Anda di halaman 1dari 7

RESUME BUKU PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I
PENDAHULUAN
   A.    Landasan Pendidikan Pancasila
Pancasila dilandasi dengan beberapa landasan yang penting, diantaranya landasan historis
yang merupakan sejarah bangsa ini dalam menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang
merdeka, mandiri serta memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta
filsafat hidup bangsa. Dan landasan kultural yang merupakan landasan yang berasal dari
pandangan hidup dalam bermasyarakat. Kemudian landasan yuridis yang merupakan landasan
yang berdasarkan pada pendidikan kewarganegaraan. Contohnya adalah pendidikan Pancasila
yang menjadi mata kuliaah wajib di perguruan tinggi. Dan terakhir ada landasan filosofis yang
merupakan dasar-dasar filsafat negara yang tertuang di Pancasila. Seperti asas bangsa secara
filosofis yang berketuhanan dan berkemanusiaan.

   B.     Tujuan Pendidikan Pancasila


Dijelaskan disini bahwa tujuan Pancasila yaitu mengarahkan pada moral yang diharapkan
terwujud dalam kehidupan sehari-hari.

   C.    Pembahasan Pancasila secara Ilmiah


Pembahasan Pancasila termasuk filsafat Pancasila, sebagai suatu kajian ilmiah, harus
memenuhi syarat-syarat ilmiah sebagaimana yang dikemukakan oleh I.R. Poedjowijatno yang
merinci syarat-syarat ilmiah yaitu berobjek, bermetode, bersistem dan bersifat universal.

   D.    Beberapa Pengertian Pancasila


Pengertian Pancasila secara etimologis berasal dari Sansekerta dan India, serta digabung
dengan bahasa Jawa yaitu “panca” dan “susila” yang berarti dasar yang memiliki lima unsur.
Ada juga pengertian secara historis yaitu seperti yang dirumuskan Ir. Soekarno pada sidang
BPUPKI dan yang dirumuskan dalam piagam Jakarta oleh panitia sembilan. Juga pengertian
secara terminologi dalam konstitusi RIS, UUDS dan yang beredar di kalangan masyarakat yang
masing-masing punya rumusan tersendiri.
           

BAB II
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH BANGSA INDONESIA

A.    Nilai-nilai Pancasila dalam Sejarah Bangsa Indonesia


Nilai-nilai ini terdapat pada zaman Kutai oleh Raja Mulawarman yang
memberikan yupa  sebagai terima kasih raja kepada Brahmana yang menampilkan nilai-nilai
sosial politik dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan. Kedua pada zaman Sriwijaya yang sudah
mengembangkan tata politik pemerintahan yang mampu ditaati oleh rakyat di wilayah
kekuasaannya. Ketiga pada zaman Majapahit telah muncul lambang burung garuda dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang saat ini menjadi semboyan bangsa kita ini.

B.     Zaman Penjajahan
Pada zaman ini tampak pada kegigihan bangsa ini dalam perjuangannya menghadapi
kekuasaan penjajah dengan semangat kebangsaan mereka meskipun masih bersifat kedaerahan.

C.    Kebangkitan Nasional
Inilah masa-masa perjuangan bangsa yang mulai menyeluruh dan tidak
kedaerahan  dengan munculnya organisasi-organisasi pergerakan nasional, tiga serangkai dan
PNI yang dipelopori oleh Soekarno.

D.    Zaman Penjajahan Jepang


Pada masa ini bangsa juga berjuang menghadapi penjajahan secara gigih dengan
banyaknya tekanan dari berbagai sisi. Pada masa ini yang menonjol adalah organisasi BPUPKI
yang sebenarnya didirikan oleh pihak Jepang sendiri.

E.     Proklamasi Kemerdekaan dan Sidang PPKI


Yaitu masa-masa penting dalam sejarah bangsa ini dengan pengikraran kemerdekaan
Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dengan dukungan PPKI  dengan keempat sidangnya.

F.     Setelah Proklamasi Kemerdekaan


Terdapat beberapa perubahan bentuk negara ini menjadi RIS dan akhirnya pada tahun
1950 kembali menjadi negara kesatuan dengan dekrit presiden dan terdapat juga orde lama dan
orde baru pada masa itu.

BAB III
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

A.    Rumusan Kesatuan Pancasila Sebagai Suatu Sistem


Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat.
Pengertian sistem adalah kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja untuk
suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Dan kesatuan
sila-sila Pancasila terdiri dari susunan-susunan yang bersifat organis, hierarkhis berbentuk
piramidal sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi

B.     Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat


Kesatuan Pancasila pada hakikatnya bukanlah merupakan suatu kesatuan yang bersifat
formal logis saja, namun juga meliputi kesatuan makna, dasar ontologis, dasar epistemologis
serta dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila.

C.    Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara Republik Indonesia
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada
hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis, fundamental dan menyeluruh.
Maka sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat dan utuh, hierarkhis dan
sistematis.

D.    Inti Isi Sila-sila Pancasila


Pancasila yang berisi lima dasar itu memiliki inti masing-masing. Sila
pertama  mengandung makna bahwa kita sebagai manusia yang bertuhan. Sila kedua bermakna
menjunnjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Sila ketiga
berisi penyatuan manusia yang bersifat monodualis yang menyayukan bangsa dari berbagai suku
daerah dan etnis yang bermacam-macam. Sila keempat bermakna demokrasi yang amat sangat
diperlukan dalam menjaga keutuhan bangsa ini. Dan sila kelima berisi tentang kodrat manusia
sebagai makhluk sosial yang menerapkan nilai-nilai keadilan.

BAB IV
ETIKA POLITIK BERDASARKAN PANCASILA
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan sumber  dari segala
penjabaran norma, baik norma hukum, norma moral maupun norma kenegaraan lainnya.dan nilai
ini terdiri dari nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis yang tidak boleh menyimpang dari
sistem tersebut.

BAB V
KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN IDEOLOGI
DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

A.    Pancasila sebagai Budaya Bangsa Indonesia


Yaitu Pancasila bukanlah terbentuk secara mendadak dan bukan dari ideologi orang-
orang, tetapi berasal dari proses yang cukup panjang hasil dari kebudayaan bangsa ini secara
kongkret dan hasil dari aktivitas manusia dalam masyarakat. 

B.     Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa


Yaitu Pancasila yang memiliki kedudukan luhur dan sebagai dasar Negara Republik
Indonesia dan sebagai pedoman dan kekuatan rohaniah bagi bangsa untuk berprilaku luhur dalam
kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
C.    Pancasila sebagai Filsafat Bangsa dan Negara Indonesia
Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara merupakan suatu hasil konsensus filsafat
karena membahas dan menyepakati suatu dasar filsafat negara, dan konsenses politik.

D.    Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara


Pancasila menjadi pandangan hidup dan filsafat hidup di atas basis dengan asas politik
negara dan menjadi sumber hukum, meliputi suasana kebatinan, mewujudkan cita-cita hukum,
mengandung norma dan merupakan sumber semangat dari UUD 1945.

E.     Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia


Pancasila sebagai ideologi yang tidak kaku dan tertutup, namun bersifat terbuka. Hal ini
dimaksudkan agar pancasila bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu
menyesuaikan dengan perkembangan jaman.

F.     Pancasila sebagai Asas Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia


Sebagai negara dengan berbagai kebudayaan dari suku-suku dan etnis yang bermacam-
macam, Pancasila merupakan asas pemersatu dan asas hidup bersama.

G.    Pancasila sebagai Jatidiri Bangsa Indonesia


Pancasila memiliki tata nilai yang mendukung tata kehidupan sosial dan kerohanian
bangsa yang memberi corak, watak dan ciri bangsa Indonesia yang membedakannya dengan
masyarakat atau bangsa lain.

BAB VI
REALISASI PANCASILA
A.    Realisasi Pancasila yang Objektif
Yaitu realisasi serta implementasi nilai-nilai Pancasila dalam segala aspek
penyelenggaraan negara, terutama dalam kaitannya dengan penjabaran nilai-nilai Pancasila
salam praksis penyelenggaraan negara dan peraturan perundang-undangan di Indonesia.

B.     Penjabaran Pancasila yang Objektif


Adalah pelaksanaan dalam bentuk realisasi dalam setiap aspek penyelenggaraan negara
baik dalam bidang legislatif, eksekutif ataupun yudikatif yang bentuk realisasinya dalam bentuk
perundang-undangan negara Indonesia.

C.    Realisasi Pancasila yang Subjektif


Adalah pelaksanaan pada setiap warga negara berupa pengamalan yang diperlukan usaha
dan kesadaran serta pengalaman dalam realisasinya.

D.    Internalisasi Nilai-nilai Pancasila


Tentang realisasi dengan jalan pendidikan yang menghasilkan pengetahuan, kesadaran,
ketaatan, kemampuan kehendak, watak dan hati nurani serta strategi dan metode dalam
prosesnya.

BAB VII
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
(NKRI)
NKRI merupakan negara yang terdiri berbagai macam unsur yang membentuknya, yaitu
suku bangsa, kepulauan, kebudayaan, golongan serta agama yang secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan.sintesis persatuan dan kesatuan tersebut kemudian dituangkan dalam suatu asas
kerohanian yang merupakan suatu kepribadian serta jiwa bersama yaitu Pancasila. Dan dari
keanekaragamannya tersebut membentuk suatu kesatuan integral sebagai suatu bangsa yang
merdeka. Dengan penerapan Pancasila NKRI telah menjadi negara kebangsaan yang
berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan,
berkerakyatan dan berkeadilan sosial.

BAB VIII
NILAI-NILAI PANCASILA DALAM STAATSFUNDAMENTALNORM

Dalam kedudukan ini, Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap
aspek penyelenggaraan negara, termasuk sebagai sumber tertib hukum di negara Republik
Indonesia. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini tidak dapat dilepaskan dengan eksistensi
Pembukaan UUD 1945, yang merupakan deklarasi bangsa dan negara Indonesia yang memuat
Pancasila sebagai dasar negara, tujuan negara serta bentuk negara Republik Indonesia. Oleh
karena itu Pembukaan UUD 1945 dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia memiliki
kedudukan yang sangat penting karena merupakan suatu staasfundamentalnorm dan berada pada
hierarki tertib hukum tertinggi di Negara Indonesia.

BAB IX
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

A.    Undang-Undang Dasar
Pada prinsipnya, mekanisme dan dasar dari setiap sistem pemerintahan diatur dalam Undang-
Undang Dasar. Undang-Undang Dasar dapat dipandang sebagai lembaga atau sekumpulan asas
yang menetapkan bagaimana kekuasaan tersebut dibagi antara Badan Legislatif, Eksekutif dan
Badaan Yudikatif.
Undang-Undang Dasar menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini
bekerjasama dan menyesuaikan diri satu sama lain. Undang-Undang Dasar merekam hubungan-
hubungan kekuasaan dalam suatu negara.

B.     Konstitusi
Kata konstitusi memiliki arti lebih luas dari pada pengertian Undang-Undang Dasar, karena
pengertian Undang-Undang Dasar hanya meliputi kostitusi tertulis saja, dan selain itu masih
terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercangkup dalam Undang-Undang Dasar. Tapi dalam
praktek ketatanegaran negara Republik Indonesia pengertian konstitusi adalah sama dengan
Undang-Undang Dasar.

C.    Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945


Demokrasi yang dipilih negara Republik Indonesia ini merupakan pemerintahan yang dari
rakyat. Demokrasi yang tertuang dalam UUD 1945 selain mengakui adanya kebebasan dan
persamaan hak juga sekaligus mengakui perbedaan serta keberanekaragaman mengingat
Indonesia adalah “Bhinneka Tunggal Ika”, berdasar pada moral Persatuan, Ketuhanan dan
Kemanusiaan yang adil dan beradab.

BAB X
BHINNEKA TUNGGAL IKA
Bhinneka Tunggal Ika sebagaimana yang terkandung dalam lambang negara Garuda
Pancasila merupakan jati diri dan identitas NKRI dan merupakan cerminan kedaulatan negara
dalam tata pergaulan dengan negara-negara lain dan eksistensi negara Indonesia yang bersatu,
berdaulat, adil dan makmur
Dalam hubungan dengan lambang Negara Garuda Pancasila yang didalamnya terdapat
seloka Bhinneka Tunggal Ika telah diatur dalam UUD 1945. Dalam pasal 36A disebutkan
disebutkan bahwa Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika. Pasal tersebut merupakan dasar yuridis konstitusional sekaligus merupakan pengakuan dan
penegasan secara yuridis formal dan resmi oleh Negara tentang penggunaan simbol-simbol
tersebut sebagai jati diri bangsa dan dari identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bhinneka Tunggal Ika juga sebagai Local Wisdom bangsa Indonesia yang melambangkan
realitas bangsa yang tersusun dari berbagai unsur rakyat yang terdiri dari berbagai macam suku,
adat istiadat, golongan, bahasa, wilayah dan agama yang menyatu menjadi bangsa dan negara
Indonesia.
Oleh karena itu prinsip-prinsip nasionalisme Indonesia yang berdasarkan Pancasila adalah
bersifat majemuk tunggal. Adapun unsur-unsur yang membentuk nasionalisme bangsa Indonesia
adalah sebagai berikut:
(a)   Kesatuan Sejarah
(b)   Kesatuan Nasib
(c)   Kesatuan Kebudayaan
(d)   Kesatuan Wilayah
(e)   Kesatuan Asas Kerohanian

Baca Juga: Maqasid Syari'ah

Makna filosofis Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan sintesis persatuan dan kesatuan
tersebut kemudian dituangkan dalam suatu asas kerohanian yang merupakan suatu kepribadian
serta jiwa bersama yaitu Pancasila. Hal ini mengandung nilai-nilai etis bahwa setiap manusia
apapun ras, etnis, golongan, agama adalah sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (sila I), pada
hakikatnya sama berdasarkan harkat dan martabat manusia yang beradab (sila II). Oleh karena
itu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini harus mendasarkan pada kesadaran teah
memiliki kesamaan pandangan untuk mempersatukan diri sebagai suatu bangsa yaitu bangsa
Indonesia (sila III), memiliki kebebasan disertai tanggung jawab dalam hidup bersama (sila IV),
untuk mewujudkan suatu cita-cita bersama yaitu kesejahteraan seluruh rakyat warga bangsa
Indonesia (sila V).

Irfan Hamid
15120066

Anda mungkin juga menyukai