Anda di halaman 1dari 11

KARYA TULIS ILMIAH

Dampak Cyberbullying

OLEH

Nama : Vanesa Budiman

NIM : 2602064550
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya naikkan kepana Tuhan Yesus Kristus, karena atas kasih
karunianya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Dampak
Cyberbullying”. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai tugas mata pelajaran
Fundamental Course for Business Law.

Dalam kesempatan kali ini saya juga ingin berterima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu saya dalam menyelesaikan karya tulis ini, diantaranya :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan kesempatan, kemudahan, serta


kekuatan kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Orangtua saya yang selalu mendukung saya dan memberi saya semangat selama
pengerjaan karya tulis ini.
3. DR. Besar, S.H., M.H. dan DR.Shidarta, S.H., M.HUM. yang telah
membimbing dan memberikan pengajaran kepada saya selama ini.

Saya menyadari bahwa ada banyak kesalahan dan kekurangan dalam karya ttulis
ini, oleh karena itu saya meminta maaf atas segala kekurangan yang ada. Saya sangat
berharap mendapat kritik dan saran jika terdapat kesalahan agar saya dapat mengoreksi
kesalahan saya. Semoga karya tulis ini dapat menjadi manfaat bagi banyak orang,
terutama bagi para pelaku dan korban dari cyber bullying ini.

Jakarta, 23 September 2022

Vanesa Budiman

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………... 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………. 1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………… 1
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………………. 1
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………………... 1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………… 2

2.1 Pengertian Cyberbullying……………………………………………………… 2


2.2 Penyebab Cyberbullying……………………………………………………….. 3
2.3 Dampak Cyberbullying………………………………………………………… 4
2.4 Hukuman Bagi Pelaku Cyberbullying…………………………………………. 4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….…. 6
3.2 Saran ………………………………………………………………………… 6

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perilaku perundungan atau bullying sudah terjadi sejak dahulu, namun di era
digital sekarang, bullying bukan hanya secara fisik dan secara verba, bahkan sekarang
bullying dapat dilakukan secara online. Perundungan di media sosial ini sering disebut
dengan cyberbullying. Hal ini tentunya memberikan dampak yang sangat negatif bagi
para korban. Namun sayangnya para pelaku cyberbullying tersebut, sering kali tidak
menyadari bahwa perilaku mereka itu dapat berakibat fatal bagi para korban, terutama
bagi kesehatan mental para korban. Itulah mengapa perlu dibangun kesadaran pada
setiap orang bahwa cyberbullying itu sangat berbahaya, dan agar tidak melakukan
tindakan itu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu cyberbullying?


2. Apakah yang akan terjadi pada para korban cyberbullying?
3. Apakah hukuman yang akan didapatkan oleh pelaku cyberbullying?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui mengapa terjadi cyberbullying


2. Untuk mengetahui apa saja yang dialami oleh korban cyberbullying
3. Untuk mengetahui mengapa terjadi cyberbullying

1.4 Manfaat Penelitian

1. Agar pembaca menyadari betapa berbahayanya aksi cyberbullying


2. Agar para korban mengetahui apa yang harus dilakukan jika terjadi
cyberbullying

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Cyberbullying

Cyberbullying merupakan salah satu contoh dari dampang negatif teknologi


informasi. Cyberbullying adalah segala bentuk kekerasan yang dilakukan di media
sosial, seperti d media sosial, aplikasi games, dan lain-lain. Natalia (2016)
mengungkapkan bahwa cyberbullying dapat terjadi 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan
menjangkau anak-anak saat mereka sendirian. Cyberbullying dapat dialami oleh siapa
saja dan dilakukan oleh siapa saja selama mereka mempunyai akses di sosial media
ataupun platform-platform lain.

Satu hal yang luar biasa dari aksi cyberbullying ini, ialah para pelakunya bisa
dengan mudah menyembunyikan identitas asli mereka agar tidak diketahui oleh korban
dan orang lain. Hal itu tentunya sangat menguntungkan bagi para pelaku, namun tidak
bagi sang korban. Justru dengan tidak diketahuinya identitas pelaku, akan membuat para
korban cyberbullying merasa semakin takut dan cemas.

Sartana (2017) yang mengutip Wiliard (2004) menjelaskan berbagai tipe


cyberbullying, yakni antara lain : Flaming, merupakan perundungan yang dilakukan
dengan mengirimkan pesan-pesan yang bernada kasar atau vulgar tentang seseorang
pada sebuah kelompok online atau orang lewat email atau pesan teks lain. Selanjutnya
adalah Online harassment, yang berupa pengiriman pesan online secara ofensif dan
berulang lewat email atau pesan teks yang lain. Kemudian Denigration yang adalah
perundungan berupa pengiriman pernyataan atau material tertentu secara online yang
membahayakan, tidak benar, atau kasar tentang seseorang pada orang lain. Kemudian
ada Masquerade (penyamaran) yang adalah perundungan maya yang mana pelaku
berpura-pura menjadi orang lain dan mengirim atau memposting material yang
membuat seseorang terlihat jelek. Kemudian Outing, yaitu perundungan maya dengan

mengirim atau mengunggah material seseorang yang berisi tentang informasi pribadi,
sensitive, atau memalukan, termasuk meneruskan pesan atau gambar pribadi dengan
muatan pesan atau gambar pribadi dengan muatan pesan yang sama. Dan yang terakhir
adalah Exclusion, yaitu perundungan yang dilakukan dengan cara mengeluarkan atau
menyingkirkan seseorang secara kasar dari grup online.

2.2 Penyebab Cyberbullying

Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan cyberbullying, diantaranya :

1. Bosan dan Ingin Diperhatikan


Ingin diperhatikan sering menjadi alasan utama seseorang melakukan
cyberbullying. Karena sering sering merasa diabaikan oleh orang-orang disekitar
mereka, melakukan cyberbullying menjadi salah satu cara bagi mereka untuk
mendapatkan atensi dari orang lain.
2. Kurang Empati
Kurangnya rasa empati kepada orang lain membuat para pelaku cyberbullying
merasa bahwa Tindakan yang mereka lakukan tidak akan menyakiti perasaan
orang lain.
3. Pernah Menjadi Korban Bullying
Orang yang pernah bullying biasanya memiliki rasa trauma dalam diri mereka.
Hal ini cenderung membuat mereka ingin orang lain merasakan apa yang pernah
mereka rasakan.
4. Meniru Orang Lain
Beberapa orang terutama anak dibawah umur biasanya cenderung memiliki
perilaku meniru apa yang mereka lihat. Saat melihat orang lain melakukan aksi
cyberbullying, mereka jadi memiliki ketertarikan untuk melakukan hal yang
sama.
5. Menganggap Bisa Bebas Berkomentar
Dengan adanya kebebasan mengakses sosial media, justru malah memudahkan

3
terjadinya cyberbullying. Dengan kebebasan itu para pelaku cyberbullying juga
berpikir bahwa mereka bebas berkomentar apapun. Platform-platform terkenal
seperti youtube, tiktok, facebook, dan Instagram sering menjadi tempat dimana
kasus cyberbullying terjadi. Mereka biasanya menuliskan kalimat-kalimat yang
mengina, mencemooh, dan merendahkan korban di kolom komentar yang ada,
bahkan ada yang sampai menggunakan kata-kata kasar yang tidak seharusnya
digunakan di platform sosial media.
6. Ingin Dianggap Hebat
Beberapa pelaku berpikir dengan melakukan cyberbullying menjadikan mereka
terlihat hebat didepan orang lain

2.3 Dampak Cyberbullying

Cyberbullying tentunya memberikan dampak yang besar bagi korban. Bullyan-


bullyan yang mereka dapatkan sangat berdampak bagi kesehatan mereka. Mereka
menjadi depresi, mudah marah, timbul perasaan gelisah, cemas, bahkan yang paling
parah mereka bisa melukai diri mereka sendiri, bahkan mekakukan percobaan bunuh
diri. Selain itu, kehidupan sosial para korban cyberbullying tentunya juga menjadi
terganggu. Korban cyberbullying, jadi sering menarik diri, kehilangan kepercayaan diri
untuk bersoisalisasi, dan menjadi lebih agresif kepada teman-teman dan keluarga
mereka. Seorang yang pernah menjadi korban cyberbullying tentunya memiliki trauma
dalam diri mereka, dan akan sangat sulit disembuhkan sendiri dan tentunya akan
memakan waktu yang cukup lama selama masa penyembuhan itu.

2.4 Hukuman Bagi Pelaku Cyberbullying


Begitu banyaknya dampak negative yang diterima oleh korban cyberbullying,
tentunya menjadikan alasan untuk menghukum para pelaku cyberbullying. Di Indonesia
aturan hukum yang berkaitan dengan kejahatan cyber bullying masih mengacu pada
Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008 tentang Informasi Teknologi dan Elektronik pada

Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (4) dan Pasal 29. Pasal-pasal tersebut berisi tentang
larangan pendistribusian dan pentransmisian informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik yang bermuatan perbuatan kesusilaan, penghinaan, pencemaran nama baik,
dan pengancaman (Sanda, 2016). Pasal yang dapat digunakan untuk menjerat pelaku
Cyber Bullying adalah Pasal 310 dan 311 KUHP dan Pasal 27 ayat (3) UU ITE tentang
pencemaran nama baik. Tindak pidana pencemaran nama baik dalam KUHP diatur
sebagai delik aduan dimana harus adanya suatu aduan dari korban yang merasa telah
dicemarkan nama baiknya agar si pelaku dapat dijerat oleh pasal tersebut (Sanda, 2016).
Pelaku yang melanggar Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Informasi Teknologi dan
Elektronik dan KUHP Pasal 310 dan 311 dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
(Indonesia, 2008); (Ekaputra & Kahir, 2010).
5

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Cyberbullying dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang gender dan usia.
Ada banyak alasan mengapa sesorang melakukan aksi cyberbullying ini. Di era
perkembangan teknologi sekarang ini tentunya sangat musah bagi seseorang untuk
melakukan aksi cyberbullying. Untuk itu diperlukan adanya kesadaran pada setiap
orang agar tidak melakukan cyberbullying.

3.4 Saran

Melihat dari dampak-dampak yang terjadi pada korban cyberbullying, menandakan


bahwa tidak bisa dipandang sebelah mata. Diperlukan adanya tindakan serius dari
pemerintah, aparat negara, dan juga para pendidik yang ada. Pendidikan moral harus
lebih dikuatkan agar orang-orang tidak mudah terhasut untuk melakukan hal-hal yang
tidak seusai dengan moral dan norma-norma yang berlaku.
6

DAFTAR PUSTAKA

1. Watiek, Ideo dan Fitri Kurniawan. 2020. Cerdas Hadapi Cyberbullying. Jakarta :
BIP Gramedia
2. Sakban, Abdul dan Sahrul. 2019. Pencegahan Cyberbullying di Indonesia.
Yogyakarta : Deepublish
3. Wijayanto, Xenia Angelica dkk. 2019. Mencegah dan mengatasi bullying di Dunia
Digital. Jakarta : Lembaga Penelitian kepada Masyarakan London School of Public
Relations.
7

Anda mungkin juga menyukai