Pengadaan (Eprocurement)
Tugas Estimator dan Metode Estimasi Biaya yang Dapat Digunakan
Estimasi biaya merupakan hal yang fundamental dalam suatu proyek konstruksi, dimana akan menentukan
kelayakan dan budget pendanaan suatu proyek. Namun, kurangnya informasi dan gambar design yang belum
lengkap membuat estimasi ini sulit untuk dilakukan. Di sinilah diperlukannya peran dan tugas seorang estimator
dalam mengidentifikasi seluruh kebutuhan proyek sehingga akan menghasilkan tujuan dan sasaran proyek yang
ditentukan.
Suatu estimasi biaya dibuat oleh seorang atau sekelompok pada suatu perusahaan yang biasa disebut dengan
estimator.
Peran dan Tugas Estimator
Peran penting estimator dalam memperkirakan range nilai proyek berguna bagi owner. Hasil estimasi akan
digunakan oleh owner sebagai landasan keputusan owner apakah proyek tersebut layak dilakukan atau tidak.
Estimator bertanggung jawab untuk mengorganisir dan menganalisis seluruh informasi dan
memperhitungkannya ke dalam estimasi.
1. Menganalisis pekerjaan
2. Menetapkan proses produksi
3. Memilih alat dan bahan sesuai spesifikasi pekerjaan
4. Menetapkan spesifikasi pekerjaan yang diterima
5. Mencari informasi perkembangan harga bahan
6. Menetapkan harga pokok
7. Memberikan alternatif harga kepada pimpinan
Selain itu, berikut ini adalah tugas-tugas pokok yang harus dikerjakan oleh estimator:
1. Menerima dokumen/drawing/spec dari atasan, klien atau divisi lain. kemudian melakukan
penghitungan / calculation kebutuhan jumlah, spec dan harga material, scope of work, subkontraktor,
man hours untuk keperluan biding (tender) berdasarkan dokumen tersebut.
2. Melakukan penghitungan MTO (material take off) dan Bill of Quantity (BoQ) untuk
keperluan proyek.
3. Estimator membantu membuat surat penawaran (quotation) atau dokumen proposal lain untuk
keperluan tender.
4. Menjalin hubungan/jaringan kerja kepada supplier/pabrik untuk mendapatkan informasi
update harga, spesifikasi material yang nantinya digunakan untuk keperluan estimasi proposal tender.
5. Melakukan pengadministrasian dokumen-dokumen / surat-surat / drawing berkaitan dengan
hasil estimasi proyek yang sudah dikerjakan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan yang
berlaku sebagai dokumen arsip jika suatu saat nanti diperlukan.
6. Menjaga dan memelihara aset milik perusahaan, baik yang digunakan untuk dan /atau
berkaitan dengan bidang tugas pekerjaannya maupun yang langsung berada di bawah tanggung
jawabnya.
7. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lain sesuai penugasan untuk kepentingan perusahaan secara
menyeluruh.
Jika seseorang ingin menjadi estimator yang menjadi kunci dalam mengendalikan biaya proyek, maka
diperlukan persyaratan dan keahlian yang harus dipenuhi olehnya.
Berikut ini adalah keahlian yang harus dikuasai oleh seorang estimator, antara lain:
Memiliki selera bisnis dalam bidang konstruksi
Menguasai proses produksi
Mampu membaca dan memperkirakan rencana-rencana
Menguasai perkembangan harga bahan
Mengetahui pengetahuan matematika untuk volume
Mengetahui pengetahuan matematika untuk material
Mampu memvisualisasikan gambar kerja serta dapat memberikan solusi untuk beberapa masalah
Mampu menggambarkan proyek yang sesungguhnya, yaitu menuangkan ide yang ada di pikirannya
dan direalisasikan dalam bentuk estimasi biaya
Mengetahui tentang kinerja tenaga kerja dan operasionalnya
Mengetahui pengetahuan tentang harga-harga yang berkaitan dengan proyek
Mempunyai kemampuan mengoperasikan komputer baik software dan hardware
Mempunyai kemampuan untuk memenuhi tenggat waktu penawaran
Keahlian dalam estimasi biaya memudahkan estimator untuk memahami proyek baru berdasarkan proyek yang
telah dilaksanakan sebelumnya, membuat asumsi untuk mengatasi ketidaktersediaan informasi dan
menyesuaikan informasi eksisting berdasarkan kondisi saat ini.
Metode estimasi biaya proyek terdiri dari berbagai tipe, metode yang akan digunakan tergantung pada
perusahaan, organisasi yang diterapkan, estimator, dan pemerintahan yang ada. Berdasarkan AACE
International – The Association for the Advancement of Cost Engineering tahun 1992, metode konseptual terdiri
dari beberapa metodologi yaitu :
Metode estimasi ini digunakan ketika estimator telah cukup memiliki data historis yang sesuai untuk beberapa
proyek yang sejenis. Metode ini melakukan pendekatan estimasi dengan cara menghubungkan total unit produk
yang dihasilkan (capacity units) dari suatu proyek terhadap biaya konstruksi yang telah dikeluarkan untuk
proyek tersebut. Metode ini hanya memperkirakan secara tepat terhadap kapasitas produk akhir dari suatu
proyek.
Pendekatan ini serupa seperti metode End-Products Units, namun metode ini menggunakan dimensi fisik,
seperti panjang, volume, area, luasan tertentu. Dimensi tersebut digunakan sebagai faktor pengendali dalam
estimasi. Contohnya estimasi bangunan dilakukan dengan pendekatan square feet/metres atau volume dari
bangunan tersebut.
Pendekatan estimasi biaya proyek dengan metode ratio atau factor merupakan suatu pendejatan estimasi yang
digunakan dalam situasi dimana biaya total dari suatu item atau fasilitas diestimasi dari biaya komponen
utamanya.
e. Metode Parametric
Metode parametrik merupakan salah satu metode pendekatan ekstrim yang digunakan dalam estimasi biaya. Hal
ini digunakan biasanya dikarenakan ketika tidak terdapat banyak data teknik sebagai dasar untuk estimasi yang
lebih detail. Metode parametrik sendiri menggunakan representasi matematik dari hubungan biaya yang
mencangkup keterkaitan logis dan dapat diprediksi antara karakteristik fungsional dari suatu proses dan
biayanya.
Metode ini merupakan suatu pendekatan estimasi biaya proyek secara detail yang dipersiapkan untuk
mendukung anggaran final yang telah direncakan, dokumen penawaran, cost control selama pelaksanaan
proyek, dan lain-lain.
Pada tahap awal perencanaan tentunya informasi mengenai proyek masih sangat terbatas seperti. detailed shop
drawing dan perhitungan volumetrik yang belum dilakukan. Nah, estimasi ini disebut estimasi konseptual.
Proses awal dalam mengestimasi biaya proyek baru umumnya datang dari sebuah permintaan yang dibuat oleh
manajemen. Proses awal ini adalah tugas estimator membuat estimasi kasar dengan mempelajari dan
menginterpesentasikan beberapa ruang lingkup proyek yang ada di lapangan.
Pada tahap berikutnya estimator akan menentukan metode estimasi yang tepat berdasarkan informasi-informasi
tambahan apa saja yang telah didapatkan. Bersamaan dengan penentuan metode estimasi yang akan digunakan,
estimator sudah diharuskan membuat konsep proyek, memperhtingkan aktivitas apa saja dan siapa saja yang
diperlukan untuk memulai waktu pelaksanaan dan waktu penyelesaiannya dengan cara membandingkan dengan
beberapa data proyek yang sudah ada sebelumnya.
Berdasarkan seluruh informasi yang dikumpulkan estimator, proses estimasi akan dapat dihasilkan. Tahap awal
ini merupakan tahap utama proses estimasi karena pada tahap ini akan dihasilkan suatu keputusan awal layak
tidaknya suatu proyek itu diteruskan.
Adapun output dari tahap ini nantinya adalah hasil estimasi dengan berbagai dokumentasi lingkup proyek
berdasarkan data-data informasi yang dikumpulkan. Hasil estimasi dan dokumen pendukungnya ini kemudian
diserahkan kepada pihak manajemen untuk mendapatkan penetapan keputusan. Apakah proyek layak untuk
dilanjutkan atau tidak.
Dengan diserahkannya output estimasi biaya kepada pihak manajemen, maka proses estimasi bisa dikatakan
selesai. Namun, proses dapat diulang apabila owner meminta untuk melakukan perubahan dan modifikasi
tentang lingkup proyek.
Kualitas estimasi dapat dinilai dari kelengkapan data dan informasi, teknik dan metode yang digunakan oleh
estimator. Berikut ini adalah kriteria estimasi biaya yang buruk apabila:
Demikianlah penjelasan mengenai peran dan tugas estimator dalam memperkirakan biaya proyek yang akan
dikerjakan. Estimator diharuskan untuk memiliki kecakapan dan pengalaman agar mampu
mengambil judgement yang tepat dalam memperkirakan biaya proyek.
Share