Anda di halaman 1dari 35

THEODOLIT III (T3)

THEODOLIT III
(PENGUKURAN JARING JARING SEGITIGA)

I. NAMA PERCOBAAN : PENGUKURAN THEODOLIT (T3)


II. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Menentukan koordinat titik-titik, sudut-sudut segitiga, sudut Azimuth (sudut
jurusan) dan jarak antar titik.
2. Menghitung luas areal dan memetakannya.

III. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

a. Theodolit

Gambar 3.1. Theodolit

c) Statif d) Patok e) Unting - unting

a) Baak Ukur b) Jalon f) Payung f) Meter Gulung h) Kompas

Gambar 3.2. Alat Pendukung Ukur Tanah

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

IV. FUNGSI MASING MASING ALAT

a) Theodolit : Untuk melihat objek atau titik yang di bidik serta


membaca besar sudut yang dibentuk pada suatu jarak
tertentu.
b) Baak Ukur : Alat pembatu theodolit untuk menentukan beda tinggi.
c) Jalon : Untuk membantu alat theodolit dalam memperjelas
sasaran yang akan dibidik.
d) Statif : Untuk tempat kedudukan alat alat theodolit.
e) Patok kayu : Untuk menentukan letak titik yang akan di ukur.
f) Unting Unting : Untuk menyetel dasar (untuk pendekatan) sumbu pertama
terhadap patok tempat berdirinya theodolit.
g) Payung : Untuk melindungi alat theodolit dari pengaruh cuaca.
h) Meter gulung : Untuk mengukur tinggi alat dan jarak pegas.
i) Kompas : Untuk menentukan arah utara dan selatan.

V. GAMBAR DAN BAGIAN-BAGIAN THEODOLIT


1
1
2
26

17
24

16

21
6

7
8
11
9
3 10
4
12 12

25
22
23
15

14
20
13

18
19

Gambar 3.3. Theodolit digital

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

Keterangan :

1. Gagang pegangan alat

2. Sekrup untuk membuka dan memasang gagang pegangan

3. Garis batas untuk mengukur tinggi alat

4. Tutup baterai

5. Konektor data (tidak ada di seri DT610/610S)

6. Panel keyboard

7. Pengunci tribach (tidak ada pada DT610)

8. Bagian dasar tribach

9. Kiap tribach

10. Sekrup untuk calibrasi nivo kotak

11. Nivo kotak

12. Layar

13. Lensa sentering optis (penggerak fokus benang silang)

14. Pembungkus lensa sentring optis

15. Lensa sentering optis (penggerak fokus objek)

16. Lensa objektif

17. Tempat menempatkan kompas

18. Penggerak sudut horizontal

19. Penggerak halus sudut horizontal

20. Nivo tabung

21. Sekrup untuk calibbrasi nivo tabung

22. Penggerak sudut vertikal

23. Penggerak halus sudut vertikal

24. Teleskop (penggerak fokus benang silang)

25. Teleskop (Penggerak fokus objek)

26. Pengarah target (kasar)

27. Tanda sebagai pusat poros vertikal dari alat

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

Kegunaan dari bagian bagian Theodolit Digital :

1. Klem pengatur fokus benang


Berfungsi untuk mengatur diafragma, dengan memutar ke kiri atau ke kanan
untuk memperjelas objek / memfokuskan bayangan.
2. Handle / Pembawa
Berfungsi untuk tempat memegang alat setelah selesai digunakan.
3. Lensa okuler
Berfungsi untuk melihat objek dengan mata, dan dengan memutar lensa ke kiri
atau ke kanan dapat memperjelas garis salib sumbu.
4. Reflektor
Berfungsi untuk memperjelas gambar dengan arah atau jarak yang kita
kehendaki.
5. Klem pengunci dan penggerak halus vertikal
Berfungsi untuk mengunci teropong agar tidak dapat digerakkan secara vertikal
dan memutar teropong secara vertikal (apabila klem pengunci vertikal telah
dikencangkan) untuk memposisikan objek pada perpotongan benang silang (jika
keras, jangan dipaksa).
6. Klem pengunci dan penggerak halus horizontal
Berfungsi untuk mengunci badan pesawat agar tidak dapat diputar secara
horizontal dan memutar teropong secara horizontal (apabila klem pengunci
horizontal telah dikencangkan) untuk memposisikan objek pada perpotongan
benang silang (jika keras jangan dipaksa).
7. Tombol ON /OFF
Berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan theodolit.
8. Klem pengatur nivo tabung
Berfungsi untuk mengatur nivo tabung
9. Display
berfungsi untuk pembacaan sudut horizontal dan vertikal.
10. Nivo tabung
Berfungsi untuk menyetel posisi sumbu II pesawat secara horizontal, dan dapat
diatur dengan 3 sekrup penyama rata.
11. Tempat baterai
Berfungsi untuk tempat baterai theodolit.
12. Nivo
Berfungsi untuk mendapatkan garis mendatar searah dengan kedudukan alat.
13. Lensa objektif
Berfungsi untuk mendekatkan bayangan objek agar terlihat lebih jelas.

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

14. Tanda ketinggian alat


Berfungsi untuk batas tinggi alat ketika di ukur.
15. Optical pumment

Berfungsi untuk melihat bahwa posisi alat sudah berada di tengah tengah titik

VI. PROSEDUR PERCOBAAN

A. TEORI

Sebelum theodolit digunakan untuk melakukan pengukuran bagian harus dalam


keadaan baik dan memenuhi syarat untuk digunakan antara lain :
Sumbu pertama harus tegak lurus
Sumbu kedua harus mendatar
Garis bidik harus sejajar pada sumbu kedua

Garis Sumbu Utama


Garis Bidik Teropong Sumbu II

Garis Nivo

Untuk menyatakan koordinat-koodinat titik di atas permukaan bumi, dipakai


sistem koordinat. Di dalam peta koordinat suatu titik adalah jarak dari meridian nol,
dinyatakan dengan sumbu X dan Y.
Sumbu X sejajar dengan equator bumi yang arahnya utara selatan. Koordinat
titik dapat dihitung dari titik yang diketahui koordinat suatu titik dapat dihitung dari titik
yang diketahui koordinatnya dan besarnya sudut jurusan yang diketahui ke titik yang
dihitung. Untuk mencari dan menetapkan koordinat dan beberapa titik di lapangan
dilakukan dengan cara menghitung koordinat.
Jaring-jaring segitiga harus diketahui salah satu titik dari koordinat-koordinatnya
sebab misalnya titik ini telah ditentukan dengan cara mengikat ke muka dan ke
belakang, atau diketahui karena merupakan salah satu titik suatu jaringan segitiga
lainnya. Panjang satu sisi dan sudut jurusan sisi tersebut yang diukur adalah sama sudut-
sudut dalam segitiga-segitiga.
Seperti pada pengukuran polygon, haruslah besaran-besaran sudut yang diukur
diteliti atau dikoreksi terlebih dahulu sebelum dimulai dengan hitungan koordinat-
koordinat titik jaring karena disini diukur susut-sudut, maka sudut tersebut akan diteliti

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

dari gambar dibawah ini yang diketahui titik A (Xa ; Ya) panjang dan sudut jurusan sisi
AB sedang semua sudut diukur.

A-S
A A-B A-F

1
B
B1

5 F F6 I B2
VI
F5
II
V S

E5 C2
IV III
4 E E4 C3 C 2
D4 C3
D3

D
3

Gambar 4.1. Sket Pengukuran T3

Pada Gambar 4.1, yang diketahui titik A (Xa,Ya) panjang sisi AB dan sudut
jurusan AB, sedangkan semua sudut diukur.

a. Perhitungan sudut-sudut segitiga

Apabila besar sudut-sudut segitiga yang didapat dari lapangan belum memenuhi
syarat sudut segitiga yaitu semua sudut dalam satu segitiga tidak boleh kurang atau lebih
dari 1800, maka haruslah dilakukan koreksi terhadap semua sudut terlebih dahulu agar
memenuhi syarat.

1. Koreksi Pertama (K1)


Karena semua sudut menjadi sudut-sudut dalam segitiga maka tiap-tiap segitiga
jumlah sudut harus sama dengan 180 0, bila tidak demikian maka kekurangannya atau
kelebihannya dibagi rata antara tiga sudut segitiga itu. Bila kelebihannya atau
kekurangannya tidak dapat dibagi tiga (tidak habis dibagi tiga) maka koreksi yang lain
dengan koreksi yang telah dibulatkan harus diberikan kepada sudut yang harganya dekat
900 karena perubahan sudut yang dekat dengan 900 mempunyai pengaruh yang kecil
pada harga sinus sudut itu, dan sinus sudut-sudut dalam segitiga segitiga akan banyak
digunakan.

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

Misalnya beda jumlah sudut-sudut yang diukur 1800 15. Maka koreksi akan
sama dengan 15 : 3 = 5 . Jadi koreksi-koreksi menjadi 5, sekarang harus diberikan
kepada sudut-sudut yang harganya dekat dengan sudut 900.
Untuk jumlah sudut dimana tiap-tiap segitiga sama dengan 180 0, sudut-sudut
harus diberikan koreksi K1.

2. Koreksi Kedua Dan Ketiga (K2 & K3)


Pada jaring-jaring segitiga akan selalu didapat suatu titik sentral, pada titik
dimana berada beberapa jumlahnya sama dengan 360 0. Maka sudut-sudut diberikan
koreksi K1, harus ditinjau sudut-sudut itu dititik sentral. Dengan mengingat cara
memberi koreksi diatas, sudut-sudut sentral diberikan koreksi K2. Tetapi sekarang
jumlah sudut-sudut dalam segitiga tidak lagi sama dengan 180 0. Maka kepada sudut
yang bukan sudut sentral pada tiap segitiga harus diberi koreksi K3 = -1/2 K2, jadi
dengan tanda yang berlawanan dengan K2.

3. Koreksi Keempat (K4)


Bila hitungan sisi dimulai dengan segitiga I dan diakhiri pada segitiga VI dengan
menggunakan sinus sudut-sudut yang diukur, maka haruslah AS di segitiga I sama
dengan sisi AS pada segitiga VI, supaya titik sudut A pada segitiga VI berimpit dengan
titik sudut A pada segitiga I jadi jangan sampai titik sudut A didalam segitiga VI jatuh
pada titik A atau pada titik A.
Untuk mencari syarat manakah yang harus dipenuhi supaya titik sudut A pada
segitiga I dan segitiga VI berimpit maka akan dihitung sisi AS dalam kedua sisi segitiga
I dan segitiga VI.

Didalam I = BS : sin A1= AS : sin B1


BS = AS sin A1
sin B1

Didalam II = CS : sin B2= BS : sin C2


CS = BS sin C2 maka CS = AS sin A1 sin B2
sin C2 sin B1 sin B2

Didalam III = DS : sin C3= CS : sin D3


DS = CS sin C3 maka DS = AS sin A1 sin B2 sin C3
sin D3 sin B1 sin D3 sin D3

Didalam IV = ES : sin D4= DS : sin E4


ES = DS sin D4 maka ES = AS sin A1 sin B2 sin C3 sin D4
sin D4 sin B1 sin C2 sin D3 sin E4

Didalam V = FS : sin E5= ES : sin F5


FS = ES sin E5 maka FS = AS sin A1 sin B2 sin C3 sin D4 sin E5
sin F5 sin B1 sin C2 sin D3 sin E4 sin F5

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

Didalam VI= AS : sin F6= FS : sin A6


AS = FS sin F6 maka AS =AS sin A1 sin B2 sin C3 sin D4 sin E5 sin F6
sin A6 sin B1 sin C2 sin D3 sin E4 sin F5 sin A6

Sehingga :
sin A1 sin B2 sin C3 sin D4 sin E5 sin F6 = sin B1 sin C2 sin D3 sin E4 sin F5
sin A6. `

Atau dengan logaritma :

Log sin A1 + log sin B2 + log sin C3 + log sin D4 + log sin E5 + log sin F6 = log
sin B1 + log sin C2 + log sin D3 + log sin E4 + log sin F5 + log sin A6.

Dimana jumlah log. Sinus sudut-sudut alas kiri harus sama dengan jumlah
log.sinus sudut-sudut alas kanan.
Umumnya sudut-sudut setelah diberi koreksi K1, K2 dan K3 belum lagi memenuhi
syarat-syarat ini. Untuk mencari K4 berilah pada sudut-sudut alas kiri koreksi -K4 dan
susut-sudut alas kanan koreksi K4. Supaya jumlah sudut-sudut didalam tiap-tiap segitiga
tetap 180 0. Bila yang harus ditambahkan kepada sudut kecil dan x adalah kenaikan
log.sinus x, apabila sudut bertambah dengan 1, maka dapat ditulis log.sin x (x + p) =
log sin x + p x. Maka untuk sudut-sudut alas kiri dapat ditulis :

Log sin (A1 + K4) = Log sin A1 + K4 A1


Log sin (B2 + K4) = Log sin B2 + K4 B2
Log sin (C3 + K4) = Log sin C3 + K4 C3
Log sin (D4 + K4) = Log sin D4 + K4 D4
Log sin (E5 + K4) = Log sin E5 + K4 E5
Log sin (F6 + K4) = Log sin F6 + K4 F6

Dan sudut-sudut alas kanan berlakulah :

Log sin (B1 - K4) = Log sin B1 - K4 B1


Log sin (C2 - K4) = Log sin C2 - K4 C2
Log sin (D3 - K4) = Log sin D3 - K4 D3
Log sin (E4 - K4) = Log sin E4 - K4 E4
Log sin (F5 - K4) = Log sin F5 - K4 F5
Log sin (A6 - K4) = Log sin A6 - K4 A6

Dalam rumus-rumus dimana A1 + K4, B2 + K4. F6 + K4 dan B1 K4, C2


K4. A6 K4, Sudut sudut alas yang telah dikoreksi dan harus memenuhi syarat-
syarat yang di sebut tadi, sehingga :

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

Log sin (A1 + K4) + log sin (B2 + K4) + ...+ log sin (F6 + K4) = log sin (B1 -
K4) + log sin (C2 - K4) + . + log sin (A6 + K4)

atau dengan :

Log sin A1 + log sin B2 + log sin C3 + log sin D4 + log sin E5 + log sin F6 + K4
(A1+ B2 + C3 + D4 + E5 + F6) = log sin B1 + log sin C2 + log sin D3 + log
sin E4 + log sin F5 + log sin A6 - K4 (B1+ C2 + D3 + E4 + F5 + A6).

Atau dengan :

K4 (A1+ B2 + .+ F6) = log sin sudut alas kanan - log sin sudut alas kiri.

Atau dengan :

K4 = log sin sudut alas kanan - log sin sudut alas kiri
sudut alas kiri - sudut alas kanan

Dengan demikian dapatlah kita koreksi K.

Setelah sudut-sudut dikoreksi K1, K2, K3 dan K4 dapatlah dihitung sisi segitiga dan
sudut-sudut jurusan sisi segitiga dengan menggunakan panjang satu sisi dan sudut juran
satu sisi yang diketahui. Akhirnya dengan panjang dan sudut jurusan semua sisi dapatlah
dicari koordinat-koordinatnya dari titik-titk jaring segitiga dengan rumus-rumus yang
telah diketahui.

b. Sudut Azimuth

Yang dimaksud dengan sudut Azimuth adalah sudut yang dimulai dari arah utara
kutub bumi berputar searah jarum jam dan diakhiri pada ujung objektif titik bidik.
Dengan alat di titik A dan titik tinjau B maka dapat diukur Azimuth AB (AB).
U
Azimuth AB = BA- 1800

AB
A

BA
C B

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

c. Perhitungan Sudut Jurusan

Sudut jurusan adalah sudut yang dimulai dari arah utara kutub bumi berputar searah
jarum jam dan diakhiri pada ujung objektif titik bidik. Sudut jurusan pada titik-titik
koordinat lain dapat dihitung dengan menggunakan satu sudut azimuth yang sudah
diketahui dari suatu titik koordinat.

U
AB
AS
FA = EF- 1800 F5 F6 AF U
A
A AB

B BC = AB + B - 1800
U
B

VI I
EF F F6

F
F5 II
S
V
U U
BC
CD = BC + C - 1800
IV III
C
E U C
E
DE
CD
EF = DE + E - 1800
D D
DE = CD + D - 1800

d. Perhitungan Koordinat Poligon

Setelah salah satu titik diketahui titik koordinatnya, mengetahui jarak dan
Azimuthnya maka akan ditentukan titik koordinat lainnya. Misalkan:

Titik A (XA ; YA), maka titik koordinat B dapat dihitung dengan rumus:
XB = XA + dAB Cos AB
YB = YA + dAB Sin AB
Dan selanjutnya, titik-titik koordinat lain dapat ditentukan.
Untuk menghitung sesatan yang terjadi pada tiap-tiap titik koordinat adalah dengan
menggunakan rumus:

=

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

Dimana: F = Jumlah sesatan yang terjadi


d = Jarak (m)
d = Jumlah Jarak
d sin = Selisih sesatan
d cos = Selisih sesatan

VII. JALANNYA PERCOBAAN

1. Sediakan alat-alat yang digunakan dan perlengkapan yang diperlukan, tentukan


titik yang diukur yaitu : A, B, C, D, E, F dan S.
2. Dirikan theodolit pada patok di titik A. Dalam penyetelan pesawat diusahakan
agar statif dalam keadaan datar lalu dudukkan theodolit diatasnya dengan
mengunci skrup pengamannya.
3. Pasang unting-unting dibawah theodolit dan diusahakan berimpit dengan titik-
titik yang ditentukan (patok di titik A). Setelah tepat lepaskan unting-unting dan
bidiklah melalui centering point-point apakah letak atau kedudukan theodolit
tepat diatas bidik. Bila kedudukan ini belum tepat, geserlah alat dengan
melonggarkan skrup pengikat sehingga kedudukan benar-benar diatas titik.
Kemudian stel lagi theodolit dalam keadaan yang tepat semestinya. Bila
theodolit dalam keadaan siap dipergunakan maka pekerjaan pengukuran dapat
dimulai.
4. Arahkan sudut horizontal 00 0
00 00 terhadap utara, kemudian arahkan
ketitik B dan baca berapa besarnya sudut dari utara ketitik B. kemudian baca
baak ukur dan mengukur jarak dengan meteran.
5. Sudut horizontal 00 0 00 00 pada titik B, kemudian arahkan ketitik sentral S,
kemudian ketitik F dan baca berapa besarnya sudut masing-masing titik. Baca
baak ukur dan ukur jarak dengan meteran.
6. Pindahkan pesawat ketitik B dan lakukan kembali penyetelan alat pada titik B
seperti pada titik A sehingga siap untuk dipergunakan.
7. Sudut horizontal di 00 0 00 00 pada titik C, kemudian arahkan ketitik S dan
ketitik A baca lagi berapa masing-masing sudut.
8. Hal yang sama pada titik C, D, F dan titik S.
9. Masukkan hasil pengukuran dalam tabel dan laporkan pada dosen pembimbing
dan selanjutnya masukkan jurnal praktikum.

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

Perhitungan Jarak Optis (d)

dAB = (Ba Bb) x 100 dEF = (Ba Bb) x 100


= (1,530 1,288) x 100 = (1,679 1,520) x 100
= 24,20 m = 15,90 m

dAS = (Ba Bb) x 100 dES = (Ba Bb) x 100


= (1,544 1,300) x 100 = (1,645 0,448) x 100
= 24,40 m = 19,70 m

dAF = (Ba Bb) x 100 dED = (Ba Bb) x 100


= (1,613 1,331) x 100 = (1,650 1,492) x 100
= 28,20 m = 15,80 m

dBC = (Ba Bb) x 100 dFA = (Ba Bb) x 100


= (1,560 1,409) x 100 = (1,633 1,348) x 100
= 15,10 m = 28,50 m

dBS = (Ba Bb) x 100 dFS = (Ba Bb) x 100


= (1,568 1,466) x 100 = (1,560 1,410) x 100
= 10,20 m = 15,00 m

dBA = (Ba Bb) x 100 dFE = (Ba Bb) x 100


= (1,621 1,377) x 100 = (1,524 1,363) x 100
= 24,40 m = 16,10 m
dSA = (Ba Bb) x 100
dCD = (Ba Bb) x 100
= (1,523 1,277) x 100
= (1,658 1,510) x 100
= 24,60 m
= 14,87 m
dSB = (Ba Bb) x 100
dCS = (Ba Bb) x 100
= (1,435 1,335) x 100
= (1,638 1,460) x 100
= 10,00 m
= 18,00 m
dSC = (Ba Bb) x 100
dCB = (Ba Bb) x 100
= (1,450 1,270) x 100
= (1,602 1,448) x 100
= 18,00 m
= 15,25 m
dSD = (Ba Bb) x 100
dDE = (Ba Bb) x 100
= (1,543 1,323) x 100
= (1,540 1,381) x 100
= 22,00 m
= 15,90 m
dSE = (Ba Bb) x 100
dDS = (Ba Bb) x 100
= (1,445 1,245) x 100
= (1,620 1,400) x 100
= 20,00 m
= 22,00 m
dSF = (Ba Bb) x 100
dDC = (Ba Bb) x 100
= (1,510 1,360) x 100
= (1,541 1,393) x 100
= 15,00 m
= 14,80 m

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

Analisa Sudut Jaring Segitiga

1. 1 =
= 1870 00 50" 1670 48 10"
= 190 12 40"
U
AB
2. 1 =
= 3470 35 30" 2640 17 00" A AS
A1 AS
= 830 18 30" dAB
B1 B
dAS
3. = I
1 1
. 1
1 = dBS

24,20
1 = 190 12 40"
10,20
S1
1 = 450 34 45
S

4. 2 =
A AS
= 2640 17 00" 1790 28 50"
AC
= 840 48 10"
B
5. 2 = B2
= 3590 44 30" 3220 02 10" dBS
0 "
= 37 42 20 dBC
II

6. 2
= 2 S S2
. 2
2 = dCS
15,10 C2 BS
2 = 840 4810 C
18,00

2 = 710 08 24

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

7. 3 =
S B BS
= 3220 02 10" 2360 01 00" S3 BD
= 860 01 10" dCS

8. 3 =
= 560 12 50" 50 27 50" dDS III C3 C

= 500 45 00"
dCD
D3

9. = D
3 3
CS
. 3
3 =

14,87
3 = 860 01 10"
22,00
3 = 580 08 29

10. D4 = DE DS
= 3050 23 10" 50 27 50"
= 2990 55 20"
S
11. 4 = S4
dES
= 1250 26 40" 490 32 00"
= 750 54 40" E E4 IV dDS C
DS

12. = dDE
4 4
D4
4 =
. 4 CS
D
15,90
4 = 2990 55 20" CE
19,70

4 = 1850 34 18

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

13. 5 = ( )
= (3560 57 30" 490 32 00" )
= 3070 25 30"
F ES
F5
14. 5 = dFS

= 1760 48 30" 1000 26 00"


dEF V S5 S
= 760 22 30"

E dES
15. = E5
5 5

. 5
5 =

15,90 DS
5 = 3070 25 30" DF
15,00 D
0
5 = 325 52 13,8

16. 6 = ( )
= (1000 26 00" 460 34 40" ) U
AS
= 530 5120"
A AF

17. 6 = A6

= 2260 21 20" 1870 00 50" dFA


= 390 20 30"
dAS
VI
F F6
18.

=
ES
6 6 dFS
. 6
6 = EA S6
S
28,50 0
6 = 53 5120"
24,40
E ES
6 = 620 54 18,2

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

Koreksi K1 :
Segitiga I
Titik Bidik : 1 = 190 12 40"
1 = 830 18 30"
450 34 45
1 = +
1480 05 55

31054 05
Koreksi : 1800-1480 05 55 = = 100 38 2
3

Setelah diperbaiki : 1 = 190 12 40" + 100 38 2 = 290 50 42


1 = 830 18 30" + 100 38 2 = 930 56 32
560 12 47
1 = 450 34 45 + 100 38 2 = +
1800 00 01

Segitiga II
Titik Bidik : 2 = 840 48 10"
2 = 370 42 20"
0
71 08 24
2 = 0
+
193 38 54

130 38 54
Koreksi : 1800-1930 38 54 = = - 0403258
3

Setelah diperbaiki : 2 = 840 48 10" + (- 0403258) = 800 15 12


2 = 370 42 20" + (- 0403258) = 330 09 22
660 35 26
2 = 710 08 24 + (- 0403258) = +
1800 00 00

Segitiga III
Titik Bidik : 3 = 860 01 10"
3 = 500 45 00"
580 08 29
3 = +
1940 54 39

140 54 39
Koreksi : 1800-1940 54 39 = = -40 58 13
3
Setelah diperbaiki : 3 = 860 01 10" 40 58 13 = 810 02 57
3 = 500 45 00" 40 58 13 = 450 46 47
0
53 10 16
0
3 = 58 08 29 4 58 13 = 0
0
+
180 00 00

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

Segitiga IV
Titik Bidik : 4 = 2990 55 20"
4 = 750 54 40"
1850 34 18
4 = +
5610 24 18

3810 24 18
Koreksi : 1800-5610 24 18 = = - 1270 08 06
3

Setelah diperbaiki : 4 = 2990 55 20" - 1270 08 06 = 1720 47 14

4 = 750 54 40" - 1270 08 06 = 510 13 26


580 26 12
0
4 = 185 34 18 - 127 08 06 = 0
+
1800 00 00
Segitiga V
Titik Bidik : 5 = 3070 34 30"
5 = 760 22 30"
3250 52 13,8
5 = +
7090 49 13,8

0
529 49 13,8
Koreksi : 1800 7090 49 13,8 = 3
= - 1760 36 24,6
Setelah diperbaiki : 5 = 3070 34 30" 1760 36 24,6 = 1300 58 5,4
5 = 760 22 30" 1760 36 24,6 = 1000 13 54,6
1490 15 49,2
5 = 3250 52 13,8 1760 36 24,6 = +
1800 00 00
Segitiga VI
Titik Bidik: 6 = 530 5120"
6 = 390 20 30"
620 54 18,2
6 = +
1560 06 8,2

230 53 51,8
Koreksi : 1800-1560 06 08,2 = 3
= 70 57 57,27

Setelah diperbaiki : 6 = 530 5120" + 70 57 57,27 = 610 49 17,22

6 = 390 20 30"+ 70 57 57,27 = 470 18 27,27


0
70 52 15,47 +
6 = 620 54 18,2+70 57 57,27 = 0
180 00 00

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

S = S1 + S2 + S3 + S4 + S5 + S6
=560 12 47 + 660 35 26 +530 10 16 +580 26 12 +1490 15 49,2 +700 52 15,47
= 45403245,6

Koreksi K2& K3
(3600 ) (3600 45403245,6) 940 32 45,67"
K2 = =( )= = 150 45 27,61"
6 6 6

K2 =150 45 27,61"
1
K3 = 2 2
1
= 2 ( 150 45 27,61" )

= 070 52 43,81

Segitiga I : Sudut setelah diperbaiki :


1 = 290 50 42 + 070 52 43,81 = 370 43 25,81
1 = 930 56 32 + 070 52 43,81 = 1010 49 15,8
400 27 19,39
1 = 560 12 47 150 45 27,61" = +
1800 00 00
Segitiga II : Sudut setelah diperbaiki :
2 = 800 15 12 + 070 52 43,81 = 880 07 55,81
2 = 330 09 22 + 070 52 43,81 = 410 02 5,81
500 49 58,39
0
2 = 66 35 26 15 45 27,61 = 0 "
+
1800 00 00
Segitiga III : Sudut setelah diperbaiki :
3 = 810 02 57 +070 52 43,81 = 880 55 40,81
3 = 450 46 47 + 070 52 43,81 = 530 39 30,81
0
37 24 48,39
53 10 16
0 0
3 = 15 45 27,61" = 0
+
180 00 00
Segitiga IV : Sudut setelah diperbaiki :
4 = 1720 47 14 + 070 52 43,81 = 1800 39 57,8
4 = 510 13 26 + 070 52 43,81 = 430 20 42,19

0 0 420 40 44,39
4 = 58 26 12 15 45 27,61" = +
1800 00 00
Segitiga V : Sudut setelah diperbaiki :
5 = 1300 58 5,4 + 070 52 43,81 = 1380 50 49,2
5 = 1000 13 54,6 + 070 52 43,81 = 920 21 10,79

0 1330 30 21,5
5 = 149 15 49,2 15 45 27,61 0 "
= +
1800 00 00

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

Segitiga VI : Sudut setelah diperbaiki :


6 = 610 49 17,22 + 070 52 43,81 = 690 42 1,03
6 = 470 18 27,27 + 070 52 43,81 =550 11 11,08
0
0 0 55 06 47,86 +
6 = 70 52 15,47 15 45 27,61" = 0
180 00 00

S = S1 + S2 + S3 + S4 + S5 + S6

=400 27 19,39 +500 49 58,39 + 370 24 48,39 + 420 40 44,39 +


1330 30 21,5 + 550 06 47,86
= 3600 00 00

Koreksi K4 :

Log sin sudut alas kanan Log sin sudut alas kiri
4 =
sudut alas kiri sudut alas kanan
Segitiga I :

Log sin sudut alas kiri = Log sin 1 + 10


= Log sin 370 43 25,81 + 10
= 9,786649

Kiri Segitiga = 10 Log sin sudut alas kiri


= 10 - 9,786649
= 0,213351

Log sin sudut alas kanan = Log sin 1 + 10


= Log sin 1010 49 15,8 + 10
= 9,990690

Kanan Segitiga = 10 Log sin sudut alas kanan


= 10 - 9,990690
= 0,00931

Segitiga II :

Log sin sudut alas kiri = Log sin 2 + 10


= Log sin 880 07 55,81 + 10
= 9,999769

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

Kiri Segitiga = 10 Log sin sudut alas kiri


= 10 - 9,999769
= 0,000231

Log sin sudut alas kanan = Log sin 2 + 10


= Log sin 410 02 5,81 + 10
= 9,817247

Kanan Segitiga = 10 Log sin sudut alas kanan


= 10 - 9,817247
= 0,182753
Segitiga III :

Log sin sudut alas kiri = Log sin 3 + 10


= Log sin 880 55 40,81 + 10
= 9,999923

Kiri Segitiga = 10 Log sin sudut alas kiri


= 10 - 9,999923
= 0,000077

Log sin sudut alas kanan = Log sin 3 + 10


= Log sin 530 39 30,81 + 10
= 9,906065

Kanan Segitiga = 10 Log sin sudut alas kanan


= 10 - 9,906065
= 0,093935
Segitiga IV :

Log sin sudut alas kiri = Log sin 4 + 10


= Log sin 1800 39 57,8 + 10
= 10

Kiri Segitiga = 10 Log sin sudut alas kiri


= 10 - 10
=0

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

Log sin sudut alas kanan = Log sin 4 + 10


= Log sin 430 20 42,19 + 10
= 9,836571

Kanan Segitiga = 10 Log sin sudut alas kanan


= 10 - 9,836571
= 0,163429
Segitiga V :

Log sin sudut alas kiri = Log sin 5 + 10


= Log sin 1380 50 49,2 + 10
= 9,818273
Kiri Segitiga = 10 Log sin sudut alas kiri
= 10 - 9,818273
= 0,181727

Log sin sudut alas kanan = Log sin 5 + 10


= Log sin 920 21 10,79 + 10
= 9,999633

Kanan Segitiga = 10 Log sin sudut alas kanan


= 10 - 9,999633
= 0,000367
Segitiga VI :

Log sin sudut alas kiri = Log sin 6 + 10


= Log sin 690 42 1,03 + 10
= 9,972152

Kiri Segitiga = 10 Log sin sudut alas kanan


= 10 - 9,972152
= 0,027848

Log sin sudut alas kanan = Log sin 6 + 10


= Log sin 550 11 11,08 + 10
= 9,914350
Kanan Segitiga = 10 Log sin sudut alas kanan
= 10 - 9,914350

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

= 0,08565
Log Log sin sudut alas kanan = 9,990690+ 9,817247 + 9,906065 + 9,836571
+ 9,999633+ 9,914350
= 59,464556

Log Log sin sudut alas kiri = 9,786649 + 9,999769 + 9,999923+ 10 +9,818273 +
9,972152
= 59,576766

sudut alas kiri = 0,213351 + 0,000231 + 0,000077 + 0 + 0,181727+


0,027848
= 0,423234
sudut alas kanan = 0,00931 + 0,182753 + 0,093935 + 0,163429 +
0,000367 + 0,08565
= 0,535444

Log sin sudut alas kananLog sin sudut alas kiri


K4 =
sudut alas kirisudut alas kanan

59,464556 59,576766
K4 =
0,423234 0,535444

0,11221
K4 =
0,11221

K4 = 10 0000

Segitiga I : Sudut setelah diperbaiki :

1 = 370 43 25,81 + 10 00 00 = 380 43 25,81


1 = 1010 49 15,8 10 00 00 = 1000 49 15,8
400 27 19,39
1 = 400 27 19,39 = +
1800 00 00

Segitiga II : Sudut setelah diperbaiki :

2 = 880 07 55,81 + 10 00 00 = 890 07 55,81


2 = 410 02 5,81 10 00 00 = 400 02 5,81
500 49 58,39
2 = 500 49 58,39 = +
1800 00 00

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

Segitiga III : Sudut setelah diperbaiki :

3 = 880 55 40,81 + 10 00 00 = 890 55 40,81


3 = 530 39 30,81 10 00 00 = 520 39 30,81
0
37 24 48,39
3 = 370 24 48,39 = 0
+
180 00 00

Segitiga IV : Sudut setelah diperbaiki :


4 = 1800 39 57,8 + 10 00 00 = 1810 39 57,8
4 = 430 20 42,19 10 00 00 = 440 20 42,19
420 40 44,39
4 = 420 40 44,39 = +
1800 00 00

Segitiga V : Sudut setelah diperbaiki :


5 = 1380 50 49,2 + 10 00 00 = 1390 50 49,2
5 = 920 21 10,79 10 00 00 = 930 21 10,79
1330 30 21,5
0
5 = 133 30 21,5
= +
1800 00 00

Segitiga VI : Sudut setelah diperbaiki :

6 = 690 42 1,03 + 10 00 00 = 700 42 1,03


6 = 550 11 11,08 10 00 00 =540 11 11,08
0
55 06 47,86 +
6 = 550 06 47,86 = 0
180 00 00

Perhitungan sudut luar ( ) A


A
A1
A6
= 3600 (1 + 6 ) B
= 360 (380 43 25,81 + 540 11 11,08 ) F
0
I
= 3600 920 54 36,89
= 2670 05 23,11
A
S B
0 B1 B
= 360 (1 + 2 )
= 3600 (1000 49 15,8 + 890 07 55,81 ) B2

= 3600 1890 57 11,16


II
0
= 170 02 48,84 S

C
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015
GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)
B

S
= 3600 (2 + 3 )
= 3600 ( 400 02 5,81 + 890 55 40,81 ) C2
0 0
= 360 129 57 46,6 III
C3 C
C
0
= 230 02 13,4

S
= 3600 (3 + 4 )
= 3600 (520 39 30,81 + 1810 39 57,8 )
= 3600 2340 19 28,6 E IV C
= 1250 40 31,4 D4 D3

D
D
= 3600 (4 + 5 ) F

= 3600 (440 20 42,19 + 1390 50 49,2 )


= 3600 950 30 7,01 V S

= 2640 29 52,9 E5

E E E4
A
0
= 360 (5 + 6 ) D
= 360 ( 930 21 10,79 + 700 42 1,03 )
0

= 3600 + 220 39 9,76 F F F6 VI


= 3820 39 9,76 F5

S
Kontrol sudut luar ()
E
= ( n + 2 ) x 180 0

= ( 6+ 2 ) x 1800
= 14400 00 00"

= + + + + +

= 2670 05 23,11 + 1700 02 48,84 + 2300 02 13,4 +


1250 40 31,4 +2640 29 52,9 + 3820 39 9,76
= 14400 00 00" ..... OK!

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

Perhitungan sudut jurusan : A U AB


B
BC = AB + B - 1800
AB = 1670 48 10"
B

BC= AB + 1800 00 00"


= 1670 48 10" + 1700 02 48,84 1800 00 00"
II
= 1570 50 58,8" S

C
B
S
U
0 " BC
CD= BC + 180 00 00
= 1570 50 58,8" + 2300 02 13,4 1800 00 00" C CD = BC + C - 1800
III
= 2070 53 12,2"
C

DE= CD + 1800 00 00" S


0 " 0 0 "
= 207 53 12,2 + 125 40 31,4 180 00 00
= 1530 33 43,6"
E IV C
U

CD
D
DE = CD + D - 1800
D
EF = DE + 1800 00 00"
F
= 1530 33 43,6" + 2640 29 52,9 1800 00 00"
= 2380 03 36,5"
V S
U

DE
E
E

EF = DE + E - 1800
D

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

FA = ( EF + (1800 00 00" (5 + 6 )))


= (2380 03 36,5" (1800 00 00" ( 930 21 10,79 + 700 42 1,03 )))
= 350 24 26,74" FA = EF- 1800 FVI
5 F6
A
U
F
F F6
EF
F5

E
S

FS= FE 5
= ( EF 1800 000 000 ) 5
= (2380 03 36,5" 1800 000 000 ) ( 930 21 10,79 ) FS= FE 5
A
= 580 03 36,5" + 930 21 10,79
U
= 1510 24 47,2"
FE
VI
F

F5
S
E
Perhitungan jarak sisi - sisi segitiga :

Segitiga I :


=
1 1
. 2
=
1
24,40.sin 890 07 55,81
= = 24,84 m
1000 49 15,8

Segitiga II :


=
2 2
. 2
=
2
0
10,20 . 89 07 55,81
= = 15,86 m
400 02 5,81

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

Segitiga III :


=
2 3
. 3
=
3
10,20 .sin 890 55 40,81 "
= = 12,83 m
520 39 30,81

Segitiga IV :


=
4 4
. 4
=
4
22,00. sin 1810 39 57,8
= = 0,92 m
sin 440 20 42,19

Segitiga V :


=
5 5
. 5
=
5
19,70 .sin 1390 50 49,2
= = -12,72 m
930 21 10,79

Segitiga VI :


=
6 6
. 6
=
6
15,00 .sin 700 42 1,03
= = 17,46 m
540 11 11,08

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

Perhitungan d sin

dAB x sin AB = 24,20 x sin 1670 48 10" = 5,113 m

dBC x sin BC = 15,10 x sin 1570 50 58,8" = 5,693 m

dCD x sin CD = 14,87 x sin 2070 53 12,2" = - 6,955 m

dDE x sin DE = 15,90 x sin 1530 33 43,6" = 7,079 m

dEF x sin EF = 15,90 x sin 2380 03 36,5" = -13,493 m

dFA x sin FA = 28,50 x sin 350 24 26,74" = 16,512 m +


d sin = 13,949 m

Perhitungan d cos :

dAB x cos AB = 24,20 x cos 1670 48 10" = -23,653 m

dBC x cos BC = 15,10 x cos 1570 50 58,8" = -13,985 m

dCD x cos CD = 14,87 x cos 2070 53 12,2" = -13,143 m

dDE x cos DE = 15,90 x cos 1530 33 43,6" = -14,237 m

DEF x cos EF = 15,90 x cos 2380 03 36,5" = -8,411 m

dFA x cos FA = 28,50 x cos 350 24 26,74" = 23,229 m +


d cos = -50,2 m

Perhitungan Fx : =
14,87
X ( 13,949)
100
d = 100 m = 2,074

f ( ) = d d. sin f
( ) = d.sin
d

15,90
f = X ( 13,949 )
( ) = d.sin 100
d

24,20 = 2,217
= X (13,949 )
100 f
( ) = d.sin
= 3,375 d

f 15,90

( ) = d.sin = X ( 13,949 )
d 100

15,10 = 2,217
= X ( 13,949 )
100 f
( ) = d.sin
= 2,106 d

f 28,50

( ) = d.sin = X ( 13,949 )
d 100
= 3,975

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

Kontrol : fx = d. sin =
15,90
100
X (50,2 )
13,949= 13,949 OK = -7,981
f
Perhitungan F y : ( ) = d.cos
d

15,90
f ( ) = d d. cos = X (50,2 )
100
= -7,981
f ( )
= d.cos ) f
d ( ) = d.cos
d
24,20
= X (50,2 ) 28,50
100 = X (50,2 )
100
= -12,148
= -14,307
f Kontrol : fy = d. cos
( ) = d.cos
d

15,10 50,2= 50,2 OK


= X (50,2 )
100
= -7,802
f
( ) = d.cos
d

14,87
= X (50,2 )
100
= -7,464
f
( ) = d.cos
d

Perhitungan Koordinat

Diketahui Koordinat titik A ( +14,25 ; -13,15 )

Perhitungan koordinat X

XA = + 14,25

XB = XA + dA-B . sin AB F (A-B)

= 14,25 + 5,113 3,375

= 15,988 m

Xc = XB + dB-c . sin BC F (B-C)

= 15,988 + 5,028 2,106

= 18,91 m

XD = XC + dC-D . sin CD F (C-D)

= 18,91 - 6,955 2,074

= 9,881 m

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

XE = XD + dD-E . sin DE F (D-E)

= 9,881 + 7,079 2,217


= 14,743 m

XF = XE + dE-F . sin EF F (E-F)

= 14,743 -13,493 2,217


= -0,967 m

XS = XA + dF-S . sin FS

= 14,25 + (15,00. sin 1510 24 47,2" )

= 21,427 m

XA = XS dF-S . sin FS

= 21,427- (15,00. sin 1510 24 47,2" )

= 14,25

Perhitungan Koordinat Y

YA = -13,15

YB = YA + dA-B . cos AB F (A-B)

= -13,15 - 23,653 + 12,148

= -24,655 m

YC = YB + dB-C . cos BC F (B-C)

= -24,655 -13,985 + 7,802


= -30,838 m

YD = YC + dC-D . cos CD F (C-D)

= -30,838 -13,143 + 7,464


= -36,517 m

YE = YD + dD-E . cos DE F (D-E)

= -36,517 -14,237 + 7,981


= -42,863 m

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

YF = YE + dE-F . cos EF F (E-F)

= -42,863 - 8,411 + 7,981

= -43,293 m

YS = YA + dFS . cos FS

= -13,15 + (15,00. cos 1510 24 47,2" )

= -26,321 m

YA = YS - dFS . cos FS

= -26,321 - (15,00. cos 680 27 57" )

= - 13,15

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

TABEL PERHITUNGAN LUAS POLIGON

Titik Koordinat ( Xn . Yn + 1 ) ( Yn . Xn +1) Jumlah


X (m) Y(m)
A + 14,25 -13,15 (14,25 x -24,655) (-13,15 x 15,988) -141,09155 m2

B 15,988 -24,655 (15,988 x -30,838) (-24,655 x 18,91) - 26,811894 m2

C 18,91 -30,838 (18,91 x -36,517) (-30,838 x 9,881) - 385,826192 m2

D 9,881 -36,517 (9,881 x -42,863) (-36,517 x 14,743) 114,840828 m2

E 14,743 -42,863 (14,743 x -43,293) (-42,863 x -0,967) -679,71722 m2

F -0,967 -43,293 (-0,967 x -13,15 (-43,293 x 14,25) -604,2092 m2

Jumlah -1722,815228 m2
Harga Mutlak +1722,815228 m2
Luas = Jumlah + 861,407614 m2

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Dari percobaan dapat koordinat masing masing sebagai berikut :

Koordinat
Titik
X (m) Y (m)
A + 14,25 -13,15
B 15,988 -24,655
C 18,91 -30,838
D 9,881 -36,517
E 14,743 -42,863
F -0,967 -43,293
S 21,427 -26,321

2. Jarak dari suatu titik terhadap titik lainnya :

d A-S = 24,40 m
d A-B = 24,20 m
d B-S = 10,20 m
d B-C = 15,10 m
d C-S = 18,00 m
d C-D = 14,87 m
d D-S = 22,00 m
d D-E = 15,90 m
d E-S = 19,70 m
d E-F = 15,90 m
d F-S = 15,00 m
d F-A = 28,50m

3. Sudut azimuth dari tiap titik :

A-B = 1670 48 10"


B-C = 1790 28 50"
C-D = 2360 01 00"
D-E = 3050 23 10"
E-F = 3560 57 30"
F-A = 460 34 40"
F-S = 1000 26 00"
4. Luas Polygon adalah = 861,407614 m2

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

B. Saran

1. Periksalah terlebih dahulu perlengkapan yang akan di gunakan apakah sudah


dapat di pergunakan dan tidak ada kekurangan lagi , baik pada alat-alat maupun
anggota yang akan mengikuti praktikum.
2. Dalam melakukan percobaan ini hendaknya lebih teliti, guna mencapai hasil
yang baik.
3. Usahakan alat theodolit di payungi dari sinar matahari agar pada saat pembacaan
tidak ada kesalahan data.
4. Hendaknya dalam melakukan pengukuran jarak dengan menggunakan meteran
gulung harus lebih teliti dan tepat , guna menghindari kesalahan yang lebih besar
dari perhitungan jarak.

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII
THEODOLIT III (T3)

A U

A AB
AC

U
CA
BA
CB
C B
BC
C B

U
AB
AS
AF U
AF = EF- 1800 F5 F6 A
AB

B BC = AB + B - 1800
U

VI I
EF F6

F5 II
V
U s U
BC
CD = BC + C - 1800
IV III
C
U

DE
CD
EF = DE + E - 1800

DE = CD + D - 1800

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2015


GROUP : XXXXII

Anda mungkin juga menyukai