Anda di halaman 1dari 2

Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur

yang digunakan sebagai satuan. Pengukuran yang akurat merupakan bagian penting dalam fisika.
Tetapi tidak ada pengukuran yang benar –benar tepat.
Ada ketidakpastian yang berhubungan dengan setiap pengukuran. Ketidakpastian muncul dari
sumber yang berbeda. Di antara yang paling penting, selain kesalahan, adalah keterbatasan
ketepatan setiap alat ukur dan ketidakmampuan membaca sebuah instrumen di luar batas bagian
terkecil yang ditunjukan. Misalnya jika praktikan memakai sebuah penggaris centimeter untuk
mengukur lebar sebuah papan ,hasilnya dapat dipastikan akurat sampai 0,1 cm, yaitu bagian
terkecil dari penggaris tersebut.Alasannya adalah sulit bagi peneliti untuk memastikan suatu nilai
di antara garis pembagi terkecil tersebut, dan penggaris itu sendiri mungkin tidak di buat atau
dikalibrasi sampai ketepatan yang lebih baik dari ini.
Ketika menyatakan hasil pengukuran, penting juga untuk menyatakan ketepatan atau perkiraan
tidakpastian pada pengukuran tersebut. Sebagai contoh, lebar papan tersebut dapat dituliskan
sebagai 5,2 + 0,1 cm. Hasil +0,1 (“ kurang lebih 0,1 cm” ) menyatkan perkiraan ketidakpastian
pada pengukuran itu, sehingga lebar sebenarnya paling mungkin berada diantara 5,1 dan 5,3 cm.
Persen ketidakpastian merupakan rasio antara ketidakpastian dan nilai yang terukur, dikalikan
dengan 100. Misalnya, jika pengukuran adalah 5,2 dan ketidakpastian antara sekitar 0,1 cm,
persen ketidakpastian adalah 0,1/5,2 x100 = 2%.
Seringkali, ketidakpastian pada suatu nilai struktur tidak dinyatakan secara explisit. Pada kasus
seperti ini, ketidakpastian biasanya dianggap sebagai satu atau dua satuan ( atau bahkan tiga ) dari
digit terakhir yang diberikan. Sebagai contoh, jika panjang sebuah benda dinyatakan sebagai 5,2
cm, ketidakpastian dianggap 0,1 cm ( atau mungkin 0,2 cm ). Dalam hal ini, adalah penting bagi
anda untuk tidak menulis 5,20 cm, karena hal ini menyatakan ketidakpastian sebesar 0,01 cm;
dianggap bahwa panjang benda tersebut mungkin antara 5,19 dan 5,21 cm, sementara sebenarnya
anda menyangka nilainya antara 5,1 dan 5,3 cm.
Jumlah digit yang diketahui dapat diandalkan disebut jumlah angka signifikan,dengan
demikian ada empat angka sinifikan pada angka 32,21 dan dua pada 0,062 cm ( nol pada angka
pertama dan kedua hanya merupakan “ pemegang empat “ yang menunjukan di mana koma
diletakan ). Jumlah angka signifikan mungkin tidak terlalu jelas.(Giancolli, 2001, hal 7-8)
Pengukur sering mengindikasikan akurasi dari nilai terukur, yaitu seberapa dekat nilai terukur
itu terhadap nilai sebenarnya,dengan menuliskan bilangan diikuti symbol ±, dan bilangan kedua
yang ketidakpastian pengukuran. Jika diameter sebuah batang baja dituliskan sebagai 56,47 ± 0,02
mm, ini artinya nilai sebenarnya tidak mungkin kurang dari 56,45 mm atau lebih dari 56,49 mm.
dalam notasi pendek yang umumnya digunakan, bilangan 1,6454(21) memiliki arti 1,6454
±0,0021. Bilangan di dalam tanda kurung menunjukan ketidakpastian pada angka digit –digit
bilangan utama. (Young dan Freedman,1999)
1.Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu panjang benda yang
mempunyai batas ketelitian 0,1 mm. Setiap jangka sorong memiliki skala utama (SU) dan skala
bantu atau sekala nonius (SN). Jangka sorong terdiri dari dua pasang rahang. Rahang yang
pertama digunakan untuk mengukur diameter dalam, sedangkan rahang yang kedua digunakan
untuk mengukur diameter luar.(Giancoli, 2001 : 19-20)
2.Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan
ukur yang memiliki 0,01 mm. Biasa digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda.
Mikrometer sekrup memiliki dua bagian skala mendatar (SM) sebagai skala utama dan skala
putar (SP) sebagai skala nonius.(Giancoli, 2001 : 16-17)
3.Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur temperature suatu zat. Ada dua jenis
termometer yang umum digunakan dalam laboratorium, yaitu termometer air raksa dan
termometer alcohol. Keduanya adalah termometer jenis batang gelas dengan batas ukur minimum
-10C dan batas ukur maksimum +110C.
Nilai skala terkecil untuk dua jenis termometer tersebut dapat ditentukan seperti halnya
menentukan nilai skala terkecil sebuah mistar biasa, yaitu dengan mengambil batas ukur tertentu
dan membaginya dengan jumlah skala dari nol sampai pada ukuran yang diambill tersebut.
(Giancoli, 2001 : 12-13)
4.Neraca Analitik
Neraca analitik adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda.(Giancoli,
2001 : 21-22)
Dengan menggunakan tiga lengan, masing –masing lengan neraca mempunyai skala. Lengan
pertama mempunyai skala ratusan,lengan kedua mempunyai skala puluhan dan lengan ketiga
mempunyai skala satuan. Untuk mengetahui massa benda yang diukur,kita hanya menggeser
lengan skala tersebut.
5.Viskositas
Hidrometer adalah alat untuk mengukur berat jenis zat cair.Hidrometer sering juga disebut
aerometer. Alat ini terdiri dari sebuah tabung berskala yang bagian bawahnya diberi beban raksa,
supaya dapat mengapung tegak lurus dalam zat cair yang akan diukur berat jenisnya. Pengukuran
berat jenis zat cair dengan hydrometer masih harus dibantu dengan perhitungan. Misalnya kita
akan mengukur berat jenis alkohol.
Hydrometer atau aerometer yang mempunyai skala yang dapat langsung menunjukkan berat
jenis zat cair disebut densimeter (tidak perlu dengan perhitungan). Adapula hydrometer yang tidak
dipakai untuk menentukan berat jenis zat cair, tetapi untuk menentukan kadar larutan asam, susu,
gula pasir, danalcohol. Hydrometer yang khusus digunakan untuk mengukur kadar larutan gula
pasir disebut sakarimeter.(Giancoli, 2001 : 14-15)

Anda mungkin juga menyukai