Peta adalah bayangan rupa bumi yang digambarkan dibidang datar (bidang
gambar) dengan skala tertentu, sedangkan Peta Topografi adalah peta yang
memperlihatkan unsur-unsur asli dan buatan manusia di atas permukaan bumi.
Unsur-unsur tersebut dapat dikenal maupun diidentifikasi dan pada umumnya
untuk memperlihatkan keadaan yang sesungguhnya (Gambar 2.1).
Pada Peta Topografi terdapat garis-garis kontur yang menunjukkan relief muka
bumi. Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan titik-titik yang
Garis kontur merupakan ciri khas yang membedakan peta Topografi dengan peta
lainnya dan digunakan untuk penggambaran relief atau tinggi rendahnya
permukaan bumi yang dipetakan.Pentingnya garis kontur dalam peta Topografi
adalah untuk pembuatan Trace jalan/rel.
Polygon memiliki arti banyak titik, yaitu polygon yang digunakan sebagai
kerangka dasar pemetaan yang memiliki banyak titik-titik. Polygon digunakan
untuk mewakili bentuk obyek gambar dengan cara mempresentasikan tepi obyek
dengan polygon.
Polygon tertutup adalah titik yang bermula dan berakhir disatu titik yang sama,
sehingga membentuk segi banyak. Fungsi dari kembali ke titik awal adalah untuk
digunakan mengoreksi besaran sudut pada tiap segi tersebut (Gambar 2.3).
Kunci Pesawat Theodolite jika sudah kearah utara bumi, dengan cara
putar sekrup pengunci horizontal.
Rumus : Ba = 2 x Bt-Bb
Rumus : Bt = Ba + Bb /2
Rumus : Bb = 2 x Ba-Bt
Keterangan :
Bb : Benang Bawah
Bt : Benang Tengah
Ba : Benang Atas
Dalam penulisan laporan ini penulis menggunakan koreksi benang atas.
SD = (Ba-Bb) x 100
Keterangan :
Ba : Benang Atas yang sudah dikoreksi
Bb : Benang Bawah
Rumus : HD = SD x Sin VA
Keterangan :
SD : Nilai Jarak Miring
VA : Nilai sudut Vertikal
Rumus : ∆X = HD x Sin HA
Keterangan :
HD : Nilai Jarak Datar
HA RAD : Nilai Sudut Horizontal
Keterangan :
HD : Nilai Jarak Datar
HA : Nilai Sudut Horizontal
Rumus : ∆Z = SD x Cos VA
Rumus : X= X1 + ∆X
Keterangan :
X1 : Nilai pada GPS
∆X : Selisih nilai Absis
Rumus : Y= Y1 + ∆Y
Keterangan :
Y1 : Nilai pada GPS
∆Y : Selisih nilai Ordinat
Rumus : Z= Z1+ ∆Z
Keterangan :
Z1 : Nilai pada GPS
∆Z : Selisih nilai ketinggian
b. Metode Wenworth
Prinsip metode ini adalah membuat jaring bujursangkar/grid.
Kemudian tarik garis tegak lurus pola umum kontur yang memotong grid
bujursangkar. Semakin kecil ukuran grid, maka tingkat ketelitiannya
menjadi semakin tinggi, tetapi memerlukan waktu yang lama apabila
dikerjakan secara manual. Sudut lereng dlitentukan dengan rumus:
Ket:
B = sudut lereng
N = jumlah kontur yang terpotong garis sayatan
SP = skala peta
IK = interval kontur (m)
JH = jarak horizontal.