Anda di halaman 1dari 11

MINI RISET

TENTANG “BULLYING”
DAMPAK DAN CARA MENGATASINYA

d
i
s
u
s
u
n
oleh

NAMA MAHASISWA : TOMI M. SUHARTO


NIM : 5163331031
DOSEN PENGAMPU : DRA. TRISNI ANDAYANI,M.PD
MATA KULIAH : ILMU SOSIAL DAN BUDAYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan  kehadirat Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan karunia-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mini riset yang berjudul “Tentang ‘Bullying’
Dampak dan Cara Mengatasinya”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
matakuliah Ilmu Sosial Budaya pada semester ganjil ini.
     Ucapan terimakasih saya tujukan kepada ibu Dra. Trisni Andayani,M.Pd selaku dosen
pengampu yang telah memberikan pengarahan yang sangat berarti dan bermanfaat, sehingga saya
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Selain itu juga kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini, saya mengucapkan banyak
terimakasih.
Selanjutnya, saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tak luput dari berbagai
kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat terbuka dalam menerima saran dan
kritikan yang konstruktif dari pembaca sekalian, demi kesempurnaan penulisan karya tulis saya di
kemudian hari.
Akhirnya, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat positif bagi  kita
semua.
Medan, 02 November 2020

Penyusun

2
HAL.
Cover ....................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 4
C. Tujuan ....................................................................................................... 4
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUM.......................................................... 5
BAB III
METODE PELAKSANAAN................................................................................................. 8
BAB IV
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 6
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 10
B. Saran ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Percaya atau tidak, masalah sederhana apapun kalau tidak ditanggapi dengan serius pasti
akan menghasilkan dampak atau efek yang luar biasa. Bullying adalah salah satunya. Siapa
sangka, ada orang yang rela mengakhiri hidupnya karena di bully. Tetapi, semua permasalahan
selalu ada solusinya. Begitu pula dengan bullying.
Selain pengalaman masa lalu, orang tua juga memegang peranan penting dalam perilaku
bullying. Hal ini karena pola asuh orang tua yang sangat otoriter dan sering menggunakan
hukuman fisik akan membuat perilaku tersebut ditiru anak dan di praktekkan di lingkungannya
dan teman-temannya. Tidak hanya itu, orang tua juga harus mendampingi anak-anak saat
menonton televise, karena sebenarnya perilak bullying sudah di tunjukkan melalui siaran yang
sering di tonton anak di televise. Artikel ini penulis buat di latarbelakangi oleh banyaknya media
masa yang memberitakan mengeai tindakan bullying yang dilakukan oleh anak-anak remaja pada
zaman sekarang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Bullying?
2. Apa sajakah dampak dari bullying ?
3. Bagaimana cara mengatasi Bullying ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari dibuatnya makalah ini yaitu
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui secara umum pengertian dari Bullying
2. Untuk Mengetahui apa sajakah dampak-dampak dan cara mengatasi bullying.
3. Sebagai pemenuhan tugas matakuliah Metodologi Penelitian di semester ganjil.

4
BAB II
KERANGKA BERFIKIR DAN GAMBARAN UMUM
Apa ituBullying?
Bullying adalah tindakan mengintimidasi dan memaksa seorang individu atau kelompok
yang lebih lemah untuk melakukan sesuatu di luar kehendak mereka, dengan maksud untuk
membahayakan fisik, mental atau emosional  melalui pelecehan dan penyerangan. Orang tua
sering tidak menyadari, anaknya menjadi korban bullying di sekolah.
Bentuk yang paling umum dari bentuk penindasan/ bullying di sekolah adalah pelecehan
verbal, yang bisa datang dalam bentuk ejekan, menggoda atau meledek dalam penyebutan
nama. Jika tidak diperhatikan, bentuk penyalahgunaan ini dapat meningkat menjadi teror fisik
seperti menendang, meronta-ronta dan bahkan pemerkosaan.
Bullying, menurut wikipedia.org bullying adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau
paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu
kebiasaan dan melibatkan ketidak seimbangan kekuasaan sosial atau fisik.
Bullying  mencakup lebih dari serangan fisik. Itu bisa juga mencakup hal-hal berikut.
 Serangan verbal. ”Cewek-cewek bisa kasar banget kalau ngomong,” kata Celine, 20
tahun. ”Aku enggak bakal lupa julukan mereka sama aku atau omongan mereka. Mereka
bikin aku merasa enggak berharga, enggak diinginkan, dan enggak berguna. Mending aku
ditonjok sekalian.”
 Mengucilkan seseorang. ”Teman-teman sekolahku mulai jauhi aku,” ujar Haley, 18
tahun. ”Waktu makan siang, tempat duduknya sengaja dibuat kelihatan penuh supaya aku
enggak bisa duduk sama mereka. Selama setahun, aku nangis dan makan sendirian.”
 Cyberbullying. ”Cuma dengan beberapa ketikan lewat komputer,” kata Daniel, 14 tahun,
”reputasi seseorang—atau bahkan hidupnya—bisa hancur. Kayaknya berlebihan, tapi itu
bisa terjadi!” Cyberbullying juga mencakup mengirimkan foto atau SMS yang memalukan
lewat ponsel.

5
BAB III
PEMBAHASAN
Ada banyak faktor yang menyebabkan pembullyingan sering terjadi, diantaranya :
Pengalaman masa lalu
Sering kali orang yang melakukan bullying ialah orang yang pernah memiliki pengalaman
serupa dimasa lalu, sehingga melakukan hal yang sama ketika berada di kondisi yang
memungkinkan dirinya untuk melakukan bullying.
Kurangnya percaya diri
Sering terjadi orang-orang korban bullying ialah orang-orang yang memilki rasa percaya
diri yang rendah dan dimanfaatkan oleh pembully untuk mengintimidasi korban.
Pembiyaran oleh lingkungan
Lingkungan seringkali tidak peduli dan cuek terhadap fenomena sosial yang terjadi
disekitarnya, orang-orang  yang hanya bisa melihat pelanggaran, tanpa peduli untuk ikut
berkontribusi dalam memperbaiki tatanan sosial.
Masyarak tentu berperan besar, dalam menentukan budaya. Begitu juga dengan bangsa
indonesia, bangsa yang sejatinya menjunjung tinggi adat-istiadat dan sopan santun. Harus belajar
mengenali dan banggga pada karakter bangsanya sendiri.

Mengapa Anak-anak Melakukan Bullying?


Biasanya pelaku memulai bullying di sekolah pada usia muda, dengan melakukan teror
pada anak laki-laki dan perempuan secara emosional atau intimidasi psikologis. Anak
mengganggu karena berbagai alasan. Biasanya karena mencari perhatian dari teman sebaya dan
orang tua mereka, atau juga karena merasa penting dan merasa memegang kendali. Banyak juga
bullying di sekolah dipacu karena meniru tindakan orang dewasa atau program televisi.
James (bukan nama sebenarnya) yang selalu menindas saat masih anak-anak, mengatakan
bahwa ia melakukannya sebagai cara mencari teman di sekolah. Dia menambahkan, “Biasanya
tukang gertak ini orang yang paling merasa tidak aman di kelas.”
Berikut beberapa alasan yang umum mengapa ada yang suka membully orang lain.
 Mereka sendiri pernah di-bully. Anak muda bernama Antonio mengakui, ”Dulu, aku
muak dan bosan di-bully teman-temanku jadi aku mulai bully orang lain supaya bisa
diterima. Kalau aku ingat-ingat lagi, aku sadar itu enggak benar!”
 Mereka punya anutan yang buruk. ”Sering kali, anak muda yang suka mem-
bully  memperlakukan orang lain . . . seperti mereka melihat orang tua, kakak, atau anggota

6
keluarga mereka memperlakukan orang lain,” tulis Jay McGraw dalam bukunya Life
Strategies for Dealing With Bullies.
 Mereka berlagak hebat—namun sebenarnya rendah diri. ”Anak-anak yang mem-
bully  berlagak hebat dan itu menjadi topeng untuk menutupi kepedihan yang dalam dan
perasaan minder,” tulis Barbara Coloroso dalam bukunya The Bully, the Bullied, and the
Bystander.

Yang memiliki kemungkinan besar menjadi korbannya yaitu :


 Si penyendiri. Beberapa anak muda yang kurang pintar bergaul mengasingkan diri dari
orang lain dan menjadi mangsa empuk para pem-bully.
 Anak muda yang dianggap berbeda. Mereka menjadi sasaran para pem-bully  lantaran
penampilan, ras, agama mereka, atau bahkan karena punya keterbatasan—apa pun yang
bisa dicemooh si pem-bully.
 Anak muda yang kurang percaya diri. Para pem-bully bisa mendeteksi orang yang
berpikir negatif tentang dirinya sendiri. Orang seperti ini sering kali adalah sasaran yang
paling empuk, karena ia kemungkinan besar tidak bakal membalas.

Efek dari Bullying di Sekolah


Penindasan memiliki efek jangka panjang pada korban dan si penindas itu sendiri. Untuk
korban, perlakuan itu merampas rasa percaya diri mereka. Untuk pelaku bullying, efeknya adalah
menjadi kebiasaan dan kenikmatan untuk meningkatkan ego mereka.
Ketakutan dan trauma emosional yang diderita si korban dapat memicu kecenderungan
untuk putus sekolah. Beberapa anak-anak yang terbiasa melakukan bullying di sekolah akhirnya
dapat menjadi orang dewasa yang kejam atau penjahat.

Apa yang Perlu Diperhatikan ?


Korban tidak akan mengeluh karena takut menerima reaksi dari si pengganggu. Namun,
mereka biasanya menunjukkan beberapa gejala seperti di bawah ini:
1. kesulitan tidur
2. kesulitan menaruh perhatian di kelas atau kegiatan apapun
3. sering membuat alasan untuk bolos sekolah

7
4. tiba-tiba menjauhkan diri dari aktivitas yang disukai sebelumnya seperti naik bus
sekolah atau mengunjungi tempat bermain
5. tampak gelisah, lesu dan putus asa terus-menerus
Bagaimana melindungi anak Anda dari bullying?
1. Mencari bantuan sekolah
Dengan meningkatnya jumlah kekerasan di sekolah baru-baru ini, sangatlah penting bagi
kita untuk menanggapi kekhawatiran anak dengan serius. Selidikilah apakah bullying yang
diterima masih dalam batas wajar, atau Anda harus membahasnya dengan guru. 
2. Bicara pada pelakubullying
Di balik tindakan berani mereka, para penindas pada dasarnya pengecut. Mereka bertindak
jahat dan menjatuhkan orang lain untuk menutupi ketidak-amanan mereka sendiri dan kurangnya
rasa percaya diri. Bullyingmudah dijinakkan ketika kekuasaan dan kontrol diambil.
3. Berdayakan anak Anda
Berdiskusi dengan anak Anda untuk mengatasi bullying yang tidak terlalu parah. Misalnya,
abaikan ejekan atau gangguan non fisik. Contoh lainnya adalah bersahabat dengan semua orang
lain sehingga ketika si penindas mulai beraksi, anak Anda memiliki teman-teman yang membantu
atau membelanya.
4. Bicara tentang pengalaman Anda sendiri
Ceritakan pengalaman Anda sendiri di sekolah kepada anak. Ini akan membantu anak tahu
bahwa dia tidak sendirian dalam situasi seperti itu. 
5. Bentuk persahabatan di luar sekolah.
Upayakan anak-anak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti kursus, kegiatan
keagamaan, pramuka, dan lainnya di mana mereka bisa menciptakan kelompok sosial lain dan
belajar keterampilan baru. Ini akan membiasakan anak untuk bersosialisasi dan lebih dapat
menghadapi situasi yang tidak menyenangkan.
6. Terus memberi perhatian dan memantau keadaan anak Anda dan si penindas.
Jika keadaan tidak membaik, hubungi pihak berwenang yang relevan dan dapatkan
penyelesaian terhadap masalahnya.

Yang bisa dilakukan kalau kamu di bully :


 Jangan bereaksi. ”Para pem-bully ingin tahu apakah mereka sudah berhasil bikin kita jadi
benci sama diri sendiri,” kata wanita muda bernama Kylie. ”Kalau kita enggak bereaksi,
mereka jadi malas.” Alkitab berkata bahwa orang yang berhikmat ”tetap tenang sampai ke
akhir”.—Amsal 29:11.

8
 Jangan membalas. Pembalasan memperburuk masalah, bukan menyelesaikannya. Alkitab
berkata, ”Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan kepada siapa pun.”—Roma
12:17; Amsal 24:19.
 Jangan dekati masalah. Sebisa mungkin, hindari para pem-bully dan situasi di
mana bullying bisa timbul.—Amsal 22:3.
 Coba berikan tanggapan yang tak terduga. Alkitab berkata, ”Jawaban yang lemah
lembut menjauhkan kemurkaan.”—Amsal 15:1.
 Gunakan humor. Misalnya, jika si pem-bully bilang kamu kelebihan berat badan, kamu
bisa mengangkat bahu dan berkata, ”Yaa, nanti deh aku kurusin dikit!”
 Pergi dari situ. ”Diam membuktikan kita dewasa dan lebih kuat dari orang yang mem-
bully  kita,” kata Nora, 19 tahun. ”Dengan diam, kita menunjukkan pengendalian diri—
sifat yang enggak dimiliki si pem-bully.”
 Berupayalah untuk percaya diri. ”Para pem-bully tahu kalau kita grogi,” kata gadis
bernama Rita, ”dan mereka bisa pakai itu untuk menghancurkan seluruh kepercayaan diri
kita.”
 Beri tahu seseorang. Menurut sebuah survei, lebih dari setengah korban bullying di
Internet tidak melaporkannya, mungkin karena malu (khususnya anak laki-laki) atau takut
dibalas. Tetapi ingat, kalau kita tetap bungkam, para pem-bully akan makin menjadi-jadi.
Kalau kita buka mulut, itu bisa menjadi langkah pertama untuk menghentikan mimpi
buruk itu.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Artikel ini dilatarbelangi oleh banyaknya media masa yang memberitakan mengeai tindakan
bullying yang dilakukan oleh anak-anak remaja pada zaman sekarang. Tindakan bullying yang
dialami oleh korban dalam bentuk verbal maupun fisik. Tujuan dari artikel ini yaitu untuk
mengetahui bagaimana dampak psikosoial korban bullying dalam kehidupan sehari-hari, serta
memberikan edukasi kepada para orang tua korban untuk lebih peka terhadap perkembangan dan
permasalahan yang dihadapi oleh anak terlebih lagi untuk tetap memantau pergaulan anak. Kasus
bullying menimbulkan efek negative pada korban, seperti bersikap anti social terhadap lingkungan
bermain, menarik diri dari lingkungan social dan berinteraksi social. Menjadi acuh tak acuh akan
apa yang terjadi dilingkungan sekitarnya. Juga dampak bagi psikologi korban yaitu adanya
depressi yang mendalam yang bermula adanya rasa trauma yang dialami yang berubah menjadi
depresi.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas. 

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ubaya.ac.id/2014/content/interview_detail/85/Bullying--Masalah-Sederhana-Yang-
Tak-Bisa-Dipandang-Sebelah-Mata.html

https://www.jw.org/id/ajaran-alkitab/anak-muda/bertanya/ditindas/

https://www.kompasiana.com/deviankattana/5971ae244fc4aa53c66dfb72/bullying?page=2

https://id.theasianparent.com/si-penindas-di-kelas

11

Anda mungkin juga menyukai