Kerja (P5BK) tahun pelajaran 2020/2021, yang melibatkan pendidik Dimensi Profil Pancasila .……………............................…………………………… 1
dan tenaga kependidikan, dan terkhusus kepada semua tim atas Mind Mapping/Peta Pemikiran …………............................………..………….. 2
kerjasamanya sehingga proses proses penyusunan modul ajar ini Kata Pengantar ……………………………..…............................…………………….. 3
didik, mempertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan tujuan A. Pengertian Cyberbullying …………….............................…..………… 7
pembelajaran, dan berbasis perkembangan jangka panjang. Modul B. Defenisi Cyberbullying Menurut Para Ahli ..............................… 8
ajar merupakan implementasi dari Alur Tujuan Pembelajaran yang C. Ciri-ciri Cyberbullying …….....……….…….............................………… 9
dikembangkan dari Capaian Pembelajaran dengan Profil Pelajar D. Jenis-jenis Cyberbullying ………….............................…..………….. 9
Profil Pelajar Pancasila adalah profil lulusan yang bertujuan G. Media Cyberbullying ………………..…...............................…………… 11
menunjukkan karakter dan kompetensi yang diharapkan diraih. H. Tindak Pidana Cyberbullying ………..............................……………. 12
Glosarium
Kami menyadari bahwa modul ajar ini masih terdapat kekurangan Daftar Pustaka
pihak sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan modul ajar ini. A. Pengertian Gotong Royong …….................................……..………… 17
Segenap tim penyusun mohon maaf atas hal-hal yang tidak B. Tujuan dan Manfaat Bakti Sosial ………...................................…… 17
berkenan dan terima kasih kepada semua pihak yang ikut serta C. Bentuk Kegiatan Bakti Sosial …….……..................................………. 19
Demikian modul ajar ini kami buat, semoga dapat bermanfaat dan Glosarium
Atas saran dan kritik yang membangun kami ucapkan Terima kasih.
3 4
DAFTAR GAMBAR
Halaman
sekitar/masyarakat/sekolah .....................................................
19
5 6
BAB 1
CYBER BULLYING (PERUNDUNGAN MAYA) bystander yang ikut berpartisipasi dengan pelaku untuk melecehkan target atau
yang tidak melakukan apapun.
Cyberbullying bisa didefinisikan sebagai bentuk pelecehan dan penghinaan yang Korban cyberbullying cenderung merasa tidak berdaya dan pasrah ketika
dilakukan pelaku (bully) kepada korban pada dunia maya atau menggunakan
mengalami bullying. Faktor fun dan prestige menjadi faktor utama pemicu
internet misalnya media sosial. Saat bullying dilakukan secara online maka kita
cyberbullying selain faktor balas dendam, atau bisa jadi seseorang yang pernah
tambahkan kata “cyber” didepan kata Cyberbullying juga diartikan sebagai bentuk
intimidasi yang pelaku lakukan untuk melecehkan korbannya melalui perangkat
menjadi korban dan ingin membalas dendam dan merasa puas jika melihat orang
teknologi.
lain dipermalukan dengan atau tanpa kehadiran penonton.
berubah menjadi ‘jarimu harimau mu’. Dari jari-jari mungil inilah orang-orang Para ahli mendefinisikan cyberbullying sebagai berikut:
memposting kata-kata hinaan, ujaran kebencian, vulgar, hoax, dan berita bohong 1. Cyberbullying yaitu perlakuan kasar yang dilakukan oleh seseorang atau
yang merugikan orang lain. Kasus paling sering ditemukan adalah cyber bullying sekelompok orang, menggunakan bantuan alat elektronik yang dilakukan
melalui sosial media hingga sang korban mengalami depresi. perkembangan berulang-ulang dan terus menerus pada seorang target yang kesulitan membela
teknologi informasi membawa pengaruh terhadap muculnya bentuk kejahatan yang diri (Smith dkk, 2008).
sifatnya baru, seperti cyberbullying. Sebagai salah satu bentuk bullying, aksi
2. Cyberbullying is the use of technology to intimidate, victimize, or bully an
kejahatan ini harus ditanggapi dan dicegah. Fenomena cyberbullying merupakan
individual or group. Cyberbullying adalah penggunaan teknologi untuk
fenomena yang marak terjadi di berbagai negara termasuk Indonesia. Cyberbullying
merupakan perluasan dari bullying, bullying yaitu kekerasan fisik maupun mental
mengintimidasi, menjadikan korban, atau menggangu individu atau sekelompok
yang dilakukan seseorang atau kelompok orang pada seorang atau kelompok orang orang (Bhat, 2008)
Bullying dapat terjadi dimana saja dan diberbagai ranah kehidupan, sosial, politik, Berikut definisi dan pengertian cyberbullying dari beberapa sumber buku:
budaya, olah raga, pendidikan, dan keluarga.
· Menurut Willard (2005), cyberbullying adalah perlakuan kejam yang
Cyberbullying sebenarnya tidak lain dari perilaku yang diidentifikasian sebagai bully dilakukan dengan sengaja kepada orang lain dengan mengirimkan atau
yang berarti menggangu, menggertak, menghina, dan tindakan pelecehan melalui mengedarkan bahan yang berbahaya atau terlibat dalam bentuk-bentuk agresi
dunia internet.
sosial menggunakan internet atau teknologi digital lainnya.
Bullying ini menjadi fenomena baru, terutama dikalangan anak-anak berusia · Menurut Nurjanah (2014), cyberbullying adalah perilaku agresif, intens,
remaja. Cyber bullying lebih kejam dibandingkan bullying karena meninggalkan berulang yang dilakukan oleh individu dan perorangan dengan menggunakan
jejak digital seperti foto, video, dan tulisan. Dampak cyber bullying juga tergolong
bentuk-bentuk pemanfaatan teknologi dan elektronik sebagai media untuk
dahsyat karena mampu mengguncang psikologis seseorang.
A. PENGERTIAN CYBERBULLYING
yang dahulunya dapat dinikmati, ketidak-bermaknaan, penarikan diri dari teman, · Menurut Kowalski, dkk (2007),cyberbullying merupakan agresi yang
menghindari sekolah atau kelompok bermain, bahkan perubahan suasana hati, dilakukan dengan sengaja dan berulang kali dilakukan dalam konteks elektronik
perilaku, pola tidur dan nafsu makan.
(seperti, email, blog, pesan instan, pesan teks) terhadap seseorang yang tidak
Berbullying terdiri dari beberapa individu yang berperan, ada yang disebut pelaku, dapat dengan mudah membela dirinya.
target, dan orang sekitar yang menyadari adanya bullying, komposisinya sama
seperti bullying di dunia nyata. Target adalah sasaran, sering kali diidentifikasi
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa cyberbulying adalah intimidasi,
sebagai korban. Diluar pelaku dan target, ada individu lain yang tercakup atau
berpartisipasi mendukung bullying yang dinamakan dengan istilah Bystanders.
pelecehan atau perlakuan kasar secara verbal yang dilakukan di dunia maya.
Bystanders dapat pula dibagi menjadi Tekanan atau intimidasi baik secara fisik atau verbal dapat menimbulkan depresi.
7 8
C. CIRI-CIRI CYBER BULLYING
Menurut hukum positif, cyber bullying termasuk dalam kategori cyber crime. 6. Outing and Trickery
5. Apabila terjadi permasalahan terkait cyber bullying di Indonesia, maka E. ELEMEN CYBER BULLYING
penyelesaiannya menggunakan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 dan Menurut Kowalski dkk (2008), terdapat beberapa elemen dalam proses cyber
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi bullying, yaitu:
Elektronik. Penanganan kasusnya juga melibatkan anggota kepolisian dan upaya a. Pelaku (Cyberbullies)
Cyber bullying tidak hanya satu jenis saja, terbagi menjadi 6 jenis sebagai berikut:
b. Korban (victims)
1. Flaming (Terbakar)
Seorang remaja yang biasanya menjadi target cyberbullying biasanya mereka yang
Tindakan seseorang mengirimkan pesan teks yang berisi kata-kata frontal dan berbeda dalam pendidikan, ras, berat badan, cacat, agama dan mereka yang
penuh amarah. Secara umum, tindakan flaming berupa provokasi, penghinaan, cenderung sensitif, pasif, dianggap lemah dan biasanya mereka yang jarang
mengejek, sehingga menyinggung orang lain.
bergaul atau keluar rumah. Karakteristik remaja yang menjadi target atau korban
2. Harassment (Gangguan)
cyberbullying adalah sensitif, menarik diri dari lingkungan sosial, pasif, mengalami
Tindakan seseorang mengirim pesan-pesan berisi gangguan melalui sms, e-mail, masalah dengan keterbelakangan mental, sering membiarkan orang lain
teks jejaring sosial dengan intensitas terus-menerus. Pelaku harassment mengendalikan dirinya, dan cenderung depresi. Dalam beberapa penelitian korban
biasanya sering menulis komentar terhadap dengan tujuan menimbulkan cyberbullying cenderung memiliki self-esteem yang lebih rendah dibandingkan
kegelisahan. Selain itu, harassment juga mengandung kata-kata hasutan agar teman sebayanya. Hal tersebut yang membuat dirinya mengalami kecemasan sosial
orang lain melakukan hal yang sama.
dan cenderung menghindari kontak sosial.
Tindakan dilakukan sengaja dan sadar mengumbar keburukan orang lain melalui Saksi peristiwa adalah seseorang yang menyaksikan penyerangan perilaku bully
internet. Hingga akhirnya merusak nama baik dan reputasi orang yang pada korbannya. Saksi peristiwa dapat dengan bergabung dalam web dan
dibicarakan pada jejaring sosial tersebut.
meninggalkan komentar yang menyakitkan, atau tanpa melakukan apapun kecuali,
4. Cyberstalking
mengamati perilaku bullying. Bystander terbagi menjadi dua, yaitu:
Tindakan memata-matai, mengganggu, dan pencemaran nama baik terhadap 1) Harmful bystander, pengamat yang mendukung peristiwa bullying atau
seseorang yang dilakukan secara intens. Dampaknya, orang yang menjadi korban terus mengamati kejadian tersebut dan tidak memberi bantuan apapun kepada
merasakan ketakutan besar dan depresi.
korban.
5. Impersonation (Peniruan)
2) Helpful bystander, pengamat yang berusaha menghentikan bullying dengan
Tindakan berpura-pura atau menyamar menjadi orang lain untuk melancarkan cara memberikan dukungan kepada korban atau memberi tahu orang yang lebih
aksinya mengirimkan pesan-pesan dan status tidak baik. Biasanya terjadi pada mempunyai otoritas.
jejaring sosial seperti instagram dan twitter menggunakan akun palsu.
9 10
11 12
14
13
DAFTAR PUSTAKA
Ari Dwi Kristiani, 2021. Bangunlah Jiwa dan Raganya. Panduan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bagi Guru SMA.
Kowalski, R.M., Limber, S.P., & Agatston, P.W. 2008. Cyberbullying: Bullying
in The Digital Age. Oxford: Blackwell Publishing Ltd.
Kowalski, R.M & Limber. 2007. Electronic Bullying Among Middle School
Students. Journal of Adolescent Health.
15
BAB 2
BAKTI SOSIAL
Manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan orang lain.
Manusia akan selalu hidup berkelompok dan berinteraksi dengan sesamanya
untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam hubungannya dengan orang lain
manusia tidak boleh memaksakan kehendak dan mau menang sendiri tanpa
memperhatikan manusia disekitarnya. Kalau itu terjadi bukan suasana hidup
nyaman, damai dan tentram tidak akan tercapai. Manusia harus bekerjasama
antara satu dengan yang lainnya, dengan kerjasama maka kehidupan akan
terjalin harmonis dan kebutuhan masing-masing manusia akan tercapai. Untuk
memahami pentingnya gotong royong, modul ini didesain dengan langkah
pertama memberikan pemahaman tentang makna dan arti kerjasama. Setelah
memiliki pemahaman kerjasama, diharapkan muncul sikap pentingnya kerjasama
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga diharapkan warga belajar dapat
melaksanakan berbagai bentuk kerjasama dalam dalam kehidupan keseharian.
Konsep bakti sosial atau baksos adalah pengabdian pada masyarakat dengan
titik berat pada personal, institusi dan community. Personal artinya dilakukan
dengan pelayanan bersifat seorang demi seorang. Institusi artinya melibatkan
organisasi kelembagaan tertentu maupun jejaringnya. Masyarakat artinya
masyarakat pada umumnya. Masyarakat adalah suatu hal penting pada
community. Sasaran baksos ialah bagaimana masyarakat yang diajak berpikir,
bersikap dan bertindak untuk membangun dan mengembangkan diri sehingga
peduli dengan lingkungan sekitarnya baik itu dilingkungan tempat tinggal
maupun dilingkungan sekolah. Salah satu manfaat kegiatan ini adalah
mengenal masyarakat lebih dekat serta mampu menjaring aspirasi yang
tumbuh pada masyarakat. Menyerap keluhan-keluhan mereka dan
menindaklanjuti lewat kerjasama maupun kapasitas maksimal yang dimiliki.
17
16
Manusia sebagai makhluk sosial yang menuntut manusia untuk hidup
berdampingan dengan orang lain sehingga tercipta sebuah kondisi masyarakat
yang saling tergantung antara satu dengan yang lain. Jadi dalam hal ini manusia
memerlukan nilai kepedulian sosial untuk dapat menjalani kodratnya tersebut.
Kepedulian sosial merupakan suatu sikap sosial yang harus dimiliki oleh setiap
warga Negara Indonesia sebagai bentuk peduli terhadap sesama manusia. Taufik
(2014:55) menjelaskan kepedulian sosial adalah “sikap dan tindakan yang selalu
ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Secara umum, kepedulian sosial dapat diartikan sebagai rasa yang muncul dari
hati nurani yang mampu mendorong seseorang ingin memberikan bantuan
kepada sesama manusia baik dalam bentuk materi ataupun dalam bentuk
bantuan tenaga, dengan tujuan yang mulia yakni untuk meringankan beban atau
kesulitan orang lain. Oleh sebab itu, kepedulian sosial merupakan hal penting
yang harus dimiliki oleh setiap individu agar mempunyai rasa peka terhadap
masalah sosial yang terjadi di sekitarnya. Jadi, sudah semestinya manusia peduli
dengan lingkungan sekitarnya.
Kata gotong royong memiliki unsur kata 'gotong' yang berarti membawa (sesuatu)
secara bersama-sama. Dalam istilah jawa, kata 'gotong' juga diartikan sebagai
mengangkat atau memikul sesuatu secara bersama. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), gotong royong adalah bekerja bersama-sama (tolong-
menolong, bantu-membantu).
Berdasarkan buku "Gotong Royong" karya Sri Widayati S.Pd. kata gotong royong
juga memiliki ciri kerakyatan, sama dengan penggunaan kata-kata demokrasi,
persatuan, keterbukaan, kebersamaan, atau kata kerakyatan itu sendiri. Kata
gotong royong telah menyatukan masyarakat dari berbagai kelas dan kelompok
sosial menjadi satu kesatuan yang harmonis.
18 19
Gambar 2.3. Contoh gotong royong di lingkungan masyarakat/sekolah
20 21
BAB 3
PENUTUP
Demikian modul ajar ini dibuat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya dimana penyusunan modul
ajar ini telah dilaksanakan semoga kedepannya akan
lebih baik lagi dengan tahap-tahap persiapan yang
lebih baik lagi dan diharapkan penyusunan
berikutnya menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ari Tri Soegito, 2016. Pendidikan Pancasila Edisi Revisi 2016. Unnes Press.
Semarang.
Laelia Dwi Anggraini, 2017. Makalah Bakti Sosial, PSPDG FKIK UMY.
22 23
LAMPIRAN