Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KLARIFIKASI PENGUKURAN

Tugas 1

Survei pemetaan

OLEH :

AHMAD RISALDY

R1B120014

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
segala puji hanya bagi-Nya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya, dan juga kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan segala rahmat,hidayah,inayah-Nya. Sehingga penulisan
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Klasifikasi Pengukuran
dalam Pemetaan dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Kendari 16 Oktober 2021

AHMAD RISALDY
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sumber daya alam khususnya sumber daya mineral tersebar tidak
merata dipermukaan lapisan kulit bumi yang dikenal dengan istilah
Lithosfer. Sumber daya mineral yang juga dikenal sebagai bahan tambang
atau bahan galian, dapat berupa mineral logam, mineral non logam,
batubara, minyak dan gas bum, panas bumi, serta air tanah. Semuanya
itu merupakan bahan tambang yang tidak terbarui, artinya yang pada
suatu saat akan habis bila dilakukan eksploitasi, kecuali yang tersebut
terakhir, yaitu air tanah. Dalam kehidupan modern saat ini semua orang
perlu menyadarkan diri, bahwa manusia menggantungkan hidupnya pada
dunia tambang, termasuk didalam permukaan tanah yang merupakan
lahan pertanian dan lahan pemukiman. Oleh sebab itu, penyelenggara
negara wajib melindungi kekayaan alam tersebut, dari eksploitasi yang
tidak mengikuti kaidah yang benar, yang berujung pada kerusakan
lingkungan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Oleh sebab itu,
negara wajib mengetahui dan memanfaatkan potensi bahan tambang
yang dimiliki dengan mengutamakan kepentingan masyarakat dalam
menuju kehidupan yang sejahtera.
Keberadaan bahan tambang, termasuk kuantitas dan kualitasnya
perlu diketahui dan diinventarisasi. Melaui tahapan penyelidikan umum
dan eksplorasi, serta eksploitasi negara dapat mengetahhui potensi
kekayaan alam, dan memanfaatkannya secara terencana, dengan tujuan
agar tercapai kesejahteraan masyarakat bersama. Untuk menuju ke cita
cita yang mulia itu, keberadaan bahan tambang yang diinventarisasi,
yang kemudian disuguhkan dalam suatu peta yang dikenal dengan nama
peta geologi. Peta tersebut merupakan hasil kerja Geologis. Geologis,
sebagai pionir pelaksana tugas mulia tersebut, selau berhadapan dengan
medan atau bentang alam, yang kerap kali kurang bersahabat, penuh
dengan tantangan dan resiko, bila tidak menguasai dan melaksanakan
kaidah-kaidah kerja yang baku.
Dalamm makalah, penulis ingin menyampaikan bagaimana survei
pemetaan dan tahapan survei pemetaan hingga jenis survei dan alat yang
biasa digunakan dan pembahasan yang berkaitan dengan masalah yang
sering dihadapkan pada seorang geologist dalam melakukan survei
lapangan.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ingin disampaikan penulis sebagai


berikut:
a. Apa yang dimaksud survei pemetaan?
b. Apa saja metode pengukuran yang dapat kita pakai saat melakukan
pengerjaan survei?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan masalah yang ingin disampaikan penulis sebagai


berikut;
a. Menjelaskan pengertian dan berbagai pengerjaan survei pemetaan.
b. Mengetahui metode pengukuran yang dapat kita pakai saat
melakukan pengerjaan survei.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Survei Pemetaan


Survei atau surveying didefinisikan sebagai pengumpulan data yang
berhubungan dengan pengukuran permukaan bumi dan digambarkan
melalui peta atau digital. Sedangkan pengukuran didefinisakan peralatan
dan metode yang berhubungan dengan kelangsungan survey tersebut.
jadi, surveying adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
pengumpulan data. Mulai dari pengukuran permukaan bumi hingga
penggambaran bentuk bumi. Sedangkan pengukuran adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan alat mulai dari pita ukur
hingga pengukuran jarak dengan metode elektro magnetik.

Survey umumnya dilakukan pada bidang datar, yaitu dengan tidak


memperhitungkan kelengkungan bumi. Dalam proyek surveying,
kelengkungan buminya kecil, jadi pengaruhnya dapat diabaikan, dengan
menggunakan perhitungan yang rumusnya disederhanakan. Sedangkan
pada proyek yang memiliki jarak jauh, kelengkungan bumi tidak dapat
diabaikan, karena keadaan ini termasuk surveying geodesi.

2.2. Klasifikasi Pengukuran dalam pemetaan


Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu perpetaan yang
mempelajari cara- cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah
tanah untuk berbagai keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi
relatif pada daerah yang relatif sempit sehingga unsur kelengkungan
permukaan buminya dapat diabaikan. Melakukan pengukuran yaitu
menentukan unsur-unsur (Jarak dan sudut) titik yang ada di suatu
daerah dalam jumlah yang cukup, sehingga daerah tersebut dapat
digambar dengan skala tertentu.

Sesuai dengan perkembangan teknologi, teknik-teknik dalam


mengukur tanahpun berkembang. Peralatan untuk mengukur tanah juga
semakin berkembang. Mulai dari peralatan manual menjadi peralatan
elektris sehingga pengukuran menjadi lebih cepat, tepat dan mudah.
Bantuan komputer dalam perhitungan juga memudahkan manusia
mendapatkan hasil yang cukup akurat.
Ilmu ukur tanah memiliki tiga unsur yang harus diukur di lapangan,
yaitu: jarak antara dua titik, beda tinggi dan sudut arah. Pengukuran yang
dilakukan dengan menggunakan alat ukur sederhana sering disebut pula
dengan istilah pengukuran secara langsung karena hasilnya dapat
diketahui sesaat setelah selesai pengukuran. Sebagai contoh alat tersebut
adalah pita ukur, baak ukur, yalon dan abney level.
2.2.1. Pengukuran Secara Langsung

Pengukuran secara langsung adalah proses pengukuran dengan


memakai alat ukur langsung. Hasil pengukuran langsung
terbaca.Merupakan hal yang lebih dipilih seandainya memungkinkan.
Proses pengukuran dapat cepat diselesaikan. Alat ukur langsung
umumnya memiliki kecermatan yang rendah dan pemakaiannya dibatasi,
adapun hal yang membatasinya adalah sebagai berikut:
1. Karena daerah toleransi
2. kecermatan alat ukur,
3. Karena kondisi fisik objek ukur yang tidak memungkinkan
digunakannya alat ukur langsung
4. Karena tidak cocok dengan imajinasi ragam daerah
toleransi (tidak sesuai dengan jenistoleransi yang diberikan pada objek
ukur misalnya toleransi bentuk dan posisi sehinggamemerlukan
proses pengukuran khusus
Pengukuran jarak dua titik dapat dilakukan dengan menggunakan
kayu meter, rantai meter, pita meter. Untuk permukaan tanah yang
miring, pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
pita/kayu ukur yang diatur horizontal dengan bantuan nineau serta
mengukur langsung tanah yang miring.

2.2.2. Pengukuran secara tidak langsung


Pengukuran jarak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan
peralatan seperti pita ukur, pita baja, dan pegas ukur. Pengukuran
dengan alat-alat ini biasanya digunakan untuk mengukur daerah yang
tidak begitu luas. Terbatasnya skala alat ukur seperti pita ukur
menjadikan alat ini digunakan untuk pengukuran langsung di daerah
yang luas. Pengukuran tidak langsung dapat menggunakan peralatan
seperti theodolith dan waterpass.
Selain alat ukur sederhana terdapat alat lain yang digunakan
untuk pengukuran dilapangan yang dikenal dengan Tacheometer.
Tacheometer merupakan alat pengukuran cepat yang dilengkapi oleh
peralatan optis, misalnya lensa sehingga dapat melakukan pengukuran
secara optis. Sebagai contoh adalah compass survey, waterpass dan
theodolit.
1.Waterpass

Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan


ketinggian atau beda tinggi antara dua titik. Pengukuran waterpass ini
sangat penting gunanya untuk mendapatkan data sebagai keperluan
pemetaan, perencanaan ataupun untuk pekerjaan konstruksi.
Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk
perencanaan jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan
gedung yang didasarkan atas elevasi tanah yang ada, perhitungan urugan
dan galian tanah, penelitian terhadap saluran-saluran yang sudah ada,
dan lain-lain.
Waterpas merupakan alat ukur menyipat datar dengan teropong
yang dilengkapi dengan nivo dan sumbu mekanis tegak, sehingga teropong
dapat berputar ke arah horizontal. Alat ini tergolong alat penyipat datar
kaki tiga atau Tripod Level, karena bila digunakan alat ini harus dipasang
di atas kaki tiga atau statif.
2.Theodolite

Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.
Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di
dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon
(detik). Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara
peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa
sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk
membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu
vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca.
Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat
diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan
sudut vertikal untuk dibaca.
Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat
tinggi. Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang
akan dipetakan
luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut
memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar.Dengan
menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat
dipetakan dengan cepat dan efisien.
Beberapa fungsi theodolite diantaranya:
1. Mengukur sudut ketinggian tanah
2. Menentukan sudut siku-siku pada pekerjaan pondasi rumah
3. Mengukur ketinggian suatu bangunan gedung bertingkat
4. Mengamati sudut arah lintas matahari
5. Mengukur polygon pada penghitungan rumus bangunan
6. Membuat pemetaan situasi yang mendetail
BAB III
PENUTUP

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa


hal sebagai berikut :
1. Survey atau surveying didefinisikan sebagai pengumpulan data
yang berhubungan dengan pengukuran permukaan bumi dan
digambarkan melalui peta atau digital. Sedangkan pengukuran
didefinisakan peralatan dan metode yang berhubungan dengan
kelangsungan survey tersebut
2. Pengukuran secara langsung adalah proses pengukuran dengan
memakai alat ukur langsung. Hasil pengukuran langsung
terbaca.Merupakan hal yang lebih dipilih seandainya
memungkinkan. Proses pengukuran dapat cepat diselesaikan.
Alat ukur langsung umumnya memiliki kecermatan yang rendah
dan pemakaiannya dibatasi. Pengukuran jarak dua titik dapat
dilakukan dengan menggunakan kayu meter, rantai meter, pita
meter. Untuk permukaan tanah yang miring, pengukuran dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pita/kayu ukur yang
3. Pengukuran tidak langsung yaitu pengukuran yang dilakukan
dengan menggunakan alat optis dikarenakan terbatasnya
kemampuan alat ukur sederhana. Selain alat ukur sederhana
terdapat alat lain yang digunakan untuk pengukuran dilapangan
yang dikenal dengan Tacheometer. Tacheometer merupakan alat
pengukuran cepat yang dilengkapi oleh peralatan optis, misalnya
lensa sehingga dapat melakukan pengukuran secara optis.
Sebagai contoh adalah compass survey, waterpass dan theodolit.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2016, “Jenis-Jenis Survey dan Klasifikasi Pengukuran Tanah”,


http://jasasurveyindo.blogspot.com/2016/07/jenis-jenis-survey-dan-
klasifikasi.html diakses 19 oktober 2018
Anonim, 2016, “Waterpass,Fungsi dan cara penggunaannya”,
http://teknikpermesinann.blogspot.com/2016/01/waterpass-fungsi-dan-
cara- penggunaannya.html diakses 19 oktober 2018
Arif, Ario, 2012, “Alat ukur waterpas dalam Ilmu Ukur Tanah”,
http://aryadhani.blogspot.com/2012/03/alat-ukur-waterpas-dalam-ilmu-
ukur.html diakses 19 oktober 2018
Azmi, 2014, “Alat ukur Tanah (Theodolite),
http://azmichober.blogspot.com/2014/02/alat-ukur-tanah-theodolit.html,
diakses 19 oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai