Dosen Pengampu:
Dr. Santoso Sri Handoyo, M.T.
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Nadif Maialfatih (1503622018)
Aini Tazkiyah (1503622040)
Firdaus Caesar A. (1503622046)
Sarah Nur Halizah (1503622058)
Ahmad Khusnaeni (1503622061)
Helen Libastari (1503622071)
A. Dasar Teori
Ilmu ukur tanah didefinisikan sebagai ilmu yang mengajarkan tentang teknik-
teknik / cara-cara pengukuran dipermukaan bumi dan bawah tanah dengan areal yang
terbatas (±20’- 20’ atau 37 km x 37 km) untuk keperluaan pemetaan dan penentuan
posisi relatif suatu daerah. Ilmu ukur tanah termasuk dalam bagian dari ilmu geodesi.
Dalam Ilmu ukur tanah diperlukan beberapa alat pengukuran. Alat pengukuran ilmu
ukur tanah ada 3 macam, yaitu ;
1) Alat Ukur Sederhana, cara penggunaannya cukup mudah dan hanya bisa
digunakan untuk mengukur satu macam ukuran saja.
a) Pita Ukur (Meteran, tape, atau rol meter)
Alat yang bisa dimanfaatkan untuk mengetahui ukuran jarak atau
panjang tanah dengan satuan mm, cm, inchi, atau feet. Meteran
juga dapat diandalkan untuk membuat sudut siku-siku, mengukur
sudut, dan membuat lingkaran.
b) Kompas
Alat yang berguna untuk memeriksa arah. Alat ini berkerja dengan
memanfaatkan gaya medan magnet yang membuat jarum penunjuk
di dalamnya selalu mengarah ke utara dan selatan bumi. Kompas
membantu para pekerja mampu mengukur tanah sesuai dengan
arah yang tepat.
c) Klinometer
Alat yang berfungsi menentukan besar sudut elevasi dalam
mengukur tinggi suatu obyek secara tidak langsung. Dengan
klinometer, kita bisa mengetahui tinggi/panjang benda. Prinsip
kerjanya yaitu dengan memanfaatkan sudut elevasi antara suatu
garis datar dan garis yang terhubung pada titik garis tersebut
dengan titik puncak sebuah objek.
a) Theodolit
Alat ukur tanah yang dipakai untuk mengukur ketinggian tanah
dengan sudut datar dan sudut tegak. Tingkat akurasi hasil
pengukuran sudut oleh theodolit mencapai satuan detik. Umumnya,
theodolit sering diaplikasikan saat penentuan sudut siku-siku,
menentukan ketinggian, pemetaan situasi, dan pengamatan
matahari.
b) Waterpas (Pesawat Penyipat datar)
Alat untuk mengukur sudut horizontal, beda tinggi, dan jarak optis
antara dua atau lebih titik yang berdekatan. Perbedaan tingkat
ketinggian tersebut bisa diamati dari garis-garis visir/sumbu
teropong horisontal yang ditujukan ke arah ramburambu ukur
vertikal. Kegiatan ini biasanya disebut waterpassing atau levelling.
Sistem acuan atau referensi yang digunakan yaitu rata-rata tinggi
permukaan air laut alias MSL (Mean Sea Level).
Pada laporan kali ini akan dibahas salah satu alat ukur optik yaitu water
cannula (leveller). datar) untuk menentukan jarak dan perbedaan elevasi dari satu titik
ke titik lainnya. kepala datar (leveling) adalah operasi untuk menentukan perbedaan
ketinggian antara dua titik di permukaan pendaratan. Bidang referensi atau datum
ditetapkan dan ketinggian diukur dari bidang ITU. Perbedaan elevasi yang
ditentukan dikurangi atau ditambahkan ke nilai bersama-sama, dan hasilnya
adalah elevasi titik-titik sebelumnya
Salah satu metode pengukuran sipat datar adalah pengukuran sipat datar
metode polar. Pengukuran sipat datar cara polar ini sangat cocok untuk mendapatkan
perbedaan ketinggian daerah yang luas dan beda tingginya tidak terlalu
menyolok/relatif datar. Dari data yang diperoleh yang sudah diadakan analisa dan
hitungan serta
penggambaran dapat digunakan untuk perencanaan pekerjaan tanah berupa galian atau
timbunan.
C. Tujuan Praktikum
1. Mampu mengukur beda tinggi dengan pesawat penyipat datar
2. Dapat menghitung hasil pengukuran dengan alat pesawat PPD
3. Dapat menggambarkan hasil pengukuran
D. Alat Praktek
1. Unting-Unting 4. Waterpass Tukang
E. Keselamatan Kerja
1. Periksa peralatan kerja sebelum dan sesudah kerja.
2. Menjaga dan lindungi alat dari hal berbahaya ketika bekerja.
3. Tidak bercanda ketika sedang melakukan pekerjaan.
4. Tidak memaksa peralatan yang digunakan dalam bekerja.
5. Menyetel peralatan dengan baik.
6. Menggunakan pakaian yang sesuai saat praktek
F. Langkah Kerja
1. Membaca dan memahami mengenai tata cara pengukuran dan pengoperasian
alat.
2. Persiapkan Patok dan alat-alat pengukuran
3. Melakukan penyetelan alat dan langkah pengukuran
a) Pemasangan dan penyetelan statif di titik peninjau
b) Pasang Unting-unting dan Waterpas pada statif dengan skrup yang ada
Periksa kedudukan unting-unting harus dititik yang dimaksud dan
dasar alat waterpass dengan dasar kepala kaki tiga harus pas, sehingga
waterpass terpasang di tengah kepala kaki tiga.
c) Penyetelan Nivo kotak (Gelembung kecil waterpas) Gelembung nivo
diperiksa dengan cara memutar teropong teropong (90°, 180°, 270°,
360°) searah jarum jam sampai gelembung nivo ada ditengah-tengah.
d) Penyetelan arah lensa waterpas ke arah sudut 0 ̊atau utara
e) Menyiapkan bak ukur di titik yang ingin tinjau atau di patok
f) Pembacaan BA (batas atas), BT (Batas tengah) dan BB (Batas bawah)
serta pengukuran lainnya
4. Pelakukan pengukuran dan membaca hasil pembidikan
a) Ukur tinggi pesawat (jarak dari lensa ke tanah)
b) Catat sudut perpindahan yang tercantum dari sudut 0 ̊ke titik yang
ingin ditinjau
c) Lihat dan catat BA (batas atas), BT (Batas tengah) dan BB (Batas
bawah) dari titik yang ditinjau berdasarkan bak ukur dan pesawat
d) Hitung besar jarak dari pesawat ke titik tinjau menggunakan meteran
(Jarak rantai)
e) Hitung beda tinggi dan tinggi tanah menggunakan rumus disetiap titik
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
PRAKTEK UKUR TANAH I
DOSEN Topik : Kelompok :2
Dr. Santoso Sri Handoyo, M.T Pengukuran waterpass Waktu : 2 X 50 Menit
Sandi Dosen Judul : Hari/Tanggal : Selasa, 07 Maret 2023
1503600014 Pengukuran Polar Pukul : 13.00 - 14.50 WIB
5. Tarik kesimpulan
6. Membuat Laporan Praktikum
G. Gambar Kerja
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
PRAKTEK UKUR TANAH I
DOSEN Topik : Kelompok :2
Dr. Santoso Sri Handoyo, M.T Pengukuran waterpass Waktu : 2 X 50 Menit
Sandi Dosen Judul : Hari/Tanggal : Selasa, 07 Maret 2023
1503600014 Pengukuran Polar Pukul : 13.00 - 14.50 WIB
H. Data Pengukuran
Pengukuran Polar dengan Pesawat Waterpass
Nama Kelompok : Kelompok 2 Waktu : 13.00 – 14.50
Tanggal : 07 Maret 2023 Kode Seksi : 54151102
No.reg :- Cuaca : Sangat Cerah
b. ∆BCP2
1
Luas = × 3 × 2,5 x Sin (70˚42'00" - 200˚24'00")
2
1
= × 7,5 × Sin (129˚42'00")
2
1
= × 7,5 × Sin 129,7
2
1
= × 7,5 × 0,769
2
= 2,883m2
c. ∆CDP2
1
Luas = × 2,5 × 6 x Sin (200˚24'00" - 280˚12'00")
2
1
= × 15 × Sin (79˚48'00")
2
1
= × 15 × Sin 79,8
2
1
= × 15 × 0,9841
2
= 7,380 m2
d. ∆DEP2
1
Luas = × 6 × 8 x Sin (280˚12'00" - 320˚48'00")
2
1
= × 48 × Sin (40˚36'00")
2
1
= × 48 × Sin 40,6
2
1
= × 48 × 0,650
2
= 15,6 m2
e. ∆EAP2
1
Luas = × 8 × 2,5 x Sin (320˚48'00" - 00˚00'00")
2
1
= × 20 × Sin (39˚12'00")
2
1
= × 20 × Sin 39,2
2
1
= × 20 × 0,632
2
= 6,32 m2
LUAS TOTAL DAERAH = 3,539 + 2,883+ 7,380 + 15,6 + 6,32
= 35,722 m2
v. KESIMPULAN
Dalam praktikum pengukuran polar ini diikuti oleh 6 orang, masing – masing
menembak satu titik, sehingga jika digabungkan semua titik tembak terhadap P2
(pesawat satu) membentuk segi 5 yang berpusat pada titik P2. Setiap titik didapatkan
BA (batas atas) dan BB (batas bawah) serta BT (batas tengah). Tinggi tanah dan beda
tinggi dicari dengan rumus yang tertulis di dasar teori.
I. DOKUMENTASI