Anda di halaman 1dari 29

THEODOLIT III (T3)

THEODOLIT III
I. NAMA PERCOBAAN :PENGUKURAN THEODOLIT 3 (T3)

II. TUJUAN PERCOBAAN :


1. Menentukan koordinat titik-titik, sudut-sudut segitiga, sudut Azimuth (sudut
jurusan) dan jarak antar titik.
2. Menghitung luas areal dan memetakannya.

III. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

Theodolit Digital

Gambar 3.1. Alat theodolit

Kaki Statif Patok Kayu Unting-unting Waterpass

Meteran Kompas Payung Baak Ukur

Gambar 3.2. Alat-alat pendukung dalam pengukuran

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

IV. FUNGSI MASING – MASING ALAT


a) Theodolit : Untuk melihat objek atau titik yang di bidik serta
membaca besar sudut yang di bentuk pada suatu jarak
tertentu.
b) Statif : Untuk tempat dudukan theodolit.
c) Baak ukur : Alat untuk menentukan beda tinggi.
d) Patok kayu : Untuk menentukan letak titik yang akan di ukur.
e) Unting-unting : Untuk menyetel dasar (untuk pendekatan) sumbu pertama
terhadap patok tempat berdirinya theodolit.
f) Payung : Untuk melindungi alat theodolit dari pengaruh cuaca.
g) Meter gulung : Untuk mengukur tinggi alat dan jarak pegas.
h) Kompas : Untuk menentukan arah selatan dan utara.

V. GAMBAR DAN BAGIAN - BAGIAN THEODOLIT

Keterangan :
1. Handle / Pembawa. 11. Lensa objektif.
2. Teropong. 12. Plat dasar
3. Tempat baterai. 13. Klem pengunci dan
penggerak halus
horizontal.
4. Tanda ketinggian alat. 14. Klem dan pengerak
Alhidadde horizontal.
5. Klem pengatur nivo tabung. 15. Optical pumment.
6. Nivo tabung. 16. Klem pumment.
7. Nivo. 17. Klem pengunci dan
penggerak halus
vertikal.
8. Display. 18. Klem dan penggerak
Alhidadde vertikal
9. Tombol ON / OFF. 19. Reflektor.
10. Lensa okuler. 20. Klem pengatur fokus
benang.

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

A. Kegunaan dari bagian – bagian Theodolit:

1. Handle / Pembawa
Berfungsi untuk tempat memegang alat setelah selesai digunakan
2. Teropong
Digunakan untuk membidik atau mengamat benda/target yang jauh agar
kelihatan dekat dan jelas serta nampak besar.
3. Tempat battery
Berfungsi untuk tempat baterai Theodolit.
4. Tanda ketinggian alat
Berfungsi untuk batas tinggi alat ketika diukur.
5. Klem pengatur nivo tabung
Berfungsi untuk mengatur nivo tabung
6. Nivo tabung
Berfungsi untuk menyetel posisi sumbu II pesawat secara horizontal, dan dapat
diatur dengan 3 sekrup penyama rata.
7. Nivo
Berfungsi untuk mendapatkan garis mendatar searah dengan kedudukan alat.
8. Display
Berfungsi untuk pembacaan sudut horizontal dan vertikal.
9. Tombol ON /OFF
Berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan theodolit. Nivo tabung
Berfungsi untuk menyetel posisi sumbu II pesawat secara horizontal, dan dapat
diatur dengan 3 sekrup penyama rata.
10. Lensa okuler
Berfungsi untuk melihat objek dengan mata, dengan memutar lensa ke kiri atau
ke kanan dapat memperjelas garis salib sumbu.
11. Lensa objektif
Berfungsi untuk mendekatkan bayangan objek agar terlihat lebih jelas.
12. Plat Dasar
Digunakan untuk menyatukan alat dengan statip (tripod),sehingga dibagian
tengah dari plat dasar diberi lubang drat untuk baut alatukur theodolit.
13. Klem pengunci dan penggerak halus horizontal
Berfungsi untuk menguncibadan pesawat agar tidak dapat diputar secara
horizontal dan memutar teropong secara horizontal (apabila klem pengunci
horizontal telah dikencangkan) untuk memposisikan objek pada perpotongan
benang silang (jika keras, jangan dipaksa).
14. Klem dan pengerak alhidade horizontal
digunakan untuk mematikan gerakan sumbu I (sumbuvertikal/tegak) dan gerakan
halus dengan cara memutar sekrup penggerakhalus alhidade horirontal.
15. Optical pumment
Berfungsi untuk melihat bahwa posisi alat sudah berada di tengah – tengah titik.
16. Klem pumment
Berfungsi untuk mengunci dan penggerak pumment.

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

17. Klem pengunci dan penggerak halus vertikal


Berfungsi untuk mengunci teropong agar tidak dapat digerakkan secara vertikal
dan memutar teropong secara vertikal (apabila klem pengunci vertikal telah
dikencangkan) untuk memposisikan objek pada perpotongan benang silang.
18. Klem dan penggerak alhidade vertikal
Digunakan untuk mematikan gerakan sumbu I (sumbuvertikal/tegak) dan
gerakan halus dengan cara memutar sekrup penggerakhalus alhidade Vertikal.
19. Reflektor
Berfungsi untuk memperjelas gambar dengan arah atau jarak yang kita
kehendaki.
20. Klem pengatur fokus benang
Berfungsi untuk mengatur diafragma, dengan memutar ke kiri atau ke kanan
untuk memperjelas objek / memfokuskan bayangan.

VI. PROSEDUR PERCOBAAN

TEORI
Sebelum theodolit digunakan untuk melakukan pengukuran bagian harus dalam
keadaan baik dan memenuhi syarat untuk digunakan antara lain :
 Sumbu pertama harus tegak lurus
 Sumbu kedua harus mendatar
 Garis bidik harus tegak lurus pada sumbu kedua
Untuk menyatakan koordinat-koodinat titik di atas permukaan bumi, dipakai
sistem koordinat.Di dalam peta koordinat suatu titik adalah jarak dari meridian nol,
dinyatakan dengan sumbu X dan Y.

Sumbu X sejajar dengan equator bumi yang arahnya utara–selatan.Koordinat titik


dapat dihitung dari titik yang diketahui koordinat suatu titik dapat dihitung dari titik
yang diketahui koordinatnya dan besarnya sudut jurusan yang diketahui ke titik yang
dihitung. Untuk mencari dan menetapkan koordinat dan beberapa titik di lapangan
dilakukan dengan cara menghitung koordinat.
Jaring-jaring segitiga harus diketahui salah satu titik dari koordinat-koordinatnya
sebab misalnya titik ini telah ditentukan dengan cara mengikat ke muka dan ke
belakang, atau diketahui karena merupakan salah satu titik suatu jaringan segitiga
lainnya. Panjang satu sisi dan sudut jurusan sisi tersebut yang diukur adalah sama sudut-
sudut dalam segitiga-segitiga.
Seperti pada pengukuran poligon, haruslah besaran-besaran sudut yang diukur
diteliti atau dikoreksi terlebih dahulu sebelum dimulai dengan hitungan koordinat-
koordinat titik jaring karena disini diukur susut-sudut, maka sudut tersebut akan diteliti
dari gambar dibawah ini yang diketahui titik A (Xa ; Ya) panjang dan sudut jurusan sisi
AB sedang semua sudut diukur.

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

αA-S
A αA-B αA-F

β1
B
B1
β5

F F6 I B2
VI
F5

II
V C2
E5
IV C3
E
D4 III
β4 E4 C β2
D3
D

β3

Gambar 4.1. Sket Pengukuran T3

Pada Gambar 4.1, yang diketahui titik A (Xa,Ya) panjang sisi AB dan sudut jurusan AB,
sedangkan semua sudut diukur.

A. Perhitungan sudut-sudut segitiga

Apabila besar sudut-sudut segitiga yang didapat dari lapangan belum memenuhi
syarat sudut segitiga yaitu semua sudut dalam satu segitiga tidak boleh kurang atau lebih
dari 1800, maka haruslah dilakukan koreksi terhadap semua sudut terlebih dahulu agar
memenuhi syarat.

1. Koreksi Pertama (K1)


Karena semua sudut menjadi sudut-sudut dalam segitiga maka tiap-tiap segitiga
jumlah sudut harus sama dengan 180o, bila tidak demikian maka kekurangannya atau
kelebihannya dibagi rata antara tiga sudut segitiga itu. Bila kelebihannya atau
kekurangannya tidak dapat dibagi tiga (tidak habis dibagi tiga) maka koreksi yang lain
dengan koreksi yang telah dibulatkan harus diberikan kepada sudut yang harganya dekat
900 karena perubahan sudut yang dekat dengan 90 0 mempunyai pengaruh yang kecil
pada harga sinus sudut itu, dan sinus sudut-sudut dalam segitiga – segitiga akan banyak
digunakan.
Misalnya beda jumlah sudut-sudut yang diukur dengan 180 o 13. Maka koreksi
akan sama dengan 13 : 3 = 4,333 dan bisa dibulatkan menjadi 4. Jadi koreksi-koreksi
menjadi 4,4 dan 5yang berlainan dengan koreksi 4 yang telah dibulatkan, sekarang
harus diberikan kepada sudut-sudut yang harganya dekat dengan sudut 90o.

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

Untuk jumlah sudut dimana tiap-tiap segitiga sama dengan 180o, sudut-sudut harus
diberikan koreksi K1.

2. Koreksi Kedua dan Ketiga (K2 & K3)


Pada jaring-jaring segitiga akan selalu didapat suatu titik sentral, pada titik dimana
berada beberapa jumlahnya sama dengan 360o. Maka sudut-sudut diberikan koreksi K 1,
harus ditinjau sudut-sudut itu dititik sentral. Dengan mengingat cara memberi koreksi
diatas, sudut-sudut sentral diberikan koreksi K 2. Tetapi sekarang jumlah sudut-sudut
dalam segitiga tidak lagi sama dengan 180o. Maka kepada sudut yang bukan sudut
sentral pada tiap segitiga harus diberi koreksi K3 = -1/2 K2, jadi dengan tanda yang
berlawanan dengan K2.

3. Koreksi Keempat (K4)


Bila hitungan sisi dimulai dengan segitiga I dan diakhiri pada segitiga VI dengan
menggunakan sinus sudut-sudut yang diukur, maka haruslah AS di segitiga I sama
dengan sisi AS pada segitiga VI, supaya titik sudut A pada segitiga VI berimpit dengan
titik sudut A pada segitiga I jadi jangan sampai titik sudut A didalam segitiga VI jatuh
pada titik A atau pada titik A.

Untuk mencari syarat manakah yang harus dipenuhi supaya titik sudut A pada
segitiga I dan segitiga VI berimpit maka akan dihitung sisi AS dalam kedua sisi segitiga
I dan segitiga VI.

Didalam I = BS : sin A1= AS : sin B1


BS = AS sin A1
sin B1

Didalam II = CS : sin B2= BS : sin C2


CS = BS sin C2 maka CS = AS sin A1 sin B2
sin C2 sin B1 sin B2

Didalam III = DS : sin C3= CS : sin D3


DS = CS sin C3 maka DS = AS sin A1 sin B2 sin C3
sin D3 sin B1 sin D3 sin D3

Didalam IV = ES : sin D4= DS : sin E4


ES = DS sin D4 maka ES = AS sin A1 sin B2 sin C3 sin D4
sin D4 sin B1 sin C2 sin D3 sin E4

Didalam V = FS : sin E5= ES : sin F5


FS = ES sin E5 maka FS = AS sin A1 sin B2 sin C3 sin D4 sin E5
sin F5 sin B1 sin C2 sin D3 sin E4 sin F5

Didalam VI = AS : sin F6= FS : sin A6


AS = FS sin F6 maka AS =AS sin A1 sin B2 sin C3 sin D4 sin E5 sin F6
sin A6 sin B1 sin C2 sin D3 sin E4 sin F5 sin A6

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

Sehingga :
sin A1 sin B2 sin C3 sin D4 sin E5 sin F5 = sin B1 sin C2 sin D3 sin E4 sin F5 sin A6

Atau dengan logaritma :


Log sin A1 + log sin B2 + log sin C3 + log sin D4 + log sin E5 + log sin F6 = log sinB1
+ log sin C2 + log sin D3 + log sin E4 + log sin F5 + log sin A6
Dimana jumlah log.sinus sudut-sudut alas kiri harus sama dengan jumlah log.sinus
sudut-sudut alas kanan.
Umumnya sudut-sudut setelah diberi koreksi K1, K2 dan K3 belum lagi memenuhi syarat-
syarat ini.Untuk mencari K4 berilah pada sudut-sudut alas kiri koreksi -K4 dan susut-
sudut alas kanan koreksi K4.Supaya jumlah sudut-sudut didalam tiap-tiap segitiga tetap
180o.Bila yang harus ditambahkan kepada sudut kecil dan x adalah kenaikan log.sinus
x, apabila sudut bertambah dengan 1, maka dapat ditulis log.sin x (x + p) = log sin x +
p x. Maka untuk sudut-sudut alas kiri dapat ditulis :
Log sin (A1 + K4) = Log sin A1 + K4A1
Log sin (B2 + K4) = Log sin B2 + K4B2
Log sin (C3 + K4) = Log sin C3 + K4C3
Log sin (D4 + K4) = Log sin D4 + K4D4
Log sin (E5 + K4) = Log sin E5 + K4E5
Log sin (F6 + K4) = Log sin F6 + K4F6

Dan sudut-sudut alas kanan berlakulah sebagai berikut :

Log sin (B1 - K4) = Log sin B1 - K4B1


Log sin (C2 - K4) = Log sin C2 - K4C2
Log sin (D3 - K4) = Log sin D3 - K4D3
Log sin (E4 - K4) = Log sin E4 - K4E4
Log sin (F5 - K4) = Log sin F5 - K4F5
Log sin (A6 - K4) = Log sin A6 - K4A6

Dalam rumus-rumus dimana A1 + K4, B2 + K4…. F6 + K4 dan B1 – K4, C2 – K4…. A6 –


K4, Sudut – sudut alas yang telah dikoreksi dan harus memenuhi syarat-syarat yang di
sebut tadi, sehingga :
Log sin (A1 + K4) + log sin (B2 + K4) + …...+ log sin (F6 + K4) = log sin (B1 - K4) + log
sin (C2 - K4) + ……. + log sin (A6 + K4)
atau dengan :

Log sin A1 + log sin B2 + log sin C3 + log sin D4 + log sin E5 + log sin F6 + K4 (A1+ B2
+ C3 +D4 + E5 + F6) = log sin B1 + log sin C2 + log sin D3 + log sin E4 + log sin F5 +
log sin A6 - K4 (B1+ C2 + D3 + E4 + F5 + A6).

Atau dengan :

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

K4 (A1+ B2 + ……….+F6) =  log sin sudut alas kanan -  log sin sudut alas kiri.

Atau dengan :

Σ log sin sudut alas kanan−Σ logsin sudut alas kiri


K4=
Σ ∆ sudut alas kiri−Σ ∆ sudut alas kanan

Dengan demikian dapatlah kita koreksi K.


Setelah sudut-sudut dikoreksi K1, K2, K3 dan K4 dapatlah dihitung sisi segitiga
dan sudut-sudut jurusan sisi segitiga dengan menggunakan panjang satu sisi dan sudut
juran satu sisi yang diketahui. Akhirnya dengan panjang dan sudut jurusan semua sisi
dapatlah dicari koordinat-koordinatnya dari titik-titk jaring segitiga dengan rumus-rumus
yang telah diketahui.

B. Sudut Azimuth

Yang dimaksud dengan sudut Azimuth adalah sudut yang dimulai dari arah utara
kutub bumi berputar searah jarum jam dan diakhiri pada ujung objektif titik bidik.
Dengan alat di titik A dan titik tinjau B maka dapat diukur Azimuth AB (αAB).
Azimuth αAB = αBA– 180o
U

αAB
A

C B
αBA

C. Perhitungan Sudut Jurusan

Sudut jurusan adalah sudut yang dimulai dari arah utara kutub bumi berputar
searah jarum jam dan diakhiri pada ujung objektif titik bidik. Sudut jurusan pada titik-
titik koordinat lain dapat dihitung dengan menggunakan satu sudut azimuth yang sudah
diketahui dari suatu titik koordinat.

U
αAB
αAS
αAF U
αFA = αEF- 1800 – F5 – F6 βA
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021A αAB
KELOMPOK: VII (TUJUH)

βB αBC = αAB + βB - 1800


U
VI I
αEF F F6
THEODOLIT III (T3)
F5
S
II
V
U U
αBC

αCD = αBC + βC - 1800


IV III
βC
E U C

αDE
αCD
αEF = αDE + βE - 1800
D
αDE = αCD + βD - 1800
βF

βE

βD

D. Perhitungan Koordinat Poligon

Setelah salah satu titik diketahui titik koordinatnya, mengetahui jarak dan
Azimuthnya maka akan ditentukan titik koordinat lainnya.
Misalkan: Titik A (XA ; YA), maka titik koordinat B dapat dihitung dengan rumus:

XB = XA + dAB Sin αAB


YB = YA + dAB Cos αAB

Dan selanjutnya, titik-titik koordinat lain dapat ditentukan.


Untuk menghitung sesatan yang terjadi pada tiap-tiap titik koordinat adalah dengan
menggunakan rumus:
d
Fx= × Σd sin α
Σd

d
Fy= × Σd cos α
Σd

Dimana: F : Jumlah sesatan yang terjadi


d : Jarak (m)

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

∑d : Jumlah jarak
∑d sin α : Selisih sesatan
∑d cos α : Selisih sesatan

V. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Sediakan alat-alat yang digunakan dan perlengkapan yang diperlukan, tentukan


titik yang diukur yaitu : A, B, C, D, E, F dan S.
2. Dirikan theodolit pada patok di titik A. Dalam penyetelan pesawat diusahakan
agar statif dalam keadaan datar lalu dudukkan thedolit diatasnya dengan
mengunci skrup pengamannya.
3. Pasang unting-unting dibawah thedolit dan diusahakan berimpit dengan titik-
titik yang ditentukan (patok di titik A). Setelah tepat lepaskan unting-unting dan
bidiklah melalui centering point-point apakah letak atau kedudukan theodolit
tepat diatas bidik. Bila kedudukan ini belum tepat, geserlah alat dengan
melonggarkan skrup pengikat sehingga kedudukan benar-benar diatas titik.
Kemudian stel lagi thedolit dalam keadaan yang tepat semestinya. Bila
theodolit dalam keadaan siap dipergunakan maka pekerjaan pengukuran dapat
dimulai.
4. Arahkan sudut horizontal 00o 00 00kearah utara, kemudian arahkan ketitik B
dan baca berapa besarnya sudut dari utara ketitik B. Kemudian baca baak ukur
dan mengukur jarak dengan meteran.
5. Sudut horizontal 00o 00 00 pada titik B, kemudian arahkan ketitik sentral S,
kemudian ketitik F dan baca berapa besarnya sudut masing-masing titik.baca
baak ukur dan ukur jarak dengan meteran.
6. Pindahkan pesawat ketitik B dan lakukan kembali penyetelan alat pada titik B
seperti pada titik A sehingga siap untuk dipergunakan.
7. Sudut horizontal di 00o 00 00 pada titik C, kemudian arahkan ketitik S dan
ketitik A baca lagi berapa masing-masing sudut.
8. Hal yang samadilakukan pada titik C, D, F dan titik S.
9. Masukkan hasil pengukuran dalam tabel dan laporkan pada dosen pembimbing
dan selanjutnya masukkan kedalam jurnal praktikum.

LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH


UNIVERSITAS ASHAN (UNA)

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jalan Jend. Ahmad Yani, Kisaran Naga, Kec. Kisaran Tim., Kisaran, Sumatera Utara 21216

TABEL PERCOBAAN T3
Alat : Theodolit Lokasi :Halaman Biro UNA
Tanggal : 8 Mei 2021 Group : 07
Tempat
& Titik Pembacaan Bak Ukur Jarak Jarak
Sudut
Tinggi Bidik Pegas Optis
Alat BA BT BB
A 1,343 1,304 1,265 7,7 220 54 ’ 41”
B 1,44 1,406 1,372 7,10 28 47 ’ 37”
C 1,425 1,3775 1,33 9,7 357 51’ 45 ”
S
[1,45] D 1,345 1,29 1,235 11,3 37 51’ 08 ”
E 1,822 1,237 1,192 9,15 70 35 ’ 41 ”
F 1,172 1,144 1,116 10,35 155 37 ’ 08 ”
B 1,382 1,341 1,3 8,25 337 33 ’ 29 ”
A
S 1,238 1,199 1,16 7,77 30 00 ’ 18 ”
[1,45]
F 1,166 1,079 1,042 7,45 73 53 ’ 24 ”
C 1,155 1,155 1,075 8,25 146 44 ’ 02 ”
B
S 1,116 1,081 1,046 7,10 87 35 ’ 30 ”
[1,553]
A 1,232 1,184 1,136 9,85 19 44 ’ 27 ”
D 1,318 1,269 1,221 9,85 233 25 ’02 ”
C
S 1,187 1,138 1,09 9,7 190 41 ’ 10 ”
[1,532]
B 1,188 1,151 1,115 7,35 108 31’ 04 ”
E 1,322 1,285 1,249 7,35 253 22’ 14 ”
D
S 1,237 1,1805 1,124 11,3 195 56 ’12”
[1,552]
C 1,178 1,148 1,118 6,10 142 39’ 41 ”
F 1,252 1,223 1,193 6,10 284 40’ 00 ”
E
S 1,256 1,21 1,164 9,15 191 05’ 59”
[1,55]
D 1,14 1,089 1,038 10,35 157 46 ’ 36 ”
A 1,315 1,263 1,211 10,35 257 14 ’ 36 ”
F
S 1,324 1,295 1,266 5,7 195 18 ’ 13 ”
[1,54]
E 1,368 1,311 1,294 7,45 195 18 ’ 13 ”

TITIK KOORDINAT : B (+85,10;-


No NAMA NIM 50,85)
1 Afandi Syahprima Lubis 20011006
Kisaran, Juni 2021
2 Andhreas Nainggolan 20011009
3 Rivi Hamdani 20011005
4PRAKTIKUM
HendrikoILMU
Siregar 20011003
UKUR TANAH 2021
KELOMPOK: VII (TUJUH)
5 Khoirani 20011010
6 Indri Mahayu Putri 20011011
THEODOLIT III (T3)

Dosen Pembimbing,

(Ir. Muhammad Irwansyah, S.T., M.T.)

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

1. Perhitungan jarak optis

d A −B= ( Ba−Bb ) ×100


¿ ( 1,382−1,3 ) x 100
¿ 8,2 m

d A −S= ( Ba−Bb ) ×100


¿ ( 1,238−1,16 ) x 100
¿ 7,8 m

d A −F =( Ba−Bb ) ×100
¿ ( 1,166−1,042 ) x 100
¿ 12,4 m

d B−C =( Ba−Bb ) × 100


¿ ( 1,232−1,136 ) x 100
¿ 9,6 m

d B−S= ( Ba−Bb ) ×100


¿ ( 1,116−1,046 ) x 100
¿7m

d B− A= ( Ba−Bb ) ×100
¿ ( 1,155−1,075 ) x 100
¿8m

d C− D=( Ba−Bb ) ×100


¿ ( 1,188−1,115 ) x 100
¿ 7,3 m

d C−S =( Ba−Bb ) × 100


¿ ( 1,187−1,09 ) x 100
¿ 9,7 m

d C−B =( Ba−Bb ) × 100


¿ ( 1,318−1,221 ) x 100
¿ 9,7 m

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

d D− E=( Ba−Bb ) × 100


¿ ( 1,178−1,118 ) x 100
¿6m

d D−S =( Ba−Bb ) ×100


¿ ( 1,237−1,124 ) x 100
¿ 11,3 m

d D−C =( Ba−Bb ) ×100


¿ ( 1,322−1,249 ) x 100
¿ 7,3 m

d E−F =( Ba−Bb ) × 100


¿ ( 1,14−1,038 ) x 100
¿ 10,2 m

d E−S =( Ba−Bb ) ×100


¿ ( 1,256−1,164 ) x 100
¿ 9,2 m

d E−D =( Ba−Bb ) × 100


¿ ( 1,252−1,193 ) x 100
¿ 5,9 m

d F− A =( Ba−Bb ) ×100
¿ ( 1,368−1,294 ) x 100
¿ 7,4 m

d F−S =( Ba−Bb ) × 100


¿ ( 1,324−1,266 ) x 100
¿ 5,8 m

d F− E=( Ba−Bb ) × 100

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

¿ ( 1,315−1,211 ) x 100
¿ 10,4 m

d S − A= ( Ba−Bb ) ×100= (1,343−1,265 ) x 100


¿ 7,8 m

d S −B= ( Ba−Bb ) ×100


¿ ( 1,44−1,372 ) x 100
¿ 6,8 m

d S −C =( Ba−Bb ) × 100
¿ ( 1,425−1,33 ) x 100
¿ 9,5 m

d S −D =( Ba−Bb ) ×100
¿ ( 1,345−1,235 ) x 100
¿ 11 m

d S −E =( Ba−Bb ) ×100
¿ ( 1,822−1,192 ) x 100
¿ 63 m

d S −F =( Ba−Bb ) × 100
¿ ( 1,172−1,116 ) x 100
¿ 5,6 m

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

2. Analisa Sudut Dalam

1. ∕ A1 ¿ α A S −α A B +360

= 3000’ 18” −¿ 33733’ 29”+ 36000’ 00”


= 5226’ 49”

2. ∕ B1 ¿ α B A −α B S + 360

= 1944’ 27” −¿ 8735’ 30” + 36000’ 00”


= 2928’ 57”

3. ∕ S1 ¿ α S B−α S A + 360

= 2847’ 37” −¿ 22054’ 41”+ 36000’ 00”


= 16752’ 56”

4. ∕ B2 ¿ α B S −α B C + 360

= 8735’ 30” −¿ 14644’ 02” + 36000’ 00”


= 30051’ 28”

5. ∕ C2 ¿ α C B−α C S+ 360

= 10831’ 04” −¿19041’ 10”+ 36000’ 00”


= 27749’ 54”

6. ∕ S2 ¿ α S C −α S B

= 35751’ 45” −¿2847’ 37”


= 3294’ 8”

7. ∕ C3 ¿ α C S−α C D+ 360

= 19041’ 10” −¿23335’ 02” + 36000’ 00”


= 3176’ 8”

8. ∕ D3 ¿ α D C −α D S+ 360

= 14239’ 41” −¿19556’ 12” + 36000’ 00”


= 30643’ 29”

9. ∕ S3 ¿ α S D−α S C+ 360

= 37351’ 08” −¿35751’ 45” + 36000’ 00”


= 4459’ 23”

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

10. ∕ D4 ¿ α D S−α D E + 360

= 19556’ 12” −¿25322’ 14” + 36000’ 00”


= 30233’ 58”

11. ∕ E4 ¿ α E D −α E S + 360

= 15746’ 36” −¿19105’ 59” + 36000’ 00”


= 32640’ 37”

12. ∕ S4 ¿ α S E−α S D

= 7035’ 41” −¿ 3751’ 08”


= 3244’33”

13. ∕ E5 ¿ α E S−α E F + 360

= 19105’ 59” −¿28440’ 00” + 36000’ 00”


= 26625’ 59”

14. ∕ F5 ¿ α F E −α F S+ 360

= 19518’ 13” −¿19518’ 13”+ 36000’ 00”


= 3600’ 0”

15. ∕ S5 ¿ α S F−α S E
= 15537’ 08” −¿7035’ 41”
= 851’ 27”

16. ∕ F6 ¿ α F S−α F A + 360

= 19518’ 13” −¿25714’ 36”+ 36000’ 00”


= 2983’ 37”

17. ∕ A6 ¿ α A F−α A S
= 7353’ 24” −¿ 3000’ 18”
= 4353’ 6”

18. ∕ S6 ¿ α S A −α S F

= 22054’ 41” −¿15537’ 08”


= 6517’ 33”

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

Koreksi :

Segitiga I

Titik Bidik : ∕ A1 = 5226’ 49”


∕ B1 = 2928’ 57”
∕ S1 = 16752’ 56” +
51228’ 42”

Koreksi : 18000’ 00” −¿ 51228’ 42” = 33228’ 42”


33228 ’ 42”
= 11049’ 34”
3

Setelah diperbaiki : ∕ A1 = 5226’ 49”−¿ 11049’ 34” = -58 22’ 45”

∕ B1 = 31055’ 10”−¿ 11049’ 34” = 2005’ 36”

∕ S1=16752’ 56”−¿ 11049’ 34” = 573’ 22” +

180 00’ 00”

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

3. Perhitungan Sudut Polygon

βA =360−¿( ∕ A1 + ∕ A6)
= 360 – ( 5226’ 49” + 4353’ 6”)
= 360 – 9619’ 55”
= 26340’ 5”

βB =360−¿( ∕ B1 + ∕ B2)
= 360 – ( 2928’ 57” + 30051’ 28”)
= 360 – 5930’ 25” + 360
= 12659’ 35”

βC =360−¿( ∕ C2 + ∕ C3)
= 360 – ( 27749’ 54” + 3176’ 8”)
= 360 – 59456’ 2” + 360
= 1253’ 58”

βD =360−¿( ∕ D3 + ∕ D4)
= 360 – ( 30634’ 29” + 30233’ 58”)
= 360 – 6098’ 27” + 360
= 11051’ 33”

βE =360−¿( ∕ A1 + ∕ A6)
= 360 – ( 5226’ 49” + 4353’ 6”)
= 360 – 9619’ 55”
= 26340’ 5”

βF =360−¿( ∕ A1 + ∕ A6)
= 360 – ( 5226’ 49” + 4353’ 6”)
= 360 – 9619’ 55”
= 26340’ 5”

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

Kontrol Sudut luar (β )

β = ( n + 2 ) x 180
= ( 6 + 2 ) x 180
= 8 x 180
= 1440 00’ 00”

Σ β = β A + βB + βC + βD + βE + βF

= 26340’ 5”+ 12659’ 35”+ 1253’ 58”+ 11051’ 33”+ 26340’ 5”


+ 26340’ 5”
= 115355’ 21”

Σ β = 1440 00’ 00”

Σβ = 115355’ 21”

4. Perhitungan Sudut Jurusan

α AB = 33733’ 29”
α BC = 14644’ 02”
α CD = 23325’ 02”
α DE = 25322’ 14”
α EF = 28440’ 00”
α FA = 25714’ 36”

5. Perhitungan Sudut Jurusan

Segitiga I

d BS d AS
=
sin❑∠ A1 sin ∠B1

d AS . sin ∠ A 1
=
sin❑ ∠ B1

7,8 x sin 5226 ’ 49 ”


=
sin 292 8’ 57”

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

= -6,513 m

Segitiga II

d CS d BS
=
sin❑∠ B2 sin ∠C 2

d BS . sin ∠B2
=
sin❑∠ C 2

7 x sin 300 51’ 28 ”


=
sin 277 49’ 54 ”

= 5,824 m

Segitiga III

d DS d CS
=
sin❑∠ C 3 sin ∠D 3

d BS . sin ∠C 3
=
sin❑ ∠ D3

7 x sin 317 6 ’8 ”
=
sin 306 43 ’ 29 ”

= -4,077 m

Segitiga IV

d ES d DS
=
sin❑∠ D 4 sin ∠E 4

d DS . sin ∠ D4
=
sin❑∠ E 4

11,3 x sin 302 33 ’ 5 8 ””


=
sin 3 26 4 0 ’ 3 7 ”

= 2,110 m

Segitiga V

d FS d ES
=
sin❑∠ E5 sin ∠F 5

d ES . sin ∠ E5
=
sin❑∠ F 5

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

9,2 x sin 266 25’ 59”


=
sin 3600 ’ 0”

= 0,118 m

Segitiga VI

d AS d FS
=
sin❑∠ F 6 sin ∠ A 6

d FS . sin ∠ F6
=
sin❑∠ A6

5,8 x sin 298 3’ 37 ” ”


=
sin 4353 ’ 6 ””

= 5,449 m

6. Perhitungan Σ d sin α

dAB x sin α AB = 8,2 x sin 33733’ 29” = -3,130 m

dBC x sin α BC = 9,6 x sin 146 44’ 02” = +5,265 m

dCD x sin α CD = 7,3 x sin 233 25’ 02” = -5,861 m

dDE x sin α DE = 6 x sin 253 22’ 14” = -5,749 m

dEF x sin α EF = 10,2 x sin 284 40’ 00” = -9,867 m

dFA x sin α FA = 7,4 x sin 257 14’ 36” = -7,217 m +

Σ d sin α = -26,559 m

7. Perhitungan Σ d cos α

dAB x cos α AB = 8,2 x cos 337 33’ 29” = +7,578 m

dBC x cos α BC = 9,6 x cos 146 44’ 02” = -8,026 m

dCD x cos α CD = 7,3 x cos 233 25’ 02” = -4,350 m

dDE x cos α DE = 6 x cos 253 22’ 14” = -1,717 m

dEF x cos α EF = 10,2 x cos 284 40’ 00” = +2,582 m

dFA x cos α FA = 7,4 x cos 257 14’ 36” = -1,634 m +

Σ dcos α = -5,567 m

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

8. Perhitungan Fx :

Σ d = 48,7 m
d
F (α)= x Σ d sin α
Σd

d A −B
F α (A −B) = Σd sinα
Σd

8,2
= x (-26,559 )
48,7

= -4,471

d B −C
F α (B−C)= Σd sinα
Σd

9,6
= x (-26,559 )
48,7

= -5,235

dC −D
F α (C− D) = Σd sinα
Σd

7,3
= x (-26,559 )
48,7

= -3,981

d D− E
F α (D− E)= Σd sinα
Σd

6
= x (-26,559 )
48,7

= -3,272

d E− F
F α (E−F ) = Σd sinα
Σd

10,2
= x (-26,559 )
48,7

= -5,562

dF− A
F α (F− A )= Σd sinα
Σd

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

7,4
= x (-26,559 )
48,7

= -4,035
Kontrol : Σ Fx = Σ d sin α
-26,559 – ( -26,559 )= 0 → OK

9. Perhitungan Fy :

d
F (α)= x Σ d cos α
Σd

d A −B
F α (A −B) = Σd cosα
Σd

8,2
= x (-5,567)
48,7

= 0,937

d B −C
F α (B−C)= Σd cosα
Σd

9,6
= x (-5,567)
48,7

= -1,097

dC −D
F α (C− D) = Σd cosα
Σd

7,3
= x (-5,567)
48,7

= -0,834

d D− E
F α (D− E)= Σd cosα
Σd

6
= x (-5,567)
48,7

= 0,685

d E− F
F α (E−F ) = Σd cosα
Σd

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

10,2
= x (-5,567)
48,7

= -1,165

dF− A
F α (F− A )= Σd cosα
Σd

7,4
= x (-5,567)
48,7

= -0,845

Kontrol : Σ Fy = Σ d cosα
-5,567– ( -5,567) = 0 → OK

10. Perhitungan Koordinat X

Diketahui koordinat titik B ( 85,10 ; -50,85 )


X B=85,10

X C =X B+ d BC .sin α BC −F α (B−C)

¿ 85,10+ ( 5,265 ) −(−5,235)


¿ 95,6 m

X D =X C +d CD .sin α CD −F α (C−D )

¿ 95,6+ (−5,861 )−(−3,981)


¿ 93,72 m

X E =X D +d DE . sin α DE−F α (D −E )

¿ 93,72+ (−5,749 ) −(−3,272)


¿ 91,243 m

X F =X E +d EF .sin α EF−F α (E −F )

¿ 91,243+ (−9,867 )−(−5,562)


¿ 86,938 m

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

X A = X F + d FA . sin α FA−F α (F − A)

¿ 86,938+ (−7,217 )−(−4,035)


¿ 83,756 m

X B= X A +d AB . sin α AB−F α ( A −B)

¿ 83,756+ (−3,130 )−(−4,471)


¿ 85,097 m

X S= X F + d FS . sin α FS
¿ 92,218+ ( 9,1 . sin 317 01’ 36 ” )
¿ 86,014 m

11. Perhitungan Koordinat Y

Y B =−50,85

Y C =Y B +d BC . cos α BC −F α (B −C )

¿−50,85+ (−8,026 ) −(−5,235)


¿ 92,866 m

Y D=Y C + dCD . cos α CD−F α (C −D )

¿ 92,866+ (−4,350 )−(−3,981)


¿ 92,497 m

Y E=Y D +d DE . cos α DE−F α (D− E)

¿ 92,497+ (−1,717 )−(−3,272)


¿ 94,052 m

Y F=Y E + d EF . cos α EF−F α (E− F)

¿ 94,052+ ( 2,582 )−(−5,562)


¿ 102,226 m

Y A =Y F +d FA . cos α FA −F α (F− A )

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)
THEODOLIT III (T3)

¿ 102,226+ (−1,634 )−(−4,035)


¿ 104,627 m

Y B =Y A + d AB . cos α AB−F α ( A− B)

¿ 104,627+ ( 7,578 ) −(−4,471)


¿ 116,676 m

Y S =Y F +d FS . cos α FS

¿−54,581+ ( 9,1. cos 317 01 ’ 36 ” )


¿−47,924 m

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2021


KELOMPOK: VII (TUJUH)

Anda mungkin juga menyukai