Anda di halaman 1dari 13

BAB IV PROSES PRODUKSI

4.1 Pengertian Proses Pengolahan

Pengolahan adalah suatu perbuatan, cara, atau proses mengolah suatu hal menjadi
bentuk baru yang lebih termanfaatkan. Pengolahan juga merupakan suatu kegiatan
yang mengerjakan atau mengusahakan suatu barang dan lain sebagainya agar
mencapai bentuk atau tahapan yang lebih sempurna. Secara umum pengolahan
diartikan sebagai suatu proses mengubah bahan mentah menjadi bahan siap saji,
dalam kata lain pengolahan merupakan proses mengolahan bahan mentah yang
belum jadi sampai menjadi bahan siap pakai.

Pengolahan batu kapur adalah pengolahan yang mengubah sebuah bentuk batu
hasil tambang dalam ukuran krikil hingga bongkahan menjadi seperti tepung yang
disebut dengan powder calcium carbonate (CaCo3). Powder batu kapur juga
sangat bermanfaat bagi proses industri terutama sebagai pupuk tanaman dan
pemisah inti dan cangkang sawit disuatu perusahaan pabrik kelapa sawit (PKS).

4.2. Langkah Kerja Pengolahan Calcium

Setiap kegiatan produksi pasti memiliki langkah kerja begitu juga di PT Sumbar
Calcium Pratama. Langkah kerja haruslah dilakukan sesuai prosedur kegiatan agar
tidak terjadi kecelakan kerja yang tidak diinginkan.

Langkah kerja haruslah menggunakan safety agar proses kerja berjalan dengan
aman dan juga mengurangi resiko terjadinya kecelakan pada saat melakukan
pekerjaanBerikut merupakan langkah kerja pengolahan calsium yaitu:

 Memasukkan batu kapur ke dalam mesin stone crusher


Adalah proses awal dari kegiatan pengolahan batu kapur menjadi calcium
carbonate (CaCo3). Proses ini sangatlah mudah karena hanya memasukkan

Laporan Prakerin 18
batu sesuai dengan kesanggupan kita dalam mengangkat batu kapur untuk
dimasukkan kedalam mesin panghancurnya.

Gambar 4.1 Memasukkan Batu Kapur

Gambar 4.1 Memasukkan Batu Kapur

 Pengangkutan menggunakan elevator


Proses pengangkutan batuan yang telah dipecahkan atau telah di hancurkan
oleh mesin stone crusher, langkah kerja ini tidak memerlukan tenaga manusia
untuk melakukan pengangkutannya, melainkan melalui mesin elevator untuk
mengangkut kerikil kecil kecil.

Gambar 4.2 Pengangkutan Elevator

 Seperator mesin penentu ukuran kehalusan


Mesin seperator ini adalah tempat dimana ukuran mesh atau kehalusan dari
calcium yang ingin di produksi. Proses kerja dari mesin ini adalah rotasi yaitu
berputar terus 360º agar kerikil yang masuk dapat diolah menjadi powder.

Laporan Prakerin 19
Gambar 4.3 Penentu Kehalusan

 Mesin feeder mesin penampung powder


Feeder adalah tempat menampung powder yang yang telah dihasilkan dari
mesin seperator sebelumnya. Proses kerja dari mesin ini hanyalah menampung
dan mengeluarkannya ke mesin selanjutnya. Mesin ini digerakkan melalui
dinamo.

Gambar 4.4 Penampung Powder

 Blower pengahasil angin

Laporan Prakerin 20
Blower merupakan mesin yang menghasilkan angin untuk mengantarkan
calcium yang telah jadi ke mesin selanjutnya yaitu mesin hopper. Proses kerja
dari mesin ini yaitu mesin digerakkan oleh dinamo untuk bisa mengantarkan
calcium ke hopper.

Gambar 4.5 Penghasil Angin Powder

 Hopper tempat penampung akhir calcium


Proses kerja tahap akhir dari proses produksi calcium karena mesin hopper ini adalah
tempat untuk menguarkan calcium melalui tabung yang bisa dibuka tutup untuk
mengeluarkan calcium yang telah jadi. Cara menampung calcium ini cukuplah mudah
hanya membuka karung yang berukuran 50kg.

Gambar 4.6 Memasukkan powder

Laporan Prakerin 21
 Proses penjahitan karung calcium.
Setelah calcium carbonate di masukkan ke dalam karung maka proses
selanjutnya adalah penjahitan karung agar powder tidak keluar dari karung.
Jahit karung calcium itu menggunakan mesin jahit yang di gerakkan pakai
tangan melalui colokan listrik.

Gambar 4.7 Menjahit Karung Calcium

 Menyusun calcium diatas pallet.


Susunan calcium carbonate ini disusun rapi sebanyak 8 tingkatan karung
dimana setiap tingkatannya hanya 5 karung saja, agar karung tidak jatuh
maka penyusunannya harus paham tata letak karungnya.

Gambar 4.4 Menyusun Calsium

Gambar 4.8 Menyusun karung Calcium

 Pengangkutan karung calcium carbonate.


Karung calcium carbonate yang sudah disusun di atas pallet kemudian
diangkat menggunakan forklif agar di letakkan di tempat penyusunan
calcium carbonate sesuai dengan ukuran yang sudah di tentukan.

Laporan Prakerin 22
Penyususunan ini pun harus dilakukan secara rapi dan tidak boleh
sembarangan.

Gambar 4.9 Pengangkutan karung calcium


Untuk mempermudah pembaca dalam memahami langkah kerja proses produksi
yang telah penulis lakukan, maka dari itu penulis membuat flowchart atau
diagram alir tahapan proses pengolahan dari batu kapur menjadi powder calsium
carbanoate dapat dilihat pada diagram alir berikut ini.

Laporan Prakerin 23
Gambar 4.10 Diagram Alir

4.3. Hasil Produksi

Batu kapur hasil tambang yang sudah diolah melalui banyak proses akan berubah
menjadi calcium carbonate dengan ukuran yang berbeda-beda. Ukuran calcium
carbonate ini tergantung permintaan konsumen. PT Sumbar Calcium Pratama
memiliki hasil produksi yang dituliskan kedalam bentuk tabel menurut ukuran
mesh dari setiap produk yang dibuat. Berikut merupakan daftar tabel yang ada di
PT Sumbar Calsium Pratama.

Laporan Prakerin 24
Tabel 4.1 Hasil Calcium Carbonate Perhari

Jenis produk Mesh Ton/Hari

Calcium Carbonate (CaCO3) 425 70 Ton

Calcium Carbonate (CaCO3) 600 60 Ton

Calcium Carbonate (CaCO3) 800 50 Ton

4.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan


Pengolahan Batuan

Keberhasilan suatu proses pengolahan batuan adalah tergantung dari persiapan


yang telah dilakukan oleh semua pekerja maupun orang orang yang terlibat dalam
suatu pekerja pengolahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidak berhasilan
proses pengolahan yang ada pada setiap proses produksi yaitu:
 Cuaca.
Cuaca menjadi faktor utama pengahambat karena cuaca yang sering
berubah- ubah bisa saja membuat pekerjaan terhambat. Cuaca yang sering
terjadi adalah hujan karena bisa mengakibatkan banjir area proses produksi,
seperti lantai kerja licin.

 Mesin genset mati.


Faktor lain dari penghambatnya proses pengolahan adalah mesin genset
yang sering mati karena mesin yang sudah tua dan pengapian dari mesin
untuk ke saluran panel panel listrik tidak ada.

Laporan Prakerin 25
 Belting mesin putus.
Belting mesin pengolahan putus karena sudah terlalu lama di pakai dan
mulai tipis maka dari itu belting mudah putus.

 Tersumbatnya saluran penggiling oleh batu yang berukuran lebih besar.


Dari banyak nya proses pengolahan salah satu faktor penghambatnya yaitu
ketika mesin untuk menggiling batu tersumbat oleh bongkahan batuan yang
besar yang tidak masuk kedalam mesin penggilinnya sehinggah harus di
bersihkan terlebih dahulu agar berjalan kembali normal.

4.5. Pemasaran Calcium

Pemasaran adalah kegiatan untuk memperdagangkan atau menjual hasil-hasil dari


penambangan dan pengolahan bahan galian.. Sebagian kita sudah tau bahwa
daerah yang memiliki banyak ladang sawit adalah daerah Riau, Jambi, Bengkulu,
dan Palembang. Kemungkinan besar bahwa hasil calcium yang diolah disini akan
di kirim ke daerah tersebut.

Alat angkut yang digunakan untuk kegiatan pengiriman produk calcium ke


berbagai wilayah adalah dumptruck interculler. PT. Sumbar Calcium Pratama
memiliki 2 mobil interculler, namun karena banyaknya pesanan dari berbagai
perusahan pabrik kelapa sawit maka PT Sumbar Calsium Pratama menggunakan
mobil rental.

Terdapat setidaknya 2-10 mobil interculler yang digunakan untuk proses


pengiriman calcium, sekali pergi setiap mobil mengangkut rata-rata 20-25 ton
calcium carbonate.

Laporan Prakerin
26
Gambar 4.11 Mobil Pengangkut Calcium

4.6. Kegiatan Lainnya Pada Saat Prakerin

Kegiatan prakerin yang sebenarnya yaitu suatu kegiatan kerja dibidang industri
untuk mengaplikasikan ilmu yang telah kita miliki secara langsung di tempat kerja
industri. Kegiatan ini berupa kerja nyata seorang siswa dalam mealukan semua
kegiatan di tempat prakerin agar dapat merasakan dunia kerja secara langsung.

Kegiatan-kegiatan yang di lakukan peserta prakerin, biasanya melakukan kegiatan


atas perintah langsung dari pimpinan yaitu bapak Arius Abat. Selain melakukan
kegiatan proses pengolahan penulis juga melakukan kegiatan lain seperti:
mengecat tangki minyak, mengecor pondasi rambu-rambu , dan mengemudi
forklift.

Kegiatan peserta prakerin pada awal awal magang yaitu mengecat tangki dan
gerbang di PT Sumbar Calcium Pratama. Pada saat pengecatan ini sebelumnya
tangki dan gerbang peserta bersihkan kotoran yang menempel lalu peserta amplas
dan pengecatan hingga merata kesemua bagian yang akan di cat.

Laporan Prakerin
27
Gambar 4.12 Mengecat Tangki Dan Gerbang

Selanjutnya kegiatan peserta prakerin yaitu mengecor dan memasang pondasi


rambu rambu di PT Sumbar Calcium Pratama. Dimana kegiatan peserta ini
didampingi langsung oleh bapak pimpinan Arius Abat. Sebelumnya peserta
membuat tempat berbentuk persegi untuk menguatkan pondasi rambu-rambu
ketika mengecor.

Gambar 4.13 Mengaduk Semen Dan Mengecor.

Selain kegiatan-kegiatan sebelumnya peserta prakerin juga melakukan kegiatan


mengemudi forklift untuk mengangkut calcium yang sudah di susun diatas pallet.
Namun terkadang apabila susunan calcium yang di atas pallet tidak rapi, Ketika
mengangkut calcium bisa jatuh. Maka dari itu penyusunan harus rapi.

Laporan Prakerin
28
Laporan Prakerin
28
Gambar 4.9 MengemudiForklift

Gambar 4.9 MengemudiForklift

Gambar 4.14 MengemudiForklift

Laporan Prakerin
29

Anda mungkin juga menyukai