Bullying Bodyshamming Persekusi
Bullying Bodyshamming Persekusi
I
DAFTAR ISI
BAB I................................................................................................................. 1
CYBERBULLYING ............................................................................................... 1
I. Pendahuluan ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
II. Pembahasan ............................................................................................ 4
A. PENGERTIAN ........................................................................................ 4
B. BENTUK BENTUK CYBERBULLYING ...................................................... 6
C. DAMPAK CYBERBULLYING ................................................................... 8
D. CARA MENGATASI CYBERBULLYING .................................................. 10
III. LATIHAN SOAL....................................................................................... 14
III. KUNCI JAWABAN................................................................................... 15
BAB II.............................................................................................................. 16
BODYSHAMING .............................................................................................. 16
I. Pendahuluan ........................................................................................... 16
A. Latar Belakang ................................................................................... 16
II. Pembahasan .......................................................................................... 19
A. PENGERTIAN ...................................................................................... 19
B. BENTUK BENTUK BODYSHAMING ..................................................... 21
C. DAMPAK DAN CARA MENGATASINYA ............................................... 27
III. LATIHAN SOAL....................................................................................... 32
III. KUNCI JAWABAN................................................................................... 33
BAB III............................................................................................................. 34
PRESEKUSI ...................................................................................................... 34
I. Pendahuluan ........................................................................................... 34
II
A. Latar Belakang ................................................................................... 34
II. Pembahasan .......................................................................................... 37
A. PENGERTIAN ...................................................................................... 37
B. BENTUK BENTUK TINDAKAN PRESEKUSI ........................................... 37
C. TAHAPAN PERILAKU PERSEKUSI ........................................................ 39
D. UNSUR PERSEKUSI ............................................................................. 40
E. PENYEBAB PERSEKUSI ........................................................................ 41
F. DAMPAK PERSEKUSI........................................................................... 42
III. SOAL PERSEKUSI ................................................................................... 44
III. KUNCI JAWABAN................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 46
BIODATA DIRI ................................................................................................. 48
BIODATA DIRI ................................................................................................. 49
BIODATA DIRI ................................................................................................. 50
III
BAB I
CYBERBULLYING
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
1
Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan anak
telah banyak diterbitkan, namun dalam implementasinya di
lapangan masih menunjukkan adanya berbagai kekerasan yang
menimpa pada anak antara lain adalah bullying. Perilaku
bullying dari waktu ke waktu terus menghantui anak-anak
Indonesia. Kasus bullying yang sering dijumpai adalah kasus
perundungan di dunia maya atau teknologi digital.
2
melecehkan atau merendahkan seseorang (kebanyakan menimpa
anak-anak dan remaja) baik dilakukan secara online maupun
telepon seluler. Tren penggunaan media sosial sebagai media
komunikasi menjadi faktor tumbuh dan berkembangnya
cyberbullying. Cyberbullying pada umumnya dilakukan melalui
media situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, Yahoo
Messenger, dan Line.
3
II. Pembahasan
A. PENGERTIAN
5
B. BENTUK BENTUK CYBERBULLYING
6
3) Denigration, secara istilah dapat di artikan sebagai
“pencemaran nama baik”. Di Indonesia pencemaran nama
baik terdengar tidak asing lagi karena banyak kasus yang
dipublikasikan di media. Denigration sendiri atau biasa di
sebut pencemaran nama baik merupakan proses mengumbar
keburukan atau hal-hal jelek mengenai seseorang di dunia
maya atau media sosial dengan maksud merusak reputasi dan
nama baik orang tersebut.
C. DAMPAK CYBERBULLYING
1. Dampak emosional
8
Nah, beragam dampak di atas kemudian dapat
menyebabkan perubahan perilaku pada
korban cyberbullying, seperti kehilangan minat pada hal-hal
yang sebelumnya disukai, mengisolasi diri dari orang lain, dan
mengalami penurunan prestasi. Selain itu, penelitian juga
menyebutkan, korban cyberbullying diketahui memiliki risiko
lebih besar untuk mengonsumsi minuman beralkohol dan
menggunakan obat-obatan terlarang
9
berkepanjangan dan rasa cemas berlebihan, ternyata juga dapat
memengaruhi kesehatan fisik korban cyberbullying.
10
Oleh karena itu, sebaiknya kita selalu
mempertimbangkan setiap konten yang akan kita bagikan di
media sosial. Perhatikan apakah postingan tersebut berpotensi
membuat membuat kita di-bully atau tidak. Jika sekiranya akan
menimbulkan masalah, lebih baik kita menyimpannya sendiri
saja.
11
3. Jangan Memposting Informasi Pribadi
12
5. Selektif dalam Mengomentari Isu
13
III. LATIHAN SOAL
14
III. KUNCI JAWABAN
15
BAB II
BODYSHAMING
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
16
Di Indonesia standar bentuk tubuh ideal adalah tubuh
yang memiliki keserasian antara berat dan tinggi badan. Tubuh
ideal para perempuan digambarkan dengan tubuh yang
cenderung kurus, berlekuk kuat, dan sehat sedangkan tubuh ideal
laki-laki adalah yang ramping, berotot, dan sehat.
17
terdengar seperti candaan namun menjurus kepada penghinaan
terhadap keadaan fisik seseorang.
18
II. Pembahasan
A. PENGERTIAN
1. Berat badan
Kebanyakan orang mengalami body shaming
karena berat badan. Seseorang kemungkinan akan
merasa malu, ketika mereka memiliki bentuk tubuh yang
dianggap terlalu besar atau bahkan terlalu kecil sehingga
orang lain melakukan body shaming terhadap berat
badannya. Perilaku melakukan body shaming pada
seseorang dengan berat badan yang terlalu besar
dinamakan fat shaming.
Menurut sebuah penelitian yang tercantum dalam
Canadian Medical Association Journal, seseorang yang
mengalami fat shaming biasanya akan memicu suatu
21
perubahan fisiologis serta perilaku yang berkaitan
dengan kesehatan metabolisme yang buruk hingga
peningkatan berat badan.
Korban body shaming berat badan atau fat
shaming juga kerap kali akan mengalami stres serta
membuat hormon kortisolnya menjadi naik. Sehingga
kontrol tubuh yang sebelumnya ia miliki akan menurun
dan memunculkan risiko makan yang berlebihan. Selain
itu, fat shaming pun memiliki potensi yang dapat
menyebabkan korban merasakan kecemasan, harga diri
rendah, depresi, gangguan makan, hingga menghindari
olahraga.
Tidak hanya fat shaming, seseorang yang
melakukan body shaming kepada seseorang dengan
badan yang lebih kecil atau kurus dinamakan skinny
shaming pun akan mengalami dampak serupa. Akan
tetapi, seringkali skinny shaming justru dianggap sebagai
pujian dan tidak disadari bahwa itu adalah body shaming.
2. Rambut tubuh
Jenis kedua dari body shaming ialah
mengomentari rambut tubuh yang dimiliki seseorang
secara negatif. Rambut tubuh yang dimaksud seperti di
kaki, lengan, area pribadi, hingga ketiak.
22
Standar kecantikan yang dipercayai banyak
orang akibat stigma bahwa perempuan seharusnya tidak
memiliki banyak rambut di tangan atau kaki. Rambut
tubuh tersebut dinilai membuat seorang perempuan tidak
terlihat anggun dan seperti laki-laki. Namun, tentunya
standar kecantikan dan stigma mengenai rambut tubuh
tersebut salah, sebab memiliki rambut tubuh adalah hal
yang normal.
Ternyata, body shaming pada rambut tubuh yang
ditujukan ke perempuan berasal dari kebiasaan di zaman
dahulu. Hal tersebut dijelaskan pada buku Encyclopedia
of Body Adornment, bahwa pada zaman mesir kuno,
tubuh seorang wanita yang mulus dan tidak memiliki
rambut tubuh dianggap sebagai standar kecantikan
perempuan.
Lalu, orang-orang Romawi dan Yunani pun
beranggapan bahwa kulit yang bersih dari rambut tubuh
melambangkan tubuh yang awet muda. Standar
kecantikan tersebut kemudian tumbuh serta berkembang
di masyarakat, hingga menimbulkan suatu stigma pada
perempuan yang memiliki rambut tubuh.
3. Model rambut
Tidak hanya mengomentari bentuk atau tubuh
seseorang secara negatif saja, body shaming juga dapat
23
berupa komentar terhadap model rambut seseorang
secara negatif.
Padahal model rambut seseorang adalah pilihan
pribadi yang tidak boleh dihina. Selain model rambut,
tekstur pun menjadi incaran body shaming. Contohnya
rambut yang ikal dan tidak lurus serta lain sebagainya.
4. Warna kulit
Standar kecantikan di Indonesia atau negara
lainnya, membuat banyak perempuan maupun laki-laki
memaksakan diri mengubah warna kulit aslinya. Hal ini
dikarenakan seseorang yang memiliki warna kulit yang
dianggap tidak sesuai dengan standar kecantikan dinilai
tidak cantik.
Contohnya di Asia, warna kulit putih cerah dan
mulus merupakan standar kecantikan kulit yang ideal.
Sehingga, orang-orang Asia yang cenderung memiliki
warna kulit gelap seringkali mengalami body shaming.
Beragam komentar negatif seperti, “gosong banget”,
“kelihatan dekil” dan lain sebagainya sering kali
ditujukan pada orang-orang Asia berkulit hitam atau
coklat.
Seperti halnya rambut tubuh, body shaming pada
warna kulit pun telah menjadi suatu kebiasaan yang
terjadi sejak zaman dahulu, menurut sebuah artikel yang
24
ditulis oleh Deborah Rodrigo Caldeira dalam Social
Science Research Network, pada zaman dahulu orang-
orang di Asia Tenggara menganggap bahwa warna kulit
yang cerah merupakan penanda status sosial seseorang
dan kulit cerah merupakan penanda seseorang memiliki
keturunan bangsawan.
Kemudian menurut historis, orang yang memiliki
warna kulit lebih gelap umumnya akan diasosiasikan
sebagai tenaga kerja di pertanian, hal ini dikarenakan
para pekerja sering kali melakukan aktivitas di bawah
terik matahari dan berasal dari daerah yang miskin.
Selain itu, dampak dari kolonialisme orang
negara Eropa yang kebanyakan memiliki kulit berwarna
putih juga menimbulkan pandangan bahwa orang yang
berkulit cerah berarti lebih baik.
Pandangan-pandangan mengenai kulit putih
tersebut terus berkembang hingga sekarang. Terlihat
banyak produk kecantikan yang bahkan ditargetkan dan
diiklankan untuk memutihkan dan mencerahkan kulit.
Sehingga, banyak orang pula yang masih berkeinginan
untuk merubah warna kulit menjadi lebih cerah, agar
lebih cocok dengan standar kecantikan yang ada.
5. Wajah
25
Banyak orang menjadi korban body shaming
karena bentuk wajahnya dianggap tidak sesuai dengan
standar kecantikan yang ada seperti hidung mancung
yang kecil, pipi tinggi tidak tembam, mata yang besar,
hingga kulit mulus tanpa jerawat. Sehingga, beberapa
orang mulai melakukan body shaming pada orang lain
yang memiliki wajah dengan hidung pesek, memiliki
jerawat, dan lain sebagainya.
Standar wajah cantik atau tampan pertama kali
muncul pada zaman kolonialisme, di mana para penjajah
yang berasal dari ras Kaukasia memiliki bentuk wajah
yang berbeda dengan ras yang mereka jajah dan
dianggap lebih baik.
Akan tetapi bentuk wajah seseorang, sebenarnya
dipengaruhi oleh genetik serta iklim. Sehingga bentuk
wajah seseorang tentu tidak dapat disamakan. Menurut
sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal berjudul
Public Library of Science (PLOS): Genetics, dijelaskan
bahwa orang dengan ras Kaukasia memiliki hidung yang
mancung agar mereka mampu beradaptasi dengan udara
yang kering serta sangat dingin di tempat tinggalnya.
Sementara orang dalam keturunan Afrika Barat,
Asia Timur, serta Asia Selatan memiliki bentuk hidung
yang lebih besar dibandingkan orang yang berasal dari
keturunan Eropa. Bentuk hidung dengan ukuran yang
26
lebih besar milik orang-orang Afrika dan Asia ini
berfungsi agar mereka mampu beradaptasi dengan
lingkungan yang lembap dan panas.
Sehingga, tidak ada bentuk wajah yang lebih baik
maupun lebih buruk. Sebab, bentuk-bentuk wajah
tersebut memiliki makna dan fungsi masing-masing.
Sedangkan standar kecantikan mengenai bentuk wajah
yang cantik, hanya standar kecantikan belaka yang tidak
masuk akal.
27
1. Depresi
Efek pertama yang dapat dialami oleh korban
body shaming ialah depresi. Dampak depresi ini dapat
dialami terutama oleh anak-anak muda. Ketika seseorang
mengalami depresi, ia dapat merasakan putus asa bahkan
hingga membenci bentuk tubuhnya sendiri.
Sebelum korban merasa depresi, pada awalnya
tindakan body shaming dapat melukai harga diri
seseorang. Ketika seseorang memiliki emosi negatif dan
hal tersebut dibiarkan terus-menerus, maka tidak
menutup kemungkinan bahwa korban dari body shaming
kemungkinan akan memiliki keinginan untuk bunuh diri.
2. Gangguan makan
Salah satu jenis body shaming yang banyak
dialami oleh korban adalah ketika seseorang
mengomentari bentuk tubuh. Entah itu fat shaming
maupun skinny shaming, keduanya dapat berdampak
buruk pada korban.
28
bisa muncul karena korban merasa bahwa ada yang salah
dengan tubuhnya sehingga ia menerima body shaming.
29
Tak jarang korban juga dapat memandang dirinya
sebagai sosok yang tak berharga, tidak layak merasakan
kebahagiaan serta tidak memiliki penghormatan hingga
membuat korban menari dirinya dari lingkaran sosial
serta lebih memilih untuk menyendiri.
31
III. LATIHAN SOAL
32
III. KUNCI JAWABAN
33
BAB III
PRESEKUSI
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
36
II. Pembahasan
A. PENGERTIAN
1) Pengancaman
2) Penganiayaan
3) Pengeroyokan
38
Pengeroyokan adalah proses, cara, perbuatan
mengeroyok memiliki pengertian bahwa tindak pelanggaran
hukum yang bersama-sama melakukan kekerasan terhadap
orang atau barang atau yang biasa.
4) Penculikan
5) Dan Memaksa
39
D. UNSUR PERSEKUSI
40
F. Pelaku tindak kejahatan (persekusi) mengetahui per-
buatannya atau dengan niat menjadi bagian serangan yang
meluas dan sistematis terhadap kelompok sipil tertentu.
E. PENYEBAB PERSEKUSI
41
F. DAMPAK PERSEKUSI
2. Penolakan
42
4. Perasaan rentan dan tidak berdaya
5. Depresi
43
III. SOAL PERSEKUSI
44
III. KUNCI JAWABAN
1.Sebagai perlakuan tidak adil atau kejam dalam jangka waktu lama
karena ras, agama , atau kepercayaan politik
4.- Pelaku kejahatan secara nyata menghilangkan hak hak dasar milik
orang lain.
45
DAFTAR PUSTAKA
46
Zalfa Zahirah (2023). Retrieved 17 Mei 2023, dari
https://repository.uinbanten.ac.id/9825/3/S_IAjiptummpp-gdl-
sofyanfath-50673-2-babi.pdf
47
BIODATA DIRI
Alamat : jln jamika gg siti Mariah No. 523/86 RT 01/01 kel jamika kec
Bojong loa kaler
Hobby : Masak
Email : cindifemiil@gmail.com
48
BIODATA DIRI
Email : zalfzhr08@gmail.com
49
BIODATA DIRI
Alamat : jln sindang sirna III RT 07/06 kec Sukasari kel gegerkalong
Email : darapuspa2006@gmail.com
50