Anda di halaman 1dari 17

Hentikan Fenomena Cyberbullying yang Merajalela:

Indonesia Lahirkan Banyak Korban


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
Dosen Pengampu: Dadi Mulyadi Nugraha, M. Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Aliya Mutiara Artadewi (2310490)
Intan Nuraeni (2300275)
Muhammad Fadhil Afrijal (2304107)
Najma Hagia (2300183)
Nisrina Nur Arifah Angga Riyana (2304088)
Nurul Oktoviani (2305367)
Ratih Pitria Nurazizah (2310645)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berbagai nikmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tak ternilai. Dalam
kesempatan ini, kami dengan rendah hati menyampaikan Makalah Pendidikan
Kewarganegaraan dengan judul " Hentikan Fenomena Cyberbullying yang Merajalela:
Indonesia Lahirkan Banyak Korban". Kami merasa terhormat dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya, berkat anugerah serta bimbingan-Nya yang
senantiasa melindungi dan memberikan kekuatan kepada kami.

Tidak lupa, kami juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Dosen pembimbing kami yang telah memberikan dukungan, arahan, serta
bimbingan yang berharga sepanjang penyusunan makalah ini. Bantuan dan pemikiran
yang diberikan telah memberi kami panduan yang jelas dan memastikan kualitas
makalah ini.

Makalah ini kami susun dengan tujuan utama untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Namun, kami juga berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat dan informasi yang berguna bagi penulis sendiri dan juga
bagi para pembaca yang akan meluangkan waktu untuk membacanya. Kami menyadari
bahwa dalam proses penyusunan ini masih terdapat beberapa kekurangan, baik dari
segi substansi maupun dari segi teknis. Oleh karena itu, kami dengan tulus
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk dapat memperbaiki serta
meningkatkan kualitas makalah ini di masa yang akan datang.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah Pendidikan Kewarganegaran ini


dapat memberikan sumbangan ilmu dan informasi yang bermanfaat bagi kita semua.
Kami berharap agar apa yang kami sajikan dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam mengenai cyberbullying. Terima kasih sebesar-besarnya kami sampaikan
kepada para pembaca yang telah memberikan perhatian dan kesempatan untuk
membaca makalah ini hingga akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
melimpahkan berkah serta kebaikan kepada kita semua.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2

1.4. Manfaat Penulisan .......................................................................................... 3

1.5. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 3

BAB II DEFINISI, FAKTOR DAN DAMPAK ............................................................ 5

2.1. Pengertian Cyberbullying ............................................................................... 5

2.2. Perbedaan Cyberbullying dengan Bullying .................................................... 5

2.3. Jenis Cyberbullying ........................................................................................ 6

2.4. Faktor Penyebab Cyberbullying ..................................................................... 6

2.5. Dampak Cyberbullying .................................................................................. 7

BAB III SOLUSI .......................................................................................................... 8

3.1. Definisi Solusi dan Pencegahan ..................................................................... 8

3.2. Pencegahan Cyberbullying ............................................................................. 8

3.3. Solusi Mengatasi Cyberbullying .................................................................... 9

BAB IV SIMPULAN .................................................................................................. 11

REFERENSI ............................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Permasalahan sosial merupakan sebuah gejala atau fenomena yang muncul


dalam realitas kehidupan bermasyarakat. Venina dkk (2021) mengutip pendapat
Soekanto, Kowalski, Limber, Feinberg dan Robey dalam tulisan mereka. Menurut
Soekanto (1990:358), masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-
unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial, atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga
kelompok sosial tersebut. Menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Dalam keadaan
normal terdapat integrasi serta keadaan yang sesuai pada hubungan-hubungan
antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat.

Cyberbullying atau Perundungan Siber merupakan salah satu contoh kasus


permasalahan sosial yang semakin meningkat seiring dengan pesatnya
perkembangan teknologi dan media sosial. Cyberbullying dilihat dari asal katanya
terdiri dari dua kata yaitu cyber (internet), dan bullying (perundungan).
Cyberbullying dapat diartikan sebagai perundungan online, perundungan yang
dilakukan dalam dunia digital atau dunia maya atau juga dalam media sosial.
Perundungan ini dapat dilakukan melalui pesan teks, e-mail, pesan instan,
permainan online, situs web, chat rooms, atau melalui jejaring sosial (Kowalski &
Limber : 2013). Sementara itu Feinberg dan Robey (2010:1), berpendapat bahwa
cyberbullying merupakan perilaku mengunggah atau mengirimkan teks maupun
gambar yang bersifat kasar dan merugikan dengan menggunakan media digital atau
internet. Mengutip dari laman UNICEF (2020), Think Before Teks UNICEF
mengartikan cyberbullying sebagai perilaku agresif dan bertujuan yang dilakukan
suatu kelompok atau individu, menggunakan media elektronik, secara berulang-
ulang dari waktu ke waktu, terhadap seseorang yang dianggap tidak mudah
melakukan perlawanan atas tindakan tersebut.

1
2

Berdasarkan penelitian Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia


(APJII) yang diungkapkan oleh Dr. Lintang Ratri Rahmiaji, Dosen Ilmu
Komunikasi Universitas Diponegoro (UNDIP) dan anggota Jaringan Pegiat
Literasi Digital (JAPELIDI), Indonesia menjadi negara dengan kasus cyberbullying
terbesar di dunia. Kesimpulan tersebut diambil dari 5.900 responden dengan 49%
mengaku pernah menjadi korban cyberbullying, 47.2% belum pernah menjadi
korban cyberbullying, dan 3.8% tidak menjawab (Bernas.id :2019)

Di dalam UUD 1945 pasal 281 ayat 2 tertulis bahwa “Setiap orang berhak
bebas dari perlakuan bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak untuk
mendapat perlindungan terhadap perlakuan diskriminatif itu” (Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia : 2023). Hal ini ditegaskan dengan pernyataan
Universal Declaration of Human Rights pada pasal 19 yang berbunyi “Setiap orang
berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; dalam hak ini
termasuk kebebasan memiliki pendapat tanpa gangguan, dan untuk mencari,
menerima dan menyampaikan informasi dan buah pikiran melalui media apa saja
dan dengan tidak memandang batas-batas (wilayah).” (The Office of the High
Commissioner for Human Rights : 2023). Maka dengan penjabaran di atas dapat
disimpulkan bahwa seseorang seharusnya berhak untuk mendapatkan kebebasan
berekspresi tanpa mendapatkan perlakuan negatif seperti cyberbullying.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa perbedaan bullying dan cyberbullying?


b. Faktor apa saja yang menyebabkan seseorang melakukan cyberbullying?
c. Apa dampak jangka panjang yang dirasakan oleh seseorang yang mengalami
cyberbullying?
d. Bagaimana solusi untuk mengatasi masalah cyberbullying?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari diadakannya penulisan makalah ini sebagai berikut:

a. Mengetahui perbedaan bullying dan cyberbullying.


3

b. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan


cyberbullying.
c. Mengetahui dampak jangka panjang yang dirasakan oleh seseorang yang
mengalami cyberbullying.
d. Mengetahui solusi untuk menyelesaikan masalah masalah terkait cyber
bullying.

1.4. Manfaat Penulisan

a. Manfaat bagi Penulis


Penulis dapat memperluas wawasan tentang permasalahan yang dibahas dalam
makalah ini. Penulis dapat lebih memahami lagi tentang akar masalah dan
dampak jangka panjang dari cyberbullying. Serta dapat memikirkan solusi
untuk menyelesaikan masalah terkait cyberbullying.
b. Manfaat bagi Pembaca
Pembaca akan menambah wawasan dan pengetahuan terkait urgensi
pengenalan media sosial terhadap remaja yang rentan terhadap perilaku
cyberbullying, agar pembaca dapat menyadari dampak yang diakibatkan cyber
bullying. Serta lebih memperhatikan lagi apa yang mereka lakukan di media
sosial untuk dapat membantu dalam mengatasi masalah terkait cyberbullying.

1.5. Sistematika Penulisan

Penulisan Makalah ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari sub-sub
pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan


manfaat penulisan, serta sistematika penulisan.

Bab II Definisi, Faktor dan Dampak Cyberbullying

Menguraikan tentang definisi, faktor penyebab dan dampak yang diakibatkan


cyberbullying.
4

Bab III Solusi

Menguraikan tentang solusi dan pencegahan terhadap masalah yang diakibatkan


cyberbullying.

Bab IV Simpulan

Menguraikan simpulan yang didapat dari pembahasan pembahasan yang dikaji


pada bab sebelumnya.
BAB II
DEFINISI, FAKTOR DAN DAMPAK

2.1. Pengertian Cyberbullying

Pandie dan Wiesmann (2016) mengutip Gerald. K, Prabawati dan Brequet T.


dalam jurnal mereka mengenai pengertian bullying. Gerald. K berpendapat bahwa
definisi bullying adalah sebuah kegiatan atau perilaku agresif yang sengaja
dilakukan oleh sekelompok orang atau seorang secara berulang-ulang dan dari
waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya
dengan mudah atau sebuah penyalahgunaan kekuasaan/kekuatan secara sistematik.
Cyberbullying menurut Prabawati dapat diartikan sebagai teknologi internet untuk
menyakiti orang lain dengan cara sengaja dan diulang-ulang. Brequet T. sementara
itu mendefinisikan cyberbullying adalah bentuk intimidasi yang pelaku lakukan
untuk melecehkan korbannya melalui perangkat teknologi. Pelaku ingin melihat
seseorang terluka, ada banyak cara yang mereka lakukan untuk menyerang korban
dengan pesan kejam dan gambar yang mengganggu dan disebarkan untuk
mempermalukan korban bagi orang lain yang melihatnya.

2.2. Perbedaan Cyberbullying dengan Bullying


Mengutip dari laman kids.grid.id (2023), ada beberapa perbedaan antara
bullying dan cyberbullying yaitu pertama bullying dilakukan secara langsung di
hadapan korban sedangkan pelaku cyberbullying bersembunyi dalam dunia digital.
Kedua, korban bullying dapat mencari tempat yang aman untuk bersembunyi,
sementara itu korban cyberbullying sulit untuk mencari tempat aman dimana ia bisa
terhindar dari cyberbullying. Ketiga, perundung bullying dapat diidentifikasi,
berbeda dengan pelaku cyberbullying yang sangat sulit dilacak. Dan yang terakhir
bullying terbatas pada lokasi tertentu sedangkan ruang lingkup terjadinya
cyberbullying khususnya di media sosial sangatlah luas. Intinya, bullying maupun
cyberbullying adalah perilaku perundungan. Yang menjadi pembeda keduanya
adalah tempat melakukan perundungan.

5
6

2.3. Jenis Cyberbullying


Ada beberapa jenis cyberbullying. Mengutip dari laman IHC Telemed (2021),
jenis-jenis cyberbullying diantaranya ialah pertama ada Outing dan Trickery, suatu
tindakan menyebarkan rahasia orang lain, berupa foto-foto pribadi yang apabila
disebarkan akan menimbulkan rasa malu atau depresi dan tindakan tipu daya yang
dilakukan dengan membujuk orang lain untuk memperoleh rahasia hingga foto
pribadi calon korban. Yang kedua ada Flaming yaitu upaya seseorang dalam
memprovokasi, mengejek, menghina hingga menyinggung perasaan korban.
Biasanya tindakan cyberbullying Flaming ini dapat berupa mengirimkan pesan teks
yang berisikan kata-kata penuh amarah, emosional dan frontal. Ketiga,
Impersonation atau berpura-pura menjadi orang lain, menyamar guna melancarkan
aksinya dalam mengirimkan pesan-pesan dan status yang tidak baik. Cyberbullying
jenis ini banyak terjadi dalam jejaring sosial Twitter dan Instagram.
Menulis komentar secara terus-menerus dengan tujuan menimbulkan
kegelisahan yang bertujuan untuk menghasut orang lain untuk melakuaan hal yang
sama atau lebih dikenal dengan Harassment ini menjadi jenis keempat dari
cyberbullying. Kelima ada juga Cyberstalking yaitu perbuatan memata-matai,
mengganggu dan mencemarkan nama baik terhadap seseorang secara intens yang
berujung membuat korban ketakutan dan depresi. Kemudian jenis yang terakhir
ialah Denigration atau penemaran nama baik. Biasanya cyberbullying jenis ini
dilakukan secara sengaja dan sadar oleh pelaku untuk mengumbar keburukan orang
lain melalui internet, dengan tujuan reputasi dan nama baik orang yang dituju.

2.4. Faktor Penyebab Cyberbullying


Cyberbullying bisa berawal dari beberapa faktor. Sebagaimana yang dikutip
dari laman Siloam Hospital (2023), faktor-faktor tersebut diantaranya seperti
pelaku adalah penderita gangguan mental dan penderita kepribadian dark tetrad,
yaitu kepribadian yang terdiri dari narsisme, sadisme, psikopat, dan
machiavellianism (kepribadian yang manipulatif). Pelaku yag menderita hal
7

tersebut lebih berisiko melakukan cyberbullying karena orang-orang dengan


gangguan dan sifat tersebut memiliki kecenderungan untuk mengancam dan
menyakiti orang lain untuk meningkatkan rasa superioritas dan harga dirinya serta
cenderung memiliki sifat agresif, impulsif, hyperactive. Kemudian ada pelaku
cyberbullying yang ternyata awalnya adalah korban bullying yang memiliki trauma
dari pengalaman di-bully, baik di dunia nyata maupun di dunia maya, sehingga pada
akhirnya membuat para korban tersebut ingin melampiaskan amarahnya kepada
orang lain dan membuat orang lain merasakan apa yang ia juga pernah rasakan.
Salah satu faktor penyebab terjadinya cyberbullying lainnya bisa timbul dari
konflik yang terjadi di antara dua orang yang sebelumnya dekat atau menjalin suatu
hubungan atau dengan kata lain dikarenakan keinginan untuk balas dendam. Rasa
bosan juga dapat menjadi asal muasal dari pembullyan digital yang terjadi.
Beberapa orang melakukan cyberbullying karena ingin mencoba hal baru. Terakhir,
tindakan cyberbullying bisa juga disebabkan oleh rasa kesepian yang ekstrem
sehingga membuat seseorang merasa terisolasi. Apabila dihiraukan oleh orang lain,
mereka akan menyerang orang lain untuk melampiaskan amarahnya.

2.5. Dampak Cyberbullying


Perilaku cyberbullying bisa membawa berbagai dampak negatif bagi
korbannya. Mengutip laman Alodoktor (2022), dampak negatif yang disebabkan
oleh cyberbullying diantaranya ada dampak emosional seperti merasa malu, takut,
khawatir, kesal, marah bahkan terhina, merasa dikucilkan dan terisolasi dari orang
lain, merasa tidak pecaya diri dan tidak berdaya bahkan hingga memendam niat
untuk balas dendam. Selain dampak emosional, cyberbullying juga menyebabkan
dampak yang cukup besar pada kesehatan baik mental maupun jasmani seperti
menderita gangguan tidur, stres berkepanjangan, gangguan kecemasan, dan
depresi. Pada beberapa kasus, cyberbullying bahkan dapat menyebabkan
korbannya melakukan self-harm (perilaku menyakiti diri sendiri), mengkonsumsi
minuman beralkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang serta percobaan
bunuh diri.
BAB III
SOLUSI

3.1. Definisi Solusi dan Pencegahan


Kasus cyberbullying semakin banyak, khususnya seiring bertambah majunya
teknologi yang ada. Cyberbullying dapat terjadi kapan saja dan dimana saja selama
ada akses internet. Terkadang sangatlah sulit dan tidak mungkin untuk menelusuri
sumbernya dari cyberbullying sehingga tak heran bahwa cyberbullying dinilai
sangat berbahaya (Wijayanto. X, dkk : 2022). Dampak yang ditimbulkan karena
cyberbullying tak main-main, bahkan mampu membuat orang menjadi stress,
depresi dan berujung bunuh diri. Tindakan pencegahan dan penyelesaian sangat
diperlukan demi menghentikan perilaku cyberbullying. Sebelum membahas
tindakan pencegahan dan solusi apa sajakah yang dapat dilakukan dalam
memberantas cyberbullying, hendaknya kita pahami dulu apa definisi dari
pencegahan dan solusi itu sendiri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, preventif diartikan sebagai sifat
mencegah supaya jangan terjadi hal yang tak diinginkan. Preventif dalam konteks
pengendalian sosial juga dapat diartikan sebagai tindakan upaya pencegahan
sebelum konflik sosial terjadi (Detikjabar.com : 2023). Sementara itu pengertian
solusi ialah penyelesaian, pemecahan (masalah dan sebagainya) dan jalan keluar
berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Keberhasilan dalam upaya
tindak pencegahan atau preventif dan penyelesaian kasus cyberbullying di miliki
oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor-faktor internal berasal dari individu sendiri dimana
individu tersebut berkeinginan untuk senantiasa menjadi pribadi yang lebih baik.
Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar individu, seperti lingkungan tempat
tinggal dan pendidikan yang didapat (Khoerunnisa, L; Anwar, R; Khadijah, U :
2021).

3.2. Pencegahan Cyberbullying

8
9

Pencegahan harus dilakukan baik secara internal dan eksternal. Untuk


pencegahan internal dapat dilakukan dengan cara mengontrol diri sendiri dalam
berperilaku khususnya ketika menggunakan media sosial. Pertimbangkan dengan
bijak sebelum memposting maupun mengomentari segala sesuatu di media sosial
(Imani, dkk : 2021). Pendapat ini diperkuat dengan pernyataan Patchin dan Hinduja
(2006). Keduanya menyimpulkan bahwa cara yang mudah dilakukan untuk
mencegah dan mengatasi cyberbullying adalah dengan tidak memposting terlalu
banyak serta menghindari memposting hal-hal aneh. Alasannya ialah karena
memposting terlalu sering dan memposting hal aneh bisa membuat orang lain
terganggu dan menimbulkan pro-kontra yang akhirnya dapat memancing adanya
cyberbulling. Usahakan hal-hal yang kita bagikan dan perhatikan di media sosial
mengandung nilai positif dan valid.
Sementara itu, Listiyani, dkk (2020 : 272) berpendapat bahwa pencegahan
eksternal dapat dilakukan dengan cara aktif mengikuti sosialisasi yang memberikan
pemahaman mengenai bahaya cyberbullying, bertukar diskusi seputar bahayanya
cyberbullying, mencari teman yang berperilaku baik, saling memantau pergaulan
sesama teman serta aktivitas positif lainnya. Perlu juga diperhatikan betapa
pentingnya peran orang tua terhadap pencegahan cyberbullying. Dalam mencegah
perilaku menyimpang yang muncul terhadap remaja, orang tua harus menggunakan
pola asuh yang disiplin secara efektif pemantauan, dan selalu mengasah anak
memecahkan permasalahannya sendiri (Cross-white dan Keepelman : 2008).

3.3. Solusi Mengatasi Cyberbullying


Solusi dapat di kategorikan menjadi 2 bagian, internal dan eksternal. Untuk
solusi internal bisa dilakukan dengan cara tidak membalas atau menulis komentar
yang sama negatifnya sebagai respon, jangan menganggap komentar negatif dan
kebencian terlalu serius, memblock dan mereport komentar negatif dan penuh
kebencian, mencoba untuk memahami bahwa tidak setiap orang mempunyai
pandangan yang sama, bersikap dan berpikiran terbuka terhadap opini orang lain
dan terakhir jika cyberbullying yang dialami semakin parah, beristirahatlah dari
10

media sosial atau teknologi kemudian lakukan hal lain yang disukai (Tribratanews
Polda Kepri : 2023).
Kemudian, melakukan pendampingan pada pelaku maupun korban cyber
bullying dan aktif berdiskusi dengan orang yang dipercayai seperti orang tua
mengenai perkembangan anak di sekolah merupakan contoh solusi eksternal yang
dapat dipraktikan (Listiyani, dkk : 2020). Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Glasner menguatkan pendapat tersebut. Glasner (2010) melaporkan, bahwa banyak
orangtua yang mengabaikan perilakku cyberbullying atau sebagian dari mereka
tidak sadar akan masalah cyberbullying. Orangtua seharusnya bisa memberikan
dukungan, seperti memuji, memberi dorongan moril, dan memberi kasih sayang.
Orangtua perlu menunnjukkan kepada anak, bahwa ia dihargai dan dicintai. Orang
tua juga sebaiknya harus terlibat dalam kegiatan yang positif dengan memberi
dukungan perilaku pro sosial untuk anak mereka. Hal tersebut dapat memperkuat
pola asuh yang efektif orangtua dalam membangun karakter anak.
BAB IV
SIMPULAN

Cyberbullying adalah bentuk intimidasi yang pelaku lakukan untuk melecehkan


korbannya melalui perangkat teknologi. Perbedaan cyberbullying dengan bullying
yaitu cyberbullying dilakukan dalam dunia digital sedangkan bullying dilakukan
langsung di hadapan korban. Faktor-fakor penyebab cyberbullying diantaranya
keinginan untuk balas dendam, rasa bosan, dan rasa kesepian yang dirasakan oleh
pelaku. Dampak yang disebabkan dari cyberbullying adalah dampak emosional,
dampak terhadap kesehatan, mental, dan jasmani. Kita dapat mencegah dan menangani
masalah cyberbullying dengan mengontrol diri sendiri dalam berperilaku, menghindari
memposting hal-hal aneh di sosial media, memahami seputar bahayanya cyberbullying
serta saling memantau pergaulan sesama teman, tidak merespon komentar negatif dan
penuh kebencian, melakukan pendampingan pada pelaku ataupun korban
cyberbullying serta akktif berdiskusi dengan orang yang dapat kita percayai.

11
REFERENSI

Alodokter. 2022. Ketahui Dampak Cyberbullying dan Cara Mengatasinya. Diakses


dari laman : https://www.alodokter.com/seputar-cyberbullying-yang-penting-untuk-
diketahui [30 September 2023]
Bernas.id. Indonesia Nomor 1 Negara Dengan Kasus Cyberbullying Terbanyak Di
Dunia, Etika Berjejaring: Jarimu Harimaumu!. Diakses dari laman :
https://www.bernas.id/2023/06/163975/indonesia-nomor-1-negara-dengan-kasus-
cyberbullying-terbanyak-di-dunia-etika-berjejaring-jarimu-harimaumu/ [30
September 2023]
Detikjabar.com. 2022. Preventif Adalah: Arti, Upaya, dan Contoh Tindakannya.
Diakses dari laman : https://www.detik.com/jabar/berita/d-6240696/preventif-adalah-
arti-upaya-dan-contoh-tindakannya [27 September 2023]
IHC Telemed. 2021. Apa Saja Jenis-Jenis Cyber Bullying. Diakses dari laman :
https://telemed.ihc.id/artikel-detail-740-Apa-Saja-Jenis-Jenis-Cyber-Bullying.html
[30 September 2023]
Imani, F. A., Kusmawati, A. dan Tohari, M. A. Pencegahan Kasus Cyberbullying Bagi
Remaja Pengguna Sosial Media. Khidmat Sosial: Journal Of Social Work And Social
Services. Vol. 2 No. 1 April 2021 pp. 1-e-ISSN 2721-6918
Khoerunnisa, L., Anwar R.K. dan Khadijah U.L. S. Literasi Internet Solusi Atasi
Budaya Cyberbullying di Kalangan Remaja. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan
Kearsipan. Vol. 9 No. 2, 2021. Hal. 24-29.
Kids.grid.id. 2023. Perbedaan Bullying dan Cyberbullying, Informarika Kelas 8 SMP.
Diakses dari laman : https://kids.grid.id/amp/473755202/perbedaan-bullying-dan-
cyberbullying-informarika-kelas-8-smp?page=2 [30 September 2023]
Listiyani, L. R., Wijayanti, A. dan Putrianti F. G. 2020. Mengatasi Perilaku Cyber
Bullying Pada Remaja Melalui Optimalisasi Kegiatan Tripusat Pendidikan. Desember.
Diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Negeri Jakarta secara daring. Hal 266-274.

12
13

Mah kamah Konstitusi Republik Indonesia. Konstitusi Indonesia Melindungi HAM


Setiap Orang Termasuk WNA. Diakses dari laman :
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=18835&menu=2#:~:text=Pasal
%2028I%20ayat%20%282%29%20UUD%201945%20berbunyi%2C%20%E2%80%
9CSetiap,melindungi%20hak%20setiap%20orang%2C%20termasuk%20warga%20n
egara%20asing. [30 September 2023]
Pandie, M. M., Weismann, I. T. J. Pengaruh Cyberbullying Di Media Sosial Terhadap
Perilaku Reaktif Sebagai Pelaku Maupun Sebagai Korban Cyberbullying Pada Siswa
Kristen Smp Nasional Makassar. Jurnal Jaffray Vol. 14 No. 1 April 2016 hal. 43-62
Siloam Hospital. 2023. Apa itu Cyberbullying? Inilah Penyebab dan Cara
Mengatasinya. Diakses dari laman : https://www.siloamhospitals.com/informasi-
siloam/artikel/apa-itu-cyberbullying [30 September 2023]
Syah, R. Hermawati, H. Upaya Pencegahan Kasus Cyberbullyingbagi Remaja
Pengguna Media Sosial di Indonesia. Jurnal Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial.
Vol 17 No. 2 Juni 2018 hal. 131 – 146
The Office of the High Commissioner for Human Rights. 2023. Pernyataan Umum
tentang Hak-Hak Asasi Manusia. Diakses dari laman :
https://www.ohchr.org/en/human-rights/universal-declaration/translations/indonesian
[30 September 2023]
Tribratanews Polda Kepri. 2023. Cara Mengatasi Cyberbullying. Diakses dari laman :
https://tribratanews.kepri.polri.go.id/2021/03/02/cara-mengatasi-cyberbullying/ [30
September 2023]
UNICEF. 2020. Cyberbullying: Apa itu dan bagaimana menghentikannya. Diakses dari
laman : https://www.unicef.org/indonesia/id/child-protection/apa-itu-cyberbullying
[30 September 2023]
Venina A. Y., Sulistyani H. D., dan Rahmiaji L. R. Memahami Fenomena
Cyberbullying Yang Terjadi Terhadap Transgender. Interaksi Online. Vol. 10 No. 1
Desember 2021 hal. 54-67.
14

Wijayanto X. A., Fitriayani, L. R. dan Nurhajati., L. 2019. Mencegah dan Mengatasi


Bullying di Dunia Digital. Jakarta : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian
kepada Masyarakat London School of Public Relations Jakarta

Anda mungkin juga menyukai