Disusun oleh :
1TA05
Bagas Hermaputra
Suci lestari
Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya.
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
Dokumen kontrak adalah dokumen perikatan antara pengguna barang / jasa dengan penyedia
barang / jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang / jasa. Dalam dokumen kontrak berisikan
pasal-pasal mengenai perjanjian yang di lakukan antara pengguna barang atau jasa dengan
penyedia barang atau jasa.
Konsultan (istilah alternatif: pakar runding) adalah seorang tenaga profesional yang
menyediakan jasa kepenasihatan (consultancy service) dalam bidang keahlian tertentu, misalnya
akuntansi, pajak, lingkungan, biologi, hukum, koperasi dan lain-lain
Kontraktor adalah sinonim dengan kata Pemborong, definisi lain “Kontraktor” berasal dari kata
“kontrak” artinya surat perjanjian atau kesepakatan kontrak bisa juga berarti sewa, jadi
kontraktor bisa disamakan dengan orang atau suatu badan hukum atau badan usaha yang di
kontrak atau di sewa untuk menjalankan proyek pekerjaan berdasarkan isi kontrak yang
dimenangkannya dari pihak pemilik proyek yang merupakan instansi /lembaga pemerintahan,
badan hukum, badan usaha, maupun perorangan, yang telah melakukan penunjukan secara
resmi Berikut aturan-aturan penunjukan, dan target proyek ataupun order/pekerjaan yang di
maksud tertuang dalam kontrak yang di sepakati antara pemilik proyek (owner) dengan
kontraktor pelaksana. Wilayah bidang usaha kontraktor sebenarnya sangat luas,dan setiap
kontraktor memiliki fokus usaha dan spesialisasi di bidangnya masing-masing misalnya :
Dan lain-lain
surat Penawaran atau sering disebut surat penawaran harga (SPH) adalah surat yang
ditunjukan kepada panitia lelang dengan mencantumkan masa berlaku penawaran, harga
penawaran, dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan serta list lampiran persyaratan yang
tercantum di dalam dokumen pengadaan. Surat penawaran harus mencantumkan:
1) tanggal;
3) harga penawaran;
5) tanda tangan:
b) penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya;
c) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik;
d) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja
sama; atau
e) peserta perorangan.
Mari kita memahami pengertian dari konstruksi, pekerjaan konstruksi, jasa konstruksi dan usaha
jasa konstruksi. Selebihnya akan dibahas lebih mendalam pada artikel dibawah ini.
Kegiatan konstruksi dimulai dari perencanaan yang dilakukan oleh konsultan perencana (team
Leader) dan kemudian dilaksanakan oleh kontraktor konstruksi yang merupakan manajer
proyek/kepala proyek. Orang-orang ini bekerja didalam kantor, sedangkan pelaksanaan
dilapangan dilakukan oleh mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang dan ahli
bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi. Pembagian pekerjaan atau
pemindahan pekerjaan tersebut dilakukan oleh Pelaksana Lapangan. Dalam pelaksanaan
bangunan ini, juga diawasi oleh konsultan pengawas (Supervision Engineer).
Dalam melakukan suatu pekerjaan konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan terpadu.
Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang diperlukan, rancang bangun, dan
ketentuan-kentuan lain yang kemungkinan akan terjadi saat pelaksanaan konstruksi. Sebuah
jadual perencanaan yang baik, akan menentukan suksesnya sebuah bangunan yang terkait
dengan pendanaan, dampak lingkungan, keamanan lingkungan, ketersediaan material, logistik,
ketidaknyamanan publik terkait dengan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen tender, dan
lain sebagainya.
Menurut Undang-undang tentang Jasa konstruksi, "Jasa Konstruksi" adalah layanan jasa
konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi
dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi. "Pekerjaan Konstruksi" adalah
seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan mencakup
pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing-masing beserta
kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.
Dari pengertian dalam UUJK tersebut maka dalam masyarakat terbentuklah "Usaha Jasa
Konstruksi", yaitu usaha tentang "jasa" atau services di bidang perencana, pelaksana dan
pengawas konstruksi yang semuanya disebut "Penyedia Jasa" atau rekananyang dulu lebih
dikenal dengan bowher atau owner". Disisi lain muncul istilah "Pengguna Jasa" yaitu yang
memberikan pekerjaan yang bisa berbentuk orang perseorangan, badan usaha maupun instansi
pemerintah.
Sehingga pengertian utuhnya dari Usaha Jasa Konstruksi adalah salah satu usaha dalam sektor
ekonomi yang berhubungan dengan suatu perencanaan atau pelaksanaan dan atau pengawasan
suatu kegiatan konstruksi/infrastruktur untuk membentuk suatu bangunan atau bentuk fisik lain
yang dalam pelaksanaan penggunaan atau pemanfaatan bangunan tersebut menyangkut
kepentingan, kebermanfaatan dan keselamatan masyarakat pemakai/pemanfaat bangunan
tersebut, tertib pembangunannya serta kelestarian lingkungan hidup.
3. Sebutkan apa yang harus diperhatikan pada saat seseorang akan mendirikan perusahaan
dibidang jasa konstruksi
Tanggung jawab dalam pelaksanaan jasa kontruksi dalam hal ini berkaitan dengan kegagalan
bangunan, Menurut Pasal 1 angka (10) UU No.2/2017 bahwa Kegagalan Bangunan adalah suatu
keadaan keruntuhan bangunan dan/atau tidak berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir
hasil Jasa Konstruksi.
Kewajiban dalam setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa
harus memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (SK4)). Hal ini
diatur dalam Pasal 59 UU No.2/2017. Berkaitan hal ini maka ada kewajiban baik kepada
pengguna jasa maupun penyedia jasa konstruksi agar memberikan pengesahan atau
persetujuan terhadap beberapa hal, antara lain:
1. Hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau perancangan;
2. Rencana teknis proses pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
3. Pelaksanaan suatu proses pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
4. Penggunaan material, peralatan dan/atau teknologi; dan/atau
5. Hasil layanan Jasa Konstruksi
Sebab, apabila terjadi kegagalan bangunan, maka akan dilihat waktu kegagalan tersebut terjadi,
untuk menentukan siapa yang dapat dimintai pertanggung jawaban. Pengaturannya
sebagaimana dalam Pasal 65 UU No. 2/2017, yang menyatakan:
6. Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam jangka waktu
yang ditentukan sesuai dengan rencana umur konstruksi.
7. Dalam hal rencana umur konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih dari 10
(sepuluh) tahun, Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan
dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal penyerahan
akhir layanan Jasa Konstruksi.
8. Pengguna Jasa bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan yang terjadi setelah jangka
waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).
9. Ketentuan jangka waktu pertanggungjawaban atas Kegagalan Bangunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus dinyatakan dalam Kontrak Kerja Konstruksi.
Kenapa harus ditentukan pertanggungjawaban atas kegagalan ini? Sebab UU No. 2/2017
mengatakan ada kewajiban baik Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa untuk memberikan ganti
kerugian dalam hal terjadi Kegagalan Bangunan
4. Contoh kasus :
Jika pada suatu pekerjaan pembangunan gedung bertungkat terjadi keterlambatan 10% pada
periode kedua apa yang harus anda lakukan ?
Ketentuan Kriteria kesepakatan untuk kondisi suatu kontrak dinilai dalam katagori “Terlambat”
apabila :
Dalam periode I (rencana pelaksanaan fisik 0%-70%) dari kontrak terjadi keterlambatan antara
10%-20%.
Atau dalam periode II (rencana pelaksanaan fisik 70%-100%) dari kontrak terjadi keterlambatan
progres fisik antara 0.5%-10%.
Dengan pemahaman ini maka yang disebut keterlambatan adalah tentang kesepakatan rencana
pelaksanaan fisik pekerjaan yang ditawarkan penyedia kemudian dituangkan dalam kontrak.
Untuk konstruksi ketika pada perencanaan semestinya diperjanjikan 30 hari pertama progres
fisik sudah harus 30%, namun riil hanya 10%, maka sejak hari 30 mekanisme penanganan
keterlambatan atau dalam bahasa teknis sebagai kontrak kritis diterapkan. Kondisi ini sudah
termasuk klausul keterlambatan. Sejak saat ini penyedia sudah terkena pasal terlambat. Namun
demikian dalam hal pengenaan denda keterlambatan harus dipertegas dalam ketentuan
kontrak.
Jika jumlah hari yang menghasilkan jumlah denda keterlambatan maksimun yang dapat dibayar
oleh Penyedia jasa konstruksi melampaui batas sebagaimana yang disebutkan dalam Data
Kontrak maka pemutusan kontrak sepihak dapat dilakukan. Umumnya data kontrak mengacu
pada maksimal jumlah hari keterlambatan 50 hari (pasal 93 Perpres 54/70) atau maksimal denda
5% dari nilai kontrak (UU 18/199 ps. 43 ayat 2).
Pemahaman ini juga akan mampu menjawab pertanyaan untuk pengadaan barang atau jasa
lainnya. Seperti kasus pengadaan makan minuman pasien diatas. Artinya perhitungan
keterlambatan bukan realisasi pelaksanaan pekerjaan melewati 365 hari melainkan
keterlambatan persatuan waktu. Misal disepakati jika pengiriman makanan terlambat 1 hari
akan dikenakan sanksi denda keterlambatan 1/1.000 dari total kontrak kemudian maksimal
jumlah hari keterlambatan adalah 50 hari.
7. Perhitungan Volume
Kegiatan ini diperlukan untuk melakukan perhitungan dan pengecekan perhitungan volume
pekerjaan terhadap volume scope yang ada dalam BQ, dan diperlukan perhitungan volume
pekerjaan yang merupakan pekerjaan penunjang seperti jembatan darurat, jalan kerja dll.
Perhitungan volume ini harus dilakukan secara cermat dan akurat serta tertelusur sesuai WBS
yang direncanakan sehingga tidak terjadi kesalahan berupa kurang perhitungan atau duplikasi
perhitungan.
Apabila ada perubahan gambar / spek maka dengan mudah dapat ditelusuri perhitungan mana
yang diperlukan koreksi / penyesuaian / perhitungan ulang atas perubahan tersebut.
Bila volume pekerjaan ini dihitung oleh banyak personil harus dapat diidentifikasi siapa
melakukan perhitungan pekerjaan apa, sesuai gambar / spek yang mana sehingga saat
dikonsolidasi dapat dikompilasi dengan akurat.
8. Metode Kerja
Merupakan kegiatan perumusan metode pelaksanaan perjaan dengan urutan penyusunan
sebagai berikut :
1. Difinisi pekerjaan,
a. Penjelasan tentang pekerjaan
b. Spesifikasi, volume pekerjaan
2. Lokasinya
3. Metode kerja/cara kerja
a. Bagaimana caranya
b. Menggunakan alat apa
c. Urutan pekerjaan (dimulai setelah / sesudah pekerjaan apa)
4. Kebutuhan sumber daya
5. Waktu yang diperlukan
6. Jadwal pelaksanaan
7. Hal-hal penting yg harus diketahui / diperhatikan
8. Gambar-gambar kerja / gambar pelaksanaan
Pekerjaan yang dibuat secara detai metode kerjanya adalah yang memiliki kriteria sebagai
berikut :
a. Yang mempunyai nilai bobot 80% sesuai dengan bobot pareto
b. Yang termasuk dalam lintasan kritis, sesuai dengan hasil net work planning
9. Sub-Kontraktor
Pemilihan pekerjaan yang disub kontrakkan dilakukan dalam rangka memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1. Meningkatkan fokus perusahaan;
2. Memanfaatkan kemampuan kelas dunia;
3. Mempercepat keuntungan yang diperoleh dari reengineering;
4. Membagi resiko;
5. Sumber daya sendiri dapat digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan lain;
6. Memungkinkan tersedianya dana kapital;
7. Menciptakan dana segar;
8. Mengurangi dan mengendalikan biaya operasi;
9. Memperoleh sumberdaya yang tidak dimiliki sendiri;
10. Memecahkan masalah yang sulit dikendalikan atau dikelola.
Pemilihan Sub Kontraktor / Suplyer dilakukan dengan sangat selektif agar tujuan tersebut diatas
dapat dipenuhi, dan pengendalian dokumen terhadap pekerjaan yang dikerjakan oleh pihak
ketiga ini merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan, karena kesalahan informasi / dokumen
akan membuat kekeliruhan dalam menentukan asumsi, sumber daya dan harga pekerjaan.
Kegiatan dalam proses procurement pada proses tender meliputi :
a. Perencanaan pekerjaan yang akan di Sub Kontrakkan / rencana pembelian Perencanaan
Kontrak & Pembayaran
b. Pemilihan Vendor yang dinominasikan
c. Permintaan Penawaran
d. Evaluasi Penawan termasuk lingkup yang bersesuaian dengan paket pekerjaan
e. Penentuan Vendor yang dipilih sehingga dokumen dari vendor yang dipakai untuk penawaran
terdokumentasi dengan baik
Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan
persyaratan terhadap perusahaan SEBELUM pemasukan dokumen penawaran. Artinya, hanya
perusahaan yang memenuhi kualifikasi-lah yang dapat memasukkan penawaran. Metode ini
dilaksanakan untuk pelelangan yang bersifat kompleks (termasuk pelelangan diatas 50 M)
Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan
persyaratan terhadap perusahaan SETELAH pemasukan dokumen penawaran. Pada umumnya,
prinsip pelelangan menggunakan proses ini (Kecuali Jasa Konsultasi yang wajib menggunakan
Prakualifikasi). Bahkan untuk pelelangan umum untuk pengadaan barang/jasa
pemborongan/jasa lainnya, sifatnya adalah wajib (kecuali yang bernilai di atas 50M).
perencana konstruksi yaitu yang memberikan layanan jasa perencanaaan dalam konstruksi yang
meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan
sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi, ini umumnya disebut Konsultan
Perencana.
pelaksana konstruksi yaitu yang memberikan layanan jasa pelaksanaan dalam pekerjaan
konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari
penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi, yang
umumnya disebut Kontraktor Konstruksi.
pengawasan konstruksi yaitu kegiatan yang memberikan layanan jasa pengawasan baik sebagian
atau keseluruhan pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai
dengan penyerahan akhir konstruksi, ini biasa disebut Konsultan Pengawas
KONSULTAN PROYEK
Konsultan adalah pihak yang diminta owner (pemilik proyek) untuk mengawasi pelaksanaan
proyek, konsultan ini dapat berupa badan usaha ataupun perorangan dan biasanya didalam
konsultan ini harus memiliki beberapa orang ahli di bidang Arsitektur, Teknik Sipil, Mekanikal
Elektrikal, listrik dan lain-lain sehingga pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik dan
dapat selesai dengan cepat.
Tugas konsultan ini antara lain :
- - Mengatur administrasi dalam kotrak kerja
- - Melakukan pengawasan selama proyek berjalan
- - Melampirkan/ Membuat laporan pekerjaan yang akan dilihat oleh owner
- - Saling berkonsultasi tentang pekerjaan pada proyek dengan owner maupun kontraktor
- - Mengoreksi maupun menyutujui hasil gambar yang diberikan kontraktor untuk
pelaksanaan proyek
-
KONTRAKTOR PROYEK
Kontraktor adalah pihak yang ditunjuk oleh owner sebagai pelaksana proyek, pihak ini yang akan
melaksanakan proyek dengan proses perencanaan yang sudah disiapkan oleh konsultan untuk
dihasilkan ke wujud yang nyata dengan kata lain kontraktor melaksanakan pekerjaan proyek
sesuai dengan gambar yang sudah di siapkan sebelumnya.
Tugas kontraktor ini antara lain :
- - Memahami gambar desain dan spesifikasinya sebagai acuan di dalam proyek
- - Menyusun kembali metode pelaksanaan kontruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan
bersama engineering
- - Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan persyaratan waktu,
mutu dan biaya yang sudah ditentukan
- - Membuat program kerja harian dan memberikan pengarahan kegiatan harian kepada
pelaksana pekerjaan
- - Membuat evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan
-
9. Sebutkan dan jelaskan jenis jenis kontrak ?
Jenis-jenis kontrak proyek konstruksi adalah:
Kontrak jenis ini hanya bisa diterapkan apabila ada perencanaan yang telah benar-benar selesai,
dimana kontraktor sudah dapat melakukan estimasi kuantitas secara akurat. Biasanya pemilik
proyek dengan jumlah anggaran yang terbatas akan memilih jenis kontrak ini karena merupakan
satu-satunya jenis kontrak yang memberi nilai pasti terhadap biaya yang akan dikeluarkan.
10. Apa perbedaan sskk (syarat syarat khusus kontrak) dengan ssuk (syarat syarat umum
kontrak)!
Ssuk (syarat syarat umum kontrak)
Menjelaskan hal hal umum mengenai klausul klausul kontrak