PENGUKURAN WATERPASS
2.1 Waterpass
Perhitungan waterpass dimaksud untuk mengetahui ketinggian suatu titik di atas
permukaan tanah. Ketinggian disini adalah perbedaan vertical antara dua titik atau jarak
dari bidang referensi yang telah ditetapkan ke suatu titik tertentu sepanjang garis vertical.
H H : Elevasi titik
Bidang referensi
Sistem referensi atau acaun yang digunakan adalah tinggi muka air air laut rata-
rata atau Mean sea Level (MSL) atau system referensi lain yang dipilih.Sistem referensi
ini mempunyai arti sangat penting, terutama dalam bidang keairan, misalnya: Irigasi,
Hidrologi, dan sebagainya. Namun demikian masih banyak pekerjaan-pekerjaan lain
yang memerlukan system referinsi.
Untuk menentukan ketinggian suatu titik di permukaan bumi tidak selalu tidak
selalu harus selalu mengukur beda tinggi dari muka laut (MSL), namun dapat dilakukan
dengan titik-titik tetap yang sudah ada disekitar lokasi oengukuran. Titik-titik tersebut
umumnya telah diketahui ketinggiannya maupun kordinatnya (X,Y,Z) yang
disebut Banch Mark (BM). Banch mark merupakan suatu tanda yang jelas (mudah
ditemukan) dan kokoh dipermukaan bumi yang berbentuk tugu atau patok beton sehingga
terlindung dari faktor-faktor pengrusakan.
Manfaat penting lainnya dari pengukuran Levelling ini adalah untuk kepentingan
proyek-proyek yang berhubungan dengan pekerjaan tanah (Earth Work) misalnya untuk
menghitung volume galian dan timbunan. Untuk itu dikenal adanya pengukuran sipat
datar profil memanjang (Long section) dan sipat datar profil melintang (Cross section).
Dalam melakukan pengukuran sipat datar dikenal adanya tingkat-tingkat
ketelitian sesuai dengan tujuan proyek yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan pada
setiap pengukuran akan selalu terdapat kesalah-kesalahan. Fungsi tingkat-tingkat
ketelitan tersebut adalah batas toleransi kesalahan pengukuran yang diperbolehkakan.
Untuk itu perlu diantisipasi kesalah tersebut agar di dapat suatu hasil pengukuran untuk
memenuhi batasan toleransi yang telah ditetapkan.
Belakang Muka
HA HB
∆HB = HB - HA
∆H
Selisih tinggi antara titik A dan B adalah sebesar H. arah bidikan ke titik A disebut
pembacaan baak belakang dan titik B disebut baak muka dan untuk mengurangi
kesalahan diusahakan letak instrument ditengah-tengah antara titik A dan titik B.
Dimana :
Jika hasil ∆H positif maka kondisi permukaan tanah dari titik A ke titik B naik,
sebaliknya bila ∆H negatif maka titik A ke B turun. Pembacaan dilakukan melalui
rambu-rambu ukur yang dapat dilihat dari teropong. Pembacaan mana terlihat dalam
suatu bidang diafragma dimana benang atas (BA), benang tengah (BT), benang
bawah (BB), di mana :
∆H = BT Belakang – BT Muka
Angka yang tercantum menunjukan jarak antara angka tersebut dengan alas mistar.
HB
HA ∆H
∆H = HA – HB
Dimana :
∆H = selisih tinggi (m)
Pembacaan pada rambu di titik B bisa dianggap pembacaan muka, sedangkan pada
rambu di titik A adalah pembacaan belakang.
BT
Tp TA
Gambar 2.4 Mendapat tinggi titik pengukuran untuk B, bila titik A telah diketahui
Tingginya
Pengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas, yang akan diuraikan
kemudian. Cara lain untuk mencari garis vizir adalah :
t.g.v = BT + TA
TA = Tinggi Titik A
c. Waterpass memanjang
Waterpass memanjang / berantai dimaksud untuk memperoleh suatu rangkaian /
jaring-jaring.
b5 m5
b4 m4
b3 m3
b1 m1 b2 m2
E
D
C
B
A
Untuk menentukan h antara titik A dan B dibagi dalam jarak-jarak yang lebih kecil.
Jarak-jarak tersebut 1 slag, sehingga pengukuran dapat dilakukan dengan mudah dan
teliti.
∆h1 = b1 – m1
∆h2 = b2 – m2
∆h3 = b3 – m3
∆h4 = b4 – m4
∑1n h = (b+b+...+b) – (m+m+…+m)
∑n1 h = ∑n1 b - ∑n1 m
Dimana,
∑∆h = jumlah beda tinggi (m)
∑b = jumlah pembacaan benang tengah belakang
∑m = jumlah pembacaan benang tengah muka
Untuk memberikan hasil yang teliti maka dilakukan pengukuran pergi pulang, dimana
apabila hasil antara dua pengukuran mempunyai selisih terhadap hasisl rata-rata
antara dua pengukuran tersebut maka harganya harus memenuhi toleransi yang
disyaratkan. Toleransi tersebut dinyatakan dalam rumus :
E=k s
Dimana :
E = nilai kesalahan
S = jarak
K = konstanta
Table berikut adalah toleransi kesalahan pada berbagai tingkat pengukuran
Dalam praktikum ini tingkat pengukuran waterpass dikategorikan pada tingkat ketiga.
d. Waterpass lapangan
Yang dimaksud dengan waterpass lapangan adalah untuk menentukan ketinggian dari
titik-titik dilapangan sehingga mendapatkan gambaran lengkap tentang kedudukan tinggi
dari lapangan tersebut. Metode ini disebut metode koordinat kutub. Titik-titik dilapangan
diukur sudut horizontal dan vertikalnya serta jarak optisnya dengan menggunakan
theodolite. Dengan cara ini semua titik-titik dilapangan dapat ditentukan letak situasi
maupun tingginya.
3) Statif
Statif : berfungsi sebagai tempat atau dudukan pesawat Waterpass.
Langkah/Tahapan praktikum
1) Pengukuran Waterpass Memanjang Pergi
Menyiapkan alat yang akan digunakan (Waterpass, Bak Ukur, Tripod, Safety
Cone
Melakukan pengukuran dari titik BM ke A, A ke B,begitu seterusnya hingga
titik D ke E.
Letakkan pesawat pada titik diantara titik yang akan di ukur, kemudian
setimbangkan kedudukan nivo nya dengan menggunakan 3 sekrup penyetel.
Mengukur tinggi pesawat dari tanah sampai lensa pengamatan.
Melakukan pengukuran memanjang pergi, baca BA, BT, BB
Belakang Muka
BM A
X Y
BM A B C D E
Muka Belakang
BM A
X Y
BM A B C D E
2 3 6
1
Bahu jalan Jl. Arief Rahman Hakim Bahu jalan 4 5
Sungai klampis
Tinggi
d=jarak(m) ∆h (m)
alat Titik Pembacaan benang muka Pembacaan benang belakang
Titik pesawat (m) yang d=(BA-BB)×100 BT blkg
dibidik – BT
BA BT BB BA BT BB Belakang Muka muka
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
BM 1,245 BM 1,302 1,254 1,206 9,6
1 0,03
A 1,245 A 1,266 1,224 1,182 8,4
A 1,129 A 1,301 1,2295 1,158 14,3
2 -0,02
B 1,129 B 1,305 1,2495 1,194 11,1
B 1,182 B 1,223 1,1685 1,114 10,9
3 -0,017
C 1,182 C 1,313 1,1855 1,058 25,5
C 1,204 C 1,302 1,2355 1,169 13,3
4 0,0285
D 1,204 D 1,248 1,207 1,166 8,2
D 1,246 D 1,258 1,1965 1,135 12,3
5 -0,027
E 1,246 E 1,285 1,2235 1,162 12,3
Tabel 2.2 Waterpass Memanjang Pergi
Tinggi
d=jarak(m) ∆h (m)
alat Titik Pembacaan benang muka Pembacaan benang belakang
Titik pesawat (m) yang d=(BA-BB)×100 BT blkg
dibidik – BT
BA BT BB BA BT BB Belakang Muka muka
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
E 1,238 E 1,281 1,2195 1,158 12,3
1 0,027
D 1,238 D 1,254 1,1925 1,131 12,3
D 1,215 D 1,286 1,223 1,16 12,6
2 -0,0285
C 1,215 C 1,298 1,2515 1,205 9,3
C 1,21 C 1,352 1,2265 1,101 25,1
3 0,017
B 1,21 B 1,268 1,2095 1,151 11,7
B 1,22 B 1,37 1,2745 1,179 19,1
4 0,022
A 1,22 A 1,275 1,2525 1,23 4,5
A 1,198 A 1,22 1,174 1,128 9,2
5 -0,0295
BM 1,198 BM 1,247 1,2035 1,16 8,7
Tabel 2.3 Waterpass Memanjang Pulang
a b c d e f g h i j
1,185 1 1,206 1,1795 1,153 5,3 0,0055 10,0353
1,185 2 1,207 1,1905 1,174 3,3 -0,0055 10,0298
A 1,185 3 1,068 1,033 0,998 7 0,152 10,1818
(10,0298) 1,185 4 1,992 1,9555 1,919 7,3 -0,7705 9,4113
1,185 5 2,082 1,9825 1,883 19,9 -0,7975 8,6138
1,185 6 0,858 0,7545 0,651 20,7 0,4305 9,0443
Tabel 2.5 Waterpass Melintang Titik A
a b c d e f g h i j
1,175 1 1,18 1,159 1,138 4,2 0,016 10,0248
1,175 2 1,242 1,2225 1,203 3,9 -0,0475 9,9773
B 1,175 3 1,339 1,3015 1,264 7,5 -0,1265 9,8508
(10,0088) 1,175 4 2,783 2,7445 2,706 7,7 -1,5695 8,2813
1,175 5 2,658 2,5565 2,455 20,3 -1,3815 6,8998
1,175 6 0,972 0,868 0,764 20,8 0,307 7,2068
Tabel 2.6 Waterpass Melintang Titik B
a b c d e f g h i j
1,218 1 1,964 1,936 1,908 5,6 -0,718 9,2738
1,218 2 1,278 1,257 1,236 4,2 -0,039 9,2348
C 1,218 3 1,263 1,228 1,193 7 -0,01 9,2248
(9,9918) 1,218 4 2,591 2,555 2,519 7,2 -1,337 7,8878
1,218 5 2,617 2,5175 2,418 19,9 -1,2995 6,5883
1,218 6 1,128 1,025 0,922 20,6 0,193 6,7813
Tabel 2.7 Waterpass Melintang Titik C
a b c d e f g h i j
1,245 1 1,305 1,2765 1,248 5,7 -0,0315 9,9888
1,245 2 1,272 1,2525 1,233 3,9 -0,0075 9,9813
D 1,245 3 1,283 1,2475 1,212 7,1 -0,0025 9,9788
(10,0203) 1,245 4 2,715 2,6765 2,638 7,7 -1,4315 8,5473
1,245 5 2,738 2,636 2,534 20,4 -1,391 7,1563
1,245 6 0,982 0,8775 0,773 20,9 0,3675 7,5238
Tabel 2.8 Waterpass Melintang Titik D
a b c d e f g h i j
1,245 1 1,305 1,2765 1,248 5,7 -0,0315 9,9618
1,245 2 1,272 1,2525 1,233 3,9 -0,0075 9,9543
E 1,245 3 1,283 1,2475 1,212 7,1 -0,0025 9,9518
(9,9933) 1,245 4 2,715 2,6765 2,638 7,7 -1,4315 8,5203
1,245 5 2,738 2,636 2,534 20,4 -1,391 7,1293
1,245 6 0,982 0,8775 0,773 20,9 0,3675 7,4968
Tabel 2.9 Waterpass Melintang Titik E
Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk
mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan
dengan garis-garis visir (sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu
ukur yang vertical.
Kesimpulan dari hasil pengukuran yaitu :
1) Berdasarkan pengukuran waterpass memanjang pergi dan pulang, didapatkan
perbedaan tinggi di tiap titik. Dibuktikan pada tabel 2.2 dan 2.3
2) Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan beda tinggi didapatkan data jarak tiap
titik. Data jarak tiap titik ditunjukkan pada tabel 2.2 dan 2.3
3) Berdasarkan pengukuran waterpass melintang (Cross Section) didapatkan perbedaan
tinggi di tiap titik. Dibuktikan pada tabel 2.5 sampai 2.9
2.6 Dokumentasi
Berikut adalah dokumentasi saat dilakukan pengukuran waterpass