7 . J akarta: Kementerian Pertanian.

'.11{. Jahi A, Gani DS. 2012. Kinerja Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
danDampaknya pada Perilaku Petani Padi di Sulawesi Selatan).
JurnalPenyuh-rhan. 8(2): I 32-l 40.

i. Ella Nurlaela H, Endah Wuryaningsih, IwanAriawan. 1999. AplikasiPenelitian


Kualitatif dalam Pencegahan dan Pemberantasan PenyakitMenular, Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia bekerjasama dengan Direktorat
.lenderal Pemberantasan Penyakit Menular danPenyehatan Lingkungan
Pemukiman Depkes RL Jakarta.

D. 20A7 . Kinerja Balai Penyuluhan Pertanian Kota Samarinda. EPP. aQ):2a-31 .

Sumardjo, Asngari PS, litropranoto P, Saefuddin A. 2008. Faktor- Faktor


Penentu Peningkatan Kinerja Penyuluh Pertanian DalamMemberdayakan Petani
(Kasus di Kabupaten Kampar Provinsi Riau).Jurnal Penyuluhan. 4Q): 92-99.

.\ DP, Rosnita, Yulida R. 2016. Analisis Kelembagaan PenyuluhanPertanian Di


Kabupaten Kampar. Jurnal llmiah Pertanian 13(1): 1-13.

I Perafuran Menteri Pertanian No. 61 Tahun 2008. 2008. PedomanPembinaan


Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penuyuh PertanianSwasta.

.) 2008. Pemberdayaan petani: paradigma baru penyuluhan pertaniandi Indonesia.


.lurnal Penyuluhan . 4(l):65-7 4.

iG. 2005. Masalah-masalah penyuluhan pertanian. Jurnal Penyuluhan.l(l):57-61.

lG. 2005. Masalah-masaiah penyuluhan pertanian. Jurnal Penyuluhan.l(1):57-61.

] Sistem lnformasi Manajemen Penyuluhan Pertanian. 2018.


Diakses pada2l Novembcr 2018.
go. id/simluh20 I 4 I gstl welcome.phpl .

K. 2018. Penelitian Survai dan Teknik Sampling, BPFP. UniversitasBengkulu.

Syabrina E, Hakim DB, Tonny F. 2009. Analisis Kelembagaan


UNIVERSITAS MEDAN AREA
PenyuluhanPertanian di Provinsi Riau. Jurnal Manajemen
Pembangunan Daerah. 5(l): 32-46.
Sadono, D. 1999. Tingkat Adopsi Inovasi Pengendalian Hama Terpadu oleh Petani,
Kasus di Kabupaten Karawang Jawa Barat.Tesis.Program Pascasajana PB.
Bogor.

;dijanto. 2003. Penyuluhan Sebagai Pilar Akselerasi Pembangunan Pertanian di


Indonesia pada Masa Mendatang dalam I. Yustina dan A. Sudradjat (eds).
Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan: Didedikasikan kepada Prof.
Dr. H.R. Margono Slamet. Bogor: IPB Press.

.:nardjo.1999. Kemandirian Sebagai Indikator Kesiapan Petani Menghadapi Era


Globalisasi. Jumal Mimbar Sosek, Volume l2 Nomor l: April 1999. Jurusan
Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

ir Faperla IPB. Tahun 1963 Perguruan Tinggi Menjawab Tantangan Masalah Pangan.
Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


LA1IIPIRAN FOTO.FOTO KEGIATAN PKL MINGGU I

r *
!h,
4",
T{r..

Gambar 01. Hari pertama di tempat PKL (orientasi kegiatan).

Gan-rbar 02. Penyusunan reflcana kegiatan PKL.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


at
.t

Gambar 03. Mengikuti rapat posko kecamatan mengenai PHT (pengendalian


hama terpadu.

"t

ar 04. Observasi kegiatan PKL ke desa wonosari.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Gambar 05. Gotong royong di lingfuungan (BPP).


LANTPIRAN FOTOFOTO KEGIATAN PKL MII\GGU KE II

.."\
:':,tr
",
'Ir
]
c-

Gambar 06. Kunjungan ke lapangan desa tanjung morawa B.

Gambar 07. Mengikuti rapat posko kecamatan dan mempersentasikan inovasi


di bidang agribisnis (pengolahan bahan organik enceng gondok menjadi

UNIVERSITAS
media MEDAN AREAmendukung pertanian organik).
tumbuh untuk
LAil.IPIRAI\ FOTO-FOTO KEGIATAN PKL }IINGCU KE III

Ti.:
ri' .
- i
"-r:4

ffi
; lt+*l
tr;
ra
il
"".t ixfF
i:, r.#-.
L;';;i:g:figg F*
S:l

t, .!.. I

Gambar 08. Kunjungan ke lapangan desa tanjung morawa A.


T

-_a "
jF' I.

, *'.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


I
a
.'!t! ,
, r'I ,

Carnbar 09. Kunjungan ke lapangan desa bangun sari.


Gambar 10. Mengikuti rapat posko kecamatan yang membahas tentang
(budikdamber).

::ro |T:!ii *:;- rc r=r ffi -{=r: !E! :;: :;I I;: ::*s'*

fh

4' @-
:L, /
Gambar I 1- Kunjungan ke lapangan desa dalu X B.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


' 1 '' Fl
i
:
tu

"

Gambar 12. Gotong royong di lingkungan BPP

UNIVERSITAS MEDAN AREA


LAIIIPIRAN FOTO-FOTO KEGIATAN MINGGU KE TY

ffil
'' jw",
id"g'

'i{,frt'f,
$,x&
Gambar 13. Kunjungan ke desa lengau seprang.

ffiffiEffi
.L.-..d
M*e*d
r'$
' "+l'fH'rr'

r 'f :;rr
'': . I

.:
ll ,"
r'*' &* f
J

,. *'r'
il,'f:

Gambar 14. Kunjungan ke desa punden rejo.

UNIVERSITAS
GambarMEDAN AREA rapat posko kecamatan dan kunjungan dari polbangtan
15. Mengikuti

mensosialisasikan program kementan (kostratani).


! "',W* *
t
r
+
lS"

Gambar 16. Kunjungan ke lapangan desa perdamean.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


s.
F*,
F

Gambar 17. Gotong royong di lingkungan BPP.


UNIVERSITAS MEDAN AREA
LAMPIRAN FOTO-FOTO KEGIATAN PKL h,IINCGU KE V

-* rl,I*l*
I

t '.--

I
i
t'-

Gambar 18. Kunjungan ke lapangan desa dalu X A.

-E

Garnbar 19. Kunjungan ke lapangan desa ujung serdang.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


g{
\ {.*..
j .---

Gambar 20. Mengikuti rapat posko kecamatan yang rnembahas tentang irigasi
pintar pada lahan sawah.

UNIVERSITAS
GambarMEDAN AREAdi kantor BPP tanjung moraw'a.
?l.Fvaluasi
f
r

Gambar 22.Perpisahan dengan para staff di kantor BPP tanjung morawa.


UNIVERSITAS MEDAN AREA
lr\J

F
l-'{

Ed
zt_
rrr
HSFE L-l
L-
A
'N

gE=x
OZFH sl

tiZ
sltr
ZrF *inF-rU
2E
Er
P-Fl,ri HF
E,l
ts fr sFh N,F
I]Z
r
E=i=
HzAA3
EIEE= ifigiF = F
rg
ZE
2k
L' 'AI

gt :>31^J
El EF z
X-j
F1
OX
rr'

2E E* 3a
EEE .N
=H
frza {
H
Fl Li

0 C.,l E I'
z,F
c-r P
!r'a l-
ez
zo
Fr lrr
{{{{
€€e6
[,J N)
to
tJ
t'') l.J
b.)
b.)
rt
A
YVUU
ireee
t,(,FJ}J
,AJ

c6AA
{

UNIVERSITAS MEDAN AREA


!') z 5 (}J NJ z r4
F1

*l -l
>* Fvr
oa(;r+=
{ t,
IC
I
ts J
NJA l'J - N
2
o<r lO !i. ci
tsi
t.J o
- 19
a
F: F OD

a
+E
.iv-() ^
\ CD
-(}
tl)
z
= ci w5
^i9U9IU
.PEH_J- t!
-"*,----
-li9
9JPW-L
F'(l =o m o
!J
o-
o
s9
rira -'=p i1 ,
!9
x^P-';n6
)J)P74

tw
,
a) ^u
J L: E.
x-
l-t
F) z ni
-w-(!
EDB='
>< /va--.
>E!^r
sl
z all
O)vr+ ,a\
JJ
*
in
> t9
5 !:' n3
19
F
A!lr\

zA a *
e

E(}3.
--- P
2
-7,-.
(|D:-
z
E
F0 55'7
$f!cDi>r 3 ui*
gleg ^Y X 5 /\rD gq j oD -.1 tx {@ -t
= ii +'d o 5 E +e 5ri ^w oo oo
c
erF*=
.-p
Ei uqQ -.r!
=
T;='!2fF9,'l*- = +i -r'F
i A. r L r-f* T9
rl
I.J N) tJ NJ
N) tJ NJ l.J
-Fi
Hf-.^+

=c E X
Y^JJ^i
t, f! Xv..3E +=fE'L----
- -
-
j
= E
CD (i r:- .\
L' (rJ
x tJ |.J
CO +. a
=X,^c
AV)
=
If 3rE P r' 6i c, (? z rg
-.E
*z U^.4 =d 7
E
9rO-
= ri
- (t) ir -.4 p^
:" *5. z
cl- lJ 6
=
a 3 C-
=
@
=
O-= !F!
E {9 ruP r! == C
Z
ri*F!E;fsE+a; g.iii
-aiJ=-naL
ryi*FEBE !_i:
z
*pqg&Egf1=[EE :_-4 B' i i=EFE
'4.., P 5ui.
11i

fg
tu F'

nTt;rF+;8il€;i
3F;4=88+SU5=+
= 3)(<D;r_,=9:x-
C-
E.=$-'lcg
_u^ =.?a
5q:. *! 19
a
-l
EgISEgiai:alr 6 Y r'5E 5 E ==fD 33
-=EE-= (rt
a
7
-.HE=-i - = + EEE
_ - .--l rJa -'
d +Er* rqE
;,;

e>M
3
e lrl
r-i\
tnsraF)$YSi$
z{
E r EE a s f
'< c- E- 7:-E 5 -
;a-?,ei*67Eii,i= N (D to *= ='=
u! v<
-_*
E. J
or o po
J-!-r
Y
I.< i /\ FT
$Tc - a J = ! 3
-
s
5 +# s s
^ -. {,'
3 i=::
= = =.'rt
v"xva
='FD
o)
=
a
$'O:'! s'E
+ c F s a-tt 3.
(a
Fl
r n!9*I;-'===r)^.
=
,.:.i g
9 'J
-'L' )
;J 5 *= ^--) *93.= r.^i:-^;.-!^

+rri !:'*v- y Ed.,if, 6iP = E 2 o:


F c
= o- ;= 6
a,
-o:
--::---.=Flf
.tst-'
- =
J -- z
[..J
UNIVERSITAS MEDAN AREA t9
!^,

Dx
Oq
*d iD
NJE
C\
fJ-
orv

gE EE F
- hi AJ tr5
E E -'ooa
Da E'Y rzl
r> etr
X ^k Li r'
i: wr- E =
iE+B'E
:3<
F3P
Er7:
Z x'c
u=.
T3
U'':
P

-BEH
-e
= a

r3 ?-O< O-7
'.l5,Jrr:i J
U Y ^ U!
19 r
J
-* -
trH 5 q E
s !
^r -H -
dHHIFW
=
E o.<; wYtt: S*
('
q
J
E6 - A
Eid: -
+

rD a i--.|--Y

+
o
l.

E EE E ss r u,?-F 2
=u

r grEeqE;i EE
-o
fg=[rIs!
rI *T$ g3 +g: *i l;;5:
(lQ +

=a= =
gFii.gE;
* aE E E aEsS.i$€ rgr 7;
57f
oc
5X -9 } ;=n-9R t 5,H
*i7 Ei-
c Ee3 5 p.
[ =YJ =
6'.= =-; 0r<
3*5 q93= + 5 ]q,E
= r
lr(i: $

<. E q = Q- C-E f) -O S) + rrt


P o a X o rr C: = Q- 9 T@ Ca'13
(D .D f.'If
o) rD o-f r-
='o
EEflEEiTEEE,.gFEEiE SiE
36-:'+ -<fig=XF e'ts
=5Ei
E.=3" ='= +=do E = B3
$-rf,P=tr
=
UNIVERSITAS MEDAN AREA

;.:' (:1gi1 -i'l


I-- l:::l:f t
-i i-:rH
rrt
{} -*_[
..,r,:r:,:i11+
g
,':i. .il:
>X
oag
N) ;-
^u,
NJ
--

E
: FT'A'C
rY (9 *

E '," B "i 3
UAT',hU ^

-l oc'!
P5a5o) i$ <
L.= a
-9-r.
oaxi<Fl

SK{tsU !.) :.7(


.D !^ lpp .-XID. zrt E s=
5Plf$ta-'
-'*'iJ :] 0- 9QtsHcr
<^='^Co
E! Ei!': ?
dt:'AlXEJ 5oi ;A Sfis;,FFse=rFfFr
- Fe €E I;€
SEgegiE $1*=Ea 1
(D :+Oc -';i ',Y J u I L fia T= v
E$E*-E-
'P J -.iO
sr A +

:i?= IEI F= Essli


JP-r-

ii;s€:=
= Co ;i-T'
tsPdrlA
<atv-
=rJq ='!J -'U =.
-5:.=. = -.- O

sD 3 :?c) -:.rjx.. nY f -e fjisqPfi


--vrE=g
qts 6 5 3= o-HS
S) F, -rrc
u-i=-' rf o D) 3 =
a !) r
L!
a(a-
F 5=^.CiEort=)== =
6= =.E= -
2l' 7i
=. =s = 0_
F
e)
r-t
t-ae7f -L
= =

HFt(<,O-ts
))iP--P
*U^1H.-'
PVi
< H,o 16 "iJ <
O.r-irD)
5 -;5 'l
b
'-9 r' =;J
X'oa
lD
liaEa
-x r! oJ<
;tri!ii
m-l^i!l:-
H^
i.J- '
P

UNIVERSITAS MEDAN AREA


))4e
=)7
a,o d -
*--+
J .- ). /

-'
Y-t
J
a

* 6'{
=:J!c

5'6 E
-'H Di
6E a
ir,
E;\
,\- Ei
., O.
Fo o)
:. tJ

EFii=+gie isYggE tgi[uEi: =gE E +EE E $rsr{i=


EE [+g riB }[[1=E *iE r1 3E f 9 +EEF f Eg $;

+ i- *F*€E
*r+$1g5E iEtEF eaii=
H t
rn ,=51
zF;o"B3i ;;A+
*,8- * B€ 5
n; 5;
EB-E+rEEg6if
EEng. E+
f;
ra
'J\x

EE? FtES=aAEE i ar3E.sF 5+s rE 3+E


E: i Si: g$FFggE= FrE€"$E [t E Sg;;
x.a:l' POc0a I

eiiE Br.€gi;Ef=i:=;fg
trOa gl' .u I X
e-BFA=-= $E==- ffi=
l

f=EEii€E
UNIVERSITAS MEDAN AREA
tE+E,i

're
(rl

>=
43
tJl! Cf
;-
t'J
C)A-

+H A
$ X -WLJ
P*FU

EgB9
oo H='! (9 oo
,PD^'
5 aE €
}.t LUF A
lD r?r==
Jv-9
< Fd E'clQ
!}vlD\
5

urSuJNlI +
oXx'f39)
E H Poc ;+9.
mtr*71 E !5
Eoa
! o-5
r'oa oa

B
(D
F
o
;rl- q rlr ,rdrr :f:i= l- oa CrL? l- D)
#s d,EE333#=
= =
E;EH13=
?E€3
gE $HE=giiE *+'- x S €r=E
ES;E=E
*A E g-rr n
c, c; €i z
;; g: l) P ='.<
= -i Fr
<odp P
5 --=rlc*<
o.j^-.d i:+P.<
E 11&F * E'IgE *9iE
F5 5-o_5 5Fipo
r?
v'l.p

6=
*{i
,t,e; OJ DJ J'- il !J

-'E ==ii.*' -rEE''


S ,{- # ;-. = :J = if
EoEEo #EE
-.<'O

*i,
FD 7(
Els."sH€i,
E
[6q
5I.n
r<-^1--fr^lar--^-
f, FFD;lai. tr tD a 5
='P0

Hs+.E r$sEisf HBg


o-,
Irq]ggiB.E
tFF 5 Eq" g A::g A:5e; a g :'igE
't, ts
:E ts5 i= #*qEa
= AF r#,s-.
x'6'd ;i&fE :IsE
i"Ea EEx ifix
Sg.E : E,EE
a
ra
u

z1 ;ts ii€FE^ErlaiA;if ;E sD
5w .Y O- (
BE EF tii*[Ft*iE.:.€gf,iF*
g* 6i=
q
0q

srj
-q 5 iAt 5 =eE tr - !.
00

Yr.'agja='
=+P= = = = =

eE tr6= =x s= a 6 5z'*,a [rn.E H Eg€


Ir gF E: .E
g
i +E I i $ 1l rE.E F iE i
==;E=f sE+E
t;t' =.3.
?H?'e:€g
=.=
?r5i
q oc E oo
= AREA o.E

W ffi
= ==^ =
UNIVERSITAS MEDAN
:-l 9
*?
Da
'lv
P= ba
ui
- =-
t!rJ tJ rrc tgF
C)'\
tJ- N)\ ^=
tJ'-
c){ O;i
(- -
FO
U
o E
t
I
g)
a
t EU

I I t

gJ t0 ::' (!
ii<Tn;
-s!bq-
o-iDQ.
+-'
5 /
l-U ^
X $.7 4D
-+ J $ L-..:.
I I 5t^-
= ^oa
pL!o) x-
9--a c,
c !J +1-
g
J+.,..
o- rrc

l1
|a
P
ft k
FS;# E€ A.E'g=
5 E fr E x E-
=€.V
C)
p) t-'t
U d E+€gq6i*E6Ei;
= = =*
-'-1 :+ 5 -,E'
,+
p
C
P; EH: IB
q)
q7
oa
Ft l0
x v

<'E
fTr
3r*E
caC-3-trr6-3;]
FgC
c)

oc
CJv
t * FF Eq- E =g.it
p oa
d. $-1.foj.Eft
a 5'==
oc
I oa 9gii
or
'i
<,r(*@<=
eirDlicDJ+
.+JA+(9
vLq.r+
rr
ELUz oOQ X
H+!.+H
!J(D@::O
3,-.:P-
I I I
da
qtrPlE' ".
5cE
LS*+6
oatji
!) t0

ffi
UNIVERSITAS MEDAN AREA

ffii ,,ffi#f
I I
ha#F'".'
FT
+p
NJT
l'v
Ooo-

wo] rr n
-t-
Jm!
oaiJ=
ilut
E
a)
^.i \-, x-
Aoci
-_ .t

lfn w
i.:AE

\J O)

c,
,l)

ax)
(Dh<
NLr'

rD5
H:1

XaD
*ED
!)o-

*
E aF +E *
gEE+ EfiiggsBEg igglg
gBi' gifil3$1'riEglB'
[E [E IEsE r [fi IE*Eg
fig- g-;i1=€
;Eg-H +€ -;*gBEagaEEf If!e {: si i
+s E.uZlE= 3 *':=E=u;ge =[EEgsii =

= C,-- =T 7: r=,--+= EIJE 7 t cr, p e, E 9l iiR :; i'iit -,4 e-Fr- d7. i-,

EEta i E T65 E3ggg ;iiE iIf lE *+sgi*iggE


*FF}E}TB:

r
3
[' i72*g;
?f s6 rig
sEEE=Q.?
e.r. =', =7= BFa[5gg*
D EE zrc a;.t*sg
sEE g B€Edd s=
H feF5iE
HE liE {=.
= 1,E 3g
gs=il"-*- g[=1=

Fffi
=
UNIVERSITAS MEDAN AREA
Vx
oa br
N)E
O\
x.t !
cv

\d5 a o-'a 7
HH.P^:A>
\/O-='O Y;
=
r;:€ p(/--
a,E
P vr --r
u,:^o11=.
J-p--
\,.-!-
u::-.!
q,t':=
)ap=

O-Ea
L.^/^.V C--J ,f r5'o < x'o'
! r, r
c(.DrD!J.D.D
@
e Esi = - ^i
POa<oa(DXl
E )1^-- = J^:HP
o UPt^J
oa :1Lo.o E
H
p:xuk
LV)-- Mi s ." B'O)
vYL:,-r/P
o'6 P Xi;
-
ED
V! +P P
a ^:
@
-Fi = 13JE
!--A);*P+
FT tr683= :i a 3.D c
---Ha.
a(Dtn= HNii^a

P+J! \-.-,
uoi5Fso
ecj'
OC :L.i
/5P
+- $tD
7i= ) U

ts=c=x_v
ec rig* gE€ +[ f$$E $s its
oogE*i6u
E'o Y 2(.0a * x ;+ " v $. i ^ =i E *= Z.:. -_'$ E :s = t-.* 6 -= E-
^TLPFH^r

,ft-:tEm
UP^a
o i
5 o-d =='8i,.:-, a'o q ='e, c =
5*E tiiE iES Y3.=E[
- +Esi;
O)llpgpi)
; 5
'N
7:. gJ'
EgEIEEEEi=
tsg: = .'= = *€ 1s
-gB SJia'4 B
) AREA or"# !: - <0q X ^-=
UNIVERSITAS MEDAN =
L_f-
ti I '9
H(D(D
q. lP
tr
PPF
bj<
0a 6'E-

E'trjFJ
9
>rH 'tl
tir v

(D rf(l
H,^ F
w
H

rl.F-
+!*'-
*ure*
9*--

o6-
5;
(}.-
O-= a
5

o ;I50C oT)
.Egg.EEE8$
=:z
!*^r:J^H,t p u j.Fo,
=.e
Zr * r. F =-v
F F- rD

53H3E36
' Fl
) H
^
= =J..\

oq dl-l o poa 5
e(=-cD F-i+
-
E lEd
,-+ F r'
FiiJEEO)
I E'E
K q..j. ,i
ts + / ; i
rJ
B^' L

s* :rE is +E $a$EEE€€ E 3E tu
+giglglg ggIiE
eEgrgii+tE
[ilEEgI€EEEigBEEE }EEEE iFi
iEl+6€ +. ui rFs'
5$IEE+*lalr*=EFig *r=
o u-. $q sq () -E (o g: s, o-< 'r.
= ^- = =. =' =
E=-tEIiE€!Ess.?iEH=3
*=+iFg$Ef ?1: 3 r
=F=:E =
Ee-aigst*a;Elfg

F re
FO- 3'-*
-.uYiLr
UNIVERSITAS MEDAN AREA

*t\
-.E; rd
{r
;"*
!^ 5 (, l.J

tsra
0co oc E'
ba:J
rra
>= oaE
>X
+iJ 4-
|ip tv (rc l.J
O'\
e TJ
o<- CD tJ ru,
^ -'
tsp
AA
9L
tJ
a t>
[rJ
|l l.J
oN)
IJ tJ t'g r.j

{+-H
,P$
,JVts
l0 /\ t- l- r
d
tJ- t
,ML
OaoiS ai!
-
t'
U
I

a -- 5C
iJ5
^l vx'
iaa
<c,9)
ro t, $
Et -t

I I ! I

I I I I

,f<5H
h^aUV
+H(9
t* ri arE3HEniqrErEag;;$E
E *- ffi fr o Y€ "s
rFi E
* (9 >.t
(t bj ,r3 2 o:
FHiZ
s
iieD!r5
S -
a
rr
I
Fl
4 1*€.: FE E tE ; +
=E
=Ewe515EiH;E1:iriii
H R i.L. JE
6 H,f L -l
7
o^
uw
71 6" 5:
€;
s i se ii; *; aBEE i
*UfHD
=' -:+
p-j o. 0J

=fD EiH'L=Sil
A1 +HJ ll
E EE oc TD
H
tE
<:'*g
^i + ''
, - E.>
!HAtP
9
>
oa
:J a
tD
a
ep 3.= -
!J-=-^l---o)-
:3iil H=
!'6
=.
)-.t>
'O)
,a l\-or 5 0q :t

6 F
!
=@H P
ath1a -
-9rfrg.
L
A
A) E-a -F
6Etrrf
.D F tDtsi-
:< E d I 1

o' q2 o- K:
@ H lD.i
H.Y-A
o- 7f FD C0
UNIVERSITAS MEDAN AREA

I I I ,
w
=-r]
oEE
o-av U
ti- t- O:

(!+
'= a

F-e
-isD
a!-
{
s
./ o

xid
/\5
+to
tD po
o-
EJ

FEegiES;H* H*s$,e Fs:+F[Bs$;EE: ]*$€E a g


I rEs a==?
o'&a 3-g 3 g re
*asuEg
i

ie iE E=-?i€Ba*FlE a-E*)=T*
e+Efi .i==ii=E + Ea [E iE IEE +

5E$ie
EE e J
i.) co
ssg=
=? = EF*g+ qt g
-
E= [r
$EEg1$Eg"
-'* gfs
=+f
)t
ii "

=g_ ==

! -=p x =F=<
::'62Ai-ios
:p,::sjjS=i-
lCE E E E=-
drD*6r'
+3E
E{E'=i= ?+i
6- r' (: $ i(-

UNIVERSITAS MEDAN AREA :.'


rsr, ffi:!r!lE:r-+4 F;.,

JE=;
=I
G-
*-*
Ftte'# #].i .1r- !
ffiffi
BT
rJr
tJ t.)
Oq

sB-X
oa ii d.
EOA
,o)iJ L
a Srrq
o)\ED
rD.l
cho

FTP
IJ-7f
Aa)-
*3 o
Ooo:
it-a
.L

5'{
$co
,1
s
6-H
5P
PN
Ea'
,^it
etD
ED D.
iJ n6
B. cD

!J cf5
P^JPS
5 a
(DiitD(Db
* 5
', @
d
5 5.;
hr Aw--Y

gEir I l +gE rE [g BrE rF lg i I iE 1€ [ IV'AUA


:A^tPL
F aia

+5 +;'a* Ei EE IE ;FssriEI3eg
=Ei Ph^r

igi
*

H E.d 5 E
!.V
- ^r

$eE€E
=i-rEa aE FriE-BA::'giE
-=rn 3:=iq J!-^\+
r'tiT, i- E

:g;! A5 !3 sHrF
serg ii *=E' g ;=E l-EEg=
;==€
gE
->
+E
:t
F5"
-.

vv

:f 50-:lJ .) .)='50x-50-=:'!
= crc o-f
e ? + =*i VE i t * I [
=
+ss€E+
s *EE
=i.gig?E=;
€iHE€- = =
'**-- Ti;EE;E
=.$;E.qE IEPFE
giE ==
r=-t EE; <
=

= P P
= 7 5
E
UNIVERSITAS MEDAN AREA
rE 3
5 P'5=
==S
Dr E
P

_ - ._*,,._-:* -,yA;;.-**,ft

ffi
EE}[YEA€ E EH€ r}g,g
ggE 1iE
E g F E 9 E-* 5: i .E E E
g 3 e'g -- '': * s E
a
= y E a i,E ;6- i i B r +5 g q g E E
6 g
Fe *i eAi ;5;€ vE g€ ;iiEqg 3

iitg ie EEt;€ +
E i$EE +;.* +f +
E c-r'
-=: )''! Ed iA'
=
E Fs=I

UNIVERSITAS MEDAN AREA


S

Vm
SC hD

N.) C
SF

EG
v+!h(9
v^rL!
PE <
? :9: a 6
;-*Xr\-h-
;HHrDg
.:.< n 3.
H E- r-a ^.i
oa r- !J '6
SDE+
!<
A2rEU
=P-
55r(.
o-o F
L' O)
5i+
.D
vtr
(n

's !4'd< o-z


.DP.DOJOJi:
5:?355(D
!rL.,*H
d'Or! o u! l] X
$ l:;-
t -*d=tsrl g 5
dr-PAirIR
3o.<Hs+
(9 E
J-g-q)wYahi q
rq 5fi Eits i A
'
b ^:.L?
J-DH
P'
+
(D
,.1

s$qFEsE 5.=Bsr rgis HH


aili +f, 3a.$ [E 5$[,EE EE
e B 1f
*EE sggEg=E E; fi*$rE [[E s * 1iE I e rlr
ii
=t +zr€=: ;
iEEE Ee
i,i. u
Ig[E IEEFgiIEiE
t=;*t;[stf*+i='
lF}+: **g+E$g
gilg*iHFE
' !J116 E
7 =.

=*^E
a q E- BE
3
po
F cw
-,- = = = -
='EE-=3==.d^rHiE=s
EE # E r E i *i' g E,H + €.q
.E=EEai{B3Ag[:*i
3 Sf B #F1= [';d-Ex I
5 5 3 S ff=' +.?
UNIVERSITAS MEDAN AREA
= -;
-'.D = F! i E 3
9lo

>h
at^ )
I-J ;-.
^a
NJ NJ
O{

=o) n
Xor
SP
E

.Do
u

E$P
5-7!-
i,\r)C J
F=o)
E5 or
OiDi$i+
!, :t
9<g
v)

5
FJa<
rf 7

6=
=-
-]q)
E=.
+t0
eD o-
5eo

g Eg.*Ei aSgg= riri'; avsEE siaE r


E rE aE ;
E rBE
e

r; i EE;irE€ E=iltr;Ear;i;FaEaE
E EiiE: ic [H ;a*a#sE$EsIiE54$geEE€
-rE=
u
-- iE * iE +E flg ?i
iF: +i 1g*g i rEg +g +
=Ei
Z5 =rE
-
E r=
==E+;g ?i*..ErsI
E EE q e
+LH=E*+t
=
i gli6f i$iliEE' [g *s + E
;E,c 1*Et,rir €*f;, IFF€E65Tg

Ir
UNIVERSITAS MEDAN AREA
>=
0atr
t-J
;\. r+ SD

tJ N)
c> oo

S94
,!
EE
g-9
C
iPA
-
PP-P

T E ET
Hvp:
X ak.Y
X EEi;
> E +6
C,)v$--

rrSuJN).1
o^rP5
tr !l.hr:5
-tr
-
a
= d t-
ri6 3.
-gHE.A =
3Ta e.504 Oc
-- \o'
(}
A
o

*arIpe iter*eBE EtiEin s=EE


?"E 9:=.:'+d=*r=
Eg=-;g rEE .!i$l
-u;EE ;$g.H
ilEi1B 3E$g €
+€IF;€ +Ec;rfl+ +;;;; $B$
9 E'E.FC
+BgE g HEE
E F+E a [g
*irg*E rg58 EB3$ s
BE p p E.EH.3
tf
Fm 3 E a"o"F s
=if p;E
iP=E ie A ='. F; 3[r€
i 3i€
er";
st*
s
i =8.- lf;; EExr
errf-P
a'
ocoqd6sa
s
iD

Ege*EE EH'EAEF
; :Ea * i,EE s"r*3i =G
,dAF'-

s-
€? I
L +; €g #+s;+fsr;jEileHF+
=p E!'2i 3#a r!.8-P-ts2-*?
FsE[r
;EBfi
E ;-l
oc g5'J= €g- =€ P H.< p.

f"F $ 5Bg
9L.hrE.

E
LF
aH.

uir EDtr
F-l
=

ii
[ +€ s rgi+€g F€E a+ 5 [+i+BE FEg]
a t€ SF i*i+ +13 +gg.?*€
fr
cs=+e6s E=E#=
r' *B=
=i"'; -Hig;=€=
E =grt' ='= =B #*-
=

ffi
rqp$ €
UNIVERSITAS MEDAN AREA
N) t\) N)
tv :-

Da trq
Da
*oeE' 'J1
--
tJ NJ NJ;
C\ ='
l.J 'J) l\) :>
OCi
O<
IJ T'J
-o c) \o

.i;i7\ -
$.Ia=' ts-t

.;-u^r I
ID
ci \r* a
,A ci, rt

..LlJ-
!)J;

+5"P I I
u(Do)
r-+l

U)

re-<
o)
F=
:H
3o,
-(J= t

i^It
+!]
p, o-
>!)
.a
r-t

s x3qg s r ex
il_ E q
i trX
6 C: +qa
= 6; ds q€
a ,i6;a===gEHs6:*
^ = =+5
il K 6a 3o
*=i:e;n=,X=At=i
o)
;.
i ffi ',- [ F.i: ': t "- c = x e
==
t-
o.
U
F ;5 affi
='#
i E F;
s.i E:r
E # 6 Q---:
-
H cc j;E< i o =-
B s iE E E tE€ rE
rJ Fl

===
==
l" l*tE 7. o
r -= =i - - = ;. = a 1!.= z :.
iI

?
9=
S}
NU
UJ
3c-*; q:H
'cr=rDO*F=.

IaC-1.==6
ol iD: L
E;=ggg g?$: ieE
D:?
cD
il t, F Fx- Eg
O- -I =
!xP! =, cq=*rc
*+=* ;5 Egi
(lq
!=. J'J -.

oa
oo-
3l!
=. G7-..

C X C o .D <tf
* = ='t;
o..=-C7i.
= =
-
- = J= z ; E,E ; Fr :ii z.t.
) 5urP Di
-.O: FD(D

co C o P 3
=' =5 - -'O-6i-=<= Fl

= --'C
=d *\e,a;L+?.J=_7d ED

$ s= r E -F= 3 f
I 0q
+q #PtZE=:
*a
i.6
a
tr
I
*+.
---, B:EF=fi
'5
E 0q
5
UNIVERSITAS MEDAN AREA

IE
:I' I I

tr
c€ i6aE islEii€ eg*g3*$+g+eE +rIia+F
Eilt lis E IB Hrr 5 t; ia s *s rt;e *
E} i?=I i iA
g! ur ig i€ iEi=fE iF$ E iIEf
=s:E FE l$flgi ii
?d 7t _EiBEt
==-oa-
=,
_ -d
=_,
-
+. ? =-;
g
=r-?BfE=er[g;E:
i= i=E sE
Ig= E*E
=:

z=*ia ; s= A i AVE rsEE EeEE


=AtgEE
t+iit +1,gfE i$FE*IssEtEsr+ies r
=
-' i+*eE sggEi r; te*rE g:EF= 1== g
-_<*-x 5:.6,
€3E?
q 33. E=da.HB ;i= Pq,-.. =
f- iF i FE *+-. r
UNIVERSITAS MEDAN AREA

:*g!a
lJi
ii.
t\)
!r,

3*
xfi
t..J --
o-
:J cr r'\
in.= -
-iuq=
,op
- 3OacD
.(D
c
Fa
a

9REED
<t
c;'*
-s:c ?*/

rF'
,^P-

O.P
U
p+

!J X' z'1

txA
EidE
iJ ol
16*
oLi
x-=i
FDA
F,E

rE + a 5ti grig
i sgE ii g1
=q 5rE $€5
['fr iig1 f 1B[[B€ g
=
ig*?i;EtEEE - *rA I giiiEgus a* ss E EE
F, c.z =_: ij A; H E ;E
EG:ts=+!
I,H "'
i =Fsq a}E; Ai
H

iE'iu ri
t7i+3e
+ 1s =E
=x FETrEE3H5f"=,+rE:
a: ii€
E-P
-g =iEt
QP
f
-.-'=[EE = r'* *c_EH--
o'"3=.
=.9
E B€ E€ EE T5
E=93
;pJEp-J P2:
-)J))-)J
gX ts I
g3=6=trr+f
tsS
=.<
lD o: -= FUi.nr ='g
j r=.
x.= !)
d='- qsr
=
FpP5:iJd
=-c,)6 z.
I =,
!r*_
UNIVERSITAS MEDAN AREA $iihi

*., -'-
v -- -

s€-
.ial

,- ;-..* '
'.t..*'{.*",i1 f
r
B=;,- f
N
I
pD

N9
o<-
tJ t\)
agq
(D

-== -:if rE 7
E.qEtrAgpdS=46-
= ='o

; rHE iE
= ='=g€
==f tESpgpEE
- :.'=
'; +H-*E;
ilt=
;i z -'F -'Sts
5ci5
*>
=.)
p=4 (D
^
9S!

oa
5
(DC'

?15< p-z
!a)PaDOIOJ'r
A H J J J (Y
J
o"6'S ru uq !3 L.;
-
X
HH P

{.x6,gXi:
^i

!ctDFr:ia,Oa
-

!a ^.-
(!9\mp il .! -
5 "- i* oo
=tD
D(9HA_i
i.t+-B)J
xe(lq0)lj*
i'D ^ IJ.-?r (9
J-p+
:^r4
+
(D
,.1

E
F'
I;I ER B'g
if. !t

+E iF'f s {:'tn a I il+t i H Ba 3fi + $€ r+ +E EgEfi *


OQ$F:+5

E ltEti
E
gEEse ra€ aE*E r3s€ +oPE r=6 ESEHE
'ucE=p
s,E E iial:z qE F+giE
sA; E=€ * iirs s r=B faF EE+1
$t; i-";Z Sx:g $ fE t; {
I sUX
,(ee a Oc5
*Ei'="
: s +E.='= ; fiE g$3r
YiIs
*F-- =B)- i'iag.";Fs$3;3
F,l'"
s€E*E
= = gg$ F 2= Ed
o

g
i $
3EEE iE i\i+gl+ $
HE ++.g $s4 3EE€ $
3s Big
3 * s P"j VJ wE),-'J. 5
= =. =

ffi[ffi
G (n = 3!. =
UNIVERSITAS MEDAN AREA =
t\)
(tl

*n
eEl
I\) J
\)n
t..r>:
Cw

X!Jl)
;UL

C,
^: -
- fi--
-^]

Fx-
ia
a

5()rn
.2=F

l',

+-+
:.
J-j^:
'; .. >-
iiJ^--
-<A^:
C'O r)
;- 'a ^l
/

u, 1o. x-<
=!
P--^.JV
:t= gJ - = l-t
E trF I - =.D
E,
=
* -'

gBE
r f€ EB sE* e gg a i+
+
r ) ra
- =
BI i"
E5 E-eE Aa
327+5=kH == =-6 =
; ;'=.:
=.;i;;
3 = ;.^
- rE- Eigsrr€s5€ [;=$a.$c; EEE E€ 3

1E li 5 ! E s: = 'i ryEs a: e g r g a g l
AO:(i-ii'fi,=
!)-N'7:5:)
,- \- (\
--
-.of;-g==E
^i

='==.4 3 =
o-ii "
gE5;as3 I
;i;, = g*="= E3
'E= rgiEFsrsgiEl,
d.q -'= -F
: 5 F or.zrrc
=
s3 5A.Hg rP. -i= -63
-p+
= i:=
E !l'E 3 qU-E-5
.) (/ .D p0
ts =..? =,? +
= =..D - n.!.
-.OJ

i ffi 3 i *E E; 1*E-fEE3?=aFF-au.:
g 3 r $ B + -.* 3
tJ IJTI .
E L f ts E
5
_:.o -i
: D, *
,
Q ri
t,
g
-
P
J a
-U
f
x'=rr:
_:..
=FD = u
^*
=
Ee=3BEE
' c-=
gE-ilF;t
c-
=i
G
N* -.H
Eq = )
P
i
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-'$ aJ
-$- !J- =

{''- ut.
't
1
.'ii
ir i
,,#i I
':.

1 ? i ! ;=
gr]Fa
)-r-*+Pl
=
ffi-.!=.oat
- ggI
3 +geir[E
=:
=
G =..'a-i
T E iTi E5flEE
I vtil +E = E:-
=;'-7
=S*F3E
B e iE p ;E
==E =:;
=
eia; s;
2=; 3H F3; L*.i
i

?;E
+= *:a*iir jE
=EE =E ee
!)-

=.:q:
=-1 *E A
i,,I = BiSg-
p
:/-'.'*O J. =xoc so:
=.=.rm = =+*
2-v
j=.
.-
e

= Y
0

= =*E€s
= -
O- 15 -' !:
='-'
= -= -
=:I
=
-'
F

-1= IEE S aAE-EE e=E aEss-= *E A *E s


-:= ZEi; iii
= +eEq t=
= +E s
n;= rEE;+qE go g iFEE A tx
s Fe-E€ r1*
= = #5 [a==FsE
=u?liE ygreEs $E s==it;*#+*girgE
=
UNIVERSITAS MEDAN AREA
= Ei5
€F - --[ z'3 +E
N)
I
tJ-
Nlt
ecD
s
a
(D

+H
!J Y |JJL]
- ^
J*YU
r^1' F *
='
tsPL.V
P/-P
oc E'3 oe
PPJ^'
X
t'l
ak.Y
LLJ P -i
7vFE)
!)''gD\
5

UrA(!NJA L
+
r

-r(kPF= O
E H t" !lrro 5
.E
-JH-AtC
ri= = 5.
coq H'04
o-5 ra
-
F .D
^o
f-$ o-rf F v'= crD, Fot- oe d@
=
tr=;r0aE
- a J 7
-
fi
E aD p
,.t E L3 33='-J.fi -ts rDit0Dcr:JH
,WJJ-:.

5 rro c @ d-:? I s E'bF


A-'9P

G - c O-co
6.0a
Li +E03 =
P
rF*',*
rv p o)
qB
,4
E ^E'=F
5 o-uq pJ 6 X'P F'
- =x i 66
-- - P ir- I ='.<5 H-"'
E ifHoc<
-'<
f - <^=
^5_-P
krE XE
a.:.u-il--. .: ++oq iD i:=
.!o fio< * Po 6'fC
rr 5-EUqPH
J h P
-. ^r
^BNU

ri.op)F)iJ
!HrP

-t--OA) E d O-;:.,
F X
i" E'r:
7\' =fi : i3 FOa
e- e. r: 6'2r @^-ssJ'"
0a
-:'o,
;. Frg__
;?
4.<ro
v. :'' Spt
jp*(D
J-.Cgu=- --T
- -
L
h) -= j€
.z -
:.(lq
N 3vU' d5Hq
)aA^:OJUL. $04
,^rp
_P-r

)_.F7 ) d o- d i'o- 1+5


P^D
oJ

J-.-.tP x-grrciOo 5=o) i.PJML


t (ra "i ir PB.P
=.

:El€=:+E + [F *es= eg : ffig E rsE EE + gES


i'*?. 1[}€ i5
T==
;=F
=g; cp E sii$]giEE +"iE
rEp.E6-ggHBE;;1=-EaE*o
I1 Iq .fir=asi==.E=EsE=Es
irrsBTr=,€gA=f*=T
-rEE€
I
:="
==Z E
Z?
E * $E E$ a= EE* 9EE-f-8"q2
gS.Ei e-
=
I.
,,-x- =E #
m = = =- E ='
=: =
=.
E
=

'i7 iH E tE ggi*gF€; $p5[ii+g: FEs]


-:-=+Y-Y
taa:iO+
Eia16FF +3 ;E ['r*F f5r* EF+5
9BP- -e;: q==g
E 3f'-
=;*i'c-=EP
E o=-=
=*{
d=E==
;.:F *=e 6 ;-
UNIVERSITAS =d6e-'"
MEDAN AREA
l.J N N)
9 90
--l

a
o az N) (/]
.Di t.J d
l.J i-.
OP
B-J
(n
xffi
l.J
(,Il

- V)
(D Od (}

955 ri
tr E.5
Xd
.s;J
E. ts.t

>bq3 I
(t)
[Jr
E(}
$)

:'tr
o) =5-!y
Sur,i. F
E 7lag
5le
OIE I I
55J'
9B EL
$)

;: <
-<
=GA
I I

-1.-
-u

(D!rxcLl
++r-H^
+t
p 2i+(D o
=
3E I
rr 'i ^P,i6
,(IUAJ
@ N;; -fro
E F"d 6;
Ft
!- ar ! e'O<
'a=.DO
A
9:
puJ
o =-1:l
3 G 8-trc
? i a O-J.
!)
=s ^
(D
Ft
tD
-F P,T
:J
:J

tto

, I

UNIVERSITAS MEDAN AREA

ft. iffi.
m':r*e
I*# ffillq
I I

b#-
(^)
9

wv.
15 s;
NJT
o<-
lJa
e6

=.13 n
Ia ra ;'
."a';

IQa()
l)

q fFrsE'E s s rE swre F6 eIelEg iA


<=i-
r; :? :i. eIfEE
+===i6 iitg+Tig g S,E *q aili F;riE s -ai
;,C.
i<E. i =+siEia= z''4.i
=
: - - 4+€; a E i4g1*
:E 8"3'= E : r i[E
i ils*E. E-E=
^Y5^.!)+;.C'.,
* g ile*A;z€a
E=
FD'jC
gHE+=e3H "-< g
z =! 3 i=EE3 s# rEEBs S= IE
i,- ce'
aca
rriE

!D if ra
==?EF,e;
.. :i :a! EaE ; s s E i=
= -_< "\ c, :, F E -5 -
z=-q IHsEBllElE EI
=
E tr
=.E " + ?
5E
g;'a
"oi+
aBF-E
;=
c=
p 'i=
':--
,E =.=E.<-'i!:"6
X€3.
,r-
= E- = 9=: =fi;1
ri-Y=
B=i
T_
vPL:t^99
!xi3HtD.0c
'J.f+!-tH
o-FEfiaaa=
Aq9- - 3 d
FD X- gi <i!k^-o-
:rI ^ or n
r^P =i-O C
E J + (U

ffi
]q: vY)
AiP
UNIVERSITAS MEDAN AREA
E
-:' =r;
OED;_
.od*
.- AJ

(D -.'
=<
-o:
.o?
qoH
DJ
:?rD

!o o-

'. = 7:= -; -7 E & g W S 3


====7+ =
3 Fs e= 3* 5e + g rE gY$.ep
=€,Efg ixE :r€ a r€ E # i y icg€ E r
+g g
g
f +q i* I i
i€=17i=1'rrrt
,3 e --i E'= "-;- 2; S i+
s,E = s: x E s H ; +: E i g E E-H € C
FE
E E ,: = == g -= c r==, 3 q ;-aj
"E
;E inE E gf; iFE"E -i 3tf
a 7=,--r--':== = *= + S =;,8
s5 ; *-3 [ +[=16.sE r
.---
aj
= - ,
5
=
-_.q.
=
=;:
._ =- 5='-' ?'' * F ;g 0q
=
FJ- rr L.
;^ H D (' (! p 4

5 *E ari
N^i!,i

oa
ioa
'' H -.!J E-
rrg

'
= !? K rf*
-LE
)^)55=
i
o'fi: PF E
P-.< u* o)
-

ffi
RU

UNIVERSITAS MEDAN AREA

ffi
=.---*-+-5
.]!E- llEHFt T
(,.)

u)fr
(Dii
uo-
NJ5
NJO
C) \O

K.E tnE ?
,=qr,96-
; = -'brra
T E E T5
E:.: ? 3
H
to cri 5:
-tF-Pts
<!5-s)
C;vO)P+
=Q.
:-AP
olg6l
3-i;+
,=c e
o -@
(txi
.gL

7.a<. a->
--a--a)cDDA
+- t6'oa s H
Z =',. E E 3
--)ib(Ia t.A) !D
=
L =='<.=w:4irS*
i-=o-:rE
'p,
+
(}
F.t

e?=e=;? = 7772AE gA; B.HE B=E E 3 2.3 -. P iip: Y V.


cD.o ==
,f(D
=:J
^r-JPir.-^ri^
FC c-5i-{_,,-
o dgJ g0 *-p o

, :g ?E?is=s+ s EE r; i€ gE ;--*J p. + d. g
:'='n 6= a='t'9"p
=.8 5,- ?
a fE ilE 1';=,Zi'* c I i i i i=E
==E E rE r =EEEAE=qAff
X: !D i !? *X o E o ^. t 3 a -'f Dr -
=--i.i.
24!.0a!=rDa< g
geizll=zgE =EErgE g'rf = 6Bri=;s3g g
EE
- === == 1=; 1=
r. -oo 9)
{
:JOQ j H,.u tfq
tr C-Dt
T!L= >=
-3 d -.
r--L-
=.=
:>
rJ
c 5
=+=g-= -.,:.; 6 ;. ;'
il.^r-J
:5 = -P^PF igFl-
TJ-CJ
g-t =6 J.
^\
H^i
H t'

F z= { :'= ? E f 3: = = = = ? ='.3 1
5 Y ==
E4Ef! 5E=*I-,f; A *E F? [# E',E r*
PHfi aE tr-5 i 4A 8qe t-tt- =:'=c- + -Y2ra g a G - -.
- =lu =
!?
EtE:-3l=F-z
=tr = -7-i xE*5E- --,
=I -

grg,fiEEi EAI=f ={1E Eise= =ag E3*


UNIVERSITAS MEDAN AREA
t,
t.J

x'n
-q
I.J -

i: x wlrl
tvd <
^r-lv-: 'r
^t^ivvL
>,r-^-
g
D o)
, , *
jPPg
Y@

PP
.)n
;)
oca 5

5'g w
=aF C
5a--
oE=
3xa
-cj g

==-o T(n7T2 =
5
=.D.DtDrDC(D.Dt 6-!
I_5 6 *&=
i=:1.3 ==.rf
t
- E gii6 3
=.
=
= =.=
='- P JJr^-=^-
f X 5
9r='r-tlF*
j: e-o
-^i-PeU-
i " =. s-+.J
i cnE 7c5
;. v r\ - ;.

E = i -5 *;'
=
VaA)-1
:z
=-
D)

-::o
C-o-= 1s 5u.T 5 ='rfl q o1f, o.'o FE 5.U- F'O eD C !o 5 7
v.'a i = r g ?. 7 * d -"'l' ='
€ElTirEEEEli
ri.5; *;q.:'P E33rri#r#:,H;Els3*
=.x s +_,
i: fi + 3 4Et =i 3;
r o = EI ia 3r =x
rp
' =c:iF
o: f l: !l -J 5 *?.
i T ; o-s 5-^ B =
== = B- 6
ec
r' =
I
P O-
vfo = o (l:;5
-
rD -
ez-=<.,:iTE3=[
= == qs '-PE 3
=
H)
=ui-$ 5 - F)
Co
O-
Ai = E E E .j = € r E F a
aE e
oa
= =
a=-=;.2nl==."XF !H :
= =:O =FerE iiEsE;E?iii
.) Fi
T=.
ps-$flt/
EorS==,
a. ; - X' !o a.
E.+is c€ '*
E
= ZZ
Ia Es:;35s*+*s
tE i*0ts=
F€ q9.B -
U.F=N
)J
*6' =

-=,8.q=!?38 0:
E$3EFi$E?,3 flE* =L*
gF B ]B 5 3= 43
? = ro ^. D) 5 -.=o
=.=
S-'-tJf.J-^r-.
i' E +' o E-E q o-or.. X
? 3 ;'S = = I i -''d
*{==L'id=8.*E Pa9iz=a;
:-'a.dc ; a, =.6 -.
ES =6'PhSrPsF'
5 _ _ eD i H
sD =.
v-
C !D
_E
='E = =
, =.e
:J=
P.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

ru, & ffi


a=
.DU
EB
NJE
Ni-

-.rD
x'F
lD
-:
q) crQ'9
SeDa'
YHf

!,u :1 -
P2

8GF
RNP
;- Ei i-l
saE
ts
9?5B'P
pe

I
(n J dx'x'f h5 E

??1i'
'3 i ri;$gr*{}ig5s*+ar=s?qi I fi:
:-E =gl F'p= ;gg1*s ;
=i e- i Ei E
*€ L*Ei=iu
6-E.p+
+ =r
= ==E

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Anda mungkin juga menyukai