Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KEWIRAUSAHAAN BISNIS JASA KONSTRUKSI

Disusun oleh :

1TA05

Bagas Hermaputra

Suci lestari

Fakultas teknik sipil dan perencanaan


Jurusan teknik sipil
2017/2018
1. Diminta menyebutkan pengertian :
a. Pengguna jasa
b. Penyedia jasa
c. PPK
d. Dokumen kontrak
e. Konsultan
f. Kontraktor
g. Dokumen pemilihan
h. Dokumen penawaran

Pengguna Barang/Jasa adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan Barang dan/atau


Jasa milik Negara/Daerah di masing-masing K/L/D/I.

Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya.

Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

Dokumen kontrak adalah dokumen perikatan antara pengguna barang / jasa dengan penyedia
barang / jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang / jasa. Dalam dokumen kontrak berisikan
pasal-pasal mengenai perjanjian yang di lakukan antara pengguna barang atau jasa dengan
penyedia barang atau jasa.

Konsultan (istilah alternatif: pakar runding) adalah seorang tenaga profesional yang
menyediakan jasa kepenasihatan (consultancy service) dalam bidang keahlian tertentu, misalnya
akuntansi, pajak, lingkungan, biologi, hukum, koperasi dan lain-lain

Kontraktor adalah sinonim dengan kata Pemborong, definisi lain “Kontraktor” berasal dari kata
“kontrak” artinya surat perjanjian atau kesepakatan kontrak bisa juga berarti sewa, jadi
kontraktor bisa disamakan dengan orang atau suatu badan hukum atau badan usaha yang di
kontrak atau di sewa untuk menjalankan proyek pekerjaan berdasarkan isi kontrak yang
dimenangkannya dari pihak pemilik proyek yang merupakan instansi /lembaga pemerintahan,
badan hukum, badan usaha, maupun perorangan, yang telah melakukan penunjukan secara
resmi Berikut aturan-aturan penunjukan, dan target proyek ataupun order/pekerjaan yang di
maksud tertuang dalam kontrak yang di sepakati antara pemilik proyek (owner) dengan
kontraktor pelaksana. Wilayah bidang usaha kontraktor sebenarnya sangat luas,dan setiap
kontraktor memiliki fokus usaha dan spesialisasi di bidangnya masing-masing misalnya :

Kontraktor bangunan penyedia jasa pelaksana kontruksi

Kontraktor bidang jasa pengadaan tenaga kerja

Kontraktor bidang pertahanan dan militer

Dan lain-lain
surat Penawaran atau sering disebut surat penawaran harga (SPH) adalah surat yang
ditunjukan kepada panitia lelang dengan mencantumkan masa berlaku penawaran, harga
penawaran, dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan serta list lampiran persyaratan yang
tercantum di dalam dokumen pengadaan. Surat penawaran harus mencantumkan:

1) tanggal;

2) masa berlaku penawaran;

3) harga penawaran;

4) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan; dan

5) tanda tangan:

a) direktur utama/pimpinan perusahaan;

b) penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya;

c) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik;

d) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja
sama; atau

e) peserta perorangan.

2. Apa keterkaitan antara kewirausahaan, bisnis, dan jasa konstruksi

Mari kita memahami pengertian dari konstruksi, pekerjaan konstruksi, jasa konstruksi dan usaha
jasa konstruksi. Selebihnya akan dibahas lebih mendalam pada artikel dibawah ini.

Trianto Kurniawan menjelaskan bahwa "kegiatan konstruksi" adalah suatu kegiatan


membangun sarana maupun prasarana yang meliputi pembangunan gedung (building
construction), pembangunan prasarana sipil (Civil Engineer), dan instalasi mekanikal dan
elektrikal. Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai suatu pekerjaan, tetapi dalam
kenyataannya konstruksi merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain
yang berbeda yang tujuan akhirnya adalah satu unit bangunan, itulah sebabnya ada bidang/sub
bidang yang dikenal sebagai klasifikasi.

Kegiatan konstruksi dimulai dari perencanaan yang dilakukan oleh konsultan perencana (team
Leader) dan kemudian dilaksanakan oleh kontraktor konstruksi yang merupakan manajer
proyek/kepala proyek. Orang-orang ini bekerja didalam kantor, sedangkan pelaksanaan
dilapangan dilakukan oleh mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang dan ahli
bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi. Pembagian pekerjaan atau
pemindahan pekerjaan tersebut dilakukan oleh Pelaksana Lapangan. Dalam pelaksanaan
bangunan ini, juga diawasi oleh konsultan pengawas (Supervision Engineer).

Dalam melakukan suatu pekerjaan konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan terpadu.
Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang diperlukan, rancang bangun, dan
ketentuan-kentuan lain yang kemungkinan akan terjadi saat pelaksanaan konstruksi. Sebuah
jadual perencanaan yang baik, akan menentukan suksesnya sebuah bangunan yang terkait
dengan pendanaan, dampak lingkungan, keamanan lingkungan, ketersediaan material, logistik,
ketidaknyamanan publik terkait dengan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen tender, dan
lain sebagainya.

Menurut Undang-undang tentang Jasa konstruksi, "Jasa Konstruksi" adalah layanan jasa
konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi
dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi. "Pekerjaan Konstruksi" adalah
seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan mencakup
pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing-masing beserta
kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.

Dari pengertian dalam UUJK tersebut maka dalam masyarakat terbentuklah "Usaha Jasa
Konstruksi", yaitu usaha tentang "jasa" atau services di bidang perencana, pelaksana dan
pengawas konstruksi yang semuanya disebut "Penyedia Jasa" atau rekananyang dulu lebih
dikenal dengan bowher atau owner". Disisi lain muncul istilah "Pengguna Jasa" yaitu yang
memberikan pekerjaan yang bisa berbentuk orang perseorangan, badan usaha maupun instansi
pemerintah.

Sehingga pengertian utuhnya dari Usaha Jasa Konstruksi adalah salah satu usaha dalam sektor
ekonomi yang berhubungan dengan suatu perencanaan atau pelaksanaan dan atau pengawasan
suatu kegiatan konstruksi/infrastruktur untuk membentuk suatu bangunan atau bentuk fisik lain
yang dalam pelaksanaan penggunaan atau pemanfaatan bangunan tersebut menyangkut
kepentingan, kebermanfaatan dan keselamatan masyarakat pemakai/pemanfaat bangunan
tersebut, tertib pembangunannya serta kelestarian lingkungan hidup.

3. Sebutkan apa yang harus diperhatikan pada saat seseorang akan mendirikan perusahaan
dibidang jasa konstruksi

1. Legalitas Usaha Jasa Konstruksi


Setiap usaha orang perseorangan yang akan memberikan layanan Jasa Konstruksi menurut UU
No. 2/2017 wajib memiliki Tanda Daftar Usaha Perseorangan. Begitu juga Setiap badan usaha
Jasa Konstruksi yang akan memberikan layanan Jasa Konstruksi wajib memiliki Izin Usaha.
Tanda Daftar Usaha Perseorangan diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepada
usaha orang perseorangan yang berdomisili di wilayahnya. Kewenangan ini juga sama untuk Izin
Usaha yang berlaku bagi Badan Usaha atau Badan Hukum.
Meskipun pemberian izin dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten/kota, tetapi Izin Usaha dan
Tanda Daftar Usaha Perseorangan berlaku untuk melaksanakan kegiatan Usaha Jasa Konstruksi
di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Khusus untuk Badan Usaha Konstruksi menurut UU No. 2/2017 diwajibkan memiliki Sertifikasi
Badan Usaha (SBU), sertifikasi ini paling sedikit memuat jenis usaha, sifat usaha, klasifikasi dan
kualifikasi usaha. Untuk mendapatkan Sertifikat Badan Usaha, pelaku usaha atau badan usaha
Jasa Konstruksi harus mengajukan permohonan kepada Menteri melalui lembaga Sertifikasi
Badan Usaha yang dibentuk oleh asosiasi badan usaha terakreditasi.
Yang tidak kalah pentingnya, terkait dengan pengakuan pengalaman usaha, dalam UU No.
2/2017 juga dikatakan bahwa setiap badan usaha Jasa Konstruksi kualifikasi menengah dan
besar harus melakukan registrasi pengalaman kepada Menteri.
Registrasi ini dibuktikan dengan adanya tanda daftar pengalaman. Daftar pengalaman ini, paling
tidak terdapat nama paket pekerjaan, pengguna jasa, tahun pelaksanaan pekerjaan, nilai
pekerjaan dan kinerja penyedia jasa. Semua data pengalaman menyelenggarakan Jasa
Konstruksi tersebut harus yang sudah melalui proses serah terima.

2. Kewajiban dan Tanggung Jawab Penyedia Jasa Konstruksi

Tanggung jawab dalam pelaksanaan jasa kontruksi dalam hal ini berkaitan dengan kegagalan
bangunan, Menurut Pasal 1 angka (10) UU No.2/2017 bahwa Kegagalan Bangunan adalah suatu
keadaan keruntuhan bangunan dan/atau tidak berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir
hasil Jasa Konstruksi.
Kewajiban dalam setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa
harus memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (SK4)). Hal ini
diatur dalam Pasal 59 UU No.2/2017. Berkaitan hal ini maka ada kewajiban baik kepada
pengguna jasa maupun penyedia jasa konstruksi agar memberikan pengesahan atau
persetujuan terhadap beberapa hal, antara lain:
1. Hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau perancangan;
2. Rencana teknis proses pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
3. Pelaksanaan suatu proses pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
4. Penggunaan material, peralatan dan/atau teknologi; dan/atau
5. Hasil layanan Jasa Konstruksi
Sebab, apabila terjadi kegagalan bangunan, maka akan dilihat waktu kegagalan tersebut terjadi,
untuk menentukan siapa yang dapat dimintai pertanggung jawaban. Pengaturannya
sebagaimana dalam Pasal 65 UU No. 2/2017, yang menyatakan:
6. Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam jangka waktu
yang ditentukan sesuai dengan rencana umur konstruksi.
7. Dalam hal rencana umur konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih dari 10
(sepuluh) tahun, Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan
dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal penyerahan
akhir layanan Jasa Konstruksi.
8. Pengguna Jasa bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan yang terjadi setelah jangka
waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).
9. Ketentuan jangka waktu pertanggungjawaban atas Kegagalan Bangunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus dinyatakan dalam Kontrak Kerja Konstruksi.
Kenapa harus ditentukan pertanggungjawaban atas kegagalan ini? Sebab UU No. 2/2017
mengatakan ada kewajiban baik Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa untuk memberikan ganti
kerugian dalam hal terjadi Kegagalan Bangunan

3. Kontrak Kerja Konstruksi


Kontrak Kerja Konstruksi adalah keseluruhan dokumen kontrak yang mengatur hubungan
hukum antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Hal
secara tegas disebutkan dalam Pasal 1 angka 8 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang
Usaha Jasa Konstruksi (“UU No.2/2017”).
Menurut pengaturannya, kontrak kerja konstruksi paling tidak mencakup pengaturan mengenai:
1. Para pihak, memuat secara jelas identitas para pihak;
2. Rumusan pekerjaan, memuat uraian yang jelas dan rinci tentang lingkup kerja, nilai
pekerjaan, harga satuan, lumsum, dan batasan waktu pelaksanaan;
3. Masa pertanggungan, memuat tentang jangka waktu pelaksanaan dan pemeliharaan
yang menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa;
4. Hak dan kewajiban yang setara, memuat hak Pengguna Jasa untuk memperoleh hasil
Jasa Konstruksi dan kewajibannya untuk memenuhi ketentuan yang diperjanjikan, serta
hak Penyedia Jasa untuk memperoleh informasi dan imbalan jasa serta kewajibannya
melaksanakan layanan Jasa Konstruksi;
5. Penggunaan tenaga kerja konstruksi, memuat kewajiban mempekerjakan tenaga kerja
konstruksi bersertifikat;
6. Cara pembayaran, memuat ketentuan tentang kewajiban Pengguna Jasa dalam
melakukan pembayaran hasil layanan Jasa Konstruksi, termasuk di dalamnya jaminan
atas pembayaran;
7. Wanprestasi, memuat ketentuan tentang tanggung jawab dalam hal salah satu pihak
tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diperjanjikan;
8. Penyelesaian perselisihan, memuat ketentuan tentang tata cara penyelesaian
perselisihan akibat ketidaksepakatan;
9. Pemutusan Kontrak Kerja Konstruksi, memuat ketentuan tentang pemutusan Kontrak
Kerja Konstruksi yang timbul akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban salah satu pihak;
10. Keadaan memaksa, memuat ketentuan tentang kejadian yang timbul di luar kemauan
dan kemampuan para pihak yang menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak;
11. Kegagalan Bangunan, memuat ketentuan tentang kewajiban Penyedia Jasa dan/atau
Pengguna Jasa atas Kegagalan Bangunan dan jangka waktu pertanggungjawaban
Kegagalan Bangunan;
12. Pelindungan pekerja, memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak dalam
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan sosial;
13. Pelindungan terhadap pihak ketiga selain para pihak dan pekerja, memuat kewajiban
para pihak dalam hal terjadi suatu peristiwa yang menimbulkan kerugian atau
menyebabkan kecelakaan dan/atau kematian;
14. Aspek lingkungan, memuat kewajiban para pihak dalam pemenuhan ketentuan tentang
lingkungan;
15. Jaminan atas risiko yang timbul dan tanggung jawab hukum kepada pihak lain dalam
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi atau akibat dari Kegagalan Bangunan; dan
16. Pilihan penyelesaian sengketa konstruksi.

4. Contoh kasus :
Jika pada suatu pekerjaan pembangunan gedung bertungkat terjadi keterlambatan 10% pada
periode kedua apa yang harus anda lakukan ?

Ketentuan Kriteria kesepakatan untuk kondisi suatu kontrak dinilai dalam katagori “Terlambat”
apabila :

Dalam periode I (rencana pelaksanaan fisik 0%-70%) dari kontrak terjadi keterlambatan antara
10%-20%.
Atau dalam periode II (rencana pelaksanaan fisik 70%-100%) dari kontrak terjadi keterlambatan
progres fisik antara 0.5%-10%.
Dengan pemahaman ini maka yang disebut keterlambatan adalah tentang kesepakatan rencana
pelaksanaan fisik pekerjaan yang ditawarkan penyedia kemudian dituangkan dalam kontrak.
Untuk konstruksi ketika pada perencanaan semestinya diperjanjikan 30 hari pertama progres
fisik sudah harus 30%, namun riil hanya 10%, maka sejak hari 30 mekanisme penanganan
keterlambatan atau dalam bahasa teknis sebagai kontrak kritis diterapkan. Kondisi ini sudah
termasuk klausul keterlambatan. Sejak saat ini penyedia sudah terkena pasal terlambat. Namun
demikian dalam hal pengenaan denda keterlambatan harus dipertegas dalam ketentuan
kontrak.

Jika jumlah hari yang menghasilkan jumlah denda keterlambatan maksimun yang dapat dibayar
oleh Penyedia jasa konstruksi melampaui batas sebagaimana yang disebutkan dalam Data
Kontrak maka pemutusan kontrak sepihak dapat dilakukan. Umumnya data kontrak mengacu
pada maksimal jumlah hari keterlambatan 50 hari (pasal 93 Perpres 54/70) atau maksimal denda
5% dari nilai kontrak (UU 18/199 ps. 43 ayat 2).

Pemahaman ini juga akan mampu menjawab pertanyaan untuk pengadaan barang atau jasa
lainnya. Seperti kasus pengadaan makan minuman pasien diatas. Artinya perhitungan
keterlambatan bukan realisasi pelaksanaan pekerjaan melewati 365 hari melainkan
keterlambatan persatuan waktu. Misal disepakati jika pengiriman makanan terlambat 1 hari
akan dikenakan sanksi denda keterlambatan 1/1.000 dari total kontrak kemudian maksimal
jumlah hari keterlambatan adalah 50 hari.

5. Ada contoh kasus terkait pengadaan lelang !


Missal : ada tender pekerjaan pembangunan gedung apartemen 32 lantai. Apa yang harus
dipertimbangkan oleh si peserta lelang supaya mendapatkan paket pekerjaan diatas?

1. Pengambilan Dokumen Lelang


Pengambilan dokumen lelang harus diteliti kebenarannya dan kelengkapannya dengan
memerinci dalam tanda terima dokumen lelang, ini penting agar dapat dijadikan sebagai
dokumen kontrol pada proses internal perusahaan.

2. Pembentukan Team Pelaksana Lelang (TPL)


Pembentukan Tim Lelang sesuai dengan kebutuhan SDM yang memiliki kompetensi sesuai
dengan ketrampilan untuk melakukan kegiatan estimasi biaya sesuai dengan persyaratan yang
berlaku.

3. Membaca & Mempelajari Dokumen Lelang


Pada bagian di proses ini merupakan kegiatan penting dalam upaya memahami dokumen
proyek sehingga dapat dibuat catatan-catatan penting yang perlu dikonfirmasikan pada saat
mengikuti penjelasan / aanwijzing kantor maupu lapangan berkaitan dengan dokumen-
dokumen sbb :
1. Bill of Quantity (BoQ)
2. Technical Specification (Spek Teknis)
3. Drawings (Gambar)
4. Agreement, General & Special Condition of Contract (Surat Perjanjian, Spek Umum & Khusus)
5. Attachments (Lampiran)
6. Addendum
7. Peraturan terkait

4. Aanwijzing Kantor dan Lapangan


Mengikuti kegiatan aanwijzing merupakan kegiatan penting dalam rangka mendapatkan
kejelasan terhadap hal-hal sbb :
1. Kelengkapan Dokumen yang perlu dipenuhi
2. Konfirmasi hal-hal yang belum jelas agar persamaan persepsi sama dengan panitia / owner.
3. Usulan adanya perubahan terhadap spek, waktu pelaksanaan pekerjaan dll sehingga proyek
ini dapat dilaksankan dengan baik.
4. Memahami secara akurat kondisi lapangan dimana proyek tersebut dibangun, berkaitan
dengan hal-hal sbb:
a. Kondisi lingkungan proyek (sosial dan budaya, medan kerja, dll)
b. Akses jalan masuk proyek
c. Kelayakan Jalan logistik dan upaya untuk memperbaiki
d. Keamanan
e. Kondisi tanah
f. Dll

5. Pelajari lebih mendalam Dokumen lelang


Kegiatan dalam proses ini adalah memahami lebih rinci berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut
:
1. Kesesuaian BQ dengan gambar, spek dan dokumen lainnya
2. Identifikasi lingkup pekerjaan (batasan-batasan dalam paket proyek)
Kegiatan ini dilakukan dengan melalui Work Breakdown Structur (WBS) sehingga secara akurat
dapat diketahui batasan lingkup pekerjaan yang ada dalam setiap paket proyek, berkaitan
dengan hal-hal sbb :
• Rincian BQ / WBS (paket pekerjaan)
• Penghitungan Volume Pekerjaan
• Gambar Detail / Sketsa
• Dokumen untuk proses pengadaan Sub Kontraktor & Supplier.
WBS adalah pedoman pengelompokan dari unsur-unsur proyek yang mengatur dan menetapkan
lingkup total dari proyek.
Pekerjaan yang diluar WBS adalah diluar lingkup proyek. Seperti halnya scope statement, WBS
seringkali digunakan untuk mengembangkan atau mengjelaskan pengertian umum dari lingkup
proyek.

6. Survey Lapangan detail


Kegiatan ini merupakan kegiatan survey ulang secara mendalam setelah mempelajari secara
mendalam dokumen lelang seperli diuraikan pada point 5.
Hasil survey ini akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan,
merencanakan site plan, mengetahui item-item pekerjaan penunjang yang diperlukan seperti
perlunya jembatan sementara, bangunan bantu lainnya, perbaikan jalan akses dll.
Pada survei ini juga dapat dipakai untuk mengklarifikasi data-data teknis seperti penyelidikan
tanag, komposisi material di quary, keberadaan sumber daya lainnya seperti alat, tenaga, bahan
material alam, termasuk biaya untuk mendapatkan sumber daya tersebut (upah tenaga, harga
satuan dll)

7. Perhitungan Volume
Kegiatan ini diperlukan untuk melakukan perhitungan dan pengecekan perhitungan volume
pekerjaan terhadap volume scope yang ada dalam BQ, dan diperlukan perhitungan volume
pekerjaan yang merupakan pekerjaan penunjang seperti jembatan darurat, jalan kerja dll.
Perhitungan volume ini harus dilakukan secara cermat dan akurat serta tertelusur sesuai WBS
yang direncanakan sehingga tidak terjadi kesalahan berupa kurang perhitungan atau duplikasi
perhitungan.
Apabila ada perubahan gambar / spek maka dengan mudah dapat ditelusuri perhitungan mana
yang diperlukan koreksi / penyesuaian / perhitungan ulang atas perubahan tersebut.
Bila volume pekerjaan ini dihitung oleh banyak personil harus dapat diidentifikasi siapa
melakukan perhitungan pekerjaan apa, sesuai gambar / spek yang mana sehingga saat
dikonsolidasi dapat dikompilasi dengan akurat.

8. Metode Kerja
Merupakan kegiatan perumusan metode pelaksanaan perjaan dengan urutan penyusunan
sebagai berikut :
1. Difinisi pekerjaan,
a. Penjelasan tentang pekerjaan
b. Spesifikasi, volume pekerjaan
2. Lokasinya
3. Metode kerja/cara kerja
a. Bagaimana caranya
b. Menggunakan alat apa
c. Urutan pekerjaan (dimulai setelah / sesudah pekerjaan apa)
4. Kebutuhan sumber daya
5. Waktu yang diperlukan
6. Jadwal pelaksanaan
7. Hal-hal penting yg harus diketahui / diperhatikan
8. Gambar-gambar kerja / gambar pelaksanaan

Pekerjaan yang dibuat secara detai metode kerjanya adalah yang memiliki kriteria sebagai
berikut :
a. Yang mempunyai nilai bobot 80% sesuai dengan bobot pareto
b. Yang termasuk dalam lintasan kritis, sesuai dengan hasil net work planning

9. Sub-Kontraktor
Pemilihan pekerjaan yang disub kontrakkan dilakukan dalam rangka memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1. Meningkatkan fokus perusahaan;
2. Memanfaatkan kemampuan kelas dunia;
3. Mempercepat keuntungan yang diperoleh dari reengineering;
4. Membagi resiko;
5. Sumber daya sendiri dapat digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan lain;
6. Memungkinkan tersedianya dana kapital;
7. Menciptakan dana segar;
8. Mengurangi dan mengendalikan biaya operasi;
9. Memperoleh sumberdaya yang tidak dimiliki sendiri;
10. Memecahkan masalah yang sulit dikendalikan atau dikelola.

Pemilihan Sub Kontraktor / Suplyer dilakukan dengan sangat selektif agar tujuan tersebut diatas
dapat dipenuhi, dan pengendalian dokumen terhadap pekerjaan yang dikerjakan oleh pihak
ketiga ini merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan, karena kesalahan informasi / dokumen
akan membuat kekeliruhan dalam menentukan asumsi, sumber daya dan harga pekerjaan.
Kegiatan dalam proses procurement pada proses tender meliputi :
a. Perencanaan pekerjaan yang akan di Sub Kontrakkan / rencana pembelian Perencanaan
Kontrak & Pembayaran
b. Pemilihan Vendor yang dinominasikan
c. Permintaan Penawaran
d. Evaluasi Penawan termasuk lingkup yang bersesuaian dengan paket pekerjaan
e. Penentuan Vendor yang dipilih sehingga dokumen dari vendor yang dipakai untuk penawaran
terdokumentasi dengan baik

10. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Proses yang dibutuhkan untuk mengelola dan memastikan bahwa aktivitas proyek konstruksi
telah ditangani dengan benar sebagai bentuk tindakan pencegahan terhadap kemungkinan
timbulnya kecelakaan secara ringan (menyebabkan luka-luka ringan atau parah yang masih
dapat disembuhkan tanpa cacat) maupun yang berat (menyebabkan cacat tidak dapat bekerja
atau meninggal dunia) yang akan terjadi baik terhadap karyawan / properti yang ada dengan
demikian proses-proses yang dilakukan berupa :
• Perencanaan K3 (Safety Plan),
• Penanganan K3 dan
• Pelaksanaan Administrasi dan Pelaporan

11. Pembuatan Pra Rencana Mutu Proyek


Yang utama dalam kegiatan ini adalah mlakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Memahami spek setiap pekerjaan dan material yang dipakai
2. Memahami persyaratan mutu yang bersesuaian dengan yang sudah ditetapkan dalam spek,
berkaitan dengan upaya untuk melakukan pemilihan material / metode yang memenuhi syarat
3. Dokumen atas persyaratan yang dipilih menjadi dokumen kontrol dan didukung oleh data-
data yang dapat dipertanggung jawabkan.

12. Plafond Harga Penawaran


Plafon harga yang didasarkan pada Ownwer Estimate merupakan reverensi tetapi tidak menjadi
patokan, melainkan untuk melakukan evaluasi terhadap harga yang dibentuk dari perhitungan
RAP dan Mark Up.

13. Proses Komputer


Merupakan proses perhitungan dengan menggunakan komputer dan program yang dapat
diandalkan ketelusurannya sehingga setiap ada perubahan formulanya terkait satu sama lain.
File perhitungan dapat menjamin mana data / file yang dipakai dan direvisi sehingga mudah
ditelusuri bila menggunakan alternatif-alternatif RAP / RAB

14. Jaminan Bank, Referensi Bank dan Syarat-Syarat Administrasi.


Hasil dari perhitungan RAP / RAB draft dapat dipakai sebagai acuan untuk menentukan besarnya
jaminan pelaksanaan proyek sebagai syarat administrasi yang harus dipenuhi dan dilampirkan
dama penawaran / bid.
Pengurusan atas jaminan ini harus memenuhi ketentuan bank dan persyaratan dalam
administrasi lelang, karena dapat menggugurkan penawaran.
Pada saat final penawaran besaran dari jaminan ini dichek kembali apakah sudah sesuai dengan
ketentuan / persyaratan lelang yang berlaku.

15. Memperhitungkan kemampuan Lawan


Perhitungan kemampuan lawan dipakai untuk melakukan evaluasi terhadap kemungkinan
kemenangan tender yang diikuti, dan dapat dipakai sebagai referensi dalam melakukan
keputusan keikut sertaan tender maupun penetapan harga penawaran yang kompetitif

16. Perhitungan Mark Up


Perhitungan Mark Up harus didasarkan pada beban-beban kewajiban yang harus dipenuhi yang
menjadi ketentua kantor pusat, kantor cabang dan proyek termasuk biaya pemasaran, serta
keuntungan bersih yang direncanakan.
Murk Up juga sudah memperhitungkan adanya risiko kenaikan harga, dan risiko lain yang
diperhitungkan dalam merespon risiko.

17. Menyusun, Pengecekan dan Pemasukan Penawaran


Tahapan yang penting pada saat melakukan penyusunan dokumen penawaran adalah
pemenuhan dokumen serta lampiran yang diperlukan dalam setiap dokumen harus mengikuti
ketentuan yang berlaku dan menjadi persyaratan kelengkapan administrasi.
Pengendalian atas kesesuaian dokumen perlu dilakukan dengan adanya bukti pengecekan
berupa chek list yang ditandatangani oleh tim leader sebagai bukti telah dilakukan kontrol baik
isi dokumen maupun kelengkapannya

18. Laporan hasil Lelang/-Tender


Laporan ini dibuat dalam rangka melakukan evaluasi terhadap hasil tender dan alasan-alasan
terukur yang menjadi penyebab kegagalan serta kekuatan yang menjadi unggulan dalam
persaingan, hal ini dapat memberikan pembelajaran untuk kegiatan tender yang akan datang.

19. Data-data tetap


Merupakan data-data yang menjadi ketentuan saat menetapkan harga penawaran / tender
sehingga menjadi pertanggung jawaban tim estimating kepada manajemen perusahaan.
Dokumen ini diperlakukan sebagai dokumen kontrol

6. Apa bedanya prakualifikasi dengan pasca kualifikasi pada pengadaan tender

Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan
persyaratan terhadap perusahaan SEBELUM pemasukan dokumen penawaran. Artinya, hanya
perusahaan yang memenuhi kualifikasi-lah yang dapat memasukkan penawaran. Metode ini
dilaksanakan untuk pelelangan yang bersifat kompleks (termasuk pelelangan diatas 50 M)

Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan
persyaratan terhadap perusahaan SETELAH pemasukan dokumen penawaran. Pada umumnya,
prinsip pelelangan menggunakan proses ini (Kecuali Jasa Konsultasi yang wajib menggunakan
Prakualifikasi). Bahkan untuk pelelangan umum untuk pengadaan barang/jasa
pemborongan/jasa lainnya, sifatnya adalah wajib (kecuali yang bernilai di atas 50M).

7. Sebutkan lingkup pekerjaan jasa konstruksi ?

perencana konstruksi yaitu yang memberikan layanan jasa perencanaaan dalam konstruksi yang
meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan
sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi, ini umumnya disebut Konsultan
Perencana.
pelaksana konstruksi yaitu yang memberikan layanan jasa pelaksanaan dalam pekerjaan
konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari
penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi, yang
umumnya disebut Kontraktor Konstruksi.

pengawasan konstruksi yaitu kegiatan yang memberikan layanan jasa pengawasan baik sebagian
atau keseluruhan pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai
dengan penyerahan akhir konstruksi, ini biasa disebut Konsultan Pengawas

8. Sebutkan 3 perbedaan lingkup pekerjaan kontraktor dan konsultan?

KONSULTAN PROYEK
Konsultan adalah pihak yang diminta owner (pemilik proyek) untuk mengawasi pelaksanaan
proyek, konsultan ini dapat berupa badan usaha ataupun perorangan dan biasanya didalam
konsultan ini harus memiliki beberapa orang ahli di bidang Arsitektur, Teknik Sipil, Mekanikal
Elektrikal, listrik dan lain-lain sehingga pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik dan
dapat selesai dengan cepat.
Tugas konsultan ini antara lain :
- - Mengatur administrasi dalam kotrak kerja
- - Melakukan pengawasan selama proyek berjalan
- - Melampirkan/ Membuat laporan pekerjaan yang akan dilihat oleh owner
- - Saling berkonsultasi tentang pekerjaan pada proyek dengan owner maupun kontraktor
- - Mengoreksi maupun menyutujui hasil gambar yang diberikan kontraktor untuk
pelaksanaan proyek
-
KONTRAKTOR PROYEK
Kontraktor adalah pihak yang ditunjuk oleh owner sebagai pelaksana proyek, pihak ini yang akan
melaksanakan proyek dengan proses perencanaan yang sudah disiapkan oleh konsultan untuk
dihasilkan ke wujud yang nyata dengan kata lain kontraktor melaksanakan pekerjaan proyek
sesuai dengan gambar yang sudah di siapkan sebelumnya.
Tugas kontraktor ini antara lain :
- - Memahami gambar desain dan spesifikasinya sebagai acuan di dalam proyek
- - Menyusun kembali metode pelaksanaan kontruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan
bersama engineering
- - Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan persyaratan waktu,
mutu dan biaya yang sudah ditentukan
- - Membuat program kerja harian dan memberikan pengarahan kegiatan harian kepada
pelaksana pekerjaan
- - Membuat evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan
-
9. Sebutkan dan jelaskan jenis jenis kontrak ?
Jenis-jenis kontrak proyek konstruksi adalah:

KONTRAK HARGA SATUAN (UNIT PRICE CONTRACT)


Dalam kontrak ini, pihak kontraktor hanya menentukan harga satuan pekerjaan untuk biaya
semua jenis pekerjaan yang mungkin dikeluarkan termasuk biaya overhead dan keuntungan.
Biasanya, kontrak ini digunakan jika kuantitas aktual dan masing-masing item pekerjaan sulit
untuk diestimasi secara akurat sebelum proyek dimulai. Pemilik dan kontraktor akan melakukan
opname atau pengukuran bersama terhadap jumlah bahan yang terpasang untuk menentukan
kuantitas pekerjaan yang sesungguhnya. Kelemahan dari jenis kontrak ini yaitu pemilik tidak
dapat mengetahui secara pasti biaya aktual proyek hingga proyek itu selesai.

KONTRAK BIAYA PLUS JASA (COST PLUS FEE CONTRACT)


Dalam kontrak ini, kontraktor akan menerima pembayaran atas pengeluarannya, ditambah
dengan biaya untuk overhead dan keuntungan. Besarnya biaya overhead dan keuntungan
biasanya dihitung berdasarkan presentase biaya yang akan dikeluarkan kontraktor. Yang
menjadi kelemahan jenis kontrak ini hampir sama dengan jenis kontrak harga satuan dimana
pemilik tidak dapat mengetahui biaya aktual proyek yang akan dilaksanakan. Biasanya kontrak
jenis ini dipakai jika proyek tersebut harus diselesaikan dalam waktu yang singkat sementara
rencana dan spesifikasinya belum dapat diselesaikan.

KONTRAK BIAYA MENYELURUH (LUMP SUM CONTRACT)


Dalam kontrak ini menyatakan bahwa kontraktor akan melaksanakan proyek sesuai dengan
rancangan biaya tertentu. Apabila terjadi perubahan dalam kontrak, perlu dilakukan negosiasi
antara pemilik dan kontraktor untuk menetapkan besarnya pembayaran (baik tambah maupun
kurang) yang akan diberikan kepada kontraktor terhadap perubahan tersebut.

Kontrak jenis ini hanya bisa diterapkan apabila ada perencanaan yang telah benar-benar selesai,
dimana kontraktor sudah dapat melakukan estimasi kuantitas secara akurat. Biasanya pemilik
proyek dengan jumlah anggaran yang terbatas akan memilih jenis kontrak ini karena merupakan
satu-satunya jenis kontrak yang memberi nilai pasti terhadap biaya yang akan dikeluarkan.
10. Apa perbedaan sskk (syarat syarat khusus kontrak) dengan ssuk (syarat syarat umum
kontrak)!
Ssuk (syarat syarat umum kontrak)
Menjelaskan hal hal umum mengenai klausul klausul kontrak

Sskk (syarat syarat khusus kontrak)


Menjelaskan mengenai hal hal khusus mengenai kontrak yang berkaitan dengan pekerjaan
barang dan jasa yang diadakan
Daftar pustaka
http://www.mudjisantosa.net/2012/12/gaya-penulisan-kontrak.html
https://samsulramli.com/membahas-keterlambatan-denda-dan-pemutusan-kontrak/
http://id.ahmad.wikia.com/wiki/Pengadaan_Barang/Jasa_Pemerintah/Metode/Cara_Pemilihan
_Pengadaan
http://www.pengadaan.web.id/2016/10/pengertian-dan-jenis-usaha-jasa-konstruksi.html
https://jefrihutagalung.wordpress.com/2010/09/28/proses-lelang/
https://ekonomi.kompas.com/read/2015/11/09/062326626/Begini.Cara.Sukses.Menangkan.Te
nder.Pemerintah.
http://carapengadaan.blogspot.co.id/2011/06/pengertian-dan-istilah.html
https://wirausahakonstruksi.wordpress.com/
http://forum.pengadaan.id/viewtopic.php?t=3077
http://www.khalidmustafa.info/2008/02/11/pengadaan-barang-dan-jasa-di-pemerintahan-
bagian-ii-jenis-dan-metode.php
http://triantomedia.blogspot.co.id/2011/01/apa-itu-usaha-jasa-konstruksi.html
http://irfanammar.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-dan-tugas-konsultan-dan.html
http://www.negarahukum.com/hukum/jenis-jenis-kontrak.html

Anda mungkin juga menyukai