H
P3 = 20 KN P5 = 20 KN
4
M M
4
11
8
30°
E I
9 10
P2 =20 KN 7 P6 = 20 KN
13 4
M M
4
F3
G
12
4 5 F 14 16
C 15
J
6
P1 = 20 KN P7 = 20 KN
3 17
4
K
M M
1
4
D 19
18
2
A F5 B
F3
y
Gambar 5.34. Contoh soal metode Ritter
103
Mekanika Teknik II
Pada struktur rangka di atas, akan dicari gaya batang 4,5,6 dan 7.
Untuk itu dibuat potongan yang melalui batang-batang tersebut. Potongan
maksimal melalui tiga batang yang belum diketahui gaya batangnya.
Potongan dapat dibuat melalui lebih dari tiga batang jika beberapa gaya
batang dalam potongan tersebut telah diketahui besar gayanya. Oleh
karena itu, dalam penyelesaian soal ini akan dibuat dua potongan, yaitu
potongan 1-1 yang melalui batang 4,5, dan 6, dan potongan 2-2 yang
melalui batang 6, 7, dan 8.
Langkah awal penyelesaian gaya batang dengan metode Ritter sama
dengan pada metode yang lain, yaitu memeriksa kestabilan struktur
rangka kemudian dilanjutkan dengan mencari reaksi pada masing-masing
tumpuan.
a. Pemeriksaan kestabilan rangka batang:
n=2J–R
19 = 2 x 11 – 3
19 = 19 (ok)
b. Penentuan besarnya reaksi tumpuan:
RA RB
p 7 20 70kN
2 2
c. Perhitungan gaya batang:
E
1
P1 =20 KN
M
4
F
4 5
C L3 6
P1 = 20 KN
3 1
M
1
4
D
2
A L1
L2
104
Mekanika Teknik II
L2 = AD x Cos 30
= 4,141 x 0,866
L2 = 3,586 m
L3 = 4 x tan 15
= 4 x 0,267
= 1,068 m
∑MD = 0
RA . L2 – P1 . L2 – P2 . (L2 – L1) – F4 . L3 = 0
70 . 3,586 – 20 . 3,586 – 20 . (3,586- 2,828) – F4 . 1,068 = 0
F4 = 153,69 kN (tekan)
Untuk mencari gaya batang 5, ditinjau keseimbangan momen
pada titik simpul F. Pemilihan titik simpul F ini karena dari ketiga
batang dalam potongan 1-1 (batang 4,5, dan 6), batang 5 dan 4 yang
mempunyai jarak terhadap titik F, sedangkan batang 6 berjarak 0
terhadap titik F. Karena gaya batang 4 sudah diketahui, maka
besarnya gaya batang 5 dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan keseimbangan momen pada titik simpul F. Disini
105
Mekanika Teknik II
P2 =20 KN
M L4
4
F
4 5
C 30°
6
P1 = 20 KN
3
M
1
4
D
2
RA
L4 = Sin 30 x DF
= 0,5 . 4,141
= 2, 070 m
∑MF = 0
RA . 2L2 – P1 . 2L2 – P2 . (2L2 – L1) – F4 . 2L3 + F5 . L4 = 0
70 . 2 . 3,586 – 20 . 2.3,586 – 20 . (2 . 3,586 – 2,828) – 153,69 .
2.1,068 + F5 . 2,070 = 0
F5 = 27,32 kN (tarik)
106
Mekanika Teknik II
P2 =20 KN L5
M
4
F
4 5
C 30°
6
P1 = 20 KN
3
M
1
4
D
2
RA
L5 = Sin 30 x DE
= 0,5 . 4,141
L5 = 2,070 m
∑ME = 0
RA . 2L1 – P1 . 2L1 – P2 . L1 – F6 . L5 = 0
70 . 2 . 2,828 – 20 . 2.2,828 – 20 . 2,828 – F6 . 2,070 = 0
F6 = 109,29 kN (tarik)
107
Mekanika Teknik II
H
P3 = 20 KN
M
4
E
P2 =20 KN 7
M
4
4 5 F
C
6
P1 = 20 KN
3
M
1
4
D
2
RA
108
Mekanika Teknik II
H
P3 = 20 KN
M
4
E
P2 =20 KN 7
M
4
4 5 F
C
3 6
P1 = 20 KN
L6
M
1
4
D
15°
2
RA
L6 = Sin 15 . AC
= 0,259 . 4
= 1,036 m
∑MC = 0
RA . L1 – P1 . L1 + P2 . L1 – F6 . L6 – F7 . CE = 0
70 . 2,828 – 20 . 2,828 + 20 . 2,828 – 109,29 . 1,036 – F7 . 4 = 0
F7 = 21,18 kN (tekan)
109
Mekanika Teknik II
E. Pertanyaan kunci
Jelaskan karakteristik gaya dalam pada batang-batang penyusun
struktur rangka!
F. Soal
1. Hitung besarnya gaya-gaya batang pada struktur rangka berikut ini
dengan metode Cremona !
2 KN
2 KN 2 KN
1 KN
1
KN 30° 30°
1m 1m 1m 1m
110
Mekanika Teknik II
E 4 F 5 G
6 7 8 9 10 11
4m
60° 1 2 3
A B
C D
P1=1 kN P4=4KN
P2=2KN P3=3KN
4m 4m 4m
P= 10
P= 15
P= 10 P= 5
3m 3m 3m
111
Mekanika Teknik II
4
4m
5
3m 3m 3m 3m 3m 3m 3m 3m
G. Tugas
1. Tentukan besarnya gaya-gaya batang pada struktur rangka berikut ini
dengan metode Cremona!
112
Mekanika Teknik II
P3 = 30 kN P4 = 40 kN
P4= 30 kN
P3= 20 kN P5= 20 kN
P2= 20 kN P6= 20 kN
P1 = 10 kN P7= 10 kN
113
Mekanika Teknik II
16 x 2m
All P=10 kN
114
Mekanika Teknik II
Dengan
τ = tegangan geser (N/mm2, Mpa)
Fs = gaya geser total (N)
A = Luas permukaan bidang yang menerima geser (mm2)
Sedangkan regangan geser adalah berupa sudut (γ) yang merupakan
ukuran distorsi atau perubahan bentuk dari elemen penampang batang
yang disebut sebagai regangan geser.
Bab 3.Sebut dan jelaskan persamaan dasar titik berat penampang dan
momen inersia penampang!
Jawab:
Persamaan dasar titik berat penampang:
Dengan
xo : Jarak titik berat benda gabungan dari sumbu referensi y
yo : Jarak titik berat benda gabungan dari sumbu referensi x
xi : Jarak titik berat benda ke-i dari sumbu referensi arah y
yi : Jarak titik berat benda ke-i dari sumbu referensi arah x
Ai : Luas benda ke-i
115
Mekanika Teknik II
Ix y ' 2 dA
dan
Iy x' 2 dA
Dengan
y’ : jarak terhadap sumbu x
x’ : jarak terhadap sumbu y
A : Luas bidang
Bab 4.Apa yang menjadi syarat dua material atau lebih akan berperilaku
sebagai komposit?
Jawab:
Dua material atau lebih akan berperilaku sebagai komposit jika
diantara kedua material tersebut disatukan dengan suatu penghubung
geser yang memungkinkan kedua bahan yang disatukan tadi dapat
bekerja secara bersama-sama dalam memikul beban yang bekerja pada
struktur.
116
Mekanika Teknik II
SENARAI
117