Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

CYBER BULLYING

Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah Etika Profesi

Teknologi Informasi dan Komunikasi Program Diploma Tiga (D.III)

Disusun oleh :

1. Susilo 11120649
2. Siti Marintan Sinambela 11122481
3. Nur Azizah 11122495
4. Elizabeth Apriyanti M 11123546
5. Siti Rubi Atul Adawiyah 11123618
6. Rifka Purnama 11124021

Jurusan Sistem Informasi Akuntansi


Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika
Jakarta
2015
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya Makalah Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan
judul :"Cyber Bullying". yang merupakan salah satu syarat kelulusan mata Kuliah Etika
Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi Jurusan Sistem Informasi Akuntansi
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika.
Selama dalam menyelesaikan makalah ini, kami telah banyak menerima
bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran, serta fasilitas yang membantu hingga
akhir dari penulisan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Direktur Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana
Informatika.
2. Ketua Jurusan Komputerisasi Akuntansi Akademi Manajemen Informatika dan
Komputer Bina Sarana Informatika.
3. Bapak Syamsul Bahri selaku Dosen Pengajar Etika Profesi Teknlogi Infomasi dan
Komunikasi.
4. Orang tua kami yang telah memberikan dorongan moril dan materil maupun
spiritual yang tidak sedikit nilainya, sehingga tersusunnya makalah ini.
5. Rekan-rekan Mahasiswa kelas 11.6A.07 yang telah memberikan dukungan
semangat kepada kami.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membantu, meskipun dalam makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun tetap penulis harapkan.

Jakarta, 07 Mei 2015

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi telah mengubah

baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan dunia

menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan

budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat. Teknologi informasi saat ini

menjadi pedang bermata dua karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan

kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif

perbuatan melawan hukum.


Salah satu perkembangan teknologi yang sering digunakan dan dibutuhkan

semua kalangan masyarakat adalah komputer. Dengan komputer seseorang dapat

dengan mudah mempergunakannya,tetapi dengan adanya komputer seseorang

menggunakannya dengan ada hal yang baik dan tidaknya. Cyber crime dimana

kejahatan ini sudah melanggar hukum dalam teknologi dan seseorang yang

mengerjakannya dapat di kenakan hukum pidana dan perdata. Khususnya dalam hal

kasus cyber bullying yang sedang tumbuh di wilayah negara.

Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena bullying mulai mendapat perhatian

peneliti, pendidik, organisasi perlindungan, dan tokoh masyarakat. Pelopornya adalah

Professor Dan Olweus dari University of Bergen yang sejak tahun 1970-an di
Skandinavia mulai memikirkan secara serius tentang fenomena bullying di sekolah.

Dalam Bahasa Indonesia, secara harfiah kata bully berarti penggertak, orang yang

mengganggu orang lemah. Istilah bullying dalam Bahasa Indonesia, menurut

saya,bisa menggunakan “Menyakat” (berasal dari kata sakat) dan pelakunya (bully)

disebut penyakat.

Contoh perilaku bullying antara lain mengejek, menyebarkan rumor,

menghasut, mengucilkan, menakut-nakuti (intimidasi), mengancam, menindas,

memalak, atau menyerang secara fisik (mendorong, menampar, atau memukul).

Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa perilaku bullying tersebut merupakan

hal sepele atau bahkan “normal” dalam tahap kehidupan manusia atau dalam

kehidupan sehari-hari. Faktanya, perilaku bullying merupakan “learned behaviors”

karena manusia tidak terlahir sebagai penggertak dan pengganggu yang lemah.

Bullying merupakan perilaku tidak “normal”, tidak sehat dan secara sosial tidak bisa

diterima.Hal yangsepele pun kalau dilakukan secara berulang kali pada akhirnya

dapat menimbulkan dampak serius dan fatal. Dengan membiarkan atau menerima

perilaku bullying, kita memberikan “bulliespower” kepada pelaku bullying,

menciptakan interaksi sosial tidak sehat dan meningkatkan budaya kekerasan.

Interaksi sosial yang tidak sehat dapat menghambat pengembangan potensi diri secara

optimal sehingga memandulkan budaya unggul.

Professor Dan Olweus pada tahun 1993 telah mendefinisikan bullying yang

mengandung tiga unsur mendasar perilaku bullying, yaitu:

1. Bersifat menyerang (agresif) dan negatif.

2. Dilakukan secara berulang kali.


3. Adanya ketidak seimbangan kekuatan antara pihak yang terlibat.

Olweus kemudian meng-identifikasikan dua subtipe bullying, yaitu perilaku

secara langsung (direct bullying), misalnya penyerangan secara fisik dan perilaku

secara tidak langsung (indirect bullying), misalnya pengucilan secara sosial.

Underwood, Galen, dan Paquette di tahun 2001, mengusulkan istilah “Social

Aggression“ untuk perilaku menyakiti secara tidak langsung.

1.2. Metode Penulisan


Makalah ini merupakan hasil pengumpulan data dan informasi melalui media

internet yang di dalamnya terdapat artikel dan informasi yang menjelaskan tentang

segala masalah timbulnya cyber bullying sampai dengan penyelesaiannya.

1.3. Maksud Penulisan


Makalah ini di susun agar pemahaman tentang tindak kejahatan melalui media

internet khususnya cyber bullying menjadi lebih mudah di mengerti bagi setiap orang

yang membacanya. Untuk para pengguna media online, makalah ini merupakan

informasi yang harus diaplikasikan dalam menggunakan media internet sebagai

wadah untuk melakukan berbagai aktifitas dengan baik dan hati-hati.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Cyber Bullying


Cyber bullying adalah segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja

dan dilakukan teman seusia mereka melalui dunia cyber atau internet. Cyber bullying

adalah kejadian manakala seorang anak atau remaja diejek, dihina, diintimidasi, atau

dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui media internet, teknologi digital

atau telepon seluler.

Cyber bullying dianggap valid bila pelaku dan korban berusia di bawah 18

tahun dan secara hukum belum dianggap dewasa. Bila salah satu pihak yang terlibat

(atau keduanya) sudah berusia di atas 18 tahun, maka kasus yang terjadi akan

dikategorikan sebagai cyber crime atau cyber stalking (sering juga disebut cyber

harassment).

Bentuk dan metode tindakan cyber bullying amat beragam. Bisa berupa pesan

ancaman melalui e-mail, mengunggah foto yang mempermalukan korban, membuat

situs web untuk menyebar fitnah dan mengolok-olok korban hingga mengakses akun

jejaring sosial orang lain untuk mengancam korban dan membuat masalah. Motivasi

pelakunya juga beragam. Ada yang melakukannya karena marah dan ingin balas

dendam, frustrasi, ingin mencari perhatian bahkan ada pula yang menjadikannya

sekedar hiburan pengisi waktu luang. Tidak jarang, motivasinya kadang-kadang

hanya ingin bercanda.

Cyber bullying pada umumnya dilakukan melalui media situs jejaring sosial

seperti Facebook dan Twitter. Ada kalanya dilakukan juga melalui SMS maupun

pesan percakapan di layanan Instant Messaging seperti Yahoo Messenger atau MSN

Messenger. Anak-anak yang penguasaan komputer serta internetnya lebih canggih

melakukan cyber bullying dengan cara lain. Mereka membuat situs atau blog untuk
menjelek-jelekkan korban atau membuat masalah dengan orang lain dengan berpura-

pura menjadi korban. Ada pula pelaku yang mencuri password akun e-mail atau situs

jejaring sosial korban dan mengirim pesan-pesan mengancam atau tak senonoh

menggunakan akun milik korban.

Maraknya jejaring sosial seperti facebook, friendster, twitter maupun

MySpace membuat dunia maya menjadi tempat hangout yang seru bagi warga di

seluruh dunia. Teknologi serat optik ini memungkinkan orang berkoneksi satu dengan

yang lain, tanpa dibatasi oleh waktu, jarak maupun tempat. Sementara itu, di dunia ini

ada 1,4 miliar sistem yang terkoneksi oleh internet, termasuk di dalamnya Indonesia,

dengan sekitr 30 juta sambungan internet. Saking ingin eksis, orang lain membuka

diri seluas-luasnya. Tak puas hanya menantumkan nama, alamat, tanggal lahir, hobi,

status, foto-foto, orang juga memasang nomor ponsel berikut alamat rumah lengkap

di internet! Euforia ini rupanya telah membuat orang lupa bahwa tak ubahnya di

dunia nyata, internet juga dihuni oleh penjahat yang selalu mengintai.

Jejaring social online, seperti facebook, justru kerap di jadikan sarana bagi

cyber bullying. Pasalnya, facebook memang cukup popular . Saat ini jumlah

pengguna facebook seluruh dunia sudah menembus anggka 219.286.560 pengguna

berdasarkan sumber dari htpp://teknologi.vivanews.com dan menurut sumber yang

kami dapat dari wikipedia, bahwa Indonesia menempati peringkat kedua setelah

Amerika serikat . Keinginan untuk dikenal dan terkenal ini membuat orang

mengumbar informasi detail tentang dirinya. Mereka tak sadar, bahwa hal ini bisa

menjadi boomerang bagi mereka sendiri. Sementara itu, Lebih dari 55% pengguna

jejaring sosial facebok itu adalah wanita. Sehingga, bukan tidak mungkin wanita
menjadi sasaran empuk bagi para pelaku cyber bullying dalam menjalankan aksinya.

Korban kejahatan cyber bullying tidak sedikit, di Indonesia juga banyak pelaku cyber

bullying yang memakan banyak korban termasuk diantaranya para artis-artis

Indonesia. Beberapa artis di tanah air yang menjadi korban sering dikagetkan dengan

beredarnya foto-foto pribadi mereka, video-video dan munculnya halaman facebook

yang mengatas namakan dirinya. Hal ini tentu saja membuat artis atau korban

tersebut kehilangan privasi, sebab setiap kegiatan harian yang dilakukan olehnya

tercatat di halaman tersebut.

2.2 Karakteristik CyberBullying

• Materi cyber bullying (tulisan, photo. video) dapat di-distribusikan secara

worldwide dan seringkali tidak bisa dihilangkan.

• Pelaku bullying biasanya bersifat anonim, menggunakan nama lain atau berpura-

pura sebagai orang lain.

• Kejadiannya bisa kapan saja dan dimana saja.

Contoh Perilaku Cyber bullying :

a. Flame War

Dapat terjadi di milis atau online forum, berupa perdebatan yang tidak esensial atau

penyanggahan tanpa dasar yang kuat dengan menggunakan bahasa kasar dan

menghina.

b. Gangguan (Harassment)

Berulang kali posting diforum atau mengirimkan pesan tidak pantas melalui email.

Mengirim spam e-mail degan jumlah belasan hingga ratusan email per-hari.
2.3 Kenapa Orang Melakukan Cyber Bullying?

Motivasi sesorang melakukan cyber bullying diantaranya adalah:

• Marah, sakit hati, balas dendam atau karena frustasi.

• Haus kekuasaan dengan menonjolkan ego dan menyakiti orang lain.

• Merasa bosan dan memiliki kepandaian melakukan hacking.

• Untuk hiburan, mentertawakan atau mendapatkan reaksi.

• Ketidak sengajaan, misalnya berupa reaksi/komentar impulsif dan emosional.

2.4 Upaya Pencegahan Cyber Bullying

Cara terbaik menghadapi dan mengurangi resiko cyber bullying adalah dengan

upaya pencegahan dari sejak awal. Sadarilah bahwa kehadiran online (punya alamat

email,online profile, posting di milis atau forum, menulis di blog atau website) pada

dasarnya seperti kita berada ditempat umum. Jagalah keamanan detail pribadi seperti

nomor ponsel, alamat email, password, nomor pin, nama, alamat rumah, nama

sekolah, tempat kerja, nama keluarga atau nama teman. Informasi tersebut bisa

digunakan orang yang tidak bertanggung jawab di internet. Jangan memberitahukan

password kepada teman anda, dia mungkin saja memberitahukannya kepada orang

lain. Hindari menuliskan nomor ponsel, password, alamat email diselembar kertas,

karena kalau hilang, orang lain jadi mengetahui. Jika anda menggunakan komputer

umum diwarnet, sekolahan, atau di perpustakaan, jangan lupa logout dan meng-clear

private dataset belum pergi (Jika anda menggunakan Mozila Firefox pilih Tools --->

klik Clear Private Data).


Ada beberapa hal yang harus dihindari saat kita membuat atau memakai

jejaring sosial antara lain:

1. Membuat password yang sederhana dan mudah di tebak (seperti nama pacar, nama

anak, tanggal lahir, dan sebagainya).

2. Memberi password pada orang lain walaupun itu teman dekat kita sendiri.

3. Gampang percaya dengan berita atau kabar yang tidak jelas asal usulnya di

internet, apalagi jadi ikut-ikutan memforward ke orang lain.

4. Terlalu lengkap memasang profil atau data diri.

5. Memasang foto-foto diri anda yang sekiranya anda sendiri tidak merasa nyaman

apabila foto-foto tersebut disabar luaskan secara bebas. Sekali foto tersebar

mustahil anda dapat menariknya dari internet.

6. Sembarangan add friend atau approval atas permintaan seseorang untuk menjadi

teman.

7. Tips untuk mencegah dan menghentikan cyber bullying:

1. Jangan merespon. Para pelaku bullying selalu menunggu-nunggu reaksi korban.

Untuk itu, jangan terpancing untuk merespon aksi pelaku agar mereka tidak lantas

merasa diperhatikan.

2. Jangan membalas aksi pelaku. Membalas apa yang dilakukan pelaku cyber

bullying akan membuat Anda ikut menjadi pelaku dan makin menyuburkan aksi tak

menyenangkan ini.

3. Adukan pada orang yang dipercaya. Jika anak-anak yang menjadi korban, mereka

harus melapor pada orang tua, guru, atau tenaga konseling di sekolah. Selain

mengamankan korban, tindakan ini akan membantu memperbaiki sikap mental


pelaku.

4. Simpan semua bukti. Oleh karena aksi ini berlangsung di media digital, korban

akan lebih mudah meng-capture, lalu menyimpan pesan, gambar atau materi

pengganggu lainnya yang dikirim pelaku, untuk kemudian menjadikannya sebagai

barang bukti saat melapor ke pihak-pihak yang bisa membantu.

5. Segera blokir aksi pelaku. Jika materi-materi pengganggu muncul dalam bentuk

pesan instan, teks, atau komentar profil, gunakan tool preferences/privasi untuk

memblok pelaku. Jika terjadi saat chatting, segera tinggalkan chatroom.

6. Siap mengajukan keluhan

Ada fitur “report abuse” pada Facebook dan Twitter, ini dapat membuat si akun

pembully terblokir. Atau minta bantuan teman-teman untuk bersama-sama mengklik

tombol “report as spam” pada Twitter agar si pelaku dideaktivasi oleh admin Twitter.

Jika serangan datang melalui email, kita dapat melaporkannya ke penyedia layanan

tempat si pelaku cyber bully mengakses Internet.

7. Ambil tindakan hukum

Masih belum cukup? Bahkan si pelaku cyber bully sudah berlaku lebih jauh lagi

dengan meneruskan serangan dan menjelekkan dirimu di forum publik? Jika merasa

benar, jangan takut untuk mengambil jalur hukum. Hubungi teman atau orang yang

memahami aspek hukum, dan coba bicara dengan mereka, tindakan apa yang tepat.

8. Selalu berperilaku sopan di dunia maya. Perilaku buruk yang dilakukan, seperti

membicarakan orang lain, bergosip, atau memfitnah, akan meningkatkan risiko

seseorang menjadi korban cyber bullying.

9. Jadilah teman, jangan hanya diam. Ikut meneruskan pesan fitnah atau hanya diam
dan tidak berbuat apa-apa akan menyuburkan aksi bullying dan menyakiti perasaan

korban. Suruh pelaku menghentikan aksinya, atau jika pelaku tidak diketahui bantu

korban menenangkan diri dan laporkan kasus tersebut ke pihak berwenang.

2.5. Hukum tentang Cyber Bullying

Hukuman di Indonesia untuk kejahatan serius di dunia maya sepertinya

kurang memberi efek jera. Namun demikian, Potensi serius dari kejahatan ini di masa

depan membuat divisi cyber crime Kepolisian Republik Indonesia harus terus

meningkatkan kualitas layanannya. Selain di jerat dengan pasal hukuman pidana, para

penjahat dunia maya ini juga bisa dikenai pasal undang-undang Informasi dan

Transaksi Elektronika yang telah disahkan pada tanggal 25 Maret 2008 yang lalu.

Dengan demikian mereka yang mengalami kasus cyber bullying bisa dijerat pasal 27,

dalm bab perbuatan yang di larang. Mereka yang melanggar bisa dikenakan hukuman

pidana hingga lebih dari 5 tahun.

2.6 Manfaat Tindakan Malalui Jalur Hukum

Keluarga korban kadang-kadang merasa bahwa keprihatinan mereka tidak

ditanggapi oleh pihak sekolah secara serius. Sehingga keluarga korban melibatkan

lembaga bantuan hukum atau pengacara untuk merubah keadaan tersebut. Lembaga

bantuan hukum dapat memberikan dukungan terhadap individu yang tidak memiliki
kekuasaan dalam menghadapi wewenang pihak sekolah. Pihak pengadilan pun dapat

memutuskan bahwa sekolah tidak melakukan hal sebagaimana mestinya dan

memberikan ganti rugi/kompensasi terhadap korban yang menderita.

Pasal 80 ayat 1:

"Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau

penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)

tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh

dua juta rupiah)."

2.7 Resiko Penyelesaian Melalui Jalur Hukum

Pengadilan biasanya memerlukan waktu tidak sebentar. Berkas perkara perlu

dipersiapkan dan saksi yang mau bersaksi harus dicari.Keputusan pengadilan pun

kadang-kadang baru dikeluarkan berbulan-bulan hingga bertahun-tahun kemudian.

Selain itu, jika penuntut tidak mendapatkan bantuan hukum, akan memerlukan biaya

tidak sedikit.

2.8 Contoh Kasus-Kasus Mengenai Cyber Bullying

1. Kejamnya dunia maya yang renggut nyawa


Ini fakta yang harus diketahui para orangtua: situs internet, juga jejaring sosial

media, kerap menjadi pelarian remaja dari dunia nyata. Dan, bukan mustahil

pengaruh dunia maya lebih kuat dibandingkan kehidupan nyata. Seperti yang terjadi

pada remaja asal Inggris bernama Hannah Smith.

Gadis 14 tahun itu adalah korban bullying situs online. Pada Jumat, 2 Agustus

2013 lalu, Hannah ditemukan tewas gantung diri di rumahnya. Ia tak bisa lagi

menahan caci maki yang ditujukan padanya. Bahkan sering diminta bunuh diri, oleh

orang-orang yang tak jelas identitasnya. Troll (orang yang sering mengejek di dunia

maya) di situs Ask.fm lah yang membuat Hannah begitu depresi.

Seperti dilansir Daily Mail, Selasa, (6/8/2013), penindasan yang dilakukan

oleh para troll terkait dengan kelebihan berat badannya, kematian paman Hannah

karena kanker, juga kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri. Bahkan, berdasarkan

pengakuan dari teman-teman terdekatnya, troll menyuruhnya untuk meminum

pemutihpakaian.

Bullying yang ditujukan pada Hannah sudah berlangsung beberapa bulan

sebelum ia memutuskan untuk bunuh diri. Seperti pada 5 April 2013 lalu.

Pengejeknya mencacinya, "Kau seharusnya bunuh diri. Lagipula tak ada yang peduli

padamu."
Sementara, pada tanggal 20 Juli, troll menulis untuk Hannah dengan keji,

"Kau sungguh jelek. Lebih baik kau mati saja. Aku yakin, semua orang pasti senang."

Lalu dibalas oleh Hannah, "Ya, aku memang jelek. Tetapi kau jelas lebih ‘jelek’

dariku. Kau punya kepribadian minus dengan menyuruh orang untuk mati."

Meski, terakhir digunakan Kamis, 1 Agustus 2013 lalu, kemarin ejekan dan komentar

yang kasar masih terlihat di profil Hannah dalam situs Ask.fm.

Sehari sebelum Hannah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, gadis itu

mengunggah foto di Facebook berisi tulisan, "Kau pikir kau ingin mati, tetapi

kenyataannya kau hanya ingin diselamatkan." Polisi masih menyelidiki kasus ini

dengan memeriksa komputer dan ponsel Hannah. Namun, belum ada keterangan

lebih lanjut dari kepolisian setempat.

Disayang di dunia yata, kasus bunuh diri Hannah disebar oleh ayahnya, David

Smith melalui jejaring sosial Facebook pada Sabtu, 3 Agustus 2013 lalu. Itu

dilakukannya untuk mendorong para orangtua untuk menghentikan anak-anak mereka

menggunakan Ask.fm, situs yang berbasis Latvia. David menyerukan, seharusnya

pencipta website itu dituntut dengan pembunuhan. "Secara tidak langsung, orang

yang membuat situs ini sudah melakukan pembunuhan," kata pria yang berprofesi

sebagaisopir truk itu. Sementara, teman, keluarga dan pacar Hannah, Kris Cooper

ikut menyuarakan kesedihannya dengan menulis di Facebook.

2. Naas! Hanya karna perkataan yang membuat hati tersinggung membuat

wanita ini mengakhiri hidupnya

Megan Meier (13) bunuh diri pada tahun 2006 lalu. Megan meninggal akibat
bunuh diri dengan cara menggantung dirinya sendiri di kamar tidurnya. Penyelidikan

polisi menemukan ada tindakan cyber bullying yang dilakukan oleh teman dan ibu

temannya tersebut.

Jarang bergaul, Megan lebih sering mengobrol secara online melalui situs

myspace dan AOL messenger. Sarah Drew, seorang teman sekaligus tetangganya

membuat akun palsu dan mulai mengobrol dengan Megan. Akun tersebut bernama

Josh Evan dan sangat ramah pada Megan. Karena percaya, dari obrolan tersebut

diketahui bahwa Megan pernah dirawat di psikiater pada umur 10 tahun akibat

depresi tentang berat badannya yang sering diejek teman-temannya.

Sarah yang ternyata mendapat bantuan dari ibunya akhirnya mulai menjelek-

jelekkan Megan dan mengolok-oloknya sebagai anak gila. Pesan terakhir yang

dikirim melalui AOL kepada Megan berbunyi, "Semua orang membencimu. Hiduplah

dalam kesengsaraan. Dunia ini akan menjadi lebih baik tanpamu". Megan Meier

ditemukan meninggal 20 menit setelah ia membaca pesan tersebut.

3. Ketika Cyberbully Makin Tak Terkendali


Seorang anak terperanjat melihat laman Facebook-nya. “Idih, ini ada temen

Facebook posting foto cewek ngga pake apa-apa. Cewek itu masih SMP,” ia

memperlihatkan postingan tak senonoh ke kakaknya. Mata si kakak nyaris keluar

melihat pemandangan seorang anak perempuan usia 14-an bertelanjang dada dengan

ekspresi malu-malu. Fotonya buram, nampak diambil dari kamera ponsel dengan

resolusi rendah.

Ternyata itu belum apa-apa. Komentar di bawah foto tersebut jauh lebih

mengerikan. “Dasar per*k, berapa sih tarifnya?” “Wah, sexy juga ya kamu, mau

dong..” Dan berbagai kalimat bernada miring, kasar, caci maki, dan pelecehan lain.

Anak perempuan yang fotonya disebarkan itu bukan pihak yang memposting foto tak

senonoh tadi. Ia hanya korban dari pihak yang iseng, sakit hati, atau dendam. Karena

pihak yang dendam itu punya data dirinya yang paling privasi, maka disebarkanlah

fotonya, disertai dengan komentar seolah si korban yang sengaja memamerkan

tubuhnya. Alhasil, ia jadi korban caci maki, pelecehan, dan banyak lagi. Untung lah

foto itu hanya bertahan sehari di laman Facebook. Mungkin si pelaku takut

dilaporkan ke polisi, atau sudah mendapat peringatan.

Jika Anda rajin mengamati laman Facebook para Abege alias “Anak Baru
Gede”, jangan heran kalau sering menemukan postingan serupa. Ada yang hanya caci

maki di kolom komentar, isi postingan bernada vulgar, hingga foto tak senonoh.

Itulah potret para user belia di ranah maya. Bukan hanya di Indonesia, melainkan juga

di sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat. Pernah dengar kasus Amanda

Todd, seorang remaja putri yang bunuh diri akibat di-bully di internet dan dunia

nyata? Kasusnya nyaris serupa, Amanda jadi korban pihak yang menyebarkan foto

tak senonohnya di dunia maya.

Remaja yang menjadi korban cyber bully biasanya juga akan di-bully di dunia

nyata, sebab kini dunia maya sudah sedemikian lekat dengan dunia nyata. Teman-

teman Facebook seorang remaja mayoritas juga teman-temannya di sekolah,

lingkungan dekat rumah, atau bahkan keluarga. Jadi apa yang terjadi di dunia maya,

sangat berimbas di keseharian mereka. Bayangkan jika anak Anda jadi korban

postingan orang tak bertanggung jawab di Facebook-nya, bukankah teman-teman

sekolahnya juga akan melihatnya? Apakah mereka akan bersimpati? Tidak selalu,

sebagian justru akan ikut mem-bully di dunia nyata.

Cyber bully kini kerap dianggap hal biasa, sekadar main-main di kalangan

Abege. Hingga tak sadar lagi mana batasan etika. Sekadar mengata-ngatai teman di

kolom komentar, mungkin masih dalam batas wajar. Tapi jika sudah menyebarkan

hal-hal privasi seperti foto, video, atau data lain yang tak selayaknya diketahui umum,

maka bisa berakibat fatal.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa semakin maju

peradaban dunia dan teknologi dunia maka semakin besar juga tingkat kejahatan yang

muncul. Seiring berkembangnya kehidupan dunia maya semakin berkembang pula

tingkat kejahatan dunia maya. Cybercrime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang

timbul karena pemanfaatan teknologi internet. Banyak jenis dari kejahatan cyber

crime, diantaranya cyber bullying. Cyber bullying merupakan sebuah fenomena baru

dari perkembangan teknologi komunikasi. Pada kondisi sekarang, hal tersebut

didefinisikan sebagai sebuah perbuatan menyakiti yang disengaja dan diulang-ulang

melalui penggunaan komputer, telepon selular dan peralatan elektronik lainnya yang

dilakukan oleh sekelompok orang atau individu dimana seseorang yang menjadi

korban sulit membela dirinya sendiri. Tujuannya adalah untuk mempermalukan,

mengolok-olok dan mengancam. Bullying selalu saja berurusan dengan

penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan.


Bentuk-bentuk dari cyber bullying antara lain mengirimkaan pesan atau komen-

komen yang mengandung kebencian melalui blog, email atau ym, mengirimkan sms

menyeramkan ke ponsel seseorang, membuat postingan dalam blog ditujukan untuk

melecehkan atau menghina seseorang, meretas email seseorang dan mengirimkan

email kepada orang lain dengan menggunakan identitas email tersebut, mengunggah

foto atau video pribadi seseorang.

3.2 Saran
1. Berhati-hati dalam berbagi apapun di internet terutama yang bersifat pribadi,
sebab peluang tersebarnya konten privat ke ruang publik terlalu besar, jika sebuah
konten tersebar luar di internet, tidak mungkin bisa menghapusnya lagi.
2. Cyber bullying sudah menyebar dimana-mana dan dampaknya pun sangat buruk.
Maka lebih kita selalu berilaku sopan saat di dunia maya atau sebagainya
3. Ketika terjadi cyberbullying massal terhadap seseorang atau sekelompok orang,
sebaiknya kita tidak ikut-ikutan.
4. Jangan terlalu percaya dengan orang-orang yang belum di kenal, agar dapat
menghindari dari cyber bullying tersebut

DAFTAR PUSTAKA

http://pengetahuanteknologikomputer.blogspot.com/

http://tekno.kompas.com/read/2013/08/27/1246496/Ketika.Cyberbully.Makin.Tak
.Terkendali

http://tekno.kompas.com/read/2013/08/30/1345495/Kejamnya.Dunia.Maya.YangRen
ggut.Nyawa

http://tekno.kompas.com/read/2008/05/27/1749493/Naas.Hanya.Karena.Perkataan
Yang.Membuat.Hati.Tersinggung.Membuat.Wanita.Ini.Mengakhiri.Hidupnya

htpp://teknologi.vivanews.com

http://yanuaratp.blogspot.com/2011/01/7-tips-cegah-dan-hentikan-cyberbullying.html

Anda mungkin juga menyukai