Anda di halaman 1dari 9

NAMAM : MUTIARA HELPITIANI

NIM : 2020D1B108
KELAS : 3D

SOAL
1. Dalam system manajmen terpadu, dikenal istilah pengguyna jasa, penyedia jasa dan
auditor, beri penjelesaian detail tentang hal tersebut.
2. Dalam proses konstruksi salah satu indicator keberhasilan suatu manajmen konstruksi
adalah pengelolaan 5M yang tepat (Man< Material, Methode, Machinee, dan money) beri
penjelasan mengenai hal tersebut.
JAWABAN

PENGGUNA JASA

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi,
pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau pernilik
pekeIjaan/proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi.
Menurut Ervianto (2002), pengguna jasa adalah badan yang memiliki proyek dan
memberikan pekeIjaan atau menyeluruh memberikan pekeIjaan kepada pihak penyedia jasa
dan membayar biaya pekeIjaan tersebut. Pengguna jasa dapat berupa perseorangan,
badanllembaga/instansi pemerintah ataupun swasta.
“PENGGUNA JASA” yaitu yang memberikan pekerjaan yang bisa berbentuk orang
perseorangan, badan usaha maupun instansi pemerintah. Pada umumnya kegiatan konstruksi
dimulai dari perencanaan yang dilakukan oleh konsultan perencana (team Leader) dan
kemudian dilaksanakan oleh kontraktor konstruksi yang manajer proyek/kepala proyek. 
Orang-orang ini bekerja didalam kantor, sedangkan pelaksanaan dilapangan dilakukan oleh
mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang dan ahli bangunan lainnya untuk
menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.  Transfer perintah tersebut dilakukan oleh Pelaksana
Lapangan.  Dalam pelaksanaan bangunan ini, juga diawasi oleh Konsultan.
Dalam melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan terpadu.  Hal ini
terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang diperlukan, rancang bangun, dan efek
lain yang akan terjadi saat pelaksanaan konstruksi.  Sebuah jadual perencanaan yang baik,
akan menentukan suksesnya sebuah bangunan yang terkait dengan pendanaan, dampak
lingkungan, keamanan lingkungan, ketersediaan material, logistik, ketidaknyamanan publik
terkait dengan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen tender, dan lain sebagainya.
Sehingga pengertian utuhnya dari Usaha Jasa Konstruksi adalah salah satu usaha dalam
sektor ekonomi yang berhubungan dengan suatu perencanaan atau pelaksanaan dan atau
pengawasan suatu kegiatan konstruksi untuk membentuk suatu bangunan atau bentuk fisik
lain yang dalam pelaksanaan penggunaan atau pemanfaatan bangunan tersebut menyangkut
kepentingan dan keselamatan masyarakat pemakai/pemanfaat bangunan tersebut, tertib
pembangunannya serta kelestarian lingkungan hidup.
Ada 3 (tiga) katagori kegiatan yang tercakup dalam jenis usaha jasa konstruksi menurut UU
No. 18 Tahun 1999, yaitu :
1. perencana konstruksi yaitu yang memberikan layanan jasa perencanaaan dalam
konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari
studi pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi, ini
umumnya disebut Konsultan Perencana.
2. pelaksana konstruksi yaitu yang memberikan layanan jasa pelaksanaan dalam pekerjaan
konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari
penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi, yang
umumnya disebut Kontraktor Konstruksi.
3. pengawasan konstruksi yaitu kegiatan yang memberikan layanan jasa pengawasan baik
sebagian atau keseluruhan pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan
lapangan  sampai dengan penyerahan akhir konstruksi, ini biasa disebut Konsultan
Pengawas.
Perusahaan jasa konstruksi yang diperbolehkan berusaha adalah :
1. Perusahaan Badan Usaha Nasional berbadan hukum yang dibagi dalam :
         a. Perusahaan Nasional berbadan hukum seperti Perseroan terbatas
         b. Perusahaan bukan berbadan hukum seperti CV, Fa, Pb, Koperasi, dsb.
2. Badan Usaha asing yang dipersamakan.
Sumber:
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/2060/05.3%20bab%203.pdf?
sequence=7&isAllowed=y
https://iksanteguhpramono.wordpress.com/2018/01/07/pengertian-jasa-konstruksi/

PENYEDIA JASA
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi
menyebutkan bahwa penyedia jasa adalah orang atau badan yang 16 kegiatan usahanya
menyediakan layanan jasa konstruksi, yang terdiri dari perencana konstruksi, pelaksana
konstruksi dan pengawas konstruksi. Pengertian dati masing-masing penyedia jasa dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Perencana Konstruksi (Konsultan Perencana)
Perencana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha
yang dinyatakan ahli yang profesional dibidang perencanaan jasa konstruksi dan
mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan atau
bentuk lain. Menurut Ervianto (2002), Perencana konstruksi atau konsultan perencana
adalah orang atau badan yang membuat perencanaan bangunan secara lengkap baik
bidang arsitektur, teknik sipil, maupun bidang lain yang melekat erat dan membentuk
sebuah sistem bangunan.
Konsultan perencana dapat berupa perseorangan/perseorangan berbadan hukumlbadan
hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan bangunan. Hak dan
kewajiban konsultan perencana adalah :
a. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana
keIja, dan syarat-syarat. hitungan struktur, rencana anggaran biaya.
b. Memberikan usulan dan pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak
kontraktor tentang pelaksanaan pekeIjaan.
c. Memberikan jawaban dan penjelasan dalam gambar rencana, rencana kerja, dan
syarat-syarat.
d. Membuat gambar revisi bila teIjadi perubahan perencanaan.
e. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.
2. Pengawas Konstruksi
Konsultan Pengawas Pengawas konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan
atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional dibidang pengawa.'\ ja.'ia
konstruksi, mampu melaksanakan pengawasan pekeIjaan dari awal pekeIjaan hingga
akhir pekeIjaan dan diserah terimakan. Menurut Ervianto (2002), Pengawas
konstruksilkonsultan pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna jasa
untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekeIjaan pembangunan mulai dari
awal hingga berakhimya pekeIjaan pembangunan.
Hak dan kewajiban Konsultan Pengawas adalah :
a. Menyelesaikan pelaksanaan pekeIjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
b. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan
pekeIjaan.
c. Melakukan perhitungan prestasi pekeIjaan.
d. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi
antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekeIjaan berjalan lancar.
e. Menghindari kesalahan yang mungkin teIjadi sedini mungkin serta menghindari
pembengkakan biaya.
f. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul dilapangan agar dicapai hasil
akhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas serta waktu
pelaksanaan yang ditetapkan.
g. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
h. Menghentikan sementara bila teIjadi penyimpangan dari peraturan yang bcrlaku.
i. Menyusun laporan kemajuan pekeIjaan (harian, mingguan, bulanan)
j. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau berkurangnya
pekeIjaan.
3. Pelaksana Konstruksi
Kontraktor Pelaksanaan konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau
badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional dibidang Pelaksanaan jasa
konstruksi, mampu mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk hangunan
atau fisik lain. Menurut Ervianto (2002), Kontraktor/pelaksana konstruksi adalah
oranglbadan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekeIjaan
sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan
dan syarat-syarat yang ditetapkan. Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan
yang berbadan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekeIjaan.
4. Kewajiban dan Tanggung Jawab Penyedia Layanan Konstruksi
Berdasarkan pasal 1 ayat 10 nomor 2 tahun 2017 bahwa kegagalan bangunan adalah
keadaan keruntuhan bangunan dan/atau tidak berfungsinya bangunan setelah
penyerahan akhir hasil konstruksi. Sesuai aturan diatas, jadi penting bahwa pelaksana
usaha konstruksi harus memahami dan mengerti akan hal ini.
Bangunan konstruksi harus memenuhi standar keselamatan, keamanan, keberlanjutan,
dan kesehatan (SK4). Dan hal ini tentunya diatur dalam undang-undang pasal 59
nomor 2 tahun 2017. 
Penyedia jasa dan pengguna jasa harus menyetujui beberapa hal dibawah ini:
1. Pelaksanaan suatu proses pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali.
2. Hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau perancangan.
3. Rencana teknis proses pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali.
4. Hasil layanan.
5. Penggunaan material, peralatan dan/atau teknologi.
Jika terjadi kegagalan bangunan, maka akan dilakukan tindakan lebih lanjut untuk
menetukan siapa yang bersalah atau dimintai pertanggung jawaban. Sebagaimana
diatur dalam undang-undang pasal 65 nomor 2 tahun 2017 sebagai berikut:
1. Dalam hal rencana umur konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih
dari 10 (sepuluh) tahun, Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan
Bangunan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak
tanggal penyerahan akhir layanan Jasa Konstruksi.
2. Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam jangka
waktu yang ditentukan sesuai dengan rencana umur konstruksi.
3. Ketentuan jangka waktu pertanggungjawaban atas Kegagalan Bangunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus dinyatakan dalam
Kontrak Kerja Konstruksi.
4. Pengguna Jasa bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan yang terjadi setelah
jangka waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2).
Pasal diatas akan menentukan siapa yang akan bertanggung jawab jika terjadi
kegagalan bangunan, apakah penyedia jasa atau pengguna jasa.Sekian pembahasan
tentang Jasa Konstruksi kali ini, 
Sumber:
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/2060/05.3%20bab%203.pdf?
sequence=7&isAllowed=y
https://pp-presisi.co.id/jasa-konstruksi-pp-presisi

AUDITOR
Audit secara umum merupakan suatu proses yang sistematis untuk mendapatkan dan
mengkaji secara objektif bahan bukti (evidence) perihal pernyataan ekonomi dan kegiatan
lain. Hal ini bertujuan mencocokan atau membandingkan dengan kriteria yang telah
ditentukan. Dari hasil langkah itu, disimpulkan suatu pendapat atau opini dan
mengkomunikasikannya kepada pihak yang berkepentingan (D.R. Carmichael dan J.J.
Wilingham, 1987). Sedangkan audit proyek didefinisikan oleh Leo Herbert (1979) sebagai
1. Merencanakan, mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang cukup jumlahnya,
relevan, dan kompeten
2. Dilakukan oleh auditor yang bebas (independent)
3. Dengan tujuan audit yaitu untuk menjawab beberapa pertanyaan :

 Apakah manajemen atau personil suatu perusahaan atau agen yang ditunjuk telah
melaksanakan kegiatan atau tidak?
 Apakah kegiatan yang dilakukan memakai norma yang sesuai untuk mencapai hasil
yang telah ditetapkan oleh yang berwenang?
 Apakah kegiatan telah dilakukan dengan cara yang efektif?
Auditor mengambil keputusan atau pendapat dari bahan pembuktian, dan melaporkannya
kepada pihak ketiga serta melengkapi bahan bukti untuk meyakinkan kebenaran isi laporan,
dan usulan perbaikan untuk meningkatkan efektifitas proyek.
Arti dan proses audit secara umum mencakup
1. Kegiatan audit terdiri dari langkah-langkah sistematis mengikuti urutan yang logis
2. Pengkajian secara objektif; dilakukan oleh orang bebas, dalam arti tidak berperan dalam
objek yang akan diaudit.
3. Diperlukan bahan bukti (evidence) yaitu fakta atau data dan informasi yang mendukung
yang harus dikumpulkan oleh auditor
4. Ada kriteria sebagai patokan pertimbangan atau perbandingan. Kriteria merupakan
standar yang telah ditentukan dimana organisasi, manajemen, atau pelaksana harus
mengikutinya dalam usaha mencapai tujuan sesuai dengan tanggung jawab masing-
masing. Kriteria digunakan auditor untuk menilai apakah suatu kegiatan telah dilakukan
dengan benar atau menyimpang
5. Ada kesimpulan berupa pendapat atau opini auditor
Tahap audit proyek adalah
1. Survey pendahuluan
2. Mengkaji dan menguji sistem pengendalian manajemen
3. Pemeriksaan terinci
4. Penyusunan laporan
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan diluar aspek utama :
1. Organisasi, otorisasi, dll
2. Perencanaan dan jadwal
3. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan
4. Mutu barang dan pekerjaan
5. Administrasi, pembelian dan jasa
6. Engineering
7. Konstruksi
8. Anggaran, pendanaan, akuntansi, dll
9. Perundang-undangan dan peraturan pemerintah
Faktor keberhasilan proyek
1. Misi proyek harus memiliki definisi awal tentang tujuan yang jelas mengenai
diadakannya proyek, serta garis besar petunjuk cara atau strategi mencapainya
2. Dukungan dari pimpinan teras
3. Perencanaan dan jadwal
4. Konsultasi dengan pemilik proyek
5. Personil
6. Kemampuan teknis
7. Acceptance dari pihak pemilik dalam hal ini pemilik ikut melakukan inspeksi, uji coba
dan sertifikasi pada tahap implementasi dan terminasi
8. Pemantauan, pengendalian, dan umpan balik
9. Komunikasi untuk mencegah duplikasi kegiatan, salah paham atau salah pengertian
diantara para peserta proyek
10. Troble shooting; akan membantu memperkirakan persoalan yang akan terjadi jauh
sebelum permasalah terjadi.

Sumber:
https://www.ilmutekniksipil.com/pengelolaan-dan-pengendalian-proyek/audit-proyek

INDIKATOR KEBERHASILAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools
merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal
dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
1. Man (SDM)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang
membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa
ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.
2. Money (uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat
tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah
uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang
penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara
rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil
yang akan dicapai dari suatu organisasi.
3. Materials (bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha
untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga
harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi
dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang
dikehendaki.
4. Machines (mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa
kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi
kerja.
5. Methods (metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang
baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai
penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai
pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan
penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik,
sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai
pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama
dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
Sumber:
https://syukai.wordpress.com/2009/06/15/pengertian-fungsi-fungsi-dan-unsur-unsur-
manajemen/

Anda mungkin juga menyukai