Anda di halaman 1dari 18

WATERPASS ( W 2 )

WATERPASS II
I. NAMA PERCOBAAN : PENGUKURAN WATERPASS II (W2)
II. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Lebih mengenal alat waterpass yang digunakan dalam percobaan.
2. Untuk mendapatkan gambaran irisan penampang permukaan tanah di lapangan
percobaan searah dengan waterpassing (logan section).
3. Untuk menentukan beda tinggi dan ketinggian muka tanah (elevasi) titik-titik
dilapangan percobaan yang sesuai dengan titik referensi atau elevasi datar.

III. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Waterpass ( B21 )

2. Statif

PRATIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK : VII(TUJUH)
WATERPASS ( W 2 )

3. Baak Ukur 4. Pita Ukur

5. Kompas 6. Unting - Unting

7. Patok Kayu 8. Payung

PRATIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK : VII(TUJUH)
WATERPASS ( W 2 )

IV. FUNGSI MASING – MASING ALAT

1. Waterpass : Alat yang digunakan untuk pengukur penyipat datar


2. Statif :Tempat diletakkannya dan sebagai penyangga berdiri-
nya alat - waterpass
3. Baak Ukur : Digunakan untuk menentukan beda tinggi
4. Patok Kayu : Digunakan sebagai penempatan titik yang akan diukur
5. Unting-Unting : Digunakan untuk membantu alat waterpass agar posisi
tetap ditengah-tengah posisi patok
6. Payung : Digunakan sebagai pelindung alat waterpass dari sinar
matahari
7. Kompas : Digunakan sebagai penunjuk arah utara dan selatan.
8. Meter Gulung : Digunakan sebagai pengukur tinggi alat dan jarak
pegas

V. GAMBAR DAN BAGIAN – BAGIAN WATERPASS ( B21 )

Adapun bagian – bagian dari alat waterpass adalah sebagai berikut :


1. Sekrup penggerak halus horisontal berfungsi untuk menggerakkan pesawat dalam
arah horisontal secara halus agar bidikan tepat.
2. Nivo kotak berfungsi untuk mengetahui apakah dudukan pesawat sudah rata dan
seimbang atau belum.
3. Cermin Nivo Kotak berfungsi untuk melihat posisi gelembung/nivo kotak pesawat.
4. Lensa Objektif berfungsi untuk menangkap objek atau benda yang diamati.
5. Sekrup objektif/Sekrup diafragma berfungsi untuk memperjelas bayangan rambu
atau objek yang diamati.
6. Lensa Okuler berfungsi untuk memperjelas bayangan diafragma.

PRATIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK : VII(TUJUH)
WATERPASS ( W 2 )

7. Visir Kasar berfungsi untuk membidik objek secara kasar.


8. Sekrup penyetel dudukan pesawat (Sekrup ABC) berfungsi sebagai sekrup pengatur
nivo kotak agar dudukan pesawat pada statif rata.
9. Lingkaran Busur Horisontal berfungsi sebagai pembacaan besar sudut horisontal
yang terbentuk.
10. Base Plate berfungsi sebagai dudukan pesawat pada statif.

VI. TEORI

Dalam pengukuran profil memanjang yang merupakan gambaran irisan tegak


lapangan sepanjang jalur waterpassing memanjang biasanya untuk menentukn beda
tinggi antara 2 titik yang jaraknya cukup jauh dimana harus dilaukan beberapa kali
mendirikan alat secara berurutan atau dengan kata lain harus dibagi menjadi beberapa
slag (pengukuran beda tinggi antara dua titik dengan sekali mendirikan lata) dimana dari
pengukuran tadi dan titik dengan sekali mendirikan alat) dimana dari pengukuran tadi dan
elevasi dasar (BM) dapat memberikan gambaran penampang permukaan tanah searah
jalur memanjang. Biasanya pengukuran ini dilakukan untuk menentukan as bangunan
memanjang, miaslnya : jalan raya saluran, terowongan, damn, dan lain-lain. Adapun jarak
diambil 2 titik tersebut antara 25 m s/d 50 m (dalam buku ilmu ukur tanah oleh Soetomo
wongsotjitro penerbit kanisius diambil 30 s/d 60 m.

Tetapi dapat disesuaikan dengan keadaan dilapangan). Pekerjaan waterpassing


memanjang dengan titik awal berimpit dengan titik akhir disebut dengan waterpassing
tertutup atau waterpassing sirkuit. Dimisalkan pengukuran beda tinggi antara titik A dan

titik B. Kedudukan rambu pada titik belakang alat tersebut rambu belakang dan
kedudukan rambu di muka alat disebut rambu muka. Besarnya beda tinggi adalah selisih
bacaan sambu belakang dikurangi rambu muka (b – m).

Sket potongan profil memanjang

Keterangan gambar :

PRATIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK : VII(TUJUH)
WATERPASS ( W 2 )

 A, B, C, D, E : Tempat berdirinya waterpass.


 1, 2, 3, 4, 5, 6 : Titik-titik yang diukur ketinggiannya (baak ukur).
 B : Bacaan cara kebelakang.
 M : Bacaan cara kemuka.

Adapun dari gambar penjelasan diatas diperoleh :

 Beda tinggi terhadap tempat alat

∆h = tinggi alat – BT n

 Beda tinggi antara titik belakang dengan titik muka

∆h = BT n - BT ( n + 1 )

 Perhitungan jarak optis


(d) optis = 100 ( BA – BB )

Bacaan baak ukur

Dengan mendapatkan bacaan pada baak ukur, maka kita dapat mengontrol bacaan tengah
dan memastikan bahwa nilai hasil bidikan sejalan dan akurat sesuai dengan teori. Kontrol
bacaan tengah dapat dicari dengan rumusan :

BA + BB
BT =
2

Pengukuran beda tinggi antara titik A dan titik B dimulai dari titik A ke B kemudian
dilanjutkan kembali dari B ke A dinamakan waterpassing pergi pulang. Pengukuran
waterpassing memanjang dilakukan untuk menentukan ketinggian suatu titik relatif
terhadap titik yang lain. Adapun penentuan beda tinggi antara dua titik dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu :

PRATIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK : VII(TUJUH)
WATERPASS ( W 2 )

1. Cara Barometris

Besarnya tekanan udara disuatu titik / tempat tergantung dari tempat tersebut.
Dengan mengukur besarnya tekanan udara, maka didapatkan ketinggian tempat tersebut.
Beda tinggi antara dua titik dapat ditentukan dengan menghitung selisih ketinggian antara
titik-titik tersebut, atau sebanding dengan selisih / perbedaan tekanan udara antara kedua
tempat tersebut.

Besarnya tekanan udara disuatu tempat dipengharui oleh keadaan lapisan udara,
misalnya temperatur dan kelembaban udara, sehingga tekanan udara disuatu tempat bisa
berubah-ubah dan memberikan hasil yang berbeda. Dengan demikian pengukuran beda
tinggi dengan cara barometris ini kurang teliti (cermat).

Cara Barometris

2. Cara Trigonometris

Penentuan beda tinggi dengan cara trigonometris dengan alat theodolit yang
berdiri disuatu titik dan rambu / baak di titik lain. Penyelesaian dilakukan dengan rumus
trigonometris.

PRATIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK : VII(TUJUH)
WATERPASS ( W 2 )

Cara Trigonometris

Rumus :

 Kontrol Benang Tengah :


Bt = ( B a + Bb
2 )
 Perhitungan Jarak Optis : d = ( Ba – Bb ) x 100
 Perhitungan Beda Tinggi : Δh1-2 = BtA1 – BtA2

Keterangan :

Ba = Bacaan benang atas pada rambu ukur


Bt = Bacaan benang tengah pada rambu ukur
Bb = Bacaan benang bawah pada rambu ukur
d = jarak optis
Δh1-2 = Beda tingi antara titik 1 dan 2
BtA1 = Bacaan benang tengah pada alat di A titik 1
BtA2 = Bacaan benang tengah pada alat di A titik 2

3. Cara Waterpassing Atau Sifat Datar

Waterpassing adalah suatu pengukuran titik atau tinggi titik dimana selisih tinggi

antara titik-titik yang berdekatan ditentukan dengan sisi horizontal yang ditujukan

kerambu-rambu (baak ukur) yang vertikal. Dengan pertolongan suatu nivo, maka garis

bidik dibuat horizontal. Garis bidik yang horizontal tersebut diarahkan pada baak ukur

yang ditempatkan pada titik yang akan ditentukan selisihnya

Cara Waterpassing Atau Sifat Datar

Pada jarak yang datar, bidang – bidang nivo dianggap sebagai bidang mendatar yang
saling sejajar satu sam lain.

PRATIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK : VII(TUJUH)
WATERPASS ( W 2 )

Prinsip pengukuran beda tinggi dengan cara waterpassing adalah garis mendatar pada alat

yang diarahkan pada mistar yang berdiri tegak. Pengukuran dengan cara waterpassing

merupakan cara penentuan beda-beda tinggi yang paling teliti dengan cara barometris

adalah merupakan cara yang paling teliti.

Pada percobaan ini dilaksanakan atau digunakan adalah dengan waterpassing atau sifat
datar .

Pada pengukuran tinggi dengan cara menyipat datar, yang dicari selalu titik
potong garis bidik yang mendatar dengan mistar yang dipasang diatas titik, sedang
diketahui bahwa garis bidik adalah garis lurus yang menghubungkan titik potong dua
benang atau garis diafragma titik tengah lensa obyektif teropong, maka pada pengukuran
akan selalu dibaca pada mistar – mistar tempat titik potong dua garis diafragma itu pada
mistar.

Waktu melakukan pembacaan pada mistar-mistar, gelembung nivo selalu


ditempatkan ditengah-tengah supaya pembacaan dilakukan dengan garis bidik yang
mendatar ( syarat utama telah dipenuhi ). Sehingga sumbu pertama letaknya tegak lurus
( syarat tambahan pertama telah dipenuhi ). Bila garis mendatar diafragma tidak tegak
lurus pada sumnbu pertama, garis mendatar a – a diafragma akan miring. Titik potong
garis bidik dengan mistar ditentukan dengan menentukan perbandingan antara x dan y
lagi sedemikian rupa sehingga dua angka perbandingan harus mempunyai jumlah yang
sama dengan 10, supaya x dinyatakan dalam mm bila suatu garis pada mistar adalah 1 cm
penentuan x dan y akan lebih mudah dilakukan, bila garis a – a diafragma mendatar
sehingga perbandingan itu dicari akan dapat harga x yang sama. Berlainan dengan
keadaan dimana selalu diambil titik potong dua garis diafragma sendiri baris a – a garis
diafragma mendatar, bila letak tegak lurus dengan gelembung nivo ditengah– tengah
penentuan tempat titik potong dua garis diafragma yang merupakan titik potong garis
bidik dan mistar, maka lebih mudah dikerjakan dan jalannya pekerjaan dengan sendirinya
akan lebih cepat.

PRATIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK : VII(TUJUH)
WATERPASS ( W 2 )

Dengan mengetahui bacaan BA dan BB melalui pengukuran dilapangan, kita


dapat menentukan jarak optis dan koreksi BT sebagai berikut :

Ba+ Bb
1. koreksi benang tengah ( BT ) = 2

2. perhitungan jarak optis d = ( BA – BB ) x 100

Jarak Optis

VII. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Sebelum melakukan pengukuran, terlebih dahulu ditentukan lokasi percobaan


yang dapat di ukur memanjang dan mengusahakan agar tanah yang di ukur
memiliki tinggi rendah sehingga hasil yang akan diperoleh memiliki variasi.

2. Lalu kita mulai menempatkan titik-titik sasaran yang diberi tanda patok untuk
memudahkan penempatan baak ukur. Jarak antara titik ke satu titik sasaran
lainnya (titik tempat kedudukan alat) diberi jarak 20 cm.

3. Meletakkan waterpass tepat ditengah-tengah diantara dua titik dan kemudian


menyetel pesawat waterpass untuk setiap dioperasikan dengan terlebih dahulu
menyetel statif agar dalam pemakaiannya tidak goyang atau bergeser.

4. Pasang alat waterpass diatas statif, kemudian pasang unting-unting pada


pengunci pesawat dengan benang, dan unting-unting tersebut digunakan untuk
menentukan ketegakan pesawat.

5. Kencangkan sekrup pengunci pesawat dengan statif, kemudian menentukan


kedataran pesawat dengan memutar sekrup penyetel (sekrup A dan B). Langkah
selanjutnya putar sekrup penyetel (sekrup C) sehingga gelembung nivo berada
ditengah.

PRATIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK : VII(TUJUH)
WATERPASS ( W 2 )

6. Setelah itu maka kita mulai pengukuran pergi dengan mendirikan pesawat
Waterpass pada statif di titik A, lalu kita setel pesawat agar datar dengan
mengatur posisi kaki statif. Kemudian pasang unting-unting pada bagian bawah
pengunci pesawat yang di stel dengan mengeser-geser pesawat pada statif
sampai tepat pada titik A. Pesawat Waterpass harus memenuhi :

7. Sebelum gelembung Nivo di steel dengan huruf , B dan C dsehingga dapat di


tengah-tengah kotak Nivo dengan memutar skrip pengatur Nivo tersebut dengan
berlawanan arah secara berlahan-lahan.

8. Pengukuran dilakukan dengan 4 slag (stage) dan titik 6 sasaran, dimana tiap titik
kedudukan alat kita diberi tanda dengan huruf A, B, C, D, dan E sedang tiap
tutuk sasaran (patok ditempatkan baak ukur) diberi dengan angka 1, 2, 3, 4, 5
dan 6.

9. Setelah pesawat siap dioperasikan, dimana tempat dari alat pertama dinamakan
titik A selanjutnya teropong diarahkan ketitik 1 sekaligus dilakuakn pembacaan
BA, BT, BB dan ini dinyatakan pada pembacaan belakang pada pengukuran
pergi.

10. Teropong selanjutnya diputar searah jarum jam (180), dengan mengarahkan
bidikan ketitik 2 dan lakukan pembacaan BA, BT, BB dan ini dinyatakan
pembacaan kedepan pada pengukuran pergi.

11. Setelah kedua pembacaan tersebut dilakukan, pindahkan pesawat ketitik B yang
terletak ditengah-tengah, diantara titik 2 dan 3 dengan selalu menyetel atau
mengontrol kedataran pesawat dengan memperhatikan gelembung udara pada
nivo tepat berada ditengah-tengah lingkaran.

12. Lakuakan pembidikan ketitik 2 dan juga pembacaan BA, BT, BB dan ini
dinamakan pembacaan kebelakang .

13. Kemudian pesawat diputar searah jarum jam (180 ) dan diarahkan ketitik 3 dan
dilakukan pembacaan BA, BT, BB sebagai pembacaan kedepan.

14. Demikianlah seterusnya ditiap titik C, D dan E dimana pembacaan dilakukan


dengan meletakkan pesawat pada titik tersebut yang terletak titik 3 dan 4, 4 dan
5 dan seterusnya dengan membaca BA, BT, BB.

15. Setelah pembacaan pada titik terakhir dilakukan maka, selesailah untuk
pengukuran pergi. Karena masih akan dilakukan pengukuran pulang, maka
posisi pesawat jangan dirubah dan dibiarkan pada posisi semula pada titik
terakhir tadi.

PRATIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK : VII(TUJUH)
WATERPASS ( W 2 )

16. Karena pesawat masih dalam keadaan semula maka bacaan BA, BT, BB pada
titik terakhir untuk bacaan kebelakang sama dengan bacaan BA, BT, BB untuk
bacaan kedepan pada saat pengukuran pergi .

17. Kemudian pesawat diputar searah jarum jam ketitik 5 dan dilakukan pembacaan
BA, BT, BB ini dinyatakan sebagai pengukuran pulang yaitu kebalikan pada
saat pengukuran pergi.

18. Dengan melakukan pengukuran seperti diatas, hingga pesawat sampai kepada
titik semula (titik A) maka, dengan demikian selesai sudah untuk percobaan
pengukuran W2 baik secara pergi maupun secara pulang.

PRATIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK : VII(TUJUH)
WATERPASS ( W 2 )

LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH


UNIVERSITAS ASHAN (UNA)
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jalan Jend. Ahmad Yani, Kisaran Naga, Kec. Kisaran Tim., Kisaran, Sumatera Utara 21216

TABEL PERCOBAAN W2
Alat : Waterpass Lokasi : Jalan UNA
Tanggal : 7 Mei 2021 Group : 7

Pembacaan Benang
Beda
Titik Jarak
Tinggi Tinggi
Belakang Muka Dari Laut
Berdiri
Tinjau BA BT BB BA BT BB Belakang Muka + -
Alat
P1 0,13 0,1248 0,126

P2 0,1245 0,1212 0,118 0,1211 0,118 0,1149

P3 0,124 1,206 1,173 1,225 1,242 0,126

P4 1,223 1,187 1,152 1,335 1,301 0,126

P5 1,348 1,314 0,128

No NAMA NIM Kisaran, Juni 2021


1 Afandi Syahprima Lubis Dosen Pembimbing,
20011006
2 Andhreas Nainggolan 20011009
3 Hendriko Siregar 20011003
4 Rivi Hamdani 20011005
5 Khoirani 20011010 (Ir. Amir Hamzah, S.T., M.T.)
6 Indri Mahayu Putri 20011011

PRATIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK : VII(TUJUH)
WATERPASS ( W 2 )

1. Jarak antar titik ukur

Jarak antar titik ukur dihitung dengan persamaan : j = (ba-bb) x 100

Pembacaan benang pada rambu ukur dikatakan benar apabila :

1
bt= ( Ba+ Bb )
2

Keterangan : ba = benang atas ; bt = benang tengah


bb = benang bawah ; 100 = konstanta

Dari data hasil pengukuran pada tabel diatas, maka jarak dari :

J A → P 1=( 0,13−0,126 ) x 100=0,004 x 100=0,4 m

J A → P 2=( 0,1245−0,118 ) x 100=0,0065 x 100=0,65 m

J B → P3=( 0,1211−0,1149 ) x 100=0,0062 x 100=0,62 m

J B → P4 =( 0,124−1,173 ) x 100=−1,049 x 100=−104,9 m

J C → P5= (1,225−0,126 ) x 100=1,099 x 100=109,9 m

J C → P6 =( 1,223−1,152 ) x 100=0,071 x 100=7,1 m

J D → P7= (1,355−0,126 ) x 100=1,299 x 100=122,9 m

J D → P8= (1,348−0,128 ) x 100=1,22 x 100=122 m

2. Beda tinggi antar titik ukur

Beda tinggi antar titik ukur dihitung dengan persamaan :t = tb - tm

Keterangan : tb = benang tengah belakang

tm = benang tengah muka

Dari data hasil pengukuran pada tabel diatas, maka beda tinggi dari :

P1→P2 (t1) = 0,1248 – 0,118 = 0,0068 m

P2→P3 (t2) = 0,1212 – 1,242 = - 1,1208 m

P3→P4 (t3) = 1,206 – 1,301 = - 0,095 m

P4→P5 (t4) = 1,187 – 1,314 = - 0,127 m

PRATIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK : VII(TUJUH)
WATERPASS ( W 2 )

Tabel Pengisian hasil perhitungan jarak dan beda tinggi pada blanko ukur

Pembacaan Benang
Titik Jarak Beda Tinggi Tingg
Belakang Muka i Dari
Laut
Berdiri
Tinjau BA BT BB BA BT BB Belakang Muka + -
Alat
P1 0,13 0,1248 0,126

A 0,4 122 0,0068


0,124 0,121 0,114
P2 0,1212 0,118 0,118
5 1 9
B 0,65 0,62 1,1208

P3 0,124 1,211 1,173 1,225 1,242 0,126

C -104,9 109,9 0,095

P4 1,223 1,220 1,152 1,335 1,301 0,126

D 7,1 122,9 0,127

P5 1,348 1,214 0,128

355,4
2,677 3,875 -96,75 0,0068 1,3428
2

2,677 -96,75 0,0068

3,875 355,42 1,3428

6,552 258,7 -1,336

3. Perhitungan koreksi kesalahan beda tinggi

Dari Hasil perhitungan beda tinggi pada tabel diatas diatas, antara titik P1→P5

Adalah :

hP = (Σt+) + (Σt-) = t1 + t2 + t3+ t4


= 0,000 + (-0,367) = 0,0068 + -1,1208 + -0,095 + -0,127 = -1,336 m

Ternyata dari pengukuran waterpass terbuka tak terikat titik tetap ini perhitungan
kesalahan beda tinggi tidak bisa dikontrol, oleh karena perhitungan ketinggian setiap titik
ukur hanya berdasarkan beda tinggi yang langsung didapat dari hasil pengukuran (beda
tinggi tidak perlu dikoreksi).

Penjelasan lebih lanjut lihat pada perhitungan ketinggian titik ukur di bawah ini.

PRATIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK : VII(TUJUH)
WATERPASS ( W 2 )

4. Menghitung ketinggian titik ukur terhadap ketinggian permukaan air laut

Ketinggian titik ukur terhadap ketinggian permukaan air laut persamaannya adalah :
Hn = Hn-1 + tn
Keterangan : Hn = Ketinggian titik ukur yang dicari
tn = Beda tinggi antar titik ukur
Hn-1 = Titik ukur yang telah ditentukan harga ketinggiannya dari
permukaan air laut

Ditentukan ketinggian titik P1 (H1) = 16,000 m

Perhitungan ketinggian titik – titik ukur setelahdikoreksi :

Titik P2→H2 = H1 + t2 = 16,000 + (0,0068) = 16,0068 m

Titik P3→H3 = H2 + t3 = 16,0068 + (-1,1208) = 14,886 m

Titik P4→H4 = H3 + t4 = 14,886 + (-0.095) = 14.791 m

Titik P5→H5 = H4 + t5 = 14,791 + (-0.127) = 14,664 m

PRATIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK : VII(TUJUH)
WATERPASS ( W 2 )

Cara pengisian jarak, beda tinggi dan ketinggian dari permukaan air laut pada blanko
ukur lihat pada tabel dibawah ini :

Tabel Pengisian hasil perhitungan jarak, beda tinggi dan ketinggian dari
permukaan air laut pada blanko ukur

Pembacaan Benang
Titik Jarak Beda Tinggi Tinggi
Belakang Muka Dari
Laut
Berdiri
Tinjau BA BT BB BA BT BB Belakang Muka + -
Alat
P1 0,13 0,1248 0,126 16,000
A 0,4 122 0,0068
0,124 0,121 0,114 16,006
P2 0,1212 0,118 0,118
5 1 9 8
1,120
B 0,65 0,62
8
P3 0,124 1,206 1,173 1,225 1,242 0,126 14,886
C -104,9 109,9 0,095

P4 1,223 1,187 1,152 1,335 1,301 0,126 14,791


D 7,1 122,9 0,127

P5 1,348 1,314 0,128 14,664

355,4 1,342
2,677 3,875 -96,75 0,0068
2 8

2,677 -96,75 0,0068 14,664


3,875 333,42 1,3428 16,000
6,552 258,7 -1,336 -1,336

PRATIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK : VII(TUJUH)
WATERPASS ( W 2 )

LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH


UNIVERSITAS ASHAN (UNA)
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jalan Jend. Ahmad Yani, Kisaran Naga, Kec. Kisaran Tim., Kisaran, Sumatera Utara 21216

TABEL PERCOBAAN W2

Alat : Waterpass Lokasi : Jalan UNA


Tanggal : 7 Mei 2021 Group : 07

Tabel Pengisian hasil perhitungan jarak, beda tinggi dan ketinggian dari
permukaan air laut pada blanko ukur

Pembacaan Benang
Titik Jarak Beda Tinggi Tinggi
Belakang Muka Dari
Laut
Berdiri
Tinjau BA BT BB BA BT BB Belakang Muka + -
Alat
P1 0,13 0,1248 0,126 16,000
A 0,4 122 0,0068
0,124 0,121 0,114 16,006
P2 0,1212 0,118 0,118
5 1 9 8
B 0,65 0,62 1,1208

P3 0,124 1,206 1,173 1,225 1,242 0,126 14,886


C -104,9 109,9 0,095

P4 1,223 1,187 1,152 1,335 1,301 0,126 14,791


D 7,1 122,9 0,127

P5 1,348 1,314 0,128 14,664

355,4
2,677 3,875 -96,75 0,0068 1,3428
2

2,677 -96,75 0,0068 14,664


3,875 333,42 1,3428 16,000
6,552 258,7 -1,336 -1,336

No NAMA NIM
Kisaran, Juni 2021
1 Afandi Syahprima Lubis 20011006 Dosen Pembimbing
2 Andhreas Nainggolan 20011009
3 Hendriko Siregar 20011003
4 Rivi Hamdani 20011005
5 Khoirani 20011010
6 Indri Mahayu Putri 20011011

PRATIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK : VII(TUJUH)
WATERPASS ( W 2 )

(Ir. Amir Hamzah, S.T., M.T.)

PRATIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK : VII(TUJUH)

Anda mungkin juga menyukai