Job :I
Kelompok :I Mahasiswa : Ridwan
Hari/Tanggal : 20 Januari 2024 Nim : 015104003
Lokasi : Kampus UNM Partam Program : S1 Teknik Sipil
A. TUJUAN
1. Mahasiswa diharapkan dapat mengenal alat ukur sudut (Theodolit).
2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui bagian-bagian atau komponen alat ukur
sudut (theodolit) beserta fungsinya.
3. Mahasiswa diharapkan mampu mengoperasikan alat ukur sudut (theodolit)
dengan baik dan benar.
1
9). Telescope eyepiece (Lensa Okuler dan Sekrup), berfungsi sebagai
pembidik obyek atau rambu ukur, yang menyatu pada sekrup sehingga
dapat diputar ke kiri atau ke kanan untuk memperjelas benang diagfragma
(benang silang).
10). Optical plummer telescope, lensa yang digunakan untuk melihat titik atau
patok yang ada di bawah theodolit. Lensa dipasang menyatu dengan
sekrup sehingga jika patok tidak kelihatan jelas, sekrup dapat diputar ke kiri
atau ke kanan.
11). Objective lens, Lensa obyektif
12). Telescope focusing knob (sekrup obyektif), knop yang digunakan untuk
memfokuskan obyek atau memperjelas angka pembacaan pada rambu
ukur.
13). Lensa Micrometer, berfungsi untuk pembacaan sudut vertical dan
horizontal.
14). Sekrup Micrometer, digunakan untuk memperjelas atau memfokuskan
pada saat melakukan pembacaan sudut vertikal dan horisontal.
15). Cermin, berfungsi untuk memberikan cahaya agar pembacaan pada lensa
micrometer dapat terlihat terang dan jelas.
16). Handle, tempat pegangan pada alat untuk memasang alat pada tripod
ataupun memindahkan alat ke tempat lain.
17). Handle fixing knob, berfungsi sebagai sekrup untuk mengunci pegangan
agar posisi kuat.
18). Instrument height mark, tanda yang digunakan untuk menentukan tinggi
garis bidik permukaan tanah tempat theodolit berdiri yang biasanya disebut
tinggi alat.
19). Tribach fixing lever, sekrup yang digunakan apabila bagian atas teropong
ingin digeser sehingga sumbu vertikal tepat pada titik tempat berdiri
theodolit.
2
c. Cara Mengoperasikan Theodolit Topcon TL 6 DE / TL 10 DE.
Berikut ini contoh cara pembacaan vertikal dan horisontal pada theodolit
Topcon TL 10 DE / 6 DE.
3
V
110 26’ 20”
26’ 20”
26’ 20”
H
323 Pembacaan :
Vertikal / V : 110o26’20”.
Horisontal / H : 323o26’20”.
4
8). Visir, berfungsi untuk membidik secara kasar obyek atau titik yang diukur,
sebelum dibidik melalui lensa okuler.
9). Telescope eyepiece (lensa okuler dan sekrup), berfungsi sebagai pembidik
obyek atau rambu ukur, yang menyatu pada sekrup sehingga dapat diputar
ke kiri atau ke kanan untuk memperjelas benang diagfragma (benang
silang).
10). Optical plummer telescope, lensa yang digunakan untuk melihat titik atau
patok yang ada di bawah theodolit. Lensa dipasang menyatu dengan
sekrup sehingga jika patok tidak kelihatan jelas, sekrup dapat diputar ke kiri
atau ke kanan.
11). Objective lens, Lensa obyektif
12). Telescope focusing knob (sekrup obyektif), knop yang digunakan untuk
memfokuskan obyek atau memperjelas angka pembacaan pada rambu
ukur.
13).Lensa Micrometer, berfungsi untuk pembacaan sudut vertical dan
horizontal.
14). Sekrup Micrometer, digunakan untuk memperjelas atau memfokuskan
pada saat melakukan pembacaan sudut vertikal dan horisontal.
15). Cermin, berfungsi untuk memberikan cahaya agar pembacaan pada
lensa micrometer dapat terlihat terang dan jelas.
16). Handle, tempat pegangan pada alat untuk memasang alat pada tripod
ataupun memindahkan alat ke tempat lain.
17). Handle fixing knob, berfungsi sebagai sekrup untuk mengunci pegangan
agar posisi kuat.
18). Instrument height mark, tanda yang digunakan untk menentukan tinggi
garis bidik permukaan tanah tempat theodolit berdiri yang biasanya
disebut tinggi alat.
19). Tribach fixing lever, sekrup yang digunakan apabila bagian atas teropong
ingin digeser sehingga sumbu vertikal tepat pada titik tempat berdiri
theodolit.
20). Sekrup K2, berfungsi untuk mengunci atau menyatukan pesawat dengan
lingkaran berskala (piringan hitam).
21). Sekrup F2, digunakan sebagai penggerak halus, untuk menggerakkan
sekrup K2 secara lambat.
5
c. Cara Mengoperasikan Theodolit Topcon DT 106 / TL 6 G.
1). Pesawat dipasang di atas statif (kaki tiga/tripod), kemudian di kunci.
2). Bidik ujung patok dengan menggunakan senter point (optical plummer
telescope), sampai berada tepat di tengah pesawat.
3). Stel gelembung nivo kotak dan nivo tabung dengan menggunakan sekrup
tiga (leveling screw).
4). Bidik obyek dengan menggunakan Visir, kemudian sejajarkan piringan
derajat pesawat dengan mempertemukan garis putih yang berada pada
bagian bawah badan pesawat.
5). Setelah objek terbidik, kunci K1 dan K2 , apabila obyek belum tepat gunakan
sekrup penggerak halus.
6). Perjelas benang diagfragma dengan sekrup okuler dan gunakan sekrup
obyektif untuk memperjelas obyek atau rambu ukur.
7). Lakukan pembacaan sudut melalui lensa micrometer, apabila garis pada
lensa belum tepat berada di tengah, putar sekrup micrometer agar agar garis
pada lensa tepat berada di tengah.
8). Putar sekrup penjelas lensa micrometer untuk memperjelas pembacaan
dalam lensa micrometer, apabila kurang terang setel cermin untuk member
penerangan.
9). Lakukan pembacaan sudut vertical dan horizontal (derajat, menit, dan
detik).
6
Berikut ini contoh cara pembacaan vertikal dan horisontal pada theodolit
Topcon DT 106 / 6 G.
V Vertical sircle 1
90
Single-line 2
17 ‘ 00 “
Micrometer scale 3
17 ‘ 20 “
17 ‘ 40 “
Horizontal scale H
6
0
7 Double line Index line
4
Keterangan gambar :
Index Lines 5
7
4). Cross-hair adjustment section cover, cover penyetelan benang silang
(benang diafragma).
5). Telescope eyepiece (Lensa Okuler dan Sekrup), berfungsi sebagai
pembidik obyek atau rambu ukur, yang menyatu pada sekrup sehingga
dapat diputar ke kiri atau ke kanan untuk memperjelas benang diagfragma
(benang silang).
6). Battery, baterei sebanyak 4 buah ukuran AA sebagai sumber tenaga untuk
menyalakan layar display.
7). Vertical motion clamp/Kunci vertical, pengunci gerakan vertical teropong
dimana sumbu horizontal sebagai sumbu putar.
8). Vertical tangent screw/sekrup pemggerak halus vertical, sekrup yang
digunakan untuk gerakan vertical teropong secara halus (lambat). Sekrup
ini berfungsi jika sekrup nomor 7 dikeraskan.
9). Plate level/Nivo tabung, pengontrol kedataran plat theodolit.
10). Operation Keys, tombol yang digunakan untuk mengoperasikan dan
memunculkan sudut pembacaan pada layar display.
11). Base, plat dasar theodolit.
12). Objective lens, lensa obyektif.
13). Horizontal motion clamp/Sekrup penggerak horizontal, sekrup yang
digunakan untuk mengunci gerakan horizontal bagian atas theodolit
dimana sumbu vertical sebagai sumbu putar.
14). Horizontal tangent screw/Sekrup penggerak halus horizontal, sekrup yang
digunakan untuk gerakan horizontal bagian atas theodolit secara halus
(lambat). Sekrup ini berfungsi jika sekrup nomor 13 dikeraskan.
15). Display window, Layar display angka pengukuran.
16).Circular Level (Nivo Kotak), digunakan sebagai pedoman untuk
mengetahui kedataran pemasangan alat theodolit pada tripod.
17). Tribach fixing lever, sekrup yang digunakan apabila bagian atas teropong
ingin digeser sehingga sumbu vertikal tepat pada titik tempat berdiri
theodolit.
18). Sighting collimator/Visir, berfungsi untuk membidik secara kasar obyek
atau titik yang diukur, sebelum dibidik melalui lensa okuler (nomor 5).
8
19). Instrument height mark, tanda yang digunakan untk menentukan tinggi
garis bidik permukaan tanah tempat theodolit berdiri yang biasanya disebut
tinggi alat.
20). Optical plummer telescope, lensa yang digunakan untuk melihat titik atau
patok yang ada di bawah theodolit. Lensa dipasang menyatu dengan
sekrup sehingga jika patok tidak kelihatan jelas, sekrup dapat diputar ke kiri
atau ke kanan.
21). Levelling screw (Sekrup Tiga), yang digunakan untuk mengetengahkan
gelembung nivo kotak.
9
akan terbaca sudut horizontal HL yang merupakan komplemen sudut HR. jika
pada pembacaan titik akan dibuat nol derajat, maka tekan tombol 0 SET.
F R/ V/
900 00’ REP
V
TILT
HO 0
FU
Keterangan gambar :
= Tombol untuk menghidupkan atau mematikan
R/L = Tombol pilihan sudut horizontal kanan atau sudut horizontal kiri
V/% = Tombol pilihan sudut vertical (zenith) atau persentase kemiringan
garis bidik
HOLD = Tombol akumulasi sudut horizontal
0 SET = Tombol untuk menempatkan sudut horizontal
FUNC = Tombol untuk memilih fungsi dari tombol-tombol lain
REP = Tombol pengaturan sudut repetisi
= Pencahayaan display
4. Alat Planimeter
a. Gambar Alat Planimeter (Terlampir)
b. Fungsi bagian-bagian alat planimeter
1). Pole weight (Pemberat kutub), berfungsi untuk memberatka kutub agar saat
digerakkan tidak tergeser.
2). Pole arm (badan kutub), fungsinya untuk menghubungkan antara pemberat
kutub dengan planimeter.
3). Tracing magnivier (pembesar penelusur), berfungsi untuk memperbesar
garis yang ditelusuri.
4). Tracing arm (batang penelusur), berfungsi untuk menghubungkan antara
pembesar penelusur dengan batang kutub.
5). Trace arm vernier (nonius batang penelusur), digunakan untuk
pengambilan panjang batang kutub.
6). Level whell (roda penahan), fungsinya untuk menahan pemberat kutub yang
digerakkan untuk menelusuri.
10
7). Clamp screw (sekrup pengikat), berfungsi untuk mengunci batang
penelusur.
8). Fine movement screw (sekrup penggerak halus), berfungsi untuk sebagai
penggerak halus dalam pembacaan nonius.
9). Recording dial (roda pencatat), berfungsi untuk pengambilan angka ribuan
dalam recording dial.
10). Measuring whell vernier (nonius roda pengukur), berfungsi untuk untuk
mengambil data angka nonius ratusan.
11). Zero setting (penyetel nol), berfungsi untuk menolkan kembali pembacaan
jika akan memulai kembali pengukuran.
12). Carriage (pembawa), menjadi tempat agar dapat bergerak pada saat
menelusuri obyek.
c. Cara Mengoperasikan Alat Planimeter
1). Longgarkan semua sekrup pengikat.
2). Stel nonius pada bacaan satuan, sesuai dengan daftar atau table dalam
box, bacaan dalam box ini disesuaikan dengan pola nantinya dengan skala
pada peta/figure.
3). Keraskan sekrup pengikat (clamp screw).
4). Tepatkan bacaan dengan memutar fine movement screw.
5). Keraskan sekrup pengikat.
6). Siapkan peta pada tempat yang rata, lalu letakkan pemberat (pole weight)
di luar peta dan tracing magnivier kira-kira di tengah peta dimana tracing
arm dan pole weight membentuk sudut 180o.
7). Telusuri garis yang akan diukur, apabila tidak mengalami kesulitan berarti
penempatan planimeter sudah bagus.
8). Kemudian tracing magniver diletakkan pada titik yang lebih awal yang telah
ditentukan, lalu angkat planimeter dan tekan zero setting untuk menolkan
titik awal.
9). Telusuri garis batas gambar dari titik awal ditelusuri searah jarum jam.
10). Setelah ditelusuri dari titik awal sampai titik akhir (kembali ke titik awal),
lalu baca jarum penunjuk/recording dial.
11). Baca pula bacaan pada roda pengikut, ada 2 macam yaitu :
- Bacaan measuring whell
- Bacaan measuring whell vernier
11
12). Lakukan penelusuran lebih dari satu kali agar lebih teliti, setelah itu di
rata-ratakan.
Ratusan
5 2
6 5
4 4
Satuan 9 10
7
5 3
3
0
8 2
2
Puluhan 8 9 1 0 Ribuan
0
1
Pembacaan : 0289
12
C. DATA LAPANGAN
1. Tinggi Pesawat = 1320 mm
2. Titik A
a. Pembacaan Rambu = Benang Atas (BA) = 1442 mm
Benang Tengah (BT) = 1441 mm
Benang Bawah (BB) = 1380 mm
b. Sudut Vertikal (V) = 89º03’00”
c. Sudut Horisontal (H) = 00º00’00”
d. Jarak Langsung (L) = 5,90 meter
3. Titik B
a. Pembacaan Rambu = Benang Atas (BA) = 1354 mm
Benang Tengah (BT) = 1330 mm
Benang Bawah (BB) = 1306 mm
b. Sudut Vertikal (V) = 89º02’00”
c. Sudut Horisontal (H) = 58º29’24”
d. Jarak Langsung (L) = 4,85 meter
D. PENGOLAHAN DATA
1. Perhitungan Jarak Optis (D)
Rumus : D = A x h x Cos2α ; dimana D = Jarak optis
h = BA – BB
A = 100 (konstanta)
α = 90º - Pembacaan sudut vertical
a. Titik A
D = A x h x Cos2α
= 100 x (1442 – 1380) x Cos2 (90º00’00” - 89º03’00”)
= 100 x (1442 – 1380) x Cos2 01º37’00”
= 100 x 0062 x 0,9999
= 6199,38 mm
= 6,19938 meter.
b. Titik B
D = A x h x Cos2α
= 100 x (1354 – 1306) x Cos2 (90º00’00” - 89º02’00”)
13
= 100 x (1354 – 1306) x Cos2 01º38’00”
= 100 x 0048 x 0,9999
= 4799,52 mm
= 4,79952 meter
b. Titik B
t = ½ x A x h x Sin2α + (Tp – BT)
= ½ x 100 x (1354 – 1306) x Sin 2 x (90º - 89º02’00”) + (1320 – 1330)
= 50 x 0048 x Sin (2 x 01º38’00”) + (-0010)
= 50 x 0062 x 0.027 - 0010
= + 0054 mm
= + 0,054 meter
14
E. GAMBAR HASIL PENGOLAHAN DATA
P 58º29’24”
B
GAMBAR HASIL PENGOLAHAN DATA
Skala 1 : …….
15
F. KESIMPULAN
1. Mahasiswa telah dapat mengenal alat ukur sudut (theodolit).
2. Mahasiswa telah mengetahui bagian-bagian alat ukur sudut (theodolit) beserta
fungsinya.
3. Mahasiswa telah mampu mengoperasikan alat ukur sudut (theodolit) dengan baik
dan benar
.
G. SARAN
1. Sebaiknya mahasiswa menjaga dan melindungi pesawat/alat ukur theodolit dari
air dan panas terik matahari.
2. Sebaiknya mahasiswa benar-benar memperhatikan teori pengenalan alat ini,
karena akan menjadi modal utama dalam pelaksanaan pengukuran selanjutnya.
3. Sebaiknya mahasiswa merawat semua alat yang digunakan serta
mengembalikannya pada tempat semula.
16
LAMPIRAN 1. PESAWAT THEODOLIT TOPCON TL 10 DE / TL 6 DE
20. Sekrup K3
2. Sekrup K2
8. Sighting collimator
9. Lensa micrometer
5. Sekrup F1
7. Plate level
3. Sekrup K1
1. Leveling screw
17
LAMPIRAN 2. PESAWAT THEODOLIT TOPCON DT 106 / TL 6 G
Keterangan :
8
1. Leveling screw 16
2. Sekrup K1
3. Sekrup K3
4. Sekrup F1 17
12
5. Sekrup F3
6. Circular Level
9 14
7. Plate level
8. Sighting collimator 13 3
9. Telescope eyepiece 15
5
10. Optical plummer telescope
19
10 6
18
Keterangan :
7
9
2 1
18
19
15 10 8 13 14
12
Keterangan :
12. Objective lens
13. Horizontal motion clamp 20
14. Horizontal tangent screw 16
15. Display window
16. Circular Level
17. Tribach fixing level
18. Sighting collimator 21
19. Instrument height mark
20. Optical plummer telescope
21. Leveling screw
11
19
LAMPIRAN 4. ALAT PLANIMETER
20
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
Job :I
Kelompok : …………………….. Mahasiswa : …………………
Hari/Tanggal : …………………….. Nim : …………………
Lokasi : …………………….. Program : …………………
DATA LAPANGAN
2. Titik A
3. Titik B
21