Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENELITIAN BAHASA INDONESIA

PENINGKATAN DAN PENGARUH TINDAKAN


CYBERBULLYING DI MASA PANDEMI COVID 19

Disusun oleh :

Darren Shane Khornady

Florencia Carmel Virgo

Geby Velensia

Karin Sisilia De Larosa

SMA TARAKANITA CITRA RAYA

Tahun Pembelajaran 2021/2022


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


yang telah memberikan kesempatan pada kami untuk menyelesaikan
proposal penelitian berjudul “Peningkatan Dan Pengaruh Tindakan
Cyberbullying Di Masa Pandemi Covid 19” sesuai dengan ketentuan dan
syarat yang berlaku.

Adapun proposal ini, kami susun untuk memenuhi syarat penilaian


proposal Bahasa Indonesia. Dalam penyusunan proposal ini kami mendapat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah bersedia meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran yang begitu berharga sampai terselesaikannya
proposal ini. Kami sampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Ardi Krisnto, S.pd, selaku guru Bahasa Indonesia


2. Teman teman yang telah meluangkan waktu untuk mengisi
survey

Akhirnya, kami berharap semoga proposal ini dapat memberikan


manfaat bagi pembaca. Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan proposal penelitian ini.

Tangerang, 01 Maret 2022


ABSTRAK

Kemajuan teknologi telah banyak mengubah aktivitas manusia,


terutama di bidang teknologi dan komunikasi. Namun, kemudahan ini justru
disalahgunakan oleh beberapa orang untuk melakukan kejahatan, seperti
Cyberbullying. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari
Cyberbullying di media social dan cara penanggulangannya.
Cyberbullying adalah tindakan negatif yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok tertentu dengan mengirimkan pesan teks, foto,
gambar meme, dan video ke akun media sosial seseorang dengan tujuan
untuk menyindir, menghina, melecehkan, mendiskriminasi bahkan
menganiaya individu. CyberBullying dapat dilakukan melalui media seperti
pesan teks, gambar video,panggilan telepon, email, ruang obrolan, Pesan
Instan (IM), Situs Media Sosial, dan situs web.
Cyberbullying merupakan bentuk kekerasan anak atau remaja
melalui media online atau media sosial. Cyberbullying dapat memberikan
dampak yang berpengaruh terhadap emosi dan psikologis remaja. Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data
melalui penyebaran Google Form kepada pengguna media sosial berusia 12-
18 tahun. Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kepedulian
terhadap sesama manusia khususnya mengenai kesehatan mental.
Survei dari 39 responden, terdapat 43,6% yang mengatakan pernah
mengalami Cyberbullying. Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi
Cyberbullying cukup tinggi dan harus ditanggapi dengan serius. Di
Indonesia, kasus Cyberbullying sudah diatur dalam Undang Undang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang seharusnya dapat
mengurangi kasus Cyberbullying. Namun, pada kenyataannya, UU ITE
belum sepenuhnya menjamin dapat mengurangi kasus Cyberbullying.
Sehingga, satu satunya yang dapat menanggulangi dampak dari
Cyberbullying adalah diri sendiri.
Kata Kunci : Cyberbullying, Remaja, Media Sosial.

Daftar Isi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Abad ke-21 dunia sudah mengalami perkembangan yang
sangat spesifik terutama di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK). Banyak teknologi baru yang diciptakan dengan tujuan
membantu manusia di berbagai bidang. Pesatnya perkembangan
dalam bidang teknologi dan informasi menimbulkan perubahan pada
peradaban manusia.
Setiap orang dengan bebas dapat melakukan aktivitas apapun
di media social. Media sosial mengikutsertakan penggunanya ke
dalam budaya baru yang dapat mengubah pola pikir dan perilaku
manusia. Hal ini paling berpengaruh kepada para remaja yang
berada pada usia pubertas, dimana kesehatan mentalnya masih labil
dan banyak dipengaruhi oleh lingkungan eksternal (Kartono 2003).
Tak hanya itu, remaja merupakan sosok yang paling sering
menggunakan media sosial dengan tujuan mencari teman,
memposting foto atau video, membangun self-image dan lainnya.
Akan tetapi, tidak semua remaja menggunakan media sosial dengan
baik dan benar. Akibat bebasnya aktivitas seseorang di internet
khususnya di media sosial, mereka tidak tahu cara beretika dalam
menggunakan media sosial dan hal-hal apa saja yang Sebaiknya
tidak dilakukan dalam penggunaan media sosial sehingga
menyebabkan terjadinya penyalahgunaan media sosial seperti yang
sering kita temui adalah cyberbullying.
Cyber bullying menjadi salah satu dampak yang muncul dari
aktivitas online, dimana seseorang melakukan tindakan bully kepada
orang lain di dalam dunia online. Dampak negatif dari cyber
bullying dapat dilihat baik secara psikologis maupun fisik.
..
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan
beberapa masalah sebagai berikut.
1. Mengapa tindakan cyberbullying bisa terjadi?
2. Bagaimana pengaruh Covid-19 terhadap tindakan cyberbullying?
3. Apa penyebab terjadinya cyberbullying?
4. Apa saja dampak yang diakibatkan oleh cyberbullying kepada
kesehatan mental seseorang?
5. Bagaimana cara mengatasi tindakan cyberbullying?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dengan ini tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan paham mengenai tindakan cyberbullying.
2. Untuk mengetahui pengaruh pandemi Covid-19 terhadap tindakan
cyberbullying.
3. Untuk mengetahui penyebab timbulnya cyberbullying.
4. Untuk mengetahui dampak cyberbullying terhadap kesehatan mental.
5. Untuk mengetahui dan tahu cara mengatasi tindakan cyberbullying.

D. Pembatasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah kami melakukan pembatasan
masalah sebagai berikut.
1. Responden yang mengisi survei dibatasi dari umur 12-18 tahun.
2. Analisis data berpusat pada cyberbullying.

E. Manfaat Penelitian
1. Untuk akademik
Melakukan tugas penelitian kelompok untuk mendapatkan
pemahaman pada materi proposal penelitian, mengetahui
pembuatan proposal penelitian, serta mendapatkan penilaian
yang sesuai dengan kriteria penilaian.
2. Untuk pembaca
Sebagai bahan untuk memahami lebih lanjut terkait tindakan
cyberbullying.
Sebagai contoh proposal penelitian bagi pembaca sehingga
proposal lain dapat menghasilkan proses dan hasil akhir yang
lebih baik.
BAB 2

LANDASAN TEORI

A. Pengertian
Definisi dari cyberbullying yaitu tindakan mengintimidasi
menggunakan media atau perangkat elektronik, tindakan
perundungan di media sosial adalah tindakan yang disengaja oleh
pelaku dengan maksud atau tujuan yang menyebabkan timbulnya
kerugian, tindakan yang selalu dilakukan secara konsisten atau
berulang ulang, cyberbullying selalu melibatkan suatu unsur
hubungan yang ditandai dengan adanya ketidakseimbangan kekuatan
(Hellsten, 2017). Cyberbullying adalah tindakan yang dilakukan oleh
seorang atau sekelompok orang terhadap individu lain melalui pesan
teks, gambar/foto, atau video yang cenderung merendahkan dan
melecehkan (Hidajat et al., 2015).
Cyberbullying terbagi menjadi beberapa bentuk. Pertama
adalah Flamming, yaitu pertengkaran dengan melibatkan kemarahan
dan bahasa vulgar yang dilakukan secara online. Kedua adalah
Harassment, yaitu pesan yang buruk dan menghina yang dikirim
secara berulang. Ketiga adalah Denigration, yaitu membuat rumor
negatif hingga merusak relasi korban. Keempat adalah Outing, yaitu
menyebarkan rahasia, informasi atau gambar yang memalukan orang
lain secara online. Terakhir adalah Exlusion, yaitu pengabaian secara
sengaja dan kejam kepada orang lain dalam suatu forum online.

B. Penyebab Cyberbullying
Cyberbullying atau perundungan didominasi oleh remaja. Hal
ini disebabkan pengguna internet terbesar di Indonesia adalah para
remaja. Motif remaja dalam melakukan tindakan bullying di media
sosial dapat dikategorikan sebagai berikut;
a. Adanya ketidaksukaan terhadap pribadi seseorang yang dinilai
kurang pantas atau layak bagi para pelaku.
b. Bertujuan untuk menyindir dengan kalimat-kalimat negatif atau
tidak etis kepada para korban.
c. Bermaksud untuk menghibur agar dapat mengundang canda tawa
dari para user atau pengguna internet seperti gambar atau foto
meme yang diposting di account media sosial para korban
d. Terdapat perasaan dengki dan hasud yang menimpa pelaku
disebabkan para korban bullying dinilai kurang pantas dan layak
dalam meraih kesuksesan atau keberhasilan yang telah diperoleh.
e. Pelaku merasa yakin bahwa dirinya lebih baik dan pantas
dibanding para korban baik dari segi kualitas maupun kuantitas. 

C. Dampak Cyberbullying
Masa pandemi ini membuat aktivitas belajar-mengajar yang
sebelumnya dilakukan secara manual harus berganti dengan
penerapan teknologi. Dengan kata lain anak akan lebih sering
mengakses gawai dan internet. Untuk menjadikan internet sebagai
tempat bermain dan belajar. Dengan terjadinya hal tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pandemi covid 19 ini sangatlah berpengaruh
dalam tindakan cyberbullying, maraknya penggunaan teknologi,
membuat hal tersebut terjadi.

D. Cara Mengatasi Cyberbullying


Maraknya kejahatan di media sosial menyebabkan
munculnya dampak buruk bagi sebagian orang. Oleh karena itu,
diperlukan peran serta masyarakat dan kepolisian dalam
mencegah atau mengurangi terjadinya cyberbullying di media
sosial. Diantara peran masyarakat dalam mencegah atau
mengurangi cyberbullying di media sosial diantaranya adalah dengan
meningkatkan pengetahuan agama sehingga tidak mudah
terpengaruh oleh lingkungan luar, memberikan batasan waktu
penggunaan media sosial pada anak, serta mengontrol akun media
sosial anak (Sakban dan Sahrul, 2018).
Apabila sedang melihat kejadian cyberbullying, sebaiknya
dilaporkan kepada pihak yang berwenang, contohnya kepada polisi.
Peran polisi dalam mencegah cyberbullying adalah dengan
melakukan pembinaan terhadap pelaku cyberbullying sehingga
mereka lebih merasa bersalah dan tidak berniat untuk mengulangi
perbuatan tersebut kembali. Selain itu, tindakan pencegahan
yang dapat dilakukan oleh polisi adalah dengan kerjasama
dengan mahasiswa untuk mengkampanyekan anti-cyberbullying,
melibatkan partai politik untuk pendidikan kepada kader-kader
partai, menetapkan secara tegas pelaku cyberbullying, serta
mengadakan perlombaan yangberhubungan dengan kampanye anti-
cyberbullying (Sakban dan Sahrul, 2018). Untuk itu, cyberbullying
dalam ranah hukum masih perlu dikaji terkait berada dalam kategori
delik aduan atau delik biasa. Bila ada dalam kategori delik aduan,
maka yang menjadi korban atau yang merasa dirugikan bisa
melaporkan ke pihak kepolisian. Sedangkan, untuk delik biasa, pihak
polisi bisa langsung menindak para pelaku cyberbullying di media
sosial.
E.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Dalam menyelesaikan proposal penelitian ini, metode
penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian kuantitatif.
Menurut V. Wiratna Sujarweni (2014:39) penelitian kuantitatif
adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan
yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-
prosedur statistik atau cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).
Sedangkan pengertian Metode Penelitian Kuantitatif, menurut
Sugiyono (2017:8) adalah Metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.
Untuk memfasilitasi laporan ini. Dengan jumlah populasi dan
sampel sebagai berikut.
1. Populasi
Jumlah populasi total berjumlah 39 orang
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah kepada pengguna media sosial
berusia 12-18 tahun.

B. Tanggal penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di rumah masing masing
anggota. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 7 Februari 2022
hingga 9 Maret 2022.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara:
1. Angket (questioner)
Responder mengisi kuesioner yang disusun oleh peneliti.
2. Riset Internet (Online Research)
Menggunakan media internet sebagai penelusuran informasi berupa
teori maupun data data penunjang penelitian yang dilakukan.
3. Diskusi Terfokus (Focus Group Discussion).
Menemukan makna sebuah isu lewat diskusi untuk menghindari
pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti.
BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

(gambaran umum, metode Analisa data)

16 15

14

12
10
10

8 7

4
3 3

2 1

0
12 Tahun 14 Tahun 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun

Gambar 1. Grafik Responden Berdasarkan Umur

Tidak mengalami

Twitter

Telegram

Discord

Instagram

Whatsapp

Game

0 5 10 15 20 25

Gambar 2. Grafik Aplikasi Terjadi Cyberbullying


15%

36%

49%

Pernah Tidak pernah Mungkin

Gambar 3. Grafik Responder Berdasarkan Pengalaman


Melakukan CyberBullying
BAB 5

PENUTUP

(kesimpulan, saran)
Daftar pustaka

Redaksi. Maraknya Cyber Bullying di Zaman Milenial Melalui Media


Sosial | Jurnalpost. JurnalPost. Published October 21, 2021. Accessed
March 1, 2022.
Sakban A, Sahrul Sahrul, Andi Kasmawati, Tahir H. Tindakan Bullying di
Media Sosial dan Pencegahannya. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan
Pendidikan). 2018;2(3). doi:10.36312/jisip.v2i3.564
Nurlaila Sari Rumra, Bety Agustina Rahayu. Perilaku Cyberbullying pada
Remaja. Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa. 2021;3(1):41-48. Accessed March
1, 2022.
View of Pengaruh Cyberbullying di Media Sosial Terhadap Kesehatan
Mental. Actual-insight.com. Published 2022. Accessed March 9, 2022.
Fasya Syifa Mutma. DESKRIPSI PEMAHAMAN CYBERBULLYING DI
MEDIA SOSIAL PADA MAHASISWA. Jurnal Komunikasi.
2019;13(2):165-182. Accessed March 9, 2022.
El Chris Natalia. Remaja, Media Sosial dan Cyberbullying.
KOMUNIKATIF : Jurnal Ilmiah Komunikasi. 2022;5(2):119-139.
doi:10.33508/jk.v5i2.991

Anda mungkin juga menyukai