Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH LITERASI DIGITAL

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK LITERASI DIGITAL DAN


EDUKASI PENGGUNAAN TEKNOLOGI SECARA AMAN SESUAI
ATURAN PERUNDANGAN ITE

Oleh Kelompok 1:
Aldethia Agatha Rajagukguk (2203112031)
Aisyah Haifa (2203135249)
Devita Maisyaroh (2203111084)

Dosen Pembimbing:
Noor Ell Goldameir, S.Si., M.Si

UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
PEKANBARU
2023
Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah literasi digital. Dan tidak lupa
juga penulis kirimkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SWA yang membawa
manusia dari zaman jahiliah ke zaman yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan
saat ini.

Makalah ini secara keseluruhan membahas tentang definisi, konsep, cakupan literasi
digital. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan pembacanya. Dan semoga
makalah ini mendapat apresiasi dan bermanfaat bagi penulis sendiri untuk memenuhi nilai
tugas.

Mohon maaf apabila masih banyak terdapat kesalahan dalam penulisan makalah
ini.karena penulis masih dalam proses pembelajaran. Selain itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada dosen mata kuliah karena dengan adanya tugas ini kita dapat mengetahui
tentang literasi digital.

Pekanbaru, Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………i
Daftar Isi …………………………………………………………………………………...ii
BAB I Pendahuluan ……………………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………….…1-2
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………………2
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………….2
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………………………...2
1.4.1 Manfaat Teoritis ……….……………………………………………………..2
1.4.2 Manfaat Praktis ……………………………………………………………….2

BAB II Pembahasan ……………………………………………………………………….3

2.1 Pengertian Literasi Digital ………………………………………………………………3


2.2 Edukasi Penggunaan Teknologi Secara Aman Sesuai Aturan Perundangan ITE……... 3-4

BAB III Penutup …………………………………………………………………………...5

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………...5

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………..6


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Literasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan


informasi dengan memiliki kemampuan dalam mengolah dan memahami informasi saat
membaca dan menulis. Dahulu orang-orang untuk mendapatkan informasi masih
menggunakan media cetak seperti buku, majalah, koran dan lain-lain. Literasi yang dipahami
masyarakat Indonesia pada awalnya adalah membaca buku. Namun, semenjak kasus covid 19
melanda dunia, jarang sekali buku digunakan terkhusus dibidang pendidikan dan berdampak
kepada masyarakat salah satunya adalah mahasiswa. Media digital menjadi pengganti buku-
buku pelajaran tersebut dan mereka lebih tertarik melihat serta membaca tulisan yang sedikit
dan mudah untuk didapatkan. Konsep literasi saat ini sudah semakin berkembang dan terbagi
ke dalam beberapa bentuk literasi, salah satunya adalah literasi digital.

Literasi media digital merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari informasi.
Informasi adalah suatu hal tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia karena informasi
manusia dapat melakukan berbagai hal. Dari waktu ke waktu informasi terus mengalami
perkembangan yang diikuti dengan perkembangan media elektronik atau digital. Informasi
bukan hanya berbentuk tercetak lagi, tetapi sudah dapat diakses dengan media digitalisasi.
Oleh karena itu, masyarakat diharapkan dapat mengikuti perkembangan zaman agar tidak
ketinggalan informasi. Literasi digital menjadi kebutuhan mendesak bagi masyarakat saat ini.
Sebab kemajuan teknologi yang tidak diimbangi oleh kecerdasan dalam menggunakan
perangkat teknologi modern niscaya akan memberikan dampak buruk bagi peradaban
manusia. Dalam literasi digital itu bukan hanya sekedar kemampuan mencari, menggunakan,
dan menyebabkan informasi akan tetapi, diperlukan kemampuan dalam membuat informasi
dan evaluasi kritis, ketetapan aplikasi yang digunakan dan pemahaman mendalam dari isi
informasi yang terkandung dalam konten digital tersebut. Disisi lain literasi digital mencakup
tanggung jawab dari setiap penyebaran informasi yang dilakukannya karena menyangkut
dampaknya terhadap masyarakat.
Menurut R. Imron Amin SH, MH, Anggota Komisi 1 DPR RI pada webinar Ngobrol
Literasi Digital dengan tema “Penguatan Pemahaman Masyarakat Terhadap Implementasi
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik” gadget dan koneksi internet sudah
menjadi kebutuhan bagi generasi milenial saat ini, harapanya kaum milenial tidak hanya
menjadi penonton, melainkan harus menjadi bagian dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi ini sebagai media edukasi dan bisnis. Pentingnya mengetahui Undang-Undang ITE
agar dalam melakukan sebuah tindakan di dunia digital, tidak terjerumus oleh komentar-
komentar yang bisa menggiring perilaku kita kearah yang tidak seharusnya atau bahkan lebih
parahya lagi bisa merugikan sebuah golongan yang sifatnya massif. Dalam UU ITE memiliki
tujuan untuk mencerdaskan, mengembangkan ekonomi, meningkatkan efektifitas, membuka
kesempatan yang luas kepada setiap orang dan memberikan rasa aman bagi setiap orang
dalam hukum. Meskipun keadilan ini tidak bisa sepenuhnya kita capai, tetapi dari beberapa
pakar hukum mengatakan bahwa keadilan itu ketika masing-masing pihak sudah
menerimanya porsinya masing-masing.
Maka dari itu, penulis membuat makalah yang berjudul “Pengertian literasi digital dan
edukasi penggunaan teknologi secara aman sesuai aturan perundangan ITE” agar masyarakat
semakin maju dan berkembang.

1.2 Rumusan Masalah


2. Apa pengertian literasi digital dan contohnya dalam kehidupan bermasyarakat?
3. Bagaimana penggunaan teknologi secara aman dan sesuai dengan perundangan ITE?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengertian dan contoh literasi digital dalamm kehidupan
bermasyarakat.
2. Untuk mengetahui dampak positif penggunaan teknologi yang aman dan manfaat
literasi digital.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat teoritis
1. Memberikan kontribusi terhadap kajian antropologi pendidikan terkait dengan literasi
secara digital.
2. Sebagai informasi bagi masyarakat untuk melakukan literasi digital yang aman dan
sesuai dengan perundangan ITE.

1.4.2 Manfaat praktis


Memberikan informasi kepada masyarakat umum dan para pembaca mengenai hal yang
berkaitan dengan literasi digital yang sudah berkembang saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Literasi Digital

Menurut Elizabeth Sulzby “1986”, literasi adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki
oleh seseorang dalam berkomunikasi, membaca, berbicara, menyimak dan menulis dengan
cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Literasi dapat juga didefinisikan secara
sederhana yaitu kemampuan menulis dan membaca. Sedangkan digital berasal dari kata
Digitus,yang dalam bahasa Yunani artinya jari jemari. Sehingga digital didefinisikan sebagai
penggambaran dari suatu keadaan bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on
(bilangan biner).
Arti literasi digital dapat diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis yang
dibentuk dalam digital. Bentuk literasi digital kini banyak kita temui di internet ataupun di
perpustakaan kota dan perpustakaan daerah. Salah satu bentuk literasi digital yang bisa dan
sering kita jumpai di internet berbentuk ebook ataupun bahan bacaan yang berbentuk digital,
dan tidak harus terpampang di internet.
Menurut UNESCO, konsep literasi digital itu sendiri sebagai upaya untuk memahami
perangkat teknologi komunikasi dan informasi. Dalam hal ini berupa literasi TIK, yang
mengarah fokus pada kamampuan teknis yang sifatnya untuk mengembangkan pelayanan
public berbasis digital. Tahukah kamu jika literasi Digital itu sendiri dibagi menjadi dua,
yaitu literasi teknologi yang lebih menekankan pada pemahaman teknologi digital dalam
pengguna dan kemampuan teknis serta literasi informasi yang menekankan pada aspek
pengetahuan.
Pendapat dari national Institute for literacy juga berbeda lagi. Menurutnya, pengertian
literasi itu sebagai bentuk kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah pada tingkat
permasalahan yang berbeda-beda. Jadi tidak hanya sebatas sebagai kemampuan berbicara,
menulis dan membaca saja. Tetapi juga di tingkat pekerjaan, masyarakat dan keluarga pun
juga termasuk di dalamnya. Seperti yang kita temukan bahwa literasi digital itu sendiri
sebenarnya sehari-hari sudah bisa dan sering kita temukan. Dibandingkan membuat bacaan,
memang lebih banyak yang membaca dan menikmati literasi bacaan tersebut. Padahal dalam
literasi digital, tidak selalu diartikan bahwa kita sebagai penikmat, tetapi juga bisa sebagai
pencipta atau penulisnya.
Istilah literasi digital mulai populer sekitar tahun 2005 (Davis & Shaw, 2011), literasi
digital bermakna kemampuan untuk berhubungan dengan informasi hipertekstual dalam arti
bacaan tak berurut berbantuan komputer. Istilah literasi digital pernah digunakan tahun 1980-
an (Davis & Shaw, 2011), secara umum bermakna kemampuan untuk berhubungan dengan
informasi hipertekstual dalam arti membaca non-sekuensial atau nonurutan berbantuan
komputer (Bawden, 2001).

2.2 Edukasi Penggunaan Teknologi Secara Aman Sesuai Aturan Perundangan ITE
UU ITE merupakan undang-undang yang mengatur segala hal tentang teknologi informasi
yang berlaku di Indonesia. Undang-undang ini mulai dirancang pada tahun 2003 oleh
Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo). Kemudian, UU ITE terus diolah
dan didiskusikan hingga akhirnya disahkan pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
UU ITE memiliki yurisdiksi yang berlaku untuk warga negara yang melakukan perbuatan
hukum, baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia.
Semakin besar pengaruh teknologi informasi dalam kehidupan manusia, maka semakin
besar pula risiko teknologi informasi untuk disalahgunakan. Pada realitanya, banyak hal
buruk yang dapat terjadi melalui teknologi informasi. Oleh karena itu, pemerintah merasa
bahwa teknologi informasi tidak hanya perlu diperhatikan, tetapi juga perlu diatur dalam
hukum. Pada saat ini, salah satu instrumen hukum yang mengatur teknologi informasi adalah
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU
ITE). Terdapat beberapa hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan suatu individu dalam
masyarakat. Salah satu dari beberapa hal tersebut adalah teknologi informasi. Teknologi
informasi atau yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai information technology adalah
istilah umum untuk teknologi apapun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah,
menyimpan, mengomunikasikan, dan/atau menyebarkan informasi. Individu-individu yang
hidup di masyarakat pada umumnya sangat dependen pada teknologi informasi dalam
kesehariannya.
Dalam UU ITE, ada beberapa larangan yang diatur dalam penggunaan teknologi
informasi, yaitu :
1. Menyebarkan video asusila
Di dalam UU ITE, larangan penyebaran video asusila diatur dalam pasal 45 ayat 1
Undang-undang No 19 Tahun 2016. Selain itu juga terdapat pada pasal 4 ayat 1
Undang-undang No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dan Kitab Undang-undang
Hukum Pidana.
2. Judi online
Larangan melakukan judi online diatur dalam pasal 45 ayat 2 Undang-undang
No. 19 Tahun 2016, pasal 303 bis KUHP dan Undang-undang No. 7 Tahun 1974
mengenai penerbitan perjudian.
3. Pencemaran nama baik
Peraturan tersebut diatur di dalam pasal 45 ayat 3 Undang-undang No. 19 Tahun
2016.
4. Pengamcaaman dan pemerasan
Peraturan tersebut terdapat pada pasal 45 ayat 4 Undang-undang No. 19 Tahun
2016.
5. Ujaran kebencian
Pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai larangan menyebarkan ujaran
kebencian berbasis SARA melalui pasal 45A ayat 2 Undang-undang No. 19
Tahun 2016.
6. Teror online
Aksi terror online adalah hal yang paling menakutkan yang bias saja dialami
seseorang melalui media social, seperti random call, mengirimkan gambar tidak
senonoh, dan lain sebagainya. Namun perbuatan tersebut sudah diatur pada pasal
45B Undang-undang No. 19 Tahun 2016.
7. Meretas akun media sosial orang lain
Perilaku tersebut dapat dikenai pasal 32 ayat 1 dan juga pasal 48 ayat 1 Undang-
undang ITE.
8. Menyebarkan berita bohong atau hoax
Seseorang yang sengaja menyebarkan berita bohong maka akan dikenai pasal 45A
ayat 1 UU ITE.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Elizabeth Sulzby “1986”, literasi adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki
oleh seseorang dalam berkomunikasi, membaca, berbicara, menyimak dan menulis dengan
cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Literasi dapat juga didefinisikan secara
sederhana yaitu kemampuan menulis dan membaca. Sedangkan digital berasal dari kata
Digitus,yang dalam bahasa Yunani artinya jari jemari. Sehingga digital didefinisikan sebagai
penggambaran dari suatu keadaan bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on
(bilangan biner).
Literasi digital didefinisikan sebagai kemampuan memahami dan menggunakan informasi
dalam berbagai format dari sejumlah besar sumber daya tatkala sumber daya tersebut
disajikan melalui komputer.
UU ITE merupakan undang-undang yang mengatur segala hal tentang teknologi
informasi yang berlaku di Indonesia. Undang-undang ini mulai dirancang pada tahun 2003
oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo).
Dalam UU ITE, ada beberapa larangan yang diatur dalam penggunaan teknologi
informasi, yaitu :
1. Menyebarkan video asusila
2. Judi online
3. Pencemaran nama baik
4. Pengancaman dan pemerasan
5. Ujaran kebencian
6. Teror online
7. Meretas akun media social orang lain
8. Menyebarkan berita bohong atau hoax.
DAFTAR PUSTAKA

https://youtu.be/_LElWqXi7Ag
https://youtu.be/U4wLvLQ5AFI
https://youtu.be/EyQeUwqCDWg
https://youtu.be/RLEDG6r0huA
https://www.murianews.com/2022/09/26/320492/pentingnya-literasi-digital-untuk-menekan-
pelanggaran-uu-ite
https://www.gramedia.com/literasi/memahami-apa-itu-uu-ite/amp/

Anda mungkin juga menyukai