TENTANG “BULLYING”
DAMPAK DAN CARA MENGATASINYA
d
i
s
u
s
u
n
oleh
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan karunia-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mini riset yang berjudul “Tentang ‘Bullying’
Dampak dan Cara Mengatasinya”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
matakuliah Ilmu Sosial Budaya pada semester ganjil ini.
Ucapan terimakasih saya tujukan kepada ibu Dra. Trisni Andayani,M.Pd selaku dosen
pengampu yang telah memberikan pengarahan yang sangat berarti dan bermanfaat, sehingga saya
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Selain itu juga kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini, saya mengucapkan banyak
terimakasih.
Selanjutnya, saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tak luput dari berbagai
kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat terbuka dalam menerima saran dan
kritikan yang konstruktif dari pembaca sekalian, demi kesempurnaan penulisan karya tulis saya di
kemudian hari.
Akhirnya, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat positif bagi kita
semua.
Medan, 02 November 2020
Penyusun
2
HAL.
Cover ....................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 4
C. Tujuan ....................................................................................................... 4
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUM.......................................................... 5
BAB III
METODE PELAKSANAAN................................................................................................. 8
BAB IV
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 6
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 10
B. Saran ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Percaya atau tidak, masalah sederhana apapun kalau tidak ditanggapi dengan serius pasti
akan menghasilkan dampak atau efek yang luar biasa. Bullying adalah salah satunya. Siapa
sangka, ada orang yang rela mengakhiri hidupnya karena di bully. Tetapi, semua permasalahan
selalu ada solusinya. Begitu pula dengan bullying.
Selain pengalaman masa lalu, orang tua juga memegang peranan penting dalam perilaku
bullying. Hal ini karena pola asuh orang tua yang sangat otoriter dan sering menggunakan
hukuman fisik akan membuat perilaku tersebut ditiru anak dan di praktekkan di lingkungannya
dan teman-temannya. Tidak hanya itu, orang tua juga harus mendampingi anak-anak saat
menonton televise, karena sebenarnya perilak bullying sudah di tunjukkan melalui siaran yang
sering di tonton anak di televise. Artikel ini penulis buat di latarbelakangi oleh banyaknya media
masa yang memberitakan mengeai tindakan bullying yang dilakukan oleh anak-anak remaja pada
zaman sekarang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Bullying?
2. Apa sajakah dampak dari bullying ?
3. Bagaimana cara mengatasi Bullying ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari dibuatnya makalah ini yaitu
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui secara umum pengertian dari Bullying
2. Untuk Mengetahui apa sajakah dampak-dampak dan cara mengatasi bullying.
3. Sebagai pemenuhan tugas matakuliah Metodologi Penelitian di semester ganjil.
4
BAB II
KERANGKA BERFIKIR DAN GAMBARAN UMUM
Apa ituBullying?
Bullying adalah tindakan mengintimidasi dan memaksa seorang individu atau kelompok
yang lebih lemah untuk melakukan sesuatu di luar kehendak mereka, dengan maksud untuk
membahayakan fisik, mental atau emosional melalui pelecehan dan penyerangan. Orang tua
sering tidak menyadari, anaknya menjadi korban bullying di sekolah.
Bentuk yang paling umum dari bentuk penindasan/ bullying di sekolah adalah pelecehan
verbal, yang bisa datang dalam bentuk ejekan, menggoda atau meledek dalam penyebutan
nama. Jika tidak diperhatikan, bentuk penyalahgunaan ini dapat meningkat menjadi teror fisik
seperti menendang, meronta-ronta dan bahkan pemerkosaan.
Bullying, menurut wikipedia.org bullying adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau
paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu
kebiasaan dan melibatkan ketidak seimbangan kekuasaan sosial atau fisik.
Bullying mencakup lebih dari serangan fisik. Itu bisa juga mencakup hal-hal berikut.
Serangan verbal. ”Cewek-cewek bisa kasar banget kalau ngomong,” kata Celine, 20
tahun. ”Aku enggak bakal lupa julukan mereka sama aku atau omongan mereka. Mereka
bikin aku merasa enggak berharga, enggak diinginkan, dan enggak berguna. Mending aku
ditonjok sekalian.”
Mengucilkan seseorang. ”Teman-teman sekolahku mulai jauhi aku,” ujar Haley, 18
tahun. ”Waktu makan siang, tempat duduknya sengaja dibuat kelihatan penuh supaya aku
enggak bisa duduk sama mereka. Selama setahun, aku nangis dan makan sendirian.”
Cyberbullying. ”Cuma dengan beberapa ketikan lewat komputer,” kata Daniel, 14 tahun,
”reputasi seseorang—atau bahkan hidupnya—bisa hancur. Kayaknya berlebihan, tapi itu
bisa terjadi!” Cyberbullying juga mencakup mengirimkan foto atau SMS yang memalukan
lewat ponsel.
5
BAB III
PEMBAHASAN
Ada banyak faktor yang menyebabkan pembullyingan sering terjadi, diantaranya :
Pengalaman masa lalu
Sering kali orang yang melakukan bullying ialah orang yang pernah memiliki pengalaman
serupa dimasa lalu, sehingga melakukan hal yang sama ketika berada di kondisi yang
memungkinkan dirinya untuk melakukan bullying.
Kurangnya percaya diri
Sering terjadi orang-orang korban bullying ialah orang-orang yang memilki rasa percaya
diri yang rendah dan dimanfaatkan oleh pembully untuk mengintimidasi korban.
Pembiyaran oleh lingkungan
Lingkungan seringkali tidak peduli dan cuek terhadap fenomena sosial yang terjadi
disekitarnya, orang-orang yang hanya bisa melihat pelanggaran, tanpa peduli untuk ikut
berkontribusi dalam memperbaiki tatanan sosial.
Masyarak tentu berperan besar, dalam menentukan budaya. Begitu juga dengan bangsa
indonesia, bangsa yang sejatinya menjunjung tinggi adat-istiadat dan sopan santun. Harus belajar
mengenali dan banggga pada karakter bangsanya sendiri.
6
keluarga mereka memperlakukan orang lain,” tulis Jay McGraw dalam bukunya Life
Strategies for Dealing With Bullies.
Mereka berlagak hebat—namun sebenarnya rendah diri. ”Anak-anak yang mem-
bully berlagak hebat dan itu menjadi topeng untuk menutupi kepedihan yang dalam dan
perasaan minder,” tulis Barbara Coloroso dalam bukunya The Bully, the Bullied, and the
Bystander.
7
4. tiba-tiba menjauhkan diri dari aktivitas yang disukai sebelumnya seperti naik bus
sekolah atau mengunjungi tempat bermain
5. tampak gelisah, lesu dan putus asa terus-menerus
Bagaimana melindungi anak Anda dari bullying?
1. Mencari bantuan sekolah
Dengan meningkatnya jumlah kekerasan di sekolah baru-baru ini, sangatlah penting bagi
kita untuk menanggapi kekhawatiran anak dengan serius. Selidikilah apakah bullying yang
diterima masih dalam batas wajar, atau Anda harus membahasnya dengan guru.
2. Bicara pada pelakubullying
Di balik tindakan berani mereka, para penindas pada dasarnya pengecut. Mereka bertindak
jahat dan menjatuhkan orang lain untuk menutupi ketidak-amanan mereka sendiri dan kurangnya
rasa percaya diri. Bullyingmudah dijinakkan ketika kekuasaan dan kontrol diambil.
3. Berdayakan anak Anda
Berdiskusi dengan anak Anda untuk mengatasi bullying yang tidak terlalu parah. Misalnya,
abaikan ejekan atau gangguan non fisik. Contoh lainnya adalah bersahabat dengan semua orang
lain sehingga ketika si penindas mulai beraksi, anak Anda memiliki teman-teman yang membantu
atau membelanya.
4. Bicara tentang pengalaman Anda sendiri
Ceritakan pengalaman Anda sendiri di sekolah kepada anak. Ini akan membantu anak tahu
bahwa dia tidak sendirian dalam situasi seperti itu.
5. Bentuk persahabatan di luar sekolah.
Upayakan anak-anak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti kursus, kegiatan
keagamaan, pramuka, dan lainnya di mana mereka bisa menciptakan kelompok sosial lain dan
belajar keterampilan baru. Ini akan membiasakan anak untuk bersosialisasi dan lebih dapat
menghadapi situasi yang tidak menyenangkan.
6. Terus memberi perhatian dan memantau keadaan anak Anda dan si penindas.
Jika keadaan tidak membaik, hubungi pihak berwenang yang relevan dan dapatkan
penyelesaian terhadap masalahnya.
8
Jangan membalas. Pembalasan memperburuk masalah, bukan menyelesaikannya. Alkitab
berkata, ”Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan kepada siapa pun.”—Roma
12:17; Amsal 24:19.
Jangan dekati masalah. Sebisa mungkin, hindari para pem-bully dan situasi di
mana bullying bisa timbul.—Amsal 22:3.
Coba berikan tanggapan yang tak terduga. Alkitab berkata, ”Jawaban yang lemah
lembut menjauhkan kemurkaan.”—Amsal 15:1.
Gunakan humor. Misalnya, jika si pem-bully bilang kamu kelebihan berat badan, kamu
bisa mengangkat bahu dan berkata, ”Yaa, nanti deh aku kurusin dikit!”
Pergi dari situ. ”Diam membuktikan kita dewasa dan lebih kuat dari orang yang mem-
bully kita,” kata Nora, 19 tahun. ”Dengan diam, kita menunjukkan pengendalian diri—
sifat yang enggak dimiliki si pem-bully.”
Berupayalah untuk percaya diri. ”Para pem-bully tahu kalau kita grogi,” kata gadis
bernama Rita, ”dan mereka bisa pakai itu untuk menghancurkan seluruh kepercayaan diri
kita.”
Beri tahu seseorang. Menurut sebuah survei, lebih dari setengah korban bullying di
Internet tidak melaporkannya, mungkin karena malu (khususnya anak laki-laki) atau takut
dibalas. Tetapi ingat, kalau kita tetap bungkam, para pem-bully akan makin menjadi-jadi.
Kalau kita buka mulut, itu bisa menjadi langkah pertama untuk menghentikan mimpi
buruk itu.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Artikel ini dilatarbelangi oleh banyaknya media masa yang memberitakan mengeai tindakan
bullying yang dilakukan oleh anak-anak remaja pada zaman sekarang. Tindakan bullying yang
dialami oleh korban dalam bentuk verbal maupun fisik. Tujuan dari artikel ini yaitu untuk
mengetahui bagaimana dampak psikosoial korban bullying dalam kehidupan sehari-hari, serta
memberikan edukasi kepada para orang tua korban untuk lebih peka terhadap perkembangan dan
permasalahan yang dihadapi oleh anak terlebih lagi untuk tetap memantau pergaulan anak. Kasus
bullying menimbulkan efek negative pada korban, seperti bersikap anti social terhadap lingkungan
bermain, menarik diri dari lingkungan social dan berinteraksi social. Menjadi acuh tak acuh akan
apa yang terjadi dilingkungan sekitarnya. Juga dampak bagi psikologi korban yaitu adanya
depressi yang mendalam yang bermula adanya rasa trauma yang dialami yang berubah menjadi
depresi.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ubaya.ac.id/2014/content/interview_detail/85/Bullying--Masalah-Sederhana-Yang-
Tak-Bisa-Dipandang-Sebelah-Mata.html
https://www.jw.org/id/ajaran-alkitab/anak-muda/bertanya/ditindas/
https://www.kompasiana.com/deviankattana/5971ae244fc4aa53c66dfb72/bullying?page=2
https://id.theasianparent.com/si-penindas-di-kelas
11