Anda di halaman 1dari 8

Giancolli, Douglas. 2001. Fisika jilid 1.

Jakarta : Erlangga
Young, Freedman.1999. Fisika Universitas Edisi ke-10 jilid 1.
Jakarta : Penerbit Erlangga
Tippler, P.A.1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik jilid 1.
Jakarta : Penerbit Erlangga

IM

PENGUKURAN DASAR MEKANIKA


Nama
: Handoyo Margi Waluyo
: H12112022

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURAPage 1

A. Latar Belakang dan Tujuan


Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berbasis pada
pengamatan terhadap gejala alam. Inti dari pengamatan
adalah pengukuran. Dengan demikian, fisika adalah ilmu
pengetahuan yang berdasarkan pada pengukuran.
Kebenaran tertinggi dalam fisika adalah hasil pengamatan
(eksperimen). Hal ini berarti jika ada teori yang ramalannya
tidak sesuai dengan hasil pengamatan, maka teori tersebut
ditolak bagaimanapun bagusnya teori tersebut. Hal ini
menunjukkan betapa pengamatan dalam fisika itu sangat
penting. Itulah sebabnya pengetahuan tentang cara
pengukuran merupakan kebutuhan yang penting.
Kita harus mempelajari cara pengukuran besaran fisika
dan bagaimana menggunakan alat ukur dengan benar.
Kesalahan dalam pengukuran alat ukur mengakibatkan data
yang diperoleh tidak dapat dipertanggunngjawabkan karena
mengandung kesalahan. Hal lebih fatal lagi adalah kesalahan
penggunaan alat ukur dapat merusak alat ukur itu sendiri,
bahkan dapat mencelakakan penggunanya.
B. Landasan Teori
Dalam penyelidikan untuk memahami dunia di sekitar
kita, para ilmuwan mencari hubungan antara berbagai
besaran fisika yang mereka teliti dan ukur.Pengukuran yang
akurat merupakan bagian penting dalam fisika. Tetapi tidak
ada pengukuran yang benar benar tepat. Ada
ketidakpastian yang berhubungan dengan setiap
pengukuran. Ketidakpastian muncul dari sumber yang
berbeda. Di antara yang paling penting, selain kesalahan,
adalah keterbatasan ketepatan setiap alat ukur dan
ketidakmampuan membaca sebuah instrumen di luar batas
bagian terkecilyang ditunjukan. Misalnya, jika anda memakai
sebuah penggaris centimeter untuk mengukur lebar sebuah
papan , hasilnya dapat dipastikan akurat sampai 0,1 cm,
yaitu bagian terkecil dari penggaris tersebut. Alasannya
adalah sulit bagi peneliti untuk memastikan suatu nilai di
antara garis pembagi terkecil tersebut, dan penggaris itu
sendiri mungkin tidak di buat atau dikalibrasi sampai
ketepatan yang lebih baik dari ini.
Ketika menyatakan hasil pengukuran, penting juga untuk
menyatakan ketepatan, atau perkiraan tidakpastian, pada
pengukuran tersebut. Sebagai contoh, lebar papan tersebut
FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURAPage 2

dapat dituliskan sebagai 5,2 0,1 cm. Hasil 0,1 (


kurang lebih 0,1 cm ) menyatkan perkiraan ketidakpastian
pada pengukuran itu, sehingga lebar sebenarnya paling
mungkin berada diantara 5,1 dan 5,3 cm. Persen
ketidakpastian merupakan rasio antara ketidakpastian dan
nilai yang terukur, dikalikan dengan 100. Misalnya, jika
pengukuran adalah 5,2 dan ketidakpastian antara sekitar 0,1
cm, persen ketidakpastian adalah

0,1
100=2
.
5,2

Seringkali, ketidakpastian pada suatu nilai struktur tidak


dinyatakan secara explisit. Pada kasus seperti ini,
ketidakpastian biasanya dianggap sebagai satu atau dua
satuan ( atau bahkan tiga ) dari digit terakhir yang diberikan.
Sebagai contoh, jika panjang sebuah benda dinyatakan
sebagai 5,2 cm, ketidakpastian dianggap 0,1 cm ( atau
mungkin 0,2 cm ). Dalam hal ini, adalah penting bagi anda
untuk tidak menulis 5,20 cm, karena hal ini menyatakan
ketidakpastian sebesar 0,01 cm; dianggap bahwa panjang
benda tersebut mungkin antara 5,19 dan 5,21 cm,
sementara sebenarnya anda menyangka nilainya antara 5,1
dan 5,3 cm.
Jumlah digit yang diketahui dapat diandalkan disebut
jumlah angka signifikan, dengan demikian ada empat
angka sinifikan pada angka 32,21 dan dua pada 0,062 cm
( nol pada angka pertama dan kedua hanya merupakan
pemegang empat yang menunjukan di mana koma
diletakan ). Jumlah angka signifikan mungkin tidak terlalu
jelas.
(Giancolli, 2001, hal 7-8)
Pengukur sering mengindikasikan akurasi dari nilai
terukur yaitu, seberapa dekat nilai terukur itu terhadap
nilai sebenarnya dengan menuliskan bilangan diikuti
symbol , dan bilangan kedua yang ketidakpastian
pengukuran. Jika diameter sebuah batang baja dituliskan
sebagai 56,47 0,02 mm, ini artinya nilai sebenarnya tidak
mungkin kurang dari 56,45 mm atau lebih dari 56,49 mm.
dalam notasi pendek yang umumnya digunakan, bilangan
1,6454(21) memiliki arti 1,6454 0,0021. Bilangan di dalam
tanda kurung menunjukan ketidakpastian pada angka digit
digit bilangan utama.
(Young dan Freedman,1999)
1. Jangka Sorong
FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURAPage 3

2.

3.

4.

5.

Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk


mengukur suatu panjang benda yang mempunyai batas
ketelitian 0,1 mm. Setiap jangka sorong memiliki skala
utama (SU) dan skala bantu atau sekala nonius (SN).
Jangka sorong terdiri dari dua pasang rahang pasangan.
Rahang yang pertama digunakan untuk mengukur
diameter dalam, sedangkan rahang yang kedua digunakan
untuk mengukur diameter luar.
(Giancoli, 2001 : 19-20)
Mikrometer Sekrup
Mikro meter sekrup adalah alat ukur yang dapat
melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang
memiliki 0,01 mm. Biasa digunakan untuk mengukur
ketebalan suatu benda. Mikrometer sekrup memiliki dua
bagian skala mendatar (SM) sebagai skala utama dan
skala putar (SP) sebagai skala nonius.
(Giancoli, 2001 : 16-17)
Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk
temperature suatu zat. Ada dua jenis termometer yang
umum digunakan dalam laboratorium, yaitu termometer
air raksa dan termometer alcohol. Keduanya adalah
termometer jenis batang gelas dengan batas ukur
minimum -10C dan batas ukur maksimum +110C. Nilai
skala terkecil untuk dua jenis termometer tersebut dapat
ditentukan seperti halnya menentukan nilai skala terkecil
sebuah mistar biasa, yaitu dengan mengambil batas ukur
tertentu dan membaginya dengan jumlah skala dari nol
sampai pada ukuran yang diambill tersebut.
(Giancoli, 2001 : 12-13)
Neraca Analitik
Neraca analitik adalah alat yang digunakan untuk
mengukur massa suatu benda.
(Giancoli, 2001 : 21-22)
Dengan menggunakan tiga lengan, masing masing
lengan neraca mempunyai skala . Lengan pertama
mempunyai skala ratusan,lengan kedua mempunyai skala
puluhan dan lengan ketiga mempunyai skala satuan.
Untuk mengetahui massa benda yang diukur, kita hanya
menggeser lengan skala tersebut.
Viskositas

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURAPage 4

Hidrometer adalah alat untuk mengukur berat jenis zat


cair. Hydrometer sering juga disebut aerometer. Alat ini
terdiri dari sebuah tabung berskala yang bagian bawahnya
diberi beban raksa, supaya dapat mengapung tegak lurus
dalam zat cair yang akan diukur berat jenisnya.
Pengukuran berat jenis zat cair dengan hydrometer masih
harus dibantu dengan perhitungan. Misalnya kita akan
mengukur berat jenis alcohol. Hydrometer atau aerometer
yang mempunyai skala yang dapat langsung menunjukkan
berat jenis zat cair disebut densimeter (tidak perlu dengan
perhitungan). Adapula hydrometer yang tidak dipakai
untuk menentukan berat jenis zat cair, tetapi untuk
menentukan kadar larutan asam, susu, gula pasir, dan
alcohol. Hydrometer yang khusus digunakan untuk
mengukur kadar larutan gula pasir disebut sakarimeter.
(Giancoli, 2001 : 14-15)
1] Saripudin, A.D. Rustiawan K, dan
A.Suganda.2009.praktis belajar fisika 1:untuk
kelas X SMA/MA Program ilmu pengetahuan
alam. Pusat perbukuan Departemen Nasional.
Depdiknas.Jakarta. 1994.
[2] Prof. DR. H. Djaali dan DR. Pudji Mujiono,
Pengukuran dalam Bidang Pendidikan,
PENGUKURAN (KALIBRASI) VOLUME DAN MASSA
JENIS ALUMUNIUM.
Pengukuran yang akurat
merupakan bagian penting dari fisika walaupun demikian
tidak ada pengukuran yang benar benar tepat. Ada
ketidakpastian yang berhubungan dengan setiap
pengukuran. Ketidakpastian muncul dari sumber yang
berbeda.
Percobaan kali ini menggunakan alat ukur mikrometer
sekrup yang digunakan untuk mengukur diameter dan
panjang
benda serta menggunakan neraca untuk mengukur massa
benda. Benda yang di ukur adalah alumunium. Mikrometer

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURAPage 5

sekrup yang digunakan untuk mengukur benda memiliki


ukuran maksimal sekitar 2,50 cm. Pengukuran massa
benda di
ukur dengan neraca yang mempunyai ketelitian 0,001
gram. Untuk menghitung mSassa jenis di gunakan
persamaan:
v
= m . Hasil pengukarn diameter alumunium 2,222 cm;
panjang silinder alumunium 9,996 cm; massa aluminum
103,0213 g, volume alumunium 38,7 cm3, 2,66 g/cm3.
Kata kunci: pengukuran, micrometer sekrup, neraca,
alumunium.
1. Pendahuluan
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang
mempunyai pengaruh besar terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan yang lainnya,
misalnya teknologi elektronika, teknologi
informasi, dan teknologi alat ukur. Hal ini
disebabkan di dalam fisika mengandung prinsip
prinsip dasar mengenai gejala-gejala alam yang
ada di sekitar kita. Fenomena dan gejala-gejala
alam tersebut meliputi besaran-besaran fisika di
antaranya: gerak, cahaya, kalor, listrik, dan energi.
Penerapan besaran-besaran fisika dalam aktivitas
kegiatan sehari-hari senantiasa berkaitan dengan
pengamatan dan pengukuran. Sebagai contoh,
informasi kecepatan gerak pesawat terbang bagi
seorang pilot berguna untuk mengoperasikan
pesawat yang dikendalikannya. Besarnya suhu
badan kita merupakan informasi untuk mengetahui
apakah badan kita sehat atau tidak. Sepatu dan
pakaian yang kita gunakan mempunyai ukuran
tertentu.
Pengukuran yang dalam bahasa inggris
dikenal dengan istilah measurement merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur.
Artinya memberi angka terhadapsesuatu yang
disebut objek pengukura atau objek ukur.
Menurut Allen & Yen (1979: 2) pengukuran
(measurement) adalah penetapan angka bagi
individu dengan cara sistematis yang
mencerminkan sifat (karakteristik) dari individu.
FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURAPage 6

Menurut Saifuddin Azwar (2010: 3) pengukuran


adalah suatu prosedur pemberian angka terhadap
atribut atau variabel suatu kontinum. Sementara
itu, menurut Anas Sudijono (2011: 4) pengukuran
dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mengukur
sesuatu. Pada hakekatnya, kegiatan ini adalah
membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar
ukuran tertentu. Menurut Saifuddin Azwar (2010:
4-6) karekteristik dari pengukuran, yaitu: 1)
perbandingan antara atribut yang di ukur dengan
alat ukurnya, maksudnya apa yang di ukur adalah
atribut atau dimensi dari sesuatu, bukan sesuatu
itu sendiri; 2) hasilnya dinyatakan secara
kuantitatif artinya, hasil pengukuran berwujud
angka; 3) hasilnya bersifat deskriptif, maksudnya
hanya sebatas memberikan angka yang tidak
diinterpretasikan lebih jauh. Dari ketiga
karakteristik yang disebutkan tersebut maka dapat
dikemukakan bahwa pengukuran merupakan
pengambilan keputusan yang menghasilkan
sebuah angka tetapi angka yang diberikan tidak
memberikan interpretasi lebih jauh.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut,
maka dapat dikemukakan bahwa pengukuran
adalah proses pemberian angka atau deskripsi
numerik kepada individu atau benda. Hasil dari
pengukuran adalah angka. Oleh karena itu, dapat
dipahami bahwa pengukuran bersifat kuantitatif.
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan
suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang
digunakan sebagai satuan. Sesuatu yang dapat
diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut
besaran, sedangkan pembanding dalam
suatu pengukuran disebut satuan. Satuan
yang digunakan untuk melakukan
pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURAPage 7

Morris, A.S,. (2001). Measurement and Instrumentation Principles. British


Library Cataloguing in Publication Data. ISBN 0 7506 5081 8.
PENDAHULUAN
Pengukuran merupakan suatu cara mendapatkan hasil atau data dalam sebuah
penelitian. Pada proses pengukuran dibutuhkan pengetahuan meliputi masalah
deteksi, pengolahan, pengaturan dan analisis data. Mengukur berarti
membandingkan suatu nilai yang terukur dengan alat ukur lain yang telah
terkalibrasi sebagai referensi (Morris, 2001).

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURAPage 8

Anda mungkin juga menyukai