Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PTM DAN ALAT BERAT

HARGA SATUAN PEKERJAAN

Disusun oleh :

Ripan Maulidan : 1911066


Reza Fauzabill Rizki : 1911060
Vanka Muhamad Nur Rochman : 1911059
Rian Hidayatullah : 1911047

INSTITUT TEKNOLOGI GARUT


TEKNIK SIPIL
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah “ PTM dan Alat Berat “ Disamping itu kami berharap semoga makalah ini
bisa bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan para pembaca.

Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersikap membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik dan
kami akan terbuka terhadap saran dan masukan dari semua pihak

Kami berharap mudah-mudahan makalaih ini dapat bermaanfaat khususnya


bagi kami sebagai penyusun dan para pembaca pada umumnya, akhir kata kami
ucapkan terima kasih.

ii
DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 3
D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 5
A. Definisi Analisis Harga Satuan Pekerjaan ........................................... 5
a. Biaya dalam harga satuan pekerjaan ......................................... 6
B. Pendekatan Teknis Analisis Harga Satuan Pekerjaan .......................... 7
C. Skema Analisis Harga Satuan Pekerjaan .............................................. 8
a. Analisa Bahan dan Upah ........................................................... 8
b. Produktivitas ............................................................................. 11
D. Perhitungan Analisis Harga Satuan Pekerjaan ..................................... 13
E. Penentuan Harga Satuan Pekerjaan ...................................................... 17
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 20
A. Kesimpulan........................................................................................... 20
B. Saran ..................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam membangun sebuah bangunan atau proyek konstruksi tentunya


memerlukan perencanaan dan perhitungan yang matang terutama pada struktur
konstruksi itu sendiri, guna tercapai bangunan yang aman dan nyaman baik bagi
pemilik bangunan itu sendiri atau bagi orang lain yang berada disekitarnya, terlepas
dari masalah itu ada hal lain yang tidak kalah penting dalam merencanakan sebuah
bangunan atau sebuah proyek konstruksi yaitu biaya atau anggaran yang digunakan.

Banyak sekali jenis proyek konstruksi baik itu bangunan gedung, bangunan
jalan, ataupun bangunan air.yang tentunya memerlukan anggaran untuk mendirikan
bangunan tersebut, dengan adanya biaya dalam proyek pembangunan sama halnya
dengan konstruksi, biaya juga tentunya harus melalui perhitungan dan perencanaan
yang matang, selain bangunan itu kuat dan nyaman juga harus ekonomis.

1
B. Rumusan Masalah :

1. Apa yang di maksud dengan analisis harga satuan pekerjaan?


2. Biaya apa saja yang ada dalam sebuah perencanaan pekerjaan terutama
dalam sebuah pembangunan proyek?
3. Apa yang di maksud dengan pendekatan teknis analisa harga satuan
pekerjaan?
4. Bagaimana skema atau pola analisis harga satuan pekerjaan?
5. Bagaimana mengetahui perhitungan analisis harga satuan pekerjaan?
6. Bagaimana cara penentuan harga satuan pekerjaan?

2
C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui arti dari analisis harga satuan pekerjaan.


2. Mengetahui pendekatan teknis analisa harga satuan pekerjaan
3. Mengetahui pola dan skema analisis harga satuan pekerjaan
4. Mengetahui bagaimana perhitungan dan cara penentuan harga satuan
pekerjaan

3
D. Manfaat Penulisan

1. Dapat mengetahui arti dari analisis harga satuan pekerjaan.


2. Menjadi bahan ilmu tambahan untuk para pembaca dan menjadi referensi
untuk para kontraktor mengenai harga satuan pekerjaan
3. Menjadi referensi makalah dengan tema yang sama dimasa yang akan
datang
4. Sebagai sarana berbagi ilmu pengetahuan khususnya dalam hal harga
satuan pekerjaan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Harga Satuan Pekerjaan

Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan harga satuan
pekerjaan konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan,
upah kerja, dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standart pengupahan
pekerja dan harga sewa / beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan
konstruksi. Analisa harga satuan pekerjaan ini dipengaruhi oleh angka koefisien
yang menunjukkan nilai satuan bahan/material, nilai satuan alat, dan nilai satuan
upah tenaga kerja ataupun satuan pekerjaan yang dapat digunakan sebagai
acuan/panduan untuk merencanakan atau mengendalikan biaya suatu pekerjaan.
Untuk harga bahan material didapat dipasaran, yang kemudian dikumpulkan di
dalam suatu daftar yang dinamakan harga satuan bahan/material, sedangkan upah
tenaga kerja didapatkan di lokasi setempat yang kemudian dikumpulkan dan didata
dalam suatu daftar yang dinamakan daftar harga satuan upah tenaga kerja. Harga
satuan yang didalam perhitungannya haruslah disesuaikan dengan kondisi
lapangan, kondisi alat/efisiensi, metode pelaksanaan dan jarak angkut.

a . Biaya dalam analisis harga satuan pekerjaan


Estimasi biaya
Ada 4 jenis estimasi biaya :
1. Estimasi kasar untuk pemilik (OE)
2. Estimasi pendahuluan oleh Konsultan (DED)
3. Estimasi detail oleh Kontraktor
4. Biaya sesungguhnya setelah proyek selesai
b. Jenis-Jenis Biaya Biaya proyek konstruksi dibagi menjadi dua yaitu :
1. Biaya Langsung (Direct Cost) :
a. Bahan/material

5
b. Upah/labor/manpower
c. Biaya alat/equipments
2. Biaya Tak Langsung (Indirect Cost) :
a. Overhead
b. Biaya tak terduga/contingencies
c. Keuntungan/profit
Biaya Tak Langsung
Biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi, tetapi
harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut. Contoh dari biaya tak
langsung :
a. Biaya Overhead
Overhead Kantor Biaya untuk menjalankan usaha, misalnya : sewa kantor
dan fasilitasnya, honor pegawai kantor, ijin-ijin usaha, prakualifikasi, referensi
bank, anggota asosiasi, dan sebagainya.
Overhead Proyek biaya personil di lapangan, fasilitas sementara di proyek :
gudang, kantor, listrik, pagar, komunikasi, transportasi. bank garansi, bunga bank,
ijin bangunan, pajak, dsb. peralatan kecil yang habis/terbuang setelah proyek selesai
foto dan gambar jadi (as built drawing) jika diminta, kontrol kualitas (quality
control) seperti test mutu beton, baja, sondir, dsb. rapat-rapat lapangan (site
meeting) biaya-biaya pengukuran, dan lain-lain.
b. Biaya Tak Terduga (Contingencies)
Contigencies adalah adalah biaya untuk kejadiankejadian yang mungkin
bisa terjadi, mungkin tidak. Contoh : naiknya muka air tanah, banjir, longsor, dan
sebagainya. – Biasanya dinyatakan dalam persen dari total biaya. Semakin teliti
kontraktor dalam memperhitungkan pelaksanaan konstruksi, semakin kecil nilai
contingencies.

6
B. Pendekatan teknis analisa harga satuan pekerjaan

Secara umum teknis analisa dalam menentukan harga satuan pekerjaan


meliputi 3 (tiga) hal penting, yaitu berupa :
1. Masukan (input)
2. Proses (process)
3. Keluaran (output)
Harga satuan setiap pekerjaan yang merupakan keluaran (output) diperoleh
dari proses perhitungan dari masukan-masukan, antara lain berupa harga satuan
dasar untuk komponen-komponen bahan, tenaga kerja dan peralatan, setelah
terlebih dahulu menentukan asumsi-asumsi dan faktor-faktor serta prosedur
kerjanya. Jumlah dari seluruh perkalian koefisien komponen-komponen tersebut
dengan harga satuan dasarnya ditambah dengan biaya umum dan laba akan
menghasilkan harga satuan setiap pekerjaan.
Data harga satuan dasar yang digunakan dalam perhitungan analisa harga satuan
pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Harga pasar setempat pada waktu yang bersangkutan.
b. Harga kontrak untuk barang/ pekerjaan sejenis tempat yang pernah
dilaksanakan
dengan mempertimbangkan faktor-faktor kenaikan harga yang terjadi.
c. Informasi harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Biro Pusat
Statistik
(BPS) dan media cetak lainnya.
d. Daftar harga/ tarif barang/ jasa yang dikeluarkan oleh pabrik atau agen tunggal.
e. Daftar harga standar yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang baik pusat
maupun daerah.
f. Data lain yang dapat digunakan.

7
C. Skema Analisis Harga Satuan Pekerjaan

Berikut adlah skema analisis harga satuan pekerjaan :

Gambar II.1 Struktur Analisis Harga Satuan Pekerjaan (HSP)

Dari Gambar diatas, Harga satuan pekerjaan (HSP) yang terdiri atas biaya
langsung dan biaya tidak langsung yang dientukan maksimum 15% dari biaya
langsung. Biaya langsung merupakan penjumlahan biaya tenaga kerja,
bahan/material dan alat. Tiga komponen biaya ini dihitung berdasarkan harga
satuan dasar (HSD) di lokasi pekerjaan.

Untuk mendapatkan HSD tenaga kerja yang mengacu kepada SK-Kepala


Daerah setempat atau juga berdasarkan hasil survei ataupun kemungkinan untuk
mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah lokasi pekerjaan. Selanjutnya untuk
HSD bahan yang terbagi menjadi bahan jadi yang dijual dari pabrik ataupun di toko
bangunan dan ada juga bahan baku atau material seperti pasir, batu atau agregat
yang diperoleh berdasarkan survei atau juga HSD yang ditetapkan oleh SK-Kepala
Daerah. Semua bahan-bahan ini HSD-nya ada yang sudah franco di lokasi

8
pekerjaan dan ada pula yang perlu dilakukan lansiran baik cara manual ataupun
mekanis/moda transportasi lain.

Untuk HSD alat bantu secara manual tidak perlu diperhitungkan lagi dalam
AHSP karena sudah termasuk dalam biaya umum, sedangkan untuk alat yang semi-
mekanis ataupun mekanis, HSD-nya ditentukan berdasarkan biaya operasi dan
pemeliharaan alatnya ataupun harga sewa. Maka HSP adalah jumlah hasil kali HSD
dengan koefisiennya masing-masing. Dengan diketahui HSD untuk tenaga kerja
dan alat dikalikan koefisien produktivitasnya, sedangkan untuk HSD
bahan/material dikalikan koefisien kebutuhan bahan yang diperlukan.

a. Analisa Bahan dan Upah

Yang dimaksud dengan analisa bahan suatu pekerjaan, ialah yang


menghitung banyaknya/volume masing-masing bahan, serta besarnya biaya yang
dibutuhkan. sedangkan Yang diamksud dengan analisa upah suatu pekerjaan ialah,
menghitung banyaknya tenaga yang diperlukan, serta besarnya biaya yang
dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut. (H.bachtiar,1993) Sebagai contoh daftar
analisa upah dan bahan (SNI) . SNI merupakan pembaharuan dari analisa BOW
(Burgeslijke Openbare Werken) 1921, dengan kata lain bahwa analisa SNI
merupakan analisa BOW yang diperbaharui. Analisa SNI ini dikeluarkan oleh Pusat
Penelitian Dan Pengembangan Pemukiman. Sistem penyusunan biaya dengan
menggunakan analisa SNI ini hampir sama dengan sistem perhitungan dengan
menggunakan analisa BOW. Prinsip yang mendasar pada metode SNI adalah,
daftar koefisien bahan, upah dan alat sudah ditetapkan untuk menganalisa harga
atau biaya yang diperlukan dalam membuat harga satu satuan pekerjaan bangunan.
Dari ketiga koefisien tersebut akan didapatkan kalkulasi bahan-bahan yang
diperlukan, kalkulasi upah yang mengerjakan, serta kalkulasi peralatan yang
dibutuhkan. Komposisi perbandingan dan susunan material, upah tenaga dan
peralatan pada satu pekerjaan sudah ditetapkan, yang selanjutnya dikalikan dengan
harga material, upah dan peralatan yang berlaku dipasaran. Dari data kegiatan
tersebut di atas, menghasilkan produk sebuah analisa yang dikukuhkan sebagai

9
Standar Nasional Indonesia (SNI) pada tahun 1991- 1992, dan pada tahun 2001
hingga sekarang, SNI ini disempurnakan dan diperluas sasaran analisa biayanya.
Adapun dalam penelitian ini, penulis didalam perhitungan analisa pekerjaan
menggunakan Standart Nasional Indonesia (SNI) edisi revisi tahun 2002 dengan
nomor seri SK- SNI T – 04 – 2002 – 03.

contoh analisa SNI beserta keterangannya dalam bentuk tabelisasi :

Keterangan :

1. Kolom 1 : Menandakan kode analisa

2. Kolom 2 : Menandakan uraian pekerjaan

3. Kolom 3 : Menandakan indeks atau koeffisien yang berupa sebuah angka


ketetapan dari SNI, baik untuk bahan, upah tenaga dan alat. Koefisien / indeks

10
mendeskripsikan seberapa besar alat dan tenaga yang digunakan didalam
mengerjakan pekerjaan galian tanah dengan volume 1 m3.

4. Kolom 4 : Menandakan satuan bahan, upah tenaga dan peralatan

5. Kolom 5 : Menandakan harga satuan bahan, upah tenaga, dan peralatan.

6. Kolom 6 : Menandakan jumlah harga yang berarti koeffisien dikalikan dengan


harga satuan

b. Produktivitas

Secara umum produktivitas diartikan sebagai suatu perbandingan antara


hasil keluaran dan masukan atau output : input (Umar, 1998). Produktivitas =
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 Pengertian output meliputi volume dan kualitas, sedangkan input
meliputi bahan dan energi, tenaga kerja dan peralatan modal. Jadi dapat juga
dikatakan bahwa produktivitas merupakan upaya untuk mewujudkan hasil – hasil
tertentu yang diinginkan dengan mengerahkan sejumlah sumber daya (Umar,
1998). Produktivitas = 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖 𝑆𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
Dalam bidang konstruksi, produktivitas dikaitkan dengan waktu pelaksanaan
proyek. Untuk mengetahui seberapa produktivitas dari seorang pekerja atau unit
kerja perlu dilakukan perhitungan durasi waktu. Dimana demakin pendek durasi
yang diperlukan untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan maka produktivitas
semakin tinggi (Umar, 1998). Produktivitas = 𝐾𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 Dalam suatu proyek konstruksi, salah satu hal yang menjadi faktor penentu
keberhasilan dalam suatu proyek konstruksi adalah kinerja tenaga kerja yang akan
mempengaruhi produktivitas tenaga kerja. Dalam dunia konstruksi, produktivitas
diartikan sebgai efisiensi dikali efektivitas atau output per jam tenaga kerja. Oleh
karena tenaga kerja merupakan salah satu bagian besar dari biaya konstruksi dan
jumlah tenaga kerja untuk menjalankan suatu pekerjaan dalam konstruksi lebih
rentan terhadap pengaruh manajemen dari material atau modal, maka ukuran
produktivitas ini sering disebut sebagai produktivitas tenaga kerja. Produktivitas
tenaga kerja berhubungan dengan unit – unit produksi, misalnya meter kubik atau

11
meter persegi per jam tenaga kerja. Selain faktor tenaga kerja, produktivitas
berkaitan dengan investasi atas pendidikan atau pelatihan serta metode pekerjaan
masing – masing tenaga kerja 10 itu sendiri. Investasi bisa dilihat dari
pendidikannya atau tingkat pengetahuan dan keterampilannya yang diperoleh
sebagai konsekuensi atas investasi yang dilakukan terhadap suatu program formal
untuk peningkatan pengetahuan atau keterampilan guna mendukung kinerjanya
dalam bekerja, selain juga dari pengalaman kerja serta pendidikan non formal yang
didapat langsung dari lapangan. Sedangkan metode pekerjaan dapat memiliki
manfaat peningkatan produktivitas bila tenaga kerja memiliki kemampuan
menterjemahkan gambar rencana bangunan ke kegiatan kegiatan terstruktur untuk
pelaksanaan sesuai dengan metode konstruksinya. Kemampuan in sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman kerjanya. Keluaran (output) yang
berbeda – beda akibat kondisi maupun belum adanya standar, kembali menjadi
kendala untuk angka acuan produktivitas.

12
D. Perhitungan Analisis Harga Satuan Pekerjaan

Komponen untuk menyusun harga satuan pekerjaan (HSP) diperlukan data


HSD upah, HSD alat dan HSD bahan.
Langkah-langkah analisis HSP adalah sebagai berikut:

a) Asumsi
Tetapkan penggunanaan alat secara manual atau mekanis, dan faktor
yang mempengaruhi analisis produktifitas.
b) Urutkan pekerjaan atau metode kerja Urutkan pekerjaan yang akan
dilakukan, baik menggunanaan alat secara manual atau mekanis, sesuai
dengan informasi dalam asumsi tersebut.
c) Pemakaian bahan, alat, dan tenaga kerja

1. Koefisien bahan

Tetapkan koefisien bahan yang digunakan


2. Koefisien alat

(a) Tetapkan jenis alat, kapasitas alat atau volume yang mampu diproduksi
alat (Cp atau V), dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi (misal
faktor bucket, faktor efisiensi alat, dan faktor lainnya)Alat bantu (bila
diperlukan).
(b) Hitung waktu siklus (Ts).
(c) Hitung kapasitas produksi alat per jam (Qi).
(d) Hitung koefisien alat (dalam satuan jam/ satuan pengukuran).
(e) Bila diperlukan alat bantu, cantumkan jenis dan jumlahnya, Perhitungan
alat bantu adalah lump sum dan harganya relatif kecil sehingga tidak
diperhitungkan koefisien alatnya.

13
3. Koefisien tenaga kerja

(a) Tetapkan kapasitas produski alat per jam (Qi), sebagai alat produksi yang
paling menentukan kesinambungan pekerjaan.

(b) Hitung produksi alat per hari (Qt),

(c) Tetapkan kebutuhan jenis tenaga kerja (Li) dan jumlah tenaga kerja
(satuan orang) untuk pekerjaan tersebut.

(d) Hitung koefisien tenaga kerja setiap jenis tenaga kerja (dalam satuan jam/
satuan pengukuran)

4 Perekaman analisis harga satuan

(a) Susun jenis tenaga (A), jenis bahan (B), dan jenis peralatan (C), masing-
masing lengkap dengan satuan, koefisien dan harga satuan.
(b) Susun jumlah harga tenaga kerja (A), jumlah harga bahan (B), dan
jumlah harga peralatan (C) yang digunakan.
(c) Jumlahkan seluruh harga tersebut sebagai total harga pekerjaan (D) = A
+B+C
(d) Hitung biaya overhead dan keuntungan, contoh 15%: E = 15% x D
(e) Hitung harga satuan pekerjaan F = D + E.

14
Contoh Perhitungan Koefisien Pekerjaan Galian Tanah Biasa

15
16
E. Penentuan Harga Satuan Pekerjaan

Analisa Harga Satuan


Harga satuan Pekerjaan merupakan harga satuan untuk tiap jenis/ item
pekerjaan yang umumnya dilakukan dalam suatu pembangunan. Untuk menentukan
harga satuan dapat dilakukan analisa sendiri atau menggunakan analisa harga
satuan yang sudah ada. Karena analisa harga satuan merupakan jumlah dari
perkalian produktifitas tenaga, produktifitas peralatan, jumlah material yang
digunakan dan alat bantu maka sebelum melakukan analisa harga satuan pekerjaan,
kita perlu mengetahui harga upah, harga bahan, harga sewa peralatan dan alat bantu
yang digunakan untuk pekerjaan ini. Harga upah dan harga bahan sangat tergantung
dari lokasi pekerjaan, dan baisanya didapat di PU Kota/Kabupaten setempat.
Sedangkan sewa peralatan tergantung dari Jenis peralatan yang digunakan. Secara
umum Harga satuan pekerjaan meliputi semua biaya yang berhubungan dengan
penyelenggaraan (handling) pekerjaan, pembayaran tenaga kerja, material,
peralatan instalasi/mesin dan peralatan, penyusutan, overhead, keuntungan,
pengobatan, pajak, ijin, pelayanan sosial, asuransi kecelakaan dan semua yang
berhubungan dengan pekerjaan tersebut. Analisa harga satuan mengacu pada :
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor: 11/Prt/M/2013;
Tanggal 4 November 2013 Tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum. Perlu ditekankan disini bahwa komponen overhead dan
profit dengan besaran 10 – 15 %.
Contoh diagram penyusunan harga satuan pekerjaan :

17
Contoh Analisa Harga Satuan Pekerjaan :
1. Pekerjaan tanah secara manual
a. AHSP pembersihan dan pengupasan permukaan tanah
T.01 - 1 m2 pembersihan dan striping

T.02 - 1m2 tebas tebang berupa memotong dan membersihkan lokasi dari
tanaman/ tumbuhan diameter < 15cm

18
T.06 Galian tanah biasa 1 m3 galian tanah biasa sedalam < 1 m

19
BAB II
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Analisis harga satuan pekerjaan merupakan suatu hal penting terutama
dalam perencanaan proyek konstruksi, dengan perencanaan dan perhitungan yang
tepat maka proyek konstruksi akan berjalan dengan lancar dan jika perhitungan
tepat maka sedikit sekali peluang dalam kekurangan atau adanya biaya yang tak
terduga, akan tetapi semua tergantung ketika pelaksanaan dilapangan karena selalu
ada dan bisa saja terjadi hal diluar perencanaan.
Poin yang bisa diambil dari isi makalah ini adalah :
1. Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan harga satuan
pekerjaan konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan,
upah kerja, dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standart pengupahan
pekerja dan harga sewa / beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan
konstruksi.
2. Biaya dalam analisis harga satuan pekerjaan :
1. Biaya Langsung (Direct Cost)
2. Biaya Tak Langsung (Indirect Cost)
3. Secara umum teknis analisa dalam menentukan harga satuan pekerjaan meliputi
3 (tiga) hal penting, yaitu berupa :
1. Masukan (input)
2. Proses (process)
3. Keluaran (output)
4. Langkah-langkah analisis HSP adalah sebagai berikut:
1. Asumsi , tetapkan penggunanaan alat secara manual atau mekanis, dan
faktor yang mempengaruhi analisis produktifitas.
2. Urutkan pekerjaan atau metode kerja , trutkan pekerjaan yang akan
dilakukan, baik menggunanaan alat secara manual atau mekanis, sesuai
dengan informasi dalam asumsi tersebut.
3. Pemakaian bahan, alat, dan tenaga kerja

20
5. Harga satuan Pekerjaan merupakan harga satuan untuk tiap jenis/ item pekerjaan
yang umumnya dilakukan dalam suatu pembangunan. Untuk menentukan harga
satuan dapat dilakukan analisa sendiri atau menggunakan analisa harga satuan yang
sudah ada. Karena analisa harga satuan merupakan jumlah dari perkalian
produktifitas tenaga, produktifitas peralatan, jumlah material yang digunakan dan
alat bantu maka sebelum melakukan analisa harga satuan pekerjaan, kita perlu
mengetahui harga upah, harga bahan, harga sewa peralatan dan alat bantu yang
digunakan untuk pekerjaan ini. Harga upah dan harga bahan sangat tergantung dari
lokasi pekerjaan, dan baisanya didapat di PU Kota/Kabupaten setempat. Sedangkan
sewa peralatan tergantung dari Jenis peralatan yang digunakan.

21
B. Saran

Bagi Para Perencana

Dengan semakin majunya pembangunan di Indonesia diharapkan para


perencana bisa lebih menerapkan dan memperhatikan mutu dari konstruksi yang
dilaksanakan atau dibangun sesuai dengan perencanaan dan pedoman yang ada
untuk pembangunan sebuah konstruksi , banyaknya persaingan dalam
pembangunan konstruksi membuat para perencana berlomba-lomba dalam
merencanakan bangunan seekonomis mungkin akan tetapi mutu bangunan yang
tidak sepenuhnya tercapai sesuai perencanaan yang berakibat pada umur dan
kekuatan bangunan tersebut.
Bagi Mahasiswa

Jika dikemudian hari ada yang membahas makalah tema yang sama dengan
makalah yang kami susun diharapkan lebih rinci dalam membahas pada bagian-
bagian tertentu dan sepenuhnya kami menyadari bahwa makalah yang kami susun
masih jauh dari kata sempurna maka dari itu diharapkan ada yang bisa lebih
menjelaskan secara rinci dari apa yang sudah kami kerjakan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Rencana dan Estimate Real of Cost, Jakarta 1933


Afchas Zacoeb, Manajemen Proyek Harga Satuan
Perhitungan volume, analisa harga satuan, rab, dan spesifikasi teknis
Teori Standar Untuk Membuat Analisa RAB
Analisis Harga Satuan Pekerjaan dan RAB

23

Anda mungkin juga menyukai