Anda di halaman 1dari 7

NAMA : RUSNITA ABDUL RAHMAN, S.Pd.

NIP : 197905292022212016
MATERI : KEGIATAN BELAJAR: LITERASI DIGITAL
INSTANSI : SD NEGERI 90 SIPATANA

3. Soal Latihan Bab 2

1) Peserta diminta menjelaskan secara singkat program literasi digital yang


ada di Indonesia.

Jawab :
Literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, memahami, membuat,
mengomunikasikan, dan mengevaluasi informasi melalui teknologi digital yang
bisa diterapkan dalam kehidupan ekonomi dan sosial. Program Literasi Digital
Nasional ini ditujukan untuk membangun kesadaran dan pengetahuan masyarakat
terkait pemanfaatan teknologi baru, serta meningkatkan kecakapan digital
masyarakat dalam berinteraksi di ruang digital

2) Peserta diminta menjelaskan tentang digital skill, digital ethics, digital


culture, dan digital safety
jawab :
Digital skill berkaitan dengan kemampuan individu dalam mengetahui,
memahami, dan menggunakan perangkat keras, perangkat lunak serta sistem
operasi digital dalam kehidupan sehari-hari, digital ethics adalah kemampuan
menyadari mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital
(netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
Digital culture merupakan bentuk aktivitas masyarakat di ruang digital dengan
tetap memiliki wawasan kebangsaan, nilai-nilai Pancasila, dan kebhinekaan.
digital safety, Semuel menyebutnya sebagai kemampuan masyarakat untuk
mengenali, menerapkan, meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan
keamanan digital.

3) Peserta diminta menjelaskan contoh implementasi literasi digital dalam


kehidupan bermedia digital
Jawab:
Siswa dan mahasiswa yang melakukan sekolah daring, memanfaatkan internet
dan aplikasi pendukung belajar online lainnya. Contoh praktik literasi digital
adalah perusahaan yang melakukan meeting atau rapat secara online dengan
aplikasi pendukung. Termasuk praktik bekerja dari rumah atau work from home
dengan memanfaatkan koneksi internet dan perangkat komputer saja. Literasi
digital memiliki beberapa program yang bisa diikuti seluruh masyarakat
Indonesia, seperti Siberkreasi Cakap Digital dan Siberkreasi Berdaya Kelas
Inklusif untuk masyarakat di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T), difabel,
dan lansia. Kemudian, kegiatan literasi digital juga tetap mengadakan kelas-kelas
yang bisa diikuti dan disaksikan secara daring di kanal Youtube dan sosial media
Siberkerasi. Dengan kata lain penggunaan literasi digital mempermudah
beberapa pekerjaan dalam membaca atau untuk memahami sebuat materi dengan
cara online dan mepermudah semua akses dalam literasi
NAMA : RUSNITA ABDUL RAHMAN, S.Pd.
NIP : 197905292022212016
MATERI : KEGIATAN BELAJAR 2: PILAR LITERASI DIGITAL
INSTANSI : SD NEGERI 90 SIPATANA

1. Peserta diminta mengaitkan fenomena-fenomena di media social sesuai dengan


4 pilar literasi digital

Jawab:
4 pilar digunakan untuk mengetahui tingkat kompetensi kognitif dan afektif
masyarakat dalam menguasai teknologi digital.
a. Etika Bermedia Digital
Etika bermedia digial adalah kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan
sehari-hari
b. Budaya Bermedia Digital
Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,membiasakan,
memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
C. Aman Bermedia Digital
Kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan,menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital
dalam kehidupan sehari-hari
D. Cakap Bermedia Digital
Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan piranti lunak TIK serta system operasi digital dalam
kehidupan sehari-hari

2. Peserta diminta menganalisis perilaku masyarakat Indonesia di dunia digital


Jawab:
Dasar – dasar etika bermedia digital antara lain:
1. Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata karma dan
etika berinternet ( netiquette )
2. Pengetahuan dasar membedakan informasi apa sajayang mengandung hoax

Perubahan lainnya ialah saat ini masyarakat cenderung berinteraksi secara


langsung dan sekarang menjadi tidak langsung karena sibuk dengan gawai
masing-masing.Ini juga berarti tingginya arus informasi yang masuk, sebagian
di antaranya ada budaya luar yang masuk.Lalu, adanya perubahan mindset atau
pola pikir menjadi lebih instan.

3. Peserta diminta mengelaborasi cara-cara menerapkan 4 pilar literasi digital


dalam kehidupan bermedia digital

Jawab:
- Cara – cara menerapkan 4 pilar literasi digital dalam kehidupan bermedia
digital sangat besar tanggung jawab sebagai peserta, Sehingga kemampuan
lainnya yakni literasi digital. Literasi digital memiliki 4 pilar yang wajib dan
harus di kuasai, keempat pilar tersebut terdiri dari etika, keamanan, dan
kecakapan dalam bermedia digital.
Aspek memahami :Pesrtaa dapat memahami keempat pilar literasi digital
beserta esensi yang terkandung di dalamnya
Aspek menerapkan : Peserta dapat mengilustrasikan aplikasi nyata dari
keempat pilar literasi digital dalam kehidupan sehari – hari bagi masyarakat
Indonesia
Aspek menganalisis : Peserta dapat menganalisis permasalahan yang terjadi di
masyarakat Indonesia dengan menggunakan konsep keempat pilar literasi
digital
Aspek mengevaluasi : Peserta dapat memberi penilaian dan evaluasi terhadap
inplementasi masing – masing pilar literasi digital di Indonesia.
Aspek menciptakan : Peserta dapat berkolaborasi untuk merancang program
yang menargetkan peningkatan pilar – pilar literasi digital bagi masyarakat
Indonesia.

Bahan Diskusi
Kini mari kita berdiskusi dengan isu-isu terkini terkait etika berinteraksi dan
bertransaksi.
1. Apakah pernah nomor atau akun anda ter-hack atau disalahgunakan orang
lain?
Atau mendengar kisah ini?
–Iya pernah.
Kemudian apa yang dilakukan hacker tersebut?
Jawab: Memanfaatkan dan menyalah gunakan akun media sosial kita untuk
kepentingan pribadinya.
-
Contohnya: pinjaman online, menyebarkan berita hoax dan menyebarkan
video porno

Kira- kira mengapa hal ini bisa terjadi?


Jawab: Karena tingkat keamanannya kurang sehingganya hacker mudah
mengakses akun digital kita
2. Kejahatan atau penipuan dalam transaksi daring semakin beragam, mari kita
berdiskusi bersama apa saja motif-motif terbaru dalam penipuan atau kisah
negatif dari berbelanja daring!
Jawab:
Adapun modus-modus yang dimaksud antara lain membuat toko online palsu.
Biasanya, penipu yang berkedok penjual online palsu di marketplace dan media
sosial menjual barang dengan harga di bawah pasaran, sehingga membuat calon
pembeli langsung tertarik bertransaksi.Pada kasus pembelanjaan antarnegara,
terkadang penipu juga dapat mengaku sebagai petugas ekspedisi ataupun pihak
Bea Cukai yang meminta biaya tambahan dengan alasan barangnya ditahan di
Bea Cukai.

2. Apakah dari peserta ada yang menjadi penjual melalui media daring?
Jawab: Ada
Mari kita berdiskusi mengenai bagaimana memulai dan permasalahan apa yang
sering ditemui sebagai pelapak/penjual!
Jawaban Bagaimana memulai penjualan online : menyiapkan modal, observasi
situasi pasar, strategi pemasaran
Jawaban Permasalahan : pemasalahan fiktif, pelanggan yang membatalkan
pesanan, terkendala jaringan.

NAMA : RUSNITA ABDUL RAHMAN, S.Pd.


NIP : 197905292022212016
MATERI : KEGIATAN BELAJAR 3: IMPLEMENTASI LITERASI DIGITAL
DAN IMPLIKASINYA
INSTANSI : SD NEGERI 90 SIPATANA

LATIHAN SOAL
1) Peserta diminta mengelaborasi cara-cara memutus rantai penyebaran hoaks
Jawab:
Caranya untuk melindungi atau memutus rantai penyebaran hoaks adalah:
a. Evaluasi, Evaluasi, Evaluasi
Gunakan kriteria berikut ini untuk mengevaluasi sumber:
a. Currency (keterbaruan informasi): Apakah informasi terkini? Bisa saja, misalnya, di
Facebook, kita akan mengklik sebuah cerita dan melihat bahwa tanggalnya berasal
dari beberapa bulan atau tahun yang lalu, tetapi teman kita memberikan komentar
emosional seolah-olah itu baru saja terjadi.
b. Relevance (relevansi): Kriteria ini berlaku jika kita mencari informasi. Apakah
informasi yang kita temukan sesuai dengan apa yang dibutuhkan? Sudahkah kita
melihat berbagai sumber sebelum memilih informasi ini?
c. Authority (Penulis): Siapa penulis/penerbit/sponsor berita? Apakah penulis memiliki
maksud tertentu di balik tulisannya?
d. Accuracy (Akurasi/Ketepatan): Apakah informasi didukung oleh bukti? Apakah
penulis mengutip sumber yang kredibel? Apakah informasi tersebut dapat
diverifikasi di tempat lain?
e. Purpose (Tujuan): Apa tujuan dari berita tersebut? Provokasi?Untuk
menginformasikan?Untuk menjual? Ini dapat memberi kita petunjuk tentang bias
yang mungkin terjadi.
b. Google It!
Jika kita menemukan sesuatu melalui media sosial, cobalah untuk mencari di mesin
pencari informasi, seperti google, terlebih dahulu! Cobalah telusuri apakah mesin
pencari menunjukkan tiga hal berikut:
a. Ada/tidaknya situs berita terkemuka lainnya melaporkan hal yang sama
b. Ada/tidaknya situs web cek fakta telah membantah klaim tersebut
c. Jika hanya oknum tertentu yang melaporkan klaim tersebut, maka dalam kasus ini,
mungkin diperlukan lebih banyak penggalian.
c. Dapatkan Berita dari Sumber Berita:
Salah satu cara termudah untuk menghindari jebakan berita palsu adalah dengan membuka
langsung situs web berita yang kredibel mengenai berita tersebut. Mengandalkan media
sosial untuk melihat apa yang sedang tren semakin mewajibkan kita untuk
memverifikasi setiap meme atau artikel berita yang ditemui.
d. Bedakan Opini dengan Fakta
Opini sekarang banyak digunakan dalam sumber berita.Kita mungkin setuju dengan
pendapat yang disajikan atau penulis mungkin hanya mengkontekstualisasikan fakta.
Namun, kita harus memahami bahwa penulis menyajikan fakta dengan cara yang sesuai
dengan agenda mereka dan pikirkan mereka sendiri untuk menarik perhatian pembaca
sebanyak mungkin
2) Fenomena pinjaman online yang marak di Indonesia sangat merugikan masyarakat, bukan
hanya kerugian materi namun juga pencurian identitas korban. Peserta diminta menyikapi
fenomen tersebut

Jawab:
Di zaman teknologi seperti saat ini semua hal terasa serba mudah. Begitu pun dengan
permodalan, jika dulu masyarakat Indonesia sangat sulit mendapatkan pinjaman kini untuk
mendapatkan pinjaman uang begitu mudah. Salah satu yang memudahkan ialah
adanya platform penyedia jasa pinjaman secara digital atau biasa disebut
pinjaman online (pinjol), ini di karenakan begitu mudah syarat –syarat dalam melakukan
peminjaman, inilah yg mendorong masyarak untuk melakukan peminjaman onlain tanpa
mengetahu sisi buruk dalam peminjiman, karena data kita secara otamatis akan di ambil, Oleh
karena itu seblum melakukan peminjaman kita terlebih dahulu mengecek jasa pemnjaman
Onlain apakah sudah terdaptar pada OJK atau belum. Sehingga kita aman dalam melakukan
peminjaman.

3)Peserta diminta memberi pendapat tentang makna bijak dalam bermedia digital

Jawab:
Bijak bermedia digital itu berarti tahu batas penggunaan teknologi digital. Terlau berlebihan
menggunakan media digital juga dapat membahayakan diri karena ada hal-hal yang tidak bisa
terselesaikan dengan teknologi. Maka dari untuk bisa bijak bermedia digital harus mampu
berkontribusi dalam menciptakan ruang digital yang nyaman.“Kita perlu tahu diri dan tahu
keperluan dalam bermedia

Anda mungkin juga menyukai