Anda di halaman 1dari 47

RENCANA ANGGARAN BIAYA

BERBASIS APLIKASI BIM


Semester V

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

JULI,2023

Dibuat oleh
MUHAMD FAISAL K1520044
CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN
(CPL)

S-1 : Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu


menunjukkan sikap religius
S-2 : Menjunjung tinggi nilai kemanusiaandalam menjalankan tugas
berdasarkan agama,moral,dan etika
S-3 : Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan
peradaban berdasarkan Pancasila
S-9 : Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di
bidang keahliannya secara mandiri;
KU-1 : Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis dan
inovatif dalam kontek pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan
menerapkan nilai humaniora yang seduai dengan bidang
keahliannya.
KU-2 : Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu dan terukur.
KU-3 : Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi
ilmu pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan
menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya
berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka
menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni,
menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk
skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam
laman perguruan tinggi
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH
(CPMK)

Mahasiswa mampu memahami dan menyusun rencana


anggaran biaya proyek secara menyeluruh pada satu
bangunan rumah sederhana.
BAB I
RENCANA
ANGGARAN
BIAYA (RAB)
A. Pengertian Rencana Anggaran Biaya
Rencana Anggaran Biaya/Estimasi Biaya merupakan perkiraan/
perhitungan biaya-biaya yang diperlukan untuk tiap pekerjaan dalam
suatu proyek konstruksi, sehingga diperoleh biaya total yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut. RAB dihitung
berdasarkan gambar-gambar rencana dan spesifikasi yang sudah
ditentukan, upah tenaga kerja, harga bahan dan alat. dalam
penyusunan RAB berbeda-beda di masing-masing daerah meskipun
bangunan yang di dirikan sama, ini diisebabkan oleh perbedaan harga
bahan dan upah tenaga kerja tiap daerah.
Tujuan disusunya RAB itu sendiri tebagi menjadi tiga yaitu bagi
pemilik proyek, bagi perencana/konsultan dan bagi kontraktor yang
akan diuraikan sebagai berikut:
1. Bagi Pemilik proyek
a. Sebagai patokan untuk penyediaan dana,
b. Mengetahui kelayakan proyek tersebut dari segi keuangan
c. Sebagai bahan evaluasi proyek,
d. Sebagai dasar perbandingan dalam proyek,
e. Penentuan besarnya pajak dan asuransi.
2. Bagi Konsultan/Perencana
a. Sebagai bahan perencanaan lebih lanjut,
b. Pemilihan alternatif proyek (batasan tipe dan kualitas bahan).
3. Bagi Kontraktor
a. Sebagai dasar untuk mengikuti pelelangan dan penawaran ,
b. Dasar perkiraan modal atau dana yang harus disediakan,
c. Sebagai dasar dalam penyediaan bahan, alat, tenaga, waktu
Rencana Anggaran Biaya dibuat sebelum proyek dilaksanakan,
sehingga masih merupakan anggaran biaya perkiraan, bukan anggaran
biaya yang sebenamya berdasarkan pelaksanaan (actual cost).
Rencana Anggaran Biaya biasanya dibuat oleh :
a. Dinas/instansi pemerintah,
b. Perencana,
c. Kontraktor.

1
Pengumpulan, analisis penerbitan dan penarikan kembali informasi
harga dan biaya merupakan hal yang sangat penting bagi sektor dalam
industri kontruksi. Sehingga ada harga terbitan yang sering digunakan
sebagai acuan dalam penyusunan rencana anggaran biaya di tiap
daerah. Dalam penyusunan/pembuatan RAB, data yang diperlukan
adalah :
1. Gambar-gambar rencana arsitektur dan struktur (gambar bestek),
2. Peraturan dan syarat-syarat (bestek/RKS),
3. Berita acara penjelasan pekerjaan,
4. Peraturan-peraturan normalisasi yang terkait,
5. Peraturan/spesifikasi bahan dari pabrik,
6. Daftar harga bahan yang digunakan di daerah tersebut,
7. Daftar upah untuk daerah tersebut
8. Daftar upah borongan tiap pekerjaan,
9. Peraturan pemerintah daerah yang berkaitan dengan
pembangunan,
10. Daftar volume pekerjaan.
Dalam Buku Informasi Menyusun Harga Perkiraan UK 03 LKPP
berdasarkan SKKNI 2016, menjelaskan langkah – langkah penyusunan
RAB atau harga perkiraan seperti berikut :
1. Mengidentifikasi komponen-komponen biaya dalam analisis harga
satuan. Komponen-komponen tersebut pada umumnya dapat dirinci
menjadi:
a. Komponen biaya upah (tenaga kerja)
b. Komponen biaya bahan (material)
c. Komponen Alat (perlengkapan)
2. Mengidentifikasi dasar penetapan volume masing-masing komponen
berdasarkan volume menurut gambar atau desain.
3. Mengidentifikasi harga satuan komponen-komponen tersebut sampai
lokasi pekerjaan menggunakan informasi hasil analisis pasar yang
telah dilakukan.
4. Melakukan pengujian kecermatan penjumlahan biaya-biaya
. komponen tersebut secara keseluruhan menjadi total RAB dan telah
memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut:

2
a. RAB telah memperhitungkan biaya overhead dan keuntungan yang
wajar.
Peraturan pengadaan dalam Perka LKPP secara eksplisit
menyebutkan bahwa biaya overhead dan keuntungan maksimal
untuk penyusunan HPS pengadaan jasa konstruksi adalah 15%.
Memperhitungkan bukan berarti sama dengan menambah. Biaya
overhead dan keuntungan perlu ditambahkan bila survey harga
dilakukan pada saluran distribusi yang berbeda dengan saluran
distribusi yang disasar menejadi menyedia.
5. RAB juga telah memperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Menurut Smith (1995) tingkatan RAB atau estimasi dalam pekerjaan
teknik sipil, atau proyek pada umumnya, dapat dibagi atas tujuh tingkat
atau tahap:
1 Preliminary estimate, merupakan hitungan kasaran sebagai awal
estimasi atau estimasi kasaran;
2 Appraisal estmate, dikenal sebagai estimasi kelayakan (feasibility
estimate); diperlukan dalam rangka membandingkan beberapa
estimasi alternatif dan suatu rencana (scheme) tertentu;
3 Proposal estimate, adalah estimasi dari rencana terpilih (selected
scheme); biasanya dibuat berdasar suatu konsep desain dan studi
spesifikasi desain yang akan mengarah kepada estimasi biaya untuk
pembuatan garis-garis besar desain (outline design);
4 Approved estimate, modifikasi dan proposal estimate bagi
kepentingan client atau pelanggan, dengan maksud menjadi dasar
dalam pengendalian biaya proyek;
5 Pre-tender estimate, merupakan penyempurnaan dan approved
estimate berdasar desain pekerjaan definitif sesuai informasi yang
tersedia dalam dokumen tender atau RKS, dipersiapkan untuk
evaluasi penawaran pada lelang;
6 Post-contract estimate, adalah perkembangan lebih lanjut
mencerminkan besar biaya setelah pelulusan dan tercantum dalam
kontrak; memuat perincian- uang dengan masing-masing pekerjaan
(bill of quantities) serta pengeluaran lainnya;
7 Achieved cost, merupakan besar biaya sesungguhnya atau real cost,
disusun setelah proyek selesai digunakan sebagai data atau
masukan untuk proyek mendatang.
3
B. Dasar Perhitungan RAB
Prinsip dasarnya, perhitungan Rencana Aggaran Biaya (RAB) adalah
total hasil kali antara kuantitas atau volume setiap item pekerjaan
dengan harga satuan pekerjaan. Volume pekerjaan didapatkan dengan
membaca serta menghitung dari gambar desain. Sedangkan harga
satuan pekerjaan dihitung berdasarkan harga satuan upah, harga
satuan bahan dan harga satuan alat

RAB = ∑ Volume Pekerjaan x Harga Satuan Pekerjaan

Sejauh ini di Indonesia sudah menggunakan tiga analisis harga


satuan pekerjaan dalam penyusunan RAB, yaitu Analisis BOW
(Burgelijke van Openbare Werken), Analisis Standar Nasional Indonesia
(SNI), dan Analisis Lapangan/Kontraktor. Pada zaman kolonial Belanda,
Analisis BOW yang berlaku mulai tahun 1921 digunakan untuk
membantu proses pembuatan RAB. Namun dewasa kini, warisan
belanda tersebut sudah tergeser penggunaanya karena seiringnya
perkembangan zaman dan teknologi, sehingga Pemerintah Indonesia
melakukanembaharuan dengan menerbitkan Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Standar Nasional Indonesia (AHSP – SNI).
Diluar itu, pelaksana proyek atau kontraktor terus melakukan
pembenahan, melalui dua analisis diatas, kontraktor juga mampu
menciptakan hitungan sendiri untuk harga satuan pekerjaan dengan
mengambil dasar dari dua analisis diatas dan berdasarkan pengalaman
kontraktor dilapangan, sehingga muncul yang namanya Analisis
Lapangan/Kontraktor.

4
1. Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Dalam menghitung harga satuan pekerjaan, maka dilakukan suatu
analisis harga satuan pekerjaan. Analisis harga satuan pekerjaan
adalah menghitung harga satuan pekerjaan konstruksi yang dijabarkan
dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan, upah kerja, dan
peralatan dengan harga bahan bangunan, standar upah pekerja dan
harga sewa/beli alat untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan
konstruksi.
Analisis harga satuan pekerjaan ini dipengaruhi oleh angka koefisien
yang menunjukkan nilai satuan upah tenaga kerja, nilai satuan
bahan/material, dan nilai satuan alat yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan per item pekerjaan dan sebagai acuan/panduan untuk
merencanakan biaya suatu pekerjaan.

Harga Satuan Upah = Harga Standar Upah x Koefisien Tenaga (2)

5
A. Biaya Langsung B. Biaya Langsung

Tenaga Bahan Alat


B1: Biaya B2:
Kerja
Umum Keuntungan

Upah, transportasi
Harga alat,bunga bank,
asuransi Analisi Harga
Harga bahan, jarak ke
Satuan
lokasi, urutan kerja dan
sebagainya
bahan&upah

Metode kerja, jarak ke


lokasi, kondisi jalan B = (B1+B2) =
Spesifikasi Analisis HSP: (A)
Contoh:
Umum/Khusus, Rks,
Gambar, dan
maksimum: 15%A
sebagainya

Harga Satuan
Pekerjaan = (A+B)

Skema Analisis Harga Satuan Pekerjaan


(Sumber : Permen PUPR No. 28/PRT/M/2016)

6
2. Harga Satuan Upah
Dua hal yang mempengaruhi harga satuan upah adalah harga
standar upah dan koefisien tenaga kerja.

1 Standar Upah
Harga standar upah setiap daerah memiliki perbedaan, maka
untuk mendapatkan sumber data harga satuan upah harus
berdasarkan harga satuan upah setempat. Dalam sistem
pengupahan digunakan satuan upah berupa standar orang hari
yang disingkat orang hari (OH), yaitu sama dengan upah
pekerjaan dalam 1 hari kerja (8 jam kerja termasuk 1 jam istirahat
atau disesuaikan dengan kondisi setempat). (SNI – AHSP 2016)
2 Koefisien Tenaga Kerja
Koefisien ini adalah faktor yang menunjukkan lamanya
pelaksanaan dari tenaga kerja yang diperlukan untuk
menyelesaikan satu satuan volume pekerjaan. Faktor yang
mempengaruhi nilai koefisien tenaga kerja adalah jenis pekerjaan,
jumlah tenaga kerja dan tingkat keahlian tenaga kerja. Nilai
koefisien ini telah diatur dan ditetapkan dalam SNI Analisis Harga
Satuan Pekerjaan
3. Harga Satuan Bahan
Hal – hal yang diperlukan untuk menghitung harga satuan
bahan adalah harga dasar bahan itu sendiri dan koefisien bahan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan.
1 . Harga Satuan Dasar Bahan
Faktor yang mempengaruhi harga satuan dasar bahan
adalah kualitas, kuantitas dan lokasi asal bahan. Faktor – faktor
yang berkaitan dengan kuantias dan kualitas bahan harus
ditetapkan dengan mengacu pada spesifikasi tertentu. Standar
harga satuan dasar bahan bisa didapatkan melalui survey
dengan melakukan analisis pasar atau bagi tiap daerah sudah
mempunyai acuan yang telah ditetapkan oleh pejabat setempat
dengan menerbitkan Standar Belanja Daerah.
2 Koefisien Bahan
Nilai koefisien bahan adalah jumlah bahan yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan satu satuan pekerjaan. Nilai ini sudah
diatur dalam standar SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan.
7
Misalnya, untuk membuat 1 m3 pasangan pondasi batu belah
1SP:5PP adalah :
1.2 m3 Batu Belah
136 kg Semen Portland
0.544 m3 Pasir Pasang
Sehingga bisa dirumuskan untuk menghitung harga satuan
bahan adalah sebagai berikut :

Harga Satuan Bahan = Harga Standar Bahan x Koefisien Bahan (3)

4. Harga Satuan Alat


Faktor – faktor yang mempengaruhi harga satuan alat adalah adalah :
jenis perlatan, efisiensi kerja, kondisi cuaca, kondisi medan dan jenis
material yang digunakan. Khususnya bagi alat berat, faktor – faktor yang
mempengaruhinya adalah : biaya bahan bakar, biaya perbaikan dan
pemeliharaan, biaya penggantian bagian peralatan aus yang tinggi,
mobilisasi dan demobilisasi.
1 . Harga Dasar Alat
Pada pekerjaan tertentu yang membutuhkan alat berat,
pengadaan alat berat bisa dilakukan dengan beli atau sistem
sewa. Berdasarkan Permen PUPR No. 28 PRT/M/2016 dalam
perhitungan beli atau sewa alat, bisa menggunakan rujukan
Perpres yang mutakhir yaitu Perpres Nomor 16 Tahun 2018.
Apabila tidak ada, dapat menggunakan Permen PUPR Nomor
15/KPTS/M/2004 dengan memperhitungkan faktor inflasi.
Disamping itu, harga dasar alat bisa didapatkan dengan
melakukan analisis pasar dengan melakukan survey harga
pasar terhadap perusahan- perusahan pengadaan alat berat
2 Koefisien Produktivitas Alat
Koefisien alat adalah nilai produktivitas alat untuk
menyelesaikan satu satuan pekerjaan tertentu. Faktor yang
mempengaruhi nilai koefsien tersebut adalah jenis alat,
kapasitas produksi alat, jenis pekerjaan, kondisi medan,
keahlian operator.
8
Nilai koefisien tersebut sudah dihitung dan ditetapkan dalam
AHSP-SNI. Misalnya, untuk mengerjakan 1 m3 Galian

0,03722 jam Excavator

Sehingga bisa dirumuskan bahwa untuk menghitung harga


satuan alat adalah sebagai berikut :

Harga Satuan Alat = Harga Dasar Alat x Koefisien Alat

5. Biaya Umum dan Keuntungan (Overhead & Profit)


Biaya umum atau biaya tidak langsung adalah total biaya yang
dibutuhkan diluar daripada pekerjaan konstruksi (biaya langsung).
Biaya tidak langsung diperuntukkan sebagai penunjang dari
kegiatan konstruksi tersebut. Biaya umum harus
memperhitungkan hal – hal tersebut :
1. Biaya kantor pusat yang bukan dari biaya pengadaan untuk
setiap mata pembayaran
2. Biaya upah pegawai kantor lapangan
3. Biaya manajemen (bunga bank, jaminan bank, tender, dan
lain-lain)
4. Biaya akuntansi
5. Biaya pelatihan dan auditing
6. Biaya perizinan dan registrasi
7. Biaya iklan, humas dan promosi
8. Biaya kantor, listrik, telepon, dll
9. Biaya pengobatan pegawai kantor/lapangan
10 Biaya pertemuan/rapat
11. Biaya asuransi diluar peralatan
12. Biaya K3
Biaya umum ini dihitung berdasarkan persentase dari biaya
langsung yang tergantung waktu pelaksanaan proyek, besarnya
tingkat bunga yang berlaku dan lain sebagaimana sesuai
ketentuan. Keuntungan (profit) sudah termasuk kedalam biaya
resiko pekerjaan selama masa pelaksanaan dan pemeliharaan.

9
Batasan yang tegas mengenai jumlah maksimum biaya
overhead dan keuntungan yang dapat diperoleh penyedia dalam
peraturan pengadaan barang dan jasa pemerintah tidak dapat
ditemukan. Aturan mengenai biaya overhead dan keuntungan
dalam Peraturan Presiden hanya terkait proses penyusunan HPS
sebagaimana dijelaskan di pasal 66 ayat (8): “HPS disusun dengan
memperhitungkan keuntungan dan biaya overhead yang dianggap
wajar, Contoh keuntungan dan biaya Overhead yang wajar untuk
PekerjaanKonstruksi maksimal 15% (lima belas perseratus)”.

Contoh Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pondasi

10
D. Pembelajaran RAB dalam Perkuliahan
Prinsip dasarnya, perhitungan Rencana Aggaran Biaya (RAB) adalah
total hasil kali antara kuantitas atau volume setiap item pekerjaan
dengan harga satuan pekerjaan. Volume pekerjaan didapatkan dengan
membaca serta menghitung dari gambar desain. Sedangkan harga
satuan pekerjaan dihitung berdasarkan harga satuan upah, harga
satuan bahan dan harga satuan alat

11
Daftar Upah

Daftar Analisis

Daftar Harga
Bahan

Daftar Harga
Satuan
Pekerjaan

Anggaran Rekapitulasi
Tiap Anggaran
Pekerjaan Biaya
Gambar

Daftar Volume
Pekerjaan

Spesifikasi
Gambar

11
BAB II
BUILDING
INFORMATION
MODELLING
(BIM)
A. Building Information Modeling (BIM)
Building Information Modeling (BIM) adalah sebuah sistem di
bidang arsitektur, teknik, dan konstruksi yang mampu
mensimulasikan seluruh informasi di dalam proyek pembangunan ke
dalam model 3D yang berfungsi sebagai sarana untuk membuat
perencanaan, perancangan, pelaksanaan pembangunan, serta
pemeliharaan bangunan tersebut beserta infrastukturnya bagi semua
pihak yang terkait di dalam proyek seperti konsultan, owner, dan
kontraktor.
BIM sudah berkembang di negara-negara maju. Sebagian besar
perusahaan konstruksi di Indonesia masih menggunakan perangkat
lunak konvensional seperti AutoCad untuk desain gambar, SAP untuk
analisa struktur, Ms. Excel untuk perhitungan volume dan biaya, dan
Ms. Project untuk penjadwalan. BIM mengubah seluruh konsep
perencanaan dengan memperkenalkan suatu proses untuk
mengembangkan desain dan dokumentasi konstruksi. Dokumen
konstruksi seperti gambar, rincian pengadaan, dan spesifikasi lainnya
dapat dengan mudah saling terkait.
Informasi yang terkandung dalam BIM dapat menghasilkan analisis
yang lebih lengkap dan akurat dibandingkan proses tradisional serta
memiliki potensi untuk mengintegrasikan sejumlah besar data di
beberapa disiplin ilmu sepanjang siklus hidup bangunan (lifecycle
building).
BIM dapat mendukung dan meningkatkan praktik bisnis industry
Architect Engineer and Construction (AEC). Menurut Jason dan Umit
(2011) BIM sangat bermanfaat dalam bidang konstruksi salah satunya
saat tahapan desain. Manfaat BIM saat mendesain yaitu:
1. Visualisasi desain yang lebih akurat
2. Tingkat koreksi tinggi ketika membuat perubahan desain
3. Menghasilkan gambar 2D yang akurat dan konsisten disetiap
tahap desain
4. Beberapa kolaborasi disiplin desain
5. Memudahkan pemeriksanaan terhadap desain
6. Memperkirakan biaya selama tahap desain
7. Meningkatkan efisiensi energi dan keberlanjutan

12
Kekurangan dari metode BIM adalah sebagai berikut:
1. Cost Software
Untuk mempratekkan sistem BIM diperlukan software
penunjang, seperti Autodesk Revit, Autodesk Robot Stuctural
Analysis, dan sebagainya. Untuk menggunakan software tersebut
diperlukan linsensi yang harus dibeli dengan biaya yang cukup
mahal. Dalam studi ini, software yang digunakan berlinsensi
student sehingga tidak dipungut biaya.
·Pusat Server (Library)
2. Dengan adanya library ini, semua barang dan bahan yang
berada di suatu daerah dapat diketahui ketersedian dan
harganya. Library ini sudah diterapkan pada beberapa negara
seperti Amerika Serikat, RRC, Jepang. sebagian besar negara
Eropa, sedangkan untuk Indonesia sendiri belum diterapkan oleh
3. software BIM
Kapabilitas Sumber Daya Manusia
Kemampuan individu untuk mengoperasikan software BIM masih
sangat minim. Maka itu perlu dilakukan pelatihan oleh lembaga-
lembaga terkait baik pemerintah (Kementrian Pembangunan dan
Perumahan Rakyat) maupun swasta.

BIM pada umumnya dimanfaatkan untuk desain dan menghasilkan


data yang diperlukan dalam proses konstruksi. Aplikasi BIM
menyediakan model gambar yang mengandung banyak informasi.
Berikut ini perangkat lunak BIM yang sering digunakan:

13
Pemodelan BIM tidak hanya mereprentasikan 2D dan 3D saja,
namun selain 3D, keluarannya dapat diperoleh 4D, 5D, 6D, 7D dan
bahkan sampai 8D. 3D berbasis obyek pemodelan parametric, 4D
adalah urutan dan penjadwalan material, pekerja, luasan area, waktu,
dan lain-lain, 5D termasuk estimasi biaya dan part-lists, dan 6D
mempertimbangkan dampak lingkungan termasuk analisis energi
dan deteksi konflik, 7D untuk fasilitas manajemen, serta 8D untuk
rencana keselamatan.

14
B. Cubicost
Glodon Softwere Limited berdiri pada tahun 1998 yang berfokus
pada Architecture Engineering dan Construction Industri yang
menyediakan aplikasi professional Building Information Modelling
(BIM) itu sendiri. BIM yang disediakan oleh glodon sudah merambah
ke berbagai negara diantaranya UK, Sweden, Findland, China,
Hongkong, Malaaysia, Singapura, Indonesia, India, dan US.

15
Cubicost adalah rangkaian aplikasi atau perangkat lunak terkini
yang diproduksi oleh Glodon Costing Solution untuk pasar
internasional. Perangkat lunak ini khusus untuk membantu
perhitungan quantity take off dan juga pricing. Cubicost berasal dari
dua kata, yaitu “cube/ kubus” dan “cost/ biaya”. Kubus mencerminkan
bahwa produk ini menerapkan Building Information Modeling (BIM)
sebagai teknologi inti, sedangkan ‘Biaya’ menunjukkan peran dari
perangkat lunak ini yaitu memberikan solusi pada perhitungan
pembiayaan.
Cubicost ini sangat berguna untuk bagian QS Engineer dan
Estomator, karena dengan memanfaatkan perangkat lunak ini dapat
menghasilkan ketepatan perhitungan yang akurat. Glodon Costing
Solution dalam membantu bidang tersebut, menyediakan Cubisoct
terdiri dari empat series, dengan setiap seriesnya memiliki fokus
fungsi masing-masingnya dalam membantu perhitungan quantity dan
menghitung pembiayaan konstruksi. Berikut ini merupakan jenis
serial Cubicost yang disediakan oleh Glodon Costing Solution :
1. Cubicost Take-off Architecture and Structure (TAS), digunakan
khusus untuk take-off quantity pada elemen arsitektur, struktur
serta finishingnya.
2. Cubicost Take-off reinforcement Bar (TRB), digunakan khusus
untuk takeoff quantity pada elemen pembesian dengan detail dan
akurat.
3. Cubicost Take-off Mechanical & Electrical (TME), digunakan khusus
untuk membantu take-off quantity mekanikal, termasuk pada
elemen elektrikal dan plumbing-nya.
4. Cubicost Take-off Bill of Quantities (TBQ), digunakan khusus
dalam pembuatan Bill of Quantity dan pembiayaan pada
konstruksi.
Semua produk Cubicost diatas berfokus pada kebutuhan bisnis
survei kuantitas yang berbeda. Semuanya secara bersama-sama bisa
mencakup persyaratan umum dalam bisnis estimasi biaya konstruksi.
Hasilnya, estimasi biaya pun lebih efisien, akurat, dan professional.
Cara ini lebih efektif dibanding memakai metode tradisional.

16
1. Cubicost Take off For Struckture (TAS)
Fungsi TAS ini adalah untuk menghitung volume pekerjaan struktur
dan arsitektur berbasis 3D Modelling, dimana 3D modelling tersebut
sudah bisa kita atur standart-standart perhitungannya sesuai dengan
pada saat perhitungan volume pekerjaan. Item-item yang dapat
dihitunga di dalam pekerjaan struktur itu yaitu pondasi, kolom, balok,
pelat, dinding, galian, dan timbunan, kemudian output yang didaptkan
adalah pekerjaan concretnya, pekerjaan formworknya perhitungan
volume atau pembesiaanya secara rasio atau secara kg/m3 itu untuk
yang struktur. Kemudian untuk pekerjaan arsitekturnya itu sendiri, item
yang bisa kita hitung itu adalah pekerjaan partisi dinding dengan
output m2, pekerjaan pintu dan jendela dengan output unit pintu dan
jendelanya bisa mendapatkan total Panjang bingkai kusennya juga
kitab bisa mendapatkan luasan dari opening pintu dan jendela
tersebut, pekerjaan finishing dengan output pekerjaan plesteran, acian,
pekerjaan cat, pekerjaan finishing lantai kita bisa mendapatkan luasan
pekerjaan finishing lantainya, selanjutnya kita bisa menghitung
pekerjaan plafond atau ceiling ada dua tipe yang kita dapatkan
pertama plafond yang berupa expose/skimcoat dan juga plafond yang
berupa suspended ceiling, seperti gypsum board, GRC kemudian
acoustic tile dan sebagainya.
Selanjutnya juga di dalam cubicost TAS ini kita juga bisa menghitung
volume pekerjaan struktur baja secara garis besarnya saja,
(mainframenya saja yang kita hitung. Dalam cubicost TAS ini kita juga
bisa memecah volume-volume pekerjaan tersebut berdasarkan zonasi
atau zoning pekerjaan, kita juga bisa menghitung progress claim dari
modelling yang sudah kita buat kita juga bisa menhitung update
volume pekerjaan per masing-masing sequence.

17
2. Cubicost Take off For Rebar (TRB)
Aplikasi kedua dari Cubicost ini yaitu Cubicost TRB kita gunakan untuk
menghitung volume pekerjaan penulangan, pembesian, atau
reinforcement berdasarkan 3 dimensi, dimana nanti hasil outputnya
adalah satu, kita bisa mendapatkan volume pembesian secara detai
baik secara total Panjang besinya, kemudian juga secara total berat
besinya kemudian total tekukan dan bengkokan besinya juga kita
dapatkan kita juga bisa menyesuaikan standar perhitungan yang sudah
ditetapkan oleh perencana di dalam dokumen gambar kerja atau
general notes bisa kita aplikasikan ke dalam Cubicost TRB ini sehingga
hasil perhitungan pembesian kita menjadi sangat akurat dan benar
3. Cubicost Take off For Mechanical and Electrical (TME)
Yang ketiga aplikasi Cubicost TME itu digunakan untuk menhitung
volume pekerjaan MEP berbasis 3D diman item yang dapat kita hitung
itu adalah plumbing dan sanitary baik itu pipa dan aksesorisnya
kemudian pekerjaan electrical (pekerjaan kabel dan aksesorisnya
electrical seperti titik lampu, saklar, dsb) kemudian kita juga bisa
menghitung heating and gas (menghitung total Panjang pipanya
beserta aksesorisnya pekerjaan gasnya itu sendiri), selanjutnya kita
juga bisa menghitung air conditioning dan ventilation kita bisa
menghitunga luasan ductinnya, Panjang ductingnya, menhitung unit-
unit dari air condition tersebut, kita juga bisa menghitung volume
pekerjaan electronical baik itu item-itemnya seperti sound system,
alarm, cctv kita juga bisa menghitung pamjang instalasi kabelnya,

18
4. Cubicost Take off For Bill Quantity (TBQ)
Terakhir adalah Cubicost TBQ, dimana kita membuat rencana
anggaran biaya berdasarkan template yang sudah disedikan di dalam
alplikasi ini dan juga sudah terintegrasi antara item pekerjaan serta unit
princenya, jadi Analisa harga satuannya juga kita bisa input ke dalam
Cubicost TBQ ini sehingga nanti disini kita tidak perlu lagi membuat link
dari file yang luar, jadi sudah terintegrasi di dalam satu sistem,
kelebihan TBQ ini sendiri juga bisa terkoneksi dengan aplikasi 3D
modelling khususnya TAS dan TRB sehingga kalua seandainya di
aplikasi TAS atau TRB filenya mengalami update atau ada perubahan
revisi modelling volume pekerjaan yang sudah kita input ke dalam TBQ
otomatis akan terupdate dengan sendirinya

19
BAB III
MODELLING
MENGGUNAKAN
CUBICOST TAS
A. Persyaratan
Untuk memulai mengerjakan pada cubicost TAS ini membutuhkan
PC atau laptop dengan persyaratan standar minimal 8GB dengan
operating system Windows 7,8,10 64-bit. lisensi serta instalisasi
softwere juga diperlukan agar dapat mengakses softwere yang
diluncurkan oleh perusahaan glodon ini.

20
B. Lembar Kerja
Untuk memulai mengerjakan pada cubicost TAS ini cukup
mudah dalam penggunaanya yaitu
buka cubicost TAS lalu masuk dengan akun yang sudah terdaftar
lisensinya

kemudian tampilan akan seperti gambar diatas namun belum ada


file yang pernah dikerjakan apabila masih pengguna baru, untuk
memulainya cukup dengan klik tombol + baru pada pojok kiri atas
dan beri judul projek yang akan dikerjakan

21
kemudian tampilannya menunya akan seperti gambar di
bawah

untuk mengmasukkan gambar bisa pada menu identifikasi


kemudian pengatur gambar kemudian tambah gambar
kemudian pilih gambar cad atau pdf yang sudah ada

jika dalam gambar terlalu banyak bisa kita pisahkan


menggunakan "pisah gambah" kemudian klik kiri dan klik kanan
pada namanya atau bisa memberi nama secara manual dan
gambar akan terpisah pada pengatur gambar sebelah kanan

untuk gambar yang sudah terpisah akan terdapat kotak


berwarna merah kemudian klik dua kali pada nama gambar
yang telah dipisah disebelah kanan untuk masuk ke gambar
yang dipisah untuk mulai mengerjakan

22
C. Pembuatan Grid dan Setting Ketinggian Lantai
Fungsi dari grid ini sendiri adalah untuk mensejajarkan seriap
lantai, sedangkan untuk setting lantai itu sendiri untuk menentukan
ketinggian dari atas plat sampai atas plat lantai selanjutnya juga
dapat menentukan jenis beton yang akan digunakan tiap lantai
tersebut
Untuk pembuatan grid itu sendiri terdapat 2 cara yaitu dengan
otomatis dan dengan manual, langkah untuk membuat grid otomatis
adalah sebagai berikut:
pada menu identifikasi pilih "pilih label" kemudian pilih grid
kemudian kilik kanan
lalu pilih "pilih label" disebelahnya lalu klik label gridnya lalu klik
kanan
kemudian pilih "identifikasi otomatis" maka grid sudah muncul
Untuk pembuatan grid dengan manual, langkah untuk membuat
grid otomatis adalah sebagai berikut:
pada elemen sebelah kiri pilih grid kemudian pilih tanda + pada
sebelah kananya untuk menambah grid
lalu urutan memasukkan gridnya apabila mulai dari bawah
dimasukkan ukuran urut dari kiri kekanan kemudian untuk untuk
yang keatas urut dari bawah keatas

Kemudian untuk seting lantai


masuk ke pengaturan proyek lalu pilih pengaturan lantai lalu
setting lantai sesuai kebutuhan

23
D. Pekerjaan Rencana Pondasi
Ada berbagai jenis pondasi yang dapat diterapkan sesuai
kebutuhan akan tetapi pada pondasi menerus harus memasukkan
pondasinya dua kali karena ada sub elemennya
pada elemen sebelah kiri pilih pondasi dan pilih pondasi
menerus
pilih tanda + untuk menambahkan pondasi dan lakukan dua
kali karena pada pondasi menerus ada dua sub elemennya dan
sesuaikan ukurannya pada editor atribut dengan logo picture
kecil untuk masuk ke pengeditan ukuran pondasi

atur juga letak pondasi dari muka tanah


gambarkan pondasi pada rencana pondasi yang telah
direncanakan

gunakan "tampilan dinamis" untuk mengecek modelingnya

24
lakukan hal yang sama pada sloof
untuk membuat galian gunakan "membuat galian otomatis"
pada menu gambar maka otomatis galian akan terbentuk
dengan memasukkan beberapa data tambahan

galian akan otomatis dibuat

25
E. Pekerjaan Kolom

pada elemen sebelah kiri pilih kolom


pilih tanda + untuk menambahkan kolom baru dan pilih bentuk
kolom sesuai desain
edit lebar dan tinggi penampang

letakkan kolom pada lokasi yang telah direncanakan

lakukan pada setiap lantai untuk peletakan kolom yang


berbeda, tetapi apabila lokasi kolom sama untuk lantai
berikutnya bisa menggunakan fitur "salin berdasar lantai" untuk
mempercepat modelling

26
kolom akan diterapkan dari plat bawah sampai plat atas, tetapi
untuk kolom yang berbeda ketinggian bisa diatur pada editor
atribut dengan menambahi +(ketinggian yang di inginkan) pada
elevasi atas

cek penempatan maupun ketinggian kolom menggunakan 3d


modelling untuk kesesuaian dengan gambar rencana

27
F. Pekerjaan Dinding
pada elemen sebelah kiri pilih dinding
pilih tanda + untuk menambahkan dinding baru dan pilih
dinding sesuai kebutuhan, terdapat dinding bata, dinding
partisi, dinding partisi dan lain sebagainya
gambarkan dinding sesuai rencana yang telah dibuat

lakukan pada setiap lantai dan jangan lupa cek kesesuaian


rencana dinding yang telah dibuat menggunakan 3d modelling

28
G. Pekerjaan Kusen
Ada berbagai jenis kusen yang terdapat pada suatu bangunan,
baik itu kusen untuk pintu maupun kusen untuk jendela tetapi dalam
modellingnya cukup mudah yaitu sebagai berikut :
pada elemen sebelah kiri pilih bukaan pintu / jendela
pilih tanda + untuk menambahkan kusen, atur lebar dan tinggi
kusen sesuai rencana

setelah pengaturan ukuran kusen selesai baik itu untuk kusen


pintu maupun jendela, langkah selanjutnya yaitu meletakan
kusen sesuai rencana peletakan kusen

29
kusen akan diterapkan dari plat bawah sampai setinggi kusen,
tetapi untuk kusen yang mengambang bisa diatur pada editor
atribut dengan menambahi +(ketinggian yang di inginkan) pada
elevasi atas

lakukan peletakan kusen pada setiap lantai dan cek posisi


kusen sudah sesuai dengan perencanaan menggunakan 3d
modelling

30
H. Pekerjaan Balok
Untuk pekerjaan balok sendiri diletakkan pada atas tembok dan
digunakan untuk peletakan plat lantai atas, untuk modellingnya
sebagai berikut :
pada elemen sebelah kiri pilih balok
pilih tanda + untuk menambahkan balok sesuai bentuk yang
diinginkan

gambarkan balok sesuai perencanaan


apabila balok ketinggiannya berbeda bisa diatur pada editor
atribut dengan menambahi +(ketinggian yang di inginkan) pada
elevasi atas
jangan lupa cek modelling yang telah di buat dengan 3d
modelling untuk kesesuainnya

31
I. Pekerjaan Atap
Bentuk atap sendiri ada berbagai macam bentuk dan pilihan
bahan penutupnya. pada cubicost TAS ini kita juga dapat
memodelkan atap yang ingin kita buat untuk pemodelan atap yaitu
sebagai berikut :
pastikan sudah berada pada lantai yang tepat, misalnya atap
terletak pada atas lantai 2 maka atap di letakkan pada lantai 3
pada elemen sebelah kiri pilih "lainnya" dan pilih "Atap"
pilih tanda + untuk menambahkan atap

untuk menambahkan jenis atap bisa di klik pada bawah editor


atribut dan impor gambar yang diinginkan

32
lalu gambarkan atap menggunakan line sesuai rencana atap

untuk memecah atap yang masih dalam satu gambar bisa pilih
atapnya terlebih dahulu kemudian klik kanan pata atap lalu
pilih "pisah"

pisahkan bagian per bagian sesuai bentuk atap yang


direncanakan

33
kemudian agar atap dapat membentuk 3d klik kanan pada atap
pilih "kemiringan" lalu "kemiringan dengan tiga titik"
akan ada kolom angka pada tiap titik atap lalu masukkan
ketinggian pada tiap titik atap tersebut sesuai perencanaan
lakukan pada tiap bagian tap
apabila apat luas dapat menggunakan fitur miror untuk atap

jangan lupa cek kesesuaian rencana atap modelling


menggunakan 3d modelling

34
J. Pekerjaan Rangka Atap
Rangka atap kita kali ini menggunakan atap baja. Untuk pemodelan
krangka atap yaitu sebagai berikut :
pada elemen sebelah kiri pilih "kain baja" kemudian "balok baja
komposit"
pilih tanda + untuk menambahkan baja sesuai bentuk dan
ukuran yang direncanakan

setelah sudah digambar kerangka atapnya untuk menyamakan


ketinggian atapnya bisa menggunakan "ratakan dengan atap"
agar balok yang telah digambar mengikuti ketinggian atap
jangan lupa cek kesesuaian perencanaan dengan modelling
menggunakan 3d modelling

35
K. Pekerjaan Finishing
Dalam cubicost TAS ini pekerjaan finishing bisa dilakukan sekaligus
menggunakan fitur ruangan. fitur ruangan mencakup finsihing lantai
yang digunakan, plafond yang dipakai, finishing dinding dan lain
sebagainya. Untuk pemodelan finishing yaitu sebagai berikut :

pada elemen sebelah kiri pilih finishing


pilih tanda + untuk menambahkan finishing ruangan
pilih finishing apa saja yang akan diterapkan pada ruang
tersebut

untuk pengaplikasiannya bisa menggunakan titik/garis

36
L. Melihat Hasil Perhitungan
setelah semua perencanaan sudah selesai dimodelkan maka
langkah terakhir yaitu melihat hasil perhitungan semua pemodelan.
Untuk pemodelan melihat perhitungannya yaitu sebagai berikut :
pada function tab pilih "kuantitas"
pilih tanda ∑ (hitung) dan pilih semua item yang ingin dihitung

untuk melihat hasil perhitungan pilih "lihat kuantitas


berdasarkan kategori" dan pilih item yang ingin dilihat hasil
perhitungannya

37
perhitungan item bisa dipilih dengan mengeklik nama item
disebelah kanan maka akan tempil hasail perhitungannya
hasil perhitungan juga bisa di ekspor kedalam ecel untuk
perhitungan lebih lanjut

38
BAB III
MODELLING
MENGGUNAKAN
CUBICOST TME
A. Persyaratan

Anda mungkin juga menyukai