Oleh :
MUHAMMAD HIDAYAT
NIM. 181010200617
Fakultas Hukum
Universitas Pamulang
Pamulang, Tangerang Selatan, Banten
2021
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
Di era serba modern ini teknologi yang serba canggih ini, ternyata
di balik semua kecanggihan dan teknologi yang tinggi ternyata banyak yang
facebook, twitter dan media social lainnya. Dalam hal ini penulis akan
no.19 tahun 2016 yang sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 dan 45B.
Dalam arti momok dari kejahatan di dunia maya, yang termasuk pada
bermunculan dan akibat fatal dari tindakan ini adalah bunuh diri.
mana seorang pembully atau mobbing (julukan untuk satu kelompok pem-
dihina, diintimidasi, atau dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui
dianggap valid bila pelaku dan korban berusia di bawah 18 tahun dan secara
hukum belum dianggap dewasa. Apabila salah satu pihak yang terlibat (atau
keduanya) sudah berusia di atas 18 tahun, maka kasus yang terjadi akan
1) Flame War
Dapat terjadi di milis atau online forum, berupa perdebatan yang tidak esensial atau
penyanggahan tanpa dasar yang kuat dengan menggunakan bahasa kasar dan
menghina.
2) Gangguan (Harassment)
Berulang kali posting diforum atau mengirimkan pesan tidak pantas melalui email.
Mengirim spam e-mail degan jumlah belasan hingga ratusan email per-hari.
3) Pencelaan
Menyebarluaskan gossip (benar atau tidak) tentang seseorang dengan tujuan untuk
menjadi malu.
4) Impersonation
Berpura-pura menjadi orang lain dan mengirimkan pesan yang bertujuan agar orang
Tipu Muslihat Berpura-pura menjadi teman anda dan banyak bertanya sehingga
tanpa sadar anda berbagi informasi yang sangat pribadi. Pelaku bullying kemudian
meneruskan informasi yang sangat pribadi tersebut kepada banyak orang secara
adapun contoh kasus yang sampai sekarang jika di amati di media social seperti
Instagram, banyak yang membuat MEME yang mana berisi tentang bully kepada
seseorang entah itu hanya di buat bahan lelucon entah apa, akan tetapi jika dalam
hal ini yaitu penjelasan dalam pasal 45 huruf (B) unsur demi unsur nya telah
terpenuhi. Ada juga kasus seperti menyebarkan berita atau informasi bohong(hoax)
penghinaan dst, yang selama ini sering kita jumpai di facebook , WhatsApp ,
instagram yang mana berita atau informasi itu telah membuat malu para korbannya
(dikategorikan dalam pencelaan yang mana sudah dijelaskan diatas mengenai jenis-
jenis cyberbullying).
2Fauzan, Informasi Perihal Bullying, di akses dari http://bigloveadagio.wordpress.com/, tanggal 19 juli 2017.
5
B. Rumusan Masalah
dirumuskan diatas, sehingga penjelasan tidak melebar yang pada akhirnya bisa
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Pamulang.
Sementara itu adapun kegunaan yang diharapkan penulis yaitu, tulisan ini dapat
diharapkan juga hasil penulisan proposal ini dapat bermanfaat bagi kalangan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
7
Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat bagi para praktisi hukum
2. Manfaat Teoritis
E. Kerangka Teori
hukum yang baik, benar, dan adil melingkupi tatanan yang lebih
hukum.
“ Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
atau dokumen elekronik dalam suatu komputer dan atau sistem elektronik
tetap bertahan, bagian yang memberi semacam bentuk dan batasan terhadap
pola perilaku nyata manusia yang berada dalam sistem itu. Penekanannya
terletak pada hukum yang hidup, bukan hanya pada aturan dalam kitab
F. Orisinalitas Penelitian
memiliki analisis yang serupa dengan apa yang di tulis oleh peneliti seperti:
10
Transaksi Elektronik “.
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini di uraikan tantang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan.
sumber dan jenis data, lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, dan
TINJAUAN PUSTAKA
UU ini memiliki yurisdiksi yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan
perbuatan hukum..
diatur dalam Undang-Undang ITE ini, baik yang memiliki akibat hukum di
13
14
tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto,
telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses,
simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan,
foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi
15
yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.
jawab, dan memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi
Tahun 2002 tentang Hak Cipta Pasal 49 dalam ayat (3) yang
berbunyi:
17
elektromagnetik lain.”
bentuk apapun.”
hubungan internasional.”
Willard3, yaitu:
a. Pertama, Flaming:
yang penuh amarah dan frontal. Istilah “flame” ini pun merujuk pada kata-
b. Kedua, Harassment:
3Nancy E. Willard, Cyberbullying and Cyberthreats: Responding to the Challenge of Online Aggression,
Threats, and Distress. United States, Research Press, 2007, hal.
255.(http://books.google.co.id/books?id=VyTdG2BTnl4C&printsec=frontcover#v=onepage&q
=flaming&f=false), diakses 23 Juni 2017.
19
c. Ketiga, Denigration:
maksud merusak reputasi dan nama baik orang tersebut. Intinya adalah si
korbannya adalah orang-orang yang memiliki sisi “lebih” dari orang lain,
atau status yang tidak baik, agar teman korban mengira bahwa status atau
or images online.”4
Yaitu menyebarkan rahasia orang lain, atau foto-foto pribadi orang lain
foto pribadi orang tersebut yang bertujuan untuk disebarkan secara online.
an online group.”
i. Kedelapan, Cyberstalking:
2016
jenis cyber bullying khususnya pada BAB XVI.6 adalah sebagai berikut:
Harrasment).
b) Pasal 310 ayat 2 : Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau
6 R.Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Politea, Bogor, cetak ulang tahun 1991.
22
Denigration).
muka orang itu sendiri dengan lisan atau perbuatan, atau dengan
bentuk Harrasment).
kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang
disisipkan 2 pasal, yakni pasal 45A dan pasal 45B sahingga berbunyi
sebagai berikut:
24
Pasal 45
rupiah).
dalam Pasal 27 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama
aduan.
Pasal 45A
1. Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda
2. Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi
28 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/
pasal 45B
Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi
29 dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/ atau denda
media social dapat dikatakan sebagai tindak kejahatan, sebelum revisian , Undang-
Undang ini, khususnya pencemaran nama baik, deliknya adalah delik biasa,
sedangkan setelah perubahan delik di dalam Undang-Undang no.19 tahun 2016 ini
adalah delik aduan, Karena pada dasarnya pada di KUHP dengan tegas menyatakan
bahwa pasal 310 tentang penghinaan adalah deliknya delik aduan berdasarkan
Ini berarti bahwa kejahatan cyberbullying dapat diproses hukum jika ada aduan dari
orang yang dihina di media social. Namun perlu diketahui bahwa pemidanaan
cyberbullying yang diatur pasal 45B tersebut, jauh lebih buruk ketimbang
penerapan pasal 27 ayat (3) UU ITE. Sebab, hingga saat ini Indonesia belum
pengertian baku perundungan di dunia maya. Karena tidak adanya definisi baku
Sanksi pidana dan sanksi tindakan sering agak samar, namun ditingkat ide dasar,
dasar yang berbeda, Sanksi pidana bersumber pada ide dasar: “Mengapa diadakan
8 Ayu Sinata, Menimbang Konstitusionalitas UU ITE baru, di akses dari www.hukumonline.com, tanggal 26
juli 2017.
28
dasar:”Untuk apa diadakan pemidanaan itu?”. Dengan kata lain sanksi pidana
lebih bersifat antisipatif terhadap pelaku perbuatan tersebut. Jika fokus sanksi
pidana tertuju pada perbuatan salah seorang lewat pengenaan penderitaan (agar
yang bersangkutan menjadi jera), maka fokus sanksi tindakan terarah pada upaya
memberi pertolongan agar dia berubah.9 Jelaslah bahwa sanksi pidana lebih
bersumber dari ide dasar perlindungan masyarakat dan pembinaan atau perawatan
si pembuat10
sanksi tindakan terletak pada ada tidaknya unsur pencelaan bukan tidak adanya
pada prevensi khusus, yakni melindungi masyarakat dari ancaman yang dapat
9 M.Sholehuddin, Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. 32.
10 Sudarto, Hukum Pidana Jilid 1A, Badan Penyediaan Kuliah FH-UNDIP, Semarang, 1973, hlm. 7.
11 Utrecht, Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana II, Pustaka Tinta Mas, Surabaya, 1987, hlm. 360.
12 Ibid
29
kejahatan dalam dunia maya (cyber crime), dalam hal ini cyberbullying dengan
“Denigration” , menurut hemat penulis, kejahatan seperti ini lah yang harus
sanksi tindakan mengarah pada rehabilitasi atau mendidik pelaku, maka dari
itu jika di Indonesia ada kasus seperti yang terjadi sebelumnya yakni kasus,
situs website Indosat dan Tekomsel yang mana setelah situs itu diretas juga
yang terkait tersebut untuk menjatuhkan popularitas, yang bisa disebut dengan
sebaiknya dibina atau di didik kembali agar kelak bisa membantu penegak
13 AndiHamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia, Dari Retribusi ke Reformasi, PT Pradnya
Paramita, Jakarta, 1986, hlm. 53.
30
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
buku, jurnal, dan skripsi yang telah di buat oleh mahasiswa lain mengenai
B. SPESIFIKASI PENELITIAN
31
32
lain lain.
D. LOKASI PENELITIAN
A. BUKU
Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Cet. IV,
Bayumedia Publishing, Malang, 2008, hlm. 302.
Utrecht, Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana II, Pustaka Tinta Mas,
Surabaya, 1987, hal. 360
35
Nancy E. Willard, Cyberbullying and Cyberthreats: Responding to the
Challenge of Online Aggression, Threats, and Distress. United States,
Research Press, 2007,
hal.255.(http://books.google.co.id/books?id=VyTdG2BTnl4C&printsec=front
cover#v=onepage&q =flaming&f=false), diakses 15 Oktober 2021.
36