Anda di halaman 1dari 8

ISI PAPER

Untuk memenuhi tugas digital citizenship tentang konsep 5r Dan


mengumpulkan artikel

Disusun Oleh:
Ariq finkhan garis
1KA08
10121202

PROGRAM STUDI DIGITAL CITIZENSHIP

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS GUNADARMA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 1

A. PENDAHULUAN …..................................................................................... 2

B. PEMBAHASAN …........................................................................................ 3

Contoh Kasus …...................................................................................... 4

Alasan Pelanggaran etiket terjadi.….............................................................. 5

C. PENUTUP …................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA …..................................................................................... 7
A. PENDAHULUAN

Dijaman sekarang internet adalah hal yang wajib untuk semua kalangan.
Bahkan bisa saja internet dianggap sebagai kebutuhan primer. Tua muda kecil
besar hampir semua mengenal internet. Namun, apakah mereka, warga internet
mengerti etika internet, masalah saat ini adalah semua orang yang menggunakan
internet hanya sekedar menggunakan saja, tanpa mengerti etika dan estetika
internet. Internet jika kita gunakan dengan hal postif maka hasil yang kita dapat
atau informasi yang kita dapat akan berguna bagi kehidupan kita. Namun jika kita
menggunakan internet dengan hal yeng negatif, maka hasil dari penggunaan
internet yang negatif akan mempengaruhi keseharian kita.

Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan warga digital dapat menggunakan


internet dengan menerapkan konsep 5r sebaik-baiknya. Makalah ini dibuat agar
warga digital tidak mendapat masalah sosial setelah mengetahui etika Kewargaan
digital beserta konsep – konsepnya.

Pengertian warga digital sendiri adalahkonsep yang dapat digunakan untuk


memberikan pengetahuan mengenai penggunaan teknologi dunia maya dengan
baik dan benar. Penggunaan teknologi dunia maya dengan baik dan benar memiliki
banyak implikasi, pemilihan kata yang tepat dalam berkomunikasi, tidak
menyinggung pihak lain dalam memutakhirkan (update) status, tidak memberikan
informasi rahasia kepada publik, tidak membuka tautan yang mencurigakan,
danlainnya. Kewargaan digital dapat didefinisikan sebagai norma perilaku yang
tepat dan bertanggungjawab terkait dengan penggunaan teknologi.
B.PEMBAHASAN

Penetrasi internet secara global meningkat signifikan. Australia dan Indonesia juga
mengalami peningkatan users, penertrasi, dan sebaran demografis pengguna internet
beberapa tahun ke belakang. Dan tak bisa dipungkiri juga dampak negatif dunia digital juga
dialami dua negara.Pemerintah Australia sudah cukup lama dan serius membangun
kemampuan digital untuk warganya. Kurikulum literasi digital sudah direncanakan dan
diterapkan ke dalam pendidikan beberapa tahun ke belakang. Dan secara fundamental juga
mengkampanyekan 5R pilar digital.

Pilar-pilar ini dibangun untuk keamanan pribadi dan pengembangan literasi media dan
digital. Ke 5R tersebut adalah Right, Respect, Responsibility, Reasoning, dan Resilience.
Atau dibahasakan sebagai bagian dari hak, penghormatan, tanggung jawab, berfikir kritis,
dan ketangguhan.

Rights atau hak mengacu kepada kebebasan beropini, akses, dan keamanan digital.
Setiap orang berhak mengutarakan ide, gagasan, komentar, dan opini di dunia digital. Karena
hal ini juga telah diatur dalam HAM. Prinsip demokrasi yang kita anut pun menghormati hak
berpendapat. Pilar Rights menyoroti keberimbangan dalam berpendapat dan penyalahgunaan
hak tersebut. Sejauh mana kebebasan mem-posting konten akan melanggar privasi, perasaan,
dan keamanan orang lain. Begitu pun dengan hak pribadi yang tidak menyinggung hak publik
secara etis dan logis. 

Saat seseorang memposting provokasi, ujaran kebencian, atau disinformasi (hoaks),


maka patut direfleksikan oleh kita apakah kegiatan ini melanggar orang lain. Perlukah
postingan tersebut di-share kepada orang terdekat kita. Karena hal ini terkait dengan hak
orang lain mendapat rasa aman di dunia digital. pilar Respect atau rasa hormat. Pilar ini
mencakup menghormati diri sendiri, merawat perbedaan, dan inklusifitas semua pihak dalam
lingkungan digital.

Seperti sudah menjadi rahasia umum. Banyak orang dibalik akun-akun mereka
menunjukkan perilaku, tuturan, dan gestur sosial yang kurang baik. Dengan akun samaran
mereka mengumpat, menyebarkan konten asusila dan tidak etis, sampai mempublikasi
identitas orang lain.

Indonesia dengan lebih dari 150 juta pengguna internet. Dan penetrasi internet secara
demografis yang cukup luas dan baik. Setiap orang kini dibekali gawainya untuk
mengutarakan pendapat. Tak jarang, dalam berpendapat mereka menjurus pada ujaran
kebencian sampai persekusi.

Dan pilar ketiga dari 5R adalah Responsibility atau bertanggung jawab. Pilar ini
berfokus pada menciptakan dunia digital yang suportif dan suportif bagi sesama users.
Menjadi netizen yang baik selain kita menghormati hak dan perbedaan. Baiknya lagi kita
bertanggung jawab atas kelompok lain dan minoritas. Selain juga menjadi influencer yang
bermartabat, independen. Sekaligus menerima kritik dan tidak semena-mena menuduh orang
dan bukan perilakunya.

Setelah membahas pilar ketiga,selajutnya ada Reasoning atau penalaran, Yang lebih
penting pada Reasoning dalam mengecek fakta adalah untuk diri sendiri. Saat kita secara
pribadi bisa mengamati berita dan mengecek fakta. Kita pun mencegah distribusi hoaks
menyabar lebih luas. Di Indonesia sendiri, berpikir kritis kurang diajarkan di bangku sekolah.
Dimana nilai dan ranking menjadi acuan. Mengembangkan critical thinking diperlukan
pendekatan holistik. Dari mulai penguatan sumber daya guru dan sekolah. Sampai
pengembangan kurikulum sampai silabus.

Pemerintah Australia yang giat menggerakkan literasi digital patut dijadikan contoh.
Dari mulai sekolah yang menggiatkan keamanan digital untuk siswa dalam sekolah. Sampai
dengan peran perpustakaan sebagai digital hub orang-orang tua. Hanya sebagian contoh dari
best practices yang bisa diterapkan di Indonesia.

Yang terakhir dari 5r adalah Resilience atau Ketahanan psikologis adalah


kemampuan mental atau emosional untuk mengatasi krisis atau untuk kembali ke status
sebelum krisis dengan cepat. Resiliensi ada ketika orang tersebut menggunakan "proses
mental dan perilaku dalam mempromosikan aset pribadi dan melindungi diri dari potensi efek
negatif dari stres"

Contoh Kasus:

Pada era sekarang ini, kehidupan masyarakat tidak terlepas dari penggunaan teknologi
digital. Hampir mayoritas waktu dalam kehidupan masyarakat sekarang ini tidak lepas dari
penggunaan teknologi digital baik untuk bekerja, belajar ataupun bersosialisasi baik itu lewat
komputer, mobile phone, ataupun perangkat pintar yang ada di kantor ataupun di rumah kita.
Setiap orang memiliki hak untuk menyampaikan pendapatnya di muka umum.
Apalagi dengan kehadiran internet yang semakin membuat kita mudah dalam mengomentari
unggahan seseorang khususnya artis idola kita. Namun pada praktiknya ternyata beberapa
dari komentar tersebut ternyata berisi ujaran kebencian seperti yang dialami oleh artis Deddy
Corbuzier. Tidak jarang presenter acara Hitam Putih ini mendapatkan ujaran kebencian yang
beberapa diantaranya berani ia tuntut ke kepolisian bahkan ada pula yang langsung bertatap
muka dengan Deddy. Pelaku adalah orang pertama dari daftar haters-nya yang
dipublikasikan oleh Deddy Corbuzier melalui akun media sosialnya karena melontarkan
ujaran kebencian. Pada September 2015 pelaku yang bernama Aril Erda menghina Deddy
dengan sebutan pecundang dan seorang kapitalis yang memandu sebuah acara yang
menurutnya tidak berbobot. Tidak hanya itu, ia pun menantang Deddy untuk melaporkan
dirinya kepada pihak kepolisian jika berani. Ternyata benar hanya selang 2 hari setelah
menerima tantangan tersebut, Deddy dan timnya berhasil meringkus pelaku yang ternyata
baru lulus dari SMA di kota Bandung. Meski bisa memperkarakan kasus tersebut lebih
panjang, namun ia iba melihat ayahnya yang hanya seorang penjahit sehingga Deddy pun
memaafkan pelaku yang sebelumnya telah mengucapkan maaf disaksikan oleh sang ayah dan
beberapa anggota polisi. Beralih pada contoh kasus, bulan April 2021 yang lalu satu
kasus cyberbullying  menggegerkan publik. salah satu idol asal Korea Selatan Sulli asal grup
F(x) yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Diketahui Sulli sebelumnya
menderita panic disorder dan kondisinya diperparah dengan depresi yang ditimbulkan akibat
menerima sejumlah caci-makian dari warganet.

Alasan mengapa pelanggaran etiket terjadi:

a.       Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan diri masyarakat.

b.      Kurangnya iman dari individu tersebut.

c.       Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik pada setiap bidang,
karena buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak prepesi sendiri.

d.      Belum terbentuknya ku;tur dan kesadaran dari orang tersebut.

e.       Tidak adanya kesadaran etis dan moralitas dari orang tersebut.

f.       Kebutuhan individu.

g.      Perilaku dan kebiasaan individu yang buruk sehingga menjajdi sebuah kebiasaan.
h.      Lingkungan tidak etis mempengaruhi individu tersebut melakukan sebuah pelanggaran.

C.Penutupan

Kesimpulan

Warga digital adalah orang yang sadar akan hal baik dan yang tidak baik.
Menunjukkan kecerdasan perilaku teknologi, dan bisa membuat pilihan yang tepat saat
menggunakan teknologi. Kewargaan digital adalah konsep yang dapat digunakan untuk
memberikan pengetahuan mengenai penggunaan teknologi komunikasi dalam jaringan
dengan baik dan benar. Atau juga dapat didefinisikan sebagai norma dan perilaku yang tepat
dan bertanggung jawab atas pengunaan teknologi,terlebih lagi dengan adanya konsep 5r;
rights,respect,responsibilities,resilience,reasoning,seharusnya kita sebagai manusia atau yang
sekarang disebut netizen di dunia digital, lebih berhati-hati dan memikirkan konsekuensi di
setiap hal yang dilakukan di kehidupan nyata ataupun digital karena sangat mudah untuk
menyakiti orang atau bahkan orang yang disakiti bisa membalas dendam dan tentu saja kita
tidak mau itu terjadi,jadi kesimpulan dalam makalah ini adalah jika kalian tidak bisa
menerapkan konsep 5r dalam sosial media lebih baik menahan diri dari bermain sosmed
karena sangat berbahaya baik bagi diri sendiri dan orang lain.

Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin disampaikan silahkan sampaikan kepada saya. Apabila ada
terdapat kesalahan mohon dapat dimaafkan dan memakluminya, karena saya hamba Tuhan
yang tak luput dari salah khilaf dan lupa. Sekian dari saya akhir kata saya ucapkan,

Wabillahitaufikhidayah wassalamualaikum wr.wb

DAFTAR PUSTAKA

Internet
https://kumparan.com/berita-artis/5-momen-ketika-deddy-corbuzier-berhasil-meringkus-
hatersnya-1540982800138993109

https://ketik.unpad.ac.id/posts/3012/fenomena-cyberbullying-di-indonesia-2

Anda mungkin juga menyukai