Dampak Cyberbullying
OLEH
NIM : 2602064550
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya naikkan kepana Tuhan Yesus Kristus, karena atas kasih
karunianya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Dampak
Cyberbullying”. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai tugas mata pelajaran
Fundamental Course for Business Law.
Dalam kesempatan kali ini saya juga ingin berterima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu saya dalam menyelesaikan karya tulis ini, diantaranya :
Saya menyadari bahwa ada banyak kesalahan dan kekurangan dalam karya ttulis
ini, oleh karena itu saya meminta maaf atas segala kekurangan yang ada. Saya sangat
berharap mendapat kritik dan saran jika terdapat kesalahan agar saya dapat mengoreksi
kesalahan saya. Semoga karya tulis ini dapat menjadi manfaat bagi banyak orang,
terutama bagi para pelaku dan korban dari cyber bullying ini.
Vanesa Budiman
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………… 2
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….…. 6
3.2 Saran ………………………………………………………………………… 6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku perundungan atau bullying sudah terjadi sejak dahulu, namun di era
digital sekarang, bullying bukan hanya secara fisik dan secara verba, bahkan sekarang
bullying dapat dilakukan secara online. Perundungan di media sosial ini sering disebut
dengan cyberbullying. Hal ini tentunya memberikan dampak yang sangat negatif bagi
para korban. Namun sayangnya para pelaku cyberbullying tersebut, sering kali tidak
menyadari bahwa perilaku mereka itu dapat berakibat fatal bagi para korban, terutama
bagi kesehatan mental para korban. Itulah mengapa perlu dibangun kesadaran pada
setiap orang bahwa cyberbullying itu sangat berbahaya, dan agar tidak melakukan
tindakan itu.
BAB II
PEMBAHASAN
Satu hal yang luar biasa dari aksi cyberbullying ini, ialah para pelakunya bisa
dengan mudah menyembunyikan identitas asli mereka agar tidak diketahui oleh korban
dan orang lain. Hal itu tentunya sangat menguntungkan bagi para pelaku, namun tidak
bagi sang korban. Justru dengan tidak diketahuinya identitas pelaku, akan membuat para
korban cyberbullying merasa semakin takut dan cemas.
mengirim atau mengunggah material seseorang yang berisi tentang informasi pribadi,
sensitive, atau memalukan, termasuk meneruskan pesan atau gambar pribadi dengan
muatan pesan atau gambar pribadi dengan muatan pesan yang sama. Dan yang terakhir
adalah Exclusion, yaitu perundungan yang dilakukan dengan cara mengeluarkan atau
menyingkirkan seseorang secara kasar dari grup online.
3
terjadinya cyberbullying. Dengan kebebasan itu para pelaku cyberbullying juga
berpikir bahwa mereka bebas berkomentar apapun. Platform-platform terkenal
seperti youtube, tiktok, facebook, dan Instagram sering menjadi tempat dimana
kasus cyberbullying terjadi. Mereka biasanya menuliskan kalimat-kalimat yang
mengina, mencemooh, dan merendahkan korban di kolom komentar yang ada,
bahkan ada yang sampai menggunakan kata-kata kasar yang tidak seharusnya
digunakan di platform sosial media.
6. Ingin Dianggap Hebat
Beberapa pelaku berpikir dengan melakukan cyberbullying menjadikan mereka
terlihat hebat didepan orang lain
Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (4) dan Pasal 29. Pasal-pasal tersebut berisi tentang
larangan pendistribusian dan pentransmisian informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik yang bermuatan perbuatan kesusilaan, penghinaan, pencemaran nama baik,
dan pengancaman (Sanda, 2016). Pasal yang dapat digunakan untuk menjerat pelaku
Cyber Bullying adalah Pasal 310 dan 311 KUHP dan Pasal 27 ayat (3) UU ITE tentang
pencemaran nama baik. Tindak pidana pencemaran nama baik dalam KUHP diatur
sebagai delik aduan dimana harus adanya suatu aduan dari korban yang merasa telah
dicemarkan nama baiknya agar si pelaku dapat dijerat oleh pasal tersebut (Sanda, 2016).
Pelaku yang melanggar Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Informasi Teknologi dan
Elektronik dan KUHP Pasal 310 dan 311 dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
(Indonesia, 2008); (Ekaputra & Kahir, 2010).
5
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Cyberbullying dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang gender dan usia.
Ada banyak alasan mengapa sesorang melakukan aksi cyberbullying ini. Di era
perkembangan teknologi sekarang ini tentunya sangat musah bagi seseorang untuk
melakukan aksi cyberbullying. Untuk itu diperlukan adanya kesadaran pada setiap
orang agar tidak melakukan cyberbullying.
3.4 Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. Watiek, Ideo dan Fitri Kurniawan. 2020. Cerdas Hadapi Cyberbullying. Jakarta :
BIP Gramedia
2. Sakban, Abdul dan Sahrul. 2019. Pencegahan Cyberbullying di Indonesia.
Yogyakarta : Deepublish
3. Wijayanto, Xenia Angelica dkk. 2019. Mencegah dan mengatasi bullying di Dunia
Digital. Jakarta : Lembaga Penelitian kepada Masyarakan London School of Public
Relations.
7