Anda di halaman 1dari 14

A. Fungsi Kewargaan Digital.

Kewargaan digital merupakan suatu kajian yang terdiri atas norma, etika, dan tanggung-
jawab yang digunakan masyarakat untuk memanfaatkan teknologi digital secara
maksimal. Orang yang memanfaatkan teknologi digital secara baik disebut warga
digital. Komunikasi dapat berjalan dengan efektif apabila menggunakan media
komunikasi digital dengan cerdas. Kewargaan digital juga mampu mengubah pola pikir,
perilaku, dan aktivitas buruk lainnya yang ada pada diri warga digital. Kewargaan digital
memiliki tujuan untuk menjadikan warga digital menjadi lebih baik dalam menggunakan
teknologi canggih.

Berikut ini merupakan fungsi dari kewargaan digital :


1. Menciptakan rasa tanggung-jawab.

Kewargaan digital digunakan untuk membantu masyarakat dalam proses komunikasi


melalui media digital. Media digital yang digunakan mencakup informasi yang sangat
luas. Oleh karena itu, kewargaan digital berfungsi untuk menciptakan rasa
tanggungjawab kepada diri pengguna media komunikasi digital. Pelaku komunikasi yang
menggunakan media komunikasi digital harus memiliki pertanggung-jawaban setelah
mereka mengenal kewargaan digital yang berisi norma dan etika pada penggunaan
media komunikasi digital tersebut. Rasa tanggung-jawab tersebut tercipta untuk
mencapai kebaikan selama masa penggunaan media komunikasi digital yang berbasis
internet.

2. Menghindari permasalahan.

Komunikasi yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital ini membutuhkan


kajian tentang kewarganegaraan digital yang berfungsi untuk menghindari penggunanya
dari permasalahan atau resiko penggunaan media digital tersebut. Komunikasi yang
didasari dengan wawasan kewargaan digital ini akan mengurangi resiko dan
permasalahan yang terjadi dalam proses komunikasi. Komunikasi yang baik adalah
komunikasi yang menggunakan rasa tanggungjawab dengan menaati norma dan etika
yang berlaku. Warga digital akan merasakan nyaman pada saat menggunakan media
digital dengan baik. Wawasan kewargaan digital akan terus dikaji dan digunakan oleh
masyarakat yang mengikuti perkembangan teknologi. Masyarakat diberi kesempatan
untuk mengenal media komunikasi yang ingin digunakan seperti media komunikasi
digital yang menggunakan jaringan internet untuk proses pengiriman dan penerimaan
pesan. Kajian kewargaan digital ini membantu masyarakat untuk mengembangkan
kemampuan dalam menghadapi resiko dan menghindari permasalahan yang
bersangkutan dengan dunia komunikasi digital.

3. Membantu proses interaksi.

Kewargaan digital berfungsi untuk mendorong masyarakat dalam mengenal teknologi


yang berbasis internet sebagai media komunikasi. Sebagian besar masyarakat yang
menggunakan media komunikasi digital ini adalah anak muda yang telah mengikuti
perkembangan zaman. Kewargaan digital merupakan kajian penggunaan media
komunikasi digital yang membantu masyarakat agar mudah melakukan interaksi
dengan masyarakat lainnya yang dibatasi oleh tempat dan waktu.

4. Menciptakan kehidupan yang bermanfaat.

Komunikasi yang menggunakan media komunikasi digital ini berpedoman pada


kewargaan digital yang berfungsi untuk menciptakan kehidupan yang bermanfaat
terutama bagi bangsa dan negara. Kewargaan digital menjadi literasi masyarakat saat
menggunakan media komunikasi digital karena terdiri atas tata cara penggunaan media
komunikasi digital yang baik, etika, norma, dan cara menghadapi permasalahan dalam
media komunikasi digital tersebut. Jika telah memahami kewargaan digital maka
masyarakat akan menggunakan teknologi dengan baik dan bermanfaat juga untuk
kehidupannya.

5. Cerdas dalam menggunakan media digital.

Masyarakat yang memahami kewargaan digital akan merasakan manfaatnya seperti


memberikan kecerdasan kepada masyarakat dalam memanfaatkan teknologi. Teknologi
dapat menghasilkan dampak positif apabila digunakan dengan berpedoman pada
kewargaan digital. Banyak masyarakat yang hanya dapat menggunakan komunikasi
secara tidak cerdas seperti menggunakan banyak waktu untuk hal yang tidak
bermanfaat saat menggunakan media komunikasi digital dan kerugian-kerugian lainnya.

6. Meningkatkan persaingan di dunia bisnis.

Media komunikasi digital yang memanfaatkan jaringan internet ini membantu negara
dalam bidang ekonomi. Pasalnya teknologi internet sering digunakan untuk melakukan
transaksi antar negara dalam proses kerjasama bidang ekonomi. Selain itu, teknologi
internet juga membantu negara untuk mempromosikan produk yang akan
diperjualbelikan kepada negara lainnya. Oleh karena itu, adanya kewargaan digital yang
dipahami masyarakat ini membantu negara khususnya dalam bidang
perekonomian. Komunikasi yang memanfaatkan media digital ini juag membantu dalam
proses komunikasi antar kedua belah pihak yang terkait dengan pemasaran produk.
Komunikasi dalam media digital ini akan efektif apabila masyarakat memahami
kewargaan digital.

7. Menambah wawasan dalam penggunaan media.

Kewargaan digital berguna untuk membentuk kepribadian warga digital dalam


memanfaatkan teknologi digital. Kajian kewargaan digital berfungsi untuk menambah
wawasan warga digital terutama warga digital yang sering menggunakan media
komunikasi digital seperti messenger yang menggunakan sinyal digital di handphone
atau telepon selular.

8. Memberikan informasi yang bermutu.


Jika warga digital telah memahami kewargaan digital maka komunikasi akan berjalan
dengan baik. Penyampaian dan penerimaan informasi dari internet akan menjadi lebih
bermutu apabila warga digital telah memahami kewargaan digital. Kewargaan digital
bermanfaat untuk mengubah pola pikir warga digital saat menyaring berbagai macam
informasi yang ada di dunia maya, sehingga informasi yang diambil akan lebih bermutu
dan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

Demikian penjelasan terkait beberapa fungsi kewargaan digital.

B.Komunikasi dalam Kewargaan Digital.


Jika dilihat dar cara penyampaiannya kepada orang lain, jenis komunikasi dapat
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut :

1. Komunikasi yang dilakukan secara bertatap muka langsung (direct).


2. Komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung (indirect), yaitu melalui media
dan perangkat bantuan, seperti telepon, sms, atau surat menyurat.
3. Komunikasi yang dilakukan melalui media komunitas digital, seperti medi sosial
Facebook, Twitter, WhatsApp, atau GroupMail.

Model komunikasi melalui komunitas digital yang mutlak memiliki beberapa syarat,
antara lain :

1. Terdapat pengirim dan penerima data. Dalam hal ini, pengirim data adalah orang
yang pertama kali menjadi inisiator terjadinya pola diskusi atau komunikasi
terbuka, yang kemudian ditanggapi oleh beberapa orang lainnya sebagai
penerima data.
2. Ada data atau informasi yang disampaikan dan menjadi pokok pembahasan
dalam komunikasi tersebut.
3. Para pengguna dalam komunikasi digital tersebut telah mampu mempergunakan
teknologi komunikasi yang diterapkan, seperti mempergunakan media sosial
Facebook, Twitter, forum diskusi, atau aplikasi yang lainnya.
4. Memiliki perangkat keras digital sebagai sarana dan prasarana melakukan
komunikasi.
5. Memiliki sambungan jaringan internet untuk menghubungkan pengguna yang
satu dengan pengguna yang lainnya.

 Ikatan batin dan emosional terhadap setiap orang yang terlibat dalam komunitas digital
lebih kuat dibandingkan dengan ikatan sosial kemasyarakatan  secara konvensional
yang cenderung menggunakan sentuhan fisik, seperti melakukan musyawarah OSIS,
rapat karang taruna, dan kerja gotong royong di lingkungan tempat tinggal.
Setiap orang yang tergabung dalam komunitas digital tidak mengenal suku, agama,
umur, jenis kelamin dan asal daerah maupun asal negara. Keunggulan dari jenis
komunikasi ini adalah kecepatan penyampaian informasi yang luar biasa sehingga
menimbulkan kepekaan dan ketajaman terhadap situasi dan kondisi yang terjadi secara
mendadak, misalnya informasi tentang gempa bumi yang terjadi di salah satu wilayah
Indonesia Timur, peristiwa kecelakaan yang telah terjadi dan segera setelah terjadi
langsung dipublikasikan melalui komunitas grup Facebook  sehingga terkadang
masyarakat sudah lebih dahulu mengetahui informasi sebelum informasi tersebut
diberitakan secara resmi melalui surat kabar atau siaran berita melalui radio atau televisi
secara nasional.

C.Etika Dalam Kewargaan Digital.


Dunia maya memang tidak asing lagi di era globalisasi yang selalu memanfaatkan
teknologi canggih. Komunikasi yang menjadi elemen utama dalam proses interaksi ini
menjadi mudah dilakukan dengan bantuan teknologi informasi.

Dunia maya yang memanfaatkan teknologi berupa jaringan internet atau daring ini
berfungsi untuk mencakup seluruh kalangan masyarakat tanpa batasan jarak dan
tempat.

Misalnya, ketika seorang anak yang pergi merantau ke Jakarta dan ingin berkomunikasi
dengan keluarganya di Medan akan menggunakan smartphone sebagai alat
komunikasinya.

Apalagi saat ini smartphone memiliki fitur yang canggih seperti video call yang dapat
membuat pelaku komunikasi bertatapan muka secara virtual melalui jaringan internet.
Komunikasi yang semakin canggih ini menggunakan teknologi berbasis digital dimana
semua data yang akan dikirim dan diterima bersifat digital pula. Prosesnya
menggunakan sinyal transmisi digital yang biasanya diubah dari bentuk sinyal analog
menjadi digital dengan proses digitalisasi.

Apa yang akan dibahas pada artikel ini? Jika bidang jurnalistik memiliki istilah warganet
maka dunia komunikasi memiliki istilah yang mungkin masih asing di telinga para
pembaca, yaitu warga digital. Apa yang dimaskud dengan warga digital?

Warga digital adalah orang yang sadar akan pentingnya teknologi dalam kehidupan yang
semakin modern ini. Ia tahu betul bagaimana cara memanfaatkan teknologi menjadi hal
yang positif atau cerdas dalam memanfaatkan teknologi.

Artikel kali ini akan membahas tentang etika kewargaan digital. Sebelum memasuki
topik utama sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa arti dari etika kewargaan
digital.
Etika kewargaan digital adalah suatu konsep norma perilaku yang tepat dan
bertanggungjawab terkait dengan cara menggunakan teknologi. Lalu seberapa
pentingkah etika kewargaan digital di era teknologi modern ini? Etika kewargaan digital
ini sangat penting untuk memberikan keamanan terhadap sesama pengguna teknologi.

Adapun etika kewargaan digital yang perlu diperhatikan untuk pengguna teknologi digital
seperti menggunakan bahasa dan penulisan kata yang baik pada saat mempublikasikan
di media sosial agar tidak menyinggung pihak lain, memberikan informasi yang sesuai
dengan fakta bukan bersifat hoax, tidak memuat konten yang mengandung SARA (Suku,
Agama, Ras, dan Antargolongan), dan tindakan lainnya yang berdampak negatif.

Etika kewargaan digital ini berkaitan dengan komponen-komponen dari kewargaan


digital. Komponen kewargaan digital terbagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari
beberapa sub bagian. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut :

1. Lingkungan belajar.

Lingkungan belajar termasuk juga sebagai komponen akademis, yaitu para akademis
dituntut untuk dapat memanfaatkan teknologi digital dengan sebaik-baiknya seperti
mencari informasi, menyimpan data, mencari literatur, dan lain sebagainya. Lingkungan
belajar memiliki tiga sub bagian yang terdiri atas :

 Akses digital, yaitu setiap orang memiliki hak untuk mengakses informasi melalui
teknologi, tetapi tidak semua orang dapat memanfaatkan teknologi dengan
sebaik-baiknya.
 Komunikasi digital, yaitu setiap orang berhak mengetahui bentuk-bentuk
komunikasi serta mampu mengetahu sisi positif dan sisi negatifnya.
 Literasi digital, yaitu teknologi yang digunakan dalam proses belajar ini dapat
dimanfaatkan dengan baik.

2. Lingkungan sekolah.

Lingkungan sekolah terdiri atas tiga sub bagian, yaitu :

 Hak digital, yaitu setiap warga digital memiliki hak berbicara dengan bebas,
privasi, dan mengaspirasikan suaranya. Kewajiban warga digital adalah
memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya dan mengikuti peraturan yang
berlaku.
 Etiket digital, yaitu etiket yang dibuat untuk kenyamanan dan keamanan warga
digital.
 Keamanan digital bertujuan untuk menjaga keamanan data dan informasi warga
digital dalam dunia maya. (Baca juga: Jenis-jenis Komunikasi Daring)

D.Kehidupan di luar lingkungan sekolah.


Kehidupan di luar lingkungan sekolah terbagi menjadi tiga sub bagian, yang terdiri atas :

 Hukum digital.

Hukum digital yang berlandaskan dengan etiket digital yang berlaku di masyarakat.
Tujuannya adalah agar warga digital menyadari hal-hal apa saja yang termasuk ke
dalam pelanggaran dalam dunia maya seperti meretas data atau informasi, mencuri
identitas pribadi orang lain, plagiarism, dan beberapa hal lainnya.

Adapun hukum siber yang ada di negara kita meliputi aspek merek dagang, privasi,
pencermaran nama baik, yuridiksi dalam ruang siber, dan hal cipta.

 Transaksi digital.

Biasa digunakan oleh online shop yang kurang lebih sudah mengetahui sisi positif dan
negatifnya bertransaksi di dunia maya. Warga digital yang pintar memanfaatkan
teknologi ini harus pintar juga ketika bertransaksi di dunia maya. Lebih banyak sisi
negatif dalam transaksi digital karena pelaku transaksi tidak bertemu secara langsung,
kecuali Cash On Delivery (COD) yang dapat mengurangi tingkat penipuan dunia siber.

 Kesehatan digital.

Keadaan yang ada pada warga digital setelah menggunakan teknologi dunia siber.
Kecanggihan teknologi ini tidak hanya memberikan manfaat yang positif kepada warga
digital tetapi juga berdampak negatif terhadap kesehatan warga digital. Warga digital
akan merasakan kesehatan mulai menurun mulai dari kesehatan fisik maupun mental.

Demikian penjelasan terkait beberapa etika dan komponen kewargaan digital yang
menarik untuk menambah pengetahuan anda.

Dampak yang ditimbulkan oleh Kewargaan Digital.


Orang-orang yang tergabung dan berperan baik secara aktif maupun pasif dalam sebuah
hubungan komunikasi digital, disebut sebagai warga digital. mereka bersosialisasi ,
berinteraksi, dan berdiskusi tentang suatu hal melalui sarana digital. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa warga digital adalah para pengguna teknologi digital yang telah
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memnfaatkan teknologi informasi, baik
software maupun hardware, serta mampu membedakan perbuatan yang baik dan
kurang baik ketika menerapkan teknologi tersebut dalam sebuh komunikasi.

Berdasarkan tindakannya, kategori warga digital dapatdibedakan menjadi dua jenis,


sebagai berikut :

1. Memberikan Dampak Positif bagi Orang Lain. 


Ciri warga digital dalam pergaulannya di dunia komunikasi digital dengan etikayang baik
adalah selalu memperhatikan norma perilaku yang tepat dan bertanggung jawab pada
saat mempergunakan teknologi. Kecenderungan dalam memberikan kontribusi positif
lebih banyak dibandingkan dengan melakukan hal-hal yang kurang terpuji, Sebagai
contoh, menulis tutorial tentang instalasi Linux, membuat animasi yang dibagikan
melalui cademia.edu, Google Drive, serta blogger Vlog.

2. Menimbulkan Efek Negatif.

Aktifitas komunikasi digital yang bebas, tidak memandang usia, jenis kelamin, dan asal
daerah atau negara, sangat rentan dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab. Kecenderungan utama dari tindakan ini adalah mencari keuntungan
pribadi tanpa memikirkan efek dari kegiatan tersebut. Contohnya membuat virus,
menyebarkan spam, meretas website orang lain, mencuri data kartu kredit, penipuan
online, serta membuat situs yang dilarang.

Sebagai seorang peserta didik, hal terpenting ketika mengikuti perkembangan teknologi
informasi dan menjadi bagian dari warga digital adalah perlu memperhatikan norma dan
etika untuk berperilaku yang tepat. Oleh karena itu, pembelajaran tentang konsep
kewargaan digital menjadi suatu hal yang penting sebagai bekal peserta didik ketika
berinteraksi dengan teknologi informasi dan komunitasnya.

E.Komponen Dalam Kewargaan Digital.


Kewargaan digital memiliki 9 komponen utama, yaitu :

1. Akses Digital (Digital Access).

Akses digital merupakan salah satu komponen yang paling mendasar untuk menjadi
warga digital. Namun karena adanya beberapa faktor, seperti: status sosial ekonomi,
domisili, cacat tubuh, atau lainnya, beberapa individu mungkin tidak memiliki akses
digital. Akses digital yang termudah sering didapatkan di sekolah yang menawarkan
komputer dilengkapi dengan fasilitas internet untuk mempermudah siswa dalam
mengakses informasi, sekaligus meminimalisir kesenjangan digital akibat beberapa
faktor tersebut.

2. Perdagangan Digital (Digital Commerce).

Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan perdagangan saat ini sebagian besar dilakukan
secara online. Tentu saja sebagai warga digital, kita diharapkan bertindak bijak dan hati-
hati, misalnya saja dalam hal penggunaan kartu kredit secara online. Kegiatan
perdagangan digital telah membuat segalanya jadi lebih mudah, namun ada pula
dampak negatifnya. Download ilegal, perjudian, transaksi narkoba, pornografi, dan
lainnya rentan terjadi pula melalui kegiatan perdagangan digital.
3. Komunikasi Digital (Digital Communication).

Komunikasi digital dilakukan secara tertulis melalui jejaring sosial maupun email. Hal ini
tentu saja membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik dan sesuai dengan
etika. Komunikasi merupakan kewajiban yang harus dilakukan setiap orang untuk dapat
bertukar informasi dan ide. Komunikasi dapat dilakukan secara satu arah, dua arah,
antar-pribadi maupun komunikasi dalam forum. Perkembangan Teknologi Digital telah
mengubah sikap seseorang dalam berkomunikasi. Berbagai bentuk komunikasi digital
telah tersedia, seperti e-mail, sms, chatting, forum, dan berbagai bentuk lainnya,
memungkinkan setiap individu untuk terus dapat terhubung dengan individu lainnya.

4. Literatur Digital (Digital Literacy).

Hal ini memberi pemahaman tentang bagaimana menggunakan berbagai perangkat


digital. Misalnya, bagaimana cara untuk mencari informasi melalui mesin pencari
(search engine) dengan benar atau bagaimana cara menggunakan berbagai log online.
Biasanya banyak lembaga pendidikan akan membantu tiap individu untuk memahami
hal ini. Dunia pendidikan telah mencoba untuk mengintegrasikan Teknologi Digital ke
dalam proses belajar mengajar, sehingga kita mampu menggunakan Teknologi Digital
untuk mencari dan bertukar informasi. Literasi Digital merupakan proses belajar
mengajar mengenai teknologi dan pemanfaatan teknologi. Pelajar dan pengajar
diharapkan dapat belajar apa saja, kapan saja, dan dari mana saja. Saat teknologi baru
muncul, para pelajar dan pengajar diharapkan dapat beradaptasi secara cepat dan tidak
terpaku pada satu jenis teknologi.

5. Etika Digital (Digital Etiquette).

Sebagaimana dibahas dalam komponen ke-3, etika digital adalah suatu harapan agar
berbagai media teknologi informasi di internet mengkomunikasikan sesuatu sesuai
dengan etika. Tak jarang beberapa media tertentu menuntut perilaku dan penggunaan
bahasa yang lebih tepat dan sesuai. Seringkali pengguna Teknologi Digital tidak peduli
dengan etiket penggunaan teknologi, tetapi langsung menggunakan produk tanpa
mengetahui aturan serta tata krama penggunaannya. Etiket Digital dibuat dengan tujuan
untuk menjaga perasaan dan kenyamanan pengguna lainnya. Namun peraturan saja
tidak cukup. Seringkali para pengguna tidak mengetahui aturan tersebut, ataupun malas
membaca peraturan. Kita juga harus mengajarkan setiap pengguna Teknologi Digital
untuk bertanggungjawab dalam pemanfaatan teknologi.

6. Hukum Digital (Digital Law).

Tak bisa dipungkiri bahwa kegiatan perdagangan digital telah menghadirkan fenomena
pembajakan, download ilegal, penyalahgunaan kartu kredit, pencurian identitas,
penyebaran virus, mengirim spam, cyber bully, atau tindakan negatif lainnya. Oleh karena
itu diaturlah hukum digital yang berfungsi untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal
tersebut meski tidak bisa sepenuhnya dihilangkan 100%.Hukum Digital mengatur etiket
penggunaan teknologi dalam masyarakat. Warga digital perlu menyadari bahwa mencuri
ataupun merusak pekerjaan, data diri, maupun property online orang lain merupakan
perbuatan yang melanggar hukum. Hukum siber di Indonesia sendiri dapat
dikategorikan menjadi 5 aspek besar, yaitu :

 Aspek hak cipta.


 Aspek merek dagang.
 Aspek fitnah dan pencemaran nama baik.
 Aspek privasi.
 Aspek yurisdiksi dalam ruang siber.

7. Hak dan Kewajiban Digital (Digital Rights and Responsibility).

Hak dan kewajiban digital merupakan seperangkat hak warga negara digital seperti
memiliki privasi, berkomunikasi dengan penuh etika, dan sebagainya. Sama halnya
dengan perlindungan hak asasi dalam dunia nyata, para warga digital juga memiliki
perlindungan hak di dunia digital. Setiap warga digital memiliki hak atas privasi,
kebebasan berbicara, dan kebebasan lain-lain yang dijamin oleh undang-undang.
Dengan adanya hak tersebut, setiap warga digital juga memiliki beberapa kewajiban
yang harus dipenuhi, contoh nyatanya adalah : tidak melakukan pembajakan konten
yang memiliki hak cipta, tidak menyebarkan informasi palsu (hoax), tidak memancing
emosi pengguna teknologi informasi lainnya dalam memberitakan atau menanggapi
sebuah kejadian.

8. Kesehatan Digital (Digital Health dan Wellness).

Seorang warga digital harus menyadari akibat stres fisik seperti ketegangan mata, sakit
kepala, dan lainnya yang mungkin terjadi akibat penggunaan internet yang berlebihan.
Mereka harus sadar untuk tidak tergantung bahkan kecanduan pada internet karena hal
itu bisa mengganggu kesehatan mereka. Di balik manfaat yang diperoleh melalui
perkembangan teknologi, terdapat beberapa ancaman kesehatan yang perlu menjadi
perhatian kita, seperti kesehatan mata, telinga, tangan, bahkan keseluruhan badan. Tidak
hanya kesehatan fisik, kesehatan mental dapat juga terancam jika pengguna tidak dapat
mengatur penggunaan teknologi digital. Untuk mencegahnya, para pengguna perlu untuk
menyadari tentang bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan teknologi
digital.

9. Keamanan Digital (Digital Security).

Hal ini berarti bahwa seorang warga digital harus mengambil langkah-langkah protektif
dengan berlatih menggunakan password yang sulit, perlindungan virus, back-up data,
dan lain sebagainya. Dalam setiap komunitas terdapat individu yang mencuri atau
merusak hasil karya seseorang, bahkan mengganggu kenyamanan hidup individu
lainnya. Meskipun tidak boleh berburuk sangka, kita tidak dapat mempercayai
seseorang begitu saja, karena hal tersebut akan beresiko terhadap keamanan kita. Hal
ini berlaku juga dalam kehidupan di dunia Digital, seperti membackup data, dan menjaga
data yang bersifat sensitif seperti username, password, nomor rekening pada bank, no
kartu debet dan kartu kredit serta data lainnya. Sebagai warga digital, kita harus berhati-
hati dan menjaga seluruh informasi pribadi yang penting dari pihak yang tidak
bertanggung jawab

F.Faktor Keamanan Dalam Kewargaan Digital.


Teknologi terus menjadi kebutuhan pokok bagi pengusaha. Terlebih bagi mereka yang
menawarkan peningkatan mobilitas dan produktifitas dalam melayani setiap customer.
Penggunaan Smartphone, tablet, PC dan cloud Computing untuk usaha kecil sudah
bukan hal baru, mereka bukan hanya hadir dengan banyak keuntungan, namun mereka
juga menghadirkan kekhawatiran mengenai tingkat keamanan.

Berikut adalah beberapa tips keamanan yang dapat dipergunakan untuk membantu
Anda menjaga keamanan teknologi yang Anda gunakan :

1. Melindungi dengan password (Protect with passwords).

Hal ini mungkin tampak sangat sederhana, tapi banyak serangan cyber berhasil justru
karena protokol password yang lemah. Akses ke semua peralatan, jaringan nirkabel dan
data sensitif harus dijaga dengan nama pengguna dan password yang unik untuk setiap
individu. Password terkuat berisi angka, huruf dan simbol, dan tidak didasarkan pada
kata-kata biasa, istilah kamus standar atau tanggal yang mudah ditebak seperti tanggal
lahir. Setiap user harus memiliki password yang berbeda pada setiap perangkat yang
digunakan. Jika Anda membuat dokumen yang berisi semua kode akses yang anda
buat, pastikan untuk mengenkripsi dengan kode akses tersendiri dan menyimpannya di
tempat yang aman.

2. Merancang sistem yang aman (Design safe systems).

Mencegah atau mengurangi paparan hacker dan pencuri data, dengan membatasi akses
ke infrastruktur teknologi Anda. Minimalkan poin kegagalan dengan menghilangkan
akses yang tidak perlu untuk hardware dan software, dan membatasi hak pengguna
individu dan sistem. Bila mungkin, meminimalkan lingkup potensi kerusakan jaringan
Anda dengan menggunakan seperangkat kode unik untuk alamat email, login, server dan
nama domain untuk setiap pengguna, kelompok kerja atau departemen juga.

3. Melakukan diagnosa atau pengecekan (Conduct screening and background checks)

Sementara para hacker nakal mendapatkan sebagian besar dari yang mereka incar,
sebagian besar gangguan yang tidak sah terjadi dari dalam firewall jaringan. Menyaring
semua calon karyawan dari bagian surat-surat ke suite eksekutif. Selain hanya
menelepon referensi, pastikan untuk melakukan penelitian terhadap kredibilitas mereka
juga. Sebuah masa percobaan awal juga dianjurkan, di mana akses ke data sensitif
adalah dibatasi atau dilarang. Dan tidak ada salahnya untuk memantau kegiatan
karyawan baru dalam melakukan aktivitas jaringan yang mencurigakan.
4. Memberikan pelatihan dasar (Provide basic training).

Pelanggaran keamanan yang tak terhitung jumlahnya terjadi sebagai akibat dari
kesalahan manusia. Anda dapat membantu untuk membangun sebuah budaya
perusahaan yang menekankan pada keamanan komputer melalui serangkaian program
pelatihan yang memperingatkan para pegawai akan risiko praktik sandi, kesalahan
akses jaringan dan aplikasi program serta kesalahan dari penggunaan perangkat yang
tidak dikelola dengan baik, sehingga tidak melakukan seluruh langkah-langkah
keamanan dari standar prosedur mengakses dokumen-dokumen yang penting.

5. Hindari lampiran email yang tidak dikenal (Avoid unknown email attachements).

Jangan pernah membuka email yang tidak diinginkan atau dengan nama yang tidak
dikenal, karena bisa diindikasikan email tersebut mengandung virus, seperti Trojan
Horse. Sebelum membuka email tersebut, usahakan selalu menghubungi pengirim untuk
mengkonfirmasi isi pesan. Jika Anda tidak terbiasa dengan nama pengirim, tidak ada
salahnya anda menghapus pesan tersebut.

6. Berpikirlah sebelum mengklik (Think before clicking).

Tidak jarang bukan, ketika anda mengakses sebuah website anda diminta untuk mengisi
form terlebih dahulu. Terlihat sangat biasa memang, namun itu salah satu bentuk dari
penipuan phishing dengan mengirimkan email dari sumber terpercaya rupanya meminta
username, password atau informasi pribadi. Beberapa orang bahkan membuat situs
Web palsu yang mendorong calon korban dari memasukkan data itu sendiri. Hingga
akhirnya korban memperoleh email yang tidak dikenal dan terdapat virus didalamnya.

7. Gunakan scanner virus dan update semua software (Use a virus scanner, and keep all
software up-to-date).

Penggunaan anti virus pada PC atau laptop anda bukanlah hal yang sepele. Penggunaan
anti virus disini berfungsi untuk mencegah adanya virus yang berasal dari luar dan
mengancam kerja sistem anda. Sudah banyak penyedia software anti virus secara
gratis. Anda tinggal memilih ingin menggunakan yang mana. Selain itu anda juga harus
sering – sering melakukan update software yang anda gunakan. Bukan hanya bertujuan
untuk terus mengikuti perkembangan teknologi, namun juga mencegah adanya benda
yang tidak diinginkan seperti virus apabila software yang kita gunakan tidak dilengkapi
dengan security terbaik.

8. Jangan gunakan komputasi awan (Keep sensitive data out of the cloud).

Perkembangan zaman mengundang terciptanya sebuah inovasi terbaru, yaitu cloud


computing. Cloud Computing menawarkan banyak manfaat bagi penggunanya, salah
satunya yaitu hemat biaya. Tapi layanan tersebut juga dapat menimbulkan ancaman
tambahan. Bagaimana bisa? Data yang disimpan pada server remote dioperasikan oleh
pihak ketiga yang mungkin memiliki masalah keamanan pada diri mereka. Dengan
banyaknya layanan berbasis cloud yang masih berada pada tahap awal, itu masih belum
memenuhi kebutuhan untuk menyimpan data anda yang paling rahasia.

9. Tetap memiliki rasa curiga (Stay paranoid).

Rusak atau robek semua hal termasuk dokumen dengan nama perusahaan, alamat dan
informasi lainnya, termasuk logo vendor dan bank yang sedang ingin berurusan dengan
Anda. Jangan pernah meninggalkan laporan yang bersifat penting dan sensitif di meja
Anda. Ubah juga kata sandi secara teratur dan sering, terutama jika Anda membaginya
dengan rekan kerja Anda. Hal ini sangat penting Anda lakukan, untuk membuat
keamanan sistem tehnologi informasi Anda tetap terjaga.

10. Putuskan panggilan telepon dan hubungi kembali (Hang up and call back).

Jika Anda menerima panggilan dari orang yang tidak dikenal yang tiba-tiba ingin
memberikan hadiah dan berpura-pura hadiah itu diberikan oleh perwakilan dari bank
atau mitra lainnya, segera akhiri panggilan yang tidak dikenal tersebut. Kemudian
hubungi kontak langsung ke organisasi tersebut, atau salah satu nomor call centernya
untuk mengkonfirmasi bahwa panggilan yang Anda terima tersebut sah/tidak.

G.Jenis Komunikasi dalam Kewargaan Digital.


Jika dilihat dari cara penyampaian kepada orang lain, jenis komunikasi dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut :

1. Komunikasi yang dilakukan secara langsung atau direct, yaitu bertatap muka.


2. Komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung atau indirect, yaitu melalui
media dan perangkat bantuan, seperti telepon, sms dan surat menyurat.
3. Komunikasi yang dilakukan melalui media komunitas digital, seperti media sosial
Facebook, Twitter, WhatsApp dan GroupMail.

Model komunikasi melalui komunitas digital yang mutlak, memiliki beberapa syarat,
yaitu sebagai berikut :

1. Terdapat pengirim dan penerima data. Dalam hal ini, pengirim data adalah orang
yang pertama kali menjadi inisiator terjadinya pola diskusi atau komunikasi
terbuka, yang kemudian ditanggapi oleh satu atau beberapa orang lainya yang
berperan sebagai penerima data.
2. Ada data atau informasi yang disampaikan dan menjadi pokok pembahasan
dalam komunikasi tersebut.
3. Para pengguna dalam komunikasi digital tersebut telah mampu mempergunakan
teknologi komunikasi yang diterapkan, seperti mempergunakan media sosial
FaceBook, Twitter, Forum Diskusi, ataupun aplikasi yang lainnya.
4. Memiliki perangkat keras digital sebagai sarana dan prasarana dalam melakukan
komunikasi secara digital.
5. Memiliki sambungan internet untuk menghubungkan antara pengguna yang satu
dengan pengguna yang lainnya.

Ikatan batin dan emosional terhadap setiap orang yang telibat dalam komunitas digital
lebih kuat dibandingkan dengan ikatan sosial kemasyarakatan secara konvensional
yang cenderung untuk menggunakan sentuhan fisik, seperti melakuakan musyawarah
OSIS, rapat Karang Taruna, dan gotong royong dalam membersihkan lingkungan.

Setiap orang yang tergabung dalam komunitas digital tidak mengenal suku, agama,
umur, jenis kelamin, dan asal daerah maupun asal negara. Keunggulan dari jenis
komunikasi ini adalah kecepatan dalam menyampaikan informasi yang luar biasa
sehingga menimbulkan kepekaan dan ketajaman terhadap situasi dan kondisi yang
terjadi, misalnya, informasi tentang terjadinya bencana gempa yang terjadi di wilayah
Indonesia Bagian Timur peristiwanya sudah diketahui dan dipublikasikan melalui
komunitas grup pada aplikasi program FaceBook, sehingga terkadang masyarakat
sudah terlebih dahulu mengetahui informasi sebelum informasi tersebut diberitakan
melalui surat kabar, stasiun radio ataupun stasiun televisi.

H.Dampak yang ditimbulkan oleh Kewargaan Digital.


Orang yang tergabung dan berperan baik secara aktif maupun pasif dalam sebuah
hubungan komunikasi digital disebut sebagai warga digital. Mereka bersosialisasi,
berinteraksi dan berdiskusi tentang suatu hal melalui sarana digital. Dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa warga digital adalah para pengguna teknologi digital yang telah
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi informasi, baik
perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware), serta mampu untuk
membedakan perbuatan yang baik dan yang kurang baik ketika menerapkan teknologi
tersebut dalam sebuah komunikasi.

Berdasarkan tindakannya, kategori warga digital dapat dibedakan menjadi dua jenis,
sebagai berikut :

1. Memberikan Dampak Positif bagi Orang Lain.


Ciri warga digital dalam pergaulannya di dalam dunia komunikasi digital dengan etika
yang baik adalah selalu memperhatikan norma perilaku yang tepat dan bertanggung
jawab pada saat menggunakan teknologi. Kecenderungan dalam memberikan kontribusi
positif lebih banyak jika dibandingkan dengan melakukan hal-hal yang kurang
terpuji. Sebagai contoh, menulis tutorial tentang instalasi program aplikasi Linux,
membuat animasi yang dibagikan melalui aplikasi Youtube, Google Drive atau Blogger
Vlog pribadi.

2. Menimbulkan Dampak Negatif bagi Orang Lain.

Aktifitas komunikasi digital yang bebas, tidak memandang usia, jenis kelamin, dan asal
daerah atau asal negara, sangat rentan dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab.  Kecenderungan utama dari tindakan ini adalah mencari keuntungan
pribadi tanpa memikirkan efek negatif dari kegitan tersebut.  Contohnya, membuat virus,
menyebarkan spam (berita sampah) atau berita yang tidak benar (hoax), meretas situs
yang menjadi milik orang lain, mencuri informas yang terdapat dalam kartu kredit,
penipuan melalui situs online, serta membuat situs yang dilarang sesuai peraturan
pemerintah.

Sebagai seorang peserta didik yang baik, hal terpenting ketika mengikuti perkembangan
teknologi informasi dan menjadi bagian dari warga digital, perlu memperhatikan norma
dan etika berperilaku yang tepat. 

Oleh karena itu, pembelajaran tentang konsepkewargaan digital menjadi penting sebagai
bekal peserta didik ketika berinteraksi dengan teknologi informasi dan komunitas yang
berada dalam lingkungan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai