Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENELITIAN

Kesadaran Masyarakat akan Bahaya dan Aturan Merokok serta


‘Tanda’ pada Bungkus Rokok

Kelompok 2 :

1. Vanesa Michela Budiman (2602064550)


2. Zhafarina nazhilla Azka (2602066871)
3. Ariq Rainhart Suwarto (2602208681)
4. Farhan Rizky Fauzan (2602216292)
5. Vannes Walangitan (2602150346)
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah………………………………….……………………………..2

B Identifikasi Masalah……………………………………………………………………..3

C Batasan Masalah…………………………………………………………………………
3

D Tujuan Penelitian………………………………………………………………………..3

E Metode
Penelitian………………………………………………………………………..3

F Teknik Pengumpulan Data………………………………………………………………3

BAB II : LANDASAN TEORI

A Pengertian
Rokok………………………………………………………………………..5

B Dampak
Merokok………………………………………………………………………..5

C Tipe-Tipe Perokok………………………………………………………………………6

D Aturan tentang Merokok di


Indonesia…………………………………………………...7

BAB III : HASIL SURVEI

A Awal Merokok…………………………………………………………………………..8

B Dampak
Merokok………………………………………………………………………..8

C Aturan Merokok…………………………………………………………………………8

D Cara Berhenti
Merokok………………………………………………………………….9

1
E Gambar pada Bungkus
Rokok…………………………………………………………...9

BAB IV : KESIMPULAN

Kesimpulan…………………………………………………………………………….....11
Lampiran………………………………………………………………………………....11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...12

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim dilakukan dalam


kehidupan sehari-hari, sehingga dimanapun tempat selalu ditemukan orang merokok
baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status kaya atau miskin
tanpa terkecuali. Masyarakat tau betapa bahayanya dari merokok dan apa saja yang
mengakibatkan seseorang Ketika sudah menghisap rokok. Pengonsumsian rokok
disarankan pada usia delapan belas tahun keatas dan sudah diberi gambar berupa
akibat dari merokok. Namun merokok di Indonesia sudah menjadi budaya sehingga
sulit untuk dikurangi. Rata-rata perilaku merokok di Indonesia saat ini sebesar
(29,3%). Proporsi perokok terbanyak terdapat di Kepulauan Riau dengan jumlah
perokok setiap hari (27,2%) dan kadang-kadang merokok sebesar (3,5%). Proporsi
merokok penduduk umur 15 tahun ke atas cenderung meningkat, dari tahun 2007
sebesar (34,2%) meningkat menjadi (36,3%) di tahun 2013. Sedangkan untuk Jawa
Tengah proporsi perokok usia di atas 10 tahun yang 2 merokok setiap hari sebesar
(22,9%) dan perokok kadang-kadang sebesar (5,3%), dengan jumlah batang yang
dihisap dalam sehari pada saat ini sebesar (10,7%) (Riskesdas, 2013).
Merokok bagi sebagian remaja merupakan perilaku proyeksi dari rasa sakit
baik psikis maupun fisik. Saat pertama kali mengkonsumsi rokok, kebanyakan orang
mungkin mengalami gejala-gejala batuk, lidah terasa getir, dan perut mual. Namun
sebagian dari para pemula tersebut mengabaikan pengalaman perasaan tersebut,
biasanya berlanjut menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi ketergantungan. Pada
dasarnya negara tidak melarang masyarakatnya untuk menggunakan rokok, karena
perusahan rokok merupakan salah satu penyumbang pajak terbesar bagi negara

2
Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa pada
Januari-Juli 2022 sebanyak Rp122,14 triliun telah diterima dari Cukai Hasil
Tembakau. Dan jika penggunaan rokok dilarang tentunya akan sangat berdampak
buruk bagi perekonomian negara, itu sebabnya penggunaan rokok tidak dilarang,
namun pada bungkus rokok tetap diberi peringatan tentang bahaya yang akan diterima
dan diberi batas usia minimum untuk mengonsumsinya. Selain itu terdapat banyak
aturan dalam merokok yang tentunya harus dipatuhi oleh masyarakat.

B. Identifikasi masalah

1. Kesadaran masyarakat akan bahaya merokok.


2. Kesadaran masyarakat akan aturan-aturan dalam merokok.
3. Cara berhenti merokok
4. Kesadaran masyarakat akan ‘tanda’ pada bungkus rokok.

C. Batasan Masalah

1. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalah penelitian ini dibatasi yaitu:
“Kesadaran Masyarakat akan Bahaya dan Aturan Merokok, serta ‘Tanda’ pada
Bungkus Rokok”.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian yang penulis lakukan adalah Bagaimana Kesadaran
Masyarakat akan Bahaya dan Aturan Merokok, serta ‘Tanda’ pada Bungkus Rokok.

D. Tujuan Survei

Tujuan dilakukannya survei ini, agar:

1. Untuk mengetahui bagaimana kesadaran masyarakat akan bahaya merokok.


2. Untuk mengetahui apakah para perokok telah mematuhi aturan-aturan dalam
merokok.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara agar dapat berhenti merokok.
4. Untuk mengetahui sejauh mana ‘tanda’ pada bungkus rokok berperan bagi para
perokok.

3
E. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian kali ini adalah metode penelitian
kuantitatif dengan melakukan survei.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan ialah kuisioner. Kuisioner ini sendiri
disebarkan lewat link google form. Para narasumber menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah dituliskan pada link google form yang ada.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Rokok

Rokok merupakan merupakan silinder yang terbuat dari kertas yang memiliki Panjang
kurang lebih 70-120 mm dan berdiameter kurang lebih 10 mm. Dalam gulungan kertas
tersebut terdapat daun-daun tembakau yang telah dipotong menjadi bagian-bagian kecil.
Dalam rokok terkandung beberapa jenis zat yang cukup berbahaya, diantaranya nikotin,
timah hitam, gas karbon monoksida, dan tar. Banyak orang yang tak bisa berhenti merokok
dikarenakan zat nikotin yang terkandung dalam rokok. Zat ini dapat membuat orang yang
mengonsumsinya menjadi lebih tenang dan rileks. Selain memberi rasa tenang dan rileks, zat
nikotin ini juga mampu membuat seseorang sampai kecanduan.

B. Dampak Merokok

Jika dikalkulasikan, banyak dampak negatif yang diterima dari merokok lebih banyak
dari dampak positif yang diterima. Dampak positif yang diterima dari merokok hanyalah
sekedar memberikan rasa tenang dan rilek, dan juga bagian sebagian kecil orang, rokok
digunakan sebagai sarana untuk membangun relasi dengan orang lain. Sampai sekarang ini
sudah banyak penelitian-penelitian yang membahas tentang dampak negatif dari merokok.
Pada salah satu penelitian yang dilakukan di Inggris, menemukan bahwa ada sekitar 50%
orang yang meninggal akibat penyakit dikarenakan sudah mulai merokok sejak remaja.
Beberapa penyakit yang dapat disebabkan karena merokok, diantaranya :

1. Kanker Paru-paru

5
Sebanyak 87% pengidap kanker paru-paru disebabkan karena merokok. Penyakit kanker
paru-paru ini bukan hanya diderita oleh kaum pria saja, melainkan juga diderita oleh para
kaum wanita. Bahkan dari data yang ada, jumlah wanita yang mengidap kanker paru-paru
lebih banyak dibandingkan wanita yang mengidap kanker payudara. Hal ini dikarenakan
jumlah perokok wanita dalam tiga decade terakhir ini terus meningkat jauh.

2. Penyakit Jantung

Dengan merokok tekanan darah seseorang dapat naik dan detak jantung berdetak lebih
cepat, sehingga membuat jantung tidak dapat berfungsi dengan baik karena kurangnya zat
asam. Selain itu, seseorang yang sering merokok, dinding pembuluh darahnya akan menebal
secara bertahap. Hal ini dapat mengakibatkan jantung kesulitan untuk memompa darah.

3. Kanker

Zat tar pada rokok mengandung bahan-bahan kimia yang sifatnya karsinogenik. Pada
kanker sendiri disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang tidak berhenti dikarenakan
mendapatkan rangsangan dari subtansi tertentu dalam waktu yang lama. Subtansi yang
merangsang pertumbuhan sel-sel ini bersifat karsinogenik. Dari kedua hal ini dapat
disimpulkan bahwa dengan merokok, dapat menimbulkan penyakit kanker.

C. Tipe-tipe Perokok

Secara umum, perokok dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:

1. Perokok Aktif (Active Smoker)

Perokok aktif merupakan seseorang yang sudah sering merokok dan menjadi tabiat.
Seorang perokok aktif akan merasa tidak nyaman dan gelisah jika dia belum menyentuh
rokok walaupun hanya sehari. Untuk itu, seseorang yang sudah memiliki tabiat merokok akan
melakukan segala cara agar dia dapat merokok.

2. Perokok Pasif (Passive Smoker)

Berbeda dengan perokok aktif, seorang perokok pasif merupakan seseorang yang tidak
memiliki tabiat merokok, tapi mau tak mau harus ikut menghirup asap rokok yang dihasilkan
oleh orang-orang disekitarnya. Seorang perokok pasif tidak akan terganggu atau merasa
gelisah sekalipun ia tidak merokok atau terkena asap rokok. Namun walaupun begitu, seorang

6
perokok pasif memiliki beresiko terkena penyakit yang sama dengan perokok aktif. Hal ini
dikarenakan para perokok pasif juga sama-sama menghirup kandungan karsinogen yang
keluar daru asap rokok.

Selain dari dua tipe utama perokok, terdapat lima tipe perokok lainnya berdasarkan
pendapat yang dikemukakan oleh Sitepoe, diantaranya:

1. Tidak merokok, yaitu seseorang yang sepanjang hidupnya sama sekali tidak pernah
mencoba rokok.
2. Perokok ringan, yaitu seseorang yang hanya merokok pada saat waktu-waktu tertentu.
3. Perokok sedang, yaitu seseorang yang merokok setiap hari namun hanya dalamskala
kecil.
4. Perokok berat, yaitu seseorang yang dalam satu hari bisa menghabiskan lebih dari satu
bungkus rokok.
5. Berhenti merokok, yaitu seseorang yang pada awalnya seorang perokok, yang kemudian
berhenti dan tidak pernah merokok lagi.

D. Aturan Tentang Merokok di Indonesia

Di Indonesia sendiri bagi para masyarakat untuk merokok selama orang itu memenuhi
ketentuan-ketentuan yang ada. Dalam Peraturan Pemerintah 109 tahun 2012 menuliskan
secara jelas tentang aturan-aturan dalam merokok sekaligus aturan bagi para perusahan dan
distributor rokok. Aturan bagi para perokok diantaranya seperti tidak boleh merokok di dalam
ruangan, dan yang terutama ialah anak di bawah umur dan ibu hamil dilarang untuk
menggunakan rokok.

Dalam mendistribusikan produk rokok sendiri, sebagaimana yang diatur dalam pasal
lima belas bahwa dalam setiap bungkus rokok wajib mencantumkan gambar dan tulisan
peringatan tentang bahaya merokok. Namun hal ini sering menjadi pertanyaan bagi orang-
orang tentang apa fungsi dari gambar dan tulisan tersebut, karena pada kenyataannya hampir
seluruh perokok tidak mementingkan peringatan di gambar tersebut.

7
BAB III

HASIL SURVEI

Penulis akan menguraikan hasil survei yang dilakukan kepada lima puluh dua orang
lewat media google form berkaitan dengan rokok. Berikut merupakan hasil dari survei yang
dilakukan.

A. Awal Merokok

Berdasarkan survei kepada lima puluh dua orang, ditemukan bahwa 55,8% perokok
berstatus mahasiswa, 38,5% pekerja, dan 5,8% sisanya adalah siswa. Sebagian besar dari
perokok tersebut mulai merokok saat di SMA, sedangkan sisanya mulai merokok dari saat
SMP dan SD. Sebanyak 52% diantaranya mulai merokok karena rasa penasaran dan ingin
mencoba-coba, 29% diantaranya karena faktor lingkungan dan pergaulan, sedangkan 19%
merokok dikarenakan stress dan di bawah tekanan.

B. Dampak Merokok

Berkaitan dengan dampak positif yang dirasakan dari merokok, 96% menjawab bahwa
rokok dapat memberikan rasa tenang bagi para penggunanya, sedangkan 4% sisanya
menjawab bahwa dengan merokok dapat memudahkan mereka untuk membangun hubungan
dengan orang lain. Sedangkan dampak negatif yang dirasakan, sebanyak 42% menjawab

8
mereka sering merasa cepat lelah dan sesak napas, 10,5% menjawab mereka merasa jadi
kurang fokus dan menjadi kecanduan, 13% menjawab pengeluaran menjadi bertambah, 8%
menjawab bahwa merokok membuat mereka sering merasa pusing, 8% menjawab bahwa
rokok berakibat buruk bagi kesehatan mereka, 8% menjawab bahwa mereka menjadi sering
sakit gigi dan bau mulut menjadi tidak enak, dan 10,5% menjawab bahwa mereka tidak
merasakan dampak apa-apa.

C. Aturan Merokok

Sebanyak 54,2% menjawab bahwa mereka tidak pernah melanggar aturan-aturan dalam
merokok, sedagkan 45,8% menjawab bahwa mereka pernah melanggar aturan dalam
merokok. Aturan-aturan yang dilanggar diantaranya seperti merokok di area bebas rokok,
merokok saat masih di bawah umur, dan merokok sambal mengemudi. Alasan mereka
melanggar aturan tersebut adalah karena tidak tahan untuk tidak merokok dan karena dihasut
teman.

D. Cara Berhenti Merokok

Dari survei yang dilakukan, sebanyak 80,9% menjawab bahwa mereka pernah mencoba
untuk berhenti merokok, sedangkan 19,1% menjawab bahwa mereka tidak pernah mencoba
untuk berhenti merokok. Alasan mengapa mereka sulit untuk berhenti merokok sebanyak
52% menjawab karena kecanduan yang mengakibatkan mulut terasa asam dan merasa ada
yang kurang saat tidak merokok, dan 48% karena melihat teman-teman yang merokok.
Terdapat pandangan yang beragam dari masing-masing narasumber terkait dengan cara agar
dapat berhenti merokok. 10,5% berpendapat bahwa perokok perlu melihat bukti nyata dari
seseorang yang terkena sakit berbahaya atau bahkan sampai meninggal karena rokok. 21,1%
menjawab bahwa Pemerintah harus melarang penjualan rokok, atau setidaknya menaikkan
harga rokok, agar mereka tidak merokok lagi. 36,8% menjawab bahwa perlu ada dorongan
dari dalam hati agar seseorang dapat berhenti merokok. 5,3% menjawab bahwa agar berhenti
merokok, perlu dilakukan rehabilitasi. 13,2% menjawab bahwa untuk berhenti merokok, coba
dengan mengganti rokok dengan sesuatu yang lain, seperti permen atau vape. 7,9%
menjawab bahwa menyibukkan diri dapat membuat seseorang berhenti merokok. 2,6%

9
menjawab bahwa seseorang yang ingin berhenti merokok harus menjauhi lingkungan atau
pertemanan yang

E. Gambar pada Bungkus Rokok

Sebanyak 86% menjawab bahwa mereka memperhatikan gambar peringatan tentang


bahaya merokok pada bungkus rokok, dan 14% sisanya tidak memperhatikan gambar pada
bungkus rokok tersebut. 29,4% diantaranya menganggap bahwa gambar tersebut tidak
penting, 52,9% menganggap bahwa gambar tersebut penting, dan 17,6% menganggap bahwa
gambar tersebut sangat penting. Sebanyak 93% menjawab bahwa gambar tersebut berfungsi
sebagai pengingat akan bahaya merokok dan himbauan agar tidak merokok, sedangkan 7%
menjawab bahwa gambar tersebut ada hanya agar terlihat keren, atau penghias agar pembeli
tertarik untuk membeli. 84% menganggap bahwa gambar tersebut tidak cukup ampuh untuk
membuat seseorang berhenti merokok, 12% menganggap bahwa gambar tersebut ampuh
membuat seseorang berhenti merokok, sedangkan 8% sisanya masih ragu apakah gambar
tersebut benar-benar ampuh atau tidak untuk membuat seseorang berhenti merokok.

10
BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Rokok bada dasarnya merupakan sebuah benda yang jika dilihat dari perspektif orang
awam, merupakan benda yang tidak memberikan dampak positif sama sekali bagi para
penggunanya. Namun bagi para pengguna rokok atau perokok, benda tersebut memberikan
dampak positif tersendiri bagi mereka yang menggunakannya. Berdasarkan survei yang telah
dilakukan, ditemukan bahwa hampir seluruh dari para narasumber telah mulai merokok
ketika mereka masih di bawah umur. Banyak alasan mengapa mereka mulai merokok.
Namun, alasan terbesarnya ialah karena rasa penasaran. Dan dari seluruh narasumber, hampir
seluruhnya menjawab bahwa mereka pernah tidak mengikuti aturan dalam merokok. Entah
itu karena mereka mulai merokok sejak masih di bawah umur, merokok di area bebas rokok,
dan alasan-alasan lainnya.

Berkaitan dengan gambar yang tertera pada bungkus rokok, memang sebagian besar
menyadari atau melihat gambar tersebut, namun mereka hanya menganggap bahwa gambar
tersebut sebagai suatu peringatan biasa, dan tidak cukup ampuh untuk dapat membuat mereka
berhenti merokok. Mayoritas menjawab bahwa cara agar terampuh agar dapat berhenti

11
merokok ialah dengan dorongan dari dalam diri sendiri, atau dengan cara pemerintah yang
melarang penjualan rokok atau juga dengan menaikkan harga rokok.

Berdasarkan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang telah dituliskan dalam kuisioner,


penulis dapat menyimpulkan bahwa sekalipun para perokok telah merasakan dampak-
dampak kecil dari merokok, itu tak membuat mereka jerah dan memutuskan untuk berhenti
merokok. Dan juga, dapat disimpulkan bahwa para perokok sudah memahami tentang ‘tanda’
pada bungkus rokok, namun tidak benar-benar peduli pada ‘tanda’ tersebut,

B. LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Daulay, Maswan et al. “Hubungan Reklame Rokok dengan Perilaku Merokok Pelajar SMA
Negeri 4 di Kota Pematangsiantar Tahun 2017.” Jurnal Biology Education Science &
Technology. Vol. 1, no. 2 (September 2018). Hlm. 44

Sodik, M. Ali. Merokok & Bahayanya. Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management,
2018.

Nururrahmah. “Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan Manusia.” Jurnal Dinamika. Vol. 2,


no. 2 (September 2011). Hlm. 47-49

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan
Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Tembakau Bagi Kesehatan.

12

Anda mungkin juga menyukai