DAN DEMOKRATISASI
xii i
BUNGA RAMPAI :
HASIL PENELITIAN DAN PENGKAJIAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN DEMOKRATISASI
BPPKI Yogyakarta, 2011 Gambar 1 Model Pelayanan Informasi UPIK Kota
Yogyakarta .................................................... 50
xii + 234, 14 x 21 cm Gambar 2 Model Pengelolaan Informasi Publik Kementerian
ISBN : 9789791953900
Cetakan I : Desember 2011
Kominfo ........................................................ 52
Gambar 3 Alur Pengumpulan Informasi Publik di LIPI 53
Penulis : Gambar 4 Model Pelayanan Informasi di LIPI ............. 54
1. Darmanto Gambar 5 : Perbandingan Model 3 Lembaga Benchmark 57
2. Novian Anata Putra dan Agung Harimurti Gambar 6 : Model Konseptual Web ................................ 65
3. Daru Nupikso
4. Emmy Poentarie
Gambar 7 : Pentahapan Peran TIK ................................. 93
5. Topohudoyo Gambar 8 : Pentahapan Pemanfaatan TIK ....................... 95
6. Budiyono
7. Ansor
Penanggungjawab :
Eka Handayani, SE., MM
Ketua Pelaksana :
Topohudoyo
Diterbitkan Oleh :
Balai Pengkajian dan Pengembangan
Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Yogyakarta,
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI
Jl. Imogiri Barat Km. 5 No. 5 Yogyakarta 55187
Telpon/faks: 0274 375253
Email :bppi_yogyakarta@yahoo.co.id
Situs web : http:/ / bppkiyogya.wordpress.com
ii xi
Saat ini akan sulit memisahkan kehidupan manusia
tanpa sentuhan informasi baik langsung maupun tidak dan
informasi telah menjadi suatu kebutuhan (information needs).
Pada tahap selanjutnya, aspek “kebutuhan” akan menimbulkan
perilaku kearah pencarian atau penemuan (seeking atau
searching) kemudian berujung pada penggunaan atau
pemanfaatan (using).
Berawal dari kebutuhan dan berakhir dengan
pemanfaatan informasi pada sekarang ini semakin dipermudah
dengan perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat
yang dalam kontek ini selanjutnya disebut teknologi komuni-
kasi dan informasi. Pemanfaatan TIK dalam manajemen
pemerintahan sudah banyak dipraktekan dibanyak negara,
termasuk Indonesia. Namun kesinambungan pemanfaatan TIK
di lingkungan manajemen pemerintah selama ini sangat
tergantung pada goodwill pimpinan.
Faktor kepemimpinan yang dominan telah menimbul-
kan gap antara daerah satu dengan yang lain dalam
pengembangan dan pemanfaatan TIK. Kepedulian terhadap arti
pentingnya TIK untuk mendukung pemerintahan salah satunya
dapat dilihat dari kebijakan mengenai pemanfaatan dan
implementasinya. Selain untuk mendukung pemerintahan,
pemanfaatan TIK menjadi pilihan baru bagi masyarakat untuk
mengakses informasi dan berkomunikasi, termasuk dalam hal
ini peristiwa politik yang terekam dan disjikan melalui
x iii
tayangan on-line. Kemudahan yang didapat melalui fasilitas
TIK dengan berbagai ragam pemanfaatannya menjadi daya
tarik untuk dikaji dan dicermati lebih lanjut.
Peneliti BPPKI Yogyakarta menyoroti aspek TIK Tabel 1 : Jumlah penduduk Kabupaten Sragen
melalui 5 tulisan yang terangkum dalam buku Bunga Rampai Periode 2002-2009 ........................................ 14
terbitan tahun 2011. Kemudian 2 tulisan yang mengambil tema Tabel 2 : Jumlah Sekolah dan Siswa di Kabupaten
politik turut melengkapi buku ini. Secara lengkap Bunga Sragen Tahun 2009 ....................................... 15
Rampai 2011 menampilkan tujuh tulisan hasil penelitian dan Tabel 3 : Lokasi Hot-Spot di Kota Surakarta ............... 80
kajian dari para peneliti BPPKI Yogyakarta. Tabel 4 : Aplikasi yang Terpasang Di Lingkungan
Dua tulisan tentang pemanfaatan TIK di Kabupaten Pemkot Surakarta .......................................... 81
Sragen dan Kota Surakarta menampilkan arah kebijakan TIK Tabel 5 : Lokasi Taman Pintar di Kota Surakarta........ 83
pemerintah daerah dan berbagai kendala yang dihadapinya. Tabel 6 : Perguruan Tinggi Jurusan Komunikasi
Kemudian tulisan tentang model pelayanan informasi publik Informatika di Surakarta ............................... 84
dan pemanfaatan internet oleh komunitas KAMMI serta tulisan Tabel 7 : Jenis Ijin Kantor Pelayanan Terpadu
tentang optimalisasi internet sebagai wujud pelaksanaan Kota Surakarta .............................................. 94
program USO. Selain lima tulisan yang mengambil ranah TIK, Tabel 8 : Data yang Diperlukan ................................... 148
terdapat dua tulisan bertema politik tapi di kaji dari sudut Tabel 9 : Isu-isu Politik Krusial dalam Koran Online . 173
perspektif komunikasi, yaitu tentang Pilkada Sragen dan Tabel 10 : Opini Menolak Calon Pemimpin Berdasar
Keistimewaan DIY. Garis Kekerabatan ........................................ 176
Berbagai tulisan yang terangkum dalam Bunga Rampai Tabel 11 : Isu-isu Krusial dalam Media Online
2011 ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat Non Media Massa ......................................... 181
menjadi referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada Tabel 12 : Opini Publik Atas Kemenangan Pemilukada
umumnya. Bagi para peneliti yang telah menyumbangkan Sragen Paska Penghitungan Suara ................ 186
tulisannya, diharapkan buku ini dapat menjadi sarana Tabel 13 : Opini Publik Paska Kemenangan
penyaluran gagasan, ide dan buah pikir yang nantinya berguna Pemilukada Sebagai Aspirasi Politik ............ 189
untuk meningkatkan peran peneliti di bidangnya masing- Tabel 14 : Distribusi Jumlah Item Menurut
masing. Kecenderungan Isi ........................................ 219
Kami menyadari buku ini masih banyak kekurangan Tabel 15 : Distribusi Jumlah Item Menurut Kecenderungan
terutama dari segi substansi, untuk itu diharapkan saran, kritik Isi dan Sumber Berita ................................... 220
dan masukan dari pembaca untuk penyempurnaan pada edisi
yang akan datang. Kami mengucapkan terima kasih kepada
iv ix
6. ISU-ISU POLITIK KRUSIAL DALAM PILKADA para penulis yang telah menyumbangkan tulisannya dan Ibu
SRAGEN 2011 : Studi Pada Pemberitaan Media Online Kepala BPPKI Yogyakarta yang memberi kesempatan bagi
Budiyono ..................................................................... 165 terbitnya buku ini.
Akhirnya kami mengucapkan Selamat Membaca!
7. ASPIRASI KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA DALAM
PEMBERITAAN SURAT KABAR DAERAH
Yogyakarta, Desember 2011
Ansor ........................................................................... 199
TENTANG PENULIS...................................................... 229 Redaksi
viii v
KATA PENGANTAR ...................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................ xi
viii v
tayangan on-line. Kemudahan yang didapat melalui fasilitas
TIK dengan berbagai ragam pemanfaatannya menjadi daya
tarik untuk dikaji dan dicermati lebih lanjut.
Peneliti BPPKI Yogyakarta menyoroti aspek TIK Tabel 1 : Jumlah penduduk Kabupaten Sragen
melalui 5 tulisan yang terangkum dalam buku Bunga Rampai Periode 2002-2009 ........................................ 14
terbitan tahun 2011. Kemudian 2 tulisan yang mengambil tema Tabel 2 : Jumlah Sekolah dan Siswa di Kabupaten
politik turut melengkapi buku ini. Secara lengkap Bunga Sragen Tahun 2009 ....................................... 15
Rampai 2011 menampilkan tujuh tulisan hasil penelitian dan Tabel 3 : Lokasi Hot-Spot di Kota Surakarta ............... 80
kajian dari para peneliti BPPKI Yogyakarta. Tabel 4 : Aplikasi yang Terpasang Di Lingkungan
Dua tulisan tentang pemanfaatan TIK di Kabupaten Pemkot Surakarta .......................................... 81
Sragen dan Kota Surakarta menampilkan arah kebijakan TIK Tabel 5 : Lokasi Taman Pintar di Kota Surakarta........ 83
pemerintah daerah dan berbagai kendala yang dihadapinya. Tabel 6 : Perguruan Tinggi Jurusan Komunikasi
Kemudian tulisan tentang model pelayanan informasi publik Informatika di Surakarta ............................... 84
dan pemanfaatan internet oleh komunitas KAMMI serta tulisan Tabel 7 : Jenis Ijin Kantor Pelayanan Terpadu
tentang optimalisasi internet sebagai wujud pelaksanaan Kota Surakarta .............................................. 94
program USO. Selain lima tulisan yang mengambil ranah TIK, Tabel 8 : Data yang Diperlukan ................................... 148
terdapat dua tulisan bertema politik tapi di kaji dari sudut Tabel 9 : Isu-isu Politik Krusial dalam Koran Online . 173
perspektif komunikasi, yaitu tentang Pilkada Sragen dan Tabel 10 : Opini Menolak Calon Pemimpin Berdasar
Keistimewaan DIY. Garis Kekerabatan ........................................ 176
Berbagai tulisan yang terangkum dalam Bunga Rampai Tabel 11 : Isu-isu Krusial dalam Media Online
2011 ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat Non Media Massa ......................................... 181
menjadi referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada Tabel 12 : Opini Publik Atas Kemenangan Pemilukada
umumnya. Bagi para peneliti yang telah menyumbangkan Sragen Paska Penghitungan Suara ................ 186
tulisannya, diharapkan buku ini dapat menjadi sarana Tabel 13 : Opini Publik Paska Kemenangan
penyaluran gagasan, ide dan buah pikir yang nantinya berguna Pemilukada Sebagai Aspirasi Politik ............ 189
untuk meningkatkan peran peneliti di bidangnya masing- Tabel 14 : Distribusi Jumlah Item Menurut
masing. Kecenderungan Isi ........................................ 219
Kami menyadari buku ini masih banyak kekurangan Tabel 15 : Distribusi Jumlah Item Menurut Kecenderungan
terutama dari segi substansi, untuk itu diharapkan saran, kritik Isi dan Sumber Berita ................................... 220
dan masukan dari pembaca untuk penyempurnaan pada edisi
yang akan datang. Kami mengucapkan terima kasih kepada
iv ix
Saat ini akan sulit memisahkan kehidupan manusia
tanpa sentuhan informasi baik langsung maupun tidak dan
informasi telah menjadi suatu kebutuhan (information needs).
Pada tahap selanjutnya, aspek “kebutuhan” akan menimbulkan
perilaku kearah pencarian atau penemuan (seeking atau
searching) kemudian berujung pada penggunaan atau
pemanfaatan (using).
Berawal dari kebutuhan dan berakhir dengan
pemanfaatan informasi pada sekarang ini semakin dipermudah
dengan perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat
yang dalam kontek ini selanjutnya disebut teknologi komuni-
kasi dan informasi. Pemanfaatan TIK dalam manajemen
pemerintahan sudah banyak dipraktekan dibanyak negara,
termasuk Indonesia. Namun kesinambungan pemanfaatan TIK
di lingkungan manajemen pemerintah selama ini sangat
tergantung pada goodwill pimpinan.
Faktor kepemimpinan yang dominan telah menimbul-
kan gap antara daerah satu dengan yang lain dalam
pengembangan dan pemanfaatan TIK. Kepedulian terhadap arti
pentingnya TIK untuk mendukung pemerintahan salah satunya
dapat dilihat dari kebijakan mengenai pemanfaatan dan
implementasinya. Selain untuk mendukung pemerintahan,
pemanfaatan TIK menjadi pilihan baru bagi masyarakat untuk
mengakses informasi dan berkomunikasi, termasuk dalam hal
ini peristiwa politik yang terekam dan disjikan melalui
x iii
BUNGA RAMPAI :
HASIL PENELITIAN DAN PENGKAJIAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN DEMOKRATISASI
BPPKI Yogyakarta, 2011 Gambar 1 Model Pelayanan Informasi UPIK Kota
Yogyakarta .................................................... 50
xii + 234, 14 x 21 cm Gambar 2 Model Pengelolaan Informasi Publik Kementerian
ISBN : 9789791953900
Cetakan I : Desember 2011
Kominfo ........................................................ 52
Gambar 3 Alur Pengumpulan Informasi Publik di LIPI 53
Penulis : Gambar 4 Model Pelayanan Informasi di LIPI ............. 54
1. Darmanto Gambar 5 : Perbandingan Model 3 Lembaga Benchmark 57
2. Novian Anata Putra dan Agung Harimurti Gambar 6 : Model Konseptual Web ................................ 65
3. Daru Nupikso
4. Emmy Poentarie
Gambar 7 : Pentahapan Peran TIK ................................. 93
5. Topohudoyo Gambar 8 : Pentahapan Pemanfaatan TIK ....................... 95
6. Budiyono
7. Ansor
Penanggungjawab :
Eka Handayani, SE., MM
Ketua Pelaksana :
Topohudoyo
Diterbitkan Oleh :
Balai Pengkajian dan Pengembangan
Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Yogyakarta,
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI
Jl. Imogiri Barat Km. 5 No. 5 Yogyakarta 55187
Telpon/faks: 0274 375253
Email :bppi_yogyakarta@yahoo.co.id
Situs web : http:/ / bppkiyogya.wordpress.com
ii xi
TEKNOLOGI INFORMASI
DAN DEMOKRATISASI
xii i
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Oleh : Darmanto
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah yang
letaknya berbatasan dengan Kabupaten Ngawi Jawa Timur
pada awalnya tidak begitu diperhitungkan dalam percaturan
politik pemerintahan di Indonesia. Sebelumnya daerah itu tidak
memiliki nilai lebih yang layak diperhitungkan dalam level
nasional. Salah satu hal yang membuat nama Sragen dikenal
dalam cakupan dunia adalah ditemukannya fosil manusia purba
di daerah Sangiran yang secara administrasi termasuk dalam
kabupaten itu. Namun, pada era reformasi terutama pada masa
kepemipinan Untung Wiyono periode I (2001-2006) dan
periode II (2006-2011), nama Sragen mendadak terkenal dan
menjadi topik pembicaraan di berbagai forum ilmiah baik
tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Bahkan pada
peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional" dan "10 Tahun
1
Faktor Keberhasilan dan Hambatan Penerapan …
3
Faktor Keberhasilan dan Hambatan Penerapan …
5
Faktor Keberhasilan dan Hambatan Penerapan …
Permasalahan
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, rumusan
masalah yang hendak dicarikan jawabannya melalui studi ini,
yaitu faktor apa yang mendorong dan menghambat
keberhasilan Kabupaten Sragen menerapkan TIK dalam
penyelenggaraan tata pemerintahan guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat?
Tujuan
Sesuai dengan rumusan permasalahan, tujuan
diadakannya studi ini adalah mengetahui faktor pendorong dan
penghambat keberhasilan Kabupaten Sragen menerapkan TIK
dalam penyelenggaraan tata pemerintahan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
6
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Urgensi:
Salah satu alasan untuk menentukan kegiatan studi
perlu dilakukan atau tidak adalah memertimbangkan aspek
urgensi permasalahan yang akan menjadi obyek studi bagi
kepentingan keilmuan maupun tujuan praktis. Berdasarkan
pertimbangan tersebut dapat ditegaskan di sini bahwa urgensi
dari studi tentang keberhasilan Kabupaten Sragen dalam
menerapkan TIK untuk tata penyelenggaraan pemerintahan,
yaitu:
1. Hasil studi ini diharapkan mampu menyajikan informasi
dan data yang dapat menunjukkan praktik-praktik terbaik
(best practices) Kabupaten Sragen dalam menerapkan TIK
untuk penyelenggaraan tata pemerintaah guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Best practices ini
diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi sesama
Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia, maupun institusi
vertikal yang hendak menerapkan TIK untuk tujuan yang
sama.
2. Hasil studi diharapkan dapat menyajikan informasi
mengenai sisi positif dan negatif dari keberhasilan
Kabupaten Sragen dalam menerapkan TIK untuk
penyelenggaraan tata pemerintahan demi meningkatnya
kesejahteraan masyarakat. Informasi tersebut sangat
berguna sebagai referensi dalam menyusun strategi
penerapan TIK untuk penyelenggaraan tata pemerintahan
maupun meningkatkan kualitas layanan publik.
3. Hasil studi ini dapat pula menjadi catatan perkembangan
(prograss report) atas praktik terbaik Kabupaten Sragen di
bawah kepemimpinan Bupati Untung Wiyono dalam
menerapkan TIK untuk penyelenggaraan tata pemerintahan.
7
Faktor Keberhasilan dan Hambatan Penerapan …
Metode Studi:
Sifat penelitian
Untuk kepentingan studi ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Artinya, laporan
studi disampaikan dengan cara menguraikan atau
mendeskripsikan fakta dan data yang berhasil dikumpulkan
melalui pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan kualitatif
unsur subyektivitas sering kali tidak dapat dihindari karena
instrumennya adalah subyek yang melakukan studi itu sendiri.
Oleh karena itu, kondisi fisik lapangan, bentuk dan sifat respon
informan ketika diwawancarai, serta suasana psikologi sosial di
lokasi memengaruhi cara dan hasil kerja dalam pengumpulan
data. Jika suasana lapangan dan informan sangat kondusif,
maka peluang untuk mendapatkan data yang diharapkan bisa
tercapai. Akan tetapi, ketika suasananya tidak memungkinkan
maka harapan untuk memeroleh data yang memadai bisa buyar
seketika.
Berbeda halnya dengan studi yang menggunakan
pendekatan kuantitatif dan instrumennya berupa quesionare
maupun lembar koding (coding sheet), pihak subyek dapat
secara tegas mengambil jarak dengan obyek yang dikaji
8
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
sehingga terhindar dari subyektivitas. Instrumen dalam bentuk
quesionare dan lembar koding lebih tahan uji dari pengaruh
situasi dan kondisi di lokasi. Sehubungan dengan itu, tidak
dapat dipungkiri bahwa bias subyektivitas dapat saja muncul
dalam laporan ini. Oleh karena itu, guna memertahankan
kepercayaan ilmiah maka telah diusahakan untuk
meminimalisasi kecenderungan yang dapat mengurangi akurasi
data dan oebyektivitas hasil penelitian.
9
Faktor Keberhasilan dan Hambatan Penerapan …
Lokasi Penelitian:
Sebagaimana disebutkan di muka, lokasi penelitian ada
di Kabupaten Sragen, dengan mengambil sampel di kantor
BAPPEDA, KPDE, Dinas Pendidikan, Dinas Perdagangan,
Dishubkominfo, dan Badan Perizinan Terpadu. Dipilihnya
lokasi tersebut dilandasi pemikiran bahwa institusi-instusi
tersebut berada pada posisi stategis. BAPPEDA sebagai
institusi yang memegang otoritas tertinggi dalam bidang
perencanaan pembangunan diasumsikan menguasai informasi
terkait dengan perencanaan strategis untuk penerapan TIK
dalam penyelenggaraan tata kelola pemerintahan di Kabupaten
Sragen. Sedangkan pilihan pada KPDE didasarkan pada
keyakinan bahwa lembaga tersebut tentu menguasai persoalan
teknis terkait dengan pengelolaan data elektronik. Demikian
pula dipilihnya Dishubkominfo karena tupoksinya terkait
dengan bidang TIK. Adapun dinas perdagangan, dinas
pendidikan, dan Badan Perizinan Terpadu dipilih berdasarkan
pertimbangan bahwa ketiga lembaga ini dalam menjalankan
tugasnya senantiasa berhubungan langsung dengan warga
masyarakat sehingga dampaknya cepat bisa dirasakan.
11
Faktor Keberhasilan dan Hambatan Penerapan …
13
Faktor Keberhasilan dan Hambatan Penerapan …
Tabel 01
Jumlah penduduk Kabupaten Sragen Periode 2002-2009
Tabel 02
Jumlah Sekolah dan Siswa di Kabupaten Sragen Tahun
2009
Tingkat Pendidikan
Jumlah
TK SD SMP SMA SMK
Sekolah 545 590 87 25 43
Murid 16.613 87.710 36.854 9.990 20.234
Sumber: Kabupaten Sragen dalam Angka 2009
17
Faktor Keberhasilan dan Hambatan Penerapan …
19
Faktor Keberhasilan dan Hambatan Penerapan …
20
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Adapun jenis aplikasi yang masuk kategori sebagai
front office dan dimaksudkan untuk melayani kepentingan
masyarakat, terdiri dari:
1. Portal web Sragen (www.sragenkab.go.id)
2. Video.sragenkab.go.id
3. Tabloid Online Smart
4. Informasi pariwisata
5. Sistem informasi Geografis
6. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(Simduk)
7. Sistem Jaringan Data Informasi Hukum (SJDI)
8. Aplikasi Perdagangan antar wilayah
9. Layanan Pengadaan secara Elektronik (LPSE)
10. Sistem Perizinan Online
Ketujuh, pengembangan jaringan infrastruktur. Selain
keberhasilan dalam mengembangkan aplikasi baik untuk
kepentingan internal maupun eksternal, Pemda Sragen terus
melakukan inovasi dalam pemanfaatan TIK untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada awal tahun 2011,
Pemda Sragen telah membangun jaringan khusus untuk CCTV
di sepuluh titik strategis guna pemantauan arus lalu lintas dan
keamanan wilayah. Tujuan pemasangan CCTV adalah untuk
memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat. Hal itu
terbukti dengan berhasil ditangkapnya perampok BRI setempat
berkat pemantauan CCTV. Pusat kendali CCTV berada di
Crisis Centre dan operasionalisasinya dilakukan atas kerjasama
KPDE, kepolisian, dinas Perhubungan, serta Crisis Centre.
Selain memasang CCTV di titik vital, di tahun terakhir
kepemimpinan Bupati Untung Wiyono, Pemda Sragen
21
Faktor Keberhasilan dan Hambatan Penerapan …
Pembudayaan TIK
Guna mendukung program penerapan TIK dalam tata
penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Sragen, ditempuh
berbagai strategi antara lain dengan melakukan pembudayaan
TIK baik di lingkungan pejabat, staf maupun pada level
masyarakat luas. Di tingkat pejabat dan pegawai Pemda,
pembudayaan dilakukan dengan membiasakan mereka
melakukan berbagai urusan dinas menggunakan TIK, seperti
23
Faktor Keberhasilan dan Hambatan Penerapan …
Strategi Pengembangan
Upaya mengembangan TI untuk tata penyelenggaraan
pemerintahan di Kabupaten Sragen terus dilakukan. Adapun
strategi yang ditempuh, antara lain:
1. Pengembangan fasilitas berbasis wireless untuk kepen-
tingan Front Office (FO) dalam rangka meningkatkan
24
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
kualitas pelayanan publik. Rasionalisasinya, jika fasilitas
untuk penyelenggaraan layanan publik semua sudah
berbasis wireless maka akan memudahkan bagi warga
masyarakat untuk melakukan akses.
2. Mewujudkan single site on
3. Optimalisasi FO untuk dua tujuan utama, yaitu input
upload dalam proses mendapatkan IMB dapat dilakukan
dari rumah dengan maksud mendekatakan pelayanan ke
masyarakat, dan cetak KTP dapat dilakukan di kantor desa
sehingga masyarakat memeroleh kemudahan dalam
mendapatkan layanan publik.
4. Upgrade atau peningkatan kualitas SDM TI yang ada di
lingkungan Pemerintah Daerah Sragen secara berke-
sinambungan dengan orientasi pencapaian standar
internasional, khususnya untuk programer dan ahli
jaringan.
Faktor Keberhasilan
Keberhasilan Kabupaten Sragen dalam menerapkan
TIK untuk penyelenggaraan tata pemerintahan telah menjadi
acuan banyak pihak, tidak saja sesama pemda di seluruh
Indonesia, tetapi juga lembaga-lembaga vertikal, perguruan
tinggi, lembaga riset, bahkan pihak luar negeri. Pertanyaan
yang senantiasa muncul, mengapa Sragen bisa berhasil
sedangkan daerah lain tidak. Menurut Fathul Wahid (2007),
ada enam faktor yang mendorong keberhasilan e-government
di Kabupaten Sragen, yaitu: (1) kepemimpinan politik yang
kuat dengan visi jelas, (2) pelibatan semua pihak, (3)
penyiapan sumber daya manusia, (4) implementasi secara
bertahap, (5) pembangunan kemitraan, dan (6) melakukan
25
Faktor Keberhasilan dan Hambatan Penerapan …
Hambatan:
Selain faktor keberhasilan, studi ini juga berusaha untuk
mengidentifikasi permasalahan yang menghambat penerapan
TIK di kabupaten Sragen. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Kepala KPDE, Dwiyanto (April 2011), serta hasil
kajian sumber sekunder dapat diidentifikasi sejumlah
permasalahan yang menghambat penerapan TIK di Kabupaten
Sragen, yaitu:
27
Faktor Keberhasilan dan Hambatan Penerapan …
29
Faktor Keberhasilan dan Hambatan Penerapan …
31
Faktor Keberhasilan dan Hambatan Penerapan …
PENUTUP
Simpulan
1. Semasa Pemerintahan Untung Wiyono pada periode 2001-
2005 dan 2006-2011, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa
Tengah dikenal berhasil menerapkan TIK dalam penye-
lenggaraan tata pemerintahan daerah sehingga mendorong
terciptanya efisiensi dan meningkatkan kualitas layanan
publik. Optimalisasi penggunaan TIK mendorong laju
investasi di daerah ini meningkat pesat dibanding periode
sebelumnya, sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) pun
meningkat secara signifikan.
2. Keberhasilan Pemda Sragen dalam menerapkan TIK lebih
dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan politik yang kuat
sehingga dapat menyatukan semua pihak yang terkait untuk
saling mendukung. Munculnya kepemimpinan yang kuat
tidak terlepas dari kapabilitas figur Bupati Untung Wiyono
yang berlatar belakang sebagai pengusaha sehingga
memiliki keberanian untuk mengambil resiko.
3. Selain faktor pendorong, ternyata banyak juga faktor yang
menghambat proses penerapan TIK dalam penyelenggaraan
tata pemerintahan di Sragen. Faktor penghambat itu dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori, yakni permasalahan
struktural dan sosio kultural. Permasalahan struktural hanya
dapat dipecahkan jika ada kemauan politik dari struktur
yang lebih tinggi, sedangkan permasalahan sosio kultural
dapat dipecahkan oleh pihak pemda sejauh memiliki
ketelatenan, dan jaminan kesinambungan.
32
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Rekomendasi:
Kisah sukses Kabupaten Sragen dalam menerapkan
TIK dalam penyelenggaraan tata pemerintahan perlu terus
dikontrol agar tidak mengalami penurunan kinerja akibat
pergantian kekuasaan. Pihak-pihak terkait di Sragen hendaknya
berusaha keras untuk meminimalisasi kecenderungan politiking
yang dapat menyeret kebijakan penerapan TIK dalam
penyelenggaraan tata pemerintahan menjadi isu politik.
Harapannya, jika bisa jauh dari kecenderungan politisasi, maka
siapa pun yang menjabat sebagai bupati tentu tidak akan
membiarkan surutnya kinerja penerapan TIK dalam
penyelenggaraan tata pemerintahan di Kabupaten Sragen.
Di samping itu, kegiatan studi, pengkajian, maupun
penelitian yang terkait dengan penerapan TIK di Kabupaten
Sragen perlu dilakukan secara berkesinambungan oleh lembaga
yang tidak memiliki bias kepentingan. Hal itu dimaksudkan
untuk membangun pengetahuan baru yang dapat didifusikan
kepada pihak lain yang memerlukannya.
33
Faktor Keberhasilan dan Hambatan Penerapan …
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sragenkab.go.id/berita/berita.php?id=8401
http://rnasution.blogspot.com/2008/04/kjri-melbourne-
hadirkan-bupati-sragen.html
http://www.cahsragen.com/search/prestasi-sragen
http://gemolong.multiply.com/reviews/item/23
http://bundaizzan.multiply.com/calendar/item/10009
http://fathulwahid.wordpress.com/2007/06/24/pelajaran-dari-e-
gov-sragen-2/ (diunduh, 9-6-2011 pukul 13.30 WIB)
http://digilib.uns.ac.id/abstrak_9217_
Wawancara dengan Kepada Kantor Pengelola Data Elektronik
(KPDE) Kabupaten Sragen, Dwiyanto, M.Si, 4 April
2011
Wawancara dengan Kepala Seksi Jaringan, KPDE, Hartono, 4
April 2011-12-03
Wawancara dengan Budi Yuwono (KPDE), 4 April 2011
34
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Oleh:
Novian Anata Putra dan R.M. Agung Harimurti2
Latar Belakang
Terhitung mulai 1 Mei 2010, UU No 14/2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (KIP) berlaku efektif.
Keterbukaan informasi (freedom of information) merupakan
salah satu pilar kebebasan berekspresi dan demokrasi,
transparansi publik dan good governance. Bagi Indonesia,
khususnya bagi masyarakat, UU tersebut menjadi harapan baru
partisipasi kritis warga dalam pembangunan, pengembalian hak
warga atas berbagai informasi kebijakan yang selama ini
dimanipulasi. Hak atas informasi dan menyampaikan aspirasi
merupakan bagian dari hak asasi manusia yang telah diakui
secara internasional. Dalam konteks penyelenggaraan
pemerintahan, pemenuhan kedua hak asasi tersebut dianggap
memiliki nilai strategis dalam mewujudkan tata pemerintahan
yang baik (good governance). Upaya mewujudkan
1
Artikel ini dibuat sebagai hasil pembinaan kader peneliti di BPPKI
Yogyakarta melalui program penelitian mandiri.
2
Kandidat Peneliti dan Peneliti Muda BPPKI Yogyakarta.
35
Model Pengembangan e-service Pelayanan …
37
Model Pengembangan e-service Pelayanan …
Perumusan Masalah
”Bagaimanakah Model Pengembangan e-service Pelayanan
Informasi Publik Lembaga Riset yang berkarakteristik
Komunikasi dan Informatika?”
Tinjauan Pustaka
Website akan efektif dalam mewujudkan keterbukaan
dan memberikan fasilitas partisipasi penyelenggaraan
pemerintahan apabila informasi dan fasilitas yang tersedia pada
website tersebut diakses dan dimanfaatkan secara aktif oleh
warga dan pemangku kepentingan lainnya. Namun,
dikembangkannya website sebagai media untuk menyediakan
informasi yang memadai mengenai penyelenggaraan
pemerintahan dan lengkapnya fitur atau fasilitas untuk
menyampaikan aspirasi pada website itu belum cukup untuk
menjamin aktifnya warga dan pemangku kepentingan untuk
berpartisipasi memanfaatkannya (Bhatnagar, 2003; Coleman,
et al., 2008; Ferber, Foltz, & Pugliese, 2005b). Terlebih ketika
kesenjangan digital masih menjadi persoalan serius di suatu
negara (ICCP, 2000; OECD, 2001c).
Keberadaan dan keunggulan website dapat diman-
faatkan untuk memfasilitasi pemenuhan hak warga informasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan (La Porte, 2000). Dalam
hal ini website dapat dimanfaatkan untuk menyediakan
informasi mengenai berbagai aktivitas penyelenggaraan
pemerintahan yang akan, sedang, maupun telah dilakukan dan
menyediakan fasilitas untuk melakukan sesuatu, seperti
berpartisipasi menyampaikan aspirasi dan mengakses layanan
(UN, 2008b; Ferber, Foltz, & Pugliese, 2005b). OECD
merekomendasikan penggunaan teknologi berbasis komputer
dan internet dalam mengembangkan e-government (OECD,
39
Model Pengembangan e-service Pelayanan …
Kerangka Konsep
e-Government
TIK telah digunakan sektor publik selama lebih dari 50
tahun yang lalu. Pemanfaatan TIK dalam penyelenggaraan
pemerintahan disebut electronic government (e-government).
Inisiatif e-Government dimulai ketika penggunaan TIK menuai
sukses di wilayah bisnis, atau dinamakan e-Commerce (e-
Com). E-Com telah merubah cara orang melakukan
komunikasi, bekerja, dan melakukan bisnis. Keberhasilan ini
kemudian dikembangkan di wilayah publik untuk mening-
katkan kinerja organisasi publik (Batenburg, 2008; Lai, 2007;
Lea 2007; Liang, 2007; Loong & Boon, 2008; Premkumar,
2006; Velcu, 2007; Wang, 2007). Pengertian e-government
sangat beragam, tapi pada intinya e-government adalah
penggunaan TIK yang dapat meningkatkan kualitas hubungan
antara pemerintah dengan warga, kalangan swasta, pemangku
kepentingan lainnya, dan internal pemerintah sendiri (Siau &
Long, 2005; Bolívar, Pérez & Hernández, 2007; Seifert &
Chung, 2008; Dugdale, et al., 2005; Zhang, 2002; Reddick,
2004; UN, 2003; Silcock, 2001).
Penggunaan e-Government diharapkan akan membuat
masyarakat dan pemerintah mampu berhubungan secara lebih
40
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
baik, murah, dan efektif, terutama bagi pemerintah sebagai
penyampai informasi dan pelayanan. Kualitas pelayanan
pemerintah akan meningkat (Vassilakis, 2004), partisipasi
warga dalam meningkat (Lytras, 2006), kepercayaan
masyarakat meningkat (Abie, 2004), dan akuntabilitas birokrasi
lebih baik (Eyob, 2004; Gonzalez, 2007; Holzer, 2004) serta
transparan (Eyob, 2004; Iyer, 2006; Tran, 2004; Wescott,
2005). Lebih dari itu proses pengambilan keputusan di
lingkungan pemerintah akan lebih tepat, akurat, dan aman
(Holden, S.H., dan Millett, L.I., 2005) sehingga penggunaan e-
Government akan merubah perilaku aparat dan masyarakat
dalam pengelolaan urusan publik menjadi lebih baik
(Premkumar, 2006; Brown dan Venkatesh, 2005).
Kepopuleran internet dan website bahkan seringkali
mengaburkan makna e-Government itu sendiri, seolah e-
Government identik dengan internet dan website (tools), bukan
sebagai sebuah sistem pengelolaan relasi baru yang bersifat
timbal balik antara pemerintah dan berbagai pemangku
kepentingannya (ends) melalui pengembangan media berbasis
teknologi informasi (tools).
Website atau situs web ini kemudian menjadi menggurita
dalam hal ukuran dan jumlah penggunanya (Ilan, 2003; Siau,
2005; Wagner et al, 2006). Menurut Silcock, (2001), Eyob
(2004), Banerjee serta Chau (2004), penghantaran pelayanan
melalui website itu yang kemudian disebut sebagai e-
Government. Sementara Liu (2004), Silcock (2001), Eyob
(2004) (dalam Purbokusumo & Prasetya, 2009), Ke & Wei
(2006) CDT ( 2002), Thomas & Streib (2003), Davison, et al
(2005), dan Luling (dalam Burn & Robins, 2003)
41
Model Pengembangan e-service Pelayanan …
Website
Terminologi situs web atau website adalah kumpulan dari
halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain
atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide
Web (www) di Internet. Wikipedia memberikan pengertian
mengenai web page sebagai dokumen yang ditulis dalam
format HTML (Hyper Text Markup Language), yang hampir
selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang
menyampaikan informasi dari server website untuk ditampilkan
kepada para pemakai melalui web browser. Semua publikasi
dari website-website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan
informasi yang sangat besar (wikipedia.org). Memiliki substan-
si yang sama namun dengan kalimat yang lebih sederhana,
Supriyanto (dalam Pitoyo, 2007: 15) mendefinisikan World
Wide Web adalah sebuah koleksi keterhubungan dokumen-
dokumen multimedia yang disimpan di internet dan dapat
diakses dengan menggunakan protokol http.
Terdapat dua jenis website. Pertama, website yang
statis, yaitu bentuk website yang isinya tidak dimaksudkan
untuk di update secara berkala, dan biasanya di-maintain
secara manual oleh beberapa orang yang menggunakan
software editor. Kedua, website yang dinamis, yaitu website
yang secara berkala berubah isi atau kandungan informasinya.
43
Model Pengembangan e-service Pelayanan …
Model
Menurut pemahaman ilmu pengetahuan, model merupakan
representasi atas realitas (Grunig dan Grunig dalam Riyanto,
2007) atau lebih tepatnya representasi atas realitas yang
disederhanakan. Dalam memahami relitas kita membutuhkan
panduan atau model yang dapat bekerja untuk menggambarkan
realitas yang dimaksud. Definisi paling sederhana dari model
45
Model Pengembangan e-service Pelayanan …
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, peneliti
berharap metode ini mampu memaparkan fenomena yang
terjadi dengan lebih jelas. Diharapkan, penggunaan metode ini
akan mampu menjelaskan bagaimana proses pelayanan
informasi publik dalam pelaksanaan Undang-Undang No. 14
Tahun 2008 berlangsung. Subyek penelitian ini adalah Badan
Publik Lembaga Riset Kominfo yang dipilih secara purposive,
di mana sasaran penelitian ini adalah lembaga riset komunikasi
dan informatika berkarakteristik layanan regional yang
dijadikan acuan sebagai objek penelitian. Narasumber tersebut
dipilih karena yang bersangkutan dianggap mengetahui dan
memahami keberadaan Lembaga Publik dan terlibat langsung
dalam proses pelayanan informasi publik.
46
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian
ini antara lain:
a. Dokumentasi.
Digunakan untuk mendapatkan data yang relevan dipakai
untuk menjelaskan permasalahan. Adapun sumber bukti
yang dapat dijadikan fokus adalah situs web,
benchmarking, dan berbagai sumber tertulis lainnya yang
relevan dengan masalah yang diteliti.
b. Observasi langsung.
Pengamatan secara langsung terhadap obyek, yakni proses
pelayanan informasi publik di lembaga riset. Melalui
observasi ini maka peneliti mempunyai kesempatan untuk
mengamati pelaku serta kondisi lingkungan di mana obyek
penelitian berada.
c. Wawancara.
Wawancara merupakan sumber informasi yang sangat
penting dalam penelitian yang menggunakan studi kasus.
Wawancara dilakukan dengan menggunakan tipe open
ended memberi peluang kepada peneliti untuk bertanya
kepada informan kunci mengenai fakta-fakta suatu
peristiwa serta opini mereka terhadap peristiwa tersebut.
Peneliti melakukan wawancara mendalam (in-depth
interview) dengan pimpinan Lembaga Riset berkarak-
teristik komunikasi dan Informatika, pengelola website
informasi publik dan pihak-pihak yang terkait dengan
penelitian ini. Wawancara mendalam dilakukan dengan
berpedoman pada interview guide sebagai instrumen
utama.
47
Model Pengembangan e-service Pelayanan …
Analisis Data
Data yang diperoleh melalui penelitian ini dianalisis
dengan metode kualitatif, setelah data dikumpulkan, kemudian
data akan direduksi, yakni merangkum, kemudian memilah
hal-hal yang pokok, serta memfokuskan pada hal yang penting,
setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah
menampilkan data. Data tersebut kemudian akan bandingkan
dengan ke-3 benchmark yang telah dipilih. Setelah
mendapatkan model konseptual maka model tersebut akan di
implementasikan seperti rancangan out line diatas
Dalam penelitian ini akan disajikan data dalam bentuk
teks yang bersifat naratif, tahap akhir proses ini adalah
pengambilan simpulan dan rekomendasi.
49
Model Pengembangan e-service Pelayanan …
DIREKAM KE SISTEM
JAWAB KELUHAN
(AUTO RESPON DAN
RESPON)
RESPONS SECARA
MANUAL
KELUHAN LANGSUNG DATABASE
DISIMPAN DI SERVER UPIK DIMASUKKAN KE SISTEM
SECARA MANUAL
DIDISTRIBUSIKAN DIJAWAB
PUBLIK
50
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Pengelolaan Informasi Publik di Kementerian Kominfo
Sesuai dengan Keputusan Menteri Komunikasi dan
Informatika Nomor 117 Tahun 2010 tentang Organisasi
Pengelola Informasi dan Dokumentasi dimana salah satu tugas
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
menyediakan akses informasi publik bagi pemohon informasi.
Terkait dengan tugas tersebut, PPID menetapkan standar
layanan informasi di lingkungan Kementerian Komunikasi dan
Informatika dalam rangka penyelenggraan pelayanan publik
dengan menyediakan sarana, prasarana, fasilitas berupa desk
layanan informasi, fasilitas pendukung seperti layanan akses
internet gratis, petugas pelaksana layanan informasi, instrumen
transaksi, produk pelayanan, serta menetapkan waktu layanan
informasi.
Untuk memenuhi dan melayani permintaan dan
kebutuhan pemohon/pengguna informasi publik, Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi melalui desk layanan
informasi publik melakukan layanan langsung dan layanan
melalui media antara lain menggunakan telepon/fax. Telp/Fax:
021 3452841; Email : pelayanan@depkominfo.go.id; dan
website : http://ppidkemkominfo.wordpress.com.
Dalam memberikan layanan informasi kepada pemohon
informasi PPID menetapkan waktu pemberian Pelayanan
Informasi Publik. Di Kementerian Komunikasi dan Informatika
penyelenggaraan Pelayanan Informasi Publik dilaksanakan
pada hari kerja Senin sampai dengan Jumat.
51
Model Pengembangan e-service Pelayanan …
Gambar 2
Pengelola Informasi
PPID PPID Satker
dan Dokumentasi
53
Model Pengembangan e-service Pelayanan …
Gambar 4
54
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
tersebut dapat dilakukan secara terintegrasi dalam website
pemerintah.(Im & Jung, 2001).
57
Model Pengembangan e-service Pelayanan …
59
Model Pengembangan e-service Pelayanan …
(c) Indeks adalah suatu daftar indeks isi situs web yang
disusun berdasarkan urutan alfabet (A-Z) atau tematik
(tema informasi)
(d) Download center atau pusat pengunduhan informasi
adalah media khusus pada website lembaga riset
berbasis komunikasi dan informatika untuk
menyediakan informasi yang dapat diunduh. Pada
media atau space khusus ini biasanya berisi berbagai
informasi penting yang banyak diperlukan pengguna
website.
(e) Database adalah area khusus pada website lembaga
riset berbasis komunikasi dan informatika yang
digunakan untuk menyediakan berbagai informasi atau
data penting yang dapat diunduh atau hanya dapat
dilihat.
(f) Link atau tautan subdomain website lembaga riset
berbasis komunikasi dan informatika adalah fasilitas
berupa tautan atau konektor ke suatu halaman khusus.
(3) Ketersediaan ringkasan informasi adalah fasilitas pada
website lembaga riset berbasis komunikasi dan informatika
yang didasarkan pada tersedianya atau tidak ringkasan
untuk informasi tentang: Anggaran Lembaga, SK Dinas,
dan rencana atau agenda lembaga. Hal ini menyediakan
informasi berbentuk grafik, tabel, atau ringkasan teks pada
menu website.
(4) Fasilitas website lembaga riset berbasis komunikasi dan
informatika sebagai media penyampaian aspirasi
adalah fasilitas yang disediakan secara umum maupun
khusus yang harus dimiliki oleh website yang dapat
digunakan untuk menyampaikan aspirasi masyarakat.
60
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
(5) Fasilitas penyampaian aspirasi adalah fasilitas yang
terdapat pada website lembaga riset berbasis komunikasi
dan informatika yang dapat digunakan oleh pengguna
untuk dapat dengan mudah menyampaikan aspirasinya
melalui berbagai fasilitas komunikasi yang tersedia pada
website. Fasilitas penyampaian aspirasi akan mewakili 3
aspek, yaitu ketersediaan dan jenis fasilitas komunikasi,
kualitas interaktivitas, dan kualitas pengembangan
partisipasi publik;
(6) Ketersediaan dan jenis Fasilitas komunikasi adalah
penyediaan fasilitas komunikasi yang terdapat pada
website lembaga riset berbasis komunikasi dan
informatika;
(a) Jenis fasilitas komunikasi yang tersedia, akan
dibedakan menjadi dua, yaitu fasilitas yang bersifat
interaktif langsung atau online (semacam live chat,
instant messaging, dan on-line forum) dan fasilitas
komunikasi interaktif tidak langsung atau offline
(seperti e-mail, mailing list, open web forums, dan
polls/ survey).
(b) Ketersediaan fasilitas komunikasi khusus dengan
pengambil kebijakan di Lembaga Riset, yang
dibedakan menjadi 2, yaitu fasilitas komunikasi
dengan kepala lembaga dan fasilitas komunikasi
dengan pejabat di lembaga riset.
(7) Interaktivitas adalah fasilitas dari penggunaan fasilitas
komunikasi berjenis interaktif tidak langsung yang tersedia
pada website lembaga riset berbasis komunikasi dan
informatika, seperti open web forum, buku tamu, mailing
list, dan sejenisnya yang harus segera direspon.
61
Model Pengembangan e-service Pelayanan …
62
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Gambar 6
Bagian
Teknis V
User JAWABAN
YA E
Bagian
Administrasi Inter
R INFORMASI
PUSAT DATA Face
lembaga riset I
berbasis kominfo TIDAK
Bagian Model
Keuangan Web
V
dengan
I konten
ASPIRASI
Bagian yang
Substansi K dire-
komen-
dasi
A
Bagian
Barang/
Jasa
S
63
Model Pengembangan e-service Pelayanan …
REFERENSI
64
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Oleh:
Daru Nupikso1
1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) dengan dampak positif dan negatif yang ditimbulkannya
merupakan realitas yang harus dihadapi berbagai pihak,
termasuk pemerintah daerah. Tanpa mengabaikan sisi
negatifnya, kehadiran TIK dewasa ini menjadi pilihan bagi
pemerintah daerah guna mengoptimalkan pelayanannya.
Keberhasilan suatu pemerintah daerah mengimplementasikan
TIK dengan manfaat yang diperolehnya menjadi inspirator bagi
daerah lain untuk melakukan hal yang sama.
Pemanfaatan TIK di kalangan pemerintah atau dikenal
dengan electronic government (e-govt) pada dasarnya
mempunyai dua tujuan, yaitu pemanfaatan untuk internal
birokrasi dan untuk pelayanan publik. Kebijakan pemanfaatan
TIK selain mempertimbangkan tujuan juga harus memper-
timbangkan faktor lain terutama infrastruktur. Di samping
untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan publik, pemerintah
1
Peneliti pada Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan
Informatika (BPPKI) Yogyakarta
65
Pengembangan Surakarta Cybercity …
2. Permasalahan
Berpijak dari latar belakang yang telah diurai di atas,
maka tulisan ini akan mengkaji lebih jauh mengenai arah
kebijakan Pemerintah Kota Surakarta dalam memanfaatkan dan
mengembangkan TIK menuju terwujudnya Surakarta cybercity.
Sehingga permasalahan yang diangkat adalah:
Bagaimana arah kebijakan TIK di Kota Surakarta
dalam rangka mewujudkan Surakarta cybercity
67
Pengembangan Surakarta Cybercity …
69
Pengembangan Surakarta Cybercity …
c. Media
Ada beberapa surat kabar yang beroperasi di daerah
Solo, antara lain Solo Pos, Radar Solo (grup Jawapos), dan
Joglosemar (surat kabar Jogja, Solo, Semarang). Selain itu ada
70
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
pula puluhan stasiun radio di Solo dan sebuah televisi lokal
yang beroperasi di Solo, yaitu TA TV (Terang Abadi Televisi).
6. Konsep Cybercity
Berdasarkan asalnya, cybercity mengandung dua makna
yaitu sibernetika dan konsep dunia maya (cyber) atau internet.
Konsep sibernetika (cybernetics) pertama kali diperkenalkan
oleh Norbert Wiener pada tahun 19482. Sibernetika merupakan
studi kontrol dan komunikasi pada hewan dan mesin. Teori ini
membandingkan komunikasi mesin layaknya komunikasi antar
manusia. Meskipun teori ini dikembangkan pada waktu internet
belum dikenal, tetapi konsep sibernetika meluas dan tetap
relevan dengan perkembangan teori komunikasi pada saat ini.
Robert T Craig dalam bukunya Communication Theory
as a Field3 menulis bahwa teori cybernetic sebagai pengolahan
informasi menjelaskan bagaimana kompleksnya segala macam
sistem, apakah itu hidup atau tak hidup, makro maupun mikro,
mampu berfungsi, dan juga mengapa sering tidak berfungsi.
Terkait dengan itu, pada perkembangannya, konsep Cybercity
tidak lepas dari konsep dunia maya atau internet. Dalam pema-
haman ini, Cybercity merupakan lokus komunikasi dengan
komputer sebagai mediasi dan interaksi sosial yang terjadi.
Dalam sebuah Cybercity, maka elemen yang mem-
bentuk adalah sistem dalam masyarakat, sistem dalam
pemerintah dan sistem dalam dunia usaha/swasta. Ketiga
sistem tersebut saling berinteraksi dan saling memengaruhi dan
tetap menjaga keseimbangan agar sistem tetap berjalan stabil.
Disamping itu ada elemen penting yang mendukung
2
Sumber:http://www.colorado.edu/communication/meta-discourses/
Papers/ App_Papers/McGarry.htm
3
Robert T Craig – Communication Theory as a Field
71
Pengembangan Surakarta Cybercity …
4
http://www.beacukai.go.id/library/data/kaber2.pdf.
72
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Keuntungan yang didapat dengan klusterisasi antara
lain punya prospek yang lebih baik untuk meningkatkan
produktivitas karena kebutuhan akan sumber daya tersedia
dekat, sehingga berbagai kebutuhan perusahaan dapat dipenuhi
secara cepat, mudah dan lebih murah. Pengelompokan usaha
akan mempersempit jurang kesenjangan karena berbagai
informasi akan lebih cepat tersebar, termasuk informasi tentang
inovasi dan produk-produk baru sehingga konsentrasi terhadap
produk akan lebih intens. Berbagai kelebihan tersebut akan
mengurangi cost yang berarti akan meningkatkan value
perusahaan.
Dalam cybercity pemanfaatan IT akan menjadi
tulangpunggung aktivitas masyarakat. Kebutuhan yang tinggi
akan kebutuhan aplikasi dan infrastruktur IT akan menarik
investor. Berkembangnya dunia usaha di suatu kawasan akan
meningkatkan perekonomian kawasan tersebut.
73
Pengembangan Surakarta Cybercity …
5
Sumber: pusdatinkomtel kemendagri
74
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
sebagai leading system dalam Cybercity. Pemerintah
mempunyai wewenang di bidang regulasi peraturan dan
perijinan yang sangat diperlukan agar pengembangan Cybercity
tidak menimbulkan permasalahan hukum.
Cybercity umumnya dikembangkan di perkotaan
mengingat wilayah tersebut mempunyai fasilitas TIK relatif
lebih lengkap dibanding wilayah pedesaan atau pinggiran.
Pusat bisnis, pendidikan dan hiburan juga banyak berkembang
di perkotaan, sehingga infrastruktur untuk mendukung berbagai
kegiatan masyarakat dan dunia usaha akan dikembangkan.
Basis bagi pengembangan Cybercity adalah masyarakat
pengetahuan, bisnis dan pelayanan publik. Masyarakat
perkotaan relative lebih tinggi tingkat pendidikannya dan
mempunyai tingkat sosial dan ekonomi lebih baik dibanding
masyarakat perdesaan.
Struktur sosial dan ekonomi masyarakat merupakan
pertimbangan utama dalam investasi dunia usaha, apa core
bisnis, seberapa besar market yang mampu dikuasai adalah
faktor yang diperoleh setelah melihat struktur sosial-ekonomi
masyarakat. Bisnis yang memanfaatkan TIK merupakan
elemen penting dalam Cybercity. Di samping infrastruktur TIK
dan kondisi sosial-ekonomi masyarakat, daya tarik lain yang
mampu mendorong investor adalah stabilitas dan regulasi.
Stabilitas bukan hanya pada bidang politik, tetapi kondisi
masyarakat yang terkait erat dengan budaya dan adat istiadat.
Pemerintahan yang stabil merupakan prasyarat penting guna
menghasilkan kebijakan yang mampu mendorong pertumbuhan
investasi.
Cybercity dalam taraf tertentu akan memberi
kesempatan pada dunia usaha untuk lebih banyak bertransaksi
75
Pengembangan Surakarta Cybercity …
6
http://www.itpin.com/blog/ebay-amazon-google/
76
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
penguatan pemanfaatan TIK harus seimbang antara lingkungan
pemerintah dan masyarakat.
Pembangunan infrastruktur di kalangan swasta selama
ini sudah berjalan dan pemerintah berperan sebagai fasilitator.
Meskipun demikian kemudahan yang diberikan pemerintah
untuk mendukung pengembangan infrastruktur TIK swasta
sangat penting. Misalnya melalui transparansi perijinan, hal itu
merupakan salah satu point penting guna mendorong minat
dan peran aktif sektor swasta.
77
Pengembangan Surakarta Cybercity …
Tabel 3
Lokasi Hot-Spot di Kota Surakata
78
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Tabel 4
Aplikasi yang Terpasang Di Lingkungan Pemkot Surakarta
80
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Table 5
Lokasi Taman Pintar di Kota Surakarta
81
Pengembangan Surakarta Cybercity …
Table 6
Perguruan Tinggi Jurusan Komunikasi Informatika
di Surakarta
No. Nama PT dan Alamat Jurusan
Akademi Manajemen
1. Informasi dan Komunikasi/ Jl. Manajemen Komunikasi
A. Yani 181 Solo
Universitas Sebelas Maret / Jl Ilmu Komunikasi
2. Ir Sutami No. 36 Kentingan, Desain komunikasi Visul
Solo Teknik Informatika
Universitas Boyolali/ Jl Teknik Informatika
3.
adisucipto No. 170, Solo Ilmu Komunikasi
82
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Politeknik Pratama Mulia / Jl.
Teknik Komputer
4. Harjo Panular No. 18
Manajemen Informatika
Surakarta
Ilmu Komunikasi
Universitas Sahid Surakarta /
5. Desain komunikasi Visul
Jl. Adisucipto No. 154
Teknik Informatika
6. STMIK Duta Bangsa / Jl. Sistem Infomasi
Bhayangkara No. 55 Manajemen Informas
Surakarta Teknik Informatika
7 Universitas Slamet Riyadi /
Jl. Sumpah Pemuda No. 18 Ilmu Komunikasi
Banjarsari, Surakarta
8. STMIK AUB Surakarta / Jl. Sistem Komputer
MW. Maramis No. 29 Sistem Komunikasi
Cengklik Surakarta Teknik Komputer
9. Universitas Kristen Surakarta
/ Jl RW Monginsidi No. 36- Teknik Informatika
38 Surakarta
10. Teknik Informatika
Sistem Komunukasi
Universitas Surakarta / Jl.
Ilmu Komunikasi
Raya Palur Km 5 Surakarta
Teknik Informatika
Teknik Komputer
11. Politeknik Indonusa Surkarta
Manajemen Informatika
/ Jl. KH. Samanhudi No. 31
Komunikasi Massa
Surakarta
12. Akademi Seni dan Desain
Indonesia / Jl. Slamet Riyadi Desain komunikasi visual
No. 158 Surakarta
13. Amik Harapan Bangsa
Surakarta / Jl. Pakel Sumber, Manajemen Informatika
Surakarta
Sumber: website dikti go id dan observasi langsung
83
Pengembangan Surakarta Cybercity …
7
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan (akses
2/6/2011)
85
Pengembangan Surakarta Cybercity …
87
Pengembangan Surakarta Cybercity …
8
http://openstudy.wikispaces.com/techno+park
9
http://www.solotechnopark.com
88
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Indonesia. Menciptakan dan menjalin hubungan strategis
nasional dan internasional dalam peluang kerjasama di masa
depan” tidak hanya fokus pada kegiatan pelatihan dan
pendidikan, tetapi sesuai dengan konsep technopark yaitu
sebagai kawasan industri teknologi masa depan. Untuk itu
fasilitas dan infrastruktur perlu dipersiapkan dan dibangun.
Dalam kaitan ini peran pemerintah sebagai fasilitator menjadi
sangat penting dan strategis karena daya tarik investor untuk
masuk ke STP salah satunya ditentukan oleh kelengkapan
fasilitas dan infrastrukturnya.
89
Pengembangan Surakarta Cybercity …
10
Ananta Gondomono, Academic Manager Microsoft Indonesia, http://
managementfile.com/journal.php?id=1361&sub=journal&awal=650&pa
ge=ict
90
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Dari perannya, TIK dapat diklasifikasikan menjadi 4
tahap, yaitu11:
Gambar 7
Pentahapan Peran TIK
11
Modul E-Government – Bimtek Sertifikasi Kompetensi Dasar CIO –
Kemkominfo, UI, ITB, UGM dan ITS
91
Pengembangan Surakarta Cybercity …
92
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
baru dalam berbagai aktivitas manusia. Misalnya penggantian
KTP menjadi e-KTP merupakan bentuk enabler karena KTP
model baru ini tidak hanya sekedar bukti identitas, tetapi
mempunyai chip yang menyimpan data lengkap pemegangnya.
e-KTP belum diimplementasikan di Surakarta dan pengurusan
KTP selama ini masih manual dengan proses berjenjang dari
tingkat RW hingga kecamatan.
Pada tahap akhir atau transformer, TIK sudah menjadi
budaya dan dipergunakan dalam seluruh aktivitas manusia
dimanapun, kapanpun dan siapapun. Dalam tahap ini seluruh
tatanan yang berhubungan dengan pemerintahan, sosial-
kemasyarakatan, ekonomi, hukum dan lain lain sudah
terhubung (terkoneksi).
Pentahapan peran TIK dalam implementasinya akan
selaras dengan penetrasi dan pemahaman masyarakat terhadap
TIK. Peningkatan penetrasi TIK harus diimbangi dengan
literasi masyarakat terhadap TIK, artinya masyarakat harus
dikondisikan menjadi melek TIK. Hal ini bukan sesuatu yang
mudah, murah dan instan. Pembangunan infrastruktur yang
lengkap akan sia-sia bila masyarakat belum siap menerimanya.
Melek TIK di sini bukan saja mampu mengopersikan perangkat
TIK, tetapi harus memahami pemanfaatannya dan menjadikan
TIK sebagai bagian dari kegiatan masyarakat yang memberi
nilai tambah (value added) dalam berbagai aspek kehidupan.
Menurut UNESCO pemanfaatan TIK dapat
12
diklasifikasikan menjadi empat tahap , yaitu:
12
http://www.wtvi.com/teks/integrate/tcea2001/powerpointoutline.pdf
93
Pengembangan Surakarta Cybercity …
Gambar 8
Pentahapan Pemanfaatan TIK
13
http://www.libraryinstruction.com/infolit.html
95
Pengembangan Surakarta Cybercity …
9. Penutup
Secara konseptual pengembangan Cybercity di
Surakarta sudah mulai nampak meskipun masih merupakan
titik awal. Ke depan keberlanjutan pengembangannya akan
sangat tergantung pada komitmen Pemerintah Kota Surakarta
selaku leading system. Keberhasilan Pemerintah Kota
Surakarta mengintegrasikan layanan pemerintah dengan
aktivitas dunia usaha, kepentingan masyarakat dan dukungan
sektor akademisi merupakan kunci sukses Cybercity.
Pengembangan Cybercity merupakan konsekuensi dari
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan akses informasi dan
perkembangan cara berkomunikasi yang didukung oleh
teknologi. Selain itu perkembangan global yang menuntut
transparansi dan kecepatan dalam berbagai aktivitas manusia
96
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
juga menjadi faktor yang sangat mendasar bagi terwujudnya
Cybercity. Cybercity didukung oleh 4 elemen dasar, yaitu
pemerintah, dunia usaha, masyarakat dan akademisi.
Pemerintah berperan sebagai fasilitator dan penggerak utama
melalui instrument yang dimilikinya. Pada bagaian lain, dunia
usaha, masyarakat dan akademisi sesuai perannya masing-
masing aktif mendukung dan melakukan upaya yang bersifat
konstruktif, produktif dan inovatif.
Peran pemerintah sebagai penggerak utama bukan
berarti bahwa pengembangan Cybercity hanya bersifat top-
down, tetapi elemen diluar pemerintah dituntut aktif agar
pengembangan berjalan secara serasi. Artinya Cybercity akan
dapat berkembang dengan baik apabila terjalin kerjasama top-
down dengan bottom-up, antara pemerintah dengan ke 3
elemen yang lain.
Pemerintah Kota Surakarta sudah memulai dengan
mengeluarkan kebijakan dan pembangunan fisik infrastruktur
TIK, masyarakat sudah mulai aktif memanfaatkannya, dunia
usaha di Surakarta banyak yang memanfaatkan TIK untuk
mendukung usahanya dan dunia pendidikan mulai
menghasilkan SDM yang mempunyai basic TIK. Kesemuanya
merupakan modal penting guna mewujudkan Cybercity ke
depan guna kesejahteraan masyarakat Kota Surakarta.
97
Pengembangan Surakarta Cybercity …
98
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Oleh :
Emmy Poentarie1
Pendahuluan
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi
(Information and Communication Technologi - ICT) dewasa
ini telah berkembang begitu pesat. Pada dasarnya teknologi ini
merupakan gabungan dua jenis teknologi yang membentuknya
yakni teknologi komunikasi dan teknologi informasi.
Pengertian teknologi komunikasi yang mengacu pada definisi
Rogers adalah peralatan perangkat keras dalam sebuah struktur
organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial, yang
memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses,
dan saling mempertukarkan informasi dengan individu-
individu lain2. Adapun teknologi informasi menurut Richard
Weiner lebih merupakan instrumen teknologis yang berguna
untuk memproses, mengolah dan menyebarkan data melalui
kombinasi komputer dan telekomunikasi, oleh karenanya
1
Emmy Poentarie, adalah peneliti pada Balai Pengkajian dan
Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Yogyakarta
2
Abrar, Ana Nadya, Teknologi Komunikasi: Perspektif Ilmu Komunikasi,
Yogyakarta, 2003, hal 1
99
Teknologi Informasi dan Gerakan Sosial …
3
Ibid, hal 3.
4
Raharjo, Agus. Cybercrime, Pemahaman dan Upaya Pencegahan
Kejahatan Berteknologi, Bandung,2002, hal 95-96.
100
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Banyak kelompok-kelompok dalam masyarakat yang
diuntungkan dengan kehadiran internet yang berkarakter
interaktif ini. Dunia virtual juga meleburkan sekat-sekat yang
terjadi dan memungkinkan setiap individu bebas untuk
berinteraksi, berkomunikasi dan bertukar informasi dalam
suasana tanpa hirarki. Tanpa harus takut akan tekanan atau
penghakiman dari pihak lain yang disebabkan karena jenis
kelamin, keadaan fisik dan lain sebagainya. Internet yang
dianggap sebagai “ruang sosial” menawarkan kebebasan untuk
berekspresi bagi setiap individu dari kelompok manapun. Tidak
mengherankan bila akhirnya banyak individu-individu yang
bergabung dalam komunitas Mailing List maupun blog
memanfaatkan media baru (internet) ini.
Salah satu kelompok mahasiswa yang memanfaatkan
internet sebagai ajang komunikasi dan interaksi maupun
diskusi adalah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
(KAMMI). Komunitas ini mempunyai Maling List di
mayantara dengan alamat milis-kammi@yahoogroup.com.
Tulisan ini ingin mengetahui bagaimana komunitas
KAMMI memanfaatkan internet dalam gerakan sosial
menentang kenaikan harga BBM.
Pembahasan.
Cyberspace
Perkembangan teknologi jaringan komputer global atau
internet telah menciptakan dunia baru yang dinamakan
cyberspace. Cyberspace adalah sebuah dunia komunikasi
berbasis komputer (computer mediated communi-cation) yang
menawarkan realitas baru, yakni realitas virtual (virtual
reality). Perkembangan ini membawa perubahan yang besar
101
Teknologi Informasi dan Gerakan Sosial …
5
Ibid, hal 4.
6
Hadi, Astar, Matinya Dunia Cyberspace, Yogyakarta, 2005, hal 14.
102
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
keberadaan benda berwujud. Bedanya dengan benda yang
wujudnya berada dalam dunia nyata, cyberspace sebagai hasil
teknologi tidak berada dalam dunia nyata tetapi ia betul-betul
ada. John Suler dalam artikelnya The Psychology of
Cyberspace Overview and Guided Tour mengung-kapkan
“Cyberspace is psychological space. The psichological study of
cyber-space is as broad as the field of psychology itself.
Anyone who has taken an introductory psichology course
known how vast that terrain is. Cognitive psychology,
personality theory, social psychology, development psychology,
clinical psychology - all are relevant7.
Menurut Yasraf Amir Piliang, cyberspace metafor yang
sering digunakan untuk menyebut ruang-ruang yang ditemui
dalam internet, adalah sebuah ruang yang maya dan imajiner,
tempat setiap orang melakukan apa saja yang biasa dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari dengan cara baru, yaitu secara
artifisial. Di dalamnya orang menggunakan kata-kata dan
gambar untuk saling bersendau-gurau dan berdebat, terlibat
dalam wacana intelektual, melakukan perdagangan, saling
tukar pengetahuan, saling memberikan dorongan emosional,
membuat rencana, brainstorrming, gosip, pertengkaran, jatuh
cinta, protes terhadap siapa saja, kritik terhadap siapa saja,
mencari teman, mencari pacar, bermain game, bermesraan,
menciptakan karya seni, serta bermacam-macam omongan
tanpa juntrungan.8
Interaksi-interaksi sosial yang terjalin dalam internet
kemudian membentuk sebuah komunitas imajiner yang lebih
dikenal dengan komunitas virtual (virtual community atau on-
7
Raharjo, Agus, op.cit. hal 93.
8
Piliang, Yasraf Amir, Sebuah Jagat Raya: Imperialisme Fantasi dan
Matinya Realitas, Bandung, 1999, hal 15.
103
Teknologi Informasi dan Gerakan Sosial …
9
McQuail, Dennis, Mass Communication Theory, London, 2000,hal 133.
10
Licklider, Communities in Cyberspace, dapat diakses di
http://www.sscnet.ucia.edu/soc/fakulty/kollock/papers/communities
01,html
104
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
kepada kelompok, atau dari satu kelompok ke kelompok lain
(the use of a computer to create, address, route, distribute, or
receivemessages sent from one individual to another, from a
group to an individual, from an individual to a group, or from
one group to another group) (Murphy, 1994). CMC bisa
bersifat synchronous maupun asynchronous. Definisi tentang
CMC yang demikian mencakup pelbagai bentuk komunikasi
yang menekankan aspek komputer dalam komunikasi. Untuk
menajamkan pengertian tentang CMD dengan bentuk CMC
lain, Rice (1984) menawarkan definisi sebagai berikut:
Compueter facilitated mechanism for recording and
using a textual transcrip, of a group discussian over varying
lengths of time, by group members who may be geograp-
phically dispersed and who may interact with the transcript
either simultaneoussly or at times of their own choosing.
(komputer memfasilitasi mekanisme bagi perekaman dan
penggunaan transkrip tekstual bagi suatu kelompok untuk lama
waktu yang bervariasi, oleh anggota kelompok yang secara
geografis bisa jadi terpisah dan bisa beriteraksi dengan
transkrip itu secara stimultan maupun pada waktu yang
ditentukan sendiri).11
Definisi di atas menggarisbawahi dimensi waktu,
geografis dan asynchronoucity. Definisi ini sekaligus
menegaskan bahwa yang menjadi perhatian pokok adalah
kelompok. Bisa dilihat bahwa diskusi dalam konteks ini
merupakan diskusi kelompok dan peserta dari diskusi tersebut
anggota kelompok. CMD dalam mailing list yang menjadi
subyek dalam penulisan ini. Seseorang akan menjadi anggota
11
Susanto, Internet Sebagai Ruang Publik, Tesis, Program Pascasarjana,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2006, hal 50-51.
105
Teknologi Informasi dan Gerakan Sosial …
12
Ibid, hal 53.
13
Walgito, Bimo, Psikologi Sosial, Yogyakarta, 2003, hal 79.
106
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
formasikan sebagai pengetahuan; bagaimana pengetahuan itu
disimpan dalam ingatan kemudian dimunculkan kembali;
bagaimana pengetahuan itu digunakan seseorang untuk
mengarahkan sikap-sikap dan perilaku-perilakunya.
Melalui prinsip-prinsip kognisi, seseorang dapat
memproses informasi secara efisien dan terorganisasikan
dengan baik (Matlin, 1989). Hal ini sangat penting, mengingat
dewasa ini sistem informasi telah dilakukan orang dengan
teknologi yang canggih dan perkembangannya juga cenderung
meluber (spill over).
Hawes dan Planalp memberikan gambaran tentang
kognisi, meliputi dua elemen: struktur pengetahuan dan proses
kognisi. Struktur pengetahuan terdiri dari organisasi informasi
di dalam sistem kognisi seseorang. Pesan yang paling
sederhana membutuhkan banyak informasi untuk bisa
dipahami, yaitu dengan menghubungkan satu informasi
dengan informasi lain dalam sebuah pola teratur yang sangat
menentukan bagaimana pesan dapat dicerna. Proses kognisi
adalah mekanisme melalui mana informasi diolah dalam
pikiran14. Dengan demikian kognisi kolektif merupakan
manifestasi dari semua proses yang terjadi dalam pikiran,
bagaimana memperoleh informasi, kemudian direpresentasikan
dan ditransformasikan sebagai pengetahuan, bagaimana
pengetahuan itu disimpan dan dimunculkan kembali untuk
mengarahkan sikap-sikap dan perilaku secara kolektif.
Secara umum Gerakan Sosial memiliki definisi yang
luas karena beragamnya ruang lingkup yang dimilikinya.
Giddens (1993) menyatakan bahwa gerakan sosial adalah suatu
14
Littleejohn, Stephen W, Theories of Human Communication, Mexico,
2001, hal 117.
107
Teknologi Informasi dan Gerakan Sosial …
15
Putra, Fadillah dkk, Gerakan Sosial, Malang,2006, hal 1.
16
Wahib Situmorang, Abdul. Gerakan Sosial, Studi Kasus Gerakan
Perlawanan, Yogyakarta, 2007, hal 7.
108
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
dimaksud dengan struktur mobilisasi. McCarthy mengung-
kapkan bahwa struktur mobilisasi adalah sejumlah cara
kelompok gerakan sosial melebur dalam aksi kolektif,
termasuk didalamnya taktik gerakan dan bentuk bentuk
organisasi gerakan sosial. Struktur mobilisasi juga memasukan
serangkaian posisi-posisi spsial dalam kehidupan sehari-hari
dalam struktur mobilisasi mikro. Tujuannya adalah mencari
lokasi-lokasi di dalam masyarakat untuk dapat dimobilisasi.
Dalam konteks ini, unit-unit keluarga, jaringan pertemanan,
asosiasi tenaga sukarela, unit-unit tempat bekerja dan elemen-
elemen negara itu sendiri menjadi lokasi-lokasi sosial bagi
struktur mobilisasi mikro17 .
Rational choice theory adalah mekanisme kedua dari
sumber-sumber intelektual yang dipergunakan dalam
menjelaskan gerakan sosial. Opp mengajukan dua konsep
yakni model rational choice umum dan spesifik. Masing-
masing model memiliki hipotesis dan implikasi dalam
menjelaskan aksi kolektif. Hipotesis pertama adalah preference
(pilihan utama) bahwa preference adalah penentu aksi ketika
aksi tersebut mampu memuaskan pilihan mereka. Hipotesis
kedua adalah kendala dan kesempatan mendorong individu-
individu terlibat dalam aksi kolektif dan hipotesisi ke tiga
adalah maksimalisasi kegunaan bahwa individu memilih aksi
yang akan memberikan kegunaan lebih besar atau kerugian
lebih kecil kepada mereka.
Mekanisme rational choice khusus, memiliki empat
preposisi yang menjelaskan mengapa individu-individu terlibat
dalam aksi. (1) Bahwa perilaku di dalam situasi tertentu
individu memilih, sangat tergantung dengan persepsi individu
17
Ibid, hal 7.
109
Teknologi Informasi dan Gerakan Sosial …
18
Op.cit, hal 20-22.
19
Susanto, ibid, hal 50.
110
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
dari pemilik sebelum bergabung. Dalam mailing list yang
dibatasi semacam itu, setiap pesan yang masuk harus
mendapatkan approval (persetujuan) dari moderator sebelum
dikirim ke seluruh anggotanya. Approval oleh moderator
biasanya dilakukan untuk mempertahankan kualitas informasi,
juga untuk menjaga supaya pesan yang dikirim bukan
merupakan spam.
Onno W. Purbo menjelaskan bahwa aplikasi mailing
list berfungsi untuk membentuk komunitas atau kelompok. Joe
Bridges (1997) menjelaskan mailing list adalah aplikasi yang
mirip percakapan yang terbuka antar orang-orang dengan jalan
menempellkan pesan-pesan di sebuah dinding papan pesan,
hanya saja alat yang dipakai e-mail. Saat ini di internet terdapat
puluhan ribu kelompok diskusi atau group diskusi mailing list
(milis). Group atau kelompok tersebut memanfaatkan milis
sebagai media diskusi dan komunikasi kelompok20.
Fungsi mailing list dijelaskan lebih lanjut oleh Onno
sebagai (1) alat diskusi dan (2) distribusi informasi dalam
bentuk buletin-board atau newsletter list. Milis berfungsi
sebagai forum diskusi atau alat diskusi jika masing-masing
orang yang terlibat didalamnya dapat saling ,mengirim dan
menerima pesan yang dikirimkan ke group diskusinya. Diskusi
dapat dilangsungkan tanpa harus online terus menerus seperti
chatting, yakni dengan menggunakan e-mail. Milis berfungsi
sebagai bulettin-board atau newsletter list jika anggota group
tersebut hanya dapat menerima pesan dari moderator atau
pemilik milis saja, dan tidak dapat membalasnya karena milis
tipe ini di setting hanya untuk komunikasi satu arah.
20
Op,cit, hal 63
111
Teknologi Informasi dan Gerakan Sosial …
112
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
selalu menjalin link sehingga bisa berkembang dan mendapat-
kan dana dimana-mana. Acara ini dihadiri oleh 59 LDK yang
berafiliasi dari 63 kampus (PTN-PTS) diseluruh Indonesia .
Jumlah peserta keseluruhan kurang lebih 200 orang yang
notabenenya para aktifis dakwah kampus. KAMMI lahir para
ahad tanggal 29 Maret 1998 PK.13.00 wib atau bertepatan
dengan tanggal 1 Dzulhijah 1418 H yang dituangkan dalam
naskah Deklarasi Malang.
KAMMI lahir didasari sebuah keprihatinan yang
mendalam terhadap krisis nasional tahun 1998 yang melanda
Indonesia. Krisis kepercayaan terutama pada sektor
kepemimpinan telah membangkitkan kepekaan para pimpinan
aktivis dakwah kampus di seluruh Indonesia yang saat itu
berkumpul di UMM - Malang.
Pemilihan nama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia yang kemudian disingkat KAMMI mengandung
makna atau memiliki konsekwensi pada beberapa hal yaitu :
1. KAMMI adalah sebuah kekuatan terorganisir yang
menghimpun berbagai elemen Mahasiswa Muslim baik
perorangan maupun lembaga yang sepakat bekerja dalam
format bersama KAMMI.
2. KAMMI adalah sebuah gerakan yang berorientasi kepada
aksi real dan sistematis yang dilandasi gagasan
konsepsional yang matang mengenai reformasi dan
pembentukan masyarakat Islami (berperadaban).
3. Kekuatan inti KAMMI adalah kalangan mahasiswa pada
berbagai stratanya yang memiliki komitmen perjuangan
keislaman dan kebangsaan yang jelas dan benar.
4. Visi gerakan KAMMI dilandasi pemahaman akan realitas
bangsa Indonesia dengan berbagai kemajemukannya,
113
Teknologi Informasi dan Gerakan Sosial …
Deklarasi Malang
Bismillahirrohmanirrohiim
Didasari keprihatinan mendalam terhadap krisis nasional yang
melanda negeri ini dan didorong tanggung-jawab moral
terhadap penderitaan rakyat yang masih terus berlangsung,
serta ittikad baik untuk berperan aktif dalam proses perubahan
dan perbaikan, maka kami segenap mahadidwa muslim
Indonesia mendeklarasikan lahirnya:
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (K A M M I)
21
Latar belakang beridirinya KAMMI, http://www.wikwpedia.or.id, diakses
tangal 13 Juni 2008
114
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Selanjutnya, KAMMI menempatkan diri sebagai bagian tak
terpisahkan dari rakyat dan akan senantiasa berbuat untuk
kebaikan bangsa dan rakyat Indonesia.
22
Deklarasi Malang, http://groups.yahoo.com/group/milis-kammi/,
diakses tanggal 13 Juni 2008.
115
Teknologi Informasi dan Gerakan Sosial …
23
Wilhelm, Anthony G. Demokrasi Era Digital, Yogyakarta, 2003, hal 162.
116
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
mempromosikan isu-isu dihadapan pemerintah24. Terkait
dengan tulisan ini, berikut ini salah satu contoh diskusi di
Milis KAMMI dengan isu yang diusung adalah:
“BBM naik, trus KAMMI ngapain ? “
Diskusi tentang Bahan Bakar Minyak (BBM) membicarakan
pelbagai isu seputar kenaikan harga BBM. Diskusi ini
berangkat dari KAMMI Semarang, isi posting tersebut sebagai
berikut :
kammi semarang
Tue, 22 Apr 2008 23:33:19-0700
24
Ibid, hal 67
25
Isi posting diskusi KAMMI dapat diakses di http://groups.yahoo.com/
millis-kammi. Diakses tanggal 13 juni 2008
117
Teknologi Informasi dan Gerakan Sosial …
elly evayani
Wed, 23 Apr 2008 20:55:04-0700
118
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
dengan apa? Dengan dibodohi stafnya? Kemudian dengan
Aleg-aleg yang kita percaya karena tidak menguasai tentang
energi dan politiknya (politik luar negeri), bisa sembarangan
tanda tangan menyerahkan sumur-sumur minyak kita. Minyak
mentah kita dijual dengan kontrak sekitar 60 dolar per
barel….kalau sudah begini, kita mau menuntut kepada siapa?
Apa pada kita itu yang mungkin beralasan “ kita belum kuat
dan karena untuk kemaslahatan golongan tertentu ?”
119
Teknologi Informasi dan Gerakan Sosial …
120
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
dalam diskusi maka persepsi anggota-anggota dalam komunitas
Mailing List KAMMI terhadap suatu isu kenaikan harga BBM
menjadi sama, sehingga memungkinkan para anggota lebih
efektif menanggapi dan menggabungkan sudut pandang sesama
anggota lainnya, sehingga melalui kognisi kolektif telah
melahirkan suatu pernyataan sikap sebagai berikut:
121
Teknologi Informasi dan Gerakan Sosial …
26
Pernyataan Sikap KAMMI. http://groups.yahoo.com/millis-kammi
maupun di http://kammi.or.id. Diakses tanggal 10 Juni 2008.
122
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
lembaga partai politik. Partisipasi dan komunikasi bagi anggota
komunitas dipermudah oleh internet sebagai media
komunikasi.
Aksi kolektif yang melawan merupakan basis dari
gerakan sosial karena aksi itu sering kali merupakan satu-
satunya sumber daya yang dimiliki oleh orang-orang awam
dalam menentang pihak-pihak lain yang lebih kuat, seperti
negara. Gerakan sosial mempunyai fungsi untuk melakukan
kontrol terhadap ketimpangan sosial yang sengaja atau tidak,
terjadi dan berkembang pesat akibat negara yang abai terhadap
masa depan rakyatnya. Fenomena kemiskinan yang berimbas
pada kelaparan massal, kekerasan dan kerusuhan serta berbagai
persoalan lainnya menuntut peran organisasi pelopor gerakan
untuk serius memikirkan bagaimana solusi yang seharusnya
ditempuh. Oleh karena itu secara umum dapat dikatakan bahwa
gerakan sosial mempunyai karakteristik yang bersifat non
partisan. Motor gerakan sosial pada umumnya banyak
didominasi oleh organisasi-organisasi non pemerintah yang
lahir sebagai bentuk protes terhadap kebijakan penguasa27.
Dalam konteks ini, aksi kolektif yang dilakukan oleh
komunitas KAMMI dalam bentuk gerakan komunitas, sebagai
bentuk perlawanan terhadap kebijakan pemerintah dalam
menaikan harga BBM, adalah melakukan aksi unjuk rasa baik
dilakukan di Jakarta maupun di berbagai daerah. Adapun
contoh gerakan komunitas yang dilakukan oleh komunitas
Mailing List KAMMI, diantaranya sebagai berikut:
Ribuan Massa Demo Tolak BBM, Bundaran HI Tersendat
Ribuan pengunjuk rasa dari berbagai elemen
masyarakat demontrasi di kawasan Bundaran Hotel Indonesia,
27
Wahib Situmorang, Abdul, Ibid, hal 2-5.
123
Teknologi Informasi dan Gerakan Sosial …
28
Ribuan Massa Demo Tolak BBM, Bundaran HI Tersendat,
http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2008/05/21/brk,20080521
-123406,id . Diakses tanggal 13 Juni 2008.
124
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
sasi atau meninjau ulang kontrak dengan seluruh perusahaan
pertambangan asing seabagai solusi krisis energi dan defisit
APBN.
Aksi tersebut dikawal oleh seratus personal polisi yang
berjaga-jaga di kawasan DPRD Sulsel dan tempat-tempat
strategis lainnya seperti di Kantor Gubernur Sulsel, kediaman
Wakil Yusuf Kalla di jl. Haji Bau, dan Kantor Pertamina
Region Sulawesi, Maluku dan Papua yang berlokasi di Jalan
Garuda Makasar.
Khusus lokasi kediaman Wapres, pengamanan
dilakukan ekstra ketat, mengingat dalam sepekan terakhir di
rumah tersebut menjadi sasaran aksi demontrasi. Barikade
kawat berduri telah dipasang sekiat 30 meter dari kediaman
Wapres, sementara puluhan petugas kepolisian dari Polresta
Makassar Barat dan Pasukan Pengamanan Presiden
(Paspampres) selalu siaga 24 jam.
Unjuk rasa juga berlangsung di Bandar Lampung, Senin
(12/5), puluhan mahasiswa dari berbagai elemn demo di depan
Tugu Gajah, perempatan Enggal, Bandar Lampung. Mereka
membentangkan beberapa spanduk dan puluhan poster yang
isinya menolak kenaikan harga BBM 29.
29
Demo Kenaikan Harga BBM Meluas, http://www.sinarharapan.co.id/
berita/0805/12/sh01.html. Diakses tanggal 13 Juni 2008
125
Teknologi Informasi dan Gerakan Sosial …
30
Unjuk Rasa Demo KAMMI di Palangkaraya, http://www.kompas.com,
diakses tanggal 13 Juni 2008.
126
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
PENUTUP
127
Teknologi Informasi dan Gerakan Sosial …
128
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
DAFTAR PUSTAKA
129
Teknologi Informasi dan Gerakan Sosial …
130
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Oleh :
Topohudoyo
Pendahuluan
Kewajiban Pelayanan Universal / Universal Service
Obligation (KPU/USO) di sektor telekomunikasi merupakan
komitmen negara-negara diseluruh dunia yang tergabung
dalam ogranisasi telekomunikasi dunia / International Tele-
communication Union (ITU) yang merupakan organisasi non
profit, khususnya pada ITU-D (Development) sebagaimana
dicantumkan pada Deklarasi Tokyo Tahun 2003, Deklarasi
Genewa Tahun 2003, dan Deklarasi Tunisia Tahun 2005
(Wolrd Summit On Information Society Declaration). Adapun
isi deklarasi tersebut secara umum adalah mewujudkan
tersedianya akses layanan telepon diseluruh wilayah regional
Asia Pasifik, dan kemudian mewujudkan tersedianya akses
layanan internet diseluruh wilayah regional Asia Pasifik.
Dengan deklarasi tersebut, diharapkan pembangunan infra-
struktur telekomunikasi diarahkan untuk mendukung
meratanya penyediaan akses layanan telekomunikasi baik
131
Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Internet Desa …
133
Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Internet Desa …
134
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
135
Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Internet Desa …
Permasalahan
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana
dan apa yang harus dilakukan agar fasilitas (infrastruktur)
internet di desa Sigeblog (Program USO) bermanfaat bagi
pemerintah maupun warga desa Sugeblog? Bagaimana agar
fasilitas dimanfaatkan sehingga program tersebut dapat
mencapai tujuan, yakni terwujudnya konektivitas antar desa,
dan dapat menjadi wahan/sarana interaksi dan saluran
informasi masyarakat.
Menjawab permasalahan adalah dengan mengajak
pemerintah desa dan warga masyarakat desa Sigeblog
mengelola web site untuk desa, dengan memanfaatakan
fasilitas yang ada (internet desa). Dan kegiatan penelitian
tindakan (action research) merupakan suatu kegiatan yang
sekiranya mampu menjawab permasalahan permasalahan yang
menghambat tercapainya tujuan program USO.
136
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Tujuan Penelitian
1. Pemanfaatan fasilitas telekomunikasi (internet) yang ada di
Desa Sigeblog agar fasilitas yang ada tersebut memberi
nilai tambah/kemanfaatan bagi pemerintah dan warga
desa Sigeblok.
2. Membangun sistem informasi dan komunikasi di desa
Sigeblog.
Manfaat
Terbangunnya Web site desa yang memanfaatkan fasilitas
Program USO, merupakan langkah strategis untuk mewujud-
kan efisiensi dan efektifitas Program, sehingga tujuan USO
bisa tercapai. Dalam hal penyelenggaraan pemerintahan desa
menciptakan suatu mekanisme, sistem informasi dan
komunikasi berbasis teknologi, disamping juga sebagai wujud
pertanggungjawaban pemerintah desa dalam penyelenggaraan
pemerintahan, sehingga tercipta pemerintahan yang transparan
dan akuntabel. Dalam kaitan dengan berlakunya UU KIP Web
site Desa merupakan wujud nyata dari implementasi
pengelolaan informasi dan sarana interaksi dengan warganya,
sehingga akan mendorong partisipasi masyarakat.
Kerangka Pemikiran
Keberadaan fasilitas telekomunikasi terutama internet
di desa-desa penerima bantuan program USO tidak akan
membawa pengaruh apapun bila fasilitas yang ada tidak
dipergunakan sebagaimana mestinya. Untuk dapat meng-
gunakan fasilitas yang berteknologi baru (internet) diperlukan
pengetahuan akan kegunaan dan ketrampilan untuk meng-
operasionalkan fasilitas yang ada. Selain itu kesesuaian
137
Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Internet Desa …
139
Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Internet Desa …
1
Analisis Technology Acceptance Model (TAM) terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi penerimaan nasabah terhadap layanan internet
banking (studi empiris terhadap nasabah bank di Depok).
140
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
141
Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Internet Desa …
Action Research
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka perlu
dilakukan suatu penelitian tindakan (action research) agar
fasilitas yang ada mampu memberikan nilai tambah bagi
pemerintah desa dan masyarakat. Dan pilihan paling tepat,
yang sesuai dengan karakteristik fasilitas yang ada adalah
membangun sebuah sarana interaksi antara pemerintah desa
dengan rakyatnya, melalui sebuah jaringan komunikasai virtual
(maya) yakni dengan pembuatan Web site pemerintah desa
Action research atau penelitian tindakan merupakan
salah satu bentuk rancangan penelitian, dalam penelitian
tindakan peneliti mendeskripsikan, menginterpretasi dan
menjelaskan suatu situasi sosial pada waktu yang bersamaan
dengan melakukan perubahan atau intervensi dengan tujuan
perbaikan atau partisipasi. Action research dalam pandangan
tradisional adalah suatu kerangka penelitian pemecahan
masalah, dimana terjadi kolaborasi antara peneliti dengan client
dalam mencapai tujuan (Kurt Lewin,1973 disertasi
Sulaksana,2004), sedangkan pendapat Davison, Martinsons &
Kock (2004), menyebutkan penelitian tindakan, sebagai sebuah
metode penelitian, didirikan atas asumsi bahwa teori dan
praktik dapat secara tertutup diintegrasikan dengan
pembelajaran dari hasil intervensi yang direncanakan setelah
diagnosis yang rinci terhadap konteks masalahnya.
Menurut Gunawan (2007), action research adalah
kegiatan dan atau tindakan perbaikan sesuatu yang
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya digarap secara
sistematik sehingga validitas dan reliabilitasnya mencapai
142
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Prosedur Research
A. Langkah I (Persiapan)
1. Menentukan masalah yang akan diselesaikan dengan
tindakan
2. Menentukan lokasi (sasaran) tindakan
3. Membuat proposal dan Menyusun rencana aksi lengkap
dengan steakholders yang akan terlibat dalam tindakan
(action)
4. Menyusun jadwal/schedule pelaksanaan.
5. Membuat master (Tamplate) Web Site.
B. Langkah II (Aksi/Tindakan)
1. Melakukan koordinasi dengan pemerintah di tingkat
kabupaten, kecamatan dan desa. Kegiatan ini dimak-
143
Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Internet Desa …
145
Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Internet Desa …
Kependudukan, Ekonomi,
2. Potensi Desa Kesehatan, Pendidikan, Wisata,
dsb
146
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Hasil Penelitian
Riset tindakan dengan tujuan memanfaatkan fasilitas
internet desa Sigeblog bantuan dari program USO sektor
telekomunikasi yang dilaksanakan Depkominfo untuk
pelaksanaan tahun 2009/2010. Tindakan yang dilaksanakan
adalah membangun web site pemerintahan desa. Pilihan riset
tindakan didasari oleh adanya fakta sebagaimana disampaikan
dalam latar belakang bahwa infrastruktur telekomunikasi
(intenet) di desa-desa penerima bantuan dari pogram USO
ternyata belum dimanfaatkan. Tidak termanfaatkannya internet
desa yang ada selain karena dalam implementasi tidak ada
komunikasi dan koordinasi dengan stake holder di daerah serta
kelompok sasaran, juga disebabkan karena rendahnya
pengetahuan atau literasi TIK masyarakat desa. Adanya
jaringan internet di desa tidak akan membawa perubahan dan
manfaat apapun bila tidak dimanfaatkan. Atas pemikiran itu,
maka diambil sebuah kegiatan riset tidakan yakni membangun
sebuah web site desa, dengan tujuan agar jaringan internet yang
ada memberikan nilai tambah bagi pemerintah desa dan warga
Sigeblog. Sebenarnya riset tindakan ini tidak hanya dilakukan
di desa Segeblog saja, namun dilakukan juga di 3 (tiga) desa
lainnya, yakni desa Beji, kecamatan Pejawaran, kabupaten
banjarnegara, dan desa Sidorejo, kecamatan Lendah, desa
Kaligintung, kecamatan Temon kabupaten Kulon Progo
Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun laporan Riset ini hanya
untuk desa Sigeblog karena desa lainnya dilakukan oleh Tim
yang berbeda, dan dilaporkan tersendiri.
Sebagaimana Rencana aksi yang telah peneliti susun
sebagai urutan langkah-langkah tindakan untuk melakukan
147
Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Internet Desa …
A. Koordinasi
1. Dengan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
Koordinasi adalah suatu kegiatan yang
dimaksudkan untuk membangun komitmen,
menyatukan persepsi, dan menyamakan langkah antara
pemangku kepentingan terhadap program yang sedang
dilaksanakan. Dengan koordinasi yang baik diharapkan
akan terjadi pembagian kerja dan wewenang sehinga
program yang sedang dijalankan dapat terealisasi
dengan baik dan mampu mencapai tujuan sebagaimana
diharapkan. Program optimalisasi pemanfaatan fasilitas
internet desa hasil penetrasi program USO juga
memerlukan adanya koordinasi antara pemangku
kepentingan, yakni mulai dari pemerintah kabupaten,
kecamatan hingga dengan pemerintah desa sebagai
saaran program action research ini.
Dalam pelaksanan kegiatan penelitian tindakan
di desa Sigeblok koordinasi yang dilakukan dengan
pemerinah kabupaten Banjarnegara diawali melalui
komunikasi jarak jauh yakni melalui telepon.
Sebagaimana sifat komunikasi melalui telepon yang
serba terbatas kerena faktor jaringan dan waktu dan
etika, maka dalam komunikasi ini hanya sebatas
pemberitahuan awal kepada pemerintah kabupaten
Banjarnegara (dishubkominfo), bahwa akan ada
kegiatan action research di desa Sigeblog. Melalui
komunikasi telepon itulah pertama kali kami sampaikan
rencana kegiatan optimalisasi pemanfaatan internet desa
148
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
149
Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Internet Desa …
151
Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Internet Desa …
152
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
153
Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Internet Desa …
155
Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Internet Desa …
C. Diskusi/Pembahasan
Sebagaimana disampaikan dimuka bahwa tujuan
riset tindakan (action research) ini adalah ingin
156
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
157
Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Internet Desa …
159
Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Internet Desa …
PENUTUP
161
Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Internet Desa …
162
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
DAFTAR BACAAN
163
Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Internet Desa …
164
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Budiyono1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemilihan kepala daerah langsung (Pemilukada)
merupakan instrumen untuk meningkatkan participatory
democracy dan memenuhi semua unsur yang diharapkan.
Apalagi, sebenarnya demokrasi bersifat lokal, maka salah satu
tujuan pilkada adalah memperkuat legitimasi demokrasi.
Berdasar pasal 56 UU No. 12 tahun 2008 tentang perubahan
kedua atas UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan
Daerah, dinyatakan bahwa: Kepala daerah dan wakil kepala
daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan
secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil. Untuk mewujudkan azas pemilukada
tersebut, maka rangkaiannya dilaksanakan secara bertahap,
mulai dari tahap pemutahiran data dan daftar pemilih;
pencalonan; pengadaan dan pendistri-busian; kampanye;
pemungutan dan penghitungan suara.
1
Budiyono, adalah peneliti pada Balai Pengkajian dan Pengembangan
Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Yogyakarta.
165
Isu-isu Politik Krusial dalam Pilkada Sragen 2011
166
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
B. Permasalahan
Bagaimana media online mengusung isu-politik
krusial dalam Pemilu-kada Sragen? Mengapa Isu-Isu Politik
dalam Pilkada Sragen dimunculkan?
D. Ruang Lingkup
Fokus penelitian ini berkisar pada kupasan pem-
beritaan media online atas isu-isu krusial penyelenggaraan
Pemilukada Sragen tahun 2011. Telaah yang akan dilakukan
antara lain bagaimana media online mengkritisi dan
mengaktualisasikan perkembangan isu politik pemilukada dari
aspek komunikasi politiknya.
TINJAUAN PUSTAKA
Sebuah penelitian yang dilakukan Edwi Arief
Sosiawan, tentang Internet Sebagai Media Komunikasi
Interpersonal dan Massa, mengungkapkan temuan bahwa
internet memiliki tiga fasilitas utama yang digunakan dalam
berkomunikasi, yaitu electronic mail (e-mail), web sites serta
internet relay chatt (chatting). E-mail dan chatting banyak
digunakan dalam komunikasi interpersonal yang secara teknis
berupa komunikasi informasi point to point atau point to
multipoint. Kemudian untuk fasilitas web sites, lebih digunakan
167
Isu-isu Politik Krusial dalam Pilkada Sragen 2011
LANDASAN TEORI
Dalam pembangunan bidang politik, menurut
Chusmeru, (2001: 68), ada hal yang tidak boleh diabaikan,
yaitu komunikasi. Hanya saja komunikasi dalam pembangunan
dapat dilihat dari dimensi filosofis dan politik, dimana
keduanya memiliki perbedaan yang tajam. Komunikasi dalam
dimensi filosofis bertujuan menciptakan masyarakat yang ideal
dan harmonis. Berbagai opini dan kritik yang muncul
diupayakan untuk menciptakan harmonisasi sosial, begitu pula
dengan karakteristik komponen komunikasi digunakan demi
perwujudan harmoni di masyarakat. Lembaga komunikasi,
termasuk komunikator dan media massa lebih bersifat
fungsional bagi kepentingan sosial. Equilibrium sosial
merupakan sasaran akhir dari setiap pemanfaatan sarana
komunikasi.
Komunikasi dalam dimensi politik kerap diartikan
sebagai upaya untuk memperoleh dukungan politik. Melalui
penciptaan isu dan opini publik, pelaku komunikasi politik
berusaha membangun citra kekuatan politiknya. Berbeda
dengan dimensi sebelumnya, komunikasi dalam dimensi politik
tidak terpaku pada terbentuknya equilibrium sosial, melainkan
lebih kepada kemenangan politik.
Pemanfaatan komponen komunikasi yang secara ideal
mestinya bertujuan menumbuhkan kesadaran dan pendidikan
169
Isu-isu Politik Krusial dalam Pilkada Sragen 2011
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Deskriptif
dalam arti bertujuan untuk menggambarkan atau memaparkan
fenomena yang diteliti (Mooney dalam Baedhowi, 2001: 95).
Peneliti menggunakan pendekatan “Analisis Isi Kualitatif”
dalam bentuk analisis tekstual. Dalam melakukan analsis
peneliti bersikap kritis terhadap realitas yang ada dalam teks
berita Pemilukada 2011 di Sragen. Pada dasarnya, menurut
Krisyantono (2009), analisis isi kualitatif (kritis) memandang
171
Isu-isu Politik Krusial dalam Pilkada Sragen 2011
172
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Tabel 9 : Data-1
Isu-Isu Politik Krusial dalam Koran Online
Koran Online Isu-Isu Krusial Sumber Data dan
Pilkada Sragen Waktu Akses
1. Politik Dinasti http://suaramerdeka.com/
Suaramerdeka.
v1/ diakses, 21-8-2011
Com.
2. Banyak Ditemukan http://suaramerdeka.com/
Surat Suara Rusak v1/ diakses, 21-8-2011
173
Isu-isu Politik Krusial dalam Pilkada Sragen 2011
174
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
2
Narasi tulisan dalam data ditulis apa adanya, tidak menggunakan bahasa
Indonesia baku karena tulisan dalam media online tidak melalui proses
editing bahasa. Tata tulisan dan kalimat dibuat dan disusun sendiri oleh
pengguna media.
176
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
3
Idem. No.3. tidak menggunakan standar bahasa Inonesia yang baku.
177
Isu-isu Politik Krusial dalam Pilkada Sragen 2011
180
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
182
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
4
Tidak mencantumkan identitas warga pemapar informasi, sekedar untuk
menjaga etika pemberitaan.
183
Isu-isu Politik Krusial dalam Pilkada Sragen 2011
184
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
185
Isu-isu Politik Krusial dalam Pilkada Sragen 2011
188
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
190
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
193
Isu-isu Politik Krusial dalam Pilkada Sragen 2011
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan partisipasi media online, dalam
pengungkapan realitas sosial politik yang menjadi isu krusial
atas penyelenggaraan Pemilukada Sragen 2011 dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Kredibilitas penyelenggara Pemilukada dalam pelaksanaan
sosialisasi politik pemilukada masih menyisakan catatan
pada aspek administrasi, sehingga memunculkan banyak
kasus kerusakan kartusuara.
2. Dengan pengungkapan indikasi terjadinya pelanggaran
Pemilukada di Kabupaten Sragen, menunjukkan kurang-
nya koordinasi penyelenggara pemilukada Pemerintah
setempat dan Partai Politik Peserta pemilu dalam
sosialisasi ke masyarakat. Sehingga masih menumbuhkan
citra penyelenggaraan pemilukada bernuansa terjadinya
intrik-intrik permainan politik yang berefek pada
munculnya isu-isu krusial pemilukada.
3. Sebagai lembaga kemasyarakatan, media online yang telah
dapat dikategorikan sebagai media massa dalam
pemilukada Sragen telah menunjukkan peran sosialisasi
dan kontrol sosial melalui pemberitaan dan pengungkapan
isu-isu krusial yang mensinyalemen terjadinya pelang-
garan aturan main pemilukada.
4. Media online dengan pemberitaannya telah memberikan
pendidikan politik dan pendewasaan politik warga, untuk
memahami bahwa isu-isu politik yang dipublikasikan
194
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
B. Rekomendasi
1. Pemilukada merupakan proses politik demokrasi yang
telah menjadi agenda rutin lima tahunan, seyogyanya
persoalan manajemen administrasi seperti penyiapan
fasilitas perlengkapan kartusuara tidak mengalami
persoalan yang berulangkali terjadi. Proses pengawasan
dan cek and recek dilakukan secara ketat sebelum
didistribusi ke arena pemilihan.
2. Munculnya isu-isu krusial mengindikasikan nilai-nilai
kejujuran dan kebenaran masih menjadi pekerjaan untuk
terus dibenahi dan diintegrasikan dalam setiap momen
proses politik demokrasi. Oleh karenanya perlu dibangun
koordinasi yang lebih baik antara penyelenggara
pemilukada Pemerintah setempat dan Partai Politik Peserta
pemilu dalam memberikan sosialisasi ke masyarakat.
Sehingga menumbuhkan citra penyelenggaraan
pemilukada yang lebih baik.
3. Kemenkominfo yang memiliki fungsi penyebarluasan
informasi, perlu melakukan koordinasi dengan baik dalam
pelaksanaan diseminasi regulasi yang mengatur penye-
lenggaraan pemilukada untuk memberikan pemahaman
kepada semua fihak yang berkompeten tentang bagaimana
bersikap dan berperilaku dalam mensukseskan pelaksa-
naan Pemilukada yang jujur dan demokratis.
195
Isu-isu Politik Krusial dalam Pilkada Sragen 2011
196
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
DAFTAR PUSTAKA
198
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Oleh
Ansor1
Pendahuluan
Setelah pembahasan draft RUU Keistimewaan
Yogyakarta oleh Komisi II DPR RI periode sebelumnya
bersama pemerintah belum mencapai titik temu, kini
pemerintah dengan draft RUUK baru membahasnya kembali
bersama Komisi II DPR RI periode sekarang. Namun dari draft
RUUK versi pemerintah yang diajukan kepada DPR menuai
kritik berbagai elemen masyarakat. Juga pidato SBY
mempertentangkan monarki dan demokrasi berkenaan dengan
pemerintahan provinsi DIY menuai kritik pedas dari
masyarakat. Begitupun hasil Survey dipaparkan oleh Depdagri
bahwa sebagian besar rakyat DIY menghendaki “pemilihan”
gubernur dan wakil gubernur DIY. Senada dengan itu,
Mendagri Gamawan Fauzi mengatakan, dalam NKRI yang
didengar adalah suara seluruh rakyat Indonesia.
1
Ansor, adalah peneliti pada Balai Pengkajian dan Pengembangan
Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Yogyakarta.
199
Aspirasi Keistimewaan Yogyakarta …
Permasalahan
1. Sejauhmana kecenderungan isi suratkabar daerah dalam
menyajikan pemberitaan tentang Aspirasi Keistimewaan
Yogyakarta.
2. Sejauhmana tanggapan masyarakat terhadap kebijakan
pemerintah tentang Aspirasi Keistimewaan Yogyakarta
dalam pemberitaan suratkabar daerah.
Tujuan Penelitian.
1. Untuk mengetahui kecenderungan isi suratkabar daerah
dalam menyajikan pemberitaan tentang Aspirasi
Keistimewaan Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui sejauhmana tanggapan masyarakat
terhadap kebijakan pemerintah tentang Aspirasi
Keistimewaan Yogyakarta dalam pemberitaan suratkabar
daerah
201
Aspirasi Keistimewaan Yogyakarta …
Kerangka Pemikiran
Komunikasi menurut Harley dan Dartley adalah semua
fungsi sosial dari makhluk hidup. Bagi manusia proses
komunikasi sangat penting bagi perkembangan setiap orang,
bagi pembentukan dan kelangsungan wujud kelompok-
kelompok. (Reed Blake, 2003). Sedangkan Soenarjo dan
Soenarjo Djoenaesih S (1981) menyebutkan apabila
komunikasi dilancarkan akan didapatkan beberapa bentuk feed
back sebagai reaksi atas aksi yang mengemuka. Feed Back
menurut Rakhmat (1988) dapat diartikan sebagai respon,
peneguhan dan servomekanisme internal. Sebagai umpan balik
adalah pesan yang dikirim kembali dari penerima ke sumber,
memberitahu sumber tentang reaksi penerima, dan memberi-
kan landasan kepada sumber untuk menentukan perilaku
selanjutnya.
Bagaimanakah kebijakan pemerintah tentang Keistime-
waan Yogyakarta, tidak bisa dilepaskan dari UU No 3 Tahun
1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam UU ini ada tiga hal penting secara substansial untuk
diketahui: pertama, menetapkan Kasultanan dan Pakualaman
menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta setingkat propinsi.
Kedua, penetapan organ-organ daerah dan urusan yang diserah-
kan kepada Pemerintah DIY sesuai dengan pasal dalam UU
No.22 Tahun 1948; Ketiga, penetapan urusan yang menjadi
kewenangan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan
UU No 3 Tahun 1950 ini sebenarnya status keistimewaan
Yogyakarta telah memiliki landasan hukum yang pasti.
Memosisikan Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa
juga mendapat tempat khusus pada UU No 22 Tahun 1999,
pasal 22 menyebutkan: “Keistimewaan untuk Propinsi Daerah
Istimewa Aceh dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
202
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No 5 tahun
1974, adalah tetap dengan ketentuan bahwa penyelenggaraan
pemerintahan Propinsi Istimewa Aceh dan Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta didasarkan pada Undang-undang ini”.
Karenanya, konteks keistimewaan bagi Yogyakarta
lebih mengacu pada hak otomatis dari keturunan Sultan dan
Paku Alam dalam kepemimpinan daerah. Terlepas berganti-
gantinya regulasi yang mengatur Yogyakarta, terlihat adanya
cara pandang berbeda atas keistimewaan Yogyakarta dibanding
dengan daerah lainnya. Untuk itu, perlu regulasi secara
komprehensif agar dapat memberi makna yang jelas atas
Keistimewaan Yogyakarta. Proses kearah sana perlu segera
dilakukan agar tidak terjebak pada kungkungan yuridis buatan
pemerintah pusat yang hanya meletakkan keistimewaan pada
sisi kepemimpinan semata.
Hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
dimaksudkan hubungan birokrasi pemerintahan sekaligus
merupakan pelaksanaan asas dekonsentrasi yang menghasilkan
integrasi antara birokrasi pemerintahan pusat dengan
pemerintahan daerah atas asas desentralisasi yang mengha-
silkan otonomi daerah. Dalam integrasi aparat pemerintahan di
daerah merupakan kepanjangan tangan aparat pemerintah pusat
yang dikoordinasikan oleh kepala daerah sebagai alat pusat.
Dengan demikian pemerintah pusat membawahi dan menentu-
kan pemerintahan daerah secara sentralistis. (PJ Suwarno,
1994).
Adanya tanggapan dan pendapat yang berbeda berkait
pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY, perlu disikapi
secara arif dan bijaksana. Pihak yang setuju bahwa jabatan
Gubernur dan Wakil Gubernur DIY tidak dilakukan melalui
203
Aspirasi Keistimewaan Yogyakarta …
Kerangka Teori
Komunikasi politik bertujuan untuk mewujudkan
pengertian-pengertian politik yang dapat diterima oleh-pihak
lainnya. Tujuan politik warga seharusnya sama dengan tujuan
politik negara sebagaimana termaksud dalam UUD maupun
konstitusi negara yaitu terselenggaraya keamanan , ketertiban
di dalam negara, kemerdekaan dan kesejahteraan masyarakat
maupun perorangan.Melalui pembangunan politik, diharapkan
tidak akan terjadi kompetisi politik yang tidak sehat. Disiplin
nasional pada setiap organisasi politik, sangat diharapkan
dalam setiap kegiatannya tidak akan mengorbankan kepenting-
an-kepentingan ideologi dan kepentingan negara yang dapat
membayakan kepentingan bersama.
Pembangunan komunikasi politik dimaksudkan untuk
menunjang terwujudnya suatu demokrasi yang sehat, sehingga
akan terlahir komunikasi terbuka yaitu adanya partisipasi,
komunikasi dari semua pihak baik secara aktif dan juga
adanya communication responsibility (pertanggung jawaban
untuk melaksanakan komunikasi) politik dalam rangka
melahirkan tujuan bersama (Sukarna, 1990: 48).
204
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Peran media massa dalam pembangunan bidang
politik sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, baik
antara unsur pemerintah dengan masyarakat, antar elit
politik, serta antara elit politik dengan masyarakat pada
umumnya, media massa sangat intensif menyampaikan ber-
bagai informasi kepada masyarakat baik untuk kepentingan
pemerintah maupun berbagai golongan di masyarakat.
Sebagaimana dinyatakan oleh McLuhan, pers dan media
massa umumnya merupakan "extention of men", ekstensi
manusia (Atmadi, T., 1985: 240).
Peran media massa pada awalnya ditentukan oleh
media massa itu sendiri dalam mengemas isinya, kemudian
bagaimana masyarakat menangkap pesan-pesan politik
tersebut menurut isi, bentuk dan struktur sebagaimana
disajikan oleh media. Dalam suasana menjelang dan saat
pembahasan RUUK DIY muatan media massa seringkali
terasa sangat tajam dan kritis. Bahkan tidak jarang terlalu
bebas sehingga cenderung mempengaruhi sikap mental
masyarakat. Utamanya masyarakat DIY untuk melakukan
perbuatan yang bersifat anti penyimpangan aturan main, anti
kolusi ,anti semua bentuk kecurangan pemerintah dan sosial.
Sebagai realisasi terhadap sikap demikian terkadang
diwujudkan dengan perbuatan kekerasan. Beberapa aksi
kolektif kelompok komunitas, tukang becak, pedagang pasar
dan organisasi kemasyarakatan lain akhir-akhir ini menun-
jukkan bahwa di satu pihak tampak adanya peningkatan
partisipasi politik masyarakat dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, dipihak lain timbul pertanyaan apakah media
massa nasional telah berhasil melaksanakan fungsi dan
perannya di dalam komunikasi politik nasional namun
205
Aspirasi Keistimewaan Yogyakarta …
Operasionalisasi
Peran media massa sebagai saluran komunikasi
politik, dapat diketahui dari tanggapan masyarakat terhadap
muatan informasi politik yang disajikannya. Adapun
tanggapan masyarakat terhadap isi pesan media terdiri dari :
a. Pendapat terhadap isi pesan informasi dan isu politik
terkait RUUK DIY yang dimuat oleh media massa;
b. Sumber-sumber informasi yang dijadikan rujukan oleh
media massa terkait dengan pemberitaan RUUK DIY.
Intensitas Informasi dan isu politik yang dimuat
media massa diketahui dari tanggapan masyarakat, terhadap
keunggulan dan pengaruh sosialnya. Kuantitas informasi dan
isu politik ditelusuri melalui tanggapan masyarakat/ publik dan
pendapatnya terhadap figur kepemimpinan DIY kini dan
mendatang dalam kontek perkembangan demokratisasi.
206
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan beberapa istilah yang
pengertiannya memerlukan kesamaan persepsi, yaitu :
l. Aspirasi dalam penelitian ini yaitu pendapat atau opini
masyarakat terdiri dari berbagai lapisan yaitu kabinet
(presiden dan pembantunya), legislatif, pejabat pemerintah
(orang yang memimpin lembaga setingkat di bawah
menteri), politisi, profesional, akademisi, LSM, praktisi
dan masyarakat awam.
2. Media massa, dalam penelitian ini adalah media cetak
khususnya suratkabar Kedaulatan Rakyat.
3. Komunikasi politik Secara umum dalam komunikasi
politik juga berlaku prinsip-prinsip dalam komunikasi
massa seperti adanya komunikator, Pesan dan Media
(saluran), sasaran dan efeknya.
4. Pesan informasi politik dalam media massa yaitu tentang
informasi dan isu politik terutama pada saat dan tahap-
tahap penyusunan dan pembahasan RUUK DIY, yang di
muat dalam pemberitaan suratkabar Kedaulatan Rakyat.
Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan
metode analisis isi (content anaysis)untuk memberi gambaran
terhadap muatan suratkabar seputar tanggapan balik atas
kebijakan pemerintah tentang aspirasi keistimewaan
Yogyakarta.
Adapun analisis isi dimaksudkan sebagai teknik
pengkajian untuk memaparkan isi yang dinyatakan (manifest)
secara obyektif. (Siregar,1986). Selain itu, Krippendorff (1991)
mengatakan analisis isi adalah teknik penelitian untuk
207
Aspirasi Keistimewaan Yogyakarta …
Unit-unit Analisis
Kajian ini akan menganalisis pemberitaan berupa
tanggapan atau pendapat pro dan kontra tentang aspirasi
keistimewaan Yogyakarta utamanya tentang penentuan jabatan
Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DIY berdasarkan unit
referensial, unit proporsional dan unit tema.
Kecenderungan Isi
(1) Pro (menghendaki penetapan). Pesan yang terkandung di
dalamnya bermakna mendukung RUUK Yogyakarta
utamanya dalam upaya penetapan Gubernur dan Wakil
Gubernur DIY.
208
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
(2) Kontra (menghendaki pemilihan).Pesan yang terkandung
di dalamnya bermakna tidak mendukung RUUK
Yogyakarta, utamanya dalam upaya penetapan Gubernur
dan Wakil Gubernur DIY.
(3) Netral Pesan yang terkandung di dalamnya bermakna
moderat, tidak berpihak pada yang pro maupun kontra
tentang RUUK Yogyakarta, utamanya dalam upaya
penetapan atau pemilihan Gubernur maupun Wakil
Gubernur Provinsi DIY.
Sumber berita
(1) Birokrat: Presiden dan pembantunya yang berkecimpung di
pemerintahan.(2) Politisi :Sumber yang menggunakan atribut
kepartaian atau kepentingan politik.(3). Intelektual :Seseorang
dari lingkungan perguruan inggi atau atas nama dunia ilmu
pengetahuan.(4) Tokoh Ormas :Seseorang yang menjadi tokoh
pada bidangnya masing-masing yang telah diakui
masyarakat.(5) Praktisi :Orang yang berbicara sesuai dengan
bidangnya. (6) Seniman :Seseorang yang berbicara atau
berkecimpung dibidang seni.(7) Masyarakat awam :Orang
biasa, orang tidak dikenal.
209
Aspirasi Keistimewaan Yogyakarta …
Deskripsi Pemberitaan
Munculnya berbagai pendapat dan tanggapan tentang
aspirasi keistimewaan Yogyakarta yang telah dipublikasikan
harian daerah selama bulan Maret 2011 dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
Seniman Yogyakarta, “Susilo Den Baguse Ngarso”
mengatakan wajar mayoritas Aspirasi masyarakat soal
keistimewaan menghendaki Gubernur dan wakil gubernur DIY
dilakukan dengan penetapan. Sebab model penetapan selama
ini sudah terbukti warga DIY bisa menemukan suasana nyaman
dan tenteram. Selain faktor sejarah, hukum, politis, sosial dan
budaya, penetapan Sultan dan Paku Alam sebagai kepala
daerah dapat membawa masyarakat DIY damai. Persoalannya,
ketika aspirasi masyarakat DIY sudah bulat penetapan, tiba-
tiba pembahasan RUUK DIY di Jakarta untuk Gubernur dan
Wakil Gubernur hasilnya justru lebih condong dengan pemi-
lihan. Hal tersebut yang perlu dipikirkan dan dilakukan
antisipasi sejak sekarang, katanya (3/3). Harian KR: 3-2-2011).
Keistimewaan DIY sebenarnya tidak perlu diperma-
salahkan pemerintah pusat. Pasalnya ruh dan ciri khas
keistimewaan DIY sudah jelas yaitu penetapan Sultan
Hamengku Buwono dan Paku Alam yang bertahta sebagai
Gubernur dan Wakil Gubernur. Apalagi masyarakat DIY
menghendaki penetapan. Rakyat Yogyakarta sudah tiga kali
menggelar sidang rakyat, hasilnya menghendakiSultan HB X
ditetapkan sebagai Gubernur . Kehendak itu dilegitimasi
dengan keputusan sidang paripurna DPRD DIY Dan DPRD
Kabupaten/kota se DIY. Tapi semua itu belum cukup bagi
pemerintah, kurang apa lagi, kata Koordinator Gerakan Rakyat
Mataram (Geram) Widihasto Wasana Putra, dalam pertemuan
delegasi Komisi II DPR RI dan DPD RI dengan 21 elemen
210
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
masyarakat Yogyakarta, di Gedung Wana Bhakti Yasa , yogya
(11/3). Harian KR: 12-3-2011).
Penetapan Sri Sultan dan Paku Alam sebagai Gubernur
dan Wakil Gubernur DIY, merupan harga mati yang tidak bisa
ditawar lagi. Jika pemerintah pusat tetap mengesahkan RUUK
DIY dengan memutuskan pengisian Gubernur dan Wakil
Gubernur dengancara pemilihan, maka warga siap memboikot
pelaksanaan pemilihan. Hal ini terungkap dalam penjaringan
aspirasi masyarakat Kulonprogo tentang RUUK DIY dengan
Komisi II DPR RI yang tergabung dalam Panitia Kerja RUUK
DIY. Rombongan DPR RI diterima Wabup Drs H Mulyono
dan sejmlah pejabat lainnya, di Gedung Kaca, Wates (11/3).
Kepala Desa Bugel Edy Priyono mengatakan sebagai bagian
dari keistimewaan DIY, pengisian jabatan Gubernur dan Wakil
Gubernur harus mengacu pada sejarah yaitu dengan penetapan.
Kami siap memboikot pemilihan bila pemerintah menggunakan
pemilihan.Kepala Desa Tayuban, Slamet Raharjo menegaskan
bahwa penetapan merupakan opsi yang paling baik dan
menjadi pilihan dari masyarakat Kulonprogo dan siap
memboikot pemilihan Gubernur . (KR:14-3-2011).
Pemerintah pusat dan daerah perlu duduk bersama
untuk membahas Rancangan Undang-undang Keistimewaan
Yogyakarta, tentunya dengan tetap mengutamakan kepentingan
rakyat. Konsekuensinya seandainya model pemilihan langsung
justru mencederai rakyat, tidak ada salahnya dihilangkan.
Karena dalam kondisi apapun kesejahteraan masyarakat harus
menjadi prioritas utama. Sikap mengulur waktu dan
mengalihkan suatu permasalahan bukan solusi yang efektif
dalam menyelesaikan masalah RUUK. Oleh karena itu sebagai
wakil generasi muda saya berharap pemerintah pusat, harus
211
Aspirasi Keistimewaan Yogyakarta …
213
Aspirasi Keistimewaan Yogyakarta …
214
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
aspirasi mereka untuk mengetahui alasan-alasan dan apa yang
mereka kehendaki. (Harian KR: 12-3-2011).
Tanda-tanda pemerintah berupaya menghabisi DIY
secara pelan-pelan, terlihat sejak 50 tahun lalu dengan
mengutak-atik hak atas tanah Kraton Ngayogyakarta dan
Kadipaten Paku Alaman. Tanah di DIY yang di atasnya belum
dibebani hak milik atau eigendom adalah tanah Kraton. Di
dalam perkembangannya banyak yang diatasnamakan tanah
negara dan sebagainya, dasar hukumnya apa. Sampai sekarang
belum ada peraturan yang mengatur hal itu. Itu tanda DIY
dibunuh pelan-pelan, kata KGPH Hadiwinoto dalam acara
dialog dengan Komisi II DPR RI di Kraton Yogyakarta
(10/3).Ketua Komisi II Chairuman Harahap SH MH, usai
pertemuan dengan Pemprov DIY, Pemkot Yogya dan BPN di
Kepatihan (10/3) mengatakan, masukan dari daerah ini akan
dirumuskan dalam RUUK. Dari kunjungan ke Yogya kami
mendapat masukan berharga yakni bagaimana mekanisme
pemerintahan di DIY selama ini berjalan. Terutama hubungan
gubernur dengan aparat. Setelah ini DPR melakukan pertemuan
dengan DPD serta pemerintah untuk menyampaikan Daftar
Isian Masalah (DIM). Kemudian baru dilakukan pembahasan
detail di DPR.
Wakil Ketua Komisi II Ganjar Pranowo mengatakan,
pembahasan RUUK DIY dijadwalkan selesai juli 2011. Namun
cepat lambatnya pembahasan setelah masing-masing fraksi
membuat DIM. Dari sini bisa dipetakan peta politik yang sama
dan berbeda, tutur Ganjar. Wakil Ketua DPRD DIY, Tutik M
Widya mengatakan, tidak ada rasa sungkan bagi anggota
dewan dalam mengkritisi kebijakan pemerintah. Di bawah
kepemimpinan Sultan dan Paku Alam DIY aman dan tenteram.
215
Aspirasi Keistimewaan Yogyakarta …
217
Aspirasi Keistimewaan Yogyakarta …
Tabel 14
Distribusi Jumlah Item Menurut Kecenderungan Isi
219
Aspirasi Keistimewaan Yogyakarta …
Tabel 15
Distribusi Jumlah Item Menurut Kecenderungan Isi dan
Sumber Berita
Kecenderungan Isi
Kontra Jumlah
Sumber Berita Pro Penetapan Netral
Pemilihan (%)
(%) (%)
(%)
Birokrat 8 (16,00) - 1 8 (16,36)
Politisi 9 (18,00) 1 3 12 (21.82)
Intelektual 3 ( 6.00) - - 3 (5.46)
26 (
Tokoh Ormas 26(52.00) - -
47.27)
Praktisi 1 (2.00) - - 1 ( 1.82)
Seniman 1 (2.00) - - 1 (1.82)
Masyarakat
2 (4.00) - 1 3 (5.45)
Umum
Jumlah 100 (N=50) 100 (N= 1)100 (N=4) 100 (N= 55)
221
Aspirasi Keistimewaan Yogyakarta …
223
Aspirasi Keistimewaan Yogyakarta …
224
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
PENUTUP
225
Aspirasi Keistimewaan Yogyakarta …
Rekomendasi
Keistimewaan merupakan identitas Daerah Istimewa
Yogyakarta yang tidak terbantahkan lagi. Untuk itu, sebagai
penghargaan, selesainya pembahasan RUUK DIY secepatnya
sangat diharapkan masyarakat DIY, khususnya terhadap pihak
pengambil kebijakan di pusat untuk memerhatikan aspirasi
yang berkembang di masyarakat Yogyakarta ini. Begitupun
diminimalisir pengaruh negatif dari pihak manapun supaya
pembahasan RUUK lancar.
226
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
DAFTAR PUSTAKA
227
Aspirasi Keistimewaan Yogyakarta …
228
Tentang Penulis
Darmanto
Peneliti Pertama Balai Pengkajian dan Pengembangan
Komunikasi dan Informatika Yogyakarta, Badan Litbang,
Kementerian Komunikasi dan Informatika. Menjadi dosen
tamu di UNY, UMY, UAJY, Sekolah Tinggi Multi Media
“MMTC”, dan STPMD “APMD”. Sejak Mei 2010 menjadi
Dewan Penyantun Politektik API Yogyakarta. Menyalurkan
energi kritisnya melalui Perkumpulan MPM (Masyarakat
Peduli Media), PR2Media (Pemantau Regulasi dan Regulator
Media), dan KMIPY (Koalisi Masyarakat untuk Informasi
Publik Yogyakarta). Email: dmt_mpm@yahoo.co.id
229
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
Daru Nupikso
Peneliti Muda pada Balai Pengkajian dan Pengembangan
Komunikasi dan Informatika Yogyakarta, Badan Litbang,
Kementerian Komunikasi dan Informatika. Lulus S-1 Ekonomi
di Universitas Pembangunan Nasional Veteran tahun 1986
kemudian melanjutkan S-2 Magister Administrasi Publik di
Universitas Gadjah Mada lulus pada tahun 2010. Menjadi PNS
pada Departemen Penerangan sejak 1990 dan ditempatkan di
Kanwil Deppen Sulawesi Utara selama 10 tahun. Pada tahun
2001 sampai medio 2002 bertugas di BPPI Surabaya dan sejak
akhir 2002 hingga sekarang bekerja sebagai peneliti di BPPKI
Yogyakarta. Email: d_nupikso@yahoo.co.id
Emmy Poentarie
Peneliti Muda pada Balai Pengkajian dan Pengembangan
Komunikasi dan Informatika Yogyakarta, Badan Litbang,
Kementerian Komunikasi dan Informatika. Menyelesaikan S-1
jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada.
Melanjutkan S-2 Program Ilmu Komunikasi di Universitas
Gadjah Mada lulus pada tahun 2009. Email:
emmy_ptr@yahoo.com
Topohudoyo
Peneliti Madya pada Balai Pengkajian dan Pengem-
bangan Komunikasi dan Informatika Yogyakarta, Badan
Litbang Kementerian Komunikasi dan Informasi. Menyelesai-
kan S-1 jurusan Ilmu Sosial Politik Universitas Gadjah Mada.
Melanjutkan S-2 Magister Administrasi Publik di Universitas
Gadjah Mada lulus pada tahun 2011. Email:
topo_hudoyo@ymail.com.
230
Tentang Penulis
Budiyono
Peneliti Madya pada Balai Pengkajian dan Pengem-
bangan Komunikasi dan Informatika Yogyakarta, Badan
Litbang Kementerian Komunikasi dan Informasi. Pendidikan
S-1 Jurusan Hukum pada Universitas Proklamasi 45 Yogya-
karta lulus tahun 1988, melanjutkan S-2 Program Ilmu
Komunikasi di Universitas Gadjah Mada lulus pada tahun
2009. Email: masbudism@yahoo.co.id
Ansor
Peneliti Muda pada Balai Pengkajian dan Pengembangan
Komunikasi dan Informatika Yogyakarta, Badan Litbang,
Kementerian Komunikasi dan Informatika.
231
Bunga Rampai: Hasil Penelitian dan Pengkajian
232